cTICA2015

download cTICA2015

of 8

Transcript of cTICA2015

  • 7/23/2019 cTICA2015

    1/8

    Uji Rekah Hidraulik Skala Laboratorium untuk Mengetahui Karakteristik Rekahan yang Terbentuk

    AkibatHydraulic Fracturing pada Batubara Indonesia

    AbstrakKrisis energi Indonesia sudah mulai menunjukkan dampaknya. Pemenuhan kebutuhan yang bertumpu pada sektor

    minyak bumi menjadi permasalahan yang tidak kunjung berakhir. Pengembangan teknologi pemanfaatan batubara terusdilakukan. Underground coal gasification (UCG) sedang dalam tahap pengembangan di Indonesia. Hydraulic fracturing

    menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk menghubungkan sumur injeksi dan sumur produksi pada teknologi UCG.

    Hydraulic fracturing menjadi pilihan utama dikarenakan pertimbangan ekonomi serta merujuk pada keberhasilan yang telah

    dicapai di negara lain. Untuk meningkatkan ketepatan penempatan sumur produksi diperlukan prediksi terhadap arah serta

    panjang rekahan hasil hydraulic fracturing dari sumur injeksi. da beberapa model karakteristik rekahan pada hydraulic

    fracturing yang telah diusulkan oleh para peneliti. Pada penelitian ini dilakukan uji rekah hidraulik skala laboratorium untuk

    menentukan model prediksi perekahan yang sesuai dengan kondisi batubara Indonesia. !esuai hasil yang didapat" model

    penny shapeyang dikembangkan oleh #eyer memberikan model prediksi paling sesuai dengan kondisi batubara Indonesia.

    Penelitian ini hendaknya dikembangkan dengan melakukan uji insitu untuk penerapan di lapangan.

    Kata kunci$ krisis energi" underground coal gasification,hydraulic fracturing, karakteristik rekahan

    Abstra!t Indonesia energy crysis

    I. P%&'UU&

    II. Krisis energi Indonesia sudah memasuki

    tahap yang serius. Pemenuhan kebutuhan

    energi dalam negeri sudah tidak bisa lagi

    dipenuhi secara mandiri. Pemenuhan

    kebutuhan energi yang bertumpu pada

    minyak bumi menjadi penyebab krisis energi

    di Indonesia ini. Pemanfaatan sumber energi

    lain semisal energi angin" matahari" dan

    panas bumi belum mampu menjadi solusi.

    Pengembangan sumber*sumber energi tadimasih sangat kecil. !ementara itu" batubara

    yang relatif melimpah dibanding sumber

    energi fosil yang lain belum sepenuhnya

    mampu dimanfaatkan di dalam negeri.

    +eknologi pemanfaatan batubara Indonesia

    masih tertinggal cukup jauh dari negara*

    negara lain. kibatnya" dari seluruh

    sumberdaya batubara Indonesia hanya

    sekitar ,- yang dapat dimanfaatkan

    sebagai cadangan /01. Kendala teknologi

    menjadi faktor utama permasalahan ini.

    III. Pengembangan teknologi pemanfaatan

    batubara Indonesia terus dilakukan untuk

    meningkatkan cadangan batubara Indonesia.

    !aat ini teknologi pemanfaatan batubara

    yang sedang dikembangkan di Indonesia

    adalah underground coal gasification

    (UCG). #eskipun proyek pengembangan ini

    molor dari jad2al yang sudah ditargetkan"

    pengembangannya tetap terus dilakukan.

    I3. UCG merupakan teknologi pemanfaatan

    batubara secara insitu. 4atubara dibakar

    secara insitu untuk menghasilkan syngas.

    'engan menerapkan teknologi ini

    diharapkan cadangan batubara indonesia

    bisa meningkat tajam mengingat

    sumberdaya batubara indonesia umumnya

    berupa batubara kalori rendah serta batubara

    dalam. Proses UCG secara garis besar adalah

    sebagai berikut /51.

