core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

324
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Oleh: Ana Ngatiyono S860809003 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit...

Page 1: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN

DAENDELS” SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN

SEJARAH

(Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri

kota Salatiga)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Magister

Oleh:

Ana Ngatiyono

S860809003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2

KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS”

SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH

(Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga)

Disusun oleh:

Ana Ngatiyono

S860809003

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Dr. Suyatno Kartodirdjo _______________ ____________

NIP. 130324012

Pembimbing II Dra. Sutiyah M.Pd., M.Hum ______________ ____________

NIP. 19590708 198601 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Dr. Warto, M.Hum.

NIP.196109251986031001

Page 3: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3

Page 4: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 4

PERNYATAAN

Nama : Ana Ngatiyono

NIM : S860809003

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul” Karya Sastra

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah

(Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas kota Salatiga)” adalah

benar-benar karya sendiri, hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Salatiga, Juli 2011

Yang membuat pernyataan

Ana Ngatiyono

Page 5: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

PERSEMBAHAN

Teriring rasa terimakasih dan rasa syukur kepada Allah SWT, karya ini

kupersembahkan:

1. Kepada Bapak Dahman dan Ibu Martiyah, terimakasih atas doa,

kesabaran, dukungan, dan keteladannya.

2. Embah Buyut Darmo, Embah Riyoto dan Suniti, terimakasih karena terus

mendoakan cucunya dan semua nasehatnya agar aku bisa menjadi anak

yang baik, bertanggung jawab dan berbakti pada orang tua, serta dapat

hidup lebih baik.

3. Rina I.B terimakasih atas segala doa dan dukungannya.

Page 6: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”Karya

Sastra Novel “ Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” Sebagai Sumber Pembelajaran

Sejarah (Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas kota Salatiga)”,

yang dalam penulisan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak

yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan tesis ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Warto, M. Hum., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Dr. Suyatno Kartodirdjo, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam

menyelesaikan penulisan tesis ini.

5. Dra. Sutiyah M.Pd, M.Hum, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, kemudahan, dan semangat dalam penulisan

tesis.

Page 7: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 7

6. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu.

7. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Salatiga, Drs. Saptono Nugrohadi M.Pd, M.Si

atas dukungan dan bantuannya.

8. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga dan Bapak Kepala Sekolah SMA

Negeri 3 Salatiga yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan segala

bantuannya.

9. Endah Harini S.Pd, Dra. Suprapti, Dra Sri Maryati, terimakasih atas bantuan

dan dan kerjasamanya dalam penelitian ini.

10. Bapak Dahman dan Ibu Martiyah atas segala dukungan dan doanya.

11. Teman-teman pascasarjana pendidikan sejarah angkatan 2009 terimakasih atas

segala dukungan dan bantuannya.

12. Kak Idris “Idris Hulubalang”....terimakasih atas banyak bantuan dalam

penyelesaian tesis ini.

13. Teman-teman Pendidikan Sejarah UNY Angkatan 2005.

Demikian kata pengantar dari peneliti dan semoga penelitian ini bermanfaat

bagi pembaca. Amin.

Surakarta, Juli 2011

Ana Ngatiyono

Page 8: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………….. i

PENGESAHAN PEMBIMBING…………………………….. ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS…………………………… iii

HALAMAN PERNYATAAN………………………………… iv

MOTTO……………………………………………………….. v

PERSEMBAHAN ……………………………………………. vi

KATA PENGANTAR………………………………………… vii

DAFTAR ISI………………………………………………….. ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………….. xiii

ABSTRAK…………………………………………………….. xiv

ABSTRACT…………………………………………………... xv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………. 1

A. Latar belakang Masalah…………………………………... 1

B. Rumusan Masalah………………………………………... 10

C. Tujuan Penelitian………………………………………… 10

D. Manfaat Penelitian……………………………………….. 11

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR... 14

A. Kajian Teori……………………………………………….. 14

1. Karya Sastra Sejarah………………………………….. 14

a. Pengertian karya Sastra…………………………… 14

b. Hubungan Karya Sastra dan Sejarah………………. 20

c. Fungsi Sastra dan Pembelajaran Sastra……………. 29

2. Novel Sejarah………………………………………….. 33

a. Pengertian Novel Sejarah………………………….. 33

b. Unsur-unsur Novel………………………………… 38

3. Sumber Pembelajaran Sejarah………………………… 48

a. Pengertian Sumber Belajar………………………… 48

Page 9: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 9

b. Macam Sumber Pembelajaran Sejarah……………. 50

c. Fungsi Sumber Pembelajaran Sejarah…………….. 52

d. Peran Sumber Pembelajaran Sejarah……………… 53

e. Kriteria Memilih Sumber Belajar Sejarah………… 54

4. Pembelajaran Sejarah………………………………….. 55

5. Nilai Sejarah…………………………………………… 59

B. Penelitian yang Relevan…………………………………… 61

C. Kerangka Berpikir…………………………………………. 64

BAB III METODE PENELITIAN………………………….. 68

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….. 68

B. Bentuk dan Strategi Penelitian…………………………….. 69

C. Sumber Data……………………………………………….. 71

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 72

E. Teknik Cuplikan…………………………………………… 74

F. Validitas Data……………………………………………… 75

G. Teknik Analisis Data………………………………………. 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……. 81

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan…………………………. 81

1. Deskripsi Latar………………………………………… 81

2. Sajian Data…………………………………………….. 166

B. Pokok Temuan…………………………………………….. 243

1. Pesan Sejarah yang Terkandung Dalam Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”…………………………….. 243

2. Pemahaman Guru Terhadap Sumber Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Novel…………………. 244

3. Apresiasi Guru Sejarah terhadap Novel “Jalan raya

Pos, Jalan Daendels” Sumber Pembelajaran Sebagai Bahan Pendamping Sumber Pembelajaran Sejarah……

245

4. Relevansi Pengetahuan Sejarah yang Terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels Terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Mata Pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas…………..………………………………………..

246

Page 10: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 10

C. Pembahasan………………………………………………... 247

BAB V PENUTUP…………………………………………… 268

A. Kesimpulan………………………………………………... 268

B. Implikasi…………………………………………………… 270

C. Saran……………………………………………………….. 273

DAFTAR PUSTAKA………………………………………… 274

LAMPIRAN………………………………………………….. 279

Page 11: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hlm.

1. Kerangka Berpikir 66

2. Trianggulasi Sumber 77

3. Tekhnik Analisis 80

Page 12: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hlm.

1. Lampiran 1 279

2. Lampiran 2 282

3. Lampiran 3 283

Page 13: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 13

ABSTRAK

Ana Ngatiyono, S860809003. 2011. Karya Sastra Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus pada Peserta Didik Sekolah Menengah Atas kota Salatiga). Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. . Juli 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pesan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. (2) Pemahaman guru terhadap sumber pembelajaran sejarah dengan menggunakan novel. (3) Apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah. (4) Relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga yang terdiri dari SMA Negeri 1, 2, dan 3. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data terdiri dari dokumen (naskah novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP), informan (guru sejarah dan siswa), tempat dan peristiwa saat proses pembelajaran dengan menggunakan novel. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi langsung, pembahasan novel, dan analisis dokumen. Teknik cuplikan yang dipakai adalah purposive sampling. Validitas data menggunakan trianggulasi data dan metode. Analisis data menggunakan analisis interaktif dengan tiga tahapan analisis, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan yang berinteraksi dengan pengumpulan data secara siklus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pesan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” adalah bentuk perlawanan pemimpin dan rakyat pribumi terhadap kolonial Belanda mulai dari kota Anyer sampai Panarukan, adanya peristiwa Cadas Pangeran di Sumedang, pemberontakan petani di Cilegon, munculnya garong (gabungan romusha ngamuk) di Cimahi, ataupun perlawanan para jawara di Tangerang. Pesan sejarah yang lain adalah pertumbuhan dan perkembangan kota yang dilalui Jalan Raya Pos, dan mengetahui banyaknya korban Pribumi akibat pembangunan Jalan Raya Pos. (2) pemahaman guru terhadap novel “Jalan raya Pos, Jalan Daendels” hanya terbatas pada sejarah kota-kota di Pulau Jawa yang dilalui Jalan Raya Pos dan relatif tidak memahami secara utuh; (3) Guru sejarah di Sekolah Menengah Atas kota Salatiga berapresiasi tinggi terhadap penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, meskipun dalam penggunaannya diakui ada kendala misalnya membutuhkan alokasi waktu yang lebih banyak. (4) Materi sejarah dalam novel tidak semuanya sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), sehingga guru harus mengklasifikasikannya.

Kata kunci: novel, sumber pembelajaran sejarah

Page 14: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 14

ABSTRACT

Ana Ngatiyono, S860809003. 2011. novel, be entitled “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” as history learning resources (chase study of State Senior High School students at Salatiga Municipality). Thesis. Surakarta: History Education Study Program, Sebelas Maret University of Surakarta Postgraduate Program. Juli 2011.

This research had the purpose: (1) the historical massages which Contains in the novel Jalan raya Pos, Jalan Daendels; (2) the teachers understanding of learning resources make use of novel; (3) history teacher appreciate to the novel Jalan raya Pos, Jalan Daendels as the associate history material; (4) to know students knowledge after use the novel Jalan raya Pos, Jalan Daendels as associate history material.

The research took location in State Senior High School 1, 2, and 3 Salatiga. The research method was used is the quantitative description with single embedded chase study. The data sources consist of the documents (novel, syllabus, teaching planning implementation and planning). Informant (history teacher and students), places and event is teaching and learning activities. The data collecting techniques uses in dept interviews, direct observation, and document analysis. The citation technique that is used is purposive sampling. The data validity uses data and method triangulation technique. The data analysis uses interactive analysis with: data reducing, data serving, and conclusion drawing that is interacted with the data collection periodically.

The results of the research shows that: (1) history massage in the novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” are: a struggle of local chips and local people to Dutch colonial from Anyer to Panarukan, struggle of local people in Cadas Pangeran at Sumedang, pheasant revolt of Cilegon, rise up the garong (gabungan romusha ngamuk) in Cimahi, and struggle of the jawara in Tangerang. The other history massage is the growth and develop the cities at the Jalan Raya Pos, and get information about genocide of local people when build the roads (2) teachers understanding to novel “Jalan raya Pos, Jalan Daendels” is limited on the city history in Java island in Jalan Raya Pos and relatively had not understood the whole history massages; (3) teacher history in senior high school at Salatiga has have high appreciation to use the novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, even thought has the problem in using, likes need more times to allocated. (4) Not all of the material of history accordance with standard competence and based competence, so the teacher should clasiify. Key word: novel, teaching history resources

Page 15: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra sebagai sebuah simbol verbal mempunyai beberapa peranan

antara lain sebagai cara pemahaman, cara perhubungan, dan cara penciptaan.

Obyek karya sastra adalah realitas atau apapun yang dianggap realitas oleh

pengarangnya. Apabila realitas itu berupa sebuah peristiwa sejarah maka karya

sejarah tersebut mencoba untuk menterjemahkan peristiwa itu ke dalam bahasa

imaginer dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar

kemampuan pengarang. Karya sastra sejarah dapat menjadi sarana bagi pengarang

untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapan mengenai suatu peristiwa

sejarah. Karya sastra dapat merupakan penciptaan kembali sebuah peristiwa

sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang.

Karya sastra baik lisan maupun tulisan menurut Alvian (dalam Lewar,

1998: 6) merupakan artefak (benda hasil kecerdasan manusia), wujud, dan bagian

dari kebudayaan manusia. Sebagai ekspresi dan pernyataan kebudayaan sastra

mempunyai unsur ideas dan activities. Konsep ini menyiratkan keberadaan karya

sastra sebagai bentuk ekspresi dan refleksi pemikiran sastrawan atas realitas

kehidupan yang dihadapi. Keterkaitan antara perkembangan dunia sastra dan

perubahan sosial dalam masyarakat dimungkinkan oleh fungsi dan kedudukan

kesusastraan sebagai bagian dari sistem seni budaya. Perkembangan sastra dalam

berbagai bentuk di antaranya novel sejarah merupakan cara seorang sastrawan

Page 16: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 16

untuk bereskpresi dan menuangkan ide-ide dalam sebuah karya novel yang tetap

mempertahankan unsur sejarah sebagai bagian penting dari substansi novel.

Perkembangan novel dalam bentuk novel sejarah dipengaruhi oleh perkembangan

dan perubahan sosial dalam masyarakat yang khawatir nilai-nilai kepribadian

bangsa Indonesia terkikis oleh arus globalisasi.

Mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas memiliki peran penting

dan strategis dalam membentuk kepribadian bangsa dalam upaya meningkatkan

kualitas manusia Indonesia. Pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas di

Kota Salatiga pada saat ini kurang diminati oleh peserta didik karena dianggap

sebagai pelajaran yang membosankan dan hanya mengandalkan hafalan saja.

Pembelajaran sejarah di sekolah banyak dengan cara yang masih konvensional

yaitu pemberian materi pembelajaran sejarah yang masih berupa rangkaian angka

tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat atau dihafal kemudian diungkap

kembali saat menjawab soal-soal ujian. Sumber belajar yang digunakan guru

sejarah dan peserta didik hanyalah sebatas pada buku-buku teks sejarah, sehingga

akan lebih jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai sumber

pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistik dan menarik

(Hartono Kasmadi, 1996: 126).

Prinsip pengajaran yang baik terjadi apabila proses pembelajaran mampu

mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang

jelas dan nyata. Guru sejarah sebagai komponen yang menentukan dalam

implementasi strategi pembelajaran haruslah berusaha menciptakan strategi yang

inovatif guna mengatasi permasalahan dalam pengajaran sejarah. Penggunaan

Page 17: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 17

sumber pembelajaran bervariasi yang dapat merangsang kemampuan berfikir

inilah yang sampai sekarang belum banyak dilaksanakan oleh para guru sejarah di

Sekolah Menengah Atas terutama di Kota Salatiga.

Sementara itu, dalam proses pembelajaran termasuk di dalamnya

pembelajaran sejarah merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi

selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu kelompok pengirim pesan (guru),

komponen penerima pesan (peserta didik), dan komponen pesan itu sendiri yang

berupa materi pelajaran. kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi

kegagalan komunikasi, artinya materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

tidak dapat diterima secara optimal, lebih parah lagi mereka sebagai penerima

pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Sebagai upaya untuk

mengantisipasi kemungkinan tersebut, maka guru dapat menyusun strategi

pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang dapat

mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran dan yang terpenting

adalah membuat proses pembelajaran lebih menarik (Wina Sanjaya, 2009: 162).

Sumber belajar (learning resources) yang digunakan harus sesuai dengan

pengertian pokoknya yaitu semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud

tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara

terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam

mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sesuai dengan

pengertian tersebut, sumber belajar yang akan dikembangkan dan dimanfaatkan

untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah penggunaan karya sastra dalam

bentuk novel sejarah.

Page 18: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

Novel sejarah dapat menjadi alternatif sumber pembelajaran dikarenakan

adanya upaya menciptakan pembelajaran sejarah yang menarik. Kemenarikan itu

diperoleh apabila pembelajaran mengandung upaya meningkatkan pemahaman

terhadap sejarah itu sendiri. Pembelajaran sejarah dengan menggunakan novel

sejarah dapat memperdalam pengertian pelajar tentang peristiwa penting dan juga

kemungkinan mereka memahami cara hidup dan pandangan hidup orang di masa

lalu. Pengertian penting itu bukan saja data kognitif (nama, tanggal, peristiwa)

dari bahan sastra, tetapi lebih jauh mengandung pengetahuan tentang manusia,

kehidupan, dampak, akibat serta tingkah laku manusia. Sumber pembelajaran

berupa novel sejarah ini dapat digunakan secara efektif untuk menyampaikan

informasi atau pesan, dan dapat merangsang kemampuan berpikir.

Novel sejarah itu berfungsi sebagai perangsang minat, artinya peserta

didik bisa mulai belajar sejarah melalui novel sejarah terlebih dahulu untuk

membangkitkan minat untuk mengatasai kejenuhan setelah membaca buku teks

yang bahasanya kering dan kurang menggugah emosi atau perasaan. Dengan

demikian berbagai macam sumber acuan dalam kegiatan pembelajaran bisa

digunakan secara terpadu atau bergantian. Salah satu caranya guru dapat

memilihkan novel-novel yang mempunyai latar belakang sejarah sebagai sumber

pendukung dari buku teks. Berdasarkan latar belakang di atas maka diwujudkan

dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan karya sastra novel berjudul “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels”

Kenyataannya memang membaca novel sejarah jauh lebih menyenangkan

daripada membaca buku teks sejarah. Hal tersebut terlihat dari penelitian awal

Page 19: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 19

yang pernah dicoba sebelum penelitian ini dilaksanakan dengan mendasarkan

pada indikator ketertarikan peserta didik. Penyebabnya karena novel sejarah

adalah karya fiksi dan buku teks sejarah adalah karya non fiksi. Keduanya

mempunyai perbedaan mendasar dalam cara penyajian maupun bahasanya.

Sebagai karya fiksi novel sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan menggunakan

bahasa yang khas (konotatif) sehingga dalam suatu deskripsi mengenai suatu

tempat peristiwa (setting), tokoh (character), maupun peristiwa (incident) nampak

begitu hidup seolah-olah pembaca bisa melihat, mendengar, merasakan dan

mengalami peristiwa itu sendiri. Bahasa dalam karya fiksi (novel) bisa menyentuh

perasaan dan menghanyutkan pembaca. Disamping itu, dalam karya fiksi terdapat

plot dan suspense yang merupakan daya tarik tersendiri bagi pembaca.

Sebaliknya, buku teks sejarah disajikan dalam bentuk eksposisi dan menggunakan

bahasa ilmiah (denotatif) sehingga dalam deskripsi suatu peristiwa, tokoh, dan

tempat kejadian terasa kering, kurang menyentuh emosi pembaca. Kadang-kadang

kalimatnya begitu panjang sehingga pembaca (peserta didik) mengalami

kesukaran dalam memahami isi buku teks tersebut, dan adanya perasaan dipaksa

dalam membaca buku teks karena merupakan buku wajib.

Kelemahan pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Kota Salatiga

belum diupayakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini

terlihat dari data observasi awal yang menunjukkan guru sejarah di Sekolah

Menengah Atas Negeri Kota Salatiga semuanya belum pernah menggunakan

novel sejarah sebagai sumber pembelajaran di kelas. Belum dimanfaatkannya

novel sebagai sumber pembelajaran di sekolah inilah yang melatarbelakangi

Page 20: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 20

penelitian ini. Hal ini dikarenakan penggunaan sumber berupa novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat menjadi sumber pembelajaran sejarah yang menarik

untuk mempelajari sejarah bangsa Indonesia masa Kolonial Belanda.

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” memuat isi sebuah kesaksian

tentang peristiwa kemanusiaan yaitu pembangunan jalan raya pos yang bernama

Jalan Daendels. Pembangunan jalan ini merupakan satu dari banyak kisah tragedi

kerja paksa yang terjadi di sepanjang sejarah di Tanah Hindia. Digunakannya

novel ini sebagai sumber belajar sejarah diharapkan nantinya akan mengurangi

kebosanan dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, peserta didik juga diharapkan

dapat menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah

berupa pembangunan Jalan Raya Pos sehingga dalam menghayati peristiwa

sejarah itu dapat lebih mendalam. Nilai-nilai sejarah dan pendidikan sejarah yang

dihayati bertujuan untuk menumbuhkan penghargaan terhadap sejarah bangsa.

Pengetahuan-pengetahuan yang sulit sekali didapat dari buku teks terutama

tentang sejarah perkotaan dapat diperoleh peserta didik dari membaca novel ini.

Alasan mendasar novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dipakai sebagai

sumber pembelajaran menunjuk pada alasan bahwa keberhasilan pembelajaran

sejarah rendah karena kurangnya relevansi dan keterlibatan atau ketertarikan yang

dialami oleh peserta didik. Selain itu, masalah pengajaran sejarah tidak menarik

walaupun telah menggunakan berbagai metode, seperti tugas kelompok, diskusi,

bermain peran, ataupun simulasi. Cara-cara pembelajaran itu tidak cukup berhasil

karena peserta didik kadang-kadang tidak berminat atau menganggap

Page 21: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 21

pembelajaran kurang sungguh-sungguh.(diunduh dari http:// belajarsejarah.com/?

detail= beritanya&id=16&kode =4, tanggal 20 Juni 2010).

Novel sejarah yang dipilih harus mampu menghidupkan masa lampau

masa silam harus dekat dan dialami dalam realitas yang sebenarnya. Novel sejarah

juga harus membuat pembacanya mengalami kejadian-kejadian, merasakan

suasana sesuai zaman, berhadapan dengan tokoh-tokoh yang dihidupkan,

mengenali perasaan-perasaan, semangat, pikiran-pikiran dan motif-motif

perbuatan mereka. Novel sejarah tidak cukup hanya memberikan pengetahuan

tetapi pengalaman konkret subyektif dalam bentuk gambaran-gambaran. Hal

terpenting yang menjadi dasar penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran diharapkan dapat menambah pemahaman dalam transformasi

peristiwa sejarah yang belum banyak digunakan dalam dunia pendidikan.

Sementara itu, dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

mengandung isi atau kiteria sebagai sebuah novel sejarah yang di dalamnya

peserta didik dapat memahami makna dan seakan-akan menjadi bagian dari

peristiwa itu, karena bahasa yang digunakan lebih imajiner atau mudah dipahami.

