D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi...

26
JURNAL TAYANGAN PROGRAM ACARA “WAKTU INDONESIA BERCANDA” DI NET. TV (Studi Tentang Humor Cak Lontong di Kalangan Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Disusun Oleh : Noor Iman Boerhanuddin Yahya D1215039

Transcript of D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi...

Page 1: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

JURNAL

TAYANGAN PROGRAM ACARA “WAKTU INDONESIA BERCANDA”DI NET. TV

(Studi Tentang Humor Cak Lontong di Kalangan MahasiswaUniversitas Sebelas Maret Surakarta)

Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaProgram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Noor Iman Boerhanuddin Yahya

D1215039

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2017

Page 2: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

TAYANGAN PROGRAM ACARA “WAKTU INDONESIABERCANDA” DI NET. TV

(Studi Tentang Humor Cak Lontong di Kalangan Mahasiswa UniversitasSebelas Maret Surakarta)

Noor Iman Boerhanuddin YahyaIgn. Agung Satyawan

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2017

Abstract

Waktu Indonesia Bercanda/ WIB is a quiz show program that aired on NET. TV. The quiz uses ineffective interpersonal communication, because the answer of quiz participants is not in line with the questions of the host. Host event WIB is Cak Lontong. Many netizens have criticized the benefits of the event. But WIB Event has a large number of spectators, students are no exception as segment of event WIB. In another phenomenon found there are students of UNS who communicate imitate Cak Lontong style of speech (kelontong-lontongan). From this phenomenon is done research with problem formulation (1) why students often see event WIB? (2) why students when communicating interpersonal become kelontong-lontongan? This research uses media usage theory and satisfaction using media. This research uses qualitative method with phenomenology approach. Data collection using interviewing techniques to 15 students who often see the show and students who often communicate kelontong-lontongan. The results obtained (1) students often see the event WIB (a) motive information, want to see every answer that appears on each episode and want to see different patterns of Cak Lontong different. (b) the motives of interaction and social integration, making the contents of the show a reference to play with friends. (c) the entertainment motive, to gain a sense of soul and aesthetics, and to fill in leisure time. (2) students when communicating interpersonal to grocery (a) cognitive needs, satisfying curiosity and encouragement when communication in the event is applied to everyday communication. (b) Integrative social needs, needs related to the affirmation of contact with friends. Communications when intertwined with chats can melt the atmosphere.

Keywords: Waktu Indonesia Bercanda, Motif Media Usage, Media Usage Needs.

2

Page 3: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Pendahuluan

Dewasa ini, perkembangan program pertelevisian Indonesia semakin

modern. Salah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi

NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan

format dan konten program yang berbeda dengan stasiun TV lain. Program-

program NET. dibedakan berdasarkan kategori, dan salah satu program acara

yang menjadi perhatian adalah pada program acara WIB (Waktu Indonesia

Bercanda).

Program WIB pertama kali tayang pada sabtu, 23 April 2016. Menggandeng

sejumlah komedian top seperti Cak Lontong, Peppy dan Ihsan Nur Akbar.

Program WIB ini berisi acara hiburan komedi yang menampilkan kuis plesetan

dengan kata-kata. Dalam setiap babak kuis TTS, kata misteri, berpacu dalam

emosi WIB yang dibawakan oleh host Cak Lontong mungkin menurutnya untuk

hiburan. Tetapi dengan cara seperti itu dapat pula merusak tatanan bahasa dan

komunikasi yang efektif. Dilihat dari penontonnya sendiri, penonton memiliki

pandangan yang berbeda (seputartelevisi.blogspot.com).

Dalam teori, khalayak dalam menggunakan media pada akhirnya akan

mendapatkan sesuatu berupa manfaat ataupun kepuasan tersendiri. Sejalan dengan

Teori Uses & Gratification yang menyatakan bahwa orang secara aktif mencari

media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan keputusan (hasil)

tertentu. Teori ini menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk

mempelajari dan mengevaluasi berbagai media untuk mencapai tujuan

komunikasi (Richard, 2007).

Salah satu yang mengarahkan seseorang dalam menggunakan media adalah

motif. McQuail (1994) membagi motif penggunaan media oleh individu ke dalam

empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah: (1) Motif Informasi, (2)

Motif Identitas Pribadi, (3) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, dan (4) Motif

Hiburan.

