Cover dalam Nama penulis Nama...

231
Cover dalam Nama penulis Nama penerbit

Transcript of Cover dalam Nama penulis Nama...

Page 1: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

Cover dalam Nama penulis Nama penerbit

Page 2: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

i

Halaman untuk nama penerbit

Page 3: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

ii

BUKU INI SAYA DEDIKASIKAN UNTUK TANAH KELAHIRAN, KOTA PAGARALAM

(catatan untuk Rindani: ini coba tolong di layout dan

dicarikan huruf yang lebih bagus ya. Cukup kata2 ini

saja di halaman ini)

Page 4: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, atas kesehatan dan karunia ilmu-Nya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Shalawat beserta salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammmad SAW yang selalu memberikan syafa’atnya kepada kita semua, untuk selalu menjadi pencerah bagi semua umat, sehingga ilmu yang ada selalu bermanfaat.

Buku ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di Kota Pagaralam Sumatera Selatan dengan judul “KOMUNIKASI PARIWISATA PAGARALAM (TINJAUAN HUMAS PEMERINTAH PAGARALAM)”, yang menggambarkan bentuk-bentuk promosi pariwisata Pagaralam yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Pagaralam, makna peran Humas bagi Humas Pemerintah Pagaralam, dan gambaran objek-objek wisata yang ada di Kota Pagaralam. Selain itu buku ini juga melihat promosi pariwisata Pagaralam dari perspektif fenomenologi, berdasarkan sudut pandang praktisi Humas Pagaralam.

Memiliki objek pariwisata, tidak hanya penting melakukan promosi ke luar, namun juga perlu adanya persamaan persepsi dari pelaku promosi pariwisata Pagaralam, dalam hal ini pihak Humas Pagaralam, agar mereka memiliki tujuan yang sama dalam mengembangkan pariwisata Pagaralam. Selain itu mereka juga perlu memahami peran mereka dalam mempromosikan pariwisata Pagaralam, agar mereka

Page 5: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

iv

memiliki tanggung jawab dalam tugas promosi pariwisata Pagaralam.

Pagaralam sebagai puncak Sumatera Selatan, memiliki kekayaan obyek wisata yang melimpah, mulai dari wisata alam, wisata sejarah dan kepurbakalaan, wisata budaya dan nilai-nilai tradisional, wisata pertanian dan perkebunan, serta wisata minat khusus, yang semuanya dapat dinikmati oleh para wisatawan dengan aman, dengan fasilitas akomodasi dan transportasi yang memadai.

Selesainya buku ini tentunya berkat bantuan berbagai pihak yang telah memberikan data-data tentang pariwisata Kota Pagaralam, dan kesediaan pihak Humas untuk menjadi informan penelitian. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada Humas Kota Pagaralam yang telah banyak memberikan informasi tentang pariwisata Pagaralam, dan mengungkapkan peran dan pemahaman mereka tentang promosi pariwisata Pagaralam, Pemerintah Kota Pagaralam yang telah memberikan izin dan fasilitas penelitian selama di lokasi penelitian, serta berbagai pihak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Terima kasih yang tak terhingga juga Penulis sampaikan kepada keluarga besar Penulis, khususnya kedua orang tua, suami tercinta Rusdi Ahmad, M.Ag serta anak-anak Rysa Zahirah, Rafa Yazid Faradisa, dan Ahmad Raditya El Yafieq yang telah banyak mendukung Penulis dan banyak mengorbankan waktu mereka serta kebersamaan bersama mereka selama menyelesaikan buku ini.

Page 6: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

v

Tentunya buku ini masih jauh dari sempurna, karena penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan perlu masukan-masukan dalam penyempurnaan tulisan ini, terutama berkaitan dengan data terbaru yang dimiliki oleh Pemerintah Pagaralam, karena data-data yang ada dalam buku ini belum disesuaikan dengan data terbaru, terutama yang berkaitan dengan jumlah obyek wisata, hotel dan penginapan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan, dan semoga ada penelitian-penelitian lanjutan yang bisa menyempurnakan hasil penelitian ini.

Atas kekurangan dan kesalahan dalam buku ini kami mohon maaf, dan semoga kita semua tetap dapat menjaga konsistensi dalam menulis dan meneliti, dan tulisan yang ada ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

Salam,

Penulis

Page 7: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi BAGIAN I. PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF TEORETIK .................................. 11

1. Teori Konstruktivisme 11

2. Perspektif Fenomenologi dalam Kegiatan Promosi 14

3. Makna dan Simbol dalam Aktivitas Promosi 19 B. KOMUNIKASI PARIWISATA .................................................................. 25

1. Promosi dan Pariwisata 27

2. Hubungan Masyarakat dan Pariwisata 38

3. Fungsi Hubungan Masyarakat 42

4. Fungsi Humas Pemerintah 46

5. Fungsi Humas dalam Promosi Pariwisata 49 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR)

dan Marketing Public Relations (MPR) 59 BAGIAN II. PROFIL KOTA PAGARALAM ................................................... 65 A. SEJARAH KOTA PAGAR ALAM ............................................................. 65

1. Keadaan Umum Kota Pagar Alam 66

2. Kondisi Geografis Kota Pagar Alam 68

3. Kondisi Keamanan 71

4. Potensi Sumber Daya Alam 72

5. Potensi Sumber Daya Manusia 74

6. Visi dan Misi Kota Pagar Alam 77 B. OBJEK-OBJEK PARIWISATA KOTA PAGAR ALAM................................................................................................................... 78

1. Wisata Alam 79

Page 8: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

vii

2. Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan 85

3. Wisata Budaya dan Nilai-Nilai Tradisional 87

4. Wisata Pertanian dan Perkebunan 89

5. Wisata Minat Khusus 90 C. FASILITAS SARANA DAN PRASARANA ............................................. 95

1. Sarana Pokok Kepariwisataan 97 1.1. Transportasi .................................................................................... 97 1.2. Hotel dan Penginapan .................................................................. 100 1.3. Restoran dan Rumah Makan........................................................ 103

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan 105

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan 106

4. Prasarana perekonomian 107

5. Prasarana Sosial 108 BAGIAN III. PROMOSI PARIWISATA KOTA PAGARALAM .................................................................................................. 110 A. Pelaksanaan Berbagai Bentuk Promosi Pariwisata Kota

Pagar Alam Yang Dilakukan Oleh Praktisi Humas Pagar Alam .................................................................................................... 110

1. Publikasi 113

2. Pameran 119

3. Pertunjukan Kesenian 126

4. Promosi dari Mulut ke Mulut 135 B. Pelaksanaan Publicity Dalam Kegiatan Promosi

Pariwisata Kota Pagar Alam ........................................................................ 138 C. Peran Praktisi Humas Kota Pagar Alam Dalam

Aktivitas Promosi Pariwisata ....................................................................... 147

1. Peran Super aktif 148

2. Peran Aktif 157

3. Peran Pasif 161

Page 9: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

viii

D. Makna Aktivitas Promosi Pariwisata Bagi Praktisi Humas Informan Kota Pagar Alam ............................................................. 164

1. Promosi Substansial 165

2. Promosi Formal 176 E. Interaksi Praktisi Humas Kota Pagar Alam Dengan

Publik Dalam Aktivitas Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam .................................................................................................... 183

1. Interaksi Antara Praktisi Humas dengan

Publik Internal 185

2. Relasi dengan Pelaku Bisnis 189

3. Relasi dengan Dunia Pendidikan 193

4. Relasi dengan Masyarakat Umum 196 F. KESIMPULAN .......................................................................................... 200

1. Aktivitas Promosi Pariwisata Pagar Alam 200

2. Realitas Subjektif Promosi Pariwisata 207 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 213 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS........................................................... 219

Page 10: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ruang Lingkup Pekerjaan MPR dan CPR ........................................ 51 Tabel 2. Perbatasan Kota Pagar Alam ............................................................ 53 Tabel 3. Jumlah Kelurahan di Kota Pagar Alam ............................................. 54 Tabel 4. Keadaan Tanah di Kota Pagar Alam ................................................. 56 Tabel 5. Nama-Nama Objek Wisata Alam ...................................................... 66 Tabel 6. Nama-Nama Objek Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan .................................................................................................. 69 Tabel 7. Jenis-Jenis Wisata Budaya dan Nilai-Nilai Tradisional ........................................................................................................ 71 Tabel 8. Nama-Nama Objek Wisata Pertanian dan Perkebunan ....................................................................................................... 72 Tabel 9. Nama-Nama Objek Wisata Minat Khusus ........................................ 73 Tabel 10. Nama-Nama Armada yang Beroperasi di Kota Pagar Alam ....................................................................................... 81 Tabel 11. Nama-Nama Hotel dan Villa di Pagar Alam .................................. 83 Tabel 12. Nama-Nama Rumah Makan dan Restoran di Pagar Alam ........................................................................................ 85 Tabel 13. Berbagai Bentuk Pelaksanaan Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam ............................................................................. 117 Tabel 14. Konstruksi Bentuk Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam ...................................................................................... 119 Tabel 15. Makna Peran Bagi Praktisi Humas Informan

dalam Aktivitas Promosi Pariwisata Pagar Alam ................................. 131

Tabel 16. Makna Aktivitas Promosi Bagi Praktisi Humas Informan ....................................................................................... 146

Page 11: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Program Kehumasan dalam Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam ........................................................................... 162 Gambar 2. Model Konstruksi Bentuk Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam .................................................................................... 164 Gambar 3. Realitas Subjektif Aktivitas Promosi Pariwisata di Pagar Alam oleh Para Praktisi Humas .......................................... 169

Page 12: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

1

B A G I A N I

PENDAHULUAN

Sejak reformasi digulirkan pada tahun 1998, pemikiran tentang otonomi daerah semakin mengemuka, sampai kemudian keluarlah undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan dipertegas dengan berlakunya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dimana pelaksanaan otonomi daerah difokuskan pada kabupaten atau kota untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peratuan perundang-undangan. Undang-undang tersebut juga mengatur tentang pelimpahan kebijakan dan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pembangunan, pelayanan, keadilan dan menyejahterahkan masyarakat. Dengan kata lain, paradigma pemerintahan yang tadinya bercorak sentralistik berubah menjadi desentralistik.

Lahirnya undang-undang ini dikarenakan adanya ketidakseimbangan pembangunan dan keuangan antara pusat dan daerah, sehingga undang-undang ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan-kesenjangan antara pemerintah pusat dan daerah serta terwujudnya hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam rangka menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia1. Selain itu, melalui

1 Penjelasan undang-undang nomor 32 tahun 2004: 4

Page 13: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

2

otonomi juga diharapkan daerah akan lebih mandiri dalam menentukan seluruh kegiatannya, dan diharapkan mampu membuka peluang memajukan daerah, dengan melakukan identifikasi potensi sumber-sumber pendapatan serta menetapkan belanja daerah secara wajar, efisien, efektif, termasuk kemampuan perangkat daerah meningkatkan kinerja, mempertanggungjawabkan kepada pemerintah atasannya ataupun kepada publik (Widjaja, 2001: xiii).

Pemberlakuan undang-undang otonomi daerah memberikan angin segar bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan dan memberdayakan aset-aset sumber daya alam dengan tujuan menyejahterahkan kehidupan masyarakat. Tidak hanya itu, pemerintah daerah juga berkesempatan mengatur rumah tangganya sendiri agar daerah yang dipimpinnya dapat setara dengan daerah-daerah lain yang lebih maju, sehingga kehidupan masyarakat yang adil dan makmur dapat dicapai sebagaimana yang dicita-citakan dalam undang-undang dasar 1945.

Setelah diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, tidak sedikit para pemerintah kota yang ingin menjadikan kota mereka sesuai dengan potensi dan kekayaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada dengan tujuan untuk mengembangkan dan mempromosikan kota agar lebih dikenal sesuai dengan eksistensinya. Hal ini memberikan implikasi yang positif bagi beberapa pemerintah daerah, bahkan ada beberapa kota yang mulai mengembangkan sayap, berlomba-lomba membangun kota masing-masing dan menonjolkan

Page 14: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

3

ciri khas masing-masing melalui slogan-slogan dan pembuatan visi dan misi kota, terutama bagi kota yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Salah satunya adalah Kota Pagar Alam yang awalnya merupakan salah satu kota administratif di wilayah Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan.

Sebagai kota yang mempunyai banyak aset wisata, pemerintah Kota Pagar Alam berkeinginan menjadikan kotanya sebagai kota pariwisata. Ini terlihat dari visi Kota Pagar Alam yaitu “Pagar Alam kota agrobisnis dan pariwisata yang bernuansa islami”. Berdasarkan visi tersebut, terlihat bahwa pemerintah Kota Pagar Alam bermaksud untuk mengembangkan Kota Pagar Alam dari sektor agrobisnis dan sektor pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu primadona yang akan mendukung terwujudnya pengembangan Kota Pagar Alam. Banyaknya tempat-tempat wisata dapat membuat Kota Pagar Alam menjadi cepat dikenal dan menarik minat wisatawan untuk datang ke Kota Pagar Alam, oleh karena itu diperlukan kesiapan pemerintah dalam menjual produk pariwisata tersebut. Menurut Yoeti (2002: vii), “Bagi jajaran pariwisata, pencanangan otonomi daerah mempunyai arti bahwa pemerintah pusat (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata) hanya akan bertindak sebagai fasilitator saja. Tugas Departemen hanya sebatas menjual image, sedangkan yang menjual

produk industri pariwisata adalah daerah tingkat II”.

Page 15: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

4

Selain itu kepariwisataan mempunyai peranan penting untuk memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sektor ini merupakan andalan untuk dapat mendongkrak pendapatan asli daerah Kota Pagar Alam khususnya yang selama ini minim. Tujuan pengembangan kepariwisataan menurut Marpaung dan Bahar (2002: 19) adalah: (1) memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat, (2) memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Melalui pariwisata pendapatan dapat menyentuh rakyat kecil secara langsung, misalnya penjual-penjual suvenir dan pemberi jasa yang tergabung atau tidak tergabung dalam suatu biro perjalanan.

Menurut pengamatan penulis, Kota Pagar Alam memang layak dijadikan kota pariwisata, karena Pagar Alam mempunyai banyak aset wisata sebagai penunjang dalam mewujudkan visi kota tersebut. Banyak faktor yang mendukung pada sektor ini, mulai dari panorama alam dan keindahan Kota Pagar Alam, tempat-tempat wisata seperti Gunung Dempo yang dikelilingi oleh lembah-lembah yang indah, air terjun yang terletak di beberapa lokasi, tempat-tempat bersejarah, peninggalan sejarah seperti batu-batu peninggalan manusia purba yang terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran, rumah batu, lesung batu, dan sebagainya. Objek-objek wisata tersebut sangat

Page 16: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

5

menakjubkan karena keindahan dan kekhasannya yang tidak terdapat di daerah lain2.

Adanya beberapa aset wisata yang ada di Kota Pagar Alam, tidak begitu saja menjamin keberhasilan pemerintah dalam menjadikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata, tanpa ada upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Dalam hal ini dibutuhkan kesiapan pemerintah sebagai pelaksana dalam mempromosikan objek wisata yang ada agar lebih dikenal oleh masyarakat luas, karena suatu kebijakan terkadang bisa dilaksanakan dengan baik, adakalanya justru tidak bisa diterapkan. Faktor penyebabnya bisa muncul karena kebijakan itu sendiri yang tidak baik (proses pembuatan), atau cara pelaksanaannya yang tidak tepat (Wahab, 1997: 30), maka diperlukanlah komunikasi dalam bentuk aktivitas promosi pariwisata. Promosi pariwisata merupakan hal penting yang dapat mewujudkan visi dan misi Kota Pagar Alam sebagai kota pariwisata. Urgensi sebuah promosi sangat menentukan tujuan dan harapan pemerintah kota dalam merealisasikan kebijakan-kebijakan khususnya di bidang pariwisata.

Promosi sebagai kegiatan penyampaian informasi tentang suatu produk (barang atau jasa), biasanya dilakukan dengan cara persuasif kepada khalayak, bertujuan selain memberitahu, juga membujuk agar khalayak memberikan respons yang positif. Kegiatan promosi merupakan salah satu

2 Marzuki Bedur, et.al. (tanpa tahun). Letak Geografi dan

Topografi Daerah. Melalui http://www.pagaralam.go.id.htm [11.35

AM/16/03/06]

Page 17: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

6

kegiatan yang efektif bagi suatu organisasi atau perusahaan. Keberhasilan promosi dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kemampuan sumber pesan dalam melakukan penyandian tujuan komunikasi menjadi pesan yang menarik dan efektif bagi komunikan, ketepatan memilih jenis promosi, ketepatan penggunaan media penyampai pesan dan daya tarik pesan (Sutisna, 2002: 271), oleh karena itu dalam promosi ini diperlukan sebuah lembaga yang dapat memberikan policy dan melaksanakan tentang cara, metode dan pola promosi yang tepat. Demikian juga halnya dengan promosi kepariwisataan sangat memerlukan keberadaan sebuah lembaga yang dapat mewadahi dan merealisasikan maksud dan tujuan pelaksanaan promosi pariwisata Kota Pagar Alam secara profesional.

Menurut Wahab (1997: 145), pengelolaan kepariwisataan harus dikelola oleh tenaga-tenaga terampil di bidang kepariwisataan dan tenaga-tenaga ahli yang memiliki wawasan luas di bidang pariwisata dan menguasai tentang perencanaan, pengembangan maupun pemasaran produk pariwisata. Pariwisata sebagai suatu produk menghadapi persaingan yang tajam dalam ruang lingkup yang luas. Begitu pula persaingan antara satu daerah dengan daerah yang lain, oleh karena itu dalam pelaksanaan promosi pariwisata perlu adanya sumber daya manusia yang profesional yang bertindak sebagai pelaku promosi. Berbicara tentang promosi yang dilakukan oleh pemerintah dalam mengoperasionalkan suatu kebijakan atau program, berarti membicarakan suatu

Page 18: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

7

kegiatan yang secara spesifik dilakukan oleh bidang Public Relations yang bertanggung jawab untuk

menjelaskan berbagai kebijakan atau program pemerintah tersebut kepada publik melalui berbagai saluran media tertentu.

Disinilah pentingnya peran Public Relations

(PR), yang mempunyai banyak fungsi dalam sebuah organisasi. Semakin besar sebuah organisasi, maka peran PR semakin dibutuhkan. Suka atau tidak suka, suatu organisasi yang baik harus ada PR, baik itu PR sebagai lembaga ataupun PR sebagai fungsi. Sutisna (2002: 327) mengatakan bahwa: ”setiap organisasi mempunyai hubungan masyarakat diinginkan atau tidak, karena hal ini mempengaruhi hampir setiap orang yang berhubungan dengan yang lainnya”. Public Relations terdiri dari semua jenis komunikasi

yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan semua pihak (Jefkins, 1992: 1), dalam hal ini PR berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat yang dapat membantu menyampaikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat sebagai penentu keberhasilan suatu program.

Sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat, berarti PR harus bersifat terbuka dan tidak berpihak pada pemerintah saja, terutama dalam upaya pengembangan otonomi daerah, seyogyanya PR tidak lagi sekedar corong atau perpanjangan pemerintah daerah yang hanya menginformasikan apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan pemerintah kepada rakyat, melainkan sebagai pihak yang dapat mempertemukan kepentingan kedua

Page 19: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

8

pihak untuk mencapai tujuan bersama (Mulyana, 2004: 53). Hal ini sebagaimana diungkapkan juga oleh Soemirat dan Ardianto (2005:4) bahwa: ”kegiatan PR sebagai mediator yang menjembatani kepentingan organisasi/perusahaan dengan publiknya yang terkait dengan kegiatan PR itu sendiri”. Sejalan dengan ini, Ruslan (1999: 101) mengatakan:

Pada prinsipnya fungsi Humas secara struktural dalam organisasi merupakan bagian yang integral yang tak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi, dan sekaligus terkait langsung dengan fungsi pimpinan manajemen. Oleh karena itu, kehadiran Humas dalam sistem manajemen suatu lembaga sudah selayaknya secara optimal. Fungsi kehumasan itu diharapkan berhasil kalau berada dibawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi atau instansi yang bersangkutan. Melalui Humas, pemerintah dapat

menyampaikan kebijakan sekaligus dapat menyerap reaksi yang ditimbulkan masyarakat sehubungan dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan definisi PR dari W. Emerson Reck (dalam Soemirat dan Ardianto, 2005:12) seorang Direktur PR Universitas Colgate, bahwa: ”PR adalah lanjutan dari proses pembuatan kebijaksanaan, pelayanan, dan tindakan bagi kepentingan terbaik dari suatu individu

Page 20: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

9

atau kelompok agar individu atau lembaga tersebut memperoleh kepercayaan dan goodwill (kemauan

baik) dari publik”. PR dipergunakan untuk mempromosikan

produk, orang, tempat, gagasan, aktivitas, organisasi dan bahkan bangsa, sehingga PR diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap kesadaran publik dengan penggunaan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan iklan. Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 134):

Humas memupuk hubungan baik dengan berbagai masyarakat sehingga mendapatkan publisitas yang menguntungkan, memupuk citra perusahaan yang baik, dan menangani atau meredam desas-desus, cerita dan peristiwa yang merugikan. Alat utama Humas adalah hubungan dengan wartawan, publisitas produk, komunikasi korporasi, dan konseling. Nama lain dari Humas pemasaran adalah publicity (publisitas), yang dipandang sebagai aktivitas untuk mempromosikan perusahaan atau produknya dengan memuat berita mengenai subyek itu tanpa dibayar oleh sponsor. Humas adalah konsep yang jauh lebih luas yang mencakup publisitas di samping aktivitas lain.

Pemahaman tersebut menjelaskan bahwa

publisitas merupakan bagian dari aktivitas Humas, terutama aktivitas promosi. Dikaitkan dengan penjelasan sebelumnya, bahwa dalam melakukan

Page 21: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

10

promosi selain diperlukan pengelolaan yang terampil, juga diperlukan tenaga-tenaga ahli yang memiliki wawasan luas di bidang pariwisata dan menguasai tentang perencanaan, pengembangan maupun pemasaran produk pariwisata dan sumber daya manusia yang profesional yang bertindak sebagai pelaku promosi.

Pengertian PR sendiri menurut Effendy (1993: 94), mempunyai dua pengertian. Pertama, PR sebagai method of communications, yang merupakan rangkaian atau sistem kegiatan, yakni kegiatan berkomunikasi secara khas. Kedua, PR sebagai state of being, yaitu

perwujudan kegiatan berkomunikasi tersebut sehingga melembaga. Berdasarkan pengertian sebagai metode, terdapat makna bahwa setiap pemimpin dari suatu oganisasi, bagaimanapun bentuknya dapat melaksanakan PR yang merupakan kegiatan yang khas dengan ciri-ciri yang meliputi aspek-aspek berikut ini :

1) Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik

2) Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan persuasi dan pengkajian opini publik

3) Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri

4) Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar organisasi.

5) Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik (Effendy, 1993: 95)

Page 22: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

11

Berdasarkan pengertian PR yang diberikan oleh

Effendy tersebut, dalam hal ini penulis melihat Humas Pagar Alam sebagai fungsi, karena aktivitas promosi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Pagar Alam, tidak saja dilakukan oleh para staf Humas secara lembaga, tetapi dilakukan juga oleh para pimpinan daerah, mulai dari Walikota Pagar Alam, Wakil Walikota (Wawako), dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pagar Alam, serta Dinas pariwisata dan seni budaya dan Dinas informasi dan komunikasi, arsip daerah dan perpustakaan Kota Pagar Alam yang juga banyak berperan di bidang promosi pariwisata Pagar Alam.

A. PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF

TEORETIK 1. Teori Konstruktivisme

Pandangan positivisme meyakini realitas sebagai fakta objektif, yang bisa diamati dan disajikan kembali sebagaimana aslinya dengan bantuan indera manusia (melalui persepsi). Gagasan bahwa ada hubungan langsung antara realitas dan persepsi realitas ini mulai dipertanyakan sejak tahun 1959. Sebuah tim peneliti yang terdiri atas Lettvin, Maturana, McCulloch dan Pitts menemukan hal yang mengejutkan. Ketika mereka meneliti proses persepsi realitas pada katak, uji-uji statistik ternyata tidak menghasilkan korelasi yang stabil antara stimulus (kejadian di lapangan yang dihadapi katak) dan proses-proses yang terjadi di sistem saraf katak tersebut (Frindte dalam Hanitzch, 2001: 223).

Page 23: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

12

Penelitian lainnya yang berdampak luas adalah penelitian Waltzlawick tentang hubungan tentara Amerika Serikat dengan para gadis Inggris. Konflik terjadi karena masing-masing memiliki persepsi yang berbeda ketika menghadapi realitas yang sama. Hasil penelitian ini berseberangan dengan paradigma dominan, yakni positivisme, yang berasumsi bahwa manusia dalam persepsi realitasnya dapat mencerminkan realitas secara ”objektif”.

Para biolog Maturana dan Varela (dalam Hanitzch, 2001: 223) mengatakan bahwa proses seleksi realitas tidak berkaitan dengan objek-objek nyata, karena persepsi tersebut merupakan tindakan afektif. ”Kebenaran” dan ”realitas” adalah dua hal yang berbeda, demikian juga ”realitas murni” dan apa yang kita masing-masing anggap sebagai realitas. Proses persepsi realitas tergantung pada faktor-faktor yang terletak pada manusia sendiri. Persepsi realitas adalah hasil konstruksi sistem saraf kita. Dalam epistemologi kontemporer, para peneliti terbagi menjadi tiga aliran: (1) konstruktivisme kognitif, (2) konstruktivisme radikal, dan (3) konstruktivisme sosial.

Konstruktivisme kognitif berasumsi bahwa secara fisik otak tidak memiliki kontak langsung dengan dunia nyata, karena untuk menangkap apa yang terjadi di lapangan harus mengandalkan organ-organ sensitif (panca indera) seperti mata, telinga, atau hidung. Dengan demikian, otak pun tidak dapat dirangsang oleh suatu kejadian di lapangan secara langsung. Setiap organisme menangkap realitas secara selektif berdasarkan kebutuhan dan kriteria yang

Page 24: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

13

dimilikinya. Proses persepsi adalah seleksi dan pemaknaan, bukanlah penangkapan realitas yang ”objektif”. Pengetahuan dan persepsi realitas merupakan proses yang self-referential (menunjuk

pada diri sendiri), karena setiap pengalaman baru diukur dengan pengalaman sebelumnya, demikian juga setiap pengalaman baru akan dibandingkan dengan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya (Roth dalam Hanitzsch, 2001: 224).

Konstruktivisme radikal bertolak dari asumsi bahwa kita tidak mungkin mengetahui dunia seadanya, karena otak kita merupakan sistem self-referential dan tidak memiliki kontak langsung dengan

realitas murni. Dengan demikian, konstruktivisme radikal tergolong skeptimisme radikal, karena tidak memungkinkan pengetahuan mutlak. Heinz von Foerster (1985: 25) mengatakan, ”Dunia yang kita lihat adalah khayalan kita.” Persepsi realitas pada hakikatnya adalah konstruksi individu dan tidak dapat diukur tingkat kesamaannya dengan ”realitas objektif”.

Konstruktivisme sosial menekankan bahwa persepsi realitas bukanlah konstruksi individual, melainkan merupakan hasil konstruksi sosial (Berger/Luckman dalam Hanitzch, 2001: 224). Berbeda dengan konstruktivisme kognitif dan radikal, konstruktivisme sosial tidak menolak kemampuan manusia untuk mengakses realitas murni. Dengan interaksi dan komunikasi kita menciptakan suatu dunia sosial yang berdiri sendiri, di samping konstruksi individu kita masing-masing. Dunia yang

Page 25: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

14

kita lihat sesungguhnya adalah hasil penciptaan dan pemaknaan kita. Kita memahami realitas sosial dengan menggunakan diskursus yang berdiri sendiri (Frindte dalam Hanitzsch, 2001: 224).

Konstrukstivisme yang pada awalnya berkembang di Amerika kemudian diaplikasikan tim peneliti dari Jerman. Tim ini kemudian mengembangkan sebuah paradigma sendiri yang dinamakan konstruktivisme sosial. Konstruktivisme sosial tersebut merupakan gabungan antara konstruktivisme kognitif dan konstruktivisme radikal. Dalam pendekatan ini tidak dipersoalkan apakah realitas memang dapat diketahui secara objektif atau tidak, karena dianggap tidak relevan. Konstruktivisme sosial hanya mempersoalkan persepsi individu masing-masing di dalam diskursus, tetapi ”realitas objektif” tidak perlu diperhatikan (Baecker dalam Hanitzsch, 2001: 224).

Penggunaan teori konstruktivisme dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan peran diri Praktisi Humas secara umum dalam aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam, sehingga akan terlihat bagaimana cara mereka menilai peran mereka sendiri dalam melakukan promosi tersebut.

2. Perspektif Fenomenologi dalam Kegiatan

Promosi Fenomenologi, baik sebagai sebuah teori

ataupun pendekatan, dalam perkembangannya,

Page 26: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

15

dipakai dalam berbagai kajian pada bidang ilmu, salah satunya ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial. Salah satu pemikir fenomenologi yang tidak boleh dilupakan adalah Alfred Schutz, seorang sosiolog kelahiran Vienna tahun 1899. Fenomenologi berasumsi bahwa manusia adalah makhluk kreatif, berkemauan bebas, dan memiliki beberapa sifat subyektif lainnya. Teori fenomenologi dari Schutz banyak terinspirasi dari teori dan pikiran beberapa ilmuwan lainnya, seperti Max Weber dan Edmund Husserl.

Pandangan Weber tentang sifat aktif manusia telah menjadi ilham bagi Schutz untuk membangun asumsi-asumsinya tentang manusia dalam perspektif teori Fenomenologi. Sebagaimana Weber, Schutz juga dalam fenomenologi-nya menganggap dimensi “interaksi” sebagai variabel utama dan penting dalam menentukan perilaku manusia, bukan struktur masyarakat, bahkan struktur itu sendiri tercipta dan berubah sebagai akibat dari interaksi manusia, yakni ketika individu-individu berpikir dan bertindak secara stabil terhadap seperangkat obyek yang sama (Mulyana, 2001: 61).

Husserl mengenalkan kembali dan mengembangkan fenomenologi atas dasar radikal yakni menggali akar-akar pengetahuan dan pengalaman dan sebagai reaksi terhadap aliran dan metodologi positivistik (Husserl berpendapat bahwa aliran positivistik yang selama masanya diagungkan ternyata tidak mampu mempertimbangkan masalah nilai dan makna hidup: tidak mampu membuat hidup

Page 27: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

16

lebih bermakna). Menurutnya, fenomenologi berangkat dari pola pikir subjektivisme yang tidak hanya memandang dari suatu gejala yang tampak, akan tetapi berusaha menggali makna dibalik gejala itu (Campbell, 1994: 233). Fenomenologi Husserl melihat hubungan kesadaran yang melibatkan kemampuan mempersepsikan manusia terhadap suatu obyek.

Analisis fenomenologi berkenaan dengan pemahaman tentang bagaimana keseharian, dunia intersubjektif (dunia kehidupan atau Lebenswelt)

terbentuk. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana kita dapat menginterpretasi tindakan sosial kita dan orang lain sebagai sesuatu yang bermakna dan untuk merekonstruksi kembali turunan makna tindakan bermakna pada komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial (Outhwaite, dalam Denzin, 2000: 192).

Menurut Schutz, tugas fenomenologi adalah menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari dan dari kegiatan dimana pengalaman dan pengetahuan berakar (Craib, 1986: 126 disarikan oleh Sudikin, 2002: 39). Schutz menyadari dan meyakini bahwa ada perbedaan antara realita kehidupan keseharian dan realita ilmiah. Perbedaan ini menimbulkan penggunaan konsep-konsep bahasa, common sense yang dipertukarkan

seperti bertingkat abstraksinya. Konsep yang berkenaan dengan apa yang umum diketahui oleh orang atau yang digunakan sehari-hari oleh Schutz disebut sebagai konstruk derajat pertama. Sedangkan

Page 28: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

17

konsep-konsep yang lebih tinggi abstraksinya untuk keperluan ilmiah digolongkan sebagai konstruk derajat kedua.

Selanjutnya Schutz mengenalkan pula konsep multiple realities yang menggambarkan bahwa realita di dunia ini bukan hanya dalam realitas kehidupan sosial, tetapi juga termasuk realitas fantasi, realitas mimpi dan lain sebagainya (Cuff, 1981: 124-125). Pengalaman-pengalaman sosial manusia itulah yang diakumulasikan dalam diri manusia-manusia yang terlibat didalamnya. Maka Schutz menegaskan sekali lagi, dengan mengungkapkan bahwa dunia sosial keseharian sebagai suatu yang intersubyektif. Dunia

yang manusia alami secara keseluruhan, sebenarnya tidak pernah bersifat pribadi, bahkan dalam kesadaran manusia itu sendiri, ia akan menemukan bukti adanya kesadaran yang juga dialami oleh manusia lain. Pengalaman yang dialami oleh seseorang bukan hanya semata-mata untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Semakin luas daerah kesadaran intersubyektif akan semakin baik proses komunikasi dan interaksi yang terjadi.

Selain itu, Schutz juga mendasarkan gagasannya pada konsep “life-word” Husserl. Husserl

mendefinisikan sebagai pengalaman langsung sehari-hari, tindakan-tindakan dan motivasi-motivasi melalui mana para aktor sosial berhubungan dengan lingkungannya. Schutz berusaha untuk memperluas konsep life-world ini terhadap perilaku sosial.

Berdasarkan pandangan Schutz, ada faktor-faktor yang mempengaruhi dan membatasi perilaku setiap

Page 29: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

18

individu dalam life-world-nya, yaitu “manusia, setiap

saat dalam kehidupan sehari-harinya, akan menemukan dirinya dalam situasi yang ditentukan secara biografis.” Situasi yang ditentukan secara biografis berarti bahwa situasi tersebut bukan hanya mengandung batasan-batasan eksternal dalam bentuk batasan sosial, budaya, dan kebiasaan yang melekat di dalam situasi tersebut, melainkan juga mengandung batasan-batasan internal (Musgrove, 1977: 56).

Sebagai salah satu pendekatan yang penting dan telah mapan dalam penelitian komunikasi (Littlejohn, 1996: 203), perspektif fenomenologi dapat digunakan untuk menelaah realitas komunikasi para pelaku (praktisi) kegiatan promosi pariwisata, karena fenomenologi adalah kajian mengenai pengetahuan yang berasal dari kesadaran, atau cara bagaimana orang-orang memahami obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa atas pengalaman sadar mereka. Jika sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor terpenting dalam aktivitas promosi, maka pengamatan langsung pada para praktisi promosi secara personal adalah relevan untuk dikaji lebih lanjut. Melalui perspektif fenomenologi, yang menekankan pada telaah atas tindakan dan perilaku manusia, sosok praktisi promosi adalah unik dan personal. Perilakunya adalah produk intersubjektif dengan elemen-elemen lainnya, misalnya orang lain ataupun lingkungannya.

Penggunaan perspektif fenomenologi dalam penelitian ini pula, digunakan peneliti untuk masuk ke wilayah penelitian yang lebih mendalam, lebih dari sekedar temuan-temuan permukaan yang common

Page 30: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

19

sense. Realitas intersubjektif hanya bisa diungkap

melalui telaah partisipatoris, yakni ketika peneliti menghilangkan semaksimal mungkin batas-batas psikologis antara dirinya dengan subjek penelitian.

3. Makna dan Simbol dalam Aktivitas Promosi Orang dalam profesi apapun, termasuk juga

pelaku kegiatan promosi, pasti bergelut dengan dunia makna dan simbol. Orang bertindak berdasarkan definisi yang dibuatnya, baik tentang orang ataupun lingkungannya. Keputusan-keputusan dalam komunikasi didasarkan pada interpretasi tertentu atas simbol-simbol. Dalam sebuah masyarakat, makna atas simbol menjadi beragam dan juga personal. Tiap orang memiliki pemaknaan tersendiri, sebagai akibat interaksinya dengan yang lain. Inilah gambaran kehidupan yang dijelaskan oleh teori interaksi simbolik.

Teori interaksi simbolik pada dasarnya termasuk dalam wilayah psikologi sosial yang mengkaji bagaimana dinamika psikis individu dalam berinteraksi dengan individu lainnya, oleh karena itu kajian awal tentang teori ini harus dimulai dengan teori tentang diri (self) dari peletak dasar gagasan interaksi simbolik, George Herbert Mead.

Diri (self) atau konsep diri dalam pandangan

Mead adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain, atau dalam pemaknaan yang lain, diri sendiri (the self) juga

merupakan “obyek sosial” yang kita bagi dengan orang lain dalam suatu interaksi (Soeprapto, 2002:

Page 31: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

20

204). Dengan demikian, konsep diri setiap individu sangat ditentukan oleh bagaimana orang lain melihat atau menilai dirinya saat berinteraksi. Cooley (dalam Mulyana, 2001: 74) mengatakan bahwa konsep diri individu secara signifikan ditentukan oleh apa yang ia pikirkan tentang pikiran orang lain mengenai dirinya.

Fenomena komunikasi dalam pandangan teori interaksi simbolik pada prinsipnya menjelaskan tentang diri (the self) dan dunia luarnya, yang oleh Cooley disebut sebagai looking glass of self . Bahwa interaksi simbolik merupakan cara pandang yang memperlakukan individu sebagai diri sendiri dan diri sosial. Dengan demikian kita tahu bahwa manusia hidup dipenuhi sekian banyak interaksi dan simbol-simbol dalam kehidupan diri-sendiri dan kehidupan sosial.

Teori interaksi simbolik memandang aktivitas manusia sebagai suatu aktivitas yang khas, berupa komunikasi dengan menggunakan simbol. Kehidupan sosial dalam pandangan kaum interaksi simbolik dimaknai sebagai suatu interaksi manusia dengan menggunakan simbol, dimana simbol tersebut selalu digunakan manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Di dalam interaksi tersebut juga terjadi upaya saling mendefinisi dan menginterpretasi antara tindakan yang satu dengan yang lainnya.

Esensi dari teori interaksi simbolik menurut Mulyana (2001) adalah suatu aktifitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol-simbol yang diberi makna. Bahwa

Page 32: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

21

individu dapat ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain. Dengan demikian, teori ini menggunakan paradigma individu sebagai subyek utama dalam realitas sosial. Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa individu-individu melalui aksi dan interaksinya yang komunikatif, dengan memanfaatkan simbol-simbol bahasa serta isyarat lainnya, yang akan mengkonstruk masyarakatnya, (Soeprapto, 2002: 161-164).

