SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat...

175
i PERAN PROGRAM KERJA KLASTER KETAHANAN PANGAN BANK INDONESIA UNTUK KEMANDIRIAN UMKM (Studi Pada UMKM Klaster Sapi Noetnana Kota Kupang Nusa Tenggara Timur) SKRIPSI Disusun Oleh: Genoveva D. R. Hurint 135020401111012 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi KEUANGAN DAN PERBANKAN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat...

Page 1: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

i

PERAN PROGRAM KERJA KLASTER

KETAHANAN PANGAN BANK INDONESIA

UNTUK KEMANDIRIAN UMKM

(Studi Pada UMKM Klaster Sapi Noetnana

Kota Kupang Nusa Tenggara Timur)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Genoveva D. R. Hurint

135020401111012

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

KEUANGAN DAN PERBANKAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

ii

Page 3: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

iii

Page 4: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

iv

Page 5: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

vi

CURRICULUM VITAE

Nama : Genoveva D. R. Hurint

Tempat dan Tanggal Lahir : Dilli, 18 Juli 1996

Agama : Katholik

Nomor Telpon/ HP : 082339609310

Alamat Email : [email protected]

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Nangahure Kabupaten SIkka Provinsi Nusa

Tenggara Timur

Riwayat Pendidikan

Sekolah/ Universitas Jurusan Tahun

SDN Contoh Maumere - 2001-2007

SMPK Frater Maumere - 2007-2010

SMAK Giovanni Kupang IPS 2010-2013

Universitas Brawijaya Ilmu Ekonomi 2013-2017

Pendidikan Non Formal

Pengalaman Kepanitiaan / Keanggotaan Unit Kegiatan Mahasiswa :

1. “ BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis”

sebagai staff magang divisi Eskternal dan Penilaian periode

kepengurusan tahun 2013.

2. “ BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis”

sebagai staff tetap divisi Eskternal dan Penilaian periode kepengurusan

tahun 2014.

Page 6: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

vii

3. “ HMJIE (Himpunan Jurusan Ilmu Ekonomi)” sebagai staff magang

divisi Proyek dan Keterampilan periode kepengurusan tahun 2013

4. “KMK (Keluarga Mahasiswa Katholik)’’ sebagai anggota organisasi

tahun 2013-2017.

5. Kepanitiaan INSPIRATION “ Pengenalan Kehidupan Kampus

Mahasiswa Baru” sebagai staff divisi Bidik yang diselenggarakan oleh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

6. Kepanitiaan “ Pelatihan Kepribadian’’ sebagai ketua divisi hubungan

masyarakat yang diselenggarakan oleh BEM FEB UB.

7. Kepanitiaan “ Seminar Inagurasi ( Fulfilling What Companies Need

From a Fresh Graduate ” sebagai ketua divisi konsumsi yang

diselenggarakan oleh BEM FEB UB

8. Kepanitiaan “ Ilmu Ekonomi Solid ” sebagai staff divisi operasional yang

diselenggarakan oleh HMJIE FEB UB.

9. Kepanitiaan “ Economic Sport and Talen” sebagai staff divisi hubungan

masyarakat yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya.

10. Kepanitiaan “ Harmonica Festival ” sebagai staff divisi field runner yang

diselenggarakan oleh Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

11. Kepanitiaan “ Economic Awards ” sebagai staff divisi marketing yang

diselenggarakan oleh BEM FEB UB.

Page 7: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

viii

MOTTO

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar

kepada pengertianmu sendiri” – Amsal 3:5

“Sebab ALLAH memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang

membangkitkan kekuatan, kasih, dan keterlibatan.” - 2 Tim 1:7

Page 8: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

serta Bunda Maria sebagai perantara doa dan penolong, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi, yang berjudul “PERAN PROGRAM KERJA KLASTER

KETAHANAN PANGAN BANK INDONESIA UNTUK KEMANDIRIAN UMKM (

Studi Pada UMKM Klaster Sapi Noetnana Kota Kupang Nusa Tenggara

Timur)”, guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program

Sarjana Ekonomi, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

• Drs Nurkholis, M. Buss., Ak., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang, yang telah memberi kesempatan

untuk pembuatan skripsi ini.

• Ibu Dr. Nurul Badriyah, SE., ME., selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia atas bimbingan, arahan, waktu, serta semangat dalam

penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

• Bapak Prof. Dr. Khusnul Ashar, SE., MA., dan Ibu Dr. Asfi Manzilati, SE.,

ME., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, saran, dan

motivasi selama penulisan skripsi ini.

• Teristimewa kepada Ayahku Emanuel B. Hurint, SH., dan ibuku tercinta

Maria Tolentina Daba, S.Ag., kakak Marina Evanmira, kakak Theresia,

ade Antonius tersayang, yang telah memberikan kasih

Page 9: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

x

sayang, doa serta semangat yang begitu besar, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

• Bapak Yos, Bapak Daniel, Bapak Andre terimakasih atas kebersamaan,

dukungan dan bantuannya.

• Opa Atanasius Hurint (alm), Oma Filomena Ema Koten (alm), Nenek

Theresia Roty (alm), Nenek Genoveva (alm), Kungkung Antonius Ewan,

Bapak Frater Damianus, BHK., Om Dominikus Safio sekeluarga, Om

Ayun sekeluarga, kakak Pater Antonio Camnahas, SVD., atas segala doa

dan kasih sayang yang tiada hentinya, serta seluruh keluarga besar yang

selalu menyebut nama saya dalam doa.

• Saudara-saudariku Mba Inna, mas Rama, mas Ramli, keponakan Nisa +

Avio + Zakeisha, kakak Tedy Banda, kakak Bernard, kakak Siska, Max

MD, Yohand MD, dan kaka Alfredo terimakasih atas semangat dan

dukungan yang diberikan.

• Sahabat-sahabat mas Yosi, Anna Nahak, Ikky Bria, Vivin Selan, Putri

Ardiyana, Deby, Estha terimakasih atas kebersamaan, kasih sayang, doa,

dukungan dan bantuannya.

• Teman-teman Ekonomi dan Bisnis Program Studi Keuangan Perbankan

2013 yang selalu memberikan dukungan dan membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

• Serta seluruh pihak, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas

bantuannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas budi baik semua pihak yang telah

memberikan kesempatan, dorongan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari bahwa skrips ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan lebih

Page 10: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xi

xi

lanjut. Akhirnya semoga kelak skripsi ini dapat bermanfat bagi semua pihak,

khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Ekonomi dan Bisnis.

Malang, 18 Juli 2017

Penulis

Page 11: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... v

MOTTO ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

ABSTRAK .................................................................................................... xv

ABSTRACT ................................................................................................ xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 12

1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 12

1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................ 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 14

2.1 PERAN UMKM DALAM PROSES PEMBANGUNAN DI NTT .... 14

2.2 KETERSEDIAAN MODAL DAN EKSISTENSI UMKM DI NTT ... 31

2.3 PROGRAM KLASTER BANK INDONESIA DAN UPAYA

PEMBERDAYAAN UMKM ........................................................ 37

2.4 STUDI TERDAHULU ................................................................. 49

2.5 KERANGKA PIKIR ................................................................... 52

Page 12: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xiii

BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 57

3.1 JENIS PENELITIAN ..................................................................... 57

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ........................................... 58

3.3 JENIS DATA ................................................................................. 58

3.4 DEFENISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

PENELITIAN ............................................................................... 59

3.5 POPULASI DAN SAMPEL ........................................................... 61

3.6 TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA ............................... 62

3.7 METODE ANALISIS DATA .......................................................... 63

BAB 4 IMPLEMENTASI PROGRAM KLASTER KETAHANAN PANGAN BI

PADA KLASTER SAPI NOETNANA .................................................. 65

4.1 PERAWATAN DAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR .................. 73

4.2 EDUKASI KEPADA PARA PENGUSAHA KLASTER SAPI MEGENAI

KESEHATAN DAN REPRODUKSI SAPI ............................................ 85

4.3 PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN .......................................... 91

BAB 5 PERAN PROGRAM KLASTER KETAHANAN PANGAN BANK

INDONESIA UNTUK KEMANDIRIAN UMKM ..................................... 95

5.1 PERAN PROGRAM KLASTER KETAHANAN PANGAN BANK

INDONESIA ....................................................................................... 95

5.2 OUTPUT DAN PENDAPATAN TERNAK .................................... 100

BAB 6 PENUTUP ........................................................................................ 130

6.1 KESIMPULAN ............................................................................ 123

6.2 SARAN ...................................................................................... 126

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 127

LAMPIRAN .................................................................................................. 132

Page 13: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur .............................................. 2

Tabel 1.2 Populasi Ternak di NTT 2014-2015 .................................................. 4

Tabel 1.3 Komoditas Unggulan Provinsi NTT 2015 .......................................... 5

Tabel 1.4 Kelemahan Klaster Noetnana sebelum adanya Program BI ............. 9

Tabel 2.1 PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan

Sektor Ekonomi ............................................................................. 18

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 49

Tabel 5.1 Pembentukan Klaster Sapi Noetnana ............................................ 97

Tabel 5.2 Pencapaian Kinerja Klaster Sapi Noetnana .................................. 101

Page 14: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pengiriman ternak Provinsi NTT .......................................... 6

Gambar 2.1 Grafik Ranking PDRB dan Jumlah Penduduk 34 Provinsi

di Indonesia .................................................................................. 15

Gambar 2.2 Grafik Ranking PDRB perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi

34 Provinsi di Indonesia .............................................................. 16

Gambar 2.3 Grafik Struktur Ekonomi Provinsi NTT berdasarkan Sektoral ....... 17

Gambar 2.4 Kerangka Pikir ............................................................................. 53

Gambar 4.1 Kronologis Implementasi makroprudensial di BI ........................... 69

Gambar 4.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia ............................................... 70

Gambar 4.3 Infrastruktur kandang sapi sebelum bergabung dengan BI ........... 74

Gambar 4.4 Infrastruktur kandang sapi sesudah bergabung dengan BI .......... 75

Gambar 4.5 Pakan lamtoro yang dikeringkan .................................................. 76

Gambar 4.6 Gudang tempat penyimpanan makanan ternak ............................ 77

Gambar 4.7 penimbangan bakalan berat badan sapi ....................................... 78

Gambar 4.8 penimbangan sapi kontes ............................................................ 79

Gambar 4.9 timbangan elektronik berat badan untuk sapi ............................... 80

Gambar 4.10 rumah pertemuan untuk kelompok usha noetnana ..................... 82

Gambar 4.11 pertemuan dengan pengusaha ................................................... 83

Gambar 4.12 prakter mahasiswa kedokteran hewan undana .......................... 83

Gambar 4.13 akses jalan menuju tempat klaster sapi ...................................... 85

Gambar 4.14 pembibitan lamtoro ..................................................................... 89

Gambar 4.15 pakan lamtoro ............................................................................ 89

Gambar 4.16 pelatihan budidaya Sapi ............................................................. 92

Page 15: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xvi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai program kerja Bank

Indonesia berpengaruh terhadap kelompok UMKM klaster sapi Noetnana Kota

Kupang dan mengetahui peran program kerja klaster ketahanan pangan Bank

Indonesia untuk kemandirian UMKM di Kota Kupang. Data yang digunakan

dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dari para

pengusaha klaster sapi Noetnana dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa

Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh sebelum

dan sesudah bagi para pengusaha klaster sapi Noetnana yang bekerja sama

dengan pihak Bank Indonesia dalam hal infrastruktur serta menghasilkan output,

pendapatan yang meningkat dan akses ke bank yang sangat mudah.

Kata kunci: Infrastruktur, Output, Bankable,UMKM.

Page 16: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

xvii

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the work program of Bank Indonesia influence to the

UMKM group of cow clusters in Noetnana, Kupang City and to determine the role of the working

program of Bank Indonesia’s food security clusters for UMKM’s independecy in Kupang City.

Data of this study were obtained from interviews and documentation from the cow cluster

entrepreneur of Noetnana and the Representative Office of Bank Indonesia Nusa Tenggara

Timur. The result of this research shows that there is influence before and after for the cow

cluster entrepreneur of Noetnana that in cooperation with Bank Indonesia in terms of

infrastructure and generate output, increased income and easy access to banks.

Key Words: Infrastructure, Output, Bankable,UMKM.

Page 17: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan yang terletak

pada 80 – 120 Lintang Selatan dan 1180 - 1250 Bujur Timur dengan luas daratan

±48.718,1 km2, serta luas lautan ±200.000 km2. Dengan luas daratan dan letak

pulau yang sangat strategis, maka provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki

sumber daya alam yang potensial dimana sektor yang paling mendukung adalah

pertanian, kehutanan dan perikanan.

Provinsi Nusa Tenggara Timur terdiri dari 1192 pulau, 432 pulau

diantaranya telah diberi nama dan dari pulau-pulau yang telah diberi nama

tersebut 44 pulau telah dihuni masyarakat. Ditinjau dari segi luas wilayah,

provinsi ini memiliki empat pulau besar yaitu Flores, Sumba , Timor dan Alor

yang sering disebut Flobamora, dengan jumlah penduduk seluruhnya pada 2016

sebanyak 5.203.514 orang (BPS NTT 2016).

Komponen pendorong utama pertumbuhan ekonomi NTT pada tahun

2016 terutama adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh mencapai 6,80%

(yoy). Perbaikan daya beli masyarakat timbul karena peningkatan pendapatan

seiring adanya gaji ke-13 & 14 PNS, peningkatan pendapatan sektor pertanian

dan dorongan kegiatan proyek-proyek Pemerintah dan Swasta. Selain itu,

kegiatan bersifat regional maupun nasional di NTT, seperti Hari Keluarga

Nasional (Harganas), Alor Expo, Sunda Kecil Expo, Pameran Pembangunan,

dan Tour De Floresjuga mendorong tumbuhnya konsumsi masyarakat di NTT.

Dari sisi sektoral, tingginya pertumbuhan beberapa sektor utama seperti sektor

Page 18: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

2

konstruksi dan perdagangan juga menggambarkan adanya perbaikan daya beli

dan kegiatan proyek yang meningkat sepanjang tahun 2016.

Pada 2016 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa

Tenggara Timur ditetapkan sebesar Rp 25,99 triliun, dan dana tersebut

dialokasikan untuk pembangunan daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

terdiri dari satu kota dan 21 kabupaten. Sementara Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) pada 2016 dapat pada tabel berikut :

Tabel 1.1. PDRB Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan sektor Ekonomi

INDIKATOR 2015 2016

2016 2015 2016

%yoy*) IV III IV

%qtq**)

%yoy***)

Berdasarkan Sektor/ Lapangan Usaha (Harga Berlaku)

Produk Domestik Regional Bruto (Harga berlaku)

76.190,90

84.172,60 5,18

20.299,50

21.875,20

22.096,60 0,28 5,19

Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan

22.765,50

24.315,80 2,23 5.627,50 6.417,80 6.094,60 -6,05 4,53

Pertambangan dan Penggalian 1.073,50 1.166,80 5,66 292,4 301,7 309,4 2,43 3,19

Industri Pengolahan 940,9 1.034,30 4,98 259,3 265,2 279,2 4,17 3,41

Pengadaan Listrik dan Gas 43,6 59,4 14,61 13,7 15,3 16 3,72 11,52

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah,dan Daur Ulang 47,2 49 0,38 12,3 12,7 12,8 1,1 1,27

Konstruksi 7.908,20 9.095,30 8,46 2.244,00 2.389,20 2.465,00 2,8 8,48

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.272,30 9.321,80 6,77 2.217,50 2.456,30 2.487,90 0,4 7,57

Transportasi dan Pergudangan 3.986,60 4.528,30 6,73 1.089,80 1.186,10 1.210,70 2,07 5,48

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 487,1 586,1 14,46 137 154,6 159,8 2,72 13,01

Informasi dan Komunikasi 5.477,40 5.878,50 6,76 1.462,30 1.511,00 1.569,30 3,23 7,23

Jasa Keuangan dan Asuransi 2.995,50 3.362,90 8,47 799,2 838,7 899 5,9 8,38

Page 19: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

3

INDIKATOR 2015 2016

2016 2015 2016

%yoy*)

IV III IV %qtq*

*) %yoy***)

Real Estate 2.054,3

0 2.209,5

0 3,41 550,9 567,4 577,5 1,72 3,53

Jasa Perusahaan 235,5 257,2 2,83 62,3 66,4 69,5 4,13 5,57

Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

9.375,00

10.665,00

5,63 2.628

,60 2.731,1

0 2.827,9

0 2,15 1,6

Jasa Pendidikan 7.303,2

0 8.103,3

0 4,18

2.041,20

2.068,00

2.182,00

4,88 2,51

Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

1.585,50

1.768,00

6,19 432,9 443,9 473,6 5,89 5,2

Jasa lainnya 1.639,5

0 1.771,4

0 3,55 428,6 449,9 462,3 1,9 4,32

Sumber: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur 2017

Ket: Dalam Rp Miliar

*) Total Pertumbuhan 2016 dibandingkan 2015

**) Pertumbuhan Q4 2016 dibandingkan Q3 2016

***) Pertumbuhan Q4 2016 dibandingkan Q4 2015

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Timur

pada 2016 mencapai Rp 84,17 triliun (atas dasar harga berlaku) yang didominasi

oleh Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp 6.094,6miliar

dengan pertumbuhan sebesar 5,18%. Komponen pendorong utama

pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah konsumsi rumah

tangga yang tumbuh mencapai 6,80%. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan

nasional, pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2016 masih

lebih tinggi, karena pertumbuhan ekonomi nasional tercatat hanya sebesar

5,02%.

Melihat perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang

semakin pesat dan melihat beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM, maka

Bank Indonesia ingin mengembangkan potensi yang dimiliki oleh UMKM dengan

Page 20: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

4

menetapkan program klaster yang merupakan salah satu program kerja dari

Bank Indonesia perwakilan Nusa Tenggara Timur.

Daerah Provinsi Nusa Tenggra Timur memiliki beberapa potensi ekonomi

yang cukup besar.pada tabel 1.1 terlihat bahwa salah satu potensi terbesar di

daerah Nusa Tenggara Timur adalah sektor pertanian, perkebunan, perternakan,

dan perikanan.

Seiring dengan meningkatnya pendapatan penduduk, peran sub sektor

peternakan semakin penting, karena penduduk yang semula lebih banyak

menkonsumsi karbohidrat bergeser kearah konsumsi daging, telur, dan susu,

akibatnya kebutuhan daging terus meningkat. Berikut tabel populasi ternak di

Provinsi Nusa Tenggara Timur :

Tabel 1.2 Popoluasi ternak di NTT 2014-2015

Jenis

Ternak 2014 2015

Pertumbuhan

(%)

Sapi 865.731 899.577 3,90

Kerbau 134.457 141.075 4,92

Kuda 112.948 111.047 (-1,68)

Kambing/

domba 674.012 626.431 (-7,05)

Babi 1.755.058 1.812.449 3,27

Ayam

kampong 10.766.948 10.585.385 (-1,68)

Itik 315.417 322.923 2,37

Sumber : Dinas Peternakan Prov. NTT Tahun 2015

Dari data Dirjen Peternakan menunjukan populasi semua jenis ternak di

NTT selama 2 tahun terakhir meningkat. Peningkatan terbesar terjadi pada

Page 21: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

5

Kerbau (4,92%), diikuti Sapi (3,90%), dan Babi (3,27%). Sedangkan terjadi

penurunan pada komunitas kuda, kambing/domba dan ayam kampung.

Hasil-hasil andalannya antara lain berupa ikan tuna, kakao, jambu mete,

jagung, rumput laut, dan sapi potong. Produk unggulan yang mampu dihasilkan

oleh UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Timur itu sendiri adalah sapi dan babi

potong, penangkapan ikan dilaut, budidaya rumput laut.

Berikut tabel beberapa unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur :

Tabel 1.3 Komoditas Unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2015

No Komoditas Populasi/Produksi Peringkat Nasional

Sentra

1 Babi 1,84 Juta (2015) Ke-1 Rote, Sabu,

Sumtim

2 Jambu Mete

39.295 ton (2014) Ke-1 Flotim, Sikka

3 SapiPotong 902.326 ton (2015) Ke-5 TTS,TTU, Kab.

Kupang

4 Kacang Tanah

10.585 ton (2015) ke-5 Sikka,

Kab.Kupang

5 UbiKayu 622 ribu ton (2015) ke-7 TTS, Sikka,

Lembata

6 Jagung 690.170 ton (2015) ke-8 TTS, SBD

7 Kopi 21.730 ton (2014) ke-9 Matim, Ngada,

Ende

8 Kakao 10.680 ton (2014) ke-10 Sikka, Ende,

Flotim

9 Padi 943.020 ton (2015) ke-15 Mabar,

Manggarai,Matim

10 Kelapa 66.580 ton (2014) ke-16 Flotim, Malaka,

Sikka

11 Ikan 3.762,2 ton (Tuna)

11.451,3 ton (Cakalang)

Ke-16 Sikka,

Manggarai, Alor

Sumber : Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Timur Tahun 2016, diolah.

Pada 2016 terjadi peningkatan produksi komoditas peternakan,

perikanan, dan perkebunan. Salah satunya adalah adanya dorongan permintaan

pengiriman sapi dari luar daerah. Perkembangan pengiriman ternak terlihat dari

data Pelindo yang menunjukan adanya pertumbuhan pengiriman ternak sebesar

12.218 ekor pada triwulan III.

Page 22: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

6

Dibawah ini merupakan gambar grafik pengiriman ternak Provinsi Nusa

Tenggra Timur :

Gambar 1.1 grafik pengiriman ternak Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sumber : Bank Indonesia NTT dan Pelindo II Tahun 2016

Melihat besarnya potensi peternakan khususnya sapi potong di Provinsi

Nusa Tenggara Timur, Bank Indonesia turut serta berupaya untuk menunjang

para pelaku UMKM di sektor pertenakan sapi potong agar lebih optimal. Langkah

yang dilakukan oleh Bank Indonesia agar cita-cita tersebut terealisasi adalah

dengan menerbitkan program kerja klaster sapi.

Klaster merupakan upaya untuk mengelompokan industri inti yang saling

berhubungan baik industri pendukung dan terkait, jasa penunjang, infrastruktur

ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan, infrastruktur informasi, teknologi,

sumber daya alam, serta lembaga-lembaga yang terkait. Diharapkan perusahaan

atau industri yang tekait akan memperoleh manfaat sinergi dan efisiensi yang

tinggi dibandingkan jika bekerja sendiri.

Page 23: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

7

Hal ini dilakukan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara nilai

rupiah dan menjaga kestabilan inflasi. Sumber tekanan inflasi dari sisi penawaran

dapat dipengaruhi Bank Indonesia, dengan adanya peran dari Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dalam mengatur dan mengawasi sistem kerja bank dan non

bank, maka dari itu Bank Indonesia dapat bertanggung jawab penuh untuk

mengelolah sumber tekanan inflasi tersebut dengan dilakukannya program

pemberdayaan sektor rill dan UMKM melalui program kerja klaster, dengan

demikian diharapkan program klaster tersebut mampu membantu meningkatkan

pasokan, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung penciptaan iklim usaha

yang kondusif.

Program kerja yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara

Timur dalam menjalankan klaster sapi adalah dengan pemberian bantuan teknis

seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan peningkatan produktivitas, pelatihan

pengelolahan keuangan, studi banding. Bank Indonesia juga memberikan

pendampingan terhadap pengusaha sapi potong khususnya UMKM. Bank

Indonesia juga mencoba meningkatkan pengembanan klaster sapi dengan

Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Dalam menjalankan klaster sapi Bank Indonesia dibantu oleh beberapa

stakeholder yaitu pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Peran pemerintah

daerah adalah memberikan bantuan sarana dan prasarana pendukung pada

lokasi klaster, memberikan bantuan obat-obatan dan pangan ternak,

mengadakan event kompetisi sapi untuk meningkatkan antusiasme penduduk

lokal terhadap pengembangan sapi di daerah tersebut, sedangkan peran

perguruan tinggi adalah dengan mengiriman akademisi untuk melakukan praktek

lapangan maupun penelitian di lokasi klaster.

Program klaster sapi di daerah Nusa Tenggara Timur diselenggarakan

sejak tahun 2014. Masalah yang terjadi dalam lingkup peternakan sapi di daerah

Page 24: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

8

Nusa Tenggara Timur adalah pola pikir masyarakat yang masih belum

berorientasi bisnis, minimnya pengetahuan budidaya sapi yang baik, dan

keterbatasan modal untuk memperluas usaha dalam skala besar.

Klaster sapi Noetnana adalah klaster sapi yang diinisiasi oleh Bank

Indonesia Kantor perwakilan Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2014. Jenis

usahanya adalah penggemukan sapi yang beralamat di Kelurahan Fatukoa

Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Saat ini kelompok klaster sapi Noetnana

memasuki tahap mandiri, prioritas kegiaan dari klaster sapi Noetnana yaitu

perluasan akses pemasaran, peningkatan usaha penggemukan sapi, dan akses

kredit perbankan.

Dalam usaha pengembangan UMKM terdapat banyak pihak yang turut

serta dalam usaha tersebut terutama oleh lembaga keuangan seperti bank

umum, Bank Perkreditan Rakyat, maupun Koperasi. Oleh karena hal tersebut

maka pembagian peranan dan tugas masing-masing pihak harus disesuaikan

agar tidak terjadi tumpang tindih tugas. Bank Indonesia melalui program kerja

klaster tersebut memposisikan diri sebagai pihak yang mensupport UMKM

secara teknis non financial, seperti bantuan pendampingan & konsultasi,

infrastruktur, motivasi, dan teknologi, Dengan adanya pembagian yang pas

antara berbagai pihak seperti Bank Indonesia, Bank Umum, Pemerintah akan

menimbulkan sinergi yang tepat untuk menumbuhkan kemandirian UMKM.

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada

klaster Noetnana Kota Kupang menunjukan bahwa adanya kelemahan dari

beberapa indikator antara lain:

Page 25: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

9

Tabel 1.4 Kelemahan Klaster Noetnana sebelum adanya program Bank

Indonesia

No Indikator Hasil Temuan Kendala yang dihadapi

Saran

1

SDM dan kelembagaan

Belum ada kesadaran untuk menjadi pelaku usaha

Pencatatan administrasi

belum dilakukan

secara konsisten

Pendampingan kelompok

Sapi dipelihara oleh masing-masing individu

Tidak ada aturan kelompok

Tidak ada pembukuan dan administrasi kelompok

Belum memahami tentang manajemen penggemukan sapi, kesehatan ternak sapi, dan manajemen pakan

2 Produksi

Pola beternak masih tradisional, sapi dilepas bebas tanpa dikandangkan

Hanya mengandalkan pakan yang disediakan oleh alam

Tidak membudidayakan pakan secara teratur

Tidak memperhatikan aspek mutu dan jumlah pakan

Waktu penggemukan mencapai dua tahun atau lebih

Page 26: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

10

No

Indikator

Hasil Temuan

Kendala yang dihadapi

Saran

3

Pemasaran

Belum membangun jaringan bisnis sapi

Sapi di pasarkan di psar local/menunggu pembeli

Harga dikendalikan oleh pembeli

Informasi pasar sangat terbatas

4 Mengakses modal ke Bank

Belum terbiasa berhubungan dengan pihak bank

Belum melakukan pencatatan keuangan secara teratur

Memperkuat niat dan motivasi agar dapat mencicil secara teratur

Terbatasnya informasi terkait skim kredit

Sumber: Bank Indonesia, 2013. data diolah

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebelum Bank Indonesia memberikan

Program kerja kepada anggota Klaster sapi Noetnana Kota Kupang masih

terdapat beberapa kendala-kendala utama dalam menjalankan usaha tersebut.

Dari langkah-langkah yang telah di laksanakan oleh Bank Indonesia dalam

rangka menanggulangi masalah utama didalam klaster tersebut masih diperlukan

penelitian lebih lanjut tentang hasil dari pengembangan klaster sapi tersebut.

Pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Siswanto Imam

Santosa, Agus Setiadi, Ratih Wulandari (2013), Muhammad Nur, Soekardono,

Muhammad Kasip (2015), dan Abdul Gofur (2013) dengan mengangkat tema

mengenai potensi atau analisis yang berkaitan dengan peternakan sapi sebagai

strategi pengembangan kawasan sapi, serta permintaan dan penawaran

Page 27: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

11

peternakan sapi, dan hasil penelitian yang telah dilakukan diantaranya

menyatakan bahwa terjadi surplus produksi sapi dikarenakan pertumbuhan

populasi sapi dikembangkan menjadi sentra peternakan sapi perah, permintaan

konsumsi susu segar tumbuh lebih cepat dari kapasitas produksinya.

Pada penelitian ini akan menguji mengenai pengaruh program kerja

klaster ketahanan pangan Bank Indonesia serta perkembangan UMKM.

Pengertian Klaster sendiri adalah sekelompok UMKM yang beroperasi pada

sektor/subsektor yang sama atau merupakan konsentrasi perusahaan yang

saling berhubungan dari hulu sampai hilir. Konsep klaster maju menurut, Michael

Porter, (1981)mengandung empat faktor penentu yang mengarah kepada daya

saing industri, faktor input, kondisi permintaan, industri pendukung yang terkait,

serta strategi perusahaan dan pesaing. Konsep BI terkait pengembangan klaster

adalah memperkuat modal soasial para pelaku klaster.

Berdasarkan beberapa uraian dan beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya maka pada penelitian ini akan mengkaji lebih dalam

mengenai program kerja klaster ketahanan pangan Bank Indonesia dan

perkembangan UMKM yang terdapat pada klaster sapi Provinsi Nusa Tenggara

Timur khususnya Kota Kupang, dan penelitian ini mengambil judul :

“Peran Program Kerja Klaster ketahanan Pangan Bank Indonesia

Untuk Kemandirian UMKM (Studi pada UMKM Klaster Sapi Noetnana Kota

Kupang)”.

Page 28: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

12

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan apa yang telah dijelaskan pada latar belakang pada

bagian sebelumnya mengenai program kerja klaster ketahanan pangan Bank

Indonesia, maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi program klaster ketahanan pangan Bank

Indonesia pada klaster sapi Noetnana di Kota Kupang?

2. Bagaimana peran program klaster ketahanan pangan Bank Indonesia

untuk kemandirian UMKM di Kota Kupang?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Mengetahui mengenai program kerja Bank Indonesia berpengaruh

terhadap kelompok UMKM klaster sapi Noetnana Kota kupang.