Kembali ke fenomena yang diteliti bahwa tak jarang acara WIB (Waktu

Indonesia Bercanda) mendapat kritikan dari para penontonnya. Mulai dari

facebook, twitter, dan komentar di youtube. Bahkan selain kritikan yang datang

3

Page 4: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

dari luar, dari dalam acara WIB pun kritikan muncul dari peserta kuis. Bedu

peserta kuis yang karena terlalu kesal dengan jawaban kuis Cak Lontong

membeberkan bahwa acara WIB seharusnya memberi manfaat bagi penontonnya,

bukan malah menjerumuskan ke pengetahuan yang salah.

Tetapi, meskipun acara WIB mendapat kritikan dari dalam maupun dari

luar. Acara WIB tetap memiliki banyak penonton. NET. yang mempunyai

jaringan telestial dapat menayangkan program acaranya secara streaming.

Terhitung dari setiap episode, jumlah penonton yang menonton streaming kurang

lebih 500 orang. Muhammad Y. Sandy, produser acara WIB juga membeberkan

bahwa acara WIB memiliki rating yang cukup tinggi. Kemudian dilihat dari

tayangan youtube, acara WIB juga memiliki viewers/penonton yang banyak.

Terhitung dari saat video diupload hingga satu bulan, tercatat kurang lebih

200.000 viewers, kurang lebih 500 orang yang memberikan like.

Segmen dari acara WIB adalah remaja, tidak dipungkiri juga mahasiswa

yang sering menonton acara WIB. Melalui observasi penulis, penulis menemukan

komunikasi mahasiswa yang serupa dengan tanya jawab berupa kuis yang

dilakukan pada tayangan program acara WIB.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bermaksud untuk

memecahkan masalah mengapa mahasiswa sering melihat acara WIB? dan

mengapa mahasiswa berkomunikasi menjadi “kelontong-lontongan” (gaya pengisi

acara WIB di NET. TV, Cak Lontong)?

Tinjauan Pustaka

A. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih

membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam (Rogers &

D. Lawrence Kincaid, 1981).

4

Page 5: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Fungsi Komunikasi

Gorden (2005) menjelaskan fungsi komunikasi, antara lain :

1. Fungsi komunikasi sosial, berkaitan dengan konsep diri, aktualisasi

diri, dan kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan di masa

yang akan datang.

2. Fungsi komunikasi ekspresif, berkaitan dengan komunikasi sebagai

instrument untuk menyampaikan perasaan melalui pesan non verbal.

3. Fungsi komunikasi ritual, berkaitan dengan perilaku seseorang yang

bersifat simbolik yang diungkapkan dalam kondisi tertentu.

4. Fungsi komunikasi instrumental, berkaitan dengan kegiatan

menginformasikan, mengajarkan, mendorong, mengubah sikap dan

keyakinan, mengubah perilaku dan menggerakkan tindakan untuk

persuasif dan menghibur.

Tujuan Komunikasi

Tujuan Komunikasi adalah membangun/menciptakan pemahaman

atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti

harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu

perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial (Fajar,

2009).

1. Perubahan sikap, seorang komunikan setelah menerima pesan

kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam

berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan

berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.

2. Perubahan pendapat, pemahaman dalam komunikasi merupakan

kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana

dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang

dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-

beda bagi komunikan.

3. Perubahan perilaku, komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku

maupun tindakan seseorang.

5

Page 6: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

4. Perubahan sosial, membangun dan memelihara ikatan hubungan

dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik.

Dalam proses komunikasi efektif secara tidak sengaja meningkatkan

kadar hubungan interpersonal.

Hambatan Komunikasi

Dalam Effendy (2003), hambatan komunikasi diantaranya:

1. Gangguan, terbagi menjadi dua yaitu:

- Mekanik, gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau

kegaduhan yang bersifat fisik

- Semantik, bersangkutan dengan pesan komunikasi yang

pengertiannya menjadi rusak, melalui penggunaan bahasa.

2. Kepentingan adalah seseorang akan selektif dalam menanggapi atau

menghayati suatu pesan

3. Motivasi terpendam akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang

benar sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya

4. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan

komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka bersikap

curiga dan menentang komunikator yang hendak melakukan

komunikasi.

