DAFTAR ISI - BMKG · 2019-03-18 · | 3 Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019 II. RINGKASAN Secara...
Transcript of DAFTAR ISI - BMKG · 2019-03-18 · | 3 Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019 II. RINGKASAN Secara...
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. PENGERTIAN…………………………………………………………………………. 2
II. RINGKASAN………………………………………………………………………….. 3
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JANUARI 2019......………………………… 4
A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional……………………………………….. 4
1. Anomali SST dan SOI ……………………………………………………………... 4
2. Dipole Mode Index ….……………………………………………………………... 5
3. Madden Julian Oscillation (MJO)…………………………………………………... 6
4. Suhu Muka Laut…………………………………………………………………….. 8
5. Monsun……………………………………………………………………………… 10
6. Gradien Angin Lapisan Atas………………………………………………………... 11
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM …………………………………….. 14
B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal………………………………………………………... 15
1. Angin………………………………………………………………………………... 15
2. Kelembaban Udara………………………………………………………………….. 16
3. Suhu Udara………………………………………………………………………….. 17
4. Jarak Pandang Mendatar……………………………………………………………. 18
5. Curah Hujan………………………………………………………………………… 19
6. Keadaan Cuaca…………………………………………………………………........ 21
7. Kalender Cuaca…………………………………………………………………....... 22
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM …………………………………………………….. 23
V. PRAKIRAAN …………………………………………………………………………. 25
A. PRAKIRAAN HUJAN ………………………………………………………………… 25
1. Prakiraan Curah Hujan Februari 2019..…………………………………….……. 25
2. Prakiraan Sifat Hujan Februari 2019…..……………..………………………….. 26
B. INFORMASI KELAUTAN...…………………………………………………………... 28
1. Tinggi Gelombang Signifikan ...…………………………………………………… 28
2. Pasang Surut ……………………………………………………………………….. 29
Lampiran ……..……...……………………………………………………………………... 31
| 2
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
I. PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu
bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat.
B. NORMAL CURAH HUJAN
Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan
selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala.
C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN
Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masing-
masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Februari 1981 s.d Februari 2010,
Februari 1981 s.d Februari 2010, Juni 1981 s.d Juni 2010, dan seterusnya.
D. INTENSITAS CURAH HUJAN
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
E. CUACA EKSTRIM
Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat
mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan
KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan
Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah:
a. Angin kencang diatas 25 knots
b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih
dari 34,8 knots
c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam
d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan
Cumulunimbus
e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter
f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 30C atau lebih di atas nilai normalnya.
| 3
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
II. RINGKASAN
Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Januari 2019 menunjukkan
bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya ≥ 28 0C. Suhu muka laut di Samudera
Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino 3.4) berkisar antara 0.3 0C s.d 0.6 0C yang
menunjukkan suhu lebih tinggi dibandingkan keadaan normalnya. Indeks SOI pada bulan
Januari 2019 sebesar -1.4 s.d 8.6 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern
Oscillation) pada bulan Januari berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan
Januari 2019 di wilayah Indonesia berkisar antara 200 s.d 240 W/m2. Sedangkan di wilayah
Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 s.d 220 W/m2. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat tutupan awan yang cukup banyak selama bulan Januari 2019. Posisi gerak
semu matahari pada bulan Januari berada di Belahan Bumi Selatan. Pusat tekanan tinggi
terdapat di sebagian besar Belahan Bumi Utara, sementara pusat tekanan rendah berada di
Belahan Bumi Bagian Selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi
utara bergerak menuju ke daerah Belahan Bumi bagian selatan yang menyebabkan menjadi
daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah
Indonesia bagian Utara termasuk sebagian Kalimantan Selatan.
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Januari 2019 arah
angin dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° s.d. 67,5°) dengan kecepatan angin
terbanyak adalah 4-7 knot dan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Kelembaban
maksimum harian berkisar antara 92–99%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar
antara 49-89%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 26,8-34,2 0C, dan suhu udara
minimum harian berkisar antara 23,2-25,8 0C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam
pada umumnya >8 km. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Januari 2019 adalah
sebesar 226,4 mm bersifat Bawah Normal dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Kondisi
cuaca signifikan kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir 16 kali, jarak pandang mendatar
kurang dari 1000 meter ada 5 kali kejadian dan suhu udara ekstrim sebanyak 3 kali
kejadian.
| 4
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN JANUARI 2019
A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL
1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index
(SOI)
Pada bulan Januari 2019 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian
tengah (Nino3.4) berkisar antara 0.3 0C s.d 0.6 0C yang menunjukkan suhu lebih tinggi
dibandingkan keadaan normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Januari
sebesar 0.32. Indeks SOI pada bulan Januari 2019 sebesar -1.4 s.d 8.6 yang menunjukkan
bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) pada bulan Januari berada pada kondisi netral.
Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
| 5
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index)
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=SOI)
2. Dipole Mode Index (DMI)
Nilai DMI bulan Januari 2019 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada
dasarian I (-0.10 s.d 0.13), dasarian II (-0.10 s.d 0.02) dan dasarian III (-0.03 s.d -0.23).
Pada awal hingga akhir bulan Januari 2019 DMI dominan bernilai 0 hingga negatif yang
menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Barat menuju Samudera
Hindia bagian Timur. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah
Indonesia bagian Barat.
Tabel 1. Nilai DMI Bulan Januari 2019
No. Tanggal DMI
1 1-6 Januari 0.13
2 7-13 Januari -0.10
3 14-20 Januari 0.02
4 21-27 Januari -0.03
5 28-31 Januari -0.23
| 6
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml)
3. Madden Julian Oscillation (MJO)
a. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut
Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang
terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah
satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR
yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut,
sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan.
| 7
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Januari 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=Cloudiness)
Nilai OLR rata-rata bulan Januari 2019 di wilayah Indonesia berkisar antara 200 –
240 W/m2. Nilai rata-rata OLR terendah 200 - 220 W/m2 terdapat di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Nilai rata-rata OLR tertinggi 220 - 240 W/m2 berada di wilayah Aceh, Kepulauan
Riau, dan Kalimantan Utara. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah
Indonesia sudah relatif banyak berada di wilayah Utara maupun Selatan ekuator. Di wilayah
Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 - 220 W/m2. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat tutupan awan yang cukup banyak selama bulan Januari 2019.
b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO)
Pada bulan Januari 2019 MJO bergerak dari fase 5 (Maritime Continent) hingga 6
(Western Pacific). Pada dasarian I, MJO bergerak dari fase 5 hingga fase 8 (West, Hem, and
Africa). Pada dasarian II, MJO bergerak dari fase 8 hingga fase 4 (Maritime Continent).
Pada dasarian III, MJO bergerak dari fase 5 (Maritime Continent) hingga 6 (Western
| 8
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Pacific). Sehingga pada dasarian II dan III yang berada pada fase tersebut menunjukkan
bahwa MJO berpotensi mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Gambar 5.Fase MJO Januari 2019
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.Last40days.gif)
4. Suhu Muka Laut
Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Januari 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png)
| 9
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Januari 2019 di perairan
Indonesia dengan nilai ≥ 28 0C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah
Indonesia berada di Laut Jawa, Laut Maluku, Laut Arafuru, dan Samudera Pasifik
timur Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap
air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan
dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan
hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.
Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Januari 2019
(Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png)
Anomali suhu muka laut bulan Januari 2019 di sebagian besar wilayah perairan
Indonesia berkisar antara 0.5 s.d 1.5 0C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah
Indonesia sama lebih tinggi dari pada normalnya. Anomali suhu muka laut yang bernilai
negatif meliputi perairan Samudra Hindia barat Sumatra dan perairan selatan Jawa dan Bali.
Wilayah perairan dengan anomali negatif ada pada wilayah Laut Timor memberikan
dampak terhadap berkurangnya uap air di wilayah tersebut. Sedangkan anomali yang
bernilai positif meliputi Laut Arafuru dan Laut Kepulauan Riau. Anomali suhu muka laut
bernilai positif atau di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di
wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah
tersebut.
| 10
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
5. Monsun
Posisi gerak semu matahari pada bulan Januari berada di Belahan Bumi Selatan. Pusat
tekanan tinggi terdapat di sebagian besar Belahan Bumi Utara, sementara pusat tekanan
rendah berada di wilayah Belahan Bumi Selatan. Kondisi ini mengakibatkan masa udara
dari belahan bumi Utara bergerak menuju ke daerah Belahan Bumi Selatan yang
menyebabkan menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di
sebagian wilayah Indonesia bagian Selatan termasuk sebagian Kalimantan Selatan.
Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Januari 2019
(Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif)
Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar
8. Daerah tekanan tinggi berada di Benua Asia (1027.5 hPa) dan bagian barat Australia
(1022.5 hPa). Daerah tekanan rendah berada di Samudra Pasifik (1007.5 hPa) dan Australia
(1007.2 hPa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0
– 1012.5 hPa.
Berdasarkan gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Januari 2018 di
wilayah Indonesia bagian selatan umumnya angin bertiup dari arah Barat daya hingga barat
laut. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah barat hingga
timur laut. Terdapat wilayah belokan angin atau shearline di Bangka Belitung, Kalimantan
Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara. Terdapat pertemuan angin atau konvergensi di
wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, dan Laut Arafura. Pola
| 11
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat
memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah
tersebut. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Januari, daerah pertemuan angin
(konvergensi) umumnya berada di wilayah Jawa Tengah,Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Laut Arafuru. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan
angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk
awan hujan di wilayah tersebut
Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft bulan Januari
(Sumber: BMKG)
6. Gradien Angin Lapisan Atas
a. Dasarian Pertama
Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Januari 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 5 s.d
8 sel tekanan rendah yaitu di Teluk Benggala, Samudera Hindia, Australia dan Samudera
Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 2 sel sirkulasi tertutup
(eddy). Terdapat 2 sistem tekanan rendah yang aktif di Samudera Pasifik yakni siklon tropis
“Penny” dan “Mona” serta 1 sistem tekanan rendah di Laut China Selatan yakni Badai
Tropis “Pabuk”. Siklon Tropis Penny aktif mulai dari 01 s.d 054 Januari 2019 dengan
tekanan minimum 987 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Samudera
Pasifik dan bergerak ke Timur kemudian ke Tenggara dan punah di Timur Australia. Siklon
Tropis Pabuk aktif mulai dari 01 s.d 06 Januari 2019 dengan tekanan minimum 994 mb dan
kecepatan maksimum 45 knot, siklon ini aktif di Laut China Selatan dan bergerak ke Barat
kemudian ke Barat Laut dan punah di Samudera Hindia. Badai Tropis Pabuk aktif mulai
dari 03 s.d 05 Januari 2019 dengan tekanan minimum 985 mb dan kecepatan maksimum 50
| 12
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Timur kemudian ke Tenggara dan
punah di lokasi yang sama.
Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Januari 2019
Pola angin di wilayah Indonesia sebelah Utara ekuator pada umumnya bertiup dari
arah Barat Laut – Timur Laut dengan kecepatan berkisar antara 0 – 45 knot, sedangkan di
sebelah Selatan ekuator dari arah Selatan – Utara dengan kecepatan berkisar antara 0 – 30
knots. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Sumatera Selatan,
Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut jawa,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Daerah
konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang mengakibatkan tumbuhnya
awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di
wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Lampung, Kalimantan
Timur, Kalimantan Tengah, Jawa, Bali, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua. Hasil
Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya
terdapat 8 hari hujan dengan 7 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan
intensitas sedang.
b. Dasarian Kedua
Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Januari 2019, dari peta gradien terlihat
wilayah Indonesia di sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s.d
9 sel tekanan rendah yaitu di Barat Aceh, Samudera Hindia, Australia, Samudera Pasifik,
Laut Jawa, dan Laut Timor. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s.d 3 sel
sirkulasi tertutup (eddy).
| 13
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Januari 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah Barat -
Timur Laut dengan kecepatan angin 0 – 45 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Selatan – Utara dengan kecepatan 0 – 45 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Sumatera Barat, Laut Jawa, Kalimantan
Selatan, Bali, dan Laut Banda. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa
udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut.
Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun
Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 9 hari
hujan dengan 5 hari hujan dengan intensitas ringan, 2 hari hujan dengan intensitas sedang,
dan 2 hari hujan dengan intensitas lebat.
c. Dasarian Ketiga
Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Januari 2019, dari peta gradien terlihat di
sekitar equator wilayah Indonesia didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 4 s.d 8
sel tekanan rendah yaitu Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Laut Sulawesi, dan Maluku. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1
s.d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 sistem tekanan rendah yang aktif di wilayah
Barat Australia yakni siklon tropis “Riley”. Siklon Tropis Riley aktif mulai dari 24 s.d 29
Januari 2019 dengan tekanan minimum 977 mb dan kecepatan maksimum 60 knot, siklon
ini aktif di Barat Australia dan bergerak ke Barat Daya punah di Samudera Hindia.
| 14
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Januari 2019
Pola angin di wilayah Indonesia bagian Utara pada umumnya bertiup dari arah Barat
Daya - Timur Laut dengan kecepatan angin 0 – 30 knots, sedangkan di bagian Selatan angin
bertiup dari arah Selatan – Utara dengan kecepatan 0 – 45 knots. Daerah pertemuan angin
atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Selatan Jawa, Laut Banda, Laut Arafuru, dan
Nusa Tenggara. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya massa udara yang
mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline
(belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Laut Sulawesi, dan Maluku. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi
Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan 3
hari hujan dengan intensitas ringan, dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang.
7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring
Mission)
Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah
tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah
hujan pada bulan Januari 2019 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 150 – 500
mm. Akumulasi curah hujan ≥ 300 mm terjadi di sebagian besar wilayah Kalimantan
Selatan, sedangkan akumulasi curah hujan ≤ 300 mm terjadi di sebagian wilayah Kab.
Tanah Laut bagian Timur tepatnya di Kec.Kintap dan Kab.Tanah bumbu bagian barat di
Kec.Satui. Akumulasi curah hujan bulan Januari 2019 berdasarkan citra satelit TRMM dapat
dilihat pada Gambar 13.
| 15
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Januari 2019
(Sumber: https://giovanni.gsfc.nasa.gov/giovanni/)
B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL
1. Angin
Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Januari 2019 arah
angin dominan bertiup dari arah Timur Laut (22,5° – 67,5°) dengan persentase sebesar
22,3%. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 - 7 knot dengan persentase 43,7% sedangkan
kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot. Distribusi angin pada bulan Januari 2019
berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Januari 2019
| 16
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
2. Kelembaban Udara
Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Januari 2019 berkisar antara 77 - 98%,
kelembaban maksimum harian berkisar antara 92 – 99%, dan kelembaban udara minimum
harian berkisar antara 49 - 89%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 6 sebesar 49%
dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 13, 21, 22 sebesar 99%. Profil kelembaban
harian bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Januari 2019
Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Januari 2019
Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara
jam 04.00 – 07.00 WITA dengan nilai berkisar antara 95 – 96 %, sedangkan kelembaban
| 17
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
udara minimum terjadi antara jam 13.00 - 15.00 WITA dengan nilai berkisar antara 71 -
72%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Januari 2019 dapat dilihat pada
Gambar 16.
3. Suhu Udara
Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Januari 2019
Profil suhu udara rata-rata harian bulan Januari 2019 berkisar antara 25.0 – 28.7 0C,
suhu udara maksimum harian berkisar antara 26.8 – 34.2 0C, dan suhu udara minimum
harian berkisar antara 23.2 – 25.8 0C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 34.2 0C terjadi
pada tanggal 6. Sedangkan suhu minimum 23.2 0C terjadi pada tanggal 4 dan 5. Profil suhu
udara harian bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 17.
Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA.
Nilai maksimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara 30.2 – 30.6 0C terjadi antara
pukul 13.00 – 15.00 WITA. Nilai minimum suhu udara rata-rata per-jam berkisar antara jam
04.00 – 07.00 WITA dengan suhu berkisar 24.7 – 25.0 0C. Profil suhu udara rata-rata
perjam bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 18.
