Cpr

13
PENGGUNAAN A-CPR (AUTOMATED CARDIOPULMONARY RESUSCITATION) DIBANDINGKAN DENGAN PENGGUNAAN STANDAR KOMPRESI DADA DI LUAR RESUSITASI RUMAH SAKIT ANALISIS JURNAL OLEH : 1. ESTRIANA MURNI J.230.123.078 2. ALIF WIJAYANTI J.230.123.079 3. ISTI ROCHATUL M. J.230.123.080 4. FITRI SRI LESTARI J.230.123.081 5. ERMA WIDHIASTUTI J.230.123.082 PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

tugas muwardi

Transcript of Cpr

Page 1: Cpr

PENGGUNAAN A-CPR (AUTOMATED

CARDIOPULMONARY RESUSCITATION) DIBANDINGKAN

DENGAN PENGGUNAAN STANDAR KOMPRESI DADA

DI LUAR RESUSITASI RUMAH SAKIT

ANALISIS JURNAL

OLEH :

1. ESTRIANA MURNI J.230.123.078

2. ALIF WIJAYANTI J.230.123.079

3. ISTI ROCHATUL M. J.230.123.080

4. FITRI SRI LESTARI J.230.123.081

5. ERMA WIDHIASTUTI J.230.123.082

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012BAB I

Page 2: Cpr

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Resusitasi jantung paru atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) merupakan

teknik kegawatdaruratan untuk membuat jantung pasien bekerja kembali dengan

melakukan bantuan nafas dan kompresi dada. Ketika kerja jantung dan pernafasan

berhenti, kita harus memberikan nafas buatan untuk menjaga oksigenasi darah dan

menjaganya dalam sirkulasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kompresi

dada dan ventilasi. Dengan melakukan kompresi dada diharapkan terjadi peningkatan

tekanan di dalam dada dan kemungkinan kompresi pada jantung ini sendiri, sehingga

satu atau kedua mekanisme ini akan memaksa darah keluar dari jantung dan menuju

sirkulasi. Ketika tekanan dilepaskan, jantung kembali mengisi darah. Kompresi

berikutnya akan mengirim darah segar ini ke sirkulasi dan siklus berlanjut. Ventilasi

dilakukan untuk mencukupi oksigenasi darah,dengan menggunakan metode mulut ke

masker, mulut ke mulut, mulut ke hidung. Baik kompresi maupun ventilasi sangat

diperlukan dalam CPR. Kompresi tanpa ventilasi akan menyebabkan sirkulasi darah

tanpa cukup oksigen di dalamnya untuk mempertahankan fungsi oatakatau jantung.

Ventilasi tanpa kompresi akan memaksa oksigen masuk ke dalam paru-paru tanpa

mensirkulasikan darah untuk mengambil oksigen dan mengantarkannya ke seluruh

tubuh (Doughhherty, 2010).

A-CPR (Automated Cardiopulmonary Resuscitation) merupakan kompresi

dada mekanik yang digunakan untuk membantu pasien yang mengalami cardiac

arrest. Cara kerja alat A-CPR ini sama dengan C-CPR namun ini menggunakan alat

otomatis, sehingga penolong tidak akan kehilangan banyak tenaga dalam melakukan

resusitasi jantung.

Setelah dilakukan observasi selama satu minggu di ICU RSUD Dr. Moewardi,

ketika ditemukan pasien yang mengalami henti jantung dilakukan CPR secara manual

oleh tenaga medis. Untuk itu kita mengangkat jurnal “Penggunaan A-CPR

(Automated Cardiopulmonary Resuscitation) Dibandingkan Dengan Penggunaan

Standar Kompresi Pre-Hospital”, sebagai referensi pada Rumah Sakit.

B. TUJUAN PENELITIAN

Page 3: Cpr

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat kelangsungan

hidup antara penggunaan C-CPR (Conventional Cardiopulmonary Resuscitation) dan

A-CPR (Automated Cardiopulmonary Resuscitation).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi retrospektif merupakan sebuah studi yang

didasarkan pada catatan medis, mencari mundur sampai waktu peristiwanya terjadi di masa

lalu, dengan menggunakan desain case-contol yaitu sebuah studi analitik yang

menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan

penyakit (outcome) terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko).

