Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

88
20. DAERAH TINGKAT I SULAWESI TENGGARA 20. DAERAH TINGKAT I SULAWESI TENGGARA I. GAMBARAN UMUM 1. Keadaan daerah Wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara meliputi are-al seluas 27,7 ribu km2. Pada tahun 1986 tanah di wilayah Sulawesi Tenggara meliputi areal 703

description

 

Transcript of Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Page 1: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

20. DAERAH TINGKAT I SULAWESI

TENGGARA

20. DAERAH TINGKAT I

SULAWESI TENGGARA

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara

meliputi are-al seluas 27,7 ribu km2.

Pada tahun 1986 tanah di wilayah Sulawesi Tenggara

meliputi areal persawahan sekitar 96.063 ha atau 3,5%, areal

perkebunan negara dan swasta sekitar 254.962 ha atau 9,21,

areal tegalan, kebun, ladang dan huma sekitar 253.227 ha

atau 9,1%, areal tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan sekitar

166.043 ha atau 6,0%, areal kehutanan sekitar 1.242.302 ha

703

Page 2: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

atau 44,9% dan areal pemukiman dan budi daya lainnya

sekitar 755.003 ha atau 27,3% dari seluruh luas wilayah.

Secara administratif Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara

terdiri dari 4 Daerah Tingkat II Kabupaten. Seluruh Daerah

Tingkat II tersebut meliputi 2 kota administratif (Kendari

dan Bau-Bau), 64 kecamatan dan 746 desa dan kelurahan.

Pada tahun 1988 penduduk Propinsi Sulawesi Tenggara

diperkirakan mencapai 1.255.146 jiwa. Kepadatan rata-rata

pada

tahun 1988 adalah 45 jiwa per km2. Kepadatan rata-rata

pendu- duk Indonesia pada tahun yang sama besarnya 91 jiwa

per km2.

Kabupaten Buton merupakan daerah dengan kepadatan

pendu- duk tertinggi di propinsi Sulawesi Tenggara, yaitu 75

jiwa per km2. Kabupaten Kolaka merupakan daerah

dengan kepadatan penduduk terendah, yaitu 33 jiwa per

km2. Pada tahun 1985 penduduk Propinsi Sulawesi

Tenggara yang tinggal di daerah perkotaan meliputi 9,7%

dan pada tahun 1988 diperkirakan meningkat menjadi

9,9%. Sebagian besar penduduk (44%) berdiam di daerah

kepulauan Mina dan Buton yang merupakan 29,8% dari

704

Page 3: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

seluruh luas wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara, 35,8%

terse-bar di Kabupaten Kendari dan 20,2% tersebar di

bagian Barat Kabupaten Kolaka.

Pada tahun 1985, penduduk usia kerja (I.0 tahun ke

atas) di Propinsi Sulawesi Tenggara berjumlah 753.373

orang (67,3%). Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam

angkatan kerja sebanyak 429.336 orang, dan angkatan

kerja yang bekerja berjumlah 423.782 orang. Pada tahun

1985 tingkat partisipasi angkatan kerja adalah 57,0%.

Menurut tingkat pendidikannya, angkatan kerja yang ada

terbagi dalam 61,1% tidak dan belum pernah tamat

Sekolah Dasar (SD), 23,9% tamat SD, 6,7% tamat Sekolah

Menengah Tingkat Pertama (SMTP), 7,6% tamat Sekolah

Menengah Tingkat Atas (SMTA), dan 0,7% tamat

Perguruan Tinggi. Pada tahun 1985 angkatan kerja yang

bekerja di sektor pertanian 70,7%, di sektor industri 4,4%,

di sektor perdagangan 9,5%, dan di sektor-sektor lainnya

15,4%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa sektor

pertanian masih memegang peranan yang sangat dominan

dalam penyerapan tenaga kerja.

Dalam periode 1983-1986 laju pertumbuhan produksi

Page 4: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

daerah di luar minyak dan gas bumi Daerah Tingkat I

Sulawesi Tenggara

rata-rata 6,3% per tahun. Dalam periode tersebut sektor

pertanian tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 3;9%

per tahun sedangkan industri 33,8% per tahun. Pada tahun

1986 sektor pertanian memberikan sumbangan terbesar

kepada PDRB, yaitu sebesar 42,7%. Sedangkan sektor

industri baru dapat memberikan sumbangan kepada

PDRB sebesar 1,5%.

Pada tahun 1986 produksi pertanian pangan mencapai

tingkat penyediaan 70,5 kg produksi beras per kapita per

tahun. Kegiatan perkebunan antara lain menghasilkan

kelapa, jambu mete, coklat, kopi, cengkeh dan kapas yang

umumnya produksinya terus meningkat dengan baik,

kecuali kapas. Dari hasilhasil tersebut, komoditi yang

telah diekspor antara lain kopi dan coklat. Di samping itu

Propinsi Sulawesi Tenggara juga memproduksi hasil

hutan ikutan, terutama rotan, damar dan ma-du, yang

merupakan komoditi perdagangan yang cukup berarti.

Prasarana pengairan yang telah dibangun telah dapat

mengairi areal sawah seluas sekitar 26.885 ha. Dengan

Page 5: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

selesainya bendungan Wawotobi luas areal sawah yang

dapat diairi secara teknis akan bertambah dengan sekitar

18.000 ha.

Bidang perhubungan selama Repelita IV telah

mencapai kemajuan yang berarti. Sebagian besar ibukota

kecamatan di Propinsi Sulawesi Tenggara telah dapat

dihubungi melalui jalan darat dan laut. Pada tahun 1986

seluruh jaringan jalan panjangnya 5.383 km, yang meliputi

199 km jalan nasional, 1.134 km jalan propinsi dan 4.050

km jalan kabupaten. Keadaan jalan nasional pada umumnya

cukup baik, tetapi sekitar 52,1% jalan propinsi dan sekitar

42,1% jalan kabupaten masih dalam kondi- si rusak.

Pelabuhan Kendari telah dapat melayani kapal-kapal

pelayaran samudera. Pelabuhan Bau-Bau di Pulau Buton

dan pelabuhan

705

Raha di Pulau Muna dapat melayani pelayaran lokal.

Pelabuhan laut untuk penyeberangan, yaitu pelabuhan Kolaka,

yang menghubungkan Propinsi Sulawesi Tenggara dengan

706

Page 6: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Propinsi Sulawesi Selatan dan pelabuhan Torobulu

menghubungkan daratan Sulawesi Tenggara dengan Pulau

Muna, masih memerlukan peningkatan, terutama fasilitas

dermaganya.

Pelabuhan Udara Wolter Mongonsidi di Kendari telah

dapat didarati pesawat jenis F-28 dengan kapasitas muatan

penuh dan pelabuhan udara perintis di Pulau Buton dapat

didarati oleh pesawat jenis Cassa 212.

Pelayanan jasa Pos dan Giro secara berkala telah men-

jangkau hampir seluruh desa melalui 4 buah Kantor Pos Besar,

35 buah Kantor Pos Pembantu, 4 fasilitas Pos Keliling Kota

dan 29 fasilitas Pos Keliling Desa. Fasilitas sentral telepon

otomat di Kendari berkapasitas 1.000 SS, di Bau-Bau

berkapasi-tas 820 SS, di Raha berkapasitas 200 SS, dan di

Kolaka berkapasitas 280 SS.

Di bidang sosial budaya peningkatan kecerdasan

penduduk telah berhasil menurunkan jumlah penduduk di atas

10 tahun yang buta huruf menjadi 24,4 orang per 1.000

penduduk pada tahun 1985 dan berhasil menaikkan

persentase anak umur 7 - 12 tahun yang masuk sekolah dari

92,8% pada akhir Repelita III menjadi 98,9% pada akhir

Page 7: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Repelita IV.

