DAFTAR ISI -...

35
DAFTAR ISI I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-3 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-4 II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ........................................... 2-1 2.2 Pendapatan Daerah ...................................................................................................... 2-16 2.3 Belanja Daerah ............................................................................................................... 2-18 2.4 Pembiayaan Daerah ..................................................................................................... 2-21 III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Transcript of DAFTAR ISI -...

Page 1: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-3 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-4

II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ........................................... 2-1 2.2 Pendapatan Daerah ...................................................................................................... 2-16 2.3 Belanja Daerah ............................................................................................................... 2-18 2.4 Pembiayaan Daerah ..................................................................................................... 2-21

III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Page 2: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan umum perubahan APBD pada dasarnya adalah

rencana tahunan yang bersifat makro, merupakan bagian dari rencana

jangka panjang daerah dan rencana jangka menengah daerah disusun

dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan

Nasional, Kebijakan Pemerintah Pusat serta Rencana Kerja Pemerintah

Daerah (RKPD).

Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUA) mengacu

pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sesuai amanat

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional.

Sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan keuangan

Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan dipertegas dalam

Permendagri nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014

bahwa substansi PPAS/PPAS Perubahan mencerminkan prioritas

pembangunan daerah yang dikaitkan dengan sasaran yang ingin

dicapai termasuk program prioritas dari SKPD terkait. Prioritas

program dari masing-masing SKPD kabupaten/kota selain disesuaikan

dengan urusan pemerintahan daerah yang ditangani dan telah

disinkronisasikan dengan prioritas program nasional yang tercantum

dalam RKP Tahun 2014 juga telah disinkronisasikan dengan prioritas

program provinsi yang tercantum dalam RKPD provinsi Tahun 2014.

KUA/PPAS Perubahan selain menggambarkan pagu anggaran

sementara untuk belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan

Page 3: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-2

sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak

terduga,serta pembiayaan, juga menggambarkan pagu anggaran

sementara dimasing-masing SKPD berdasarkan program dan kegiatan

prioritas dalam RKPD. Pagu sementara tersebut akan menjadi pagu

definitif setelah rancangan peraturan daerah tentang Perubahan APBD

disetujui bersama antara kepala daerah dengan DPRD serta rancangan

Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tersebut ditetapkan oleh

kepala daerah menjadi Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang

ditegaskan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri 27 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, bahwa perubahan

APBD dapat dilakukan apabila terjadi :

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum

APBD;

2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran

antar Satuan Kerja Perangkat Daerah, antar kegiatan, dan antar

jenis belanja;

3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan;

4. Keadaan darurat; dan

5. Keadaan luar biasa.

Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan

APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014 sampai dengan bulan

Juni2014 dan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi

dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Kota Bekasi Tahun Anggaran

2014, meliputi: penyesuaian standar satuan harga, perubahan asumsi

ekonomi makro yang telah disepakati terhadap kemampuan fiskal

daerah, penyesuaian sasaran dan hasil yang harus dicapai, perubahan

kebijakan pusat, Proyeksi Belanja yang menjadi prioritas sesuai

aspirasi masyarakat dan permasalahan aktual yang berkembang serta

adanya penjadwalan ulang beberapa kegiatan, maka harus dilakukan

Page 4: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-3

perubahan dokumenpenganggaran daerah sesuai dengan peraturan

perundangan di atas.

Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA)

dilakukan secara menyeluruh guna menampung seluruh perubahan

asumsi-asumsi dalam pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah

yang terjadi karena perubahan asumsi makro yang berimbas pada

stuktur APBD Kota Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014, maupun untuk

menampung tambahan belanja prioritas yang belum diakomodir dalam

APBD Kota Bekasi Tahun 2014.

B. Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah adalah :

1. Memberikan pedoman umum atas perubahan asumsi-asumsi

kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2014;

2. Menyesuaikan perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli

Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah;

3. Menyesuaikan penetapan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu (SILPA) ;

4. Menyesuaikan dampak kebijakan kewajiban pemakaian bahan

bakar minyak non subsidi bagi kendaraan dinas sebagaimana

diamanatkan dalam Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

500/1518/SJ tanggal 24 April 2012 tentang Antisipasi Dampak

Ekonomi Global;

5. Menyesuaikan perubahan kebijakan pemerintah pusat terkait Dana

Alokasi Khusus;

6. Menyelesaikan kegiatan fisik yang belum selesai pada APBD Tahun

Anggaran 2014.

7. Menyesuaikan perubahan pemberian hibah dan bantuan sosial

dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

Sosial yang bersumber dari APBD;

8. Melakukan perubahan kebijakan pengganggaran terkait dinamika

permasalahan yang timbul di masyarakat yang perlu mendapat

Page 5: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-4

penanganan secara cepat dengan memperhatikan prioritas nasional,

regional dan daerah;

9. Melakukan penajaman prioritas kegiatan melalui pergeseran

anggaran, penambahan alokasi anggaran dan penjadwalan ulang

beberapa kegiatan dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014;

10. Melakukan penyesuaian penempatan kode rekening sesuai

ketentuan yang berlaku.

C. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Kota

Bekasi Tahun 2014, secara spesifik legal formal mendasarkan pada

peraturan perundang-undangan berikut :

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang - Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang - Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang - Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4437),sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Page 6: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-5

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,

Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700);

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

10. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4846);

11. Undang - Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5049);

12. Undang - Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik9

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara

Republtk Indonesia Nomor 4502);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Page 7: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-6

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4575);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4576);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan

Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan

perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Tata Kerja Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 8: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-7

Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 21);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4816);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4833);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan

Profesi guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen serta

Tunjangan Kehormatan Professor (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5016);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah,

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5

29. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Pembentukan Wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan Kota

Bekasi;

30. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah Kota Bekasi;

31. Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 13 Tahun 2011 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031;

Page 9: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 I-8

32. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi Tahun 2005-

2025;

33. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 11 Tahun 2013 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun 2013-

2018;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2014

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

38. Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 tentang Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2014.