Novel ini dipilih sebagai sumber pembelajaran karena relevan dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam mata pelajaran sejarah di Sekolah

Menengah Atas. Standar Kompetensi yang sesuai adalah “menganalisis

perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan

pendudukan Jepang.” Dengan Kompetensi Dasar yang sesuai adalah

“menganalisis perkembangan pengaruh Barat dan perubahan ekonomi, demografi,

dan kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa kolonial.”

Page 22: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 22

Dalam pembelajaran sejarah berbasis sastra atau menggunakan karya

sastra sebagai sumber pembelajaran, harus dipahami bahwa karya sastra yang

digunakan bersifat pendukung buku teks dan hanya dipilih karya sastra yang

relevan dengan peristiwa sejarah. Relevan dapat diartikan sesuai dengan materi

yang ada dalam kurikulum yaitu digunakannya novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” ketika guru menjelaskan mengenai periode masa kolonial awal.

Perkembangan kekuasaan bangsa Eropa di Indonesia pada saat pemerintahan

Gubernur Jendral Herman Willem Daendels (1808-1811) dianggap relevan

dengan pesan sejarah yang terdapat dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels”.

Disamping itu, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” isinya memuat

pengetahuan sejarah terutama sejarah perkotaan. Deskripsi sejarah kota yang

ditampilkan bukan hanya sekadar sejarah pembangunan Jalan Raya Pos saja tetapi

juga sejarah lengkap terkait kota-kota yang dilewati pembangunan jalan.

Pengambaran sejarah kota pada novel ini menjadikan isi novel bukan hanya berisi

pengalaman Pramoedya Ananta Toer dan sejarah seputar pembangunan Jalan

Raya Pos saja. Peserta didik diharapkan mempunyai pengetahuan yang luas

tentang sejarah kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos setelah membaca novel.

Sejarah perkotaan yang ditampilkan, terutama untuk kota-kota besar

dijabarkan periodisasi sejarahnya dari masa ke masa. Misalnya kota Blora atau

Lasem, dalam novel ini sejarah kota dijelaskan mulai dari masa Kerajaan

Majapahit, masa kolonial, sampai kondisi kota masa kontemporer. Peserta didik

diharapkan dapat mengilhami sejarah kota dari masa ke masa sehingga dapat

Page 23: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 23

melihat dan memahami perkembangan kota. Meskipun pengetahuan tentang

sejarah kota penting bagi peserta didik, namun tujuan utama agar dapat

mengilhami nilai-nilai sejarah, nilai pendidikan sejarah, dan nilai kemanusiaan

terkait dengan pembangunan Jalan Raya Pos.

Pertimbangan lain yang menjadikan dipilihnya novel “Jalan Raya Pos

Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas

Kota Salatiga dikarenakan isi dari novel ini berbeda dengan novel lain. Ditinjau

dari penokohan tidak banyak tokoh yang ada dalam novel, hanya sebuah roman

pengalaman pribadi penulis (Pramoedya Ananta Toer) dilengkapi dengan

pengambaran tokoh-tokoh sejarah yang terlibat dalam setiap peristiwa sejarah

yang diceritakan.

Dilihat dari sudut pandang perbedaan antara fakta dan fiksi, dalam kajian

novel ini tidak banyak menggunakan gaya bercerita yang terlalu fiktif tetapi lebih

banyak berupa fakta sejarah, sehingga hal ini akan membantu peserta didik untuk

memahami isi novel dikaitkan dengan fakta sejarah yang ada yaitu pembangunan

jalan raya pos. Pemilihan karya sastra yang tidak terlalu fiktif ini dilakukan sebab

kemampuan membaca dan pemahaman terhadap fakta dan fiksi disesuaikan

dengan tingkat kemampuan peserta didik di Sekolah Menengah Atas. Hal ini yang

menyebabkan guru harus mempertimbangkan pemilihan novel disesuaikan faktor

bahasa karya sastra yang dipilihnya.

Tujuan utama penggunaan karya sastra dalam bentuk novel sejarah dalam

kegiatan pembelajaran sejarah adalah membuat peserta didik lebih tertarik untuk

mempelajari sejarah dan menjadi sumber pembelajaran yang efektif untuk

Page 24: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 24

menyampaikan pesan dalam bentuk materi pembelajaran. Penggunaan sumber

belajar baru yang lebih bervariasi ini juga diharapkan akan menjadi tantangan

baru bagi guru dan peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Salatiga.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang penulis ajukan pada penelitian ini adalah:

1. Pesan sejarah apa yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels”?

2. Apakah guru sejarah sudah memahami sumber pembelajaran sejarah dengan

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”.

3. Bagaimana apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels” sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah?

4. Bagaimana relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah

Atas.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui

1. Pesan sejarah apa yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels”.

2. Apakah guru sejarah sudah memahami sumber pembelajaran sejarah

dengan menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels?

Page 25: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

3. Bagaimana apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels” sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah.

4. Bagaimana relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran sejarah di Sekolah

Menengah Atas.”

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengangkat pesan atau nilai sejarah

dari karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Pesan-pesan sejarah

yang diangkat menjadikan novel dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran

sejarah. Penggunaan sumber pembelajaran baru dapat membantu mempermudah

peserta didik memahami jalannya peristiwa sejarah, sehingga dapat membuat

pembelajaran sejarah di sekolah menjadi lebih menarik.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi:

a. Peneliti

1) Bermanfaat menemukan solusi pemecahan permasalahan mengenai

kurangnya minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran sejarah

di Sekolah Menengah Atas Kota Salatiga.

Page 26: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 26

2) Penelitian ini bermanfaat meningkatkan pengetahuan peneliti

mengenai sumber pembelajaran sejarah dengan menggunakan karya

sastra dalam bentuk novel sejarah.

3) Memberikan hal yang baru bagi pengembangan sumber pembelajaran

sejarah di Sekolah Menengah Atas kota Salatiga.

b. Peserta didik

1) Karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat dijadikan

sebagai sumber pembelajaran sejarah sehingga peserta didik dapat

lebih tertarik untuk belajar sejarah.

2) Penggunaan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai sumber pembelajaran sejarah diharapkan dapat mendorong

aktivitas, motivasi, dan kreatifitas belajar sejarah peserta didik.

c. Guru

1) Karya sastra dalam bentuk novel sejarah memiliki peran yang penting

dalam pengembangan sumber belajar sejarah selain dengan

menggunakan buku teks sehingga dapat menumbuhkan minat dan

motivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah.

2) Menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran

sejarah.

3) Penggunaan karya sastra dalam bentuk novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan kemampuan

guru untuk menjadikan pembelajaran sejarah lebih bervariatif.

Page 27: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 27

d. Sekolah

1) Karya sastra dalam bentuk novel sejarah dapat dijadikan salah satu

sumber pembelajaran sejarah di sekolah.

2) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada

sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran sekolah serta turut

berperan memanfaatkan sumber pembelajaran yang lebih menarik

sebagai pendamping buku teks.

Page 28: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 28

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Karya Sastra Sejarah

a. Pengertian Karya Sastra

Pada kenyataannya, sastra selalu memiliki keterikatan dengan situasi dan

kondisi di sekitarnya. Hal itu tersirat dalam pernyataan yang dikemukakan Wellek

dan Warren (1949: 94), sebagai berikut:

Literature is a social institution, using as its medium language, a social creation. (…) But, furthermore, literature’ represents’ ‘life’;and ‘life’ is, in large measure, a social reality, even though the natural world and the inner or subjective world of the individual have also been objects of literary ‘imitation’. The poet himself is a member of society, possessed of a specific social status: he receives some degree of social recognition and reward; he addresses audience, however hypothetical. Indeed, literature has usually arisen in close conection with particular social institutions (…). Literature has also social function, or ‘use’, which cannot be purely individual. (Wellek dan Warren, 1949: 94) Dalam kutipan di atas, Wellek dan Warren merinci alasan mengapa sastra

dan lingkungannya disebut mempunyai keterikatan yang erat satu sama lain.

Pertama, sastra merupakan suatu institusi sosial yang juga menggunakan medium

ciptaan masyarakat, yaitu bahasa. Hal itu merupakan konsekuensi logis, sebab

sastra memerlukan bahasa agar dapat tersampaikan pada masyarakat dengan baik.

Kedua, sastra mewakili “kehidupan”, yang dalam arti luas disebut sebagai sebuah

realitas sosial. Meskipun hanya rekaan pengarang, ‘kehidupan’ dalam karya sastra

dapat dikatakan sebagai sebuah tiruan yang disusun berdasarkan kehidupan nyata.

Ketiga, pengarang adalah anggota masyarakat, implikasinya ia terikat status sosial

Page 29: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

tertentu serta berhubungan dengan pembaca yang mengakui dan mengapresiasi

eksistensi pengarang melalui karya-karyanya. Keempat, sastra mempunyai

pertalian erat dengan institusi-institusi tertentu. Sering masyarakat menggunakan

puisi dalam melakukan upacara adat, ritual tertentu, atau hanya sekadar

permainan. Kelima, sastra juga berfungsi sosial atau memiliki “kegunaan” sosial.

Wellek dan Warren (1956:3) dengan tegas menyebutkan , “we must first

make a distinction between literature and literary study. The two are distinct

activities: One is creative, an art, the other, is not pricesely a science, ia a species

a knowledge or of learning.” Jadi harus dibedakan antara sastra dan studi sastra.

Sastra adalah hasil kreatifitas (kegiatan kreatif) dari sebuah karya seni. Studi

sastra akan dipertanyakan, apakah karya sastra itu? Apa sajakah jenis karya sastra

itu? Bagaimana sifat salah satu jenis karya sastra tertentu? Aspek-aspek spesifik

apa sajakah yang dimiliki karya sastra itu? Lebih lanjut mengenai apakah karya

sastra itu, Rene Wellek dan Austin Warren (1956: 8) menyebutkan, “one way is to

define literature as everything in print. We then shall be able to study the medical

profession in the fourteenth centur or planetary motion in the early middle ages

or witchcraft in old and New England.”

Keterikatan sastra pada masyarakat dipertegas oleh Jabrohim (2003: 157),

sastra bukan sesuatu yang otonom, berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang terikat

erat dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat karya itu dilahirkan.

Merupakan suatu hal yang pasti bahwa semua penyair, pengarang, atau seniman

mana pun pada umumnya selalu hidup dalam ruang dan waktu tertentu. Ruang

dan waktu tersebut mempunyai bentuk riil dalam suatu masyarakat atau sebuah

Page 30: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

keadaan sosial yang pada saat bersamaan juga memuat berbagai macam

permasalahan hidup. Di dalam masyarakat banyak elemen berinteraksi, bergumul

satu sama lain.

Karya sastra memiliki bermacam-macam fungsi. Damono (2003: 2)

menyatakan bahwa karya sastra menyajikan gambaran kehidupan dan kehidupan

itu sendiri merupakan sebuah kenyataan sosial. Hal itu menjadi penjelasan

mengapa karya sastra dapat dipakai pengarang untuk mencurahkan segala

permasalahan kehidupan manusia di dalam masyarakat. Melalui karya sastra,

pembaca dapat mengetahui dan memahami salah satu atau beberapa persoalan

yang dapat ditemui dalam kehidupan. Dengan kata lain, sastra memiliki suatu

fungsi, yaitu sebagai cermin dari kenyataan.

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-

mata sebuah imitasi (Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil

sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang

mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh

sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang

melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatarbelakangi adanya

dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya (Sarjidu, 2004:

2). Jan van Luxemburg, dkk., (1989: 21) menyatakan bahwa sastra terikat oleh

dimensi waktu dan budaya, karena sastra merupakan hasil kebudayaan.

Dalam sastra terdapat penangganan bahan yang bersifat khusus, termasuk

di dalamnya ialah bagaimana cara penanganan potensi bahasa bagi pengungkapan

karya sastra. Seorang pengarang dapat mengolah dan mengeksploitasi potensi-

Page 31: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 31

potensi yang terdapat pada bahasa untuk mencapai efek-efek tertentu. Oleh karena

itu, kekhususan dan keunikan pemakaian bahasa dalam karya sastra merupakan

salah satu ciri khasnya. Fenomena yang khas terlihat pada cara pengolahan materi

cerita. Karya sastra memiliki kebenaran cerita dan logika bercerita sendiri. Urutan

penyajian cerita maupun logika bercerita dalam karya sastra juga memiliki

kebenaran sendiri yang sama sekali berbeda dari kebenaran dan logika umum.

Secara umum dapat dinyatakan bahwa semua teks sastra bersifat fiktif atau

rekaan. Kebenaran cerita dalam karya sastra bukanlah kebenaran faktual atau

nyata, melainkan kebenaran fiksionalitas berdasarkan daya imajinasi dan

kreatifitas pengarang. Tipe dan pola atau peristiwa dan karakter tokoh-tokoh serta

nama tokoh barangkali dapat ditemukan dalam dunia objektif (dunia nyata). Oleh

karena itu apa yang ada dalam karya sastra tertentu hanya bersifat rekaan

(karangan) belaka.

Perkembangan selanjutnya sastra atau seni bagi kalangan Marxisme

merupakan bagian dari superstruktur masyarakat. Berbeda dengan pandangan

Marx yang menganggap bahwa karya seni atau karya sastra tidak mempunyai

otonomi sama sekali dengan infrastrukturnya. Eagleton (1976: 69), berpendapat

berbeda bahwa karya sastra mempunyai otonomi relatif dan merupakan ekspresi

dari ideologi ataupun ideologi ekspresi dari kelas sosial. Keotonomian relatif dari

produksi karya sastra pada kenyataannya merupakan bagian dari variable

kesejarahan. Karya sastra dalam model tertentu di satu sisi akan secara tepat

melukiskan sistem ideologi masyarakatnya, namun disisi lain hanya melukiskan

materi luarnya saja.

Page 32: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

Menurut Barnet (dikutip Suripan Sadi Hutomo, 1983: 1) sastra secara

umum adalah as anything written. Pengertian tersebut mengandung dua hal yaitu

pengertian yang luas dan sempit. Dikatakan luas karena segala sesuatu yang

tercetak atau tertulis dapat disebut sebagai karya sastra tanpa harus dibedakan

adanya: (1) Segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang bukan berupa karya

seni. (2) Segala sesuatu yang tercetak dan tertulis yang berupa karya seni.

Dikatakan sempit oleh karena tidak memasukkan sastra lisan (oral literature)

karena dalam kenyataannya ada jenis genre sastra yang dilisankan.

Pada dasarnya sastra adalah seni bahasa. Menurut Robert Frost (dikutip

Suripan Sadi Hutomo, 1983: 2), sastra adalah a performance in words. Sedangkan

menurut Maatje (dikutip Saripan Sadi Hutomo, 1983: 4), sastra adalah een wereld

in woorden, dengan kata lain karya sastra adalah dunia (een wereld) ciptaan

pengarang dengan mempergunakan medium bahasa. Oleh plato, sastra disebut

sebagai reflection of society. Hal tersebut tampak jelas dalam novel sosial (roman

sosial) dan novel sejarah (roman sejarah) (Saripan Sadi Hutomo, 1983: 11).

Menurut Harsya W. Bachtiar (Dikutip Ayatrohaedi, 1983: 17), kesusastraan dapat

diartikan sebagai keseluruhan sastra pengungkapan pemikiran dan perasaan yang

dinyatakan dengan kata-kata yang dianggap bernilai atas dasar bentuk

penyajiannya atau berdasarkan pengaruh yang dapat mengakibatkan perubahan

pada perasaan pendengar atau pembacanya.

Karya sastra dapat berupa fiksi, puisi, ataupun drama. Karya sastra yang

dikategorikan karya sastra fiksi adalah roman sosial, roman sejarah, cerita pendek.

Hal ini tidak terbatas pada segala sesuatu yang tercetak atau tertulis saja, akan

Page 33: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

tetapi mencangkup segala sesuatu yang tidak tercetak atau tertulis (lisan). Karya

sastra tidak tunduk pada metode-metode tertentu pada saat seorang sastrawan

menciptakan karyanya sastra tersebut, meskipun sastra tersebut mengandung

unsur-unsur kesejarahan. Hal itu berbeda dengan karya sejarah di mana penulis

harus mengikuti prosedur tertentu yaitu harus tertib dalam penempatan ruang dan

waktu, harus konsisten dengan unsur-unsur lain seperti topografi dan kronologi

serta harus berdasarkan bukti-bukti (Kuntowijoyo, 1981: 3). Dengan demikian

penulis karya sastra mempunyai kebebasan imajinatif yang agak berlebih jika

dibandingkan dengan penulis sejarah.

Karya sastra sebagai seni kata mengandung estetika atau keindahan yaitu

berupa estetika bahasa. Menurut Slamet Mulyana (dikutip Saripan Sadi Hutomo,

1983: 2) estetika atau keindahan yang terdapat dalam karya seni adalah hasil

usaha seniman, bukan keindahan alamiah, dan juga bukan keindahan azali dan

abadi. Keindahan adalah sifat yang memberi kepuasan rohani, apabila dikenal

oleh pikiran karena sifat itu sempurna atau mendekati kesempurnaan. Salah satu

unsur yang mendukung keindahan karya sastra adalah adanya penggunaan bahasa

yang bersifat konotatif. Bahasa ini banyak menggunakan simbol-simbol atau

lambang-lambang. Lambang dan simbol tersebut beraneka warna sesuai dengan

individu senimannya dimana ia berada di suatu tempat dan pada suatu jaman.

Oleh karena itulah untuk memahami karya sastra dianjurkan untuk memahami

tiga macam kode, yaitu kode bahasa, kode budaya, dan kode sastra (Teeuw, 1978:

334). Dalam bahasa (tertulis) atau karya sastra, makna dari suatu kata atau kalimat

Page 34: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 34

tidak dimaknai secara tunggal melainkan dibuka kemungkinan makna lainnya

(Alex Sobur, 2006: 106).

b. Hubungan antara Karya Sastra dan Sejarah

Menurut A. Teeuw (dikutip Edi S. Ekadjati, 1983: 19), karya sastra sejarah

adalah karya tulis yang bersifat ganda, yaitu bersifat sastra dan sejarah. Dilihat

dari sudut sastra, karya sastra sejarah termasuk salah satu jenis sastra. Karya sastra

yang bernilai sejarah biasanya bahannya diambil dari sejarah. Demikian halnya

dengan penggunaan bahasa, antara tulisan sejarah dan karya sastra berbeda.

Sejarah lebih cenderung menggunakan referential simbolism dengan menunjuk

secara tegas kepada objek, pikiran, kejadian, dan hubungan-hubungan. Sedangkan

sastra lebih banyak pesan-pesan subjektif pengarang (Kuntowijoyo, 2006: 173).

Menurut Sartono Kartodirdjo (dikutip Edi S. Ekadjati, 1983: 19) karya

sastra sejarah merupakan karya sejarah (historiografi). Hanya berdasarkan unsur-

unsur yang dikandungnya karya sejarah tersebut digolongkan menjadi karya

sejarah tradisional sehingga menghasilkan karya sejarah yang bersifat dan

mengandung unsur-unsur tradisonal. Sebagian besar sejarawan mengatakan

bahwa karya sastra merupakan alat bantu dari ilmu sejarah. Akan tetapi, tidak bisa

dipungkiri bahwa karya sastra mempunyai sumbangsih besar untuk sejarawan dan

historiografi. Dari karya sastra bisa diambil pengetahuan dan informasi yang tidak

dimiliki oleh dokumen tertulis maupun arsip yang berperspektif pemerintah.

Dengan demikian dengan karya sastra sejarah pembaca dapat menerobos ruang

kosong yang tidak dimiliki arsip maupun dokumen tertulis lainnya.

Page 35: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

Sastra, baik tertulis maupun lisan, yang memberikan keterangan tentang

masa lampau yang memberikan informasi pantas untuk disebut sebagai bahan-

bahan dokumenter bagi studi sejarah. Sebagai sumber dokumenter, sastra

mempunyai kekhasan yaitu sifatnya yang naratif sehingga dapat dikategorikan

sebagai accepted history, misalnya babad, hikayat, tambo, atau kronik dan annals.

Berkaitan dengan karya sastra tersebut, seni sastra dianggap sebagai jejak sejarah

yang mengandung informasi tentang apa yang dianggap terjadi dan bermakna

dalam skala luas dan sempit. Sastra termasuk sumber sejarah dilihat dari corak

informasinya dapat digolongkan menjadi sumber naratif. Sumber naratif ialah

sumber yang berisi uraian lengkap, kebanyakan adalah sumber tertulis terutama

yang menyangkut masalah sosial, politik, kultural, dan agama. Sumber naratif

juga di dalamnya memuat historiografi tradisional, biografi, kenang-kenangan

(memoir), kronik, annals, atau inkripsi. (Sugihastuti, 2009: 160)

Relasi antara teks sastra dan kenyataan sejarah dibangun sesuai dengan

teks itu sendiri, tetapi teks kesusastraan tidak dapat berhubungan simplistik

dengan kenyataan sejarah. Dalam beberapa novel (misalnya novel sejarah)

pembaca akan lebih memahami sebagai wacana sejarah daripada karya sastra,

artinya teks kesusastraan hanya dapat dipahami sebagai penanda langsung dari

kenyataan sejarah. karya sastra mungkin berisi kenyataan dan akurasi data sejarah,

namun operasi data tersebut tetap diperlakukan secara fiktif dan mengikuti hukum

produksi realitas tekstual.

