Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain...

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Dasar Negeri No 25/1 Kampung Baru terletak di ibukota kecamatan Muara Tembesi.Sekolah ini di pimpin oleh seorang kepala sekolah,tenaga pengajar sebanyak 23 orang guru,17 orang guru PNS dan 5 orang guru honorer,selanjutnya 1 orang staf tata usaha,1 orang pustakawan dan 1 orang lagi penjaga sekolah.Siswa kelas IVA SD Negeri 25/I Kampung Baru berjumlah 31 orang 17 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.Mereka rata-rata berumur 9-12 tahun.Mereka berasal dari keluarga yang ekonominya menengah.Orang tua mereka berprofesi sebagai PNS,petani,wiraswasta,POLRI,bidan,tukang ojek dan lain-lain. Tingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. Sebagian Guru masih menggunakan metode tradisional seperti hanya memberikan materi lewat ceramah selanjutnya tidak membiarkan anak untuk berkembang sendiri dalam menemukan ilmu baru, tetapi sebagian lagi telah menggunakan metode modern seperti menggunakan CTL yang membimbing siswa dengan mengajak mereka belajar langsung dengan lingkungannya dan KTSP digunakan sebagai panduannya. Didalam mengikuti pelajaran, siswa kelas IVA terdapat 18 orang siswa mampu memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran 1

Transcript of Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain...

Page 1: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah Dasar Negeri No 25/1 Kampung Baru terletak di ibukota

kecamatan Muara Tembesi.Sekolah ini di pimpin oleh seorang kepala

sekolah,tenaga pengajar sebanyak 23 orang guru,17 orang guru PNS dan 5 orang

guru honorer,selanjutnya 1 orang staf tata usaha,1 orang pustakawan dan 1 orang

lagi penjaga sekolah.Siswa kelas IVA SD Negeri 25/I Kampung Baru berjumlah

31 orang 17 orang laki-laki dan 14 orang perempuan.Mereka rata-rata berumur 9-

12 tahun.Mereka berasal dari keluarga yang ekonominya menengah.Orang tua

mereka berprofesi sebagai PNS,petani,wiraswasta,POLRI,bidan,tukang ojek dan

lain-lain. Tingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA.

Sebagian Guru masih menggunakan metode tradisional seperti hanya

memberikan materi lewat ceramah selanjutnya tidak membiarkan anak untuk

berkembang sendiri dalam menemukan ilmu baru, tetapi sebagian lagi telah

menggunakan metode modern seperti menggunakan CTL yang membimbing

siswa dengan mengajak mereka belajar langsung dengan lingkungannya dan

KTSP digunakan sebagai panduannya.

Didalam mengikuti pelajaran, siswa kelas IVA terdapat 18 orang siswa

mampu memahami pelajaran yang diberikan oleh guru, 6 orang siswa lain lebih

suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2 orang

keluar masuk kelas dan 5 orang pasif pada saat belajar.

Didalam kegiatan belajar Mengajar banyak kendala yang menjadi

penghambat dalam pembelajaran. Baik itu dari cara guru menyampaikan materi

maupun dari siswa yang menerima materi. Kendala yang ada pada guru, guru

menyampaikan materi hanya melalui penjelasan/ceramah saja bukan melalui

contoh gambar sederhana, guru jarang menggunakan media pembelajaran dan

alat peraga, guru spontan mengajar hanya melihat buku pedoman dan tanpa ada

rencana pembelajaran yang dibuat dan selain itu sekolah tidak menyediakan

fasilitas dan sarana prasarana yang dibutuhkan guru. Kendala dari siswa yaitu

siswa kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pelajaran, dalam belajar siswa

lebih suka ngobrol atau mengganggu temannya dari pada memperhatikan

penjelasan materi dari guru, siswa kurang berkonsentrasi seperti sering

menanyakan ulang penjelasan yang baru saja disampaikan, tidak mau bertanya

jika belum memahami sehingga jika diberi tugas latihan ataupun PR (pekerjaan

1

Page 2: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

Rumah) sering tidak dikerjakan, dan selanjutnya rata-rata siswa kurang mampu

memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan analisa masalah/kendala yang ditemukan, ada salah satu

masalah yang menarik yang akan diangkat menjadi suatu penelitian, yaitu 6

orang siswa kelas IVA SD Negeri 25/I Kampung Baru kurang mampu

memahami pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru. Ciri-ciri dari masalah

itu dapat dilihat melalui sikap siswa seperti : siswa Tidak menyelesaikan tugas

dan pekerjaan rumah yang diberikan guru,siswa sering menanyakan ulang

penjelasan yang baru disampaikan, diam (pasif) tapi tidak mengerti, Penyebab

dari masalah itu karena siswa kurang termotivasi dalam belajar. Kemungkinan

penyampaian dari guru yang kurang dimengerti, guru menggunakan alat peraga

yang tidak menarik dan bervariasi dan diluar itu ada factor-faktor tertentu yang

mengganggu jalan fikirannya (siswa) seperti factor lingkungan rumah, factor dari

keluarga dan tentunya dari diri siswa itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisa dari permasalahan yang diuraikan diatas, masalah

yang akan diteliti adalah Bagaimana meningkatkan kualitas proses

pembelajaran IPA kelas IVA SD Negeri No.25/I Kampung Baru dengan

menggunakan media gambar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang

dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara yang efektif

dalam menggunakan media gambar dalam pelajaran IPA, agar siswa lebih aktif

dan fokus dalam belajar sehingga pembelajaran IPA dapat berkualitas.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Setelah penelitian ini terlaksana, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat

bagi guru,siswa dan institusi.

Manfaat bagi guru antara lain :

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dikelolanya terutama mata pelajaran IPA.

2

Page 3: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

2. Guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional yang

dituntut untuk mampu mengembangkan diri dari pemula ( novice ) sampai

ke akhir ( expert ).

3. Guru lebih percaya diri.

4. Guru mendapat kesempatan berperan aktif mengembangkan pengetahuan

dan keterampilan sendiri terutama pada mata pelajaran IPA.