Page 10: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-1

BAB II

PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD

A. Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

1. Kondisi Perekonomian Nasional

Kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2014 tidak terlepas

dari kinerja perekonomian global. Revisi ke bawah outlook

pertumbuhan ekonomi negara-negara maju oleh IMF dan World Bank

turut mempengaruhi perkiraan kinerja perekonomian Indonesia,

khususnya melalui jalur perdagangan dan arus modal. Perkiraan

pertumbuhan ekonomi global 2014 yang masih relatif lemah,

berdampak pada perlunya dilakukan penyesuaian terhadap outlook

kinerja ekspor Indonesia. Pada saat yang sama, kondisi likuiditas

global yang lebih ketat akan mempengaruhi likuiditas domestik dan

suku bunga dalam negeri, yang pada akhirnya akan mempengaruhi

aktivitas investasi. Lebih lanjut, terjadi perubahan tingkat

keseimbangan nilai tukar yang akan berdampak pada pergerakan dan

aktivitas usaha dan ekonomi di dalam negeri.

Selain dampak perubahan kondisi perekonomian global,

perkiraan kinerja perekonomian domestik tidak lepas dari realisasi

kinerja perekonomian tahun lalu. Dinamika dan perkembangan

ekonomi domestik yang terjadi menyebabkan adanya perubahan

basis perhitungan dan perkiraan terhadap outlook variabel-variabel

asumsi dasar ekonomi makro. Dengan menyadari hal-hal tersebut,

maka besaran-besaran asumsi dasar ekonomi makro perlu

disesuaikan kembali.

Dalam RAPBN Perubahan tahun 2014, proyeksi pertumbuhan

ekonomi mengalami penyesuaian dari perkiraan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2014 diperkirakan mencapai 5,5

persen, lebih rendah bila dibandingkan dengan perkiraan dalam

APBN 2014 yang sebesar 6,0 persen. Penurunan perkiraan

Page 11: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-2

pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh tekanan pada

kinerja perdagangan internasional.

Sumber utama penopang pertumbuhan ekonomi tahun 2014

adalah konsumsi rumah tangga. Kuatnya kinerja konsumsi rumah

tangga masih didasari pada faktor bonus demografi dan peningkatan

kelompok masyarakat tingkat pendapatan menengah (middle income

class). Di samping itu, pelaksanaan pemilu legislatif dan presiden

diharapkan menjadi faktor stimulus tambahan bagi pertumbuhan

konsumsi rumah tangga, khususnya melalui peningkatan aliran dana

terkait kegiatan kampanye. Investasi atau PMTB diperkirakan masih

meningkat meskipun pada tingkat yang relatif rendah. Peningkatan

tersebut antara lain didorong oleh peningkatan kinerja investasi

langsung PMA dan PMDN. Namun di sisi lain, kondisi likuiditas di

dalam negeri masih menghadapi tekanan, sebagai dampak masih

berlangsungnya kebijakan tapering off oleh the Fed. Di samping itu,

tekanan pada kegiatan investasi disebabkan pula oleh masih terdapat

gejolak dan tekanan terhadap nilai tukar yang turut menyebabkan

peningkatan biaya impor bahan baku dan barang modal yang

dibutuhkan bagi kegiatan produksi dan investasi.

Sementara itu, kinerja ekspor merupakan komponen penyusun

PDB yang mengalami tekanan paling berat. Di tahun 2014, ekspor

barang dan jasa diperkirakan tumbuh melambat. Penurunan kinerja

ekspor tersebut dipengaruhi oleh masih relatif lemahnya permintaan

dari mitra dagang utama Indonesia, khususnya Tiongkok yang

diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Di

samping itu, strategi dan kebijakan hilirisasi industri dan mendorong

ekspor produk dan hasil tambang olahan akan berdampak pada

penurunan ekspor Indonesia dalam jangka pendek. Pada saat yang

sama, tekanan pada ekspor juga dipengaruhi oleh pengetatan

likuiditas domestik dan peningkatan suku bunga, serta dampak

bauran kebijakan untuk mengatasi tekanan terhadap neraca

perdagangan yang sedang terjadi. Penurunan kinerja ekspor juga

diikuti oleh pelemahan kinerja impor sebagai dampak menurunnya

Page 12: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-3

kebutuhan bahan baku input untuk produksi serta dampak tekanan

nilai tukar.

Tabel 2.1

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran,

2013-2014 (persen, yoy)

Hingga saat ini, harga komoditas energi masih berfluktuasi

seiring dengan masih berlanjutnya kekhawatiran terhadap

perkembangan harga komoditas energi di pasar internasional. Secara

historis, tekanan harga komoditas energi akan memberikan dorongan

terhadap peningkatan harga komoditas bahan pangan di pasar

internasional, mengingat beberapa komoditas bahan pangan menjadi

sumber bagi penyediaan bahan bakar alternatif. Kondisi tersebut

berdampak terhadap peningkatan tekanan inflasi yang bersumber

dari komoditas energi, yang pada gilirannya juga mendorong tekanan

inflasi bahan pangan. Kondisi di pasar internasional tersebut pada

gilirannya akan berpengaruh terhadap perkembangan harga

komoditas sejenis di pasar domestik. Sementara itu, tekanan inflasi

dari dalam negeri hingga saat ini antara lain dipengaruhi oleh faktor-

faktor iklim atau cuaca yang mempengaruhi pasokan bahan pangan,

kelancaran distribusi, faktor ekspektasi, serta rangkaian kebijakan di

bidang harga seperti upah minimum provinsi (UMP), tarif tenaga

listrik (TTL), dan harga BBM domestik bersubsidi.

Hingga April tahun 2014, perkembangan harga bahan pangan

relatif terkendali, meskipun harga beberapa komoditas bahan pangan

Page 13: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-4

menunjukkan peningkatan karena adanya gangguan cuaca dan

bencana alam. Peningkatan harga komoditas beras menunjukkan

peningkatan seiring dengan gangguan produksi yang disebabkan oleh

bencana alam di beberapa sentra produksi beras di Jawa. Namun,

peningkatan produksi beras di beberapa sentra beras nasional di

Sumatra dan Sulawesi serta relatif terjaganya penyerapan beras

dalam negeri oleh Bulog sepanjang tahun 2013, mampu mengurangi

tekanan dari kenaikan harga beras tidak semakin meningkat.