Relevansi antara realitas tekstual dan sejarah yang dirujuk menempatkan

ideologi dalam realitas sejarah sebagai kekuatan produksi. Eagleton (1976: 70)

Page 36: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 36

menegaskan bahwa bagian dari sejarah sudah difiksikan dan ditafsirkan sesuai

dengan terminologi ideologi produksi sebagai model perantara sisipan ideologi

dalam karya sastra. Jadi realitas sejarah secara ideologis menjadi kekuatan kedua.

Ketentuan masuknya sejarah dalam karya sastra tidak hanya sebagai kesejarahan

teks, tetapi masuk secara ideologis sebagai ukuran pembuktian penentu kehadiran

dan penyimpangannya. Sejarah dalam teks sastra berfungsi sebagai penanda akhir

dalam kesusastraan (Eagleton, 1976: 72). Hal ini terjadi karena secara ideologis

sejarah menjadi struktur dominan yang menandai karakter teks dan pengaturan

dari pembelokan kenyataan yang dibangun dalam karya sastra.

Hal yang membedakan antara teks sastra dan penulisan sejarah yaitu

objeknya. Historiografi mempunyai objeknya sendiri yaitu sejarah itu sendiri.

Sedangkan karya sastra merupakan hermeneutik dari historigrafi. Karya sastra

merekontruksi kenyataan sejarah keluar dari kategori yang mengikatnya. Teks

dikarakterkan oleh keganjilan antara abstrak dan kenyataan. Karya sastra berada

dalam fenomena wacana historiografi dan filsafat. Karya sastra menyerupai

historiografi dalam kepadatan tekturnya dan juga beranalogi dengan wacana

filsafat pada keadaan yang umum terjadi. Hanya saja kekurangan yang nampak

dalam karya sastra adalah kurangnya referensi nyata (Eagleton, 1976: 78). Tidak

semua jenis karya sastra mengandung keefektifan yang menjadi unsur paling

pokok, misalnya karya sastra yang menceritakan pengalaman pribadi penulis, atau

biografis. Dalam konteks ini Karya sastra bentuk novel dengan judul “Jalan Raya

Pos, Jalan Dandels” adalah salah satu jenis karya sastra yang berupa penceritaan

pengalaman pribadi penulis yaitu Pramoedya Ananta Toer.

Page 37: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 37

Jika diamati dengan seksama, teks narasi dan teks sejarah memiliki suatu

persamaan. Keduanya sama-sama dikonstruksi dengan berdasarkan pada waktu

lampau (past time). Hal itu lebih terlihat jika kalimat-kalimat yang menyusun

kedua jenis teks tersebut ditulis dalam bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.

Kebanyakan kalimat dalam kedua jenis teks itu menggunakan pola yang dalam

tata bahasa Inggris disebut sebagai past tense. Pola itu harus digunakan untuk

menunjukkan pada pembaca bahwa suatu hal atau peristiwa terjadi atau

bereksistensi di masa lalu (Green dan Le Bihan, 1998: 256). Persamaan tersebut

menunjukkan bahwa meskipun teks narasi (fiksional) dan teks sejarah (faktual)

bertolak belakang dalam hal sifat, keduanya mempunyai struktur yang sama.

Sebagai konsekuensi logis dari persamaan tersebut, terdapat kemungkinan untuk

saling tertukar dan saling berbaur karena sulitnya mengidentifikasi teks mana

yang tergolong fiksional dan mana yang tergolong faktual. Walaupun memiliki

kesamaan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, sejarah dan sastra

mempunyai tujuan yang sama sekali berbeda, tetapi pada dasarnya saling

melengkapi satu sama lain (Ratna, 2005: 337).

Pernyataan itu telah disinggung sebelumnya oleh Jauss (1983: 25) bahwa

sejarah sastra (suatu rangkaian peristiwa sastra) berperan sebagai suatu metode

resepsi sastra dan memposisikan sejarah dan sastra sebagai dua entitas yang saling

melengkapi (1982: 3-45). Hutcheon (dikutip Ratna, 2005: 337-338),

mengemukakan bahwa sejarah, menurut Aristoteles, sastra sejarah tidak hanya

mampu menceritakan masa lalu saja tetapi juga mampu menceritakan hal-hal yang

belum terjadi karena sastra dihasilkan dengan perenungan atau kontemplasi yang

Page 38: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 38

menjadikannya lebih bersifat filosofis sejarah yang hanya menceritakan masa lalu

tanpa perenungan. Perbedaan di atas diwariskan pada dua macam karya sastra

yang berkaitan erat dengan sejarah; yaitu sastra sejarah dan novel sejarah.

Keduanya berbeda menurut konsep hubungan yang terjadi di antaranya, sesuai

dengan zamannya.

Kelahiran karya sastra tidak lepas dari kemampuan intersubjektivitas

pengarang untuk menggali kekayaan masyarakat, memasukkannya ke dalam karya

sastra, yang pada akhirnya dapat dinikmati oleh pembaca. Kemampuan pengarang

dalam melukiskan pengalaman yang diperoleh dalam masyarakat dan kemampuan

pembaca untuk memahami suatu karya sastra menjadi unsur penting yang

menentukan kekayaan suatu karya sastra. Hubungan karya sastra dengan

masyarakat, baik sebagai negasi dan inovasi, maupun afirmasi, jelas merupakan

hubungan yang hakiki. Karya sastra mempunyai tugas penting baik dalam

usahanya untuk menjadi pelopor pembaharuan maupun memberikan pengakuan

terhadap suatu gejala kemasyarakatan.

Kebebasan sekaligus kemampuan karya sastra untuk memasukkan hampir

seluruh aspek kehidupan manusia menjadikan karya sastra sangat dekat dengan

aspirasi masyarakat. Demikian juga dengan cara-cara penyajian yang berbeda

dibandingkan dengan ilmu sosial dan humaniora membawa ciri-ciri tersendiri

terhadap sastra. Penyajian secara tak langsung, dengan menggunakan bahasa

metaforis konotatif, memungkinkan untuk menanamkan secara lebih intens

masalah-masalah kehidupan terhadap pembaca. Artinya, ada kesejajaran antara

ciri-ciri karya sastra dengan hakikat kemanusiaan. Fungsi sosial karya sastra

Page 39: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 39

sesuai dengan hakikatnya yaitu imajinasi dan kreativitas adalah kemampuannya

dalam menampilkan dunia kehidupan yang lain yang berbeda dengan dunia

kehidupan sehari-hari. Selama membaca karya sastra pembaca secara bebas

menjadi raja, dewa, perampok, dan berbagai sublimasi lain. Bakhtin (dikutip

Ratna, 2005: 81), menyebutkan ciri-ciri karya sastra seperti ini sebagai karnaval,

manusia berganti rupa melalui topeng.

Penggunaan karya sastra dari sebuah peristiwa sejarah diharapkan akan

membuat pembelajaran sejarah semakin dinamis dengan mengajarkan sejarah dari

pendekatan arus bawah masyarakat yang terpinggirkan oleh sejarah dan

kekuasaan (history from bellow). Berbagai bentuk karya sastra baik novel dan

yang lainnya menjadi lebih dari sekedar alat bantu karena bisa menjelaskan lebih

detail dinamika yang terjadi dalam peristiwa sejarah, artinya bahwa karya sastra

merupakan alat untuk berdialektika dalam sejarah dengan semangat zaman (zeit

gheist) yang terkandung didalamnya. Kuntowijoyo (2006: 171), yang akrab

dengan dunia karya sastra mengatakan bahwa sastra dan sejarah pada era sekarang

mempunyai perbedaan yang tipis. Bahkan tidak sedikit pula karya sastra seperti

novel memuat fakta-fakta dalam suatu peristiwa sejarah. Hal itu seakan-akan

menunjukkan sastra dan sejarah mempunyai hubungan yang erat.

Karya sastra sebagai simbol verbal mempunyai beberapa peranan di

antaranya cara pemahaman (model of comprehension), cara perhubungan (mode of

communication), dan cara penciptaan (mode of creation). Objek karya sastra

adalah realitas yaitu realitas yang dimaksudkan oleh pengarang itu sendiri.

Apabila realitas tersebut berupa peristiwa sejarah maka karya sastra dapat.

Page 40: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

Pertama, mencoba menterjemahkan peristiwa tersebut dalam bahasa imajiner

dengan maksud memahami peristiwa sejarah sesuai dengan kadar kemampuan

pengarang. Kedua, karya sastra dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk

menyampaikan pikiran, perasaan, dan tanggapan mengenai suatu peristiwa

sejarah. Ketiga, seperti halnya karya sejarah, karya sastra dapat merupakan

penciptaan kembali sebuah peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya

imajinasi pengarang.

Dalam karya sastra yang menjadikan peristiwa sejarah sebagai bahan,

ketiga peranan simbol tersebut menjadi satu. Perbedaan masing-masing hanya

sebatas pada campur tangan dan motivasi pengarangnya. Karya sastra yang berupa

perhubungan kedua unsur itu mempunyai kadar yang sama, namun demikian

karya sastra dalam penciptaan kadar aktualitas dan faktisitasnya lebih rendah dari

pada imajinasi pengarang. Perbedaan-perbedaan tersebut lebih merupakan asumsi

teoritis yang pelaksanaanya sukar membedakan cara-cara itu di antara karya sastra

(Kuntowijoyo, 2006: 172).

Hubungan antara karya sastra dan sejarah dapat dilihat pula dari karya-

karya sastra yang digunakan sebagai sumber sejarah. Karya fiksi misalnya novel,

nyanyian, puisi, bermanfaat terutama bagi para sejarawan yang menaruh minat

terhadap masalah sosial pada kurun waktu tertentu. Menurut William Graham

Summer (dikutip Ayatrohaedi, 1987: 39) karya sastra jenis itu dapat dimanfaatkan

sebagai bahan dokumen para sejarawan dalam setiap kemampuannya. Karya

sastra tersebut dapat (1) Mengungkapkan rasa suka dan tidak suka, harapan dan

Page 41: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 41

ketakutan pengarang. (2) Memberikan pengertian terhadap warna lokal,

lingkungan, dan membantu membentuk pandangan pengarang kepada sejarawan.

Karya sastra sejarah ditulis berdasarkan bukti sejarah dan dengan

sendirinya nilai kesejarahan dapat lebih dipertangungjawabkan. Tentu saja dalam

karya sastra di dalamnya secara sengaja pencipta memasukkan hal-hal yang

sifatnya fiktif, terutama dalam penokohan. Di samping memang terdapat tokoh-

tokoh yang memang diakui keberadaannya dalam peristiwa sejarah, dalam karya

sastra juga muncul tokoh-tokoh tambahan yang muncul dan lahir dari daya cipta

pengarang. Dalam hal-hal tertentu, tidak mustahil seluruh tokoh yang muncul

merupakan tokoh fiktif (misalkan namanya). Para ahli sejarah haruslah

menyesuaikan tokoh-tokoh tersebut dengan tokoh yang pernah hidup. Tokoh-

tokoh tetralogi dalam karya Pramoedya Anantatoer (dilarang terbit), ini

merupakan contoh dari karya sastra jenis ini (Ayatrohaedi, 1987: 40)

Selain sastra sejarah, perkembangan penulisan sejarah Indonesia secara

garis besar mengenal tiga bentuk penulisan sejarah menurut ruang dan waktu.

Pertama, penulisan sejarah tradisional yang berupa kidung, usana, silsilah, tambo,

babad, dan sejarah. Teeuw (dikutip Taufik Abdullah dan Abdurrahman

Surjomihardjo, 1985: 22) mengungkapkan bahwa beberapa daerah di Indonesia

memiliki tradisi penulisan sejarahnya sendiri yang cukup penting dan biasanya

tidak terpisah dari sastra sejarah. Kedua, penulisan sejarah kolonial dan Ketiga,

penulisan sejarah nasional. Di samping itu pembagian penulisan sejarah dibagi

berdasarkan metode, pendekatan ilmiah yang dipergunakan penulisnya, maupun

tema pokok yang dipakai sebagai dasar rekonstruksi sejarah sesuai dengan asas-

Page 42: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 42

asas studi modern mengenai sejarah. Ditinjau dari isi dan tujuan penulisan karya

sejarah dapat dibedakan pula sebagai kisah ceritera, bentuk didaktis, bentuk

dramatis, bentuk heroik, bentuk patriotis, bentuk sastra politik, sampai bentuk

karya sastra ilmiah (Abdurrahman Surjomihardjo, 1978: 116)

Sebelum muncul banyak karya sastra sejarah (novel), sebenarnya diawali

dari berbagai bentuk sejarah tradisional. Sejak masa Hindu sudah ada tradisi

penulisan sejarah meskipun sebatas pada tradisi Purana yang selanjutnya

berkembang menjadi tarikh-tarikh dinasti. Perkembangan itu tetap saja ditandai

dengan ciri-ciri tidak dikenal umum, dibesar-besarkan, kurang data yang otentik,

dan pengabaian topografi serta kronologi. Penulisan sejarah terus mengalami

perkembangan dengan munculnya epik-epik sejarah masa Budha seperti

pancatantra dan Jataka yang bersifat jenaka dan tradisi berkisah untuk penulisan

genealogis-genealogis Budhis. Cerita dan kronik tersebut berkisar pada bentuk-

bentuk pemujaan sampai pada bentuk hagiografi yang dipakai dalam pendidikan

moral dan agama. Dimulai dari tradisi Srilangka yang disebut Vamsa

menghasilkann beberapa kronik yang dengan prakarsa pihak keraton, dari sinilah

timbul tradisi penulisan sejarah. Karya-karya ini berbentuk traikh dan kisah

jenaka, awalnya hanya ditulis dalam bentuk sajak dan pemakaian hanya terbatas`

pada kalangan keraton. Keberhasilan suatu kronik ini lebih ditentukan oleh nilai

sastranya daripada kecermatan metode sejarahnya. (Taufik Abdullah, 1985: 4).

Secara garis besar ciri-ciri historiografi tradisional antara lain; (1) Karya-

laryanya kuat dalam hal genealogis, tetapi lemah dalam hal kronologi dan detail

biografis; (2) Tekanannya ada pada gaya bercerita, bahan-bahan anekdot dan

Page 43: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43

penggunaan sejarah sebagai alat pengajaran agama; (3) Memfokuskan perhatian

pada kingship (konsep mengenai raja) serta tekanan diletakkan pada kontinuitas

dan loyalitas yang ortodoks; (4) Pertimbangan-pertimbangan kosmologis dan

astrologis cenderung untuk menyampaikan keterangan-keterangan mengenai

sebab-akibat dan ide kemajuan (progress) (Taufik Abdullah, 1985: 9). Dari

historiografi tradisional yang ciri-cirinya tidak menggunakan metode ilmiah (lebih

besar unsur sastranya) dan historiografi modern dengan metode penulisan ilmiah

berkembang menjadi karya sastra yang substansi isinya adalah sejarah.

Dalam penggunaan imajinasi yang sifatnya a priori sastra dan sejarah

sifatnya hampir sama. Keduanya sama-sama membuat gambaran yang sifatnya

koheren, yang dapat dipahami yang sanggup menerangkan dan membenarkan diri

sendiri, sebagai hasil dari aktifitas yang otonom. Perbedaannya adalah sastra

mempunyai objek persepsi hal-hal yang ada sekarang, sedangkan sejarah adalah

objeknya masa lampau. Keterbatasan sejarah terletak pada objeknya tidak dalam

peranan imajinasi. Hubungan yang erat antara karya sastra terutama dalam bentuk

novel sejarah dengan sejarah menjadikan karya sastra sejarah dapat digunakan

sebagai sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.

c. Fungsi Sastra dan Pembelajaran Sastra

Dalam bidang pendidikan sastra sangat penting bagi peserta didik dalam

upaya pengembangan rasa, cipta, dan karsa. Hal yang lepas dari fungsi utama

sastra yakni sebagai penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan

kepedulian sosial, penum-buhan apresiasi budaya, dan penyalur gagasan,

imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif. Sastra akan dapat

Page 44: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 44

memperkaya pengalaman batin pembacanya. Sebagai karyai majinatif,

sebagaimana diungkapkan Meeker (1972: 8), sastra merupakan konstruksi unsur-

unsur pengalaman hidup, di dalamnya terdapat model-model hubungan-hubungan

dengan alam dan sesama manusia, sehingga sastra dapat mempengaruhi

tanggapan manusia terhadapnya. Tindak kekerasan dan anarkisme yang akhir-

akhir ini marak di masyarakat, salah satu sebabnya adalah karena mereka tidak

memiliki kepekaaan rasa, akal budi, dan solidaritas sosial yang kesemuanya itu

dapat dibina melalui pembelajaran sastra dengan sering “menggauli sastra”.

Mengingat, lebih dari 45 tahun masyarakat Indonesia jauh dari sastra (Ismail,

2002: 1-3).

Sastra memiliki fungsi yang tinggi dalam pengembangan cita, rasa, dan

karsa manusia. Secara luas fungsi sastra tersebut dapat dideskripsikan sebagai

berikut: (1) Sastra dapat merangsang kita untuk memahami dan menghayati

kehidupan yang ditampilkan pengarang dalam karyanya setelah melalui

interpretasinya; (2) Sastra menyarankan berbagai kemungkinan moral, sosial,

psikologis sehingga membuat orang dapat lebih cepat mencapai kematangan

mental dan kemantapan bersikap yang terjelma dalam perilaku dan pertimbangan

pikiran dewasa; (3) Melalui sastra orang dapat meresapi, menghayati secara

imajinatif kepentingan-kepentingan di luar dirinya dan mampu melihat segala

sesuatu dari sudut pandang yang lain, berganti-ganti menurut wawasan pengarang

dan karya yang dihadapinya. “Poetry begins with delight and ends in wisdom”,

demikian diungkapkan Robert Frost (Graves, dalam Sayuti, 2002: 41); (4) Melalui

sastra, budaya atau tradisi suatu bangsa diteruskan secara regeneratif baik cara

Page 45: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

berpikir, adat-istiadat, sejarah, perilaku religius, maupun bentuk-bentuk budaya

lainnya; (5) Karya sastra memberikan sesuatu kepada pembaca dalam hal

mempertinggi tingkat pengenalan diri sendiri dan lingkungan, yang pada

gilirannya akan dapat mempertinggi dan mempertajam kesadaran sosial (social

awareness).

Lazar (1993: 24) menjelaskan, bahwa fungsi sastra adalah: (1) Sebagai alat

untuk merangsang peserta didik dalam menggambarkan pengalaman, perasaan,

dan pendapatnya; (2) Sebagai alat untuk membantu peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari

bahasa; dan (3) Sebagai alat untuk memberi stimulus dalam pemerolehan

kemampuan berbahasa. Dalam bahasa yang lebih sederhana pembelajaran sastra

memiliki fungsi psikologis, ideologis, edukatif, moral, dan kultural. Adapun

fungsi pembelajaran sastra menurut Lazar (1993: 24) adalah: (1) Memotivasi

peserta didik dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) Alat simulatif dalam language

acquisition; (3) Media dalam memahami budaya masyarakat; (4) Alat

pengembangan kemampuan interpretatif; dan (5) Sarana untuk mendidik manusia

seutuhnya (educating the whole person).

Frye (1974: 129) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran sastra yang

apresiatif diharapkan dapat membentuk pengembangan imajinasi pada peserta

didik. Hal tersebut sangat mungkin untuk dicapai sebab sastra menyediakan

peluang (pemaknaan yang) tak terhingga. Sebagai contoh, melalui membaca

roman, peserta didik dapat mengenali tema tertentu, bagaimana tema dicerminkan

dalam plot, bagaimana karakter hadir dalam sikap atau nilai-nilai, dan bagaimana

Page 46: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 46

pengisahan menjadi bagian dari pandangan tertentu. Melalui teks drama, peserta

didik juga dapat berlatih berpikir kritis dalam menyikapi kehidupan, sebab

menurut Satoto (1998: 2), dalam drama (absurd) dapat ditemukan cara

pengungkapan baru terhadap keresahan, keputusasaan, dan ketidakpuasan

terhadap kehidupan sosial. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sastra memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi kehidupan.

Dalam proses pembelajaran, sastra dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai

alat untuk meningkatkan kepekaan peserta didik terhadap nilai-nilai kearifan

dalam menghadapi kehidupan yang kompleks dan multidimensi. Termasuk di

dalamnya: realitas sosial, lingkungan hidup, kedamaian dan perpecahan, kejujuran

dan kecurangan,cinta kasih dan kebencian, kesetaraan dan dan bias jender,

keshalihan dan kezhaliman, serta ketuhanan dan kemanusiaan. Alhasil, melalui

pembelajaran sastra, peserta didik diharapkan akan tumbuh menjadi manusia

dewasa yang berbudaya, mandiri, sanggup mengaktualisasikan diri dengan

potensinya, mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan baik,

berwawasan luas, mampu berpikir kritis, berkarakter, halus budi pekertinya, dan

peka terhadap lingkungan sosial masyarakat dan bangsanya. Dengan demikian,

menurut Sayuti (2002: 46) pembelajaran sastra yang apresiatif niscaya akan

memberikan kontribusi yang bermakna bagi proses pendidikan secara

komprehensif.

Dalam bahasa positivisme terdapat korelasi positif antara pembelajaran

sastra dengan pembelajaran bidang studi lain. Untuk dapat mencapai korelasi

positif tersebut paling tidak ada dua hal yang perlu diperhatikan: Pertama,

Page 47: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

pembelajaran sastra harus dilakukan secara kreatif. Cara-cara tradisional yang

lebih bersifat verbalistik dan inner ideas sudah saatnya ditinggalkan dan diganti

dengan cara inovatif yang lebih dinamis, kritis, dan kreatif. Kedua, bahan-bahan

(karya sastra) yang diberikan kepada peserta didik hendaknya merupakan karya-

karya yang diprediksikan dapat membuat mereka lebih kritis, lebih peka terhadap

nilai-nilai dan beragam situasi kehidupan.

