CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf ·...

20
CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN AYAM BROILER DI KOTA MATARAM PUBLIKASI ILMIAH Diserahkan Guna Memenuhi Syarat yang Diperlukan untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan pada Program Studi Peternakan Oleh DINI KASWARI B1D 211 063 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015

Transcript of CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf ·...

Page 1: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

i

CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN USAHA

PEMOTONGAN AYAM BROILER DI KOTA MATARAM

PUBLIKASI ILMIAH

Diserahkan Guna Memenuhi Syarat yang Diperlukan

untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan

pada Program Studi Peternakan

Oleh

DINI KASWARI

B1D 211 063

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2015

Page 2: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

ii

Page 3: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

iii

CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN USAHA

PEMOTONGAN AYAM BROILER DI KOTA MATARAM

INTISARI

Oleh

DINI KASWARI B1D 211 063

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar curahan tenaga kerja keluarga, besar

pendapatan, serta untuk melihat hubungan antara curahan tenaga kerja keluarga dengan

pendapatan pada usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

ayam broiler yang ada di Kota Mataram. Sampel yang digunakan sebanyak 22 yang tersebar

di Kota Mataram dengan menggunakan metode puposive sampling.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan tenaga kerja keluarga yang paling banyak

berperan pada usaha pemotongan ayam broiler selain tenaga kerja dari luar keluarga yaitu

istri dengan rata-rata 0,3317 HKP/orang/hari, kemudian suami dengan rata-rata 0,1675

HKP/orang/hari dan anak dengan rata-rata 0,0127 HKP/orang/hari. Pendapatan pengusaha

pemotongan ayam broiler yang ada di Kota Mataram yang terbesar dari skala kepemilikan

tertinggi 40.500 ekor/bulannya sebesar Rp 155.779.245/bulannya sedangkan pada skala usaha

terbawah 1.620 ekor/bulannya dengan rata-rata pendapatan/bulannya

Rp 2.346.159,78/bulannya. Nilai koefisien korelasi dari curahan tenaga kerja keluarga dengan

pendapatan sebesar 0,0340 yang artinya korelasinya sangat lemah.

Kata Kunci : Curahan Tenaga Kerja Keluarga, Pendapatan.

Page 4: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

iv

ABSTRACT

THE OUTPOURING OF LABOR AND INCOME FAMILIES CUTTING BROILER

CHICKEN IN MATARAM CITY

by

DINI KASWARI

B1D 211 063

This research aim to know bigly of family labour effusing, Big of earning, and to see

relation between family laboue effusing with earnings at effort amputation of chicken boiler

towen of mataram. Research methode the used, methode of survey with direct interview to

entrepeneur of amputation of chicken boiler exist in town mataram. Used sample counted 22

which spread over town of mataram. By using methode of pupossive sampling. Result of

obtained assesment show family labour which at most sharing at effort amputation of chicken

boiler, Besides labour from outside family that is wife horizontally flatten 0,3317 HKP/

/people/its day, later than husband horizontally flatten 0,1675 HKP/people/its day and child

horizontally flatten 0,0127 HKP/people/its day, Earning of intrepreneure of amputation of

chicken broiler existing is town of mataram biggest of highest ownership scorpion 40.500

tail/its month equal to Rp 1.555.779.245/months, while at scorpion of is effort under 1.620

tile/its month. With its earnings mean of him Rp 2.346.159,78/its months. Correlation

coefficient value of family labour effusing with the earning its correlation very weak.

Keywords: Outpouring of Labor Family, Income.

Page 5: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

1

PENDAHULUAN

Peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor pertanian. Peternakan adalah

kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan keuntungan dari

kegiatan tersebut (Rasyaf, 2002).

Kegiatan usaha yang menarik dikaji di subsektor peternakan adalah usaha agribisnis

ayam ras pedaging. Ayam ras pedaging disebut juga ayam broiler yang merupakan salah satu

komoditi peternakan yang cukup menjanjikan karena produksinya yang cukup cepat untuk

memenuhi kebutuhan pasar dibandingkan dengan produk ternak lainnya.

Kota Mataram selain dikenal sebagai ibu kota Propinsi Nusa Tenggara Barat juga

dikenal sebagai ibu kota Pemda Kota Mataram. Kota Mataram yang letaknya sangat strategis

dan menjadi pusat berbagai aktifitas seperti pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan,

industri dan jasa sangat cocok untuk menjalankan usaha pemotongan ayam broiler ini.

Kota Mataram terdiri dari 6 (enam) Kecamatan yaitu Kecamatan Mataram, Ampenan,

Cakranegara, Sandubaya, Sekarbela, dan Selaparang dengan 50 kelurahan dan 298

Lingkungan (BPS, 2014).

Pengembangan usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram ini memiliki prospek

yang cukup bagus. Hal ini terlihat dari banyaknya penduduk yang memiliki kesadaran akan

pentingnya gizi dan protein hewani.

