Covermm

download Covermm

of 99

description

mmmnnn

Transcript of Covermm

LAPORAN LIN GKARAN PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENENPERIODE JANUARI JUNI 2015

KELOMPOK 9Dimas M. Zaeni 1102009084Elsya Aprilia 1102010088Muvinda Y. Putri 1102010195Ririk Riyanti 1102010246

Pembimbing :dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGABAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIJAKARTA

57

DAFTAR ISIDAFTAR ISIiLEMBAR PERSETUJUANiiKATA PENGANTARiiiBAB I11.1 Latar Belakang Masalah11.2 Rumusan Masalah38BAB II402.1. Menetapkan Prioritas Masalah402.2 Mencari Akar Penyebab Masalah732.3 Menentukan Penyebab Masalah Yang Paling Dominan77BAB III783.1.Menetapkan alternatif cara pemecahan masalah79BAB IV83RENCANA PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH83Menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah83Rencana Pelaksanaan Pemecahan Masalah89BAB V925.1. Kesimpulan925.2. Saran93DAFTAR PUSTAKA95

LEMBAR PERSETUJUAN

Lingkaran Pemecahan Masalah dengan Judul EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE JANUARI JUNI 2015. Penerapan metode Lingkaran Pemecahan Masalah Program Kesehatan Ibu dan Anak telah disetujui untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Oktober 2015

Pembimbing

dr. Dini Widianti, MKK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.Alhamdulillahirabbilalamin. Puji dan syukur kami senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul EVALUASI PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN SENEN PERIODE JANUARI JUNI 2015 ini dapat diselesaikan dengan baik.Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, periode 3 Agustus- 4 September 2015. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat, sehingga dapat memberikan manfaat.Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Insan Tunru, PhD selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.2. Dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.3. Dr. Yusnita, MKes selaku Ketua Koordinator Penatalaksanaan Kepanitraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. 5. Dr. Erlina Wijayanti, MPH selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, sebagai staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas KedokteranUniversitas YARSI. 7. Dr. Dian Mardhiyah, MKK,selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.8. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas KedokteranUniversitas YARSI.9. Dr. FathulJannah, MSi selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, FakultasKedokteranUniversitas YARSI.10. Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas KedokteranUniversitas YARSI.11. Dr. Yuli Hartati selaku Kepala Pendidikan Puskesmas Kecamatan Senen.12. Seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.13. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikandoa, restu, semangat, dan motivasi.14. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah bekerjasama dalam menyusun laporan ini.Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun sebagai perbaikan. Kami mengharapkan laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak terkait.Wassalamualaikum Wr. Wb.Jakarta, Oktober 2015

Tim Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Senen1.1.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan SenenKecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas 423.78 km2 terdiri atas 6 Kelurahan (Kantor Lurah), 48 RW ( Rukun Warga) dan 512 RT (Rukun Tetangga). Puskesmas Kecamatan Senen secara administratif terletak di Jl. Kramat VII No. 31 Jakarta Pusat.1.1.1.2. Keadaan DemografiBerdasarkan laporan tahunan kecamatan Senen 2014, jumlah Penduduk di wilayah Kecamatan Senen Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2014 berjumlah 121.702 Jiwa, terdiri dari laki-laki 61.631 jiwa dan perempuan 60.071 Jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga 40.049 KK. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Senen pada tahun 2014.

Tabel 1.1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah Rumah Tangga, dan kepadatan penduduk menurut Puskesmas Kecamatan Senen Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2014

NoKelurahanLuas Wilayah (km2)Jumlah PendudukJumlah Penduduk

DesaKelurahanDesa Kelurahan

1Senen80.90118.535

2Kenari91.501110.781

3Kwitang44.701118.374

4Kramat70.8701134.064

5Paseban71.4101127.235

6Bungur64.401122.122

Jumlah423.78066121.702

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2014NoKeteranganJumlah

1Laki-laki61.631

2Perempuan60.071

Jumlah121.702

Sumber: Laporan Tahunan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Senen tahun 2014

Tabel 1.3. Data Luas Wilayah, Jumlah RW, dan Jumlah RT berdasarkan Kelurahan Di Kecamatan Senen Tahun 2013NoWilayahLuas (Ha)Jumlah RWJumlah RT

1Senen80.90537

2Kwitang44.70981

3Kenari91.50853

4Kramat70.87896

5Paseban71.418115

6Bungur64.4010130

Jumlah423.7848512

Sumber: Laporan Tahunan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Senen tahun 2014

Tabel 1.4. Data Jumlah Kepala Keluarga di Kecamatan Senen

NoKelurahanKKJumlah

Laki-LakiPerempuan

1Senen2.3004722.772

2Kwitang4.6581.3536.011

3Kenari3.0088023.810

4Kramat10.40569511.100

5Paseban8.5208259.345

6Bungur5.9111.1007.011

Jumlah34.8025.24740.049

Sumber: Laporan Tahunan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Senen tahun 2014

1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas1.1.2.1. Definisi PuskesmasPuskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi: kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated)3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership)7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization)8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi.