5. Manfaat bagi institusi :

1. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah,

yang tercermin dalam peningkatan kemampuan profesional para guru,

perbaikan proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim

pendidikan di sekolah.

2. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan dalam rangka membina kemampuan guru melalui

penelitian tindakan kelas.

3

Page 4: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Proses Pembelajaran IPA

2.1.1. Pengertian pendidikan dan pengertian IPA

Pendidikan menurut Siswoyo (2007: 21) merupakan “proses sepanjang

hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan

segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk social, serta sebagai makhluk Tuhan”.

Sugiharto (2007: 3) menyatakan bahwa “pendidikan merupakan suatu

usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku

manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan latihan”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu

proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk

membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam

upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.

Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya

menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk

mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan

menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang

tersebut menjadi lebih baik.

Menurut H. Dinn Wahyudin, (2006 , 2.14) pendidikan adalah sebagai

usaha sadar diselenggarakan dengan rencana yang matang, mantap, sistematik,

menyeluruh, berjenjang berdasarkan pemikiran yang rasional, objektif disertai

dengan kaidah untuk kepentingan masyarakat dalam arti seluas – luasnya.

Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Maksudnya adalah

pendidikan lebih merupakan proses berkesinambungan dalam upaya menyiapkan

peserta didik yang awalnya belum siap menuju kepada kesiapan dan kematangan

pribadi.

Pendidikan sebagai suatu sistem memunculkan suatu fenomena bahwa

perencanaan, pelaksanaan, dan pembinaan pendidikan sangat kompleks dan

banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Faktor – faktor tersebut di antaranya

guru, strategi pembelajaran dan media pembelajaran.

4

Page 5: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

2. Pengertian IPA

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut

Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat

aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu

yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.

Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara

yang satu dengan cara yang lain”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan

pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan

langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil

eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di

sempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan

objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi

dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA

terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih

memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji

pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya.

Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada

pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.

Dari uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan

IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran

termasuk pembelajaran di SMP.

Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “usaha untuk

menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA,

memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA

berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.

Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan

social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan

(kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA

merupakan suatu usha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-

gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk

5

Page 6: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA

dan dapat dikembangkan di masyarakat.

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait

dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas

mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian

yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar

setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat

menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam

untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi

dalam setiap bentuk pengajarannya lebih ditekankan pada bukti dan kegunaan

ilmu tersebut. Bukan berarti teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut

akan terus digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama

digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu alam yang baru.

Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal namun di terapkan sebagai tujuan

proses pembelajaran. Melihat hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat

ini belum dapat menerapkannya.

Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA yang ada

sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang akan dicapai,

karena kita tahu bahwa pendidikan IPA tidak hanya pada teori-teori yang ada

namun juga menyangkut pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik.

Untuk itu maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar menjadi

manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu

pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan

ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Carin

dan Sund (1993) dalam Pusat Kurikulum (2006:4) mendefinisikan IPA sebagai

“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Adapun

hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang

benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang

menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar;

IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui

6

Page 7: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3)

produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; (4) aplikasi: penerapan metode

ilmu

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat

berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena

IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman

tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan

masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi

ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan

IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia

pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti

dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan

tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikn IPA di

Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sains penting dan menjadi tolak ukur

kemajuan bangsa.

Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata plajaran IPA tidak begitu diminati dan

kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik yang menerapkan

konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran IPA serta

kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak sekolah dan

siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri berupa materi

atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi antara siswa dan

guru.

Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA di SMP diperlukan

pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA.

Masalah ini juga yang mendasasri adanya kurikulum yang di sempurnakan

(KYD) yang saat ini sedang di kembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP.

Dalam makalah ini penulis akan menyajikan tentang pengertian pendidikan IPA

dan perkembangannya sehingga menyebabkan adanya perubahan kurikulum yang

disempurnakan. Diharapkan setelah adanya penyempurnaan kurikulum maka

pendidikan IPA dapat diajarkan sesuai dengan konsepnya serta dapat

7

Page 8: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

dikembangka dala dunia tekologi. Pendidikan IPA terpadu yang diterapkan di

SMP dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, yang mampu berpikir logis,

kreatif dan kritis dalam menanggapi isu teknologi di masyarakat.

C. Perkembangan Pendidikan IPA

Pemberian pendidikan IPA di sekolah menengah bertujuan agar siswa

paham dan menguasai konsep alam. pembelajaran ini juga bertujuan agar siswa

dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut.

Pendidikan IPA atau IPA itu sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan

mutu pendidikan terutama dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas

yang mepunyai pemikiran kritis dan ilmiah dalam menanggapi isu di masyarakat.

Perkembangan IPA ini dapat menyesuaikan dengan era teknologi informasi yang

saat ini tengah hangat di bicarakan dalam dunia pendidikan.

Menyadari hal ini maka pendidikan IPA perlu mendapat perhatian,

sehingga dapat dilakukan suatu usaha yang di sebut modernisasi. Modernisasi

sendiri merupakan proses pergeseran sikap, cara berpikir dan bertindak sesuai

dengan tuntunan zaman. Dengan demikian modernisasi pendidikan IPA memiliki

upaya untuk mengubah system menjadi lebih modern dan akan terus berjalan

dinamis.

Modernisasi dalam pendidikan IPA meliputi dua hal yaitu materi IPA

dan matematika, serta system penyampaian. Modernisasi pendidikan IPA telah

berkembang di Negara-negara maju seperti Amerika, namun untuk Indonesia

sendiri belum nampak perkembangannya

Modernisasi yang dilakukan di Indonesia terkait dengan adanya

perubahan kurikulum yang dominant terlihat pada kurikulum 1975, kurikulum ini

berpengaruh pada kurikulum 1984 dan 1994. selanjutnya berubah menjadi

Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK) sampai akhirnya sekarang telah disempurnakan menjadi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Perkembangan Kurikulum

Kurikulum sendiri memiliki pengertian sebagaimana dalam UU SPN No

20 Tahun 2003 pada bab I pasal I (Muhammad. Joko,2007:82) yaitu seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum dimulai sejak adanya kurikulum

1975 yang berpengaruh pada kurikulum 1984 dan 1994.

