Cyber OJK.pdf

30
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melalui Sistem Cyber Security Nasional yang Komprehensif dan HolistikDepartemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Jakarta, 3 Juni 2015

Transcript of Cyber OJK.pdf

  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melalui Sistem Cyber Security Nasional yang

    Komprehensif dan Holistik

    Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan

    Jakarta, 3 Juni 2015

  • 2

    Outline Presentasi

    2

    A LATAR BELAKANG

    B CYBERCRIME DI PERBANKAN

    C

    MANAJEMEN RISIKO DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    D ELECTRONIC BANKING

  • A. LATAR BELAKANG

    3

    Douglas Thomas & Brian D. Loader (Cyber Crime: 2000; 3)

    Cyber crime can be regarded as computer-mediated activities which are

    either illegal or considered illicit by certain parties and which can be

    conducted through global electronic networks.

    US Department of Justice:

    Computer crimes : any violations of criminal law that involve a knowledge of

    computer technology for their perpetration, investigation and prosecutions.

    Pengertian Cybercrime

    Disisi lain: inovasi TI membuat:

    potensi risiko yang dihadapi bank bertambah khususnya risiko operasional, hukum dan reputasi.

    perkembangan layanan seperti Internet, E-commerce dan E-Banking membuka peluang besar untuk cybercrime di Indonesia.

    Dampak Perkembangan Teknologi Informasi (TI) di Perbankan Indonesia

    Peranan Teknologi Informasi (TI) di Perbankan Indonesia

    TI meningkatkan kompetensi bank karena :

    efisiensi kegiatan operasional

    memperluas kemungkinan produk atau kegiatan baru

    meningkatkan mutu pelayanan

  • 4

    Nature of Cybercrime

    Internet, E-commerce and E-Banking has created an

    environment that is ripe for E-Crime

    Anonymous

    Not face to face contact

    Under the misapprehension that will avoid detection

    A Global village

    Many computer related crimes are either undetected or unreported (dark figure)

    Fast

    Low risk

    A. LATAR BELAKANG

  • A. LATAR BELAKANG

    35.0%

    20.0% 17.0%

    11.0%

    5.2% 2.6% 2.1% 1.9% 1.7% 1.2% 1.1%

    33.0%

    38.0%

    11.0%

    6.9%

    2.5% 1.7% 1.4% 2.0% 1.0% 0.9%

    China Indonesia Lainnya USA Taiwan Rusia Brazil India Rumania Korea Selatan

    Venezuela

    Q3 2013

    Q2 2013

    Sumber: State of The Internet 3rd Quarter 2013 report, Akamai

    36.6 Juta Insiden serangan cyber di Indonesia dalam waktu 3 Tahun terakhir. -Kemenkominfo-

    Negara Asal Serangan Cyber

    Indonesia, Top Sumber Cyber Crime Attack

    5

  • A. LATAR BELAKANG

    11.47%

    12.66%

    13.67%

    15.66%

    15.88%

    17.44%

    19.81%

    20.78%

    21.26%

    23.54%

    Hongkong

    Taiwan

    UAE

    Mexico

    India

    Malaysia

    Philippines

    Thailand

    China

    Indonesia

    4.28%

    4.27%

    4.26%

    4.21%

    3.82%

    3.81%

    3.51%

    2.63%

    2.59%

    1.81%

    Netherlands

    Austria

    Canada

    Slovenia

    U.S.

    Switzerland

    UK

    Japan

    Sweden

    Norway

    10 Riskiest Countries 10 Safest Countries

    *Threat exposure rate (TER): diukur dari persentase PC yang terkena serangan malware, baik berhasil,

    maupun gagal, dalam periode 3 bulan

    TER* TER*

    Sumber: Security threat report 2013, SophosLabs

    Indonesia Dianggap Sebagai Negara Paling Beresiko

    Mengalami Serangan IT Security

    6

  • 7

    B. CYBERCRIME DI PERBANKAN

    Contoh kasus

  • 8

    B. CYBERCRIME DI PERBANKAN

    Contoh kasus Phising

    Phising adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti User

    ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit Anda secara tidak

    sah.

