DAFTAR PUSTAKAetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81963/potongan/bibliography.pdf · Amanatus...

26
73 DAFTAR PUSTAKA Amanatus Zahroh dalam skripsi S1-nya, Participe Présent Bahasa Prancis dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia : Studi Kasus Roman Bonjour Tristesse, 2012, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Arifin, Winarsih. dan Soemargono, Farida. 1991. Kamus Perancis Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Chaer, Drs. Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Denis, Delphine., Sancier-Chateau, Anne. 1994. Grammaire du français. Paris : Librairie Générale Française. Denta Yuliansyah dalam skripsi S1-nya, Pergeseran Semantis Penerjemahan Unsur- Unsur Seksual dalam Komik Titeuf, 2013, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Dubois, Jean. dan Dubois-Charlier, Françoise. 1970. Eléments de Linguistique Française : Syntaxe. Paris : Librairie Larousse. Labrousse, Pierre. 1984. Kamus Umum Indonesia Prancis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Larson, Mildred L. 1989. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman Untuk Pemadanan Bahasa. Jakarta : Penerbit ARCAN. Morvan, Danièle. dan Gérardin, Françoise. 2007. Le Robert Plus Dictionnaire de la langue française. Paris : France Loisirs. Paveau, Marie-Anne. dan Sarfati, Georges-Elia. 2003. Les grandes théories de la linguistique. Paris : Armand Colin. Rachmad Gilang Saputra dalam skripsi S1-nya, Deiksis Eksoforis dalam Dua Seri Komik Tintin : Tintin Au Pays Des Soviets dan Tintin Au Congo, 2013, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Ramlan, Prof. Drs. M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : C.V. Karyono Saussure, Ferdinand de. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Winnalia Lim dalam skripsi S1-nya, Konstruksi Bahasa Prancis dan Indonesia : Cerminan Pola Pikir, 2014, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Transcript of DAFTAR PUSTAKAetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81963/potongan/bibliography.pdf · Amanatus...

73

DAFTAR PUSTAKA

Amanatus Zahroh dalam skripsi S1-nya, Participe Présent Bahasa Prancis dan

Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia : Studi Kasus Roman Bonjour

Tristesse, 2012, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Anonim. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada.

Arifin, Winarsih. dan Soemargono, Farida. 1991. Kamus Perancis Indonesia. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, Drs. Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Denis, Delphine., Sancier-Chateau, Anne. 1994. Grammaire du français. Paris :

Librairie Générale Française.

Denta Yuliansyah dalam skripsi S1-nya, Pergeseran Semantis Penerjemahan Unsur-

Unsur Seksual dalam Komik Titeuf, 2013, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Gadjah Mada.

Dubois, Jean. dan Dubois-Charlier, Françoise. 1970. Eléments de Linguistique

Française : Syntaxe. Paris : Librairie Larousse.

Labrousse, Pierre. 1984. Kamus Umum Indonesia Prancis. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Larson, Mildred L. 1989. Penerjemahan Berdasarkan Makna : Pedoman Untuk

Pemadanan Bahasa. Jakarta : Penerbit ARCAN.

Morvan, Danièle. dan Gérardin, Françoise. 2007. Le Robert Plus Dictionnaire de la

langue française. Paris : France Loisirs.

Paveau, Marie-Anne. dan Sarfati, Georges-Elia. 2003. Les grandes théories de la

linguistique. Paris : Armand Colin.

Rachmad Gilang Saputra dalam skripsi S1-nya, Deiksis Eksoforis dalam Dua Seri

Komik Tintin : Tintin Au Pays Des Soviets dan Tintin Au Congo, 2013,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada

Ramlan, Prof. Drs. M. 1987. Sintaksis. Yogyakarta : C.V. Karyono

Saussure, Ferdinand de. 1988. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press.

Winnalia Lim dalam skripsi S1-nya, Konstruksi Bahasa Prancis dan Indonesia :

Cerminan Pola Pikir, 2014, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

74

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

75

DAFTAR LAMAN

- http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-23599-Isda%20Pramuniati.pdf,

diakses pada 14 Februari 2015, 10:04 WIB.

- https://ellispudjawaty.wordpress.com/2013/11/01/prefiks-infiks-sufiks-konfiks/,

diakses pada 23 Januari 2015, pukul 1:33.

- http://www.clg-monet-magny.ac-

versailles.fr/IMG/pdf/Modes_personnels_et_impersonnels-2.pdf, diakses pada 12

Februari 2015, 11:12 WIB.

- http://middleterjemahan.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html,

diakses pada 25 Februari 2015, 22:46 WIB.

- http://www.learnersdictionary.com/definition/translation, diakses pada 05 April 2015

- http://www.sil.org/system/files/reapdata/14/89/69/14896995698639956558111624891

2460307185/Penerjemahan_Berdasar_Makna_Pgs1_339.pdf, diakses pada 25 Februari

2015, 22:46 WIB.

- http://grammaire.reverso.net/1_1_23_Le_gerondif.shtml, diakses pada 25 Februari

2015, 22:46 WIB.

- http://adf.ly/1477046/banner/http://www.sekolahoke.com/2012/12/Pengertian-

Conditional-Sentence.html, diakses pada 25 Februari 2015, 22:46 WIB.

- http://resources.transbahasa.com/2013/09/30/seri-teori-3-ian-catford, diakses pada 10

Februari 2015, 14 :11 WIB.

76

- http://www.galeripustaka.com/2013/05/makna-leksikal-makna-gramatikal.html,

diakses pada 14 Februari 2015, 10:32 WIB.

77

LAMPIRAN

Bonjour Tristesse

Hubungan Makna ‘Sambil’

(1) Il riait doucement en me frottant la nuque. (BT : 17)

Ia terkekeh lirih sambil menggosok-gosok tengkukku. (LK : 18)

(2) Maintenant, vous êtes arrivée, dis-je bêtement en me frottant les mains.

(BT : 22)

“Sekarang kau sudah di sini,” jawabku dungu sembari menggosok-gosok

tanganku. (LK : 23)

(3) Je sortis en bafouillant et descendis l’escalier dans une grande confusion de

pensées. (BT : 23)

Aku tergagap-gagap seraya beranjak keluar, menuruni tangga dengan

segudang pikiran berkecamuk.(LK : 24)

(4) Je m’endormis en pensant à Cyril qui dansait peut-être à Cannes avec de

filles. (BT : 26)

Aku terlelap seraya terbayang-bayang Cyril yang barangkali tengah

berdansa dengan gadis-gadis di Cannes.(LK : 28)

(5) « Il faut qu’elle travaille, ces vacances », dit Anne en refermant les yeux

pour clore l’entretien. (BT : 34)

“Liburan ini dia harus belajar,” tegas Anne seraya menutup mata,

memangkas perdebatan. (LK : 37)

(6) Elle me regarda avec ficcite un instant, puis sourit mystérieusement en

détournant la tète. (BT : 35)

Sejenak ia menatapku lekat-lekat, lantas tersenyum misterius, melengos.

(LK : 38)

(7) Je penchai sur elle un visage inquiet, suppliant, en ravalant encore mes

joues pour mes donner l’air d’une intellectuelle surmenée. (BT : 35)

Aku menunduk ke arahnya dengan mimik cemas dan melas, sambil menelan

kedua pipiku supaya mirip gadis yang bekerja terlalu keras. (LK : 37)

(8) Je courus vers la mer, m’y enfoncai en gemissant sur les vacances que nous

aurions pu avoir, que nous n’aurions pas. (BT : 36)

Aku lari ke laut, mencebur sambil meratapi liburan yang mestinya bisa kami

nikmati, yang takkan kami nikmati. (LK : 38)

78

(9) Un instant, il eut l’air contrarié, étonne, puis acquiesça, en souriant. (BT :

38)

Sejenak ayah tampak sebal, heran, lantas manggur-manggut seraya

tersenyum (LK : 41)

(10) Nous sortions ensemble souvent le soir, dans les boîtes de Saint-Tropez,

nous dansions sur les défaillances d’une clarinette en nous disant des mots

d’amour que j’avais oubliés le lendemain, mais si doux le soir même.