8

Page 9: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

a. Kurikulum 1975

Pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan

atau tepatnya tanggal 17 agusyus 1945. sejak saat itu telah terjadi beberapa kali

pembaharuan kurikulum mulai dari yingkat sekolah dasar hingga menengah.

Pembaharuan kurikulm tersebut dilakukan untukmembuat pendidikan di

Indonesia menjadi lebih baik, menurut Jasin (1987), sudah dilakukan lima kali

pembaharuan kurikulum. Pembaharuan tersebut adalah:

Pembaharuan pertamakali dilakukan pada tahun 1947. Pembaharuan tersebut

dilakukan untuk mengganti seluruh sistem pendidikan kolonial Belanda yang

sebelumnya telah dicanangkan di Indonesia. Pembaharuan ini sangat didukung

dengan masih adanya semangat revolusi nasional dan semangat proklamasi

kemerdekaan yang masih menyala-nyala. Pembaharuan yang pertama atau

disebut dengan rencanapelajaran 1947 ini menekankan pada pembentukan

karakter manusia.

Pembaharuan yang kedua terjadi dengan keluarnya rencana pendidikan 1964.

Pembaharuan kurikulum ini didasarkan pada usaha untuk mengejar

ketertinggalan pendidikan di Indonesia di bidang ilmu alam (science) dan

matematika.

Pembaharuan yang ketiga terjadi karena dikeluarkannya kurikulum 1968.

Pembaharuan ini terjadi bersamaan dengan beralihnya sistem pemerintahan dari

orde lama ke orde baru. Keadaan tersebut menuntut adanya pembaharuan dalam

segala aspek kehidupan yang salah satunya adalah pendidikan.

Pembaharuan yang keempat terjadi seiring dengan diterbitkannya kurikulum

1975/1976/1977. Kurikulum ini ditandai dengan adanya usha yang sistematis

dalam penyusunan kurikulum tersebut. Bahan-bahan yang bersifat empiris

dijadikan dasar dalam penyusunan kurikulum ini.

b. Kurikulum 1984

Kurikulum ini manggantikan kurikulum 1975 yang didasarkan pada

surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang

perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini sudah

disesuaikan dengan kebutuhan kerja industri pada masa itu.

c. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 berisi tentang kewenangan pengembangan yang

seluruhnya beada ditanagn pusat dan daerah sehingga sekolah tidak begitu

terlibat, kemudian tidak terjadi penataan materi, jam pelajaran serta struktur

9

Page 10: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

program siswa hanya dianggap sebagai siswa yang harus menerima semua materi

dan tanpa mem[praktekannya. Pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas dan

ketrampilan hanya dikembangkan melalui latihan soal. Mulyasa (Muhammad

Joko,2007:102-104).

Dari uraian di atas erlihat bahwa kurikulum ini tidak atau kurang

mengena pada siswa untuk pendidikan IPA, mengingat bahwa pendidikan IPA

tidak sekedar mengajarkan konsep namun membutuhkan proses ketrampilan.

Sebagai contoh meneliti, mengalami danmembuat rancangan prosedur sehingga

kurikulum ini dirasa kurang baik dan akhirnya terjadi perubahan kurikulum yang

disebut KBK.

d. Kurikulum 2004 (KBK)

KBK tidak ditetapka dalam UU atau Peraturan Pemerintah. Alasan

dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK karena mutu pendidikan di Indonesia

yang kurang baik dan banyak siswa yang tidak menerapkan ilmu pengetahuan

yang mereka dapatkan, selain itu mereka dituntut untuk menghapal materi tanpa

memahaminya sehingga apa yang telah di ujikan maka materi itu akan dengan

mudah lupa.

Oleh karena itu dengan dirubahnya kurikulum 1994 menjadi KBK

diharapkan dapat menekankan kurikulum pada kompetensi yang harus dimiliki

dan dikuasai siswa dalam menyelesaikan pembelajaran. Menurut Paul (2007:43)

kompetensi merupakan “kemampuan yang dapat berupa keterampilan, nilai hidup

siswa yang mempengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak”.

Secara umum KBK memiliki enam karakteristik menurut Muhammad joko

(2007:102) yaitu: “(1) system belajar dengan modul,(2) menggunakan

keseluruhan sumber belajar, (3) pengalaman lapangan, (4) strategi individual

personal, (5) kemudahan belajar dan (6) belajar tuntas”.

Dalam kurikulum KBK ini sekolah dimberi keleluasaan dalam menyusun dan

mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi

sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat

sekitar sekolah. Di samping itu kurikulum ini juga menuntut siswa untuk aktif

dan diharapkan lulusan dari tingkat SMP siswa dapat berpikir logis, kritis dan

inovatif serta dapat memecahkan masalah sesuai metode ilmiah.

e. Kurikulum 2006 (KTSP)

KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum

yang di sempurnakan dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun oleh

masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Prinsipnya hamper sama dengan

10

Page 11: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun 2006/2007. Dalam kurikulum ini

pemerintah hanya sebagai pengembang kompetensi sebagai standar isi dan

kelulusan. Selanjutnya sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan

keadaan sekolah dan siswa didik.

KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UU republic

Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional dan permen No

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam KTSP

pendekatan balajar berbasis kompetensi dan terjadi penataan materi, jam belajar

dan struktur program. (Muhammad Joko, 2007:102).

Perubahan urikulum harus beranjak pada kompetensi yang berdasar pada

kebutuhan dimasyarakat. Harapannya dengan kurikulum terakhir yang lebih

dikenal dengan KTSP lebih mudah diterapkan karena guru diberi kebebasan

untuk mengembangkan kompetensi siswa. Keberhasilan pendidikan akan

tergantung pada sekolah dan guru yang menerapkan kurikulum tersebut.

Harapannya dapat meningkatkankualitas SDM.

2. Kurikulum IPA di Indonesia

Melihat dari kurikulum di atas maka kurikulum Pendidikan IPA di SMP

telah dirancang sebagai pembelajaran yang berdimensi kompetensi karena IPA

sangat penting sebagai Ilmu Pengetahuan dan untuk mengembangkan teknologi.