Pada akhir Repelita IV pendidikan dasar telah

menunjukkan kemajuan, baik mutu pendidikannya

maupun tingkat pemerataannya. Pada tahun 1986 setiap

desa rata-rata telah memiliki 2 buah lembaga pendidikan

dasar. Pada tahun 1986 Sulawesi Tenggara memiliki 1.630

buah SD, 216 buah SMTP, 96 buah SMTA, 6 buah Sekolah

Teknik Menengah, 3 buah Perguruan Tinggi Nege-ri dan 3

buah Perguruan Tinggi Swasta.

Pada tahun 1988 angka kelahiran kasar mencapai 39,7

bayi per 1.000 penduduk (rata-rata nasional 28,7). Angka

kematian kasar mencapai 8,6 orang per 1.000 penduduk (rata-

rata nasio- nal 7,9); dan angka kematian bayi mencapai 72,4

bayi per 1.000 kelahiran hidup rata-rata nasional 58,04).

Harapan hidup ra- ta-rata mencapai 59,5 tahun (rata-rata

nasional 62,8 tahun).

2. Masalah-masalah

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama Repelita

IV telah menghasilkan perkembangan daerah yang

Page 8: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

menggembirakan, namun masih ada masalah-masalah yang

memerlukan perhatian.

Persebaran penduduk yang belum seimbang dan jumlah

penduduk yang masih kecil merupakan masalah

pembangunan daerah Sulawesi Tenggara yang cukup besar.

Kabupaten Muna dan kabu-paten Buton dengan luas 29,7%

dari luas wilayah Sulawesi Tenggara, jumlah penduduknya

44% dari jumlah penduduk daerah Sulawesi Tenggara.

Selebihnya (56%) penduduk tersebar di kabupaten Kendari

dan kabupaten Kolaka yang luas wilayahnya meliputi 70,3%

luas wilayah Sulawesi Tenggara. Meskipun program

transmigrasi telah dilaksanakan di kabupaten-kabupaten

terse-but, tetapi jumlahnya masih belum memadai. Salah satu

kendala penting bagi penyebaran penduduk dan penyebaran

kegiatan eko-nomi yang lebih baik di daerah ini adalah belum

memadainya prasarana perhubungan.

Pada tahun 1985 sebesar 7,0% angkatan kerja berada di

daerah perkotaan dan 93,0% berada di pedesaan. Persebaran

ini telah menimbulkan permasalahan antara lain berupa

mengalirnya kelebihan tenaga kerja ke kota.

Usaha meningkatkan produksi pertanian perlu

Page 9: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

didorong. Lahan yang berpotensi di bagian Selatan

belum dapat diman-

707

faatkan seluruhnya, karena terbatasnya prasarana dan sarana

perhubungan darat yang ada. Di samping itu penduduk

setempat pada umumnya belum memiliki keterampilan

bertani di sawah.

Perladangan liar dan berpindah-pindah dapat

mengganggu kelestarian sumber daya alam. Usaha-usaha

penghijauan dan reboisasi yang sudah dilakukan belum dapat

mengatasi masalah tanah kritis secara tuntas.

Sementara itu prasarana dan sarana perhubungan yang

ada masih perlu ditingkatkan agar dapat mengimbangi

meningkatnya arus barang sebagai akibat meningkatnya

kegiatan-kegiatan perdagangan di daerah Sulawesi Tenggara

dan kegiatan ekspor. Keadaan jalan yang menghubungkan

beberapa daerah produksi dan pemukiman yang masih terisolir

kondisinya masih belum mema- dai. Demikian pula kondisi

ruas jalan yang menghubungkan Sulawesi Tenggara dengan

Sulawesi Selatan. Hal yang serupa juga dijumpai di pulau

708

Page 10: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Mina dan pulau Buton.

Pelayanan perhubungan laut masih terbatas karena

kurang- nya sarana dan prasarana pendukung pelabuhan laut,

seperti dermaga, gudang dan fasilitas keselamatan pelayaran.

Pelabuh- an-pelabuhan penyeberangan Kolaka, Torobulu,

Tampo dan Wara juga memerlukan peningkatan terutama

fasilitas dermaga dan terminal penumpangnya. Fasilitas

perhubungan udara yang ada, terutama fasilitas keselamatan

penerbangan, apron dan landas- an masih perlu ditingkatkan.

Demikian pula keadaan fasilitas pelabuhan udara perintis

Pongtiku di Pulau Buton.

Di bidang pendidikan, kesempatan belajar di tingkat SD

di daerah terpencil perlu ditingkatkan lagi. Sarana dan pra-

sarana pendidikan seperti ruang kelas, ruang praktek, ruang

laboratorium, buku dan guru baik di tingkat SD, SMTP,

SMTA dan di Perguruan Tinggi masih perlu ditingkatkan.

Di bidang kesehatan, pelayanan kesehatan juga masih

per-lu ditingkatkan, khususnya dalam pelaksanaan vaksinasi

dan pemberantasan penyakit menular, antara lain melalui

penambah- an jumlah puskesmas, puskesmas keliling,

fasilitas rumah sa- kit, serta tenaga dokter ahli, tenaga medis

Page 11: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

dan paramedis.

Masalah lain yang dihadapi adalah masih rendahnya

peran serta lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial

lainnya dalam pelaksanaan pembangunan di daerah. Demikian

pula masih perlunya usaha perkoperasian didorong agar dapat

lebih mandi- ri dan dapat berperan dalam pembangunan

perekonomian di daerah terutama di pedesaan.

Penataan ruang dan pertanahan di Sulawesi Tenggara

masih menghadapi berbagai masalah yang dapat mengurangi

kemampuan Pemerintah daerah dalam melaksanakan

koordinasi kegiatan pembangunan, pengendalian penggunaan

ruang, dan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam.

Rencana Umum Tata Ruang kabupaten dan Rencana Umum

Tata Ruang kawasan-kawasan tertentu masih belum

tersedia sebagaimana mestinya. Mekanisme pelaksanaan

pengendalian penggunaan ruang, terutama di daerah

perkotaan, masih belum mantap.

Sementara itu dalam rangka menunjang usaha-usaha

pembangunan di daerah Sulawesi Tenggara, perlu dukungan

data mengenai potensi sumber daya alam, yang diperlukan

untuk penyusunan program-program pembangunan.

Page 12: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

I I . KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN-SASARAN

PEMBANGUNAN

Pembangunan di daerah Sulawesi Tenggara merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional dan bertumpu

pada Trilogi

709

Pembangunan. Makin berhasil pelaksanaannya akan makin

nyata dukungannya kepada peningkatan ketahanan nasional

dan peman-tapan perwujudan Wawasan Nusantara.