(BT :41)

Kami sering keluar bersama, mengunjungi kabaret-kabaret Saint-Tropez,

berdansa diiringi nada-nada sumbang sebuah klarinet, saling berbisik-bisik

kata-kata cinta yang, kendati esoknya kulupakan, pada malam hari terdengar

begitu lembut. (LK : 45)

(11) Mon père se leva, rougit presque et la suivi en parlant des bienfaits de la

sieste. (BT : 38)

Ayah berdiri, nyaris merona, dan membuntuti Elsa sambil bergumam . (LK :

42)

(12) Celui où il lui reprocha a haute voix son indifférence en faisant semblant

d’en rire? (BT : 41)

Kapan ia dengan lantang mengeluhkan ketidakacuhan Anne sambil berpura-

pura menertawakannya. (LK : 44)

(13) En dansant, je respirai son parfum familier d’eau de Cologne, de chaleur,

de tabac. (BT : 46)

Seraya berdansa, aku menghirup wanginya yang akrab, campuran eau de

cologne, panas tubuhnya dan tembakau. (LK : 49)

(14) Elle lui sourit en passant et prit son manteau. (BT : 48)

Anne tersipu-sipu seraya melewatinya dan mengambil mantel. (LK : 51)

(15) « Ah ! je sais ou ils sont, dis-je en souriant comme s’il s’était agi d’une

chose très naturelle et a laquelle elle eût pu penser sans inquiétude. Je

reviens. » (BT : 49)

“Ah! Aku tahu mereka dimana,” dustaku sambil tersenyum, seakan

perbuatan mereka wajar dan tak sepatutnya dikhawatirkan Elsa. (LK : 52)

(16) Je me mis à répéter ce mot de débauche, sourdement, en me regardant les

yeux, et, tout a coup, je me vis sourire. (BT : 54)

Aku mengucapkan kata meliar itu berulang-ulang dengan suara parau,

seraya menatap mataku, dan tiba –tiba kulihat wajahku menyeringai. (LK :

58)

(17) Vous n’êtes pas vieux », dis-je avec toute la conviction nécessaire car, une

bouteille dans les bras, mon père revenait en valsant. (BT : 57)

“Kalian tidak sepuh”, bantahku dengan keyakinan bulat, sebab, dengan

botol dalam dekapannya, Ayah kembli sambil menari-nari. (LK : 61)

79

(18) Il me rattrapait régulièrement avant la maison, s’abattait sur moi en criant

victoire, me roulait dans les aiguilles de pins, me ligotait, m’embrassait.

(BT : 59)

Sepanjang perjalanan menuju rumah ia terus-menerus menangkapku,

menerjangku sambil bersorak penuh kemenangan, mengguling-gulingku, di

atas jarum-jarum pinus, mengikatku, menciumku. (LK : 64)

(19) Je me révélai à mon tour plus lentement en regardant Anne. (BT : 60)

Aku sendiri bangkit dengan lebih lambat seraya menatap Anne. (LK : 65)

(20) Elle me parle début en me fixant et j’étais horriblement ennuyée. 61

Ia berbicara sambil berdiri, memandangku lekat-lekat dan aku amat sangat

kesal. 65

(21) « Il ne faut pas exagérer », dis-je en souriant. (BT : 61)

“Jangan berlebihan,” elakku sambil tersenyum. (LK : 66)

(22) « Voyons, dit Anne en saisissant ma main par-dessus la table, vous allez

troquer votre personnage de fille des bois contre celui de bonne écolière, et

seulement pendant un mois, ce n’est pas si grave, si ? » (BT : 63)

“Ayolah,” bujuk Anne menggamit tanganku di atas meja, “kau tinggal

mengubah sosokmu dari gadis hutan jadi pelajar yang rajin, dan itu pun

cuma untuk sebulan, tidak terlalu beratt, kan?” (LK : 68)

(23) Elle me regardait, il me regardait en souriant : sous ce jour la, le débat

était simple. Je retirai ma main doucement. (BT : 63)

Anne memandangku, Ayah memandangku sambil tersenyum : dengan cara

inilah perdebatan digampangkan. (LK : 68)

(24) En attendant, je maigrissais un peu plus chaque jour, je ne faisais que

dormir sur la plage et, aux repas, je gardais malgré moi un silence anxieux

qui finissait par les gêner. (BT : 72)

Sementara itu, setiap hari aku semakin kurus, Cuma tidur di pantai, dna di

waktu-waktu makan aku berperam diri dalam kebungkaman tegang yang

akhirnya meresahkan mereka.(LK : 76)

(25) En attendant, nous coulions des jours heureux : je multipliais les occasions

d’exciter mon père sur Elsa. (BT : 137)

Sementara itu, kami melewati hari-hari nan bahagia : aku makin sering

memperoleh kesempatan mengilik-ngilik Ayah mengenai Elsa. (LK : 146)

(26) Il bondit vers moi, me prit dans ses bras, me serra violement contre lui en

murmurant des paroles confuses. (BT : 88)

Ia melompat ke arahku, merenggutku dalam pelukannya, merengkuh kuat-

kuat sambil berbisik-bisik tak keruan. (LK : 93)

(27) Ce cher Cyril n’y tenait plus, dit-il en riant. (BT : 94)

“ Si Cyril sudah tak tahan,” celetuknya sambil terkekeh. (LK : 99)

80

(28) Il était vrai qu’à table, je m’étais plu à disserter sur une phrase de Pascal

en faisant semblant d’y avoir réfléchi et travaillé. (BT : 99)

Benar juga, di meja makan aku sempat membedah panjang-lebar sepotong

kalimat Pascal, berpura-pura telah merenungkan dan menguraikannya.

(LK : 106)

(29) Il m’avait rattrapée par le bras et me retenait en riant. (BT : 101)

Ia merenggut lenganku, menahan-nahanku sambil tertawa. (LK : 107)

(30) Charles Webb parlait beaucoup, comme d’habitude, tout en jetant à Anne

des regards inquisiteurs. (BT : 119)

Seperti biasa Charles Webb banyak bercerocos, sembari melontarkan

tatapan penuh selidik ke arah Anne. (LK : 126)

(31) Je faillis me redresser et protester : « non, pas en conduisant sur une

corniche ». Mais j’étais un pui ivre. (BT : 123)

Aku nyaris duduk tegak dan protes : “jangan sambil menyetir di pinggir

jurang.” Namun aku sedikit mabuk. (LK : 131)

(32) Je le lui dis en souriant, car je le pensais, mais sans douleur, avec une sorte

de résignation agréable. (BT : 142)

Aku mengatakannya sambil tersenyum, sebab pikiran itu berpadu semacam

kepasrahan yang menenteramkan, bukan menyakitkan. (LK : 152)

Hubungan Makna ‘Penjumlahan’

(33) Il usait même de cette carte en ayant l’air sans cesse de me mettre sous la

garde d’Anne, de la rendre un peu responsable de ce que j’étais, comme

pour se la rendre plus proche, pour la lier à nous plus étroitement. (BT : 37)

Bahkan ia terus memainkan kartu itu ; meminta Anne menjagaku, membuat

Anne merasa sedikit bertanggung-jawab atas perkembanganku, seolah-olah

ingin mendekatkan Anne pada kami, memperat ikatannya dengan kami.

