d

14
Pengertian dan Fungsi Saliva Pengertian dan fungsi saliva Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi. Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas

description

ddd

Transcript of d

Page 1: d

Pengertian dan Fungsi Saliva

Pengertian dan fungsi saliva

       Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas

campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat

disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk

membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah

atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu)

sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar.

Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga

mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan

apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah

(kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko

terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan

pembentukan karang gigi.

            Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis

kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit

tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam,

yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan

zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa,

asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva

antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate

(CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium

dan Natrium.

Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :

Page 2: d

1.      Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan

menelan makanan

2.      Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga

mudah ditelan dan dirasakan

3.      Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman

4.      Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer

5.      Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan

lipase ludah

6.      Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor

pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7.      Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam

tubuh.

8.      membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

 

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva

memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga

mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di

rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa

dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan

adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam

air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang

masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit.

Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur ataupun antiseptik

yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu, bakteri-bakteri yang penting

bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah menjadi berlipat ganda sehingga

timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri akan dapat membuat sisa makanan di

gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya ragi), sehingga timbul racun bersifat

asam yang akan membuat email menjadi rapuh (mengalami demineralisasi/mineral gigi

rontok )mula-mula secara mikro dan dengan berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat

mata. Masalah lain, bakteri terutama bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan gas

Page 3: d

yang mudah menguap antara lain seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas

ini menimbulkan bau mulut.

Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan

tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita kanker)

punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah xerostomia=kekeringan

rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang merangsang keluarnya air

ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi). Kecuali bagi perokok, barangkali

lebih bijaksana apabila frekuensi rokoknya yang dikurangi, juga orang yang sedang meminum

obat-obatan tertentu yang dapat menimbulkan kekeringan rongga mulut, dapat kembali seperti

semula apabila obat-obatan telah dihentikan pemakaiannya. (Khususnya pada penderita

diabetes/kencing manis, ada bau mulut khas yakni bau aseton). Kemudian dalam hal kualitas,

hindari makan-makanan yang terlalu banyak mengandung zat-zat kimia, seperti makanan yang

banyak mengandung zat pengawet, zat pewarna tambahan, zat penambah rasa, atau makanan

yang terlalu manis/lengket/asam , maupun minuman-minuman berkarbonasi secara terus

menerus. Sebab dengan keasaman yang terus menerus, air ludah tidak dapat menyangga kadar

keasamannya (fungsi buffer tadi) supaya pH-nya naik kembal. Jadi keasaman yang terus

menerus itu yang membuat gigi berlubang (mengalami demineralisasi email). Bila ingin minum

air bersoda, atau permen lebih baik dimakan dalam satu waktu tertentu berdekatan dengan makan

pagi/makan siang/makan malam dan diakhiri dengan minum air putih/sikat gigi, daripada

memakan atau meminumnya sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama. Menyikat gigi

umumnya dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur.

Dengan jumlah yang 2 kali dan juga kesalahan manusiawi misalnya tidak bisa setiap saat bisa

membersihkan gigi dengan tepat dan teliti ke seluruh bagian, maka kita harus melepaskan waktu

perawatan sisanya kepada air ludah yang cukup jumlahnya dan baik kualitasnya. Dengan cara

makan makanan yang alamiah tidak banyak mengandung zat kimia, yakni zat perasa, pewarna

dan pengawet, makan makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan supaya saat menggigit air

ludah dapat terrangsang untuk keluar (pada makanan yang semuanya lunak/tidak berserat, gigi

tidak perlu menggigit kuat, akibatnya air ludah juga tidak banyak keluar), menghindari minuman

berkarbonasi (secara berlebihan) dan juga pola makannya diatur dengan memakan

camilan/minuman manis berdekatan dengan waktu makan makanan utama, setelah itu gigi

Page 4: d

dibersihkan, apabila tidak dapat menggosok gigi, kumur-kumurlah atau minumlah air putih yang

banyak. Itu adalah cara yang sederhana dan paling mudah dilakukan.

Jenis kelenjar saliva dan muaranyaMacam-macam kelenjar ludah :

1.         Kelenjar ludah utama /   mayor /   besar-besar

Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya

disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula

Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus

mandibula

Kelenjar Sublingualis ,  terletak dibawah lidah

Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.