    Misalnya melalui pemberitahuan di bawah untuk membawa

    nasabah ke link palsu.

  • 9

    B. CYBERCRIME DI PERBANKAN

    Contoh kasus Typo Site (Situs Samaran/Palsu)

    Typo Site (kasus www.klikbca.com)

    Steven Haryanto :Apakah seseorang harus menciptakan teknologi canggih (firewall, SSL 128 bit, UserId/PIN) atau menyewa hacker/cracker untuk menjebol pengamanan bank untuk mengakses rekening nasabah? Jawabnya TIDAK.

    Yang anda butuhkan hanyalah USD 8, yaitu untuk hosting:

    http://www.wwwklikbca.com; http://www.kilkbca.com; http://www.clickbca.com http://www.klickbca.com; http://www.klikbacc.com

  • 10

    B. CYBERCRIME DI PERBANKAN

    Contoh kasus ATM Fraud

  • C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    11

    TI memang meningkatkan kualitas dan efisiensi bank dalam memberikan pelayanan bank kepada nasabah, namun risiko yang dihadapi bank terkait TI meningkat khususnya risiko operasional, hukum dan reputasi.

    Perlu mengendalikan risiko agar manfaat penggunaan TI dapat memaksimal mendukung pencapaian bisnis strategi.

    Adanya

    ketentuan TI

    UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008

    PBI MRTI

    SE MRTI

  • 12

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008

    Pasal 2 Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum

    Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di

    wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan

    kepentingan Indonesia. (Azas Extra Teritorial Jurisdiction)

    Pasal 3 Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik, dilaksanakan berdasarkan asas:

    kepastian hukum manfaat Kehati-hatian Iktikad baik Netral Teknologi / kebebasan memilih teknologi

    Netral Media

    INTERNET

  • 13

    Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)

    IE/DE dan/atau hasil cetaknya merupakan :

    alat bukti hukum yang sah;

    perluasan alat bukti yang sah sesuai hukum acara di Indonesia.

    Pasal 44

    Alat Bukti penyidikan, penuntutan & pemeriksaan di sidang Pengadilan:

    Alat bukti yang sah menurut ketentuan perundangan;

    Alat bukti lain berupa IE &/ DE.

    UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008

    IE: salah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas

    pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange

    (EDI), surat elektronik (elektronik mail), dll.

    DE: setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirim, diterima atau

    disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya,

    yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui komputer atau sistem

    elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,

    rancangan, foto atau sejenisnya.

    Informasi

    Elektronik

    Dibuat, diteruskan,

    Dikirim, diterima,

    disimpan

    Dokumen

    Elektronik

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

  • 14

    Pasal 9 :

    Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.

    Pasal 10:

    Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan (Trust Mark).

    UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) No. 11 Tahun 2008

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

  • 15

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    1. Risiko Operasional

    Risiko Operasional timbul di setiap produk dan layanan yang disediakan Bank

    2. Risiko Kepatuhan

    Risiko Kepatuhan timbul apabila Bank tidak memiliki sistem yang memadai untuk

    memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang mengatur perbankan seperti

    misalnya kerahasiaan data nasabah, kebenaran data dari laporan yang disampaikan seperti

    misalnya LBU

    3. Risiko Hukum

    Bank menghadapi risiko hukum yang dapat bersumber dari adanya tuntutan hukum,

    kelemahan perikatan atau kontrak, dan ketidakmampuan Bank melengkapi data untuk

    mendukung kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

    4. Risiko Reputasi

    Opini publik yang negatif dapat timbul antara lain karena kegagalan sistem melayani

    nasabah sesuai janji yang diberikan Bank

    5. Risiko Strategis

    Ketidakcocokan TI yang digunakan Bank dengan tujuan strategis Bank dan ketidakcocokan

    Blue Print IT dengan corporate plan (rencana strategis bisnis) dapat menimbulkan risiko

    strategis.