Menurut Mead, inti dari teori interaksi simbolik adalah tentang “diri” (self). Ia menganggap bahwa

konsepsi-diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain. Bagi Mead, individu adalah mahluk yang bersifat sensitif, aktif, kreatif dan inovatif. Keberadaan sosialnya sangat menentukan bentuk lingkungan sosialnya dan dirinya sendiri secara efektif (Soeprapto, 2002: 161-164). Lebih jauh, Mead menjelaskan bahwa konsep “diri” (self) dapat bersifat sebagai obyek maupun subyek sekaligus. Obyek yang dimaksud berlaku pada dirinya sendiri sebagai karakter dasar dari makhluk lain, sehingga mampu mencapai kesadaran diri (self conciousness), dan dasar mengambil sikap untuk dirinya juga untuk situasi sosial.

Argumentasi Mead dijabarkan dengan konsep “pengambilan peran orang lain” (taking the role of the other,) sebagai penjelasan “diri sosial” (social self) dari

William James, dan pengembangan teori “diri” dari Cooley. Menurutnya, “diri” akan menjadi obyek terlebih dahulu sebelum ia berada pada posisi subyek. Dalam hal ini “diri” akan mengalami proses

Page 33: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

22

internalisasi atau interpretasi subyek, atas realitas struktur yang luas. Dia merupakan produk dialektis dari “I” impulsive dari “diri”, yaitu ”aku”, sebagai subyek dan ”Me” sisi sosial dari manusia yaitu

“daku” sebagai obyek. Perkembangan “diri” (self), sejalan dengan

sosialisasi individu dalam masyarakat yakni merujuk kepada kapasitas dan pengalaman manusia sebagai obyek bagi diri sendiri. Ringkasnya, argument Mead, bahwa “diri” muncul dalam proses interaksi karena manusia baru menyadari dirinya sendiri dalam suatu interaksi sosial.

Menurut Mead, interaksi dapat dibedakan menjadi interaksi nonsimbolik dan interaksi simbolik. Interaksi nonsimbolik berlangsung pada saat manusia merespon secara langsung terhadap tindakan dan isyarat dari orang lain, seperti gerak badan, ekspresi dan nada suara, sedangkan interaksi simbolik dilakukan oleh manusia dengan menginterpretasikan masing-masing tindakan dan isyarat (simbol) orang lain berdasarkan hasil dari interpretasi yang dilakukan oleh dirinya. Interaksi simbolik merupakan proses formatif yang menjadi hak setiap individu, yang menjangkau bentuk-bentuk umum hubungan manusia secara luas.

George Ritzer sebagaimana dikutip oleh Mulyana (2001: 73) memformulasikan beberapa prinsip yang menjadi inti dari teori interaksi simbolik, sebagai berikut: Pertama, manusia tidak seperti hewan, karena manusia diberkahi dengan kemampuan berpikir. Kedua, kemampuan berpikir

Page 34: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

23

manusia dibentuk oleh interaksi sosial. Ketiga, dalam interaksi sosial orang belajar makna dan simbol yang memungkinkan mereka menerapkan kemampuan berpikirnya yang merupakan kemampuan khas manusia. Keempat, makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan dan interaksinya yang khas. Kelima, manusia mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interaksi mereka atas situasi. Keenam, kemampuan melakukan modifikasi dan perubahan itu disebabkan oleh kemampuan individu berinteraksi dengan dirinya sendiri lewat berbagai selektivitas hingga proses pemilihan sikap. Ketujuh, pola-pola tindakan dan interaksi yang jalin-menjalin ini membentuk kelompok dan masyarakat.

Aaron Shapiro3 mengatakan, pariwisata bukanlah produk alami (natural product), tetapi

dikembangkan, diatur dan dikelola oleh orang dan organisasi dengan berbagai kepentingan yang ada di dalamnya. Orang dengan berbagai kepentingannya menjadi faktor penting dalam menentukan berhasil tidaknya sebuah promosi pariwisata. Tindakan seorang pelaku kegiatan promosi pariwisata akan selalu berada dalam jalur kepentingannya. Kepentingan, dalam perspektif interaksi simbolik, berangkat dari interpretasi tertentu seseorang pada

3 Shapiro, Aaron. 2003. Promoting Cloverland: Regional

Associations, State Agencies, and the Creation of Michigan's Upper

Peninsula Tourist Industry. Michigan Historical Review. Vol.29. Issue.1:

1-9

Page 35: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

24

lingkungannya. Seorang petugas Humas yang memaknai perannya sebagai sebuah media untuk mencari uang (penghasilan) semata misalnya, akan bekerja berdasarkan logika ekonomi semata; hasil-hasil kerjanya diukur berdasarkan pertimbangan seberapa besar uang yang bisa masuk ke dalam sakunya, sedangkan orang yang melihat posisinya sebagai wujud loyalitas, maka dia akan lebih berorientasi pada agenda-agenda program yang telah ditentukan oleh atasannya.

Secara konteks kegiatan promosi, para aktor di dalamnya bisa memiliki sikap yang beragam. Tiap orang memiliki definisi situasi sendiri-sendiri, karena interpretasi mereka atas lingkungan beragam. Mereka bisa saja berada dalam satu bagian yang sama, mendapatkan tugas yang sama, tetapi cara berperilakunya bisa berbeda. Pemaknaan atas masalah, peran, ataupun pandangan orang atas dirinya, akan mempengaruhi sikap masing-masing orang. Bingkai struktural, misalnya tugas pokok dan fungsi dalam organisasi, tidak sepenuhnya membingkai perilaku individu di dalamnya. Sebagai makhluk otonom, dalam perspektif interaksionisme simbolik, manusia berperilaku secara subyektif berdasarkan pemaknaan tertentu dari yang bersangkutan.

Tak ada yang salah dengan berbagai kepentingan dan sikap personal, tetapi dalam upaya menyukseskan tujuan promosi pariwisata, berbagai kepentingan itu harus disinergikan. Ada sebuah contoh menarik di Afrika Selatan yang

Page 36: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

25

pemerintahannya meyakini kegiatan pariwisata sebagai alternatif pengentasan kemiskinan4. Dalam mempromosikan Still Bay, pemerintah menyadari ada

berbagai kepentingan dominan di wilayah itu, yang setidaknya diwakili tiga kelompok: (1) pemimpin komunitas, (2) enterpreuner, (3) lembaga-lembaga

swadaya. Pemerintah Afrika Selatan bukannya menafikkan pihak-pihak tersebut, tetapi justru melibatkan mereka dengan berbagai kepentingan masing-masing. Pemimpin komunitas menginginkan status mereka tidak terusik, para enterpreuner melihat

pariwisata sebagai lahan bisnis, dan lembaga-lembaga swadaya menginginkan eksistensi mereka dalam proyek-proyek pengembangan masyarakat. Bagi masyarakat Afrika Selatan yang masih rawan dengan isu rasial, tantangan pemerintah lebih berat lagi, yakni menyinergikan kepentingan masyarakat kulit hitam dan putih.

B. KOMUNIKASI PARIWISATA

Setiap kegiatan manusia, apapun dan bagaimanapun bentuknya tidak akan terlepas dari komunikasi. Komunikasi selalu ada dimana-mana (omnipresent) dan digunakan oleh semua manusia.

Tidak ada manusia yang bisa tidak berkomunikasi. Sebagaimana ungkapan Wilbur Schramm ”we cannot not communicate”. Apalagi sebuah organisasi

4 Binns, Tony & Nel, Etiene. 2002. Tourism as a Local

Development Strategy in South Africa. The Geographical Journal. Vol.

168. Issue. 3: 235-245

Page 37: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

26

pemerintahan yang melibatkan banyak orang. Tanpa komunikasi, organisasi tidak akan bisa berjalan dengan baik, bahkan akan mengarah kepada kehancuran. Apapun yang dilakukan oleh sebuah organisasi, baik itu program atau kebijakan yang ditentukan, terutama menyangkut aktivitas promosi sebuah kota harus bisa dikomunikasikan kepada pihak lain, baik itu pihak yang ada dalam organisasi tersebut (internal publik) ataupun pihak yang ada diluar organisasi (eksternal publik), sehingga antara pemerintah dan masyarakat dapat tercipta saling mengerti, saling percaya, saling mendukung, yang selanjutnya akan tercapai kerja sama di antara semua publik yang berkepentingan sesuai dengan tujuan (Yulianita, 2000: 57). Internal public atau publik

internal adalah publik yang berada di dalam sebuah perusahaan atau organisasi, misalnya : para karyawan, satpam, penerima telepon, dan lain-lain, sedangkan external public atau publik eksternal adalah orang–orang yang berkepentingan terhadap perusahaan dan berada di luar perusahaan atau organisasi, misalnya : masyarakat dan pers (Ardianto, 2004: 108).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipastikan bahwa komunikasi yang dilakukan dalam promosi pariwisata adalah komunikasi yang berdimensi komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Lebih lanjut Moore (2005: 86-87) mengatakan: ”Komunikasi internal menunjukkan pertukaran informasi antara manajemen organisasi dengan publik internalnya,- yaitu, para karyawan.

Page 38: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

27

Komunikasi eksternal adalah pertukaran informasi antar manajemen dengan publik eksternalnya- yaitu, pelanggan, masyarakat sekitar, lembaga pemerintahan dan lain-lain”.

1. Promosi dan Pariwisata Promosi merupakan salah satu kegiatan yang

berada dalam lingkup Humas. Sebagaimana diungkapkan oleh Ardianto (2004: 5), bahwa pada dasarnya Humas pemerintahan dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintahan, rencana-rencana tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh kepada kehidupan masyarakat.

Promosi diartikan sebagai aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan atau suatu lembaga. Promosi adalah usaha “penjual” untuk membujuk agar “konsumen” mau menerima, menjual kembali atau menggunakan barang, jasa atau ide yang dipromosikan tersebut. Secara singkat, promosi mencoba mempengaruhi pengetahuan, sikap dan tingkah laku “konsumen” dan membujuk mereka untuk menerima konsep, jasa atau produk lainnya (Winardi, 2001: 104)

Kotler dan Armstrong (2001: 237) mengatakan “Promosi merupakan alat komunikasi pihak perusahaan dengan pihak konsumen, agar konsumen menyadari adanya produk, sehingga tertarik dan

Page 39: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

28

kemudian akan menginginkan serta adanya keinginan untuk membeli”. Adapun promosi menurut Marpaung (2002: 103) ialah suatu upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk menjadi lebih menarik. Kata kunci dari sebuah upaya promosi pariwisata ialah produk pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya tarik bagi turis, sehingga tertarik untuk membeli.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk atau jasa yang sifatnya membujuk agar konsumen terpengaruh dan bersedia untuk membeli produk tersebut. Sebagai aktivitas komunikasi, maka promosi mempunyai fungsi untuk mempengaruhi individu, kelompok atau organisasi yang secara langsung maupun tidak membantu sebuah lembaga atau individu dengan jalan mempengaruhi mereka untuk menerima produk yang dipromosikan.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen atau publik supaya tertarik dengan objek wisata dan produk pariwisata yang dipromosikan. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan, sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia-sia. Tujuan promosi merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan dijalankan oleh

Page 40: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

29

organisasi dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya. Kegiatan promosi idealnya dilaksanakan secara berkesinambungan melalui beberapa media yang dianggap efektif dapat menjangkau target pasar, apakah media cetak (koran dan majalah), media elektronik (radio, TV, atau internet), namun pemilihannya sangat bergantung pada target pasar yang hendak dituju (Yoeti, 2002: 114).

Setiap perusahaan atau organisasi yang memiliki program promosi, bila dilihat secara nyata bahwa tujuan daripada promosi masing-masing sering tidak sama antara satu dengan lainnya. Menurut Yoeti (2002: 114), pada umumnya suatu promosi mempunyai fungsi untuk memberitahukan produk yang hendak ditawarkan kepada calon wisatawan yang dijadikan target pasar dan mengkomunikasikan segala macam informasi tentang semua yang dapat ditawarkan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) kepada calon wisatawan yang tengah mempersiapkan rencana perjalanan wisatanya jauh-jauh hari sebelum masa cuti atau hari liburnya tiba.

Adapun bentuk-bentuk promosi secara umum yang dapat dilakukan adalah iklan melalui koran, majalah, radio dan televisi, penjualan pribadi, promosi penjualan yang mencakup demonstrasi dalam toko, pameran, dan kontes, publisitas dan pemasaran langsung (Kotler dan Armstrong, 2004: 571), sedangkan bentuk promosi yang biasa digunakan oleh

Page 41: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

30

lembaga Humas adalah publisitas. Publisitas adalah alat utama hubungan masyarakat.

Publisitas menurut Cutlip dan Center (2006: 12) adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut.

Sejalan dengan itu, Kotler dan Armstrong (2001: 241) mengutip dari definisi yang diberikan oleh American Marketing Assosiation sebagai berikut :

Publicity: non personal stimulation for a product, service or business unit by commercially significant news about it in a medium or obtaining favourable presentation radio, television or stage that is not paid the sponsor. (Publisitas adalah merupakan dorongan yang sifatnya tidak perorangan terhadap permintaan akan suatu produk, jasa ataupun satuan usaha dengan jalan memuat berita-berita yang sifatnya komersil di dalam media yang dipublikasikan atau penyajiannya secara tepat melalui televisi, radio, atau bioskop-bioskop dan kesemuanya ini tidak dibayar oleh sponsor).

Publisitas merupakan alat penting dalam

promosi, karena publisitas merupakan salah satu relasi komponen yang cukup berperan banyak untuk menunjang keberhasilan dalam promosi, khususnya promosi yang dilakukan oleh Public Relations (PR).

Page 42: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

31

Publisitas dapat dilakukan dengan memberikan informasi atau keterangan mengenai sesuatu hal agar sebanyak mungkin orang mengetahuinya. Menurut Bonar (1993: 83), ada tiga macam bentuk publisitas, yakni: (1) berita, (2) laporan dan (3) pendapat atau opini. Berita yang dimaksudkan Bonar di sini adalah berita yang mempunyai nilai publisitas untuk kepentingan umum, sedangkan laporan merupakan sesuatu yang dilihat dan didengar dan diberitakan menurut urutan-urutan kejadian yang sebenarnya, dan opini merupakan pendapat mengenai suatu persoalan yang ditulis oleh redaksi surat kabar sendiri atau oleh pembaca.

Selain ketiga bentuk tersebut, publisitas juga dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata yang bertujuan untuk menarik wisatawan. Menurut Bonar (1993: 88), banyak negara yang berhasil menambah devisanya dengan mengadakan berbagai macam publisitas melalui pers, radio, film, televisi untuk menarik wisatawan-wisatawan mengunjungi negaranya, guna dapat melihat pertunjukan-pertunjukan, tempat-tempat bersejarah, alam yang indah dan tempat-tempat rekreasi yang menyenangkan. Menurut Wahab (2003: 173), publisitas dalam kegiatan promosi pariwisata berupaya meningkatkan dan mempertahankan citra pariwisata nasional, dengan cara menjelaskan daya tarik negara atau daerah dan terus menerus berupaya supaya pasar tetap mendapat informasi mengenai perkembangan-perkembangan pariwisata di sana. Adapun media yang biasa digunakan dalam

Page 43: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

32

publisitas adalah surat kabar, majalah, siaran radio dan televisi, feature, gambar dan berita.

Menurut Ruslan (1999: 61), publisitas terbagi kepada tiga jenis, yaitu:

1. Pure publicity (publisitas murni) yaitu bentuk publisitas yang sama dengan nilai berita (news) yang muncul di media pers. Misalnya pihak PR mengeluarkan news/press release,

dan termasuk ada suatu kegiatan event atau peristiwa tertentu mengandung nilai berita yang kemudian diberitakan (atas inisiatif) oleh media pers bersangkutan.

2. Tie in publicity (publisitas yang sengaja)

yaitu bentuk publisitas yang sengaja diselenggarakan oleh Humas/PR, yakni mengadakan seminar, kegiatan kepedulian sosial sumbang sembako, special events

lainnya yang kemudian kegiatan tersebut diliput dan dimuat oleh media massa

3. Paid publicity (publisitas yang dibayar)

merupakan bentuk publisitas yang dibayar, misalnya membuat artikel sponsor (advetorial), sisipan atau pariwara dan infomersial yang kemudian di muat di media pers dan tarif pemuatan tersebut sama dengan tarif iklan promosi.

Sedangkan menurut Moore (2005: 197), jenis

publisitas yang prinsipil adalah siaran berita, artikel feature, publisitas barang produksi, publisitas

bergambar. Namun jenis publisitas yang paling

Page 44: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

33

umum adalah berita tentang kepentingan daerah atau nasional, yang disiapkan dan disebarkan pada media-media berita. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, publisitas yang dilakukan Humas dapat berupa berita, baik melalui media cetak atau media elektronik, film, dan kegiatan-kegiatan khusus yang diadakan oleh pihak Humas.

Promosi yang penulis maksudkan dalam buku ini adalah promosi sebagai alat juga sebagai kegiatan yang berupaya menyampaikan pesan pemerintah kota kepada publik. Lebih khusus promosi yang penulis maksudkan adalah sebagai suatu kegiatan yang digencarkan oleh Pemerintah Kota Pagar Alam dengan berbagai macam bentuk komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan pesan (informasi) dengan cara meyakinkan atau membujuk calon wisatawan yang potensial untuk melakukan perjalanan wisata ke Pagar Alam.

Adapun pesan yang disampaikan itu adalah tentang kepariwisataan. Fungsi promosi dalam kepariwisataan pada umumnya ialah untuk merangsang transaksi. Luck dan Ferrel (Yoeti, 2002: 170) mengatakan:

If effective, it result in transactions that would not otherwise have occurred, because promotion moves the buyer (tourist) to a decision by facilitating the flow of information that can persuade the buyer (tourist) to purchase. Then after identifying the product attributes and benefits desired by the target market, promotion makes the offering visible to buyers (tourist). Holding all the marketing mix variables (product, price, and place or distribution)

Page 45: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

34

constant, promotion can direct the marketing strategy to the desired target market. (Bilamana

dianggap efektif, hasilnya dalam transaksi sebaliknya tidak harus terjadi, karena promosi menggerakkan wisatawan untuk mengambil keputusan dengan memberikan fasilitas melalui arus informasi yang dapat mendorong wisatawan melakukan pembelian. Setelah mengetahui atribut produk yang diinginkan target pasar, maka promosi dapat melakukan penawaran menjadi visibel bagi wisatawan).

Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan

menyelenggarakan jasa pariwisata, menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut5, atau dapat juga disebut bahwa “pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi6.

Istilah pariwisata dalam konteks internasional, didefinisikan pertama kali pada tahun 1937, oleh para ahli statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sukarsa, 1999: 10), sedangkan menurut Yoeti (1997: 112) kata

5 Penjelasan Khusus Sektor Pariwisata. Melalui

<http://www.bkpm.go.id/en/file/pen-pariwisata.doc> [11.00AM/02/02.07] 6 Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia. tanpa tahun. Melalui

http://id.wikipedia.org/wiki/pariwisata [12.12.03/02.07]

Page 46: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

35

pariwisata baru popular di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourisme ke II di Tretes, Jawa Timur tahun 1958. Sesungguhnya kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Selanjutnya Yoeti (1996: 118) mengatakan bahwa pengertian pariwisata pada umumnya tidak lepas dari orang-orang yang mengunjungi obyek wisata selama lebih dari 24 jam, dengan maksud bukan untuk menetap dan mencari penghasilan di tempat wisata.

Adapun orang yang melakukan pariwisata itu adalah wisatawan. WTO (World Tourism Organization/ Organisasi Pariwisata Dunia) memberikan definisi

wisatawan sebagai berikut : Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa memandang kewarganegaraannya, berkunjung ke suatu tempat pada negara yang sama untuk jangka waktu lebih dari 24 jam yang tujuan perjalanannya dapat diklasifikasikan pada salah satu hal berikut ini : a. memanfaatkan waktu luang untuk

berekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan dan olah raga.

b. bisnis atau mengunjungi keluarga (Marpaung, 2002: 36)

Page 47: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

36

Menurut Bagyono (2005: 12), penyelenggaraan kepariwisataan bertujuan untuk:

1. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu obyek dan daya tarik wisata

2. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa

3. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja

4. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

5. Mendorong pendayagunaan produksi nasional

Penyelenggaraan kepariwisataan dilaksanakan

berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan, adil dan merata, perikehidupan dalam keseimbangan dan kepercayaan pada diri sendiri (Bagyono, 2005: 13). Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mengembangkan promosi pariwisata suatu daerah menurut Yoeti (2005: 174) adalah:

1. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang akan dilakukan. Dengan mengetahui target pasar, kita akan lebih mudah melakukan pemilihan terhadap media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan waktu-waktu biasanya mereka melakukan perjalanan wisata

Page 48: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

37

2. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakukan

3. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan, mulai dari ukuran, warna, bahasa yang digunakan, produk yang ditonjolkan dan copy writing yang mengenai sasaran.

4. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan sales promotions yang akan dilakukan

5. Perencanaan pembuatan promotion materials, termasuk bentuk-bentuk hand-out yang akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada pejabat-pejabat pariwisata dari luar negeri dan percetakan brosur yang berkualitas

6. Rencana dan jadwal mengundang Biro Perjalanan Wisata (BPW), tour operator dan travel writer luar negeri untuk melihat secara langsung dan menyaksikan produk-produk suatu DTW yang siap jual

7. Menunjuk seorang PR Officer, untuk menjaga atau memelihara citra suatu DTW dan sekaligus meng-counter berita-berita negatif untuk konsumsi luar negeri.

Demikianlah konsep atau batasan pariwisata

dan definisi wisatawan dewasa ini. Berdasarkan beberapa definisi yang berbeda tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa sebenarnya pariwisata itu tidak lain adalah perpindahan (perjalanan) seseorang dari tempat di mana ia tinggal (hidup) ke tempat baru

Page 49: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

38

(tujuan wisata) dan bertujuan untuk menikmati perjalanan itu dengan berbagai maksud. Adanya konsep-konsep tersebut dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi suatu kota dalam mengembangkan pariwisata dan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan setiap kebijakan yang menyangkut pariwisata, sehingga kegiatan promosi pariwisata dapat berjalan dengan baik dan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Hubungan Masyarakat dan Pariwisata Berdasarkan beberapa definisi Humas yang

telah penulis singgung pada pendahuluan, dapat diambil kesimpulan bahwa Humas hanya terdapat dalam sebuah organisasi, baik itu organisasi pemerintahan ataupun perusahaan, bahwa Humas tidak terlepas dari manajemen, karena hampir semua definisi menempatkan Humas sebagai fungsi manajemen. Di mana ada manajemen, disitu pula ada Humas, juga mengidentifikasi adanya hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik.

Humas merupakan suatu lembaga yang berperan untuk membina hubungan dengan masyarakat, baik internal maupun eksternal dan menekankan pentingnya penentuan sikap terhadap masyarakat sehubungan dengan kebijakan yang ditetapkan. Sebagai cerminan dari definisi tersebut, bahwa sebagai kota yang baru akan berkembang, Pagar Alam hendaknya benar-benar memberdayakan keberadaan Humas dalam struktur pemerintahannya

Page 50: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

39

dan memperhatikan sumber daya manusia yang berada dalam lingkup Humas tersebut, sehingga sebelum para praktisi Humas membina hubungan eksternal (masyarakat), hubungan internal mereka sudah terjalin dengan baik dan mereka mempunyai pandangan serta konsep yang sama terhadap kegiatan yang akan mereka lakukan.

Adapun unsur-unsur yang lazim dijumpai dalam banyak definisi Humas menyatakan bahwa Humas :

1) Melakukan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen organisasional

2) Menangani hubungan antara organisasi dan publik stakeholder-nya

3) Memonitor kesadaran, opini, sikap dan perilaku di dalam dan diluar organisasi

4) Menganalisis dampak dari kebijakan, prosedur dan aksi terhadap publik stakeholder-nya

5) Mengidentifikasi kebijakan, prosedur dan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan publik dan kelangsungan hidup organisasi

6) Memberi saran kepada manajemen dalam hal pembentukan kebijakan baru, prosedur baru dan tindakan baru yang sama-sama bermanfaat bagi organisasi dan publik

7) Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya

Page 51: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

40

8) Menciptakan perubahan yang terukur dalam kesadaran, opini, sikap dan perilaku di dalam dan di luar organisasi.

9) Menghasilkan hubungan yang baru dan/atau tetap antara organisasi dan publiknya. (Cutlip, Center dan Broom, 2006: 6)

Humas pemerintahan pada dasarnya dibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan pemerintahan, rencana-rencana tentang peraturan dan perundang-undangan dan segala sesuatunya yang berpengaruh kepada kehidupan masyarakat (Ardianto, 2004: 5). Selanjutnya Ardianto mengungkapkan bahwa Humas pemerintahan mempunyai tugas kedalam dan tugas keluar. Tugas kedalam adalah membina hubungan yang harmonis antara manajer beserta stafnya dengan para karyawan (dalam hal ini antara pimpinan dan bawahan), mengusahakan agar para karyawan bekerja dengan senang dan merasa puas, meneliti perasaan, kesulitan dan keinginan para karyawan. Tugas keluar yaitu memberikan masukan dan saran bagi para pejabat pemerintahan atau pejabat negara tentang segala informasi yang diperlukan dan reaksi atau kemungkinan reaksi masyarakat akan kebijakan lembaga, baik yang sedang dilaksanakan ataupun yang sedang diusulkan.

Ruslan (1999: 297-298) mengatakan bahwa terdapat beberapa hal untuk melaksanakan tugas umum Humas pemerintah, yaitu :

Page 52: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

41

1) Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration)

2) Kegiatan memberikan nasehat atau sumbang saran untuk menanggapi apa sebaiknya dilakukan oleh instansi/lembaga pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what it should desire)

3) Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official)

4) Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing)

Adapun tugas-tugas Humas pemerintah pada

umumnya, menurut Dimock dan Koenig (dalam Ruslan, 1999: 299) antara lain :

1) Upaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat tentang pelayanan masyarakat, kebijaksanaan serta tujuan yang akan dicapai oleh pemerintah dalam melaksanakan program kerja tersebut.

Page 53: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

42

2) Mampu untuk menanamkan keyakinan dan kepercayaan serta mengajak masyarakat dalam partisipasinya atau ikut serta pelaksanaan program pembangunan dalam berbagai bidang, sosial, budaya, ekonomi, politik serta menjaga stabilitas dan keamanan nasional.

3) Kejujuran dalam pelayanan dan pengabdian dari aparatur pemerintah yang bersangkutan perlu dipelihara dan dipertahankan dalam melaksanakan tugas serta kewajibannya masing-masing

3. Fungsi Hubungan Masyarakat Beberapa pengertian Humas yang diberikan

oleh para ahli di bidangnya, sebenarnya sudah dapat diketahui fungsi dari Humas itu sendiri, diantaranya melakukan komunikasi ke dalam dan ke luar organisasi, membantu pimpinan dalam menyoalisasikan kebijakan. Selain itu PR dapat juga berfungsi sebagai mediator yang menjembatani masuknya semua data, masukan, saran, bahkan kritik yang berasal dari masyarakat, tidak menyaring informasi yang menyenangkan pihak atasan dan menyembunyikan informasi yang tidak menyenangkan7, namun untuk lebih jelasnya, penulis

7 Mulyana, Deddy. 2001. Merancang Peran Baru Humas Dalam

Pengembangan Otonomi Daerah. Mediator (Jurnal Komunikasi) vol. 2

Nomor 1, h. 8

Page 54: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

43

akan melihat fungsi Humas tersebut menurut beberapa pakar.

Fungsi Humas menurut Canfield sebagaimana dikutip oleh Effendy (1993: 138) yakni :

1) It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan umum)

2) Maintain good communication (Memelihara

komunikasi yang baik) 3) And stress good morals and manners (menitik-

beratkan moral dan tingkah laku yang baik)

Sedangkan Direktorat Pembinaan Hubungan

Masyarakat Departemen Penerangan RI (dalam Effendy, 1993: 111) merumuskan fungsinya sebagai berikut :

1) Melaksanakan hubungan ke dalam, yaitu pemberian pengertian tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap ”Internal Public” yaitu para karyawan;

2) Melakukan hubungan ke luar, yaitu pemberian informasi tentang segala hal mengenai Departemen Penerangan terhadap ”External Public” yaitu masyarakat pada umumnya;

3) Melakukan penelaahan serta pembinaan pendapat umum melalui hubungan-hubungan khusus dengan unsur-unsur lembaga masyarakat;

Page 55: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

44

4) Melakukan pembinaan serta bimbingan untuk mengembangkan kehumasan sebagai medium penerangan;

5) Menyelenggarakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi serta kerja sama kegiatan Hubungan Masyarakat untuk penyempurnaan pelayanan penerangan terhadap umum.

Ada empat peran utama PR yang

mendeskripsikan sebagian praktek mereka menurut Cutlip, Center dan Broom (2006: 45), yaitu:

1) Communication technisian (Teknisi

komunikasi) Teknisi komunikasi digunakan untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis news release dan feature,

mengembangkan isi web, dan menangani kontak media. Sebagai teknisi komunikasi, PR kurang berperan dalam diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan manajemen baru, namun mereka diberi tugas untuk menjelaskannya kepada karyawan dan pers. Intinya, tugas mereka lebih kepada aspek teknis dari komunikasi.

2) Expert Prescriber (Pakar perumus) Expert Prescriber atau pakar perumus ini,

berperan sebagai pihak yang mempunyai otoritas untuk menentukan bagaimana cara mengerjakan sesuatu. Menurut Putra (1999: 14) Expert Prescriber berperan juga untuk

Page 56: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

45

membantu manajemen dengan pengalaman dan keterampilan mereka untuk mencari solusi bagi penyelesaian masalah public relationship yang dihadapi sebuah organisasi.

3) Communication facilitator (Fasilitator komunikasi) Peran fasilitator komunikasi adalah sebagai pendengar yang peka dan perantara komunikasi. Di samping itu fasilitator komunikasi bertindak sebagai interpreter dan mediator antara organisasi dan publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka.

4) Problem-solving process facilitator (Fasilitator

pemecah masalah) Sebagai fasilitator pemecah masalah, PR berperan sebagai bagian dari tim perencana strategis. Mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah, serta membantu manajer lain dan organisasi untuk mengaplikasikan PR dalam proses manajemen bertahap yang juga dipakai untuk memecahkan problem organisasional lainnya.

Berdasarkan beberapa fungsi Humas yang telah dipaparkan di atas, terlihat bahwa Humas merupakan

Page 57: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

46

salah satu bagian yang tidak bisa diabaikan keberadaannya, dan mempunyai kedudukan yang sama dengan pimpinan, serta mempunyai kebebasan untuk berprakarsa dalam menyiapkan informasi secara bebas dan terbuka. Di Indonesia khususnya di Kota Pagar Alam, tampaknya posisi Humas tidak demikian adanya. PR masih dianggap hanya sebagai pelengkap struktur organisasi dan mempunyai posisi sama dengan karyawan-karyawan yang lain, sehingga mereka tidak bisa berekspresi dengan bebas dan seolah tidak mengetahui pasti kegiatan yang mereka lakukan terutama dalam kegiatan promosi pariwisata Kota Pagar Alam. Promosi yang dilakukan oleh Humas Pagar Alam hanya sebatas promosi melalui media cetak, dan Humas hanya dianggap sebagai pembuat berita dan juru bicara bagi pemerintah kota. Kenyataan di Indonesia, secara struktural PR belum banyak yang ditempatkan dalam top management dan

kegiatan masih banyak bersifat penerangan satu arah ke publik eksternal semata-mata (Effendy, 1993: 111).

4. Fungsi Humas Pemerintah Setiap organisasi pemerintahan, pasti akan

menyentuh seluruh aspek masyarakat. Oleh sebab itu, dibutuhkan peran PR dalam pemerintahan. PR merupakan bagian dari organisasi yang memainkan peranan yang cukup penting. Menurut Yulianita (2000: 84), PR bukan saja merupakan ”mulut” organisasi, melainkan juga sebagai ”panca indera” dan bahkan ”jantungnya” organisasi. Artinya, faktor panca indera pada manusia dapat disamakan dengan

Page 58: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

47

unsur public relations pada suatu organisasi,

sedangkan faktor jantung dianggap sebagai pusat kegiatan informasi bagi publik-publik yang berkepentingan terhadap organisasi.

Tujuan dari Humas pemerintah menurut Cutlip, Center dan Broom (2006: 466), diantaranya adalah :

1) Memberi informasi konstituen tentang aktivitas agen pemerintah

2) Memastikan kerja sama aktif dalam program pemerintah-voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan kepada

program aturan 3) Mendorong warga mendukung kebijakan

dan program yang sudah ditetapkan 4) Melayani sebagai advokat publik untuk

administrator pemerintah-menyampaikan opini publik kepada pembuat keputusan, mengelola isu publik di dalam organisasi, meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat administrasi

5) Mengelola informasi internal – menyiapkan newsletter organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari situs internet organisasi untuk karyawan

6) Memfasilitasi hubungan media-menjaga hubungan dengan pers lokal

7) Membangun komunitas dan bangsa – menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah dan program keamanan publik lainnya dan

Page 59: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

48

mempromosikan berbagai program sosial dan pembangunan.

Menurut Rachmadi (1994: 22) bahwa : ”Fungsi Humas pemerintah adalah mengatur lalu lintas, sirkulasi informasi internal dan eksternal, dengan memberikan informasi serta penjelasan seluas mungkin kepada publik (masyarakat) mengenai kebijakan, program, serta tindakan-tindakan dari lembaga atau organisasinya, agar dapat dipahami sehingga memperoleh public acceptance dan public support”. Public acceptance dan public support, tentu saja

diperlukan untuk mengukur keberhasilan PR dalam menjalankan fungsi dan perannya. Jika program tersebut sudah bisa diterima oleh masyarakat, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat akan mendukung program-program yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan fungsi Humas pemerintah Indonesia menurut Ruslan (1999: 299) adalah :

1) Mengamankan kebijaksanaan pemerintah 2) Memberikan pelayanan dan

menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga program-program kerja nasional kepada masyarakat

3) Menjadi komunikator dan sekaligus sebagai mediator yang proaktif dalam menjembatani kepentingan instansi pemerintah di satu pihak, dan menampung aspirasi, serta memperhatikan keinginan-keinginan publiknya di lain pihak

Page 60: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

49

4) Berperan serta dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan keamanan politik pembangunan nasional, baik jangka pendek maupun jangka panjang

Berdasarkan beberapa fungsi Humas

pemerintahan tersebut, dapat dilihat bahwa salah satu fungsinya adalah menyebarluaskan pesan atau informasi mengenai kebijaksanaan, dalam hal ini pesan atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk disebarkan kepada publik. Di Kota Pagar Alam, kebijakan tersebut adalah mengenai pesan kota pariwisata yang harus disampaikan kepada publik, oleh karena itu pesan ini harus disebarkan oleh Humas Kota Pagar Alam yang dikemas dalam bentuk promosi pariwisata.

5. Fungsi Humas dalam Promosi Pariwisata Sebagai sebuah lembaga yang sangat

dibutuhkan dalam suatu organisasi, Humas mempunyai beragam fungsi yang telah penulis paparkan pada bagian fungsi Humas. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh Humas, terutama pada organisasi pemerintahan. Sebuah lembaga pemerintahan sudah tentu mempunyai banyak kegiatan, terutama yang menyangkut promosi sebagai salah satu cara untuk mengenalkan kota atau lembaga pemerintahannya. Menurut Rudy (2005: 154), Humas dapat melakukan promosi melalui radio, TV, pameran atau melalui

Page 61: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

50

brosur dan majalah. Ini akan lebih mempermudah masyarakat mengetahui produk atau jasa yang dijual.

Salah satu alat promosi utama adalah Hubungan Masyarakat (Humas). Kotler dan Armstrong (2004) berpendapat bahwa dalam promosi, Humas digunakan untuk membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan memperoleh publisitas yang menguntungkan, membentuk citra korporasi yang bagus, dan menangani atau menghilangkan rumor, cerita, dan peristiwa yang tidak menguntungkan. Sudah banyak perusahaan yang biasa melakukan promosi dengan menggunakan jasa Humas. Humas dapat mempunyai dampak yang kuat pada kesadaran publik dengan biaya yang jauh lebih murah daripada pemasangan iklan, dan Humas dapat menjadi alat pembangun merek yang kuat. Beberapa perusahaan terkenal di luar negeri seperti Starbucks coffee co (sebuah perusahaan kopi), Beanie Babies, dan Tickle Me Elmo (perusahaan mainan) menjadi terkenal karena Humas, dan nyaris tanpa pemasangan iklan, sedangkan di bidang promosi pariwisata, Hubungan Masyarakat meliputi sejumlah kegiatan yang saling berkaitan, yang umumnya dimaksudkan untuk penciptaan dan pemantapan suasana simpatik dan keyakinan masyarakat yang bepergian tentang besarnya manfaat yang akan diperoleh jika mengunjungi negaranya. Sasaran pokoknya yakni berupaya supaya negaranya mendapatkan posisi prioritas utama dalam peta pariwisata dunia.

Page 62: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

51

Humas tidak saja digunakan untuk mempromosikan produk, orang, atau lembaga, tetapi dapat juga berupa gagasan, kegiatan, organisasi dan bahkan bangsa. Promosi pariwisata merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Humas. Bangsa-bangsa telah menggunakan Humas untuk menarik lebih banyak turis, investasi asing, dan dukungan internasional (Kotler dan Armstrong, 2004). Promosi yang dilakukan oleh PR dengan promosi di bidang pemasaran secara prinsip kelihatan sama, yaitu bertujuan memperkenalkan dengan menyebarluaskan informasi tentang produk, lembaga atau organisasi, aktivitas dan sebagainya kepada publik sasarannya melalui berbagai sarana umum atau media komunikasi dan media massa. Antara promosi PR dengan promosi pemasaran itu berbeda. Bedanya bahwa penggiatan promosi pada pemasaran berupaya membujuk dengan mendekatkan produk dan jasa kepada konsumen yang pada akhirnya akan terjadi jual beli. Sebaliknya, promosi PR (kehumasan) berfungsi mendekatkan atau menarik konsumen, khalayak sasaran, masyarakat umum ke arah lembaga yang diwakilinya, yakni berupaya mempengaruhi persepsi dan opini masyarakat atau publik sasaran yang positif melalui teknik dan kiat-kiat PR tertentu, membujuk, mempengaruhi secara efektif, kognitif dan behavior khalayak sasarannya sesuai dengan keinginan atau yang direncanakan PR.

Berdasarkan pernyataan Ruslan tersebut, terlihat bahwa promosi pada pemasaran lebih menekankan pada penjualan produk, sedangkan

Page 63: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

52

promosi PR lebih berorientasi pada lembaga secara utuh. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Rudy (2005: 155) bahwa di sektor pariwisata, Humas tidak secara langsung bertujuan untuk menjual produk, tetapi untuk memelihara serta memantapkan citra yang dimilikinya. Ini merupakan salah satu perbedaan antara fungsi Humas dalam promosi dengan fungsi pemasaran. Selanjutnya Rudy menjelaskan bahwa teknik Humas yang digunakan dalam promosi pariwisata adalah dengan mengundang orang-orang tertentu (pejabat pemerintah, kalangan bisnis, media massa) untuk datang meninjau atau mengunjungi. Melalui kegiatan ini diharapkan mereka dapat menyebarluaskan apa yang mereka saksikan dan nikmati. Teknik lain adalah dengan menyelenggarakan program-program menarik secara berkesinambungan, baik yang bernuansa modern maupun yang bernuansa tradisional, atau gabungan keduanya, yaitu nuansa tradisional dan modern, seperti ”Borobudur International Festival”, pameran, pekan perkenalan, dan semacamnya baik di negara sumber wisatawan maupun di negara tempat kunjungan wisata.

Beberapa contoh fungsi Hubungan Masyarakat dalam mempromosikan pariwisata adalah:

1. Menyelenggarakan wisata perkenalan (familiarization tour) bagi penulis, editor perjalanan, usaha perjalanan, angkutan wisata, karyawan inti dan staf penting usaha operator tour sebagai tamu-tamu di negaranya, tempat mereka dapat

Page 64: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

53

memperoleh kesan dan pengetahuan dari tangan pertama mengenai negara itu.

2. Mendorong dan membantu toko-toko serba ada, badan-badan pameran, model pakaian dan pabrik-pabrik untuk memanfaatkan negara itu atau sebagian darinya sebagai suatu kesempatan untuk berpromosi.

3. Menyelenggarakan pekan persahabatan nasional di negara, tempat kantor perwakilan pariwisata itu berada, yang meliputi pameran jenis-jenis masakan, pertunjukan musik dan tarian lokal, wawancara di TV, kompetisi olah raga, pameran kebudayaan dan sebagainya.

4. Mengadakan kontes-kontes bintang radio dan TV yang bertemakan pengetahuan tentang daerah tujuan wisata yang dimaksud.

5. Menyelenggarakan sayembara mengarang mengenai negara dengan hadiah-hadiah menarik (Wahab, 2003: 174-175)

Selain publisitas sebagaimana yang telah

penulis singgung, promosi yang dilakukan Humas dalam kepariwisataan dapat juga berupa iklan, pameran dan kegiatan khusus (special event). Iklan merupakan salah satu cara untuk membujuk konsumen atau dalam hal ini calon wisatawan untuk membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Rudy (2005: 190), iklan merupakan cara yang tepat untuk dapat memperkenalkan objek dan hasil

Page 65: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

54

produk pariwisata kepada wisatawan yang sama sekali belum mengenalnya, yaitu dengan menggunakan sarana-sarana media massa seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.

Iklan adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar ruang dan waktu penempatan informasi tersebut (Cutlip, Center dan Broom, 2006: 14). Iklan jelas berbeda dengan publisitas, karena iklan harus membayar media untuk mendapatkan waktu dan ruang penempatan, sedangkan publisitas tidak perlu membayar media. Penggunaan iklan oleh PR tidak lain adalah untuk menjangkau publik yang lebih luas, bukan hanya publik yang menjadi sasaran marketing.

Menurut Kotler dan Armstrong (2004: 640), tujuan dari pemasangan iklan adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan terhadap khalayak sasaran tertentu selama periode waktu tertentu, baik dengan cara menginformasikan, membujuk atau mengingatkan. Selanjutnya Kotler dan Armstrong mengatakan bahwa dalam pelaksanaan iklan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan pemasangan iklan, anggaran pemasangan iklan, strategi pemasangan iklan (keputusan mengenai pesan dan media), dan kampanye pemasangan iklan.

Iklan yang dibuat hendaknya menggunakan pesan yang bagus dan tidak semrawut, agar mendapat

perhatian dan dapat berkomunikasi dengan baik dengan publik agar mereka berpikir atau bereaksi

Page 66: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

55

pada produk dengan cara tertentu atau oleh Kotler dan Armstrong disebut daya tarik. Daya tarik iklan harus mempunyai tiga sifat: (1) iklan tersebut harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat-manfaat yang membuat produk tersebut lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen, (2) daya tarik tersebut harus dapat dipercaya (believable), artinya konsumen harus percaya bahwa produk atau jasa tersebut akan memberikan manfaat, (3) daya tarik iklan harus khas, yaitu dengan menceritakan betapa yang dipromosikan tersebut lebih bagus dari yang lain. (Kotler dan Armstrong, 2004)

Pameran juga merupakan sarana yang efektif untuk menyebarkan suatu pesan karena bersifat informatif dan persuasif. Pameran sebagai sarana komunikasi mampu membuat publik ingat dan mengerti. Melalui pameran, publik dapat langsung melihat, mendengar, meraba benda-benda yang dipamerkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Effendy (1999: 141): ”efektifnya pameran ialah karena pada sarana komunikasi itu publik dapat menyaksikan peragaan proses benda tertentu, dapat bertanya sepuas hatinya dan dapat mencobanya”. Keefektifan pameran inilah yang membuat banyak lembaga menyelenggarakan pameran dalam rangka upaya mempromosikan produksi atau jasanya. Humas pemerintah juga seringkali ikut berpartisipasi dalam kegiatan pameran (fair) yang diselenggarakan di negara-negara lain. Menurut Rudy (2005) kegiatan-kegiatan tersebut bermaksud antara lain memperkenalkan budaya dan potensi ekonomi

Page 67: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

56

bangsa dan negara, serta bertujuan untuk memelihara atau meningkatkan citra negara dan bangsa, menyampaikan pesan atau informasi agar penduduk di negara lain itu mengenal produk-produk, objek-objek wisata, serta peluang dan potensi untuk penanaman modal (investasi) asing.

Pameran meliputi berbagai jenis yang ditentukan oleh aspek-aspek yang dicakupnya. Menurut Effendy (1999), berdasarkan jenisnya pameran dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pameran barang dan pameran kegiatan. Pameran barang umumnya mempertunjukkan benda-benda yang berbentuk asli, untuk memperkenalkan berbagai barang kepada publik sehingga mereka selain menjadi tahu, juga termotivasi untuk membeli, sedangkan pameran kegiatan biasanya lebih kepada proses kegiatan yang dipamerkan, misalnya pameran Palang Merah Indonesia. Berdasarkan sifatnya, berupa pameran khusus, pameran bersama, pameran umum. Berdasarkan frekuensinya, berupa pameran berkala dan pameran insidental, dan berdasarkan lingkup geografis dapat berupa pameran lokal, pameran nasional dan pameran internasional. Berdasarkan klasifikasi dari pameran tersebut, menurut penulis pameran untuk promosi pariwisata bisa dilakukan pada bentuk pameran manapun, tergantung pada situasi dan waktu yang diinginkan.

Orang-orang Humas dapat juga menggunakan materi tertulis seperti; brosur, artikel, newsletter yang merupakan media publikasi. Materi audiovisual seperti film, program slide dan suara, kaset video dan

Page 68: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

57

audio; atau materi identitas, seperti logo, kartu nama untuk promosi pariwisata. Tidak hanya itu, situs internet dapat juga menjadi sarana Humas yang bagus. Masyarakat dapat mengunjungi situs tersebut untuk memperoleh informasi tentang kepariwisataan. Hal ini justru dapat lebih membantu Humas untuk menjangkau wilayah secara luas.

Publikasi memang terkadang diartikan sama dengan publisitas, namun menurut Ruslan (1999), publisitas berbeda dengan publikasi. Publikasi adalah suatu informasi yang bernilai dengan maksud untuk menambah perhatian kepada suatu tempat, orang atau sebab yang biasanya dimuat dalam suatu media cetakan atau penerbitan (printed material) dan selalu menyangkut kepentingan publikasi yang dapat berbentuk berita, laporan, dan opini. Ruslan juga mengungkapkan bahwa kegiatan publikasi lebih menekankan suatu proses dan teknis untuk mempersiapkan dan menerbitkan media komunikasi demi kepentingan kegiatan atau aktivitas publikasi PR dalam upaya penyampaian pesan, opini, informasi dan berita, yaitu misalnya menerbitkan media seperti brosur, leaflet, booklet, poster, dan sebagainya. Hal ini juga ditekankan oleh Wahab (2003) yang mengatakan bahwa promosi pariwisata biasanya dilakukan dengan iklan, publisitas, hubungan masyarakat, yang meliputi seluruh kegiatan yang direncanakan, termasuk didalamnya penyebaran informasi (periklanan, film, brosur, buku panduan, poster dan sebagainya). Promosi dapat juga dilakukan melalui beragam saluran media massa (surat kabar, bioskop,

Page 69: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

58

radio, TV, pengiriman surat dan lain-lain) kepada wisatawan real atau yang masih potensial, terutama orang asing.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jabarkan tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Humas untuk promosi kepariwisataan ialah:

1. Publisitas; dengan mengeluarkan berita-berita yang menyangkut kegiatan-kegiatan kepariwisataan

2. Publikasi; dengan membuat brosur, leaflet atau booklet tentang objek-objek pariwisata

3. Iklan; dengan mengiklankan objek-objek wisata di media cetak atau elektronik

4. Kegiatan khusus berupa pameran; yaitu dengan menampilkan macam-macam obyek wisata dan hasil-hasil kerajinan daerah pada suatu even.

Humas sering digambarkan sebagai anak angkat pemasaran karena penggunaannya yang terbatas, bahkan tidak jarang Humas disamakan dengan pemasaran. Beberapa perusahaan membentuk unit-unit khusus yang disebut hubungan masyarakat pemasaran (marketing public relations) untuk

mendukung promosi korporasi dan produk serta untuk membentuk citra secara langsung. Inilah salah satu sebab munculnya istilah Marketing Public Relations (MPR) yang akan penulis bahas pada bagian

berikut.

Page 70: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

59

6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public Relations (MPR)

Banyak orang yang salah mengartikan definisi PR. Sebagian masyarakat mendefinisikan PR sebagai juru bicara dari sebuah perusahaan atau lembaga pemerintahan, dan sebagian lagi mendefinisikannya sebagai bagian pemasaran. Memang pengertian-pengertian demikian bukanlah suatu kesalahan yang besar, karena salah satu tugas dari PR adalah sebagai juru bicara dan pemasaran. Hal ini menjadi salah satu pertanyaan bagi para praktisi PR ”apakah PR sama dengan marketing?”, namun demikian, hal ini

bukanlah suatu kesalahan yang fatal. Philip Kotler, dalam bukunya Harvard Busines Review pernah menulis bahwa PR merupakan bagian dari Mega Marketing (Kasali, 2005: 12). Menurutnya, bersama konsep mega marketing, PR mampu membuka negara-negara yang tertutup. Ia mendefinisikan mega marketing sebagai ”aplikasi koordinasi secara

terencana atas unsur-unsur ekonomi, psikologi, politik, dan keterampilan PR untuk memperoleh simpati (kerja sama) dari pihak-pihak yang terkait agar dapat beroperasi atau masuk ke pasar tertentu”.

Pendapat Kotler ini diperdebatkan oleh para ahli PR, karena menurut mereka khalayak sasaran kedua konsep ini sangat berbeda, yang satu mempunyai sasaran tembak target market, dan yang lain mempunyai sasaran target publik (stakeholder). Adanya perdebatan ini, kemudian muncullah konsep marketing public relations yang dicetuskan oleh Thomas

L. Harris, seorang guru besar jurnalisme pada Kellog

Page 71: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

60

School of Journalism. Melalui konsepnya ini, Harris menyarankan agar para praktisi dapat memisahkan kegiatan yang menjadi bagian dari marketing (Marketing Public Relations atau MPR) dan kegiatan yang menjadi bagian dari tingkat korporat (Corpoorate Public Relations atau CPR).

Thomas L. Harris dalam bukunya yang berjudul The Marketer’s Guide to Public Relations

sebagaimana yang dikutip Ruslan (2001: 241) memberikan konsep MPR sebagai berikut: ”Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communication of information and impression that identify companies and their product with the needs, concern of customer”. Secara umum, konsep MPR

tersebut dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang ditimbulkan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan konsumen.

Menurut Ruslan (2001: 242), pemasaran pada konsep MPR ini tidak lagi dalam pengertian sempit, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh, informatif, persuasif dan edukatif, baik segi perluasan pemasaran atas suatu produk barang atau jasa yang diluncurkan, maupun yang berkaitan dengan perluasan suatu pengaruh tertentu dari suatu kekuatan lembaga atau terkait dengan citra dan

Page 72: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

61

identitas suatu lembaga atau perusahaan. Dilihat dari konsepnya, Marketing Public Relations merupakan

perpaduan antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengan aktivitas program kerja Humas dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan konsumennya.

Perkembangan MPR selanjutnya sangat mendorong kegiatan pemasaran dalam PR. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Kasali (2005: 12) bahwa: ”menurut pendapat saya adalah sangat penting karena pemakaian konsep PR dalam pemasaran telah berkembang demikian pesatnya untuk mendorong kegiatan pemasaran”. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ruslan (2001: 247) bahwa: ”MPR cukup efektif dalam membangun brand awareness (pengenalan merek) dan brand knowledge

(pengetahuan merek). Juga berpotensi untuk memasuki, dan bahkan dapat mendukung dalam bauran pemasaran, khususnya pada unsur promosinya”.

Selanjutnya Ruslan (2001: 247) memberikan beberapa manfaat MPR dalam penyebaran pesan atau informasi, yaitu sebagai berikut:

1. Dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pembiayaan publikasi, dan disamping itu biaya promosi di media massa semakin tinggi (komersial)

2. Saling melengkapi (komplementer) dengan promosi periklanan

3. Dapat meningkatkan kredibilitas (kepercayaan) dari pesan-pesan yang

Page 73: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

62

disampaikan melalui jalur Public Relations,

sehingga dapat menembus situasi yang relatif sulit dijangkau oleh iklan atau mampu menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik periklanan serba terbatas itu

Mengenai status MPR itu sendiri, adalah bagian

dari kegiatan pemasaran yang penanggung jawab tertingginya adalah manajer pemasaran, dan objective dari kegiatan MPR adalah mendukung objective di

bidang pemasaran. Adapun dalam pelaksanaannya, MPR bisa meminta bantuan kepada CPR yang murni ahli di bidang PR. Dalam sebuah perusahaan, MPR berada di bawah manajer pemasaran dan manajer pemasaran, tergantung dari strukturnya, bisa berada di bawah direktur pemasaran atau langsung di bawah direktur utama, presiden, atau CEO, sedangkan CPR adalah suatu staf khusus di bawah CEO atau direktur utama atau presiden perusahaan.

Page 74: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

63

Tabel 1. Ruang Lingkup Pekerjaan MPR dan CPR

MPR CPR

1. Memposisikan perusahaan sebagai ”leader” atau ”expert”

2. Membangun kepercayaan (confidence and trust)

konsumen 3. Memperkenalkan produk

baru 4. Memperluas jangkauan iklan 5. Menyebarkan berita sebelum

beriklan 6. Membuat iklan lebih

berbunyi (menjadi bahan pembicaraan)

1. Hubungan dengan pemerintah (government relations):

- Lobi - Mempercepat proses

prosedur perizinan - Memperoleh dukungan-

dukungan moril - Izin-izin legal lainnya

2. Hubungan dengan komunitas: - Masalah polusi - Masalah keamanan

- Masalah fasilitas-fasilitas sosial

- Keterlibatan komunitas - Menjadi warga

kota/negara yang baik 3. Hubungan dengan media:

- Press release

- Press conference - Media tour

- Interview - Jurnalisme foto

4. Hubungan dengan

pemimpin-pemimpin opini 5. Hubungan dengan akademisi

Sumber: Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

Page 75: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

64

Tabel diatas menggambarkan beberapa lingkup pekerjaan MPR dan CPR. Dilihat dari tabel tersebut, batasan kegiatan antara MPR dan CPR adalah ”bahwa MPR memperkenalkan produk baru, menghapus dan meluncurkan kembali produk-produk yang sudah dewasa, mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama, sedangkan CPR menjalin hubungan dengan pemerintah, komunitas, media karyawan, dan lain-lain.

Page 76: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

65

B A G I A N II PROFIL KOTA PAGARALAM

A. SEJARAH KOTA PAGAR ALAM Kota Pagar Alam bermula dari sebuah kalangan

kecil (Pasar Pekan) yang terletak di lokasi pasar Dempo Permai pada tahun 1912. Kalangan kecil ini bernama Kalangan Tengah. Tahun-tahun berikutnya para investor asing menanamkan investasinya di sekitar daerah Onder Afdeling Pasemah Laden

(Kewedanan Tanah Pasemah), yang mengakibatkan Kalangan Tengah menjadi ramai, sehingga tahun 1918 status Kalangan Tengah menjadi Pasar Fond di bawah

pengawasan pemerintah negeri (Controlleur) yang berpusat di Bandar dipindahkan ke Pagar Alam.

Bulan Oktober 1945 dibentuklah pemerintah Republik Indonesia untuk kewedanan Tanah Pasemah. Pada jaman revolusi tahun 1948 Kota Pagar Alam pernah menjadi Ibukota Keresidenan Palembang, yang merupakan daerah republik terakhir dalam menghadapi perang kemerdekaan di Keresidenan Palembang. Selanjutnya, berdasarkan peraturan pemerintah No. 22 tahun 1963 tentang penghapusan keresidenan, maka pemerintah Kewedanan Tanah Pasemah berubah menjadi Kecamatan Pagar Alam. Tanggal 15 januari 1992 berubah menjadi Kota Administratif Pagar Alam berdasarkan PP No. 63 Tahun 1991, dan kemudian dengan adanya otonomi daerah status Kota Administratif Pagar Alam berubah menjadi kota

Page 77: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

66

otonomi daerah Pagar Alam (Kota Pagar Alam) dengan berdasarkan UU No. 2001 tanggal 21 Juni 2001.

1. Keadaan Umum Kota Pagar Alam Kota Pagar Alam adalah salah satu kota dalam

Propinsi Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001 (lembaran negara RI tahun 2001 nomor 88, tambahan lembaran negara RI nomor 4115), sebelumnya Kota Pagar Alam termasuk kota administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat.

Letak Kota Pagar Alam berbatasan dengan kecamatan-kecamatan yang ada dalam Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Perbatasan Kota Pagaralam

Sebelah Utara

:

Berbatasan dengan Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat.

Sebelah Selatan

:

Berbatasan dengan Propinsi Bengkulu

Sebelah Timur

:

Berbatasan dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat

Sebelah Barat

:

Berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Sakti Kabupaten Lahat.

Kota Pagar Alam yang terletak dibawah kaki

Gunung Dempo pada umumnya mempunyai hawa dingin (sejuk), dan memiliki 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan rata-

Page 78: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

67

rata setiap tahun berkisar antara bulan Oktober s/d bulan Maret, sedangkan musim kemarau berkisar bulan April s/d bulan September. Penyimpangan kedua musim tersebut terjadi setiap 5 (lima) tahun sekali dimana musim hujan berkisar antara 2000-3000 mm dengan kelembaban udara berkisar antara 75-89 %. Bentuk permukaan tanah di daerah Kota Pagar Alam bervariasi dari dataran sampai bergunung. Daerah yang mempunyai dataran yang cukup luas adalah Kecamatan Pagar Alam Selatan dan Kecamatan Pagar Alam Utara, sementara daerah yang mempunyai permukaan bergunung adalah Kecamatan Dempo Utara, Kecamatan Dempo Selatan dan Dempo Tengah, yang mempunyai bentuk permukaan yang bergelombang.

Pemerintah Kota Pagar Alam dalam penyelenggaraan roda pemerintahan dan pelayanan umum kepada masyarakat dipimpin oleh seorang Walikota. Pemerintah Kota Pagar Alam terdiri 5 (lima) kecamatan yang membawahi 35 kelurahan, yaitu :

Tabel 3. Jumlah Kelurahan di Kota Pagaralam

Kecamatan Jumlah

Dempo Selatan 5 kelurahan

Dempo Tengah 5 kelurahan

Dempo Utara 7 kelurahan

Pagar Alam Utara 10 kelurahan

Pagar Alam Selatan 8 kelurahan

Page 79: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

68

Khusus untuk Kecamatan Dempo Tengah, baru diresmikan pada tanggal 21 Juni 2003 hasil dari pemekaran Kecamatan Dempo Selatan. Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan, pemerintah Kota Pagar Alam dibantu oleh 3 (tiga) asisten yaitu : Asisten Ketataperajaan, Asisten Administrasi dan Asisten Administrasi Pembangunan serta 2 (dua) sekretariat yaitu : Sekretariat Daerah Kota dan Sekretariat DPRD, 10 (sepuluh) dinas atau instansi otonom, 3 (tiga) badan, 8 (delapan) kantor dan 10 (sepuluh) bagian sekretariat daerah Kota Pagar Alam.

Pemerintah Kota Pagar Alam yang berdasarkan peraturan daerah (Perda) nomor 8 tahun 2003 terdapat 35 kelurahan, yang dalam menjalankan tugasnya Lurah dibantu oleh Sekretaris Lurah dan beberapa staf lainnya yang mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, untuk menampung dan menjembatani pemerintah daerah dengan masyarakat kelurahan.

Pemerintah Kota Pagar Alam terdapat 5 (lima) kecamatan yang membawahi 35 kelurahan. Dalam menjalankan tugasnya Camat dibantu oleh perangkat kecamatan yang terdiri dari 5 (lima) sekretaris kecamatan dan 20 (dua puluh) kepala seksi (Kasi).

2. Kondisi Geografis Kota Pagar Alam Kota Pagar Alam secara Geografis berada pada

posisi 4o Lintang Selatan (LS) dan 103,15o Bujur Timur (BT) dengan luas wilayah 63.366 Ha (633.66 km2), dan terletak sekitar 298 km dari Palembang serta berjarak

Page 80: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

69

60 km di sebelah barat daya dari ibukota Kabupaten Lahat. Sebagai atap daerah Propinsi Sumatera Selatan, Kota Pagar Alam berada pada ketinggian 100-1000 Mdl (Meter dari permukaan laut) dari luas wilayah dataran tinggi di daerah ini berada dibawah kaki

Gunung Dempo 3159 Meter. Kota Pagar Alam mempunyai banyak sungai,

diantaranya sungai Lematang, sungai Selangis Besar, sungai Selangis Kecil, sungai Air Kundur, sungai Betung, sungai Air Perikan, dan sungai Endikat yang merupakan sungai pembatas dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat.

Suhu di Kota Pagar Alam berkisar antara 14o C sampai dengan 34oC. Jarak wilayah kecamatan dengan desa atau kelurahan dengan ibukota pemerintahan yaitu, kecamatan terdekat dengan ibukota pemerintahan adalah Kecamatan Pagar Alam Utara sedangkan kecamatan yang terjauh dari ibukota pemerintahan adalah Kecamatan Dempo Selatan.

Keadaan tanah yang ada di Kota Pagar Alam terdiri dari 5 (lima) jenis tanah, yaitu :

Page 81: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

70

Tabel 4. Keadaan Tanah di Kota Pagar Alam

Tanah sawah terdiri dari

:

Sawah irigasi, tadah hujan

Tanah kering terdiri dari

:

Emplasement, kebun, kolam

Tanah hutan terdiri dari

:

Hutan lebat, belukar, hutan lindung

Tanah perkebunan

:

Tanah perkebunan negara, tanah umum

Tanah fasilitas umum

:

Tanah untuk lapangan olahraga, taman rekreasi, jalur hijau, kuburan

Keadaan tanah di daerah Kota Pagar Alam

pada umumnya tanah kelas 1 (satu) yang mengandung kesuburan tanah yang tinggi, hal ini terbukti daerah Kota Pagar Alam merupakan daerah penghasil sayur-mayur, buah-buahan dan merupakan salah satu Sub Terminal Agribisnis (STA) di Propinsi Sumatera Selatan. Selain itu keadaan tanah di daerah ini mengandung bahan andozol yang terdapat di Kecamatan Pagar Alam Utara, Pagar Alam Selatan, Dempo Utara, Dempo Selatan dan Dempo Tengah.

Kota Pagar Alam selain daerah pertanian juga merupakan potensi mineral dan bahan tambang. Bahan tambang golongan C yang sudah diusahakan oleh rakyat seperti: tanah liat, pasir, batu kali/gunung yang terdapat di Kecamatan Dempo Selatan.

Page 82: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

71

3. Kondisi Keamanan

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan

dalam kepariwisataan adalah faktor keamanan. Keamanan merupakan faktor yang menjadi alasan calon wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata (DTW) dan lamanya tinggal di daerah tersebut. Tidak jarang wisatawan memilih tempat wisata berdasarkan rasa nyaman dan aman.

Selama tahun 2006 keadaan keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Pagar Alam cukup aman dan terkendali, hal ini di dukung oleh semua pihak, kerjasama masyarakat dengan aparat keamanan, sehingga calon pengunjung yang ingin datang ke Kota Pagar Alam tidak perlu takut dan ragu. Keamanan pengunjung akan terjaga dengan baik oleh aparat keamanan dan oleh masyarakat setempat, karena masyarakat Pagar Alam adalah masyarakat yang terkenal ramah terhadap setiap tamu yang datang dengan semboyannya “singgah kudai” yang artinya “mampir dulu”. Secara singkat masalah keamanan dan ketertiban masyarakat di kota Pagar Alam dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tidak pernah terjadi pertentangan antar suku, agama, ras dan antar golongan.

2. Tidak dijumpai adanya organisasi kemasyarakatan yang melakukan kegiatan politik di luar partai politik.

3. Tidak dijumpai adanya organisasi terlarang maupun aliran kepercayaan yang terlarang.

Page 83: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

72

4. Terhadap organisasi kebangsaan asing, baik yang datang maupun keluar selalu mendapat pengawasan dan monitoring oleh aparat pemerintah

4. Potensi Sumber Daya Alam Kota Pagar Alam merupakan daerah yang

subur terutama untuk aktivitas pertanian. Kondisi alamnya juga memungkinkan daerah ini dikembangkan menjadi kawasan pengembangan sektor agrobisnis. Sejak dahulu Pagar Alam sudah dikenal sebagai salah satu produsen pangan dan holtikultura sekaligus pusat agrobisnis.

Kota Pagar Alam memiliki luas areal persawahan 3.222 Ha yang teririgasi dan 400 Ha sawah tadah hujan. Dengan luas areal tersebut, pemerintah Kota Pagar Alam melalui dinas terkait membuat program intensifikasi untuk meningkatkan produksi hasil padi, antara lain perbaikan infrastruktur pengairan dan teknologi pertanian melalui dana APBD. Upaya ini cukup mendatangkan hasil dan ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi padi dari tahun ke tahun. Selain menanam padi terdapat pula sebagian masyarakat yang menanam palawija (jagung dan ubi jalar) baik sebagai tanaman selang maupun tanaman pokok. Realitas ini menjadikan Kota Pagar Alam memiliki potensi sebagai salah satu lumbung pangan Propinsi Sumatera Selatan. Atas usaha inilah, pemerintah Kota Pagar Alam mendapatkan penghargaan ketahanan pangan tingkat nasional 2005 dari Presiden RI. Selain

Page 84: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

73

itu juga Kota Pagar Alam memiliki potensi untuk pengembangan tanaman dataran tinggi dan rendah. Beberapa jenis tanaman sayuran seperti cabai, bawang, wortel tomat, kol, brokoli telah dikembangkan masyarakat. Tanaman buah-buahan juga berpotensi untuk dikembangkan seperti salak, strawberi dan durian serta tanaman hias seperti anggrek.

Selanjutnya upaya pengembangan perikanan darat termasuk salah satu sub sektor yang menjadi perhatian utama pemerintah. Pembangunan UPTD dari dinas pertanian tanaman pangan, peternakan dan perikanan yang khusus menangani pengembangan usaha pertanian yakni Balai Benih Ikan (BBI) di Kelurahan Tanjung Agung. Upaya pengembangan sub sektor perikanan masih dalam tahap peningkatan produksi perikanan rakyat dalam memenuhi kebutuhan pangsa pasar lokal. Sub sektor peternakan juga memiliki potensi untuk dikembangkan. Jenis ternak yang diusahakan masyarakat setempat adalah kerbau, sapi, kambing, domba, kuda, ayam buras, ayam ras dan jenis itik.

Hutan juga merupakan salah satu sumber daya potensial yang ada di Kota Pagar Alam. Berdasarkan data statistik, luas areal hutan adalah 28.740 Ha dan keseluruhannya merupakan hutan lindung8, untuk melindungi dan melestarikan sumber daya hutan yang ada, pemerintah Kota Pagar Alam membangun partisipasi masyarakat dengan menggalakkan gerakan penanaman sejuta pohon, pembangunan kawasan

8 Berdasarkan data dari BPS Kota Pagar Alam, tahun 2006

Page 85: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

74

hutan wisata bambu (bamboo forest tourism) seluas 5 Ha

dan taman hutan raya (TAHURA) seluas 2001 Ha. Kota Pagar Alam juga merupakan salah satu

kawasan sentra produksi kopi di Propinsi Sumatera Selatan. Berkebun kopi merupakan mata pencaharian utama penduduk. Penanaman kopi dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lain (tanaman heterogen). Data statistik menunjukkan bahwa luas areal tanaman kopi adalah 37.675 Ha dengan jumlah rata-rata produksi 19.860 ton.9

5. Potensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan aspek yang

urgens dalam setiap aktivitas kehidupan, begitu pula halnya dengan pengelolaaan aktivitas pariwisata. Adanya pengembangan sumber daya manusia kepariwisataan akan membantu meningkatkan potensi masyarakat dalam menunjang program kepariwisataan. Sumber daya manusia diartikan oleh Soedarmayanti (2004: 27) sebagai: “tenaga kerja atau pegawai di dalam suatu organisasi, yang mempunyai peran penting dalam mencapai keberhasilan”. Secara umum setiap individu berpotensi dalam mengembangkan kepariwisataan, akan tetapi pemberdayaan peran serta masyarakat harus mendapat dukungan dari pemerintah baik yang sifatnya formil maupun non formil, begitu juga sebaliknya setiap kebijakan dan program pemerintah harus mendapat dukungan dari masyarakat.

9 Berdasarkan data dari BPS Kota Pagar Alam, tahun 2006.

Page 86: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

75

Kebutuhan dasar bagi keberhasilan pengembangan kepariwisataan adalah pemberdayaan sumber daya manusia yang ada melalui pembinaan dan pelatihan, mulai dari tingkat dasar sampai ke tingkat akhir (skill). Setelah itu diberikan wewenang dan tanggung jawab kepada sumber daya manusia tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki melalui mekanisme manajemen tepat sasaran. Hal ini dianggap penting mengingat ketika penulis mewawancarai beberapa orang Praktisi Humas, ada yang kurang mengerti tentang peranan dan fungsi Humas. Bagi mereka tugas Humas hanya sekedar menjadi juru bicara pimpinan daerah dan peliput serta bagian pemberitaan kegiatan-kegiatan pimpinan daerah. Hal ini juga sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa informan berikut:

memang kalau untuk SDA kita sudah lebih bagus. Jadi kita harus siap baik SDM, kita harus siap, walaupun SDM kita belum begitu tinggi jadi perlu kita meningkatkan SDM kita ini10.

…untuk sumber daya alam sudah cukup menunjang, tapi yang jelas perlu peningkatan kwalitas dari SDM itu sendiri. Saya juga duduk disini dalam keterbatasan saya dalam hal kebudayaan. Cuma modal saya adalah kemauan yang keras untuk tau11.

10 Hasil wawancara dengan informan IZ tanggal 1 Juni 2007 11 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 4 Mei 2007

Page 87: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

76

Rencana web Pagaralam ini akan menjadi 3 bahasa (Indonesia, Inggris dan Mandarin). Tapi menurut saya, untuk web pemerintah (go.id) minat wisatawan kurang, karena statis. Perubahannya berdasarkan biaya. Jika dananya ada, berubah. Padahal investor itu mencari data-data yang valid. Ini juga mungkin karena kurangnya orang atau SDM kita12.

Sumber daya manusia dapat dilihat dari dua

aspek, yaitu aspek kuantitas yang menyangkut jumlah sumber daya manusia, dan aspek kualitas yang menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir, dan keterampilan lain (Soedarmayanti, 2004: 26). Berdasarkan hal ini, penulis melihat bahwa di Pagar Alam, sumber daya manusia yang ada khususnya di bidang Humas dan kepariwisataan masih sangat kurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Umumnya praktisi Humas Pagar Alam tidak memiliki skill yang khusus sebagai PR. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Belum adanya lembaga pendidikan formal bidang kepariwisataan.

2. Kurangnya pemanfaatan teknologi tepat guna.

3. Belum diberdayakannya masyarakat secara totalitas baik melalui ormas, LSM maupun tokoh masyarakat dan tokoh agama.

12 Hasil wawancara dengan informan SL tanggal 12 April 2007

Page 88: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

77

4. Masih kurangnya peningkatan kualitas aparatur pemerintah di bidang kepariwisataan

5. Kurangnya pendidikan dan pelatihan tentang kepariwisataan

6. Hanya sedikit sekali para Praktisi Humas yang berkompeten dibidang kepariwisataan

6. Visi dan Misi Kota Pagar Alam Sebagai kota yang baru berdiri sendiri sejak

tahun 2001, Pagar Alam mempunyai visi dan misi untuk kemajuan Kota Pagar Alam kedepan. Visi dan misi tersebut adalah sebagai gambaran tujuan yang akan dicapai kedepan. Menurut Yoeti (2005: 32) visi adalah ”suatu pernyataan organisasi dalam suatu periode di waktu yang akan datang, sedangkan misi adalah suatu pernyataan yang menyebutkan apa fungsi, tugas dan peran sebuah organisasi”.

Berdasarkan potensi sumber daya alam yang ada, maka pemerintah Pagar Alam membuat visi Kota Pagar Alam yaitu : “Pagar Alam Kota Agrobisnis dan Pariwisata yang Bernuansa Islami”, dengan misinya sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

c. Membangun dan meningkatkan infra struktur dan supra struktur kota untuk

Page 89: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

78

membuka keterisolasian dalam rangka percepatan pembangunan.

d. Mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi melalui sektor atau bidang unggulan agrobisnis dan pariwisata

e. Mengendalikan kegiatan pembangunan agar budaya dan fungsi lingkungan dapat terjaga kelestariannya.

f. Memelihara dan mengembangkan suasana kehidupan keagamaan yang dinamis.

B. OBJEK-OBJEK PARIWISATA KOTA PAGAR

ALAM Berdasarkan hasil pengamatan dan data yang

diperoleh penulis selama di lapangan, Pagar Alam mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pariwisata. Objek wisata Pagar Alam tidak hanya keindahan panoramanya, namun juga terdapat beberapa objek lainnya yang tak kalah menariknya, yaitu air terjun, peninggalan sejarah, dan batu megalit. Oleh sebab itu pemerintah Pagar Alam membagi wisata Pagar Alam menjadi wisata alam, wisata sejarah dan kepurbakalaan, wisata budaya dan nilai-nilai tradisional, wisata pertanian dan perkebunan serta wisata minat khusus. Pembagian wisata ini dikarenakan beraneka ragamnya bentuk objek wisata Pagar Alam dan untuk memudahkan pengunjung dalam memilih objek wisata yang ingin mereka kunjungi sesuai dengan minat dan selera mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan SR, beliau mengatakan:

Page 90: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

79

Hobi orang itukan beda-beda. Ada yang suka dengan keindahan pesona alam, ada yang suka sejarah, melihat megalit misalnya, atau ada juga yang suka arung jeram, itu kan berarti termasuk wisata minat khusus. Makanya, objek wisata kita, kita bagi sesuai dengan potensi yang kita punyai, biar orang lebih mudah mengetahuinya, dan memudahkan kita juga untuk mengenalkannya kepada pengunjung dan calon pengunjung.13

Berikut uraian pembagian dari objek-obek

wisata yang ada di Pagar Alam. 1. Wisata Alam

Wisata alam merupakan salah satu sektor andalan pariwisata Pagar Alam. Keindahan panoramanya yang didukung oleh udara yang sejuk dan bersih, menjadikan wisata alam lebih banyak digemari oleh para pengunjung yang datang ke Pagar Alam. Menurut MR, kepala bagian Humas Kota Pagar Alam, wisata alam khususnya Gunung Dempo merupakan maskot pariwisata Kota Pagar Alam dan dapat dijadikan andalan di bidang pariwisata. Berikut petikan hasil wawancaranya:

Gunung Dempo itu adalah maskotnya Kota Pagar Alam. Keindahan dan panoramanya membuat banyak orang terkagum-kagum. Coba saja lihat wisatawan yang datang kesini, jarang sekali diantara mereka itu yang tidak melihat Gunung Dempo. Rata-rata menyempatkan diri

13 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 4 april 2007

Page 91: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

80

untuk mampir ke Gunung Dempo, walaupun sebentar. 14

Wisata alam meliputi Gunung Dempo yang

merupakan Gunung tertinggi di Sumatera Selatan dengan ketinggian sekitar 3.159 M dari permukaan laut, udara yang sejuk khas alam pegunungan dengan

suhu berkisar antara 17C - 27C, yang dikelilingi oleh bukit-bukit barisan yang menghijau seakan memagari Kota Pagar Alam, Air terjun sebanyak 37 buah yang dalam bahasa Pagar Alam disebut Cughup (Air terjun), yang menjadikan Pagar Alam sebagai kota yang memiliki air terjun terbanyak di Indonesia, yang tersebar di berbagai desa di Kota Pagar Alam, dan bahkan bila ditelusuri, ada yang bertingkat hingga 9 tingkat. Hitungannya dari atas adalah Cughup Tiga Panggung, Cughup Mayang, Cughup Dua Panggung, Cughup Dua Tingkat, Cughup Tujuh Kenangan, Cughup Merak, Cughup Pancur, Cughup Embun, Cughup Mangkok15. Wisata alam lainnya adalah danau (tebat) sebanyak 6 buah.

Selama penulis melakukan penelitian di Pagar Alam, ditemukan lagi air terjun sebanyak 9 buah yang ditemukan oleh para pengarung jeram bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam pada tanggal 26 Mei 2007, yang menurut mereka air terjun tersebut lebih indah dari air terjun-air terjun yang ada, sehingga dari jumlah yang telah ada ditambah dengan hasil temuan terbaru, jumlah air

14 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007 15 Majalah Besemah, edisi Januari-Maret 2007, h. 29.