(LK : 41)

(34) Mon père et moi, c’eut été d’une balle dans la tête en laissant une notice

explicative destinée à troubler à jamais le sang et le sommeil des

responsable. (BT : 150)

Ayah dan aku pasti memilih peluru di kepala, serta meninggalkan surat

penjelasan bertujuan merecoki selamanya tidur orang-orang yang

bertanggung jawab. (LK : 160)

Hubungan Makna ‘Perturutan’

(35) Ses sanglots redoublaient. Le sud Américain se mit à pleurer aussi, en

répétant : « nous étions si heureux, si heureux ». (BT : 52)

Sedu-sedunya semakin menjadi-jadi. Si Amerika Serikat ikut-ikutan

meratap, terus membeo : « Betapa bahagia kita selama ini, betapa bahagia.”

(LK : 55)

81

Hubungan Makna ‘Perlawanan’

(36) Si elle était devenue une fille des rues en etant née dans son milieu, là, elle

aurait eu du mérite. (BT : 43)

Kalau dia jadi cewek jalanan padahal lahir dari lingkungan borjouis, itu baru

patut diacungi jempol. (LK : 47)

Hubungan Makna ‘Waktu’

(37) J’avais posé sa valise sur une chaise et, en me retournant vers elle, je reçus

un choc. (BT : 22)

Aku baru meletakkan kopernya di atas kursi, dan ketika berpaling

menghadap Anne, aku terkesiap. (LK : 23)

(38) Enfin, je la compris et je me sentis aussi froide, aussi impulsante qu’en la

lisant pour la première fois. (BT : 64)

Alhasil aku memahaminya, dan aku merasa sedingin, setakberdaya saat

membacanya pertama kali. (LK : 69)

(39) Le lendemain, en me dirigeant vers la villa de Cyril, je me sentais beaucoup

moins sûre de moi, intellectuellement. (BT : 87)

Esoknya, ketika berangkat ke vila Cyril, percaya diri intelektualku sudh jauh

menipis. (LK : 92)

(40) « Je ne sais pas ce qui m’a pris … En rentrant dans le bois avec Elsa, elle

… Enfin je l’ai embrassée et Anne a du arriver a ce moment-là et . . » (BT :

147)

“Entah apa yang merasukiku… Waktu pulang lewat hutan bersama Elsa,

dia… Yah, aku menciumnya dan barangkali saat itulah Anne muncul

dan…” (LK : 157)

(41) En finissant, j’étais à peu près persuadée qu’Anne n’y pourrait pas résister,

que la réconciliation était imminente. (BT : 148)

Ketika selesai, aku hampir yakin Anne takkan tahan membacanya dan

rekonsiliasi pasti terjadi. (LK : 158)

(42) A paris, je n’eus pas le temps de lire : en sortant de mon cours, des amis

m’entrainaient dans des cinémas ; je ne connaissais pas le nom des acteurs,

cela les étonnait. (BT : 27)

Di Paris, aku tak sempat membaca. Selepas kuliah, teman-teman

menyeretku ke bioskop ; aku tak mengenal nama para aktor dan mereka

terheran-heran karenanya. (LK : 29)

(43) A six heures, en revenant des iles, Cyril tirait le bateau sur le sable. (BT :

59)

Pukul enam, sepulang kami dari pulau-pulau, Cyril menarik perahunya ke

atas pasir. (LK : 64)

82

(44) Je l’appelai à la voix basse ; il ouvrit les yeux et se redressa aussitôt en me

voyant. 100

Aku memanggilnya dengan suara rendah ; matanya terbuka dan ia bangkit

begitu melihatku. 107

(45) En revenant vers la villa, je lui proposai de rentrer par le bois de pins. 111

Saat mengarah balik ke vila, kuusulkan agar kamu lewat hutan pinus. 117

(46) En rentrant, il prit Anne dans ses bras, la garde quelques instants contre

lui, les yeux fermés. 113

Begitu tiba, ia menarik Anne dalam dekapannya, berlama-lama memeluknya

dengan mata terpejam. 119

(47) Dans la voiture, en revenant, mon pere prit ma main et la serra dans la

sienne. 152

Di mobil, dalam perjalanan pulang, Ayah meraih tanganku dan terus

meremasnya. 163

Hubungan Makna ‘Sebab’

(48) Je pensai tristement qu’elle n’était descendue qu’en entendant la

voiture.(BT : 24)

Dengan murung kupikir, ia turun karena mendengar deru mobil. (LK : 25)

(49) Anne me blessait en la meprisant. (BT : 43)

Aku tersinggung Anne melecehkannya. (LK : 47)

(50) Et étant donné la liberté complète qu’elle a ici, la compagnie constante de

ce garçon et leur désœuvrement, cela me parait inévitable. (BT : 62)

Dan mengingat di sini ia bebas berkeliaran dan secara konstan ditemani

pemuda itu, ditambah keadaan mereka yang luntang-lantung, tampaknya

kecelakaan itu tak terelakkan. (LK : 67-68)

(51) Je lui demandai ce qu’elle avait faille me dire le soir avant que je

m’endorme, mais elle refusa en riant, sous prétexte que ca me vexerait.

(BT : 93)

Aku menanyakan apa yang hendak dia katakan kemarin sebelum aku

terpulas, tapi dia tak mau menjawab dengan alasan aku bakal tersinggung.

(Lk : 99)

(52) Cela me pouvait son attachement pour Anne et me vexait quelque peu en

démonstrant aussi l’inanité de mes plans. (BT : 97)

Bagiku ini membuktikan bahwa pada Anne-lah hatinya tertambat, dan ini

juga mengecewakan karena menunjukkan ketidakmampuan siasatku. (LK :

103)

(53) Aussi n’étais-je nullement tendue en l’écoutant parler. (BT : 121)

83

Jadi, aku sama sekali tidak dibuat kikuk oleh kata-kata nyonya Webb. (LK :

129)

Hubungan Makna Akibat

(54) Il avança un peu le visage de sorte que nos lèvres, en venant à se toucher,

se reconnurent. (BT : 92)

Cyril menyorongkan wajahnya sedikit hingga bibir kami bersentuhan, saling

mengenali. (LK : 97)

Hubungan Makna Syarat

(55) Les mots « faire l’amour » ont une séduction à eux, très verbale, en les

séparant de leur sens. (BT : 114)

Jika menilik maknanya secara umum, kata-kata faire l’amour atau berbuat

cinta memiliki pesona tersendiri yang teramat verbal. (LK : 121)

Hubungan Makna Pengandaian

(56) Si nous nous étions suicidés – en admettant que nous en ayons le courage

(BT : 150)

Seandainya kami yang bunuh diri – taruhlah kami punya keberanian itu.

(LK : 160)

Hubungan Makna Cara

(57) Je montai les marches en m’embarrassant dans ma robe et frappai à la

porte d’Anne. (BT : 47)

Aku mendaki tangga, tertatih-tatih dalam gaunku, dan mengetuk pintu

Anne. (LK : 50)

(58) Je me dirigeai vers elle en affectant un air gêné, par pure politesse. (BT :

60)

Aku mendekatinya dengan tampang pura-pura malu, murni demi sopan

santun. (LK : 64)

(59) Et qu’en épousant une femme de son âge, il échappait a cette catégorie des

hommes sans date de naissance dont il faisait partie. (BT : 98)

Dan dengan menikahi wanita sepantarannya, Ayah terusir dari kategori pria-

pria tanpa tanggal lahir. (LK : 104)

(60) Je quittai mon déguisement, passai un pantalon, un vieux chemisier et sortis

en courant. (BT : 100)

Aku melucuti kostum tadi, mengenakan celana dan blus butut lalu

menghambur keluar. (LK : 106)

84

(61) Rien ne la poussait à ce rôle de tuteur, d’éducatrice, si ce n’est le sentiment

de son devoir, en épousant mon père, elle se chargerait en même temps de

moi. (BT : 105)

Tak ada yang mendorong Anne berperan sebagai tutor dan pendidik

terhadapku, selain panggilan hatinya untuk menjalani tugas. Dengan

menikahi ayahku, ia sekaligus mengemban tanggung jawab atas diriku. (LK

: 112)

(62) Ou bien même s’ils en parlaient, ce devait être en riant par pudeur. (BT :

127)

Kalapupun mereka membahasnya, pasti akan disertai tawa jengah. (LK :

134)

(63) J’arrivai en courant et m’abattis sur la portière. (BT : 144)

Aku menghambur dan mengempaskan tubuh ke pintu mobil. (LK : 152)

Madame Bovary

Hubungan Makna ‘Sambil’

(64) Pour lui épargner de la dépense, sa mère lui envoyait chaque semaine, par

le messager, un morceau de veau cuit au four, avec quoi il déjeunait le

matin, quand il était rentré à l’hôpital, tout en battant la semelle contre le

mur. (MB : 31)

Untuk mengurangi pengeluaranya, ibunya setiap minggu menitipkan kepada

tukang pengantar sepotong daging anak sapi yang telah dibakar di tungku.