B. Media Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-

pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-

alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara,

2011).

McQuail (1994) membagi fungsi media massa menjadi lima, antara

lain :

a. Informasi

Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam

masyarakat dan dunia menunjukkan, hubungan kekuasaan,

Memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan.

b. Korelasi

6

Page 7: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan

informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan,

melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan ngbeberapa kegiatan,

membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan

memberikan status relaif.

c. Kesinambungan

Mengekspresikan budaya dominant dan mengakui keberadaan

kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru,

meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

d. Hiburan

Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi,

meredakan ketegangan sosial.

e. Mobilisasi

Mengkampenyakan tujuan masyarakat dalam bidang politik,

pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama.

Media Massa Televisi

Komunikasi massa media televisi ialah proses komunikasi antara

komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu

televisi. Dalam komunikasi massa media tersebut, lembaga penyelenggara

komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang

dengan organisasi yang kompleks dan pembiayaan yang besar. Karena

media televisi bersifat transitory (hanya meneruskan), mata pesan-pesan

yang disampikan melalui komunikai massa media tersebut hanya dapat

didengar dan dilihat sekilas. Pesan-pesan televisi bukan hanya didengar,

tetapi juga dapat dilihat dalam gambar yang bergerak (audio visual)

(Wawan Kuswandi, 1996).

Sedangkan fungsi televisi sendiri mendesain program-program mereka

untuk menghibur. Serta menyampaikan informasi seperti berita, olahraga,

nasional maupun internasional. Tentu saja, sebenarnya, mereka memberikan

hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin

sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan (Devito 1990).

7

Page 8: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

C. Teori Penggunaan Media

Teori ini tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media.

Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi

kebutuhannya. Memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk

mendapatkan kepuasan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Sebagian

besar perilaku khalayak akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs)

dan kepentingan individu (Ardianto, Lukiati dan Siti, 2009).

Banyak riset uses & gratifications memfokuskan pada motif sebagai

variabel independen yang memengaruhi penggunaan media. Orang

menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu dan apakah motif-

motif itu telah terpenuhi oleh media (Kriyantono, 2007).

D. Motif Penggunaan Media

Motif merupakan hal yang abstrak yang senantiasa dikaitkan dengan

perilaku. Motif adalah suatu pengertian yang mencakup penggerak,

keinginan, rangsangan, hasrat, pembangkit tenaga, alasan, dan dorongan

dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dalam diri

individu ada yang mendasari atau menentukan perilaku individu yang

disebut motif. Motif memberi tujuan dan arah kepada perilaku manusia

(Sunaryo, 2002).

McQuail (1994) membagi motif penggunaan media oleh individu ke

dalam empat kelompok. Adapun pembagian tersebut adalah:

1. Motif Informasi

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

b. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal

yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Pribadi

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

8

Page 9: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membantu menjalankan peran sosial.

f. Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman,

dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

a. Melepaskan diri dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

f. Membangkitkan gairah seks.

E. Kepuasan Penggunaan Media

Effendy (2011) mengungkapkan kebutuhan individu ditentukan oleh

lingkungan sosial (social environment). Lingkungan sosial tersebut meliputi

ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Mereka

mengkategorisasikan kebutuhan individual (individual’s need) sebagai

berikut:

a. Cognitive needs (Kebutuhan kognitif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan,

dan pemahaman melalui lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada

hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan

rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

b. Affactive needs ( Kebutuhan afektif)

9

Page 10: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman

yang estetis, menyenangkan, dan emosional.

c. Personal integrative needs (Kebutuhan pribadi secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan,

stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hastrat

akan harga diri.

d. Social integrative needs (Kebutuhan sosial secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,

teman, dan dunia. Hal-hal tersebut berdasarkan hasrat untuk berafiliasi.

e. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan menghindarkan tekanan, ketegangan,

dan hasrat keanekaragaman.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Deskriptif kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang

dapat diamati. Penelitian deskriptif kualitatif memanfaatkan wawancara sebagai

alat untuk mengetahui sikap, perasaan, pandangan, perilaku individu atau

sekelompok orang (Moleong, 2011). Landasan teoritis penelitian kualitatif

bertumpu pada fenomenologi. Fenomenologi adalah pandangan berpikir yang

menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan

interpretasi-interpretasi dunia. Fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran

yang berhubungan dengan pertanyaan, seperti bagaimana pembagian antara

subjek (ego) dan objek (dunia) muncul dan bagaimana sesuatu hal di dunia

diklasifikasikan. Berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap

orang-orang yang berada dalam situasi tertentu (Prastowo, 2012). Kaitannya

pendekatan fenomenologi dengan penelitian ini adalah mahasiswa yang melihat

program acara WIB (Waktu Indonesia Bercanda) memiliki pandangan-pandangan

yang berbeda terhadap acara yang sering ditontonya.

10

Page 11: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Penelitian ini menggunakan teknik wawancara untuk memperoleh data.

Responden yang dijadikan sampel adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang sering melihat acara WIB dan mahasiswa yang berkomunikasi

seperti layaknya dalam acara WIB.

Sajian dan Analisis Data

A. Pendapat tentang acara WIB

Acara WIB tidak jarang mendapatkan respon negatif dari para

pemirsanya, beberapa mengeluhkan tentang manfaat dari acara WIB ini.

Berikut contoh keluhan negatif dari para netizen.

a. Kritikan yang dilakukan oleh Dewi Listiany (02/03/17) melalui

account facebooknya langsung dikirimkan kepada NET Mediatama

Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa,

“Acara WIB sama sekali tidak lucu dan tidak mendidik, tolong

cari acara lain yang lebih mendidik dan tidak membosankan”.

b. Kritikan yang dilakukan oleh Faienzo Ibram Adyzha (3/6/2016)

melalui account twitternya langsung dikirimkan dan ditandai kepada

netmediatama pula. Ia mengungkapkan bahwa,

“Acara WIB tidak etis dan tidak mendidik, harap diganti dengan

acara hiburan yang lain”.

c. Kritikan yang dilakukan oleh peserta kuis Bedu. Bedu peserta kuis

yang karena terlalu kesal dengan jawaban kuis Cak Lontong

membeberkan bahwa acara WIB seharusnya memberi manfaat bagi

penontonnya, bukan malah menjerumuskan ke pengetahuan yang

salah.

“Ini kita ditonton oleh jutaan masyarakat Indonesia, gunakan

kalimat yang baik dan benar, struktur bahasa yang jelas. Agar

acara ini memberikan manfaat bukan hanya di WIB, WIT,

WITA semua tahu, tanggung jawab pak”. Ujar Bedu kepada Cak

Lontong.

11

Page 12: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

Meskipun banyak yang menyatakan hal negatif tentang acara WIB, tetapi

dalam wawancara peneliti terhadap informan yang sering melihat acara WIB.

Informan mengatakan bahwa acara WIB adalah acara yang lucu, menghibur,

kreatif dan menarik. Jika dikaitkan dengan teori McQuail (1994) tentang fungsi

media massa sebagai sarana hiburan memang tepat. Karena menurut para

informan, acara WIB adalah acara yang lucu, menghibur, kreatif dan menarik.

B. Motif Penggunaan Media

a. Motif Informasi

Informan Agung dan informan Bagus memberikan jawabannya

terkait alasan sering melihat acara WIB dikarenakan motif informasi

memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum dalam McQuail (1994).

Agung menjelaskan bahwa selain fans dengan Cak Lontong,

Agung ini juga belajar bagaimana pola-pola logika Cak Lontong yang

baru. Menurutnya logika Cak Lontong selalu berkembang di setiap

acaranya, sehingga menjadi penasaran dengan setiap pola-pola baru

yang digunakan Cak Lontong untuk bercandaan. Maka Agung sering

melihat acara yang terdapat Cak Lontong termasuk acara WIB.

Sedangkan Bagus memberikan alasan mengapa sering melihat

acara WIB bukan disebabkan ingin mencari tahu pola-pola bercandaan

seperti yang dikemukakan oleh Agung, tetapi ingin mengetahui

jawaban pada setiap kuisnya. Dalam hal ini, Bagus ingin mengetahui

kemunculan jawaban yang berbeda pada setiap episodenya. Karena

jawaban yang berada dalam kuis selalu unik dan tidak masuk akal.

b. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

Informan Zuchri menjawab terkait sering melihat acara WIB

dikarenakan motif integrasi dan interaksi sosial tentang menemukan

bahan percakapan dan interaksi sosial dalam McQuail (1994).