Page 92: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

81

terjun di Pagar Alam sebanyak 46 buah. Jumlah ini menjadi kebanggaan pemerintah Pagar Alam, namun dari jumlah yang ada, baru sekitar 21 air terjun yang sudah mendapat sentuhan tangan pemerintah. Hal ini disebabkan belum adanya akses menuju beberapa air terjun tersebut dan lokasi air terjun itu ada pada jurang-jurang terjal yang sulit dilalui oleh kendaraan darat, sehingga untuk menuju kesana, hanya bisa melalui jalan sungai. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh YN, salah satu peserta arung jeram16:

…wah yop, alap nian cughup yang kami kinak kemari. cughup itu lebih alap dari cughup- cughup yang sudah ade di Pagar Alam ini. Pokoke, indah nian la! anye sayang, nak capai kesane tu kan sare, masih lewat jalan sungai. Belum ade jalan darat kesane. Mane sungai nek dilewati tu ngeri nian, masih banyak penunggunye. Kami bae berape kali sepapasan nga ular sanca, hiii…. (wah yop, bagus sekali air terjun yang kami lihat kemarin. Air terjun itu lebih bagus dari air terjun-air terjun yang sudah ada di Pagar alam ini. Pokoknya, indah sekali lah! Tapi sayang, mau mencapai kesana itu susah, masih melewati jalan sungai. Belum ada jalan darat kesana. Apalagi sungai yang dilewati itu masih menyeramkan, masih banyak penunggunya. Kami saja berapa kali ketemu dengan ular sanca, hiii….)

16 Hasil wawancara dengan informan YN tanggal 30 Mei 2007

Page 93: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

82

Ungkapan Yuni ini dipertegas juga oleh ungkapan dari informan SR yang mengatakan:

Selama ini kita mengenal 37 air terjun di Pagar Alam, tapi setelah saya survey dengan arung jeram kemarin tanggal 26 mei antara lematang dan sungai endikat itu saya temukan 9 buah air terjun yang sangat bagus. Jadi sekarang ada 46 air terjun di Pagar Alam ini. Kami pikir Kota Pagar Alam adalah kota yang paling banyak air terjunnya di Indonesia, jadi kita bukan membuat sendiri, tapi karena ciptaan Tuhan demikian adanya. Kenapa 9 itu baru saya temukan? Karena untuk mengunjungi air terjun itu sangat berat, jadi yang sekali ini kami melalui pelatihan arung jeram Sumsel yang ditempatkan di Pagar Alam dengan 6 orang instruktur dari Bandung, jadi saya berani ikut dengan badan yang sangat luar biasa berat. Bayangkan, kalau dari lematang indah ke endikat itu kalau jalan rayanya sekitar 15 menit, tetapi dengan arung jeram kami tempuh dengan 7,5 jam.17

17 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 1 Juni 2007

Page 94: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

83

Tabel 5. Nama-Nama Objek Wisata Alam N

No

Nama objek Wisata Lokasi Keterangan

1

1.

Gunung Dempo Gunung Dempo Sebanyak 1

buah

2

2.

Liku Endikat Perahu Dipo Sebanyak 1

buah

3

3.

Air Terjun Lematang

Indah

Perahu Dipo Sebanyak 2

buah

44.

Cughup Embun Talang Tinggi Sebanyak 7 buah

55.

Cughup Besemah Mingkik Sebanyak 2 buah

66.

Cughup Pancur Pematang Bango Sebanyak 1 buah

77.

Cughup Sumber Jaya Sumber Jaya Sebanyak 1 buah

88.

Cughup Curahan Kasih Bunda

Rimba Candi Sebanyak 4 buah

99.

Cughup Cungkuk Cawang Lama Sebanyak 1 buah

110.

Cughup Benua Keling Benua keling Sebanyak 1 buah

111.

Cughup Suka Cinta Suka Cinta Sebanyak 2 buah

112.

Cughup Cawang Cawang Lama Sebanyak 2 buah

1

13.

Cughup Tanjung Keling Tanjung Keling Sebanyak 3

buah

1

14.

Cughup Tujuh

Kenangan

Talang Tinggi Sebanyak 1

buah

1

15.

Cughup Mangkok Talang Tinggi Sebanyak 1

buah

1

16.

Cughup Jare Talang Tinggi Sebanyak 1

buah

1

17.

Cughup Tri Tunggal Talang Tinggi Sebanyak 1

buah

1Cughup Talang Tinggi Talang Tinggi Sebanyak 4

Page 95: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

84

18. buah

1

19.

Cughup Tiga Panggung Talang Tinggi Sebanyak 1

buah

220.

Cughup Mayang Talang Tinggi Sebanyak 1 buah

221.

Cughup Dua panggung Talang Tinggi Sebanyak 1 buah

222.

Cughup Dua Tingkat Talang Tinggi Sebanyak 1 buah

223.

Cughup Merak Talang Tinggi Sebanyak 1 buah

224.

Tebat Gheban (Lebar) Alun Dua Sebanyak 1 buah

225.

Tebat Kerinjing Kerinjing Sebanyak 1 buah

226.

Tebat Muara Tenang Muara Tenang Sebanyak 1 buah

227.

Tebat Seghut Meringang Sebanyak 1 buah

2

28.

Tebat Tanjung Aro Tanjung Aro Sebanyak 1

buah

2

29.

Tebat Meringang Meringang Sebanyak 1

buah

3

30.

Hutan Bambu Pematang

Bango

Pematang Bango Sebanyak 1

buah

Sumber: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya dan Bappeda Kota Pagar Alam tahun 2006

Objek wisata alam di Kota Pagar Alam tersebut

telah direhabilitasi dan dapat dijangkau melalui jalan darat. Selain Gunung dan air terjun, danau juga merupakan salah satu objek yang termasuk dalam objek wisata alam. Terdapat 6 buah Danau di Kota Pagar Alam, yang dalam bahasa Pagar Alam disebut Tebat. Serta hutan bambu yang masih alami.

Page 96: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

85

2. Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan Secara historis Pagar Alam telah terkenal

dengan sebutan kota perjuangan, karena menurut catatan dan cerita masyarakat, peninggalan sejarah banyak terdapat di Kota Pagar Alam, yang sampai saat ini sebagian peninggalan tersebut masih bersifat misteri, oleh karena itu untuk melestarikan peninggalan sejarah tersebut pemerintah Pagar Alam menggalinya dan menjadikannya objek wisata. Wisata sejarah dan kepurbakalan meliputi batu-batu megalit peninggalan manusia purba 3000-4000 tahun yang lalu yang terdapat di sembilan (9) buah lokasi, yang menurut beberapa peneliti umur megalit tersebut sama dengan batu piramid yang ada di Mesir18, tugu perjuangan, dan bangunan peninggalan penjajah Belanda, seperti Kolam Renang, Pabrik Teh, Rumah Sakit, dan lain-lain.

Megalit merupakan benda purbakala yang terkenal akan keunikannya. Lokasi megalit di Pagar Alam rata-rata tidak jauh dari pusat kota dan mudah dijangkau. Beberapa lokasi megalit di dukung juga oleh panorama yang indah dengan adanya lanskap Gunung Dempo, seperti megalit manusia di lilit ular di Desa Tanjung Aro. Megalit lainnya seperti Rumah Batu, Arca Manusia, dan Dolmen. Berikut tabel nama-nama objek wisata Sejarah dan Kepurbakalaan yang ada di Kota Pagar Alam.

18 Hasil wawancara dengan informan Musni tanggal 28 April

2007

Page 97: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

86

Tabel 6. Nama-Nama Objek Wisata Sejarah dan Kepurbakalaan

N

No

Nama objek

Wisata

Lokasi Jumlah

11.

Arca manusia dililit ular

Tanjung Aro 1 buah

22.

Rumah Batu Tanjung Aro, Tegur Wangi Lama, Belumai,

Talang Tinggi

4 buah

3

3.

Lesung Batu Tanjung Aro, Belumai,

Tebing Tinggi, Beringin Jaya

4 buah

44.

Dolmen Tanjung Aro, Tegur Wangi Lama,

2 buah

55.

Arca Manusia Tegur Wangi Lama, Belumai, Nanding

3 buah

66.

Batu balai Tegur Wangi Lama 1 buah

7

7.

Batu Berelief Tegur Wangi Lama 1 buah

8

8.

Batu Gong Nanding 1 buah

9

9.

Batu Begalang Nanding, Talang

Tinggi

2 buah

1

10.

Batu Gajah Beringin Jaya 1 buah

1

11.

Lobang Batu Beringin Jaya 1 buah

1

12.

Nisan kuno Keban Agung 1 buah

113.

Reruntuhan candi Rimba Candi 1 buah

114.

Makam puyang serunting sakti

Pelang Kenidai 1 buah

115.

Tugu Perjuangan Beringin Jaya 1 buah

116.

Kolam renang Beringin Jaya 1 buah

Page 98: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

87

117.

Rumah Sakit Joelianah

Beringin Jaya 1 buah

118.

Pabrik Teh Gunung Dempo 1 buah

Sumber : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

3. Wisata Budaya dan Nilai-Nilai

Tradisional Wisata budaya dan nilai-nilai tradisional

meliputi rumah adat besemah yang berumur 150-200 tahun sebanyak 15 buah, tarian adat, sastra tutur, lagu-lagu daerah yang di dukung oleh budaya masyarakat yang ramah tamah. Rumah adat besemah Pagar Alam banyak terdapat di Desa Pelang Kenidai, yang statusnya masih milik pribadi masyarat, namun rumah-rumah tersebut sudah direhabilitasi oleh pemerintah, sehingga kelestariannya akan terjaga. Banyaknya rumah adat besemah di Desa Pelang Kenidai tersebut dengan di dukung adanya makam Serunting Sakti yang merupakan nenek moyang orang Pagar Alam, membuat pemerintah ingin menjadikan Pelang Kenidai sebagai desa wisata, namun ini baru dalam proses perencanaan. Rumah adat besemah merupakan ciri khas arsitektur besemah, yang mempunyai ukiran yang juga sangat khas, berbeda dengan ukiran-ukiran daerah lain. Kekhasan ukiran besemah ini membuat pemerintah Pagar Alam terinspirasi untuk mengabadikannya dalam bangunan-bangunan dan perkantoran di Pagar Alam. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh informan SR:

Page 99: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

88

Rumah warisan besemah itu merupakan ciri khas arsitektur besemah. Jadi dalam pada saat itu eee… Pagar Alam berdiri untuk arsitek ini tidak bisa dicari lagi seperti pada kota-kota lain. Jadi arsitek besemah itu dituangkan dalam bangunan-bangunan perkantoran, terutama sekali, dengan atap lengkungnya, dan sebagainya. Tidak seperti kota-kota lain yang arsiteknya masih mencari-cari. Nah kalau kita sudah pas. Itu bisa dilihat di villa-villa yang ada disini arsiteknya kita asli Besemah.19

Kesenian Pagar Alam terdiri dari tari-tarian,

seni tutur, gitar tunggal, dan lagu-lagu daerah lainnya. Kesenian Pagar Alam sudah terkenal hingga ke beberapa kota besar di Indonesia. Pagar Alam mempunyai tarian khas Besemah yaitu tari Kebagh (Kebar, pen.). Tarian ini biasa ditampilkan untuk menyambut tamu yang datang ke Pagar Alam. Tarian ini merupakan tarian peninggalan atau warisan nenek moyang. Uniknya tarian ini banyak menggugah para tamu kenegaraan yang datang ke Kota Pagar Alam, sehingga tarian ini pernah dipersembahkan di beberapa kota dan negara seperti Kalimantan, Batam, Malaysia, hingga Negeri Cina. Berikut jenis-jenis wisata budaya dan nilai-nilai tradisional yang ada di Pagar Alam.

19 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 19 Maret 2007

Page 100: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

89

Tabel 7. Jenis-Jenis Wisata Budaya dan Nilai-Nilai Tradisional

N

No

Jenis-Jenis Wisata Lokasi Keterangan

11.

Rumah adat besemah Pelang Kenidai Sebanyak 15 buah

22.

Tarian adat

33.

Sastra tutur

44.

Lagu-lagu daerah

Sumber : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

4. Wisata Pertanian dan Perkebunan

Wisata pertanian dan perkebunan terdiri dari kebun teh, kebun kopi, kebun sayur-sayuran dan persawahan serta perikanan. Perkebunan teh ini terletak di kaki Gunung Dempo yang menjadi panorama alam yang sangat indah dengan dukungan iklim yang sejuk dan asri. Perkebunan kopi dan persawahan berada di setiap kecamatan di Pagar Alam. Meskipun perkebunan kopi dan persawahan tersebut adalah milik pribadi masyarakat Pagar Alam, namun mereka dengan senang hati menjadikan perkebunan mereka sebagai objek wisata Pagar Alam. Banyaknya kebun kopi dan sayur yang ada di Pagar Alam, menjadikan Kota Pagar Alam sebagai penghasil kopi dan sayur mayur terbesar di Sumatera Selatan20.

20 Data dari Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam

tahun 2006

Page 101: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

90

Berikut nama-nama objek wisata pertanian dan perkebunan yang ada di Pagar Alam.

Tabel 8. Nama-Nama Objek Wisata Pertanian

dan Perkebunan N

No

Nama objek Wisata Lokasi Ket

1

1.

Perkebunan Teh Kaki gunung

dempo

2

2.

Perkebunan Kopi Di setiap

kecamatan

3

3.

Persawahan dan

perkebunan sayur mayur

Di setiap

kecamatan

Sumber : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

5. Wisata Minat Khusus

Wisata minat khusus terdiri dari mendaki Gunung, sepeda Gunung, terjun layang (gantole), arung jeram, panjat tebing, rally motor dan berburu. Adanya wisata minat khusus menambah objek wisata yang ada di Pagar Alam dan akan semakin menarik calon wisatawan untuk datang ke Pagar Alam dengan alasan tertentu. Objek wisata minat khusus di Pagar Alam sudah diakui oleh beberapa kalangan, terutama kalangan pencinta olah raga di bidang terjun layang dan arung jeram. Ini salah satu alasan yang menjadikan Pagar Alam sebagai tuan rumah Pekan Olah Raga Nasional ke XVI untuk cabang sepeda gunung, terjun layang dan arung jeram. Saat penulis sedang melakukan penelitian, Pagar Alam sedang menjadi tuan rumah kejuaran off road se-Sumatera. Menurut informan SR, berdasarkan hasil

Page 102: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

91

perbincangannya dengan para penerjun layang, “lokasi terjun layang yang ada di Pagar Alam ini merupakan lokasi terluas di Indonesia dengan kapasitas sepuluh (10) orang sekali terjun”.21 Berikut nama-nama objek wisata minat khusus yang ada di Kota Pagar Alam.

Tabel 9. Nama-Nama Objek Wisata Minat

Khusus N

No Nama objek Wisata Lokasi Ket

11.

Mendaki Gunung Gunung Dempo

2

2.

Sepeda Gunung Gunung Dempo

3

3.

Terjun Layang (Gantole) Gunung Dempo

4

4.

Arung jeram Sungai Lematang

Indah

5

5.

Berburu Hutan wisata

6

6.

Rally motor Gunung Dempo

7

7.

Panjat tebing Gunung Dempo

88.

Offroad Gunung Dempo

Sumber : Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

Beberapa jenis wisata tersebut, tidak dapat

dinilai mana yang lebih indah atau lebih menonjol, karena penilaian tersebut sangat bersifat subjektif,

21 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 3 April 2007

Page 103: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

92

tergantung dari bagaimana seseorang melihatnya berdasarkan kesenangan seseorang itu sendiri. Saat penulis mewawancarai para informan pun, mereka mempunyai pendapat masing-masing tentang jenis wisata alam tersebut, walaupun kebanyakan dari mereka yang berpendapat bahwa Gunung Dempo adalah tempat wisata yang paling menonjol dan menarik. Pendapat ini sebagaimana yang diutarakan oleh informan MS, informan KS, dan informan MD. Berikut kutipan wawancaranya:

…yang paling menonjol adalah wisata alam. Pada umumnya mereka (Pengunjung, pen) ngomong kalu belum ke Gunung Dempo belum sampe. Inilah yang perlu kita kemas. Saya pribadi, yang paling menonjol adalah Gunung Dempo. Setiap saya naik, selalu berdecak kagum, dak (tidak) pernah jemu melihat gunung22. Kalau menurut saya objek wisata yang paling menonjol itu adalah Gunung Dempo. Alasannya tidak semua daerah memiliki objek wisata Gunung Dempo yang memiliki hawa yang sejuk, panorama yang indah, perkebunan teh. Kalau melihat Gunung Dempo itu semua umur dari kecil sampe yang tua. Kan untuk wilayah Sumsel satu-satunya adalah Gunung Dempo23.

22 Hasil wawancara dengan informan MS tanggal 28 April 2007 23 Hasil wawancara dengan informan KS Yatip tanggal 27 April

2007

Page 104: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

93

Dari aset yang ada, yang dapat menjadi andalan untuk menarik wisatawan adalah maskotnya Pagar Alam, adalah Gunung Dempo. Karena kenyataannya, orang yang datang itu semuanya kesini, karena kebetulan kan hotelnya ada di sini (di Gunung). Kalau ke megalit, ada orang-orang khusus, misalnya para ilmuwan24. Selain ketiga pendapat tersebut, beberapa

informan lainnya mempunyai pendapat yang agak berbeda, namun tetap menganggap bahwa wisata alam, terutama Gunung Dempo dapat menjadi andalan Kota Pagar Alam. Berikut ungkapan beberapa informan lainnya:

…yang paling menonjol saya kira kawasan pegunungan. Gunung Dempo itu sangat bagus, termasuk megalit. Megalit ini sudah dikenal di mana-mana. Tinggal kondisi objek itu sendiri yang perlu kita pelihara dan kita rawat25. …yang berkesan dari objek wisata itu adalah Gunung Dempo dan megalith. Jadi andalan kita Gunung Dempo, karena yang pertama alaminya, yang kedua kebun teh. Ketinggian Gunung Dempo itu kan mencapai 3159. Karna itulah banyak pengunjung-pengunjung itu ingin naik ke puncak dengan jalan setapak26.

24 Hasil wawancara dengan informan MD tanggal 2 Mei 2007 25 Hasil wawancara dengan informan BD tanggal 1 Mei 2007 26 Hasil wawancara dengan informan MD tanggal 2 Mei 2007

Page 105: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

94

Objek wisata yang paling menonjol untuk promosi ada 2, wisata alam; perkebunan teh, air terjun. Kemudian kita punya megalit yang tiada duanya, batu-batu bersejarah, megalit yang banyak bertebaran di daerah kita. Kalau orang berkunjung ke Gunung Dempo, pengen juga lihat air terjun, dan pengen juga lihat batu-batu megalit, jadi langsung semuanya dilihat. Kan Pagar Alam kotanya kecil, akses jarak dari Gunung Dempo mau ke Tegur Wangi jaraknya dekat sekali. Cuma beberapa menit. Yang jelas, kalau untuk orang-orang muda, alam yang paling menonjol27. Kalau objek wisata yang layak kita jual itu adalah objek wisata alam, yaitu sungai, cughup, kemudian objek wisata minat khusus contohnya terbang layang, sepeda gunung. Makanya kita kondisikan lokasinya di gunung, itukan wisata, kemudian arung jeram itu kan termasuk minat karena tidak semua orang suka arung jeram, sepeda gunung, paralayang, oleh karena itu saya katakan minat khusus. Jadi semuanya bisa dijadikan andalan kalau menurut konsep saya, menurut konsep pemikiran saya sangat cocok kalau dalam sisi pariwisata itu antaranya objek wisata dan kebudayaan28.

27 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007 28 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007

Page 106: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

95

Menurut saya yang dapat jadi andalan Kota Pagar Alam adalah alam dan megalitnya, objek wisata alam entah gunung, air terjun, bukit-bukit yang memagari Kota Pagar Alam jadi alam khas gunung ini29. Saat ini, obyek-obyek wisata di Kota Pagaralam

semakin bertambah, baik wisata alam ataupun wisata minat khusus, dan sebagainya, namun belum dimasukan dalam buku ini, karena beberapa alasan. Semoga di edisi revisi nanti sudah ada data-data terbaru dari pihak Pemerintah Kota Pagaralam.

C. FASILITAS SARANA DAN PRASARANA

Berbicara tentang pariwisata, maka tidak bisa lepas dengan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan kepariwisataan. Adanya kondisi alam yang menunjang dan potensi pariwisata yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi calon wisatawan nusantara maupun mancanegara tidak akan ada artinya tanpa ada sarana dan prasarana yang memadai. Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan pembangunan daerah, serta dapat membuat wisatawan agar lebih lama tinggal di daerah tujuan wisata dan membelanjakan uangnya sebanyak mungkin.

Sarana dan prasarana merupakan faktor yang menjadi pertimbangan calon wisatawan sebelum melakukan perjalanan wisata, oleh karena itu sarana

29 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 19 Maret 2007

Page 107: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

96

dan prasarana kepariwisataan harus diadakan sebelum mempromosikan suatu daerah tujuan wisata.

Menurut Yoeti (1996: 197), sarana kepariwisataan terbagi atas tiga bagian, yaitu sarana pokok kepariwisataan, sarana pelengkap kepariwisataan, dan sarana penunjang kepariwisataan. Yang termasuk dalam sarana pokok kepariwisataan adalah travel agent dan tour operator,

perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, bar dan restoran serta rumah makan, obyek wisata dan atraksi wisata, sedangkan sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, yang termasuk didalamnya sarana olahraga dan sarana ketangkasan seperti bilyard, sedangkan yang termasuk dalam sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok yang bertujuan agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang ia kunjungi, termasuk didalamnya night club, steambaths dan casinos.

Adapun untuk prasarana, terbagi menjadi dua bagian yaitu prasarana ekonomi, mencakup pengangkutan, komunikasi, penerangan listrik, persediaan air minum, sistem perbankan, dan prasarana sosial yang mencakup sistem pendidikan, pelayanan kesehatan, faktor keamanan, dan petugas yang langsung melayani wisatawan.

Page 108: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

97

Berdasarkan pengamatan peneliti selama di lapangan, sarana dan prasarana Pagar Alam sudah cukup mendukung sektor kepariwisataan, walaupun belum bisa dikatakan maksimal, karena sarana dan prasarana yang ada masih belum begitu lengkap. Berikut penjelasan sarana dan prasarana yang ada di Kota Pagar Alam.

1. Sarana Pokok Kepariwisataan Secara umum, sarana pokok kepariwisataan di

Pagar Alam sudah menunjang kegiatan kepariwisataan. Agen travel dan perusahaan-perusahaan angkutan (taransportasi) sudah banyak yang beroperasi di Pagar Alam, baik angkutan dalam kota propinsi (AKDP) maupun angkutan kota antar propinsi (AKAP). Hotel dan penginapan juga sudah banyak tersedia di Pagar Alam, walaupun fasilitas hotel yang ada belum setaraf hotel berbintang. Begitu juga dengan restoran dan rumah makan, serta obyek wisata dan atraksi wisatanya.

1.1. Transportasi

Perjalanan menuju Kota Pagar Alam telah didukung akses jalan dan sarana transportasi umum yang memadai. Kota Pagar Alam berjarak 295 Km dari ibu kota propinsi Sumatera Selatan. Lamanya jarak

yang ditempuh sekitar 6 jam. Waktu 6 jam merupakan waktu yang lumayan lama dan membosankan, terutama untuk wisatawan yang kurang kuat dalam perjalanan, oleh karena itu pemerintah Pagar Alam sedang berupaya untuk

Page 109: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

98

membuka jalan pintas ke Ibukota Propinsi Sumatera Selatan, agar dapat ditempuh hanya dengan waktu 3 jam. Jalur cepat yang dimaksud sebenarnya sudah ada, namun belum bisa dilalui oleh bus-bus besar, apalagi kondisi jalannya yang masih sempit dan belum beraspal, sedangkan untuk jalan dan transportasi dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya dalam kota Pagar Alam sudah cukup lancar dan baik, terutama objek-objek wisata yang sudah mendapat sentuhan dana pemerintah.

Untuk menunjang promosi pariwisata, pemerintah Pagaralam juga sudah menyediakan transportasi udara yang bekerja sama dengan perusahaan penerbangan, seperti Trans Nusa dan Wings Air, walaupun jadwal penerbangannya masih tiga kali seminggu, namun transportasi ini sangat membantu pemerintah dalam mempromosikan pariwisata Pagaralam. Satu hal yang perlu juga disediakan oleh pemerintah Pagaralam adalah adanya biro-biro perjalanan yang akan membantu wisatawan menikmati pariwisata Kota Pagar Alam, karena bagi pendatang baru, akan cukup kesulitan mengelilingi destinasi di Pagar Alam jika tanpa pemandu yang berpengalaman, namun hal ini sudah disadari dan dipikirkan oleh pemerintah Pagar Alam.

Transportasi darat yang ada di Pagar Alam tidak hanya beroperasi dalam kota propinsi, namun juga antar daerah atau antar propinsi, sehingga akses untuk pergi ke luar kota tidaklah sulit. Transportasi darat yang sudah ada sekitar 12 armada yang beroperasi antar daerah dan antar propinsi. Berikut

Page 110: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

99

nama-nama armada yang beroperasi di Kota Pagar Alam.

Tabel 10. Nama-Nama Armada yang Beroperasi di

Kota Pagar Alam N

No Nama Armada

Alamat Tujuan

1

1.

Dharma Karya Jl. Kombes H. Umar Palembang

2

2.

Telaga Biru

Putra

Jl. Kapten Sanap Palembang

3

3.

Melati Indah Jl. Komber H. Umar Palembang

4

4.

Putra Kembar Terminal Kota Pagar

Alam

Lahat

5

5.

Putra Sejati Jl. Kapten Sanap Tanjung

Karang, Jakarta, Yogyakarta

66.

Ratu Agung Jl. Kombes H. Umar Jakarta, Yogyakarta

77.

Sinar Dempo Jl. Laskar Marik Manna, Jakarta,

Bekasi, Bandung

88.

Garuda Dempo Jl. Kapten Sanap Jakarta, Yogyakarta

99.

Sarana Sakti Terminal Kota Bengkulu

Sumber : Hasil pengamatan dan berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

Page 111: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

100

1.2. Hotel dan Penginapan

Hotel dan penginapan merupakan sarana yang juga harus ada dalam mengembangkan kota pariwisata. Sebelum melakukan promosi, hendaknya Praktisi Humas sudah memikirkan hal ini, agar jangan sampai wisatawan yang datang sulit untuk mendapatkan penginapan atau hotel. Sejak otonomi daerah, sudah banyak hotel dan villa yang dibangun di Pagar Alam. Berdasarkan data yang ada di Dinas Pariwisata dan Seni Budaya, terdapat 9 unit hotel dan penginapan yang sudah ada di Pagar Alam. Penginapan-penginapan tersebut ada yang milik pemerintah dan pribadi masyarakat Pagar Alam. Adanya hotel dan villa ini dapat menampung wisatawan yang datang ke Pagar Alam, walaupun belum kelas berbintang, namun keberadaan villa yang berlokasi di Gunung Gare sudah cukup menunjang, dengan fasilitasnya yang lumayan lengkap. Paling tidak wisatawan yang berkunjung dapat dengan mudah mencari penginapan yang pelayanannya bintang. Seperti penuturan informan MD kepada peneliti:

Sementara di Pagar Alam ini memang hotel yang lengkap dengan fasilitas-fasilitas itu baru di atas (di villa, pen), yang dikelola oleh ibu Ihsan. Kalau di Telaga Biru, orang nginap makannya di luar. Nah sekarang yang masih bertahan di bawah itu, Mirasa. Walaupun dia kecil, dia lengkap. Dia kan makannya disana, restorannya ada, kalau mau makan ikan bakarnya, walaupun jumlahnya sedikit, itu ada.

Page 112: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

101

Tapi kalau di villa, itu memang sudah standar hotel melati, pelayanannya juga bagus. Tapi pak wali pernah bilang: kalu bisa kita hotelnya melati, tapi pelayanannya bintang.30

Berikut nama-nama hotel dan villa yang ada di

Pagar Alam beserta alamat lokasinya. Tabel 11. Nama-Nama Hotel dan Villa di Pagar Alam

NNo

Nama Hotel dan penginapan

Lokasi Ket

11.

Mess Pemerintah Pagar Alam

Gunung Dempo

22.

Mess Pemerintah Lahat

Gunung Dempo

33.

Hotel Dharma Karya Jl. Kapten Sanap No.220

44.

Hotel Mirasa Jl. Sidik Adin No. 62

5

5.

Hotel Nangju Jl. Peltu Menalis

No. 15

6

6.

Hotel Telaga Biru Jl. Kapten Sanap

No. 01

7

7.

Hotel Wisata Gunung

Gare

Gunung Gare

8

8.

Villa Putri Ayu Jl.Tanjung Aro Baru

9

9.

Wisma Bara Jl. Tanjung Cermin

Sumber : Hasil pengamatan dan berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam tahun 2006

30 Hasil wawancara dengan informan MD tanggal 2 Mei 2007

Page 113: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

102

Selain hotel dan penginapan yang telah disebutkan tadi, terdapat juga home stay sebagai tempat menginap wisatawan. Home stay yang ada di

Pagar Alam merupakan rumah pribadi penduduk yang memang disediakan khusus bagi tamu-tamu yang tidak ingin menginap di hotel. Ada 26 rumah penduduk di desa Suka Jadi yang menjadi Home stay di Pagar Alam. Keberadaan home stay ini bertujuan

menjalankan konsep pertukaran budaya, agar orang dari daerah lain, mengetahui budaya Pagar Alam, dan cara hidup sehari-hari orang Pagar Alam dari cara memasak, dan lain lain. Sebagaimana ungkapan informan MD:

Untuk mendukung sarana perhotelan dan penginapan, kita juga menggunakan rumah penduduk, yang dikenal dengan home stay. Itu

di Sukajadi ada 26 rumah. Rumah itu diperuntukkan untuk tamu-tamu. Itu rumah pribadi rakyat, dan home stay itu memang ada dalam dunia pariwisata seperti yang ada di Sumsel ini, dan ini memang ada diantara tamu-tamu ini, yang dia datang ke suatu daerah itu dia gak ingin dengan suasana hotel. Home stay itu biasanya orang-orang yang datang itu yang membawa keluarga. Kata orang kampung itu yang banyak singkuh (rikuh, pen). Kalau di hotel itukan terlalu formal. Datang, masuk kamar, tidur. Dak tau siapa yang dibawanya itu istrinya atau bukan. Kebanyakan yang nginap di home stay itu orang jawa dan orang pelosok. Home stay ini sebenarnya untuk menjalankan

Page 114: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

103

konsep pertukaran budaya, agar orang dari daerah lain, tau budaya kita, bagaimana cara hidup kita sehari-hari dari cara masak, dan lain-lain.31

Agar pelayanan hotel dan penginapan yang ada

di Pagar Alam mendukung kegiatan kepariwisataan Pagar Alam, maka pada tahun 2006 ini, diadakan pembinaan kepada pemilik hotel dan penginapan, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan SR:

Hotel atau penginapan itukan salah satu sarana yang harus kita perhatikan, yang sangat menunjang bidang kepariwisataan, maka untuk tahun 2006 ini kita akan adakan pembinaan kepada para pemilik hotel dan penginapan itu, agar mereka juga dapat melatih karyawan mereka untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung yang datang ke kota kita, ya.. mudah-mudahan upaya kita ini akan ada hasilnya.32

1.3. Restoran dan Rumah Makan

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Seni Budaya kota Pagar Alam, restoran dan rumah makan di Kota Pagar Alam berjumlah 22 buah yang tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah ini dianggap sudah cukup untuk menunjang pariwisata Kota Pagar Alam. Adanya restoran dan rumah makan tersebut dapat membantu suksesnya kepariwisataan Pagar

31 Hasil wawancara dengan informan MD tanggal 2 Mei 2007 32 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 16 Mei 2007

Page 115: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

104

Alam, karena wisatawan tidak akan sulit untuk mencari tempat makan dan minum selama berada di Pagar Alam. Berikut nama-nama Rumah makan dan restoran yang ada di Pagar Alam beserta alamat lokasinya.

Tabel 12. Nama-Nama Rumah Makan dan Restoran di

Pagar Alam N

NO Nama Rumah Makan

dan Restoran Alamat Ket

11

Restoran Dharma Karya

Jl. Kapten Sanap No. 220

22

Restoran Mirasa Jl. Kapten Sanap No. 62

33

Rumah Makan Dua Putra

Jl. Kapten Sanaf

44

Rumah Makan Sederhana

Jl. Kombes H. Umar

5

5

Rumah Makan Jaya

Abadi

Jl. Peltu Menalis

6

6

Rumah Makan

Terminal Pengandonan

Jl. Kapten Sanap

77

Rumah Makan Ridwan

Jl. Serma Wanar, Cempaka

88

Rumah Makan Budiman

Jl. Serma Wanar No.58

99

Rumah Makan Kastari Jl. Kombes H. Umar, Kauman

110

Rumah Makan Serasi Jl.Kombes H. Umar, Kauman

1

11

Rumah Makan Serasan Simpang Manna

1

12

Rumah Makan Aneka

Rasa

Jl. Serma Wanar

1

13

Rumah Makan Nora Simpang Manna

Page 116: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

105

114

Rumah Makan Simpang Tanjung Aro

Simpang Tanjung Aro

115

Lesehan Karaoke Singgah Kudai

Lematang Indah

1

16

Lesehan Panorama Lematang Indah

1

17

Lesehan Tarja Jl. Tanjung Sakti

1

18

Lesehan Tipar Jl. Tanjung Sakti

1

19

Lesehan Rasehan Jl. Gunung

Dempo

2

20

Lesehan Putri Ayu Jl. Tanjung Aro

2

21

Lesehan Besemah Jl. Gunung

Dempo

222

Lesehan Mispala Jl. Tanjung Sakti

Sumber: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pagar Alam, 2007

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan Sarana pelengkap kepariwisataan untuk Kota

Pagar Alam juga sudah tersedia, walaupun belum begitu lengkap. Sarana olah raga seperti lapangan tenis, kolam renang dan daerah perburuan sudah layak digunakan oleh wisatawan yang berkunjung ke Pagar Alam, bahkan pemerintah Pagar Alam sedang merencanakan membuat lapangan golf di daerah pegunungan untuk taraf internasional, yang akan dijadikan sebagai salah satu objek wisata minat khusus. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan MR: “untuk rencana kedepan, pertama kita mengundang investor asing seperti ada lapangan terbang, lapangan golf yang mungkin terindah se-

Page 117: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

106

Indonesia. Kan daerah gunung, di cughup embun itu. Dengan adanya lapter, kita bisa promosi, kalau mau main Golf terbagus, terindah, di Pagar Alam. Itukan suatu promosi”33. Begitu juga dengan sarana ketangkasan, seperti bilyard juga sudah tersedia di Pagar Alam.

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi

selama di lapangan, untuk sarana penunjang kepariwisataan sebagaimana yang disebutkan oleh Yoeti pada halaman terdahulu, belum tersedia di Kota Pagar Alam. Baik night club, steambaths dan casinos,

semuanya belum ada di Pagar Alam. Hal ini kemungkinan karena memang belum ada izin untuk membuka usaha tersebut, dikarenakan Pagar Alam mempunyai visi menjadikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata yang bernuansa islami, sehingga dikhawatirkan adanya night club dan sebagainya

tersebut dapat merusak citra Pagar Alam yang bernuansa islami. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan MD:

ya…kalau untuk sarana dan prasarana, saya rasa kita sudah cukup, seperti transportasi, walaupun saya rasa belum maksimal. Kalau apa tadi? Night club atau kafe-kafe alhamdulillah kita belum ada, karena kita kan ingin menciptakan kota pariwisata yang bernuansa islami, jadi kita berusaha agar tidak

33 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007

Page 118: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

107

ada kafe. Kan biasanya kalau kafe itu imagenya negatif, tempat yang gak karuan.34

4. Prasarana perekonomian Sebagai kota yang sudah lumayan berkembang,

prasarana perekonomian yang ada di Kota Pagar Alam sudah hampir semua terpenuhi, baik di bidang pengangkutan (transportasi) yang sudah penulis jelaskan pada poin sarana transportasi, komunikasi, penerangan listrik dan air minum, serta sistem perbankan. Dari segi komunikasi, Pagar Alam sudah mempunyai jaringan telepon yang terdiri dari telepon otomat, telepon umum dan telepon selular, dengan penyebaran terbanyak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pagar Alam Utara dan Pagar Alam Selatan, begitu juga dengan radio, televisi dan surat kabar. Radio yang ada di Pagar Alam sebanyak 9 buah stasiun radio, yaitu Kristal Biru, Nada Santika, Netral, Mustang, Pelangi, Rembaka, Kayangan, Permata dan Besemah,35 sedangkan untuk televisi, hampir semua televisi swasta nasional sudah dapat diterima di Pagar Alam, walaupun harus menggunakan satelit pemancar digital (TV kabel), dan surat kabar yang ada juga hampir semua surat kabar nasional seperti Kompas, Republika dan Sindo sudah lama beredar di Pagar Alam, di tambah dengan surat kabar lokal seperti Sumatera Ekspres, Sriwijaya Post, Radar, Palembang Post dan Besemah Post. Sarana

34 Hasil wawancara dengan informan MD tanggal 2 Mei 2007 35 Data dari kantor Informasi dan komunikasi kota Pagar Alam,

2007

Page 119: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

108

komunikasi lain yang juga tidak kalah pentingnya yaitu Telegraf dan Kantor Pos juga sudah terdapat di Pagar Alam.

Selain itu, untuk prasarana penerangan juga sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Pagar Alam menjadi kotapun sudah ada penerangan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), apalagi untuk air minum. Sebagai kota yang mempunyai banyak sungai yang mengalir dari lereng Gunung Dempo, Pagar Alam hampir tidak pernah mengalami kekurangan air, bahkan Pagar Alam mempunyai air yang sangat jernih dan bersih. Tidak jarang wisatawan yang datang ke Pagar Alam takjub akan kejernihan air Pagar Alam. Hal inilah yang menjadikan alasan diproduksinya air dari lereng Gunung Dempo tersebut menjadi air mineral dengan nama “ARPA”, singkatan dari Air Pagar Alam.

Penunjang lainnya yaitu perbankan, juga sudah sangat menunjang. Berdasarkan pengamatan penulis, sudah terdapat banyak Bank, diantaranya yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Sumatera Selatan (Bank Sumsel), Bank Danamon, Bank Central Asia (BCA), Bank Mandiri, dan Bank-Bank Syariah lainnya. Hal ini dapat menjadi kendala bagi wisatawan yang ingin melakukan transaksi melalui Bank-Bank besar tersebut.

5. Prasarana Sosial Menurut pengamatan penulis, prasarana sosial

yang ada di Pagar Alam untuk sektor kesehatan dan keamanan juga sudah sangat mendukung. Perubahan

Page 120: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

109

status Puskesmas menjadi Rumah Sakit menjadi satu bukti bahwa pemerintah Pagar Alam sudah sangat memperhatikan sektor kesehatan, apalagi dengan banyaknya puskesmas pembantu yang sudah didirikan di tiap-tiap kecamatan. Sektor keamanan, juga sudah sangat mendukung, sebagaimana yang telah penulis uraikan pada poin kondisi keamanan.

Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Pagar Alam adalah sektor pendidikan, yang dalam hal ini khusus pada lembaga pendidikan kepariwisataan, karena Pagar Alam belum mempunyai lembaga pendidikan khusus di bidang pariwisata. Adanya lembaga pendidikan kepariwisataan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan pelayanan bagi para wisatawan dan untuk memelihara dan mengawasi suatu badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan. Menurut Yoeti (1996: 188): “pengembangan industri pariwisata tidak akan berarti sama sekali bilamana ahli dan pelaksana dalam bidangnya tidak dipersiapkan pada waktu yang tepat, karena itu, pengembangan prasarana kepariwisataan menghendaki pengembangan dalam sistem pendidikan kepariwisataan yang ada”.

Page 121: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

110

B A G I A N III

PROMOSI PARIWISATA KOTA PAGARALAM A. Pelaksanaan Berbagai Bentuk Promosi

Pariwisata Kota Pagar Alam Yang Dilakukan Oleh Praktisi Humas Pagar Alam

Sejak berdirinya Pagar Alam sebagai kota,

sudah banyak kegiatan yang dilakukan oleh Praktisi Humas untuk memperkenalkan objek-objek wisata Kota Pagar Alam. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan hasil musyawarah antara para Praktisi Humas dengan pimpinan daerah yang disusun dalam rencana strategis kota (renstra). Pelaksanaan promosi pariwisata dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu promosi secara langsung dan promosi secara tidak langsung. Secara langsung, artinya langsung ditujukan kepada orang yang melakukan perjalanan wisata, sedangkan secara tidak langsung dapat melalui biro atau agen perjalanan wisata dan organisasi wisata umum lainnya.

Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam yaitu publisitas, publikasi, pameran, dan pertunjukan kesenian serta promosi dari mulut ke mulut (mouth to mouth promotion). Berbagai bentuk promosi ini diadakan secara lokal maupun tingkat nasional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh informan HS:

Promosi pariwisata itu yang sudah kami lakukan itu publikasi melalui media cetak, elektronik dan mengikuti pameran dan melalui

Page 122: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

111

kesenian. Disamping itu jugo mengadakan even-even yang diadakan di Pagar Alam. Salah satu contoh MTQ, kegiatan se-Sumsel yang diadakan di Pagar Alam, juga offroad itukan tingkat nasional, itukan direncanakan 2 tahun sekali, itukan dengan diadekan tingkat nasional otomatis promosi kito itu secara tidak langsung dengan adonyo pengunjung dari luar. Kalau kesenian biasanya kita menampilkan tarian-tarian khas Pagar Alam36.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

informan HM, dengan ungkapannya sebagai berikut: Promosi yang kita lakukan melalui media cetak bisa berbentuk tulisan, bisa berbentuk gambar. Kadang-kadang sekaligus, berbentuk gambar dan juga tulisan. Tidak hanya melalui media cetak saja, bisa juga melalui tv-tv nasional, tv swasta, bisa melalui televisi RI, bisa promosi melalui biro-biro perjalanan, melalui kota-kota. Banyak yang bisa kita manfaatkan untuk promosi pariwisata Kota Pagar Alam, seperti mendistribusikan penerbitan-penerbitan pemkot berupa brosur, leaflet, besemah post, majalah besemah, ke hotel-hotel, ke biro-biro perjalanan, perwakilan-perwakilan kerukunan warga kota Pagar Alam yang ada di Jakarta, Batam.37

36 Hasil wawancara tanggal dengan informan HS tanggal 19 April

2007 37 Hasil wawancara dengan informan HM tanggal 1 Mei 2007

Page 123: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

112

Media promosi yang digunakan tidak hanya

berupa bahan cetakan (printed material) seperti booklet, tetapi juga media elektronik. Selain itu, berbagai acara yang bernilai publisitas juga menjadi pilihan untuk melakukan promosi. Hal ini diungkapkan oleh informan KS, dengan ungkapannya sebagai berikut:

Jadi begini, promosi yang kita lakukan ini, disamping kita artinya kita memberikan apa namanya booklet, dan sebagainya itu satu, dan kedua kita kan ikut Semanggi Ekspo, ikut Sriwijaya Ekspo dan kita sendiri ada rutinitas mengadakan Besemah Ekspo. Artinya salah satu alat untuk menjual pariwisata Pagar Alam ini melalui media elektronik, mungkin melalui seni-seni. Nah ini yang perlu kita kembangkan, sudah itu kita bikin film Cintaku di Pagar Alam. Nah itu sudah kita tayangkan di TVRI Nasional ya….38

Kegiatan promosi ini diselenggarakan secara

periodik, sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, mulai dari yang dilakukan tiap jam sampai yang tahunan. Berdasarkan keterangan dari informan MR sebagai berikut:

Selain media cetak, media yang digunakan untuk promosi yaitu media elektronik, promosi melalui festival-festival kita ikut, pameran-pameran. Media bisa setiap hari, setiap minggu

38 Hasil wawancara dengan informan KS tanggal 27 April 2007

Page 124: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

113

dan setiap bulan. Bahkan bisa setiap jam, kalau media cetak dan media elektronik, seperti radio, tv. Tapi kalau yang pameran-pameran itu ada jadwal-jadwal tertentu, seperti Palembang Ekspo, Festival Sriwijaya, Semanggi Ekspo, kemudian Festival Besemah. Kita mengundang kabupaten-kabupaten tetangga, Bengkulu juga hadir.39

Melihat keterangan dari para informan, maka

pada point ini penulis akan menjabarkan pelaksanaan promosi yang telah dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam, yaitu dalam bentuk publikasi, pameran, pertunjukan kesenian dan promosi dari mulut ke mulut, sedangkan untuk publisitas akan penulis uraikan pada point tersendiri, mengingat publisitas merupakan salah satu cara promosi yang khusus dilakukan oleh Humas.

1. Publikasi Publikasi merupakan salah satu bentuk promosi

yang dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam. Publikasi dilakukan dengan membuat brosur, leaflet, booklet dan sebagainya. Leaflet dan booklet ini memang khusus dibuat untuk promosi pariwisata. Pembuatan leaflet dan booklet hampir setiap tahun dilaksanakan dengan tampilan yang selalu berbeda-beda, terutama jika ada kegiatan-kegiatan promosi di luar kota atau ada kunjungan-kunjungan yang dilakukan oleh para pimpinan daerah dan kegiatan-kegiatan lainnya. Saat promosi itulah, Praktisi Humas

39 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007

Page 125: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

114

menggunakan kesempatan untuk membagikan leaflet dan booklet tersebut kepada para tamu atau penonton yang datang. Tidak hanya itu, leaflet dan booklet ini juga dibawa oleh Praktisi Humas pada saat mengikuti kegiatan-kegiatan kepariwisataan di luar daerah atau luar negeri, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan HS: “kalau sedang melakukan promosi, kita selalu membawa leaflet, brosur, booklet, dan alat-alat promosi lainnya agar kita mudah untuk mengenalkan Kota Pagar Alam kepada pengunjung yang datang”. 40

Selain dibagikan pada saat ada kegiatan kepariwisataan, leaflet dan booklet juga diletakkan pada biro-biro perjalanan dan hotel-hotel yang ada di Sumatera Selatan dan di bandara-bandara yang dilalui oleh Praktisi Humas, seperti Bandara Soekerno Hatta Jakarta, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara lain di dalam dan di luar Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh informan SR sebagai berikut:

“…Promosi yang kita lakukan bermacam-macam, pertama menggunakan leeflet atau brosur atau buku panduan wisata kita sebar secara nasional bahkan internasional. Brosur, leaflet dan booklet yang kita buat ini, selalu kita bagikan di setiap even yang kita ikuti, entah itu pada saat mengikuti pameran atau promosi lainnya. Begitu juga jika ada kegiatan yang diadakan di Pagar Alam, seperti kemarin, ada kegiatan KTNA (Kelompok Tani Nelayan

40 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007

Page 126: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

115

Andalan, pen.), kita bagi-bagikan kepada tamu-tamu yang datang dari berbagai daerah. Nanti kan mereka bisa cerita kepada keluarganya atau kerabatnya. Tidak itu saja, kita juga selalu meletakkan brosur-brosur tersebut di bandara-bandara yang kita singgahi (datangi, pen.),

umpamanya melalui Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, juga ditaroh (diletakkan, pen.) di hotel-hotel seperti Swarna Dwipa, di tempat keramaian atau di Jakarta. Di Batam itu ada semacam gedung bersama untuk konforsi Sumsel.41

Selain melalui booklet, leaflet atau brosur

tersebut, Praktisi Humas Pagar Alam juga menggunakan media surat kabar, radio dan televisi untuk publikasi kepariwisataan. Melalui media inilah, biasanya gambaran objek wisata Pagar Alam lebih detil dipaparkan. Hal ini diungkapkan oleh informan HM, dengan ungkapannya sebagai berikut:

Promosi yang kita lakukan melalui media cetak bisa berbentuk tulisan, bisa berbentuk gambar. Kadang-kadang sekaligus, berbentuk gambar dan juga tulisan. Tidak hanya melalui media cetak saja, bisa juga melalui tv-tv nasional, tv swasta, bisa melalui televisi RI, bisa promosi melalui biro-biro perjalanan, melalui kota-kota, banyak yang bisa kita manfaatkan untuk promosi pariwisata Kota Pagar Alam, seperti mendistribusikan penerbitan-penerbitan

41 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 19 Maret 2007

Page 127: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

116

pemkot berupa brosur, leaflet, besemah post, majalah besemah, ke hotel-hotel, ke biro-biro perjalanan, perwakilan-perwakilan kerukunan warga kota Pagar Alam yang ada di Jakarta, Batam.42

Tidak hanya itu, Pagar Alam juga mempunyai

majalah daerah dengan nama majalah Besemah yang terbit 3 bulan sekali (triwulan), untuk ajang promosi pariwisata dan promosi-promosi di sektor lainnya dan Besemah Post yang memberitakan seluruh kegiatan dan hal-hal lain mengenai Kota Pagar Alam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan HM, bahwa: “Kalu promosi pariwisata, tetap kite masih guneka media kite yang ade. Model majalah besemah, besemah post dan media-media cetak yang lain dalam rangka pembuatan editorial, Pagar Alam News. Itu yang kite pakai. (Kalau promosi pariwisata, tetap kita masih menggunakan media kita yang ada. Model majalah besemah, besemah post dan media-media cetak yang lain dalam rangka pembuatan editorial, Pagar Alam News. Itu yang kita pakai)”43

Majalah-majalah dan surat kabar lokal (Besemah Post) ini biasanya dikirimkan langsung kepada pihak-pihak tertentu dalam daerah Pagar Alam seperti sekolah-sekolah dan kantor kelurahan, sedangkan ke luar daerah diberikan ke seluruh perguruan tinggi yang ada di Sumsel, pemerintah kabupaten tetangga dan ke perwakilan-perwakilan

42 Hasil wawancara dengan informan HM tanggal 1 Mei 2007 43 Hasil wawancara dengan informan HM tanggal 1 Mei 2007

Page 128: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

117

masyarakat Pagar Alam yang ada di Batam, Jakarta dan daerah lainnya. Berikut ungkapan informan HM mengenai hal ini:

…. Besemah Post kita distribusikan ke masyarakat, sekolah-sekolah, kelurahan. Ke luar daerah jugo samo, disamping ke sekolah-sekolah, juga ke pemerintah kabupaten tetangga, ke seluruh perguruan tinggi yang ada di sumsel, ke perwakilan-perwakilan masyarakat Pagar Alam yang ada di Batam, Jakarta, itu dikirim.44

Era teknologi ternyata juga sangat mendukung

aktivitas promosi Pagar Alam. Selain media cetak dan elektronik yang sudah penulis sebutkan tadi, Pagar Alam juga menggunakan media internet sebagai alat yang mampu menjelajahi berbagai penjuru di Indonesia, bahkan di dunia. Penggunaan media internet merupakan salah satu cara promosi yang efektif, tanpa harus bertatap muka secara langsung dengan khalayak. Melalui situs Pagar Alam, orang sudah dapat mengetahui apa saja objek wisata yang ada di Pagar Alam, letak lokasinya, jenis wisata dan info-info kepariwisataan lainnya, termasuk fasilitas sarana dan prasarananya. Informan AW mengatakan:

Kite kan juge promosika pariwisata Pagar Alam ini melalui internet. Jadi, jeme yang nak nginak pariwisata di Pagar Alam, tinggal nginak bae di internet, itukan pacak dibuka di seluruh kota,

44 Hasil wawancara dengan informan HM tanggal 1 Mei 2007

Page 129: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

118

pacak dibuka diluar negeri, asak keruan dengan website Pagar Alam. Itu la lengkap gale, nak nginak lokasi wisatanye juga pacak. Kalu ade kendala, konfirmasi dengan admin. (Kita kan juga mempromosikan pariwisata Pagar Alam ini melalui internet. jadi, orang yang mau melihat pariwisata di Pagar Alam, bisa melihat langsung melalui internet, itukan bisa dibuka di seluruh kota, bisa dibuka diluar negeri, asal tahu dengan website Pagar Alam. Itu sudah lengkap semua, mau lihat lokasi wisatanya juga bisa. Jika ada kendala, konfirmasi dengan admin). Jadi selain ada radio daerah untuk menyebarkan informasi dalam lokal daerah (local centris), kita juga ada internet untuk keluar 45.

Tampilan situs Pagar Alam memang sudah

cukup menarik, terutama untuk pariwisata. Ini terbukti dengan masuknya situs Pagar Alam dalam 20 besar web terbaik versi Kompas. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh informan Solihin bahwa: “Tahun 2006, web Pagar Alam masuk dalam 20 besar sebagai web terbaik, berdasarkan survey kompas, dilihat dari banyaknya pengguna, tampilan dan sesuai dengan visi dan misi kota.46

45 Hasil wawancara dengan informan AW tanggal 11 April 2007 46 Hasil wawancara dengan informan SL tanggal 12 April 2007

Page 130: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

119

2. Pameran Pameran sebagai bentuk promosi, juga sering

dilakukan oleh Praktisi Humas. Praktisi Humas mengadakan dan mengikuti pameran di berbagai kota, baik itu kota-kota yang ada dalam wilayah propinsi Sumatera Selatan ataupun di luar wilayah propinsi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan SR:

Eeee promosi kita yang lain adalah pameran wisata. Setiap ada even regional kita ikut, umpamanya ada festival sriwijaya, ada sriwijaya ekspo, disana kita tampilkan eee...Pagar Alam itu gimana di even-even seperti itu, disamping kita bawa kaset dan sebagainya yang kita tayangkan di festival di apa ekspo dan sebagainya. Ya... pada even-even yang berskala nasional seperti di Batam ada Pasar Wisata, kita ikut. Juga di Jakarta Semanggi Ekspo, terus Jakarta Fair kita ikut bahkan yang tahun kemaren kita sudah promosi masalah potensi objek wisata Kota Pagar Alam ke Cina pada bulan Oktober kemaren tahun 2006.47

Melalui pameran, Praktisi Humas dapat

menampilkan gambar-gambar objek wisata Pagar Alam dengan tampilan yang beraneka ragam bentuk dan seni, seperti X-banner, neon box, rolling banner dan sejenisnya, juga budaya Pagar Alam dan sejarahnya dalam bentuk foto-foto serta potensi-

47 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 13 April 2007

Page 131: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

120

potensi di bidang lainnya, seperti agrobisnis. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan HS:

Kita pernah ikut pameran untuk promosi seperti di Batam, di Jakarta dan di Jogja. Jadi yang dipamerkan itu seni dan budaya daerah Pagar Alam, kemudian ee... agrobisnis Kota Pagar Alam sebagai unggulan Kota Pagar Alam di bidang pertanian kan, disamping jugo ee... yang ditonjolkan itu wisata sejarah. Batu megalit kan. Pameran yang di Batam dan lain-lain itu disamping kami pernah pemaparan untuk memasukkan peluang investasi, jadi kita juga melihat apo kiro-kiro yang biso investasi masuk Pagar Alam ini yang layak dijual ke sano.48

Pameran dianggap sebagai bentuk promosi

yang paling efektif bagi hampir sebagian Praktisi Humas Pagar Alam. Menurut mereka, melalui pameran tidak saja bisa menampilkan gambar-gambar objek wisata, namun juga bisa melihatkan langsung kepada pengunjung kerajinan-kerajinan khas Pagar Alam baik dalam bentuk suvenir atau makanan khas Pagar Alam. Berikut penuturan informan HS kepada penulis:

…pameran itukan bukan cuman kita lihatkan foto-foto objek wisata Pagar Alam saja, tapi kita juga bawa kerajinan-kerajinan khas Pagar Alam, seperti ukiran Pagar Alam, kuduk

48 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007

Page 132: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

121

(senjata khas Pagar Alam), suvenir rumah baghi, juga makanan-makanan khas Pagar Alam. Jadi orang tidak tau dengan wisatanya saja, tapi juga dengan khas-khas Pagar Alam.49

Keikutsertaan Kota Pagar Alam dalam kegiatan

pameran telah menjadikan Pagar Alam cukup dikenal di beberapa kalangan masyarakat, dan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Pagar Alam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan HS: “dengan pameran, kita sudah bisa melihat beberapa hasil yang sudah kita capai, seperti meningkatnya animo wisatawan untuk berkunjung dan berwisata ke Kota Pagar Alam dari tahun ke tahun”.50 Tidak hanya itu, informan HS juga mengatakan bahwa melalui pameran, pemerintah Pagar Alam juga dapat melihat perbandingan dengan kota-kota lain yang lebih dulu berkembang, terutama di bidang pariwisata. Berikut penuturannya:

Jadi pada waktu pameran kito jugo biso melihat daerah lain sebagai acuan kito untuk maju kedepan. Umpamanyo kito lihat di Bandung, di Bogor, di Jogja, jadi disano keliatan apo kiro-kiro yang belum ado di Pagar Alam dan itu layak untuk dibuat. Artinyo itukan merupakan suatu masukan secaro idak langsung agar kami membuat contoh dari yang kito liat,

49 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007 50 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007

Page 133: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

122

umpamanyo taman bunga, outbond. Jadi itu kan sebagai contoh untuk kito. Karno manusio inikan tanpa mencontoh aku raso tidak akan terpikir dalam pikiran kito. Nah dari Jogja ini salah satu yang menonjol adalah pengrajin. Oleh karena itu kami mungkin pada tahun 2008 nanti mengadokan pelatihan bagi pengrajin-pengrajin itu makmano dio lebih meningkat dalam penghasilannyo tapi ini sekarang belum terlaksano baru rencano dan belum terkordinir. Nah dengan melihat daerah luar otomatis kito tau bahwa kesalahan kito dimano. Nah oleh karno itu perbandingan ini adalah salah satu program kerja pariwisata dan ini besak sekali manfaatnyo, karno orang-orang dari kabupaten seluruh kota se-Indonesia itu akan datang berkunjung ke daerah kito setelah mereka melihat alaminyo daerah kito ini. Dan kelemahan dari pengunjung ini dapat masukan seperti kurangnyo tempat hiburan di kota Pagar Alam ini, cuma objek wisata alami bae. Jadi untuk tahun 2008 mudah-mudahan walaupun sedikit ado. Jadi kito tu sekedar mencari kelemahan-kelemahan yang kiro-kiro menjadi kendala untuk maju kedepan. Jadi dengan mencontoh kita bisa menambahkan objek wisata itu yang setara dengan daerah lain walaupun belum 100 persen.51

51 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007

Page 134: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

123

(Jadi pada waktu pameran kita juga bisa melihat daerah lain sebagai acuan kita untuk maju kedepan. Umpamanya kito lihat di Bandung, di Bogor, di Jogja, jadi di sana keliatan apa kira-kira yang belum ada di Pagar Alam dan itu layak untuk dibuat. Artinya itukan merupakan suatu masukan secara tidak langsung agar kami membuat contoh dari yang kita liat, umpamanya taman bunga, outbond. Jadi itu kan sebagai contoh untuk kita. Karna manusia inikan tanpa mencontoh aku rasa tidak akan terpikir dalam pikiran kita. Nah dari Jogja ini salah satu yang menonjol adalah pengrajin. Oleh karena itu kami mungkin pada tahun 2008 nanti mengadakan pelatihan bagi pengrajin-pengrajin itu bagaimana dia lebih meningkat dalam penghasilannya, tapi ini sekarang belum terlaksana baru rencana dan belum terkordinir. Nah dengan melihat daerah luar otomatis kita tau bahwa kesalahan kita dimana. Nah oleh karna itu perbandingan ini adalah salah satu program kerja pariwisata lah dan ini besar sekali manfaatnya, karna orang-orang dari kabupaten seluruh kota se-Indonesia itu akan datang berkunjung ke daerah kita setelah mereka melihat alaminya daerah kita ini. Dan kelemahan dari pengunjung ini dapat masukan seperti kurangnya tempat hiburan di kota Pagar Alam ini, cuma objek wisata alami saja. Jadi untuk tahun 2008 mudah-mudahan walaupun

Page 135: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

124

sedikit, ada. Jadi kita tu sekedar mencari kelemahan-kelemahan yang kira-kira menjadi kendala untuk maju kedepan. Jadi dengan mencontoh kita bisa menambahkan objek wisata itu yang setara dengan daerah lain walaupun belum 100 persen).52

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

informan MS, bahwa melalui pameran tidak saja dapat menampilkan potensi-potensi pariwisata Pagar Alam, tetapi juga dapat saling berbagi informasi dengan kota atau kabupaten yang lain. Berikut ungkapannya:

Dengan keikutsertaan Pagar Alam dalam beberapa pameran, ada semacam sharing

informasi dan komunikasi antar kota atau kabupaten dalam negara RI. Contoh, ukiran adat besemah yang terdapat pada rumah baghi ternyata juga mempunyai kemiripan dengan ukiran penduduk asli Surakarta. Nah, kita mengharapkan ukiran besemah ini juga muncul di daerah-daerah lain, seperti di bangunan-bangunan, rumah-rumah.53

Pameran yang dilakukan tersebut mempunyai

maksud dan tujuan yaitu: pertama, memperkenalkan dan informasi aset dan potensi objek-objek wisata dari seluruh penjuru nusantara, menyediakan referensi bagi pengembangan potensi pariwisata di Indonesia,

52 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007 53 Hasil wawancara dengan informan MS tanggal 28 April 2007

Page 136: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

125

menciptakan image positif mengenai iklim investasi

dan perjalanan wisata tanah air, menjadi media pertemuan bagi para pelaku bisnis dan industri pariwisata dalam pengembangan usaha kepariwisataan.

Beberapa pameran yang pernah diikuti sejak tahun 2001 berdasarkan data dari Humas dan Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Pagar Alam adalah sebagai berikut:

1. Pameran Sriwijaya ekspo; merupakan acara tahunan yang digelar oleh pemerintah Sumatera Selatan dalam rangka merayakan ulang tahun Kota Palembang.

2. Pameran Batam ekspo; merupakan acara tahunan yang digelar oleh pemerintah Batam dalam rangka merayakan ulang tahun Kota Batam.

3. Besemah ekspo; merupakan acara tahunan yang digelar oleh pemerintah Pagar Alam dalam rangka merayakan ulang tahun Kota Pagar Alam.

4. Semanggi ekspo; acara tahunan di Jakarta dengan tema “Gebyar Nusantara”

5. Pekan Raya Jakarta; merupakan acara tahunan yang digelar oleh pemerintah DKI Jakarta dalam rangka merayakan ulang tahun Kota Jakarta.

Berdasarkan pengalaman para Praktisi Humas Pagar Alam, dari beberapa pameran yang pernah diikuti, hampir di setiap even, Pagar Alam termasuk sebagai salah satu peserta pameran terbaik untuk

Page 137: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

126

bidang pariwisata. Hal ini merupakan nilai positif bagi pariwisata Pagar Alam, sehingga semakin menambah kunjungan wisatawan ke Pagar Alam, terutama wisatawan dari luar Propinsi Sumatera Selatan. Alat-alat pameran yang biasa ditampilkan oleh Pagar Alam diantaranya adalah: miniatur rumah adat besemah, ukiran pintu rumah adat besemah kuno, neon box, berik antan delapan, foto koleksi kawasan objek wisata, ukiran besemah, pakaian adat besemah, tayangan lagu daerah besemah, produk kerajinan besemah yang dibuat dalam bentuk suvenir.54

3. Pertunjukan Kesenian

Kesenian sebagai salah satu khas dari suatu daerah selalu menjadi bagian dalam ajang promosi pariwisata. Melalui kesenian seperti tarian, lagu, dan film, calon wisatawan dapat mengetahui gambaran lokasi wisata yang akan dikunjungi. Sebagai kota yang kaya akan budaya dan seni, Pagar Alam selalu menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu khas daerah Pagar Alam dalam setiap even-even yang diikuti. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh informan SR:

...Untuk promosi kepariwisataan, kebijakan warga kota Pagar Alam menghidupkan budaya daerah besemah ini, seperti lagu, tari, dan sebagainya itu bisa kita lihat di sekeliling kota Pagar Alam ini dari bidang tari menari itu, seperti tari kebagh tari yang memang lain atau mempunyai ciri khas lain dengan daerah-

54 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 7 Mei 2007

Page 138: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

127

daerah yang ada di Indonesia ini, bahkan tari kebagh itu sudah tampil di Sanghai pada Bulan Oktober tahun lalu, juga lagu-lagu daerah kita baik yang lama seperti lagu-lagu gitar tunggal terus lagu-lagu pop atau melayunya itu cukup banyak dan yang sekarang yang sanggup bermunculan pencipta-pencipta lagu di Pagar Alam ini seperti Demsi Kaba, Erwin, namun itu semuanya alat-alat promosi ke luar yang kita harapkan pihak ketiga yang bisa membuktikan untuk mengemas sesuatu itu lebih baik artinya supaya layak jual.55

Kesenian Pagar Alam sudah banyak

meluluhkan hati banyak orang, sehingga mereka terpesona akan kekayaan budaya Pagar Alam. Tarian Pagar Alam, sering ditampilkan di beberapa propinsi dan kota, seperti Batam, Riau, Kalimantan Timur, Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. Tidak hanya itu, kesenian Pagar Alam juga pernah diminta tampil di negeri Malaka dan Cina untuk membuka acara Indonesia Solo Exebhition (ISE) yang bertaraf internasional. Berikut ungkapan informan NJ:

Alhamdulillah, jadi kita sudah dipercaya oleh pihak Propinsi Sumsel, tari kebagh sebagai tari sambut besemah, kan sudah 2 kali dipercaya pihak pemerintah propinsi untuk membuka even pada tahun 2006. Yang pertama dunia

55 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 19 Maret 2007

Page 139: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

128

melayu dunia islam pada September 2006 kemudian pada Oktober 2006 membuka acara Indonesia Solo Exhebition di salah satu kota di Cina, nah itu mungkin salah satu bentuk promosi. Jadi kita kan mengusulkan minta persetujuan dan mereka setuju sekali. Bagaimana orang mau mengenal Pagar Alam, jangankan Pagar Alam Sumsel saja orang tidak kenal di Cina itu. Kan yang dikenal orang disana itu Indonesia tapi dengan adanye kita promosi kebudayaan, wisata, otomatis pihak luar minimal kedutaan kita yang ada di Malaysia, Cina, tahu ada Pagar Alam karena Pagar Alam pernah buka acara ISE. Ini kan bisa mengundang investor dan calon wisatawan untuk ke Pagar Alam, kemudian di Malaysia, karena kita serumpun dengan Malaysia jadi kita cocok dengan Malaysia, tapi dimana letak Pagar Alam mereka tidak tau, yang dikenal orang Malaysia itu kan Palembang. Mereka tau kalau Palembang. Mereka nanya dimana Pagar Alam baru kita jelaskan Pagar Alam itu dari Palembang itu bisa lewat darat sekian jam ditempuh tapi kalu lewat udara cuma sekian menit.56 Selain terkenal dengan keunikan tariannya,

aksesoris pakaian yang dikenakan penari kebagh dan beberapa tarian kreasi lainnya juga mengundang

56 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007

Page 140: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

129

decak kagum dari penonton yang berada di Cina dan Malaysia. Menurut mereka, aksesoris yang dikenakan oleh penari Pagar Alam sangat unik, dan jarang dilihat. Begitu juga dengan properti yang digunakan. Ini merupakan suatu nilai tersendiri bagi kesenian Pagar Alam. Berikut penuturan informan NJ:

Pada saat kami melakukan ISE, itu kelihatan sekali antusias pengunjung. Nah kalau kami melihatnya, antusias pengunjung itu bukan main melihat tari kebagh itu, karena model tari kebagh itu aneh kan bagi mereka. Termasuk aksesoris yang ada di penari itu mereka sangke emas gale (mereka kira emas semua, pen.), bahkan banyak yang mau beli aksesoris itu. Ada yang ingin membeli kainnya, aksesorisnya. Itu berarti keinginan mereka untuk mengetahui tari kebagh itu sendiri tinggi. Juga pada waktu kita membuka dunia melayu dunia islam di Malaysia itu, pernah dari Singapura meminta kita juga tampil di Singapura, tapi sampai sekarang belum ada informasi, karena keunikan properti kita tadi. Kalau selama ini yang promosi itu kan kalau tarian sudah biasa pakai kaset, CD, tapi itu kita bawa semua aslinya. Misalnya pakai alat musik yang asli. Dengan demikian mereka itu senang nginak (melihat, pen.) keaslian itu. Kalau kita memakai CD atau kaset itu kan sudah modern tapi negatifnya kalu kita bawa asli, itu jadi beban, termasuk kita membawa payung, tombak, gong, kenok, dan lain-lain jadi beban. Lagian biaya transportnya

Page 141: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

130

juga besar. Jadi istilahnya kurang praktis, tapi kalau jeme (orang, pen.) luar mereka lebih senang melihat aslinya itu. Malah di imigrasi kita dilihat satu-satu, ini apa, ini apa.57

Tampilnya kesenian Pagar Alam di beberapa

negara dan daerah di Indonesia tidak saja menjadi ajang promosi bagi pariwisata Kota Pagar Alam, tetapi juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Pagar Alam. Tidak jarang tarian khas Pagar Alam diminta untuk tampil pada acara resepsi pernikahan untuk membuka atau menutup acara tersebut, terutama tari kebagh sebagai tari penyambut tamu. Alasan lain karena masyarakat Pagar Alam ingin melestarikan tari adat khas besemah tersebut. Sebagaimana ungkapan informan MS:

Alhamdulillah beberapa even yang kita ikuti ini, pertama tarian (tari kebagh) yang pernah ikut di regional, nasional bahkan internasional. Imbasnya di daerah, sekarang setiap ada orang kawin minta dibuka dengan tari kebagh. Inikan salah satu cara melestarikan tari kebagh. Tinggal peningkatan-peningkatan. Selain itu kita mengikuti even-even seperti Batam Ekspo, Gebyar Wisata Nusantara yang diikuti oleh seluruh dinas yang ada di Indonesia.58

Menurut informan NJ, “untuk memperkenalkan

wisata Pagar Alam, kita tidak melulu menampilkan

57 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007 58 Hasil wawancara dengan informan MS tanggal 28 April 2007

Page 142: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

131

objek wisatanya, tetapi juga budayanya. Ini bisa melalui tari-tarian, lagu-lagu daerah atau kesenian-kesenian lainnya”59. Objek-objek wisata biasanya dikemas dalam bentuk brosur dan booklet dan dibagikan pada saat tarian ditampilkan. Terkadang juga objek-objek wisata menjadi background ketika

tarian ditampilkan, berupa gambar-gambar objek wisata. Seperti yang dikatakan oleh informan HS:

Saat kita promosi tentang tarian khas Pagar Alam, untuk objek pariwisata itu cukup kito promosikan melalui penyebaran bae (saja, pen.), seperti brosur, booklet. Kemudian pada background-background ketika tarian berlangsung

kito letakkan gambar-gambar objek pariwisata kito dan itu merupakan profil pariwisata Kota Pagar Alam.60

Sejalan dengan itu, informan NJ juga

mengatakan bahwa: Kesenian ini istilahnya kite nunjuka (kita melihatkan, pen) Indonesia kaya dengan kebudayaan, itu kan salah satu diantaranya, yaitu tarian. Apalagi kalau kita even regional berarti Pagar Alam itu benar-benar kaya dengan kebudayaan tari-tarian. Selain itu kita juga mengenalkan objek wisata dengan semacam buku panduan ”Selayang Pandang Kota Pagar Alam” dalam dua bahasa yaitu

59 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 27 April 2007 60 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 7 Mei 2007

Page 143: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

132

bahasa inggris dan bahasa indonesia, booklet kita batak (bawa, pen.), kite bagikan sebelum kita tampil dan di ruang masuk kita berikan kepada pengunjung. Jadi pengunjung itu la nginak (sudah melihat, pen.) objek-objek wisata kite. Kite tampilka lewat gambar.61

Tarian yang biasa ditampilkan yaitu tari

kebagh, merupakan tarian untuk menyambut tamu dari kalangan pejabat yang datang ke Kota Pagar Alam, atau dapat juga dikatakan tari sambut. Selain tarian, ada juga kesenian lain berupa lagu-lagu daerah Pagar Alam yang dikemas dalam bentuk compact disk

(cd) saat promosi kesenian Pagar Alam, sebagaimana yang diutarakan oleh informan SR:

Selain tarian itu, ada juga promosi berupa video-video klip dengan lagu-lagu kita, itukan melalui seni budaya melakukan promosi. Umpamanya lagu Jagad Besemah yang dilatarbelakangi Kota Pagar Alam, gunung dempo dan lain-lain. Lagu-lagu lain yang kita bikin eee cdnya kita sebarkan, dan ini juga kita harapkan pihak ketiga berperan disini. Itu juga merupakan ladang juga bagi seniman Pagar Alam. Kita harapkan betul yang demikian.62

Tidak hanya itu, beberapa alat musik khas

Pagar Alam juga dibawa serta dalam promosi

61 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007 62 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 13 April 2007

Page 144: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

133

kesenian, yaitu berupa ginggong, guritan, gitar tunggal yang dimainkan oleh para pemain dari tim kesenian Pagar Alam, seperti yang diungkapkan oleh informan NJ bahwa: “... yang kita tampilkan dalam promosi kesenian itukan banyak. Selain tarian, ada juga guritan, gitar tunggal, tapi ini hanya dalam lingkup Indonesia saja. Ada juga ginggong (alat musik tiup asli besemah) berbentuk suling terbuat dari semacam besi, keterampilan pemain dengan ditiup.63

Beberapa kesenian yang pernah ditampilkan oleh tim kesenian Pagar Alam adalah:

1. Mengikuti pagelaran seni tari Melayu Nusantara I di Palembang

2. Mengikuti parade tari daerah di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta

3. Tampil dalam acara Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Malaka Malaysia

4. Tampil dalam acara Indonesia Solo Exibhition (ISE) di Shanghai Cina

5. Mengikuti festival Randik Sekayu di Kabupaten Musi Banyuasin

6. Mengikuti Festival lagu berbahasa daerah antar paguyuban se-Sumsel di Palembang

7. Mengikuti Festival seni tari dan lagu daerah antar kabupaten/Kota Sumsel beberapa Kabupaten Ogan Ilir

8. Mengikuti Festival Sebiduk Semare di Kota Lubuk Linggau

9. Rekaman seni budaya besemah di TVRI Palembang

63 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007

Page 145: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

134

Sebagai penunjang di bidang kesenian, Kota

Pagar Alam telah memiliki sebanyak 21 sanggar, baik sanggar khusus tarian atau yang termasuk seni teater dan drama. Semua sanggar tersebut sudah berada di bawah binaan Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Pagar Alam.

Film atau sinetron yang merupakan salah satu bentuk kesenian, juga pernah dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam untuk mempromosikan wisata Pagar Alam. Sinetron tersebut dibuat langsung di Pagar Alam dengan disutradarai oleh aktor senior dari Jakarta dengan judul “Cintaku di Pagar Alam”. Sinetron ini merupakan salah satu promosi yang dilakukan secara nasional melalui TVRI nasional. Melalui sinetron Cintaku di Pagar Alam, ditayangkan juga budaya-budaya asli Pagar Alam dan objek-objek wisata yang ada di Pagar Alam. Seperti ungkapan informan SR berikut:

...kemudian kalau melalui media elektronik, kita pernah bikin sinetron ”Cintaku di Pagar Alam”. Itu merupakan salah satu promosi yang dilakukan secara nasional yang di putar di TVRI Jakarta. Disitu sebanyak 5 episode, dan saya juga pada waktu itu menjadi pemeran sebagai kepala desa. Arsipnya ada, di pak wali ada.64

64 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 13 April 2007

Page 146: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

135

4. Promosi dari Mulut ke Mulut Salah satu bentuk promosi yang juga digunakan

oleh praktisi Humas Pagar Alam adalah promosi melalui mulut ke mulut atau disebut juga dengan mouth to mouth promotion. Bentuk promosi yang satu ini dianggap lebih efektif dari promosi yang lainnya, karena pengunjung atau wisatawan yang merasa terkesan dengan keindahan objek wisata yang ada di Pagar Alam biasanya langsung menyampaikan kesan mereka kepada teman atau kerabatnya, sehingga tidak jarang orang yang mendengarkan cerita itu akhirnya berkunjung juga ke Pagar Alam. Menurut informan SR hal ini sangat sering terjadi, berdasarkan informasi yang didapatnya dari pengunjung yang datang ke Pagar Alam. Berikut penuturannya:

Selain kita promosi secara formal, kita juga mempromosikan Pagar Alam ini melalui cerita-cerita antara pengunjung, atau apa namanya? Dari mulut ke mulut ya? Jadi, para pengunjung yang sudah datang ke Pagar Alam itu biasanya dia bercerita kepada temannya atau keluarga dan kerabatnya kalo Pagar Alam itu begini, indah, sejuk dan lain-lain. Jadi, karena mendengar cerita itu, mereka jadi penasaran, dan akhirnya datang ke Pagar Alam. Sangat sering itu pengunjung yang ketika saya tanya, “tau Pagar Alam dari mana?” kata mereka dari teman, ada juga yang bilang dari keluarga.65

65 Hasil wawancara dengan informan SR tanggal 13 April 2007.

Page 147: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

136

Ungkapan informan SR tersebut, menunjukkan bahwa wisatawan yang datang ke Pagar Alam itu tidak saja mengetahui wisata Pagar Alam dari promosi melalui pameran atau media cetak dan elektronik, tetapi juga dari mulut ke mulut. Menurut Yoeti (2005: 172) promosi melalui mulut ke mulut (mouth to mouth promotion) jauh lebih efektif daripada

jenis promosi lainnya, namun ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh daerah tujuan wisata (DTW) agar promosi melalui mulut ke mulut ini dapat dicapai, yaitu:

1. DTW yang bersangkutan dapat memberi kemudahan kepada wisatawan untuk mengunjungi DTW tersebut tanpa membuat frustasi mengurus keberangkatannya

2. Daya tarik (obyek dan atraksi wisata) yang dimiliki DTW tersebut sesuai dengan keinginan atau persepsi target pasar atau wisatawan yang berkunjung

3. Kualitas pelayanan sesuai dengan yang diharapkan atau diinginkan wisatawan, yang berarti memuaskan mereka.

4. DTW yang dikunjungi, cukup menyenangkan, aman dan tertib tanpa ada gangguan selama perjalanan wisata dilakukan

Menurut beberapa informan yang telah penulis wawancarai, dalam setiap kegiatan selalu ada tantangan, kendala dan hasil yang dicapai. Beberapa hasil yang telah dicapai dari promosi pariwisata Pagar

Page 148: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

137

Alam adalah: pertama, meningkatnya intensitas promosi wisata khususnya keikutsertaan pada pameran berskala nasional, diantaranya pameran Gebyar Wisata Nusantara Jakarta, Sriwijaya Ekspo dan Sumatera Ekspo. Kedua, tumbuhnya kepedulian dan wawasan generasi muda akan keberadaan objek wisata di Pagar Alam. Ketiga, adanya peningkatan sarana dan media informasi pariwisata. Keempat, tercapainya optimalisasi pelayanan usaha dan informasi pariwisata dengan keberadaan pusat informasi pariwisata (PIP). Kelima, meningkatnya animo berkunjung dan berwisata di Kota Pagar Alam dari tahun ke tahun.

Adapun kendala dan permasalahan yang dihadapi yaitu: pertama, rendahnya profesionalitas dan kualitas SDM pada pelayanan di kawasan wisata, sehingga penciptaan sapta pesona pariwisata dalam rangka memberi kenyamanan dan pelayanan prima pada wisatawan belum berjalan semestinya. Kedua, terbatasnya SDM yang profesional di bidang kepariwisataan. Ketiga, lemahnya koordinasi dan kerja sama baik internal (antar bidang) dan eksternal (antar instansi) sehingga kegiatan pengembangan pariwisata menjadi kurang maksimal. Keempat, terbatasnya anggaran biaya pemasaran dan promosi pariwisata Kota Pagar Alam, sehingga tidak optimalnya perluasan atau penyebaran akses informasi mengenai pariwisata daerah ke masyarakat luas. Kelima, akses transportasi udara yang belum tersedia, sedangkan tantangan yang ditemukan adalah :

Page 149: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

138

1. peningkatan kualitas SDM yang profesional dan pengelolaan aset atau potensi wisata lainnya secara berkelanjutan

2. penguatan daya saing promosi secara efektif dan efesien untuk mewujudkan karakter (brand) pariwisata Kota Pagar Alam yang unik dan spesifik bagi wisatawan

3. pemberdayaan dan peningkatan kualitas daya tarik wisata seni budaya sebagai penunjang atraksi wisata

4. mengembangkan kerja sama dengan investor untuk membangun sarana pelayanan usaha dan jasa kepariwisataan

5. mengembangkan potensi wisata sejarah dan kepurbakalaan Kota Pagar Alam sebagai pusat riset dan studi di dunia pendidikan

B. Pelaksanaan Publicity Dalam Kegiatan Promosi

Pariwisata Kota Pagar Alam Publicity atau Publisitas merupakan salah satu

bentuk promosi yang biasa dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam. Publisitas yang telah dilakukan melalui media cetak (surat kabar daerah), media elektronik (televisi dan radio). Media cetak merupakan salah satu media yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata Kota Pagar Alam. Praktisi Humas membuat berita-berita dan tulisan-tulisan tentang pariwisata Pagar Alam yang dianggap memiliki nilai berita, agar dimuat oleh wartawan di

Page 150: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

139

media, baik itu media surat kabar atau televisi yang ada di Sumatera Selatan, seperti Sumatera Ekspres, Sriwijaya Post, dan Palembang Post. Melalui media cetak ini, biasanya digambarkan objek-objek wisata Pagar Alam dengan sinopsis yang dibuat sendiri oleh Praktisi Humas, dan tidak jarang dari pihak media sendiri yang meminta data kepada pihak Humas untuk diterbitkan di surat kabar mereka. Hal ini juga diungkapkan oleh informan HM bahwa: “kerja sama kita dengan pihak media, terutama sripo, sumek, itukan bagus. Jadi kalau kita ada kegiatan apa saja, mereka itu biasanya langsung tanggap, mereka langsung meliput kegiatan kita, apalagi di bidang pariwisata, karena mereka kan tau potensi pariwisata kita besar.”

Selain itu, publisitas juga biasa dilakukan pada saat ada momen-momen atau even-even yang tepat, seperti pada saat penyelenggaraan Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Sumatera Selatan yang diadakan di Pagar Alam atau pada saat Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) yang juga dilaksanakan di Pagar Alam dan penyelenggaraan kegiatan lainnya, seperti kejuaraan off road, paralayang atau sepeda gunung. Pada momen-momen tersebut, wartawan yang meliput acara kegiatan tidak hanya memberitakan kegiatan yang sedang diselenggarakan, tetapi juga secara tidak langsung menceritakan objek wisata Pagar Alam, agar lebih menarik pembaca. Seperti penuturan informan HS :

Wartawan itu meliput berita bukan karno kito undang bae. Kadang-kadang tegantung,

Page 151: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

140

kadang-kadang satu kegiatan umpamonyo kegiatan wisata atau cak kemaren KTNA, mereka kan tau akan ado acara itu di Pagar Alam. Mereka nyari berita. Kalo memang karena kito mohon diorbitkan supayo tingkat Propinsi Sumsel tahu kalu kito ini ikut ke Jakarta misalnyo, tentunyo kami yang manggil. Terkadang jugo kita nyediakan bahan bakunyo bae, misalnyo tentang Gunung Dempo, atau air terjun tapi fotonyo yang kasih kami. Untuk narasinyo itu mereka yang buat. Tapi poin-poinnyo kami kasih, umpamenye cughup Embunkan, nah dikatakan cughup Jaghe itu tuape? nah jadi kami kasih poin-poinnyo bae untuk menjabarkannyo dalam narasinyo wartawan itu. Kalu media Elektronik ini Radio, dengan Penyiaran radio, yang pada umumnyo Radio Nada Santika di kota Pagar Alam, kemudian Crystal Biru. Kalau untuk radio-radio luar belum pernah kito masuk. Tapi radio kito ini sudah sampe ke Muara Enim, Prabumulih, Lubuk linggau, jadi cuma sebatas radio di tingkat kota. Kalu yang lain melalui RCTI, TVRI Palembang. RCTI inikan tingkat pusat, RCTI promosinyo sejenis petualangan. Jadi petualangan dan tempat wisata, tapi waktu itu bukan khusus Pagar Alam66.

66 Hasil wawancara dengan informan HS tanggal 19 April 2007

Page 152: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

141

(Wartawan itu meliput berita bukan karena kita undang saja. Kadang-kadang tergantung, kadang-kadang satu kegiatan umpamonya kegiatan wisata atau seperti kemarin KTNA, mereka kan tau akan ada acara itu di Pagar Alam. Mereka yang mencari berita. Kalau memang karena kita mohon diorbitkan supaya tingkat Propinsi Sumsel tahu kalau kita ini ikut ke Jakarta misalnya, tentunya kami yang manggil. Terkadang juga kita menyediakan bahannya saja, misalnya tentang Gunung Dempo atau air terjun. Fotonya kami yang ngasih. Untuk narasinya mereka yang buat. Tapi poin-poinnya tetap kami yang kasih, misalnya Cughup Embun, mengapa dikatakan Cughup Embun. Nah, jadi kami ngasih poin-poinnya saja, untuk menjabarkan dalam narasinya wartawan. Kalau media elektronik, melalui penyiaran radio, yang pada umumnya Radio Nada Santika di Kota Pagar Alam, dan Crystal Biru. Kalau untuk radio-radio luar kita belum pernah masuk. Tapi radio kita ini sudah sampai ke Muara Enim, Prabumulih, Lubuk linggau, jadi hanya sebatas radio di tingkat kota. Kalau yang lain melalui RCTI, TVRI Palembang. RCTI ini untuk tingkat pusat. Promosinyo sejenis petualangan. Jadi petualangan dan tempat wisata, tapi waktu itu bukan khusus Pagar Alam).

Page 153: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

142

Selain melalui media cetak, promosi juga dilakukan melalui media elektronik. Melalui media elektronik, diharapkan dapat lebih menarik perhatian konsumen atau wisatawan, karena kebanyakan masyarakat lebih tertarik menonton televisi atau mendengarkan radio daripada membaca. Hal ini sangat disadari oleh Praktisi Humas Pagar Alam. Oleh karena itu, mereka selalu berupaya agar dapat mempromosikan pariwisata Pagar Alam melalui radio-radio yang ada di Kota Pagar Alam, yang dapat menjangkau hampir seluruh wilayah yang ada di Sumatera Selatan, bahkan hingga ke propinsi tetangga, seperti Lampung, Bengkulu dan Jambi. Melalui Televisi Republik Indonesia (TVRI) daerah Palembang, seperti dalam acara dialog interaktif antara Bapak Walikota dengan masyarakat yang diadakan hampir setiap bulan sekali, dan televisi swasta seperti Metro TV dalam acara coffee morning.

Hal ini sebenarnya tidak lain hanya untuk mempromosikan Kota Pagar Alam, terutama di bidang pariwisata. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan MR bahwa:

Kegiatan Humas dalam rangka mempromosikan kota pariwisata, pertama kita ada tabloid besemah post dan majalah besemah. Kita buat layanan-layanan di TVRI sumsel, sering sekali seperti dialog interaktif antara Bapak walikota dengan masyarakatnya, kita pernah ke Metro TV, dalam acara coffee morning, dan kita akan buat konsep masalah

Page 154: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

143

arung jeram di Metro TV, sehingga menasional.67

Even pameran merupakan salah satu ajang

untuk melakukan publisitas bagi pariwisata Pagar Alam. Pada acara pameran itu tidak sedikit wartawan yang datang untuk meliput kegiatan tersebut, termasuk media lokal dari berbagai daerah. Surat kabar Ekspres dan Sriwijaya Post termasuk media yang paling intens memberitakan tentang keberadaan stand Kota Pagar Alam pada setiap even pameran, apalagi ketika stand Pagar Alam termasuk sebagai salah satu stand terbaik untuk wilayah kota dan kabupaten. Informan MR mengatakan:

Pada setiap kegiatan kita tidak pernah lepas dengan media. Hubungan kita dengan orang media kan sangat baik. Jadi mereka selalu meliput apapun kegiatan yang kita lakukan. Termasuk saat kita mengikuti berbagai pameran baik itu dalam daerah ataupun luar daerah. Seperti saat kita dapat juara di even Semanggi ekspo kemarin, mereka langsung memberitakannya di media mereka. Dan memang kita juga selalu melibatkan mereka dalam setiap even. Lihat saja disini, setiap hari selalu dipenuhi oleh wartawan kan?68

Hal serupa juga berlaku pada saat Pagar Alam

mengikuti festival-festival kesenian di luar daerah,

67 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007 68 Hasil wawancara dengan informan MR tanggal 2 Mei 2007.

Page 155: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

144

bahkan juga pada saat Pagar Alam mengirimkan tim kesenian untuk tampil di Cina dan Malaysia. Insan media pun ikut terlibat di dalamnya dan even ini pun menjadi ajang publisitas bagi pariwisata Pagar Alam. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan NJ berikut:

Kegiatan ini kita kan melibatkan berbagai pihak. Jadi kita selalu koordinasi ke pihak terkait, begitu juga dengan pihak media. Nah keberadaan kita kan terpantau. Apalagi waktu pembukaan ISE itu. Kan kita satu team berjumlah 20 lebih, termasuk di dalamnya wartawan, ada berapa orang kemarin, 2 atau 3 orang. Jadi mereka selalu meliput kegiatan kita dan melaporkannya melalui berita-berita. Dengan begitu jadi semua orang tahu, dan kalau ada apa-apa berarti benar, kalau team kesenian Kota Pagar Alam itu ada di cina pada tanggal yang sesuai dengan jadwal.69 Berdasarkan data yang telah penulis sebutkan,

pada dasarnya pelaksanaan promosi yang telah dilakukan oleh praktisi Humas Pagar Alam sudah cukup menunjang kepariwisataan Pagar Alam, namun menurut penulis kegiatan-kegiatan promosi tersebut kurang bervariasi atau dapat dikatakan monoton, karena kegiatan promosi tersebut tidak banyak perubahan dari tahun ke tahun.

Berikut tabel yang menyimpulkan tentang pelaksanaan promosi pariwisata Kota Pagar Alam.

69 Hasil wawancara dengan informan NJ tanggal 5 Mei 2007

Page 156: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

145

Tabel 13. Berbagai Bentuk Pelaksanaan Promosi

Pariwisata Kota Pagar Alam. N

NO Bentuk

promosi Media Keterangan

11.

Publisitas Media cetak dan media elektronik

melalui berita, opini dan

laporan-laporan kegiatan

22.

Publikasi Brosur, Leaflet, booklet, majalah surat kabar,

radio,tv dan internet.

disebar ke beberapa daerah, bandara dan

hotel

33.

Pameran Brosur, leaflet, booklet, x-banner,

foto-foto objek wisata dan

beberapa kerajinan khas Pagar Alam

mengikuti festival Sriwijaya

ekspo, Batam ekspo, Besemah

ekspo, Semanggi ekspo, Pekan Raya Jakarta

44.

Pagelaran kesenian

Tarian dan kesenian

lokal, domestik dan

mancanegara

5

5.

Promosi dari

mulut ke mulut

Komunikasi lisan antara

pengunjung dengan teman atau kerabat

Sumber : Diolah dari data hasil penelitian, Maret-Juli 2007

Beberapa bentuk promosi yang telah dilakukan oleh Praktisi Humas tersebut, penulis konstruksikan menjadi dua bentuk promosi, yaitu promosi ekonomis, dan promosi metropolis. Bentuk promosi yang termasuk ke dalam promosi ekonomis yaitu publisitas, publikasi dan promosi dari mulut ke

Page 157: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

146

mulut. Ketiga bentuk promosi ini dinilai lebih murah dibandingkan dengan bentuk promosi yang lain, karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, terutama untuk promosi dari mulut ke mulut. Hal yang perlu diperhatikan oleh Praktisi Humas adalah menjalin kerja sama dan hubungan yang baik dengan pihak media dan masyarakat.

Adapun bentuk promosi yang dikategorikan sebagai promosi metropolis adalah pameran dan kesenian. Untuk mengadakan promosi berupa pameran dan kesenian, tidak bisa hanya mengandalkan biaya yang sedikit, tetapi diperlukan biaya yang sangat besar dan persiapan yang matang, apalagi jika promosi tersebut dilakukan di luar negeri. Untuk satu kali pameran di dalam negeri saja,dibutuhkan minimal biaya 150-200 juta rupiah. Biaya ini diambil dari APBD Kota Pagar Alam.70 Jika dibuat dalam bentuk tabel, maka hasil konstruksi dari bentuk promosi tersebut adalah sebagai berikut:

70 Data dari dinas pariwisata seni dan budaya Kota Pagar Alam

Page 158: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

147

Tabel 14. Konstruksi Bentuk Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam

NNO

Bentuk Promosi

Konstruksi Bentuk Promosi

Promosi Ekonomis

Promosi Metropolis

11.

Publisitas √

22.

Publikasi √

3

3.

Pameran √

4

4.

Pertunjukan

Kesenian

5

5.

Promosi dari

mulut ke mulut

Sumber : Diolah dari data hasil penelitian, Maret-Juli 2007

C. Peran Praktisi Humas Kota Pagar Alam Dalam

Aktivitas Promosi Pariwisata Setiap orang mempunyai pandangan yang

berbeda-beda terhadap apa yang telah dilakukannya, tergantung bagaimana dia menilai dirinya sendiri, atau istilah Mead disebut “konsep diri”. Begitu juga dengan praktisi Humas yang salah satu tugasnya adalah mempromosikan pariwisata Pagar Alam. Setelah bergabung dan sering berbincang-bincang dengan para Praktisi Humas Pagar Alam, penulis melihat bahwa tidak semua Praktisi Humas itu menganggap dirinya berarti atau penting dalam suatu kegiatan, karena sebagian dari mereka ada yang menganggap dirinya seolah hanya sebagai peramai kegiatan saja atau hanya sebagai pelaksana saja, oleh karena itu, disini penulis membagi makna peran bagi

Page 159: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

148

praktisi Humas menjadi tiga bagian, yaitu makna peran super aktif, peran aktif dan peran pasif, namun karena pendapat yang penulis dapatkan sangat bersifat subjektif, maka untuk menjaga nama baik serta privasi para informan, di sini penulis hanya menggunakan nama inisial, tanpa mengurangi keakuratan data yang diperoleh. Penjelasan berikut menggambarkan ketiga peran tersebut

1. Peran Super aktif Praktisi informan dengan peran super aktif

adalah mereka yang menganggap dirinya sebagai orang yang harus selalu terlibat dalam kegiatan promosi pariwisata. Bagi mereka, keterlibatannya dalam kegiatan promosi adalah suatu kesenangan. Jika mereka tidak terlibat, mereka seolah merasa ketinggalan dengan yang lain. Praktisi informan yang termasuk dalam praktisi peran super aktif ini selalu memposisikan diri mereka di barisan depan pada saat mengadakan promosi dan mempunyai semangat yang berkobar untuk menyukseskan kegiatan promosi tersebut.

Informan AE misalnya, dia selalu merasa dirinya sebagai orang penting dan diutamakan dalam setiap even yang dilaksanakan. Kegiatan promosi sudah menjadi bagian dalam kesibukannya. Apapun kegiatan yang sedang dilakukannya akan ditinggalkan demi kesuksesan kegiatan promosi yang dilaksanakan. Pernyataan informan AE berikut menggambarkan bagaimana dia menganggap dirinya sebagai orang yang harus terlibat dalam setiap even promosi pariwisata:

Page 160: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

149

Ya, kita kan tau kalau kota kita ini punya potensi yang sangat besar di bidang pariwisata, jadi kita harus terus melakukan promosi agar apa yang dicita-citakan pemerintah dapat tercapai. Usaha kita harus maksimal dong! Apapun kegiatan promosi yang dilakukan, kita harus terlibat. kalo gak terlibat, gimana kita bisa mempromosikan objek wisata kita? Iya kan? (sambil tersenyum)71 Saat peneliti menanyakan bagaimana jika beliau

berhalangan untuk ikut, beliau dengan cepat menjawab: “ya… harus diusahakan ikut, apapun kegiatan kita, kalo bisa ditunda dulu. Utamakan kegiatan promosi. Inikan untuk kita bersama. Siapa lagi yang akan mempromosikannya (wisata, pen) kalo bukan kita, iya gak?”72.

Pernyataan dari informan AE tersebut sesuai dengan realita. Berdasarkan pengamatan penulis selama di lapangan, saat ada beberapa kegiatan promosi yang dilakukan, AE begitu sibuk mengurus dan mengatur semua yang diperlukan, dari persiapan pameran hingga mengecek kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.

Informan AL juga termasuk kategori peran super aktif. Baginya, setiap kegiatan promosi dia harus mengikuti dan ikut terlibat di dalamnya. Tanpa komando dari atasan atau rekannya, AL akan

71 Hasil wawancara dengan informan AE tanggal 2 Mei 2007 72 Hasil wawancara dengan informan AE tanggal 2 Mei 2007

Page 161: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

150

langsung melakukan tugas yang sudah diketahuinya. Tipikal informan AL tidak jauh berbeda dengan informan AE. Dalam setiap even, informan AL selalu terlihat gesit tanpa kenal lelah mengerjakan semua aktivitasnya. Dia selalu terlihat tersenyum saat membagikan brosur kepada tamu yang datang. Berikut penuturannya:

Saya pikir, setiap orang akan berlaku sama dengan saya, jika dia punya kesempatan. Seperti saya, kan sudah tau apa yang harus saya kerjakan, ya kerjakan saja. Tidak usah nunggu-nunggu perintah dari atasan atau teman. Kalau harus nunggu disuruh dulu, gimana kalo gak ada orang yang nyuruh? Misalnya kita sudah tau akan ada kegiatan sriwijaya ekspo, yang sebentar lagi akan dilaksanakan di Palembang. Jadi, ya… kita harus menyediakan semua perlengkapan mulai dari brosur-brosur, leaflet, dan lain sebagainya. Kita harus tanggap terhadap semua kegiatan yang akan kita lakukan. Cak itu kan?73

Apa yang diungkapkan oleh informan AL ini

bukanlah sekedar ucapan di mulut saja. Penulis mengamati pada setiap kegiatan, AL selalu stand by untuk turut serta dalam segala hal. Mulai dari penyusunan stand pameran, pemilihan media dan bahkan menunggu sampai kegiatan itu selesai.

73 Hasil wawancara dengan informan AL tanggal 1 Mei 2007

Page 162: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

151

Informan lain yang termasuk kategori ini adalah informan AD. Informan AD adalah seorang praktisi yang dikenal ramah dan tekun dalam bekerja. Apa yang dia lakukan semata-mata untuk pengembangan promosi pariwisata Pagar Alam. Di setiap perjalanan yang dilakukannya baik itu perjalanan dinas atau bukan, informan AD selalu berusaha untuk melakukan promosi pariwisata Pagar Alam. Menurutnya, saat berada di luar daerah merupakan momen yang tepat untuk mempromosikan kota. Tidak hanya melalui media, tetapi dapat juga melalui obrolan-obrolan. Dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya, informan AD selalu percaya diri untuk mengenalkan objek-objek wisata kota kelahirannya. Berikut penuturannya:

Di setiap kesempatan saya selalu mempromosikan wisata Pagar Alam. Saya kan berkeliling juga setiap kunjungan-kunjungan itukan. Walaupun tidak khusus, tetapi saya selalu menyampaikan potensi pariwisata ini di berbagai even. Barangkali pertemuan-pertemuan antar kepala daerah, pertemuan-pertemuan yang saya hadiri, itu selalu membawa misi tentang Pagar Alam ini. Kadang-kadang melalui obrolan, kadang-kadang pakai slide, over head, atau projektor bila perlu. Terkadang juga saya melihatkan cd lagu-lagu daerah kepada teman-teman yang

Page 163: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

152

dijumpai, agar mereka tau betapa kayanya Pagar Alam itu74. Informan AA merupakan informan dalam

kategori peran super aktif pula. Dengan pengalamannya yang banyak di bidang pariwisata, informan AA mempunyai wawasan luas dan cara bergaul yang baik terhadap semua orang. Keterlibatannya dalam kegiatan promosi kepariwisataan membuatnya semakin yakin bahwa dirinya harus bisa mempromosikan pariwisata Pagar Alam. Walau hanya melalui telepon atau obrolan ringan dengan kerabat atau temannya di luar daerah Pagar Alam, informan AA selalu menyelipkan ungkapan-ungkapan yang dapat membuat orang terpesona dengan keindahan alam Kota Pagar Alam. Tidak jarang orang yang mendengarkan ceritanya, benar-benar ingin melihat dan datang langsung ke Kota Pagar Alam.

Saya kan terlibat langsung dalam setiap promosi pariwisata dalam setiap even. Walaupun tidak terlibat secara fisik namun komitmennya saya terlibat. saya juga suka ikut kunjungan-kunjungan ke luar daerah. Nah, pernah suatu hari waktu saya lagi jalan-jalan di suatu daerah, ban mobil saya pecah. Saya pergi ke bengkel. Yang punya bengkel itu nanya ke saya, “dari mana pak?” saya jawab dari Pagar Alam. Kemudian si penanya nanya lagi ke saya.

74 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 1 Mei 2007

Page 164: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

153

“Pagar Alam itu dimana pak?”. Saya sempat kaget juga, koq letak Pagar Alam saja dia gak tau. Apalagi objek wisatanya. Akhirnya saya jelasin aja ke dia dimana Pagar Alam itu, sekalian saya cerita kalo Pagar Alam itu indah, banyak tempat wisata. Yah, sekalian promosi. Eh, Pernah juga kalo ada teman-teman saya yang dari jauh nelpon atau saat mereka datang kesini, saya bilang: pernahkah minum teh ditengah kebun teh? atau lihat kabut di waktu shubuh? Tak terbayangkan betapa nikmatnya. Ke Pagar Alam aja… Jadi dengan promosi yang semakin gencar harapan saya agar Pagar Alam dikenal masyarakat secara menyeluruh baik nasional maupun internasional. Mereka mengenal Pagar Alam sebagai daerah yang bagus dan baik, sehingga mereka rame-rame datang ke sini baik 1-3 malam.75 Perkataan dari informan AA tersebut menurut

penulis menunjukkan bahwa AA memang seorang yang selalu ingin mempromosikan Kota Pagar Alam, walaupun hanya melalui cerita dengan teman-teman atau siapa saja yang ditemuinya. Penulis sendiri waktu pertama kali berkenalan dengan informan AA, langsung ditanya: “gimana, Kota Pagar Alam sudah sangat bagus kan? Sudah minum teh di tengah-tengah hamparan kebun teh belum? Lain loh rasanya…

75 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007

Page 165: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

154

[sambil tertawa]”. Coba buka pintu di waktu subuh akan lain terasa hawa udara yang masuk 76.

Informan AB mempunyai tipikal yang sama dengan informan AA. Makna perannya dalam aktivitas promosi tidak jauh berbeda dengan pernyataan AA. Baginya, sudah menjadi keharusan seorang praktisi Humas untuk terus melakukan promosi, terutama di bidang pariwisata. Sesuai dengan ungkapannya:

Kalau saya ini, saya sebagai seorang yang terlibat dalam kepariwisataan, saya akan terus mempromosikan wisata Pagar Alam. Apalagi saya kan putra daerah. Jadi sudah tugas saya melakukannya, walaupun nanti saya pindah ke tempat lain. Kalau saya suka jalan ke luar daerah, seperti beberapa bulan yang lalu saya jalan ke Bogor. Saya bilang ke orang yang ada disana, “baguslah Pagar Alam dari pada puncak Bogor ini”. Saya itukan promosi, biar orang tau dengan Pagar Alam, dan mau datang ke Pagar Alam77. Informan lainnya adalah informan AJ, seorang

informan yang cukup cerdas, ulet dalam bekerja dan disiplin. Baginya tidak ada kata terlambat dalam bekerja. Semua pekerjaan harus dikerjakan dengan sebaik mungkin dan secepat mungkin. Ketika penulis menanyakan bagaimana perannya dalam aktivitas

76 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007 77 Hasil wawancara dengan informan AB tanggal 27 April 2007

Page 166: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

155

promosi pariwisata, dengan antusias informan AJ menjawab:

Loh kita inikan sudah digaji untuk bekerja, jadi ya harus bekerja. Jangan nganggur-nganggur aja. Sudah kewajiban kita untuk mempromosikan Pagar Alam ini sebagai kota pariwisata. Walaupun kota kita masih berumur muda, tapi kita harus optimis sektor pariwisata kita akan semakin berkembang. Iya kan? Kita punya ilmu, kemampuan, dan alam yang menunjang. Jadi tunggu apa lagi? Dimana dan kapan saja kita berada, promosikan pariwisata Pagar Alam. Gitu kan? Jadi kita harus bantu pemerintah. Buktikan kalau kita mampu78.

Informan AJ bagi penulis memang seorang

sosok yang tidak kenal waktu. Informan AJ sangat gesit dalam melakukan pekerjaan yang dikerjakannya, terutama jika menyangkut kegiatan kepariwisataan. Baginya, siapapun yang bekerja harus sama. Walaupun kadang-kadang informan AJ dianggap berlebihan oleh rekan praktisi lainnya, karena sikapnya yang seolah suka meremehkan orang lain. Sepertinya informan AJ menganggap dirinya lah yang mempunyai kelebihan.

Realitas kesehariannya memang terlihat dia adalah seorang yang mempunyai mobilitas tinggi. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk bekerja dari pada di rumah. Keseriusannya dalam bekerja terkadang membuat informan AJ harus pulang ke

78 Hasil wawancara dengan informan AJ tanggal 14 Juni 2007

Page 167: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

156

rumah menjelang malam hari. Ketika penulis menanyakan hal ini kepada informan AJ, dengan singkat dia menjawab: “siapo lagi nak gaweke kalu bukan kito?” (siapa lagi yang mau mengerjakan kalau bukan kita?).

Informan selanjutnya yang termasuk dalam kategori informan dengan peran super aktif adalah informan AK dan AM. Kedua informan ini selalu melibatkan diri dalam kegiatan promosi pariwisata. Mereka bangga dan senang dapat terlibat langsung dalam kegiatan promosi. Informan AK menuturkan:

Kalau kegiatan promosi pariwisata ini sudah saya anggap sebagai bagian dalam aktivitas saya sehari-hari. Selain di kantor, saya juga suka mempromosikan wisata Pagar Alam ke orang-orang yang ada di dekat rumah saya. Jangan salah loh! Banyak orang Pagar Alam sendiri yang belum tau objek wisata Pagar Alam ini, terutama letak lokasinya. Jadi, tidak perlu jauh-jauh kita mempromosikan wisata kita. Dengan cerita ke tetangga, mereka kan akan tau. Kalau mereka punya saudara jauh, mereka juga bisa cerita ke saudara-saudaranya. Coba bayangkan kalau ini terus berlanjut, banyak juga kan orang yang akhirnya tau79.

Lain halnya dengan informan AM. Melihat

potensi pariwisata di Pagar Alam, informan AM sering merasa greget untuk selalu melakukan promosi,

sehingga di setiap perjalanan yang dilakukannya,

79 Hasil wawancara dengan informan AK tanggal 11 April 2007

Page 168: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

157

informan AM merasa perlu untuk membawa brosur atau leaflet tentang objek wisata Pagar Alam. Ini tidak menjadi beban baginya, tetapi justru menjadi kepuasan tersendiri baginya dapat mengenalkan wisata Pagar Alam ke daerah-daerah lain. Sebagaimana yang diungkapkannya kepada penulis:

Saya itu dek, kalau lagi pergi ke luar daerah, rasanya kurang lengkap kalo dak bawa brosur kita itu. Jadi, kemana saja saya pergi, saya usahakan saya bawa. Nanti pas di bandara, saya taroh di tempat informasi di bandara itu. Seperti yang saya lakukan waktu saya ke Jakarta, di Bandara Soekarno Hatta. Juga waktu saya ke Batam, saya taroh juga. Begitu juga ketika saya nginap di hotel. Saya titipkan dengan bagian resepsionis. Siapa tau kan ada orang yang berminat. Yah, saya pikir itukan salah satu cara kita membantu pemerintah untuk mempromosikan wisata Pagar Alam80. 2. Peran Aktif Praktisi informan yang termasuk dalam peran

aktif ini adalah mereka yang menganggap dirinya tidak lebih hanya sebagai pelaksana dalam kegiatan promosi pariwisata Pagar Alam. Mereka tidak begitu memposisikan dirinya sebagai orang yang penting dalam kegiatan yang mereka lakukan. Artinya, peran mereka dalam kegiatan promosi hanya sebatas tugas yang harus mereka jalani. Selama kegiatan itu berada

80 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 15 Mei 2007

Page 169: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

158

di wilayah kerja mereka, mereka akan melakukannya, tetapi tidak semaksimal seperti yang telah dilakukan oleh praktisi informan yang termasuk dalam kategori peran super aktif. Informan AH termasuk salah satu praktisi informan dalam kategori ini. Bagi informan AH, pekerjaan promosi pariwisata memang merupakan tugas yang harus dilakukannya, namun menurutnya tugas tersebut bukan semata-mata tugas pribadi yang harus dilakukannya sendiri. Dirinya hanyalah salah satu bagian dari Praktisi Humas saja. Apa yang dilakukannya adalah tuntutan pekerjaan yang harus dilaksanakannya. Berikut ungkapan informan AH:

Ya…kita kan kerja berdasarkan tufoksi (tugas pokok dan fungsi). Jadi, lakukan saja apa yang jadi tugas kita. Saat ada pameran, kita bantu. Kalau ada yang butuh tenaga kita, kita bantu juga semampu kita. Dak usah terlalu muluk-muluk lah… kan yang kerja bukan kita sendiri. Ini tugas bersama. Kalau sendiri saya rasa gak akan bisa81.

Informan AC juga termasuk ke dalam kategori

ini. Meskipun informan AC mempunyai semangat yang tinggi dalam bekerja, namun dirinya tidak begitu memperlihatkan keaktifannya dalam melakukan kegiatan promosi pariwisata. Ketika ada kegiatan yang harus diikuti, seperti saat akan mengikuti semanggi ekspo, informan AC berlaku

81 Hasil wawancara dengan informan AH tanggal 13 April 2007

Page 170: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

159

seperti biasa, tidak terlihat menyibukkan diri dalam persiapan kegiatan tersebut. Menurutnya:

Kegiatan promosi itukan memang sudah menjadi kegiatan rutin kita. Yah kita jalankan saja sesuai rencana. Saat perlu melakukan promosi, kita lakukan. Jangan terlalu menyibukkan diri kita sendiri. Apalagi saya, siapa sih saya. Cuma pegawai biasa aja koq! Kita juga tidak punya wewenang penuh untuk itu. Kalau saya pimpinan daerah atau wali kota, mungkin waktu saya banyak saya habiskan untuk mempromosikan kota, terutama pariwisatanya. Tapi saya ini kan bukan siapa-siapa…82

Informan selanjutnya adalah informan AP.

Informan AP adalah informan yang selalu terlibat dalam promosi pariwisata. Walaupun begitu, informan AP tidak terlalu menunjukkan keaktifannya, karena menurutnya promosi yang dilakukan tergantung dengan rencana dan anggaran yang telah disepakati oleh pimpinan daerah. Saat berbincang-bincang dengan peneliti, banyak ide yang diutarakan oleh informan AP, namun itu hanya sebatas ide, karena untuk pelaksanaannya menurut informan AP, masih terbentur masalah dana. Ungkapan informan AP ini menggambarkan pandangannya terhadap peran dirinya dalam aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam:

82 Hasil wawancara dengan informan AC tanggal 2 Mei 2007

Page 171: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

160

Sebenarnya kita banyak rencana untuk mempromosikan pariwisata ini. Tapi itulah, saat kita ajukan, kita terbentur dengan dana. Jadi, kita melakukan promosi itu sesuai dengan rencana kegiatan yang sudah kita buat saja, yang anggarannya sudah ditentukan oleh pimpinan daerah. Lokmane kite nak ngadeka promosi, ame dananye katek? (bagaimana kita mau promosi, kalau dananya tidak ada?,pen)83

Informan AR dan informan AN juga termasuk

ke dalam kategori peran aktif. Mereka sama-sama memandang diri mereka sebagai orang yang tidak begitu mempunyai peran penting dalam setiap aktivitas promosi kepariwisataan. Tidak banyak yang mereka lakukan untuk menyukseskan kegiatan yang berlangsung. Berikut ungkapan AR: “kita melakukan promosi sesuai tugas kita saja mbak. Kalau ada kegiatan, kita lakukan. Tapi, kalau saya memang lebih banyak melalui internet. Karena bidang saya di situ. Jadi, kalu ada data-data tentang pariwisata yang perlu kita promosikan, kita masukan ke internet”84, sedangkan informan AN mengatakan dengan singkat: “kita promosi sesuai dengan kemampuan kita saja, dan kita lakukan ya saat ada yang perlu kita promosikan. Kalau tidak, ya tidak85. Informan AN memang termasuk informan yang agak pendiam,

83 Hasil wawancara dengan informan AP tanggal 19 April 2007 84 Hasil wawancara dengan informan AR tanggal 12 April 2007 85 Hasil wawancara dengan informan AN tanggal 1 Juni 2007

Page 172: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

161

sehingga saat diajak bicara pun, menjawab apa adanya, tidak terlalu panjang lebar.

3. Peran Pasif Informan dengan peran pasif adalah mereka

yang merasa dirinya bukanlah apa-apa dan bukan orang yang mempunyai potensi untuk melakukan promosi pariwisata, padahal mereka hampir selalu terlibat dalam setiap kegiatan promosi. Menurut mereka, keberadaannya dalam setiap kegiatan itu sebenarnya hanya sebagai peramai, atau dapat dikatakan simpatisan saja. Tidak banyak yang dapat mereka lakukan, selain menunggu perintah dari atasan. Informan AT termasuk dalam kategori ini. Berikut penuturannya:

Sebenarnya, saya ni kegiatan-kegiatan seperti ini agak apa ya….saya sadar kalau saya itu mungkin bukan apa-apa dibanding mereka. Kemampuan saya kurang, apalagi wawasan saya. Saya sadar itu. Mungkin kalo saya ngomong, orang juga gak akan dengar. Di sini saja saya seperti dak dianggap. Mungkin karena mereka menganggap saya ini bodoh. Tapi kan kalau saya dak dikasih tau, kapan saya bisa. Iya kan? Tapi saya dak mempermasalahkan ini. Yang penting saya kerja, kalau diajak orang, ikut. Kalau disuruh, ya kerjakan. Itu saja!86 Informan AS juga mengalami hal yang sama

seperti apa yang dialami oleh informan AT. Baginya, perannya dalam kegiatan promosi kepariwisataan

86 Hasil wawancara dengan informan AT tanggal 12 Juni 2007

Page 173: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

162

hanya untuk memperbanyak nama saja. Dia tidak punya cara sendiri untuk mempromosikan wisata Pagar Alam. Hal ini terlihat dari pembicaraannya:

Ah yop, apa sih yang bisa saya lakukan? paling saya cuma bantu-bantu. Orang juga gak terlalu peduli dengan pekerjaan saya. Mungkin karena orang melihat saya ini bukan apa-apa, sudah tua pula. Dak banyak lah yang bisa saya perbuat. Jadi ya kerja gini-gini aja. Lihat aja sendiri. Apa coba kira-kira yang bisa dilakukan oleh orang seperti saya?87

Berdasarkan pengamatan penulis, sebenarnya

informan AT dan AS ini bukanlah orang yang tidak mempunyai ide untuk pengembangan pariwisata Pagar Alam, namun karena mereka merasa kurang dihargai oleh rekan praktisi lainnya, menjadikan mereka kurang responsif terhadap kegiatan-kegiatan yang berlangsung dan tidak ingin terlalu terlibat dalam kegiatan tersebut.