    Jenis risiko terkait Teknologi Informasi

  • 16

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

    Ruang Lingkup Manajemen Risiko Teknologi Informasi

    Ruang lingkup penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup:

    Pengawasan aktif dewan Komisaris dan Direksi;

    Kecukupan kebijakan dan prosedur penggunaan Teknologi Informasi;

    Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko penggunaan Teknologi Informasi; dan

    Sistem pengendalian intern atas penggunaaan Teknologi Informasi.

    Penerapan manajemen risiko tersebut diatas wajib disesuaikan dengan

    tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha Bank.

  • 17

    Pengawasan Aktif Dewan

    Komisaris dan Direksi

    Sistem Pengendalian

    Intern atas Penggunaan

    TI

    Manajemen Pengembangan dan

    Pengadaan Operasional TI

    Jaringan

    Komunikasi

    Pengamanan

    Informasi

    Business Continuity

    Plan

    End User

    Computing Electronic Banking

    Penggunaan

    Penyedia Jasa TI

    ASPEK

    Kecukupan Kebijakan dan

    Prosedur Penggunaan TI

    Kecukupan Proses Manajemen

    Risiko atas Penggunaan TI

    Penerapan Manajemen Risiko TI

    P E L A P O R A N

    Bab 3

    Bab 4 Bab 5

    Bab 6

    Bab 2

    Ruang Lingkup Manajemen Risiko

    Lain-lain,Sanksi, Ketentuan Peralihan, Ketentuan Penutup Bab 7-10

    Ketentuan Umum Bab 1

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

  • 18

    C. MANAJEMEN RISIKO DALAM

    PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

  • 19

    Layanan Perbankan Melalui Media Elektronik atau selanjutnya disebut

    Electronic Banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah Bank untuk

    memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi

    perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic

    fund transfer, internet banking, mobile phone. (PBI No. 9/15/PBI/2007)

    Electronic Banking

    Dengan Electronic Banking, transaksi perbankan dapat dilakukan

    dimanapun, dan kapanpun dengan mudah dan praktis antara lain melalui

    internet, handphone, dan telepon. Contohnya adalah transfer antar

    rekening maupun antar bank, pembayaran tagihan, pembelian pulsa isi

    ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening.

    D. ELECTRONIC BANKING

  • B. Perkembangan Electronic Banking

    20

    Media Elektronik Jenis Transaksi

    Internet Banking transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan

    internet bank.

    Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, handphone,

    listrik)

    Pembelian (misal: pulsa isi ulang, tiket pesawat, saham)

    Mobile Banking layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for

    Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short

    Message Service).

    Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening, Informasi nilai tukar Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik,

    asuransi)

    Pembelian (pulsa isi ulang, saham)

    Phone Banking layanan yang diberikan untuk kemudahan dalam mendapatkan informasi perbankan dan untuk

    melakukan transaksi finansial non-cash melalui telepon.

    Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik,

    asuransi)

    Pembelian (pulsa isi ulang)

    SMS Banking layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone dengan

    menggunakan media SMS (short message service).

    Transfer dana Informasi saldo, mutasi rekening Pembayaran (kartu kredit) Pembelian (pulsa isi ulang)

    BI-RTGS (Bank Indonesia Real Time Gross Settlement) sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap

    transaksinya dilakukan dalam waktu seketika, dengan

    peserta terdiri dari seluruh bank dan lembaga selain bank.

    Transaksi pembayaran khususnya yang termasuk High Value Payment

    System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp.100

    juta ke atas dan bersifat segera (urgent).

    Uang Elektronik (E-Money) adalah alat pembayaran yang nilai uangnya disimpan secara elektronik pada suatu media.