Dan Charles menyantapnya untuk makan siang setelah pulang dari rumah

sakit, sambil mengentak-entakkan sol sepatu ke dinding. (MBt : 18)

(65) Nastasie descendit les marches en grelottant, et alla ouvrir la serrure et les

verrous, l’un après l’autre. (MB : 35)

Nastasia turun tangga. Ia menggigil kedinginan. Ia membuka kunci, dan

palang pintu satu demi satu. (MBt : 22)

(66) Les chiens de garde à la niche aboyaient en tirant sur leur chaîne. (MB :

37)

Anjing-anjing jaga di kandang menggonggong menarik-narik rantai mereka.

(MBt : 24)

(67) Je sais ce que c’est ! disait-il en lui frappant sur l’épaule … (MB : 45)

“Saya tahu apa artinya ! »katanya sambil menepuk-nepuk bahu

Charles…(MBt : 31)

(68) Il refusa, elle insista, et enfin lui offrit, en riant, de prendre un verre de

liqueur avec elle. (MB : 47)

Charles menolak. Emma mendesak. Dan akhirnya sambil tertawa

mengajaknya minum sopi manis bersama-sama. (MBt : 33)

85

(69) Mais contez-moi votre histoire ! est-ce que je ne sais pas tout ? dit le père

Rouault en riant doucement. (MB : 50)

« Sudahlah ! Ceritakan saja. Bukankah saya sudah tau ? » kata Bapak

Roualt sambil tertawa kecil. (MBt 35-36)

(70) Galopant jusqu’à la première marche du perron, elle s’y arrêtait court, et

vidait son monde qui sortait par tous les cotes en se frottant les genoux et en

s’étirant les bras. (MB : 52)

Kereta lari sampai anak tangga pertama, berhenti tersentak, dan

menumpahkan penumpangnya yang turun dari semua sisi sambil mengelus-

elus lutut dan menggeliatkan lengan. (MBt : 38)

(71) Son époux, au lieu de la suivre, envoya chercher des cigares à Saint-Victor

et fuma jusqu’au jour, tout en buvant des grogs au kirsch, mélange inconnu

à la compagnie, et qui fut pour lui comme la source d’une considération

plus grande encore. (MB : 56)

Suaminya tidak mengikutinya, tetapi menyuruh orang membeli serutu di

Saint-Victor, dan mengisap serutu sampai pagi minum grog dengan kirsch,

campuran yang tidak dikenal orang di sini dan yang menjadi sumber baru

yang menambah rasa hormat lagi terhadapnya. (MBt : 42)

(72) Il était bien joyeux, lui aussi, le jour qu’il l’avait emmenée de chez son père

dans sa maison, quand il la portait en croupe en trottant sur la neige.

(MB : 57)

Ia dahulu juga gembira sekali waktu membawa istrinya dari tempat ayahnya

ke rumahnya sendiri, waktu ia memboncengnya di punggung kuda yang

menderap di salju. (MBt : 43)

(73) Il l’appelait « ma femme », la tutoyait, s’informait d’elle à chacun, la

cherchait partout et souvent il l’entraînait dans les cours, ou on l’apercevait

de loin entre les arbres, qui lui passait le bras sous la taille et continuait à

marcher à demi penché sur elle, en lui chiffonnant avec sa tête la guipe de

son corsage. (MB : 57)

Ia memanggil Emma « istriku », beraku-berengkau dengan dia, menanyakan

dia kepada semua orang, mencarinya dimana-mana, dan sering mengajaknya

ke halaman. Dari jauh, dari sela-sela pepohonan, orang melihat ia

melingkarkan lengannya ke pinggang Emma, dan melanjutkan langkahnya

sambil membungkuk ke arah istrinya sehingga kepalanya mengerinyutkan

renda blusnya. (MBt : 43)

(74) Elle savait par cœur des chansons galantes du siècle passe, qu’elle chantait

à demi-voix, tout en poussant son aiguille. (MB : 66)

Ia hafal lagu-lagu cinta abad yang lalu yang dinyanyikannya dengan suara

lembut sambil menjalankan jarum jahitnya. (MBt : 51)

(75) Puis, le soir, sur la terrasse des villas, seuls et les doigts confondus, on

regarde les étoiles en faisant des projets. (MB : 71)

Lalu, malam hari, di serambi vila, berduaan saja, dengan jari terjalin,

mereka dapat memandang bintang sambil membuat rencana. (MBt : 55)

86

(76) Au clair de lune, dans le jardin, elle récitait tout ce qu’elle savait par cœur

de rimes passionnées et lui chantait en soupirant des adagios

mélancoliques;… (MB : 75)

Di pekarangan, di bawah sinar bulan purnama, ia membawakan apa saja dari

sajak-sajak pernuh gairah yang ia pernah apal. Dan sambil mengeluh,

dinyanyikannya di depan suaminya adagio-adagio penuh sendu. (MBt : 58)

(77) Un domestique, derrière sa chaise, lui nommait tout haut, dans l’oreille, les

plats qu’il désignait du doigt en bégayant. (MB : 82)

Dengan suara keras, seorang pelayan di belakang kursinya menyebut di

dekat telinganya nama hidangan-hidangan yang ditunjukkannya dengan

jarinya sambil menggagap. (MBt : 64)

(78) Ils étaient sur les hauteurs de Thibourvillle, lorsque, devant eux, tout a

coup, des cavaliers passèrent en riant, avec des cigares à la bouche. (MB :

88)

Mereka sampai ke tanah tinggi Thibourville ketika di depan mereka, tiba-

tiba, beberapa penunggang kuda lewat sambil tertawa, dengan serutu di

mulut. (MBt : 71)

(79) Charles, assis devant Emma, dit en se frottant les mains d’un air heureux.

(MB : 89)

Charles yang duduk berhadapan dengan Emma, berkata dengan muka

bahagia sambil menggosok-gosok tangannya. (MBt : 71)

(80) La nuit, quand les mareyeurs, dans les charrettes, passaient sous ses

fenêtres en chantant la Marjolaine, elle s’éveillait ; et écoutant le bruit des

roues ferrées ; qui a la sortie du pays, s’amortissait vite sur la terre. (MB :

92)

Malam hari, ketika para pedagang ikan lewat dengan pedati mereka di

bawah jendelanya sambil menyanyikan lagu La Marjolaine, ie terbangun,

lalu mendengarkan bunyi roda-roda yang berlapis besi, bunyi yang segera

akan redam begitu mereka sampai di jalan tanah keluar kota. (MBt : 73)

(81) A table même, elle apportait son livre, et elle tournait les feuillets, pendant

que Charles mangeait en lui parlant. (MB : 92)

Sampai ke meja makan dibawanya bukunya, dan dibuka-bukanya

halamannya sementara Charles makan sambil bercakap-cakap kepadanya.