2. Novel Sejarah

a. Pengertian Novel Sejarah

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif biasanya

dalam bentuk cerita. Novel biasanya lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan

lebih kompleks dari cerita pendek serta tidak dibatasi keterbatasan struktural

metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-

tokoh dan kelakuan dalam kehidupan sehari-hari dengan menitikberatkan pada

sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut (diunduh dari www. wikipedia.co.id, pada

tanggal 5 Februari 2011).

Novel juga merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan

mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan

tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Dalam sebuah novel, pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk

mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui

cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Menurut khasanah kesusastraan

Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah roman menyajikan alur

cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih banyak.

Page 48: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur

cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia.

Bentuk sastra ini paling banyak beredar di masyarakat, hal ini dikarenakan daya

komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat

dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat

demikian memang benar, tetapi juga ada kelanjutannya yakni bahwa tidak semua

yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah

novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik

dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada masyarakat. Novel syarat

utamanya harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang

selesai membacanya.

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri, yaitu novel yang

isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya

dibaca untuk kepentingan hiburan saja. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola-

pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi sosial,

sedang novel hiburan hanya berfungsi personal. Novel berfungsi sosial apabila

novel tersebut ikut membina masyarakat menjadi manusia. Sedangkan novel

hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihadirkan dapat membina

manusia atau tidak, tetapi yang terpenting adalah novel yang dimaksud dapat

memikat dan membuat orang tertarik membacanya.

Menurut Kuntowijoyo (2006: 178), bagi karya sastra yang menggunakan

peristiwa sejarah sebagai bahan baku, ada ketentuan-ketentuan tertentu selain

Page 49: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 49

banyak kebebasannya. Novel sejarah yang secara sengaja menggunakan peristiwa

sejarah sebagai bahan, mempunyai ikatan dengan historical truth, meskipun

kebenaran sejarah bersifat relatif. Pengarang novel sejarah dapat menggunakan

masa lampau yang luas untuk menolak atau mendukung suatu interpretasi atau

gambaran sejarah yang sudah mapan. Novel sejarah juga dapat lahir sebagai

jawaban intelektual dan literer terhadap problematika suatu jaman dengan

menggunakan masa lampau sebagai refleksi.

Menurut George Lucacs (dikutip Kuntowijoyo, 2006: 179) novel sejarah

tidak perlu tokoh sejarah sebagai tokoh utamanya atau tokoh-tokoh sejarah

sebagai tokoh-tokohnya. Realitas sejarah muncul dalam novel sejarah dapat

dilihat melalui historical authenticity, historical faithfulness, dan authenticity of

local colour yang terdapat di dalamnya. Historical authenticity (keaslian sejarah)

adalah kualitas dari kehidupan batin, moralitas, heroisme, kemampuan untuk

berkorban, keteguhan hati, yang khas untuk suatu jaman. Melukiskan secara benar

semangat jaman (zeitgeist) yang menjadi tugas bagi sejarawan lewat peristiwa

sejarah yang aktual, menjadi tugas pula bagi penulis novel melalui lukisannya

yang imajiner. Oleh karena itu, penulis novel sejarah perlu mempelajari tulisan-

tulisan sejarah mengenai objeknya secara mendalam. Selanjutnya yang dimaksud

dengan historical faithfulness (kesetiaan sejarah) ialah keharusan-keharusan

sejarah yang didasarkan pada basis sosial ekonomi rakyat yang sesungguhnya.

Authenticity of local colour yaitu deskripsi yang setia mengenai keadaan-keadaan

fisik, tata cara peralatan.

Page 50: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 50

Novel sejarah sendiri merupakan suatu genre tradisi sastra modern yang

lahir di Barat pada awal abad ke-19. Genre ini mengisahkan tokoh dan peristiwa

historis tertentu. Dalam novel sejarah yang cenderung bersifat fiksional, unsur

sejarah seperti tokoh dan peristiwa historis digunakan semata-mata sebagai fakta

sejarah yang menjadi dasar penceritaan, sedangkan cara penyusunan unsur-unsur

tersebut menjadi suatu kisah adalah sepenuhnya bersifat khayal. Novel sejarah,

jika dibandingkan dengan sastra sejarah, kurang mengedepankan peran sebagai

dokumentasi sosial. Namun, ia lebih menonjol dalam fungsi estetis sebagai karya

fiksi, tanpa menghilangkan sama sekali fungsi historisnya. Novel sejarah juga

tidak semata-mata memberikan pemahaman sejarah, tetapi juga dialektika antara

masa lalu dengan kontemporeritas masyarakat sastra pada umumnya (Ratna,

2005: 350-351).

Lukacs berpendapat (dikutip Ratna, 2005: 231), bahwa ciri-ciri novel

sejarah selain yang telah disebutkan sebelumnya ialah unsur-unsur psikologi dan

sikap sehingga tokoh-tokoh dan peristiwa dapat mewakili masa tertentu. Ratna

(2005: 233) menegaskan bahwa novel sejarah mempunyai beberapa karakteristik

yang menonjol sebagai suatu genre. Karakteristik pertama yaitu bahwa novel

sejarah memiliki fungsi-fungsi ganda, fungsi estetis dan dokumen sosial.

Karakteristik kedua ialah bahwa sejarah dalam novel jenis ini berfungsi sebagai

latar belakang saja, bukan sebagai tujuan utama seperti dalam penulisan sejarah.

Karakteristik ketiga ialah bahwa novel sejarah bersifat lebih sosiologis dari pada

historis. Karakteristik keempat ialah bahwa novel sejarah memberikan

pertimbangan lain pada pembaca, tidak seperti fakta sejarah yang dianggap

Page 51: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 51

mengandung kebenaran yang dapat dipercaya. Dengan kata lain, novel sejarah

mengajak pembaca melihat suatu peristiwa dengan cara pandang yang berbeda

dari apa yang telah dipaparkan dalam teks sejarah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa novel sejarah adalah karya

sastra fiksi yang menggunakan sumber-sumber sejarah sebagai bahan

penulisannya. Novel sejarah dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran

sejarah apabila substansi isinya mengandung unsur-unsur sejarah yang mendalam.

Pembelajaran sejarah dengan menggunakan sumber pembelajaran berupa novel

sejarah diharapkan dapat menarik peserta didik untuk mempelajari materi sejarah

karena bahasa yang digunakan lebih bersifat konotatif.

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” merupakan cerita atau penuturan

dari perjalanan pengarang yang sekaligus sebagai tokoh utama cerita. Tuturan

perjalanan yang dihadirkan dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

difiksikan oleh penulis dengan gaya bahasa yang bersifat konotatif tanpa

menghilangkan unsur historisnya. Gaya bahasa konotatif merupakan salah satu

dari ciri sebuah novel. Kebenaran yang dihadirkan penulis dalam novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” bersifat relatif berdasarkan pengetahuan dan

subjektifitasnya. Gambaran sejarah yang terdapat dalam buku-buku sejarah

terutama buku teks sejarah dengan interpretasi yang sudah mapan berusaha untuk

ditolak dan didukung dengan menggunakan masa lampau yang luas dan

pandangan pribadi penulis sebagai dasarnya. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” juga dapat lahir sebagai jawaban intelektual dan literer terhadap

permasalahan suatu jaman dengan menggunakan masa lampau sebagai refleksi.

Page 52: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 52

Permasalahan yang dimaksudkan oleh penulis adalah terpuruknya bangsa

Indonesia sehingga berusaha merefleksi peristiwa masa lampau dari pembangunan

Jalan Raya Pos untuk menjawab permasalahan. Berdasarkan kriteria tersebut,

karya sastra “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat dikategorikan sebagai novel

sejarah.

b. Unsur-Unsur Novel

Konsep fungsi (prinsip-prinsip antarhubungan unsur-unsur dalam karya)

memegang peranan penting dalam teori strukturalisme. Unsur-unsur memiliki

kapasitas untuk melakukan reorganisasi dan regulasi diri, membentuk dan

membina hubungan antar unsur, yang pada akhirnya membentuk suatu totalitas.

Dengan demikian, unsur tidak memiliki arti di dalam dirinya sendiri, melainkan

dapat dipahami semata-mata dalam proses antar hubungan (Ratna, 2005: 76).

Unsur karya fiksi (novel) adalah penokohan, alur, dan latar (Wellek, 1990: 283).

Sementara itu, menurut Stanton (1999: 19), kategori fakta cerita ialah alur, tokoh,

dan latar. Sedangkan Luxemburg (1989: 137) beropini bahwa tokoh, ruang-ruang,

dan peristiwa-peristiwa ialah seluruh elemen yang membangun dunia rekaan.

Ruang yang ada dalam cerita berfungsi sebagai dunia yang memuat berbagai

peristiwa, serta tokoh.

1) Tema

Menurut arti katanya tema berarti sesuatu yang telah diuraikan atau

sesuatu yang telah ditempatkan. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang

berarti menempatkan atau meletakkan (diunduh dari http://fendy-

studentsite.blogspot.com/2010/10/pengertian-tema-judul- topik. html, pada

Page 53: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

tanggal 20 Juni 2011). Tema adalah persoalan utama yang diungkapkan oleh

pembuat cerita di dalam sebuah karya tulis, novel, cerpen, puisi. Tema biasa

didapat dari suatu keadaan atau motif tertentu yang terdiri dari suatu objek

peristiwa kejadian atau lainnya.

Tema secara garis besar dikatakan sebagai gagasan, ide, atau pikiran

utama yang mendasari suatu karya sastra. Dengan kata lain, tema adalah sesuatu

yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang

menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian

cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam

banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik

serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema ada

yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara

implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).

Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.

Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema

sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian

peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang

mengiringi tema sentral

Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat

dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai dan dari sudut proses

penyusunan sebuah karangan. Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah

selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui

Page 54: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54

karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila seorang membaca

sebuah roman/novel sejarah. Selesai membaca novel akan meresaplah ke dalam

pikiran pembaca suatu sari atau makna dari seluruh karangan itu (diunduh dari

http://pendidikan.infogue.com/pengertian_tema, pada tanggal 20 Juni 2011).

2) Amanat

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh

pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan

secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam

tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan

dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran,

peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan

utama cerita. (diunduh dari http://fendy-studentsite.blogspot. com/2010/10/

pengertian-tema-judul- topik-amanat. html, pada tanggal 20 Juni 2011).

3) Alur

Alur dapat dikatakan sebagai salah satu elemen penting dalam sebuah

cerita. Dalam perspektif formalisme, alur atau plot disebut dengan terminologi

sjuzet atau syuzhet. Sementara itu, dalam pandangan naratogi istilah wacana

naratif juga merujuk pada alur (Ratna, 2005: 137). Adapun Forster (dikutip Green

dan LeBihan, 1996: 64) memiliki argumen tersendiri mengenai apa yang disebut

dengan alur atau plot.

“Aspects of the Novel” (1926) draws a distinction between ‘plot’ and ‘story’. He states that ‘The King died and then the Queen died’ is a story and ‘The King died and the Queen died of grief’ is a plot. They are both features of narrative, but the plot transforms the events by combining temporal succession with ‘cause’. (...) In the Forster example, the

Page 55: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 55

statement of the ‘cause’ of the Queen’s death transforms the story into a plot, or story into discourse. Dalam kutipan di atas, Forster mendefinisikan plot (alur) dengan

membandingkannya terhadap story (kisah/cerita). Ia memberikan dua rangkaian

kalimat sebagai contoh; yakni “Sang Raja wafat dan kemudian sang Ratu wafat”

dan “Sang Raja wafat dan sang Ratu wafat karena berduka”. Kalimat pertama,

lanjut Forster, merupakan suatu rentetan cerita semata. Kalimat tersebut

menyiratkan keruntutan kronologis (temporal succession). Namun, tidak

ditemukan adanya sebuah hubungan sebab akibat yang masuk akal di antara

kedua peristiwa dalam kalimat tersebut. Sementara itu, kalimat kedua tidak hanya

menunjukkan urutan kejadian, tetapi juga menjelaskan kepada pembaca bahwa

terdapat sebuah hubungan sebab-akibat yang logis di antara kedua kejadian.

Berdasarkan penjelasan Forster, dapat disimpulkan bahwa plot atau alur

merupakan rangkaian kronologis yang menunjukkan hubungan kausalitas dari

berbagai peristiwa di dalam suatu narasi. Adapun menurut Zaimar, uraian teks

atas satuan isi cerita memiliki bermacam-macam kriteria, salah satu di antaranya

ialah makna (Noor, 1999: 24). Sebuah teks, lanjut Zaimar, dapat diurai menjadi

sejumlah satuan isi cerita yang biasa disebut sebagai sekuen. Sekuen dapat

didefinisikan sebagai bagian ujaran yang terbentuk oleh suatu satuan makna

(Noor, 1999: 24).

Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat

disusun berdasarkan tiga hal, yaitu: pertama, berdasarkan urutan waktu terjadinya

(kronologi) atau disebut alur linear. Kedua, berdasarkan hubungan sebab akibat

(kausal) atau disebut alur kausal. Ketiga, berdasarkan tema cerita disebut alur

Page 56: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 56

tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri

sendiri, apabila salah satu episode dihilangkan namun cerita tersebut masih dapat

dipahami.

Adapun struktur alur adalah sebagai berikut: Pertama, bagian awal, terdiri

atas (1) paparan (exposition); (2) rangsangan (inciting moment), dan (3) gawatan

(rising action). Kedua, bagian tengah, terdiri atas: (1) tikaian (conflict); (2)

rumitan (complication), dan (3) klimaks. Ketiga, bagian akhir, terdiri atas (1)

leraian (falling action), dan (2) selesaian (denouement). Adapun hal yang harus

dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau

episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok

persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.

Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis yang bertujuan untuk

menemukan elemen novel yang selanjutnya, yaitu tokoh utama. Di samping itu,

analisis tersebut juga menerangkan kembali teks dengan menunjukkan urutan

satuan isi cerita. Uraian satuan isi cerita dijelaskan dengan menjadikannya sebagai

urutan sejumlah sekuen. Sekuen-sekuen tersebut juga dapat diurai menjadi

sekuen-sekuen yang lebih kecil jika memungkinkan (Noor, 1999: 25).

4) Tokoh

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan

dalam berbagai peristiwa cerita. Dalam karya sastra prosa, pada dasarnya ada dua

jenis tokoh, yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama, menurut Saad

(1967: 122) dapat ditentukan melalui tiga cara: (1) Tokoh yang paling terlibat

dengan tema; (2) Tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh-tokoh

Page 57: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 57

lain; dan (3) Tokoh yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Budianta

(2003: 86) menyebutkan bahwa di samping tokoh utama (protagonis), ada jenis-

jenis tokoh lain, yang terpenting adalah tokoh lawan (antagonis), yakni tokoh

yang diciptakan untuk mengimbangi tokoh utama. Konflik di antara mereka itulah

yang menjadi inti dan menggerakkan cerita. Forster membedakan tokoh dalam

dua kriteria, yaitu tokoh berwatak datar/ pipih (flat character) dan tokoh berwatak

bulat (round character).

Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau

membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu, pertama,

tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan

tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis). Kedua, tokoh tambahan. Tokoh

tambahan diartikan sebagai tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam

peristiwa cerita. Ketiga, tokoh lataran. Tokoh lataran diartikan sebagai tokoh

yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.

Adapun teori tentang tokoh yang akan digunakan sebagai landasan analisis

ialah teori characterization milik Seymour Chatman. Dengan berlandaskan pada

pemahaman M. H. Abrams mengenai sastra, Chatman berargumen bahwa elemen

tokoh dalam karya sastra seyogyanya ditelaah menurut dua aspek, yaitu

penampilan dan kepribadian (Noor, 1999: 55-56). Penampilan dan kepribadian

dapat dirinci menjadi actions (tindakan), manners of thought and life (cara

berpikir dan gaya hidup), habits (kebiasaan), emotions (perasaan), desires

(keinginan), instincts (naluri) (Noor, 1999: 55-56).

Page 58: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada

dua metode penyajian watak tokoh, yaitu, metode analitis/langsung/diskursif,

yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara

langsung. Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh

melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang.

Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau

tempat tokoh. Menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM (diunduh dari

http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam- prosa,

tanggal 20 Juni 2011), ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu: (1) melalui

apa yang diperbuatnya; (2) tindakan-tindakannya terutama bagaimana ia bersikap

dalam situasi kritis; (3) melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat

mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau

pria, kasar atau halus; (4) melalui penggambaran fisik tokoh. Melalui pikiran-

pikirannya; (5) melalui penerangan langsung.

5) Latar

Latar (setting) merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu karya

sastra. Latar merupakan segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana

terjadinya lakuan dalam karya sastra. Latar, menurut Hudson (1961: 68) dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu latar fisik/material dan latar sosial. Latar

fisik/material meliputi tempat, waktu, dan alam fisik di sekitar tokoh cerita,

sedangkan latar sosial merupakan penggambaran keadaan masyarakat atau

kelompok sosial tertentu, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada suatu tempat

Page 59: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 59

dan waktu tertentu, pandangan hidup, sikap hidup, adat-istiadat, dan sebagainya

yang melatari peristiwa.

Budianta (2003: 86) menambahkan bahwa latar adalah lingkungan yang

dapat berfungsi sebagai metonimia, metafora, atau ekspresi tokohnya. Istilah lain

bagi “latar” ialah “ruang”. Ruang merupakan tempat atau lokasi terjadinya

peristiwa-peristiwa dalam cerita (Noor, 1999:120-121). Dengan merujuk pada

pengertian tersebut, makna ruang dan latar kurang lebih adalah sama. Latar tidak

hanya berfungsi sebagai wadah bagi cerita untuk berkembang. Namun, menurut

Mieke Bal (dikutip Noor, 1999: 122-123), latar dalam bentuk keadaan ruang dan

isinya juga dapat memberikan nilai positif dan negatif tentang seorang tokoh.

Sebagai contoh, seorang tokoh yang suka berada di ruang terbuka dapat diartikan

sebagai orang yang cenderung extrovert (berkepribadian terbuka). Sementara itu,

orang yang bertempat tinggal di sebuah rumah kos kumuh dan sempit dapat

dianggap sebagai seseorang yang kurang berada. Singkatnya, latar dapat

digunakan untuk mengetahui berbagai watak khas tokoh secara implisit.

6) Sudut Pandang (Point of View)

Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang

pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah

‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan

peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan,

serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya

dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan

tokoh ‘aku’ tersebut.

Page 60: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 60

a. Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:

(1) ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan

berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat

batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu

yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita.

Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang,

diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki

kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam

cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).

(2) ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan

sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal

peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca,

sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk

mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan

berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah

yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan

berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si

‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan

demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap

berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya

tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.

Page 61: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 61

b) Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)

Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’,

narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh

cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama

tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan

sebagai variasi dipergunakan kata ganti. Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke

dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang

terhadap bahan ceritanya:

(1) ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa

saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui

segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal

tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang

melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam

lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu

ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan

dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan,

pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan

tindakan nyata.

(2) ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang

mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak

berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang

dilihatnya saja) (diunduh dari http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/

unsur‐unsur‐intrinsik‐dalam‐ prosa, tanggal 20 Juni 2011).

Page 62: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 62

7) Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam

upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus

didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-

satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara

pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak

akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena

pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan

selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.

Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda, misalnya berterus

terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa

dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, dan

adegan peperangan. (diunduh dari http://abdurrosyid. wordpress.

com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam- prosa, tanggal 20 Juni 2011)

3. Sumber Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan

belajar, sehingga memperoleh kemudahan informasi, pengetahuan, pengalaman,

dan keterampilan yang diperlukan (Mulyasa, 2009: 177). Sumber belajar dapat

diartikan pula semua sumber (data, manusia, barang, maupun material) yang dapat

digunakan peserta didik secara sendiri maupun secara bersama-sama, biasanya

menggunakan tata cara formal untuk memfasilitasi belajar, sumber belajar ini

termasuk pesan-pesan, manusia, peralatan, material, teknik-teknik, dan tempat

Page 63: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 63

atau lingkungan (AETC, 1997: 8). Menurut Depdiknas (2007: 8) sumber belajar

adalah rujukan objek/badan yang digunakan untuk kegiatan belajar yang berupa

media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan

budaya. Sejalan dengan itu Arief S. Sadiman (2004: 16) menjelaskan yang

dimaksud dengan sumber belajar atau pembelajaran adalah segala sumber yang

ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan atau mempermudah

terjadinya proses belajar. Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala yang

dapat dimanfaatkan oleh peserta didik dalam rangka mempelajari bahan dan

pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai (Wina Sanjaya,

2009: 174).

Nana Sudjana (2001: 76) menjelaskan yang dimaksud dengan sumber

belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna kepentingan dalam

proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagian

atau keseluruhan. Sumber belajar juga merupakan informasi yang disajikan dan

disimpan dalam berbagai media, yang dapat membantu peserta didik dalam proses

belajar sebagai bagian dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas dalam bentuk

cetakan, video format perangkat lunak atau kombinasi dalam berbagai format

yang dapat digunakan oleh peserta didik atau guru (Abdul Majid, 2008: 170).