    6. Pembuatan sumur injeksi dan sumur produksi,. Penghubungan antara sumur injeksi dan sumur

    produksi0. Penginjeksian udara ke dalam batubara dan

    pembakaran batubara secara insitu7. %kstraksisyngas

    3. 'ari keempat proses di atas" proses nomor ,

    yaitu" penghubungan antara sumur injeksi

    dan sumur produksi menjadi kendala paling

    berat pada pengembangan UCG di

    indonesia. Kondisi geologi serta

    karakteristik batubara indonesia menjadi

    penyebab kesulitan proses ini. #etode yang

    menjadi pertimbangan sampai saat ini adalah

    directional drillingdan hydraulic fracturing.

    'engan mempertimbangkan faktor ekonomi"hydraulic fracturing merupakan metode

    yang paling mungkin.

    3I. Hydraulic fracturing merupakan proses

    pembuatan saluran permeable dengan cara

    menginjeksikan fluida bertekanan tinggi

    pada formasi batuan untuk melebihi

    kekuatan formasi tersebut sehingga

    terbentuk rekahan. Pada UCG" hydraulic

    fracturing dilakukan dari sumur injeksi.

    8leh karena itu" sumur injeksi dibuat

    terlebih dahulu selanjutnya barulah

    hydraulic fracturing dilakukan dari sumurini. Proses ini merupakan proses yang sulit

  • 7/23/2019 cTICA2015

    2/8

    dikontrol sehingga perlu dilakukan studi

    untuk meningkatkan efektifitas dan

    ketepatan penempatan sumur produksi. Pada

    penelitian ini akan dilakukan uji rekah

    hidraulik di laboratorium untuk menentukan

    model perekahan yang paling sesuai dengan

    kondisi batubara indonesia.

    3II. Hydraulic fracturingpada batubara memiliki

    perbedaan yang cukup signifikan daripada

    hydraulic fracturing pada batupasir

    (sandstone). Perbedaan ini disebabkan

    beberapa faktor" antara lain$ kekasaran"

    sistem cleat" dan spalling /61. Untuk

    memprediksi geometri rekahan pada

    batubara pengetahuan mengenai tekanan

    efektif serta sifat elastis batubara sangat

    diperlukan /61. 8leh karena itu" pemahaman

    karakteristik sifat batubara menjadi krusial.

    Karakteristik sifat batubara yang penting

    antara lain dual porosity (micropory dan

    macropory)" deformasi" discontinuities, dan

    interface slippage. 4erangkat dari hal*hal

    tersebut" penelitian dilakukan untuk

    mengidentifikasi karakteristik rekahan yang

    terbentuk pada batubara Indonesia akibat

    proses rekah hidraulik (hydraulic

    fracturing).

    3III. #8'% G%8#%+9I 9%K&

    I:. 4erbagai model geometri rekahan telah

    dikembangkan oleh beberapa peneliti.!ecara garis besar model ini terbagi menjadi

    dua" yaitu model ,' dan model 0'.

    !ementara itu" model ,' bisa

    dikelompokkan menjadi dua model lagi"

    yaitu model yang dikembangkan oleh

    Perkins*Kern*&ordgren (PK&) dan model

    yang diusulkan oleh Kern*de Klerk*

    Geerstma (KG') /;1 /6-1 /6,1 /601. Kedua

    model ini memiliki asumsi bah2a tinggi

    rekahan adalah tetap sehingga rekahan hanya

    merambat secara hori

  • 7/23/2019 cTICA2015

    3/8

    perpaduan antara model PK& dan KG'

    /661.

    :3I.

    :3II. P%9C84& 9%K I'9UIK

    :3III. Pada percobaan ini digunakan sampel batuan

    berupa blok kubus berukuran ,> cm ? ,> cm? ,> cm. !ampel batuan ini terdiri dari

    batubara dan gypsum. Penggunaan gypsum

    bertujuan untuk membentuk sampel batuan

    menjadi kubus. al ini dikarenakan

    kesulitan dalam pemotongan sampel

    batubara menjadi ukuran yang presisi.

    :I:. !ampel batuan ini dilubangi dengan cara

    dibor. Pengeboran dilakukan dengan

    diameter lubang 6- mm. dapun kedalaman

    pengeboran adalah 6,- mm. al ini

    dimaksudkan agar openhole sepanjang 6-

    mm dapat berada tepat di tengah*tengah

    sampel. !kema preparasi sampel dapat

    dilihat pada gambar 0. ubang bor yang

    telah terbentuk diisi dengan pipa injeksi dari

    besi yang direkatkan ke sampel batuan

    menggunakan lem epo?y. Pipa injeksi

    memiliki lubang berdiameter > mm sebagai

    saluran fluida menuju sampel batuan.

    ::.

    ""I# $ambar 1# &enampang ,0 Sampel Batuan

    ::II. Pembebanan sampel batuan dilakukan secara

    tria?ial. Pembebanan secara =ertikal

    diberikan oleh mesin tekan ung +a"

    sedangkan pembebanan secara lateral

    (tekanan hori #Pa.

    ::III. Injeksi fluida dilakukan dengan

    menggunakan pompa hidraulik elektrik

    berkapasitas hingga ;- #Pa. dapun fluida

    yang digunakan adalah campuran oli bubut

    dan tinta dengan asumsi sebagai fluida

    ne2tonian dan =iskositas sebesar 6>- cP.

    aju injeksi fluida ditentukan sebesar 6>

    cc@menit. aju injeksi ini dijaga tetap

    berlangsung selama 6- detik setelah

    breakdown untuk menjaga agar perambatan

    rekahan tetap berlangsung.

    ::I3. 84!%93!I

    ::3. Proses injeksi fluida dihentikan setelahdidapatkan rekahan pada sampel batuan. al

    ini ditandai dengan adanya rembesan fluida

    dari sampel batuan. !etelah proses injeksi

    fluida dihentikan" sampel batuan dikeluarkan

    dari sistem pembebanan. Kemudian

    dilakukan pemotongan sampel batuan sesuai

    alur rekahan yang terbentuk.

    ::3I. 9ekahan yang terbentuk pada sampel batuan

    berorientasi tegak lurus terhadap tegangan

    horisontal minimum. !ementara itu" setelah

    dilakukan pembelahan terhadap sampel

    batuan didapatkan rekahan yang terjadiberbentuk hampir penny shape (circular)

    dengan diameter sebesar 6; cm.

    ::3II. !I '& P%#4!&

    ::3III. 'ata karakteristik sifat batubara yang

    digunakan diambil dari penelitian

    Kramadibrata (6AAA) dengan sampel batuan

    batubara dari sumatera barat. !ampel batuan

    yang digunakan pada penelitian ini juga

    berasal dari tempat yang sama. 8leh karena

    itu" diasumsikan data karakteristik sifat

    keduanya sama. 4erikut ini data

    karakteristik sifat batuan serta =ariabel lain

    yang digunakan dalam penelitian ini.

    ""I"# Tabel %# /ariabel Uji Rekah Hidraulik

    :::. 3aria

    bel

    :::I. &il

    ai

    :::II. !

    a

    t

    u

    a

    n

    :::III. #od :::I3. ,-- :::3. #

  • 7/23/2019 cTICA2015

    4/8

    ulus

    Boun

    g

    - P

    a

    :::3I. Poiss

    ons

    9atio

    :::3II.

    -",

    :::3III.

  • 7/23/2019 cTICA2015

    5/8

    :::I:. 3isk

    osita

    s

    Dluid

    a

    :. 6>-

    ?6-*0

    :I. P

    a

    .

    s

    :II. am

    a

    Pere

    kaha

    n

    :III. 6- :I3. d

    e

    t

    i

    k

  • 7/23/2019 cTICA2015

    6/8

    :3. 'ebi

    t

    Injek

    si

    :3I. ,">

    ?6-*5

    :3II. m0

    @

    d

    e

    t

    i

    k:3III. +ing

    gi

    Pay

    Zone

    :I:. 6?6

    -*,. m

    I.

    II. Prediksi panjang rekahan yang digunakan

    pada penelitian ini adalah model analitik ,'

    PK& dan KG' serta model analitik 0'

    #eyer untuk kasus impermeabel (tanpa

    leak-off). 4erikut adalah formula analitik

    yang digunakan untuk masing*masing model

    /;1 /6-1 /661 /6,1 /601.

    III. PK& model

    I3. L (t)=0,448 (( G(1v ) )(Q3

    H4 ))

    1

    5t

    4

    5

    (6)

    3. KG' model

    3I. L (t)=

    0,48

    (( G

    (1v ) )(Q

    H

    )3

    )1

    4

    t

    2

    3

    (,)

    3II. Penny shape

    3III. R ( t)=0,5084(( G(1v) )Q3)

    1

    7 t

    4

    7

    (0)

    I:. L(t E panjang rekahan" meter

    L!. " Eshear modulus

    :I. # Epoisson$s ratio

    :II. E =iskositas fluida" Pa.s

    :III. % E debit injeksi" m0@detik

    :I3. H E tinggipay &one, meter

    :3. t E lama perekahan" detik

    :3I. '(t E jari*jari rekahan" meter

    :3II. asil prediksi panjang rekahan model PK&adalah sebesar 6",7 m. !ementara itu

    panjang rekahan hasil prediksi model KG'

    adalah sebesar -">, m. dapun prediksi

    diameter rekahan model penny shape 0'

    #eyer adalah 6> cm. 'ari ketiga model

    prediksi yang digunakan" model penny

    shape #eyer paling mendekati hasil rekahan

    yang terbentuk pada sampel batuan yaitu

    berdiameter 6; cm. Kur=a hasil prediksipanjang rekahan dapat dilihat pada gambar

    7" >" dan 5.

    :3III.

    L"I"# $ambar 2# &rediksi &anjang Rekahan Model

    &K'

    ::.

    L""I# $ambar 3# &rediksi &anjang Rekahan Model

    K$0

  • 7/23/2019 cTICA2015

    7/8

    ::II.

    L""III#$ambar 4# &rediksi &anjang RekahanModelPenny Shape

    ::I3.

    ::3. dapun arah perambatan rekahan yang

    terbentuk sesuai dengan teori perambatan

    rekahan yang dikemukakan ubbert dan

    Fillis (6A>;) /1" yaitu berarah tegak lurus

    terhadap tegangan prinsipal minimum.

    ::3I. 4eberapa hasil penelitian di atas

    dimungkinkan terjadi karena beberapa hal

    berikut ini.

    a. Pada penelitian ini sampel yang digunakan

    bersifat homogen (berasal dari satu material"

    batubara). 8leh sebab itu asumsi tinggi rekahan

    konstan pada model PK& dan KG' sulit

    terpenuhi.

    b. Pada batubara telah terdapat rekahan a2al berupa

    cleat dan butt. al ini menyebabkan rekahan

    yang terbentuk bersifat menyambungkan cleat

    sehingga dimungkinkan terjadi rekahan yang

    lebih panjang.

    c. #eskipun rekahan yang terbentuk cenderung

    berliku*liku mengikuti rekahan a2al" arahrekahan yang terbentuk ini masih sesuai dengan

    teori perambatan rekahan yang ada yaitu tegak

    lurus terhadap tegangan prinsipal minimum. al

    ini dimungkinkan karena rekahan a2al pada

    batubara memiliki orientasi yang sesuai.::3II.::3III. !I#PU& '& !9&

    ::I:. Uji rekah hidraulik pada batubara Indonesia

    skala laboratorium telah berhasil dilakukan.

    Prediksi panjang rekahan yang terbentuk

    dilakukan dengan model PK&" KG'" dan

    penny shape. 'ari percobaan yang dilakukan

    didapat beberapa kesimpulan dan saran

    berikut.

    6. rah rekahan yang terbentuk sesuai dengan teori

    perambatan rekahan" yaitu rekahan terbentuk

    tegak lurus terhadap tegangan prinsipal

    minimum. #eskipun hasil rekahan yang

    terbentuk berliku*liku mengikuti rekahan a2al

    (preeisting fracture) pada batubara.,. Panjang rekahan yang terbentuk pada percobaan

    ini dapat diprediksi dengan model penny shape

    #eyer. al ini dikarenakan perekahan terjadi

    pada satu jenis material sehingga rekahan

    =ertikal dapat terbentuk tanpa hambatan berarti.0. Pengujian di lapangan perlu dilakukan untuk

    mem=erifikasi hasil penelitian ini guna

    penerapan pada skala lapangan.7. Penelitian hydraulic fracturing pada perlapisan

    batubara Indonesia dan batuan pengapitnya perlu

    dilakukan guna menambah referensi untuk

    penerapan teknologi UCG di Indonesia.:::.:::I. 'D+9 PU!+K

    :::II. /61 bass" .." 3an 'omelen" #.."

    and %l 9abaa" F.#." H%?perimental

    8bser=ations of ydraulic Dracture

    Propagation +hrough Coal 4locks" 6AA-"

    Paper &o. !P% ,6,A.

    :::III. /,1 bass" .." Kim" C.#." and

    edayati" !." )perimental simulation

    ofhydraulic fracturing inshallow coal seams"

    6AA6" 9ock #echanics as a

    #ultidisciplinary !cience" 9oegiers (ed.).

    4alkerna" 9otterdam.

    :::I3. /01 !ugiyono" gus" )nergi *utlook

    +ndonesia /" Pusat +eknologi

    Pengembangan !umberdaya %nergi 4PP+"

    Jakarta" ,-67.

    :::3. /71 Cleary" #.P." Ka2adas" #." and

    am" K.B." 6A0" H'e=elopment of a Dully

    +hree 'imensional !imulator for nalysis

    and 'esign of ydraulic Dracturing" Paper

    !P% 66506.

    :::3I. />1 %conomides" #. and &olte" K.G."

    ,---" 'eser#oir 0timulation" 0rd edition"

    &e2 Bork$ John Filey !ons" td.

    :::3II. /51 4urton" %li" 3ournal of Petroleum

  • 7/23/2019 cTICA2015

    8/8

    4echnology ('ecember 6A5A) ,6. 6>;6L

    6>6.

    :::I:. /1 ubbert" #.K. and Fillis" '.G."

    H#echanics of ydraulic Dracturing"

    3ournal of Petroleum 4echnology

    (!eptember 6A>;) A. &o. 5. 6>0L65.

    :C. /A1 Jin" :. and !hah" !." ,-60" HDracturePropagation 'irection and Its pplication in

    ydraulic Dracturing" Paper &o. 6500,.

    :CI. /6-1 Khristiano=itch" !.." and Mhelto=" B.P."

    6A>>" HDormation of =ertical fractures by

    means of highly =iscous fluids"

    Proceedings of the /th 5orld Petroleum

    2ongress. 9ome. Italy. ,. pp. >;AL>5.

    :CII. /661 #eyer" 4.9." 6A5" H'esign Dormulae

    for ,*' and 0*' 3ertical ydraulic

    Dractures$ #odel Comparison and

    Parametric !tudies" Paper !P% 6>,7-.

    :CIII. /6,1 &ordgren" 9.P." HPropagation of a

    3ertical ydraulic Dracture" paper !P%

    ;07" 0P) 3ournal(ugust 6A;,) 6,. &o. .

    0-5L067.

    :CI3. /601 Perkins" +.K. dan Kern" .9." 6A56"

    HFidths of hydraulic fractures" 3. Pet.

    4ech." 60$A0;LA7A.

    :C3. /671 !ettari" . and Cleary" #.P" 6A0"H+hree*'imensional !imulation of

    ydraulic Dracturing" Paper &o. !P%

    6->-7.