MBt : 75)

(82) Pour remplacer Nastasie (qui enfin partit de Tostes, en versant des

ruisseaux de larmes, Emma prit à son service une jeune fille de quatorze

ans, orpheline et de physionomie douce. (MB : 94)

Sebagai pengganti Nastasia (yang pada akhirnya meninggalkan Tostes

sambil bercucuran air mata), Emma mengambil seorang gadis, anak yatim

umur empat belas tahun dengan raut muka lembut. (MBt : 76)

(83) Emma le regardait en haussant les épaules. (MB : 96)

Emma memandangnya, mengangkat bahu. (MBt : 78)

87

(84) Quel pauvre homme ! quel pauvre homme ! disait-elle tout bas, en se

mordant les lèvres. (MB : 97)

‘‘Kasihan ! Kasihan dia !’’ katanya pelan-pelan sambil menggigit-gigit

bibir.

(85) De temps à autre, tout en lançant contre la borne un long jet de salive

brune, il soulevait du genou son instrument, dont la bretelle dure lui

fatiguait l’épaule. (MB : 100)

Sekali-sekali, sambil meludahi tonggak jalanan dengan semburan ludah

panjang kecoklatan, ia mengangkat alat musinya dengan lututnya karena

bahunya kecapaian kena regangan talinya yang keras. (MBt : 82)

(86) Mais, ils vont me déchirer le tapis, continuait-elle en les regardant de loin,

son écumoire a la main. (MB : 112)

Aduh ! mereka rusak kainku nanti.’’ Begitulah ia terus menerus menggerutu

sambil melihat dari jauh, dengan sendok masaknya di tangan. (MBt : 91)

(87) Ce ne sont pas des queux comme lui qui nous font peur ! interrompit

l’hôtesse, en haussant ses grosses épaules. (MB : 113)

‘‘Bukan pengemis seperti dia itu yang bisa bikin takut kita !’’ sela pemilik

penginapan sambil mengangkat bahunya yang gemuk. (MBt : 91)

(88) Qu’y a-t-il pour votre service, monsieur le cure ? demanda la maitresse

d’auberge, tout en atteignant sur la cheminée un des flambeaux de cuivre

qui s’y trouvaient ranges en colonnade avec leurs chandelles ;….) (MB :

115)

‘‘Ada yang diperlukan, Tuan Pastor ?’’ tanya pemilik penginapan itu sambil

meraih dari pinggiran perapian salah sebuah obor kuningan yang diatur

berderet-deret bersama lilin-lilinnya. (MBt : 93)

(89) Laisse-moi ! dit celle-ci en l’écartant avec la main. (MB : 162)

‘‘Jangan !’’ kata Emma dan tangannya menolak si kecil.

(90) Elle la prit avec la couverture qui l’enveloppait, et se mit à chanter

doucement en se dandinant. (MB : 135)

Emma mengangkatnya bersama selimut bungkusnya, lalu mulai menyanyi-

nyanyi dengan lirih sambil bergoyang-goyang membuai anaknya. (MBt :

112)

(91) Et elle sortit en essuyant ses pieds sur le seuil. (MB : 135)

Lalu Emma keluar sambil menggosok-gosok kakinya di ambang pintu.

(MBt : 113)

(92) La bonne femme l’accompagna jusqu’au bout de la cour, tout en parlant du

mal qu’elle avait à se relever la nuit. (MB : 135)

Perempuan itu mengantarkannya sampai ke ujung pekarangan, sambil terus-

menerus bercerita betapa susahnya ia bangun malam hari. (MBt : 113)

(93) C’est le temps, sans doute, dit-il en regardant les carreaux avec une figure

rechignée, qui est la cause de ces maladies-là ! (MB : 149)

88

‘‘Pasti udaranya,’’ katanya sambil menatap kaca jendela dengan

memberengut. (MBt : 127)

(94) Comme j’ai été sage ! se disait-elle en songeant aux écharpes. (MB : 149)

‘‘Aku tadi tahu diri juga !’’ katanya dalam hati, teringat syal-syal tadi.

(MBt : 126)

(95) Allez, dit-il, quand il fut revenu près d’Emma, et en déployant son large

mouchoir d’indienne, dont il mit un angle entre ses dents, les cultivateurs

sont bien à plaindre ! (MB : 160)

‘‘Ya, kaum tani memang layak dikasihani,’’ katanya setelah kembali ke sisi

Emma. Saputangannya yang besar dari kain belacu dibukannya, dan satu

pojok digigitnya. (MBt : 135)

(96) Elle monta les marches de son escalier en se tenant à la rampe, et, quand

elle fut dans sa chambre, se laissa tomber dans un fauteuil. (MB : 162)

Emma menaiki anak-anak tangga rumahnya sambil berpegang pada susuran

tangan. Waktu ia sampai di kamarnya, ia mengempaskan diri ke atas kursi

besar. (MBt : 137)

(97) Son camarade, toutefois lui paraissait fort singulier ; car souvent Léon se

renversait sur sa chaise en écartant les bras, et se plaignait vaguement

de l’existence. (MB : 164)

Meskipun begitu, kawannya menurut pendapatnya memang aneh sekali.

Sebab seringkali Leon menghenyakkan badannya ke sandaran kursi sambil

merentangkan lengannya, dan samar-samar menyesali hidupnya. (MBt :

139)

(98) Oh ! c’est vrai ! faisait l’autre en caressant sa mâchoire, avec un air de

dédain mêlé de satisfaction. (MB : 165)

‘‘Oh ya, betul juga !’’ kata yang lain sambil mengusap rahangnya dengan

air muka yang mengandung ejekan bercampur kepuasan. (MBt : 139)

(99) Je m’en doutais, dit Bovary en appliquant son doigt sur la veine. (MB : 178)

‘‘Sudah saya sangka,’’ kata Bovary sambil memijit pembuluh darahnya

dengan jari. (MBt : 151)

(100) L’un d’eux, qui semblait plus considérable, prenait, tout en marchant,

quelques notes sur un album. (MB : 190)

Salah seorang dari mereka yang kelihatannya lebih berwibawa, membuat

catatan di dalam sebuah album sambil berjalan. (MBt : 162)

Hubungan Makna ‘Penjumlahan’

(101) Elle allait chez les avoues, chez le président, se rappelait l’échéance des

billets, obtenait des retards ; et, à la maison, repassait, cousait,

blanchissait, surveillait les ouvriers, soldait les mémoires, tandis que, sans

s’inquiéter de rien, Monsieur, continuellement engourdi dans une

somnolence boudeuse dont il ne se réveillait que pour lui dire des choses

89

désobligeantes, restait à fumer au coin du feu, en crachant dans les cendres.

(MB : 28)

Dan di rumah ia menyeterika, menjahit, mencuci, mengawasi pekerja,

membayar rekening, sedangkan tuan besar, yang senantiasa membeku dalam

kantuk murung dan hanya berjaga untuk mengatakan hal-hal yang kurang

sedap didengar kepada istrinya, tinggal dekat perapian, merokok, dan sekali-

sekali meludahi abu perapian. (MBt : 15)

(102) Charles, dans la rue, bouclait ses éperons sur la borne ; et elle continuait à

lui parler d’en haut, tout en arrachant avec sa bouche quelque bribe de

fleur ou de verdure qu’elle soufflait vers lui …(MB : 61)

Charles di jalan memasang pacunya di atas batu penjuru rumah. Emma dari

atas terus bicara kepadanya, dan bibirnya mencabut secuil kembang atau

daun yang diembuskan ke arah Charles. (MBt : 47)

(103) Et, tantôt dolente et traînarde ; ou joyeuse et précipitée, la musique de la

boite s’échappait en bourdonnant à travers un rideau de taffetas rose, sous

une grille de cuivre en arabesque. (MB : 100)

Dan musik yang kadang meratap dan malas-malas, kadang-kadang riang dan

lincah, lepas dari peti itu dan mendengung melalui tirai dari tafta merah

jambu, di bawah kisi-kisi kuningan dengan motif arabesk. (MBt : 100)