Usaha pemotongan ayam ras pedaging selain sebagai penyedia protein hewani juga

merupakan pertumbuhan ekonomi baru sebagai sumber mata pencarian masyarakat di seluruh

Indonesia dan tidak terkecuali pada Kota Mataram yang merupakan salah satu daerah

potensial pemasaran hasil produksi ayam ras pedaging. Kondisi potensial tersebut disebabkan

karakteristik perekonomian Kota Mataram yang lebih didominasi oleh sektor perdagangan,

hotel dan rumah makan (BPS, 2014). Dengan begitu, terdapat permintaan yang tinggi akan

pasokan produk ayam ras pedaging, maka merupakan peluang bagi masyarakat Kota

Mataram untuk ikut andil dalam kegiatan memproduksinya.

Usaha pemotongan ayam broiler atau ras pedaging yang dijalankan masyarakat sangat

bermanfaat sebagai sumber pendapatan. Akan tetapi kebanyakan dari masyarakat masih

menganggap usaha pemotongan ayam broiler yang mereka jalankan sebagai usaha

sampingan, karena kehidupan masyarakat umumnya masih bertumpu pada usaha lainnya

sebagai usaha pokoknya. Oleh karena itu, untuk mengembangkan usaha pemotongan yang

dijalankan oleh pelaku usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram ini, maka penting

diketahui seberapa besar curahan waktu mempengaruhi pendapatan pelaku usaha

Page 6: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

2

pemotongan ayam broiler dalam meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul ‘’CURAHAN TENAGA

KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN USAHA PEMOTONGAN AYAM BROILER

DI KOTA MATARAM’’.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar curahan tenaga kerja keluarga

dalam usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram, untuk mengetahui berapa besar

pendapatan keluarga dalam usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram, untuk

mengetahui hubungan antara curahan waktu tenaga kerja keluarga dan pendapatan pada

usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Mataram dengan metode survei yaitu dengan cara

mengumpulkan data di lapangan melalui wawancara langsung dengan pengusaha

pemotongan ayam broiler dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

(kuisioner). Penentuan sampel responden dilakukan berdasarkan populasi pemotongan ayam

broiler yang tersebar di enam kecamatan dengan jumlah pemotong menurut hasil survey

sementara sebanyak 43 pemotong. Pengambilan responden dilakukan secara purposive

sampling dari 43 pemotong, yaitu sebanyak 50 % dari populasi, yaitu berjumlah 22

responden dengan penyebaran sebagai berikut : di Kecamatan Sandubaya sebanyak 7

pemotong, di Kecamatan Selaparang sebanyak 4 pemotong, di Kecamatan Mataram sebanyak

1 pemotong, di Kecamatan Sekarbela 1 pemotong, di Kecamatan Cakranegara sebanyak 6

pemotong, dan di Kecamatan Ampenan sebanyak 2 pemotong.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan

pelaku usaha pemotongan ayam broiler yang ada di masing-masing kecamatan di Kota

Mataram mengenai data identitas responden, curahan waktu kerja, pendapatan dengan

menggunakan kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber

seperti laporan-laporan Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan instansi lain

yang terkait, serta literatur yang relevan dengan penelitian ini.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk

menganalisis curahan tenaga kerja peternak, analisis pendapatan usaha pemotongan dan uji

korelasi antara curahan kerja terhadap pendapatan usaha pemotongan ayam broiler di Kota

Mataram.

Page 7: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam melakukan

atau mengambil keputusan yang dapat bekerja secara optimal dan produktif. Adapun kisaran

umur yang dimiliki oleh responden pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 1. Umur Pengusaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Responden Umur Responden

1 45

2 43

3 33

4 46

5 42

6 45

7 41

8 41

9 50

10 45

11 42

12 36

13 42

14 51

15 41

16 60

17 46

18 32

19 33

20 42

21 42

22 33

Jumlah 931

Rata-rata 42,31

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Pada Tabel 1 menunjukkan, hasil penelitian yang dilakukan terhadap pengusaha

pemotongan ayam broiler yang ada di Kota Mataram, dapat diketahui bahwa rata-rata umur

pengusaha pemotongan ayam broiler yang dijadikan sebagai responden yaitu 42 tahun. Umur

tersebut menunjukkan bahwa pengusaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram

termasuk golongan umur produktif. Dimana diketahui bahwa usia produktif dimulai dari

umur 15 – 64 tahun, sedangkan usia non produktif yaitu umur 65 ke atas. Dimana dalam usia

produktif tersebut usia terbanyak pengusaha di Kota Mataram berada pada kisaran umur 32-

Page 8: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

4

60 tahun. Keadaan seperti ini memberikan gambaran bahwa responden secara umum masih

sangat aktif baik secara fisik maupun pemikiran dalam pengembangan usahanya. Hal ini

berarti bahwa rata-rata pengusaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram berada pada

kelompok usia produktif.

Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan sangat menentukan seseorang dalam bersikap dan mengambil

keputusan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mempengaruhi cara

seseorang mengambil keputusan dalam mengelola suatu usaha. Adapun tingkat pendidikan

pengusaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Mataram.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tidak Sekolah - -

2 TSD 3 13,6 (%)

3 TSMP 8 36,3 (%)

4 SMA/SMK 11 50 (%)

5 Sarjana - -

Jumlah 22 100

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Tabel 2 dapat dilihat bahwa, tingkat pendidikan pengusaha di Kota Mataram yang

dijadikan responden bervariasi. Terdapat beberapa penyebab rendahnya tingkat pendidikan

yang diambil oleh responden, salah satunya yaitu karena tingkat ekonomi keluarga responden

yang belum mencukupi untuk biaya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Selain itu, tanggung jawab untuk melanjutkan usaha orang tua juga bisa menjadi penyebab

rendahnya tingkat pendidikan responden.

Jumlah Skala Usaha Responden

klasifikasi responden berdasarkan jumlah skala usaha/pemotongan yang dimiliki

masing-masing responden dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Skala Usaha/Pemotongan di Kota Mataram.

No Skala Usaha/Pemotongan (Bulan) Jumlah Orang Persentase (%)

1 1.620-1.890 8 36,36

2 2.700 5 22,72

3 4.050 2 9,09

4 5.400 3 13,63

5 10.800 2 9,09

6 18.900 1 4,54

7 40.500 1 4,54

Jumlah 22 100

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Page 9: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

5

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat, bahwa setiap produksi dari setiap pengusaha

pemotongan ayam broiler di Kota Mataram memiliki variasi yang beragam. Hal yang dapat

mempengaruhi jumlah pemotongan ayam broiler yang diproduksi yaitu besar kecilnya modal

yang dimiliki oleh setiap pengusaha. Dari setiap pengusaha pemotongan ayam broiler yang

dijadikan sebagai responden penelitian di Kota Mataram ini rata-rata modal yang digunakan

untuk usaha berasal dari modal sendiri tanpa ada campur tangan dari pemerintah atau

pinjaman dari perbankan. Inilah yang dapat mempengaruhi pemotongan ayam broiler yang

dipotong setiap harinya karena kemampuan modal yang dimiliki oleh setiap pengusaha.

Pengalaman Usaha

Dalam usaha peternakan pengalaman merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu usaha. Semakin lama orang mengelolah suatu usaha maka semakin luas pengalaman yang

diperoleh dan semakin besar kemampuannya dalam mengenal usaha yang digeluti. Adapun

klasifikasi responden berdasarkan tingkat pengalaman dalam usaha pemotongan ayam broiler

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Menjadi Pengusaha Pemotongan

Ayam Broiler di Kota Mataram.

No Pengalaman Usaha (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 1-10 12 54,54

2 11-20 7 31,81

3 21-30 3 13,63

Jumlah 22 100

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Tabel 4 menunjukkan, sebagian besar responden memiliki pengalaman berusaha

sekitar 1-10 tahun sebanyak 12 responden dengan presentase 54,54%, sedangkan paling lama

yaitu 21-30 tahun sebanyak 3 responden dengan peresentase 13.63%. Pengusaha yang

memiliki pengalaman berusaha yang cukup lama umumnya memiliki pengetahuan yang lebih

banyak dibandingkan pengusaha yang baru saja menekuni usaha pemotongannya. Sehingga

pengalaman berusaha menjadi salah satu ukuran kemampuan seseorang dalam mengelolah

suatu usaha peternakan.

Tanggungan

Tanggungan merupakan jumlah orang yang menjadi beban tanggungan pengusaha

meliputi istri, anak, dan orang lain yang tinggal dalam keluarga tersebut.

Page 10: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

6

Tabel 5. Tanggungan Pengusaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Tanggungan Responden (Orang) Jumlah Responden (Orang)

2 2

3 3

4 4

5 5

6 2

7 2

11 1

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Berdasarkan data pada Tabel 5 dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa jumlah

tanggungan pengusaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram bervariasi. Mulai dari dua

orang, tiga orang, empat orang, lima orang, enam orang, tujuh orang dan sebelas orang yang

menjadi tanggungan pengusaha. Jumlah tanggungan yang tinggi akan menjadi beban bagi

pengusaha dengan pendapatan yang kecil. Namun, jika dilihat dari ketersediaan tenaga kerja,

maka hal tersebut merupakan aset tenaga kerja yang bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan

untuk upah tenaga kerja selain keluarga. Dengan berkurangnya jumlah biaya atau cost, maka

secara otomatis akan meningkatkan pendapatan usaha.

