CVA Emboli

8
CVA Emboli A. Pengertian CVA (Cerebral Vascular Accident) atau yang biasa dikenal dengan stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi, 2011). B. Klasifikasi Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan stroke hemorrhagic. Kedua kategori ini merupakan suatu kondisi yang berbeda, pada stroke hemorhagic terdapat timbunan darah di subarahchnoid atau intraserebral, sedangkan stroke iskemik terjadi karena kurangnya suplai darah ke otak sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi. Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai berikut : 1. Stroke Iskemik Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak. penyumbatnya adalah plak atau timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa

description

Laporan pendahuluan

Transcript of CVA Emboli

Page 1: CVA Emboli

CVA Emboli

A. Pengertian

CVA (Cerebral Vascular Accident) atau yang biasa dikenal dengan stroke adalah

penyakit atau gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya

peredaran darah ke otak. Gangguan peredaran darah otak berupa tersumbatnya pembuluh darah

otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen

dan zat makanan menjadi terganggu. Kekurangan pasokan oksigen ke otak akan memunculkan

kematian sel saraf (neuron). Gangguan fungsi otak ini akan memunculkan gejala stroke (Junaidi,

2011).

B. Klasifikasi

Stroke dapat dibagi menjadi 2 kategori utama yaitu, stroke iskemik dan stroke hemorrhagic.

Kedua kategori ini merupakan suatu kondisi yang berbeda, pada stroke hemorhagic terdapat

timbunan darah di subarahchnoid atau intraserebral, sedangkan stroke iskemik terjadi karena

kurangnya suplai darah ke otak sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi kurang mencukupi.

Klasifikasi stroke menurut Wardhana (2011), antara lain sebagai berikut :

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi pada otak yang mengalami gangguan pasokan darah yang

disebabkan karena penyumbatan pada pembuluh darah otak. penyumbatnya adalah plak atau

timbunan lemak yang mengandung kolesterol yang ada dalam darah. Penyumbatan bisa

terjadi pada pembuluh darah besar (arteri karotis), atau pembuluh darah sedang (arteri

serebri) atau pembuluh darah kecil.

Penyumbatan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding bagian dalam pembuluh

darah (arteri) menebal dan kasar, sehingga aliran darah tidak lancar dan tertahan. Oleh karena

darah berupa cairan kental, maka ada kemungkinan akan terjadi gumpalan darah (trombosis),

sehingga aliran darah makin lambat dan lama-lama menjadi sumbatan pembuluh darah.

Akibatnya, otak mengalami kekurangan pasokan darah yang membawah nutrisi dan oksigen

yang diperlukan oleh darah. Sekitar 85 % kasus stroke disebabkan oleh stroke iskemik atau

infark, stroke infark pada dasarnya terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak.

Page 2: CVA Emboli

Penurunan aliran darah yang semakin parah dapat menyebabkan kematian jaringan

otak. Penggolongan stroke iskemik atau infark menurut Junaidi (2011) dikelompokkan

sebagai berikut :

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

Suatu gangguan akut dari fungsi lokal serebral yang gejalanya berlangsung kurang dari

24 jam atau serangan sementara dan disebabkan oleh thrombus atau emboli. Satu sampai

dua jam biasanya TIA dapat ditangani, namun apabila sampai tiga jam juga belum bisa

teratasi sekitar 50 % pasien sudah terkena infark.

b. Reversible Ischemic Nerurological Defisit (RIND)

Gejala neurologis dari RIND akan menghilang kurang lebih 24 jam, biasanya RIND akan

membaik dalam waktu 24–48 jam.

c. Stroke In Evolution (SIE)

Pada keadaan ini gejala atau tanda neurologis fokal terus berkembang dimana terlihat

semakin berat dan memburuk setelah 48 jam. Defisit neurologis yang timbul berlangsung

bertahap dari ringan sampai menjadi berat.

d. Complete Stroke Non Hemorrhagic

Kelainan neurologis yang sudah lengkap menetap atau permanen tidak berkembang lagi

bergantung daerah bagian otak mana yang mengalami infark.

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi pada otak yang mengalami kebocoran atau pecahnya

pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau menutupi ruang-ruang

jaringan sel otak. Adanya darah yang mengenangi atau menutupi ruang-ruang jaringan sel

otak akan menyebabkan kerusakan jaringan sel otak dan menyebabkan kerusakan fungsi

kontrol otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar pembuluh darah yang pecah

(intracerebral hemorage) atau dapat juga genangan darah masuk kedalam ruang sekitar otak

(subarachnoid hemorage) bila ini terjadi stroke bisa sangat luas dan fatal bahkan sampai

pada kematian.