(104) Ah ! ne l’écoutez pas, madame Bovary, interrompit Homais en se penchant

sur son assiette, c’est modestie pure. (MB : 122)

‘‘Ah ! Jangan derngarkan dia, Nyonya Bovary,’’ sela Homais dan badannya

maju ke atas piringnya. (MBt : 100)

(105) A l’anglaise donc, fit-elle, abandonnant la sienne, tout en s’efforçant de

rire. (MB : 167)

‘‘Salam secara orang Inggrislah !’’ kata Emma sambil menyerahkan

tangannya dan memaksa diri tertawa. (MBt : 142)

Hubungan Makna ‘Waktu’

(106) Nous avions l’habitude, en entrant en classe, de jeter nos casquettes par

terre, afin d’avoir ensuite nos mains plus libres ; il fallait, dès le seuil de la

porte, les lancer sous le banc, de façons à frapper contre la muraille, en

faisant beaucoup de poussière ; c’était là le genre. (MB : 24)

Kebiasaan kami kalau masuk kelas, membanting pet ke lantai supaya tangan

bebas. Begitu menginjak ambang pintu, pet harus dilemparkan ke bawah

bangku sehingga kena dinding dan mengepulkan debu banyak-banyak.

(MBt : 12)

(107) C’était comme l’initiation du monde, l’accès des plaisirs défendus ; et, en

entrant, il posait la main sur le bouton de la porte avec une joie presque

sensuelle. (MB : 32)

Seakan-akan berkenalan untuk pertama kalinya dengan dunia. Seakan-akan

memasuki tempat hiburan yang terlarang. Dan bilamana masuk, tangannya

memegang tombol pintu dengan rasa girang dan penuh gairah. (MBt : 19)

90

(108) Il s’était cassé la jambe, la veille au soir, en revenant de faire les Rois, chez

un voisin. (MB : 36)

Kakinya patah kemarin sorenya, waktu ia pulang sehabis merayakan Pesta

Raja-Raja di tempat salah seorang tetangga. (MB : 23)

(109) Comme elle fut longtemps avant de trouver son étui, son père s’impatienta ;

elle ne répondit rien ; mais tout en cousant, elle se piquait les doigts, qu’elle

portait ensuite à sa bouche pour les sucer. (MB : 38)

Karena lama tempat jahitannya tidak ditemukan, ayahnya hilang

kesabarannya. Emma tidak menjawab, tetapi ketika menjahit, berkali-kali

jari-jarinya tertusuk, lalu jari itu dirapatkannya ke mulut dan diisapnya.

(MBt : 25)

(110) Comme la salle était fraiche, elle grelottait tout en mangeant, ce qui

découvrait un peu ses lèvres charnues, qu’elle avait coutume de

mordillonner à ses moments de silence. (MB : 39)

Karena ruang itu sejuk, ia menggigil waktu makan, sehingga bibirnya yang

padat, yang menurut kebiasaannya digigit-gigitnya pada saat ia berdiam diri,

agak merekah. (MBt : 26)

(111) Comme la salle était fraiche, elle grelottait tout en mangeant, ce qui

découvrait un peu ses lèvres charnues, qu’elle avait coutume de

mordillonner à ses moments de silence. (MB : 39)

Karena ruang itu sejuk, ia menggigil waktu makan, sehingga bibirnya yang

padat, yang menurut kebiasaannya digigit-gigitnya pada saat ia berdiam diri,

agak merekah. (MBt : 26)

(112) Il avait un espoir sans but, un bonheur vague ; il se trouvait la figure plus

agréable en brossant ses favoris devant son miroir. (MB : 46)

Di dalam kalbunya ada harapan tanpa sasaran, kebahagiaan yang samar-

samar. Bila ia menyikat cambangnya di depan kaca, mukanya menurut

perasaannya kelihatan lebih menyenangkan. (MBt : 32)

(113) Le soir, en s’en retournant, Charles reprit une a une les phrases qu’elles

avaient dites, tachant de se les rappeler, d’en compléter le sens, afin de se

faire la portion d’existence qu’elle avait vécue dans le temps qu’il ne la

connaissait pas encore. (MB : 48)

Malam hari waktu Charles pulang dari Les Bertaux, satu per satu ia

mengulang-ulangi kalimat-kalimat yang telah diucapkan Emma dan

mencoba mengingatnya kembali, mengisi maknanya, supaya ia dapat

mencoba menyusun kembali bagian kehidupan yang dilalui Emma sebelum

Charles berkenalan dengan dia. (MBt : 34)

(114) Vus de si près, ses yeux lui paraissaient agrandis, surtout quand elle ouvrait

plusieurs fois de suite ses paupières en s’éveillant; (MB : 61)

Kalau dilihat sedekat itu, mata Emma jadi tampak makin besar olehnya,

apalagi apabila pelupuk matanya berkedip-kedip pada waktu bangun. (MBt :

47)

91

(115) Au lieu de suivre la messe, elle regardait dans son livre les vignettes pieuses

bordées d’azur, et elle aimait la brebis malade, le Sacré-Cœur perce de

flèches aiguës, ou le pauvre Jésus, qui tombe en marchant sur sa croix.

(MB : 65)

Daripada mengikuti misa ia lebih suka melihat-lihat di dalam bukunya

vinyet-vinyet saleh dengan pinggiran lazuardi. Dan yang disukainya ialah

ddomba yang sakit, Hati Kudus yang tertembus panah-panah tajam, atau

Yesus yang malang yang terjatuh-jatuh waktu berjalan dibebani salib.

(MBt : 50)

(116) Emma se sentit, en entrant, enveloppée par un air chaud, mélange du

parfum des fleurs et du beau linge, du fumet des viandes et de l’odeur des

truffes. (MB : 81)

Waktu masuk, Emma merasa seperti diselubungi udara hangat, campuran

bau wangi bunga-bungaan dan kain-kain meja yang bagus, bau sedap

masakan daging, dan harumnya masakan jamur truffe. (MBt : 63)

(117) Emma frissonna de toute sa peau en sentant ce froid dans sa bouche. (MB :

82)

Emma menggigil sekujur badannya ketika merasa dingin minuman itu

dalam mulutnya. (MBt : 65)

(118) En passant auprès des portes, la robe d’Emma, par le bas, s’éraflait au

pantalon (MB : 86)

Ketika mereka lewat dekat pintu-pintu, bagian bawah gaun Emma

melingkari pantalon pasangannya. (MBt : 69)

(119) Toutes les fois que revenait le mercredi, elle se disait en s’éveillant : « Ah !

Il y a huit jours …, il y a quinze jours…, il y a trois semaines, j’y étais ! »

(MB : 90)

Setiap kali tiba hari Rabu, waktu bangun, ia berkata di dalam batin, « Ah,

delapan hari yang lalu . . . . . lima belas hari yang lalu . . . . . tingga minggu

yang lalu aku di sana ! » (MBt : 72)

(120) Car Charles, en rentrant, mettait lui-même son cheval à l’écurie, retirait la

selle et passai le licou, pendant que la bonne apportait une botte de paille et

la jetait, comme elle le pouvait, dans la mangeoire. (MB : 94)

Sebab Charles kalau pulang memasukkan sendiri kudannya ke dalam

kandang, menurunkan pelana dan membuka tali lehernya, sementara si

pembantu rumah tangga mengantarkan seikat jerami yang dilemparnya

sekenanya ke dalam tempat makan kuda itu. (MBt : 76)

(121) Léon attendit pendant tout le jour que six heures du soir fussent arrivées ;

mais, en entrant à l’auberge, il ne trouva personne que M’ Binet, attablé.