Sesuai dengan prioritas pembangunan dalam Repelita V,

pembangunan daerah Sulawesi Tenggara diarahkan pada

pening- katan perkembangan sektor pertanian dan sektor

industri di-sertai peningkatan penguasaan dan kualitas

teknologi, sehing- ga dapat memberikan sumbangan yang

optimal kepada pertumbuhan dan mutu produksi daerah,

peningkatan mutu produksi, ekspor dan pemerataan hasil-

710

Page 13: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

hasil pembangunan di daerah tersebut. Di samping itu

pembangunan sektor sosial, kependudukan dan ekonomi

lainnya yang secara keseluruhan dilakukan secara terpadu

dalam rangka pembangunan wilayah, juga diarahkan kepada

peningkatan kualitas, pertumbuhan dan pemerataan yang

optimal, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, dan

peningkatan pendapatan nyata, kesejahteraan serta taraf

hidup seluruh lapisan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi daerah Sulawesi Tenggara yang

cukup tinggi selama Repelita V diharapkan dapat dicapai

terutama melalui peningkatan produksi dan perubahan

teknologi di sektor pertanian dan industri serta

peningkatan penyediaan jasa yang secara keseluruhan

berorientasi pada peningkatan kesempatan kerja di

berbagai sektor. Kebijaksanaan pemerataan pembangunan

yang telah ditempuh selama Repelita IV akan dilanjutkan

dan ditingkatkan agar perbaikan taraf hidup, kecerdas- an dan

kesejahteraan semakin nyata dapat dirasakan oleh selu-ruh

masyarakat, dan kemajuan yang serasi antar wilayah di

daerah Sulawesi Tenggara serta antara daerah Sulawesi

Teng-gara dan daerah-daerah lain di Indonesia makin dapat

Page 14: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

diwujudkan.

Atas dasar arah kebijaksanaan tersebut di atas dan

memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi serta potensi

dan prioritas daerah, langkah-langkah kebijaksanaan

pembangunan daerah Sulawesi Tenggara yang akan

dikembangkan dalam Repe- lita V pada pokoknya sebagai

berikut.

Usaha pembangunan di sektor pertanian dalam arti

luas akan terus ditingkatkan dengan tujuan meningkatkan

produksi dan memantapkan swasembada pangan,

meningkatkan pendapatan para petani, memperluas

kesempatan kerja, memenuhi kebutuhan industri akan

bahan baku, dan untuk membantu peningkatan ekspor.

Dalam rangka mendukung terwujudnya keseimbangan

antara industri dan pertanian dalam struktur ekonomi

nasional, usaha pembangunan dan pengembangan sektor

industri, terutama agroindustri, juga terus didorong. Iklim

berusaha yang lebih mendorong partisipasi swasta dalam

kegiatan pembangunan akan diusahakan melalui berbagai

usaha pemberian informasi dan pemberian kemudahan. Di

samping itu akan dilakukan kegiatan-kegiatan promosi untuk

Page 15: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

merangsang pihak swasta agar bersedia melakukan investasi

di daerah Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan upaya untuk meningkatkan produksi

di bidang pertanian dan industri, upaya peningkatan

prasarana dan sarana perhubungan, komunikasi,

peningkatan efisiensi dalam bidang perdagangan melalui

bimbingan dan penyuluhan, penyempurnaan sistem

informasi pasar dan penyempurnaan sistem angkutan akan

ditingkatkan. Upaya ini dilakukan dengan mengikut-

sertakan pengusaha-pengusaha swasta.

Dalam rangka upaya memperluas lapangan kerja juga

akan diusahakan agar dalam pelaksanaan pembangunan di

daerah diterapkan pola investasi yang menyerap banyak

tenaga kerja. Di samping itu diarahkan kegiatan-kegiatan

pengelolaan sumber

711

daya alam agar memenuhi persyaratan kelestarian

lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan.

712

Page 16: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Usaha koperasi akan terus didorong agar makin

mandiri dan dapat lebih berperanan dalam pembangunan

di daerah. Sejalan dengan itu akan terus dikembangkan

iklim yang dapat mendorong lembaga swadaya

masyarakat agar makin banyak berpartisipasi dalam

pembangunan daerah.

Upaya untuk peningkatan pendidikan dan kesehatan

masyarakat Sulawesi Tenggara akan dilanjutkan. Sejalan

dengan itu peningkatan penyuluhan dan penyediaan

berbagai fasilitas pelayanan masyarakat, baik di bidang

pendidikan, di bidang kesehatan maupun di bidang sosial

lainnya, diusahakan dapat menjangkau seluruh lapisan

masyarakat. Mutu pendidikan dan keterampilan penduduk

ditingkatkan melalui berbagai kegiatan pelatihan dan

peningkatan pendidikan formal yang diarahkan agar

sebagian dari peningkatan jumlah tenaga kerja yang berasal

dari pertambahan penduduk di pedesaan lebih mampu berta-

ni dengan cara-cara yang lebih maju dan agar sebagian dari

mereka dapat lebih mudah memperoleh pekerjaan di luar

sektor pertanian.

Untuk mempertahankan kemampuan prasarana dan

Page 17: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

sarana pertanian, pendidikan, kesehatan dan perhubungan

yang ada, kegiatan operasi dan pemeliharaannya akan

ditingkatkan. Dalam hubungan ini partisipasi masyarakat

akan disalurkan antara lain melalui kegiatan-kegiatan

gotong royong.

Selanjutnya dalam rangka peningkatan usaha

pemerataan pembangunan, perhatian khusus akan diberikan

kepada daerah yang relatif tertinggal, daerah kritis dan

daerah padat penduduk. Sejalan dengan itu pembangunan

masyarakat desa akan terus ditingkatkan. Pembangunan

daerah perkotaan akan dilan-

jutkan pula secara terencana dan terpadu dengan

memperhatikan perkembangan penduduk dan kepentingan

mereka agar dapat menjamin lingkungan yang sehat untuk

hidup, bekerja dan berusaha. Dengan pembangunan yang

serasi antara desa dan kota diharapkan arus urbanisasi

dapat dikendalikan.

Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan dan

ketidakseimbangan penduduk di daerah Sulawesi

Tenggara akan ditempuh peningkatan program keluarga

berencana dan langkah-langkah kebijaksanaan yang dapat

Page 18: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

mendorong perpindahan penduduk antara lain melalui

pembangunan pertanian di desa-desa yang kurang

penduduk. Di samping itu perhatian akan diberikan secara

selektif kepada pengembangan daerah kritis, daerah relatif

terbelakang dan pengembangan daerah yang berpotensi untuk

pertanian baik yang berlokasi di wilayah pedalaman maupun

di wilayah kepulauan. Pembangunan pedesaan diarahkan agar

mampu menyerap pertambahan tenaga kerja yang terjadi dan

dengan demikian dapat mengurangi arus urbanisasi. Sejalan

dengan itu pengembangan kota sedang dan kecil akan

ditingkatkan untuk membantu mengurangi derasnya arus

urbanisasi ke kota-kota be-sar. Sementara itu pengembangan

iklim usaha yang mendorong pertumbuhan sektor informal di

kota akan ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pemerintah

daerah dalam menyelenggarakan pembangunan akan

dilakukan pula lang- kah-langkah pendayagunaan aparatur.

Hal tersebut antara lain meliputi upaya untuk peningkatan

pendapatan asli daerah. Upa- ya ini dijalankan melalui

penggalian dan pengerahan potensi sumber pendapatan baru

sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku

Page 19: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

dan tidak menghambat perkembangan du- nia usaha. Dalam

hubungan ini diusahakan penyempurnaan meka-nisme

perpajakan dan retribusi daerah, peningkatan kemampuan

aparat pemerintah daerah di dalam memungut pajak dan

retribu-

713

si daerah, dan peningkatan hasil memungut Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB). Bersamaan dengan itu usaha-usaha

untuk mendorong agar swasta lebih berpartisipasi dalam

membiayai kegiatan pembangunan di daerah akan

ditingkatkan pula. Di samping itu akan dilanjutkan pula

program pendidikan dan pelatihan pegawai,

penyempurnaan sistem informasi, komunikasi, kerja

sama, koordinasi, dan penyederhanaan prosedural.

Langkahlangkah tersebut diharapkan dapat lebih

memantapkan usaha untuk mewujudkan otonomi daerah

yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab yang

pelaksanaannya bertitik berat pada Daerah Tingkat II.