Bila dilihat dari komponen pembentuk inflasi hingga April 2014,

komponen inflasi harga diatur Pemerintah (administered prices)

tercatat sebesar 17,64 persen (yoy), bergerak jauh di atas nilai rata-

rata historisnya. Tingginya tekanan inflasi yang bersumber dari

kelompok tersebut merupakan dampak penetapan rangkaian

kebijakan reformasi di bidang energi yang dilaksanakan mulai tahun

2013 serta ekspektasi inflasi sebagai dampak rencana lanjutan

kebijakan di bidang energi. Setelah menjadi penyumbang laju inflasi

tahun 2013 karena adanya gangguan pasokan dan kebijakan

pengendalian importasi produk hortikultura, laju inflasi komponen

bergejolak (volatile foods) mulai menunjukkan tekanan yang

cenderung menurun, seiring dengan pergerakan harga komoditas

bahan pangan secara umum yang relatif stabil. Laju inflasi komponen

volatile foods mencapai 6,57 persen (yoy), relatif rendah setelah

mencapai tingkat tertinggi pada Agustus 2013. Sementara itu,

komponen inflasi inti (core inflation) tercatat sebesar 4,66 persen

(yoy), sedikit mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan posisi

awal tahun. Peningkatan komponen inflasi inti antara lain

dipengaruhi oleh gejolak nilai tukar Rupiah dan fluktuasi harga jual

emas di pasar internasional serta dampak lanjutan dari tekanan

inflasi yang bersumber dari gejolak harga pangan tahun 2013.

Realisasi laju inflasi di awal tahun 2014 cenderung menurun.

Sampai dengan triwulan I tahun 2014 tercatat inflasi sebesar 7,32

persen (yoy). Pada bulan April 2014 terjadi deflasi 0,02 persen (mtm)

sehingga sampai dengan April 2014 inflasi mencapai 7,25 persen

Page 14: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-5

(yoy). Dengan melihat berbagai kebijakan pemerintah dan Bank

Indonesia dalam menjaga laju inflasi pasca penerapan kebijakan

kenaikan harga jual BBM bersubsidi pada 22 Juni 2013 serta relatif

terjaganya pasokan dan kelancaran arus distribusi barang,

diharapkan gejolak inflasi dari sumber eksternal dapat diredam dan

laju inflasi di tahun 2014 dapat terkendali. Laju inflasi pada tahun

2014 diperkirakan mencapai 5,3 persen yaitu masih berada pada

rentang sasaran inflasi tahun 2014 sebesar 4,5 ± 1 persen.

Sepanjang tahun 2013, nilai tukar Rupiah bergerak melemah

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tekanan terhadap

nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS merupakan dampak dari

kombinasi faktor eksternal dan internal yang dialami perekonomian

nasional sejak tahun 2013. Dari sumber eksternal, tekanan

pelemahan Rupiah masih bersumber dari perlambatan pertumbuhan

ekonomi di Tiongkok, India dan beberapa negara emerging markets

lainnya, belum stabilnya pemulihan ekonomi di Eropa, serta

pelaksanaan kebijakan pengurangan stimulus moneter tapering off

oleh Bank Sentral Amerika Serikat. Dari sisi domestik, tekanan

terhadap nilai tukar Rupiah bersumber dari kinerja neraca

pembayaran nasional yang masih mengalami defisit. Defisit neraca

pembayaran tersebut bersumber dari melemahnya kinerja ekspor

Indonesia, sementara pada saat yang sama kebutuhan untuk

pembiayaan impor masih tetap tinggi, sehingga menggerus salah satu

sumber pasokan dan cadangan valas di Indonesia.

Kondisi tersebut mendorong Pemerintah dan Bank Indonesia

untuk terus berupaya menjaga volatilitas nilai tukar Rupiah pada

level fundamentalnya melalui penguatan sinergi kebijakan fiskal,

moneter dan sektor riil, penerapan kebijakan moneter yang berhati-

hati, serta pengawasan lalu lintas devisa. Kebijakan tersebut

diharapkan mampu menjaga stabilitas nilai tukar dan mencegah

volatilitas yang berlebihan serta menjaga kecukupan cadangan devisa

untuk memenuhi kebutuhan fundamental perekonomian. Di samping

itu, peningkatan koordinasi kebijakan serta peningkatan efektivitas

Page 15: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-6

peraturan dan monitoring lalu lintas devisa terus dilakukan untuk

menopang kebijakan moneter tersebut. Di tingkat internasional dan

regional, komitmen untuk mempercepat pemulihan ekonomi disertai

dengan perjanjian kerja sama bidang keuangan diharapkan semakin

memperkuat proses pemulihan ekonomi global dan regional.

Komitmen pemerintah AS untuk tetap melanjutkan kebijakan

quantitative easing (QE) meskipun dalam jumlah yang akan terus

menurun hingga akhir 2014 diharapkan dapat menjadi faktor

pendorong penguatan nilai tukar Rupiah. Dari sisi domestik, bauran

kebijakan sebagai respon terhadap depresiasi Rupiah yang telah

ditetapkan sejak Agustus 2013 diharapkan dapat memberikan

dorongan agar perkembangan nilai tukar Rupiah ke depan dapat

bergerak stabil pada rentang keseimbangan saat ini. Selain itu,

berbagai upaya pemerintah melalui bauran kebijakan untuk

melonggarkan tekanan terhadap pergerakan nilai tukar Rupiah serta

meningkatnya ketahanan fiskal (fiscal sustainability) juga dapat

dilaksanakan. Bauran kebijakan tersebut diharapkan dapat

memberikan sinyal positif kepada pasar sehingga meningkatkan arus

modal masuk. Sampai dengan akhir April 2014, nilai tukar Rupiah

mengalami depresiasi dengan posisi rata-rata sebesar Rp11.744 per

dolar AS, melemah sebesar 17,38 persen dari periode yang sama

tahun sebelumnya. Berdasarkan perkembangan tersebut, nilai tukar

Rupiah terhadap dolar AS diperkirakan akan berfluktuasi dengan

kecenderungan melemah pada kisaran Rp11.700 per dolar AS

sepanjang tahun 2014, melemah bila dibandingkan dengan

asumsinya dalam APBN 2014 sebesar Rp10.500 per dolar AS.