| 18
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Januari 2019
4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility)
Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin bulan Januari 2019 umumnya > 8 km. Jarak pandang maksimum ( > 9
km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 – 23.00 WITA. Visibility mulai
menurun (< 8 km) antara pukul 00.00 - 07.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (Fog)
dan hujan (Rain) pada dini hari. Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian
bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Januari 2019
| 19
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Selama bulan Januari 2019, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong
ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 5 kali dimana jarak pandang mendatar terendah
mencapai 100 meter pada tanggal 11, 300 meter pada tanggal 20 dan 21, jarak pandang
mendatar 500 meter pada tanggal 7 dan jarak pandang mendatar 1000 meter pada tanggal
22. Kondisi ini terjadi akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah
Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem
bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem Januari 2019
5. Curah Hujan
Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Januari 2019 adalah
sebesar 226.4 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan
adalah 61.7 mm dengan 5 hari hujan. Pada dasarian II jumlah curah hujan adalah 107.3 mm
dengan 6 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 56.4 mm dengan 4 hari
hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 55.0 mm yang terjadi pada tanggal 11 Januari
2019. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Januari sebesar 394 mm. Dibandingkan
dengan normalnya, curah hujan bulan Januari 2019 bersifat Bawah Normal. Grafik curah
hujan harian bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 21.
| 20
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Januari 2019
Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun
Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Januari 2019 menyatakan bahwa total curah
hujan maksimum perjam sebesar 26.0 mm terjadi pukul 09.00-10.00 WITA dan jumlah
curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 17.7 mm yang terjadi pada tanggal 7 Januari
2019. Grafik kejadian hujan harian bulan Januari 2019 dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Januari 2019
| 21
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
6. Keadaan Cuaca
Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Januari 2019 di Stasiun
Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca signifikan kejadian Hujan sebanyak 15 kali,
Petir 16 kali, jarak pandang mendatar kurang dari 1000 m ada 5 kali kejadian dan Suhu
Udara Ekstrim 3 kali kejadian. Kondisi cuaca signifikan didominasi oleh kejadian hujan
disertai petir sebanyak 15 kali kejadian.
Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Januari 2019
| 22
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
7. Kalender Cuaca
Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Januari 2019
| 23
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM
DASARIAN I
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
Pada tanggal 4, 6 dan 7 terjadi Suhu Udara Ekstrim mencapai 34.0, 34.2 dan 33.6 0C.
Normal suhu udara maksimum pada bulan Januari adalah 30.2 0C.
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 7 Februari 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum mencapai
500m yang dikarenakan hujan disertai petir.
DASARIAN II
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
Pada tanggal 11 terjadi hujan dengan intensitas lebat sebesar 55.0mm. Kondisi ini
terjadi akibat adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah Kalimantan Selatan
Sehingga diindikasikan adanya potensi pertumbuan awan-awan konvektiv di wilayah
kalimantan selatan.
b. Angin Kencang
NIHIL.
c. Suhu Ekstrim
NIHIL
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 20 dan 21 Januari 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 300m yang dikarenakan hujan disertai petir.
DASARIAN III
a. Hujan Lebat – Sangat Lebat
NIHIL
b. Angin Kencang
NIHIL
c. Suhu Ekstrim
| 24
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Pada tanggal 30 terjadi Suhu Udara Ekstrim mencapai 33.2 0C. Normal suhu udara
maksimum pada bulan Januari adalah 30.2 0C
d. Jarak Pandang Mendatar
Pada tanggal 20,21 dan 22 Januari 2019 tercatat jarak pandang mendatar minimum
mencapai 300-100m yang dikarenakan hujan disertai petir. Jarak pandang mendartar
minimum mencapai 300m terjadi pada tanggal 20 dan 21 Januari 2019.
| 25
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
V. PRAKIRAAN
A. PRAKIRAAN HUJAN
1. Prakiraan Curah Hujan Februari 2019
Prakiraan akumulasi curah hujan Februari 2019 di wilayah Kalimantan Selatan
secara umum dalam kategori Menengah antara 201-300 mm. Untuk curah hujan 151 - 200
mm diprakirakan di Kab. Tapin (Tapin Selatan/ Harapan Masa), Kab. Tanah Bumbu
(Kusan Hilir/ Mudalang). Untuk curah hujan 301–400 di Kab. Tanah Laut (Tambang
Ulang/ Pulau Sari, Kurau/ Maluka Baulin, Panyipatan/ Batu Mulia), Kab. Banjar (Sungai
Pinang/ Rantau Nangka, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Danau Salak/ Salam, SMPK Sei
Tabuk/ Gd. Hirang, Danau Salak/ Lawa Baru, Beruntung Baru/ Kmpg Baru, Danau Salak/
Lawa), Kab. Barito Kuala (Tamban/ Koanda, Wanaraya/ Kolam Kiri, Anjir Pasar/ Anjir
Pasar Kota, Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah), Kab. Tabalong (Banua Lawas/
Banua Rantau), Kota Banjarbaru (Staklim Banjarbaru, Stamet Syamsudin Noor, Landasan
Ulin/ Landasan Ulin Timur). Sedangkan curah hujan >500 m diprakirakan di Kab. Barito
Kuala (Tabunganen/ Sei Jingah Besar). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin
Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 301 - 400 mm. Prakiraan curah hujan
bulan Februari 2018 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Februari 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 26
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
2. Prakiraan Sifat Hujan Februari 2019
Prakiraan sifat hujan Februari 2019 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data
Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi Normal. Sifat hujan bawah
normal diperkirakan di Kab. Barito Kuala (Barambai/ Kolam Kanan), Kab. Tapin (Tapin
Selatan/ Harapan Masa), Kab. Tabalong (Murung Pudak/ Tanjung Selatan), Kab. Tanah
Bumbu (Angsana/ Kr. Indah, Kusan Hilir/ Mudalang, Kusan Hulu/ Sungai Rukam), Kab.