2. Mengetahui peran program kerja klaster ketahanan pangan Bank

Indonesia untuk kemandirian UMKM di Kota Kupang.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian yang telah dipaparkan, dengan

dilakukannya penelitian ini maka diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

pihak, dalam hal tersebut maka manfaat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini mampu menjelaskan mengenai pengaruh

pembiayaan, pendampingan, produktifitas, pemberdayaan, infrastruktur, dan

Page 29: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

13

kemandirian terhadap perkembangan UMKM klaster sapi Noetnana Kota

Kupang. Penelitian ini mampu melihat apakah faktor-faktor tersebut dapat

berpengaruh terhadap perkembangan UMKM sehingga dapat menjadi acuan

atau dasar dalam melakukan strategi pemasaran di Kota kupang atau di luar

pulau Nusa Tenggara Timur, bahkan mungkin dapat dikembangkan dengan lebih

baik lagi pada penelitian selanjutnya yang memiliki tema dan pokok bahasan

yang serupa.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan dan UKM di Kota Kupang

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat tentang

apakah faktor-faktor seperti pembiayaan, pendampingan, produktifitas,

pemberdayaan, infrastruktur, dan kemandirian terhadap perkembangan

UMKM.Serta, diharapkan kelompok UMKM dapat memadu padankan beberapa

faktor yang berpengaruh dalam efisiensi pengembangan UMKM dan

pemasarannya.

2. Bagi pemerintah

Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah mampu

meningkatkan UMKM melalui aturan dan kebijakan yang telah dibuat dan

memiliki sejumlah data yang akurat tentang perkembangan UMKM diberbagai

Dinas Peternakan dan lembaga-lembaga yang turut serta dalam pengembangan

UMKM di Kota Kupang.

3. Bagi pihak lain

Page 30: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

14

Semoga dapat menjadi manfaat sebagai dasar dan sumber informasi

untuk penelitian lain, serta dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

tentang program kerja klaster ketahanan pangan dan perkembangan UMKM

Kota Kupang.

Page 31: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Proses

Pembangunan di Nusa Tenggara Timur

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat didefenisikan menurut

tiga sudut pandang yang saling berbeda namum mempunyai pengertian yang

sama (BPS, 2004) :

Menurut pendekatan produksi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

merupakan jumlah nilai produksi netto dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh

berbagai unit produksi didalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokan menjadi 9

kelompok lapangan usaha yaitu, pertanian, pertambangan dan penggalian,

industri pengolahan, listrik, gas dan air, konstruksi, perdagangan, hotel dan

restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan dan jasa-jasa.

Menurut pendekatan pendapatan, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi dalam

suatu region atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa

dalam faktor produksi yang dimaksud upah/gaji, sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya.

Dalam pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kecuali balas jasa

faktor produksi diatas, termasuk didalmnya peningkatan komponen pendapatan

secara sektoral disebut Nilai Tambah Bruto.

Menurut pendekatan pengeluaran, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) merupakan jumlah pengeluaran oleh sektor rumah tangga, lembaga

Page 32: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

16

swasta yang tidak mencari untung dan pemerintahan sebagai konsumsi,

pengeluaran untuk pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok

dan ekspor netto disuatu daerah atau wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu

tahun). Ekspor netto yang dimaksud adalah jumlah nilai ekspor dikurangi dengan

jumlah nilai impor.

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2016 mencapai

12.407 triliun rupiah, meningkat 5,02% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya

yang mencapai 11,531 triliun rupiah. Total Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Provinsi NTT pada tahun 2016 sebesar 84 triliun rupiah, atau sebesar

0,66% dari total PDB Indonesia, menempatkan PDRB Provinsi NTT pada ranking

9 terendah di Indonesia. Dengan jumlah penduduk sebesar 5,2 juta (estimasi

2016), membuat PDRB perkapita di NTT menempati urutan terbawah dengan

nilai sebesar 16 juta perkapita per tahun, cukup jauh dibandingkan rata-rata PDB

perkapita nasional yang sebesar 45 juta perkapita per tahun atau Provinsi DKI

Jakarta dengan PDRB per kapita mencapai 212 juta perkapita per tahun.

Berikut merupakan ranking PDRB dan jumlah penduduk 34 Provinsi di Indonesia:

Sumber : BPS Provinsi NTT, 2016.Diolah (dalam triliun rupiah)

Grafik 2.1. Ranking PDRB dan JumlahPenduduk 34 Provinsi di Indonesia

Page 33: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

17

Ranking pertama diduduki oleh Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah

penduduk sejumlah 47.448 ribu penduduk dan PDRB sebesar 2,2 triliun rupiah

dan ranking terakhir jumlah penduduk diduduki oleh Provinsi Maluku Utara

sejumlah 29 ribu penduduk dan PDRB sebesar 659 triliun rupiah.

Berikut ranking PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi 34 Provinsi di Indonesia :

Sumber : BPS Provinsi NTT, 2016.Diolah (dalam triliun rupiah)

Pertumbuhan PDRB Provinsi NTT tahun 2016 mencapai 5,18% (yoy),

cukup meningkat bila dibandingkan PDRB tahun 2015 yang sebesar 5,03% (yoy)

atau PDB Nasional yang sebesar 5,02% (yoy). Secara keseluruhan, terdapat 26

Provinsi yang memiliki pertumbuhan di atas pertumbuhan nasional atau hanya 8

provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi di bawah pertumbuhan ekonomi

nasional. Pada 2016 Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi

Grafik 2.2. Ranking PDRB perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi 34 Provinsi di Indonesia

Page 34: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

18

Nusa Tenggara Timur ditetapkan sebesar Rp 25,99 triliun, dan dana tersebut

dialokasikan untuk pembangunan daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

terdiri dari satu kota dan 21 kabupaten.

Berikut grafik mengenai Struktur Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan

sektoral:

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2016. diolah

Berdasarkan pangsa sektoral, sektor pertanian masih menjadi

penyumbang utama PDRB, diikuti oleh sektor administrasi pemerintah,

perdagangan besar dan eceran, konstruksi dan jasa pendidikan. Berdasarkan

rincian sub sektor pertanian, tanaman pangan dan peternakan memiliki pangsa

terbesar ke-3 dan ke-4, setelah administrasi pemerintahan dan konstruksi.

Subsektor peternakan NTT juga memiliki kontribusi terbesar ke-8 nasional

dengan besar pangsa terhadap PDB Indonesia mencapai 3,76% yang terutama

disumbang oleh peternakan sapi. Adapun sektor lain yang memberikan

sumbangan cukup besar terhadap perekonomian NTT relatif dibanding nasional

antara lain sektor informasi dan komunikasi (bobot 7,48%), jasa pendidikan

Grafik 2.3. Struktur Ekonomi Provinsi NTT Berdasarkan Sektoral

Page 35: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

19

(bobot 9,57%) dan administrasi pemerintahan (bobot 12,23%). Hal ini

menunjukkan bahwa pergerakan pertumbuhan ekonomi di NTT masih sangat

dipengaruhi oleh tumbuhnya sektor pertanian dan pengeluaran pemerintah.

Berikut tabel Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Nusa Tenggara Timur

berdasarkan sektor Ekonomi :

Tabel 2.1. PDRB Provinsi NTT Berdasarkan Sektor Ekonomi 2016

Kategori Uraian YOY Thn

(yoy)

2015 2016 Bobot

2015 2016 TW IV TW III TW IV

A

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

22,765,546

24,315,826

2.23 5,627,528

6,417,780

6,094,647

27.58

B Pertambangan dan Penggalian

1,073,475

1,166,764

5.66 292,383

301,698

309,436

1.40

C Industri Pengolahan

940,862

1,034,289

4.98 259,276

265,244

279,169

1.26

D Pengadaan Listrik dan Gas

43,569

59,409

14.61 13,747

15,331

15,975

0.07

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

47,150

48,990

0.38 12,305

12,691

12,841

0.06

F Konstruksi 7,908,227

9,095,349

8.46 2,243,992

2,389,245

2,464,950

11.16

G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,272,331

9,321,848

6.77 2,217,468

2,456,270

2,487,909

11.26

H

Transportasi dan Pergudangan

3,986,583

4,528,290

6.73 1,089,803

1,186,069

1,210,726

5.48

I

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

487,091

586,079

14.46 137,030

154,603

159,845

0.72

J Informasi dan Komunikasi

5,477,449

5,878,513

6.76 1,462,281

1,511,013

1,569,272

7.10

K

Jasa Keuangan dan Asuransi

2,995,475

3,362,944

8.47 799,178

838,662

898,971

4.07

L Real Estate

2,054,341

2,209,476

3.41 550,863

567,351

577,531

2.61

Page 36: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

20

Kategori Uraian YOY Thn

(yoy)

2015 2016 Bobot

2015 2016 TW IV TW III TW IV

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

9,374,991

10,664,989

5.63 2,628,642

2,731,064

2,827,864

12.80

P Jasa Pendidikan

7,303,246

8,103,265

4.18 2,041,237

2,067,982

2,181,982

9.87

Q

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1,585,475

1,767,997

6.19 432,868

443,925

473,595

2.14

R,S,T,U Jasa lainnya

1,639,515

1,771,425

3.55 428,566

449,919

462,317

2.09

PDRB 76,190,854

84,172,637

5.18 20,299,511

21,875,236

22,096,563

100.00

Sumber : BPS Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2016. diolah

Pertumbuhan ekonomi secara tahunan juga didukung pertumbuhan

positif pada sektor pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebagai sektor utama.

Sektor Pertanian tercatat tumbuh 4,53% (yoy) pada triwulan IV atau meningkat

dibandingkan triwulan III yang sebesar 3% (yoy). Peningkatan tersebut didukung

oleh adanya panen komoditas pertanian seperti padi serta komoditas

perkebunan (jambu mete, kakao dan kopra), dari sektor peternakan tercatat

adanya pengiriman sapi yang meningkat dari 30% (yoy) atau dari 8.524 ekor

pada triwulan IV- 2015 menjadi 11.129 ekor di periode yang sama tahun 2016.

Selain itu, terjadi pula pertumbuhan cukup tinggi pada sektor konstruksi yang

mencapai 8,48% (%) seiring dengan peningkatan kegiatan proyek pemerintah

seperti jalan, rumah sakit, gedung pemerintahan, pasar dan sarana irigasi di

akhir tahun, serta swasta melalui pembangunan hotel dan pusat perbelanjaan.

Peningkatan juga didukung oleh sektor perdagangan besar dan eceran yang

Page 37: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

21

tumbuh 7,57% (yoy) seriring perbaikan daya beli masyarakat memasuki momen

perayaan libur sekolah, keagamaan dan akhir tahun.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan

kegiatanusaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan

pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses

pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong

pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional

(Iman dan Adi,2009).

Usaha Mikro Kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang di lakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang

memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagaimana diatur dalam, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha

mikro adalah sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

Page 38: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

22

Kementerian Koperasi dan UKM mengelompokkan usaha mikro kecil

dan menengah menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan total aset,

totalpenjualan tahunan, dan status usaha dengan kriteria sebagaiberikut:

a. Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan

bersifat tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat

dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak

Rp. 100 juta.

b. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria

antara lain:

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,-

(dua ratus juta) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 milyar.

3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

4. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang

tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk

koperasi.

Dalam pengembangan UMKM terdapat kriteria Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.

Menurut World Bank dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Small Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang,

pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta, jumlah aset tidak melebihi $ 3

juta.

Page 39: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

23

2. Micro Enterprise, dengan kriteria jumlah karyawan kurang dari 10 orang,

pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu, jumlah aset tidak melebihi $

100 ribu.

Saat ini sektor peternakan merupakan salah satu usaha penopang

penyediaan pangan. Ternak dan hasil produksinya mempunyai nilai yang

strategis karena merupakan sumber protein hewani yang memiliki kandungan

asam amino yang seimbang, sehingga sangat penting bagi peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan

kecerdasan masyarakat Indonesia adalah dengan meningkatkan konsumsi

protein hewani. Komoditas-komoditas ternak seperti daging, telur dan susu

telah memberikan andil yang besar untuk meningkatkan kualitas konsumsi

pangan bagi perbaikan gizi manusia. Seiring dengan peningkatan taraf hidup

penduduk NTT maka permintaan akan produk-produk ternak juga mengalami

peningkatan yang cukup besar. Perubahan konsumsi masyarakat dari yang

semula lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat menjadi lebih banyak protein

membuat kebutuhan komoditi peternakan meningkat. Dengan demikian,

peran subsektor peternakan menjadi sangat strategis bagi pembangunan

manusia di NTT.

Subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor

pertanian yang memiliki nilai strategis. Selain berkontribusi dalam memenuhi

kebutuhan pangan, subsektor peternakan juga berkontribusi dalam

penciptaan lapangan kerja di NTT. Subsektor peternakan juga berperan

dalam menciptakan nilai tambah di sektor pertanian di NTT. Hal ini terlihat

dari kontribusi subsektor peternakan pada PDRB Pertanian sekitar 30,23

persen pada tahun 2016 serta kontribusi subsektor peternakan pada PDRB

NTT sekitar 9,01 persen pada tahun 2016.(BPS,2016).

Page 40: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

24

Tujuan dan Peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga

sangat mempengaruhi pembangunan di daerah nusa tenggara timur. Tujuan

usaha mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu bertujuan menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Usaha mikro mempunyai peran yang penting dalam pembangunan ekonomi,

karena intensitas tenaga kerja yang relatif lebih tinggi dan investasi yang lebih

kecil, sehingga usaha mikro lebih fleksibel dalam menghadapi dan beradaptasi

dengan perubahan pasar. Hal ini menyebabkan usaha mikro tidak terlalu

terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat mengurangi impor dan

memiliki kandungan lokal yang tinggi. Oleh karena itu pengembangan usaha

mikro dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dan perubahan

struktur sebagai prakondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang stabil

dan berkesinambungan. Disamping itu tingkat penciptaan lapangan kerja lebih

tinggi pada usaha mikro dari pada yang terjadi di perusahaan besar (Sutrisno

dan Sri,2006). Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam

perekonomian Indonesia paling tidak dapat dilihat dari (Kementerian Koperasi

dan UMKM, 2005 dalam Neddy, 2006 ):

1. Kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai

sektor penyedia lapangan kerja yang terbesar

2. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat

3. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi

4. Sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Page 41: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

25

Peran UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) selama ini diakui

berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian nasional. Beberapa

peranstrategis UMKM menurut Bank Indonesia antara lain; jumlahnya yang besar

dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi; menyerap banyak tenaga kerja

dansetiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja; memiliki

kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang

dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau.

Selain tujuan dan peran UMKM dalam pembangunan suatu daerah juga

terdapat karakteristik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Penelitian

yang dilakukan LM-FEUI (Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia) pada tahun 1994 menemukan karakteristik usaha kecil (mikro) di

Indonesia sebagai berikut (Ahmad, n.d dalam Afifah 2012):

1. Hampir setengah perusahaan mikro kecil dan menengah hanya menggunakan

kapasitas terpasang 60% atau kurang. Hal ini disebabkan karena kesalahan

dalam perencanaan dan ketidak mampuan memperbesar pasar, dan lebih dari

Setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan usaha kecil kecilan.

2. Masalah utama yang dihadapi berbeda menurut tahap pengembangan usaha.

Pada masa pengembangan (sebelum investasi) terdapat dua masalah yaitu,

permodalan dan kemudahan berusaha (lokasi dan perijinan). Pada tahap

selanjutnya sektor usaha UMKM menghadapi kendala permodalan dan

pengadaan bahan baku. Selain hal itu juga karena kurangnya keterampilan

teknis dan administrasi.

3. Tingkat ketergantungan terhadap bantuan pemerintah berupa permodalan,

pemasaran dan pengadaan bahan baku relatif masih tinggi.

4. Hampir 60% masih menggunakan teknologi tradisional.

Page 42: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

26

5. Hampir 70% usaha kecil melakukan pemasaran langsung terhadap

konsumen.

6. Sebagian besar pengusaha UMKM dalam memperoleh bantuan perbankan

merasa rumit dan dokumen yang harus disiapkan sukar dipenuhi.

Sebagaimana diketahui dari berbagai studi, bahwa dalam

mengembangkan usahanya, UMKM menghadapi berbagai kendala baik yang

bersifat internal maupun eksternal, permasalahan-permasalahan tersebut antara

lain: aksesbilitas, manajemen, permodalan, teknologi, bahan baku, informasi dan

pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, kemitraan. Dari beragamnya

permasalahan yang dihadapi UMKM, nampaknya permodalan tetap menjadi

salah satu kebutuhan penting guna menjalankan usahanya, baik kebutuhan

modal kerja maupun investasi (Sri, n.d dalam Afifah 2012).

Menurut Dwiwinarno (2008) dalam Haryad, (2010), ada beberapa factor

penghambat berkembangnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) antara

lain kurangnya modal dan kemampuan manajerial yang rendah. Meskipun

permintaan atas usaha mereka meningkat karena terkendala dana maka sering

kali tidak bisa untuk memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang tata cara

mendapatkan dana dan keterbasan kemampuan dalam membuat usulan untuk

mendapatkan dana.

Kebanyakan UMKM dalam menjalankan usaha tanpa adanya

perencanaan, pengendalian maupun juga evalusi kegiatan usaha. Menurut

Andang, (2007) dalam Afifah (2012), permasalahan UMKM dapat dikategorikan

sebagai berikut:

1. Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar pada UMKM

(basicproblems), antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan

Page 43: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

27

hukumyang umumnya non formal, sumber daya manusia (SDM), pengembangan

produk dan akses pemasaran;

2. Permasalahan lanjutan (advanced problems), antara lain pengenalan

dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman

terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan

hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan

yang berlaku di negara tujuan ekspor;

3. Permasalahan antara (intermediate problems), yaitu permasalahan dari

instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu menghadapi

persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain dalam

hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahaan.

Dengan pemahaman atas permasalahan di atas, akan dapat ditengarai berbagai

problem dalam UMKM dalam tingkatan yang berbeda, sehingga solusi dan

penanganannya pun seharusnya berbeda pula. Menurut I Gusti (2011) dalam

Afifah (2012) tantangan yang dihadapi UMKM dan Koperasi,antara lain :

1. Teknologi

Penelusuran studi mengatakan bahwa komoditi yang dihasilkan

pengusaha mikro, kecil dan menengah & koperasi masih mempergunakan

teknologi relatif rendah. Sementara negara maju lainnya pengembangannya

berorientasi kepada teknologi maju. Berangkat dari situasi tersebut daya saing

produknya didaerah relatif kalah bersaing dibanding produk-produk dari negara-

negara yang sudah berorientasi pada teknologi maju. Kendala penggunaan

teknologi terbesar adalah biayanya yang cukup besar (mahal). Sering terjadi

peluang pasar meningkat tetapi tak mampu memanfaatkannya karena tidak

tersedianya teknologi yang memungkinkan peningkatan produktivitas.

Page 44: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

28

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Selama ini sebagian besar tenaga kerja yang bergerak dalam usaha

mikro, kecil dan menengah & koperasi bukan merupakan tenaga kerja yang

profesional, yang mampu mengelola usaha dengan baik. Peningkatan kualitas

sumber daya manusia menjadi fokus utama dalam program kerja dari Bank

Indonesia ini. Dengan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia ini

dapat meningkatkan pula produktivitas peternakan sapi. Stockley (2003)

mendefinisikan pengertian human capital adalah “The term of human capital is

recognition that people in organization and bisiness are an important an essential

asset who contribute to development and growth, in a similar way as physical

asset such as machines and money. The collective attitude, skill and abilities of

people contribute to organization performance and productivity. Any expenditure

in training, development, health and support is an investement not just an

expense”. Artinya bahwa human capital merupakan konsep menjelaskan bahwa

manusia dalam organisasi dan bisnis merupakan aset yang penting dan

beresensi, yang memiliki sumbangan terhadap pengembangan dan

pertumbuhan, sama seperti halnya aset fisik misal mesin dan modal kerja. Sikap

dan ketrampilan dan kemampuan manusia memiliki kontribusi terhadap kinerja

dan produktivitas organisasi. Pengeluaran untuk pelatihan, pengembangan,

kesehatan dan dukungan merupakan investasi dan bukan hanya biaya tapi

merupakan investasi.

3. Manajemen

Manajemen Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah & Koperasi

merupakan salah satu faktor daya saing yang sangat penting. Banyak

perusahaan yang punya teknologi, sumber daya manusia dengan skill yang

Page 45: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

29

memadai dan modal yang cukup, namun kinerja masih belum memenuhi

harapan.

4. Permodalan

Perkembangan permodalan para pengusaha mikro, kecil dan menengah

hingga kini masih relatif lambat, dan karenanya masih sering memerlukan

bantuan baik dari pemerintah maupun dari pengusaha besar. Modal adalah

bagian yang tak terpisahkan dalam usaha pengembangan suatu bisnis, karena

itu akses modal baik yang berwujud kredit, barang produksi merupakan sarana

yang sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing pengusaha mikro, kecil

dan menengah dan koperasi. Kalangan perbankan masih sering menilai para

pengusaha mikro, kecil dan menengah & koperasi belum Bankable.

5. Organisasi dan Kelembagaan

Masih banyak terjadi bahwa perusahaan-perusahaan yang termasuk

UMKM & Koperasi belum menunjukkan kejelasan prinsip-prinsip organisasi

seperti kejelasan tujuan, kejelasan misi, kejelasan aktivitas, kejelasan rentang

kendali. Adalah kenyataan pada umumnya para Pengusaha Mikro, Kecil dan

Menengah & Koperasi sering menggunakan tipe organisasi yang sangat

sederhana yang akibatnya berpengaruh terhadap perkembangan dan

peningkatan daya saing.

Hasil studi Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

menunjukkan bahwa usaha mikro memiliki permasalahan yang dapat

diidentifikasikan sebagai berikut (Joko dan Sri, 2006):

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung mengikuti

kaidah administrasi standar, sehingga datanya tidak up to date. Hal tersebut

mengakibatkan sulitnya menilai kinerja usaha mikro.

Page 46: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

30

2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

ketat

3. Modal terbatas

4. Pengalaman manajerial perusahaan terbatas.

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan penekanan

biaya untuk mencapai efesiensi yang tinggi.

6. Kemampuan pemasaran, negosiasi dan diversifikasi pasar yang terbatas.

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal yang

rendah karena keterbatasan sistem administrasi.

Menurut Tambunan (2002), beberapa permasalahan yang sering dihadapi

UMKM, khususnya industri kecil (IK) dan industri rumah tangga (IRT) antara lain:

1. Kesulitan pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang

kritis bagi perkembangan UMKM. Salah satu aspek yang terkait dengan

masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar

domestik dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun di

pasar ekspor.

2. Keterbatasan finansial

UMKM, khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama

dalam aspek finansial: mobilisasi modal awal (start-up capital) dan akses

ke modal kerja dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat

diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada

umumnya modal awal bersumber dari modal (tabungan) sendiri

atausumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini

sering tidak cukup untuk kegiatan produksi.

Page 47: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

31

3. Keterbatasan sumber daya manusia (SDM)

Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius

bagi banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia, terutama dalam aspek-

aspek enterpreunership, manajemen, teknik produksi, pengembangan

produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi,

dataprocessing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar.

4. Masalah bahan baku

Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga sering

menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau

kelangsungan produksi bagi banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia.

Hal ini dikarenakan jumlah ketersediaan bahan baku yang terbatas serta

harga bahan baku yang tinggi.

5. Keterbatasan teknologi

Keterbatasan teknologi khususnya usaha-usaha rumah tangga

(mikro), disebabkan oleh banyak faktor di antaranya, keterbatasan modal

investasi untuk membeli mesin-mesin baru atau untuk menyempurnakan

proses produksi, keterbatasan informasi mengenai perkembangan

teknologi atau mesin-mesin dan alat-alat produksi baru, dan keterbatasan

SDM yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru atau melakukan

inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi. Dalam hasil survei

BPS terhadap IK dan IRT menunjukkan bahwa masalah yang paling

sering disebut adalah keterbatasan modal dan kesulitan dalam

pemasaran. Sedangkan keterbatasan SDM dan teknologi modern

ternyata bukan merupakan masalah yang serius bagi banyak pengusaha

di IK dan IRT (Tambunan, 2002).

Page 48: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

32

Wilayah NTT berpotensi untuk usaha perkembangbiakan sapi potong.

NTT memiliki banyak padang rumput dan sangat baik bagi pengembangbiakan

ternak sapi potong. Namun, rendahnya curah hujan di NTT menyebabkan suplai

pakan rumput hijau sangat terbatas pada musim kemarau. Hal ini perlu menjadi

perhatian tersendiri bagi pemerintah tentang bagaimana mengatasi kendala-

kendala dalam usaha perkembangbiakan sapi potong di NTT yang merupakan

salah satu potensi unggulan daerah.

Melihat perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang

semakin pesat dan melihat beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM, maka

Bank Indonesia ingin mengembangkan potensi yang dimiliki oleh UMKM dengan

menetapkan program klaster yang merupakan salah satu program kerja dari

Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur.

2.2 Ketersediaan Modal dan Eksistensi UMKM di Nusa Tenggara Timur

Hal ini sebenarnya menjadi persoalan yang dihadapi hampir

semuapengusaha, karena untuk memulai usaha dibutuhkan pengeluaran

sejumlah uang sebagai modal awal. Pegeluaran tersebut untuk membeli bahan

baku dan penolong, alat-alat dan fasilitas produksi serta pengeluaran operasional

lainnya. Melalui barang-barang yang dibeli tersebut perusahaan dapat

menghasilkan sejumlah output yang kemudian dapat dijualnya untuk mendapat

sejumlah uang pengembalian modal dan keuntungan. Bagian keuntungan ini

sebagian digunakan untuk memperbesar modal agar menghasilkan nilai tambah

suatu Produk.

Tambunan(2002) menjelaskan bahwa modal adalah salah satu faktor produksi

yang sangat penting bagi setiap usaha, baik skala kecil, menengah maupun

besar. Sedangkan Neti (2009) dalam Afifah 2012 menyebutkan bahwa dalam

Page 49: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

33

memulai suatu usaha, modal merupakan salah satu faktor penting disamping

faktor lainnya, sehingga suatu usaha bisa tidak berjalan apabila tidak tersedia

modal. Artinya, bahwa suatu usaha tidak akan pernah ada atau tidak dapat

berjalan tanpa adanya modal. Hal ini menggambarkan bahwa modal menjadi

faktor utama dan penentu dari suatu kegiatan usaha. Karenanya setiap orang

yang akan melakukan kegiatan usaha, maka langkah utama yang dilakukannya

adalah memikirkan dan mencari modal untuk usahanya.

Selain sebagai bagian terpenting di dalam proses produksi, modal juga

merupakan faktor utama dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di dalam

pengembangan perusahaan. Hal ini dicapai melalui peningkatan jumlah produksi

yang menghasilkan keuntungan atau laba bagi pengusaha (Achmad, 2009).

Dengan tersedianya modal maka usaha akan berjalan lancar sehingga

akan mengembangkan modal itu sendiri melalui suatu proses kegiatan usaha.

Modal yang digunakan dapat merupakan modal sendiri seluruhnya atau

merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan modal pinjaman. Kumpulan

berbagai sumber modal akan membentuk suatu kekuatan modal yang

ditanamkan guna menjalankan usaha. Modal yang dimiliki tersebut jika dikelola

secara optimal maka akan meningkatkan volume penjualan (Riyanto, 1985 dalam

Achmad,2009). Terdapat pula adanya penggunaan istilah modal untuk mengacu

kepada arti yang lebih khusus, misalnya modal sosial dan modal manusia. Istilah

yang pertama mengacu kepada jenis modal yang tersedia bagi kepentingan

umum, seperti rumah sakit, gedung sekolah, jalan raya dan sebagainya,

sedangkan istilah yang kedua mengacu kepada faktor manusia. Produktif yang

mencakup faktor kecakapan dan keterampilan manusia. Menyelenggarakan

pendidikan misalnya, disebut sebagai suatu investasi dalam modal manusia. Jika

dilihat dari defenisi diatas dapat dikatakan bahwa biaya modal adalah

pengeluaran awal untuk melakukan kegiatan usaha yang terdiri dari modal

Page 50: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

34

finansial dan modal sosial yang menjadi bagian yang penting untuk

keberlangsungan usaha. Ada suatu ciri pokok barang-barang modal yaitu bahwa

mereka digunakan untuk memproduksi barang-barang lain. Menurut Prof. Dr.

H.M.H.A. van derValk (Winardi, 1995), modal dalam arti luas adalah bagian dari

pada arus benda benda dan jasa-jasa yang langsung, yang ditujukan guna

penyediaan benda-benda material dan immaterial yang berkemampuan untuk

memberikan prestasi-prestasi ekonomi pada masa yang akan datang. Para

ekonomi telah lama berbicara mengenai modal (Capital) khususnya modal

ekonomi atau finansial (Financial Capital). Modal Finansial adalah sejumlah uang

yang dapat digunakan untuk membeli fasilitas dan alat-alat produksi suatau

perusahaan. Konsep modal seperti inirelatif mudah dipahami oleh orang awan

sekalipun, karena membelanjakan atau menginvestasikan uang merupakan

bagian dari kehidupan sehari-hari manusia dan melibatkan pemikiran serta

indikator-indikator yang jelas. Modal finansial juga mudah diukur. Rupiah atau

dollar dapat dihitung secara kuantitatif dan absolute karena jumlah uang yang

dibelanjakan dapat diidentifikasikan sesuai jumlah barang yang dibelinya. Namun

modal tidak hanya dilihat dari sudut tersebut masih banyak jenis modal yang lain

seperti modal sosial, modal intelektual dan modalcultural. Modal sosial juga

termasuk konsep yang tidak gampang untuk diidentifikasi dan apalagi diukur

secara kuantitatif dan absolute. Sehingga modal sosial dapat juga diartikan

sebagai kemampuan masyarakat atau dalam hal ini UMKM untuk berasosiasi

berhubungan antara satu dengan yang lain dan selanjutnya menjadi kekuatan

penting dalam ekonomi dan aspek eksistensi sosialainnya dan meningkatkan

modal. Modal sosial mirip bentuk modal-modal lainnya, dalam arti ia juga bersifat

produktif. Modal sosial dapat dijelaskan sebagai bentuk produk relasi manusia

satu sama lain. Khususnya relasi yang intim dan konsisten. Modal sosial

menunjuk pada Aksesibilitas (jaringan), kepercayaan, dan norma yang

Page 51: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

35

berpotensi pada produktivitas masyarakat. Namun demikian, modal sosial

berbeda dengan modal finansial, karena modal sosial bersifat kumulatif dan

bertambah dengan sendirinya (Putnam,1993). Karenanya modal sosial tidak

akan habis jika dipergunakan, melainkan akan semakin meningkat. Rusaknya

modal sosial lebih sering disebabkan bukan karena dipakai, melainkan karena ia

tidak digunakan. Berbeda dengan modal manusia modal sosial juga menunjuk

pada kemampuan orang untuk berasosiasi dengan orang lain (Coleman 1988).

Bersandar pada norma-norma dan nilai bersama, asosiasi antar manusia

tersebut menghasilkan kepercayaan yang pada gilirannya memiliki nilai ekonomi

yang besar dan terukur (Fukuyama, 1995). Merujuk pada Ridell (1997) dalam

Suharto (2007) ada tiga parameter modal sosial yaitu kepercayaan (trust), Norma

(norms ),dan aksesibilitas (jaringan).

Infrastruktur dinamis dari modal sosial berwujud aksebilitas kerjasama

antara manusia (Putnam 1993). Jaringan tersebut memfasilitasi terjadinya

komunikasi dan interaksi memungkinkan tumbuhnya kepercayaan dan

memperkuat kerjasama. Masyarakat yang sehat cenderung memiliki aksesbilitas

yang kokoh. Orang mengetahui dan bertemu dengan orang lain atau suatu

lembaga. Mereka kemudian membangun aksesibilitas atau counter relasi yang

kental dan bersifat formal dan informal (onyx). Putnam (1995) beragumen bahwa

aksesbilitas yang erat akan memperkuat perasaan kerjasama para anggotanya

sertamanfaat-manfaat dari pasrtisipasinya itu. Bersandar pada parameter

diatas,beberapa indikator kunci yang dapat dijadikan ukuran modal sosial antara

lain (Spellerber., 1997. 2005b)

1. Perasaan identitas

2. Persaan memiliki atau sebaliknya, perasaan alienasi

3. Sistem kepercayaan dan Ideologi

4. Nilai-nilai dan tujuan-tujuan

Page 52: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

36

5. Ketakutan-ketakutan

6. Sikap terhadap anggota lain dalam mayarakat

7. Persepsi mengenai akses terhadap pelayananan, sumber dan fasilitas

(misanya pekerjaan, pendapatan pendidikan, perumahan, kesehatan

tranportasi, jaminan social )

8. Opini mengenai kinerja pemerintah yang telah dilakukan terdahulu

9. Keyakinan dalam lembaga-lenbaga masyarakat dan orang-orang pada

umumnya

10. Tingkat kepercayaan

11. Kepuasan dalam hidup dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya

12. Harapan-harapan yang ingin dicapai dimasa depan.

Dapat dikatakan bahwa modal sosial dilahirkan dari bawah (bottom up),

tidak hierarkis dan bersandar pada interaksi yang saling menguntungkan. Oleh

karena itu modal sosial bukan merupakan produk dari inisiatif dan kebijakan

pemerintah. Namun demikian modal sosial dapat ditingkatkan atau dihancurkan

oleh Negara melalui kebijakan publik (Cox, 1995). Jika dilihat dari teori diatas.

dapat disimpulkan bahwasaanya aksesbilitas adalah kemampuan memperkuat

perasaan kerjasama dan kepercayaan untuk mencapai suatu tujuan bersama

serta kemudahan yang diperoleh para anggotanya untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang menguntungkan kedua belah pihak. Sebagaimana dijelaskan

Fukuyama (1995) kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah

masyarakat yang ditunjukan oleh adanya perilaku jujur, teratur,dan kerjasama

berdasarkan morma-norma yang dianut bersama. Kepercayaan sosial

merupakan penerapan terhadap pemahaman ini. Cox ( 1995) kemudian

mencatat bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif. Hubungan-hubungan yang

Page 53: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

37

bersifat kerjasama. Menurutnya “we expect others to manifest good will, we trust

our fellow human beings. We tend to work cooperatively, to collaborate withother

in collegiat relationship (Cox 1995:5). Kepercayaan sosial pada dasarnya

merupakan produk dari modal sosial yang baik. Modal sosial melahirkan

kehidupan sosial yang harmonis (Putnam, 1995). Kerusakan modal sosial akan

menimbukan perilaku anti sosial (Cox, 1995). Dilihat dari beberapa teori

kepercayaan dari beberapa ekonomi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwasaanya kepercayaan adalah harapan yang tumbuh di dalam sebuah

masyarakat yang ditunjukan oleh adanya perilaku, jujur, teratur, dan kerjasama

berdasarkan norma-norma yang berlaku dan tingkat kepercayaan yang tinggi

dapat memudahkan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan.

Norma-norma terdiri dari pemahaman-pemahaman, nilai-nilai harapan

dan tujuan yang diyakini dan dijalankan bersama oleh sekelompok orang.

Norma-norma dapat bersumber dari agama, panduan moral, maupun standar

seperti halnya kode etik professional. Norma-norma dibangun dan berkembang

berdasarkan sejarah kerjasama dimasa lalu dan di terapkan untuk mendukung

iklim kerjasama (Putnam, 1993; Fukuyama 1995). Norma-norma dapat

merupakan pra kondisi maupun produk dari kepercayaan social. Sehingga dapat

ditarik kesimpulan norma dan etika dalam hal ini adalah nilai-nilai, harapan dan

tujuan yang telah ditetapkan yang bersumber pada kode etik professionalisme

yang akan berkembang berdasarkan sejarah kerjasama masa lalu.

Page 54: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

38

2.3. Program Klaster Bank Indonesia dan Upaya Pemberdayaan UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia No.23 tahun 1999

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2014, tugas

utama Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah,

pengembangan UMKM, dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi di

daerah NTT, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pengembangan Usaha

Mikro,Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pendekatan klaster. Pendekatan

klaster dipandang strategis karena proses pengembangannya dilakukan dari hulu

sampai hilir.Selain itu pilihan pendekatan ini akan memperkuat keterkaitan yang

saling menguntungkan bagi stakeholders untuk meningkatkan skala usaha dan

aktifitas ekonomi.

Dalam bahasa sederhana klaster (cluster) berarti kelompok, namun tidak

semua kelompok industri dapat disebut sebagai klaster. Ketels (2003),

mendefinisikan klaster sebagai perusahaan - perusahaan yang sejenis/sama

atau yang saling berkaitan, berkumpul dalam suatu batasan geografis tertentu

dan terhubungkan karena saling ketergantungan dalam penyedian produk

maupun jasa yang sama/berhubungan. Ciri utama klaster menurut Schmitz and

Nadvi dalam Hartarto (2004) adalah sectoral and spatial concentration of firms,

atau konsentrasi usaha sejenis pada lokasi tertentu. Menurut Rosenfeld (1997),

keberhasilan suatu klaster ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu (1) spesialisasi,

(2) kapasitas penelitian dan pengembangan, (3) pengetahuan danketerampilan,

(4) pengembangan sumber daya manusia, (5) jaringan kerjasama dan

modalsosial, (6) kedekatan dengan pemasok, (7) ketersediaan modal, (8) jiwa

kewirausahaan, serta (9) kepemimpinan dan visi bersama. Mengutip dari

Page 55: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

39

penelitian yang dilakukan oleh Michael Porter, terdapat faktor-faktor yang

memicu inovasi dan perkembangan klaster yang kemudian dikenal dengan

”Diamond Porter”, yaitu : (i) Faktor kondisi yang terdiri dari tenaga kerja yang

terspesialisasi, infrastruktur, bahan baku, dan modal; (ii) Permintaan yang

meliputi karakteristik, segmen, ukuran, dan jumlah permintaan; (iii) Industri

pendukung dan terkait yang meliputi industri pemasok dan komplementer; serta

(iv) Struktur, strategi, dan persaingan perusahaan. Selain itu, Porter juga

menambahkan pemerintah yang juga berperanpenting dalam pengambangan

klaster.

UMKM memiliki peran strategis di Indonesia baik dari sisi jumlah unit

usaha, sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyerapan tenaga

kerja, ekspor dan investasi. Pada tahun 2016, jumlah unit usaha UMKM

mencapai 99,99% unit usaha di Indonesia yang menyerap 96,99% angkatan

kerja, menghasilkan nilai tambah sebesar 57,56% Produk Domestik Bruto (PDB)

serta 15,68% ekspor non migas. Mempertimbangkan peran strategis UMKM ini,

upaya pengembangan UMKM berpotensi semakin meningkatkan kontribusinya

dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Mempertimbangkan peran penting UMKM dalam perekonomian

Indonesia, Bank Indonesia (BI) melaksanakan pengembangan UMKM untuk

mendukung pencapaian tugas BI dalam mewujudkan stabilitas moneter melalui

pengendalian inflasi dari sisi supply, stabilitas sistem keuangan melalui

terlaksananya fungsi intermediasi perbankan yang lebih seimbang serta

kehandalan sistem pembayaran melalui dukungan terhadap penggunaan Rupiah

dan pemanfaatan elektronifikasi pembayaran. Hal tersebut dilaksanakan melalui

peningkatan akses keuangan dan pengembangan UMKM, khususnya dalam

rangka meningkatkan kredit UMKM, yang dilaksanakan dengan strategi sbb.:

Page 56: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

40

1. Perluasan dan pendalaman infrastruktur keuangan

2. Peningkatan kapasitas UMKM

3. Minimalisir kesenjangan informasi

4. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan stakeholders.

Perluasan dan pendalaman infrastruktur keuangan dilaksanakan antara

lain melalui fasilitasi Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (PPKD), sosialisasi

program pencatatan transaksi keuangan, dsb. Sementara itu, program yang

dilakukan untuk strategi peningkatan kapasitas UMKM yang dilaksanakan BI

antara lain meliputi program pengembangan klaster ketahanan pangan untuk

mendukung pengendalian inflasi melalui pasokan volatile foods. BI juga

melaksanakan program pengembangan wirausaha BI dalam rangka mendukung

ketahanan pangan dan perbaikan struktur neraca perdagangan.

Program pengembangan UMKM yang dilaksanakan BI selaras dengan Peraturan

Dewan Gubernur (PDG) Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA),

dimana kegiatan peningkatan akses keuangan dan pengembangan UMKM

merupakan salah satu strategi kebijakan BI untuk mendukung kebijakan utama

BI di daerah dan mendukung pembangunan ekonomi daerah yang inklusif dan

berkesinambungan. Selain mempertimbangkan faktor internal BI, pengembangan

UMKM BI juga disesuaikan dengan perkembangan lingkungan eksternal seperti

globalisasi, desentralisasi dan arah kebijakan pemerintah. Globalisasi

memberikan kesempatan antara lain berupa potensi pasar yang baru sekaligus

tantangan persaingan dari pihak luar yang memasuki pasar lokal. Hal ini tidak

hanya dihadapi di tingkat negara namun juga daerah. Pemerintah daerah

melakukan berbagai upaya peningkatan daya saing lokal dalam rangka menarik

lebih banyak investasi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu daya saing

seperti kondisi ekonomi daerah, infrastruktur, iklim usaha, dan sumber daya

Page 57: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

41

manusia. Di satu pihak, hal ini menuntut pelaku ekonomi untuk mampu

beradaptasi terhadap perubahan pasar yang dinamis, namun di lain pihak masih

banyak kendala yang menghalangi pelaku bisnis dalam merespon pasar seperti

kendala perolehan ijin usaha, permasalahan lahan serta infrastruktur,

keterbatasan pengusaha kecil dalam menyusun rencana bisnis, manajemen,

akses pasar, serta pengetahuan mengenai pasar dan modal untuk investasi.

Sementara itu, implementasi kebijakan desentralisasi memberikan tanggung

jawab pada pemerintah daerah untuk mengelola aspek-aspek yang menjadi

kewenangannya. Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, salah satu urusan pemerintahan yang diserahkan pusat kepada daerah

adalah koperasi, usaha kecil dan menengah.

Program pembangunan di daerah juga menjadi perhatian Pemerintah

antara lain melalui Nawacita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan.

Wilayah Indonesia yang luas disertai kondisi dan potensi unggulan daerah yang

beragam merupakan potensi bagi tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat

setempat, peningkatan kesempatan berusaha dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Selanjutnya potensi dan profil ekonomi daerah yang kaya, meliputi berbagai

sektor ekonomi, kiranya dapat dikelola dan dikembangkan untuk mendukung

perekonomian daerah. Mengingat keragaman karakteristik, permasalahan dan

potensi UMKM di daerah yang antara lain dipengaruhi oleh unsur lokasi dan

sumber daya lokal, maka upaya peningkatan daya saing UMKM di daerah perlu

berbasis kepada potensi sumber daya lokal.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, BI melaksanakan Pe-

ngembangan UMKM Unggulan dengan pendekatan pengembangan ekonomi

lokal (Local Economic Development atau LED) dalam rangka

menumbuhkan/menciptakan pusat-pusat aktivitas ekonomi baru. Program

Page 58: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

42

pengembangan UMKM Unggulan fokus pada 5 (lima) tema strategis dalam

meningkatkan kegiatan ekonomi lokal yaitu (1) daerah perbatasan/tertinggal, (2)

pemberdayaan perempuan, (3) nelayan, (4) industri kreatif, dan (5) komoditi

ekspor/substitusi impor.

Untuk mengoptimalkan dampak, pengembangan UMKM Unggulan

dilakukan melalui sinergi dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI).

Program Pengembangan UMKM Unggulan BI ini dilaksanakan oleh Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPwBI DN). Mengacu pada

pendekatan LED sebagaimana disebutkan di atas, maka dalam pelaksanaannya

akan bersifat partisipatif dari berbagai kelompok masyarakat sekitar (antara lain

Pemda, swasta, akademisi, asosiasi, pelaku usaha dan masyarakat).

Selanjutnya disusun pedoman pengembangan UMKM Unggulan BI dalam rangka

mendukung pengembangan ekonomi lokal sebagai acuan bagi KPwBI DN dalam

pelaksanaan program kerja peningkatan akses keuangan dan pengembangan

UMKM di daerah.

Program Pengembangan UMKM Unggulan BI dilaksanakan oleh KPwBI

DN untuk menumbuhkan dan menciptakan pusat-pusat aktivitas ekonomi baru

yang dapat dilakukan oleh masyarakat setempat dan menggali potensi ekonomi

daerah tersebut, dalam rangka:

a. Mendukung upaya pencapaian tugas pokok Bank Indonesia (target

jangka menengah dan jangka panjang).

b. Meningkatkan aktivitas perekonomian sehingga meningkatkan daya beli

masyarakat.

c. Memanfaatkan/mengoptimalkan potensi daerah.

d. Mengatasi permasalahan kesenjangan ekonomi/pengentasan

kemiskinan.

Page 59: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

43

Tumbuhnya aktivitas ekonomi baru (sisi penawaran dan permintaan

barang/jasa) diharapkan akan menciptakan kebutuhan terhadap jasa keuangan

untuk ekspansi usaha dan memberikan peluang bagi lembaga keuangan untuk

mengakselerasi pertumbuhan ekonomi lokal melalui penyediaan jasa keuangan

kepada masyarakat lokal sekaligus meningkatkan tingkat inklusi keuangan

masyarakat.

Pengembangan UMKM Unggulan Bank Indonesia terdiri atas lima tema

strategis. Alternatif lima tema tersebut diberikan agar setiap KPwBI DN dapat

menyesuaikan pelaksanaan pengembangan UMKM unggulan berdasarkan

potensi ekonomi yang ada di daerah. Penentuan tema prioritas yang akan

dilaksanakan oleh KPwBI disesuaikan dengan potensi wilayah dan prioritas

pengembangan ekonomi di wilayahnya, serta dapat pula dikoordinasikan dengan

Departemen Regional yang mewilayahinya.

Adapun lima tema program Pengembangan UMKM Unggulan adalah:

a. Daerah perbatasan/tertinggal

Pembangunan ekonomi di daerah perbatasan bersifat strategis karena

merupakan representasi kedaulatan NKRI. Peningkatan perekonomian

daerah akan mendukung penggunaan uang Rupiah sebagai lambang

kedaulatan RI.

b. Pemberdayaan perempuan

Pemberdayaan perempuan diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

kaum wanita dalam kegiatan ekonomi produktif sekaligus meningkatkan

kesejahteraan keluarga, serta mengurangi pengiriman Tenaga Kerja

Wanita (TKW) low skilled ke luar negeri. Tema ini strategis mengingat

peran wanita sebagai penentu kesejahteraan keluarga dan 54% Tenaga

Kerja Indonesia (TKI) pada tahun 2016 didominasi pekerja wanita.

Page 60: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

44

c. Nelayan

Pemilihan tema nelayan mempertimbangkan potensi Indonesia di bidang

kelautan yang besar mengingat Indonesia merupakan salah satu negara

dengan garis pantai terpanjang di dunia yaitu 104 juta km, jumlah peluang

pengembangan laut yang masih sangat besar mencapai 12,4 juta ha

lahan, serta jumlah nelayan sebanyak 2,2 juta jiwa.

d. Industri kreatif

Pada tahun 2013, kontribusi sektor ekonomi kreatif berada pada peringkat

ketujuh dari 10 sektor ekonomi dengan persentase mencapai 7% PDB.

Meskipun kontribusi ekonominya saat ini masih kecil, namun mengingat

sektor ini bersumber pada ide dan kreatifitas dari Sumber Daya Manusia

(SDM) sebagai sumber daya terbarukan maka sektor ini memiliki potensi

untuk berkembang lebih besar lagi.

e. Komoditi ekspor/substitusi impor

Penciptaan pusat aktivitas ekonomi baru yang berbasis pada komoditi

ekspor/substitusi impor dilaksanakan untuk membantu menekan defisit

neraca perdagangan dan meningkatkan daya saing dalam menghadapi

perdagangan bebas.

Spesifikasi UMKM yang dijadikan sasaran adalah usaha yang telah

berdiri maupun yang baru berdiri, namun usaha ini memiliki potensi untuk

dikembangkan. Pengembangan dapat ditujukan kepada UMKM secara individual,

kelompok UMKM, ataupun local champion dari kelompok UMKM tersebut.

Pemilihan sasaran UMKM hendaknya telah dimulai sejak tahap awal kegiatan

yaitu dalam kegiatan pemetaan potensi daerah sebagaimana dijelaskan pada

butir berikutnya.

Page 61: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

45

1. Strategi

Pengembangan UMKM Unggulan BI dapat dilakukan dengan strategi

pengembangan usaha/komoditas atau pengembangan ekonomi komunitas, atau

gabungan dari kedua strategi ini.

Penjelasan mengenai strategi tersebut adalah sbb.:

a. Pengembangan usaha/komoditas dalam rangka mendorong

tumbuhnya usaha baru, mempertahankan, memperluas dan

mengembangkan usaha yang telah ada maupun mendorong inovasi

dan kewirausahaan.

b. Pengembangan ekonomi komunitas dalam rangka meningkatkan

kapasitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan kesempatan

kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat berpenghasilan

rendah, serta meningkatkan partisipasi segmen masyarakat tertentu

dalam kegiatan ekonomi produktif.

2. Jenis Intervensi

Jenis intervensi yang dilakukan Bank Indonesia diarahkan untuk

mendorong peningkatan akses keuangan dan pengembangan UMKM. Kegiatan

untuk masing-masing jenis intervensi di atas disesuaikan dengan karakteristik

dan kebutuhan UMKM yang menjadi sasaran program.

Pilihan alternative jenis intervensi adalah:

a.Perluasan & pendalaman infrastruktur keuangan melalui

pengembangan infrastruktur keuangan pendukung, peningkatan elijibilitas

keuangan UMKM dan mendorong fungsi intermediasi kepada UMKM

dalam kerangka makroprudensial.

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

1. fasilitasi pemeringkatan kredit untuk UKM,

Page 62: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

46

2. mendorong pendirian/pemanfaatan penjaminan kredit daerah,

3. fasilitasi pemanfaatan Sertipikasi Hak Atas Tanah (SHAT),

4. Pemanfaatan skema resi gudang,

5. pembiayaan rantai nilai

6. Pelatihan pencatatan transaksi keuangan.

b.Peningkatan kapasitas dalam rangka memperoleh akses kepada jasa

keuangan dan mendorong kelayakan keuangan UMKM.

Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

1. pengembangan klaster,

2. pengembangan wirausaha,

3. edukasi,

4. pendampingan,

5. diseminasi informasi yang dapat mendukung pengembangan usaha

(seperti tentang standarisasi).

3. Roadmap dan Jangka Waktu Program Pengembangan UMKM Unggulan pada prinsipnya dilakukan

oleh BI untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dialihkan kepada pihak

lain setelah UMKM melalui tahap phasing out. Untuk tahap awal, program

maksimal dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun. Dalam hal diperlukan,

jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sesuai dengan hasil evaluasi.

Dalam jangka waktu tersebut, Roadmap Program Pengembangan UMKM

Unggulan BI mengacu pada empat fase yaitu:

a. Fase inisiasi (Fase 1) merupakan fase awal program yang bertujuan

menyusun formulasi kegiatan (sasaran UMKM, dan jenis intervensi)

Page 63: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

47

serta mendapatkan komitmen dari berbagai stakeholders untuk

membangun potensi ekonomi lokal.

b. Fase implementasi (Fase 2), merupakan fase penerapan berbagai

komitmen dari stakeholders.

c. Fase pengembangan/ekspansi (Fase 3), merupakan tahap

pengembangan/perluasan kapasitas UMKM.

d. Fase phasing out (Fase 4). Tahap phasing out dilaksanakan setelah

program siap dialihkan kepada pihak lain seperti Pemda atau

stakeholder lainnya di daerah yang menjadi mitra.

Program pembinaan dan pengembangan selanjutnya dilakukan oleh pihak

tersebut. Namun Bank Indonesia tetap melakukan monitoring dan menjalankan

peran sebagai advisor.

Adapun indikator UMKM yang memasuki tahap phasing out adalah:

1. Telah terbangun kelembagaan formal, dan

2. Telah terbangun akses pasar yang sustain, atau

3. Telah terbangun akses bahan baku yang sustain, atau

4. Telah terbangun akses keuangan yang sustain, atau

5. Telah terdapat mitra yang siap menerima pengalihan peran BI

sebagai fasilitator. (dapat berupa Pemda, Dekranasda, atau industri).

A. Fase 1 Inisiasi

a. Identifikasi potensi

b. Identifikasi program

c. Koordinasi dengan stakeholders

d. Asesmen, perumusan fokus program dan strategi

e. Pembagianperandan mendapatkan komitmen stakeholders

f. Menetapkan program dan ketentuan pendukung

Page 64: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

48

B. Fase Implementasi

a. Pembentukan kelembagaan

b. Pendampingan dan pembinaan

c. Peningkatan kinerja usaha

d. Monev tahapan pelaksanaan

e. Asesmen perluasan aktivitas

C. Fase Pengembangan/Ekspansi

a. Pelaksanaan Pengembangan/Perluasan aktivitas

a. Koordinasi kerjasama dan fasilitasi dalam rangka akses pasar dan

akses pembiayaan

D. Fase Phasing Out

a. Monitoring dan evaluasi pengembangan/perluasan aktivitas

b. Pengukuran hasil pengembangan

c. Pengukuran hasil perluasan

d. Phasing out ke Pemda

e. Dapat diperpanjang sesuai hasil asesmen

4. Peran dan Model Kerjasama BI dengan Stakeholders Daerah

Sejalan dengan perubahan fase dalam roadmap, peran dan model

kerjasama BI dengan stakeholders turut mengalami perubahan. Dinamika peran

BI di daerah dalam pengembangan UMKM Unggulan sejak tahap insiasi hingga

phasing out adalah sebagai berikut:

a. Pada fase insiasi, Bank Indonesia berperan sebagai inisiator program

untuk menggerakkan dan meyakinkan, serta memimpin SKPD dan

stakeholders terkait (sektor swasta, perusahaan nirlaba, asosiasi UMKM,

perguruan tinggi) untuk membangun potensi ekonomi lokal.

Page 65: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

49

b. Pada fase implementasi awal, peran BI sebagai fasilitator agar intervensi

dilakukan oleh pihak yang berwenang.

c. Pada fase pengembangan/ekspansi, BI berperan sebagai fasilitator

kerjasama Business to Business antara pelaku usaha/industri dengan

UMKM, untuk mendorong terwujudnya tahapan komersialisasi dan

kemandirian UMKM menuju tahap phasing out. BI juga menjalin

kemitraan dengan stakeholders terkait dalam rangka kerjasama

pengelolaan program.

d. Setelah kinerja program telah mencapai fase phasing out, BI menjalankan

peran advisory. Dalam peranan ini, BI secara berkala melakukan

monitoring dan memberikan masukan yang relevan tentang UMKM

unggulan yang berhasil dikembangkan kepada stakeholders terkait. Jika

diperlukan, berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang telah

dilakukan, BI tetap dapat memberikan dukungan secara insidentil untuk

menjaga kesinambungan program.

Dalam kerjasama antara berbagai pihak yang terkait diperlukan

tumbuhnya semangat good corporate government untuk meningkatkan

profesioaniltas para pihak yang terkait. Forum for Corporate Governance in

Indonesia (FCGI,2000) mendefinisikan konsep corporate governance sama

dengan Cadbury commite, yaitu seperangkat aturan yang mengatur hubungan

antara stockholder, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan,

serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal

yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Prinsip good governance

menurut Komite Nasional Kebijakan Governance(KNKG, 2006:507) meliputi

transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan

kesetaraan.

Page 66: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

50

2.4 Studi Terdahulu

Untuk menganalisis lebih dalam mengenai hal yang akan diteliti oleh

peneliti, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan UMKM pada

klaster sapi Noetnana Kota Kupang, maka diperlukan adanya penelitian

terdahulu berkaitan dengan penelitian yang diambil. Secara detail mengenai

rekapitulasi studi terdahulu berdasarkan berbagai parameter dapat diamati dari

tabel di bawah ini:

Tabel 2.2: Penelitian Terdahulu

No Nama, Tahun, Judul Metode,

Variabel

Kesimpulan

1

Chamidun, Ali (2015)

dalam “Analisis faktor-

faktor yang

mempengaruhi minat

UMKM mengajukan

pembiayaan pada

lembaga keuangan

syari’ah (Studi kasus di

BMT Barokah

Magelang)”

Kuantitatif,

faktor

pelayanan,

reputasi,

prosedur minat

nasabah

variabel-variabel tersebut

memberikan kontribusi

terhadap meningkatnya

minat UKM mengajukan

biaya pada lembaga

sebesar 95,4%. Faktor

yang paling berpengaruh

adalah factor prosedur,

kemudiaan diikuti oleh

faktor reputasi dan

pelayanan.

2

Siswanto Imam Santosa,

Agus Setiadi, Ratih

Wulandari (2013) dalam

“Potential analysis of

dairy cattle development

through agribusiness

paradigm in musuk sub

districk Boyolali

Regancy”

Kualitatif,

Jumlah

produksi susu,

produktifitas

ternak,

pendapatan

peternak

menunjukan bahwa dari

hasil produksi susu

memberikan dampak

positif terhadap

pendapatan peternak yang

dapat melampaui UMR

Boyolali.

Page 67: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

51

No Nama, Tahun, Judul Metode,

Variabel

Kesimpulan

3

Suek, Ferdinand S.

dalam “Analisis

pemasaran ternak sapi

potong di kabupaten

kupang dengan

pendektan struktur,

perilaku, dan tampilan

pasar”

Kuantitatif,

Pemasaran

ternak,

elastisitas

transmisi

harga,

perbedaan

harga

penjualan

ternak

Pemasaran ternak sapi

potong belum efisien dapat

dinilai dari nilai elastisitas

transmisi harga yang

masih rendah dibawah 1

persen menyebabkan

struktur pasar ternak sapi

potong tidak ideal.

Sehingga terjadi

perbedaan harga

penjualan ternak sapi

potong dari peternak

melalui pedagang

perantara dan pedagang

antar pulau.

4

Bawinto, D.R. Alvianti,

F.H. Elly, Mokoagouw, &

Manese M.A.V., (2016)

dalam “Analisis Break

Even Point Ternak Sapi

Potong Kelompok Tani

“Sumber Hidup Sejati” Di

Kecamatan Bintauna

Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara”

Analisis Break

Even Point

(BEP), Ternak

sapi potong,

kelompok tani,

Break Even

Point, Biaya

produksi

usaha, Break

Even Point

Penerimaan,

dan Break

Even Point

Produksi

menunjukan biaya

produksi dari kelompok

tani usaha sapi potong

yaitu Rp. 92.724.000,-

dengan memelihara 14

ekor sapi, dan nilai BEP

penerimaannya sebesar

Rp. 34.888.889,-

sedangkan BEP

produksinya sebesar 4,74.

Page 68: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

52

No Nama, Tahun, Judul Metode,

Variabel

Kesimpulan

5

Wahyuni R, Sri (2013) dalam “Strategi

Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dinas

Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan

Perdagangan Kabupaten Sidrap (Studi Kasus :

Pemberdayaan Koperasi Pertanian)

Kualitatif, Peran UKM,

pembangunan nasional

Berdasarkan hasil penelitian strategi dari

Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan

perdagangan secara sederhana, strategi dalam

pemberdayaan sudah cukup bagus, namun

pengimplementasian dari strategi tersebut harus dibenahi karena belum terjadi koordinasi yang

baik. Indikator yang mempengaruhi optimal

tidaknya strategi tersebut adalah fase inisial : dimana

dinas koperasi berperan penuh dalam

memberdayakan koperasi pertanian,fase

partisipatoris : dimana anggota sudah

mampu melibatkan diri dalam setiap program-profram yang ada, fase emansipatoris : dimana koperasi sudah menemukan kekuatan dirinya.

6

Gofur, Abdul (2013) dalam “Analisis potensi permintaan, penawaran susu segar, dan kelayakan investasi untuk klaster peternakan sapi perah sebagai strategi pengembangan kawasan sapi perah di Kabupaten jember”

Kuantitatif, Keuntungan, pengeluaran, penerimaan, strata usaha, harga produk, modal, pengeluaran, peternak selama satu tahun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Kabupaten Jember sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sentra peternakan sapi perah, dikarenakan permintaan konsumsi susu segar tumbuh lebih cepat dari kapasitas produksinya. Dari tujuh kawasan potensial peternakan sapi perah ada dua kawasan yang dapat menjadi prioritas jangka pendek, yaitu kawasan Sumberbaru dan kawasan Ambulu sebagai tahap awal klusterisasi. Namun dalam pengembangan kawasan tersebut dibutuhkan investasi (penambahan modal) bagi peternak.

Sumber : Berbagai Jurnal, 2017

Page 69: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

53

2.5 Kerangka Pikir

Dalam pengembangan UMKM di Indonesia, setiap UMKM memiliki

aturan sendiri dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha dalam mencapai

tahap kemandirian usaha kelompok sapi, bahkan beberapa kelompok klaster

memiliki kegiatan dan cara tersendiri dalam pengembangan usaha kelompoknya

untuk mencapai tahap kemandirian. Klaster sapi Noetnana merupakan salah satu

binaan kantor perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur yang cukup baik

dan strategis lokasinya untuk diteliti. Mengingat pentingnya setiap kelompok

usaha untuk melakukan strategi terhadap perkembangan usaha UMKMnya, oleh

karena itu kerangka pikir dibawah adalah dasar peneliti dalam melakukan

penulisan ini.

Page 70: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

54

Gambar 2.4: Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir yang dibuat, maka dalam program kerja klaster

ketahanan pangan Bank Indonesia terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan oleh

PR

OG

RA

M K

LA

ST

ER

KE

TA

HA

NA

N P

AN

GA

N

(BI)

PE

MB

IAY

AA

N

PE

ND

AM

PIN

GA

N

BIM

BIN

GA

N

DA

N

KO

NS

UL

TA

SI

SO

SIA

L

DA

N

MO

TIV

AS

I

TE

KN

OL

OG

I

INF

RA

ST

RU

KT

UR

O

UT

PU

T

BA

NK

AB

LE

P

EN

DA

PA

TA

N

KE

MA

ND

IRIA

N U

MK

M

Sum

ber:

Ilu

str

asi P

ene

liti, 2

017.

Page 71: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

55

Bank Indonesia kepada anggota pengusaha klaster sapi Noetnana untuk mencapai tahap

kemandirian. Salah satu pendekatan yang dilakukan Bank Indonesia terhadap kelompok

pengusaha sapi adalah pendampingan yang dilakukan oleh Bank Indonesia guna

mencapai tujuan program kerja tersebut bagi pengusaha kelompok sapi Noetnana yaitu

dengan tercapainya tahapan kemandirian. Dalam proses pendampingan ini terdapat

beberapa aspek yang dapat dilihat sebagai tolak ukur dalam memperoleh hasil mengenai

keberhasilan dari program kerja yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia dan pengusaha

klaster sapi Noetnana.

Tujuan akhir yang diharapkan adalah mampu diwujudkannya

kemandirian UMKM. Kemandirian UMKM dapat tercapai ketika UMKM telah

menjaga dan mengedepankan potensi, kemampuan dan, keindependensian

UMKM tersebut dalam menjalankan usahanya. Kemandirian UMKM sangat

penting, dikarenakan UMKM semestinya terus berkembang dan tumbuh dengan

prakarsa sendiri. Untuk mencapai kemandirian UMKM ada 3 tahapan yang dilalui

yang pertama tahap pengembangan teknis, yaitu peningkatan kapasitas produksi

UKM melalui penyuluhan, bantuan, sarana produksi, dan teknik produksi untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Yang kedua yakni pengembangan

kemampuan, tahap ini menekankan pada peningkatan kapasitas dan

kemampuan pelaku UKM melalui pelatihan manajemen dan kewirausahaan.

Tahap terakhir adalah tahap kemandirian, UMKM mulai meningkatkan daya

saing produk UMKM agar dapat diterima pasar seperti pengenalan merek ke

pasar (branding).

Terdapat empat aspek yang mendukung progam kerja tersebut dalam mencapai

tahap kemandirian. Adapun aspek – aspek tersebut meliputi yang pertama ialah aspek

infrastruktur. Aspek infrastruktur ini meliputi perbaikanserta perawatan yang ada dalam

kelompok usaha ternak sapi sebelum bergabung dengan Bank Indonesia maupun

setelah bergabung.Perbaikan dan perawatan tersebut mencakup perbaikan terhadap

Page 72: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

56

kandang sapi, perbaikan gudang tempat penyimpanan bahan makanan ternak,

perawatan timbangan elektronik berat badan untuk sapi, perawatan rumah pertemuan

anggota kelompok usaha, dan perawatan akses jalan menuju tempat klaster sapi

Noetnana. Aspek yang kedua yaitu aspek Output. Aspek ini didapatkan dari pengusaha

klaster sapi sesudah kerja sama dengan Bank Indonesia, dengan kerjasama ini,

diharapkan bisa dilihat hasil nyata dari program yang diberikan Bank Indonesia dapat

memberikan peningkatan kepada pengusaha dalam ouput ternak sapi. Aspek selanjutnya

ialah aspek Bankable, aspek ini adalah aspek dimana setelah para pengusaha klaster

sapi bekerja sama dengan Bank Indonesia, dapat memperoleh akses keuangan antar

pengusaha klaster sapi kepada perbankan sudah dapat diaskes dengan mudah atau

sebaliknya pengusaha masih susah untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan. Aspek

yang terakhir ialah Pendapatan, aspek pendapatan yang dimaksud ialah setelah para

pengusaha masuk dalam bimbingan Bank Indonesia apakah pendapatan perbulan setiap

pelaku usaha sudah dapat mensejahterahkan anggota keluarga dan dapat membiayai

kebutuhan sehari-hari para anggota klaster sapi Noetnana atau sebaliknya

pendapatannya masih sangat rendah dan atau kurang. Tujuan dari beberapa aspek

diatas ialah untuk melihat secara langsung peran program kerja klaster ketahanan

pangan Bank Indonesia untuk kemandirian usaha mikro kecil dan menengah khususnya

klaster sapi Noetnana sudah mencapai tahap kemandirian, yang mana Bank Indonesia

sudah tidak mendampingi para pengusaha klaster sapi Noetnana, karena para

pengusaha klaster sapi sudah mampu menjalankan usaha kelompok tersebut tanpa

binaan dari Bank Indonesia.

Berangkat dari lokasi yang telah diteliti yaitu UMKM klaster sapi Noetnana Kota

Kupang merupakan salah satu binaan dari Bank Indonesia Nusa Tenggara Timur.

Penelitian dilakukan di klaster sapi Noetnana dikarenakan peneliti melihat dari cara

implementasi dari program klaster ketahanan pangan Bank Indonesia, dan cara

kelompok usaha ternak sapi tersebut mencapai tahap kemandirian UMKM di Kota

Kupang. Penelitian ini dilihat dari program-program kerja klaster ketahanan pangan dapat

berpengaruh terhadap perkembangan UMKM di Kota Kupang. Dengan demikian dapat

Page 73: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

57

diukur apakah peran program kerja klaster ketahanan pangan Bank Indonesia sudah

bermanfaat bagi kelompok usaha peternakan sapi di Kota Kupang ataukah masih dirasa

kurang bermanfaat bagi kelompok usaha tersebut. Dan apakah hal tersebut sudah sesuai

dengan teori-teori yang telah ada dan dijelaskan selama ini. Setelah itu, upaya-upaya

yang sudah dilakukan dan apa yang akan disarankan akan kembali lagi kepada

kelangsungan hidup dalam segi ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

perekonomian kelompok usaha peternakan sapi tersebut.

Page 74: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

58

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Seperti yang di uraikan pada tujuan penelitian mengenai implementasi

program kerja Bank Indonesia pada klaster sapi Noetnana di Kota Kupang dan

mengetahui peran program kerja klaster ketahanan pangan Bank Indonesia

untuk kemandirian UMKM di Kota Kupang, maka sebagai konsekuensinya

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian

kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial, misalnya dengan

wawancara mendalam sehingga akan ditemukan pola-pola yang jelas.

Secara teoritis format penelitian kualitatif berbeda dengan format

penelitian kuantitaif. Perbedaan tersebut terletak pada kesulitan dalam membuat

desain penelitian kualitatif, karena pada umumnya penelitian kualitatif yang tidak

berpola. Format desain penelitian kualitatif terdiri dari tiga model, yaitu format

deskriptif, format verifikasi, gormat grounded research. Dalam penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang

memberikan ambran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu

tentang keadaan dan gejala yang terjadi (Koentjaraningrat,1993:89). Cara

menyajikan laporan penelitian deskriptif dengan dua cara yaitu dengan

menggunakan ukuran kuantitatif misalnya berbentuk persentase atau deskriptif

kualitatif dengan mendeskripsikan suatu dari angka-angka maupun dihubungkan

dengan teori-teori yang relevan dengan variabel yang diteliti. (Silalahi, 2006)

Selanjutnya penelitian ini dikategorikan dalam jenis penelitian

eksplanatori (Explanatory Research). Menurut Prasetyo (2013:43), penelitian

Page 75: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

59

eksplanatori adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan penjelasan

tentang mengapa suatu kejadian atau gejala yang terjadi, sehingga pada

akhirnya menemukan sebab akibat. Tujuannya adalah untuk menghubungkan

pola-pola yang berbeda namun ada keterkaitan dan juga menghasilkan pola

hubungan sebab akibat.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada klaster sapi Noetnana di Kota Kupang.

Klaster sapi Noetnana merupakan binaan dari Bank Indonesia, pertimbangan

pemilihan lokasi penelitian ini karena klaster sapi Noetnana berada pada ibu

kota provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi klaster sapi Noetnana juga memiliki

potensi besar dalam produktifitas sapi, dimana waktu tersebut adalah periode

sebelum dan sesudah penerapan program kerja Bank Indonesia. Sehingga

waktu penelitian yang digunakan adalah kurun waktu tahun 2014 s/d 2016.

Sebagai konsekuensi, pemecahaan rumusan masalah yang telah diuraikan.

3.3 Jenis Data

Data adalah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan

informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan

fakta (Ridwan 2012). Terdapat dua jenis data, yaitu jenis data menurut sifatnya

dan jenis.

1) Data Menurut Sifat

Jenis data menurut sifat terdiri dari dua, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk pernyataan,

narasi atau deskripsi dari responden atas indikator-indikator empirik dari setiap

variabel penelitian yang digunakan. Data Kuantitatif adalah data yang

Page 76: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

60

dikumpulkan dalam bentuk angka-angka yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti. Dalam penelitian ini data kuantitaf yang digunakan adalah data

jumlah anggota kelompok, jumlah tenaga kerja dan jumlah sapi.

2) Data Menurut Sumber

Jenis data menurut sumbernya terdiri dari dua, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari obyek yang diteliti

(responden) berdasarkan kuesioner yang diberikan, yaitu data tersebut meliputi

pembiayaan, produktivitas, infrastruktur, pendampingan, pemberdayaan,

kemandirian pada kelompok klaster sapi noetnana. Data sekunder yaitu data

tambahan yang diperoleh melalui dokumen-dokumen, catatan-catatan resmi,

dan arsip-arsip kantor perwakilan Bank Indonesia provinsi NTT.

3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati peneliti. Dalam penelitian ini variabel

yang digunakan untuk melihat pengaruh aspek infrastruktur, aspek output, aspek

bankable, dan aspek pendapatan terhadap kemandirian usaha mikro kecil dan

menengah . Definisi operasional penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kemandirian UMKM.

Kemandirian sendiri secara umum didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang untuk dapat mengambil keputusan sendiri

tanpa bantuan orang lain, berpikir dan bertindak atas kemauan

sendiri, dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Kemandirian juga diukur dengan skla kemandirian yang

dikemukakan oleh Masrun dkk (1986) yaitu Bebas, Progresif,

Page 77: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

61

Inisiatif, Pengendalian dalam diri dan Kemantapan diri. Dalam hal

ini berdasarkan pengertian kemandirian yang dikemukakan oleh

Masrun dkk (1986), maka untuk mengukur kemandirian UMKM

pengusaha klaster sapi Noetnana, jika semakin tinggi

penghasilan dan pengembangan klaster sapi tersebut maka

semakin tinggi pula kemandirian para pengusaha klaster sapi

Noetnana, yang artinya para pengusaha memiliki kemandirian

yang tinggi. Begitu pula sebaliknya jika semakin rendah

penghasilan dan pengembangan klaster sapi maka semakin

rendah pula kemandiriannya, yang artinya kemandirian

pengusaha klaster sapi tersebut rendah.

Pada saat kemandirian dari para pengusaha klaster sapi

mencapai tahap tinggi, maka Bank Indonesia selaku pendamping

dan pembina dari para pengusaha klaster sapi Noetnana dapat

membiarkan kelompok usaha tersebut berjalan sendiri tanpa

adanya pendampingan dari Bank Indonesia.

b. Infrastruktur

Aspek infrastruktur ini meliputi perbaikan serta perawatan

yang ada dalam kelompok usaha ternak sapi. Perbaikan dan

perawatan tersebut mencakup perbaikan terhadap kandang sapi,

perbaikan gudang tempat penyimpanan bahan makanan ternak,

perawatan timbangan elektronik berat badan untuk sapi,

perawatan rumah pertemuan anggota kelompok usaha, dan

perawatan akses jalan menuju tempat klaster sapi Noetnana.

Page 78: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

62

c. Output

Aspek ini didapatkan dari pengusaha klaster sapi sesudah

kerja sama dengan Bank Indonesia. Dengan kerjasama ini,

diharapkan bisa dilihat hasil nyata dari program yang diberikan

Bank Indonesia dapat memberikan peningkatan kepada

pengusaha dalam ouput ternak sapi.

d. Bankable

Aspek ini adalah aspek dimana setelah para pengusaha

klaster sapi bekerja sama dengan Bank Indonesia, dapat

memperoleh akses keuangan antar pengusaha klaster sapi

kepada perbankan sudah dapat diaskes dengan mudah atau

sebaliknya pengusaha masih susah untuk mendapatkan pinjaman

dari perbankan.

e. Pendapatan

Aspek pendapatan yang dimaksud ialah setelah para

pengusaha masuk dalam bimbingan Bank Indonesia apakah

perbulan setiap pelaku usaha sudah dapat mensejahterahkan

anggota keluarga dan dapat membiayai kebutuhan sehari-hari

para anggota klaster sapi Noetnana atau sebaliknya

pendapatannya masih sangat rendah dan atau kurang.

3.5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen

atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian

Page 79: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

63

(Bonar M. Sinaga, 1994). Sedangkan menurut (Sugiyono,2005:90), populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh anggota Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) klaster sapi

Noetnana yang merupakan mitra binaan Bank Indonesia Provinsi Nusa

Tenggara Timur pada tahun 2014-2016 yang berjumlah 40 orang.

Menurut Algifari (2010:5) sampel adalah kumpulan dari sebagian anggota

obyek yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2005:73) sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sementara itu menurut Tika (2006:33) sampel adalah bagian suatu subjek atau

objek yang mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

pengusaha anggota klaster sapi noetnana dalam populasi dianggap sebagai

anggota sampel. Dengan demikian sebanyak 40 orang anggota klaster sapi

Noetnana tersebut diberlakukan pula sebagai sampel.

3.6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan teknik-

teknik sebagai berikut:

a. Kuesioner

Memberikan sejumlah daftar pernyataan untuk diisi oleh responden

menyangkut pembiayaan, produktivitas, infrastruktur, pendampingan,

pemberdayaan, kemandirian pada kelompok klaster sapi noetnana.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pedoman angket atau

kuesioner yaitu daftar pernyataan yang diberikan kepada responden untuk

menjaring data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Jenis angket

Page 80: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

64

yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden hanya memberi tanda

cek ( pada kemungkinan jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan

sebenarnya (Ridwan, 2012). Semua variabel, baik variabel bebas maupun

variabel terikat diukur dengan menggunakan skala Likert. Item skala penelitian

disusun berdasarkan skala Likert dengan skor yang digunakan adalah (5, 4, 3, 2,

1) yang diaplikasikan secara bervariasi sesuai pernyataan:

a. Sangat Setuju (SS) skor 5

b. Setuju (S) skor 4

c. Ragu-Ragu (RG) skor 3

d. Tidak Setuju (TS) skor 2

e. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data dengan

mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai

risalah resmi yang ada pengaruhnya dengan lokasi penelitian dengan tujuan

untuk memperoleh data langsung tempat dilaksanakannya penelitian.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

a. Kuesioner.

b. Studi dokumentasi.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif berbentuk narasi. Menurut Keraf (2007:136), narasi merupakan satu

bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas - jelasnya

kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Suatu peristiwa atau suatu

Page 81: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

65

proses dapat juga disajikan dengan mempergunakan metode deskripsi. Narasi

sulit sekali dibedakan dari deskripsi harus ada unsur lain yang diperhitungkan,

yaitu unsur waktu dan tokoh. Dengan demikian pengertian narasi itu mencakup

dua unsur dasar. Unsur yang terpenting dalam sebuah narasi adalah unsur

perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Peristiwa

yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-

orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi

menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu

kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkain waktu.

Aspek yang dianalisis adalah sejarah peternakan sapi di Noetnana kota

kupang sebelum dan sesudah bekerja sama dengan Bank Indonesia. Aspek

keuangan yang meliputi jumlah produksi, harga jual dan tingkat keuntungan,

aspek produksi meliputi ketersediaan bahan baku, teknologi yang dipakai,

proses produksi, mutu produk dan tenaga kerja, aspek pemasaran meliputi

sistem promosi, pemasaran produk, serta persaingan dan peluang pasar, aspek

lingkungan eksternal meliputi sosial dan ekonomi, pemerintah dan kemajuan

teknologi.

Page 82: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

66

BAB IV

Implementasi Program Klaster Ketahanan Pangan Bank Indonesia

Pada Klaster Sapi Noetnana Di Kota Kupang

Berdasarkan Undang-Undang Bank Indonesia No.23 tahun 1999

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 tahun 2014, tugas

utama Bank Indonesia adalah mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah.

Dahulu BI dapat berperan langsung untuk perkembangan sektor tertentu

melalui pemberian Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), salah satunya ke

agrikultur namun, sejak 1999 BI tidak boleh lagi memberikan kredit secara

langsung. Dengan berlakunya Undang-undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia, Bank Indonesia tidak dapat lagi memberikan Kredit Likuiditas Bank

Indonesia (KLBI). Sesuai dengan tujuannya, Bank Indonesia berfungsi sebagai

Otoritas Moneter yang independen dan mempunyai tugas untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah, sehingga dalam melaksanakan tugas

dimaksud perlu selalu diperhatikan pedoman berupa kebijakan moneter dengan

prinsip kehati-hatian, sistem pembayaran yang cepat dan tepat serta sistem

perbankan yang sehat.

Untuk lebih memfokuskan fungsi Bank Indonesia sebagai Otoritas

Moneter maka pemberian Kredit Program tidak lagi didukung dengan KLBI.

Dalam mewujudkan perekonomian nasional yang diwarnai dengan ekonomi

kerakyatan yang merata, mandiri, andal, berkeadilan dan terbuka, maka

tersedianya kredit program yang ditujukan bagi usaha kecil dan koperasi tetap

diperlukan. Namun untuk mendukung terlaksananya fungsi Bank Indonesia

sebagai otoritas moneter, maka KLBI yang selama ini menjadi pendukung utama

dalam penyediaan kredit program dimaksud, perlu dialihkan kepada Badan

Page 83: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

67

Usaha Milik Negara yang ditunjuk oleh Pemerintah sehingga usaha kecil dan

koperasi lebih berkembang di masa mendatang serta dapat menunjang

perekonomian nasional.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah selama ini telah menunjukkan peran

strategis terutama dalam memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan

masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia termasuk dalam

mempertahankan dan memulihkan perekonomian pada kondisi krisis. Lebih

lanjut, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan kapasitas dan kemampuannya

dalam memproduksi barang dan/atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat

telah mampu memenuhi sebagian permintaan tersebut sehingga pada gilirannya

akan mendukung stabilisasi harga khususnya dari sisi penawaran. Meskipun

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah menunjukkan peranannya dalam

perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan baik

yang bersifat internal maupun eksternal seperti aspek permodalan, sumber daya

manusia, dan pemasaran.

Dalam rangka memenuhi aspek permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah, peran serta dari perbankan nasional masih perlu terus didorong

untuk meningkatkan penyediaan Kredit atau Pembiayaan UMKM sehingga dapat

memberikan nilai tambah dalam menghasilkan barang dan/atau jasa. Guna

mendukung tercapainya maksud di atas dilakukan penguatan baik dari sisi

penawaran maupun dari sisi permintaan. Penguatan dari sisi penawaran

dilakukan antara lain berupa penerbitan ketentuan yang mengatur kewajiban

bagi Bank Umum untuk menyalurkan Kredit atau Pembiayaan UMKM dengan

persentase tertentu yang pemenuhannya dilakukan secara bertahap. Disamping

penguatan dari sisi penawaran, dipandang perlu untuk melakukan penguatan

dari sisi permintaan melalui penyediaan Bantuan Teknis agar pelaku Usaha

Page 84: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

68

Mikro, Kecil, dan Menengah meningkat kemampuan usahanya sehingga

diharapkan dapat memenuhi persyaratan bank (bankable).

Bantuan Teknis yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga dilakukan

kepada perbankan agar lebih mengetahui dan memahami kegiatan usaha dari

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah termasuk risiko yang mungkin timbul

sehingga pada gilirannya perbankan akan semakin tertarik untuk memberikan

Kredit atau Pembiayaan UMKM. Kondisi di atas juga didasarkan pada fakta

masih relatif kecilnya rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM terhadap portofolio

Kredit atau Pembiayaan perbankan secara nasional terutama sejak

diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah. Untuk mendukung tercapainya maksud di atas dan

mengawasi aspek kepatuhan Bank Umum terhadap ketentuan, Bank Umum

diwajibkan untuk menyusun dan melaporkan rencana bisnis bank, melaporkan

realisasi penyaluran Kredit atau Pembiayaan UMKM dalam laporan bulanan bank

umum serta mempublikasikan pencapaiannya dalam laporan publikasi yang telah

ditetapkan. Lebih lanjut kepada Bank Umum yang berhasil memberikan Kredit

atau Pembiayaan UMKM juga disediakan beberapa relasi persyaratan sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang telah diterbitkan terlebih dahulu.

Pencantuman ketentuan-ketentuan tersebut di atas juga dimaksudkan untuk

memenuhi aspek keterbukaan dan mempermudah dalam pencarian ketentuan

yang terkait dengan pengaturan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Selanjutnya

berdasarkan Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor

14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan

bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah,

bank diwajibkan untuk menyalurkan kredit UMKM sebesar 20 persen dari total

kredit yang disalurkan secara bertahap hingga 2018. Aturan tersebut

Page 85: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

69

menjelaskan, bank wajib menyalurkan kredit pada sektor UMKM minimum

sebesar 5 persen pada akhir 2015, kemudian sebesar 10 persen pada 2016, 15

persen pada 2017, dan 20 persen pada 2018.

Kondisi perekonomian sangat dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektor

yang sangat berpengaruh adalah sektor keuangan. Ancaman sektor keuangan

pun pernah mendera bangsa Indonesia. Betapa kerasnya bangsa Indonesia

untuk bangkit dari krisis yang terjadi pada tahun 1998 menjadi sebuah pelajaran

yang berharga. Dengan adanya krisis tahun 1998 memberikan bukti bahwa

ketahanan di sektor keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam

membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Sistem keuangan

yang tidak stabil akan mengganggu jalannya perekonomian.

Berdasarkan kejadian di atas, muncullah pemikiran pemerintah untuk

memisahkan antara Makroprudensial dan Mikroprudensial. hal ini dimaksudkan

agar lebih fokus atau konsentrasi pada bidang tertentu. Sehingga pada akhir

tahun 2013 dibentuklah OJK dan bagian mikroprudensial perbankan diserahkan

oleh BI kepada OJK.

Mikroprudensial lebih mengarah kepada analisis perkembangan individu

lembaga keuangan. Sedangkan makroprudensial lebih mengarah kepada

analisis sistem keuangan secara keseluruhan sebagai kumpulan dari individu

lembaga keuangan.

Page 86: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

70

Gambar 4.1 Kronologis Implementasi makroprudensial di BI

Sumber: Bank Indonesia, 2017

Selain itu kewenangan OJK dan BI juga di atur dalam UU OJK tahun

2011 yang menyebutkan bahwa :

a. Tugas pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan

perbankan, yang meliputi kelembagaan, kesehatan, kehati-hatian dan

pemeriksaan bank, akan dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK.

Sementara Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan perbankan

terkait aspek makroprudensial.

b. Bank Indonesia tetap dapat melakukan pemeriksaan secara langsung

terhadap bank tertentu yang masuk systemically important bank dan/atau

bank lainnnya sesuai kewenangan bank indonesia di bidang

makroprudensial.

Page 87: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

71

Gambar 4.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia, 2017

Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil dan

berkelanjutan, Bank Indonesia terus banyak hal dalam makro ekonomi. Selain

itu, upaya tersebut juga perlu dibarengi dengan pemberdayaan sektor riil,

khususnya melalui pengembangan UMKM. Hal ini mengingat UMKM merupakan

salah satu pemain penting dalam perekonomian nasional.

Kendala yang dihadapi oleh UMKM diantaranya adalah modal atau

pembiayaan serta akses ke perbankan. Sementara itu, UMKM memiliki batasan

informasi mengenai produk dan jasa bank yang sesuai dengan keuangan

mereka.

Untuk mengatasi kesenjangan informasi, kurangnya pengetahuan tentang

pengembangan usaha, serta sulitnya akses ke perbankan, Bank Indonesia hadir

untuk berupaya mengatasi masalah-masalah tersebut. Sehingga diharapkan

UMKM akan semakin berkembang serta membantu menjaga kestabilan dan

meningkatkan ekonomi nasional.

Page 88: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

72

Untuk mendapatkan akses ke perbankan, usaha perorangan akan

mengalami kesulitan karena tidak ada laporan keuangan atau administrasi usaha

yang memadai atau sesuai standar.

Pengembangan sektor riil dan UMKM melalui pola klaster (kelompok)

merupakan suatu program Bank Indonesia guna menjaga dan menstabilkan nilai

inflasi. Sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dipengaruhi oleh Bank

Indonesia melalui kebijakan moneter. Sedangkan dari sisi penawaran yang

berada diluar pengendalian Bank Indonesia, dilakukan program pemberdayaan

sektor riil dan UMKM melalui pola klaster.

Adapun sektor/komoditas yang dipilih antara lain didasarkan pada kriteria

komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi. Dengan demikian fasilitasi dapat

membantu meningkatkan pasokan, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung

penciptaan iklim usaha yang kondusif. Meskipun demikian, program ini juga

dilakukan pada komoditas yang berorientasi ekspor atau komoditas unggulan

wilayah.

Pendekatan klaster merupakan upaya untuk mengelompokkan industri inti

yang saling berhubungan, baik industri pendukung atau terkait diantaranya

seperti jasa penunjang, infrastruktur ekonomi, penelitian, pelatihan, pendidikan,

infrastruktur informasi, teknologi, sumber daya alam, serta lembaga terkait, yang

diharapkan perusahaan atau industri terkait akan memperoleh manfaat sinergi

dan efisiensi yang tinggi dibandingkan jika bekerja sendiri.

Fasilitasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah dalam bentuk

bantuan teknis. Komoditas yang didukung meliputi sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan serta industri pengolahan. Kriteria pemilihan klaster

berdasarkan komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi maupun komoditas

Page 89: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

73

unggulan di masing-masing wilayah. Selain itu, program klaster diharapkan dapat

memudahkan UMKM dalam mengakses perbankan untuk memperoleh modal

atau biaya pengembangan usaha.

Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Bank Indonesia adalah,

pengembangan UMKM unggulan dengan fokus kepada jenis-jenis komoditas

yang menjadi penyebab inflasi, salah satunya ialah daging sapi. Tujuannya

adalah mendukung pengendalian harga dan pengembangan pusat-pusat

pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat Nusa Tenggara

Timur.

Sapi Bali Timor merupakan komoditas unggulan dan berperan sangat

besar bagi pengembangan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Timur karena

termasuk dalam kategori produktif dan adaptif. Sejak dimasukkan pada tahun

1912 ke NTT sapi Bali mempunyai perkembangan tercepat. Keunggulan utama

sapi Bali adalah terletak pada kesuburannya yang sangat tinggi. Sapi ini

mempunyai potensi angka kelahiran mencapai 85% (Banks, 1986) dibandingkan

dengan sapi Ongole yang hanya 30% (Bamualim dan Wirdahayati, 1990),

Persentase karkas yang tinggi (Malelak et al.,1998) dengan kualitas daging

standard muscular grade (SMG), sehingga dagingnya menjadi lebih mahal

(Natasasmita, 2001) dan, tahan terhadap panas (Hattu, 1993).

Sesuai dengan pengalaman Bank Indonesia pengembangan UMKM

berbasis klaster di nilai lebih berhasil dikarenakan pengembangannya

menyeluruh meliputi seluruh aspek dari hulu sampai hilir. Beberapa program

yang menjadi acuan kerjasama antara Bank Indonesia dan para pengusaha

klaster sapi adalah:

1) Perawatan dan perbaikan Infrastruktur dalam rangka meningkatkan hasil.

Page 90: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

74

2) Edukasi kepada para pengusaha klaster sapi mengenai kesehatan dan

reproduksi sapi.

3) Pendampingan dan pembinaan kepada para pengusaha klaster dalam

rangka peningkatan kinerja usaha.

4.1 Perawatan dan Perbaikan Infrastruktur Dalam Rangka Meningkatkan

Hasil

Dalam rangka meningkatkan hasil diperlukan perbaikan infrastruktur

meliputi perbaikan serta perawatan yang ada dalam kelompok usaha ternak sapi

sebelum bergabung dengan Bank Indonesia maupun setelah bergabung.

Perbaikan dan perawatan tersebut mencakup perbaikan terhadap kandang sapi,

perbaikan gudang tempat penyimpanan bahan makanan ternak, adanya

pengadaan timbangan elektronik berat badan untuk sapi, pengadaan rumah

pertemuan anggota kelompok usaha, dan pergadaan akses jalan menuju tempat

klaster sapi Noetnana.

Dengan adanya kerjasama antara Bank Indonesia perwakilan Nusa

Tenggara Timur dengan para pengusaha klaster sapi Noetnana, maka Bank

Indonesia memberikan bantuan perawatan dan perbaikan terhadap infrastruktur

dasar sebagai sarana pendukung kepada kelompok klaster ternak sapi di

Noetnana Kota Kupang, yang mana tujuan dari program infrastruktur ini adalah

untuk meningkatkan produktivitas kualitas dan daya saing komoditas sapi di

Noetnana sehingga dapat memenuhi kebutuhan sapi di Nusa Tenggara Timur

maupun secara nasional.

Berikut ini merupakan hasil perbaikan infrastruktur ternak sapi sebelum

bergabung dengan Bank Indonesia maupun setelah bergabung.

Page 91: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

75

1) Perbaikan terhadap kandang sapi.

Gambar 4.3 Infrastruktur kandang sapi sebelum bergabung dengan Bank

Indonesia

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2017

Gambar 4.3 menunjukan kondisi kandang sapi sebelum dilakukan

pendampingan oleh Bank Indonesia meliputi pola beternak masih tradisional,

sapi dilepas bebas tanpa dikandangkan. Belum ada kesadaran untuk menjadi

pelaku usaha, sapi dipelihara oleh masing-masing individu, dan belum ada

kelompok. Mentalitas masyarakatnya berharap pada bantuan pemerintah, belum

ada kebun contoh untuk budidaya HMT (hijaun makanan ternak). Jangka waktu

penggemukan sapi mencapai 2 tahun.

Page 92: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

76

Gambar 4.4 Infrastruktur kandang sapi sesudah bergabung dengan Bank

Indonesia.

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi, 2017

Gambar 4.4 menunjukan kondisi kandang sapi sesudah dilakukan

pendampingan oleh Bank Indonesia meliputi adanya kesadaran untuk menjadi

pelaku usaha dengan cara membentuk kelompok Noetnana, dengan

membangun visi bersama yakni kesejahteraan dan perubahan SDM anggota dan

keluarga, ada aturan kelompok, ada pembukuan kelompok, ada rencana kerja

yang jelas.

2) Penambahan gudang tempat penyimpanan bahan makanan ternak

Sebelum dilakukan pendampingan oleh Bank Indonesia para peternak sapi

belum memiliki tempat penyimpanan bahan makanan ternak. Untuk memberikan

makanan pada ternaknya para peternak melepaskan sapi-sapinya ke hutan/

lahan yang ditumbuhi rumput liar disitulah sapi-sapi dibebaskan untuk makan

tumbuhan liar. Setelah dilakukan pendampingan oleh Bank Indonesia peternak

sapi diberikan fasilitas berupa penambahan gudang tempat penyimpanan bahan

makanan ternak. Oleh kelompok Noetnana gudang ini di gunakan untuk tempat

Page 93: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

77

penyimpanan lamtoro yang sudah dikeringkan dan penyimpanan pupuk, yang

digunakan untuk pemupukan pohon-pohon lamtoro sehingga menjadi segar.

Lamtoro yang baru di potong dalam keadaan segar membuat sapi-sapi menjadi

gemuk sehingga dapat meningkatkan hasil panen. Gudang pakan juga

dimanfaatkan secara maksimal untuk menyimpan pakan sebagai antisipasi

musim kering.

Gambar 4.5 Pakan Lamtoro Yang Dikeringkan.

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Gambar 4.6 Gudang Tempat Menyimpan Makanan Ternak

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014

Page 94: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

78

3) Pengadaan timbangan elektronik berat badan untuk sapi

Untuk mendukung peningkatan hasil produksi maka kelompok Noetnana

dengan pendampingan Bank Indonesia melakukan pengadaan timbangan berat

badan untuk sapi. Hal ini digunakan untuk melihat peningkatan hasil produksi

sapi setelah dilakukan manajemen penggemukan dengan bantuan budidaya

HMT (hijaun makanan ternak). Sebelum bergabung dengan Bank Indonesia,

peternak belum memahami secara baik manajemen penggemukan, manajemen

pakan, dan manajemen kesehatan sapi sehingga tidak dapat memberikan pakan

secara teratur dan tidak memperhatikan aspek mutu serta jumlah pakan

sehingga waktu penggemukan sapi dapat mencapai dua tahun atau lebih.

Sesudah bergabung dengan Bank Indonesia jumlah produksi sapi terus

meningkat karena kelompok noetnana mulai memperhatikan aspek mutu dan

jumlah pakan untuk sapi. Dengan pengadaan timbangan elektronik berat badan

untuk sapi ini kelompok noetnana dapat memantau perkembangan sapi dan hasil

produksi dengan melakukan pencatatan berat badan sapi secara berkala.

Pencatatan administrasi pada kelompok noetnana ini sudah dapat dilakukan

secara konsisten.

Gambar 4.7 menunjukan adanya pencatatan berat badan sapi secara

berkala yang dilakukan kelompok Noetnana dalam durasi enam bulan dengan

menggunakan timbangan elektronik berat badan untuk sapi ini.

Page 95: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

79

Gambar 4.7 Penimbangan Berat Badan Bakalan Sapi.

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Gambar 4.8 Penimbangan Sapi Kontes

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Gambar 4.8 menunjukan adanya kegiatan penimbangan sapi kontes,

dimana sapi-sapi klaster mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut dalam

kegiatan ini. Hal ini membangun antusiasme dari para peternak sapi untuk

Page 96: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

80

semakin giat dalam melakukan perawatan sapi salah satunya dalam proses

penggemukan sapi dengan pemberian makanan dan minuman bukan hanya

dilepas bebas tetapi menunjukan kualitas dan mutu dari makanan sapi.

Pemberian makanan ini juga didukung dengan adanya kebun HMT (Hijau

Makanan Ternak) yang bisa meningkatkan berat badan sapi.

Gambar 4.9 Timbangan Elektronik Berat Badan Untuk Sapi

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014

Berat sapi adalah faktor utama untuk memperoleh keuntungan dalam

penggemukan sapi, sehingga penimbangan menjadi hal yang penting untuk

dilaksanakan secara berkala. Pada gambar 4.9 menunjukan gambar timbangan

elektronik yang digunakan untuk menimbang berat badan sapi. Adapun

beberapa manfaat dari penimbangan yang dirasakan oleh pengusaha klaster

sapi antara lain:

Page 97: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

81

a. mengkonfirmasi berat sapi yang ada baik sapi bakalan secara berkala

ataupun sapi yang dipersiapkan untuk kegiatan kontes pada klaster sapi

Noetnana di kelurahan Fatukoa kecamatan Maulafa, kota Kupang.

b. menentukan jumlah pakan yang akan diberikan

c. mengontrol kenaikan berat harian sapi sebagai bahan evaluasi pakan

d. menentukan harga jual sapi, dengan berat sapi yang bagus atau

maksimal maka harga jual sapi pun menjadi tinggi, begitu pula

sebaliknya.

Proses penimbangan juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk

mencegah terjadinya cedera dan stress berlebihan pada sapi yang akan

menyebabkan turunnya bobot ternak saat penimbangan dan setelahnya.

4) Pengadaan Rumah Pertemuan Anggota Kelompok Usaha

Sebelum bergabung dengan Bank Indonesia para peternak sapi belum

memiliki kesadaran untuk menjadi pelaku usaha hal ini dibuktikan dengan sapi

masih dipelihara oleh masing-masing individu, belum ada aturan yang mengikat,

perawatan sapipun belum terarah dan belum terbentuknya anggota kelompok

usaha. Setelah bergabung dengan Bank Indonesia para peternak sapi menjadi

suatu kelompok Usaha yang diberi nama kelompok Noetnana. Dalam kelompok

noetnana ini, mereka membangun visi bersama yakni kesejahteraan dan

perubahan SDM anggota dan keluarga. Melalui pembentukan kelompok ini juga

para peternak sapi dapat meningkatkan pemahaman setiap anggota tentang

manajemen penggemukan, manajemen kandang, dan manajemen kesehatan

ternak, serta dapat meningkatkan pemahaman anggota tentang pentingnya

peran perbankan untuk pengembangan usaha. Dalam kelompok Noetnana ini

juga dibentuk suatu aturan kelompok, rencana kerja yang jelas, dan pembukuan

serta administrasi kelompok sehingga kelompok dapat terarah dan konsisten

Page 98: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

82

dalam bekerja. Melihat hal ini pendamping dari Bank Indonesia ini memberikan

fasilitas berupa pengadaan rumah pertemuan anggota kelompok usaha sehingga

dapat saling mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam usaha kelompok

Noetnana ini. Rumah pertemuan anggota kelompok usaha Noetnana ini

digunakan untuk melakukan pertemuan secara rutin kelompok Noetnana dalam

mengetahui perkembangan produksi sapi dan juga sebagai pusat informasi

perawatan sapi, hasil produksi, pemasaran, cara mengakses modal ke bank dan

lain sebagainya. Selain itu kelompok kluster Noetnana menjadi basis pelayanan

masyarakat seperti penelitian, praktek, studi banding, meningkatnya pemahaman

anggota tentang pentingnya peran perbankan untuk menggembangkan usaha

(tidak takut untuk mengakses kredit), meningkatnya partisipasi anggota dalam

kegiatan klaster dan adanya pertambahan anggota baru.

Gambar 4.10 Rumah Pertemuan Anggota Kelompok Usaha Noetnana

Sesudah Bergabung Dengan Bank Indonesia

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi Noetnana,2014.

Page 99: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

83

Gambar 4.11 Dokumentasi Pertemuan Dengan Pengusaha Untuk Membuka Akses Pasar

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Gambar 4.12 Praktek Mahasiswa Kedokteran Hewan Undana

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Dari gambar-gambar diatas menunjukan bahwa adanya kegiatan

pertemuan kelompok Noetnana di rumah pertemuan anggota kelompok usaha

dengan menyelenggarakan suatu penyuluhan ataupun persentasi hasil usaha,

cara perawatan sapi yang meliputi manajemen penggemukan sapi, kesehatan

ternak sapi, dan manajemen pakan, pencatatan produksi, cara pemasaran hasil

produksi. Dengan adanya program pengembangan klaster dalam kelompok ini

diharapkan terjadi perubahan mindset kelompok dalam berternak sapi setelah

Page 100: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

84

memiliki sarana dan prasarana produksi seperti kebun hijau makanan ternak,

kandang ternak, dan gudang pakan. Bukan hanya itu saja kelompok ini juga

dapat mengelola limbah ternak seperti pupuk kompos dan bio gas, meningkatkan

penghasilan tambahan dengan budidaya holtikultura sehingga mencapai hasil

tujuan yakni meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarga.

5) Perbaikan akses jalan menuju tempat klaster sapi Noetnana

Salah satu sarana yang mendukung yang digunakan untuk pencapaian

kinerja klaster sapi Noetnana adalah adanya akses jalan yang baik menuju

tempat klaster sapi Noetnana yaitu rumah pertemuan anggota kelompok usaha

Noetnana. Adanya akses jalan yang baik sangat mendukung untuk

kelangsungan usaha kelompok Noetnana dalam pemasaran hasil produksi.

Sebelum adanya pendampingan dari Bank Indonesia sistem pemasaran masih

dilakukan di pasar lokal atau menunggu pembeli datang ke rumah masing-

masing individu, dan akses jalan menuju rumah masing-masing peternak masih

belum ada, ini dikarenakan akses jalan yang ada pada saat itu masih berupa

jalan setapak kecil yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki, dan masih belum

bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, sehingga menghambat sistem pemasaran

sapi untuk berkembang lebih baik lagi. Melihat hal itu pihak pendamping dari

Bank Indonesia mengadakan perbaikan akses jalan menuju tempat klaster sapi

noetnana, perbaikan tersebut adalah dengan membuka akses jalan yang lebih

lebar sehingga dapat dilalui oleh kendaraan bermotor yang bertujuan untuk

mendukung pencapaian kinerja klaster sapi Noetnana. Dengan adanya

perbaikan akses jalan ini diharapkan pemasaran hasil produksi sapi Noetnana

semakin berkembang dan meningkat karena proses transportasi dapat berjalan

dengan baik.

Page 101: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

85

Gambar 4.13 Akses Jalan Menuju Tempat Klaster Sapi Noetnana.

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014.

Berdasarkan gambar 4.13 dapat kita lihat bahwa sudah adanya perbaikan

akses jalan di Noetnana. Dengan adanya perbaikan akses jalan yang di berikan

oleh Bank Indonesia ini, maka sangat memudahkan transportasi para petani

klaster sapi di Noetnana dalam proses pemasaran sapi. Para petani dapat

dengan mudah memasarkannya tanpa harus menunggu pembeli datang ke

rumah petani karena petani bisa langsung membawa sapi menggunakan

kendaraan bemotor untuk dijual langsung keluar NTT ataupun ke pembeli lainnya

di wilayah NTT. Dengan adanya akses jalan yang telah diperbaiki ini juga

memudahkan transportasi para pengusaha klaster sapi menuju kandang, untuk

memberi makan sapi, membersihkan kandang, membuat pupuk dari kotoran

sapi, dan sebagainya. Sehingga sangat diharapkan hasil yang baik dari

kemudahan yang telah di berikan oleh Bank Indonesia kepada para pengusaha

klaster sapi di Noetnana.

Page 102: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

86

4.2 Edukasi Kepada Para Pengusaha Klaster Sapi Mengenai Kesehatan

Dan Reproduksi Sapi.

Berdasarkan kondisi peternakan di kota Kupang perlu adanya pembinaan

lebih lanjut terkait manajemen penggemukan dan pembibitan sapi agar

didapatkan produktivitas yang optimal. Pembibitan sapi Bali Timor merupakan

sumber utama yang menyediakan sapi bakalan bagi UMKM di provinsi Nusa

Tenggara Timur. Konsep pembibitan yang diterapkan oleh kelompok Noetnana

ini diarahkan untuk menghasilkan sperma sexing dan anakan sapi unggul

sehingga dapat meningkatkan produksi. Menurut banks, 1986 sapi Bali

mempunyai perkembangan tercepat, keunggulan sapi Bali terletak pada

kesuburan yang sangat tinggi. Sapi Bali ini mempunyai potensi angka kelahiran

mencapai 85% dari sapi lainnya. (PIT, techno park banyumulek, 2016). Menurut

Abu Bakar, 2014 dalam pembibitan sapi potong dilaksanakan melalui pemuliaan

dalam satu rumpun atau satu galur yang sama baik pejantan maupun betina.

Pelaksanaan pembibitan meliputi pemilihan bibit, pemberian pakan dan

peliharaan.

Dalam hal pembibitan kelompok klaster Noetnana memilih bibit sapi Bali

Timor. Menurut Abu Bakar, (2014) pemilihan bibit sapi potong yang digunakan

untuk usaha pembibitan harus memenuhi persyaratan mutu sesuai dengan

peraturan yang berlaku yakni Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 101/Permentan/Ot.140/7/2014 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong

Yang Baik. Pedoman ini dimaksudkan sebagai dasar bagi pelaku usaha dalam

melakukan pembibitan sapi potong yang baik, dan bagi pemerintah, pemerintah

daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten atau kota dalam

melaksanakan pembinaan dan pengawasan sesuai dengan kewenangannya,

dengan tujuan agar diperoleh bibit sapi potong yang memenuhi standar. Hal ini

Page 103: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

87

sudah sesuai karena, bibit sapi yang dipilih oleh kelompok kluster Noetnana yaitu

sapi Bali Timor. Keunggulan sapi Bali Timor ini terletak pada kesuburan yang

sangat tinggi dan mempunyai perkembangan tercepat. Sapi Bali Timor ini juga

mempunyai potensi angka kelahiran mencapai 85% dari sapi lainnya sehingga

hasil produksi meningkatdan tujuan dari pembentukan kluster ini tercapai.

4.2.1 Pakan

Pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot tubuh sapi yang

digemukkan, sapi yang digemukan hanya dengan pemberian pakan hijauan saja

tidak akan mampu mencapai pertambahan bobot tubuh yang maksimal dan

waktu penggemukannya relative lama. Sebaliknya, pemberian pakan dengan

pakan hijauan dan sejumlah konsentrat akan dapat mencapai pertambahan

bobot tubuh yang tinggi dan waktu penggemukan yang relative singkat. Dalam

hal ini pemberian pakan perlu diperhatikan kandungan nutrisi berupa protein,

vitamin, mineral, dan serat kasar yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi

fisiologis ternak. Pemberian pakan dengan pemeliharaan sistem ekstensif/

pastura (digembalakan), yaitu sapi dilepas di padang rumput, biasanya dilakukan

di daerah yang mempunyai tempat pengembalaan yang cukup luas dan

memerlukan waktu rata-rata 5-7 jam perhari. Dengan cara ini maka tidak

memerlukan ransum tambahan pakan penguat karena sapi telah memakan

bermacam jenis rumput. Pemberian pakan dengan pemeliharaan sistem intensif

atau semi intensif yaitu sapi dikandangkan setiap hari dengan diberikan pakan

rata-rata 10% dari berat badan dan pakan tambahan 1-2% dari berat badan.

Page 104: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

88

4.2.1.1 Pakan Hijauan

Pakan untuk ternak sapi potong dapat berupa pakan hijauan (rumput,

kacang-kacangan, dan limbah pertanian) serta makanan tambahan (vitamin,

mineral, dan urea). Pakan hijauan dibagi atas 3 kategori, yaitu: Hijauan segar,

diantaranya rerumputan (rumput gajah, rumpt raja, rumput benggala), kacang-

kacangan (daun turi, lamtoro, gamal) serta tanaman hijau lainya. Hijauan kering,

berasal dari sayuran segar yang sengaja diturunkan kadar airnya dengan tujuan

agar tahan lama jika disimpan, misalnya jerami padi, jerami kacang tanah dan

jerami jagung.

Silase, adalah hijauan segar yang diawetkan dengan cara menutup rapat

hijauan yang akan dibuat sehingga terjadi proses fermentasi (kedap udara).

pembuatan silase biasanya ditempatkan dikantong plastic tebal, gentong plastic,

atau di dalam lubang tanah yang telah dilapisi plastik. Lama proses silase ini

tergantung jenis bahannya, namun rata-rata dalam waktu 2-3 minggu biasanya

silase dapat dipanen.

Hijauan yang berkuaitas baik umumnya sudah dapat memenuhi

kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan, dan reproduksi yang normal jika hijauan

banyak tersedia. Pemeliharaan sapi dianjurkan lebih banyak menggunakan

pakan hijauan (85-100%) sehingga pemberian pakan konsentrat hanya

dianjurkan untuk keadaan tertentu. Misalnya, saat musim kemarau.

Page 105: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

89

Gambar 4.14 Pembibitan Lamtoro Terambah

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014

Gambar 4.15 Pakan Lamtoro Terambah Siap Panen

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi,2014

4.2.1.2 Pakan Konsentrat

Pakan konsentrat adalah campuran bahan pakan (ransum) untuk ternak

sapi. Pakan tambahan dapat berupa dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang

tanah, ampas ubi, ampas tahu, yang diberikan dengan cara mencampurkan

Page 106: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

90

dalam rumput, atau campuran ampas tahu, ubi dan urea, selain itu dapat juga

ditambahkan mineral sebagai penguat berupa garam dapur dan kapur.

4.2.2 Pembibitan

Dalam hal pemeliharaan pembibitan sapi potong dapat dilakuakan melalui

pemeliharaan ekstensif pustura. Pada sistem ini pemeliharaan induk dengan

anak dilakukan secara bersamaan (cow calf operation), setelah anak sapi dipisah

dari induknya, dimasukan dalam perkawinan, dan anak dikelompokan

berdasarkan berat badan dan umur sesuai dengan jenis kelamin dan rumpun.

Proses pembibitan meliputi perkawinan, pencatatan (recording) dan seleksi bibit.

Pada proses perkawinan untuk memperoleh bibit yang sesuai standar,

dapat dilakukan teknik perkawinan dengan cara kawin alam dan inseminasi

buatan. Pada kawin alam ratio jantan betina diusahakan 1:15-20 ekor sedangkan

perkawinan dengan inseminasi buatan memakai semen beku sesuai Standar

Nasional Indonesia (SNI) atau semen cair dari pejantan yang sudah teruji

kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan menular. Dalam

pelaksanaanya kawin alam ataupun inseminasi buatan harus dilakukan

pengaturan penggunaan pejantan untuk menghindari terjadinya perkawinan

sedarah (inbreeding).

Proses pencatatan (recording) yang dilakukan dalam pembibitan sapi

potong meliputi pencatatan rumpun, identitas, silsilah, perkawinan (tanggal,

pejantan/kode semen, inseminasi buatan/kawin alami, induk), induk melahirkan

(tanggal, tunggal/ kembar, normal, pedet lahir (tanggal, tunggal/kembar, bobot

lahir, jenis kelamiin, induk, pejantan/kode semen, tinggi gumba, panjang badan),

vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatment).

Proses seleksi bibit sapi potong dilakukan dilakukan berdasarkan performa

anak dan individu calon sapi potong dengan menggunakan kriteria: sapi induk

Page 107: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

91

harus menghasilkan anak secara teratur, mempunyai ratio bobot sapi umur 205

hari (weaning weight ratio) diatas rata-rata kelompoknya. Calon pejantan memiliki

kriteria bobot sapi umur 205 hari terkoreksi terhadap umur induknya dan musim

kelahiran diatas rata-rata dari kelomppoknya, libido dan kualitas sperma baik,

penampilan fenotipe sesuai rumpunnya. Calon induk memiliki kriteria bobot sapi

205 hari terkoreksi terhadap umur induk dan musim kelahiran, diatas rata-rata

dari kelompoknya, bobot badan umur 365 hari di atas rata-rata, penampilan

fenotipe sesuai dengan rumpunnya. Sedangkan untuk ternak pengganti

diprogram secara teratur setiap tahunnya dengan cara mengeluarkan ternak

yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit (afkir). Adapun

ketentuan mengeluarkan ternak afkir adalah sebagai berikut, sapi induk yang

sudah tidak produktif harus segera dikeluarkan, keturunan jantan yang tidak lolos

seleksi sebagai calon bibit harus dikeluarkan agar dapat dijadikan sapi potong

atau dapat di kastrasi, anak betina yang pada saat umur muda menunjukan tidak

memenuhi persyaratan bibit harus dijadikan sapi potong.

Page 108: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

92

4.3 Pendampingan/Pembinaan Dan Pengawasan

Pembinaan pembibitan sapi potong dilakukan melalui pendidikan,

pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan. Pembinaan antara lain dilakukan untuk

penerapan pembibitan sapi potong yang baik. Pembinaan dilakukan oleh mantri,

gubernur dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangan secara berkelanjutan.

Untuk menjamin kualitas bibit sapi potong yang dihasilkan perlu dilakukan

pengawasan mutu bibit, yaitu pengawasan langsung dilakukan dengan cara

pemeriksaan di lokasi pembibitandan peredaran secara berkala oleh pengawas

bibit ternak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui pelaporan berkala oleh pembibit

kepada kepala dinas,yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan

setempat.

Klaster sapi Noetnana adalah klaster sapi yang diinisiasi oleh BI KPw

NTT, pada tahun 2014. Jenis usahanya adalah penggemukan sapi yang

beralamat di kelurahan Fatukoa kecamatan Maulafa, kota Kupang.

Dalam aspek produksi bakalan sapi untuk penggemukan, diperoleh dari

budidaya sendiri dan membelinya dari desa atau kecamatan dari kabupaten

Kupang. Ini adalah salah satu hambatan bagi klaster karena sulit mencari

bakalan sapi dengan berat 150 kg. Selain itu ada beberapa masalah yang

dihadapi klaster sapi noetnana yang akan dibantu oleh pendampingan Bank

Indonesia.

Page 109: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

93

Gambar 4.16 Pelatihan Budidaya Sapi

Sumber: Dokumentasi Pengusaha Klaster Sapi, 2014

Adapun beberapa masalah yang di hadapi klaster sapi Noetnana pada

beberapa aspek sebagi berikut, aspek kelembagaan, aspek produktivitas, aspek

pemasaran, aspek akses modal bank.

Pada aspek kelembagaan masalah yang dihadapi meliputi belum ada

kekompakan, belum ada rencana kerja, belum ada aturan kelompok, pembukuan

dan administrasi belum diisi secara konsisten, masih minimnya motivasi sebagai

anggota. Untuk menghadapi masalah pada aspek kelembagaan ini adalah para

pendamping Bank Indonesia berusaha mengubah mindset kelompok dalam

beternak sapi sebagai usaha dan bisnis guna meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan. Perwakilan Bank Indonesia berinisiatif mengembangkan program

klaster ternak sapi (BI, 2013) selanjutnya pengembangan klaster ditetapkan

rencana strategis selama tiga tahun. Tahun pertama tahapan inisiasi, tahun ke

dua tahapan pengembangan, tahun ketiga tahap kemandirian. Dimana tahapan

inisiasi adalah identitas potensi dari usaha ternak, surat perjanjian kerja sama

antara pengusaha klaster sapi dan pihak Bank Indonesia atau biasanya disebut

Page 110: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

94

Memorandum of Understanding (MoU), pemberdayaan kelompok,sarana

penunjang, bantek dan kewirausahan. Tahapan kedua ialah tahap

pengembangan yang meliputi penguatan dari kelembagaan, sarana penunjang,

pemantapan bantek, manajemen pengolahan produk, penetapan teknologi

pertanian, dan pengembangan koperasi, dan tahapan ketiga ialah tahap

kemandirian yang meliputi efesiensi pengolahan produk, link ke bank-bank, dan

pemasaran.

Pada aspek produktivitas masalah yang dihadapi meliputi, peternak belum

memahami secara baik manajemen penggemukan, manajemen pakan, dan

manajemen kesehatan sapi.

Pada aspek pemasaran masalah yang dihadapi meliputi sulit mencari

bakalan sapi dengan berat 150 kg, persediaan di pasar camplong dan baun

jumlahnya terbatas.

Pada aspek akses modal-bank masalah yang dihadapi meliputi, belum

terpenuhinya syarat-syarat untuk mengajukan kredit karena kapasitas usaha dan

manajemen administrasi kelompok belum siap.

Page 111: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

95

BAB V

PERAN DAN PROGRAM KLASTER KETAHANAN PANGAN BANK

INDONESIA UNTUK KEMANDIRIAN UMKM

5.1 Peran Program Klaster Ketahanan Pangan Bank Indonesia untuk

Kemandirian UMKM

Dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah Bank

Indonesia antara lain bertugas mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang stabil.

Sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dipengaruhi Bank Indonesia

melalui kebijakan moneter. Sedangkan dari sisi penawaran yang berada diluar

pengendalian Bank Indonesia, dilakukan program pemberdayaan sektor riil dan

UMKM melalui program pola klaster. Salah satunya adalah program klaster sapi

di Noetnana. Melalui program klaster tersebut diharapkan peternak sapi dapat

meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing komoditas sapi di Noetnana,

sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di NTT maupun secara

regional. Program klaster sapi ini juga dalam rangka mewujudkan swasembada

daging sapi, sekaligus meningkatkan pendapatan dan memberdayakan

masyarakat, selain sebagai upaya pengendalian inflasi. Selain bantuan, kantor

perwakilan Bank Indonesia juga memberikan pelatihan teknologi budidaya dan

kesehatan ternak kepada para peternak sapi di Noetnana, dengan melibatkan

tim dari BPTP NTT dan instansi teknis lainnya. Pelatihan itu dilaksanakan karena

melihat potensi pengembangan ekonomi yang sangat besar melalui

pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik dan pemanfaatan areal

tanam dengan penanaman tanaman kebutuhan pokok, seperti padi, jagung,

maupun komoditas penyumbang inflasi berupa bawang merah, cabai dan tomat.

Pemberian bantuan dan pengembangan klaster usaha baik dari mikro, kecil dan

95

Page 112: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

96

menengah (UMKM) oleh Bank Indonesia, tidak lepas dari latar belakang bahwa

UMKM memiliki peran strategis di Noetnana secara khusus dan NTT secara

umum, baik dari sisi jumlah unit usaha, sumbangan terhadap produk domestik

regional bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja. Pada 2016 Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur ditetapkan

sebesar Rp 25,99 triliun, dan dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan

daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari satu kota dan 21

kabupaten. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara

Timur pada 2016 mencapai Rp 84,17 triliun (atas dasar harga berlaku) yang

didominasi oleh Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp

6.094,6 miliar dengan pertumbuhan sebesar 5,18%. Komponen pendorong

utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah konsumsi

rumah tangga yang tumbuh mencapai 6,80%. Jika dibandingkan dengan

pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur

pada 2016 masih lebih tinggi, karena pertumbuhan ekonomi nasional tercatat

hanya sebesar 5,02%.

Page 113: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

97

Berikut dapat dilihat tabel pembentukan klaster sapi Noetnana dari 2014

sampai dengan 2016:

Tabel 5.1 Pembentukan Klaster Sapi Noetnana

Klaster Klaster Sapi

Noetnana Kota Kupang

Tahun pembentukan 2014

Stakeholder Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi

Masalah utama - Pola pikir masyarakat yang masih belum berorientasi bisnis - Minimnya pengetahuan budidaya sapi yang baik - Keterbatasan modal untuk memperluas usaha dalam skala besar

- Pemberian bantuan teknis: pelatihan kewirausahaan, pelatihan untuk peningkatan produktivitas, pelatihan pengelolaan keuangan, studi banding - Pendampingan - Mensinergikan pengembangan klaster dengan PSBI

Peranan Stakeholder - Pemerintah Daerah: Pemberian bantuan sarana dan sarana pendukung pada lokasi klaster; memberikan bantuan obat-obatan dan pakan ternak; mengadakan event kompetisi sapi untuk meningkatkan antusiasme penduduk lokal terhadap pengembangan sapi di daerah setempat - Perguruan Tinggi: Mengirimkan akademisi maupun mahasiswa untuk melakuan praktek lapang maupun penelitian di lokasi klaster

Apakah dapat direplikasi Belum

Apakah klaster sudah dijadikan alat pengendalian harga

Belum

Apakah produksi dapat membantu ketersediaan barang

Belum

Apakah ada pengaturan pola tanam

Tidak

Apakah petani mengalami kesulitan dalam menjual panennya

Tidak

Page 114: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

98

Klaster Klaster Sapi

Noetnana Kota Kupang

Siapa yang menampung hasil panen

Penduduk, Rumah Potong Hewan

Dukungan transport Cukup

Penguatan diperlukan pada - Peternak: Motivasi peningkatan usaha, peningkatan kapasitas SDM - Kelembagaan: Penataan kelompok (aturan, rencana kerja), adanya asosiasi untuk menampung usulan para peternak/petani - Lembaga: Adanya penetapan kebijakan, bantuan teknis sesuai tupoksi, dan perbaikan infrastruktur

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan NTT, data diolah, 2017

Jumlah anggota kelompok tani yang tergabung dalam klaster sebanyak

24 orang. Dalam kegiatan klaster ini intervensi yang diberikan oleh Bank

Indonesia berupa penyediaan kandang dan perlengkapannya, untuk

penggemukan sapi dengan kapasitas 40-50 ekor sapi, pendampingan, untuk

membantu manajemen usaha, manajemen pengelolaan pakan, manajemen

kesehatan ternak, manajemen pemasaran kelompok dalam pengembangan sapi

potong. Selain terkait dengan manajemen usaha, pendamping juga harus dapat

merubah pola pikir anggota kelompok. Salah satu pengalaman yang sangat

berharga dan menjadi titik balik dalam pengembangan sapi potong adalah: studi

banding ke Lamongan dan Mataram.

Fokus pengembangan sapi dalam klaster berupa penggemukan dan

pembibitan. Penggemukan dalam kandang komunal dilakukan untuk sapi jantan,

sedangkan penggemukan sapi betina dilakukan diladang gembalaan sebagai

indukan. Adapun untuk pembibitan masih dilakukan secara alami yaitu dilakukan

di kadang pembibitan dan di sekitar lahan pertanian milik anggota kelompok.

Page 115: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

99

Pengembangan sapi potong di klaster sudah dilakukan secara terintegrasi

dengan tanaman padi, hortikultura. Kotoran sapi diolah menjadi pupuk organic

setelah dicampur dengan sekam padi.

Dampak kehadiran klaster: menjadi tempat belajar dan magang dari

berbagai pihak. Beberapa bisa disebutkan di sini sebagai contoh: tempat praktek

mahasiswa fakultas kedokteran hewan 2015 dan 2016. Tempat magang calon

wirausaha peternak muda bekerja sama dengan BPTP. Studi banding dari

Pemda Bantul terkait pengembangan sapi Bali, praktek lapangan mahasiswa

Politani Negeri Kupang.

Perubahan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan proses program

dan pendampingan terhadap klaster sapi adalah pertama, Perubahan mindset

kelompok dalam beternak sapi. Kedua, kelompok memiliki sarana dan prasarana

produksi (kebun Hijauan Makanan Ternak, kandang ternak, gudang pakan).

Ketiga, kelompok mampu mengolah limbah ternak (pupuk kompos dan biogas).

Keempat, kelompok memperoleh penghasilan tambahan (budidaya hortikultura).

Kelima, adanya perluasan akses keuangan dan pemasaran kelompok. Keenam,

terbentuknya jiwa wirausaha. Terhadap perubahan utama yang ingin dicapai di

atas, strategi pengembangan.

Model pengembangan klaster sapi dengan sistem pertanian terpadu.

Mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian (tanaman, ternak,) untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, kemandirian,

kesejahteraan petani secara berkelanjutan. Keunggulan dari sistem pertanian

terpadu. Efisiensi, memanfaatkan sumber daya alam secara optimum. Mandiri,

sistem dapat berjalan dengan input luar minimum. Berkelanjutan, ekologi: ramah

lingkungan. Ekonomi: menguntungkan. Sosial: kearifan lokal dan dapat diterima

masyarakat .

Page 116: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

100

Program pengembangan klaster akan memperkuat 3 hal yakni: Sumber

daya manusia, berupa bantuan teknik, studi banding, pemberdayaan kelompok

dan pendampingan. Hulu – hilir; *) Hulu; pembibitan, penggemukan, pakan

ternak dan diversifikasi pakan ternak (lamtoro dikeringkan, turi, limbah pertanian,

kingres) *) Hilir; pengolahan limbah ternak (pupuk kompos), dan budidaya

hortikultura. Faktor penunjang; akses pemasaran, akses pembiayaan dan sarana

pendukung.

Perubahan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan proses program

dan pendampingan terhadap klaster sapi adalah pertama, Perubahan mindset

kelompok dalam beternak sapi. Kedua, kelompok memiliki sarana dan prasarana

produksi (kebun Hijauan Makanan Ternak, kandang ternak, gudang pakan).

Ketiga, kelompok mampu mengolah limbah ternak (pupuk kompos dan biogas).

Keempat, kelompok memperoleh penghasilan tambahan (budidaya hortikultura).

Kelima, adanya perluasan akses keuangan dan pemasaran kelompok. Keenam,

terbentuknya jiwa wirausaha. Terhadap perubahan utama yang ingin dicapai di

atas, strategi pengembangan.

5.2 Output dan Pendapatan Ternak

Dengan adanya program klaster sapi di Noetnana akan meningkatkan

kinerja dan produktivitas peternak dan akan meningkatkan pendapatan daerah

NTT.

Pencapaian kinerja klaster Sapi Noetnana, Kelurahan Fatukoa,

Kecamatan Maulafa, Kota Kupang akan diuraikan secara beruratan dalam tabel

dibawah ini:

Page 117: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

101

Tabel 5.2 Pencapaian Kinerja Klaster Sapi Noetnana 2016

No Indikator

Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

1 SDM dan kelemba-gaan

Belum ada kesadaran untuk menjadi pelaku usaha

Membentuk kelompok Noetnana . Tokoh kunci Noetnana adalah Daniel Aluman

Kelompok menjadi basis pelayanan masyarakat : penelitian, praktek, studi banding.

Pencatatan administrasi belum dilakukan secara konsisten

sapi dipelihara oleh masing-masing individu

Membangun visi bersama yakni kesejahtera-an dan perubahan SDM anggota dan keluarga.

Meningkat-nya pemahaman anggota tentang manajemen penggemu-kan, manajemen kandang, dan manajemen kesehatan ternak.

Tidak ada aturan kelompok

Ada aturan kelompok

Meningkat-nya pemahaman anggota tentang pentingnya peran perbankan untuk menggem-bangkan usaha.

Tidak ada pembukuan dan administrasi kelompok

Ada pembukuan kelompok

Page 118: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

102

No Indikator

Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

Belum memahami tentang manajemen penggemukan sapi , kesehatan ternak sapi dan manajemen pakan

Ada rencana kerja

2 Produksi

Pola beternak masih tradisional,sapi dilepas bebas tanpa dikandangkan

Ada sarana pendukung yang memadai, yakni kandang komunal, gudang pakan, kandang bibit, rumah pertemuan, alat timbang elektronik, akses jalan.

Dari sisi jumlah sapi per Desember 2015, Noetnana 48 ekor

Hanya mengandalkan pakan yang disediakan oleh alam

Budidaya pakan mencapai 15 ha dan ditanami lamtoro, kingres baik dilahan komunal maupun di lahan pertanian

Tidak membudidayakan pakan secara teratur-tidak memperhatikan aspek mutu dan jumlah pakan

Durasi waktu penggemukan 6 bulan

Noetnana ada integrasi yang serius antara penggemukan sapi dan hortikultura

Page 119: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

103

No Indikator

Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

waktu penggemukan mencapai dua tahun atau lebih

Jumlah produksi

terus meningkat rata-rata 40 ekor (jantan dan betina)

Gudang pakan dimanfaatkan

secara maksimal

untuk menyimpan

pakan sebagai antisipasi

musim kering

3 Pemasaran

Belum membangun jaringan bisnis sapi

Sudah terbangun jaringan bisnis sapi dari hulu –hilir

Omzet penjualan sapi penggemu-kan, tahun 2014 11 ekor,Tahun 2015 8 ekor, Tahun 2016 17 ekor

Sapi di pasarkan di pasar local/menunggu pembeli

Konsumen akhir dari sapi penggemukan di wilayah Kalimantan dan Jawa

Pendapatan : Tahun 2014, Rp.68.000.000 Tahun 2015, Rp.59.000.000 Tahun 2016, Rp.159.698.000

Harga dikendalikan oleh pembeli

Penetapan harga sapi merujuk kepada harga dasar yang ditetapkan oleh pemda dan diukur menggunakan timbangan elektronik

Tidak kesulitan memasarkan produk karena ada di wilayah Kota Kupang dengan banyak pilihan kemungkinan menjual (RPH, pedagang pengumpul)

Page 120: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

104

No Indikator

Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

Informasi pasar sangat terbatas

Transaksi dilakukan langsung di klaster

4

Menga-kses modal ke Bank

Belum terbiasa berhubungan dengan pihak Bank

Sudah mampu membangun komunikasi dengan pihak bank

Dari sisi penggunaan kredit, penggunaan sesuai peruntukan yakni membeli lahan pakan, dan saat ini sudah melakukan budidaya pakan.

Belum melakukan pencatatan keuangan secara teratur.

Terbatasnya informasi terkait sistem kredit

Memiliki persepsi yang positif tentang perbankan.

klaster Noetnana mengakses Rp 200 juta

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan NTT,data diolah, 2017

Klaster sapi Noetnana adalah klaster sapi yang diinisiasi oleh BI KPw

NTT, pada tahun 2014. Jenis usahanya: penggemukan sapi. Alamat, Kelurahan

Fatukoa Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Saat ini kelompok Noetnana

memasuki tahap mandiri. Prioritas kegiatan perluasan akses pemasaran,

peningkatan usaha penggemukan sapi, akses kredit perbankan dan manajemen

pakan. Kontak person, Daniel Aluman (ketua kelompok Noetnana) Sumber daya

manusia, jumlah anggota kelompok Noetnana 24 orang. Kualifikasi tenaga kerja

terhadap jenis usaha yang dijalankan adalah pengalaman. Rata-rata

pengalaman mereka di atas sepuluh tahun.

Page 121: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

105

Aspek Pasar dan Informasi Pasar, wilayah pemasaran produk kota

Kupang, Jawa dan Kalimantan. Terkait hal ini mereka sudah membangun

komitmen dan kerjasama pedagang pengumpul di wilayah Kota Kupang.

Informasi harga mereka dapatkan dari pemerintah kota dan dari pedagang

pengumpul.

Jalur pemasaran produk: produk mereka biasanya dibeli di lokasi klaster,

lalu ke karantina di wilayah Alak, selanjutnya pelabuhan Tenau- Kupang, dan

diantarpulaukan ke Jawa atau Kalimantan. Atau dari pedagang pengumpul ke

RPH Oeba. Rata-rata pemotongan per hari 40 - 45 ekor untuk memenuhi

kebutuhan daging sapi masyarakat Kota Kupang.

Aspek Produksi, bakalan sapi untuk penggemukan diperoleh dari:

budidaya sendiri dan membelinya dari desa atau kecamatan di Kabupaten

Kupang. Ini adalah salah satu hambatan bagi klaster karena sulit mencari

bakalan sapi dengan berat 150 kg.

Penggunaan teknologi: teknologi yang mereka gunakan sudah memadai.

Ada kandang, gudang pakan, timbangan elektronik, biogas, Viar, mesin

pencacah pakan.

Kapasitas produksi: jumlah kapasitas produksi mereka rata-rata 20 -30

ekor. Kemampuan menjaual 8- 16 ekor dalam satu tahun. Kualitas produk

mereka baik karena mereka sangat memperhatikan jumlah dan mutu pakan.

Kondisi yang terus mereka antisipasi adalah saat musim kering, persediaan

pakan terbatas. Solusi yang mereka tempuh adalah membeli jerami padi,

menyimpannya di gudang pakan, selain itu budi daya pakan baik di lahan pribadi

maupun kelompok. Selain sapi, mereka juga secara serius membudidayakan

hortikultura-cabai, bawang merah, sawi putih. Dalam hal budidaya hortikultura

mereka memanfaatkan limbah ternak diolah menjadi pupuk.

Page 122: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

106

Harga jual produk: mereka biasanya tidak menjual dengan menggunakan

ukuran kg berat hidup sapi. Semakin berat semakin besar keuntungannya. Rata-

rata sapi penggemukan mencapai berat 240 – 320 kg.

Aspek Keuangan, akses dari sisi jarak dengan lembaga-lembaga

keuangan terbilang dekat. Inisiatif untuk selalu mau mencari informasi secara

langsung dari pihak perbankan memungkinkan kelompok Noetnana

mendapatkan pinjaman dari BRI sebesar Rp. 70.000.000 pada tahun 2015 dan

Rp. 200.000.000 pada tahun 2016. Uang ini ditambah dengan keuntungan dari

hasil penjualan hortikultura, sudah digunakan untuk membeli 2 ha lahan saat ini

sudah ditanami berbagai jenis pakan, lamtoro, ubi, jagung dan membeli bakalan

sapi.

Aspek modal sosial, sumber daya sosial, orang Fatukoa secara khusus,

hampir sama dengan orang Timor pada umumnya, meletakan jumlah ternak

sebagai indikator kesejahteraan. Secara kultural, ini menjadi pintu masuk yang

baik sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk menjadi pelaku usaha di

bidang pertanian sektor peternakan.

Dari paparan tabel di atas, jelas terlihat bahwa pendekatan klaster

berbasis produk unggulan daerah, membawa perubahan dalam hal cara

pandang, baik pada klaster padi maupun klaster sapi. Perubahan cara padang,

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil yang diperoleh masing-masing

kelompok.

Perubahan ini juga dimungkinkan karena ada komitmen dari

keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mengatasi persoalan

bersama, pemerintah, DOLOG, Bank dan pengusaha.

Page 123: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

107

Dalam era desentralisasi dan globalisasi sekarang, setiap masyarakat di

daerah menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan eksternal. Dalam

kaitan ini, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama

yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang

dikembangkan haruslah sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan

oleh daerah yang bersangkutan.

Masalah daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang

selama ini dipengang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah

daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi

pembangunan daerah haruslah dilakukan dengan proses kolaborasi berbagai

unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang

dikembangakan harus menggunakan sumberdaya lokal yang efisien, termasuk

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas

pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumberdaya

setempat.

Untuk itu, perlu diperhatikan bahwa peran UMKM strategis untuk

menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan peningkatan standar hidup

masyarakat setempat. Pertumbuhan UMKM tergantung dari kondisi lingkungan

bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara UMKM, Pemerintah dan

entitas masyarakat setempat.

Adapun unsur lingkungan bisnis kondusif yang perlu menjadi perhatian,

meliputi ketersediaan modal, infrastruktur dan fasilitasnya, ketersediaan tenaga

terampil, layanan pendidikan dan pelatihan, jaringan pengetahuan, ketersediaan

layanan bisnis, lembaga lingkungan pendukung pembangunan daerah, dan

kualitas pengelolaan sektor publik.

Page 124: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

108

Sebagai persyaratan agar strategi pembangunan daerah bekerja dengan

baik, maka harus ada evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan masyarakat,

identifikasi kesempatan bagi UMKM, pengurangan hambatan bisnis, dan

pemberian kesempatan lintas pelaku setempat untuk berpartisipasi dalam

proses.

Dalam pembangunan daerah ini, strategi dan pendekatan yang bisa

dilakukan, investasi dibidang infrastruktur, penyediaan insentif bagi investasi

bisnis, mendorong pengembangan investasi baru, pengembangan klaster,

pengembangan kemitraan, pengembangan kesempatan kerja, penyediaan

layanan pelatihan dan konsultasi, pengembangan lembaga keuangan mikro,

penguatan proteksi lingkungan, pengembangan tanggung jawab sosial

perusahaan, perlindungan terhadap warisan budaya, dan pendirian lembaga

pembangunan daerah.

Untuk mempercepat pembangunan daerah, maka pemerintah daerah

sebagai pengambil kebijakan pembangunan harus lelalu mengintegrasikan

semua lintas pelaku, termasuk berbagai unsur dalam pemerintah daerah, bisnis,

organisasi nirlaba dan penduduk lainnya.

Lintas pelaku harus bekerjasama untuk membuat kerangka kerja formal

dan informal atau lembaga untuk mendorong interaksi dan mengatur hubungan

antar lembaga. Fleksibilitas harus menjadi kunci dari kerangka kerja dan

lembaga yang harus menyalurkan perhatian dan kepentingan yang relevan

dalam proses dan mobilisasi sumber daya masyarakat.

Percepatan pembangunan pemerintahan daerah mungkin memerlukan

pendirian suatu organisasi pengembangan khusus, yang bertanggungjawab

Page 125: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

109

dalam pengordinasian seluruh lintas pelaku dan berfungsi sebagai juru bicara

rencana aksi atau platform yang ingin dituju.

Organisasi ini harus membentuk jejaring untuk pembangunan daerah

untuk peningkatan efisiensi pengalokasian sumberdaya serta berbagai

pengetahuan dan informasi. Operasionalisasi dan pembiayaan organisasi ini

harus didukung oleh lintas pelaku daerah.

Salah satu misi utama dari pemerintah daerah adalah menggambarkan

dan mengimplementasikan seluruh strategi pembangunan. Proses ini harus

dimulai dengan penetapan tujuan yang jelas dan memahami kondisi daerah

setempat.

Entitas harus juga mempertimbangkan keberlanjutan pada semua

tahapan perencanaan dan implementasi untuk menjamin suatu lingkungan yang

sehat dan suatu kualitas hidup yang baik. Strategi yang diterapkan haruslah

dikembangkan dengan pembagian tenaga kerja antar pelaku sesuai dengan

kekuatan dan sumberdaya mereka. Sejalan dengan tren desentralisasi, peran

pemerintah daerah menjadi semakin penting dalam pembangunan. Otoritas

pemerintah daerah harus menyediakan petunjuk dan bantuan untuk efektifitas

dan efisiensi implementasi pengembangan strategi. Simplikasi dan deregulasi

prosedur birokrasi harus dilakukan untuk mengurangi biaya bisnis. Pemerintah

daerah harus menjembatani antara masyarakat dan otoritas pemerintah yang

lebih tinggi.

Seorang wirausaha secara umum mampu memanfaatkan kesempatan

untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber daya

secara efektif. Sejalan dengan tren baru dalam pembangunan ekonomi,

wirausaha juga harus mampu menghadapi kompetisi dan berinovasi,

Page 126: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

110

menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pembaharuan teknologi, penciptaan

lapangan kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sumber daya lokal harus dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan

bisnis dengan memfasilitasi pengusaha untuk mengakses informasi, ilmu

pengetahuan, teknologi, modal, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan bagi

keberhasilan bisnisnya. Lebih penting lagi, otoritas daerah harus mampu

melakukan upaya penyederhanaan proses administrasi bagi usaha pemula (new

business start-up).

Sistem inovasi lokal merupakan mekanisme fundamental untuk

penguatan kapasitas inovasi ditingkat lokal. Adapun aktor utama dalam sistem ini

meliputi pemerintah setempat, industri, lembaga riset dan perguruan tinggi. Untuk

penguatan operasi sistem inovasi lokal, pemerintah daerah perlu

mengembangkan kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi dengan

menyediakan insentif untuk pengembangan usaha patungan antara pengusaha

daerah dan perguruan tinggi. Pengembangan inkubator akan meningkatkan

diseminasi ilmu pengetahuan dalam sistem inovasi.

Pembentukan klaster akan mampu merangsang penumbuhan bisnis baru

dan menarik perusahaan bisnis baru dari luar daerah, sehingga menigkatkan

output industri dan menciptakan kesempatan kerja baru. Melalui interaksi dan

berbagai sumber daya dalam jejaring, inovasi dan perbaikan teknologi dapat

ditingkatkan. Dalam kaitan ini pemerintah daerah perlu menumbuhkan iklim

usaha yang kondusif sesuai dengan kondisi lokal untuk pengembangan industri

klaster.

Kebijakan tenaga kerja terkait erat dengan strategi pengembangan

ekonomi dan kebijakan stabilitas sosial. Dan keberhasilan pada satu sisi suatu

Page 127: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

111

kebijakan tergantung pada keberhasilan yang lain. Unsur-unsur interaksi

mempengaruhi keberhasilan kebijakan tenaga kerja meliputi seberapa baik

kebijakan itu sejalan dengan seluruh strategi pengembangan ekonomi, yang juga

harus membangun jejaring dengan layanan organisasi ekonomi dan sosial lain,

dan bagaimana kondisi sosial dan ekonomi mempengaruhi fleksibilitas

implementasinya.

UMKM dan bisnis pemula menjadi penghela penciptaan tenaga kerja di

tingkat lokal. Penumbuhan UMKM dan bisnis pemula mempunyai andil pending

dalam penyusunan kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar kebijakan

UMKM dan bisnis pemula berjalan dengan baik, otoritas pemerintah daerah

harus melibatkan mereka dalam setiap proses penyusunan dan implementasi

kebijakan.

Pendirian organisasi pelatihan lokal perlu koordinasi antar pembisnis,

tega ahli, dan perguruan tinggi. Masukan dari pebisnis dapat membantu

menjamin kandungan pelatihan dapat merefleksikan keterampilan yang sesuai

dengan alam kebutuhan pasar tenaga kerja. Otoritas daerah dapat menawarkan

insentif untuk mengembangkan pelatihan keterampilan, dan mendorong

partisipasi dalam pelatihan.

Dalam era globalisasi, keterampilan yang dibutuhkan pasar berubah

cepat. Tenaga kerja harus fleksibel mampu beradaptasi dengan perubahan. Oleh

karena itu sangat penting untuk mempercepat kapasitas pekerja untuk

mempelajari keterampilan baru, dan alih keterampilan bagi industri yang lain.

Pengembangan Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) biasanya

diiringi dengan kebutuhan modal. UMKM yang semakin berkembang, disebabkan

karena semakin besarnya pula peluang usaha yang dapat diakses.

Page 128: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

112

Dalam kondisi tersebut biasanya UMKM tidak dapat mengembangkan

usahanya lebih jauh lagi, karena kurangnya dukungan dana. Di sinilah

pentingnya lembaga pemberi modal memainkan peranannya, sekaligus

melalukan pendampingan.

Sejumlah mekanisme dapat dilakukan sesuai dengan keragaman kondisi

yang dihadapi UMKM berkaitan dengan akses finansial. Untuk pembiayaan

usaha mikro biasanya memerlukan pengembangan lembaga keuangan mikro

dan ketersediaan kredit yang dapat diakses mereka.

Lembaga keuangan mikro bisa berbentuk bank atau non bank, termasuk

koperasi. Bagi usaha pemula, pengembangan jejaring lokal usaha malaikat

(Business Angels) dapat mengatasi sebagian masalah mereka. Lembaga

jaminan kredit termasuk di tingkat lokal juga memadai untuk pasar lokal yang

lebih kecil.

Tujuan pengembangan lembaga jaminan kredit untuk menjamin

keamanan pembiayaan UMKM, membantu UMKM mengatasi keterbatasan

agunan, meningkatkan minat lembaga keuangan memberikan kredit kepada

UMKM dan mendukung lembaga lain yang telah berusaha membantu UMKM,

sebab selama ini perbankan tidak kondusif dalam memberikan pinjaman kredit,

karena kredit yang mereka kucurkan selalu berdasarkan 5 C, yakni character,

capacity, capital, condition of ecconomic, and collateral.

Akibatnya perbankan selalu menerapkan berbagai persyaratan jaminan

keamanan kredit yang disalurkannya. Apalagi mereka juga sering kali tidak

membedakan persyaratan kredit antara usaha mikro atau kecil dengan usaha

besar. Karena itulah pemerintah mendukung peran serta lembaga keuangan lain

Page 129: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

113

seperti lembaga modal ventura sebagai alternatif solusi didalam pemberdayaan

UMKM.

Keunggulan modal ventura, modal ventura adalah pembiayaan yang

berbentuk penyertaan modal, pola bagi hasil, dan obligasi konversi kepada

UMKM dalam jangka waktu tertentu dengan karakteristik mempunyai tingkat

resiko atau modal yang ditanamkan karena bertindak sebagai investor.

Modal ventura merupakan investasi aktif, yakni jika dipandang perlu

melibatkan diri dalam pengelolaan usaha UMKM investasi bersifat sementara

dan mengharapkan hasil atas investasi yang ditanamkan.

Dibandingkan dengan perbankan, lembaga modal ventura memiliki

beberapa kelebihan didalam mendukung usaha mikro, kecil dan menengah

antara lain:

Pertama, lembaga modal ventura menyediakan modal seperti halnya

perbankan, tetapi dengan syarat lebih sederhana dalam aspek formal maupun

agunan karena lebih mengedepankan kelayakan usaha.

Kedua, selain modal, pola ventura juga menyediakan pendampingan

sesuai kebutuhan UMKM, sehingga dapat berjalan lebih efektif bagi kedua pihak.

Pola pendampingan ini menjadi trdemark ventura. Pendampingan ini dapat

berbentuk pembinaan atau Pelatihan, konsultasi, manajemen dan perluasan

pasar bagi UMKM. Ini yang menyebabkan pola modal ventura berbeda dengan

perbankan. Faktor lain yang mendukung lembaga modal ventura menjadi

alternatif, adalah akses jaringan di seluruh Indonesia.

Di banyak daerah, masalah strategi pemasaran menjadi perhatian utama,

khususnya untuk produk budaya lokal. Industri budaya lokal yang tradisional

Page 130: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

114

mungkin masih menggunakan metode pemasaran kadaluarsa. Ini bisa membuat

industri ini mengalami penurunan. Tetapi, upaya mengembangkan industri

budaya lokal dengan pemasaran inovatif dan modern bisa membantu meraih

kembali keuntungan pasar. Kebijakan seperti ini dapat mencegah hilangnya nilai

budaya dan sejarah karena dampak globalisasi.

Produk dari industri budaya lokal merupakan ekspresi budaya dan seni,

yang biasanya banyak menarik bagi pembeli asing dan memiliki potensi ekspor

tinggi. Walaupun secara umum, sebagian dari industri ini adalah usaha mikro

yang kesulitan pemasaran di luar negeri.

Pengembangan e-commerce merupakan strategi yang dapat membantu

memasarkan produknya keluar negeri dengan biaya yang murah. Sebelum itu,

memperkecil kesenjangan digital perlu dilakukan dan sekaligus pembangunan

infrastruktur internet.

Untuk mengatasi keterbatasan ukuran dan sumber daya, pembisnis

budaya lokal dapat menerapkan strategi pembangunan kerjasama, seperti kerja

sama pemasaran dengan pebisnis di industri budaya lokal dan bisnis lain yang

saling menguntungkan. Para pasangan bisnis ini dapat bekerja sama untuk

membangun asosiasi atau jejaring untuk mempromosikan produk.

Pembangunan daerah sebagian besar tergantung pada kemitraan antara

pemerintah, pelaku bisnis dan lembaga non pemerintah. Kemitraan ini

memfasilitasi koordinasi dan kerja sama. Pasangan lokal darisektor swasta dapat

membantu mengekspolitasi kesempatan daerah dalam mengembangkan

kebijakan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan setempat.

Page 131: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

115

Kunci utama dari kemitraan ini adalah mekanisme untuk mengatur dan

mengkoordinid secara benar sumber daya dan upaya-upaya yang berbeda dari

para pelaku yang berbeda.

Perencanaan dan implementasinya dilaksanakan sesuai dengan

kemampuan dan kekuatan masing-masing. Selama dalam proses ini penting

untuk diperhatikan, yakni membentuk jejaring kerjasama dan mengembangkan

rasa saling percaya.

Karena keterbatasan institusionalisasi, kemitraan untuk pembangunan

daerah kerap kurang berjalan dengan stabil. Oleh karena itu pemerintah daerah

harus memimpin di depan dalam membangun mekanisme yang lebih stabil dan

formal untuk membantu memberikan kemitraan sebagai basis pelembagaan dan

kemampuan merancang dan menerapkan rencana pengembangan.

Konsep kemitraan untuk pembangunan daerah dekat hubungannya

dengan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).

Sejalan dengan filosofi CSR, perusahaan ingin mendedikasikan dirinya untuk

membangun kemitraan lokal, memperkuat kapasitas lokal, perlindungan

lingkungan dan berkontribusi dana untuk pembangunan daerah. Kesaaran akan

pentingnya CSR diantara para pebisnis menjadi prasyarat penting untuk

melibatkan para pebisnis dalam kemitraan untuk pengembangan daerah.

Membangun kesadaran ini merupakan bidang yang perlu menjadi perhatian

pemerintah daerah.

Mitra kerja dalam program pengembangan klaster sapi adalah PEMDA,

Politani Undana, Faperta Undana, BPTP Naibonat, ILO, BBPP Noelbaki dan

pengusaha- CV.Putra Fajar, dan pedagang pengumpul, petani peternak. Bentuk

Page 132: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

116

kerja sama adalah pelatihan teknis, narasumber dan bantuan sarana penunjang

produksi, membeli dan mengantarpulaukan sapi, menyiapkan bakalan sapi.

Page 133: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

117

5.3 Cerita Sukses Pengusaha Klaster Sapi Noetnana

Program klaster ketahanan pangan yang diterapkan oleh Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur membawa perubahan bagi

pengusaha klaster sapi Noetnana yakni semakin meningkatnya kesejahteraan

ekonomi anggota klaster sapi. Pengusaha klaster sapi Noetnana yang

mengalami perubahan taraf hidupnya, dua di antaranya memberikan

kesaksiannya saat diwawancarai. Hasil wawancara yang telah diolah dinarasikan

sebagai berikut:

1. Mama Welmince: “Kami Berkembang Sekarang”

Hamparan sawah nan hijau. Petak-petak yang sudah ditabur kotoran sapi

dicampur sekam berjejer rapi. Beberapa anggota kelompok tani Noetnana yang

sedang sibuk memacul tanah membuat pemandangan senja itu (Juni 2017) di

sekitar rumah Welmince Aluman Abjena tampak semakin menarik. Pada hari itu,

Page 134: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

118

diadakan kegiatan diskusi kelompok yang difokuskan untuk memetakan

kapasitas kelompok Noetnana, salah satu klaster sapi Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Nusa Tenggara Timur. Satu hal yang menonjol dalam diskusi adalah

para pengusaha klaster sudah menjalankan sistem pertanian terintegrasi;

memadukan antara usaha penggemukan sapi, padi, dan usaha hortikultura.

Pemasukan dari usaha ini meningkat dari tahun ke tahun.

Apa perubahan yang paling nyata menurut Mama, kalau dibandingkan

dengan pengalaman sebelum ada pendampingan dari BI terkait penggemukan

sapi? Sebelum didampingi oleh BI, kami kasih makan tidak tepat jumlah dan

mutu, sembarang saja. Berat sapi waktu itu tidak maksimal. Kalau hanya lamtoro,

tanda sa (baca: saja), setiap bulan ketika dilakukan penimbangan pasti berat

badan bertambah. Kalau sapi betina boleh kasih makan apa saja, tetapi sapi

jantan penggemukan sebaiknya lamtoro teramba sa (baca: saja). Apa lagi

perubahan yang lain? Dulu belum ada rumah kandang, kasihan sapi-sapi, tidak

terlindung dari panas dan hujan, berat badan juga begitu-begitu saja. Karena

pindah sana-pindah sini, kotoran sapi juga terbuang begitu saja. Setelah ada

kandang, kami bisa mengambil kotoran sapi dengan mudah, kami campur

dengan sekam padi, jadi pupuk untuk usaha hortikultura. Tadi saya baru saja jual

bawang merah 300 kg. dengan harga Rp. 20.000 per kg. Di gudang masih ada 4

ton, kami siap untuk benih, kalau ada sisa baru dijual lagi. Kami berkembang

sekarang. Dari hasil cabai besar, tomat, bawang merah, dan sawi manis,

pendapatan lumayan besar. Sawi manis, Rp. 3-4 juta, tomat, 30-40 juta, cabai

kira-kira 50 juta, Bawang merah lebih dari Rp. 100 juta. Saya yakin bahwa pupuk

kandang yang kami gunakan sangat berpengaruh terhadap hasil yang kami

dapatkan. Biasanya kotoran sapi kami campur dengan sekam padi, kami biarkan

beberapa hari, lalu kami tabur pada petak-petak. Banyak pembeli memberi

Page 135: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

119

kesaksian bahwa, hasil horti yang diambil dari sini seperti tomat, sawi, cabe, bisa

di simpan satu minggu, tidak kuning dan awet.

Mama begitu lancar menyebut jumlah pemasukan dari usaha hortikultura,

apakah mama hanya mengandalkan ingatan, atau mama mencatat setiap

pemaasukan pada buku kas? Saya mencatat, memang harus saya akui bahwa

mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran untuk usaha ini belum dilakukan

secara teratur, bawang misalnya, pengeluaran untuk benih pada musim tanam

sebelumnya, Rp. 38 Juta. Benihnya kami beli di toko Waris di Kupang. Tetapi

pemasukannya lebih besar dari pada pengeluaran. Saya mencatat itu, dan ketika

pemasukan mencapai Rp. 100 juta saya begitu bahagia, berbinar-binar dan

berhenti mencatat, karena pemasukan sudah melampui pengeluaran untuk bibit.

Apa saja pengalaman yang paling berkesan selama ini? Salah satunya

adalah juara 1 lomba kontes sapi jantan penggemukan yang mendapat juara 1

dari kelompok Noetnana dengan berat 435 kg, dan pialanya diserahkan

langsung oleh Deputi KPw BI NTT, Bapak Muhammad Syarial. Ini adalah salah

satu bentuk motivasi agar kami tetap semangat.

Apakah mama bersedia membagi pengalaman sukses ini kalau diminta

untuk memberi motivasi kepada kelompok lainnya? Dengan senang hati. Saya

juga sering berbagi pengalaman sukses ini dengan ibu-ibu, warga sekitar yang

datang ke sini. Kami sudah mendapatkan secara cuma-cuma dari BI, kami pun

harus bisa membagikan pengalaman sukses ini secara cuma-cuma.

Page 136: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

120

2. Daniel Aluman: “Hidup Kami Berubah, Terima Kasih Bank Indonesia”

Kelompok tani penggemukan sapi ini bernama klaster Noetnana.

Kelompok ini dibentuk pada 2014 terdiri dari 24 orang anggota. Pada awalnya,

kelompok ini hanya memiliki rumah pertemuan yang sederhana serta kandang

ternak yang jauh dari memadai. Cara beternak sapi pun masih tradisional dengan

melepas sapi secara bebas untuk mencari makan sendiri dan dijual setelah 2

tahun pemeliharaan. “Itulah cara terbaik yang pada awalnya kami yakini dalam

usaha penggemukan sapi,” ujar ketua kelompok Noetnana, bapak Daniel

Aluman. Seiring berjalannya waktu, setelah malang-melintang bersama

pengusaha daerah setempat untuk mengantar sapi antar pulau ke Kalimantan,

bapak Daniel Aluman akhirnya menyadari bahwa sapi adalah salah satu

komoditas potensial di desanya dan bisa merubah hidup warga desa. Pada awal

Page 137: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

121

pembentukan pengusaha klaster sapi tahun 2014, jumlah sapi yang dimiliki oleh

kelompok tersebut sebanyak 45 ekor. Namun dalam perjalanan terdapat 2 ekor

sapi yang mati. Berkat pendampingan yang intensif dari Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi NTT produksi sapi mengalami peningkatan jumlah yang

signifikan dan di samping itu, jangka waktu proses penggemukan sapi juga

semakin baik dilihat dari semakin singkatnya waktu penggemukan dari yang

semula 2 tahun menjadi hanya 6 bulan.

Program klaster ketahanan pangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak dilakukan sendiri melainkan dilaksanakan

bersama mitra kerja yakni instansi terkait untuk memberikan pendampingan,

pelatihan, dan peningkatan kapasitas tentang penggemukan, pemilihan bakalan

sapi, pakan ternak, pengelolaan limbah, maupun studi banding. Kerjasama

pembinaan kelompok oleh Bank Indonesia antara lain dilakukan bersama

dengan Pemerintah kota dan provinsi Nusa Tenggara Timur dan kalangan

akademisi di Pulau Timor.

Dengan adanya pola kemitraan dengan BI, PEMDA, dan kalangan

akademisi, kelompok telah mendapatkan cukup banyak bantuan sarana dan

prasarana penunjang antara lain, obat-obatan, kandang jepit, timbangan

elektronik, bak penampung air, hand tractor, kandang penggemukan, kandang

pembibitan, dan bibit holtikultura. Keberhasilan pengelolaan program klaster juga

terlihat dari banyaknya mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, Universitas Nusa

Cendana yang melakukan studi lapang maupun penelitian di lokasi klaster sapi.

Secara umum, jika dibandingkan dengan pengembangan sapi di daerah

luar NTT seperti Jawa, Bali dan wilayah lainnya, mungkin masih terdapat hal-hal

teknis penggemukan sapi yang belum dapat diterapkan di kelompok karena

Page 138: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

122

keterbatasan latar belakang anggota kelompok yang hanya tamatan SD. Namun

demikian, wujud keberhasilan pengembangan kelompok sudah sangat dirasakan

oleh para anggotanya, khususnya peningkatan kapasitas ekonomi keluarga. Saat

ini terdapat 6 orang anggota kelompok yang dapat mengantarkan anak-anaknya

ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi, 2 diantaranya telah diwisuda

sedangkan 4 lainnya masih dalam proses studi. Tidak hanya sampai di Kupang

sebagai ibukota provinsi, beberapa diantaranya merantau menuntut ilmu sampai

ke pulau Jawa. “Walaupun sebagian besar pendidikan kami hanya tamatan SD,

kami bisa membiayai anak-anak kami untuk memperoleh pendidikan demi masa

depan yang lebih baik. Terima kasih Bank Indonesia, hidup kami berubah”, ujar

Daniel Aluman.

Page 139: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

95

BAB V

PERAN DAN PROGRAM KLASTER KETAHANAN PANGAN BANK

INDONESIA UNTUK KEMANDIRIAN UMKM

5.1 Peran Program Klaster Ketahanan Pangan Bank Indonesia untuk

Kemandirian UMKM

Dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah Bank

Indonesia antara lain bertugas mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang stabil.

Sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dapat dipengaruhi Bank Indonesia

melalui kebijakan moneter. Sedangkan dari sisi penawaran yang berada diluar

pengendalian Bank Indonesia, dilakukan program pemberdayaan sektor riil dan

UMKM melalui program pola klaster. Salah satunya adalah program klaster sapi

di Noetnana. Melalui program klaster tersebut diharapkan peternak sapi dapat

meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing komoditas sapi di Noetnana,

sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di NTT maupun secara

regional. Program klaster sapi ini juga dalam rangka mewujudkan swasembada

daging sapi, sekaligus meningkatkan pendapatan dan memberdayakan

masyarakat, selain sebagai upaya pengendalian inflasi. Selain bantuan, kantor

perwakilan Bank Indonesia juga memberikan pelatihan teknologi budidaya dan

kesehatan ternak kepada para peternak sapi di Noetnana, dengan melibatkan

tim dari BPTP NTT dan instansi teknis lainnya. Pelatihan itu dilaksanakan karena

melihat potensi pengembangan ekonomi yang sangat besar melalui

pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk organik dan pemanfaatan areal

tanam dengan penanaman tanaman kebutuhan pokok, seperti padi, jagung,

maupun komoditas penyumbang inflasi berupa bawang merah, cabai dan tomat.

Pemberian bantuan dan pengembangan klaster usaha baik dari mikro, kecil dan

95

Page 140: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

96

menengah (UMKM) oleh Bank Indonesia, tidak lepas dari latar belakang bahwa

UMKM memiliki peran strategis di Noetnana secara khusus dan NTT secara

umum, baik dari sisi jumlah unit usaha, sumbangan terhadap produk domestik

regional bruto (PDRB) dan penyerapan tenaga kerja. Pada 2016 Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur ditetapkan

sebesar Rp 25,99 triliun, dan dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan

daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari satu kota dan 21

kabupaten. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara

Timur pada 2016 mencapai Rp 84,17 triliun (atas dasar harga berlaku) yang

didominasi oleh Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp

6.094,6 miliar dengan pertumbuhan sebesar 5,18%. Komponen pendorong

utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah konsumsi

rumah tangga yang tumbuh mencapai 6,80%. Jika dibandingkan dengan

pertumbuhan nasional, pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur

pada 2016 masih lebih tinggi, karena pertumbuhan ekonomi nasional tercatat

hanya sebesar 5,02%.

Page 141: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

97

Berikut dapat dilihat tabel pembentukan klaster sapi Noetnana dari 2014

sampai dengan 2016:

Tabel 5.1 Pembentukan Klaster Sapi Noetnana

Klaster Klaster Sapi Noetnana Kota Kupang

Tahun pembentukan 2014 Stakeholder Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi Masalah utama - Pola pikir masyarakat yang masih belum

berorientasi bisnis - Minimnya pengetahuan budidaya sapi yang baik - Keterbatasan modal untuk memperluas usaha dalam skala besar

- Pemberian bantuan teknis: pelatihan kewirausahaan, pelatihan untuk peningkatan produktivitas, pelatihan pengelolaan keuangan, studi banding - Pendampingan - Mensinergikan pengembangan klaster dengan PSBI

Peranan Stakeholder - Pemerintah Daerah: Pemberian bantuan sarana dan sarana pendukung pada lokasi klaster; memberikan bantuan obat-obatan dan pakan ternak; mengadakan event kompetisi sapi untuk meningkatkan antusiasme penduduk lokal terhadap pengembangan sapi di daerah setempat - Perguruan Tinggi: Mengirimkan akademisi maupun mahasiswa untuk melakuan praktek lapang maupun penelitian di lokasi klaster

Apakah dapat direplikasi Belum Apakah klaster sudah dijadikan alat pengendalian harga

Belum

Apakah produksi dapat membantu ketersediaan barang

Belum

Apakah ada pengaturan pola tanam

Tidak

Apakah petani mengalami kesulitan dalam menjual panennya

Tidak

Page 142: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

98

Klaster Klaster Sapi Noetnana Kota Kupang

Siapa yang menampung hasil panen

Penduduk, Rumah Potong Hewan

Dukungan transport Cukup Penguatan diperlukan pada - Peternak: Motivasi peningkatan usaha,

peningkatan kapasitas SDM - Kelembagaan: Penataan kelompok (aturan, rencana kerja), adanya asosiasi untuk menampung usulan para peternak/petani - Lembaga: Adanya penetapan kebijakan, bantuan teknis sesuai tupoksi, dan perbaikan infrastruktur

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan NTT, data diolah, 2017

Jumlah anggota kelompok tani yang tergabung dalam klaster sebanyak

24 orang. Dalam kegiatan klaster ini intervensi yang diberikan oleh Bank

Indonesia berupa penyediaan kandang dan perlengkapannya, untuk

penggemukan sapi dengan kapasitas 40-50 ekor sapi, pendampingan, untuk

membantu manajemen usaha, manajemen pengelolaan pakan, manajemen

kesehatan ternak, manajemen pemasaran kelompok dalam pengembangan sapi

potong. Selain terkait dengan manajemen usaha, pendamping juga harus dapat

merubah pola pikir anggota kelompok. Salah satu pengalaman yang sangat

berharga dan menjadi titik balik dalam pengembangan sapi potong adalah: studi

banding ke Lamongan dan Mataram.

Fokus pengembangan sapi dalam klaster berupa penggemukan dan

pembibitan. Penggemukan dalam kandang komunal dilakukan untuk sapi jantan,

sedangkan penggemukan sapi betina dilakukan diladang gembalaan sebagai

indukan. Adapun untuk pembibitan masih dilakukan secara alami yaitu dilakukan

di kadang pembibitan dan di sekitar lahan pertanian milik anggota kelompok.

Page 143: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

99

Pengembangan sapi potong di klaster sudah dilakukan secara terintegrasi

dengan tanaman padi, hortikultura. Kotoran sapi diolah menjadi pupuk organic

setelah dicampur dengan sekam padi.

Dampak kehadiran klaster: menjadi tempat belajar dan magang dari

berbagai pihak. Beberapa bisa disebutkan di sini sebagai contoh: tempat praktek

mahasiswa fakultas kedokteran hewan 2015 dan 2016. Tempat magang calon

wirausaha peternak muda bekerja sama dengan BPTP. Studi banding dari

Pemda Bantul terkait pengembangan sapi Bali, praktek lapangan mahasiswa

Politani Negeri Kupang.

Perubahan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan proses program

dan pendampingan terhadap klaster sapi adalah pertama, Perubahan mindset

kelompok dalam beternak sapi. Kedua, kelompok memiliki sarana dan prasarana

produksi (kebun Hijauan Makanan Ternak, kandang ternak, gudang pakan).

Ketiga, kelompok mampu mengolah limbah ternak (pupuk kompos dan biogas).

Keempat, kelompok memperoleh penghasilan tambahan (budidaya hortikultura).

Kelima, adanya perluasan akses keuangan dan pemasaran kelompok. Keenam,

terbentuknya jiwa wirausaha. Terhadap perubahan utama yang ingin dicapai di

atas, strategi pengembangan.

Model pengembangan klaster sapi dengan sistem pertanian terpadu.

Mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian (tanaman, ternak,) untuk

meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya lahan, kemandirian,

kesejahteraan petani secara berkelanjutan. Keunggulan dari sistem pertanian

terpadu. Efisiensi, memanfaatkan sumber daya alam secara optimum. Mandiri,

sistem dapat berjalan dengan input luar minimum. Berkelanjutan, ekologi: ramah

lingkungan. Ekonomi: menguntungkan. Sosial: kearifan lokal dan dapat diterima

masyarakat .

Page 144: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

100

Program pengembangan klaster akan memperkuat 3 hal yakni: Sumber

daya manusia, berupa bantuan teknik, studi banding, pemberdayaan kelompok

dan pendampingan. Hulu hilir; *) Hulu; pembibitan, penggemukan, pakan

ternak dan diversifikasi pakan ternak (lamtoro dikeringkan, turi, limbah pertanian,

kingres) *) Hilir; pengolahan limbah ternak (pupuk kompos), dan budidaya

hortikultura. Faktor penunjang; akses pemasaran, akses pembiayaan dan sarana

pendukung.

Perubahan utama yang ingin dicapai dari keseluruhan proses program

dan pendampingan terhadap klaster sapi adalah pertama, Perubahan mindset

kelompok dalam beternak sapi. Kedua, kelompok memiliki sarana dan prasarana

produksi (kebun Hijauan Makanan Ternak, kandang ternak, gudang pakan).

Ketiga, kelompok mampu mengolah limbah ternak (pupuk kompos dan biogas).

Keempat, kelompok memperoleh penghasilan tambahan (budidaya hortikultura).

Kelima, adanya perluasan akses keuangan dan pemasaran kelompok. Keenam,

terbentuknya jiwa wirausaha. Terhadap perubahan utama yang ingin dicapai di

atas, strategi pengembangan.

5.2 Output dan Pendapatan Ternak

Dengan adanya program klaster sapi di Noetnana akan meningkatkan

kinerja dan produktivitas peternak dan akan meningkatkan pendapatan daerah

NTT.

Pencapaian kinerja klaster Sapi Noetnana, Kelurahan Fatukoa,

Kecamatan Maulafa, Kota Kupang akan diuraikan secara beruratan dalam tabel

dibawah ini:

Page 145: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

101

Tabel 5.2 Pencapaian Kinerja Klaster Sapi Noetnana 2016

No Indikator Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

1 SDM dan kelemba-gaan

Belum ada kesadaran untuk menjadi pelaku usaha

Membentuk kelompok Noetnana . Tokoh kunci Noetnana adalah Daniel Aluman

Kelompok menjadi basis pelayanan masyarakat : penelitian, praktek, studi banding.

Pencatatan administrasi belum dilakukan secara konsisten

sapi dipelihara oleh masing-masing individu

Membangun visi bersama yakni kesejahtera-an dan perubahan SDM anggota dan keluarga.

Meningkat-nya pemahaman anggota tentang manajemen penggemu-kan, manajemen kandang, dan manajemen kesehatan ternak.

Tidak ada aturan kelompok

Ada aturan kelompok

Meningkat-nya pemahaman anggota tentang pentingnya peran perbankan untuk menggem-bangkan usaha.

Tidak ada pembukuan dan administrasi kelompok

Ada pembukuan kelompok

Page 146: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

102

No Indikator Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

Belum memahami tentang manajemen penggemukan sapi , kesehatan ternak sapi dan manajemen pakan

Ada rencana kerja

2 Produksi

Pola beternak masih tradisional,sapi dilepas bebas tanpa dikandangkan

Ada sarana pendukung yang memadai, yakni kandang komunal, gudang pakan, kandang bibit, rumah pertemuan, alat timbang elektronik, akses jalan.

Dari sisi jumlah sapi per Desember 2015, Noetnana 48 ekor

Hanya mengandalkan pakan yang disediakan oleh alam

Budidaya pakan mencapai 15 ha dan ditanami lamtoro, kingres baik dilahan komunal maupun di lahan pertanian

Tidak membudidayakan pakan secara teratur-tidak memperhatikan aspek mutu dan jumlah pakan

Durasi waktu penggemukan 6 bulan

Noetnana ada integrasi yang serius antara penggemukan sapi dan hortikultura

Page 147: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

103

No Indikator Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

waktu penggemukan mencapai dua tahun atau lebih

Jumlah produksi

terus meningkat rata-rata 40 ekor (jantan dan betina)

Gudang pakan dimanfaatkan

secara maksimal

untuk menyimpan

pakan sebagai antisipasi

musim kering

3 Pemasaran

Belum membangun jaringan bisnis sapi

Sudah terbangun jaringan bisnis sapi dari hulu hilir

Omzet penjualan sapi penggemu-kan, tahun 2014 11 ekor,Tahun 2015 8 ekor, Tahun 2016 17 ekor

Sapi di pasarkan di pasar local/menunggu pembeli

Konsumen akhir dari sapi penggemukan di wilayah Kalimantan dan Jawa

Pendapatan : Tahun 2014, Rp.68.000.000 Tahun 2015, Rp.59.000.000 Tahun 2016, Rp.159.698.000

Harga dikendalikan oleh pembeli

Penetapan harga sapi merujuk kepada harga dasar yang ditetapkan oleh pemda dan diukur menggunakan timbangan elektronik

Tidak kesulitan memasarkan produk karena ada di wilayah Kota Kupang dengan banyak pilihan kemungkinan menjual (RPH, pedagang pengumpul)

Page 148: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

104

No Indikator Hasil

Sebelum Sesudah Perubahan Kendala

yang dihadapi

Informasi pasar sangat terbatas

Transaksi dilakukan langsung di klaster

4

Menga-kses modal ke Bank

Belum terbiasa berhubungan dengan pihak Bank

Sudah mampu membangun komunikasi dengan pihak bank

Dari sisi penggunaan kredit, penggunaan sesuai peruntukan yakni membeli lahan pakan, dan saat ini sudah melakukan budidaya pakan.

Belum melakukan pencatatan keuangan secara teratur.

Terbatasnya informasi terkait sistem kredit

Memiliki persepsi yang positif tentang perbankan.

klaster Noetnana mengakses Rp 200 juta

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan NTT,data diolah, 2017

Klaster sapi Noetnana adalah klaster sapi yang diinisiasi oleh BI KPw

NTT, pada tahun 2014. Jenis usahanya: penggemukan sapi. Alamat, Kelurahan

Fatukoa Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Saat ini kelompok Noetnana

memasuki tahap mandiri. Prioritas kegiatan perluasan akses pemasaran,

peningkatan usaha penggemukan sapi, akses kredit perbankan dan manajemen

pakan. Kontak person, Daniel Aluman (ketua kelompok Noetnana) Sumber daya

manusia, jumlah anggota kelompok Noetnana 24 orang. Kualifikasi tenaga kerja

terhadap jenis usaha yang dijalankan adalah pengalaman. Rata-rata

pengalaman mereka di atas sepuluh tahun.

Page 149: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

105

Aspek Pasar dan Informasi Pasar, wilayah pemasaran produk kota

Kupang, Jawa dan Kalimantan. Terkait hal ini mereka sudah membangun

komitmen dan kerjasama pedagang pengumpul di wilayah Kota Kupang.

Informasi harga mereka dapatkan dari pemerintah kota dan dari pedagang

pengumpul.

Jalur pemasaran produk: produk mereka biasanya dibeli di lokasi klaster,

lalu ke karantina di wilayah Alak, selanjutnya pelabuhan Tenau- Kupang, dan

diantarpulaukan ke Jawa atau Kalimantan. Atau dari pedagang pengumpul ke

RPH Oeba. Rata-rata pemotongan per hari 40 - 45 ekor untuk memenuhi

kebutuhan daging sapi masyarakat Kota Kupang.

Aspek Produksi, bakalan sapi untuk penggemukan diperoleh dari:

budidaya sendiri dan membelinya dari desa atau kecamatan di Kabupaten

Kupang. Ini adalah salah satu hambatan bagi klaster karena sulit mencari

bakalan sapi dengan berat 150 kg.

Penggunaan teknologi: teknologi yang mereka gunakan sudah memadai.

Ada kandang, gudang pakan, timbangan elektronik, biogas, Viar, mesin

pencacah pakan.

Kapasitas produksi: jumlah kapasitas produksi mereka rata-rata 20 -30

ekor. Kemampuan menjaual 8- 16 ekor dalam satu tahun. Kualitas produk

mereka baik karena mereka sangat memperhatikan jumlah dan mutu pakan.

Kondisi yang terus mereka antisipasi adalah saat musim kering, persediaan

pakan terbatas. Solusi yang mereka tempuh adalah membeli jerami padi,

menyimpannya di gudang pakan, selain itu budi daya pakan baik di lahan pribadi

maupun kelompok. Selain sapi, mereka juga secara serius membudidayakan

hortikultura-cabai, bawang merah, sawi putih. Dalam hal budidaya hortikultura

mereka memanfaatkan limbah ternak diolah menjadi pupuk.

Page 150: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

106

Harga jual produk: mereka biasanya tidak menjual dengan menggunakan

ukuran kg berat hidup sapi. Semakin berat semakin besar keuntungannya. Rata-

rata sapi penggemukan mencapai berat 240 320 kg.

Aspek Keuangan, akses dari sisi jarak dengan lembaga-lembaga

keuangan terbilang dekat. Inisiatif untuk selalu mau mencari informasi secara

langsung dari pihak perbankan memungkinkan kelompok Noetnana

mendapatkan pinjaman dari BRI sebesar Rp. 70.000.000 pada tahun 2015 dan

Rp. 200.000.000 pada tahun 2016. Uang ini ditambah dengan keuntungan dari

hasil penjualan hortikultura, sudah digunakan untuk membeli 2 ha lahan saat ini

sudah ditanami berbagai jenis pakan, lamtoro, ubi, jagung dan membeli bakalan

sapi.

Aspek modal sosial, sumber daya sosial, orang Fatukoa secara khusus,

hampir sama dengan orang Timor pada umumnya, meletakan jumlah ternak

sebagai indikator kesejahteraan. Secara kultural, ini menjadi pintu masuk yang

baik sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk menjadi pelaku usaha di

bidang pertanian sektor peternakan.

Dari paparan tabel di atas, jelas terlihat bahwa pendekatan klaster

berbasis produk unggulan daerah, membawa perubahan dalam hal cara

pandang, baik pada klaster padi maupun klaster sapi. Perubahan cara padang,

berpengaruh secara signifikan terhadap hasil yang diperoleh masing-masing

kelompok.

Perubahan ini juga dimungkinkan karena ada komitmen dari

keterlibatan berbagai pemangku kepentingan dalam rangka mengatasi persoalan

bersama, pemerintah, DOLOG, Bank dan pengusaha.

Page 151: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

107

Dalam era desentralisasi dan globalisasi sekarang, setiap masyarakat di

daerah menghadapi tantangan yang berbeda dari lingkungan eksternal. Dalam

kaitan ini, pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan kebijakan sama

yang berlaku umum dari tingkat pusat. Kebijakan dan strategi yang

dikembangkan haruslah sesuai dengan spesifikasi atau kondisi yang dibutuhkan

oleh daerah yang bersangkutan.

Masalah daerah memerlukan solusi kedaerahan. Wewenang yang

selama ini dipengang pemerintah pusat harus diberikan kepada pemerintah

daerah untuk menangani masalah di daerahnya. Dalam kaitan ini, strategi

pembangunan daerah haruslah dilakukan dengan proses kolaborasi berbagai

unsur terkait dengan masyarakat di daerah. Kebijakan dan strategi yang

dikembangakan harus menggunakan sumberdaya lokal yang efisien, termasuk

sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Lintas

pelaku di masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan nilai sumberdaya

setempat.

Untuk itu, perlu diperhatikan bahwa peran UMKM strategis untuk

menciptakan tenaga kerja, kesejahteraan dan peningkatan standar hidup

masyarakat setempat. Pertumbuhan UMKM tergantung dari kondisi lingkungan

bisnis yang dibuat sebagai usaha bersama antara UMKM, Pemerintah dan

entitas masyarakat setempat.

Adapun unsur lingkungan bisnis kondusif yang perlu menjadi perhatian,

meliputi ketersediaan modal, infrastruktur dan fasilitasnya, ketersediaan tenaga

terampil, layanan pendidikan dan pelatihan, jaringan pengetahuan, ketersediaan

layanan bisnis, lembaga lingkungan pendukung pembangunan daerah, dan

kualitas pengelolaan sektor publik.

Page 152: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

108

Sebagai persyaratan agar strategi pembangunan daerah bekerja dengan

baik, maka harus ada evaluasi terhadap kekuatan dan kelemahan masyarakat,

identifikasi kesempatan bagi UMKM, pengurangan hambatan bisnis, dan

pemberian kesempatan lintas pelaku setempat untuk berpartisipasi dalam

proses.

Dalam pembangunan daerah ini, strategi dan pendekatan yang bisa

dilakukan, investasi dibidang infrastruktur, penyediaan insentif bagi investasi

bisnis, mendorong pengembangan investasi baru, pengembangan klaster,

pengembangan kemitraan, pengembangan kesempatan kerja, penyediaan

layanan pelatihan dan konsultasi, pengembangan lembaga keuangan mikro,

penguatan proteksi lingkungan, pengembangan tanggung jawab sosial

perusahaan, perlindungan terhadap warisan budaya, dan pendirian lembaga

pembangunan daerah.

Untuk mempercepat pembangunan daerah, maka pemerintah daerah

sebagai pengambil kebijakan pembangunan harus lelalu mengintegrasikan

semua lintas pelaku, termasuk berbagai unsur dalam pemerintah daerah, bisnis,

organisasi nirlaba dan penduduk lainnya.

Lintas pelaku harus bekerjasama untuk membuat kerangka kerja formal

dan informal atau lembaga untuk mendorong interaksi dan mengatur hubungan

antar lembaga. Fleksibilitas harus menjadi kunci dari kerangka kerja dan

lembaga yang harus menyalurkan perhatian dan kepentingan yang relevan

dalam proses dan mobilisasi sumber daya masyarakat.

Percepatan pembangunan pemerintahan daerah mungkin memerlukan

pendirian suatu organisasi pengembangan khusus, yang bertanggungjawab

Page 153: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

109

dalam pengordinasian seluruh lintas pelaku dan berfungsi sebagai juru bicara

rencana aksi atau platform yang ingin dituju.

Organisasi ini harus membentuk jejaring untuk pembangunan daerah

untuk peningkatan efisiensi pengalokasian sumberdaya serta berbagai

pengetahuan dan informasi. Operasionalisasi dan pembiayaan organisasi ini

harus didukung oleh lintas pelaku daerah.

Salah satu misi utama dari pemerintah daerah adalah menggambarkan

dan mengimplementasikan seluruh strategi pembangunan. Proses ini harus

dimulai dengan penetapan tujuan yang jelas dan memahami kondisi daerah

setempat.

Entitas harus juga mempertimbangkan keberlanjutan pada semua

tahapan perencanaan dan implementasi untuk menjamin suatu lingkungan yang

sehat dan suatu kualitas hidup yang baik. Strategi yang diterapkan haruslah

dikembangkan dengan pembagian tenaga kerja antar pelaku sesuai dengan

kekuatan dan sumberdaya mereka. Sejalan dengan tren desentralisasi, peran

pemerintah daerah menjadi semakin penting dalam pembangunan. Otoritas

pemerintah daerah harus menyediakan petunjuk dan bantuan untuk efektifitas

dan efisiensi implementasi pengembangan strategi. Simplikasi dan deregulasi

prosedur birokrasi harus dilakukan untuk mengurangi biaya bisnis. Pemerintah

daerah harus menjembatani antara masyarakat dan otoritas pemerintah yang

lebih tinggi.

Seorang wirausaha secara umum mampu memanfaatkan kesempatan

untuk pengembangan kapasitas ekonomi dan pengalokasian sumber daya

secara efektif. Sejalan dengan tren baru dalam pembangunan ekonomi,

wirausaha juga harus mampu menghadapi kompetisi dan berinovasi,

Page 154: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

110

menghasilkan pertumbuhan ekonomi, pembaharuan teknologi, penciptaan

lapangan kerja dan perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat.

Sumber daya lokal harus dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan

bisnis dengan memfasilitasi pengusaha untuk mengakses informasi, ilmu

pengetahuan, teknologi, modal, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan bagi

keberhasilan bisnisnya. Lebih penting lagi, otoritas daerah harus mampu

melakukan upaya penyederhanaan proses administrasi bagi usaha pemula (new

business start-up).

Sistem inovasi lokal merupakan mekanisme fundamental untuk

penguatan kapasitas inovasi ditingkat lokal. Adapun aktor utama dalam sistem ini

meliputi pemerintah setempat, industri, lembaga riset dan perguruan tinggi. Untuk

penguatan operasi sistem inovasi lokal, pemerintah daerah perlu

mengembangkan kolaborasi antara industri dan perguruan tinggi dengan

menyediakan insentif untuk pengembangan usaha patungan antara pengusaha

daerah dan perguruan tinggi. Pengembangan inkubator akan meningkatkan

diseminasi ilmu pengetahuan dalam sistem inovasi.

Pembentukan klaster akan mampu merangsang penumbuhan bisnis baru

dan menarik perusahaan bisnis baru dari luar daerah, sehingga menigkatkan

output industri dan menciptakan kesempatan kerja baru. Melalui interaksi dan

berbagai sumber daya dalam jejaring, inovasi dan perbaikan teknologi dapat

ditingkatkan. Dalam kaitan ini pemerintah daerah perlu menumbuhkan iklim

usaha yang kondusif sesuai dengan kondisi lokal untuk pengembangan industri

klaster.

Kebijakan tenaga kerja terkait erat dengan strategi pengembangan

ekonomi dan kebijakan stabilitas sosial. Dan keberhasilan pada satu sisi suatu

Page 155: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

111

kebijakan tergantung pada keberhasilan yang lain. Unsur-unsur interaksi

mempengaruhi keberhasilan kebijakan tenaga kerja meliputi seberapa baik

kebijakan itu sejalan dengan seluruh strategi pengembangan ekonomi, yang juga

harus membangun jejaring dengan layanan organisasi ekonomi dan sosial lain,

dan bagaimana kondisi sosial dan ekonomi mempengaruhi fleksibilitas

implementasinya.

UMKM dan bisnis pemula menjadi penghela penciptaan tenaga kerja di

tingkat lokal. Penumbuhan UMKM dan bisnis pemula mempunyai andil pending

dalam penyusunan kebijakan tenaga kerja diberbagai wilayah. Agar kebijakan

UMKM dan bisnis pemula berjalan dengan baik, otoritas pemerintah daerah

harus melibatkan mereka dalam setiap proses penyusunan dan implementasi

kebijakan.

Pendirian organisasi pelatihan lokal perlu koordinasi antar pembisnis,

tega ahli, dan perguruan tinggi. Masukan dari pebisnis dapat membantu

menjamin kandungan pelatihan dapat merefleksikan keterampilan yang sesuai

dengan alam kebutuhan pasar tenaga kerja. Otoritas daerah dapat menawarkan

insentif untuk mengembangkan pelatihan keterampilan, dan mendorong

partisipasi dalam pelatihan.

Dalam era globalisasi, keterampilan yang dibutuhkan pasar berubah

cepat. Tenaga kerja harus fleksibel mampu beradaptasi dengan perubahan. Oleh

karena itu sangat penting untuk mempercepat kapasitas pekerja untuk

mempelajari keterampilan baru, dan alih keterampilan bagi industri yang lain.

Pengembangan Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) biasanya

diiringi dengan kebutuhan modal. UMKM yang semakin berkembang, disebabkan

karena semakin besarnya pula peluang usaha yang dapat diakses.

Page 156: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

112

Dalam kondisi tersebut biasanya UMKM tidak dapat mengembangkan

usahanya lebih jauh lagi, karena kurangnya dukungan dana. Di sinilah

pentingnya lembaga pemberi modal memainkan peranannya, sekaligus

melalukan pendampingan.

Sejumlah mekanisme dapat dilakukan sesuai dengan keragaman kondisi

yang dihadapi UMKM berkaitan dengan akses finansial. Untuk pembiayaan

usaha mikro biasanya memerlukan pengembangan lembaga keuangan mikro

dan ketersediaan kredit yang dapat diakses mereka.

Lembaga keuangan mikro bisa berbentuk bank atau non bank, termasuk

koperasi. Bagi usaha pemula, pengembangan jejaring lokal usaha malaikat

(Business Angels) dapat mengatasi sebagian masalah mereka. Lembaga

jaminan kredit termasuk di tingkat lokal juga memadai untuk pasar lokal yang

lebih kecil.

Tujuan pengembangan lembaga jaminan kredit untuk menjamin

keamanan pembiayaan UMKM, membantu UMKM mengatasi keterbatasan

agunan, meningkatkan minat lembaga keuangan memberikan kredit kepada

UMKM dan mendukung lembaga lain yang telah berusaha membantu UMKM,

sebab selama ini perbankan tidak kondusif dalam memberikan pinjaman kredit,

karena kredit yang mereka kucurkan selalu berdasarkan 5 C, yakni character,

capacity, capital, condition of ecconomic, and collateral.

Akibatnya perbankan selalu menerapkan berbagai persyaratan jaminan

keamanan kredit yang disalurkannya. Apalagi mereka juga sering kali tidak

membedakan persyaratan kredit antara usaha mikro atau kecil dengan usaha

besar. Karena itulah pemerintah mendukung peran serta lembaga keuangan lain

Page 157: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

113

seperti lembaga modal ventura sebagai alternatif solusi didalam pemberdayaan

UMKM.

Keunggulan modal ventura, modal ventura adalah pembiayaan yang

berbentuk penyertaan modal, pola bagi hasil, dan obligasi konversi kepada

UMKM dalam jangka waktu tertentu dengan karakteristik mempunyai tingkat

resiko atau modal yang ditanamkan karena bertindak sebagai investor.

Modal ventura merupakan investasi aktif, yakni jika dipandang perlu

melibatkan diri dalam pengelolaan usaha UMKM investasi bersifat sementara

dan mengharapkan hasil atas investasi yang ditanamkan.

Dibandingkan dengan perbankan, lembaga modal ventura memiliki

beberapa kelebihan didalam mendukung usaha mikro, kecil dan menengah

antara lain:

Pertama, lembaga modal ventura menyediakan modal seperti halnya

perbankan, tetapi dengan syarat lebih sederhana dalam aspek formal maupun

agunan karena lebih mengedepankan kelayakan usaha.

Kedua, selain modal, pola ventura juga menyediakan pendampingan

sesuai kebutuhan UMKM, sehingga dapat berjalan lebih efektif bagi kedua pihak.

Pola pendampingan ini menjadi trdemark ventura. Pendampingan ini dapat

berbentuk pembinaan atau Pelatihan, konsultasi, manajemen dan perluasan

pasar bagi UMKM. Ini yang menyebabkan pola modal ventura berbeda dengan

perbankan. Faktor lain yang mendukung lembaga modal ventura menjadi

alternatif, adalah akses jaringan di seluruh Indonesia.

Di banyak daerah, masalah strategi pemasaran menjadi perhatian utama,

khususnya untuk produk budaya lokal. Industri budaya lokal yang tradisional

Page 158: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

114

mungkin masih menggunakan metode pemasaran kadaluarsa. Ini bisa membuat

industri ini mengalami penurunan. Tetapi, upaya mengembangkan industri

budaya lokal dengan pemasaran inovatif dan modern bisa membantu meraih

kembali keuntungan pasar. Kebijakan seperti ini dapat mencegah hilangnya nilai

budaya dan sejarah karena dampak globalisasi.

Produk dari industri budaya lokal merupakan ekspresi budaya dan seni,

yang biasanya banyak menarik bagi pembeli asing dan memiliki potensi ekspor

tinggi. Walaupun secara umum, sebagian dari industri ini adalah usaha mikro

yang kesulitan pemasaran di luar negeri.

Pengembangan e-commerce merupakan strategi yang dapat membantu

memasarkan produknya keluar negeri dengan biaya yang murah. Sebelum itu,

memperkecil kesenjangan digital perlu dilakukan dan sekaligus pembangunan

infrastruktur internet.

Untuk mengatasi keterbatasan ukuran dan sumber daya, pembisnis

budaya lokal dapat menerapkan strategi pembangunan kerjasama, seperti kerja

sama pemasaran dengan pebisnis di industri budaya lokal dan bisnis lain yang

saling menguntungkan. Para pasangan bisnis ini dapat bekerja sama untuk

membangun asosiasi atau jejaring untuk mempromosikan produk.

Pembangunan daerah sebagian besar tergantung pada kemitraan antara

pemerintah, pelaku bisnis dan lembaga non pemerintah. Kemitraan ini

memfasilitasi koordinasi dan kerja sama. Pasangan lokal darisektor swasta dapat

membantu mengekspolitasi kesempatan daerah dalam mengembangkan

kebijakan dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan setempat.

Page 159: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

115

Kunci utama dari kemitraan ini adalah mekanisme untuk mengatur dan

mengkoordinid secara benar sumber daya dan upaya-upaya yang berbeda dari

para pelaku yang berbeda.

Perencanaan dan implementasinya dilaksanakan sesuai dengan

kemampuan dan kekuatan masing-masing. Selama dalam proses ini penting

untuk diperhatikan, yakni membentuk jejaring kerjasama dan mengembangkan

rasa saling percaya.

Karena keterbatasan institusionalisasi, kemitraan untuk pembangunan

daerah kerap kurang berjalan dengan stabil. Oleh karena itu pemerintah daerah

harus memimpin di depan dalam membangun mekanisme yang lebih stabil dan

formal untuk membantu memberikan kemitraan sebagai basis pelembagaan dan

kemampuan merancang dan menerapkan rencana pengembangan.

Konsep kemitraan untuk pembangunan daerah dekat hubungannya

dengan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility).

Sejalan dengan filosofi CSR, perusahaan ingin mendedikasikan dirinya untuk

membangun kemitraan lokal, memperkuat kapasitas lokal, perlindungan

lingkungan dan berkontribusi dana untuk pembangunan daerah. Kesaaran akan

pentingnya CSR diantara para pebisnis menjadi prasyarat penting untuk

melibatkan para pebisnis dalam kemitraan untuk pengembangan daerah.

Membangun kesadaran ini merupakan bidang yang perlu menjadi perhatian

pemerintah daerah.

Mitra kerja dalam program pengembangan klaster sapi adalah PEMDA,

Politani Undana, Faperta Undana, BPTP Naibonat, ILO, BBPP Noelbaki dan

pengusaha- CV.Putra Fajar, dan pedagang pengumpul, petani peternak. Bentuk

Page 160: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

116

kerja sama adalah pelatihan teknis, narasumber dan bantuan sarana penunjang

produksi, membeli dan mengantarpulaukan sapi, menyiapkan bakalan sapi.

Page 161: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

117

5.3 Cerita Sukses Pengusaha Klaster Sapi Noetnana

Program klaster ketahanan pangan yang diterapkan oleh Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur membawa perubahan bagi

pengusaha klaster sapi Noetnana yakni semakin meningkatnya kesejahteraan

ekonomi anggota klaster sapi. Pengusaha klaster sapi Noetnana yang

mengalami perubahan taraf hidupnya, dua di antaranya memberikan

kesaksiannya saat diwawancarai. Hasil wawancara yang telah diolah dinarasikan

sebagai berikut:

1. Mama Welmince:

Hamparan sawah nan hijau. Petak-petak yang sudah ditabur kotoran sapi

dicampur sekam berjejer rapi. Beberapa anggota kelompok tani Noetnana yang

sedang sibuk memacul tanah membuat pemandangan senja itu (Juni 2017) di

sekitar rumah Welmince Aluman Abjena tampak semakin menarik. Pada hari itu,

Page 162: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

118

diadakan kegiatan diskusi kelompok yang difokuskan untuk memetakan

kapasitas kelompok Noetnana, salah satu klaster sapi Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Nusa Tenggara Timur. Satu hal yang menonjol dalam diskusi adalah

para pengusaha klaster sudah menjalankan sistem pertanian terintegrasi;

memadukan antara usaha penggemukan sapi, padi, dan usaha hortikultura.

Pemasukan dari usaha ini meningkat dari tahun ke tahun.

Apa perubahan yang paling nyata menurut Mama, kalau dibandingkan

dengan pengalaman sebelum ada pendampingan dari BI terkait penggemukan

sapi? Sebelum didampingi oleh BI, kami kasih makan tidak tepat jumlah dan

mutu, sembarang saja. Berat sapi waktu itu tidak maksimal. Kalau hanya lamtoro,

tanda sa (baca: saja), setiap bulan ketika dilakukan penimbangan pasti berat

badan bertambah. Kalau sapi betina boleh kasih makan apa saja, tetapi sapi

jantan penggemukan sebaiknya lamtoro teramba sa (baca: saja). Apa lagi

perubahan yang lain? Dulu belum ada rumah kandang, kasihan sapi-sapi, tidak

terlindung dari panas dan hujan, berat badan juga begitu-begitu saja. Karena

pindah sana-pindah sini, kotoran sapi juga terbuang begitu saja. Setelah ada

kandang, kami bisa mengambil kotoran sapi dengan mudah, kami campur

dengan sekam padi, jadi pupuk untuk usaha hortikultura. Tadi saya baru saja jual

bawang merah 300 kg. dengan harga Rp. 20.000 per kg. Di gudang masih ada 4

ton, kami siap untuk benih, kalau ada sisa baru dijual lagi. Kami berkembang

sekarang. Dari hasil cabai besar, tomat, bawang merah, dan sawi manis,

pendapatan lumayan besar. Sawi manis, Rp. 3-4 juta, tomat, 30-40 juta, cabai

kira-kira 50 juta, Bawang merah lebih dari Rp. 100 juta. Saya yakin bahwa pupuk

kandang yang kami gunakan sangat berpengaruh terhadap hasil yang kami

dapatkan. Biasanya kotoran sapi kami campur dengan sekam padi, kami biarkan

beberapa hari, lalu kami tabur pada petak-petak. Banyak pembeli memberi

Page 163: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

119

kesaksian bahwa, hasil horti yang diambil dari sini seperti tomat, sawi, cabe, bisa

di simpan satu minggu, tidak kuning dan awet.

Mama begitu lancar menyebut jumlah pemasukan dari usaha hortikultura,

apakah mama hanya mengandalkan ingatan, atau mama mencatat setiap

pemaasukan pada buku kas? Saya mencatat, memang harus saya akui bahwa

mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran untuk usaha ini belum dilakukan

secara teratur, bawang misalnya, pengeluaran untuk benih pada musim tanam

sebelumnya, Rp. 38 Juta. Benihnya kami beli di toko Waris di Kupang. Tetapi

pemasukannya lebih besar dari pada pengeluaran. Saya mencatat itu, dan ketika

pemasukan mencapai Rp. 100 juta saya begitu bahagia, berbinar-binar dan

berhenti mencatat, karena pemasukan sudah melampui pengeluaran untuk bibit.

Apa saja pengalaman yang paling berkesan selama ini? Salah satunya

adalah juara 1 lomba kontes sapi jantan penggemukan yang mendapat juara 1

dari kelompok Noetnana dengan berat 435 kg, dan pialanya diserahkan

langsung oleh Deputi KPw BI NTT, Bapak Muhammad Syarial. Ini adalah salah

satu bentuk motivasi agar kami tetap semangat.

Apakah mama bersedia membagi pengalaman sukses ini kalau diminta

untuk memberi motivasi kepada kelompok lainnya? Dengan senang hati. Saya

juga sering berbagi pengalaman sukses ini dengan ibu-ibu, warga sekitar yang

datang ke sini. Kami sudah mendapatkan secara cuma-cuma dari BI, kami pun

harus bisa membagikan pengalaman sukses ini secara cuma-cuma.

Page 164: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

120

2. Daniel Aluman:

Kelompok tani penggemukan sapi ini bernama klaster Noetnana.

Kelompok ini dibentuk pada 2014 terdiri dari 24 orang anggota. Pada awalnya,

kelompok ini hanya memiliki rumah pertemuan yang sederhana serta kandang

ternak yang jauh dari memadai. Cara beternak sapi pun masih tradisional dengan

melepas sapi secara bebas untuk mencari makan sendiri dan dijual setelah 2

tahun pemeliharaan.

ujar ketua kelompok Noetnana, bapak Daniel

Aluman. Seiring berjalannya waktu, setelah malang-melintang bersama

pengusaha daerah setempat untuk mengantar sapi antar pulau ke Kalimantan,

bapak Daniel Aluman akhirnya menyadari bahwa sapi adalah salah satu

komoditas potensial di desanya dan bisa merubah hidup warga desa. Pada awal

Page 165: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

121

pembentukan pengusaha klaster sapi tahun 2014, jumlah sapi yang dimiliki oleh

kelompok tersebut sebanyak 45 ekor. Namun dalam perjalanan terdapat 2 ekor

sapi yang mati. Berkat pendampingan yang intensif dari Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi NTT produksi sapi mengalami peningkatan jumlah yang

signifikan dan di samping itu, jangka waktu proses penggemukan sapi juga

semakin baik dilihat dari semakin singkatnya waktu penggemukan dari yang

semula 2 tahun menjadi hanya 6 bulan.

Program klaster ketahanan pangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak dilakukan sendiri melainkan dilaksanakan

bersama mitra kerja yakni instansi terkait untuk memberikan pendampingan,

pelatihan, dan peningkatan kapasitas tentang penggemukan, pemilihan bakalan

sapi, pakan ternak, pengelolaan limbah, maupun studi banding. Kerjasama

pembinaan kelompok oleh Bank Indonesia antara lain dilakukan bersama

dengan Pemerintah kota dan provinsi Nusa Tenggara Timur dan kalangan

akademisi di Pulau Timor.

Dengan adanya pola kemitraan dengan BI, PEMDA, dan kalangan

akademisi, kelompok telah mendapatkan cukup banyak bantuan sarana dan

prasarana penunjang antara lain, obat-obatan, kandang jepit, timbangan

elektronik, bak penampung air, hand tractor, kandang penggemukan, kandang

pembibitan, dan bibit holtikultura. Keberhasilan pengelolaan program klaster juga

terlihat dari banyaknya mahasiswa Politeknik Negeri Kupang, Universitas Nusa

Cendana yang melakukan studi lapang maupun penelitian di lokasi klaster sapi.

Secara umum, jika dibandingkan dengan pengembangan sapi di daerah

luar NTT seperti Jawa, Bali dan wilayah lainnya, mungkin masih terdapat hal-hal

teknis penggemukan sapi yang belum dapat diterapkan di kelompok karena

Page 166: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

122

keterbatasan latar belakang anggota kelompok yang hanya tamatan SD. Namun

demikian, wujud keberhasilan pengembangan kelompok sudah sangat dirasakan

oleh para anggotanya, khususnya peningkatan kapasitas ekonomi keluarga. Saat

ini terdapat 6 orang anggota kelompok yang dapat mengantarkan anak-anaknya

ke jenjang pendidikan di perguruan tinggi, 2 diantaranya telah diwisuda

sedangkan 4 lainnya masih dalam proses studi. Tidak hanya sampai di Kupang

sebagai ibukota provinsi, beberapa diantaranya merantau menuntut ilmu sampai

kami bisa membiayai anak-anak kami untuk memperoleh pendidikan demi masa

Daniel Aluman.

Page 167: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

123

123

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Sesuai dengan indikator dan capaian dari kinerja klaster sebagaimana

sudah diuraikan pada bab hasil dan pembahasan. Maka dapat ditarik beberapa

kseimpulan sebagai berikut:

a. Pendekatan klaster berbasis produk unggulan daerah, dan bantuan

teknis telah membawa perubahan dalam hal cara pandang anggota

klaster yaitu merubah dari pola lama dimana sapi dibiarkan berkeliaran

mencari makan sendiri pada hamparan lahan terbuka ke pola yang

lebih modern yakni menyediakan kandang yang representatif,

pemeriksaan kesehatan sapi secara teratur sampai ke pemasaran

hasil produksi yang lebih menguntungkan peternak sapi. Perubahan

cara padang tersebut, berpengaruh secara signifikan terhadap hasil

yang diperoleh masing-masing kelompok. Perubahan ini juga

dimungkinkan karena ada komitmen dari keterlibatan para pihak

dalam proses pengembangan klaster. Kisah sukses bisa memberi

justifikasi terhadap klaim bahwa mereka mengalami perubahan secara

nyata karena program klaster.

b. Dalam rangka pemberdayaan ekonomi, melalui pendekatan klaster,

insentif yang diberikan oleh BI adalah, bantuan teknis, pendampingan,

memfasilitasi akses kepada pasar, dan memfasilitasi akses modal ke

bank. Dalam konteks klaster, insentif yang diberikan diharapkan

menjadi factor pemicu, bagi niat dan motivasi semua anggota

Page 168: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

124

kelompok agar dapat mengadopsi tawaran program sekaligus

menjalankannya secara berkelanjutan.

c. Bagaimana supaya klaster-klaster ini berkelanjutan? Pilihannya adalah

pemberdayaan berbasis kelompok yang terlibat di dalam klaster.

Dalam konteks pemberdayaan ada beberapa prinsip yang akan

dijadikan pegangan. Pertama, prinsip partisipasi. Anggota kelompok

harus digerakkan untuk terlibat secara penuh dalam seluruh proses

atau jalannya kegiatan klaster. mereka harus diberi ruang dan

kesempatan seluas-luasnya untuk ikut mengambil keputusan-

keputusan penting menyangkut pelaksanaan kegiatan, serta terlibat

dalam membuat rencana aksi dan melaksanakannya. Swanepoel dan

De Beer, dengan mengikuti jalan pikiran Paulo Freire, berkeyakinan

bahwa pemberdayaan itu bukanlah sesuatu yang diberikan dari luar.

Pemberdayaan adalah satu proses yang bertumbuh dari dalam diri

manusia. Karena itu, metode pemberdayaan yang tepat harus dimulai

dari dalam diri manusia. Dalam dirinya manusia memiliki kemampuan-

kemampuan bawaan. Ada yang keberadaannya sudah disadari dan

dimanfaatkan dengan baik, tetapi ada juga yang belum disadari

kehadirannya. Untuk itu perlu disadarkan dan diberdayakan. Di sinilah

proses penyadaran atau konsientisasi menjadi faktor krusial dalam

setiap program pemberdayaan. Kedua, prinsip kepemilikan menuntut

bahwa anggota kelompok, diarahkan sedemikian rupa agar mereka

melihat dan menerima program klaster yang dicanangkan itu sebagai

program mereka agar memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab

atas kegagalan dan keberhasilannya.Kesadaran sebagai stakeholder

utama dalam program itu harus merupakan kesadaran yang dari awal

Page 169: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

125

ditanamkan dalam benak baik secara individu maupun secara

kelompok. Ketiga, prinsip pembelajaran, menekankan pentingnya

menempuh pendekatan arus balik, pembelajaran dari masayrakat.

d. Pendekatan pemberdayaan menjadi penting, sekaligus sebagai solusi

untuk mengatasi masalah-masalah sebagaimana tersebut di atas.

Karena kelompok adalah, kelembagaan di tingkat masyarakat yang

dibentuk dengan tujuan mengorganisir anggota kelompok mengatasi

masalah bersama dalam usahatani serta menguatkan posisi tawar

petani, baik dalam produk pertanian maupun peternakan.

e. Karena basis kita adalah kelompok maka, ada dua unsur pokok yang

harus diperhatikan yaitu kegiatan kolektif di antara mereka, dan aturan

main yang disepakati bersama. Kegiatan kolektif adalah agregasi

kegiatan bersama berkaitan dengan wujud hak ikut memiliki tiap

anggota. Aturan main yang disepakati adalah cara anggota kelompok

untuk mengurangi ketidakpastian, menjabarkan usaha keberhasilan,

pedoman jalan keluar bagi masalah bersama, serta mengurangi

adanya penyimpangan anggota-anggotanya.

Page 170: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

126

6.2 Saran

Merujuk kepada pembahasan dan kesimpulan di atas, berikut ini ada

beberapa rekomendasi :

a. Agar pemerintah dalam hal ini Kantor Kerwakilan Bank Indonesia

Provinsi Nusa Tenggara Timur, bersama Instansi terkait lainnya tidak

terbatas melakukan pendampingan kepada klaster tertentu sebagai

sasaran program, akan tetapi perlu melakukan ekspansi ke wilayah

lainnya di luar Kota Kupang karena sebagian besar peternak sapi yang

berdomosili di pulau Timor, Flores, Sumba, Alor, serta pulau-pulau

kecil lainnya belum tersentuh program kerja klaster sementara di

daerah-daerah tersebut populasi ternak sapi maupun pakan ternak

cukup tersedia.

b. Permerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur perlu mengakselerasi

program pengembangan sapi ke seluruh daerah di Nusa Tenggara

Timur dengan cara mengintensifkan penggemukan sapi dalam jumlah

yang memadai, meningat Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan

salah satu daerah pemasok daging sapi terbesar ke wilayah lain di

Indonesia.

c. Agar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur

dan instansi terkait lainnya membentuk tim terpadu dan

mengintensifkan program kegiatan sosialisasi tentang program klaster

sapi secara berkala dan terjadwal kepada anggota klaster dan

membentuk klaster-klaster baru.

Page 171: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

DAFTAR PUSTAKA

Abu, Bakar. 2014. Pengaruh Tingkat Permodalan Kerja. s.l. : Pekbis Jurnal, 2014. Vol. 1.

Achmad, Sani Alhusain. 2009. Analisa Kebijakan Permodalan dalam Mendukung

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Bali dan Sulawesi Utara : Jurnal.

Ahmad, N.D. 2012. dalam Afifah. Karakteristik Usaha Kecil (Mikro) di Indonesia.

Algifari. 2010. Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Yogyakarta : BPFE.

Andang. 2007. dalam Afifah 2012. Pengkategorian Permasalahan UMKM.

Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2016. Nusa Tenggara Timur dalam Angka

2015. Kupang.

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur;. 2015. Nusa Tenggara Timur dalam

Angka 2004. Kupang.

—. 2017. Nusa Tenggara Timur dalam Angka 2016. Kupang.

Bamualim, A.M and Widahyati, R.B. 1990. Usaha Perbaikan Pakan Ternak Sapi di Nusa

Tenggara. Kupang : Jurnal Penelitian dan Perkembangan Pertanian, 1990. Vol. 9(2).

Bawinto, Alvianti D.R and dkk. 2016. Analisis Break Even Point Ternak Sapi Potong Kelompok

Tani "Sumber Hidup Sejati" di Kecamatan Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondao

Utara. s.l. : Jurnal, 2016. Vol. 36.

Chamidun, Ali. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat UMKM mengajukan

Pembiayaan PAda Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus di BMT Barokah Magelang).

[ed.] Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Salatiga : Skripsi Tidak diterbitkan.

Coleman, James S. 1988. Social Capital In The Creation Of Human Captial. The American

Journal Of Sociology. [ed.] Suplement: Organization and Institutions. s.l. : Sociological and

Econimic Approaches to the Analysis of Social Structure, 1988. Vol. 94.

Cox, Eva. 1995. A Truly Civil Society . Sidney : ABC Book.

Daerah, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah.

Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur;. 2015. Populasi Ternak Nusa Tenggara

Timur 2014-2015. Kupang.

FCGI. 2000. The Essence of Good Corporate Governance. Konsep dan Implementasi

Perushaan Publik dan Korporasi Indonesia. s.l. : FCGI.

Page 172: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

Fukuyama, F. 1995. Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. New York : Free

Press.

Gofur, A. 2013. Analisis Potensi Perminataan, Penawaran Susu Segar, dan Kelayakan

Investasi untuk Klaster Peternakan Sapi Perah Sebagai Strategi Pengembangan

Kawasan Sapi Perah di Kabupaten Jember. Jember : Fakultas Ekonomi Universitas

Jember.

Hafsah, Mohammad Jafar. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

s.l. : Jurnal Infokop, 2004. Vol. Nomor 25.

Hattu, G.H.C. 1993. Daya Tahan Panas Sapi Bali di Besipae, Kabupaten Timor Tengah

Selatan. Kupang : Laporan Penelitian Fakultas Peternakan.

Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Selemba Empat.

I, Gusti. 2011. dalam Afifah 2012. Tantangan yang Dihadapi UMKM dan Koperasi.

Iman and Adi. 2009. Pengaruh Penyaluran Kredit UMKM dan Pendapatan Operasional

Terhadap Laba Operasional. s.l. : Tesis Tidak diterbitkan.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 TAhun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank.

Joko, Sutrisno and Sri. 2006. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I. And

Management Consultant Tahun 2004 . Nusa Tenggara Barat : s.n., 2006.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2016. Kajian Ekonomi dan

Keuangan Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kupang.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara TImur. 2017. Kajian Ekonomi dan

Keuangan Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur Triwulan I. Kupang.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi . Jakarta : Gramedia Pustaka.

Ketels, C. 2003. The Development Of The Cluster Concept. Present Experinces Development.

Duisburg : Paper Prepared for the NRW Conference on Clusters.

Komite Nasional Kebijakan Governance;. 2006. Pedoman Umum Good Coorporate Governance

Indonesia. Jakarta.

Malelak and all, et. 1998. Analisis Hubungan Financial Literacy dan Demografi dengan

Investasi, Saving dan Konsumsi. s.l. : Diunduh pada tanggal 16 Juni 2017. Jam 08.00

WIB.

Masrun and dkk. 1986. Studi Mengenai Kemandirian Pada Penduduk dari Tiga Suku Bangsa

(jawa,batak,bugis). [ed.] Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : Laporan Penelitian.

Page 173: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

Natasasmita, A. 2001. Ternak Kambing dan Pemeliharaannya. Bogor : Fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogor.

Neddy, Rafinaldy. Memeta Potensi dan Kataristik UMKM Bagi Pertumbuhan Usaha Baru. s.l. :

Infokop Nomor 2.

Neti. 2009. dalam Afifah. Permodalan Sebagai Suatu Faktor Penting Dalam Suatu Usaha.

Nur, Muhammad and dkk. 2015. Analisisi Permintaan dan Penawaran Ternak sapi di Nusa

Tenggara Barat. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan. Vol. 1 (1): 14-19.

Nurdianita, Afritasari. 2015. Comparasi Efisiensi Bank Pada Pembiyaan UMKM Sebelum dan

Sesudah Adanya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/201. s.l. : Jurnal.

Nurdianta, Afritasari. 2015. Komparansi Efisiensi Bank Pada Pembiayaan UMKM Sebelum dan

Sesudah adanya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/201. s.l. : Jurnal.

Porter, Michael. 1981. Cluster and New Economic Of Competition. [ed.] Harvard Business.

1981. Vol. 68(2).

Pritariani, Hening Yustika. 2009. Analisis Perkembangan usaha Mikro dan Kecil Binaan BKM

Arta Kawula di Kecamatan Semarang Barat. Semarang : Skripsi MIESP UNDIP.

Dipublikasikan.

Putnam, R.D. 1995. Bowling Alone: America's Declining Social Capital. s.l. : The Journal Of

Democracy, 1995. Vol. 6:1.

—. The Posperous Community: Social Capital and Public life. s.l. : American Prospect. Vol. 13.

Rianto. 1985. dalam Ahmad 2009. Pengelolaan Modal Secara Maksimal.

Ridell, M. 1997. Social Capital And Policy Development. Welington : Institude Of Policy Studies.

Ridwan. 2012. Pengertian Penelitian Deskriptif. [Online] 2012. [Cited: 6 9, 2017.]

http://ridwanaz.com/umum/bahasa/pengertian-penelitian-deskriptif/.

Rosenfeld, S.A. 1997. Bringing Business Clusters Into the Mainstream of Economic

Development. [ed.] Europan Planning Studies. s.l. : Journal, 1997. Vol. 5.

Santoso, S.I and dkk. 2013. Analisis Potensi Pengembangan Peternak Sapi Perah dengan

Menggunakan Peradigma Agribisnis di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali. [ed.]

Bulletin Peternakan. s.l. : Jurnal, 2013. Vol. 37(2).

Sarwono and Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Schmitz, N. 1994. Industrial Districs in Europe: Policy Lessons for Developing Countries. s.l. :

Dalam Hartanto. World Development.22(6), Jun.:8999-910.

Page 174: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

Silalahi, Uber. 2006. Metode PEnelitian Sosial. Bandung : Unpar Press.

Singarimbum, Masri and Effendi, Sofian. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Jurnal.

Spellerberg, Anne. 1997. Towards a Framework for the Measurement of Social Capital. Dalam

David Robinson (ed). Wellington : The Institute of Policy Studies.

Sri, N.D. 2012. dalam Afifah. Permodalan UMKM.

Stockley. 2003. Human Capital A Self Assesment Check List For Agency Leader. s.l. : Office Of

The Controller General.

Suek, Ferdinand S. 2008. Analisis Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kabupaten Kupang

dengan PEndekatan Struktur, Perilaku, dan Tampilan Pasar. s.l. : Jurnal Tahun 16 Nomor

2, Halaman 1-10.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung : ALFABET.

—. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

Suharto, Edy. 2007. Modal Sosial dan Kebijakan Publik. s.l. : Pdf (SECURED).

Suharyadi and Purwanto. 2009. Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta :

Salemba Empat.

Sutrisno and Lestari, Joko & Sri. 2006. Kajian Usaha Mikro Indonesia. s.l. : Jurnal Pengkajian

Koperasi Dan UKM Nomor 2 Tahun I.

Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia beberapa Isu Penting.

Jakarta : Sembang Empat.

Tambunan, Tulus. 2009. UMKM di Indonesia . Bogor : Ghalia Indonesia.

Tika, P. 2006. Budaya Orgabisasi dan Peningkatan Kinerja PErushaan . Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Tjandrawinata, ELvira. 2006. UMK Mampu Menyerap Tenaga Kerja Besar. Jakarta :

Danareksa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikor, Kecil, dan Menengah.

W.J, Banks. 1986. Applied Vetenireny Histology,2nd ed. USA : The Williams and Wilkins

Company.

Wahyuni R, Sri. 2013. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidrap (Studi Kasus: Pemberdayaan Koperasi

Pertanian). Makassar: Universitas Hasanudin : Skripsi Tidak Diterbitkan.

Page 175: SKRIPSIrepository.ub.ac.id/2695/1/Genoveva D. R Hurint.pdf · 2020. 9. 23. · Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan, semangat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena

Wahyuni R., Sri. 2013. Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Dinas Koperasi, UMKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidrap (Studi Kasus: Pemberdayaan Koperasi

Pertanian). Makassar : Unhas. Skripsi.

Winardi. 1995. Teori Struktur Modal . s.l. : Jurnal Menejemen.

Winarmo, Dwi. 2008. dalam Haryadi 2010. Faktor Penghambat Berkembangnya UMKM.