Upaya penyusunan dan penyempurnaan Rencana

Umum Tata Ruang di daerah Sulawesi Tenggara akan

714

Page 20: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

ditingkatkan agar pemerintah daerah dapat lebih mampu

mengatur pemanfaatan ruang dan sumber daya yang ada

secara lebih terarah. Penataan pertanahan akan

ditingkatkan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang

Daerah agar masalah ketidakserasian penggunaan ruang

dapat diselesaikan secara lebih terarah.

Dengan pokok-pokok kebijaksanaan tersebut di atas,

dalam Repelita V laju pertumbuhan produksi daerah di

luar minyak dan gas bumi diharapkan dapat mencapai

sekurang-kurangnya 6,6% rata-rata per tahun. Laju

pertumbuhan tersebut diperhitungkan cukup memadai

untuk mendukung• peningkatan pendapatan per kapita

penduduk Sulawesi Tenggara dan penciptaan lapangan kerja

yang dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang terja-di

di daerah itu selama lima tahun yang akan datang. Sedang-

kan laju pertumbuhan sektor yang dapat dicapai per tahun

diperkirakan masing-masing sebagai berikut. Sektor

pertanian dan sektor industri masing-masing rata-rata

akan tumbuh 6,3% dan 13,6% per tahun. Sedangkan

pertumbuhan per tahun sektor

pertambangan 1,4%, sektor bangunan 4,6%, sektor

Page 21: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

perdagangan 7,2%, sektor pengangkutan dan komunikasi

8,9% serta sektor lain-lain 6,5%.

Selama Repelita V laju pertumbuhan penduduk di

Propinsi Sulawesi Tenggara diperkirakan bertambah rata-rata

3,3% per tahun, sehingga pada tahun 1993 penduduk propinsi

Sulawesi Tenggara diperkirakan akan berjumlah 1,5 juta jiwa.

Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut akan

diusahakan penurunan angka kelahiran kasar dari 39,7 orang

per 1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 34,2 pada

akhir Repe- lita V, dan angka kematian kasar dari 8,6 orang per

1.000 penduduk pada akhir Repelita IV menjadi 7,7 pada akhir

Repe- lita V. Sejalan dengan upaya tersebut akan diusahakan

pula peningkatan kesejahteraan masyarakat agar angka

kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup menurun dari 72,4

orang pada akhir Repelita IV menjadi 63,9 orang pada akhir

Repelita V. Bersa- maan dengan itu harapan hidup rata-rata

diharapkan naik dari 59,5 tahun pada akhir Repelita IV

menjadi 61,4 tahun pada akhir Repelita V.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

akan diusahakan peningkatan kecerdasan masyarakat dengan

sasaran antara lain, jumlah penampungan anak usia 7 - 12

Page 22: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

tahun di SD ditingkatkan dari 98,90% pada akhir Repelita IV

menjadi 98,96% pada akhir Repelita V. Selain itu jumlah

lulusan SD yang dapat ditampung di SMTP ditingkatkan

dari 80,5% pada akhir Repelita IV menjadi 94,9% pada

akhir Repelita V, lulus-an SMTP yang dapat ditampung di

SMTA diharapkan meningkat dari 87,5% pada akhir

Repelita IV menjadi 88,3% pada akhir Repelita V.

Peningkatan di bidang pendidikan ini juga disertai dengan

peningkatan dalam mutu pendidikan, yang akan diusaha-

715

kan melalui peningkatan dalam penyediaan prasarana

pendidikan, penyediaan buku-buku dan penataran guru-guru.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diketengahkan di

atas diperkirakan akan dapat menampung pertumbuhan

angkatan kerja yang terjadi selama Repelita V yang

diperkirakan meningkat dengan 5,1% per tahun atau

diperkirakan akan berjumlah 668 ribu jiwa pada akhir

Repelita V.

716

Page 23: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Penyusunan rencana umum tata ruang daerah akan

dilanju- kan dan ditingkatkan secara selektif untuk beberapa

kawasan. Dengan demikian, daerah akan mempunyai sarana

untuk upaya pemanfaatan ruang dan sumber daya secara

optimal yang menjamin percepatan dan keserasian laju

pertumbuhan daerah, pemanfaat an keunggulan komparatif

antar wilayah serta lebih terpenuhi nya persyaratan-

persyaratan pembangunan yang berkelanjutan.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN

Pembangunan di bidang pertanian, dilaksanakan

dalam rangka memenuhi kebutuhan rakyat daerah

Sulawesi Tenggara akan pangan, meningkatkan

pendapatan per jiwa, membantu memantapkan swasembada

pangan, menghasilkan bahan mentah untuk industri dan

mendorong ekspor produksi pertanian. Hal tersebut akan

dilakukan melalui usaha-usaha intensifikasi, diversifi kasi,

rehabilitasi dan ekstensifikasi. Peningkatan produksi

tanaman pangan akan dilaksanakan melalui intensifikasi

tanam an padi, palawija dan sayuran. Untuk menunjang

Page 24: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

usaha-usaha peningkatan produksi tanaman pangan akan

ditingkatkan penga daan benih padi, palawija dan hortikultura

melalui balai-ba lai benih dan penangkar benih yang

diusahakan oleh pemerintah dan swasta. Di samping itu

untuk memperoleh benih yang baik

dan tahan hama akan dilaksanakan pengawasan mutu dan

sertifi kasi benih. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya

jenis hama pengganggu, akan ditingkatkan kegiatan untuk

mengatasinya melalui pengembangan sistem pengendalian

hama terpadu.

Dalam rangka meningkatkan produksi palawija

pembinaan petani palawija akan dilakukan melalui

pengembangan Unit-unit Pelayanan Pengembangan (UPP)

dan pengembangan paket teknologi tepat guna. Di samping itu

pemanfaatan pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau juga

akan ditingkatkan.

Di bidang produksi peternakan, jenis-jenis ternak yang

akan dikembangkan adalah unggas, sapi, kerbau, ternak perah,

kambing dan domba. Di samping itu pembinaan balai-balai

penelitian ternak akan terus dikembangkan melalui investasi

swasta dan swadaya masyarakat yang khusus diarahkan untuk

Page 25: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

menghasilkan induk-induk dan pejantan unggul. Untuk itu

inseminasi buatan akan dilanjutkan. Peningkatan produksi

ternak sapi akan didukung pula dengan kegiatan pengamanan

ternak, pembibitan ternak dan hijauan makanan ternak.

Dalam hubungan

ini peranan Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan

Ter nak (BPT-HMT) akan semakin ditingkatkan. Dalam

hubungan ini peranan sektor swasta akan didorong. Di

samping itu akan diusahakan untuk mengurangi tingkat

kematian ternak dan untuk mencegah berjangkitnya penyakit

serta perkembangannya dengan mengembangkan pusat-pusat

pelayanan kesehatan hewan dan mengembangkan penyediaan

sarana kesehatan ternak. Dalam rangka meningkatkan

kemampuan dan keterampilan petani ternak penyu luhan akan

makin ditingkatkan baik kualitas maupun frekuensi nya yang

akan dilakukan melalui pemberian latihan-latihan ke pada para

kontak tani.

Produksi perikanan, akan dikembangkan di daerah-

daerah pantai, laut lepas, dan perairan air tawar. Untuk

membantu

717

Page 26: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

perkembangan usaha penangkapan di laut akan dibangun

pangkal an pendaratan ikan, saluran tambak dan balai benih

udang. Di samping itu akan ditingkatkan pelaksanaan

operasional pela buhan perikanan dan pangkalan

pendaratan ikan, saluran tam bak, balai benih udang, dan

balai benih ikan.