Zuchri menjelaskan bahwa menjadikan acara WIB sebagai

referensi komunikasi bercandaan dengan teman, meme juga referensi

tetapi meme hanya kalimat-kalimat absurd dan bukan percakapan,

12

Page 13: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

lebih banyak juga dapat dari teman yang saya ajak berkomunikasi

bercandaan.

c. Motif Hiburan

Motif hiburan yang sesuai dengan jawaban informan terkait

alasan seringnya melihat acara WIB dikarenakan motif hiburan

tentang memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis serta tentang mengisi

waktu dalam McQuail (1994).

Motif yang ditunjukkan oleh informan Daru, Agung dan Ria

yang juga mengungkapkan motif hiburan memperoleh kenikmatan

jiwa dan estetis. Informan ingin melihat kelucuan dari host Cak

Lontong dalam membawakan acara, ingin melihat jawaban kuis yang

muncul secara melenceng, dan ingin melihat aksi marah peserta kuis

setelah jawaban yang muncul tidak masuk logika orang normal.

Informan lain juga berpegang pada teori McQuail (1994) untuk

motif hiburan mengisi waktu. Antara lain Ostra, Annasya, dan Noel.

Informan memiliki alasan penyebab dirinya sering melihat acara WIB

terdapat pada situasi jam penayangannya dan kondisi dimana stasiun

televisi yang lain sedang tidak menayangkan acara dengan konten

yang menghibur pula, ketika sedang jam-jam bosan dan ingin

merefresh pikiran. Informan memengatakan bahwa jam tayangnya

sesuai dengan aktifitas mahasiswa. Disaat bosan ataupun seusai

mengerjakan tugas dan ingin merefresh pikiran.

C. Kepuasan Mahasiswa yang Berkomunikasi Kelontong-Lontongan

Mahasiswa yang berkomunikasi kelontong-lontongan(menirukan gaya

bicara Cak Lontong) termasuk dalam kepuasan penggunaan media dalam

Effendy (2011). Informan mengungkapkan kepuasan tentang kebutuhan

kognitif dan kebutuhan sosial secara integratif.

Informan mengungkapkan kepuasan penggunaan media karena

kebutuhan kognitif dalam Effendy (2011) tentang peneguhan informasi,

pengetahuan, dan pemahaman melalui lingkungan. Dalam kaitannya mereka

13

Page 14: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

puas atau butuh media acara WIB tersebut untuk menirukan melakukan

komunikasi kelontong-lontongan.

Kemudian kebutuhan sosial secara integratif dalam Effendy (2011)

kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga,

teman, dan dunia. Dalam kaitannya dengan penelitian dilapangan bahwa

mahasiswa melakukan komunikasi kelontong-lontongan supaya mencairkan

suasana, menambah topic pembicaraan dengan cara menyisipkan

komunikasi bercandaan sehingga dapat meneguhkan kontak dengan lawan

bicara.

Meskipun jika dikaitkan dengan teori komunikasi, memang

kelontong-lontongan ini adalah hambatan komunikasi yang dilakukan

komunikan secara disengaja. Menurut Effendy (2003) gangguan semantik,

bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak,

melalui penggunaan bahasa. Dan kelontong-lontongan termasuk dalam

gangguan semantic, komunikan melakukan gangguan semantic secara

sengaja karena untuk tujuan komunikasi. Menurut Fajar (2009) tujuan

komunikasi salah satunya adalah perubahan sikap, seorang komunikan

setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun

negatif. Dalam melakukan komunikasi kelontong-lontongan, komunikator

menginginkan perubahan sikap negatif dari komunikannya untuk tujuan

bercanda.

Tetapi dengan begitu menurut Fajar pula tujuan komunikasi untuk

pemahaman dalam komunikasi, merupakan kemampuan memahami pesan

secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah

memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat

yang berbeda-beda bagi komunikasi. Dari mahasiswa yang kelontong-

lontongan dimaksudkan untuk mencairkan suasana dalam berkomunikasi.