Hingga akhir April tahun 2014, rata-rata tingkat suku bunga

SPN 3 bulan mencapai 5,8 persen dan masih menunjukkan tren

meningkat dari periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama

dipengaruhi oleh dampak pelaksanaan kebijakan tapering off oleh the

Fed. Dengan mempertimbangkan implementasi kebijakan the Fed

yang masih akan berlanjut di sepanjang tahun 2014, suku bunga

SPN 3 bulan diperkirakan masih akan menghadapi tekanan. Rata-

Page 16: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-7

rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan hingga akhir tahun 2014

diperkirakan sekitar 6,0 persen atau sedikit lebih tinggi bila

dibandingkan dengan tingkat suku bunga SPN 3 bulan dalam APBN

2014 yang ditetapkan sebesar 5,5 persen.

Pada tahun 2014, menurut Organisasi Pengekspor Minyak

(OPEC), permintaan minyak dunia diperkirakan meningkat sebesar

1,14 juta barel per hari bila dibandingkan dengan permintaan tahun

2013 sehingga permintaan minyak dunia diperkirakan mencapai

91,14 juta barel per hari.

Badan Energi AS (EIA) juga memperkirakan terjadinya

peningkatan konsumsi minyak dunia sebesar 1,2 juta barel per hari

pada tahun 2014. Peningkatan permintaan tersebut seiring dengan

pertumbuhan ekonomi global yang membaik secara bertahap pada

negara OECD terutama AS dan Eropa. Di samping itu, permintaan

minyak negara berkembang juga diperkirakan masih meningkat

walaupun terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama

Tiongkok. Sementara itu, perekonomian India diperkirakan

mengalami peningkatan pertumbuhan sehingga turut memberikan

kontribusi pada peningkatan permintaan minyak dunia.

Di sisi pasokan, OPEC memperkirakan pasokan dari negara-

negara di luar OPEC meningkat sebesar 1,37 juta barel per hari, yaitu

dari 54,18 juta barel per hari (2013) menjadi 55,55 juta barel per hari

pada tahun 2014. Badan Energi AS (EIA) juga memperkirakan terjadi

peningkatan pasokan dari negara-negara di luar OPEC yang akan

meningkatkan produksinya hingga 1,6 juta barel per hari pada tahun

2014. Sebaliknya, pasokan dari negara-negara OPEC diperkirakan

menurun sebesar 0,2 juta barel per hari. Berdasarkan perkembangan

tersebut, Badan Energi AS memperkirakan terjadi penurunan harga

minyak mentah di tahun 2014 dengan harga rata-rata WTI dan Brent

masing-masing diperkirakan akan mencapai US$96,6 per barel dan

US$106,3 per barel.

Perkembangan harga minyak ICP di awal tahun 2014 masih

menunjukkan level yang tinggi karena faktor musim dingin, gangguan

Page 17: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-8

pasokan, dan faktor geopolitik (Ukraina, Libya dan Sudan Selatan).

Pada bulan April 2014, harga minyak mentah Indonesia mencapai

level US$106,4 per barel, atau naik 6,2 persen dari harga April tahun

2013. Tren tersebut bergerak seiring dengan naiknya harga minyak

Brent dari US$103,5 per barel pada April 2013 menjadi US$108,1 per

barel di bulan April 2014.

Perkiraan perkembangan pasar minyak dunia akan

menyebabkan berkurangnya tekanan peningkatan harga ICP. Namun,

perkiraan harga minyak mentah dunia dan ICP masih menghadapi

banyak risiko dan faktor ketidakpastian yang bersumber pada kondisi

geopolitik, kondisi alam dan iklim. Dengan mempertimbangkan hal-

hal tersebut, harga minyak di tahun 2014 diperkirakan sedikit

menurun bila dibandingkan dengan harga rata-rata 2013. Pemerintah

memperkirakan harga ICP akan berada di level US$105 per barel atau

sama dengan asumsi rata-rata harga minyak ICP pada APBN tahun

2014.

Realisasi lifting minyak bumi selama periode Desember 2013 –

Maret 2014 baru mencapai sekitar 797 ribu barel per hari. Hal

tersebut disebabkan oleh cuaca buruk pada Januari 2014, gangguan

operasi, dan penurunan alamiah produksi sumur-sumur minyak

yang tua. Sementara itu, lapangan minyak yang baru belum siap

berproduksi maksimal terutama Blok Cepu. Tren penurunan

produksi dan lifting minyak diperkirakan masih akan berlanjut di

tahun 2014. Sasaran lifting minyak yang dalam APBN 2014

ditetapkan sebesar 870 ribu barel per hari diperkirakan hanya akan

terealisasi sebesar 818 ribu barel per hari.

Selama periode Desember 2013 s.d. Maret 2014, realisasi lifting

gas bumi mencapai 1.301 ribu barel setara minyak per hari dan

untuk keseluruhan tahun 2014, lifting gas diperkirakan

mencapai 1.224 ribu barel setara minyak per hari, lebih rendah

bila dibandingkan dengan asumsi lifting gas bumi pada APBN tahun

2014 yang ditetapkan sebesar 1.240 ribu barel setara minyak per

hari.

Page 18: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-9

Berdasarkan gambaran perkembangan dan outlook kondisi

perekonomian global dan domestik, Pemerintah menyadari bahwa

beberapa asumsi dasar yang telah ditetapkan dalam APBN 2014 perlu

disesuaikan. Penyesuaian asumsi tersebut dimaksudkan agar usulan

perubahan APBN tahun 2014 lebih dapat sesuai dengan realita yang

terjadi dan menghindari tekanan-tekanan yang dapat mengganggu

pelaksanaan kegiatan pembangunan.

Secara ringkas dalam APBNP tahun 2014, asumsi dasar

ekonomi makro yang digunakan sebagai basis perhitungan postur

APBN adalah sebagai berikut:

1) Asumsi pertumbuhan ekonomi dari 6 persen menjadi 5,5%

persen.