Curahan Waktu Kerja

Pada usaha pemotongan ayam broiler yang ada di Kota Mataram ini, rumah tangga

dari pengusaha meliputi suami, istri dan anak, masing-masing anggota keluarga mencurahkan

waktunya untuk melakukan berbagai kegiatan pemotongan seperti pengambilan ayam,

pemotongan ayam, pencabutan bulu ayam, pemisahan dan pembersihan jeroan, kaki, kepala

dan pemasaran. Seluruh kegiatan tersebut dikerjakan dengan lama kerja yang berbeda-beda

oleh setiap anggota keluarga maupun tenaga kerja dari luar anggota keluarga yang

mencurahkan waktunya dalam proses produksi. Berikut adalah ukuran yang digunakan setara

hari kerja pria, wanita dan anak dengan menggunakan faktor konversi sebagai berikut

(Harnanto, 1993) :

1. 8 jam kerja tenaga kerja pria dewasa >15 Tahun = 1 HKP

2. 8 jam kerja tenaga kerja wanita dewasa>15 Tahun = 0,8 HKP

3. 8 jam kerja anak-anak<15 Tahun = 0,5 HKP

Berikut adalah jumlah curahan waktu kerja dalam keluarga pada usaha pemotongan

ayam broiler di Kota Mataram dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 11: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

7

Tabel 6. Jumlah Curahan Waktu Kerja Dalam Keluarga di Kota Mataram 2015

No Jenis Kegiatan

Curahan Waktu Kerja Dalam Keluarga (HKP)

Suami Istri Anak

Jumlah Rata-rata Jumlah

Rata-

rata Jumlah

Rata-

rata

1 Pengambilan Ayam 0 0 0 0 0 0

2 Pemotongan Ayam 0,5 0,0227 0 0 0 0

3 Pencabutan Bulu 0,3125 0,0142 0,3 0,0136 0,0937 0,0042

4 Pemisahan dan Pembersihan 0 0 0,4 0,0181 0,1875 0,0085

5 Pemasaran 2,875 0,1306 6,6 0,3 0 0

Jumlah 3,6875 0,1675 7,3 0,3317 0,2812 0,0127

HKP 1 1 0,8 0,8 0,5 0,5

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Menurut Tabel 6 hasil penelitian menunjukkan, jumlah waktu kerja dalam keluarga

yaitu curahan waktu kerja yang paling banyak dilakukan dalam usaha pemotongan ayam

broiler di Kota Mataram yaitu istri dengan total waktu 7,3 HKP dengan rata-rata waktu

0,3317 HKP/orang/hari. Kegiatan yang membutuhkan waktu paling banyak yang dikerjakan

oleh istri adalah pada proses memasarkan produknya atau ayam boiler yang sudah siap jual

ke konsumen dengan total waktu 6,6 HKP dengan rata-rata waktu 0,3 HKP/orang/hari karena

di Kota Mataram ini mayoritas pasar yang dimiliki adalah pasar tradisional yang buka

setengah hari saja atau rata-rata kegiatan pasar hanya berlangsung 5-6 jam/harinya.

Kemudian peran suami dalam usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram ini tidak

cukup banyak karena banyak suami dari istri para pengusaha memiliki pekerjaan pokok

lainnya seperti memiliki usaha lain, ada yang berprofesi sebagai pegawai instansi

pemerintahan, pensiunan, dan ada beberapa dari suami pengusaha tersebut telah meninggal

dunia.

Sedangkan total curahan waktu kerja anak yaitu 0,2812 HKP dengan rata-rata 0,0127

HKP/harinya. Kegiatan yang paling banyak dicurahkan anak yaitu pada proses pemisahan

dan pembersihan, dengan total curahan waktu 0,1875 HKP dengan rata-rata 0,0085

HKP/orang/hari. Anak merupakan orang yang berumur dibawah 18 tahun. Menurut pasal 68

tahun 2003, pengusaha atau orang tua dilarang mempekerjakan anaknya. Namun pasal 69, 70,

71 tahun 2003 mengatakan bahwa anak usia 13-15 tahun diperbolehkan bekerja ringan

asalkan tidak mengganggu mental dan kesehatan dari anak tersebut. Peran seorang anak

dalam usaha ini tidak banyak karna banyak anak-anak pengusaha masih di bawah umur dan

kesadaran para orangtua akan pentingnya pendidikan seorang anak sudah diterapkan kepada

anak-anak mereka sehingga para orangtua menyuruh anaknya tetap fokus bersekolah.

Page 12: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

8

Tabel 7. Jumlah Curahan Waktu Kerja Luar Keluarga di Kota Mataram 2015.

No Jenis Kegiatan

Curahan Waktu Kerja Luar Keluarga (HKP)

Laki-Laki Perempuan

Jumlah Rata-rata Jumlah Rata-rata

1 Pengambilan Ayam 1,375 0,0625 0 0

2 Pemotongan Ayam 2,375 0,1079 0 0

3 Pencabutan Bulu 0,375 0,0170 1,3 0,059

4 Pemisahan dan Pembersihan 0,437 0,019 1,6 0,072

5 Pemasaran 1 0,0454 1 0,045

Jumlah 5,562 0,2518 3,9 0,176

HKP 1 1 0,8 0,8

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Berdasarkan data hasil penelitian pada pada Tabel 7 dapat dilihat, bahwa jumlah

curahan waktu kerja yang paling banyak dalam usaha pemotongan ayam broiler di Kota

Mataram yaitu curahan waktu kerja dari luar keluarga (tenaga kerja laki-laki) dengan total

waktu 5,562 HKP dengan rata-rata waktu 0,2518 HKP/orang/hari. Kegiatan yang

membutuhkan waktu paling banyak yang dikerjakan oleh tenaga kerja dari luar keluarga

adalah pada proses pemotongan ayam dengan total waktu 2,375 HKP dengan rata-rata waktu

0,1079 HKP/orang/hari. Hal ini dapat disebabkan karena jumlah skala usaha atau jumlah

ayam yang dipotong perharinya, ketajaman pisau yang digunakan, dan juga dapat disebabkan

oleh kecepatan tenaga kerja dalam memotong ayam tersebut karena rata-rata para pengusaha

ayam broiler di Kota Mataram ini, cara pemotongannya masih menggunakan cara tradisional

atau disembelih oleh manusia secara langsung.