Produksi perkebunan akan ditingkatkan melalui usaha

intensifikasi dan ekstensifikasi. Komoditi yang akan

ditingkatkan produksinya antara lain adalah kelapa,

kakao dan jambu mete. Di samping itu melalui

perkebunan inti rakyat (NES/PIR) akan ditingkatkan

produksi komoditi kelapa sawit.

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan pemantapan

dan pengukuhan kawasan hutan tetap. Di samping itu

akan dilaksanakan inventarisasi hutan produksi khusus

non kayu dan pengada- an peta dasar.

Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian,

kemampuan jaringan pengairan akan ditingkatkan.

Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan Operasi dan

Pemeliharaan (0$P) seluruh jaringan irigasi yang ada. Atas

beberapa jaringan pengairan akan diadakan pemeliharaan

718

Page 27: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

berat dan rehabilitasi. Dalam Repelita V akan diusahakan

pembangunan jaringan irigasi baru di Wawotobi.

Pengembangan air tanah akan dilaksanakan di daerah-

daerah yang sumber air permukaannya relatif terbatas.

Kegiatan-kegiatan pembangunan jalan akan meliputi

rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan,

peningkatan ja lan dan jembatan serta pembangunan jalan

dan jembatan yang diperlukan oleh daerah-daerah yang

selama ini belum terjangkau. Rehabilitasi dan

pemeliharaan jalan dan jembatan akan dilaksanakan antara

lain pada ruas-ruas jalan di antara Kendari-Kolaka,

Tampo-Raha, Tinanggea-Kasipute, Barru-Baula, Kendari

II-Motaha, dan Baula-Poli Polia. Peningkatan jalan

akan dilaksanakan antara lain pada ruas-ruas jalan antara

Belang Belang-Toabo-Tarailu, Tarailu-Pololereng,

Barakang-Solugata, Solugata-Polohu dan Kendari-Kolaka.

Pembangunan jalan dan jembatan baru akan dilaksanakan

terutama di Kendari guna menampung pertumbuhan lalu

lintas kota dan untuk pemekaran kota. Di samping itu juga

akan dilakukan di daerah-daerah pemukiman transmigrasi,

daerah pertanian dan daerah perkebunan.

Page 28: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Dalam rangka pengembangan pelayanan angkutan jalan

raya, akan dilanjutkan perbaikan dan penambahan lampu lalu

lintas, penyediaan rambu jalan, pembuatan marka jalan,

pemasangan pa-gar pengaman jalan, pembangunan fasilitas

pengujian kendaraan bermuatan serta pengadaan bis perintis.

Pembangunan perhubungan laut akan ditekankan

pada kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi serta

peningkatan dan pengembangan fasilitas pelabuhan antara

lain dermaga, lapangan penumpukan dan pergudangan

pelabuhan Kendari, Bau-Bau dan Raha. Selain itu,

rehabilitasi dan pembangunan berbagai fasili tas keselamatan

pelayaran akan dilanjutkan, terutama pembangunan dan

rehabilitasi menara suar, rambu suar, peralatan telekomunikasi

dan radio pantai. Demikian pula halnya dengan fasilitas

dermaga penyeberangan Kolaka, Torobulu, Tampo dan

Wara akan dilanjutkan dan ditingkatkan termasuk

pembangunan terminalnya.

Di bidang perhubungan udara pengembangan

fasilitas bandar udara akan disesuaikan dengan kebutuhan

yang ada dalam rangka pengoperasian berbagai jenis

pesawat penerbangan komersial. Fasilitas bandar udara

Page 29: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Wolter Mongonsidi akan ditingkatkan hingga dapat

didarati oleh pesawat udara sejenis F-28 dengan kapasitas

muatan penuh. Sehubungan dengan itu alat bantu navigasi

dan fasilitas keselamatan penerbangan lainnya juga akan

ditingkatkan kemampuannya.

719

Pengembangan jasa pos dan giro dalam Repelita V akan

mencakup pembangunan Kantor Pos Pembantu/Kantor Pos

Tambahan dan Kantor Pos Keliling dan Rumah Pos. Di

samping itu akan dilaksanakan pengadaan bis Surat,

kendaraan bermotor untuk dinas Pos Keliling Kota dan untuk

Pos Keliling Desa, jaringan sambungan telepon, telex, dan

telegrap. Pembangunan telekomunikasi pedesaan akan

diperluas.

Di bidang industri akan dilanjutkan pengembangan

industri dengan orientasi ekspor. Untuk itu usaha

pengembangan industri-industri pengolahan hasil pertanian

dan perkebunan, seperti pengolahan kelapa dan kakao, akan

ditingkatkan. Dalam rangka pemanfaatan hasil peternakan

akan dilanjutkan usaha pengembangan industri pengolahan

720

Page 30: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

daging, dan industri pengolahan susu. Di samping itu akan

terus ditingkatkan hasil-ha sil industri dari kelompok aneka

industri, seperti industri pengolahan kayu dan pengolahan

rotan.

Untuk memperbaiki mutu produksi industri bimbingan

dan penyuluhan akan dilanjutkan dan diarahkan pada

peningkatan kemampuan berproduksi dengan penggunaan

teknologi tepat guna dan peningkatan kemampuan

manajemen pemasaran.

Di bidang perdagangan akan dilanjutkan usaha

peningkatan efisiensi penyaluran barang dan jasa. Demikian

pula akan dilanjutkan usaha penyebarluasan informasi pasar

bagi para produsen, pengusaha dan lembaga-lembaga

pemasaran di daerah Sulawesi Tenggara.

Di bidang pertambangan secara bertahap akan

dilanjutkan usaha pemanfaatan dan pengolahan hasil-hasil

tambang untuk bahan baku industri. Beberapa kegiatan

penyelidikan umum un tuk eksplorasi mineral industri yang

telah dilaksanakan akan dilanjutkan. Di samping itu,

beberapa jenis hasil tambang,

terutama hasil galian sederhana yang saat ini berada dalam

Page 31: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

tahap awal eksploitasi, terus didorong untuk dapat dikembang

kan. Dalam hubungan ini akan dilanjutkan bimbingan dan

pembi naan pengusahaan bahan-bahan galian C.

Pembangunan di bidang energi akan dilakukan melalui

peningkatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi sumber

energi utama, yaitu minyak bumi, panas bumi, gas bumi dan

tenaga air.

Peningkatan penyediaan tenaga listrik baik untuk

pengembangan industri maupun untuk konsumsi rumah

tangga akan terus dilaksanakan. Peningkatan penyediaan itu

akan dilakukan mela lui pengembangan sarana pusat

pembangkit tenaga listrik. Se suai dengan perkiraan

perkembangan kebutuhannya, di daerah Sulawesi Tenggara

akan diambil langkah-langkah untuk mempersiapkan,

peningkatan sarana distribusi yang meliputi 276 gar- du

distribusi untuk 39.700 pelanggan baru serta pengembangan

tenaga listrik pedesaan di 123 desa untuk `memenuhi

kebutuhan 41.476 pelanggan baru.

Dalam rangka peningkatan iklim penanaman modal dan

untuk lebih memberikan kepastian berusaha bagi para

penanam modal maka akan dilaksanakan penyederhanaan

Page 32: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

dalam sistem perizinan serta peraturan-peraturan daerah

yang lain. Di samping itu akan disempurnakan dan

dilanjutkan penyusunan dan penyebarluasan data dan

informasi penanaman modal, profil proyek penanaman

modal, profil potensi daerah serta informasi pasar. Usaha

untuk meningkatkan pelayanan penanaman modal yang

lebih efisien juga akan ditempuh dengan meningkatkan

koordinasi pelaksanaan pengendalian dengan instansi terkait

baik di daerah Sulawesi Tenggara maupun di pusat.