Kesimpulan

A. Alasan atau motif mahasiswa sering melihat tayangan program acara WIB

di NET. TV dikaitkan dengan motif penggunaan media dari McQuail

(1994), adalah sebagai berikut:

14

Page 15: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

a. Motif informasi, memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum, yaitu

selalu penasaran dengan jawaban kuis yang muncul secara tidak

masuk logika, dan ingin melihat pola-pola plesetan baru dalam

komunikasi yang dilakukan host acara WIB Cak Lontong.

b. Motif interaksi dan integrasi sosial, menemukan bahan percakapan

dan interaksi sosial, yaitu menjadikan isi komunikasi yang dibawakan

pada acara WIB untuk bahan atau referensi bercandaan yang akan

diterapkan saat berkomunikasi dengan temannya.

c. Motif hiburan,

- Untuk memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, acara WIB dari

gaya bicara Cak Lontong, jawaban yang muncul, dan aksi protes

peserta kuis membuat mahasiswa yang menonton menjadi

senang dengan tertawa.

- Untuk mengisi waktu luang, acara WIB adalah acara yang tepat

jam tayangnya disaat acara pada stasiun televisi lain dianggap

berat sehingga mahasiswa sering melihat acara WIB tersebut.

B. Alasan mahasiswa berkomunikasi menjadi “kelontong-lontongan”(gaya

pengisi acara WIB di NET. TV, Cak Lontong) dikaitkan dengan kepuasan

menggunakan media Effendy (2011), adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan kognitif

Mahasiswa berkebutuhan menonton acara WIB untuk memuaskan

rasa penasaran dan dorongan untuk memahami dan menguasai

lingkungan dengan cara berkomunikasi seperti layaknya acara yang

ditonton.

b. Kebutuhan sosial secara integratif

Mahasiswa melakukan komunikasi kelontong-lontongan bertujuan

supaya mencairkan suasana dalam berkomunikasi dikesehariannya

dan menambah topic pembicaraan dengan cara menyisipkan

15

Page 16: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

komunikasi bercandaan agar dapat meneguhkan kontak dengan

temannya.

Saran

Sebagai mahasiswa seharusnya bisa memilih tayangan program acara yang

lebih bermanfaat. Kemudian untuk mahasiswa yang berkomunikasi kelontong-

lontongan harus mengetahui dan mengontrol kapan dan saat yang tepat dilakukan

komunikasi bercandaan tersebut. Sebab bila salah penempatannya dapat berakibat

lawan bicara menjadi marah dan komunikasi tidak berjalan efektif sebab

kelontong-lontongan termasuk hambatan semantic dalam komunikasi, meskipun

dilakukan dengan sengaja untuk tujuan bercandaan.

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2009. Komunikasi Massa

Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatana Media.

Cangara, Hafied. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Devito, J. A. 1990. Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima Professioal Book.

Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi. Teori dan Praktek. Bandung:

Rosda.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik. Yogyakarta: Graham

Ilmu.

Gorden, I, William. 2005. Communication: Personal and Public 3rd ed. New

Jersey: Prentice Hall, inc.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi.

Jakarta: Rhineka Cipta.

16

Page 17: D1215039.docx · Web viewSalah satu contoh dari perubahan tersebut terdapat pada stasiun televisi NET. NET. merupakan alternatif tontonan hiburan layar kaca. NET. hadir dengan format

McQuail, Dennis. 1994. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Diva Press.

Richard. 2007. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Rogers, Everett M., D. Lawrence Kincaid. 1981. Communication Networks:

Toward a New Paradigm for Research. New York: The Free Press.

Kriyantono, R. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis

Riset Media, Public Realation, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Moleong, J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Kedokteran EGC.

Seputar Televisi. Acara Waktu Indonesia Bercanda (WIB) di NET TV. (05/2016). www.seputar-televisi.blogspot.co.id/2016/05/acara-waktu-indonesia-bercanda-wib. Diakses pada 16 April 2017.

Akun Facebook Dewy Listiani. www.facebook.com/Dewy-Listiani . Diakses pada 3 Juni 2017.

Akun Twitter Faienzo Ibram Adyzha. www.twitter.com/@Faienzo-Ibram-Adyzha Diakses pada 3 Juni 2017.

17