Biaya Tetap

Adapun yang termasuk biaya tetap dalam usaha pemotongan ayam broiler di Kota

Mataram ini seperti biaya penyusutan penampungan ayam dan biaya penyusutan peralatan.

Biaya tetap yang dikeluarkan oleh masing-masing responden dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Biaya Tetap Usaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Responden Jumlah Ayam (Ekor) Total Biaya Tetap

1 1.620 106.444,44

2 1.620 99.416,67

3 4.050 258.694,44

4 1.890 122.750

5 4.050 159.472,22

6 2.700 156.277,78

7 2.700 282.233,33

8 40.500 6.607.561,46

9 5.400 883.347,22

10 5.400 251.094,44

Page 13: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

9

11 1.620 101.819,44

12 1.890 132.138,89

13 2.700 121.625

14 2.700 195332,50

15 2.700 208.738,89

16 8.100 629.837,30

17 1.620 120.541,67

18 4.050 159.666,67

19 1.620 120.961,11

20 18.900 1.303.239,90

21 1.620 247.947,31

22 10.800 1.556.398,14

Jumlah 12.420 15.583.539

Rata-rata 564,5454545 708342,6736

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Berdasarkan hasil penelitian yang ditujukan pada Tabel 8, biaya tetap yang

dikeluarkan oleh masing-masing responden sangat bervariasi. Responden dengan biaya tetap

tertinggi adalah responden nomer delapan dengan total nilai sebesar Rp 6.607.561,46 dengan

skala usaha 40.500 ekor/bulannya kemudian responden dengan pengeluaran biaya tetap

terendah adalah responden nomer dua dengan total nilai sebesar Rp 99.416,67 dengan skala

pemotongan 1.620 ekor/bulannya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah skala usaha, dan

jumlah barang yang digunakan untuk mendukung proses berjalannya usaha pemotongan

ayam broiler tersebut.

Biaya Tidak Tetap (Variabel)

Biaya variable (variable cost) disebut juga sebagai biaya langsung. Biaya variabel

terdiri dari pembelian ayam hidup, biaya upah tenaga kerja dan biaya operasional seperti

biaya listrik, biaya air, biaya transportasi, biaya pembelian isi ulang gas, dan pembelian

kantong plastik. Hasil penelitian biaya tidak tetap dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Tidak Tetap Usaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Responden Jumlah Ayam (Ekor) Total Biaya Variabel

1 1.620 63.262.500

2 1.620 61.721.500

3 4.050 150.633.700

4 1.890 74.902.500

5 4.050 154.500.050

6 2.700 108.226.850

7 2.700 108.643.850

8 40.500 1.624.216.750

9 5.400 205.860.100

10 5.400 216.150.850

Page 14: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

10

11 1.620 60.402.500

12 1.890 66.670.000

13 2.700 100.604.300

14 2.700 103.486.750

15 2.700 97.764.600

16 8.100 308.861.450

17 1.620 61.844.000

18 4.050 154.672.800

19 1.620 64669000

20 18.900 649.081.000

21 1.620 66.026.750

22 10.800 384.207.900

Jumlah 12.420 6.663.469.094

Rata-rata 564,5454545 302884958,8

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Dari hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 9, bahwa dari masing-

masing pengusaha memperlihatkan variasi jumlah biaya variabel yang dikeluarkan oleh

pengusaha pemotongan ayam broiler per bulannya. Perbedaan biaya yang dikeluarkan

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti besarnya skala usaha serta sumber atau tempat

pengusaha memperoleh bahan-bahan tersebut. Sebagai contohnya, responden yang bernama

Ibu Rumini memperoleh ayam hidup dari pengepul dengan harga Rp 20.000/kg. Sedangkan

responden dengan Bapak Ridwan Bakri memperoleh harga pembelian ayam hidup

dipengepul sebesar Rp 18.500/kg. Perbedaan harga tersebut berdampak pada perbedaan biaya

yang dikeluarkan untuk pembelian ayam hidup.

Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya dari hasil penjumlahan antara biaya tetap ,biaya

tidak tetap, dan biaya resiko. Biaya Resiko merupakan perkiraan biaya untuk kemungkinan

terjadinya hal-hal yang tidak terduga seperti : kerusakan, busuk, hilang/tidak laku. Total

biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Total Biaya Produksi Usaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Responden Jumlah Ayam (Ekor) Biaya Tetap Biaya Tidak Tetap Biaya Resiko Biaya Produksi

1 1.620 106.444,44 63.262.500 633689,44 64.002.633,88

2 1.620 99.416,67 61.721.500 618209,67 62.439.126,34

3 4.050 258.694,44 150.633.700 1508923,44 152.401.317,88

4 1.890 122.750 74.902.500 750252,00 75.775.502,00

5 4.050 159.472,22 154.500.050 1546595,22 156.206.117,44

6 2.700 156.277,78 108.226.850 1083831,78 109.466.959,56

7 2.700 282.233,33 108.643.850 1089260,33 110.015.343,66

8 40.500 6.607.561,46 1.624.216.750 16308243,15 1.647.132.554,61

Page 15: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

11

9 5.400 883.347,22 205.860.100 2067434,72 208.810.881,94

10 5.400 251.094,44 216.150.850 2164019,44 218.565.963,88

11 1.620 101.819,44 60.402.500 605043,94 61.109.363,38

12 1.890 132.138,89 66.670.000 668021,89 67.470.160,78

13 2.700 121.625 100.604.300 1007259,5 101.733.184,50

14 2.700 1.953.332,50 103.486.750 1038170,3 106.478.252,80

15 2.700 208.738,89 97.764.600 979733,89 98.953.072,78

16 8.100 629.837,30 308.861.450 3094912,73 312.586.200,03

17 1.620 120.541,67 61.844.000 619645,17 62.584.186,84

18 4.050 159.666,67 154.672.800 1548324,67 156.380.791,34

19 1.620 120.961,11 64669000 647899,11 65.437.860,22

20 18.900 1.303.239,90 649.081.000 6503842,99 656.888.082,89

21 1.620 247.947,31 66.026.750 662746,73 66.937.444,04

22 10.800 1.556.398,14 384.207.900 3857642,81 389.621.940,95

Total 128.250 15.583.538,82 4.886.409.700 49003702,92 4.950.996.941,74

Rata-rata 5829,545455 708.342,67 222.109.531,82 2227441,042 225.045.315,53

Sumber : Data Primer, diolah (2015)

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa total biaya produksi

terbesar adalah responden nomer delapan dengan total biaya produksi Rp 1.647.132.554,61

dengan skala pemotongan 40.500 ekor/bulannya dan responden dengan total biaya produksi

terendah adalah responden nomer sebelas sebesar Rp 61.109.363,38 dengan skala

pemotongan 1.620 ekor/bulannya. Hal ini disebabkan oleh proses produksi usaha

pemotongan ayam broiler di Kota Mataram ini berbeda-beda dengan sesama pengusaha

pemotongan ayam broiler, terlihat dari sumber bahan baku, tenaga kerja dan tekhnologi yang

digunakan berbeda-beda dimasing-masing pengusaha.

Pendapatan

Pendapatan yaitu penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Sedangkan

pendapatan kotor merupakan total nilai produksi usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik

yang dijual maupun yang tidak dijual (Soekardono, 2006). Dalam penelitian yang dilakukan

di Kota Mataram, Pendapatan usaha pemotongan ayam broiler ini dapat meliputi total

penerimaan dan pendapatan bersih. Total penerimaan merupakan pendapatan atau balas jasa

yang diterima pengusaha dari penjualan produk-produk yang dihasilkan. Sedangkan

pendapatan bersih diperoleh dari pengurangan pendapatan kotor dengan biaya produksi yang

dikeluarkan, baik biaya yang bersifat tetap maupun biaya yang bersifat tidak tetap.

Pendapatan kotor, pendapatan bersih/bulan, dan pendapatan bersih/ekor di Kota Mataram ini

dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 16: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

12

Tabel 11. Pendapatan Usaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram.

Responden Jumlah Ayam

(Ekor) Pendapatan Kotor Biaya Produksi Pendapatan Bersih

Pendapatan

Bersih/Ekor

1 1.620 66453140 64.002.633,88 2.450.506,12 1.538

2 1.620 66136840 62.439.126,34 3.697.713,66 2.321

3 4.050 177957640 152.401.317,88 15.556.322,12 3.866

4 1.890 80246580 75.775.502,00 4.471.078,00 2.399

5 4.050 174453700 156.206.117,44 18.247.582,56 3.535

6 2.700 120838000 109.466.959,56 9.615.867,44 3.597

7 2.700 120377000 110.015.343,66 10.361.656,34 3.876

8 40.500 1702911800 1.647.132.554,61 155.779.245 3.848

9 5.400 229684900 208.810.881,94 20.874.018,06 3.884

10 5.400 242337000 218.565.963,88 23.771.036,12 3.424

11 1.620 69999400 61.109.363,38 8.890.036,62 3.580

12 1.890 83582900 67.470.160,78 6.112.739,22 3.281

13 2.700 122396000 101.733.184,50 9.293.918 3.476

14 2.700 114734000 106.478.252,80 8.255.747,20 3.088

15 2.700 113072000 98.953.072,78 14.118.927,22 3.282

16 8.100 362335200 312.586.200,03 49.748.999,97 3.162

17 1.620 67848820 62.584.186,84 5.264.633,16 3.304

18 4.050 174486980 156.380.791,34 13.724.006,66 3.411

19 1.620 67784020 65.437.860,22 2.346.159,78 1.472

20 18.900 761410800 656.888.082,89 90.522.717,11 3.796

21 1.620 69999400 66.937.444,04 3.061.955,96 1.922

22 10.800 488101000 389.621.940,95 38.479.059,05 3.571

Total 128.250 5.477.147.120 4.950.996.941,74 514.643.925,76 69.633

Rata-rata 5829,545455 248961232,7 225.045.315,53 23392905,72 3165,136364

Sumber : Data Primer Yang Telah Diolah, 2015.