    Transaksi pembayaran dan/atau transfer dana.

    A. Electronic Banking D. ELECTRONIC BANKING

  • B. Perkembangan Electronic Banking

    21

    Internet Banking : Periode Desember 2013 s.d Juli 2014, Jumlah nasabah

    transaksional meningkat sebesar 27,28%.

    SMS/Mobile Banking : Periode Desember 2013 s.d Juli 2014, Jumlah nasabah

    transaksional meningkat sebesar 12,47%.

    ELECTRONIC BANKING Jumlah Nasabah

    (Des 2013)

    Jumlah Nasabah

    (Juli 2014)

    INTERNET BANKING (IB)

    BANK YANG IB TRANSAKSIONAL 4,505,793 5,734,954

    BANK YANG IB INFORMASIONAL 4,409,001 5,317,684

    SMS/MOBILE BANKING (SMS/MB)

    BANK YANG SMS/MB TRANSAKSIONAL 22,214,598 24,985,830

    BANK YANG SMS/MB INFORMASIONAL 10,297,823 13,956,534

    Bank Indonesia - LKPBU

    D. ELECTRONIC BANKING

  • B. Perkembangan Electronic Banking

    22

    ELECTRONIC BANKING Jumlah Frekuensi

    (Des 2013)

    Jumlah Frekuensi

    (Juli 2014)

    INTERNET BANKING (IB)

    BANK YANG IB TRANSAKSIONAL 112.521.272 131.627.016

    BANK YANG IB INFORMASIONAL 37.629.752 50.518.568

    SMS/MOBILE BANKING (SMS/MB)

    BANK YANG SMS/MB TRANSAKSIONAL 81.614.488 109.933.424

    BANK YANG SMS/MB INFORMASIONAL 16.576.607 19.912.412

    ELECTRONIC BANKING Nilai Transaksi

    (Des 2013) (juta YTD)

    Nilai Transaksi

    (Juli 2014) (juta YTD)

    INTERNET BANKING (IB)

    BANK YANG IB TRANSAKSIONAL 1.236.937.427 868.664.249

    SMS/MOBILE BANKING (SMS/MB)

    BANK YANG SMS/MB TRANSAKSIONAL 48.075.682 55.941.785

    Bank Indonesia - LKPBU

    D. ELECTRONIC BANKING

  • B. Perkembangan Electronic Banking

    23

    Jumlah Bank penerbit Kartu ATM 51

    Jumlah Bank penerbit Kartu Debet 58

    Jumlah Bank penerbit Kartu Kredit 23

    Transaksi Kartu Debet/ATM

    Posisi Desember 2013 Juli 2014

    Total Volume 373,112,207 369,783,149

    Nominal 358,384,849 410,167,495

    Transaksi Kartu Kredit

    Posisi Desember 2013 Juli 2014

    Total Volume 21,806,463 21,569,452

    Nominal 21,241,005 21,653,076

    Volume dalam satuan transaksi

    Nominal dalam jutaan rupiah

    Bank Indonesia www.bi.go.id

    D. ELECTRONIC BANKING

  • D. Kepuasan Pelanggan

    24

    No Jenis Permasalahan Total 1 Kartu Kredit/ATM 194 2 SMS Banking/Internet Banking 2 Total 196

    Data pengaduan yang disampaikan ke Layanan Konsumen OJK (Layanan 1500-655) terkait penggunaan e-banking periode Januari 2013 s.d. 10 Oktober 2014 :

    D. ELECTRONIC BANKING

  • 25

    D. ELECTRONIC BANKING

    Bagi Bank yang menyelenggarakan e-banking wajib:

    Memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku;

    Memberikan edukasi kepada nasabah mengenai produk e-banking dan pengamanannya secara berkesinambungan;

    Memuat setiap rencana penerbitan produk e-banking baru dalam Rencana Bisnis Bank;

    Melaporkan kepada BI setiap rencana penerbitan produk e-banking yang bersifat transaksional paling lambat 2 (dua) bulan sebelum produk tersebut diterbitkan;

    Produk e-banking yang dilaporkan adalah produk baru yang karakteristiknya berbeda dengan produk yang telah ada di bank dan/atau menambah eksposur risiko pada bank.

