CSAMT

12
Pengukuran Sesar Menggunakan Metode CSAMT di Area Geothermal Kamojang Kelompok 4 Studi Kasus

Transcript of CSAMT

Page 1: CSAMT

Pengukuran Sesar Menggunakan Metode CSAMT di Area Geothermal

Kamojang

Kelompok 4

Studi Kasus

Page 2: CSAMT

Pendahuluan

• Kamojang merupakan lapangan geothermal yang pertama di Indonesia yang telah dieksploitasi dan telah menghasilkan listrik sejak 1983.

• Terdapat dua mineral hydrothermal, yaitu mineral yang dihasilkan oleh fluida asam (kaolin, smectite, alunite, kuarsa, cristobalite, dan pyrite) dan fluida netral (kuarsa, adularia, albite, epidote, titanite, wairakite, laumantite, calcite, siderite, hematite, pyrite, anhydrite, smectite, chlorite, illite, dan interlayered clays).

Page 3: CSAMT

• Reservoir pada area geothermal ini terletak pada kedalaman sekitar 544 m sampai 1700 m. Permeabilitas pada reservoar sebagian besar disebabkan oleh sesar turun dan kekar –kekar yang berasosiasi.

Page 4: CSAMT

Metode Penelitian

1. Metode Pengambilan Data• Dalam satu hari diperoleh tiga titik

pengukuran dengan spasi 150 m. Pengambilan data dilakukan pada 3 band frekuensi yaitu :

• Band 1 : 10 Hz – 1kHz• Band 4 : 500 Hz – 3 kHz• Band 7 : 750 HZ – 100 kHz

Page 5: CSAMT

2. PeralatanInstrumentasi yang digunakan adalah komponen receiver Stratagem versi

2671-01 REV.D yang terdiri dari :4 batang patok elektroda stainlessstel- 1 batang patok ground dan kabel ground- 4 buah sambungan elektroda dengan kabel-kabel telluric 2 meter- 1 buah modul analog front end (AFE )- 2 buah kumparan medan magnetik- 2 buah kabel penghubungan kumparan / AFE standard- 1 buah console pemroses sinyal startagem- 1 buah keyboard kompatible- 1 buah kabel daya console- 1 buah aki 12 volt- Peta dan kompas- Alat pendukung lainnya ( log book dan alat tulis sendiri )

Page 6: CSAMT

Metode Pengolahan Data • Adapun alur pengolahan data magnetoteluric secara garis besar

adalah :- Melakukan pengukuran komponen E dan H dalam arah tegak lurus

yang memiliki rentang frekuensi tertentu- Melakukan analisis frekuensi ( spektrum )- Melakukan pemilihan sinyal – sinyal pengukuran pada spektrum

tertentu ( yang dianggap mewakili kedalaman tertentu )- Melakukan perhitungan nilai resistivitas berdasarkan nilai E dan H yang

bersesuain- Melakukan perhitungan kedalaman oleh suatu frekuensi melalui

persamaan skin depth- Hasil akhir dalam nilai resistivitas untuk berbagai frekuensi ( atau

kedalaman ) diplot sebagai nilai resistivitas terhadap kedalaman.

Page 7: CSAMT

Hasil Pengolahan CSAMT

• Pengukuran dengan metode CSAMT akan diperoleh data yang bersifat sounding. Data dianalisis secara 1D dan 2D menggunakan software imagem kemudian diperoleh pseudo section dari nilai resistivitas

Page 8: CSAMT

Hasil pengolahan data yang menunjukan sebaran nilairesistivitas dalam fungsi kedalaman

Page 9: CSAMT

Nilai resistivitas dalam fungsi kedalaman diplotkandengan topografi titik ukur

Page 10: CSAMT

• Hasil pengolahan data CSAMT ini dapat diinterpretasi berdasarkan informasi geologi. Berdasarkan informasi geologi maka dapat diperkirakan bahwa pada kedalaman 0-200 m yang mempunyai nilai resistivitas sekitar 0-40 ohm meter merupakan zona yang didominasi oleh mineral lempung

Page 11: CSAMT

• Pada informasi geologi menerangkan bahwa permeabilitas pada batuan reservoar sebagian besar disebabkan oleh adanya sesar turun dan kekar yang saling berasosiasi.

Page 12: CSAMT

Kesimpulan

• Dapat disimpulkan bahwa pada kedalaman 0-200 m merupakan zona yang didominasi lempung(jenis smectite,koalin)

• Pada kedalaman 200-350 m diperkirakan sebagai zona transisi (chlorite plus smectite atau illite,chlorite plus interlayered clays).

• Pada kedalaman lebih 400 m dapat diperkirakan masih caprock (lempung ilite dan chlorite).