Dari data Tabel 11, hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa pendapatan setiap

pengusaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram berbeda-beda setiap bulannya.

Perbedaan jumlah pendapatan tersebut disebabkan oleh perbedaan jumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan pengusaha seperti biaya tetap, biaya variabel, dan biaya pemasaran serta

perbedaan jumlah pemasukan yang diterima masing-masing pengusaha. Namun secara

keseluruhan pendapatan rata-rata usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram sebesar

Rp 23.392.905/bulan dengan rata-rata pendapatan setiap ekornya sebesar Rp 3.165/ekor. Hal

ini mencerminkan bahwa usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram memberikan

kontribusi yang sangat bagus bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tingkat Efisiensi Usaha

Efisiensi Usaha merupakan cara untuk mengetahui apakah suatu usaha mengalami

kerugian atau mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan dengan menggunakan

Page 17: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

13

pendekatan Benefit Cost Ratio ( B-C). Adapun efisiensi usaha pemotongan ayam broiler di

Kota Mataram adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Rataan Tingkat Efisiensi Usaha Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram per

Hari Tahun 2015.

Responden Jumlah Ayam

(Ekor) Pendapatan Kotor Biaya Produksi

B/C

1 1.620 66453140 64.002.633,88 1,03

2 1.620 66136840 62.439.126,34 1,05

3 4.050 177957640 152.401.317,88 1,16

4 1.890 80246580 75.775.502,00 1,05

5 4.050 174453700 156.206.117,44 1,11

6 2.700 120838000 109.466.959,56 1,1

7 2.700 120377000 110.015.343,66 1,09

8 40.500 1702911800 1.647.132.554,61 1,03

9 5.400 229684900 208.810.881,94 1,09

10 5.400 242337000 218.565.963,88 1,1

11 1.620 69999400 61.109.363,38 1,14

12 1.890 83582900 67.470.160,78 1,23

13 2.700 122396000 101.733.184,50 1,2

14 2.700 114734000 106.478.252,80 1,07

15 2.700 113072000 98.953.072,78 1,14

16 8.100 362335200 312.586.200,03 1,15

17 1.620 67848820 62.584.186,84 1,08

18 4.050 174486980 156.380.791,34 1,11

19 1.620 67784020 65.437.860,22 1,03

20 18.900 761410800 656.888.082,89 1,15

21 1.620 69999400 66.937.444,04 1,04

22 10.800 488101000 389.621.940,95 1,25

Total 128.250 5.477.147.120 4.950.996.941,74 24,54

Rata-rata 5829,545455 248961232,7 225.045.315,53 1,11

Sumber : Data Primer diolah, 2015.

Dari data hasil penelitian pada Tabel 12 diatas menunjukan, bahwa responden yang

paling tinggi nilai B-C rationya adalah responden nomer 22 dengan jumlah B-C rationya

sebesar 1,25 dengan skala usaha 10.800 ekor/bulannya, kemudian responden dengan yang

paling terendah nilai gross B-C rationya adalah responden nomer 1, 8, 19 dengan jumlah B-

C rationya sebesar 1,03 dengan skala usaha 1.620 ekor/bulannya. Dari data hasil penelitian

yang tercantum pada Tabel 19 dapat menunjukan bahwa efisiensi usaha pemotongan ayam

broiler di Kota Mataram, baik itu dari tiap-tiap pengusaha maupun secara menyeluruh (rata-

rata) nilai B-C rationya lebih dari satu (>1,0), sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha

pemotongan ayam broiler di Kota Mataram ini menguntungkan untuk dikerjakan.

Page 18: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

14

Hubungan Curahan Tenaga Kerja Keluarga Dan Pendapatan Usaha

Pemotongan Ayam Broiler di Kota Mataram

Dalam statistik, korelasi diberi pengertian sebagai hubungan antara dua variabel atau

lebih. Koefisien korelasi adalah sebuah angka yang dapat dijadikan petunjuk untuk

mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di antara variabel (X) dengan variabel (Y).

dimana variabel (X) diartikan sebagai curahan waktu dan variabel (Y) diartikan sebagai

pendapatan. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kriteria kekuatan

hubungan antara dua variabel sebagai berikut (Sarwono, 2006) :