Kurikulum sebelum KTSP IPA di SMP diajarkan dengan memisahkan mata

pelajaranm kedalam tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Dalam hal ini

ketiga mata pelajaran ini hanya mencakup pada aspek IPA tanpa teknologi dan

masyarakat. Padahal tujuan dari pembelajaran IPA buakn hanya pada konsep

tetapi ketrampilan proses agar dapat berpikir ilmiah, rasional dan kritis.

Sesuai dengan adanya isi materi yang kurang mengena pada teknologi maka

ketiga aspek tersebut dirangkum dalam satu mata pelajaran yaitu pendidikan IPA

terpadu yang saat ini telah diterapkan dalam kurikulum KTSP.

 Tugas utama para guru adalah membantu mengoptimalkan

perkembangan siswa. Sebenarnya tanpa pendidikan pun anak tetap berkembang,

tetapi dengan proses pendidikan diharapkan perkembangan anak tersebut akan

lebih optimal (Asep Herry Hernawan, Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran : 2006, 2-9). Untuk itu perlu diperhatikan perkembangan peserta

didik, dalam hal ini adalah anak SD.

Mulyani Sumantri, (2005, 6.4) mengatakan bahwa salah satu

karakteristik anak SD adalah senang merasakan atau melakukan / memeragakan

sesuatu secara langsung. Belajar tidak harus berpusat pada guru, tetapi anak harus

11

Page 12: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

lebih aktif (Peaget ; William C. Crain. yang dikutip oleh Abin Syamsuddin, oleh

karena itu peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang

dipelajarinya. Konsekuensinya, materi yang dipelajari harus menantang sehingga

mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran

Keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dapat diperoleh apabila

guru mahir dalam mengelola kelas melalui ketepatan menentukan metode dan

media pembelajaran. Winzer (yang dikutip Udin S. Winataputra 2006, 9.9),

mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara – cara yang ditempuh guru

dalam menciptakan lingkungan belajar agar tidak terjadi kekacauan dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan

sosial.

2.1.3. Hakikat pembelajaran IPA

Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains,

antara lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang

mengakui pentingnya sains dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat

mendukung. Pada umumnya siswa merasa bahwa sains sulit, dan untuk

mempelajari sains harus mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan

menjadi seorang ilmuan. Ada tiga alasan perlunya memahami sains antara lain,

pertama bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik, kedua untuk

mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap kurikulum menuntut untuk

mempelajari sains. Mendefinisikan sains secara sederhana, singkat dan yang

dapat diterima secara universal sangat sulit dibandingkan dengan mendefinisikan

ilmu-ilmu lain.

Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan

pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai

The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing

it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa pertanyaan dan penyelidikan

alam semesta dan penemuan dan pengungkapan serangkaian rahasia alam.”

Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman

jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam

sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1).

Belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta,

konsep, prinsip, hukum dalam wujud ‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar

sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan

teknologi bekerja dalam bentuk pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan

12

Page 13: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

bekerja ilmiah dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasar pada definisi yang telah dikemukakan sebelumnya maka

dapat disimpulkan bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses tidak

dapat dipisahkan satu sama lain.

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Carin yang menyatakan bahwa sains

sebagai produk atau isi mencakup fakta, konsep, prinsip, hukum-hukum dan teori

sains. Fakta merupakan kegiatan-kegiatan empiris di dalam sains dan konsep,

prinsip, hukum-hukum, teori merupakan kegiatan-kegiatan analisis di dalam

sains. Sebagai proses sains dipandang sebagai kerja atau sesuatu yang harus

dilakukan dan diteliti yang dikenal dengan proses ilmiah atau metode ilmiah,

melalui keterampilan menemukan antara lain, mengamati, mengklasifikasi,

mengukur, menggunakan keterampilan spesial, mengkomunikasikan,

memprediksi, menduga, mendefinisikan secara operasional, merumuskan

hipotesis, menginterprestasikan data, mengontrol variabel, melakukan

eksperimen. Sebagai sikap sains dipandang sebagai sikap ilmiah yang mencakup

rasa ingin tahu, berusaha untuk membuktikan menjadi skeptis, menerima

perbedaan, bersikap kooperatif, menerima kegagalan sebagai suatu hal yang

positif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya sains

terdiri atas tiga komponen, yaitu produk, proses, dan sikap ilmiah. Jadi tidak

hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau fakta yang dihafal, namun juga

merupakan kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari

rahasia gejala alam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan dalam pembelajaran fisika untuk

meneliti masalah-masalah harus melalui kerja ilmiah, yang disebut metode ilmiah

yaitu: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang dan

melaksanakan ekperimen, menganalisis data pengamatan, serta menarik

simpulan.

Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan hasil kegiatan manusia

berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Hal ini berarti

bahwa fisika harus diajarkan pada siswa secara utuh baik sikap ilmiah, proses

ilmiah, maupun produk ilmiah, sehingga siswa dapat belajar mandiri untuk

13

Page 14: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

mencapai hasil yang optimal. Kemampuan siswa dalam menggunakan metode

ilmiah perlu dikembangkan untuk memecahkan masalah

Empat unsur utama pada hakikat IPA menunjukkan bahwa IPA harus

dikembangkan berdasarkan kemampuan seseorang dalam pengalaman Perubahan

perbuatan sebagai akibat pengalaman langsung. Untuk mengembangkan

kemampuan tersebut dilakukan melalui tindakan pembelajaran. (C.T. Morgan-

1961) merumuskan, Belajar sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam

tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu. Dalam bukunya

”Conditioning and Instrumental Lerning”(Walker-1967) juga mengemukakan arti

belajar yaitu ”Sebuah perbuatan akibat pengalaman”. Definisi yang singkat dan

sederhana ini tampaknya mencakup segala sesuatu yang diinginkan dalam

pengertian belajar. Ini jelas mencakup pengertian dari variabilitas-variabilitas

belajar yang merupakan syarat mutlak dari tiap-tiap perubahan dari perbuatan.