1.1.2.2. Wilayah KerjaWilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.1.1.2.3. Pelayanan Kesehatan MenyeluruhPelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :1. Promotif (peningkatan kesehatan).2. Preventif (upaya pencegahan).3. Kuratif (pengobatan).4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.1.1.2.4. Peran PuskesmasDalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.1.1.2.5. Upaya Kesehatan Wajib PuskesmasUpaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :1. Promosi kesehatan masyarakat.2. Kesehatan lingkungan.3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).4. KB (Keluarga Berencana).5. Perbaikan gizi masyarakat.6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular).7. Pengobatan dasar.

Tabel 1.5. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

NoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator

1Promosi KesehatanPenyuluhan di dalam dan luar Gedung, PHBSTatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

2Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih

Cakupan jamban keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

3Kesejahteraan ibu dan anakANCCakupan K1, K4

Pertolongan persalinanCakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

ImunisasiCakupan imunisasi

4Keluarga BerencanaPelayanan KBCakupan MKET

5Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare

ISPACakupan kasus ISPA

MalariaCakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

TuberkulosisCakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

6GiziDistribusi vit A / Fe / cap yodiumCakupan vit A / Fe / cap yodium

PSG% gizi kurang / buruk

Pengobatan dasarMedik dasarCakupan pelayanan

7USGJumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

Sumber : Trihono, 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

1.1.2.6. Upaya Kesehatan Pengembangan PuskesmasUpaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu :1. Upaya Kesehatan Sekolah.2. Upaya Kesehatan Olahraga.3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.4. Upaya Kesehatan Kerja.5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.6. Upaya Kesehatan Jiwa.7. Upaya Kesehatan Mata.8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-April 2015 adalah sebagai berikut:A. Upaya Kesehatan Dasar1. Upaya Promosi Kesehatan.2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.3. Upaya Keluarga Berencana.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.5. Upaya Kesehatan Lingkungan.6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular.7. Upaya Pengobatan.B. Upaya Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Sekolah.2. Upaya Kesehatan Olah Raga.3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.6. Upaya Kesehatan Jiwa.7. Upaya Kesehatan Mata.1.1.2.7. Azas PuskesmasPenyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:1. Azas pertanggungjawaban wilayahPuskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.2. Azas pemberdayaan masyarakatPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain:a. KIA: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).b. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD).c. Perbaikan Gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).d. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).e. UKS: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).f. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda.g. Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).h. Kesehatan Jiwa: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).i. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).3. Azas KeterpaduanUntuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yaitu:a. Keterpaduan Lintas ProgramUpaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.2) UKS: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa, dan promosi kesehatan.b. Keterpaduan Lintas SektorUpaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral antara lain :1) UKS: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama.2) Promosi Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.3) KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.4) Perbaikan Gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.5) Kesehatan Kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.4. Azas RujukanSebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :a. Rujukan MedisApabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain.2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan KesehatanRujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 1.1. Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas:1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu : a. Tatanan sekolah.b. Tatanan tempat kerja.c. Tatanan tempat-tempat umum.2. Pusat pemberdayaan masyarakat Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat. Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertamaIndikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Senen

Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kec. Senen

Puskesmas Kecamatan Senen terletak di Jl. Kramat VII No. 31 kelurahan Kenari berdiri sejak tahun 2000. Puskemas ini merupakan pindahan dari Kenari, lalu pindah ke Paseban pada tahun 1991. Puskesmas Kecamatan Senen terdiri dari 1 puskesmas kecamatan dan 5 puskesmas kelurahan. Data yang akan diberikan adalah mengenai gambaran umum puskesmas, sumber daya & kondisi lingkungan yang meliputi: ketenagaan, sarana, geografi, demografi dan keadaan sosial, ekonomi dan budaya. Data & hasil kegiatan program pokok diperoleh dari data lintas sektoral dan dari hasil kegiatan pelayanan kesehatan individu maupun masyarakat di dalam dan di luar gedung.Secara teritorial wilayah Pemerintahan Kecamatan Batas Wilayah Senen: Bagian utara Jl. Pejambon , Ll. Abdurahman Saleh, Jl. Kalilio Senen, Jl. Kepu Selatan, Jl.Gunung Sahari I, dan Jl. Kalibaru Timur Raya. Bagian Timur Jl. Kereta Api dan Kali Sentiong. Bagian Selatan Jl. Pramuka, Jl.Matraman dan Jl. Letjen Suprapto (Tanah Tinggi Barat/Poncol) Bagian Barat Kali Ciliwung

Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

Sumber : Laporan Tahunan di Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

1.1.3.1. Visi PuskesmasPuskesmas dengan pelayanan prima dan rujukan deteksi dini kanker leher rahim di Jakarta Pusat pada tahun 2015 1.1.3.2. Misi Puskesmas1. Mengembangkan mutu Pelayanan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional3. Mengembangkan efektifitas sistem manajemen mutu4. Mengembangkan kemandirian masyarakat didalam bidang Kesehatan5. Mengembangkan SDM dan prasarana untuk pelayanan deteksi dini kanker leher rahim

1.1.3.3. Kebijakan MutuMemberikan pelayanan Kesehatan profesional yang berorientasi pada kepuasan pelanggan serta terus menerus melakukan peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan sistem manajemen mutu1.1.3.4. Sasaran MutuIndeks kepuasan pelanggan /masyarakat : Minimal 3,31.1.3.5. Sumber Daya ManusiaSumber daya manusia Puskesmas Kecamatan Senen Kota Adminitrasi Jakarta Pusat terbagi menjadi Satuan pelaksana kepegawaian, Satuan pelaksana pemegang barang, Satuan pelaksana umum, Keuangan, SP2TP, SIK. Berikut dilampirkan jumlah pegawai Puskesmas Senen.

