Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah
-
Upload
aris-munandar -
Category
Documents
-
view
432 -
download
11
Transcript of Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 1
Laporan Praktikum Agroklimatologi
Hari Praktikum : SelasaJam : 12:20 WIB
Nama Asisten : 1.Helsya Rahmadani
2.Nur Yusra
CURAH HUJAN DAN EVAPORASI
Oleh:
ARIS MUNANDAR
NIM : 1005101060020
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaporasi yang bersumber dari badan-badan air seperti lautan, danau,
sungai dan rawa-rawa yang menghasilkan uap air di atmosfer, sebagai sumber
presipitasi, merupakan peristiwa yang menyebabkan siklus hidrologi. Kebutuhan
air untuk tanaman sangat tergantung dari besarnya curah hujan rata-rata dengan
penguapan (evapotranspirasi). Jika semakin kecil curah hujan rata-rata bulanan,
semakin besar penguapan, maka kebutuhan air untuk tanaman akan semakin
besar. Demikian pula kaitannya dengan luas sawah yang dapat diairi, jika
kebutuhan air untuk tanaman besar, ketersediaan air sedikit, maka luas sawah
yang dapat diairi semakin kecil. Alat-alat untuk mengukur evaporasi adalah
evaporimeter (panci terbuka).
Epvaporasi merupakan peristiwa purubahan air menjadi uap air yang
bergerak dari permukaan tanah ke udara. Perubahan wujud ini memerlukan energi
sebesar 585 kalori untuk setiap gram air. Perubahan evaporasi juga akan
mempengaruhi perubahan kandungan air atau neraca air suatu daerah aliran
sungai, dan evaporasi ini merupakan faktor kehilangan air dalam neraca air.
Presipitasi hujan merupakan unsur cuaca yang terpenting karna
pengaruhnya terhadap bidang pertanian sangat luas. WMO (World Meteorology
Organization) menganjurkan penggunaan satuan mm (milimeter) sampai ketelitian
0,2 mm. Untuk bidang klimatologi pertanian, jumlah hujan harian atau setiap 24
jam yangdi ukur setiap pagi hari. Dari data harian tersebut dapat di himpun data
hujan mingguan, sepuluh harian, bulanan, tahunan.
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau
yang manual. Alat-alat pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang
alamiah, sehingga curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas.
Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut Ombrometer. Data yang didapat dari alat
ini adalah curah hujan harian. Curah hujan dari pengukuran alat ini dihitung dari
volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 3
merupakan alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan
ketinggian mulut penakar 1-2 m dari permukaan tanah.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Evaporasi dan Curah Hujan adalah untuk lebih
memahami tentang evaporasi dan curah hujan serta mengetahui alat-alat yang
digunakan dalam pengukuran curah hujan.
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 4
II. TINJAUN PUSTAKA
Evapotranspirasi ialah gabungan penguapan oleh semua permukaan dan
transpirasi tumbuhan penguapan oleh tumbuhan dapat berupa penguapan biasa
secara fisika (evaporasi). Kalau penguapan tersebut berasal dari air yang
melengket pada organ tumbuhan dan dapat pula berupa transpirasi, kalau berasal
dari proses fisiologis. Penyediaan energi luar untuk evaporasi permukaan organ-
organ yang prinsipnya oleh perubahan energi radiasi menjadi energi panas, jenis
vegetasi alam, dan keadaan tanah (Gazali Ismail, 1989).
Evapotranspirasi adalah penguapan total baik dari permukaan air, daratan,
maupun dari tumbuh-tumbuhan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
evapotranspirasi ini antara lain: suhu udara, kembaban udara, kecepatan angin,
tekanan udara, sinar matahari, ketinggian lokasi proyek, dan lain sebagainya. Di
dalam perencanaan irigasi, penilaian jumlah air yang dibutuhkan untuk suatu
areal tidak memisahkan antara evaporasi dan transpirasi. Istilah yang digunakan
adalah ET, dan merupakan kombinasi antara evaporasi dan transpirasi. Oleh
karena air yang digunakan oleh tanaman untuk proses metabolisme hanya sedikit
atau kurang dari 1%, nilai tersebut diabaikan (Asnawi Marjuki, 1993).
Hujan adalah kebasahan yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir
hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm. Hujan terdapat dalam beberapa
macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama
pada besarnya butir-butir. Hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari
awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang
besar (Karim,1985).