2.1.4. Pembelajaran IPA yang bersifat konstruktif di SD

Setidaknya ada lima cakupan yang harus dipelajari dalam pelajaran IPA di

sekolah dasar. Keempat cakupan tersebut adalah:

1) Konsep IPA terpadu

2) biologi

3) fisika

4) ilmu bumi dan antariksa

5) IPA dalam perspektif interdisipliner

 

Sampai saat ini, konten sains bagi kebanyakan guru diberikan melalui

metode ceramah dan kegiatan pembuktian di laboratorium, dengan sedikit fokus

terhadap pemberian pengalaman dalam melakukan penelitian atau aplikasi IPA

dalam konteks teknologi. NSTA dalam Science teacher Preparation ini

membedakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru IPA sekolah dasar yang

memliki latar belakang IPA dan guru-guru yang memiliki latar belakang

keilmuan IPA SD dan SMP. NSTA merekomendasikan guru SD yang tidak

memiliki latar belakang IPA untuk memiliki kompetensi dalam melangsungkan

pembelajaran yang menitikberatkan pada kegiatan observasi dan mendeskripsikan

kejadian, memanipulasi objek dan system, serta melakukan identifikasi terhadap

pola yang ada di alam yang berhubungan dengan cakupan bidang studi IPA.

Guru-guru ini juga harus melibatkan siswa dalam memanipulasi kegiatan yang

mengarahkan pada pengembangan konsep melalui kegiatan investigasi dan

analisis terhadap pengalaman. Sedangkan untuk guru yang memiliki latar

belakang IPA untuk tingkat SD dan SMP kriteria yang harus dimiliki adalah

14

Page 15: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

melangsungkan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan kolaboratif

melalui inkuiri yang dilangsungkan di laboratorium atau lapangan. Guru-guru

yang memiliki latar belakang pendidikan dalam IPA harus memiliki pemahaman

yang lebih dalam dibandingkan guru yang tidak memiliki latar belakang

pendidikan IPA, namun mereka harus memiliki tama-tema dan perspektif yang

sama terhadap IPA.

 

Hurd (1998) yang menyatakan bahwa orang yang dinyatakan melek sains

memiliki 3 ciri sebagai berikut:

(1) dapat membedakan teori dari dogma, data dari hal-hal yang bersifat mistis,

sains dari pseudo sains, bukti dari propaganda dan pengetahuan dari pendapat.

(2) mengenal dan  memahami hakikat IPA, keterbatasan dari saintifk inkuiri,

kebutuhan untuk pengumpulan bukti.

(3) memahami bagaimana cara untuk menganalisis dan memproses data.

 

Untuk menjadi orang yang melek sains ini diperlukan cara pengajaran yang berisfat

konstruktif. Ciri pembelajaran yang bersifat kosntruktif ini dapat dibedakan

dengan pembelajaran yang bersifat tradisional dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. lebih memahami dan merespon minat, kekuatan, pengalaman dan keperluan siswa

2. senantiasa menyeleksi dan mengadaptasi kurikulum.

3. berfokus pada pemahaman siswa dan menggunakan pengetahuan sains, ide serta

proses inkuiri.

4. membimbing siswa dalam mengembangan saintifik inkuiri.

5. menyediakan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan berdebat dengan siswa

lain.

6. secara berkesinambungan melakukan asesmen terhadap pemahaman siswa.

7. memberikan bimbingan pada siswa untuk berbagai tanggung jawab dengan siswa

lain.

8. mensuport pembelajaran kooperatif (cooperative learning), mendorong siswa

untuk bekerjasama dengan guru sains lain dalam mengembangkan proses inkuiri.

 

Pembelajaran IPA di SD

Mata pelajaran di Sekolah Dasar merupakan program untuk menanamkan dan

mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan menilai ilmiah kepada siswa.

Dengan pelajaran IPA diharapkan siswa dapat memahami konsep-konsep IPA dan

memilki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan ide tentang

alam (kurikulum SD h.61). Dilihat dari sisi atau cakupan materi IPA termasuk mata

15

Page 16: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

pelajaran yang relatif sarat dengan materi. Secara keseluruhan materi mata pelajaran

IPA di SD mencakup (1) mahluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia,

hewan dan tumbuhan serta interaksinya, (2) materi, sifat-sifat dan kegunaannya

meliputi: udara, air, tanah dan batian, (3) listrik dan magnet, energi dan panas, gaya

dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tatasusrya, bumi dan benda-benda langit

lainnya, (4) kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya, dan (5) sumber daya

alam, pemeliharaan dan kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian (program

pengajaran IPA, Kur. SD. 1994:62). Berdasarkan hasil pengalaman guru IPA di SD

Negeri Loktabat 1, bahwa pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep

yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan

dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan

lingkungan jarang dilakukan. Guru IPA sebagian masih mempertahankan urutan-

urutan dalam buku tanpa memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar

siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon

terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung

menyebabkan kebosanan kepada siswa. Para siswa telah memiliki kemampuan awal

yang telah diterima di kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali

agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan

mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah

menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada lingkungan

siswa. Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam

sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun demikian

mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan isi materi bukan

pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang. Namun

kenyataannya guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar secara

verbal, keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar bermakna.

Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang muncul di

lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengajak

siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati sumber belajar.

Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah yang dapat dilihat dan

diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran seperti ini akan membantu siswa

dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam belajar.  Pada dasarnya

siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang dia dapatkan sesuai

dengan konsep materi yang dipelajari. Salah satu konsep yang akrab dengan

lingkungan adalah konsep kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

keseimbangan alam. Konsep ini menjadi lebih bermakna jika di dalam pelajaran

siswa diajak langsung kelapangan untuk melakukan penyelidikan terhadap

permasalahan yang mereka hadapi.

16

Page 17: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

2.1.5. IPA dalam KTSP di SD

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan pedoman yang

digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) pokok pembelajaran IPA memiliki materi yang memuat

kajian dimensi objek, tingkat organisasi objek dan tema atau persoalan aspek fisis,

kimia dan biologi. Pada aspek biologi, IPA mengkaji berbagai persoalan yang berkait

dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup berbagai tingkat organisasi

kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan. Untuk aspek fisis, IPA

memfokuskan diri pada benda tak hidup. Untuk aspek kimia, IPA mengkaji berbagai

fenomena atau gejala kimia baik pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang

ada di alam semesta. Meminjam bahasanya Bentley dan Watts bahwa Pengajaran

IPA dikembangkan berdasarkan persoalan atau tema IPA untuk dapat dikaji dari

aspek kemampuan peserta didik yang mencakup aspek mengkomunikasikan konsep

secara ilmiah, aspek pengembangan konsep dasar IPA, dan pengembangan kesadaran

IPA dalam konteks ekonomi dan social . Konsep pembelajaran IPA tersebut berarti

mengandung seluruh aspek yang berhubungan dengan pengetahuan untuk dapat

menanggapi isu lokal, nasional, kawasan, dunia, sosial, ekonomi, lingkungan dan

etika, serta menilai secara kritis perkembangan dalam bidang IPA dan teknologi serta

dampaknya.

Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains, antara

lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang mengakui

pentingnya sains dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada

umumnya siswa merasa bahwa sains sulit, dan untuk mempelajari sains harus

mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan. Ada tiga

alasan perlunya memahami sains antara lain, pertama bahwa kita membutuhkan lebih

banyak ilmuan yang baik, kedua untuk mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap

kurikulum menuntut untuk mempelajari sains. Mendefinisikan sains secara

sederhana, singkat dan yang dapat diterima secara universal sangat sulit

dibandingkan dengan mendefinisikan ilmu-ilmu lain. Beberapa ilmuwan memberikan

definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3)

mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the

universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Suatu kegiatan berupa

pertanyaan dan penyelidikan alam semesta dan penemuan dan pengungkapan

serangkaian rahasia alam.”

Sains mengandung makna pengajuan pertanyaan, pencarian jawaban, pemahaman

jawaban, penyempurnaan jawaban baik tentang gejala maupun karakteristik alam

sekitar melalui cara-cara sistematis (Depdiknas,2002a: 1).Belajar sains tidak sekedar

17

Page 18: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, hukum dalam wujud

‘pengetahuan deklaratif’, akan tetapi belajar sains juga belajar tentang cara

memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi bekerja dalam bentuk

pengetahuan prosedural, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan metode ilmiah

dan sikap ilmiah.

Penggunaan Media

Banyak temuan penelitian yang mengungkapkan keandalan media

pembelajaran di antaranya yang dilakukan oleh BRITISH AUDIO VISUAL

ASSOCIATION, bahwa rata – rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang

melalui indera menunjukkan komposisi sebagai berikut :

75 % melalui indera penglihatan ( visual )

13 % melalui indera pendengaran ( auditori )

6 %   malalui indera sentuhan dan perabaan

6 %  melalui indera penciuman dan lidah. ( Udin S. Winataputra 2004, 5.7 )

Dari temuan ini dapat diketahui bahwa pengetahuan seseorang paling banyak

diperoleh secara visual atau melalui indera penglihatan. Oleh karena itu penentuan

media pembelajaran yang tepat sangat penting.

 (Asep Herry Hernawan 1987, 11 – 18) Media pembelajaran berguna untuk

mengatasi hambatan proses komunikasi, antara lain untuk mengatasi verbalisme

(ketergantungan untuk menggunakan kata – kata lisan dalam memberikan

penjelasan). (Asep Herry Hernawan, 1987, 11.21 ).

Media merupakan salah satu komponen belajar mengajar yang mempunyai

peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih kongkrit.dengan pengggunaan media diharapkan

dapat menarik minat siswa untuk belajar.Media adalah sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa untuk belajar

( Arsyad 1995 ).

Berbagai bentuk media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar diantaranya

adalah media gambar.Perkataan “ media “ tidak selalu identik dengan “ mahal “ atau

18

Page 19: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

memerlukan listrik.Karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya menjadi

media canggih ( sophisticate media ) dan media sederhana ( simple media ).Media

canggih adalah media yang hanya dapat dibuat pabrik karena terdiri dari komponen-

komponen yang rumit dan biasanya memerlukan listrik dalam

penyajiannya.Sedangkan media sederhana merupakan media yang dapat dibuat

sendiri oleh kita sebagai guru atau ahli media dan biasanya tidak memerlukan listrik

untuk menyajikannya.Kelompok media sederhana , gambar diam , grafis , display

dan realita.

Gambar diam terdiri dari berbagai jenis gambar yaitu ada yang berupa foto,gambar,

peta dan sebagainya.Gambar dapat membantu proses belajar mengajar.Gambar dapat

mewakili benda yang sebenarnya.Gambar dapat menjelaskan apa yang tidak

dijelaskan secara verbal.Media gambar dapat dibuat dengan berbagai macam cara

tergantung dari kebutuhan dan kreativitas guru.

Fungsi media gambar :

a. Menghasilkan keragaman pengalaman

b. Dapat menanamkan konsep yang kongkrit dan realitas.

c. Media diharapkan dapat membangkitkan keinginan dan minat baru .

d. Media pembelajaran dapat berfungsi menampilkan sesuatu yang melampaui

batas ruang kelas .Contoh : objek yang terlalu kecil,objek terlalu besar , objek

yang terlalu cepat bergerak,objek terlalu kompleks,objek yang berbahaya.

e. Berfungsi memotivasi dan merangsang untuk memulai pelajaran.

f. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh

tiap-tiap peserta didik.contoh : melalui buku bacaan atau melalui media

audiovisual.