Balangan (Batu Mandi/ Hamparaya). Sifat hujan atas normal diperkirakan di Kab. Tanah
Laut (Kurau/ Maluka Baulin, Panyipatan/ Batu Mulia), Kab. Banjar (Danau Salak/ Lawa,
Danau Salak/ Lawa Baru, Kertak Hanyar/ Manarap Baru, Sungai Pinang/ Rantau Nangka),
Kab. Barito Kuala (Anjir Muara/ Anjir Muara Kota Tengah, Mandastana/Karang Indah,
Tabunganen/ Sei Jingah Besar, Wanaraya/ Kolam Kiri), Kab. Hulu Sungai Selatan
(Padang Batung/ Durian Rabung, Telaga Langsat/ Mandala), Kab. Hulu Sungai Tengah
(SMPK Pantai Hambawang, Labuan Amas Utara/ Kasarangan), Kab. Hulu Sungai Utara
(Banjang, Amuntai Tengah/ Pasar Senin, Babirik/ Babirik Hilir), Kab. Tabalong (Murung
Pudak/ Maburai, Banua Lawas/ Banua Rantau, Kelua/ Kel Pulau, Muara Harus/
Tantaringin, Upau/ Masingai I), Kab. Balangan (Juai/ Mungkur Uyam), Kota Banjarbaru
(Stamet Syamsudin Noor) .Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
Banjarmasin sifat hujan diprakirakan dalam kondisi atas normal. Prakiraan curah hujan
bulan Februari 2019 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 26.
| 27
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Gambar 26. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Februari 2019
(Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru)
| 28
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
B. INFORMASI KELAUTAN
1. Tinggi Gelombang Signifikan
Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Februari
Rata- rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Februari di wilayah perairan
Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 1.0 meter. Rata-rata gelombang signifikan
tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah barat. Sedangkan untuk rata-
rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan Februari antara 0.6 hingga 2.4
meter dari arah barat dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa mencapai
2.6 meter.
Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Februari
| 29
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
2. Pasang Surut
Informasi prakiraan pasang surut bulan Februari 2019 dibagi menjadi beberapa wilayah
yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai
Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung
Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.
| 30
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
TIM REDAKSI
Pelindung : Karmana, S.Si, M.M.
Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin
Penanggungjawab : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling
Kepala Seksi Observasi Dan Informasi
Anggota Tim : 1. Purwo Aji Setiawan
2. Rianita Sekar Utami
3. Uli Mahanani
4. Herin Hutri Istyarini
5. Rizqi Nur Fitriani
6. Utari Randiana
7. Bayu Kencana Putra
8. Muhammad Shaa Imul Qadri
9. Siti Fadhilatunnisa
| 37
Buletin Meteorologi Edisi Januari 2019
Lampiran 2
Alamat Website Informasi Meteorologi
- BMKG
www.bmkg.go.id
- BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor
http://stamet.syamsudinnoor.bmkg.go.id
- Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan
- Informasi Meteorologi Penerbangan
http://aviation.bmkg.go.id
- Informasi Meteorologi Kelautan
http://maritim.bmkg.go.id
- Informasi Titik Panas (hotspot)
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/index.php?pilih=31
- Informasi Potensi Kebakaran Lahan
http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan