Css Katarak Okeee

18
Klasifikasi Katarak Klasifikasi katarak dapat dibagi berdasarkan morfologis dan berdasarkan permulaan terjadinya katarak. 1. Klasifikasi berdasarkan morfologis Berdasarkan morfologisnya, katarak dapat dibagi atas: a. Katarak kapsular, adalah katarak yang melibatkan kapsul lensa, dapat berupa katarak kapsular anterior dan katarak kapsular posterior. Katarak kapsular dapat disebabkan oleh usia, uveitis yang berhubungan dengan sinekia posterior, obat-obatan, radiasi, dan trauma. b. Katarak subkapsular, adalah katarak yang melibatkan bagian superfisial korteks atau tepat di bawah kapsul lensa dapat berupa katarak subkapsular anterior dan katarak subkapsular posterior. Katarak subkapsular posterior dapat terjadi akibat usia, radiasi, konsumsi steroid, diabetes, myopia berat dan degenerasi retina. Katarak subkapsular posterior dapat terjadi bersamaan dengan katarak subkapsular posterior dan dapat disebabkan oleh jejas lokal, iritasi, uveitis dan radiasi. c. Katarak kortikal, adalah katarak yang melibatkan korteks lensa dan merupakan katarak yang paling sering terjadi. Katarak kortikal disebabkan oleh usia dan diabetes. Lapisan kortikal kurang padat dibandingkan nukleus sehingga lebih mudah menjadi sangat terhidrasi

description

kataraaakkk

Transcript of Css Katarak Okeee

Page 1: Css Katarak Okeee

Klasifikasi Katarak

Klasifikasi katarak dapat dibagi berdasarkan morfologis dan berdasarkan permulaan

terjadinya katarak.

1. Klasifikasi berdasarkan morfologis

Berdasarkan morfologisnya, katarak dapat dibagi atas:

a. Katarak kapsular, adalah katarak yang melibatkan kapsul lensa, dapat berupa

katarak kapsular anterior dan katarak kapsular posterior. Katarak kapsular dapat

disebabkan oleh usia, uveitis yang berhubungan dengan sinekia posterior, obat-

obatan, radiasi, dan trauma.

b. Katarak subkapsular, adalah katarak yang melibatkan bagian superfisial korteks

atau tepat di bawah kapsul lensa dapat berupa katarak subkapsular anterior dan

katarak subkapsular posterior. Katarak subkapsular posterior dapat terjadi akibat usia,

radiasi, konsumsi steroid, diabetes, myopia berat dan degenerasi retina. Katarak

subkapsular posterior dapat terjadi bersamaan dengan katarak subkapsular posterior

dan dapat disebabkan oleh jejas lokal, iritasi, uveitis dan radiasi.

c. Katarak kortikal, adalah katarak yang melibatkan korteks lensa dan merupakan

katarak yang paling sering terjadi. Katarak kortikal disebabkan oleh usia dan diabetes.

Lapisan kortikal kurang padat dibandingkan nukleus sehingga lebih mudah menjadi

sangat terhidrasi akibat ketidakseimbangan elektrolit, yang secepatnya akan

mengarah ke kerusakan serat korteks lensa.

d. Katarak nuklear, adalah katarak yang melibatkan bagian nukleus lensa. Katarak

nuklear disebabkan oleh faktor usia. Katarak nuklear merupakan sklerosis normal

yang berlebihan atau pengerasan dan penguningan nukleus pada usia lanjut.

Page 2: Css Katarak Okeee

e. Katarak supranuklear, adalah katarak yang melibatkan bagian korteks lensa yang

paling dalam, tepat di atas nukleus lensa.

f. Katarak polar, adalah katarak yang melibatkan kapsul lensa dan superfisial korteks

lensa hanya di regio polar, dapat berupa katarak polar anterior dan katarak polar

posterior. Katarak polar biasanya terdapat pada katarak kongenital atau karena trauma

sekunder.

g. Katarak campuran, adalah keadaan di mana lebih dari satu tipe katarak muncul

bersamaan. Pada awalnya katarak biasanya muncul sebagai satu tipe saja tetapi akan

dapat menjadi katarak gabungan ketika bagian lensa yang lain juga mengalami

degenerasi. Katarak gabungan mengindikasikan katarak telah lanjut dan

perkembangannya harus lebih diperhatikan. Pasien dengan katarak gabungan akan

memiliki gejala penurunan visus (Khurana, 2007).

2. Klasifikasi berdasarkan permulaan terjadinya katarak

Berdasarkan permulaan terjadinya, katarak dapat dibagi atas:

a. Katarak kongenital, adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah

lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun. Katarak kongenital sering ditemukan

pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menderita penyakit rubella,

galaktosemia, homosisteinuri, diabetes mellitus, hipoparatirodisme, toksoplasmosis,

inklusi sitomegalik, dan histopalsmosis. Penyakit lain yang menyertai katarak

kongenital biasanya merupakan penyakit-penyakit herediter seperti mikroftalmus,

aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokrimia, lensa ektopik, displasia retina,

dan megalo kornea. Katarak kongenital disebabkan kelainan pada pembentukan lensa

sebelum proses kelahiran. Katarak kongenital digolongkan dalam katarak

kapsulolentikular di yaitu katarak kapsular dan polaris atau katarak lentikular yaitu

katarak kortikal atau katarak nuklear. (Ilyas, 2011)

b. Katarak juvenil, adalah katarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari

sembilan tahun dan lebih dari tiga bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan

penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti :

Page 3: Css Katarak Okeee

a) Katarak metabolik seperti katarak diabetik, katarak galaktosemik, katarak

hopikalsemik, katarak defisiensi gizi, katarak aminoasiduria, penyakit Wilson, dan

katarak yang berhubungan dengan penyakit lain.

b) Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)

c) Katarak traumatik

Katarak traumatic dapat disebabkan oleh trauma tumpul, trauma tembus,

radiasi dan trauma kimia.

Truma menyebabkan opack pada lensa. (AAO,2007)

d) Katarak komplikata:

• Kelainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia, aniridia,

pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis).

• Katarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi vitreoretinal), seperti Wagner dan

retinitis pigmentosa, dan neoplasma).

• Katarak anoksik

• Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot, naftalein, dinitrofenol,

triparanol, antikholinesterase, klorpromazin, miotik, klorpromazin, busulfan, dan

besi).

• Lain-lain seperti kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit

(sindermatik), tulang (disostosis kraniofasial, osteogenesis inperfekta,

khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata), dan kromosom.

• Katarak radiasi (Ilyas, 2011)

c. Katarak senilis, adalah katarak semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia

lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Tipe utama pada katarak senilis adalah katarak

kortikal, katarak nuklear, dan katarak subkapsular posterior. Walaupn katarak sering

diawali oleh tipe yang murni tersebut, mereka akan matang menjadi katarak

campuran.

Page 4: Css Katarak Okeee

Berdasarkan stadium perjalanan penyakitnya, katarak senilis digolongkan

menjadi 4 stadium: Katarak insipien, katarak imatur, katarak matur,dan katarak

hipermatur (Ilyas, 2011).

1. Katarak Insipien

Pada stadium ini kekeruhan lensa tidak teratur, tampak seperti bercak-bercak

yang membentuk gerigi dangan dasar di perifer dan daerah jernih di antaranya.

Kekeruhan biasanya terletak di korteks anterior dan posterior. Kekeruhan ini pada

awalnya hanya nampak jika pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia yang disebabkan oleh indeks

refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang menetap untuk

waktu yang lama (Ilyas, 2011).

2. Katarak Imatur

Pada katarak imatur terjadi kekeruhan yang lebih tebal, tetapi belum mengenai

seluruh lapisan lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada lensa.

Terjadi penambahan volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa

yang degeneratif.

Pada keadaan lensa yang mencembung akan dapat menimbulkan hambatan

pupil, mendorong iris ke depan, mengakibatkan bilik mata dangkal sehingga terjadi

glaukoma sekunder (Ilyas, 2011).

Page 5: Css Katarak Okeee

Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau sahadaw test, maka akan terlihat

bayangn iris pada lensa, sehingga hasil uji shadow test (+) (Ilyas, 2011).

Stadium Intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif

menyerap air. Masuknya air ke dalam lensa menyebabkan lensa menjadi bengkak dan

besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibandingkan

dalam keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit

glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan

menyebabkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks

hingga akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah yang memberikan

miopisasi. Pada pemerikasaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan

jarak lamel serat lensa (Ilyas, 2011).

3. Katarak Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Proses

degenerasi yang berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama hasil

disintegrasi melalui kapsul, sehingga lensa kembali ke ukuran normal. Bilik mata

depan akan berukuran kedalaman normal kembali. Tidak terdapat bayangan iris pada

lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative (Ilyas, 2011).

Page 6: Css Katarak Okeee

4. Katarak Hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa, sehingga masa lensa yang

mengalami degenerasi akan mencair dan keluar melalui kapsul lensa. Lensa menjadi

mengecil dan berwarna kuning. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai kapsul

yang tebal, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka

korteks akan memperlihatkan sekantong susu dengan nukleus yang terbenam di

korteks lensa. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni. Uji bayangan iris

memberikan gambaran pseudopositif. Cairan / protein lensa yang keluar dari lensa

tersebut menimbulkan reaksi inflamasi dalam bola mata karena di anggap sebagai

benda asing. Akibatnya dapat timbul komplikasi uveitis dan glaukoma karena aliran

melalui COA kembali terhambat akibat terdapatnya sel-sel radang dan cairan / protein

lensa itu sendiri yang menghalangi aliran cairan bola mata (Ilyas, 2011).

Page 7: Css Katarak Okeee

2.2.4. Etiologi dan Patogenesis

1. Usia

Seiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan juga.

Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan

arah pertumbuhannya yang konsentris. Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang

karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua berada di

pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di bawah kapsul

lensa (korteks). Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah berat, tebal, dan

keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut dengan nuklear

sklerosis. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun mengalami

perubahan kimia. Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tidak larut air

dan beragregasi membentuk protein dengan berat molekul yang besar. Hal ini

menyebabkan transparansi lensa berkurang sehingga lensa tidak lagi meneruskan

cahaya tetapi malah mengaburkan cahaya dan lensa menjadi tidak tembus cahaya.

2. Radikal bebas

Radikal bebas adalah adalah atom atau meolekul yang memiliki satu atau lebih

elektron yang tidak berpasangan (Murray, 2003). Radikal bebas dapat merusak

protein, lipid, karbohidrat dan asam nukleat sel lensa. Radikal bebas dapat dihasilkan

oleh hasil metabolisme sel itu sendiri, yaitu elektron monovalen dari oksigen yang

tereduksi saat reduksi oksigen menjadi air pada jalur sitokrom, dan dari agen

eksternal seperti energi radiasi. Contoh-contoh radikal oksigen adalah anion

superoksida (O2-), radikal bebas hidroksil (OH+), radikal peroksil (ROO+), radikal

lipid peroksil (LOOH), oksigen tunggal (O2), dan hidrogen peroksida (H2O2).

Agen oksidatif tersebut dapat memindahkan atom hidrogen dari asam lemak tak jenuh

membran plasma membentuk asam lemak radikal dan menyerang oksigen serta

membentuk radikal lipid peroksida. Reaksi ini lebih lanjut akan membentuk lipid

peroksida lalu membentuk malondialdehida (MDA). MDA ini dapat menyebabkan

ikatan silang antara lemak dan protein. Polimerisasi

Page 8: Css Katarak Okeee

dan ikatan silang protein menyebabkan aggregasi kristalin dan inaktivasi enzim-

enzim yang berperan dalam mekanisme antioksidan seperti katalase dan glutation

reduktase. Hal-hal inilah yang dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.

3. Radiasi ultraviolet

Radiasi ultraviolet dapat meningkatkan jumlah radikal bebas pada lensa karena

tingginya penetrasi jumlah cahaya UV menuju lensa. UV memiliki energi foton yang

besar sehingga dapat meningkatkan molekul oksigen dari bentuk triplet menjadi

oksigen tunggal yang merupakan salah satu spesies oksigen reaktif.

4. Merokok

Merokok dapat menyebabkan akumulasi kadmium di lensa. Kadmium dapat

berkompetisi dengan kuprum dan mengganggu homeostasis kuprum. Kuprum penting

untuk aktivitas fisiologis superoksida dismutase di lensa. Sehingga dengan adanya

kadmium menyebabkan fungsi superoksida dismutase sebagai antioksidan terganggu.

Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif pada lensa dan menimbulkan

katarak. Disebutkan juga bahwa kadmium dapat mengendapkan lensa sehingga

timbul katarak. Hasil penelitian El-Ghaffar, Azis, Mahmoud, dan Al-Balkini (2007)

menyatakan bahwa NO yang menyebabkan katarak dengan mekanisme NO bereaksi

secara cepat dengan anion superoksida untuk membentuk peroksinitrit sehingga

terjadi nitratasi residu tirosin dari protein lensa. Hal ini dapat memicu peroksidasi

lipid membentuk malondyaldehida. Malondyaldehida memiliki efek inhibitor

terhadap enzim antioksidan seperti katalase dan glutation reduktase sehingga terjadi

oksidasi lensa lalu terjadi kekeruhan lensa dan akhirnya terbentuk katarak.

(Repository USU, 2013)

Page 9: Css Katarak Okeee

5. Defisiensi vitamin A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin dan beta karoten

Zat nutrisi tersebut merupakan antioksidan eksogen yang berfungsi menetralkan

radikal bebas yang terbentuk pada lensa sehingga dapat mencegah terjadinya katarak.

6. Dehidrasi

Perubahan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan kerusakan pada lensa. Hal ini

disebabkan karena perubahan komposisi elektrolit pada lensa dapat menyebabkan

kekeruhan pada lensa.

7. Trauma

Trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa sehingga timbul

katarak.

8. Infeksi

Uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai sinekia

posterior yang menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior lensa.

9. Obat-obatan seperti kortikosteroid

Penggunaan steroid jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak.

Jenis katarak yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak subkapsular.

10. Penyakit sistemik seperti diabetes

Diabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa. Tingginya kadar gula

darah menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa. Sorbitol ini menyebabkan

peningkatan tekanan osmotik lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan

timbul katarak.

Page 10: Css Katarak Okeee

11. Genetik

Riwayat keluarga meningkatkan resiko terjadinya katarak dan percepatan maturasi

katarak.

12. Myopia

Pada penderita myopia dijumpai peningkatan kadar MDA dan penurunan kadar

glutation tereduksi sehingga memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa

(American Academy of Ophtalmology, 2011).

Gejala dan tanda Katarak

Gejala dan tanda penyakit katarak adalah :

1. Penurunan tajam penglihatan

2. Peningkatan derajat myopia

3. Photophobia

4. Diplopia monokuler (pada katarak nuklear)

5. Lensa mata menjadi buram seperti kaca susu (Galloway, 2006)

Daftar Pustaka

Galloway,P.H., A.C Browning. Common Eye Diseases and Their Management.

London : 2006

Katarak di akses melalui pada tanggal 18 November 2013 pukul 17:56

Amecican of ophtalomology, 2011

Khurana, 2007