2.1. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat secara teori hubungan langsung atau

sebab akibat variabel dependen dengan variabel independen semakin baik media

pembelajaran maka dapat diperkirakan akan semakin tinggi tingkat pemahaman

siswa dalam belajar.Hubungan antara variabel dependen dan independen dapat

digambarkan dengan skema berikut ini :

19

Page 20: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

Kurangnya kualitas

pembelajaran IPA

Motivasi

Pembelajaran

menggunakan media

gambar

Kualitas pembelajaran

IPA meningkatFasilitas

Guru

Sumber belajar

Perhatian siswa

lingkungan

2.3 Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan uraian teori dan kerangka berfikir diatas maka hipotesis penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Kualitas pembelajaran siswa akan semakin meningkat dengan menggunakan

media gambar.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

20

Page 21: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

Subjek dari penelitian adalah siswa kelas IVA SD Negeri No 25/I

Kampung Baru Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari Propinsi

Jambi dengan banyaknya siswa berjumlah 31 orang yang terdiri dari 17 orang

siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Adapun pertimbangan mengambil

subyek penilitian tersebut adalah, dimana Siswa kelas lima berumur rata-rata

antara 9 sampai 12 tahun dan memiliki tingkat kecerdasan menengah dengan nilai

rata-rata 68 untuk pelajaran IPA. Selain itu kondisi siswa kelas IV SD 25/I

kampung Baru berasal dari keluarga menengah yang orang tua mereka berprofesi

sebagai PNS,petani,wiraswasta,POLRI,bidan,tukang ojek dan lain-lain.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus dengan tindakan yang

dilakukan terhadap atau beranjak dari kondisi awal. Langkah-langkah yang akan

kami lakukan adalah, sebagai berikut :

3.2.1. Perencanaan

Dalam hal ini dijabarkan dalam bentuk perencanaan (rencana) guru

sebelum melakukan suatu tindakan. Rencana ini Meliputi :

a. Tujuan yang akan dicapai dalam proses kegiatan belajar IPA

b. Kegiatan yang akan dilakukan dalam proses kegiatan belajar IPA

c. Menentukan metode yang ingin dipakai dengan mempertimbangkan

kondisi siswa

d. Menyiapkan media dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan

belajar

e. Menyiapkan materi yang akan diajarkan

3.2.2 Pelaksanaan tindakan

Merupakan pelaksanaan tindakan yangdilakukan untuk memotivasi siswa

dalam belajar IPA. Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan

motivasi siswa dengan menggunakan bantuan alat peraga yang menarik.

3.2.3 Observasi

Observasi ini dilakukan terhadap proses maupun hasil dari tindakan yang

dilakukan guru terhadap pengaruh yang diperoleh dari hasil / tindakan alat

ukur, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Dalam penelitian ini,

alat ukur yang digunakan peneliti adalah berupa lembaran observasi

Kemampuan siswa dalam menerima materi IPA akan dilihat dalam

beberapa faktor; (1)menjawab pertanyaan guru, (2)hasil kerja siswa

21

Page 22: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

mengerjakan latihan tertulis, (3) kemampuan siswa bertanya , (4) hasil

ulangan siswa , (5).keaktifan siswa.

3.2.4 Refleksi

Refleksi hasil dari tindakan baru dapat diperoleh setelah dilakukan

pengukuran terhadap proses maupun hasil dan tindakan. Dari hasil

pengukuran itu diperoleh suatu gambaran tentang seberapa besar pengaruh

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa khususnya

dalam belajar IPA. Selain itu juga akan dapat menemukan suatu

kekurangan-kekurangan yang ada dan memperoleh poin-poin tentang

unsur-unsur penting yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan

demikian, dapat dilakukan suatu tindakan yang akan dilakukan pada siklus

kedua, dan selanjutnya sampai benar-benar nanti akan memperoleh hasil

yang maksimal dari tindakan atau usaha untuk meningkatakan motivasi

siswa.

3.2.5 Matriks metode penelitian

Matriks Metode Penelitian

Judul :……………………………………………………………….

Nama Peneliti :……………………………………………………….

No Rumusan

Masalah

Variabel

yang

diamati

Devenisi

Operasional

Variabel

Instrumen Sumber

Data

Cara

Pengambilan

data

Analisis

3.2.6 Jadwal penelitian

Pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat, perlu disusun

agenda kegiatan sehingga penelitian dapat dilaksanakan secara sistematis dan

terjadwal. Penelitian dilakukan selama 3 bulan (12 minggu) dengan jadwal

sebagai berikut :

22

Page 23: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

Tabel 1. Jadwal kegiatan Penelitian

No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu ke)

1. Persiapan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Menyusun konsep

pelaksanaan

Menyusun instrumen

Menyusun LKS

Menyusun strategi

penelitian

2. Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan

alat

Melakukan tindakan

Siklus I

Melakukan tindakan

siklus II

3. Penyusunan laporan

Menyusun konsep

laporan

mendiskusikan hasil

penelitian

Perbaikan laporan

Penggandaan

dan pengiriman hasil

23

Page 24: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : IV / I

Pertemuan Ke : 1 s/d 2

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

24

Page 25: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

A Standar Kompetisi

3. Mengolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya.

B. Kompetisi Dasar

3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan.

C. Indikator

- Mengidentifikasi jenis makanan hewan

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah memperhatikan bab ini siswa dapat :

- Mengidentifikasi jenis makanan hewan

- Menggolongkan hewan herbivore, karnivora dan omnivore

E. Materi Ajar

- Jenis makanan hewan

- Karnivora, herbivore dan omnivora

F. Metode Pembelajaran

Pemecahan masalah, Demontrasi, Diskusi

G. Langkah – langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal

- Membagi siswa atas kelompok – kelompok

- Menyiapkan keperludan percobaan

Kegiatan Inti

- Mengamati gambar berbagai jenis hewan

- Menigentifikasi berbagai makanan hewan

- Diskusi penggolongan hewan pemakan rumput, pemakan daging dan pemakan

segala makanan

Kegiatan Akhir

- Pemberian PR

H. Alat dan Sumber Belajar

- Sumber : Buku dunia IPA Kelas 4 penerbit PT Yudistira Ghalia Indonesia hal. 71 –

78 - Alat : - Bermacam jenis hewan ( Gambar )

- LKS

- Gambar peraga ( Disesuaikan )

I. Penilaian

25

Page 26: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

- Tes perbuatan, tes tertulis

Diskusikan :

- kucing banyak terdapat di sekitar kita, kadang – kadang kucing makan nasi dan

pada ssat yang lain makan tikus. Apakah dalam hal ini kucing dapat digolongkan

sebagai omnivore ? Ayo diskusikan dengan temanmu ?