Tabel 1.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Kecamatan Senen Berdasarkan Jenis Kelamin Th. 2014

NoPuskesmasLaki-LakiPerempuanJumlah

1Kecamatan Senen51015

2Kelurahan Kwitang5914

3Kelurahan Kenari41216

4Kelurahan Kramat31417

5Kelurahan Paseban31114

6Kelurahan Bungur21315

Jumlah226991

Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

Tabel 1.7. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

NoTenaga MedisJumlah

1Dokter

Dokter Umum 10

Dokter Gigi 3

Dokter Spesialis1

2Keperawatan

Perawat10

Perawat Gigi1

Bidan14

3Kefarmasian

Farmasi3

Apoteker2

4Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Masyarakat1

Kesehatan Lingkungan2

5Gizi

Gizi2

Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

1.1.3.6. Sarana dan PrasaranaDi Puskesmas Kecamatan Senen juga dilengkapi fasilitas perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :1. Basic Equipment2. Public Health Nursing and Midwifery kit3. Diagnostic and Surgical Equipment4. Physician kit5. Health Education Equipment6. Laboratory Equipment7. Nebulizer8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas9. Alat-alat Imunisasi10. Alat-alat penyuluhan11. Perangkat peralatan gigi12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan13. USG14. EKG15. Slitlam16. Optotip snellen/snellen chart17. Optik kaca mata18. Alat-alat KB19. Bangku ginekologi20. Rontgen21. Klinik jiwa22. Test Ishihara23. Inkubator neonatus Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Senen adalah:1. Meubel a. Meja periksa 16 buah.b. Meja rapat 2 buah.c. Meja kerja 40 buah.d. Kursi 60 buah.e. Bangku tunggu 60 buah.2. Kendaraan/transportasia. Mobil puskesmas keliling 2 buah.b. Sepeda motor 9 buah.3. Perlengkapan kantor a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll).b. Mesin ketik (portable, elektronik).c. Mesin hitung.d. Brankas.e. Personal computer 10 unit.f. LCD 1 buah.4. Alat komunikasi : Telepon, intercom.5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel.6. Alat Rumah Tangga Kantor :a. Televisi.b. Radio kaset/radio.c. Kulkas.d. Peralatan dapur.e. Kasur, bantal, gorden, taplak.f. Alat-alat kebersihan.1.1.4. Program Kesehatan Dasar di Puskesmas Kecamatan SenenProgram kesehatan dasar puskesmas terdiri dari : Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM). Program Kesehatan Lingkungan. Program Kesehatan Ibu dan Anak. Keluarga Berencana (KB). Program Gizi. Pengendalian Penyakit menular (P2M). Program Pengobatan Dasar.

Tabel 1.8. Data target dan pencapaian pelayanan kesehatan di Kecamatan Senen Tahun 2014

NOJENIS PELAYANANTARGETPENCAPAIAN

I.PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil95%96%

1. Cakupan Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani80%100%

1. Cakupan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan90%95%

1. Cakupan Ibu Nifas90%95%

1. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani80%100%

1. Cakupan Kunjungan Bayi90%95%

1. Kelurahan Univesal Child Imunization (UCI)100100%

1. Cakupan Pelayanan anak Balita90%96%

1. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin100%100%

1. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan100%100%

1. Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat100%100%

1. Cakupan peserta KB Aktif70%90%

1. Cakupan Pelayanan Kesehatan dasar pasien keluarga miskin100%100%

Tabel 1.8. Data target dan pencapaian pelayanan kesehatan di Kecamatan Senen Tahun 2014

NOJENIS PELAYANANTARGETPENCAPAIAN

IIPELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

1. Cakupan pelayanan Kesehatan rujukan pasien keluarga miskin100%100%

1. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1100%100%

IIIPENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB

1. Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam100%Tidak ada kasus KLB

IVPROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Cakupan Desa Siaga Aktif80%50%

Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Senen Tahun 2014

0. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Millineum Development Goals (MDGS) untuk tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar karena perdarahan, toksemia gravidarum dan infeksi, sedangkan faktor yang dianggap melatarbelakangi kematian ibu adalah 3 jenis keterlambatan (3T) yaitu Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan mengambilkeputusan merujuk, Terlambat untuk mencapai fasilitas kesehatan dan Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai difasilitas kesehatan (DepkesRI,2005).Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya ( Depkes RI, 2001).Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari evaluasi Program KIA adalah untuk memantauperkembangan pelayanan KIA di tempat pelayanan. Evaluasi hasilprogram KIA di Puskesmas dilakukan berdasarkan laporan bulanan KIA, kelahiran dan kematian per desa, penemuan kasus BBLR per desa, penemuan kasus tetanus neonatorum per desa, kematian ibu, register kematian perinatal (0 - 7) hari, rekapitulasi pelacakan kematian neonatal, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA indikator ibu, PWS KIA indikator anak serta laporan bulanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KIA. Laporan bulanan KIA untuk memantau kegiatan kesehatan ibu dan bayi disuatu wilayah Puskesmas, Laporan kelahiran dan kematian perdesa untuk memantau perkembangan kelahiran dan kematian neonatal dimasing-masing desa dalam suatu wilayah. Laporan penemuan kasus BBLR dan laporan penemuan kasus tetanus neonatorum perdesa digunakan memantau kasus BBLR dan tetanus neonatorum di wilayah desa (Depkes RI, 2001).Sasaran program ini yaitu ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), neonatal dan balita. Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian Ibu serta peningkatan derajat kesehatan Ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-anak, program ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan meningkatkan derajat kesehatan (Depkes RI,2001).Pemantapan pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan (Depkes RI, 2001):0. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.0. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan.0. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi atau komplikasi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat.0. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.0. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas degan mutu sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran.Adapun target untuk program kesehatan ibu dan anak di wilayah puskesmas kecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 adalah sebagai berikut:Tabel 1.12 Indikator Program KIA di Wilayah PuskesmasSekecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoIndikatorTarget 1 tahun (%)Target 6 bulan (%)