Studi case control biasanya dilakukan dengan memakai kelompok kontrol sehingga disebut

sebagai studi kasus kontrol atau case control study. Penelitian ini dilakukan di Victoria,

Australia pada tanggal 1 Oktober 2006 sampai 30 April 2010, dimana 66 kasus

menggunakan A-CPR dan 220 kasus menggunakan C-CPR (control).

Kriterian inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. wanita maupun pria

2. usia >18 tahun

3. pasien yang mengalami henti jantung pre hospital

Ketentuan dari keberhasilan penelitian ini adalah pasien datang ke rumah sakit

dengan kondisi dapat bertahan hidup dengan pertolongan A-CPR. Dimana dalam

penelitian ini Rumah sakit di victoria menyediakan beberapa ambulan yang telah di

fasilitasi A-CPR, ambulan ini disebar dibeberapa wilayah di victoria baik didaerah

perkotaan dengan tingat kejadian henti jantung yang cukup tinggi maupun di daerah

pedesaan yang kondisinya sangat minim fasilitas kesehatan dan tenaga medis. A-CPR

itu sendiri telah dikelola oleh paramedis ALS (Advanced Life Support), MICA

(Mobile Intensive Care Ambulance) atau campuran ALS / MICA kru paramedis

sebagai kendaraan yang akan tiba pertama di tempat kejadian perkara karena salah

satu keahlian dari A-CPR ini sudah terkomputerisasi dengan baik. Dalam pelaksanaan

A-CPR ini tenaga kesehatan yang boleh melakukan tindakan ini adalah mereka yang

sudah bergabung dalam kru paramedis ALS dan MICA. Selain itu keunggulan dari A-

CPR ini sendiri bisa melakukan resusitas secara tepat dan akurat, seperti penekanan

dada dan banyaknya ventilasi yang harus diberikan kepada pasien. Hal ini sangat

berperan terhadap keberhasilan resusitasi.

Page 4: Cpr

Penelitian ini menggunakan check list yang berisi usia, jenis kelamin, irama

jantung, waktu respon, kondisi pasien, percepatan kejadian.

Page 5: Cpr

BAB II

RINGKASAN JURNAL

Penelitian ini dilakukan di Victoria, Australia pada tanggal 1 Oktober 2006

sampai 30 April 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 66 kasus yang

menggunakan A-CPR dan 220 kasus yang menggunakan C-CPR didapatkan

presentase sebesar 26% kasus yang menggunakan A-CPR dapat bertahan hidup

sampai rumah sakit, sedangkan untuk penanganan dengan C-CPR hanya terdapat 20%

yang dapat bertahan hidup sampai di rumah sakit. Ini menggambarkan penggunaan A-

CPR memiliki prosentase yang lebih tinggi dalam mempertahankan pasien untuk

kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan C-CPR.

Penelitian ini menunjukkan kelangsungan hidup pasien perkotaan dengan

gangguan jantung lebih tinggi dari pada penduduk pedesaan. Hal ini dikarenakan

pasien perkotaan akan mendatangi rumah sakit untuk mendapatkan penanganan gawat

darurat daripada pasien di pedesaan. Hal ini dianggap terjadi karena jarak perjalanan

dari pedesaan ke kota yang jauh atau karena multifactor. Penggunaan A-CPR

memiliki beberapa keuntungan bila digunakan di pedesaan. Kompresi dada dapat

diberikan secara efektif ketika dalam perjalanan ke rumah sakit. Tanpa alat tersebut

akan muncul beberapa risiko terjadi cedera bila melakukan kompresi dalam kendaraan

yang bergerak. Selain itu dengan A-CPR dapat diberikan kompresi yang optimal baik

secara kedalaman dan kualitas.

Page 6: Cpr

BAB III

PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN JURNAL

1. Penelitian membagi sample menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol

dan eksperimen, sehingga mudah untuk dibandingkan.

2. Hasil jurnal ini dapat diaplikasikan pada rumah sakit lain.

3. Judul jurnal, pembahasan dan hasil sesuai.

4. Tujuan penelitian ini sesuai untuk mengetahui perbandingan tingkat

kelangsungan hidup antara penggunaan C-CPR (Conventional

Cardiopulmonary Resuscitation) dan A-CPR (Automated Cardiopulmonary

Resuscitation) di Pre-Hospital.

5. Rentang waktu penelitian diketahui antara tanggal 1 Oktober 2006 sampai 30

April 2010 di Victoria, Australia, dengan lamanya waktu penelitian hasil yang

dicapai akan lebih akurat.

B. KEKURANGAN JURNAL

1. Dalam jurnal ini tidak dicantumkan langkah dalam aplikasi A-CPR.

2. Tidak dicantumkannya tahanpan-tahapan prosedur pengoprasian A-CPR.

3. Kurangnya kriteria eksklusi dalam penelitian ini.

C. APLIKASI RUMAH SAKIT

Alat A-CPR dpat digunakan dalam keadaan darurat di luar Rumah Sakit

maupun di dalam Rumah Sakit. Alat ini sangat praktis, kecil, simpel dan mudah

digunakan. A-CPR dapat digunakan di RSUD Dr. Moewardi dimana Rumah Sakit

ini yang sudah memiliki pelayanan khusus jantung terpadu. Maka, diharapkan

RSUD Dr. Moewardi mempertimbangkan kepemilikan A-CPR untuk menambah

kelangsungan hidup pada pasien yang membutuhkan Resusitasi Jantung Paru.

D. KENDALA

1. Harga A-CPR yang mahal.

Solusi : Rumah Sakit menganggarkan untuk pendanaan pembilian alat A-CPR

atau mencari sponsor.

2. Kurangnya sosialisasi A-CPR.

Page 7: Cpr

Solusi : Lebih mensosialisasikan tentang A-CPR.

Page 8: Cpr

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penggunaan A-CPR rata-rata mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk

kelangsungan hidup dibandingkan menggunakan C-CPR. Namun, penelitian lebih

lanjut perlu dilakukan, dimana penelitian ini melibatkan sampel yang lebih besar.

B. SARAN

A-CPR merupakan alat yang lebih praktis dan mempunyai prosentase yang

lebih tinggi untuk kelangsungan hidup pasien terutama pada pasien sakit jantung yang

membutuhkan resusitasi jantung paru. Oleh karena itu, RSUD Dr. Moewardi yang

merupakan Rumah Sakit tipe A dan juga memiliki pelayanan jantung terpadu, akan

lebih baik apabila RSUD Dr. Moewardi mempunyai dan memanfaatkan alat A-CPR.

Selain itu, dalam waktu dekat ini RSUD Dr. Moewardi yang akan mengikuti program

JCIA (Joint Commission International Acreditation) mugkin akan menambah nilai

lebih dalam penilaian JCIA jika RSUD Dr. Moewardi mempunyai alat A-CPR.

Page 9: Cpr

DAFTAR PUSTAKA

Jennings, Paul et all. 2012. An Automated CPR Device Compared With Standard Chest Compressions For Out-Of-Hospital Resuscitation. Journal of Emergency Medicine Biomed Central. Ltd.

Page 10: Cpr

Prosedur penggunaan A-CPR

Indikasi : usia diatas 18 tahun, henti nafas, henti jantung

1. Bebaskan jalan nafas2. Cek nadi3. Bila tidak ada lakukan kompresi secara manual dan pasang ambu bag, sementara

itu siapkan A-CPR4. Siapkan Kelengkapan alat A-CPR, cek batrey (A-CPR selalu dalam posisi siap

pakai)5. Pasang alas A-CPR6. Tekan tombol power7. Pasang sabuk kompresi A-CPR8. Klik “START” untuk memulai kompresi atau klik “CONTINUE” untuk

melanjutkan kompresi atau klik “PAUSE/STOP” untuk menghentikan kompresi.9. Perbandingan kompresi dan pemberian O2 adalah 30:210. Observasi nadi dan nafas11. Bila nadi sudah teraba tapi nafas belum ada berikan O2 lewat ambu bag.