Semua penjelasan tentang makna peran diri Praktisi Humas informan berdasarkan penilaian subjektif mereka dalam aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam, dapat diringkas dalam bentuk tabel di bawah ini :

87 Hasil wawancara dengan informan AS tanggal 30 Mei 2007

Page 174: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

163

Tabel 15. Makna Peran Bagi Praktisi Humas Informan dalam Aktivitas Promosi Pariwisata Pagar Alam

Makna peran diri Praktisi Humas informan dalam aktivitas

promosi pariwisata Pagar Alam

Peran Super aktif Peran Aktif Peran Pasif

- Menganggap dirinya sebagai orang yang harus selalu terlibat dalam kegiatan promosi pariwisata.

- Selalu melakukan promosi di setiap kesempatan di manapun berada

- Menganggap dirinya tidak lebih hanya sebagai pelaksana dalam kegiatan promosi pariwisata Pagar Alam

- Hanya melakukan promosi pada saat ada kegiatan dan even-even tertentu

- Menganggap dirinya hanya sebagai simpatisan dan tidak berpotensi dalam promosi pariwisata, bekerja hanya sesuai tugas

- Tidak begitu peduli dengan kegiatan-kegiatan promosi

Sumber: diolah dari hasil penelitian, Maret-Juli 2007

Page 175: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

164

D. Makna Aktivitas Promosi Pariwisata Bagi Praktisi Humas Informan Kota Pagar Alam

Setiap insan mempunyai makna yang berbeda terhadap suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang lain atau oleh dirinya sendiri. Pemaknaan yang diberikan tergantung dari cara orang tersebut menilai apa yang dilihatnya. Begitu juga dengan para praktisi Humas informan. Mereka mempunyai makna tersendiri terhadap aktivitas promosi pariwisata yang telah dilakukan selama ini. Sebagian Praktisi informan menilai positif terhadap aktivitas tersebut, bahwa promosi merupakan upaya nyata untuk mengenalkan kepariwisataan, sehingga tak ada yang sia-sia dari semua agenda yang telah ditetapkan. Sementara itu, praktisi lainnya lebih menganggap aktivitas promosi sebagai formalitas, yakni sebagai agenda rutin yang tidak memberikan hasil signifikan terhadap upaya mengenalkan sektor pariwisata.

Terhadap pemaknaan informan terhadap aktivitas promosi yang berbeda tersebut, penulis mengklasifikasikannya sebagai promosi substansial dan promosi formal. Promosi substansial adalah konstruksi positif para informan, bahwa promosi adalah upaya positif dan relevan dalam pengenalan dunia pariwisata. Sementara promosi formal, konstruksi yang menempatkan promosi sebagai agenda yang tidak relevan dalam konteks pengenalan pariwisata. Berikut penjelasan dari kedua klasifikasi tersebut.

Page 176: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

165

1. Promosi Substansial

Promosi substansial yang penulis maksudkan disini adalah aktivitas promosi yang dimaknai positif oleh para Praktisi Humas informan. Artinya mereka menganggap kegiatan promosi itu sebagai wadah pengenalan Kota Pagar Alam kepada masyarakat luas sebagai kota wisata, baik dalam skala regional, nasional, maupun internasional. Melalui publikasi, pameran, kegiatan seni seperti nyanyian dan tari-tarian, menurut mereka itu dapat mengenalkan Pagar Alam sebagai kota wisata yang mempunyai budaya yang unik dan menarik, oleh karena itu mereka sangat antusias terhadap setiap kegiatan yang dilakukan.

Informan AK adalah salah satu informan yang memberikan penilaian positif terhadap aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam. Menurutnya, Kota Pagar Alam perlu lebih banyak lagi melakukan promosi. Saat ditanya tanggapannya tentang kegiatan promosi yang telah dilakukan selama ini, dia menjawab:

…ya menurut saya apa yang sudah kita lakukan selama ini sudah cukup baik. Kita telah mempromosikan objek wisata kita ke beberapa daerah di Indonesia. Banyak orang yang sudah tau dengan wisata Pagar Alam karena promosi kita. Orang luar negeri juga ada. Selain mereka melihat melalui brosur-brosur yang kita sebarkan, mereka juga melihat melalui internet, seperti kemarin-kemarin ada orang dari Jepang ngirim email ke kita, memberikan saran dan

Page 177: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

166

masukan bagi objek wisata kita. Yah saya fikir ini positif, berarti mereka peduli, dan kita harus terus meningkatkan promosi ini88. Informan lainnya yang termasuk dalam

kategori informan substansial adalah informan AE. Dia tidak pernah memandang sebelah mata terhadap kegiatan promosi yang telah dilaksanakan. Baginya, kegiatan promosi harus terus dilakukan, baik melalui media, maupun dengan mengikuti pameran-pameran atau kegiatan-kegiatan kesenian. Lebih tegas lagi, dia mengatakan bahwa tanpa promosi yang telah dilakukan oleh Humas selama ini, pariwisata Pagar Alam belum tentu berkembang seperti sekarang. Ungkapan informan AE berikut menggambarkan penilaiannya terhadap aktivitas promosi Pagar Alam:

Kalau dilihat dari promosi yang sudah kita lakukan selama ini, menurut saya sudah berhasil, yah…walaupun kita tidak boleh puas dengan apa yang sudah kita lakukan. Coba lihat! Berapa banyak brosur, leaflet atau booklet yang sudah kita buat. Itu bukan kita buang begitu saja, tapi kita bagikan kepada pengunjung-pengunjung yang datang. Saat kita mengadakan pameran, stand kita selalu ramai oleh pengunjung, di daerah mana saja. Melalui media, apalagi. Sudah berapa biro jasa dari Palembang dan Jakarta yang menelpon kita menanyakan tentang pariwisata Pagar alam.

88 Hasil wawancara dengan informan AK tanggal 11 April 2007

Page 178: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

167

Katanya mau membawa rombongan tur. Itu mereka tau dari majalah-majalah dan booklet yang kita berikan. Coba, ada hasilnya kan promosi kita?89

Informan AL juga termasuk dalam kategori ini.

Menurutnya, promosi pariwisata selama ini sudah berjalan dengan baik. Melalui promosi dapat mengembangkan potensi daerah, yang dapat mendatangkan orang-orang luar, atau orang-orang dari daerah lain, bahkan dari luar negeri. Adanya promosi juga menurutnya, menambah pendapatan anggaran daerah (PAD). Tidak hanya itu, informan AL menilai promosi yang selama ini telah dilakukan sudah berhasil dan sesuai dengan program pemerintah Pagar Alam. Berikut ungkapan informan AL tentang hal ini:

Kegiatan-kegiatan yang sudah berlangsung sudah sesuai dengan apa yang dicanangkan oleh pemerintah, tetapi seluruh pembangunan memang gak bisa secara sekaligus, bertahap. Apalagi misi pak wali untuk jadi kota pariwisata pada tahun 2010, disanakan ada tahapan-tahapan. Dengan promosi kita kan bisa mendatangkan orang-orang dari daerah lain, kalaupun bisa orang-orang dari luar negeri, yang secara tidak langsung yang dalam hal ini ada konstribusinya terhadap PAD, terhadap kunjungan para wisatawan itu. Kalau

89 Hasil wawancara dengan informan AE tanggal 2 Mei 2007

Page 179: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

168

kesuksesan, sudah banyak dicapai, tetapi kita tidak merasa hanya puas sebatas itu. Harus tetap terus mempromosikan daerah ini, baik agribisnis, maupun pariwisata. Tidak hanya puas sebatas pada apa yang kita capai saja, harus terus. Insya Allah, kalu kita tetap terus melaksanakan promosi kepariwisatan ini insya Allah akan tercapai. Sekarang saja kalau kita lihat untuk Kota Pagar Alam ini sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan dari luar-luar daerah. Ini bisa kita lihat pada waktu hari-hari libur, ada momen tertentu yang mereka datang ke Pagar Alam ini.90

Informan AA mempunyai tanggapan yang

sama dengan informan AL. Menurutnya, apa yang sudah dilakukan selama ini (promosi, pen.) merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Pagar Alam. Promosi adalah suatu kegiatan yang tidak bisa diabaikan. Informan AA selalu memberikan pandangan yang positif terhadap kegiatan-kegiatan yang berlangsung di bidang pariwisata, bahkan informan AA banyak berharap agar pimpinan daerah lebih memperhatikan anggaran untuk promosi pariwisata ini. Berikut ungkapan informan AA:

Alhamdulillah Pagar Alam pernah menjadi juara I pameran tingkat kota dan kabupaten, mungkin karena dilihat dari keunikan stand yang masih manual (belum menggunakan

90 Hasil wawancara dengan informan AL tanggal 1 Mei 2007

Page 180: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

169

teknologi). Daya tarik promosi itu sendiri memang sangat bagus. Dengan keikutsertaan Pagar Alam dalam beberapa pameran, ada semacam sharing informasi dan komunikasi

antar kota atau kabupaten dalam negara Republik Indonesia, contoh; ukiran adat besemah yang terdapat pada rumah baghi ternyata juga mempunyai kemiripan dengan ukiran penduduk asli Surakarta. Nah kita mengharapkan ukiran besemah ini juga muncul di daerah-daerah lain, seperti di bangunan-bangunan perkantoran dan rumah-rumah. Kita kan punya agenda tetap yang kita ikuti; festival sriwijaya, gebyar nusantara, festival besemah, ini tetap dalam konteks promosi, mengangkat kebudayaan disini, kita promosikan kepariwisataan Pagar Alam. Promosi harus rutinitas dilakukan dan perlu ada peningkatan. “Tiada hari tanpa promosi”. Namun, segala aktivitas promosi yang dilakukan selama ini masih harus terus dikembangkan agar optimalisasi promosi pariwisata menjadi lebih baik, termasuk seluruh elemen masyarakat. Mari kita jual daerah kita ini ke daerah luar. Masalah kesuksesannyo tegantung dengan penilaian masyarakat dan bagi saya tidak ada kata puas dalam arti promosi harus terus digalakkan, karena 10 tahun ke depan pariwisata Pagar Alam dapat menjadi primadona. Saya pikir, saya optimis sekali bahwa Pagar Alam bisa menjadi daerah wisata,

Page 181: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

170

dengan dukungan alam ini, seperti tanah subur dan hawa sejuk. Jadi, tinggal bagaimana upaya pemerintah agar dapat menambah anggaran di bidang pariwisata91.

Informan selanjutnya yang termasuk dalam

kategori praktisi Humas informan substansial adalah informan AB. Informan AB adalah seorang yang selalu ingin melakukan promosi pariwisata, karena tanpa promosi baginya Pagar Alam tidak akan seperti Pagar Alam yang ada sekarang. Aktivitas promosi membuat Pagar Alam seperti seorang gadis yang banyak diperebutkan oleh pemuda tampan. Informan AB di mata penulis adalah seorang yang puitis, karena bahasa yang digunakannya dalam obrolan sering menggunakan bahasa-bahasa puitis, termasuk pada saat dia mengungkapkan pendapatnya tentang aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam. Berikut ungkapannya:

Promosi pariwisata? Ehm seperti apa ya? Kalau saya, promosi pariwisata Pagar Alam selama ini tu ibarat bedak atau kosmetik yang memoles wajah seorang gadis. Gadisnya itu ya Kota Pagar Alam. Si gadis inikan memang sudah punya wajah yang cantik, yang enak dipandang. Kemudian dipoles bedak dan disemprot parfum. Pasti akan banyak bujang (pemuda, pen.) yang menyukainya. Bujang-bujang yang dari luar daerah yang tadinya dak tau saja, akan datang karena mencium aroma

91 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007

Page 182: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

171

gadis yang menyebar ke seluruh daerah. Nah begitu…. Jadi, artikan sendiri…92

Setelah informan mengungkapkan kata-kata

itu, penulis kemudian mencoba mengartikan bahwa yang dimaksud oleh informan AB tersebut adalah bahwa promosi itu penting bagi Kota Pagar Alam dan perlu dilakukan terus menerus, agar Kota Pagar Alam semakin disenangi oleh calon wisatawan, sehingga calon wisatawan yang dari luar daerah juga akan datang melihatnya. Mendengar ungkapan penulis, informan AB hanya menjawab: “ya lok itu… (ya, begitu…..)

Informan AJ juga termasuk dalam kategori informan yang memaknai aktivitas promosi sebagai suatu kegiatan yang mesti dilakukan oleh pemerintah Pagar Alam. Informan AJ melihat aktivitas promosi itu sebagai suatu rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan. Baginya, semua kegiatan yang pernah dilakukan oleh praktisi Humas harus selalu mendapat respon positif dari semua pihak, karena dengan promosi itu Pagar Alam dapat menjadi kota pariwisata yang terkenal. Sebagaimana yang dikatakannya kepada penulis:

Oh ya dong! Promosi itu mesti kita lakukan. Kalau gak ada promosi gimana bisa terkenal? Seperti kegiatan-kegiatan yang sudah kita lakukan selama ini, itu menurut saya sangat bagus. Kita bisa dikenal sampai Beijing, Jepang, Malaysia dan beberapa negara lain. Itu semua

92 Hasil wawancara dengan informan AB tanggal 27 April 2007

Page 183: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

172

kan karena ada promosi. Bahkan tahun 2008 ini kita sudah menganggarkan biaya yang lebih besar lagi untuk kegiatan promosi pariwisata. Jadi jangan kita anggap kegiatan promosi itu gak ada gunanya. Gitu loh!93

Informan AM juga sangat mendukung kegiatan

yang telah mereka lakukan untuk mempromosikan pariwisata Pagar Alam, terutama untuk promosi objek wisata. Menurutnya, kegiatan yang telah ada sesungguhnya sudah sangat membantu program pemerintah untuk menjadikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata, namun objek wisatanya kurang begitu ditonjolkan. Padahal menurut informan AM, objek wisata itu bisa lebih menarik calon wisatawan untuk datang ke Pagar Alam. Berikut penuturannya:

Begini, sebenarnya promosi yang sudah kita lakukan selama ini menurut saya sangat baik, dan sudah membantu program pemerintah, tetapi ada yang sedikit kurang bagi saya. Kurangnya itu kita kurang menonjolkan potensi objek wisata yang kita miliki. Padahal kan objek wisata inilah yang bagi saya akan lebih cepat menarik orang untuk datang ke Kota Pagar Alam. Tapi yah…walau gimana pun kita harus bangga dong dengan kegiatan yang sudah kita lakukan ini94.

93 Hasil wawancara dengan informan AJ tanggal 14 Juni 2007 94 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007

Page 184: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

173

Menurut penulis, apa yang diungkapkan oleh informan AM memang pas dengan kesenangan pribadinya. Berdasarkan hasil percakapan penulis dengan Informan AM, dia sangat peduli dengan objek-objek wisata yang ada di Pagar Alam, bahkan informan AM pernah berandai-andai untuk menjadikan objek wisata Pagar Alam sebagai objek wisata yang paling terkenal di dunia.

Informan selanjutnya adalah informan AP, seorang praktisi yang selalu menunggu pelaksanaan promosi. Dia sangat senang jika sudah ada agenda kegiatan-kegiatan untuk mempromosikan pariwisata Pagar Alam. Baginya, kegiatan yang telah dilakukan selama ini sudah maksimal dilakukan dan sudah sangat bisa dibanggakan oleh masyarakat Pagar Alam. Berdasarkan pengamatan penulis dan dari obrolan-obrolan penulis dengan informan AP, sebenarnya informan AP itu mengartikan promosi lebih kepada pameran-pameran yang telah dilakukan, karena setiap penulis berbicara dan bertanya tentang aktivitas promosi, informan AP selalu mengarah ke cerita tentang pameran. Berikut ungkapannya:

Kalau masalah promosi itukan saya pikir sudah maksimal kita lakukan. Terbukti dengan adanya pameran yang sering kita ikuti baik itu di dalam daerah Sumatera Selatan ataupun di luar Sumatera Selatan seperti di Batam, Jakarta, Solo, stand kita selalu rame dikunjungi tamu. Pernah ada beberapa investor asing yang ingin berinvestasi di daerah kita. Ini menunjukkan kalo promosi kita itu kan berhasil. Untuk

Page 185: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

174

tampilan stand, kita mendapatkan juara satu untuk tingkat kota dan kabupaten. Jadi, menurut saya promosi kita yang seperti ini harus kita pertahankan dan kita tingkatkan.95

Berbeda dengan informan AP, informan AH

mempunyai pandangan bahwa promosi itu lebih kepada promosi berupa kesenian, seperti pagelaran tari, lagu-lagu daerah atau sejenisnya, namun informan AH pun tetap menganggap positif kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh praktisi Humas. Baginya itu adalah sesuatu yang luar biasa dan harus mendapat perhatian yang khusus dari pimpinan daerah. Ungkapan AH berikut menggambarkan tanggapan positifnya terhadap aktivitas promosi pariwisata:

Promosi yang sudah kita jalankan selama ini menurut saya cukup ya. Artinya, kita sudah merasakan buah dari apa yang kita tanam. Beberapa kali kita melakukan promosi pariwisata, baik itu di Palembang, Jakarta atau lain-lain, kita selalu mendapatkan perhatian yang luar biasa dari pengunjung. Apalagi di bidang kesenian, itu kan termasuk promosi juga, karena kita ada wisata budaya dan kepurbakalaan. Jadi kesenian itu masuk dalam wisata budaya. Kesenian kita sudah dilirik oleh orang dari negara luar, seperti tahun lalu, kita diminta tampil di Cina dan di Malaka. Disitu terlihat sekali kalau mereka itu sangat kagum

95 Hasil wawancara dengan informan AP tanggal 7 Mei 2007

Page 186: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

175

dengan budaya kita. Jadi, ini perlu kita banggakan.96

Penilaian informan AH tidak jauh berbeda

dengan informan AC. Sebagai seorang yang sangat mencintai seni, informan AC menilai aktivitas promosi cenderung kepada kegiatan-kegiatan pagelaran kesenian. Menurutnya, untuk lebih mengenalkan pariwisata Pagar Alam di berbagai daerah, penampilan kesenian daerah lebih cocok digunakan. Informan AC tidak mengatakan bahwa promosi yang telah dilakukan berhasil atau tidak, namun dia selalu memuji setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Berikut ungkapan informan AC:

Kita kan sejak berdirinya Kota Pagar Alam pada tahun 2002, mulai gencar melakukan promosi, terutama di bidang pariwisata, karena pariwisata merupakan andalan Kota Pagar Alam. Dulu, masih banyak orang yang gak tau Pagar Alam itu, tapi, sekarang lihat! Orang sudah bejubel datang ke Pagar Alam. Hari minggu itu kalau kita mau nginap di Villa, sudah penuh semua, kalo gak pesen jauh-jauh hari. Ini berarti promosi kita sudah mencapai sasaran. Orang sudah banyak datang ke Pagar Alam. Apalagi kalo mereka liat kesenian kita. Tari-tariannya, lagu-lagu daerah, wah sangat menarik. Waktu kita tampil di taman mini saja banyak yang ngomong: wah! Pagar Alam itu

96 Hasil wawancara dengan informan AH tanggal 27 April 2007

Page 187: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

176

kaya budayanya ya…mereka juga sangat kagum melihat foto-foto wisata kita.97 2. Promosi Formal Promosi formal yang penulis maksudkan dalam

tulisan ini adalah informan yang memaknai kegiatan promosi tersebut sebagai kegiatan yang cenderung negatif, tak lebih dari formalitas belaka. Mereka menganggap promosi wisata Kota Pagar Alam selama ini sebagai ajang pengenalan eksistensi wisata yang hanya bersifat semu, karena kegiatannya dari tahun ke tahun tidak berdampak signifikan terhadap kemajuan pariwisata Pagar Alam. Kegiatan tersebut tidak lebih dari “proyek” dan ajang jalan-jalan bagi Praktisi Humas tersebut. Secara subjektif, mereka menyadari bahwa sebenarnya apa yang mereka lakukan itu memang belum terlihat hasilnya.

Informan AD merupakan salah satu praktisi informan yang menyadari akan hal ini. Informan AD merasa bahwa kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan, itu belum sesuai dengan harapan pemerintah daerah, karena masih banyak dari kegiatan-kegiatan tersebut yang dinilainya kurang efektif untuk menunjang terwujudnya Kota Pagar Alam sebagai kota pariwisata. Saat pertama kali peneliti mengadakan wawancara, informan AD masih menjaga nama baik Praktisi Humas, dengan mengatakan bahwa aktivitas promosi yang sudah dijalankan sudah terlihat hasilnya, namun setelah

97 Hasil wawancara dengan informan AC tanggal 2 Mei 2007

Page 188: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

177

beberapa kali berbincang-bincang, informan AD baru mengatakan pendapatnya sejujurnya.

Berikut penuturan informan AD kepada penulis saat pertama kali wawancara: “untuk promosi pariwisata, Alhamdulillah saya kira saat ini sudah kita lihat hasilnya, walaupun belum maksimal, tetapi Pagar Alam sudah terkenal di tengah-tengah masyarakat, fasilitas pariwisata juga sudah mulai meningkat. Ini adalah sesuatu yang bagus kedepannya”.98 Ungkapan selanjutnya menunjukkan kurang responnya informan AD terhadap aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam:

Kegiatan promosi yang sudah dilakukan itu belum begitu maksimal. Masih banyak hal yang harus kita lakukan dalam mempromosikan pariwisata ini. Pertama memang sarana yang belum kita lengkapi, kemudian media yang kita gunakan harus diperbanyak dan harus kita evaluasi apa yang selama ini kita pakai itu sudah maksimal atau belum, tetapi menurut saya masih jauh dari maksimal promosi yang harus kita lakukan dari apa yang kita inginkan. Masih banyak sarana yang harus digunakan, karena promosi itu harus sesuai dengan kondisi yang semestinya. Kemudian batasan masih sangat terbatas, jangkauan promosinya, frekuensinya juga masih sangat terbatas. Kegiatan yang sudah berlangsung juga belum semuanya sesuai dengan apa yang diharapkan

98 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 1 Mei 2007

Page 189: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

178

oleh pemerintah. Tapi inikan kita tidak putus asa, kita harus terus berusaha, dari tahun ke tahun kita evaluasi, kita perbaiki, apa-apa yang kita kurang selama ini. Dari pengalaman-pengalaman kan kita tau apa yang kurang, dimana kurangnya, mengapa kurang. Kegiatan-kegiatan seperti ke Beijing itu perlu kita perhatikan efektifitasnya. Apakah itu betul-betul sudah tepat. Menurut saya justru yang perlu kita garap dulu wisatawan-wisatawan lokal, regional. Ini saya kira lebih potensial. Dibandingkan kita langsung menghambur-hamburkan dana besar, tapi nyatanya kunjungan-kunjungannya juga belum kita lihat sampai saat ini99.

Informan AN juga termasuk informan yang

menganggap kegiatan promosi Pagar Alam sebagai promosi formal. Ungkapan singkatnya menggambarkan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh praktisi Humas Pagar Alam sebenarnya hanya aktivitas untuk menjalankan program pemerintah saja, tanpa melihat hasil yang akan dicapai, terutama promosi-promosi yang dilakukan di luar daerah. Ungkapan informan AN sebagai berikut: “saya dak tau ya kegiatan promosi yang dijalankan ini ada hasil apa idak. Sepertinya belum kelihatan. Tapi…ya ikuti aja. Kita lihat saja nanti bagaimana. Asal jangan cuma ngabisin anggaran saja. Itu kan anggarannya besar”100.

99 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 1 Mei 2007 100 Hasil wawancara dengan informan AN tanggal 1 Juni 2007

Page 190: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

179

Informan AR termasuk informan yang tidak mau banyak bicara tentang pendapatnya terhadap aktivitas promosi pariwisata. Penulis hanya menyimpulkan dari ucapan dan gayanya bicara yang menunjukkan sikap kurang antusias terhadap kegiatan promosi. Awalnya informan AR benar-benar tidak ingin mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, namun dengan pendekatan yang akrab, akhirnya dia mengatakan: “sebenarnya saya tidak ada kepentingan untuk membicarakan itu, tapi menurut saya, promosi yang kita lakukan belum terlalu menyentuh kepentingan rakyat, apalagi pariwisata kita kelihatannya lebih difokuskan kepada kesenian dan tarian”.101

Informan lainnya adalah informan AT. Informan AT setiap kali mendengar kata promosi, menunjukkan sikap yang kurang simpatik. Saat penulis bertanya pendapatnya tentang aktivitas promosi, dia langsung menjawab: “tanya sama yang lain aja”. Cara informan AT menjawab, terlihat bahwa dia adalah seorang yang sangat tertutup, namun penulis melihat gelagat yang kurang enak dari sorot

matanya. Saat itu ada beberapa orang yang masih ada di kantor, jadi penulis berasumsi bahwa informan AT tidak mau berkomentar karena tidak ingin di dengar oleh rekan kerjanya yang lain, maka pada saat ada kesempatan berbicara di luar kantor (kebetulan saat itu penulis bertemu dengan informan AT di area parkir), penulis kembali menanyakan pendapat informan AT tentang aktivitas promosi pariwisata

101 Hasil wawancara dengan informan AR tanggal 12 April 2007

Page 191: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

180

yang telah dilakukan. Benar dugaan penulis, informan AT langsung bercerita apa yang ada di benaknya, walaupun dengan volume suara yang sangat kecil, seakan berbisik. Penulis maklum, mungkin informan AT takut didengar oleh orang yang lewat di situ. Menurutnya, dia kurang suka dengan kegiatan-kegiatan promosi yang telah dilakukan selama ini. Kurang suka bukan berarti informan AT tidak setuju dengan rencana pemerintah daerah untuk mempromosikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata, namun dengan cara rekan Praktisi Humas lainnya dalam memanfaatkan momen promosi tersebut. Bagi informan AT, ajang promosi lebih digunakan sebagai ajang jalan-jalan. Pendapatnya ini cukup beralasan, karena hampir di setiap even kegiatan, ada saja Praktisi Humas yang mengajak serta keluarga mereka, terutama saat melakukan promosi di luar daerah. Berikut ungkapan informan AT:

Sebenare kalu kite melakuka promosi dengan benar, bisa mencapai tujuan kite untuk jadika Pagar Alam kota pariwisata. Tapi kite nikan salah kaprah. Saat promosi, banyakla bejalane. Ade nek ngajak bini, ngajak anak, padahal ape fungsi mereka. Paling cuma nak jalan-jalan bae, mereka tu makai dana anggaran pule. Makenye aku ni kalu ade kegiatan-kegiatan di luar kota jarang diajak, mungkin karene aku ni katek gawe. Dek pacak ape-ape. Kalu dalam Kota Pagar Alam nila baru dipakai jeme. Jadi, untuk kegiatan selame ini belum terlihat hasilnye.

Page 192: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

181

(sebenarnya kalu kita melakukan promosi dengan benar, bisa mencapai tujuan kita untuk menjadikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata, tetapi kita ini salah kaprah. Saat promosi, lebih banyak jalan-jalannya. Ada yang ngajak istri, anak. Padahal apa fungsi mereka? Paling Cuma jalan-jalan saja, mereka menggunakan dana anggaran. Makanya saya kalau ada kegiatan-kegiatan di luar kota jarang diajak, mungkin karena saya tidak ada kerjaan. Tidak bisa apa-apa. Kalau dalam Kota Pagar Alam baru digunakan orang. Jadi, untuk kegiatan selama ini belum terlihat hasilnya. Hasilnya ya jalan-jalan, bersenang-senang).102 Ungkapan informan AT memang bukan tanpa

bukti, beberapa diantara Praktisi Humas memang mengajak serta anak atau istri mereka saat melakukan perjalanan ke beberapa daerah, seperti saat mengikuti acara Semanggi Ekspo di Jakarta, dan saat mengadakan promosi ke Beijing. Hal ini juga diakui oleh praktisi informan tersebut saat peneliti menanyakan kembali kepada mereka, walau dengan alasan yang beragam, dan informan AT sendiri tidak pernah mengikuti perjalanan promosi ke luar daerah.

Informan lainnya yang memaknai promosi dengan promosi formal adalah informan AS. Penuturan informan AS tidak jauh berbeda dengan apa yang diucapkan oleh informan AT, dan kelihatannya memang mereka mempunyai pengalaman yang sama tentang promosi yang telah

102 Hasil wawancara dengan informan AT tanggal 12 Juni 2007

Page 193: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

182

dilakukan. Informan AS sendiri secara langsung tidak mengatakan kalau dia tidak suka dengan kegiatan promosi yang selama ini sudah berjalan, namun ungkapannya berikut menggambarkan perasaan informan AS:

Aku dek keruan promosi nek la kami lakuka ini. Setiap ade kegiatan pameran-pameran, hampir ngikut saje, tapi itula… kite dek dilibatka gale. lok ini, aku nga pak AT dek ngikut, mungkin karene dek pacak bantu. Ame promosi lokal, mpai kami diajak, lok besemah ekspo. Anye engkala… (Saya dak tau promosi yang sudah kami lakukan ini. Setiap ada kegiatan pameran-pameran, hampir selalu ikut, tapi ya itulah…kita tidak dilibatkan semua. Sekarang aja aku dengan pak AT tidak ikut, mungkin karena tidak bisa bantu. Kalau promosi lokal baru diajak, seperti Besemah ekspo. Tapi, biarin lah…103

Apabila dibuat dalam bentuk tabel, berikut

pemaknaan promosi bagi Praktisi Humas informan, sekaligus sebagai ringkasan dari uraian tentang makna aktivitas promosi bagi Praktisi Humas informan.

103 Hasil wawancara dengan informan AS tanggal 30 Mei 2007

Page 194: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

183

Tabel 16. Makna Aktivitas Promosi Bagi Praktisi Humas Informan

Makna Aktivitas Promosi Bagi Praktisi Humas Informan

Promosi Sebagai Aktivitas Substansial

Promosi Sebagai Aktivitas Formal

- Promosi sebagai wadah untuk memperkenalkan Pagar Alam sebagai daerah tujuan wisata

- Promosi sebagai ajang untuk mengembangkan potensi daerah

- Promosi pariwisata dapat menambah jumlah wisatawan yang datang ke Pagar Alam

- Promosi sebagai ajang jalan-jalan

- Promosi sebagai ajang “proyek”

- Promosi hanya menghabiskan anggaran kegiatan

Sumber : diolah dari hasil penelitian, Maret-Juli 2007

E. Interaksi Praktisi Humas Kota Pagar Alam Dengan Publik Dalam Aktivitas Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam

Aktivitas promosi sesungguhnya adalah kerja kolektif yang melibatkan banyak stakeholder, begitu

pula dalam promosi pariwisata Kota Pagar Alam. Pihak-pihak yang terkait erat dalam hal ini adalah pemerintah dan para staf serta karyawan yang disebut

Page 195: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

184

dengan publik internal, pelaku bisnis, dunia pendidikan, dan juga masyarakat umum, yang disebut dengan publik eksternal. Pemerintah adalah pihak yang paling banyak berperan dan berkepentingan. Dalam konteks otonomi daerah, pariwisata adalah salah satu tambang emas bagi pemerintah daerah (pemda) untuk memenuhi target pendapatan asli derah (PAD). Pelaku bisnis adalah pihak swasta yang selalu berorientasi profit. Pariwisata adalah media yang selalu menjanjikan keuntungan bagi pelaku bisnis, mulai dari sektor transportasi (usaha angkutan umum), konsumsi (penyedia makanan), sampai ke penyedia jasa penginapan. Dunia pendidikan juga memiliki kaitan, meskipun seringkali tidak secara langsung. Nilai-nilai tentang kesadaran mengembangkan potensi lokal tentu saja membutuhkan perangkat pendidikan untuk menyosialisasikannya. Selain itu, tenaga akademis adalah sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk perencanaan kegiatan pariwisata, sedangkan masyarakat umum adalah pihak pengguna jasa pariwisata.

Keberadaan pihak lain dalam pengembangan pariwisata ini juga diakui oleh Informan AM, dengan ungkapannya sebagai berikut: “Sebenarnya pariwisata bukan hanya tugas dinas pariwisata tetapi harus kerjasama dengan dinas-dinas lain bahkan pihak ketiga (swasta) serta masyarakat pun harus ikut berpartisipasi dalam promosi ini, misalnya dengan

Page 196: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

185

pihak hotel. Kita masukkan gambar hotel mereka di leaflet kita”.104

1. Interaksi Antara Praktisi Humas dengan

Publik Internal Promosi pariwisata tidak akan berhasil jika

hanya dilakukan oleh satu atau dua orang Praktisi Humas saja. Perlu ada koordinasi dan kerja sama antara para Praktisi Humas dan antara Praktisi Humas dengan publik internalnya, yaitu staf yang lain atau dinas-dinas yang lain. Berdasarkan hasil penelitian selama di lapangan, penulis melihat bahwa interaksi antara sesama Praktisi Humas cukup berjalan dengan baik. Komunikasi diantara mereka juga terjalin dengan baik. Setiap kegiatan yang akan dilakukan, selalu dikomunikasikan antara satu sama lain, walaupun pemaknaan mereka terhadap kegiatan promosi itu berbeda-beda, sebagaimana yang telah penulis uraikan pada poin 4.1.8. tentang makna aktivitas promosi pariwisata bagi Praktisi Humas Pagar Alam. Mengenai koordinasi antara sesama Praktisi Humas, informan AB mengatakan:

Kalu untuk promosi kita kan membenahi dulu manajemen di dalam. Kalau saya kerja sendiri dak mungkin, tapi kalu ado koordinasi dengan kawan-kawan, dengan staf, saling evaluasi, saya juga akan dievaluasi oleh staf, nah ini kan artinya kita kerja dengan team work. Kalu team

104 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007

Page 197: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

186

work sudah bergerak serentak kito akan berhasil

menjual Pagar Alam.105

Interaksi dengan pegawai lainnya juga terjalin dengan baik. Setiap kegiatan promosi, para pegawai atau staf Praktisi Humas baik itu yang honorer atau tenaga sukarela juga ikut dilibatkan, walaupun tidak terlalu maksimal. Ini bertujuan agar para staf juga ikut mendukung promosi pariwisata dan sebagai ajang belajar bagi mereka. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan AL:

Dalam setiap kegiatan, semua terlibat. Bagian Humas seluruh terlibat dalam kegiatan promosi, baik staf-stafnya sampai ke Kabag. Baik dalam daerah maupun luar daerah. Ini kito lakukan agar semua yang ada di sini mengetahui bentuk promosi yang kita lakukan. Kita kan ingin selalu bekerja sama, saling koordinasi di antara kita. Jangan ado yang dak tau apa kerja kita. Kita selalu menjaga kekompakan jugo.106

Berdasarkan pengamatan penulis sendiri, saat

ada pameran, para staf terlihat sibuk menyiapkan berbagai keperluan promosi dan mereka juga ikut serta menjaga stand pariwisata. Adapun koordinasi dengan dinas-dinas lain, menurut beberapa Praktisi Humas sudah cukup bagus, namun ada juga yang mengatakan belum terjalin dengan baik. Informan

105 Hasil wawancara dengan informan AB tanggal 27 April 2007 106 Hasil wawancara dengan informan AL tanggal 1 mei 2007

Page 198: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

187

AA, informan AJ, dan Informan AE termasuk orang yang mengatakan bahwa koordinasi diantara dinas-dinas yang ada di Pagar Alam sudah cukup bagus. Berikut ungkapan informan AE:

Hubungan Humas, Dinpar dan inforkom jelas sangat bagus, karena kita selalu koordinasi dengan dinas-dinas lain untuk promosi pariwisata juga bagus, dan itu kita satu corong, bahwa segala kegiatan itu diinformasikan ke Humas. Disamping ada yang mempromosikan, itu dinasnya ada, disamping itu tufoksinya ke kita. Humas tidak bisa dipisahkan dengan instansi-instansi lainnya. Satu ikatan. Kita kan berada di atap yang sama.107 Sedangkan informan AA mengatakan bahwa:

“Koordinasi dengan dinas lain, Alhamdulillah jalan, seperti ke Batam, kita gabung dengan Bappeda, perindagkop, pertanian. Jadi kita kerja sama.”108 Menurut informan AJ sendiri, koordinasi itu adalah suatu keharusan, karena satu instansi itu harus bersama-sama menegakkan tujuan kota, tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi saja. Berikut ungkapannya:

Kerja sama atau koordinasi antara dinas itu harus, karena perwujudan visi dari pemkot Pagar Alam itu kan harus berbarengan dan kebersamaan, tidak mungkin satu instansi saja yang menegakkan atau mendirikan itu kalau

107 Hasil wawancara dengan informan AE tanggal 2 Mei 2007 108 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007

Page 199: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

188

tidak ditunjang oleh instansi yang lain. Kita satu teamwork atau satu lingkaran, jadi kalu satu

lingkaran itu tidak penuh kan nanti bolong.109

Informan AD dan informan AN termasuk Praktisi yang mengatakan bahwa koordinasi antara Praktisi Humas dengan dinas lain kurang terjalin dengan baik. Menurut mereka masih banyak instansi-instansi lain yang seolah tidak bertanggung jawab terhadap promosi pariwisata dan merasa bahwa kegiatan promosi itu hanya tanggung jawab dinas terkait saja. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan AD berikut:

Utamanya di bidang pariwisata itu kan di bidang promosi harus ada sinkroninasi dan koordinasi dengan instansi lain. Tapi kadang-kadang masih banyak instansi-instansi ini merasa tidak terkait dengan itu. Seolah–olah masalah pariwisata itu adalah tanggung jawab khusus Dinpar dan Humas. Padahal gak, setiap instansi mempunyai tugas dan mempunyai kaitan untuk mempromosikan pariwisata Pagar Alam ini, walaupun secara tidak langsung. Memang sebagai leading sektor utamanya itukan dinpar. Tetapi tidak cukup itu dilakukan oleh dinpar itu sendiri 110.