1K19648.0

2K49648.0

3Penanganan komplikasi bumil8542.5

4Persalinan Nakes9547.5

5Kunjungan nifas9045

6CPR (KB Aktif)6532.5

7KN18040.0

8Kunjungan neonatus8040.0

9Penanganan komplikasi neonatus8040.0

10Kunjungan bayi79.239.6

11Kunjungan balita7537.5

Sumber : Adaptasi Laporan PWS Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015Kegiatan program KIA:1. Pelayanan AntenatalPelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal merupakan upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan, sekaligus upaya menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervensi dasar dan khusus (Depkes RI, 2009). Antenatal merupakan perawatan atau asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan (Depkes RI, 2009).1. Standar Pelayanan AntenatalUnsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan sewaktu hamil secara memadai dan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi (Depkes RI, 2009).Secara operasionalnya menentukan pelayanan antenatal dengan standar pelayanan, antara lain (Depkes RI, 2009):1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 1. Ukur tekanan darah 1. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)1. Ukur tinggi fundus uteri1. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)1. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid(TT)1. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan1. Test laboratorium (rutin dan khusus)1. Tatalaksana kasus1. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan.1. Kunjungan Ibu Hamil Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu (Depkes RI, 2005). Kunjungan ibu hamil dilakuka n secara berkala yang dibagi dalam beberapa tahap, seperti (Depkes RI, 2009):1. Kunjungan baru ibu hamil (K1)Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan pada trimester I, di mana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.Adapun cakupan K1 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.13 Cakupan K1 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Ibu HamilKunjungan K1CakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban25921583.0%48

2Kelurahan Kramat43523353.6%48

3Kelurahan Kenari18210356.6%48

4Kelurahan Kwitang21514366.5%48

5Kecamatan Senen1007272.0%48

6Kelurahan Bungur32518657.2%48

Jumlah151695264.82%48

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni2015Dari tabel 1.13 didapatkan bahwa masalah cakupan K1 di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 lebih dari target sebesar 48 %.1. Kunjungan ibu hamil (K4)K4 adalah kunjungan ibu hamil yang paling sedikit 4 kali atau lebih mendapat pelayanan antenatal sesuai standar oleh tenaga kesehatan pada masa kehamilan triwulan ketiga di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan pola satu kali pada trimester pertama dan kedua serta dua kali pada trimester ketiga.Adapun cakupan K4 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.14 Cakupan K4 di Wilayah Puskesmas Sekecamatan SenenPeriode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Ibu HamilKunjungan K4CakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban25920579.2%48

2Kelurahan Kramat43522451.5%48

3Kelurahan Kenari1829552.2%48

4Kelurahan Kwitang21513562.8%48

5Kecamatan Senen1006767.0%48

6Kelurahan Bungur32518757.5%48

Jumlah151691361.70%48

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni2015

Dari tabel 1.14 didapatkan bahwa masalah cakupan K4 di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 lebih dari target sebesar 48%.

1. Pertolongan persalinanBerbagai upaya telah dilakukan dalam rangka penurunan AKI, seperti program Making Pregnancy Safer (MPS), yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat serta setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran (Depkes RI, 2005). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih merupakan salah satu cara paling efektif dalam upaya menurunkan kematian ibu, oleh karena itu sasaran dari pembangunan kesehatan salah satunya adalah meningkatnya secara bermakna jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri dan melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan (Bappenas, 2007).Adapun cakupan Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.15 Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Ibu BersalinPersalinan NakesCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban33819858.6%47.5

2Kelurahan Kramat40921251.8%47.5

3Kelurahan Kenari1719153.2%47.5

4Kelurahan Kwitang20213365.8%47.5

5Kecamatan Senen946569.1%47.5

6Kelurahan Bungur30517156.1%47.5

Jumlah151987059.11%47.5

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015Dari tabel 1.14 didapatkan bahwa masalah cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 pada lebih target yakni sebesar 47.5%.