2) Asumsi inflasi yang sebelumnya 5,5 persen pun diubah menjadi

5,3-7,3 persen.

3) Asumsi suku bunga 5,5 persen ditambah menjadi 5,5-6 persen.

4) Asumsi nilai tukar rupiah sebesar 10.500-11.700 diubah menjadi

11.000-11.700.

5) Asumsi lifting dari 870.000 bph barel per hari (bph) menjadi

818.000 barel per hari (bph)

6) Lifting gas bumi direvisi dari asumsi awal 1.240 barel setara

minyak per hari, menjadi 1.224 barel setara minyak per hari.

Asumsi diatas ditetapkan bersama antara pemerintah dengan

DPR dengan pertimbangan agar tidak ada risiko defisit anggaran yang

mencapai 4,69% atau sekitar Rp472 triliun dari sebelumnya 1,7%.

Dari sisi belanja negara, pelaksanaan APBN 2014 mengalami

tantangan yang berat, terutama akibat meningkatnya beban subsidi

sebagai akibat langsung dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap

dollar AS. Tekanan subsidi tersebut juga dilatarbelakangi realisasi

lifting pada kuartal I-2014 yang meleset dari asumsi APBN 2014.

Selain mengubah asumsi ekonomi makro, pemerintah juga

merombak skema belanja negara, akibat perlambatan

ekonomi. Target penerimaan pajak, dari 1.280,4 triliun menjadi Rp

1.232,1 triliun. Namun, belanja subsidi energi justru diperbesar.

Page 19: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-10

Subsidi bahan bakar minyak bertambah Rp 65 triliun menjadi Rp 285

triliun. Sedangkan subsidi listrik, naik Rp 35,7 triliun, menjadi Rp

107 triliun. Pembengkakan ini disebabkan deviasi kurs rupiah yang

cukup besar, dari Rp 10.500 per dollar AS, menjadi Rp 11.700 per

dollar AS.

Perubahan asumsi ekonomi makro ini dilakukan guna menjaga

defisit APBN di level 2,5 persen. Efek pertumbuhan akan mengarah

pada penerimaan pajak menurun secara signifikan, dan harga

komoditas seperti barang tambang juga mengalami penurunan.

Kenaikan nilai tukar Rp 100 akan membuat beban defisit meningkat

Rp 3 hingga Rp 4 triliun, berarti tambahan beban defisit jadi Rp 48

triliun. Beban subsidi BBM akan meningkat dari Rp147 triliun jadi

Rp195 triliun.

Asumsi dasar ekonomi makro nasional pada APBN-P 2014

disajikan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional Tahun 2012 – 2014

No Uraian 2013 2014

APBNP Realisasi APBN APBNP

1. Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy )

6,3 5,78 6 5,5%

2. Inflasi (%, yoy ) 7 ,2 8,38 5,5 5,3-7,3

3. Tingkat Suku Bunga SPN 3 bulan (%)

5 ,0 4,5 5,5 5,5-6

4. Nilai Tukar (Rp/US$) 9.600 10.460 10.500-11.700

11.000-11.700

5. Harga Minyak mentah Indonesia (US$/barel)

108,0 105,84 105,7 105

6. Lifting Minyak (Ribu barel per hari)

840,0 825,0 870 818

7. Lifting Gas (Ribu Barel setara minyak per hari)

1 .240,0 1.213,0 1.240 1.224

Sumber : Kementerian Keuangan

2. Kondisi Perekonomian Provinsi Jawa Barat

Dengan memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian

daerah, nasional maupun global beberapa tahun sebelumnya serta

Page 20: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-11

proyeksi perkembangan ekonomi daerah, nasional, dan internasional,

secara makro pada tahun 2013-2014 prospek pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jawa Barat diprediksikan masih dalam kondisi yang cukup

stabil meskipun dihadapkan pada tantangan kondisi pemulihan

perekonomian global yang penuh ketidakpastian. Dengan

memperhatikan kondisi tersebut, indikator makro ekonomi Provinsi

Jawa Barat diproyeksikan sebagai berikut

Tabel 2.3.

Proyeksi Beberapa Indikator Makro Ekonomi

Provinsi Jawa Barat Tahun 2014-2015

Krisis ekonomi di Amerika dan Eropa diperkirakan akan

berpengaruh terhadap perekonomian Jawa Barat sehingga Jawa

Barat harus mengantisipasi dan menyiapkan diri terhadap berbagai

dampak dari krisis tersebut. Perlambatan laju pertumbuhan ekspor

diprediksikan akan terjadi pada perekonomian nasional dan cukup

berimbas pada perekonomian Jawa Barat, mengingat Provinsi Jawa

Barat merupakan provinsi yang paling dominan dalam melakukan

kegiatan ekspor. Kawasan Eropa dan Amerika merupakan pasar

utama ekspor produkproduk Jawa Barat, menurunnya daya beli

masyarakat Eropa dan Amerika secara otomatis menurunkan

permintaan ekspor mereka, sehingga dapat menyebabkan

perlambatan laju pertumbuhan ekspor produk-produk Jawa Barat.

Dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian

global diatas, maka skenario laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat

diprediksikan akan tumbuh pada kisaran sebesar 6,8 – 7,2% pada

tahun 2014 dan dengan inflasi berada pada kisaran 4,5-5%. Hal ini

Page 21: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-12

diasumsikan apabila kondisi pemulihan ekonomi global

menunjukkan tanda-tanda positif dan akselerasi pemulihan dapat

dipercepat.

Untuk mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, maka:

Kinerja sektor-sektor unggulan yang menjadi penggerak utama

pertumbuhan ekonomi Jawa Barat harus dapat dipertahankan

didorong untuk lebih produktif. Pertumbuhan investasi dan

perdagangan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren

pertumbuhan naik, disamping tren penurunan laju inflasi dan suku

bunga yang dapat memicu laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat

harus bisa dipertahankan.