Dalam rangka mengembangkan perkoperasian, upaya

pening katan kemampuan organisasi, tata laksana dan

usaha akan di-

721

lanjutkan untuk dapat berkembang menjadi lembaga

ekonomi rakyat yang mandiri. Dalam upaya ini akan

diprioritaskan koperasi primer, khususnya Koperasi Unit

Desa (KUD), yang melaksanakan usaha dalam bidang

pertanian pangan, peternakan rakyat, perikanan rakyat,

perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri kecil,

perkreditan atau simpan pinjam, kelistrikan desa. Di

samping itu juga akan diprioritaskan koperasi-koperasi

722

Page 33: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

primer yang menangani jasa angkutan pedesaan dan yang

melaksanakan usaha produksi dan atau pemasaran

berbagai jenis komoditi ekspor yang diproduksi masyarakat

pedesaan.

Lain dari pada itu mutu dan intensitas kemampuan

pengelola koperasi dan anggotanya juga akan

ditingkatkan. Untuk itu akan diusahakan penyempurnaan

dalam metode, materi dan penyelenggaraan pendidikan,

penataran dan pelatihan keterampilan pengurus, badan

pemeriksa, manajer dan karyawan koperasi serta

penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manaje-

men yang terdidik atau terlatih kepada KUD yang

dianggap masih memerlukan. Untuk menciptakan iklim

yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang

sehat, penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan

dilanjutkan dan ditingkatkan.

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan

lapangan kerja, terutama di wilayah pedesaan yang padat

penduduk dan di wilayah yang relatif tertinggal akan

dilaksanakan kegiatan Proyek Padat Karya Gaya Baru

(PPKGB). PPKGB ditujukan kepada kegiatan

Page 34: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

pembangunan infrastruktur pedesaan dengan berorientasi

pada perluasan lapangan kerja sebesar mungkin untuk

mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pedesaan.

Di samping itu, dalam usaha mengatasi masalah

melimpahnya angkatan kerja usia muda terdidik akan

disebarkan dan ditugaskan tenaga kerja sukarela terdidik

sebagai konsultan koperasi, pemandu wirausaha dan

tenaga teknis di sektor-sektor pembangunan. Ke-

giatan penyaluran dan penyebaran tenaga kerja melalui

mekanisme AKAD terus didorong dan ditingkatkan.

Dalam pada itu tenaga kerja yang akan dilatih

melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan Latihan Keliling

selama Repeli ta V akan diarahkan agar mampu mendukung

kegiatan-kegiatan pembangunan desa, pengembangan

industri, khususnya dalam rangka menunjang ekspor

dan usaha mandiri.

Dalam rangka membuka dan mengembangkan daerah

produksi dan daerah pertanian baru, maka pembangunan

daerah transmigrasi di daerah Sulawesi Tenggara akan

dilanjutkan dan ditingkatkan. Peningkatan pembangunan

daerah transmigrasi ini akan mencakup baik transmigrasi

Page 35: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

umum maupun untuk transmigrasi swakarsa. Selama

Repelita V di daerah Sulawesi Tenggara diperkirakan akan

dibuka 12.275 ha untuk penempatan sekitar 18.300 KK

transmigran. Jumlah ini terdiri dari 7.000 KK yang

ditempatkan di daerah persawahan beririgasi, 800 KK

dikaitkan dengan pola kehutanan, 5.000 KK dikaitkan dengan

pengembangan perkebunan, 400 KK untuk menunjang usaha

perikanan, dan 1.500 KK dengan pola jasa lainnya. Di

samping itu dalam Repelita V akan dilanjutkan dan

ditingkatkan pembinaan transmigran yang sudah ada di

tempat pemukiman agar makin mampu dan berkesempatan

untuk mandiri.

Sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

akan ditingkatkan pengadaan alat peraga dan alat

pendidikan lainnya untuk setiap jenis dan jenjang sekolah.

Demikian pula akan ditingkatkan pengadaan buku

pelajaran dan buku bacaan. Pada tingkat SD akan

diteruskan usaha rehabilitasi gedung SD agar tetap layak

digunakan sebagai tempat berlangsungnya proses belajar

mengajar. Di samping itu dalam rangka memantapkan

perluasan dan pemerataan kesempatan belajar akan

Page 36: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

dibangun ge-

723

dung SMTP dan SMTA, penambahan ruang kelas baru,

pembangunan ruang laboratorium dan perpustakaan serta

rehabilitasi ba ngunan. Untuk jenjang SD akan dibangun SD

kecil di daerah terpencil. Ini dimaksudkan untuk

memantapkan pelaksanaan wa jib belajar bagi. anak usia 7 -

12 tahun. Khusus di daerah-daerah pemukiman transmigrasi

yang telah dihuni, akan dibangun gedung SD baru dan gedung

SMTP baru di tempat-tempat yang te lah memerlukan. Di

samping itu Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Pertama

(SMKTP) akan direhabilitasi dan dikembangkan dengan

tambahan ruangan penunjangnya, seperti ruang praktek dan

perpustakaan.

Dalam rangka pembinaan pendidikan masyarakat akan

dilaksanakan berbagai kegiatan, antara lain dilanjutkan

penyelenggaraan kelompok belajar (Kejar) Paket A yang

dipadukan dengan pendidikan mata pencaharian,

penyelenggaraan Kejar Paket B sebagai usaha untuk

724

Page 37: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

mendukung perintisan pelaksanaan wajib belajar tingkat

SMTP, penyelenggaraan Program Magang, dan pe-

nyelenggaraan Kejar Usaha.

Di bidang kebudayaan akan ditingkatkan antara lain

usa-ha-usaha inventarisasi dan pembinaan nilai-nilai

budaya; pembinaan kebahasaan, kesusasteraan dan

perpustakaan; pembinaan kesenian; pembinaan tradisi,

peninggalan sejarah dan permuseuman. Sementara itu akan

lebih digairahkan kegiatan pelestarian dan pemanfaatan

peninggalan sejarah sebagai warisan budaya bangsa.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan

masyarakat melalui Puskesmas akan dilakukan

pembangunan.10 Puskesmas, 116 Puskesmas Pembantu,

10 Puskesmas Perawatan dan pengadaan 83 Puskesmas

Keliling yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi wilayah

setempat. Sedang untuk meningkatkan kesadaran ma-

syarakat akan pentingnya pelayanan kesehatan, akan

digalakkan upaya penyuluhan kesehatan. Dengan demikian

diharapkan akan lebih banyak Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat

dengan dukungan teknis dari petugas Puskesmas

Page 38: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

setempat.

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan, akan

dilaksanakan melalui semua RSU kelas D. Dalam pada itu

RSU akan ditingkatkan kemampuannya. Sementara itu

pelayanan kesehatan jiwa akan ditingkatkan pula. Sedangkan

upaya pelayanan laboratorium kesehatan juga akan lebih

dimantapkan mutunya.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular akan dilaksanakan melalui jalur institusi upaya

kesehatan; seluruhnya meliputi imunisasi,

penanggulangan diare, malaria, rabies, frambusia, demam

berdarah, tb-paru, pengamanan kesehat- an transmigran

terhadap penyakit yang menimbulkan wabah atau kejadian

luar biasa serta peningkatan pengamatan kejadian penyakit.

Sementara itu melalui upaya perbaikan gizi akan di-

tingkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan

sumber pa ngan yang tersedia dan menaikkan mutu

makanan dalam memenuhi kebutuhan gizi secara aman. Di

samping itu akan diupayakan peningkatan pencegahan

penanggulangan kekurangan kalori dan protein, kekurangan

vitamin A dan anemia gizi besi melalui kegiatan UPGK di

Page 39: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

seluruh desa. Selanjutnya juga akan dilaku kan pencegahan

endemik di daerah gondok endemik serta ditingkatkan

kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program gizi.

Sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan

dikembangkan.

Dalam rangka melindungi masyarakat Sulawesi

Tenggara terhadap penyalahgunaan obat, makanan,

kosmetika dan bahan lain yang berbahaya, pengawasan

atas bahan-bahan tersebut akan ditingkatkan. Untuk itu

akan ditingkatkan fungsi balai

725

pemeriksaan obat dan makanan yang ada. Sedangkan

untuk menja min kelancaran distribusi dan pengadaan

obat-obatan di unit-unit pelayanan kesehatan, akan

dilanjutkan pembangunan sarana penyimpanan obat, balai

dan perbekalan kesehatan di Kabupaten/ Kotamadya yang

belum memilikinya. Sementara itu, dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan rakyat di daerah

pemukiman pedesaan yang kekurangan persediaan air

bersih dan rawan penya kit menular, akan dilanjutkan

726

Page 40: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

peningkatan penyediaan air ber sih dan penyehatan

lingkungan pemukiman.

Dalam rangka menunjang program kesehatan secara

keseluruhan akan diupayakan perubahan perilaku

masyarakat melalui penyuluhan kesehatan. Penyuluhan

ini akan dilakukan dengan jalan menyebarluaskan

informasi kesehatan, dan mengembangkan potensi

swadaya masyarakat dan mengembangkan metode

penyuluh an kesehatan ke seluruh daerah Sulawesi

Tenggara.

Di bidang kesejahteraan sosial kegiatan pembinaan

dan pengembangan kesejahteraan akan dilaksanakan

antara lain dalam bentuk penyuluhan, bimbingan sosial

dan pembinaan Pekerja Sosial Masyarakat, pembinaan

swadaya masyarakat dalam bidang perumahan dan

lingkungan, dan pembinaan organisasi sosial serta

lembaga swadaya masyarakat.

Dalam rangka pelayanan dan rehabilitasi sosial akan

dilaksanakan antara lain pengentasan anak terlantar dan

yatim piatu serta penyantunan dan pengentasan

penyandang cacat.

Page 41: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Pembinaan generasi muda dalam wadah Karang

Taruna di Sulawesi Tenggara juga akan dilaksanakan

dengan upaya meningkatkan peran serta Karang Taruna

dalam berbagai bidang pembangunan di pedesaan.

Peranan dan fungsi wanita akan lebih didorong

untuk menangani masalah-masalah kesejahteraan sosial,

pencegahan tim-

bulnya masalah kenakalan remaja dan masalah-masalah

pelayanan sosial lainnya.

Dalam rangka pengendalian pertumbuhan penduduk

sebanyak 313,6 ribu pasangan usia subur akan diajak

menjadi peserta KB Baru. Di samping itu akan diberikan

pembinaan kepada peserta KB Aktif, yang berjumlah 313,6

ribu pasangan agar tetap ber-KB.

Dalam rangka mengusahakan adanya keserasian

antara pembangunan kota dan pembangunan desa, maka

akan diusahakan peningkatan pembangunan pedesaan.

Dalam rangka itu akan diusahakan juga agar mobilitas

penduduk meningkat sehingga apabila diperlukan setiap hari

dapat bepergian ke kota secara ulangalik dengan lancar.

Dengan demikian penduduk di pedesaan ti dak mudah

Page 42: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

terdorong untuk pindah ke kota. Di samping itu akan

diusahakan pula pengembangan kota-kota kecil sebagai

suatu sarana untuk mengendalikan hasrat penduduk agar

tidak berkeinginan pindah ke kota-kota besar.

Perumahan sederhana akan terus dibangun sesuai

dengan hasil studi kelayakan yang dibuat untuk masing-

masing kota. Di samping itu, usaha perbaikan kampung

akan dilanjutkan, antara lain di kota-kota Kendari, Kolaka,

Bau-bau, Pomala, Ra ha, Una'aha dan Baepinang, dan

penyediaan 900 unit rumah sederhana di Kendari. Di

propinsi ini direncanakan akan diperbaiki lingkungan

pemukiman seluas sekitar 300 ha.

Kegiatan pemugaran perumahan desa yang meliputi

peningkatan mutu rumah serta perbaikan lingkungan

pemukimannya akan terus dilanjutkan di 150 desa. Dalam

pelaksanaannya perhatian khusus diberikan pada desa-desa

kritis, terbelakang, miskin, desa nelayan dan desa-desa

yang menjadi pusat pertumbuhan ba gi desa-desa lain di

sekitarnya.

727

Page 43: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Program penyediaan air bersih akan dilanjutkan dengan

menambah jumlah sambungan rumah dan hidran umum. Di

samping itu juga akan ditingkatkan kapasitasnya dengan

merehabilitasi instalasi, mengurangi kebocoran dan

membangun instalasi baru. Program ini akan dilaksanakan

antara lain di kota-kota Kenda ri, Kolaka, Bau-bau, Raha dan

Una'aha. Usaha-usaha di bidang penyehatan lingkungan

pemukiman akan terus pula ditingkatkan dan sasarannya ialah

pemeliharaan dan perbaikan sistem penanganan air limbah,

drainase, dan persampahan. Program ini akan dilaksanakan

antara lain di kota-kota Kendari, Bau-bau dan Kolaka.

Dalam rangka pembangunan di bidang agama dalam

Repelita V akan dilaksanakan antara lain penyediaan bantuan

untuk pembangunan atau rehabilitasi atau perluasan tempat

peribadatan, penyediaan kitab suci dan pembangunan atau

rehabilitasi atau perluasan Balai Nikah dan Penasehat

Perkawinan, serta pembangunan atau rehabilitasi atau

perluasan Balai Sidang Pengadilan Agama dan kantor-kantor

Urusan Agama tingkat kecamatan, kabupaten/kotamadya dan

wilayah.

Sementara itu penerangan dan bimbingan hidup

728

Page 44: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

beragama terus ditingkatkan, terutama bagi masyarakat-

masyarakat khusus. Dalam rangka peningkatan mutu

perguruan agama, yang meliputi Madrasah Ibtidaiyah

Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN),

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan Pendidikan Guru

Agama Negeri (PGAN), akan ditingkatkan dan

disempurnakan prasarana dan sarananya. Di samping itu akan

disediakan juga bantuan bagi perguruan agama swasta. Dalam

pada itu dalam rangka pengembangan perguruan tinggi

agama akan dilanjutkan pembangunan atau rehabilitasi atau

perluasan fasilitas perkuliahan, fasilitas pelaksanaan Kuliah

Kerja Nyata (KKN), dan fasilitas penelitian ilmiah pada

IAIN Allaudin (Fakultas Sya-

ri'ah) serta penyediaan bantuan bagi perguruan tinggi agama

swasta.

Pembangunan di bidang hukum tetap dilanjutkan

dengan berbagai upaya yang pada dasarnya merupakan

kegiatan penun jang bagi usaha-usaha penegakan hukum

dan peradilan. Semuanya dilaksanakan dalam rangka

mendekatkan jangkauan pelayanan hu kum kepada

masyarakat serta memeratakan kesempatan memperoleh

Page 45: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

peradilan. Upaya yang akan dilaksanakan adalah rehabilitasi

sejumlah kantor Kejaksaan Negeri, Pengadilan Negeri dan

Kan- tor Imigrasi. Selanjutnya sebagai upaya penunjangan

tugas-tu gas pemasyarakatan, diusahakan rehabilitasi

sejumlah Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Tahanan

Negara atau Cabang Rumah Tahan an Negara dan Balai

Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak.

