dad

2
The Observer Ch. 01. 4 Aku lahir pada tanggal empat, bulan empat dan tahun 1993 yang aku artikan sebagai 4-4-4. Tahun 1993 adalah tahun kelahiranku yang aku singkat sebagai angka empat yaitu satu ditambah tiga. Angka itu begitu bermakna dalam kehidupan sehari-hariku. Setiap harinya tidak mungkin aku tidak melihat angka empat. Setiap kali aku berjalan pulang sekolah ketika masa TK ku aku selalu melihat angka tersebut tertulis pada buku bergambar yang dijual oleh pedagang yang selalu memarkirkan gerobaknya di depan gerbang sekolahku. Terkadang aku juga suka melihat angka empat pada buku gambar yang dijual oleh koperasi sekolah. Disitu bertuliskan A4 yang merupakan ukuran kertas dari buku gambar itu. Aku meyakini bahwa angka itu sangat spesial sampai-sampai aku selalu meyakinkan orang bahwa angka tersebut merupakan keajaiban bagiku. Bahwa angka tersebut spesial yang diciptakan tuhan untukku. Ibuku selalu menyiapkan persiapan ulang tahunku sejak kecil dengan gembira pada tanggal empat dan bulan empat tersebut. Teman-temanku banyak yang datang ke ulang tahunku, mereka selalu membawa hadiah- hadiah yang selalu membuatku tidak sabar untuk membuka isinya. Ketika aku berumur tujuh tahun, temanku memberikanku hadiah berisi mainan robot yang membuatku senang sekali. Aku selalu mengingatnya dan ingin memberikan sesuatu di hari ulang tahunnya. Hari ulang tahun diapun tiba aku sudah bersiap-siap dengan hadiahku. Aku sudah membeli sebuah mainan kecil terbuat dari karet berupa manusia super yang berwarna merah bata dan hijau seperti pasta gigi yang ketika dulu aku pakai. Ketika itu aku sudah menyiapkan sebuah amplop kosong yang akan aku isikan mainan tersebut. Ibuku melihatku kebingungan mengapa aku ingin memasukkan mainan tersebut yang mungkin baginya tidak biasa bagi seseorang memasukkan hadiahnya dalam amplop. Ibuku meyakinkanku bahwa ia ingin aku memberikan sepasang baju yang telah dibungkus dengan bungkus berwarna putih bergaris yang bergambar. Ibuku ingin amplop tersebut hanya berisi

description

adada

Transcript of dad

The Observer

Ch. 01. 4 Aku lahir pada tanggal empat, bulan empat dan tahun 1993 yang aku artikan sebagai 4-4-4. Tahun 1993 adalah tahun kelahiranku yang aku singkat sebagai angka empat yaitu satu ditambah tiga. Angka itu begitu bermakna dalam kehidupan sehari-hariku. Setiap harinya tidak mungkin aku tidak melihat angka empat. Setiap kali aku berjalan pulang sekolah ketika masa TK ku aku selalu melihat angka tersebut tertulis pada buku bergambar yang dijual oleh pedagang yang selalu memarkirkan gerobaknya di depan gerbang sekolahku. Terkadang aku juga suka melihat angka empat pada buku gambar yang dijual oleh koperasi sekolah. Disitu bertuliskan A4 yang merupakan ukuran kertas dari buku gambar itu.Aku meyakini bahwa angka itu sangat spesial sampai-sampai aku selalu meyakinkan orang bahwa angka tersebut merupakan keajaiban bagiku. Bahwa angka tersebut spesial yang diciptakan tuhan untukku. Ibuku selalu menyiapkan persiapan ulang tahunku sejak kecil dengan gembira pada tanggal empat dan bulan empat tersebut. Teman-temanku banyak yang datang ke ulang tahunku, mereka selalu membawa hadiah-hadiah yang selalu membuatku tidak sabar untuk membuka isinya. Ketika aku berumur tujuh tahun, temanku memberikanku hadiah berisi mainan robot yang membuatku senang sekali. Aku selalu mengingatnya dan ingin memberikan sesuatu di hari ulang tahunnya.Hari ulang tahun diapun tiba aku sudah bersiap-siap dengan hadiahku. Aku sudah membeli sebuah mainan kecil terbuat dari karet berupa manusia super yang berwarna merah bata dan hijau seperti pasta gigi yang ketika dulu aku pakai. Ketika itu aku sudah menyiapkan sebuah amplop kosong yang akan aku isikan mainan tersebut. Ibuku melihatku kebingungan mengapa aku ingin memasukkan mainan tersebut yang mungkin baginya tidak biasa bagi seseorang memasukkan hadiahnya dalam amplop. Ibuku meyakinkanku bahwa ia ingin aku memberikan sepasang baju yang telah dibungkus dengan bungkus berwarna putih bergaris yang bergambar. Ibuku ingin amplop tersebut hanya berisi surat ucapan ulang tahun. Aku merasa bahwa yang terpenting dari hadiahku bukanlah baju maupun ucapan terima kasih, tetapi suatu hal yang aku berikan sendiri untuk membalas hadiah ulang tahun yang ia berikan yaitu sebuah mainan plastik tersebut. Aku secara diam-diam memasukan mainan tersebut ke dalam amplop berisi ucapan ulang tahunnya. Ibuku ternyata menyadarinya dan mencoba mengeluarkan mainan dari dalam amplop tersebut, Aku marah dan ingin menangis, aku yakinkan bahwa yang dia inginkan adalah mainan itu, Ibukupun tidak dapat melawan dan membiarkan surat tersebut berisi mainan itu, Meskipun aku tidak yakin mainan tersebut sampai kepadanya.Tanggal empat ulang tahun pertamaku terasa begitu samar-samar. Aku mengingat sebuah cahaya yang menembus dari sela-sela jendela kecil di lantai bawah rumahku. Aku ingat sebuah kue ulang tahun, tetapi aku tidak dapat ingat warnanya. Mungkin aneh bagi seseorang dapat mengingat kejadian di umur satu tahun. Aku ingat bau lilin terbakar yang digunakan saat ulang tahunku. Aku ingat aroma ibuku yang sampai sekarang sesekali secara tidak sengaja aku dapat menciumnya kembali.Ulang tahunku ketika kecil selalu dirayakan setiap tahunnya. Aku memiliki banyak teman yang selalu hadir ketika ulang tahunku. Ketika mereka ulang tahunpun aku selalu datang. Aku sangat menyukai ketika mereka mengadakan ulang tahun di sebuah restoran cepat saji yang ada di Jakarta. Disitu aku selalu melihat empat badut yang merupakan maskot dari restoran itu. Maskot tersebut terlihat seperti orang gemuk yang memiliki kaki langsing dengan bentuk yang bermacam-macam. Aku ingat ada yang seperti buah berwarna ungu, ada maskot yang seperti penjahat dengan gigi yang terlihat keluar dan tutup mata yang dipakainya, ada pula maskot wanita berambut oranye yang selalu menemani maskot berbentuk badut berambut merah dengan hidung seperti buah cherry. Aku selalu berusaha melihat ke dalam kostum si ungu karena kostumnya terlihat berlubang bagian bawahnya. Ketika aku melakukannya maskot tersebut selalu berusaha menutupinya seperti seorang perempuan yang menutupi roknya yang tertiup angin.