109 Hasil wawancara dengan informan AJ tanggal 14 Juni 2007 110 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 1 Mei 2007

Page 200: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

189

2. Relasi dengan Pelaku Bisnis Dunia bisnis identik dengan logika untung-

rugi. Ini pula lah yang dipahami oleh beberapa Praktisi Humas. Jika mereka melibatkan pihak swasta dalam aktivitas promosi, maka pertanyaan yang ada di benak mereka adalah pembagian keuntungan (provit sharing) seperti apakah yang bisa ditawarkan. Ungkapan informan AC menggambarkan hal ini:

Bekerja sama dengan orang bisnis memang ada untungnya, karena mereka kan pegang uang. Tetapi mereka dak akan bantu kita dengan cuma-cuma. Mereka selalu melihat, keuntungan apa yang bisa diperoleh. Sehingga, kita juga selalu mempertimbangkan apa yang bisa kita jual, apa yang bisa mereka bantu, yang penting kita mengajak mereka untuk bekerja sama.111 Relasi Praktisi Humas dengan pelaku bisnis

pada akhirnya mengikuti kaidah dagang. Mereka berhubungan dan bekerjasama hanya pada kondisi tertentu, yakni ketika memenuhi kaidah ‘take and give’: masing-masing pihak memperoleh sesuatu. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa informan, hubungan antara Praktisi Humas dengan pelaku bisnis seperti pihak travel, rumah makan atau restoran, dan hotel cukup terbina dengan baik. Mereka pun selalu membina kerja sama dengan pihak-pihak tersebut. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan AD bahwa:

111 Hasil wawancara dengan informan AC tanggal 2 Mei 2007

Page 201: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

190

…untuk promosi ini kita juga selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak luar, misalnya menjalin kerja sama dengan travel biro atau biro-biro jasa dengan memberikan booklet, leaflet dan sebagainya, jadi kita harapkan kepada pihak travel, agar memberikan pamplet tersebut kepada masyarakat yang menggunakan jasa mereka.112

Hubungan atau kerja sama dengan pihak

transportasi, memang benar-benar dirasakan penting oleh seluruh Praktisi Humas Pagar Alam, karena tanpa transportasi yang memadai akan sulit untuk mendatangkan wisatawan ke Pagar Alam. Praktisi Humas mengharapkan bahwa antara pihak travel dan pemerintah hendaknya saling menguntungkan. Ungkapan informan AE berikut menggambarkan hal ini:

Kalau tidak ada kerja sama dengan pihak lain, seperti pengusaha transportasi, akan sulit juga kita untuk mengharapkan orang datang ke Pagar Alam. Makanya, kita selalu berhubungan dengan mereka, dan kita juga sering berkomunikasi dengan mereka, agar mereka dapat meningkatkan pelayanan mereka. Mungkin dengan menambah bis atau memperbarui bis mereka yang sudah jelek. Mereka juga akan untung kan kalo banyak penumpang. Sebenarnya, tanpa kita sadari bis-

112 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 10 Mei 2007

Page 202: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

191

bis itu juga secara tidak langsung sudah melakukan promosi. Kan biasanya ada tulisan, misalnya Pagar Alam-Jakarta. Nah, orang yang ada di Kali Deres itu jadi tau oh ada Kota Pagar Alam. Apalagi kalau kita tempel stiker objek wisata kita. Tapi itu baru mau kita rencanakan.113 Pelayanan dan fasilitas hotel juga akan

mendukung kegiatan pariwisata, sehingga hubungan dengan para pemilik hotel pun selalu dibina oleh Praktisi Humas Pagar Alam. Diharapkan pihak hotel juga mendukung terwujudnya Pagar Alam sebagai kota pariwisata. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan AC bahwa:

… kita juga selalu menghubungi pihak hotel, sebagai mitra kita di bidang pariwisata. Kita juga pernah melakukan pembinaan kepada mereka, agar mereka dapat memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan standar kepariwisataan dan budaya kita. Kan kalau pelayanan hotelnya bagus, tamu atau pengunjung juga akan betah tinggal di kota kita. Kita kan berharap agar mereka tidak saja menyediakan tempat, tapi benar-benar terlibat dalam mewujudkan kota pariwisata.114

Ungkapan informan AC tersebut dipertegas

oleh ungkapan informan AM bahwa agar pelayanan

113 Hasil wawancara dengan informan AE tanggal 2 Mei 2007 114 Hasil wawancara dengan informan AC tanggal 2 Mei 2007

Page 203: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

192

hotel dan penginapan yang ada di Pagar Alam mendukung kegiatan kepariwisataan Pagar Alam, maka pada tahun 2006 diadakan pembinaan kepada pemilik hotel dan penginapan. Berikut ungkapan informan AM:

Hotel atau penginapan itukan salah satu sarana yang harus kita perhatikan, yang sangat menunjang bidang kepariwisataan, maka untuk tahun 2006 ini kita telah mengadakan pembinaan kepada para pemilik hotel dan penginapan itu, agar mereka juga dapat melatih karyawan mereka untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung yang datang ke kota kita, ya.. mudah-mudahan upaya kita ini akan ada hasilnya.115

Melalui pembinaan yang telah dilakukan,

Praktisi Humas juga berupaya agar bentuk eksterior dan interior hotel, penginapan dan wisma di Kota Pagar Alam harus menginterpretasikan budaya Pagar Alam. Sebagaimana yang dikemukakan informan AB bahwa: “…begitu juga dengan bentuk eksterior dan interior tempat penginapan harus mewujudkan representasi dari budaya Pagar Alam, seperti bentuk atap yang melengkung, ukiran-ukiran besemah dan lain-lain. Alhamdulillah beberapa sudah melakukannya. Bisa kamu lihat di beberapa hotel dan villa yang ada…”116

115 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007 116 Hasil wawancara dengan informan AB tanggal 27 April 2007

Page 204: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

193

Selain itu juga Praktisi Humas Pagar Alam menyarankan kepada pihak pemilik hotel untuk melestarikan kesenian Pagar Alam dengan menampilkan kesenian tersebut di hotel mereka. Tentu saja ini bekerja sama dengan Praktisi Humas sebagai penanggung jawab sanggar-sanggar seni Pagar Alam, walaupun program ini masih dalam proses perencanaan. Hal ini diungkapkan oleh informan AA sebagai berikut:

Kepada pihak hotel, kita juga mengusulkan agar mereka menampilkan kesenian di hotel. Kesenian-kesenian khas Besemah tampil di hotel mereka. Jadi sebelum wisatawan menuju kamarnya akan disajikan dahulu lagu-lagu khas besemah yang akan menyambut mereka dengan keramahtamahan. Bahkan bila perlu kesenian itu selalu jalan, walaupun tidak ada penontonnya.117

3. Relasi dengan Dunia Pendidikan Dunia pendidikan merupakan salah satu

institusi yang perlu dirangkul untuk bekerja sama dalam mempromosikan pariwisata. Secara tidak langsung ada keterkaitan antara pariwisata dan pendidikan. Para siswa diharapkan memiliki nilai-nilai tentang kesadaran mengembangkan pariwisata daerah. Kerja sama dengan dunia pendidikan yaitu dengan memasukkan materi pariwisata menjadi kurikulum sekolah dan mendirikan lembaga

117 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007

Page 205: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

194

pendidikan formal yang berbasis pariwisata. Berikut ungkapan informan AJ:

Sebenarnya promosi pariwisata ini bukan hanya tugas Humas atau Dinas Pariwisata saja, tetapi seluruh dinas. Pendidikan sudah pasti juga terlibat. Kepala dinas pendidikan dia juga harus mempunyai salah satu kurikulum didalamnya misalnya tentang kurikulum pariwisata dan agrobisnis. Salah satu diantaranya di Indonesia kan punya hanya 5 sekolah model. Itu sekolah model untuk tingkat TK dan SD, dimana ada mata pelajaran sendiri atau ada kurikulum sendiri tentang agrobisnis dan pariwisata. Kemudian ada sekolah kejuruan terpadu khusus untuk agrobisnis dan pariwisata yang di Mingkik, nah itu untuk pendidikan. Jadi semua harus bernuansa atau berbasiskan agrobisnis dan pariwisata termasuk infrastruktur yang kita bangun pun untuk percepatan pembangunan agrobisnis dan pariwisata.118

Kerjasama Praktisi Humas Kota Pagar Alam

dengan dunia pendidikan sudah berjalan dengan baik, terlihat dengan diadakannya penyuluhan kepariwisataan oleh Praktisi Humas Pagar Alam ke instansi pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) tentang pariwisata, aset dan potensi wisata Pagar Alam, dan tentang penyuluhan sapta pesona wisata. Penyuluhan ini sudah pernah berjalan sejak tahun

118 Hasil wawancara dengan informan AJ tanggal 14 Juni 2007

Page 206: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

195

2005, namun pada tahun 2007 tampaknya tidak berjalan dengan baik karena tidak ada anggaran untuk kegiatan ini. Berikut ungkapan informan AS:

Tahun 2005 kemarin kita menyelenggarakan penyuluhan di segala instansi pendidikan di SMA, semacam kegiatan penyuluhan kepariwisataan. Isinya tentang pariwisata, aset dan potensi wisata Pagar Alam, tentang penyuluhan sapta pesona wisata. Alhamdulillah animo dari siswa cukup tinggi. Mereka juga memberikan respon, tanggapan dan saran yang cukup bagus. Pertanyaan dari anak sekolah tu banyak juga tentang sarana pesona, tentang rencana wisata kedepan dan kegiatan-kegiatan lain. Ada juga yang berkaitan dengan keamanan. Mereka menanyakan tingkat keamanan jika berkunjung kesana aman atau tidak? ingin tau seberapa banyak wisata di Pagaralam selama kita observasi. Selama kita di lapangan mungkin ada wisata baru, tapi yang kita utamakan di situ selain kita menyampaikan angka aset dan potensi pariwisata di Pagar Alam, yang kita utamakan di situ bagaimana menciptakan para generasi muda yang bisa berwisata maksudnya mengerti tentang kegiatan pariwisata, peduli tentang kebersihan pariwisata disitu yang kita tekankan.119

119 Hasil wawancara dengan informan AS tanggal 30 Mei 2007

Page 207: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

196

4. Relasi dengan Masyarakat Umum Masyarakat merupakan salah satu unsur yang

tidak bisa terlepas dari program pemerintah. Tanpa bantuan masyarakat dan tanpa diketahui oleh masyarakat, maka program yang dicanangkan oleh pemerintah juga akan sulit terealisasi. Oleh karena itu demi terealisasinya Pagar Alam sebagai kota pariwisata, maka Praktisi Humas juga mengajak peran serta masyarakat untuk menjadikan Pagar Alam sebagai kota pariwisata. Informan AA menuturkan:

Dari hal-hal yang kecil harus ada kaitan dari semua pihak, supaya nyambung. Begitu juga dengan masyarakat Pagar Alam sendiri. Inikan berdampak pada PAD, dari PAD juga mempunyai dampak perekonomian masyarakat. Jadi, kita selalu menghimbau kepada masyarakat melalui kelurahan, agar dapat mendukung kota pariwisata. Salah satunya dengan menjaga keamanan, bersikap ramah terhadap pengunjung dan bisa juga dengan mempromosikan langsung Pagar Alam ini melalui cerita-cerita kepada keluarga mereka yang ada di luar daerah.120

Peran serta masyarakat tidak hanya sebatas itu.

Masyarakat juga dapat diberdayakan sebagai guide wisatawan agar wisatawan dapat lebih mudah mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Pagar Alam. Tentu ini juga memerlukan koordinasi antara

120 Hasil wawancara dengan informan AA tanggal 28 April 2007

Page 208: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

197

masyarakat dengan pihak pemerintah. Berikut ungkapan informan AM:

Selain nilai jual itu, kito jugo perlu guide dari elemen masyarakat. Agar mereka dapat memandu wisatawan yang datang ke Pagar Alam. Selain itu kita harus satu suara. Kita katakan Pagar Alam itu baik, pariwisata Pagar Alam itu baik. Guide ini juga kita harapkan bekerja sama dengan pemilik kios, penjual teh dan kopi, agar wisatawan membeli oleh-oleh tersebut. Mereka juga harus mengatakan bahwa kopi dan teh Pagar Alam itu enak.121

Kerjasama lain antara Praktisi Humas dengan

masyarakat berupa pengadaan souvenir sebagai cinderamata bagi wisatawan. Cinderamata tersebut merupakan suatu benda yang menunjukkan ciri khas Pagar Alam sebagai kota wisata. Informan AB mengatakan bahwa: “Suvenir merupakan barang yang dicari-cari oleh wisatawan sebagai tanda bahwa ia telah mengunjungi suatu daerah, begitu juga dengan Pagar Alam. Melalui koordinasi antara Praktisi Humas dan pihak pengelola suvenir, maka souvenir yang dijual di Pagar Alam harus merefleksikan wisata Pagar Alam”122, oleh karena itu masyarakat juga dibina agar mempunyai keterampilan, terutama keterampilan dalam pembuatan suvenir seperti kuduk (senjata khas Pagar Alam), miniatur rumah baghi atau dalam bentuk

121 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007 122 Hasil wawancara dengan informan AB tanggal 27 April 2007

Page 209: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

198

gantungan kunci. Kenyataan di Pagar Alam, memang belum banyak pengrajin yang bergerak di bidang suvenir. Hal ini sudah diketahui oleh pemerintah dan sudah di carikan solusinya. Sebagaimana ungkapan informan AC:

Sebenarnya masyarakat kita ini sudah lumayan banyak yang mempunyai keterampilan, namun banyak yang belum maksimal pengerjaannya, terutama untuk pembuatan suvenir. Makanya kita bina juga mereka, agar mereka dapat lebih terampil dan eksis lagi. Itu kan untuk mereka juga. Kalau pengunjungnya tinggi, dapat menghidupi masyarakat. Seperti buat kuduk. Kalau Aceh dengan rencongnya, kita dengan kuduk.123 Interaksi pemerintah (Praktisi Humas) dengan

masyarakat juga dilakukan melalui radio. Adanya radio besemah sebagai radio pemerintah menjadi media bagi pemerintah untuk membuat masyarakat tahu pariwisata Pagar Alam, sehingga mereka sadar akan wisata Pagar Alam dan menunjang program kepariwisataan. Ungkapan informan AM berikut menggambarkan hal tersebut:

Kita bikin radio besemah salah satunya juga karena untuk membuat masyarakat sadar akan wisata ini. Itu tidak gampang, artinya yang dimaksud sadar wisata itu bagaimana? Terutama masyarakat ini harus bisa

123 Hasil wawancara dengan informan AC tanggal 2 Mei 2007

Page 210: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

199

menumbuhkan atau menunjang program sapta pesona. Sapta pesona adalah suatu kondisi yang bersih, sejuk, aman dan ramah, indah dan kenangan. Jadi bagaimana membuat suatu kota ini bersih, itu tidak terlepas dari peran serta masyarakat.124

Kemudian informan AM melanjutkan

ungkapannya, bahwa: Sebenarnya dengan salah satu visi Pagar Alam adalah kota pariwisata, jadi setiap kita sebagai warga Kota Pagar Alam baik sebagai masyarakat biasa, pejabat, Polri, dan lain-lain, diharapkan dapat melakukan promosi pariwisata. Umpamanya ada orang datang kesini kita harus mempromosikan kota pariwisata ini. Pak Walikota saja setiap kali pertemuan beliau selalu menyampaikan itu, mempromosikan pariwisata yang ada di kota Pagar Alam.125

Interaksi dengan masyarakat ini, tidak saja

dilakukan oleh Praktisi Humas, tetapi juga oleh seluruh aparat pemerintah Pagar Alam. Masing-masing mendapatkan amanat dari pimpinan daerah untuk ikut menginformasikan keadaan pariwisata Pagar Alam kepada masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh informan AD berikut: “semua aparat memang secara tidak langsung kita tugasi

124 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007 125 Hasil wawancara dengan informan AM tanggal 1 Juni 2007

Page 211: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

200

untuk menginformasikan kepada masyarakat luas tentang potensi pariwisata yang ada di Pagar Alam. Jadi tidak hanya tugas Praktisi Humas saja ya...”.126

F. KESIMPULAN

Bagian ini akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya tentang aktivitas promosi pariwisata Pagar Alam secara keseluruhan, pemaknaan Praktisi Humas informan terhadap peran mereka dalam aktivitas promosi dan pemaknaan Praktisi Humas informan terhadap aktivitas promosi itu sendiri serta model promosi pariwisata Kota Pagar Alam.

1. Aktivitas Promosi Pariwisata Pagar Alam Berdasarkan data yang telah penulis sebutkan

pada hasil penelitian, pada dasarnya aktivitas promosi yang telah dilakukan oleh praktisi Humas Pagar Alam sudah cukup berjalan dengan baik, artinya tidak ada kevakuman kegiatan, namun menurut penulis kegiatan-kegiatan tersebut kurang bervariasi atau dapat dikatakan monoton, karena kegiatan promosi yang dilakukan oleh Praktisi Humas Pagar Alam cenderung tidak berubah dari tahun ke tahun sejak tahun 2001 dan dilakukan di tempat yang sama. Hanya satu atau dua kegiatan saja yang kadang-kadang bertambah atau berkurang setiap tahunnya. Padahal menurut Kotler dan Armstrong (2001: 571) banyak bentuk-bentuk promosi yang dapat dilakukan, yaitu iklan melalui koran, majalah, radio dan televisi, penjualan pribadi, promosi penjualan yang mencakup

126 Hasil wawancara dengan informan AD tanggal 3 Juni 2007

Page 212: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

201

demonstrasi dalam toko, pameran, dan kontes, publisitas dan pemasaran langsung.

Kegiatan yang terkesan monoton ini, menurut penulis agak kurang efisien, mengingat banyaknya objek wisata yang dimiliki oleh Kota Pagar Alam. Alangkah baiknya kalau promosi yang dilakukan tidak melulu pada suatu kota yang sama, tetapi berpindah dari satu propinsi ke propinsi yang lain, sehingga sasaran khalayak atau masyarakat yang mengetahui adanya daerah tujuan wisata di Pagar Alam juga dapat menyebar, tidak hanya pada daerah yang sama. Promosi dalam bentuk penampilan kesenian (atraksi wisata) juga sebaiknya tidak hanya terfokus pada tarian, tetapi dikombinasikan dengan tayangan-tayangan gambar objek wisata baik secara visual atau audio visual, sehingga lebih memperlihatkan kekayaan obyek wisata yang ada di Pagar Alam.

Salah satu bentuk promosi yang penting dilakukan oleh Praktisi Humas adalah iklan. Iklan merupakan salah satu cara untuk membujuk konsumen atau dalam hal ini calon wisatawan untuk membeli suatu produk pariwisata atau jasa yang ditawarkan. Menurut Rudy (2005: 190), iklan merupakan cara yang tepat untuk dapat memperkenalkan objek dan hasil produk pariwisata kepada wisatawan yang sama sekali belum mengenalnya, yaitu dengan menggunakan sarana-sarana media massa seperti surat kabar, radio, televisi, majalah dan sebagainya.

Page 213: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

202

Kendala dana sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa informan, bukanlah suatu permasalahan yang rumit, karena dana tersebut bisa saja dialihkan dari suatu kegiatan kepada kegiatan yang baru, atau bisa juga dengan menambah anggaran untuk promosi pariwisata, mengingat Pagar Alam merupakan kota yang masih mendapatkan subsidi dana terbesar kedua di Indonesia dari pemerintah pusat. Selain itu masalah sumber daya manusia juga harus mendapatkan perhatian yang serius. Sumber daya manusia yang ada di Pagar Alam menurut penulis masih sangat jauh dari cukup, terutama di bidang Humas dan pariwisata. Sangat ironis, sebagai kota yang baru akan berkembang, Pagar Alam hanya memiliki satu pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang pariwisata, bahkan yang mempunyai latar belakang pendidikan Kehumasan tidak ada sama sekali. Seharusnya pemerintah Pagar Alam ke depan benar-benar memprioritaskan sumber daya yang mempunyai kualitas dan skill yang khusus di bidang tersebut, sehingga dapat membantu peningkatan pengembangan pariwisata Pagar Alam.

Adapun permasalahan sarana dan prasarana selain memfokuskan kepada transportasi, menurut penulis pemerintah Pagar Alam juga perlu memperhatikan beberapa prasarana yang lain, seperti pelayanan hotel, pengadaan biro perjalanan wisata dengan bekerja sama dengan pihak swasta atau pihak ketiga dan juga pasar sebagai tempat pusat perdagangan. Menurut pengamatan penulis, pasar

Page 214: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

203

yang ada di Pagar Alam sangat tidak menunjang sebagai kota pariwisata. Kesemrawutan tata pasar tidak menarik wisatawan untuk mendatangi pasar tersebut, apalagi tidak adanya tempat penjualan khusus suvenir atau kerajinan-kerajinan dan masakan-masakan Pagar Alam di pasar tersebut, sehingga wisatawan yang datang ke Pagar Alam akan kesulitan untuk membeli suvenir sebagai buah tangan dari Kota Pagar Alam. Menurut penulis hal ini sebenarnya terjadi karena kurangnya koordinasi antara pihak Humas dengan pihak yang lain, seperti para pengrajin atau para pedagang yang ada di Kota Pagar Alam, sehingga mereka (para pengrajin dan pedagang tersebut) tidak intens melakukan kegiatan mereka. Ini bisa saja terjadi jika para pengrajin itu kekurangan modal atau takut tidak ada wisatawan yang membeli, karena tidak adanya tempat yang khusus seperti pasar wisata.

Secara umum, program kehumasan dalam promosi pariwisata di Kota Pagar Alam bisa digambarkan sebagai berikut:

Page 215: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

204

Gambar 1. Model Program Kehumasan dalam Promosi Pariwisata

Kota Pagar Alam

Praktisi Humas

Promosi

Pariwisat

a

Pagelaran

Kesenian

Mengirim duta

seni; tarian,

lagu daerah,

dan alat musik

khas Pagar

Alam

Publikasi

Brosur

Booklet

Leaflet

Calon wisatawan

Anggaran Dana

Pameran

Menyelenggaraka

n dan mengikuti pameran lokal,

regional dan

internasional

Objek

wisata

Publisitas

Surat

kabar

Televisi

Radio

Internet

Promosi

dari

mulut ke

mulut

Komunikasi

lisan antara

pengunjung

dengan kerabat

atau rekan

Page 216: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

205

Sumber: diolah dari hasil penelitian, Maret-Juli

2007 Penjelasan gambar tersebut adalah bahwa

Praktisi Humas Pagar Alam setelah mendapatkan persetujuan dari pimpinan daerah tentang rancangan kegiatan yang akan dilakukan, melakukan promosi sesuai dengan dana yang telah dianggarkan. Promosi tersebut dilakukan dengan lima macam bentuk promosi yaitu publisitas melalui media cetak (surat kabar), media elektronik (TV dan radio), dan internet, publikasi dengan brosur, leaflet, booklet, mengikuti dan menyelenggarakan pameran kepariwisataan baik di tingkat regional, nasional dan internasional, mengikuti dan mengadakan pagelaran kesenian baik di tingkat regional, nasional dan internasional, serta promosi dari mulut ke mulut yang biasanya langsung dari cerita-cerita wisatawan yang telah berkunjung ke Pagar Alam kepada kerabat dan rekan-rekannya. Obyek yang dipromosikan tersebut adalah obyek wisata, baik itu wisata alam, wisata sejarah dan kepurbakalaan, wisata budaya dan nilai-nilai tradisional, wisata pertanian dan perkebunan serta wisata minat khusus, yang sasarannya adalah calon wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.

Page 217: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

206

Gambar 2.

Model Konstruksi Bentuk Promosi Pariwisata Kota Pagar Alam

Sumber: diolah dari hasil penelitian, Maret-Juli

2007 Gambar 2 diatas merupakan hasil konstruksi

bentuk-bentuk promosi yang sudah dilakukan oleh Praktisi Humas Kota Pagar Alam, terbagi menjadi dua

Bentuk

Promosi

Pariwisata

a

Praktisi

Humas

Promosi

Ekonomis

Promosi

Metropolis

- Publisitas

- Publikasi

- Promosi dari

mulut ke

mulut

- Pameran

- Pertunjukan

kesenian

Kategorisasi

Page 218: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

207

kategori bentuk pariwisata, yaitu promosi ekonomis dan promosi metropolis.

2. Realitas Subjektif Promosi Pariwisata Bagi kalangan konstruktivis, realitas yang

sesungguhnya ada di benak masing-masing manusia (subjektif). Kegiatan promosi pariwisata pun sesungguhnya lebih dari sekedar fakta empiris berupa kegiatan-kegiatan yang kasat mata. Bagi pelaku aktivitas promosi tersebut, tentu yang lebih substansial adalah bagaimana pemaknaan mereka terhadap peran dan aktivitas mereka.

Menurut perspektif interaksi simbolik, tindakan-tindakan manusia berangkat dari pemaknaan tertentu. Makna diperoleh melalui proses interpretasi dalam interaksi mereka dengan orang lain. Disinilah, mengapa kemudian muncul berbagai pemaknaan atas persoalan yang sama. Aktivitas promosi pariwisata pun akhirnya menjadi realitas subjektif yang beragam. Sebagian orang menganggapnya sebagai kegiatan yang relevan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan (promosi substansial). Sementara, beberapa orang lainnya menganggapnya tidak lebih dari sekadar rutinitas yang tidak banyak membawa perubahan (promosi formal). Bahwa kemudian mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan promosi, itu tak lebih dari sekadar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang petugas atau pegawai pemerintah. Karena itulah, aktivitas promosi ini tidak saja menggambarkan sosok praktisi yang aktif atau

Page 219: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

208

bahkan super aktif, tetapi juga karakter praktisi yang pasif.

Berdasarkan konteks realitas subjektif ini pula lah, sosok Praktisi Humas penulis bagi menjadi tiga, yakni humas aktivis, humas teknis, dan humas pragmatis. Informan yang termasuk dalam tipologi Praktisi Humas Aktivis adalah mereka yang menjiwai posisinya sebagai praktisi yang harus mengabdi, bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Mereka benar-benar selalu mempromosikan pariwisata Pagar Alam dalam setiap kesempatan, baik pada saat menjalankan kegiatan-kegiatan rutinitas promosi ataupun diluar rutinitas tersebut, artinya mereka juga selalu mempromosikan pariwisata Pagar Alam di setiap kesempatan yang mereka miliki, misalnya pada saat melakukan perjalanan dinas ke luar kota, atau sedang berlibur dengan keluarga di luar kota, bahkan di sela-sela obrolan mereka dengan kerabat atau handai taulan lainnya yang belum mengetahui obyek wisata Pagar Alam. Hal ini mereka lakukan tidak lain adalah untuk mengenalkan pariwisata Pagar Alam pada setiap orang yang mereka temui. Tidak jarang di antara mereka ada yang membawa brosur pariwisata Pagar Alam di setiap perjalanan yang mereka lakukan, untuk dititipkan di bandara atau hotel-hotel. Bagi Praktisi Humas Aktivis, promosi adalah suatu kewajiban yang harus mereka lakukan baik dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai Praktisi Humas ataupun pribadi mereka sebagai seorang putra daerah Pagar Alam. Praktisi Humas

Page 220: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

209

informan yang termasuk dalam kategori Praktisi Humas Aktivis ini sebanyak enam (6) orang yaitu informan AE, informan AB, informan AA, informan AD, informan AJ, informan AM. Mereka adalah para Praktisi Humas yang sangat tekun dan selalu gencar melakukan promosi pariwisata Pagar Alam, serta selalu berpikir positif terhadap kegiatan yang mereka lakukan.

Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka promosi pariwisata, menurut Praktisi Humas Aktivis adalah sesuatu yang memang tidak boleh diabaikan dan harus terus dilaksanakan. Tanpa kegiatan promosi, maka mustahil cita-cita pemerintah untuk menjadikan Kota Pagar Alam sebagai kota pariwisata akan tercapai, oleh karena itu mereka yang termasuk dalam kategori Praktisi Humas ini selalu mendukung setiap kegiatan promosi yang dilakukan dan berusaha untuk selalu membuat kegiatan untuk mempromosikan pariwisata Pagar Alam. Kesibukan dan pekerjaan yang menumpuk, akan mereka tinggalkan demi mendukung suksesnya kegiatan promosi yang sedang dilaksanakan. Beberapa Praktisi Humas aktivis mempunyai motto: “Tiada Hari Tanpa Promosi”.

Praktisi Humas Teknis yang penulis maksudkan disini adalah Praktisi Humas yang melakukan aktivitas promosi sesuai dengan kegiatan yang telah dicanangkan berdasarkan keputusan yang telah disetujui oleh pimpinan daerah. Mereka tidak terlalu ambisius melaksanakan kegiatan promosi seperti halnya Praktisi Humas aktivis, namun mereka

Page 221: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

210

juga tidak pasif dalam mendukung kegiatan yang mereka lakukan. Artinya mereka tetap mempunyai tanggung jawab penuh terhadap kesuksesan kegiatan promosi pariwisata Pagar Alam, sebatas kemampuan dan pekerjaan mereka sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) mereka. Bagi Praktisi Humas Teknis, apa yang mereka lakukan adalah tanggung jawab mereka sebagai seorang Praktisi Humas dan sebagai aparat pemerintah yang mempunyai amanat untuk menjalankan rencana pimpinan daerah. Meskipun demikian, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka mempromosikan pariwisata Pagar Alam, menurut Praktisi Humas Teknis juga merupakan suatu hal yang harus dilakukan dan didukung penuh oleh semua Praktisi Humas agar Kota Pagar Alam dapat dikenal oleh masyarakat luas sebagai kota pariwisata yang mempunyai banyak obyek wisata. Praktisi Humas yang termasuk dalam kategori Praktisi Humas Teknis ini sebanyak tujuh (7) orang, yaitu informan AL, informan AK, informan AH, informan AC, informan AP, informan AR, informan AN.

Sedangkan Praktisi Humas informan yang termasuk dalam golongan Praktisi Humas Pragmatis adalah mereka yang kurang aktif di setiap kegiatan promosi yang dilakukan pada setiap even. Mereka juga kurang antusias untuk melakukan kegiatan promosi demi mewujudkan Pagar Alam sebagai kota pariwisata. Mereka memaknai posisi mereka tak lebih dari sekadar pekerjaan di mana mereka menggantungkan penghasilannya. Dalam setiap even,

Page 222: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

211

mereka hanya sebatas melakukan apa yang diminta oleh rekan kerjanya atau atasannya, dan tidak mempunyai inisiatif sendiri untuk melakukan sesuatu yang bisa mensukseskan kegiatan tersebut, walaupun sebenarnya banyak yang dapat mereka lakukan tanpa harus menunggu komando dari yang lain. Tanpa ada perintah atau komando dari atasan atau teman kerjanya, Praktisi Humas Pragmatis ini cenderung hanya menjadi penonton atau penghibur.

Adapun anggapan mereka terhadap kegiatan-kegiatan yang selama ini berlangsung tidak lain hanya sebagai “proyek” demi mencari keuntungan pribadi saja dan hanya untuk menghabiskan anggaran yang telah ditetapkan oleh pimpinan daerah. Selain itu mereka juga menganggap kegiatan promosi yang dilakukan di luar daerah adalah sebagai ajang jalan-jalan saja, tanpa ada hasil yang nyata. Praktisi Humas informan yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari dua (2) orang yaitu informan AT dan informan AS.

Realitas subjektif aktivitas promosi pariwisata di Pagar Alam oleh para praktisi humas, bisa digambarkan sebagai berikut:

Page 223: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

212

Gambar 3. Realitas Subjektif Aktivitas Promosi Pariwisata

di Pagar Alam oleh Para Praktisi Humas

Sumber: diolah dari hasil penelitian, Maret-Juli

2007

Praktisi

Humas Promosi

Pariwisata

Aktivitas

- Substansial

- Formal

Peran

- Super Aktif

- Aktif

- Pasif

Pemaknaa

n

Humas Aktivis

Humas Teknis

Humas

Pragmatis

Page 224: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

213

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif (Dasar-Dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

Ardianto, Elvinaro. 2004. Public Relations, Suatu

Pendekatan Praktis (Kiat Menjadi Komunikator Dalam Berhubungan Dengan Publik dan Masyarakat). Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Bagyono. 2005. Pariwisata dan Perhotelan. Bandung:

Alfabeta Bonar, S.K. 1993. Hubungan Masyarakat Modern (Public

Relations), Jakarta: Rineka Cipta

Campbell, et. al. 1994. Managerial Behavior, Performance,

and Effectiveness. New York: McGraw-Hill Book

Co Cuff, E.C. & Payne, G.C.F. (eds). 1981. Perspective in

Sociology. London: George Allen & Unwin

Cutlip, M. Scott, dkk. 2006. Effective Public Relations.

Terjemahan Tri Wibowo. Jakarta: Kencana Denzin, Norman K., & Yvonna S. Lincoln (Ed), 2000.

Handbook of Qualitattve Research. Second Edition,

Calivornia: Sage publications, Inc

Page 225: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

214

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relation dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju

Jefkins, Frank. 1992. Hubungan Masyarakat.

Terjemahan A. Muchlis Alimin. Jakarta : Intermasa

Kasali, Rhenald. 2002. Manajemen Periklanan. Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2001. Principles of

Marketing. New Jersey: Prentice Hall Inc

Littlejohn, Stephen W. 1996. Theories of Human

Communication. New Mexico: Wodsworth

Publishing Company Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan

(edisi revisi). Bandung: Alfabeta Moore, H. Frazier. 2005. Humas (Membangun Citra

dengan Komunikasi). Terjemahan Liliwati &

Deddy Djamaluddin. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif

(Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainya). Bandung: Remaja Rosdakarya

Page 226: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

215

------. 2004. Komunikasi Populer (Kajian Komunikasi dan Budaya Kontemporer). Bandung: Pustaka Bani

Quraisy Putra, I Gusti Ngurah. 1999. Manajemen Hubungan

Masyarakat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

Rachmadi, F. 1994. Public Relations Dalam Teori dan

Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

------. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen

Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Rudy, Teuku May. 2005. Komunikasi & Hubungan

Masyarakat Internasional. Bandung : Refika

Aditama. Rosady, Ruslan. 1999. Manajemen Humas dan

Manajemen Komunikasi. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan, Konsepsi dan

Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Soemirat, Soleh & Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-

Dasar Public Relations. Bandung : Remaja

Rosdakarya Sukarsa, I Made. 1999. Pengantar Pariwisata. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Page 227: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

216

Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi

Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan.

Jakarta: Pradnya Paramitha Wahab, Solihin Abdul. 1997. Analisis Kebijaksanaan,

dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara . Jakarta: Bumi Aksara

Widjaja. 2001. Titik Berat Otonomi Daerah. Jakarta: Raja

Grafindo Persada Winardi. 2001. Promosi Dan Reklame. Bandung:

Mandar Maju Yoeti, Oka. 1997. Perencanaan dan Pengembangan

Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita ------. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah

Tujuan Wisata. Jakarta : Pradnya Paramita

Yulianita, Neni. 2000. Dasar-Dasar Public Relations.

Bandung : Alqaprint

Page 228: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

217

Terbitan lainnya Marzuki Bedur, et.al. (tanpa tahun). Letak Geografi dan

Topografi Daerah. Melalui

http://www.pagaralam.go.id.htm[11.35 AM/16/03/06]

Penjelasan Khusus Sektor Pariwisata. Melalui

<http://www.bkpm.go.id/en/file/pen-pariwisata.doc>[11.00AM/02/02.07]

Salam, Noor Efni. 2002. Pelaksanaan Fungsi Humas

Pemerintah Dalam Menunjang Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Pekan Baru Provinsi Riau.

Tesis. Bandung : Program Pascasarjana Unpad Shapiro, Aaron. 2003. Promoting Cloverland: Regional

Associations, State Agencies, and the Creation of Michigan's Upper Peninsula Tourist Industry. Michigan Historical Review. Vol.29. Issue.1: 1-9

Supriadin, Didin. 2004. Pelaksanaan Fungsi Tim

Sosialisasi Sebagai ”Humas Pemerintah” Dalam Menunjang Penyelenggaraan Kebijakan Subsidi BBM Tahun 2003.

Ulfah, Rini Marie. 2003. Peran Biro Humas Sekretariat

Daerah Pemerintah Provinsi Gorontalo Dalam Membentuk Opini Publik Pada Figur Gubernur Provinsi Gorontalo Periode 2002-2006. Skripsi.

Page 229: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

218

Yogyakarta : FISIP Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Otonomi

Daerah Utama, I Gusti Bagus Rai, 2006. Potensi Agrowisata

Tamblingan. Melalui

http://www.ende.go.id[11.04.30/020207] Yenrizal. 2004. Komunikasi Pemerintah Nagari di Masa

Transisi (Studi Komunikasi Dalam Pembuatan dan Pelaksanaan Peraturan Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat). Tesis. Bandung : Program

Pascasarjana Unpad Mediator (Jurnal Komunikasi). 2001. volume 2 nomor

1

Page 230: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

219

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Dr. Yopi Kusmiati, S.Sos.I., M.Si merupakan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ia dilahirkan di Pagaralam, Sumatera Selatan pada tanggal 17 Desember 1980. Alumni Pondok Pesantren Daar el Qolam ini menyelesaikan kuliah

S1 nya di Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Raden Fatah Palembang pada tahun 2002, dan melanjutkan kuliah S2 di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2007, yang kemudian menyelesaikan Program Doktoral juga di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus tahun 2013.

Sebelum menjadi Dosen di UIN Syarif Hidayatullah, ia pernah bekerja di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2015-2017, Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2011-2015, Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI tahun 2009-2011, dan Pegawai serta Tenaga pengajar pada Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang tahun 2003-2008.

Beberapa tulisannya pernah dimuat di media massa, diantaranya tulisan dengan judul “Stop

Page 231: Cover dalam Nama penulis Nama penerbitrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50876... · 2020. 8. 20. · 6. Konsep Corpoorate Public Relations (CPR) dan Marketing Public

220

Bullying ABK” (Sindo, 28 juli 2017), “Stigma Autis” (Sindo Sumsel, 2 April 2015), “Transformasi Budaya Nilai Autis” (Tribun Sumsel, 1 April 2015), “Antara Hijab dan Fashion” (Tribun Sumsel, Februari, 2015). Selain itu penulis juga aktif menulis di Jurnal dan Bulletin, dan menjadi peneliti di bidang yang ia tekuni. Salah satu penelitiannya berjudul “Presentasi Diri Keluarga Anak Autis: Kajian Interaksionisme Simbolik Terhadap Keluarga Anak Autis dalam Menghadapi Stigma Autisme (2013).