Mengetahui,

……………………….

Kepala sekolah Guru Kelas

( ) ( )

RPP Perbaikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas / Semester : IV / I

Pertemuan Ke : 1 s/d 2

26

Page 27: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetisi

3. Mengolongkan hewan, berdasarkan jenis makanannya.

B. Kompetisi Dasar

3.1 Mengidentifikasi jenis makanan hewan.

C. Indikator

- Mengidentifikasi jenis makanan hewan

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah memperhatikan bab ini siswa dapat :

- Mengidentifikasi jenis makanan hewan

- Menggolongkan hewan herbivora, karnivora dan omnivora.

E. Materi Ajar

- Jenis makanan hewan

- Karnivora, herbivora dan omnivora.

F. Metode Pembelajaran

Pemecahan masalah, Demontrasi, Diskusi

G. Langkah – langkah Pembelajaran

Kegiatan Awal

- Membagi siswa atas kelompok – kelompok

- Menyiapkan keperluan dan percobaan.

Kegiatan Inti

- Mengamati gambar berbagai jenis hewan

- Menigentifikasi berbagai makanan hewan

- Diskusi penggolongan hewan pemakan rumput, pemakan daging dan pemakan

segala makanan Diskusi kelompok

- Memasang jenis hewan dengan jenis makanan yang disediakan

- Mencari ciri sederhana yang membedakan herbivora dengan karnivora dengan

omnivora yaitu struktur giginya.

Kegiatan Akhir

- Pemberian PR

-

H. Alat dan Sumber Belajar

- Sumber : Buku dunia IPA Kelas 4 penerbit PT Yudistira Ghalia Indonesia hal. 71 –

78 - Alat : - Bermacam jenis hewan ( Gambar )

- LKS

27

Page 28: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

- Gambar peraga ( Disesuaikan )

I. Penilaian

- Tes perbuatan, tes tertulis

Diskusikan :

- kucing banyak terdapat di sekitar kita, kadang – kadang kucing makan nasi dan

pada ssat yang lain makan tikus. Apakah dalam hal ini kucing dapat digolongkan

sebagai omnivore ? Ayo diskusikan dengan temanmu ?

Mengetahui,

……………………….

Kepala sekolah Guru Kelas

( ) ( )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/semester: IV / I

Pertemuan ke : 3 s/d 4

Alokasi waktu : 2 x pertemuan ( 4 jam pelajaran )

28

Page 29: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

A. Standar Kompetensi

3.menggolongkan hewan ,berdasarkan jenis makanannya.

B. Kompetensi Dasar.

3.2.Menggolongkan hewan berdasarkan jens makanannya.

C .Indikator

-Menggolongkan hewan yang termasuk herbivora,karnivora,dan omnivora.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mempelajari bab ini siswa dapat :

-Menjelaaskan cirri yang tampak yang dimiliki hewan herbivora,karnivora.

E. Materi Ajar.

- jenis makanan hewan

-Karnivora,herbivora,dan omnivora.

F. Metode pembelajaran

Pemecahan masalah,Demonstrasi,Diskusi.

G .Langkah-langkah pembelajaran.

1. kegiatan awal.

- Apersepsi :Tanya jawab materi pertemuan sebelumnya.

2. kegiatan inti.

- guru menjelaskan materi.

- siswa merangkum materi.

3.kegiatan akhir

-kesimpulan

H. Alat dan Sumber Belajar

- Sumber : Buku dunia IPA Kelas 4 penerbit PT Yudistira Ghalia Indonesia hal. 71 –

78 - Alat : -Bermacam jenis hewan ( Gambar )

- LKS

I. Penilaian

- Tes perbuatan, tes tertulis

Ayo jawablah pertanyaan berikut !

1. Mengapa tikus dikatakan sebagai omnivora

2. Apa yang dimakan karnivora.

3. Mengapa kerbau dikatakan sebagai herbivora

4. Bagaimana jika insektivora digolongkan sebagai karnivora?jelaskan pendapatmu?

29

Page 30: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

5. Sebutkan ciri-ciri karnivora?

RPP Perbaikan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/semester: IV / I

Pertemuan ke : 3 s/d 4

Alokasi waktu : 2 x pertemuan ( 4 jam pelajaran )

30

Page 31: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

A. Standar Kompetensi

3.menggolongkan hewan ,berdasarkan jenis makanannya.

B. Kompetensi Dasar.

3.2.Menggolongkan hewan berdasarkan jens makanannya.

C .Indikator

-Menggolongkan hewan yang termasuk herbivora,karnivora,dan omnivora.

D. Tujuan Pembelajaran.

Setelah mempelajari bab ini siswa dapat :

-Menjelaskan ciri yang tampak yang dimiliki hewan herbivora,karnivora.

E. Materi Ajar.

- jenis makanan hewan

-Karnivora,herbivora,dan omnivora.

F. Metode pembelajaran

Pemecahan masalah,Demonstrasi,Diskusi.

G. Model Pembelajaran

Example non example

H. Langkah-langkah pembelajaran.

1. kegiatan awal.

- Apersepsi :Tanya jawab materi pertemuan sebelumnya.

2. kegiatan inti.

- guru menempelkan gambar di papan tulis

- siswa merangkum materi.

3.kegiatan akhir

-kesimpulan

H. Alat dan Sumber Belajar

- Sumber : Buku dunia IPA Kelas 4 penerbit PT Yudistira Ghalia Indonesia hal. 71 –

78 - Alat : -Bermacam jenis hewan ( Gambar )

- LKS

I. Penilaian

- Tes perbuatan, tes tertulis

Mengetahui Guru Kelas

Kepala Sekolah

31

Page 32: Web viewTingkat kecerdasan mereka rata-rata 68 untuk mata pelajaran IPA. ... 6 orang siswa lain lebih suka bermain dan mengganggu temannya pada saat pembelajaran dan 2

( ) ( )

32