(MB : 127)

Leon sepanjang hari itu menantikan tibanya pukul enam malam. Tetapi

waktu ia masuk penginapan, tidak ada orang didapatinya di sana kecuali

Tuan Binet yang sudah duduk di meja makan. (MBt : 105)

92

(122) Emma se sentait faible en marchant ; les cailloux du trottoir la blessaient ;

elle hésita si elle ne s’en retournerait pas chez elle, ou entrerait quelque

part pour s’asseoir. (MB : 133)

Emma merasa lemah waktu berjalan. Kerikil-kerikil di kakilima

menyakitkannya. Ia ragu-ragu, bukankah lebih baik ia kembali ke rumah,

atau ke suatu tempat untuk duduk-duduk. (MBt : 111)

(123) Un soir, en rentrant, Léon trouva dans sa chambre un tapis de velours et de

laine avec des feuillages sur fond pâle. (MB : 143)

Pada suatu malam, waktu Leon pulang, terdapat olehnya di dalam kamarnya

sebuah permadani dari beludru dan wol dengan gambar dedaunan di depan

latar yang terang. (MBt : 120)

(124) Quand ça la prenait trop fort, elle s’en allait toute seule sur le bord de la

mer, si bien que le lieutenant de la douane, en faisant sa tournée, souvent la

trouvait étendue à plat ventre et pleurant sur les galets. (MB : 155)

Kalau kambuhnya terlalu parah, ia pergi seorang diri ke tepi laut, sampai-

sampai pegawai duane pada perjalanan kelilingnya sering menemukannya

menangis tertelungkup di atas kerikil pantai. (MBt : 131)

(125) Voilà la petite qui, en jouant, vient de se blesser par terre. (Mb : 162)

‘‘Si kecil jatuh waktu main, lalu terluka.’’

(126) Alors, en la contemplant dormir, ce qu’elle conservait d’inquiétude se

dissipa par degrés, et elle se parut à elle-même bien sotte et bien bonne de

s’être troublée tout à l’heure pour si peu de chose. (MB : 163)

Lalu, waktu ia menekuri anaknya yang tidur, kecemasan yang masih ada

dalam hatinya sedikit demi sedikit hilang. Dan dalam pandangannya sendiri,

ia tolol benar, dungu benar tadi itu menjadi bingung karena hal seremeh itu.

(MBt : 138)

(127) La servante l’avait été chercher dans l’algarade ; en apercevant son élève

les yeux ouverts, il reprit haleine. (MB : 179)

Ketika melihat muridnya memandang dengan mata terbuka, napasnya lega.

Lalu ia berputar-putar mengitarinya, dan matanya memeriksanya dari ujung

rambut sampai ke ujung kaki. (MBt : 152)

(128) Et, en achevant ces mots, Rodolphe ajouta la pantomime à sa phrase (MB :

197)

Dan, waktu mengakhiri kata-kata itu, Rodolphe menyambung ucapannya

dengan gerak. (MBt : 169)

Hubungan Makna ‘Sebab’

(129) Dans son exaspération, M. Bovary père, brisant une chaise contre les

pavés, accusa sa femme d’avoir fait le malheur de leur fils en l’attelant à

une haridelle semblable, dont les harnais ne valaient pas la peau. (MB : 43)

Karena jengkelnya, Tuan Bovary tua membanting kursi ke ubin sampai

patah berkeping-keping, menuduh istrinya telah mencelakakan anak mereka

93

karena dijadikan pasangan dari kuda tua bangka semacam itu, yang seluruh

abah-abahnya belum senilai kulitnya. (MBt : 30)

Hubungan Makna ‘Syarat’

(130) Des mouches, sur la table, montaient le long des verres qui avaient servi, et

bourdonnaient en se noyant au fond, dans le cadre resté. (MB : 47)

Di meja beberapa ekor lalat sedang merayapi gelas-gelas yang habis

dipakai, dan mendengung-dengung bila tenggelam ke dalam sisa minuman

diser di dasarnya. (MBt : 33)

(131) Les autres gens de la noce causaient de leurs affaires ou se faisait de niches

dans le dos, s’excitent d’avance à la gaieté ; et, en y prêtant l’oreille, on

entendait toujours le crin-crin du ménétrier qui continuait à jouer dans la

campagne. (MB : 54)

Undangan-undangan lain pada pesta itu bercakap-cakap tentang urusan

mereka atau berkelakar di belakang punggung orang, dan dengan hati

gembira menantikan meledaknya keriangan. Dan kalau mereka memasang

telinga, masih terdengar juga gesekan tukang biola yang masih memainkan

biolanya di tengah-tengah ladang. (MBt : 40)

(132) Elle frémissait, en soulevant de son haleine le papier de soie des gravures,

qui se levaient à demi plié et retombait doucement contre la page. (MB : 67)

Emma gemetar bila dengan nafasnya ia meniup kertas halus tembus cahaya

di atas gambar-gambarnya yang kemudian naik setengah terlipat dan pelan-

pelan rebah kembali ke kertas halaman. (MBt : 52)

(133) Si bien qu’on ne crut pas au château outrepasser les bornes de la

condescendance, ni d’autre part commettre une maladresse, en invitant le

jeune ménage. (MB : 78)

Di kastil pun orang tidak akan menganggap ia kelewat merendahkan diri,

ataupun membuat keteledoran apabila pasangan muda ini diundang. (MBt :

61)

(134) Comme elle la traversait pour aller au salon, Emma vit autour du jeu des

hommes a figure grave, le menton pose sur de hautes cravates, décorés tous,

et qui souriaient silencieusement, en poussant leur queue. (MB : 80)

Waktu Emma melintasi ruang bilyar itu untuk menuju ke salon, dilihatnya

sekeliling meja bola ada beberapa laki-laki dengan wajah serius, dagu

bertopang pada dasi tinggi, semuaya memakai tanda jasa, dan mengulum

senyum apabila menyodok bola dengan kiunya. (MBt : 62)

(135) On n’entendait pas d’oiseaux, tout semblait dormir, l’espalier couvert de

paille et la vigne comme un grand serpent malade sous le chaperon du mur,

ou l’on voyait en s’approchant, se trainer des cloportes à pattes

nombreuses. (MB : 99)

Tak terdengan kicau burung. Semuanya seakan-akan terlena : pohon-pohon

espalier yang ditutupi jerami, dan pohon anggur yang rupanya seperti ular

besar yang sakit di bawah lindungan kepala tembok yang kalau didekati

94

kelihatan tungau-tungaunya berkaki banyak berkeliaran kemana-mana.

(MBt : 81)

(136) L’Hirondelle est capable de la défoncer en arrivant ! (MB : 112)

Kereta ‘Hirondelle bisa menabraknya nanti kalau datang ! (MBt : 91)

(137) En s’attachant M. Bovary par des politesses, c’était gagner sa gratitude, et

empêcher qu’il ne parlât plus tard, s’il s’apercevait de quelque chose.

(MB : 129)

Kalau Tuan Bovary dapat dipikatnya dengan segala macam sopan santun

itu, artinya budinya dapat dipupuk, maka kalau nanti ada yang ketahuan

olehnya, ia akan tercegah membuka mulut. (MBt : 107)

Hubungan Makna ‘Cara’

(138) Or il y a, de Tostes aux Bertaux, six bonnes lieues de traverse, en passant

par Longueville et Saint-Victor. (MB : 35)

Tetapi dari Tostes sampai Les Bertaux, jalan yang harus ditempuh enam mil

lebih melalui Longueville dan Saint-Victor. (MBt : 22)

(139) La cour allait en montant, plantée des arbres symétriquement espacés, et le

bruit gai d’un troupeau d’oies retentissait près de la mare. (MB : 37)

Halaman rumah melandai naik, ditanami pohon-pohon yang diatur supaya

simetris. Dan bunyi ria sekawanan angsa menggema dekat kolam. (MBt :

24)

(140) Emma, de temps à autre, se rafraichissait les joues en y appliquant la

paume de ses mains, qu’elle refroidissait après cela sur la pomme de fer des

grands chenets. (MB : 47)