1. Deteksi Ibu Hamil BerisikoKehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Faktor-faktor resiko kehamilan meliputi primipara muda kurang umur 20 tahun, primipara tua umur di atas 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, riwayat kehamilan yang buruk (Manuaba, 2008).Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingka n dengan ibu hamil dengan kehamilan/persalinan normal. Faktor resiko pada ibu hamil meliputi riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik yaitu riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati; Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang; sudahmemiliki 4 anak atau lebih; jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; Ibu menderita anemia atau kurang darah; perdarahan pada kehamilan ini; tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai; kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi, asma dan lain-lain (Suririnah, 2007).Adapun pada data deteksi ibu hamil berisiko pada puskesmas sekecamatan Senen meliputi :

Tabel 1.16 Cakupan Penanganan Komplikasi Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Bumil RestiPenanganan Komplikasi BumilCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban712636.6%42.5

2Kelurahan Kramat873641.4%42.5

3Kelurahan Kenari362158.3%42.5

4Kelurahan Kwitang432353.5%42.5

5Kecamatan Senen201050.0%42.5

6Kelurahan Bungur653249.2%42.5

Jumlah32214848.18%42.5

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

Dari tabel 1.15 didapatkan bahwa masalah cakupan penanganan komplikasi ibu hamil di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 pada Puskesmas Kelurahan Paseban dan Kelurahan Kramat kurang dari target sebesar 42.5%, pada Puskesmas Kelurahan Kenari, Kelurahan Kwitang, Kelurahan Senen dan Kelurahan Bungur lebih dari target sebesar 42.5%.1. Kunjungan Ibu NifasMasa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin et al, 2002). Asuhan selama periode nifas sangat diperlukan karena merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkannya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% kematian ibu pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Di samping itu, masa tersebut juga merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, karena dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Winkjosastro et al, 2002)Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, hal ini dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah masalah yang terjadi. Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, dan merujuk bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Pemberian ASI awal, membantu melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, juga menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia (Winkjosastro et al, 2002). Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan involusi uterus berjalan normal, yaitu uterus berkontraksi dan fundus di bawah umbilikus. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan, yang mana kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan pada 6 minggu setelah persalinan yang merupakan kujungan terakhir selama masa nifas, yang mana kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara dini (Saifuddin et al, 2002).Layanan yang diberikan pada ibu nifas antara lain : Pemberian vitamin A 2 kali selama nifas Periksa kesehatan Pelayanan keluarga berencanaAdapun Cakupan Kunjungan Nifas di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.17 Cakupan Kunjungan Nifas di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran bufasKunjungan NifasCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban31719160.3%45

2Kelurahan Kramat38320754.0%45

3Kelurahan Kenari1618150.3%45

4Kelurahan Kwitang19013470.5%45

5Kecamatan Senen885663.6%45

6Kelurahan Bungur28716055.7%45

Jumlah142682959.09%45

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

Dari tabel 1.16 didapatkan bahwa masalah cakupan kunjungan nifas di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode JanuariJuni 2015 lebih dari target sebesar 45%.

1. Pelayanan Kesehatan Neonatus dan BayiResiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan neonatal. Berdasarkan standar minimal pelayanan neonatal dijelaskan bahwa setiap neonatus berhak memperoleh pelayanan kesehatan sedikitnya dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada minggu ke - 2 setelah lahir (Depkes RI, 2005).Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0 - 28 hari sesuai dengan standar oleh Bidan desa yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 3 kali pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, baik di sarana pelayanan kesehatan maupun melalui kunjungan rumah. Kunjungan Neonatus murni (KN murni) adalah kunjungan neonatus yang dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, sedangkan Kunjungan Noenatus lengkap (KN lengkap) adalah kunjungan yang dilakukan sebanyak 3 kali selama periode 0-28 hari yaitu pada 6-48 jam, 3-7 hari dan 8-28 hari setelah lahir. Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang optimal (Depkes RI, 2005).Adapun Cakupan KN di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.19 Cakupan KN di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran BayiKNCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban31719160.3%40

2Kelurahan Kramat38320754.0%40

3Kelurahan Kenari1618150.3%40

4Kelurahan Kwitang19012465.3%40

5Kecamatan Senen885663.6%40

6Kelurahan Bungur28716055.7%40

Jumlah142681958.21%40

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

Dari tabel 1.18 didapatkan masalah pada cakupan kunjungan bayi di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 karena melebihi target sebesar 40 %.

1. Pelayanan Neonatus Dengan Komplikasi`Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.Diperkirakan sekitar 15% dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi neonatal. Hari pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam lahir kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.Adapun Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.20 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Bayi RestiPenanganan Komplikasi NeonatusCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban472042.6%40

2Kelurahan Kramat572442.1%40

3Kelurahan Kenari291551.7%40

4Kelurahan Kwitang282175.0%40

5Kecamatan Senen131076.9%40

6Kelurahan Bungur433069.8%40

Jumlah21712059.68%40

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

Dari tabel 1.19 didapatkan bahwa masalah cakupan penanganan komplikasi neonatus di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 lebih dari target sebesar 40%. 1. Pelayanan Kesehatan BayiPelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 dari sampai dengan 11 bulan setelah lahir.Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi :1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari sampai 2 bulan1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3 bulan sampai 5 bulan1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6 bulan sampai 8 bulan1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9 bulan sampai 11 bulanTenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah : dokter spesialis anak, dokter umum dan perawat. Adapun Cakupan Kunjungan Bayi di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015adalah sebagai berikut:

Tabel 1.21 Cakupan Kunjungan Bayi di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran Bayi Kunjungan BayiCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban31719260.6%39,6

2Kelurahan Kramat38321556.1%39,6

3Kelurahan Kenari1618653.4%39,6

4Kelurahan Kwitang19012867.4%39,6

5Kecamatan Senen886169.3%39,6

6Kelurahan Bungur28716657.8%39,6

Jumlah142684860.77%39,6

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

Dari tabel 1.21 didapatkan masalah pada cakupan kunjungan bayi di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 karena melebihi target sebesar 39.6 %.