Jawa Barat harus mampu memanfaatkan momentum

beralihnya fokus investor ke negara-negara Asia dan dapat menyerap

aliran modal menyusul krisis yang melanda kawasan Eropa dan

Amerika. Beberapa kawasan dengan daya dukung infrastruktur yang

memadai masih akan menjadi tujuan utama arus modal. Serapan

investasi ke Provinsi Jawa Barat berpeluang lebih besar jika daya

dukung infrastruktur diperkuat. Intensitas implementasi tematik

sektoral dan kewilayahan harus ditingkatkan. Pengawalan

pengelolaan perkembangan tiga metropolitan dan dua pusat

pertumbuhan. Meningkatkan kualitas komunikasi dengan

kabupaten/kota untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan

pembangunan ekonomi.

Prediksi pertumbuhan ekonomi makro Provinsi Jawa Barat

yang mencapai lebih dari 6% bukan merupakan suatu hal yang

mustahil apabila potensi-potensi yang dimiliki Jawa Barat dapat

dioptimalkan dan disertai dengan tata kelola ekonomi yang baik,

untuk mempercepat pembangunan dan pengurangan pengangguran

dan kemiskinan. Pencapaian ke arah prediksi ekonomi makro yang

optimis, tentunya menjadi tantangan ke depan yang harus disikapi

oleh pemerintah daerah dengan cara melakukan terobosan-

terobosan/inovasi-inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah,

misalnya dengan cara pendekatan pembangunan industri wilayah

Page 22: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-13

untuk mencapai daya saing daerah melalui pencapaian skala

ekonomis.

Bila dilihat dari kontribusinya, perekonomian Jawa Barat masih

ditopang oleh sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran (PHR). Pada tahun 2014, Sektor Industri

Pengolahan diprediksikan akan memiliki kontribusi sekitar 39,71%

pada tahun 2014. Sedangkan sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran diprediksikan akan menyumbang sekitar 24,69% pada

tahun 2014 dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan. Sektor

pertanian diperkirakan akan masih tetap dapat memberikan

kontribusi di atas 10% sebagai dampak dari beroperasinya Waduk

Jatigede pada awal tahun 2014.

Dari sisi tingkat kemiskinan, diprediksikan angka kemiskinan

secara gradual akan menurun. Pada tahun 2014, tingkat kemiskinan

di Jawa Barat diperkirakan akan berada pada kisaran 5% – 9%.

Sejalan dengan tingkat kemiskinan, Tingkat Penganguran Terbuka

(TPT) juga akan memiliki kecenderungan trend yang menurun. Pada

tahun 2014 tingkat Pengangguran Terbuka akan berada pada 9% -

10%.

Untuk menjamin agar proyeksi tersebut dapat terealisasi,

tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah Jawa Barat

adalah menjamin terciptanya kesempatan kerja yang signifikan,

terutama untuk sektor-sektor yang bersifat padat karya, mendorong

program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat (terutama di

perdesaan) yang efektif, memperbaiki program-program pengentasan

kemiskinan diantaranya memperbaiki program perlindungan sosial,

meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar (seperti akses

terhadap pendidikan, kesehatan, air bersih, sanitasi dan sebaginya)

serta upaya penciptaan program pembangunan yang inklusif, yang

diartikan sebagai pembangunan yang mengikutsertakan dan

sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat.

Tantangan lain dari perekonomian Jawa Barat ke depan selain

kondisi pemulihan ekonomi global yang penuh ketidakpastian adalah

Page 23: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-14

permasalahan yang terkait dengan isu perubahan iklim (climate

change). Isu ini akan sangat terkait erat dengan permasalahan

ketahanan pangan. Kecenderungan meningkatnya harga komoditas

pangan dunia sejak tahun 2000-an, mengindikasikan bahwa dampak

perubahan iklim sudah mulai terasa, dan secara tidak langsung

dapat mempengaruhi skenario pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

Namun target beroperasinya Waduk Jatigede awal tahun 2014

memberikan harapan adanya peningkatan produksi sektor pertanian

secara signifikan sehingga diproyeksikan sektor tersebut dapat tetap

tumbuh sesuai kapasitasnya.

Selain tantangan tersebut di atas ada beberapa tantangan lain

yang terkait dengan perekonomian Jawa Barat ke depan antara lain:

1. Adanya ketimpangan yang cukup besar pada PDRB antar

kabupaten/kota di Jawa Barat.

2. Proporsi angka kemiskinan dan pengangguran walaupun ada

kecenderungan menurun tetapi pada beberapa tahun kedepan

diperkirakan masih relatif besar, sehingga program pengentasan

kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja harus masih menjadi

prioritas

3. Target Indeks daya beli masyarakat Jawa Barat tahun 2013

sebesar 64,83dengan PPP sebesar Rp 640.550, perlu adanya

upaya‐upaya yang kongkrit untuk mencapai target tersebut.

4. Dengan tantangan perubahan iklim dan out break hama penyakit,

dikawatirkan produksi pangan Jawa Barat akan mengalami

penurunan pada beberapa tahun ke depan. Perlu adanya upaya

peningkatan produksi pangan melalui perbaikan sistem

perbenihan, intensifikasi, proteksi, pengolahan hasil, fasilitasi

sarana produksi.

5. Kelangkaan energi pada beberapa tahun mendatang diperkirakan

akan semakin terasa, sehingga untuk antisipasinya perlu ada

upaya peningkatan eksplorasi dan pengembangan sumber energi

alternatif.

Page 24: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-15

6. Terjadi penurunan daya saing beberapa produk andalan Jawa

Barat di pasar Global seperti tekstil dan lain-lain, perlu ada

upaya-upaya peningkatan daya saing produk Jawa Barat.

7. Dibidang teknologi, peran Perguruan Tinggi dan lembaga

Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk

pembangunan masih relatif rendah, sehingga perlu adanya upaya

peningkatan peran Perguruan Tinggi dan lembaga Penelitian dan

Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan

Jawa Barat.

8. Tuntutan upah minimum kerja semakin mencuat di beberapa

daerah industri.

9. Penciptaan keterkaitan industri pengolahan dengan sumberdaya

lokal.