Menurut Dirjen Dikti (1983: 12) sumber pembelajaran sejarah adalah

sesuatu yang digunakan untuk mempelajari sejarah, Menurut AECT (dikutip

Karwono, 2008: 1) sumber pembelajaran sejarah adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan peserta didik dalam belajar sejarah dan menampilkan kompetensinya.

Depdiknas (2003: 6) mendefinsikan sumber belajar sejarah adalah semua sumber

Page 64: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 64

(baik berupa data, orang atau benda) yang dapat digunkan untuk memberikan

fasilitas kemudahan bagi peserta didik.

Depdiknas (2006: 11) sumber pembelajaran sejarah merupakan tempat di

mana bahan ajar dapat diperoleh. Sumber pembelajaran sejarah adalah rujukan,

objek, atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran sejarah, yang

berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam

sosial, dam budaya. Penentuan sumber pembelajaran didasarkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencampaian kompetensi.

Berdasarkan Sumber belajar dalam website bced didefinisikan “Learning

resources are defined as information, represented and stored in a variety of media and

formats, that assists student learning as defined by provincial or local curricula. This

includes but is not limited to, materials in print , video, and soft ware formats, as well

as combinations of these formats intended f or use by teachers and students” (diunduh

dari http: // www.bced.gov.bc.ca/ irp/appski l l/asleares.htm, pada tanggal 20

Februari 2011). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

pembelajaran sejarah adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu

peserta didik dalam mempelajari bahan ajar sejarah sehingga kompetensinya dapat

dikuasai dengan baik.

b. Macam Sumber Pembelajaran Sejarah

Sumber pembelajaran sejarah sangat beragam macamnya. Menurut

Depdiknas (2006: 12) sumber-sumber sejarah adalah sebagai berikut, buku teks,

laporan hasil penelitian, jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah),

Page 65: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 65

pakar bidang studi, buku kurikulum, penerbitan berkala seperti harian, minguan,

bulanan, dan bulanan, internet, media audio visual (TV, Video, VCD, Kaset

Audio), lingkungan (alam, sosial, seni budaya, tekhnik, industri, dan ekonomi).

Menurut Nugroho Notosusanto (1981: 1) sumber pembelajaran sejarah

meliputi sumber lisan, sumber tertulis, dan sumber benda. Sumber lisan yaitu

keterangan langsung dari pelaku atau saksi dari peristiwa sejarah dari dari orang

yang menerima keterangan itu secara lisan. Sumber tertulis yaitu sumber yang

diperoleh dari peninggalan-peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang

terjadi masa lampau, seperti prasasti, piagam, dokumen, babad, naskah, surat

kabar, laporan, rekaman, dan sebagainya. Sumber benda yaitu sumber sejarah

yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan, seperti alat, senjata,

patung, perhiasan, gedung, dan hasil budaya lainnya.

Menurut Depdiknas (2003: 6) sumber pembelajaran sejarah meliputi

pesan, orang, bahan, peralatan, tekhnik, dan lingkungan. Pesan adalah informasi

yang disampaikan oleh komponen belajar yang berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan

data. Dalam dunia pendidikan terutama sekolah pesan adalah seluruh meteri

dalam semua mata pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik. Orang

adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji

pesan, seperti guru, dosen, pustakawan, tenaga ahli dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas sumber-sumber pembelajaran sejarah terdiri

dari sumber lisan, sumber tertulis, dan sumber benda. Sumber pembelajaran

sejarah dapat berwujud buku, laporan hasil penelitian, jurnal, karya sastra,

ataupun pesan, orang, bahan dan lingkungan. Penggunaan novel “Jalan Raya Pos,

Page 66: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 66

Jalan Daendels” merupakan jenis sumber belajar tertulis dalam bentuk karya

sastra yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam mempermudah dan

merangsang ketertarikan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran di

Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Salatiga.

c. Fungsi Sumber Pembelajaran Sejarah

Sumber pembelajaran sejarah mempunyai banyak fungsi. Menurut

Depdiknas (2004) sumber pembelajaran sejarah mempunyai fungsi antara lain:

1) Meningkatkan produktifitas pembelajaran dengan jalan: (a) Mempercepat

laju belajar dan membantu guru untuk mengunakan waktu secara lebih

baik; (b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga

dapat lebih banyak dalam membina dan mengembangkan semangat

belajar.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya individual yaitu

memberikan kebebasan peserta didik untuk menyampaikan pendapat dan

tanggapan terhadap sesuatu hal dalam pembelajaran sejarah. Pembelajaran

individual dapat dicapai dengan cara: (a) Mengurangi kontrol guru yang

kaku dan tradisional dan; (b) Memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis dan; (b)

Pengembangan bahan pengajaran yang dlandasi oleh penelitian.

Page 67: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

4) Lebih mematabkan pembelajaran, dengan jalan; (a) Meningkatkan

kemampuan sumber belajara; (b) Penyajian informasi dan bahan secara

lebih konkret.

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu; (a) Mengurangi kesenjangan

antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan relitas yang

sifatnya konkret; (b) Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografi.

Fungsi sumber pembelajaran yang dijelaskan di atas memperkuat alasan

sekaligus mengambarkan arti penting mengenai penggunaan sumber belajar

sejarah dalam bentuk novel sejarah karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” guna meningkatkan minat belajar peserta didik

terhadap mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga.

d. Peran Sumber dalam Pembelajaran Sejarah

Menurut Karwono (2006: 8) sumber belajar memiliki peran yang sangat

erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peranan tersebut dalam

pembelajaran sejarah adalah sebagai berikut:

1) Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual.

Pola komunikasi dalam belajar individual yang dipengaruhi oleh peranan

sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Pembelajaran individual

menitikberatkan pada peserta didik, sedangkan guru mempunyai peranan sebagai

penunjang atau fasilitator sehingga peranan sumber belajar sangatlah penting.

2) Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal

Page 68: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 68

Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang digunakan adalah komunikasi

langsung antara guru dan peserta didik. Hasil belajar sangat bergantung oleh

kualitas guru, karena guru merupakan sumber belajar yang utama. Sumber lain

seolah-olah tidak ada peranannya karena frekuensi belajar didominasi interaksi

dengan guru.

3) Peranan sumber belajar dalam kelompok

Pola sumber belajar dalam kelompok dapat dibedakan menjadi empat

yakni pola intruksional tradisional, pola intruksional dengan sumber belajar

berupa orang dibantu sumber lain, pola intruksional dengan sumber belajar berupa

orang (guru) bekerjasama dengan sumber belajar lainnya, pola intruksional

dengan belajar mandiri, dan pola sistem intruksional.

e. Kriteria Memilih Sumber Belajar Sejarah

Menurut Nana Sudjana (2001: 84-85) dalam memilih sumber belajar harus

memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) Ekonomis, tidak harus terpatok pada

harga yang mahal; (2) Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit

dan langka; (3) Mudah, dekat dan tersedia dilingkungan kita; (4) Fleksibel, dapat

dimanfaatkan untuk tujuan instruksional; (5) Sesuai dengan tujuan, mendukung

proses dan pencapaian tujuan belajar dapat menumbuhkan motivasi dan minat

belajar peserta didik.

Lebih lanjut Nana Sudjana menjelaskan bahwa kriteria sumber belajar itu

adalah: (1) Memiliki guna untuk memotivasi; (2) Memiliki tujuan untuk

pengajaran; (3) Memiliki guna untuk penelitian; (4) Memiliki tujuan untuk

memecahkan masalah; (5) Memiliki tujuan untuk presentasi

Page 69: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 69

Berdasarkan kriteria di atas, Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat

disimpulkan masuk dalam kategori sumber belajar sejarah. Hal ini dikarenakan

penggunaan novel sejarah ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada

peserta didik dalam belajar sejarah. Penggunaan sumber belajar ini diharapkan

akan mengatasi kebosanan peserta didik, sehingga dapat memecahkan

permasalahan dalam pembelajaran sejarah yang umumnya kurang diminati oleh

peserta didik khususnya di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Salatiga.

4. Pembelajaran Sejarah

Menurut I Gde Widja (2002: 95), pembelajaran sejarah adalah suatu

aktifitas belajar mengajar dimana seorang guru menerangkan pada peserta

didiknya tentang gambaran kehidupan masa lampau. Menurut Sartono Kartodirdjo

(1989: 20), pembelajaran sejarah merupakan serangkaian kegiatan belajar

mengajar dengan harapan agar peserta didik dapat mengembangkan fungsi genetis

dan fungsi didaktis. Menurut Soedajatmoko (dalam Kardiyat Wiharyanto, 1995:

9) sejarah diajarkan dalam pendidikan formal karena sejarah merupakan alat

penting untuk membentuk warga negara yang baik dan untuk mengembangkan

rasa cinta dan setia kepada negara.

Proses pembelajaran sejarah pada dasarnya merupakan proses pendidikan

yang secara umum diartikan sebagai usaha mengembangkan daya manusia agar

dapat membangun dirinya dan bersama sesamanya dapat membudayakan alam

dan membangun masyarakat. Untuk mewujudkannya harus ditumbuhkan

kesadaran sejarah yakni suatu sikap jiwa untuk memenuhi secara cepat paham

kepribadian nasional, dan pembelajaran sejarah juga sebagai salah satu sarana

Page 70: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

untuk menanamkan sarana pembelajaran sejarah tersebut. (Kardiyat Wiharyanto,

2001: 6).

Suatu proses pembelajaran mengandung dua tujuan, yaitu tujuan yang

sifatnya eksplisit dan tujuan implisit. Pengetahuan eksplisit berkaitan dengan

perolehan pengetahuan dan keterampilan, sedangkan implisit berkaitan dengan

perolehan pendamping seperti berpikir kreatif dan sikap terbuka untuk menerima

perbedaan pendapat (Kardiyat Wiharyanto, 2001: 155). Pembelajaran sebagai

suatu proses merupakan rangkaian kegiatan guru dalam rangka membuat peserta

didik belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu para peserta didik agar

memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu dapat membuat

tingkah laku peserta didik bertambah baik kualitas maupun kuantitasnya.

Menurut I Gde Widja (1989: 27) tujuan pembelajaran sejarah dapat dipilih

sejalan dengan taksonomi Bloom, yang mencangkup ranah pengetahuan, sikap

dan keterampilan yang aspek-aspek beserta rinciannya. Ranah pengetahuan: (1)

Menguasai pengetahuan tentang aktivitas-aktivitas manusia waktu yang lampau

baik dalam aspek eksternal maupun internalnya; (2) Menguasai pengetahuan

tentang fakta-fakta khusus dari peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu,

tempat serta kondisi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut; (3) Mengetahui

pengetahuan tentang unsur-unsur umum yang terlihat pada sejumlah peristiwa

masa lampau; (4) Mengetahui pengetahuan tentang unsur perkembangan dari

peristiwa masa lampau yang berlanjut, yang menyumbangkan peristiwa masa

lampau dengan masa kini, dan (5) Menumbuhkan pengertian hubungan antara

Page 71: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 71

fakta, keterkaitan fakta, pengaruh sosial dan kultural terhadap peristiwa sejarah

dan sebaliknya.

Ranah pengembangan sikap meliputi: (1) Menumbuhkan kesadaran

sejarah pada peserta didik agar mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan

tuntutan jaman pada waktu mereka hidup; (2) Menumbuhkan sikap menghargai

kepentingan atau kegunaan masa lampau bagi kehidupan masa kini suatu bangsa;

(3) Menumbuhkan sikap menghargai aspek kehidupan bagi masa kini dari

masyarakat dimana mereka hidup, yaitu masyarakat hasil dari pertumbuhan

masyarakat pada masa lampau, dan (4) Menumbuhkan kesadaran akan perubahan-

perubahan yang telah dan sedang berlangsung di suatu bangsa yang diharapkan

menuju pada kehidupan yang lebih baik di waktu yang akan datang.

Selain dua ranah pengembangan di atas, pembelajaran sejarah juga

bertujuan untuk mengembangkan ranah pengembangan keterampilan yang

meliputi: (1) Meningkatkan pengembangan kemampuan dasar di kalangan peserta

didik berupa kemampuan penyusunan sejarah yang antara lain meliputi

pengumpulan jejak-jejak sejarah, kritik sejarah, interpretasi, serta menulis sejarah

sedaerhana; (2) Keterampilan mengajukan argumentasi dalam mendiskusikan

masalah-masalah kesejarahan (misalnya peranan tokoh dan hubungan peristiwa);

(3) Keterampilan menelaah buku sejarah, bertanya, berpikir analitis tentang

masalah-masalah sosial historis di kalangan masyarakatnya, dan (4) Keterampilan

bercerita tentang peristiwa sejarah secara hidup (rekonstruksi secara hidup dari

peristiwa sejarah).

Page 72: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 72

Agar tujuan pengembangan pembelajaran sejarah tersebut tercapai, maka

diperlukan strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran. Menurut J.R David

(dikutip Wina Sanjaya, 2009: 126) dalam dunia pendidikan strategi diartikan

sebagai “a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular

educational goal”. Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kemp (dikutip Wina Sanjaya, 2009: 126) menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh guru

dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Menurut Dick and Carey (dikutip Wina Sanjaya, 2009: 126) strategi

pembelajaran adalah suatu materi atau prosedur pembelajaran yang digunakan

secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik.

Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang dilaksanakan untuk

melaksanakan strategi. Metode merupakan langkah teknis yang harus diambil

pengajar sejarah untuk mengefektifkan strategi yang digunakan (Kardiyat

Wiharyanto, 2001: 3). Labih lanjut dikatakan bahwa alasan pokok pemilihan

metode adalah pencampaian tujuan pengajaran yang ditentukan. Pengembangan

pembelajaran juga membutuhkan pendekatan pembelajaran yang diartikan sebagai

titik tolak terhadap proses pembelajaran. Oleh karenanya, strategi dan metode

pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan

tertentu. Roy Killen (dikutip Wina Sanjaya, 2009: 127) mencatat ada dua

pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru

Page 73: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 73

(teacher centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik

(student centred approaches). Hal itu juga berlaku pada pendekatan pembelajaran

sejarah sehingga metode dan strategi mengajarnya juga harus disesuaikan agar

pembelajaran berjalan secara efektif.

Pengajaran sejarah yang berbobot sangatlah bergantung pada guru sebagai

komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi

pembelajaran. Tanpa seorang guru bagaimanapun bagusnya suatu strategi dan

metode pengajaran, maka strategi dan metode itu tidak dapat diaplikasikan.

Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan sangat tergantung

pada kepiawaian guru dalam menggunakan tekhnik, metode, dan taktik

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai

model atau teladan bagi peserta didik yang diajarnya, tetapi juga sebagai

pengelola pembelajaran (manager of learning). Guru sejarah dalam hal ini

haruslah berperan sebagai pengelola pembelajaran yang baik dengan selalu

menciptakan inovasi dalam pembelajaran, diantaranya dengan menggunakan

metode dan strategi pengajaran yang baru dan efektif. Menurut Winarno

Surachmad (1990: 16) selain guru, proses interaktif pendidikan terdapat unsur-

unsur lain yang terlibat yaitu: (1) Tujuan; (2) Peserta didik; (3) Bahan; (4).

Metode; (5) Situasi dan sumber; (6) Penilaian.

5. Nilai Sejarah

Konsep nilai sejarah menurut Muhammad Taufik dan Sumijati

Atmosudiro dalam Humanika 18(3), April (2005: 428) menyatakan nilai sejarah

(historic value) sebagai nilai kesejarahan yang dimiliki suatu obyek atau

Page 74: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 74

peristiwa-peristiwa yang penting yang melibatkan obyek tersebut. Nilai sejarah

tersebut dapat diketahui baik dari sumber tertulis, seperti prasasti dan karya sastra

maupun sumber tak tertulis misalnya gaya bangunan, seni arca, dan unsur-unsur

bangunan lainnya.

Deny Wahyu Hidayat dan kawan-kawan, dalam Arya Ronald (2008: 162):

berpendapat bahwa nilai sejarah adalah sejauh mana sumber daya arkeologi itu

dilatar belakangi oleh peristiwa sejarah yang dianggap penting serta yang

berkaitan secara simbolis dengan peristiwa terdahulu dari segi sejarah. Nilai

sejarah menurut I Gde Widja (1989: 8) adalah nilai-nilai masa lampau yang telah

teruji oleh zaman. Fungsi sejarah adalah mengabadikan pengalaman-pengalaman

masyarakat di waktu yang lampau, yang sewaktu-waktu bisa menjadi bahan

pertimbangan bagi masyarakat itu dalam memecahkan problema-problema yang

dihadapinya.

Menurut Vernon (dikutip Subaryana, 1994: 9), nilai atau values pada

dasarnya merupakan sesuatu yang inheren pada diri pribadi manusia. Nilai juga

merupakan sesuatu yang luhur dan dijunjung tinggi oleh setiap masyarakat. Oleh

karena itu, nilai mengilhami anggota masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan

cara yang diterima oleh masyarakat (Gabriel, 1991: 31). Nilai merujuk pada sikap

orang terhadap suatu hal yang baik, namun nilai sifatnya abstrak dan metafisis

yang hanya tampak dan kelihatan secara nyata dalam perilaku orang yang

menghayatinya. Oleh karena itu, nilai memberikan suatu sikap dalam masyarakat

(Subaryana, 1994: 10).

Page 75: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 75

Anton Baker (1995: 282) menjelaskan nilai sebagai isi pemahaman (ide)

manusia dan setiap pengkosmos tentang diri dan tentang yang lain. Sedangkan

hakekat nilai adalah sebagai isi evaluasi pengkosmos tentang diri sendiri dan

tentang substansi-substansi yang lain. Jadi nilai dapat disimpulkan sebagai obyek

formal bagi taksasi pengkosmos yang mempunyai kegunaan bagi pengkosmos,

harga kesenangan yang diberikan, apa yang enak, yang praktis, yang dikagumi,

tetapi juga yang tidak menarik, yang dianggap tanpa mutu, tanpa guna, yang

kotor, yang menjijikan, yang menakutkan, yang membahayakan, nilai itu

merangsang agar dikejar, didambakan, dinikmati, atau dihindari.

Deddy Mulyana (2005: 27) mendefinisikan nilai sebagai sistem-sistem

kepercayaan, nilai dan sikap. Dimensi-dimensi evaluatif ini meliputi kualitas-

kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan

kebutuhan, dan kesenangan. Meskipun setiap orang mempunyai suatu tatanan

nilai yang unik, terdapat pula nilai-nilai yang cenderung menyerap unsur-unsur

lain misalnya aspek budaya, sejarah, kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

bahasa, dsb. Uraian beberapa definisi di atas maka nilai dapat diartikan

keberhargaan dan kebaikan yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh suatu

masyarakat serta akan tampak apabila terwujud dalam perilaku manusia.

Menurut Collingwood (1956: 10), nilai sejarah adalah “the values of

history, then, is that it teachs us what man has done and then that man is”.

Disimpulkan bahwa nilai-nilai sejarah adalah apa yang telah sejarah ajarkan

kepada kita yakni mengenai apa yang manusia kerjakan dan apa sebenarnya

manusia itu sendiri. Menurut Deny Wahyu Hidayat dkk, (dikutip Arya Ronald,

Page 76: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 76

2008: 162), nilai sejarah adalah sejauh mana sumber daya arkeologi itu

dilatarbelakangi oleh peristiwa sejarah yang dianggap penting serta yang berkaitan

secara simbolis dengan peristiwa terdahulu dari segi sejarah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai sejarah adalah sesuatu yang dianggap

baik dan bermanfaat dan dijunjung tinggi masyarakat pendukungnya, terutama

tercermin dalam tindakan dan perilaku yang positif, serta makna dari peristiwa-

peristiwa sejarah itu sendiri. Nilai-nilai yang memiliki dimensi-dimensi meliputi

kualitas-kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan

kebutuhan, dan kesenangan yang cenderung menyerap aspek kesejarahan

berdasarkan nilai-nilai kebenaran individu (obyektifitas) yang berakar dalan diri

serta diupayakan untuk direalisasikan yang dapat mewarnai kepribadian kelompok

atau kepribadian bangsa.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan digunakan peneliti sebagai bahan

perbandingan dan pengkajian yang lebih mendalam di antaranya sebagai berikut:

1. Tesis yang ditulis oleh Joko Rewang, 2008. Gambar Pahlawan Nasional

sebagai Media Pembelajaran Sejarah (Studi Kasus SMP di Kabupaten

Boyolali). Dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa gambar pahlawan

nasional digunakan sebagai media pembelajaran untuk merangsang pemikiran,

perasaan, perhatian, dan kemampuan peserta didik atau mendorong proses

belajar. Penggunaan media pembelajaran ini bermanfaat untuk menciptakan

pembelajaran sejarah yang efektif. Penggunaan gambar pahlawan nasional ini

Page 77: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 77

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai-nilai nasionalisme di kalangan peserta

didik yang pada masa sekarang sudah mulai memudar. Penelitian ini belum

mengungkap manfaat gambar pahlawan sebagai media pembelajaran sejarah,

sehingga penulis menganggap perlu juga menggunakan sumber pembelajaran

sejarah dengan novel sejarah agar proses pembelajaran berjalan menarik bagi

guru dan peserta didik.

2. Tesis yang ditulis oleh Suharto, 2009. Museum Kretek Sebagai Sumber

Pembelajaran Sejarah di SMA I Gebag Kudus. Dalam penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa kondisi yang dihadapi guru dalam memanfaatkan

Museum Kretek dihadapkan pada kendala teknis dan non teknis, kendala

intern dan ekstern yang berasal dari kepala sekolah, guru, peserta didik, orang

tua, dan pengelola museum kretek. Penelitian ini mengkaji peran museum

sebagai sumber pembelajaran sejarah dengan melakukan kajian kelemahan

dan kekuatan Museum Kretek di Kudus. Pada penelitian ini tidak mengangkat

nilai-nilai budaya yang dimiliki Museum Kretek sehingga pengajaran sejarah

yang komprehensif dengan melakukan kajian multi dimensional akan

menemui kendala. Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam

mengkaji penggunaan karya sastra novel sebagai sumber pembelajaran

sejarah.