1. Kunjungan BalitaPelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :1. Pelayan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku KIA/KMS. Pemantaun pertumbuhan adalah pengukuran berat badan balitasetiap bulan yang tercatat pada buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.1. Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan).1. Pemberian vitamin A dosis tinggi (200.00 IU), 2 kali dalam setahun.1. Kepamilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.1. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan pendekatan MTBSAdapun Cakupan Balita di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015adalah sebagai berikut:

Tabel 1.22 Cakupan Kunjungan Balita di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015

NoWilayahSasaran BalitaKunjungan BalitaCakupanTarget 6 bulan (%)

(a)(b)(b/a x 100%)

1Kelurahan Paseban169254232.0%37,5

2Kelurahan Kramat204759028.8%37,5

3Kelurahan Kenari85929934.8%37,5

4Kelurahan Kwitang161347429.4%37,5

5Kecamatan Senen47328760.7%37,5

6Kelurahan Bungur153158938.5%37,5

Jumlah8215278137.37%37,5

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Sekecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

Dari tabel 1.22 didapatkan bahwa masalah cakupan kunjungan balita di Wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Periode JanuariJuni 2015 pada Puskesmas Kelurahan Paseban, Kelurahan Kramat, Keluraha Kenari, dan Kelurahan Kwitang kurang dari target sebesar 37.5%, pada Puskesmas Kecamatan Senen dan Kelurahan Bungur lebih dari target sebesar 37.5%.

Dari berbagai hasil pencapaian kegiatan-kegiatan dari program KIA yang dievaluasi di wilayah puskesmas sekecamatan Senen periode Januari - Juni 2015, didapatkan permasalahan sebagai berikut :1. Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.1. Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.1. Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%.1. Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.1. Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.1. Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.1. Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.1. Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%. 1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%. 1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%. 1. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.

1.2 Rumusan MasalahSetelah didapatkan identifikasi masalah dari kegiatan-kegiatan program KIA puskesmas di wilayah Kecamatan Senen, kemudian dibandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah sebagai berikut :1. Cakupan K1 di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82% lebih besar dari target yaitu 48%.2. Cakupan K4 di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70% lebih besar dari target yaitu 48%.3. Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11% lebih besar dari target yaitu 47,5%..4. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban Periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6% kurang dari target sebesar 42.5%.5. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat Periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4% kurang dari target sebesar 42.5%.6. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode Januari-Juni 2015 sebesar 58.3% lebih dari target sebesar 42.5%.7. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode Januari-Juni 2015 sebesar 53.5% lebih dari target sebesar 42.5%.8. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015 sebesar 50% lebih dari target sebesar 42.5%.9. Cakupan Penanganan Komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juni 2015 sebesar 49.2% lebih dari target sebesar 42.5%.10. Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09% lebih besar dari target yaitu 45%..11. Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21% . lebih besar dari target yaitu 40%.12. Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68% lebih besar dari target yaitu 40%..13. Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77% lebih besar dari target yaitu 39,6%..14. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban Periode Januari-Juni 2015 sebesar 32% kurang dari target sebesar 37.5%.15. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas kelurahan Kramat Periode Januari-Juni 2015 sebesar 28.8% kurang dari target sebesar 37.5%.16. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari Periode Januari-Juni 2015 sebesar 34.8% kurang dari target sebesar 37.5%.17. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang Periode Januari-Juni 2015 sebesar 29.4% kurang dari target sebesar 37.5%.18. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015 sebesar 60.7% lebih dari target sebesar 37.5%.19. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur Periode Januari-Juni 2015 sebesar 38.5% lebih dari target sebesar 37.5%

BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Menetapkan Prioritas MasalahMasalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi :1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan skoring tiap masalah

2.1.1.Non-Scoring TechniqueBila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :A. Metode DelbecqMenetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut menjadi prioritas masalah.

2.1.2. Scoring TechniqueBerbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain: A. Metode BryantTerdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :1. Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi2. Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut3. Manageability: Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya4. Community concern: Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebutParameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

B. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari : Emergency: Kegawatan menimbulkan kesakitan atau kematian Greatest member: Menimpa orang banyak, insiden/prevalensi Expanding scope: Mempunyai ruang lingkup besar di luar kesehatan Feasibility: Kemungkinan dapat/tidaknya dilakukan Policy: Kebijakan pemerintah daerah/nasional

C. Metode Matematik PAHODalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah : Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing- masing penyakit. Vulnerability : Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Community and political concern : Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi. Affordability : Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.Parameter diletakan pada kolom dan masalah masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.Diputuskan untuk menggunakan metode MCUA karena metode ini menempatkan parameter pada kedudukan dengan berdasarkan bobot dan memberikan hasil final score yang objektif di mana score yang diberikan pada tiap-tiap parameter ditambahkan, lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya.Dari masalah yang didapat diberikan penilaian pada masing-masing masalah dengan membandingkan masalah satu dengan lainnya, kemudian tiap masalah tersebut diberikan nilai.