Emma, sesekali, menyejukkan pipinya dengan telapak tangannya yang

sesekali didinginkannya kembali pada tombol besi tempat kayu bakar

perapian. (MBt : 33)

(141) Emma rougit quand il entra, tout en s’efforçant de rire un peu, par

contenance. (MB : 50)

Emma merah mukanya ketika ia masuk. Tetapi gadis itu memaksa diri

tertawa sedikit untuk menyembunyikan malunya. (MBt : 36)

(142) Il avait eu, lors des grands chaleurs, un abcès dans la bouche, dont Charles

l’avait soulage comme par miracle, en y donnant à point un coup de

lancette. (MB : 77)

Suatu kali, sewaktu udara sedang panas sekali, ia mendapat bisul di dalam

mulut. Charles menyembuhkannya secara ajaib : bisul ditusuknya dengan

lanset tepat pada waktunya. (MBt : 61)

(143) Il fumait en avançant les lèvres, crachant à toute minute, se reculant à

chaque bouffée. (MB : 89)

Ia merokok dengan melancipkan bibirnya, meludah-ludah setiap menit, dan

mundur-mundur tiap kali menghembuskan asap. (MBt : 72)

95

(144) Changer mon billard, continuait-elle en se parlant à elle-même, lui qui

m’est si commode pour ranger ma lessive, et sur lequel, dans le temps de la

chasse, j’ai mis coucher jusqu’au six voyageurs ! (MB : 113)

Mengganti meja bilyarku !’’ lanjutnya kepada dirinya sendiri, ‘‘padahal

besar gunanya untuk mengatur barang pecah belahku, dan kalau sudah

musim perburuan, dapat menampung sampai enam orang tamu. (MBt : 92)

(145) Le soleil traversait d’un rayon les petits globules bleus des ondes qui se

succédaient en se crevant. …(MB : 137)

Dengan sinarnya matahari menembusi gelembung-gelembung biru kecil dari

ombak-ombak yang pecah beruntun-runtun. (MBt : 114)

(146) Quand ils furent arrives devant son jardin, Mme Bovary poussa la petite

barrière, monta les marches en courant et disparut. (MB : 138)

Ketika mereka sampai di depan pekarangan rumah, Nyonya Bovary

mendorong pintu pagar yang kecil, lari menaiki tangga, lalu menghilang.

(MBt : 115)

(147) Bonnet grec à la main, il entrait a pas muets pour ne déranger personne et

toujours en répétant la même phrase : « Bonjour la compagnie ! » (MB :

140)

Dengan songkok Yunaninya di tanga nia masuk melangkah tanpa bunyi

supaya orang tidak terganggu dan ia selalu mengulangi kata-kata yang

sama, ‘‘Selamat malam semua !’’ (MBt : 117)

(148) Le dimanche, par exemple, on ne pouvait le faire sortir du salon, ou Mme

Homais l’avait appelé pour prendre les enfants, qui s’endormaient dans les

fauteuils, en tirant avec leurs dos les housses de calicot, trop larges. (MB :

141)

Hari minggu umpamanya, ia tidak mau keluar-keluar dari ruang duduk

setelah dipanggil masuk oleh Nyonya Homais untuk mengambil anak-anak

yang terkantuk-kantuk di kursi sehingga sarung beludru sandaran kursi yang

terlalu longgar itu tertarik-tarik oleh punggung mereka. (MBt : 118)

(149) Son vêtement, ensuite, retombait des deux côtes sur le siège, en bouffant,

plein de plis, s’étalait jusqu’à terre. (MB : 142)

Lalu pakaiannya yang penuh lipit-lipit itu jatuh kembali, mengembung di

kedua belah sisi tempat duduknya, dan terbentang sampai ke ubin. (MBt :

119)

(150) …. elle répétait, en avançant ses lèvres comme pour un baiser. (MB : 147)

Dan ia mengulangi lagi dengan melancipkan bibirnya seakan-akan hendak

memberi ciuman. (MBt : 123)

(151) Elle se dégagea, pour lui, des qualités charnelles dont il n’avait rien à

obtenir ; et elle alla, dans son cœur, montant toujours et s’en détachant, à la

manière magnifique d’une apothéose qui s’envole. (MB : 152)

Emma baginya menjadi terlepas dari sifat-sifat yang melekat pada tubuh

manusia dengan segala nafsunya yang tak mungkin memberinya harapan

96

apa-apa. Dan di dalam hati Leon, Emma makin tinggi julangnya, dan makin

lepas dari pegangannya, lulus dengan megahnya bagaikan kejayaan yang

menghilang. (MBt : 128)

(152) …-et au lieu d’en détourner sa pensée, elle l’y attachait davantage,

s’excitant a la douleur et en cherchant partout les occasions. (MB : 153)

Tapi alih-alih dibelokkannya pikirannya dari penderitaan itu, ia malah

makin erat memegangnya, terangsang ia merasakan sakitnya, dan

kesempatan untuk merasakannya kembali dicarinya dimana-mana. (MBt :

129-130)

(153) Des hirondelles passaient en poussant de petits cris, coupaient l’air au

tranchant de leur vol, et rentraient vite dans leurs nids jaunes, sous les

tuiles du larmier. (MB : 157)

Burung-burung layang-layang lewat dengan pekik pendek-pendek,

membelah udara dengan sayapnya, dan bergegas pulang ke sarang-sarang

kuning mereka di bawah genting talang. (MBt : 133)

(154) Vous vous trouves gênée ? fit-il, en s’avançant d’un air inquiet ; c’est la

digestion, sans doute ? (MB : 160)

‘‘Ada apa ? Sakit ? tanya pastor. Lalu ia mendekat dengan muka cemas.’’

Anda habis makan ? Saki perut barangkali !

(155) Eh ! laisse-moi donc ! fit-elle en la repoussant du coude. (MB : 162)

‘‘Ayo, pergi ah !’’ kata Emma dan anak itu ditolaknya dengan sikunya.

(MBt : 137)

(156) Oh ! je l’aurai ! s’écria-t-il en écrasant, d’un coup de bâton, une motte de

terre devant lui. (MB : 181)

‘‘Oh ! Ia pasti saya dapat !’’ serunya dan dengan sebatan tongkat

dihancurkannya segumpal tanah di mukanya. (MBt : 154)

(157) Elles marchaient en se tenant par la main, et se répandaient ainsi sur toute

la longueur de la prairie, depuis la ligne de trembles jusqu'à la tente du

banquet. (MB : 189)

Mereka berjalan dengan bergandengan tangan, dan dengan demikian

merentang sepanjang padang rumput, mulai dari deretan pohon tremble

sampai tenda bangket. (MBt : 161)

(158) Sitôt qu’il reconnut Rodolphe, il s’avança vivement, et lui dit en souriant

d’un air aimable. (MB : 190)

Begitu ia mengenali Rodolphe, ia maju dengan cepat. Dan dengan senyum

ramah ia menegur. (MBt : 162)

Hubungan Makna ‘Proses’

(159) Noirs à l’ombre et bleu fonce au grand jour, ils avaient comme des couches

de couleurs successives, et qui, plus épaisses dans le fond, allaient en

s’éclaircissant vers la surface de l’émail. (MB : 61)

97

Hitam dalam keteduhan dan biru tua di cahaya cerah, mata itu seakan-akan

terdiri dari beberapa lapisan warna yang tindih menindih, yang mula-mula

gelap di bagian dalam menjadi makin terang dekat permukaan mata. (MBt :

47)

(160) Les guides molles battaient sur sa croupe en s’y trempant d’écume, et la

boite ficelée derrière le boc donnait contre la caisse de grands coups

réguliers. (MB : 88)

Tali-tali kendali yang kendur, mengepak-ngepak pinggang kuda dan

menjadi basah oleh busa keringatnya. Dan peti yang diikat di belakang

kereta, membentur papan kayu dengan teratur. (MBt : 71)

98