10. Penciptaan keterkaitan pembangunan perkotaan dan perdesaan.

3. Kondisi Perekonomian Kota Bekasi

Kondisi ekonomi global, selain berpengaruh terhadap ekonomi

nasional dan regional juga akan berpengaruh terhadap kondisi

perekonomian. Pertumbuhan ekonomi bekasi diperkirakan cenderung

melambat. Hal tersebut diakibatkan masih defisitnya neraca

transaksi berjalan, sehingga mengakibatkan investor akan ragu

menanamkan modalnya di Kota Bekasi. Peningkatan investasi,

kemungkinan masih akan didominasi oleh Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN), utamanya pertumbuhan dari investasi usaha skala

kecil dan menengah.

Berdasarkan berita resmi statistik BPS Kota Bekasi, pada Juni

2014 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,47 persen dengan Indeks

Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,67. Tingkat inflasi tahun kalender

Juni 2014 Kota Bekasi sebesar 1,43 persen dan tingkat inflasi tahun

ke tahun (Juni 2014 terhadap Juni 2013) sebesar 5,68 persen. Inflasi

di Kota Bekasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang

ditunjukkan oleh kenaikan indeks di 5 kelompok pengeluaran, yaitu:

kelompok bahan makanan 1,88 persen; kelompok makanan jadi,

Page 25: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-16

minuman, rokok, dan tembakau 0,10 persen; kelompok perumahan,

air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,18 persen; kelompok sandang

0,47 persen; kelompok kesehatan 0,07 persen; dan kelompok

transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen. Kelompok

Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,88 persen.

Adapun sub kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi

adalah sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 6,32 persen; diikuti

sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 3,42 persen; dan

sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 2,66 persen.

4. PERUBAHAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Sesuai hasil evaluasi pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2014

sampai dengan bulan Juni 2014 serta memperhatikan sinkronisasi

kebijakan belanja dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,

maka kebijakan pendapatan dan belanja pada perubahan APBD Kota

Bekasi Tahun Anggaran 2014 diarahkan sebagai berikut:

1. Pendapatan Daerah

a. Penyesuaian Pendapatan Asli Daerah dengan

mempertimbangkan:

1) Perkiraan berdasarkan potensi yang terukur secara rasional

yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.

2) Realisasi Pendapatan Asli Daerah sampai dengan semester I

tahun 2014;

3) Penyesuaian pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa

layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak ketiga, APBN,

dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah.

b. Penyesuaian Dana Perimbangan, terkait Dana Bagi Hasil Pajak/

Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam dari Pemerintah Pusat dengan

berpedoman pada :

Page 26: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-17

1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 47/PMK.07/2014 tentang

Alokasi Kurang Bayar Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan

Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2012;

2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.07/2014 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

202/PMK.07/2013 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Pajak

Tahun Anggaran 2014;

3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.07/2014 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

1/PMK.07/2014 tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil

Sumber Daya Alam Kehutanan Tahun Anggaran 2014;

4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.07/2014 tentang

Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Minyak Bumi dan Gas Bumi Tahun Anggaran

2014;

5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.07/2014 tentang

Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Panas Bumi Tahun Anggaran 2014;

6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.07/2014 tentang

Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Umum Tahun Anggaran 2014;

7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.07/2014 tentang

Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Perikanan Tahun Anggaran 2014;

8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 86/PMK.07/2014 tentang

Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Umum Tahun 2008 sampai dengan Tahun

Anggaran 2012;

9) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89/PMK.07/2014 tentang

Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Umum Tahun Anggaran 2012.

c. Penyesuaian Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah, meliputi:

Page 27: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-18

a. Penyesuaian Dana Tambahan Penghasilan dan Tunjangan

Profesi Guru PNSD berdasarkan :

1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 61/PMK.07/2014

tentang Pedoman Umum Dana Alokasi Tunjangan Profesi

Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi,

Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2014;

2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.07/2014

tentang Pedoman Umum Dana Alokasi Tambahan

Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada

Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran

2014.

3) Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 948

Tahun 2014 Tentang Pemberian Hibah, Bantuan Sosial dan

Bantuan Keuangan dalam Bentuk Uang kepada individu,

Keluarga, Masyarakat, Kelompok Masyarakat, Organisasi

Kemasyarakatan, Pemerintah Daerah Lain dan Pemerintah.

2. Belanja Daerah

a. Belanja Tidak Langsung

1) Belanja Pegawai

a) Gaji PNS dihitung dengan mengacu pada Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2013 tentang

Perubahan ketiga belas Peraturan Pemerintah

Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji PNS,

dengan berdasar pada realisasi pembayaran gaji

sampai bulan Juni 2014;

b) Pemberian tambahan penghasilan bagi guru

PNSD/CPNSD yang belum bersertifikasi dan

tunjangan profesi guru disesuaikan dengan

kebijakan pemerintah pusat;

c) Pemberian insentif atas pemungutan pajak daerah

dan retribusi daerah berpedoman pada Peraturan

Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010.

Page 28: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-19

2) Belanja Bunga

Belanja bunga memperhitungkan kembali kewajiban-

kewajiban yang memasuki masa jatuh tempo

pembayaran sampai akhir tahun 2014.

3) Belanja Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan :

a) Pemberian hibah dan bantuan sosial berpedoman

pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial beserta perubahannya;

b) Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang

Pendidikan yang diterima Panitia Pembangunan

Sekolah (P2S) dialokasikan pada belanja hibah

sesuai pedoman pelaksanaan DAK dari Pemerintah

Pusat.

4) Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga dianggarkan untuk mendanai

kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak

diharapkan berulang yang tidak diperkirakan

sebelumnya, seperti bencana alam, bencana sosial

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan

daerah tahun-tahun sebelumnya.

b. Belanja Langsung

1) Penyesuaian alokasi belanja Program/kegiatan yang

bersumber pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi

Jawa Barat;

2) Penyesuaian sasaran dan target indikator kinerja

kegiatan Program/kegiatan memperhatikan hasil

evaluasi pelaksanaannya sampai dengan triwulan II dan

dinamika permasalahan yang timbul di masyarakat.

3) Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang

Pendidikan diutamakan untuk peningkatan mutu

Page 29: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-20

pendidikan sesuai pedoman pelaksanaan DAK dari

Pemerintah Pusat;

4) Penggunaan alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil

Tembakau (DBHCHT) sesuai dengan peraturan

perundang – undangan;

5) Belanja pegawai

a) Pemberian honorarium bagi pegawai dalam rangka

pelaksanaan program dan kegiatan dibatasi dengan

mempertimbangkan asas efisiensi, kepatutan,

kewajaran, dan kinerja serta pemerataan penerimaan

penghasilan, yang besarnya mengacu pada

standarisasi satuan harga tahun 2014.

6) Belanja Barang dan Jasa

a) Kebutuhan tambahan tenaga kerja dalam rangka

mendukung kinerja program dan kegiatannya

dilaksanakan secara outsourcing dan dikriteriakan

sebagai jasa dari pihak ketiga dialokasikan pada

belanja barang dan jasa, serta penyesuaian

upah/honor mengacu pada Standar Satuan Harga

Tahun Anggaran 2014.

b) Belanja barang dan jasa di setiap SKPD digunakan

untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa

yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas)

bulan tidak menambah nilai aset/modal, termasuk

belanja pemeliharaan.

c) Dalam perubahan APBD, anggaran belanja barang

habis pakai disesuaikan dengan kebutuhan riil dan

dikurangi dengan sisa barang persediaan sampai

dengan bulan Juni Tahun 2014.

d) Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, baik

perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan

dinas luar negeri dilakukan secara selektif melalui

pengendalian frekuensi dan jumlah hari dengan

Page 30: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-21

menerapkan prinsip kebutuhan dan ketercukupan

nyata (at cost) berpedoman pada Standarisasi Satuan

Harga Pemerintah Kota Bekasi Tahun 2014.

e) Penganggaran belanja pemeliharaan aset barang,

infrastruktur, kontruksi pada belanja barang dan

jasa

f) Penganggaran belanja modal yang akan diserahkan

kepemilikannya kepada pihak ketiga/masyarakat

pada tahun anggaran berkenaan, dialokasikan pada

belanja barang dan jasa.

g) Penyesuaian harga BBM bagi kendaraan dinas

dengan kebijakan pemerintah.

7) Belanja Modal

1) Jumlah alokasi belanja modal diupayakan sekurang-

kurangnya 30% dari belanja daerah.

2) Belanja modal digunakan untuk menganggarkan

pengadaan aset tetap berwujud, yang mempunyai nilai

manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan menambah

nilai aset/modal.

3) Penganggaran perubahan belanja modal memperhatikan

skala prioritas kebutuhan dan jadwal waktu proses

pengadaan beserta pelaksanaannya.

4) Pengadaan kendaraan dinas sebagai pendukung mobilitas

kerja bagi SKPD, dalam rangka pemenuhan kebutuhan

tugas kedinasan sekaligus sebagai pengganti kendaraan

dinas yang dihapus.

3. Pembiayaan Daerah

1. Penerimaan Pembiayaan berasal dari Sisa lebih perhitungan

anggaran tahun lalu (SiLPA) Tahun 2013 berdasarkan hasil

audit BPK atas Laporan Keuangan APBD Tahun Anggaran

2013.

Page 31: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 II-22

2. Pengeluaran Pembiayaan diarahkan pada penyelesaian

pembayaran hutang daerah dan penyertaan modal pada

perusahaan milik daerah.

Page 32: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Kota Bekasi Tahun 2014 III-1

BAB III

PENUTUP

Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bekasi Tahun 2014

merupakan pedoman pelaksanaan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014

yang berisi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh Pemerintah

Kota Bekasi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi.

Kebijakan Umum APBD berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan

Rancangan Perubahan APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2014, yang

merupakan panduan untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam

menyusun dan melaksanakan program dan kegiatannya

Sesuai dengan amanat pasal 105 ayat 3c Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

59 Tahun 2007 juncto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, pembahasan KUA

dan PPAS diharapkan dapat berlangsung sesuai dengan jadwal waktu

perencanaan yang telah ditentukan sehingga tidak menyebabkan

mundurnya proses penyusunan, penyampaian dan pembahasan RP-APBD

Tahun 2014.

Demikianlah Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bekasi Tahun

2014 ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan dan RP-APBD Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2014.

Semoga Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa meridhoi setiap ikhtiar

yang dilakukan dalam rangka membangun dan mensejahterakan

masyarakat Kota Bekasi sesuai dengan visi Kota Bekasi yang “Maju,

Sejahtera, dan Ihsan”. Amiiin yaa Robbal „alamiin..

Bekasi, Oktober 2014

Page 33: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 579.A Tahun 2014

04 Tahun 2014

TANGGAL : 29 Oktober 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI

TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI 2014

Page 34: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 579.A Tahun 2014

04 Tahun 2014 TANGGAL : 29 Oktober 2014

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2014

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : DR.H. RAHMAT EFFENDI

Jabatan : Walikota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. A. Yani No. 1 Bekasi

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Bekasi

2. a. Nama : TUMAI,SEH.ANDI ZABIDI,SE

Jabatan : Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

b. Nama : H.EDI, S.Sosd

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

c. Nama : Drs. HERI KOSWARA

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

d. Nama : MUHAMMAD DIAN, SH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bekasi.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) diperlukan Kebijakan Umum Perubahan-APBD

yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya

dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2014.

Page 35: DAFTAR ISI - bappeda.bekasikota.go.idbappeda.bekasikota.go.id/wp-content/uploads/2017/07/KUPA-2014.pdf · dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Kebijakan

Berdasarkan hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum Perubahan APBD

yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RP-APBD) Tahun Anggaran 2014, kebijakan pendapatan,

belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara Perubahan dan Perubahan APBD TA 2014.

Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 disusun dalam

Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas

dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS Perubahan) Tahun Anggaran 2014.

WALIKOTA BEKASI Selaku,

PIHAK PERTAMA

DR.H. RAHMAT EFFENDI

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA BEKASI Selaku,

PIHAK KEDUA

TUMAI, SE KETUA

H.EDI, S.Sos WAKIL KETUA

Drs.HERI KOWARA WAKIL KETUA

MUHAMMAD DIAN,SE WAKIL KETUA