Stroke hemoragik pada umumnya terjadi pada lanjut usia, karena penyumbatan terjadi

pada dinding pembuluh darah yang sudah rapuh (aneurisma). Pembuluh darah yang sudah

rapuh ini, disebabkan karena faktor usia (degeneratif), akan tetapi bisa juga disebabkan

Page 3: CVA Emboli

karena faktor keturunan (genetik). Keadaan yang sering terjadi adalah kerapuhan karena

mengerasnya dinding pembuluh darah akibat tertimbun plak atau arteriosklerosis akan lebih

parah lagi apabila disertai dengan gejala tekanan darah tinggi. Beberapa jenis stroke

hemoragik menurut Feigin (2007), yaitu:

a. Hemoragi ekstradural (hemoragi epidural)

adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Stroke ini biasanya

diikuti dengan fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah atau arteri meningens

lainnya. Pasien harus diatasi beberapa jam setelah mengalami cedera untuk dapat

mempertahankan hidup.

b. Hemoragi subdural (termasuk subdural akut) yaitu hematoma subdural yang robek

adalah bagian vena sehingga pembentukan hematomanya lebih lama dan menyebabkan

tekanan pada otak.

c. Hemoragi subaraknoid (hemoragi yang terjadi di ruang subaraknoid) dapat terjadi

sebagai akibat dari trauma atau hipertensi tetapi penyebab paling sering adalah

kebocoran aneurisma.

d. Hemoragi interaserebral, yaitu hemoragi atau perdarahan di substansi dalam otak yang

paling umum terjadi pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral karena

perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan ruptur pembuluh

darah.

C. Manifestasi Klinis

1. Mendadak mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan atau kaki pada salah satu

bagian tubuh

2. Mendadak sering sakit kepala tanpa sebab yang pasti

3. Mendadak kesulitan berjalan, pusing dan kehilangan keseimbangan atau koordinasi

4. Mendadak bingung, kesulitan bicara atau memahami

5. Mendadak susah melihat pada salah satu atau kedua mata

D. Etiologi

a. Stroke Iskemik

Page 4: CVA Emboli

- Trombosis serebral

Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab

utama thrombosis serebral yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-

tanda thrombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah onset yang tidak umum.

Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang dan beberapa

mengalami onset yang tidak dapat dibedakan dari hemoragi intraserebral atau embolisme

serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba ; dan

kehilangan bicara sementara, hemiplegic, atau parastesia pada setengah tubuh dapat

mendahului onset paralisis berat pada beberapa jam atau hari.

- Embolisme serebral

Embolisme biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabangnya

sehingga merusak sirkulasi serebral. Onset hemiparesis atau hemiplegic tiba-tiba dengan

afasia, tanpa afasia, atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau

pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral.

b. Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan

iskemia (penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke himoragik adalah

hipertensi, pecahnya aneurisma, malformasi arteriovenosa ( hubungan yang abnormal).

E. Faktor resiko

Faktor risiko stroke adalah faktor yang memperbesar kemungkinan seseorang untuk menderita

stroke. Ada 2 kelompok utama faktor risiko stroke. Kelompok pertama ditentukan secara genetik

atau berhubungan dengan fungsi tubuh yang normal sehingga tidak dapat dimodifikasi. Yang

termasuk kelompok ini :

a. Usia

b. jenis kelamin

c. ras

d. riwayat stroke dalam keluargaserangan

e. Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya.

Page 5: CVA Emboli

Kelompok yang kedua merupakan akibat dari gaya hidup seseorang dan dapat dimodifikasi.

Faktor risiko utama yang termasuk kelompok kedua menurut Bounameaux, et al.,1999

adalah

a. Hipertensi

b. diabetes mellitus

c. merokok

d. hiperlipidemia

e. intoksikasi alkohol

F. Penatalaksaan stroke

Menurut Harsono (1996), kematian dan deteriosasi neurologis minggu pertama

stroke iskemia terjadi karena adanya edema otak. Edema otak timbul dalam beberapa

jam setelah stroke iskemik dan mencapai puncaknya 24-96 jam. Edema otak mula-mula

cytofosic karena terjadi gangguan pada metabolism seluler kemudian terdapat edema

vasogenik karena rusaknya sawar darah otak setempat.

1. Menurut Harsono (1996), Untuk menurunkan edema otak dilakukan hal-hal

berikut ini :

a. Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20-300

b. Hindarkan pemberian nutrisi cairan intravena yang berisi glukosa atau cairan

hipotonik.

c. Pemberian osmoterapi seperti berikut ini :

i. Bolus marital 1gr/kgBB dalam 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan

dosis 0,25 gr/kgBB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target

osmolaritas 300-320 mmol/liter

ii. Gliserol 50% oral 0,25-1 gr/kgBB setiap 4 sampai 6 jam atau gliserol 10%

intravena 10 ml/kgBB dalam 3-4 jam ( untuk edema serebral

ringan,sedang)

Page 6: CVA Emboli

iii. Furosemida 1 mg/kgBB intravena

d. Intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai PCO2 = 29-

35 mmHg

e. Tindakan bedah dikompresif perlu dikerjakan apabila terdapat supra tentoral 8,

dengan pergesaran linea mediarea atau serebral infark disertai efek rasa

f. Steroid dianggap kurang menguntungkan untuk terapi udara serebral karena di

samping menyebabkan hipergilkemia juga naiknya resiko infeksi.