Kebutuhan air tanaman (crop water requirement) didefinisikan sebagai
banyaknya air yang hilang dari areal pertanaman setiap satuan luas dan satuan
waktu, yang digunakan untuk pertumbuhan, perkembangan (transpirasi) dan
dievaporasikan dari permukaan tanah dan tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah
transporasi. Evapotranspirasi dipengaruhi oleh kadar kelembaban tanah, suhu
udara, cahaya matahari, dan angin (Hasan Basri Jumin, 2002).
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 5
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah Observatorium
b. Bahan
1. Corong
2. Diregen
3. Gelas ukur (1 ml = 1 cm³ =1 cc)
4. Baskom
5. Ruler
3.2 Cara Kerja
1. Ukur luas penampang corong corong (пr²) dengan rol.
2. Tuangkan air secukupnya kedalam diregen (sebagai pengganti hujan).
3. Tuangkan air didalam diregen ke gelas ukur.
4. Ukur berapa volume air yang tertampung di gelas ukur.
5. Lalu dihitung volume air.
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. hasil kalibrasi Curah hujan dan Evaporasi
NOHari
(Ulangan)Volume gelas ukur (ml) Curah Hujan (mm)
1 Senin 162 17,5
2 Selasa 140 14,73
3 Rabu 100 10,52
4 Kamis 220 23,15
5 Jumat 100 10,52
6 Sabtu 200 21,05
7 Minggu 160 16,84
Luas penampamg = ηr²
= 3,14 (5,5)²
=94,985 cm
Grafik Data kalibrasi Curah hujan
0
5
10
15
20
25
Curah Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 7
Tabel 2. Pengamatan Curah hujan dan Evaporasi
NO Hari (Ulangan)
Po
(mm)
Pi
(mm)
Eo
(mm)
CH
(mm)
1 Senin 45 40 22,05 17,05
2 Selasa 40 30 24,73 14,73
3 Rabu 30 25 15,52 10,52
4 Kamis 25 20 28,15 23,15
5 Jumat 20 15 15,52 10,52
6 Sabtu 15 13 23,05 21,05
7 Minggu 13 10 19,84 16,84
Eo = ( Po – Pi ) + CH
= (45-40) + 17,05
= 22,05 mm
Grafik data kalibrasi Evaporasi
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan mencermati setiap hasil
pengukuran yang dilakukan selama 7 kali, dengan pengamatan curah hujan
tertinggi pada hari ke 4 yaitu 23,15 mm. Ini menunjukkan bahwa pada tanggal
0
5
10
15
20
25
30
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Evaporasi (mm)
Evaporasi (mm)
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 8
tersebut secara berlangsung curah hujan bisa menyebabkan banjir, karena curah
hujan lebih besar dibandingkan pada tanggal yang lain.
Pembentukan butir-butir air hujan terjadi karena adanya butir-butir awan
yang terbentuk dari butir-butir air. Butir-butir yang lebih besar mempunyai
kecepatan yang jatuh lebih besar dari butir air yang lebih kecil. Tumbukan antar
butir-butir yang disertai penyatuan menyebabkan butir-butir bertambah besar dan
berat sehingga mampu melawan udara dan jatuh sebagai hujan.
Dari hasil praktikum dapat kita cermati bahwa semakin besar kadar
evaporasi, maka semakin besar pula volume curah hujan yang akan turun
nantinya. Biasanya evaporasi sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, suhu
udara,kelembaban udara dan kecepatanangin.
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 9
V. KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum dapat kita cermati bahwa semakin besar kadar
evaporasi, maka semakin besar pula volume curah hujan yang akan turun
nantinya.
2. Hasil percobaan dan pengamatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
Hujan adalah kebasahan yang jatuh ke bumi dalam bentuk cair. Butir-butir
hujan mempunyai garis tengah 0,08 – 6 mm.
3. Banyaknya curah hujan dipengaruhi oleh bayaknya evaporasi, curah hujan
yang terlau banyak akan dapat membanjiri bumi dan begitu pula
sebaliknya jika evaporasi sangat lama karena kemarau terus-menerus akan
dapat mengakibatkan kekeringan.
4. Evaporasi yang bersumber dari badan-badan air seperti lautan, danau,
sungai dan rawa-rawa yang menghasilkan uap air di atmosfer, sebagai
sumber presipitasi, merupakan peristiwa yang menyebabkan siklus
hidrologi.
5/10/2018 Curah Hujan Dan Evaporasi oleh aris munandar fp unsyiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/curah-hujan-dan-evaporasi-oleh-aris-munandar-fp-unsyiah
By: Aris Munandar AGT10 Page 10
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi Marjuki.1993. Hidrologi Teknik . Jakarta, Erlangga.
Ismail, Gazali. 1989. Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian. Padang,
Angkasa Raya.
Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologi. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syiah Kuala,
Banda Aceh.