2.1.3.Metode MCUAPada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah yaitu :1. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut. Pada permasalahan ini, tujuan jangka panjang dari program kesehatan ibu dan anak adalah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian neonatus (AKN), angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA), sehingga kelompok kami memakai AKI, AKN, AKB, AKABA sebagai proxy. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013 :Angka Kematian Ibu : 359 orang per 100.000 jumlah kelahiran hidupAngka Kematian Bayi : 23 orang per 1000 jumlah kelahiran hidupAngka Kematian Balita: 40 orang per 1000 jumlah seluruh balitaAngka Kematian Neonatus: 19 orang per 1000 jumlah seluruh neonatus 1. Greetest memberKriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greatest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.1. Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sector kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.1. FeasibilityKriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.1. PolicyBerhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.2.1.4. EmergencyMenunjukkan besar kerugian yang timbul. Ini ditunjukkan dengan Case Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit. Proxy CFR adalah suatu angka yang digunakan untuk masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan penyakit. Nilai proxy CFR ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi.Kemudian ditentukan score bagi nilai di atas dengan skala sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penentuan Score EmergencySkalaScore

(per 100.000 penduduk)

1459-40341

4034-66102

6611-91863

9187-117624

11763-143385

14339-169146

16915-194907

19491-220668

22067-246429

24643-2721810

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari Juni 2015NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan (%)Referensi /100.000ProxyScore

1Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.48.0064.8216.82359.00171797

2Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.48.0061.7013.70359.00140595

3Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.47.5059.1111.61359.00119695

4Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.42.5036.605.90359.0062592

5Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.42.5041.401.10359.0014591

6Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.42.5058.3015.80359.00161596

7Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.42.5053.5011.00359.00113594

8Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%42.5050.007.50359.0078593

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari Juni 2015

NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan (%)Referensi /100.000ProxyScore

9Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.42.5049.206.7035970593

10Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.45.0059.0914.09359144496

11Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.4058.2118.211900201108

12Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.4059.6819.681900215808

13Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.39.6060.8821.282300235809

14Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%37.5032.005.50400095004

15Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.37.5028.808.704000127005

Tabel 2.2. Skoring Emergency Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari Juni 2015

NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan (%)Referensi /100.000ProxyScore

16Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%.37.5034.802.70400067003

17Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%.37.5029.408.104000121005

18Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%.37.5060.7023.2040002720010

19Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.37.5038.501.00400050002

\

2.1.5. Greates memberGreatest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan.Tabel 2.4. Skala Score Greatest MemberRange (%)Skor

1.0 3.21

3.3 5.52

5.6 7.83

7.9 10.14

10.2 12.45

12.5 14.76

14.8 17.07

17.1 -19.38

19.4 - 21.69

21.2 23.910

Keterangan : Untuk menentukan score pada greatest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari satu sampai sepuluh dengan jarak tiap range sebesar 2.2 agar mendapatkan nilai greatest member yang bervariasi.

Tabel 2.5. Skoring Greetest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan(%)Score

1Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.48,0064,8216,827

2Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.48,0061,7013,706

3Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.47,5059,1111,615

4Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.42,5036,605,903

5Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.42,5041,401,101

6Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.42,5058,3015,807

Tabel 2.5. Skoring Greetest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan(%)Score Selisih

7Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.42,5053,5011,005

8Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%.42,5050,007,503

9Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.42,5049,206,703

10Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.45,0059,0914,096

11Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.40,0058,2118,218

12Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.40,0059,6819,689

13Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.39,6060,8821,2810

Tabel 2.5. Skoring Greetest Member Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahTarget (%)Cakupan (%)Selisih target dan cakupan(%)Score Selisih

14Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%37,5032,005,502

15Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.37,5028,808,704

16Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%.37,5034,802,701

17Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%.37,5029,408,104

18Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%.37,5060,7023,2010

19Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.37,5038,501,001

Pada Greatest member daftar masalah program KIA didapatkan skor :Terbesar : Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan sebesar 10. Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen sebesar 10.

2.1.6.Expanding ScopeExpanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.Untuk adanya keterpaduan lintas sektor diberikan nilai 2 karena masalah pada suatu program memungkinkan untuk menimbulkan masalah pada banyak sektor lainnya yang berhubungan langsung, sedangkan yang tidak ada kaitan dengan sektor lain diberikan nilai 1.

Tabel 2.6 Skala Score Jumlah pendudukJumlah PendudukNilai

0-50001

5001-100002

10001-150003

15001-200004

20001-250005

25001-300006

30001-350007

35001-400008

40001-450009

45001-5000010

Tabel 2.7. Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral

Lintas SektorNilai

Tidak ada keterpaduan lintas sektor1

Ada keterpaduan lintas sector2

Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahScore PendudukLintas SektorSkor

1Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.9211

2Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.9211

3Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.9211

4Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.224

5Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.325

6Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.123

7Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.224

8 Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%.123

Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahJumlah PendudukLintas SektorSkor

9 Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.224

10Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.9211

11Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.9211

12Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.9211

13Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.9211

14Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%224

15Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.325

Tabel 2.8. Skoring Expanding Scope Terhadap Program KIA di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NOMasalahJumlah PendudukLintas SektorSkor

16Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%. 123

17Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%. 224

18Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%. 123

19Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.224

Skor Expanding scope terhadap program KIA periode Januari-Juni 2015 pada semua daftar masalah didapatkan skor yang sama besar, yaitu sebesar 18 pada : Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen

2.1.7.FeasibilityFeasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi objektif.Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi :1. Rasio tenaga kerja puskesmas terhadap jumlah penduduk (Sumber Daya Manusia). Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing-masing wilayah puskesmas.