3. Tesis Suranto, 1999. Proses Pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan

Umum (SNIU) di Sekolah Menengan Umum (SMU) Studi Kasus di SMU

Negeri Kota Administratif Jember). Tesis ini menyimpulkan bahwa

pembelajaran Sejarah Nasional Indonesia dan Umum di SMU Kota

Page 78: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 78

Administratif Jember kebanyakan masih bersifat konvensional yaitu guru

mendominasi kegiatan untuk menyampaikan materi pelajaran tanpa

melibatkan peserta didik agar berpikir aktif dan kreatif, sehingga pembelajaran

hanya berorientasi pada materi dalam kurikulum dan kurang diminati peserta

didik. Tesis ini berguna bagi penulis untuk menjelaskan bagaimana kondisi

pembelajaran sejarah secara umum di Sekolah Menengah Atas Negeri kota

Salatiga.

4. Tesis Neneng Dwi Setyowati. 2004. dengan judul Fungsionalisasi Benda

Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar dan Peningkatan Kesatuan Sejarah

Bangsa Peserta didik Sekolah Menengah umum Kabupaten Boyolali.

Kesimpulan yang diambil peneliti adalah: benda cagar budaya sebagai sumber

belajar dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah. Hasil

penelitian fungsionalisasi benda cagar budaya sebagai sumber belajar

menghasilkan suatu kesimpulan bahwa benda cagar budaya dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, dan keanekaragaman

peninggalan sejarah dan kebudayaan yang ada di kabupaten Boyolali dapat

dijadikan sebagai alat perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Hasil penelitian

tersebut dapat menjadi bahan kajian dalam memperkaya kajian teori dan

membantu pembahasan tentang novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai sumber pembelajaran sejarah.

C. Kerangka Berpikir

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Guru bukan hanya berfungsi sebagai sumber belajar dan fasilitator

Page 79: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 79

proses pembelajaran, tetapi guru juga harus mampu menjadi pengelola

pembelajaran (learning manajer), yaitu berperan dalam menciptakan iklim belajar

yang memungkinkan peserta didik dapat belajar secara nyaman dan menarik.

Secara mendasar dalam pembelajaran sejarah, seorang guru sejarah mempunyai

dua tugas pokok yaitu membuat Silabus dan Rencana Program Pembelajaran

(RPP) dan melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran pada mata

pelajaran sejarah guru dituntut untuk membuat pembelajaran semakin kondusif,

komunikatif, efektif, interaktif dan yang terpenting adalah diminati oleh peserta

didik. Kegiatan pembelajaran yang dianggap menarik oleh peserta didik akan

mempermudah tugas guru melaksanakan transfer ilmu dalam bentuk penyampaian

materi pembelajaran. Hal yang menjadi dasar guru dalam memodifikasi sumber

pembelajaran sejarah adalah harus sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada silabus yang di dalamnya memuat

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Semua perangkat

pembelajaran tersebut disusun oleh guru berdasarkan pada kurikulum. Selain

guru, proses interaksi pembelajaran sejarah pasti terdapat unsur-unsur lain yang

saling mendukung yaitu materi pembelajaran, metode, dan sumber pembelajaran.

Tujuan dari pembelajaran sejarah adalah meningkatnya kesadaran peserta

didik terhadap masyarakat, lingkungannnya, dan negaranya melalui pemahaman

nilai dan pesan sejarah. Agar tujuan pembelajaran sejarah dapat tercapai maka

dibutuhkan strategi, metode, dan sumber pembelajaran yang bervariatif agar dapat

membangkitkan minat dan rasa senang peserta didik. Salah satu bagian dari upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah adalah dengan menggunakan sumber

Page 80: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 80

pembelajaran yang bervariatif. Pembelajaran sejarah akan berjalan efektif apabila

sumber yang digunakan dapat mengatasi kebosanan peserta didik terhadap mata

pelajaran sejarah.

Sesuai dengan fokus penelitian mengenai penggunaan karya sastra novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran maka penelitian

yang dilakukan bertujuan untuk menggali pesan apa saja yang terdapat dalam

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, untuk mengetahui bagaimana

pemahaman guru terhadap penggunaan sumber belajar dengan novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels”, mengetahui bagaimana apresiasi guru terhadap penggunaan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai bahan pendamping sumber

pembelajaran sejarah, serta dapat mengetahui relevansi pegetahuan sejarah yang

terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terhadap Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran sejarah di Sekolah

Menengah Atas.

Page 81: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 81

Skema kerangka pikir yang penulis gunakan adalah sebagai berikut

PEMBELAJARAN SEJARAH

SILABUS

RPP

SUBER PEMBELAJARAN

NOVEL SEJARAH “JALAN RAYA POS JALAN

DAENDELS

PESAN SEJARAH PEMAHAMAN GURU SEJARAH

MATERI SEJARAH DALAM NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” YANG

APRESIASI GURU SEJARAH

Page 82: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 82

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga

yang meliputi Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Salatiga, Sekolah Menengah Atas

Negeri 2 Salatiga, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Salatiga. alasan

pemilihan tempat penelitian berdasarkan tingkat homogenitas sekolah yaitu sama-

sama sekolah negeri di kota Salatiga Hasil penelitian diharapkan dapat membantu

mengatasi permasalahan dalam pembelajaran sejarah.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 10 bulan yaitu dimulai pada

bulan Juli 2010 sampai dengan April 2011. Perincian waktu yang diperlukan:

a. Persiapan : 3 bulan (1 Agustus – 30 Oktober 2010).

b. Pengumpulan data : 3 bulan (1 November– 30 Januari 2010).

c. Analisis : 2 bulan (1 Februari – 31 Maret 2010).

d. Penyusunan laporan : 2 bulan (1 April 2011 – 30 Mei 2011)

Page 83: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 83

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini merupakan penelitian dasar

yang berbentuk kualitatif. Menurut Sugiyono (2005: 1) penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, tekhnik pengumpulan data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Moleong (2001: 2)

menjelaskan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitan yang menghasilkan

data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif adalah salah satu dari dua

pendekatan dari metodologi yang terdapat dalam penelitian sosial, yang meliputi

sebuah pemahaman secara mendalam dari tingkah laku manusia dan alasan-lasan

yang mempengaruhi tingkah laku manusia, menelusuri bagaimana dan mengapa

pembuatan keputusan.

Adapun tujuan penelitian ini diantaranya dapat menggali pesan sejarah

yang terdapat dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, untuk mengetahui

bagaimana pemahaman guru terhadap penggunaan sumber pembelajaran dengan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, mengetahui bagaimana apresiasi guru

terhadap penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai bahan

pendamping sumber pembelajaran sejarah, serta dapat mengetahui bagaimana

relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.”.

Page 84: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 84

Adapun strategi yang digunakan adalah studi kasus tunggal. Suatu

penelitian disebut studi kasus tunggal, jika penelitian tersebut terarah pada satu

sasaran, satu lokasi atau subjek. Sedangkan studi kasus terpancang (embedded

case study research) karena permasalahan dan fokus penelitian sudah ditentukan

dalam proposal sebelum peneliti melakukan penelitian langsung di lapangan dan

menggali permasalahan di lapangan (Sutopo, 1996: 43). Jumlah lokasi studi tidak

menentukan kasus tunggal atau ganda, tetapi yang paling penting mendasar adalah

adanya persamaan dan perbedaan karateristik. Sasaran dan lokasi menyangkut

tentang Penggunaan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai

sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas kota Salatiga yang

sebelumnya belum pernah digunakan untuk sumber pembelajaran.

Sedangkan pendekatan studi kasus pada analisi kualitatif merupakan cara

khusus dalam pengumpulan data, penyusunan data, dan menganalisis data.

Tujuannya adalah untuk mencari informasi yang komprehensif sistematis dan

mendalam tentang kasus yang menarik. Hal yang penting dalam studi kasus

adalah informasi harus sedetail dan selengkap mungkin. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Patton (1983: 303), “The case study approach to qualitative

analysis is a specific way of collecting data, organizing data, analyzing data. The

purpose to gather comprehensive systematic and in depth about each case of

interest. The starting point for case analysis, then, is making sure at the

information for each case is a complete as possible”.

Jadi studi kasus ini digunakan untuk mencari informasi yang komprehensif

dari kasus-kasus yang menarik dalam penelitian dengan menggunakan karya

Page 85: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 85

sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran

sejarah di Sekolah Menengah Atas kota Salatiga. Kemenarikan tersebut

dikarenakan belum pernah digunakannya karya sastra novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah pada Sekolah Menengah

Atas Negeri kota Salatiga.

C. Sumber Data

1. Informan atau Nara Sumber

Informan atau nara sumber dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang

terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dari penelitian dengan

menggunakan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai

sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga.

Informan tersebut terdiri dari guru sejarah. Informan dari guru Sejarah di SMA

Negeri 1 Salatiga adalah Endah Harini, dari SMA Negeri 2 Salatiga adalah

Suprapti, dan SMA Negeri 3 Salatiga adalah Sri Maryati.

2. Dokumen atau Arsip

Dokumen yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah novel

yang berjudul “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Dokumen lain mencangkup

perangkat administrasi dalam pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan inventaris media dan sumber pembelajaran

yang terdiri dari film dokumenter, internet, maupun buku teks sejarah kelas XI

untuk Sekolah Menangah Atas.

Page 86: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 86

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih

yang pertanyaanya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok subjek

untuk dijawab (Sudarwan Danim, 2002: 130). Menurut Patton (1983: 196)

wawancara adalah the purpose of intervewing in to find out what is in and on

some one else’s mind. Tujuan mewawancarai adalah mencari apa yang ada dalam

pikiran seseorang sehingga dapat diperoleh data yang akurat. Teknik ini dilakukan

di luar proses pembelajaran secara terpisah dengan tujuan tidak adanya pengaruh

antar masing-masing pihak.

Wawancara dilakukan secara mendalam atau in-dept interviewing. Dalam

penelitian kualitatif, wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dengan dua

cara. Pertama, wawancara sebagai strategi utama dalam mengumpulkan data.

Pada konteks ini, catatan data lapangan yang diperoleh berupa transkrip

wawancara. Kedua, wawancara sebagai penunjang teknik lain dalam

mengumpulkan data, seperti observasi partisipan, analisis dokumen, dan fotografi

(Sudarwan Danim, 2002: 130).

Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas.

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang komentar atau

jawaban secara bebas. Wawancara untuk memperoleh data dalam penelitian

penggunaan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah ini dilakukan terhadap pihak-pihak yang terlibat secara

Page 87: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 87

langsung maupun tidak langsung terhadap penelitian. Pihak yang terlibat secara

langsung adalah guru sejarah yang mengajar di kelas XI IPA pada Sekolah

Menengah Atas Negeri kota Salatiga. Wawancara dilakukan secara mendalam

atau in-dept interviewing. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui

pemahaman guru sejarah terhadap sumber pembelajaran sejarah dengan

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Selain itu penelitian juga

untuk mengetahui apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels” sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah.

2. Studi Dokumen (Content Analysis)

Untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan

penelitian, maka teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang yang

berupa perangkat kegiatan pembelajaran meliputi silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sedangkan jenis arsip yang dikumpulkan

berupa nama guru sejarah, koleksi buku sejarah, sumber pembelajaran sejarah

yang digunakan guru, dan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”.

Hasil pencatatan yang kemudian menjadi content analysis dalam pelaksanaanya

diusahakan untuk mencatat tentang hal yang berkaitan dengan kajian yang diteliti

baik yang tertulis dalam dokumen, arsip, maupun yang tersirat dalam

pembelajaran sejarah (Sutopo, 2002: 69). Hasilnya akan dibandingkan dengan

arsip, dokumen dan data lain yang berkaitan maupun yang didapat melalui

wawancara. Studi dokumen bertujuan untuk mengetahui pesan sejarah dan

relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos,

Page 88: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 88

Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.

E. Tekhnik Cuplikan

Menurut Sutopo (2006: 229) teknik cuplikan (sampling) yang digunakan

bukanlah cuplikan statistik atau yang bisa dikenal sebagai probability sampling

yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif cenderung

menggunakan teknik cuplikan yang sifatnya selektif dengan menggunakan

pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, keingintahuan dari

peneliti, maupun karakter empirisnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling (cuplikan) dengan criterion based selection

sebagaimana yang dikemukakan oleh Goetz dan Le Comte (dikutip Sutopo, 2006:

229)

Purposive Sampling digunakan dengan pertimbangan dapat memilih

informan secara seletif dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki

mengenai karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Purposive Sampling digunakan untuk menentukan guru

sejarah yang digunakan sebagai informan dalam wawancara.

Sementara strategi yang digunakan adalah cuplikan internal sampling

sebagaimana yang dikemukakan yang dikemukakan oleh Bogdan & Biklen (1982)

(dikutip Sutopo, 2006: 229) yang memberi kesempatan bahwa keputusan bisa

diambil begitu peneliti mempunyai suatu pikiran umum yang muncul mengenai

apa yang sudah dipelajari, dengan siapa akan berbicara, kapan perlu melakukan

Page 89: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 89

observasi yang tepat (time sampling), dan beberapa jumlah serta macam dokumen

yang perlu di telaah.

Pada cuplikan yang bersifat internal, diharapkan dapat mewakili

informasinya bukan populasinya. Dalam teknik cuplikan informan yang

jumlahnya kecil dapat menjelaskan informasi tertentu secara lengkap dan benar

dibandingkan dengan banyak informan atau narasumber tetapi kurang mengetahui

dan memahami informasi yang sebenarnya. Sampling dalam penelitian sifatnya

yang internal mengarah pada kemungkinan generalisasi teoritis. Dengan

menerapkan strategi tersebut diharapkan peneliti mendapatkan data yang lengkap

dan akurat serta sifatnya reliable. Teknik cuplikan yang sifatnya internal ini

digunakan untuk menentukan guru sejarah yang dijadikan informan. Guru sejarah

harus dipilih berdasarkan pembagian jam mengajar yaitu bagi guru yang mengajar

kelas XI IPA karena telah menguasai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.

Pemilihan informan yang tepat diharapkan benar-benar dapat memberikan

informasi yang baik dan lengkap terkait dengan penggunaan karya sastra novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah.

F. Validitas Data

Menurut Sugiyono (2006: 117) dalam penelitian kualitatif, kriteria utama

terhadap hasil penelitian adalah valid, reliable, dan objektif. Lebih lanjut,

Moleong (2001: 31) menjelaskan teknik yang digunakan untuk menguji validitas

data dalam penelitian ini adalah trianggulasi. Trianggulasi yaitu teknik

Page 90: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 90

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data.

Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data.

Dalam triangulasi ini data yang dilampirkan wajib menggunakan beragam sumber

data. Artinya data yang sejenis akan lebih mantab kebenarannya apabila diperoleh

dari beberapa sumber data. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber data

yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya apabila dibandingkan dengan data

sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber

yang sejenis maupun sumber yang berbeda jenisnya.

Triangulasi sumber yang memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-

beda untuk menggali data yang sejenis di sini tekanannya pada perbedaan sumber

data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Dengan cara mengali

data dari sumber yang berbeda-beda serta pengumpulan data yang berbeda maka

data yang sejenis dapat teruji kemantaban dan kebenarannya, teknik ini tetap

dinyatakan sebagai teknik triangulasi sumber.

Page 91: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 91

Wawancara Informan

Data

‘content analysis’ Dokumen / arsip

Trianggulasi dalam bentuk lain

Informan 1

Data wawancara Informan 2

Informan 3

Skema 1. Trianggulasi Sumber

Sumber: (Sutopo, 2006: 94)

Perbandingan-perbandingan sumber ini diperoleh dari membandingkan

sumber yang beragam dari hasil wawancara dengan guru sejarah yang terlibat

dalam penelitian tentang karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai sumber pembelajaran sejarah yang belum pernah digunakan sebagai

sumber pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga.

Selain itu perbandingan sumber juga dilakukan dengan membandingkan antara

sumber hasil wawancara dengan sumber tertulis atau dokumen yang sudah ada

sebelumnya. Dari berbagai sumber tersebut peneliti dapat memperoleh data hasil

perspektif dan persepsi yang berbeda-beda.

Page 92: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 92

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2006: 87) teknik analsis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat

simpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Sutopo (2006: 230) menjelaskan analisis penelitian kualitatif bersifat

induktif, bahwa semua simpulan dibentuk dari semua informasi yang diperoleh

dari lapangan. Proses analisis ini dilakukan bersamaan sejak awal dengan proses

pengumpulan data, dengan melakukan beragam teknik refleksi bagi pendalaman

dan pemantapan data. Setiap data yang diperoleh akan selalu dikomparasikan

setiap unit atau kelompoknya untuk melihat keterkaitannya sesuai dengan tujuan

penelitian.

Dalam penelitian ini unit analisis kasus meliputi penelitian terkait dengan

penggunaan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga. Proses

analisis dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan data dalam

bentuk refleksi.

Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis kasus

dengan menggunakan model analisis interakatif Miles dan Huberman (2000: 20).

Page 93: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 93

Kegiatan pokok analisis model ini meliputi; pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, simpulan-simpulan atau penarikan kesimpulan dan verifikasi.

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyerderhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan data tertulis di lapangan. Selama pengumpulan data

berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya. Reduksi data ini berlanjut

terus sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir lengkap.

2. Sajian Data

Penyajian diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan

melihat penyajian itu dapat memahami apa yang sedang terjadi dan yang harus

dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

3. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk lebih mengembangkan

ketelitian, misalnya dengan cara berdiskusi dan juga dengan melakukan repetisi

dalam satuan data yang berbeda. Sehingga konklusi yang didapatkan akan

semakin jelas, meningkat secara eksplisit dan akan memiliki landasan yang

semakin kuat. Simpulan akhir tidak akan dirumuskan sampai proses pengumpulan

data akhir, sedangkan simpulan data sementara dirumuskan dalam pelaksanaan

analisis dengan data verifikasi, gerak pengulangan, dan penelurusan data kembali.

Simpulan yang dirumuskan kurang mantab dicarikan pendukungnya dengan

melakukan pengumpulan data.

Page 94: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 94

teknik analisis data tersebut dapat digabarkan sebagai berikut:

( 1 ) ( 2 )

( 3 )

Skema 2. Proses Model Analisis interaktif

Sumber: (Sutopo, 2006:120)

Pengumpulan data

Sajian data

Penarikan simpulan/

ifik i

Reduksi data

Page 95: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 95

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Latar

a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Salatiga adalah kota kecil di propinsi Jawa Tengah yamg mempunyai

luas wilayah ± 56,78 km 2, terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan,

berpenduduk 176.795 jiwa. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan

Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang

atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta. Adapun 4 kecamatan yang terdapat

di Salatiga terdiri, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo.

(diunduh dari http://www.pemkot-salatiga.go.id, pada tanggal 2 Mei 2011).

Terletak pada jalur regional Jawa Tengah yang menghubungkan kota regional

Jawa Tengah yang menghubungkan kota Semarang dan Surakarta, dan berada

di kawasan pembangunan strategis JOGLOSEMAR (Jogja, Solo dan

Semarang), serta menjadi bagian dari kawasan andalan KEDUNGSAPUR

(Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga, Purwodadi).

Salatiga berada pada ketinggan 450-800 meter di atas permukaan laut

dan berhawa sejuk serta dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung

(Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur). Salatiga terkenal sebagai tempat

mobilitas urbanisasi dari daerah hinterland (pedalaman) ke kota Salatiga, yang

dipengaruhi oleh fungsi kota Salatiga sebagai kota pariwisata, kota

Page 96: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 96

pendidikan, kota olah raga, serta kota jasa dan kota perdagangan (diunduh dari

http://www.hati-beriman.blogspot.com, pada tanggal 2 Mei 2011).

Secara geomorfologis Salatiga yang terletak di daerah pedalaman Jawa

Tengah dipagari oleh beberapa gunung dan pegunungan. Di sebelah Selatan

terdapat Gunung Merbabu yang kakinya langsung berpadu dengan

pegunungan Telomoyo dan gunung Gajah Mungkur. Perpaduan kaki kedua

gunung itu membentuk batas Barat Daya Salatiga. Di sebelah Utara terdapat

pegunungan Payung dan pegunungan Rong. Sedang di sebelah Barat Laut ada

Rawa Pening. Adanya kombinasi lereng dan kaki gunung itu menyebabkan

Salatiga terletak pada dataran yang nampaknya miring ke arah Barat berkisar

5-10 derajat. Dengan demikian Salatiga merupakan dataran dan sekaligus

lereng dari gunung dan pegunungan yang mengitarinya.

Akibat keadaan geografis dikelilingi pegunungan, iklim di Salatiga

menjadi sangat sejuk sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang

yang datang ke Salatiga. Bahkan, sejak jaman prasejarah, jaman Hindu Budha,

dan juga jaman Islam (madya), Salatiga sudah mempunyai posisi sangat

penting secara kosmologis, geografis, budaya, sosial, ekonomi, hingga

historis, yang dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan sejarah

yang dapat menunjukkan pentingnya keberadaan Kota Salatiga.