 

Kelenjar Parotis

Kelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak antara prossesus

mastoideus dan ramus mandibula.

Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi

dan gusi dihadapan molar 2 atas.

Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat

Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam,

aldolase, dan kolinesterase.

Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi beberapa lobus

dan lobulus

Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus (tubulo-alveolar)

bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak memanjang dan

kadang-kadang memperlihatkan percabangan-percabangan

Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

Page 5: d

Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon (stenson) terdiri

dari epitel berlapis semu.

Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus interlobularis

dengan sel-sel epitel berlapis silindris

Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus intralobularis.

Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus Pfluger yang mempunyai epitel

selapis silindris yang bersifat acidophil dan menunjukkan garis-garis basal

Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan percabangan

Duktus Pfluger agak pendek

Sel-selnya pipih dan memanjang

Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak yang

berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of bichat). Juga pada

jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus Facialis dan pembuluh darah

 

Kelenjar submandibularis (submaksilaris)

Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan mempunyai duktus

ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada dasar rongga mulut pada frenulum

lidah , dibelakang gigi seri bawah.

Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak

Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri  dari jaringan

ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi organ tersebut menjadi

beberapa lobulus

Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar / tubuloacinus

bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland)

Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula sel-selnya

Bentuk sinus kebanyakan memanjang

Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket

Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila dibandingkan

glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang

Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis dan

menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih mudah dicari

Page 6: d

 

Kelenjar sublingualis

Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar

Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai saluran keluar

(duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus

Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton pada frenulum

lidah

Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki septa-septa

jaringan ikat yang jelas/tebal

Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler bercabang-cabang

(compound tubuloalveolar gland)

Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah mukus murni

Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis

Duktus Pfluger sangat pendek

Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga dalam preparat

sukar ditemukan

Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula parotis

 

2.         Kelenjar ludah tambahan /   minor / kecil-kecil

Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa

atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang

diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah

mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan

asinus-asinus seromukus

Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus

seromukus

Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah

ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus

Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal

lidah, dnegan asinus-asinus murni serus

Page 7: d

Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus .

Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior

Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .

 

Struktur-struktur kelenjar salivaTiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:

1.         Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-duktus

bercabang.

Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret. Sekret ini akan

dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret kemana mestinya.

2.         Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan duktus

tersebut.

Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan membagi

organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat tersebut ditemukan duktus

kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.

 

Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:

1.    Unit sekretori

Terdiri dari : sel-sel asinar ,  duktus interkalaris , duktus striata , dan main excretory ducts.

Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk sekresi dan

modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada sekresi saliva, setidaknya pada

kelenjar minor.

2.    Unit non sekretori

Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf

 

 

Sel-sel asinar

Merupakan unit sekretori sel.

Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.

Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan tercampur

Page 8: d

a.       Asinus serus

–    Sekretnya encer

–    Terdapat pada kelenjar parotis

–    Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan

–    Lumennya sempit

–    Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris interseluler

–    Inti sel bulat kearah basal

–    Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat, bagian

apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel terdesak ke basal. Dan

setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.

–    Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat berkontraksi

untuk membantu mengeluarkan sekret asinus

 

b.      Asinus mukus

–    Sekretnya kental

–    Terdapat pada kelenjar saliva minor /  tambahan / kecil-kecil

–    Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan

–    Lumennya besar

–    Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga sekretnya

langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus

–    Inti sel pipih kearah basal

–    Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering rusak saat

preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang

–    Terdapat sel myoepitel

–    Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit mitokondria, RE,

dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak komponen karbohidrat pada

sekretnya

 

c.       Asinus campuran

–    Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus tercampur, adalah

kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus maupun asinus-asinus mukus sebagai

Page 9: d

parenkimnya. Campuran tersebut dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-

asinus murni serus atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus

bersama-sama

–    Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak dari pada sel

mukusnya

–    Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya

–    Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus sedangkan sel-sel

serus pada bagian yang jauh dari duktus

–    Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena terganggunay

pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada duktus Boll

–    Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel albumin (serus) tadi

akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel serus tadi merupakan suatu

lengkungan yang pada penampang sering terlihat sebagai bulan sabit, yangs ering disebut

lanula Gianuzzi (Demilines of Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of

Gianuzzi). Bagian ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke

lumen asinus.