0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

> 0 – 0,25: Korelasi sangat lemah

> 0,25 – 0,5: Korelasi cukup

> 0,5 – 0,75: Korelasi kuat

> 0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat

1: Korelasi sempurna

Menurut hasil penelitian yang dilakukan, nilai koefisien korelasi antara curahan

tenaga kerja keluarga dan pendapatan pada usaha pemotongan ayam broiler di Kota Mataram

sebesar 0,0340 yang artinya korelasi atau hubungan antara curahan tenaga kerja keluarga

dengan pendapatan sangat lemah. Hal ini disebabkan oleh faktor curahan tenaga kerja dari

luar keluarga lebih besar dibandingkan dengan curahan dalam keluarga dengan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,8331.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut : Tenaga kerja keluarga yang paling banyak berperan pada usaha pemotongan ayam

broiler di Kota Mataram yaitu istri dengan rata-rata 0,3317 HKP/orang/hari/hari kemudian

suami dengan rata-rata 0,1675 HKP/orang/hari/hari dan anak rata-rata 0,0127

HKP/orang/hari/hari. Setelah itu sisanya dikerjakan oleh tenaga kerja dari luar keluarga,

Pendapatan pengusaha pemotongan ayam broiler yang ada di Kota Mataram, Pendapatan

terbesar dari skala pemotongan tertinggi yaitu 40.500 ekor/bulannya sebesar Rp

155.779.245 per bulannya sedangkan pada skala usaha terendah 1.620 ekor/bulannya,

pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 2.346.159,78 per bulannya, Nilai koefisien korelasi

antara curahan tenaga kerja keluarga dan pendapatan pada usaha pemotongan ayam broiler di

Page 19: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

15

Kota Mataram sebesar 0,0340 yang artinya korelasi atau hubungan antara curahan tenaga

kerja keluarga dengan pendapatan sangat lemah.

Saran

Usaha pemotongan ayam Broiler di Kota Mataram merupakan usaha yang memiliki

potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan, karena selain dapat meningkatkan

pendapatan bagi masyarakat juga dapat mengurangi angka pengangguran. Oleh sebab itu

diharapkan adanya dukungan dari instansi-instansi terkait atas usaha pemotongan ayam

broiler di Kota Mataram ini agar dapat semakin berkembang dan dapat mengurangi angka

pengangguran di Kota Mataram.

DAFTAR PUSTAKA

Agustine, D. 1994. Analisa Alokasi Waktu Tenaga Kerja dan Peluang Kerja Rumah Tangga

Pedesaan. Skripsi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2013. Data Statistik Kota Mataram Dalam Angka 2014. Mataram.

Badan Pusat Statistik Kota Mataram.

Buswenny, Wenny. 2001. Curahan Tenaga Kerja dan Kontribusi Pendapatan dalam

Aktivitas Ekonomi Rumah Tangga Petani dan Buruh Tani di Desa Mulyaharja Bogor.

Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Cahyono. 1995 Beternak Ayam Buras. CV. Aneka, Yogyakarta. Skripsi, Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin Makassar, Makassar.

Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya saing Industri Peternakan. Bogor : IPB Press. Skripsi,

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fadilah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Agromedia

Pustaka, Jakarta. Skripsi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Harnanto. 1992. Akuntansi Biaya Perhitungan Harga Pokok Produk. Edisi Pertama. BPFE,

Yogyakarta.

Kusumawardhani, D. 2004. Analisis Curahan Tenaga Kerja dan Kontribusi Usaha Ternak

Kambing Terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Desa Hegarmanah Kecamatan

Cicantayan Kabupaten Sukabumi. Skripsi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Mangkuprawira, S. 1985. Alokasi Waktu dan Kontribusi Kerja Anggota Keluarga dalam

Kegiatan Ekonomi Rumahtangga (Studi Kasus di dua Tipe Desa di Kabupaten

Sukabumi di Jawa Barat). Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Page 20: CURAHAN TENAGA KERJA KELUARGA DAN PENDAPATAN …eprints.unram.ac.id/7118/1/Jurnal Dini.pdf · digunakan adalah metode survey dengan wawancara langsung kepada pengusaha pemotongan

16

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP2ES. Jakarta. Skripsi, Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Priyatno, MA. 2003. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Jakarta : Penebar Swadaya.

Skripsi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rasyaf, M. 2002. Manajemen Peternakan Ayam Broiler. Penebar Swadaya, Jakarta. Skripsi,

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sabainingrum, U. 1998. Curahan Kerja dan Pendapatan Masyarakat pada Objek Wisata

Agro Salak Pondoh Desa Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Saragih. 2008. Kerja Besar, Resiko Besar, Perlu Orang Besar. Trobos. Edisi September.

Skripsi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Simanjuntak, P. J. 1998. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. Edisi ke-2. Lembaga

Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekardono. 1986. Ilmu Ekonomi Produksi Pertanian. Diklat Kuliah Fakultas Peternakan

Universitas Mataram. Mataram.

---------------. 2006. Ekonomi Agribisnis Peternakan. Universitas Mataram. Mataram.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta. Universitas

Indonesia Press. Jakarta.

Supianto, J. 1992. Statistika dan Sistem Informasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tobing, V. 2002. Beternak Ayam Broiler Bebas Antibiotika. Penebar Swadaya, Jakarta.

Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.