Kemudian ditentukan score dengan skala perbandingan sebagai berikut :

Tabel 2.9. Penentuan Score Feasibility

Skala PerbandinganScore

1 : 577 1 : 6745

1 : 479 1 : 5764

1 : 381 1 : 4783

1 : 283 1 : 3802

1 : 185 1 : 2821

Berikut adalah rasio tenaga kesehatan di tiap puskesmas terhadap jumlah penduduk sasaran di wilayah puskesmas tersebut :

Tabel 2.10. Scoring Rasio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk di Wilayah Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoPuskesmasJumlah

1Kecamatan Senen15

2Kelurahan Kwitang14

3Kelurahan Kenari16

4Kelurahan Kramat17

5Kelurahan Paseban14

6Kelurahan Bungur15

Total91

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan obat dan ketersediaan alat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan tersedia bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada maasalah maka diberi nilai dua. Digolongkan kurang tidak tersedia maka diberi nilai satu.

Tabel 2.11. Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di Wilayah PuskesmasKecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

KategoriKetersediaanScore

TempatTersedia2

Tidak tersedia1

Alat/ObatTersedia2

Tidak tersedia1

3. Ketersediaan dana, Scoring keterdiaan dana terhadap setiap kegiatan puskesmas penilaian dibagi dua yaitu cukup dan kurang. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala puskesmas tekait.

Tabel 2.12. Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di PuskesmasKecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

DanaScore

Cukup 2

Kurang1

60

Tabel 2.13. Skoring Feasibility Terhadap Kegiatan Program KIA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahTarget (%)Cakupan (%)Score SDMScore FasilitasScore DanaJumlah Score

TempatAlat / obat

1Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.48,0064,8232229

2Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.48,0061,7032229

3Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.47,5059,1132229

4Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.42,5036,60522211

5Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.42,5041,40522211

6Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.42,5058,3012227

Tabel 2.13. Skoring Feasibility Terhadap Kegiatan Program KIA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahTarget (%)Cakupan (%)Score SDMScore FasilitasScore DanaJumlah Score

TempatAlat / obat

7Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.42,5053,5032229

8Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%.42,5050,0012227

9Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.42,5049,2032229

10Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.45,0059,0932229

11Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.40,0058,2132229

12Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.40,0059,6832229

Tabel 2.13. Skoring Feasibility Terhadap Kegiatan Program KIA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahTarget (%)Cakupan (%)Score SDMScore FasilitasScore DanaJumlah Score

TempatAlat / obat

13Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.39,6060,8832229

14Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%37,5032,00522211

15Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.37,5028,80522211

16Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%.37,5034,8012227

17Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%.37,5029,4032229

18Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%.37,5060,7012227

19Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.37,5038,5032229

2.1.8.PolicyUntuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 5. Sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 10. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.

Tabel 2.14. Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di wilayah PuskesmasKecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

ParameterScore

Kegiatan PenyuluhanTidak Ada0

Ada5

Media Cetak (Poster, Majalah, Koran)Tidak Ada0

Ada10

Media Elektronik (TV, Radio, Internet)Tidak Ada0

Ada15

Tabel 2.15. Skoring Policy Terhadap Kegiatan Program KIA di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahPenyuluhanMedia CetakMedia ElektronikJumlah

1Cakupan K1 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 64,82%.510015

2Cakupan K4 di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 61,70%.510015

3Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah Puskesmas sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,11%.510015

4Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 36.6%.510015

5Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 41.4%.510015

6Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,3%.510015

7Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 53,5%.510015

Tabel 2.15. Skoring Policy Terhadap Kegiatan Program KIA di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahPenyuluhanMedia CetakMedia ElektronikJumlah

8Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 50%.510015

9Cakupan Penanganan komplikasi pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 49,2%.510015

10Cakupan kunjungan nifas di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,09%.510015

11Cakupan KN di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 58,21%.510015

12Cakupan penanganan komplikasi neonatus di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 59,68%.510015

13Cakupan kunjungan bayi di wilayah Puskesmas Sekecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,77%.510015

14Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Paseban periode Januari-Juni 2015 sebesar 32,0%510015

Tabel 2.15. Skoring Policy Terhadap Kegiatan Program KIA di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen Periode Januari-Juni 2015

NoMasalahPenyuluhanMedia CetakMedia ElektronikJumlah

15Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kramat periode Januari-Juni 2015 sebesar 28,8%.510015

16Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kenari periode Januari-Juni 2015 sebesar 34,8%.510015

17Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Kwitang periode Januari-Juni 2015 29,4%.510015

18Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari-Juni 2015 sebesar 60,7%.510015

19Cakupan Kunjungan Balita di wilayah Puskesmas Kelurahan Bungur periode Januari-Juni 2015 sebesar 38,5%.510015

Tabel 2.16. Penentuan Masalah 1 5 Program KIA Menurut Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Senen periode Januari - Juni 2015

NoKriteriaBobotMS1M