    Pelaporan rencana penerbitan produk e-banking yang bersifat transaksional tidak perlu dilakukan pada produk e-banking yang persyaratannya sudah diatur secara khusus dalam ketentuan BI.

  • 26

    D. ELECTRONIC BANKING

    Manajemen risiko aktivitas dan produk e-banking

    Penilaian risiko terkait e-banking (risiko umum dan spesifik)

    Bank harus melakukan identifikasi atas jenis-jenis risiko yang dapat ditimbulkan oleh

    aktivitas e-banking baik dari produk itu sendiri maupun dari penggunaan Teknologi

    Informasi sebagai akibat digunakannya electronic delivery channel.

    Bank mengukur setiap kerugian yang terjadi (loss event) pada setiap jenis produk. Untuk

    dapat memantau besar dan kecenderungan risiko dari setiap jenis produk maka Bank

    harus membuat database yang berisi data historis dari kerugian setiap jenis produk.

    Contoh risiko umum a.l. Transaction/Operational Risk yaitu risiko yang timbul atau

    berasal dari fraud, kesalahan dalam proses, gangguan sistem atau kegiatan tidak terduga

    yang menyebabkan ketidakmampuan Bank untuk menyediakan produk atau layanan serta

    menimbulkan kerugian bagi Bank maupun nasabah

  • 27

    D. ELECTRONIC BANKING

    Uji authentication identitas dan kewenangan (authorisation) nasabah

    Prosedur untuk menjamin Non-repudiation sehingga transaksi dapat dipertanggungjawabkan

    Dual control dan segregation of duties terkait penggunaan sistem, database dan aplikasi e-banking

    Metode dan prosedur untuk melindungi integritas data, catatan dan informasi terkait transaksi e-banking

    Pengendalian terhadap otorisasi dan hak akses

    Mekanisme penelusuran (audit trail)

    Business continuity plan termasuk contingency plan

    Melindungi kerahasiaan informasi e-banking

    Incident Response plans

  • 28

    D. ELECTRONIC BANKING

    Prinsip pengendalian pengamanan atas aktivitas e-banking tertentu

    Kenyamanan dan kemudahan nasabah menggunakan fasilitas termasuk efektivitas tampilan menu : ATM & IB

    Menetapkan persyaratan (misalnya registrasi rekening pihak ketiga) atau pembatasan transaksi : ATM & IB & MB

    Pengendalian sarana fisik (peralatan dan ruangan), pemantauan secara rutin : ATM

    (1) Pengamanan aspek transmisi data antara terminal Electronic Fund Transfer (EFT) dengan Host Computer;

    (2) Peningkatan pengamanan fisik disekitar lokasi POS / EDC terminal dan terhadap Terminal

  • 29

    D. ELECTRONIC BANKING

    Prinsip pengendalian pengamanan atas aktivitas e-banking tertentu

    Memastikan keamanan transaksi

    m-banking

    1) Menggunakan suatu SIM Toolkit dengan fitur enkripsi end-to end dari hand-phone hingga server m-banking

    2) Melakukan mutual authentication yaitu pihak Bank dan nasabah dapat

    melakukan proses otentifikasi dengan digital certificate , Personal Authentication Message.

    Memastikan keamanan transaksi

    phone banking

    1) Layanan ini tidak digunakan untuk transaksi dengan nilai/risiko yang tinggi

    2) Semua percakapan direkam termasuk no. telpon nasabah, detil transaksi , dll.

    3) Menggunakan metode otentifikasi yang handal dan aman seperti PIN dan

    password terutama untuk transaksi finansial

  • 2

    Terimakasih

    30