Dalam rangka peningkatan kesadaran hukum

masyarakat, berbagai pola penyuluhan hukum yang ada akan

terus dilaksana kan secara lebih terpadu. Selanjutnya dalam

rangka mewujudkan pemerataan kesempatan memperoleh

keadilan dan perlindungan hukum, penyelenggaraan

pemberian bantuan dan konsultasi hukum bagi golongan

masyarakat yang kurang mampu akan tetap dilanjutkan.

Program-program sektoral yang ada di daerah

ditunjang dengan program-program bantuan pembangunan

kepada daerah. Program-program bantuan pembangunan

yang diterima daerah Sulawesi Tenggara meliputi program-

program berikut.

Program Pembangunan Daerah Tingkat I diarahkan

penggunaannya untuk membiayai kegiatan Operasi dan

Page 46: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Pemeliharaan (O&P) jalan propinsi, jaringan irigasi, rumah

sakit dan kegiatankegiatan lain yang telah menjadi tanggung

jawab Pemerintah Daerah Tingkat I. Program

Peningkatan Jalan dan Penggantian

729

Jembatan Propinsi digunakan untuk menangani peningkatan

jalan Propinsi dan peningkatan jembatannya agar seimbang

dengan meningkatnya arus lalu lintas kendaraan dan

muatan.

Program Pembangunan Daerah Tingkat II digunakan

untuk membiayai kegiatan operasi dan pemeliharaan jalan

kabupaten/ kotamadya dan kegiatan-kegiatan lain yang

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Tingkat II.

Program Peningkatan Jalan Kabupaten/Kotamadya

digunakan untuk meningkatkan prasarana jalan dalam

rangka memenuhi kebutuhan akan prasarana perhubungan

yang makin meningkat. Pro-gram pembinaan pendidikan

dasar digunakan terutama untuk membiayai kegiatan operasi

dan pemeliharaan sarana pendidikan dasar untuk

meningkatkan mutu pendidikan dasar, dan untuk membiayai

730

Page 47: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

pembangunan sekolah dasar baru dalam rangka meme nuhi

kebutuhan akan prasarana pendidikan di daerah transmi-

grasi, PIR dan pemukiman baru. Program pelayanan

kesehatan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi dan

pemeliharaan sarana kesehatan yang meliputi Rumah Sakit

Kabupaten, Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas

Pembantu serta untuk membiayai penyediaan obat-obatan.

Program Rehabilitasi Hutan dan Tanah Kritis disediakan

untuk membantu Daerah Tingkat II yang menghadapi

masalah tanah kritis, untuk membiayai penyuluhan dan

percontohan mengenai pengembangan pelestarian dengan

konservasi dan pencegahan perluasan daerah kritis dan

untuk membiayai kegiatan lain dalam rangka menjaga

kelestarian sumber daya alam. Program Pembangunan Desa

digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan

pembangunan desa, peningkatan swakarsa dan swadaya

masyarakat serta pengembangan kawasan terpadu (PKT)

dalam rangka mengembangkan daerah terpencil, daerah

perbatas- an dan daerah padat penduduk.

Penyelamatan hutan, tanah dan air akan dilaksanakan

me lalui kegiatan-kegiatan pembangunan dan pembinaan

Page 48: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

kawasan konservasi, rehabilitasi sungai dan pengembangan

DAS Sampara-Woco-Tiwiro. Di samping itu di DAS tersebut

juga dilaksanakan upaya untuk membina kemampuan

masyarakat guna meningkatkan peran sertanya secara

swadaya dalam rehabilitasi hutan dan tanah kritis. Sementara

itu juga akan dilakukan pembangunan dan pembinaan taman

nasional di Rawa Aopa. Pembinaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup akan dilakukan melalui kegiat an-kegiatan

pelestarian kemampuan dan peningkatan fungsi ser ta

pengendalian kerusakannya juga akan dilaksanakan dengan

mengembangkan pola tata ruang yang dinamis. Dalam

rangka pengembangan meteorologi dan geofisika di daerah

Sulawesi Teng- gara akan dibangun 1 buah stasiun

meteorologi.

Dalam rangka pelaksanaan program rehabilitasi hutan

dan tanah kritis akan dilakukan kegiatan reboisasi dan

penghijau an di DAS terpenting yang meliputi areal lahan

kering dan la han kritis dengan sasaran fisik seluas 80.000

ha penghijauan dan 35.000 ha reboisasi. Di samping itu

akan dilakukan konservasi atas tanah usaha tani yang

mempunyai kemiringan di atas 40%, rehabilitasi lahan

Page 49: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

kritis dalam pola terpadu di DAS, pengembangan hutan

tanaman industri di daerah alangalang, pengembangan

hutan rakyat, penyuluhan dan rehabilitasi hutan rusak dalam

wilayah HPH seluas 48.000 ha serta pembangunan hutan

tanaman industri seluas 30.000 ha. Selanjutnya akan

ditingkatkan pemukiman kembali peladang sebanyak

21.000 KK.

Dalam mengusahakan koordinasi dan keserasian dalam

kegiatan-kegiatan pembangunan, kegiatan penataan ruang

daerah akan dilanjutkan dan penyusunannya akan lebih

dipadukan dengan berbagai program terkait. Kegiatan yang

akan dilaksanakan di

731

antaranya mencakup penyusunan Rencana Struktur Tata

Ruang Daerah Tingkat I dan Rencana Umum Tata Ruang

Daerah Tingkat II. Di samping itu juga dilaksanakan

penyusunan rencana umum tata ruang kawasan beserta

rinciannya untuk kawasan-kawasan yang dianggap

strategis ataupun kritis.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan Program

732

Page 50: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

Pengembangan Operasi Penerangan dengan pendekatan

keterkaitan antar sektor yang memuat pesan-pesan

pembangunan melalui radio, televisi dan ,pers serta

pemanfaatan mekanisme Bakohumas. Sementara itu untuk

meningkatkan hasil guna dan daya guna siaran radio dan

televisi ditingkatkan kerja sama lintas sektoral dalam

menyusun substansi isi acara-acara siaran. Dalam rangka

peningkatan mutu dan jangkauan siaran radio, televisi dan

film dilaksanakan rehabilitasi dan pengembangan pemancar

ra dio dan televisi yang ada.

Dalam Repelita V pengembangan bidang Ilmu

Pengetahuan, Teknologi dan Penelitian di Sulawesi

Tenggara akan dilanjutkan melalui kegiatan inventarisasi

dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan

Sistem Informasi Geografi yang diperlukan untuk

mendukung perencanaan pembangunan daerah berdasarkan

kemampuan sumber dayanya.

Page 51: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

TABEL.

WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

PROPINSI SULAWESI TENGGARA

DAERAH Luas

Jumlah

Jumlah

Perkiraan Jumlah Kepadatan 1985 1988 1985 19

(Km2) (jiw

a)

(jiwa) (jiw

a)

(jiw

a)

Kabupaten:

7.484,08 10 120 214.133 250.282 29 33Kendari 11.962,91 21 290 396.202 450.521 33 38Muna 3.547,50 12 120 184.860 202.126 52 57Buton 4.691,52 21 216 324.530 352.216 69 75

Jumlah 27.686,00 64 746 1.119.

726

1.255.146 40 45

Page 52: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

733

Page 53: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara
Page 54: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara

734

Page 55: Daerah tingkat 1 sulawesi tenggara