Keberadaan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di lingkungan

kota Salatiga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Beberapa benda-benda peninggalan sejarah peninggalan masa Hindu Budha

yang dapat dimanfaatkan adalah Prasasti Plumpungan sebagai cikal bakal

Page 97: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 97

lahirnya Salatiga. Prasasti ini layak dijadikan sumber pembelajaran sejarah

sesuai materi Hindu Budha. Hal ini dikarenakan, Prasasti Plumpungan

merupakan peninggalan Raja Bhanu sejak 750 Masehi yang isinya ketetapan

hukum, yaitu suatu ketetapan status tanah perdikan atau swantantra bagi Desa

Hampra. Desa Hampra tempat prasasti itu berada, kini masuk wilayah

administrasi kota Salatiga.

Benda bersejarah lain sekitar kota Salatiga yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber pembelajaran sejarah adalah peninggalan kolonial Belanda.

Pada umumnya benda-benda peninggalan sejarah masa kolonial di kota

Salatiga berupa bangunan-bangunan kuno yang tersebar di setiap kecamatan.

Bangunan-bangunan tersebut sebagian besar bercirikan arsitektur Eropa,

namun ada pula yang bernuansa Cina dan Jawa. Secara keseluruhan

bangunan-bangunan kuno tersebut bisa dikatagorikan ke dalam bangunan

rumah tinggal, bangunan kantor baik pemerintah maupun swasta, tempat

ibadah, gedung sekolah, dan jenis katagori lain seperti panti asuhan, rumah

sakit, hotel, bahkan rumah tahanan.

1) Bangunan rumah tinggal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar

antara lain; (a) Rumah dinas Walikota Salatiga, bangunan ini semula adalah

rumah dinas Asisten Residen Belanda, terletak di wilayah eksklusif di tengah‐

tengah kota Salatiga tepatnya di Jalan Diponegoro; (b) Rumah keluarga Jati

Patah, pernah menjadi tempat tinggal Ibu Hartini Soekarno (istri mantan

Presiden RI pertama), bangunan ini didirikan pada awal abad ke‐19 oleh orang

Belanda sebagai tempat tinggal; (c) Rumah tinggal gaya arsitektur Belanda Cina

dan rumah tinggal keluarga Belanda di Jalan Diponegoro; (d) Asrama dan rumah

Page 98: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 98

dinas Corp Polisi Militer (CPM) di Jalan Diponegoro; (e) Asrama militer di Jalan

Yos Sudarso; (f) Asrama Kepatihan, rumah berarsitektur Jawa yang terletak di

Jalan Adi Sucipto ini dibangun pada tahun 1810 sebagai rumah pejabat patih; (g)

Rumah keluarga Cina Belanda, bangunan yang terletak di Jalan Semeru,

kelurahan Kalicacing ini berarsitektur perpaduan Cina dan Belanda yang

dibangun pada sekitar tahun 1890‐an; (h) Rumah dinas Komandan KOREM 073

yang didirikan 1900‐an di Jalan Diponegoro; (i) Rumah dinas TNI AD (Tangsi

Bambu) dan Tangsi 411, bangunan ini didirikan tahun 1800‐an yang awalnya

sebagai rumah dinas tentara Belanda.

2) Bangunan yang berbentuk tempat ibadah antara lain, (a) Gereja Protestan

Indonesia Bagian Barat (GPIB), berdasarkan angka tahun yang tertulis

pada loncengnya GPIB sudah berdiri atau dibangun pada tahun 1828

Masehi; (b) Klenteng Amurvabhumi, dibangun pada tahun 1872 di Jalan

Sukowati No.13, dibangun pada masa kolonial Belanda untuk pemujaan

kaum Budha, Taoisme, dan Konghuchu; (c) Gereja Kristen Jawa Tengah

Bagian Utara (GKJTU), dibangun pada tahun 1918 dengan gaya arsitektur

mengandalkan filsafat Eropa abad pertengahan; (d) Gereja Pentekosta Di

Indonesia (GPDI), bangunan Belanda yang dibangun pada tahun 1900-an;

(e) Gereja Mawar Sharon, tempat ibadah ini terletak di Jalan Sukowati,

awalnya adalah gedung tempat pertunjukan bioskop yang dibangun

Belanda pada awal abad ke-20; (f) Susteran Kebon Pala, didirikan oleh

Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1940-an sebagai gedung untuk

para biarawati Katolik.

Page 99: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 99

3) Bangunan kolonial yang berfungsi sebagai tempat perkantoran antara lain,

(a) Bank Central Asia (BCA), bangunan berada di Jalan Diponegoro

bangunan ini awalnya adalah Hotel Blue Mastin yang dibangun pada abad

ke-19; (b) Kantor Pegadaian Salatiga Utara, kantor Pegadaian ini dibangun

pada abad ke-19 oleh Pemerintah Kolonial Belanda, semula adalah gedung

Balai Lelang; (c) Kantor Komando Distrik Militer (KODIM), merupakan

tempat tinggal Bapak Niti Semito, seorang konglomerat pribumi pada

masa kolonial Belanda. Didirikan sekitar tahun 1900-an terletak di Jalan

Diponegoro; (d) Gedung Kubah Kembar, bangunan ini didirikan pada

tahun 1850 Masehi sebagai benteng pertahanan dan asrama tentara

Belanda atau KNIL; (e) Kantor Denpom ( Corps Polisi Militer ), gedung

ini didirikan pada tahun 1900; (f) kantor Pengadilan Agama, bangunan

terletak di Jalan Diponegoro ini semula adalah kantor pejabat Controleur

Belanda yang dibangun pada tahun 1900-an; (g) Kantor Pemerintah Kota

Salatiga, dulunya merupakan rumah tinggal untuk Ratu Yuliana apabila

mengunjungi Hindia Belanda didirikan pada abad ke-19; (h) Pendopo

Polisi Resort Salatiga, dibangun pada tahun 1810 sebagai kantor

Kepatihan; (i) Kantor Dinas Tata Kota, berdiri sekitar tahun 1900-an,

bangunan ini milik yayasan Cungwa Cungwe, yaitu sekolah untuk anak-

anak keturunan Tionghoa; (j) Gedung Pertemuan Daerah (GPD), awalnya

adalah Sociteit Harmonie untuk tempat dansa-dansa orang kulit putih; (k)

Bank Jateng Cabang Salatiga, dibangun pada abad ke-19 berfungsi sebagai

Page 100: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 100

hotel orang-orang kulit putih; (l) Kantor Pos, dibangun pada tahun 1900-

an sebagai kantor pos.

4) Bangunan sekolah masa kolonial yang dapat dijadikan sumber pembelajaran di

lingkungan kota Salatiga antara lain, (a) SD Negeri 1 Salatiga, dibangun pada

abad 20 dengan nama Eerste Europeesche Lagere School; (b) SD Margosari,

dibangun pada awal abad ke‐20 dahulunya adalah gedung Hollandsche Chinese

School (HCS); (c) SD Marsudirini 78, dulunya adalah tempat ibadah dan tempat

pendidikan Katolik; (d) SMP Negeri 1 Salatiga, dahulunya adalah gedung Meer

Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO); (e) SMP Negeri 2 Salatiga, dibangun pada

1919, dahulunya adalah Gouvernements Meisjes Kweekschool atau Sekolah Guru

Puteri Negeri; (f) SMP Negeri 9, dibangun pada tahun 1825 sebagai Balai

kesenian; (g) SMA Negeri 3 Salatiga, dibangun pada abad 19, awalnya adalah

Normaalschool atau sekolah setingkat SMA sekarang; (h) SMK Kristen, didirikan

pada 1920, awalnya tanah partikelir milik Belanda yang difungsikan sebagai

Sekolah Rakyat Sedio Tomo; (i) Roncalli, awalnya adalah rumah pengusaha

Tionghoa; (j) Gedung Pakuwon, dahulunya digunakan sebagai tempat perjanjian

antara Pangeran Sambernyowo dan Raden Mas Said (Perjanjian Salatiga)

Dari diskripsi tentang gambaran umum kota Salatiga, dapat

disimpulkan bahwa Salatiga adalah kotamadya terkecil yang mempunyai

sejarah panjang, sehingga pemahaman sejarah harus ditingkatkan terutama

untuk kalangan pelajar. Peninggalan-peninggalan sejarah masa Hindu-

Budha maupun kolonial Belanda sangat bagus apabila dimanfaatkan sebagai

sumber pembelajaran sejarah. Akan tetapi dalam pemanfaatannya

mempunyai kendala di antaranya, membutuhkan biaya besar dan alokasi

Page 101: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 101

waktu yang banyak karena tempatnya menyebar di seluruh penjuru kota

Salatiga. Oleh karena itulah, salah satu cara mengembangkan sumber

pembelajaran yang lebih mudah, murah, dapat meningkatkan daya kritis

peserta didik dan membutuhkan alokasi waktu yang sedikit digunakan karya

sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Tujuannya adalah meningkatkan minat peserta didik di

Sekolah Menengah Atas kota Salatiga terhadap pelajaran sejarah sekaligus

meningkatkan pemahaman terhadap sejarah bangsa.

Dilihat dari segi pendidikan, Salatiga adalah salah satu kota yang

mendapatkan predikat kota pendidikan. Status tersebut tercermin dalam

lambang kota Salatiga berupa patung Ganesha yang artinya adalah perlambang

bahwa peranan dan fungsi Salatiga sebagai kota yang menyumbangkan ilmu

pengetahuan. Salatiga sebagai kota pendidikan, dikarenakan memiliki 4

perguruan tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AMA), Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA)

dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), khusus untuk UKSW dijuluki

sebagai "Indonesia mini" dikarenakan mahasiswa terdiri dari berbagai suku di

Indonesia dan beragam budaya nusantara sering menjadi kegiatan rutin tahunan

dilaksanakan oleh UKSW.

Predikat sebagai kota pendidikan tidak hanya terlihat dari jumlah

universitas, tetapi juga dilihat dari kualitas dan jumlah instansi pendidikan

lainnya baik dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)

negeri maupun swasta. Sekolah-sekolah menengah di Salatiga melalui Internet

Page 102: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 102

dihubungkan dalam Jaringan Pendidikan Salatiga. Kota Salatiga mempunyai

3 SMA Negeri, 1 Madrasah Aliyah Negeri, 2 Madrasah Aliyah swasta, 5 SMA

swasta. Komposisi SMA/MA di Salatiga terdiri dari SMA Negeri 1 Salatiga,

SMA Negeri 2 Salatiga, SMA Negeri 3 Salatiga, MAN Kota Salatiga, MA

Asorkaty, MA Plus Al Madinah, SMA Kristen 1 Salatiga, SMA kristen 2

Salatiga, SMA Laboratorium Satya Wacana Salatiga, SMA Katholik

Theresiana, dan SMA Muhamadiyah.

Sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas Kejuruan (SMK), kota

Salatiga mempunyai 3 SMK Negeri dan 4 SMK Swasta yang terdiri dari SMK

1 Salatiga (SMEA), SMK Negeri 2 Salatiga (STM), dan SMK Negeri 3

Salatiga (STM), sedangkan untuk SMK Swasta diantaranya SMK Kristen 1

Salatiga, SMK Kristen 2 Salatiga, SMK Saraswati, SMK Pelita, dan SMK

Diponegoro. Di Salatiga ada 10 SMP Negeri, 1 MTs Negeri dan beberapa

SMP swasta seperti SMP Stella Matutina, SMP Kristen 1 Salatiga, SMP

Kristen 2 Salatiga, dan SMP Laboratorium Satya Wacana. Adapun beberapa

SD Negeri yang tersebar di banyak daerah dan juga swasta yang banyak

terpusat diperkotaan.

Lokasi penelitian ini diambil 3 Sekolah Menengah Atas Negeri di kota

Salatiga. Alasan pemilihan lokasi penelitian dikarenakan sama-sama sebagai

sekolah negeri di kota Salatiga sehingga sedikit banyak mempunyai

persamaan baik dalam pembelajaran, kurikulum, maupun dalam kecerdasan

peserta didik.

1) SMA Negeri 1 Salatiga

Page 103: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 103

SMA Negeri 1 Salatiga berlokasi di Jalan Kemiri No. 1 kota

Salatiga, letaknya bersebelahan dengan Kampus Universitas Kristen Satya

Wacana dan berada di pusat kota. Sarana transportasi menuju sekolah

relatif mudah karena berada di dekat jalan arteri/utama, mudah dijangkau

baik oleh peserta didik yang tempat tinggalnya asli berasal dari kota

Salatiga maupun dari luar kota misalnya dari Kabupaten Semarang atau

Boyolali. Lokasi sekitar banyak terdapat berbagai sarana penunjang

pendidikan diantaranya adalah tempat foto copy, warung internet, kantin,

ataupun rumah kos khusus untuk peserta didik yang rumahnya jauh

bahkan berasal dari luar kota.

SMA Negeri 1 Salatiga awalnya adalah SMA B Yayasan didirikan

oleh beberapa tokoh terkemuka, terutama mereka yang berada di DPRD

Salatiga dan beberapa ilmuwan seperti Djoko Soetontro tanggal 1 Juli

1956. Pembentukan yayasan ini dimaksudkan untuk membantu warga di

Salatiga agar memiliki pendidikan lebih lanjut dan mendapatkan ujian

nasional di Salatiga sebagai persyaratan untuk mendaftar dan mengikuti

ujian nasional di Semarang.

SMA B didirikan sebagai sebuah sekolah menengah swasta senior

pada tanggal 1 Agustus 1954 di Jalan Diponegoro No. 39, pendirian itupun

setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah. SMA B secara resmi

diumumkan sebagai SMA Negeri 1 Salatiga (satu-satunya Sekolah

Menengah Atas Negeri di Salatiga) dua tahun kemudian pada 1 Agustus

1956. Keterbatasan daerah untuk mengelola dan masih sedikitnya peserta

Page 104: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 104

didik maka SMA Negeri 1 awalnya hanya membuka kelas Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) saja. Perkembangan selanjutnya sekolah mulai

stabil, memiliki sumber daya manusia yang memadai, dan didukung oleh

administrasi yang lebih baik, sehingga berani membuka SMA A (untuk

kelas Jurusan Bahasa) dan SMA C (untuk kelas Jurusan Ilmu Sosial) pada

tahun 1958/1959. SMA Negeri 1 Salatiga pada awal tahun 1960-an

terpaksa meminjam Sekolah Guru Taman Kanak-kanak (SGTK) di jalan

Kemiri no 2, selanjutnya meminjam SMP 2 Salatiga dan SMP Negeri 1

Salatiga. Kegiatan belajar mengajar dibagi menjadi dua yaitu di waktu

pagi hari dan sebagian di waktu sore hari

Pada tanggal 27 Mei 1966 SMAN 1 Salatiga diizinkan oleh

Pembantu Pelaksana Kuasa Perang (PEPEKUPER) Salatiga menempati

gedung yang letaknya di Jalan Kesatrian (sekarang Jalan A. Yani) dan

gedung di sebelahnya yang terletak di Jalan Diponegroro No. 39. Dengan

adanya bangunan baru maka sekolah-sekolah yang tadinya digunakan

dikembalikan fungsinya seperti semula. Beberapa kelas SMA Negeri 1

Salatiga kemudian menempati daerah yang berlokasi di Jalan Kemiri No 1

Salatiga. Awal mula penempatan gedung baru tersebut ketika M.

Soedijono, Walikota serta Pemimpin Yayasan SMA Negeri 1 Salatiga

berhasil memperoleh tanah. Hasilnya kelas di Jalan Kesatrian dan Jalan

Diponegoro, secara bertahap berubah menjadi Jalan Kemiri No 1. Terlepas

dari kenyataan bahwa sebagian tanah belum bisa ditempati (sekitar 7749

Page 105: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 105

meter persegi tanah masih sengketa), semua kelas dapat diselenggarakan

di daerah sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Saat ini SMA Negeri 1 Salatiga mempunyai visi “Terwujudnya

insan yang berbudaya, berkepribadian, berkhlak mulia, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta berdaya saing nasional dan

internasional”. Sedangkan misinya adalah, (1) Memotivasi peserta didik

agar berakhlak mulia; (2) Meningkatkan kecerdasan, keterampilan,

kepribadian, budaya cinta tanah air, serta berdaya saing secara nasional

dan internasional; (3) Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke

pendidikan yang lebih tinggi; (4) Menyiapkan peserta didik untuk

mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan ke luar negeri; (5)

Meningkatkan pencapaian akademik peserta didik secara nasional dan

internasional; (6) Meningkatkan pembelajaran berbasis Information

Technology (IT) dan berbahasa internasional; (7) Meningkatkan

kemampuan pengelolaan sekolah secara nasional dan internasional; (8)

Membangun jejaring dan menigkatkan kemitraan secara nasional dan

internasional.

Sejak tahun 2011 ada ciri khas baru bagi lulusan SMA negeri 1

Salatiga. Peserta didik yang telah lulus memperoleh lisensi dari Colleague

Board Amerika Serikat untuk menyelenggarakan Standarized Achievement

Test (SAT). Peserta didik yang lulus tes ini tidak perlu melakukan tes lagi

jika ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Amerika Serikat,

mereka dapat secara langsung memilih perguruan tinggi mana yang bisa

Page 106: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 106

dimasuki. Apabila nilai ujian SAT-nya tinggi peserta didik yang berminat

melanjutkan di Amerika Serikat dapat memilih Chicago University, tetapi

apabila nilai SAT-nya rendah maka dapat memilih perguruan tinggi lain

yang berada di bawahnya.

SMA Negeri 1 Salatiga telah menggunakan KTSP secara penuh.

Fasilitas penunjang pendidikan bukan menjadi masalah. Sejak 26 April

2010 SMA Negeri 1 telah melaksanakan sistem moving class untuk

menambah keefektifan pembelajaran sebagai salah satu bentuk pelayanan

terhadap peserta didik. Sistem moving class artinya pembelajaran tidak

terpaku dalam satu kelas saja, tetapi dibagi dalam kelas-kelas yang

masing-masing kelas disediakan untuk satu mata pelajaran. Berdasarkan

keterangan yang diperoleh dari Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana

Prasarana Widodo Heri Iswanto (wawancara tanggal 13 Mei 2011),

diperoleh data mengenai sarana belajar mengajar yang ada yaitu 32 ruang

kelas masing-masing dilengkapi dengan 1 buah unit komputer dan LCD,

peta Indonesia dan peta dunia, serta whiteboard dan alat-alat kebersihan ,

4 laboratorium bahasa dilengkapi dengan alat pendingin udara, masing-

masing 2 ruang laboratorium fisika, kimia, dan biologi, 1 ruang

laboratorium astronomi dilengkapi dengan teropong bintang, 5 ruang

laboratorium komputer ber-AC, perpustakaan, mushola, ruang agama

Katolik, dan ruang agama Kristen, Gedung Serba Guna (GSG), lapangan

basket. Terkait dengan kualitas tenaga pendidik semuanya sudah di atas

rata-rata dan professional di bidangnya. Seluruh pendidik berjumlah 86

Page 107: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 107

guru PNS, hampir 30 persen telah melanjutkan studi lanjut S 2 dan hampir

80 persen telah lolos sertifikasi guru.

SMA Negeri 1 Salatiga sebagai salah satu SMA favorit di kota

Salatiga menyediakan sumber belajar yang cukup lengkap, antara lain: (1)

Internet, jaringan internet dapat dimanfaatkan oleh guru selama 24 jam

dengan syarat telah mendaftar ke bagian pengelola internet. Setelah

mendaftar guru hanya butuh menulis akun dan pasword untuk

menggunakan internet. Akses yang cepat ini mendukung bagi guru untuk

mencari bahan ajar yang sekiranya bermanfaat bagi peserta didik. Guru

dapat mencari materi, kemudian gambar-gambar yang terkait dengan

materi, bahkan dengan mengunduh video dan film dokumenter yang dapat

membantu pengembangan sumber belajar dan mendukung proses

pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD). SMA Negeri 1 Salatiga menyediakan 5 area hotspot yaitu di

ruang guru dengan nama Cybersmanone, di ruang multimedia dengan

nama Smanssaomni, di Gedung Serba Guna (GSG) dengan nama

Cybersmanonehall, di area ruang kelas XII dengan nama Hotspot Timur

Atas, di area kelas XI dan X dengan mana Hotspot Barat Bawah.

Sama halnya dengan guru, peserta didik dapat memanfaatkan

internet setelah mendaftar ke bagian pengelola internet. Namun hal yang

membedakan bahwa peserta didik hanya dapat memanfaatkan internet

pada waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat istirahat dan setelah jam

pembelajaran di sekolah berakhir. Tujuaanya agar peserta didik tidak

Page 108: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 108

menggunakan internet pada jam pelajaran sehingga fokus mengikuti

pelajaran, apabila pelajaran tersebut membutuhkan sarana internet maka

guru yang bersangkutan harus membawa peserta didik ke ruang

multimedia atau terlebih dahulu menghubungi pengelola internet untuk

menghidupkan hotspot. Pada waktu-waktu yang telah ditentukan, peserta

didik dapat memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran sejarah

misalnya mencari materi pendukung dan bahan bacaan dari apa yang telah

disampaikan guru atau sekedar mengerjakan tugas mata pelajaran sejarah.

Agar pemanfaatan potensi internet sebagai sumber pembelajaran

dapat maksimal, sekolah sering menyelenggarakan pelatihan atau In

House Training (IHT) bagi para guru. Pelatihan yang dilakukan adalah

bagaimana memanfaatkan e-mail yang efektif untuk pembelajaran, guru

dituntut mempunyai blog sendiri untuk tempat mengupload bahan materi

ajar, guru harus mempunyai akun e-learning yaitu peserta didik yang

sudah didaftar dapat mengunduh materi ajar, dapat menyertakan tugas, dan

dapat mengevaluasi. Selain itu, guru harus mempunyai akun moodle yaitu

media yang memungkinkan peserta didik dan guru belajar jarak jauh

karena peserta didik dapat langsung chating dan mengunduh materi yang

telah disajikan guru. Kendala yang dihadapi sangatlah besar karena tidak

semua guru mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi

sehingga sebagian besar guru hanya mempunyai akun selanjutnya tidak

dikelola dengan baik. Jadi sumber pembelajaran melalui internet belum

dimanfaatkan secara optimal.

Page 109: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 109

Kendala lain yang dihadapi dari pemanfaatan internet terkait

dengan kebiasaan peserta didik yang membuka alamat internet yang

kurang mendukung pembelajaran, bahkan sebagian besar waktu mereka

digunakan untuk membuka facebook, kaskus, twitter, atau situs-situs lain

yang sama sekali tidak ada hubungan dengan pelajaran. Selain itu, banyak

dari peserta didik yang sudah mempunyai modem sendiri, sehingga saat

mengikuti pelajaran tetap saja mengakses internet terutama pada mata

pelajaran dengan guru-guru yang kurang memperhatikan aktivitas peserta

didik di kelas. Pernyataan tentang bagaimana peserta didik memanfaatkan

internet diperoleh dari keterangan Roy Ardiansyah, peserta didik kelas XI

IA 1 (Wawancara pada 14 Mei 2011), ia mengatakan bahwa internet ia

gunakan untuk mencari sumber belajar, karena minatnya yang besar

terhadap pelajaran sejarah maka sangat senang sekali untuk mencari bahan

bacaan sejarah, bahkan sekarang sedang banyak mencari bahan-bahan

yang mendukung penelitiannya tentang benda-benda peninggalan Hindu

dan Budha di kota Salatiga dan sekitarnya untuk diajukan dalam penelitian

yang didanai Bloggrant.. Ia jarang membuka internet untuk situs-situs lain

seperti facebook atau twitter.

Pernyataan berbeda diperoleh dari Ida Sefira, peserta didik kelas

XI IA 3 (Wawancara pada 14 Mei 2011), ia mengatakan bahwa membuka

akses internet sebagian besar waktunya untuk facebook. chatting dan

membuka situs lain yang tidak ada hubungan dengan pembelajaran apalagi

pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan, ia kurang berminat terhadap

Page 110: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 110

pelajaran sejarah yang dinilainya pelajaran yang cukup sulit menginggat

daya hafalnya kurang. Namun apabila ada tugas sejarah dari guru, maka ia

sempatkan untuk mencari bahan dari buku dan internet.

Selain internet, guru dan peserta didik dapat memanfaatkan buku-

buku teks dan buku referensi sejarah lainnya yang dapat diperoleh di

perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah meminjamkan buku-buku

teks termasuk buku sejarah kepada peserta didik. Buku pinjaman sekolah

ini wajib dikembalikan di akhir tahun ajaran. Buku teks sejarah yang

dipinjamkan adalah buku teks sejarah bilingual, dari segi subtansi isi buku

bilingual kurang lengkap dibandingkan buku terbitan Erlangga atau

Yudistira. Perpustakaan menyediakan juga buku-buku sejarah dari

beberapa penerbit lain yang dapat dipinjam oleh peserta didik. Sejak tahun

pelajaran 2010/2011, mereka dapat pula memanfaatkan buku-buku

elektronik (e-book) yang telah dicetak oleh sekolah. Buku elektronik

termasuk buku sejarah terdiri dari banyak pilihan dengan penulis yang

berbeda, meskipun untuk jenjang dan jurusan yang sama. Oleh karena itu,

sebelum e-book dicetak terlebih dahulu diperiksa kelayakannya oleh guru

sejarah yang bersangkutan.

Guru dan peserta didik dapat menambah referensi karena terdapat

juga buku-buku sejarah yang dapat dimanfaatkan sebagai tambahan bahan

bacaan. Buku-buku itu misalnya buku tentang sejarah kota Salatiga,

Sejarah Nasional Indonesia dari jilid I sampai VI, Sejarah Kebudayaan

Indonesia (SKI), Kerajaan Majapahit, Biografi para Pahlawan Nasional,

Page 111: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 111

Para Diktator di Dunia, Sejarah Indonesia Modern, ataupun buku tentang

masa Prasejarah yang diperoleh dari Sangiran.

Buku teks sejarah, buku referensi sejarah, internet sampai sekarang

telah dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran. Guru dapat

memanfaatkan potensi lain sebagai sumber pembelajaran karena terdapat

sumber lain di perpustakaan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan, yaitu

novel-novel sejarah. Novel sejarah yang tersedia di perpustakaan SMA

Negeri 1 Salatiga didominasi oleh karya Pramoedya Ananta Toer misalnya

Anak Semua Bangsa, Bumi Manusia, Rumah Kaca, Arok Dedes, Larasati,

dan Jalan Raya Pos Jalan Daendels. Ada pula karya Y.B Mangunwijaya

seperti Burung-Burung Rantau dan Burung-Buurung Manyar. Novel lain

yang ada sebagian besar adalah novel fiktif yang cocok untuk

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Penggunaan sumber pembelajaran berupa novel sejarah dalam

kegiatan pembelajaran belum pernah dilakukan oleh guru sejarah,

meskipun sering membaca di berbagai sumber yang menyarankan untuk

mencoba menggunakan novel sejarah sebagai salah satu sumber

pendamping buku teks. Hal ini dikarenakan banyak guru belum

mengetahui kriteria novel yang dapat digunakan sebagai sumber

pembelajaran dan masih jarang novel yang dapat dipakai sebagai sumber

pembelajaran sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD) yang diberikan di kelas. Selain itu, masih ada keraguan dari

keefektifan penggunaan novel sejarah karena peserta didik kemungkinan

Page 112: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 112

akan dibingungkan antara fakta yang sebenarnya dan fiksi yang termuat

dalam isi novel. (Catatan lapangan nomor 1. Wawancara dengan Endah

Harini, lokasi di SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011). Sebagai

langkah awal penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran

sejarah, maka dalam penelitian ini digunakan satu novel sejarah dari

Pramoedya Ananta Toer sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Pada tahun 2010/2011, SMA Negeri 1 Salatiga terdiri dari 32

Kelas. Kelas X terdiri atas 10 Kelas, kelas XI dan XII terbagi menjadi

masing-masing 11 kelas. Kelas XI terbagai menjadi 6 kelas IPA, 4 kelas

IPS, dan 1 Kelas bahasa. Sedangkan untuk kelas XII terbagai menjadi 6

kelas IPA, 3 kelas IPS, dan 2 kelas Bahasa. Seluruh jumlah peserta didik

adalah 1.200 peserta didik. Mereka dipilih dengan seleksi yang ketat

karena tuntutan standarisasi dan kualitas. Berdasarkan keterangan dari

Sutikno, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 1 Salatiga

(wawancara tanggal 13 Mei 2011), peserta didik yang diterima di SMA

Negeri 1 memiliki nilai SKHU rata-rata 8. Diwajibkannya para peserta

didik mengikuti psikotes dan unjuk keahlian berdasarkan sertifikat

kejuaraan pada saat seleksi penerimaan, ternyata proses itu sangat

mempengaruhi intake peserta didik yang diterima karena mereka memiliki

kecerdasan dan perilaku yang baik.

Dalam aplikasi dan pengembangan mata pelajaran sejarah, terdapat

4 guru sejarah yang mengabdi di sekolah ini, yakni Rini Budiastuti, Endah

Harini, Agus Eko Tjahyono, dan Ana Ngatiyono. Keempat guru lulusan

Page 113: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 113

universitas yang berbeda, namun semuanya dari Program Studi Pendidikan

Sejarah atau dapat dikatakan berasal dari latar belakang keguruan,

sehingga mempunyai kemampuan mengajar yang baik dan profesional.

Rini Budiastuti adalah lulusan dari Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Satya Wacana, Endah Harini lulusan Universitas Satya Wacana dan tahun

2010 lulus Program Pasca Sarjana Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas

Maret Surakarta, dan Agus Eko Tjahyono adalah lulusan Program Studi

Pendidikan Sejarah Universitas Satya Wacana juga, serta Ana Ngatiyono

adalah lulusan Jurusan Program Studi Pendidikan sejarah Universitas

Negeri Yogyakarta.

Rini Budiastuti adalah guru sejarah paling senior karena

pengabdiannya lebih dari 25 tahun. Endah Harini dan Agus Eko Tjahjono

berasal dari angkatannya yang sama dengan masa pengabdian sekitar 9

tahun. Sedangkan Ana Ngatiyono adalah guru baru yang baru ditempatkan

pada bulan April 2010. Ketiga guru yang disebutkan di awal merupakan

guru yang telah lolos setifikasi sehingga telah menjadi guru sejarah dengan

predikat profesional dan mempunyai beban mengajar minimal 24 jam

setiap minggu.

Keempat guru mempunyai cara dan strategi sendiri-sendiri dalam

mengajar. Agus Eko Tjahjono seringkali mengadopsi acara kuis dari

televisi Gosip atau Fakta sebagai metode pembelajaran di kelas dan

peserta didik sangat antusias mengikutinya. Ia Jarang menggunakan

sumber pembelajaran selain buku teks dan jarang pula menggunakan

Page 114: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 114

media pembelajaran berbasis IT misalnya menyajikan power point di kelas

dan lebih menyukai ceramah di kelas dengan diselingi humor dalam

menjelaskan materi. Terkait dengan pengalamannya menyelenggarakan

pembelajaran di luar sekolah (studi wisata sejarah), Agus Eko Tjahjono

sudah berpengalaman karena dalam kalender akademik sudah menjadi

program wajib bahwa kelas X dilaksanakan studi wisata sejarah dengan

tujuan Sangiran, Keraton Mangkunegaran dan Kasunanan Surakarta, serta

pabrik gula Tasikmadu (Sondokoro). Pada tahun-tahun ajaran berikutnya

tujuan bisa saja berubah sesuai dengan selera yang dikehendaki oleh

peserta didik.

Rini Budiastuti menggunakan metode pemberian tugas dan peserta

didiknya ternyata mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan memuaskan.

Dalam pembelajaran di kelas jarang menggunakan media pembelajaran

berbasis IT seperti power point dan sumber pembelajaran yang digunakan

adalah buku teks sejarah dan LKS. Ia juga menggunakan film sejarah

sebagai media sekaligus sumber belajar. Sedangkan Endah Harini sering

menggunakan media pembelajaran berbasis IT yaitu penyajian materi

dengan power point dan memanfaatkan benda-benda peninggalan kolonial

di Salatiga sebagai sumber pembelajaran sesuai dengan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas XI jurusan yang

diampunya.

2) SMA Negeri 2 Salatiga

Page 115: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 115

SMA Negeri 2 Salatiga beralamat di Jalan Tegalrejo 79 Salatiga

Kode Pos 50731, Telpon:(0298) 322250 Fax. (316638). Website resmi

SMA Negeri 2 Salatiga adalah sma2salatiga.sch.id (diunduh dari

http://sma2salatiga.sch.id, pada tanggal 3 Mei 2011). Sekolah ini

memiliki visi unggul dalam prestasi, beriman dan bertakwa. SMA Negeri

2 saat ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri dengan nilai Akreditasi

baik di kota Salatiga dengan didukung fasilitas yang cukup lengkap,

ditunjang oleh kepala sekolah, guru dan karyawan yang berdedikasi tinggi.

Meskipun tidak terletak di lokasi yang strategis namun SMA

Negeri 2 Salatiga merupakan sekolah yang nyaman untuk melaksanakan

proses pembelajaran. Berada jauh dari pusat kota Salatiga dan berlokasi di

daerah Tegalrejo SMA Negeri 2 Salatiga mempunyai lingkungan sekolah

yang hijau, sejuk, dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar, namun

karena letaknya yang agak jauh dari pusat kota dan sarana transportasi

menuju sekolah yang terbatas, menyebabkan sekolah ini menjadi pilihan

terakhir dari tiga Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada di kota

Salatiga. Akibatnya intake peserta didik berada di urutan paling bawah

bila dibandingkan dengan dua SMA Negeri yang lain. Hal ini dibenarkan

oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Hendrawati (wawancara

tanggal 16 Mei 2011).

SMA Negeri 2 merupakan kategori mandiri pertama di kota

Salatiga dengan didukung berbagai fasilitas yang memadai. Ini terbukti

pada saat Akreditasi bulan Juni 2007, SMA Negeri 2 Salatiga

Page 116: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 116

Terakreditasi A dengan nilai 96,23. Penilaian ini diperoleh dari unsur

kurikulum, kepeserta didikan, kehumasan, dan tidak kalah pentingnya

sarana prasarana yang cukup bagus.

Dari segi prasarana kelas memang belum sepenuhnya maksimal

karena di setiap kelas belum terpasang LCD proyektor sehingga bagi guru

terutama guru sejarah yang menginginkan mengajar dengan berbasis IT

harus memasang sendiri. LCD proyektor dapat dipinjam di bagian

kurikulum dan prasarana. Pelaksanaan pembelajaran telah menggunakan

moving class meskipun belum sepenuhnya berjalan secara maksimal.

Hambatannya adalah belum mempunyai ruang khusus untuk setiap mata

pelajaran, waktu yang terbuang pada saat perpindahan kelas juga menjadi

pertimbangan untuk terus dilaksanakan moving class. Dari pertimbangan

itu, sistem moving class yang dicoba pada awal semester satu tahun ajaran

2010/2011 hanya bertahan selama 3 bulan. Sarana dan prasarana

pendukung pembelajaran antara lain, laboratorium Fisika, Kimia, dan

Biologi, lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan voli, musholla,

ruang internet (multimedia), dan gedung pertemuan. SMA Negeri 2

Salatiga belum mempunyai laboratorium IPS.

Dalam segi pembelajaran, di samping pembelajaran di kelas juga

menyediakan sarana pembelajaran pada Online School. Online School ini

diharapkan mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu belajar dan

menjadi sarana belajar yang efektif bagi peserta didik. Intermet mulai aktif

digunakan sebagai sumber pembelajaran mulai tahun 2009. Guru dapat

Page 117: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 117

memanfaatkan akses internet melalui hotspot yang dipasang di ruang guru

dengan nama “KangGuru”. Hotspot terpasang 24 jam dapat dimanfaatkan

oleh guru untuk mengakses data yang terkait dengan pembelajaran.

Sebenarnya guru sejarah dapat memanfaatkan akses internet untuk

mencari tambahan referensi bacaan terkait materi ajar ataupun mencari

gambar-gambar peristiwa, benda-benda atau tokoh yang berhubungan

dengan materi sejarah tertentu. Akses internet relatif cepat karena belum

banyak guru yang memanfaatkannya.

Kendalanya dalam pembelajaran sejarah karena ketiga guru sejarah

di SMA Negeri 2 Salatiga belum memanfaatkan secara optimal sumber

pembelajaran dari internet untuk mencari bahan materi ajar, video/film

dokumenter atau gambar-gambar terkait peristiwa sejarah. hanya

Suwandhi yang sering mengunduh materi dan bahan bacaan pendukung

buku teks. Sebagian besar dari mereka hanya memanfaatkan buku teks

atau paket sebagai bahan ajar utama. Pernyataan itu dipertegas oleh

Suprapti (wawancara tanggal 16 Mei 2011), yang mengatakan bahwa

dirinya jarang sekali menggunakan internet, hanya ketika ada`waktu

kosong disempatkan untuk mencari sumber-sumber pendukung yang

sekiranya tidak tercantum dalam buku teks. Hal berbeda disampaikan

Puniyem (wawancara 16 Mei 2011), yang menyatakan bahwa ia jarang

sekali mengakses internet yang disediakan sekolah karena menurutnya

menggunakan buku teks dengan metode mengajar yang menarik sudah

Page 118: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 118

cukup menyampaikan pesan atau nilai yang terkandung dalam setiap

materi sejarah.

Peserta didik juga dapat memanfaatkan akses internet tetapi lebih

terbatas hanya untuk kepentingan pembelajaran. Dengan online school

yang dicoba dikembangkan sebenarnya bertujuan agar peserta didik dan

guru dapat melakukan aktivitas belajar mengajar melalui e-mail, namun

sampai sekarang belum terlaksana secara optimal. Hal ini dikarenakan

hanya guru-guru yang sudah paham IT yang mampu menggunakan,

padahal hampir 60 % guru belum mempunyai pemahaman IT yang bagus.

Walaupun banyak guru yang sudah mempunyai e-mail namun, belum

dikelola dengan baik untuk dimanfaatkan sebagai penunjang pembelajaran

melalui Online School. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Kepala

Sekolah, Purwadi (wawancara tanggal 16 Mei 2011) .

Hambatan lain yang dialami peserta didik dalam memanfaatkan

internet sebagai sumber pembelajaran adalah terbatasnya area hotspot,

hanya di ruang multimedia dan kelas-kelas yang berdekatan dengan ruang

guru saja yang mudah untuk mengakses internet. Mereka dapat

memanfaatkan internet kapan saja karena tidak diatur waktunya. Dari

penyataan Muhamad Solikhin kelas XI IA 2 (wawancara pada 16 Mei

2011) agar tetap bisa menggunakan internet, ia membeli modem sehingga

tidak terkendala oleh terbatasnya area hotspot. Dengan harga modem yang

semakin murah menyebabkan banyak peserta didik dapat memanfaatkan

internet tidak hanya di sekolah tetapi dimana saja.

Page 119: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 119

Peserta didik banyak memanfaatkan internet untuk mencari

tambahan materi pembelajaran atau sekedar mengerjakan tugas meskipun

terkadang mereka mengakses bukan untuk kepentingan pembelajaran

tetapi membuka situs-situs lain yang tidak ada kaitan dengan

pembelajaran. Wahyu Arif Hidayat XI IA 2 (wawancara tanggal 16 Mei

2011) mengatakan bahwa ia sering membawa laptop ke sekolah sehingga

pada jam-jam di luar pelajaran selalu ke pelataran mushola yang

bersebelahan dengan ruang guru untuk mengakses internet, ia sering

mengakses sumber-sumber bacaan yang mendukung pembelajaran

misalnya materi Biologi, Fisika, atau Kimia. Untuk mata pelajaran sejarah

ia hanya sekedar memanfaatkan ketika mengerjakan tugas sejarah yang

diberikan guru. Membuka situs Facebook menjadi hal yang biasa dan

menjadi “menu" wajib ketika berhadapan dengan internet.

Guru sejarah dan peserta didik juga dapat memanfaatkan buku-

buku teks sejarah yang disediakan di perpustakaan. Perpustakaan

meminjamkan buku teks termasuk buku teks sejarah kepada setiap peserta

didik dan wajib dikembalikan setelah tahun ajaran selesai. Buku sejarah

yang dipinjamkan adalah bukanlah buku bilinggual tetapi buku terbitan

Yudistira. Perpustakaan sekolah juga menyediakan buku sejarah dari

penerbit lain termasuk juga buku bilinggual yang dapat dipinjam masing-

masing selama satu minggu dan dapat diperpanjang. Sebagian besar

koleksi perpustakaan hanya buku-buku teks saja, sangat jarang sekali

terdapat buku referensi sejarah lain sebagai tambahan bahan bacaan yang

Page 120: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 120

dapat mendukung bahan materi ajar. Buku sejarah yang ada hanya Sejarah

Nasional Indonesia (SNI) jilid I sampai VI dan Sejarah Indonesia Modern

karya M.C Ricklef. Koleksi novel sejarah juga sangat terbatas sekali hanya

ada novel karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Bumi Manusia,

Arok Dedes, dan Anak Semua Bangsa. Koleksi novel yang lain adalah

novel fiktif.

Guru sejarah di SMA Negeri 2 Salatiga masih terbatas pada

penggunaan buku teks sejarah Sejarah Nasional Indonesia (SNI). Terkait

dengan sumber pembelajaran dari buku teks, SMA Negeri 2 Salatiga

belum memanfaatkan buku elektronik (e-book) secara maksimal artinya

bahwa buku-buku itu hanya didownload sebagian guru saja. E-book belum

dicetak sehingga peserta didik belum dapat memanfaatkan, padahal

program e-book adalah layanan buku murah dari Kementerian Pendidikan

Nasional Indonesia (Kemendiknas).

Suprapti guru mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Salatiga

menyatakan bahwa penggunaan novel berlatar sejarah sebagai sumber

pembelajaran baru ia dengar, dan menurutnya untuk menjadikan efektif

penggunaan sumber tersebut pasti akan menemukan kesulitan. Dalam

kegiatan pembelajaran ia menggunakan buku teks dengan metode utama

adalah ceramah karena alokasi waktu yang terbatas dan disesuaikan

dengan kemampuan peserta didik. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

yang diukur dari nilai siswa setelah menjawab soal-soal Tes Tengah

Semester atau Tes Akhir Semester menjadi beban tersendiri bagi guru, di

Page 121: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 121

satu sisi mereka terbebani dengan keharusan menggunakan sumber

pembelajaran yang bervarisi, di sisi yang lain mereka terbebani dengan

kewajiban membuat siswa dapat menjawab soal test sesuai Standar

Kometensi dan Kompetensi Dasar. (Catatan lapangan nomor 1, wawancara

dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Kurikulum yang diterapkan sepenuhnya telah menggunakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun 2010/2011

SMA Negeri 2 Salatiga memiliki 28 Kelas terdiri dari 10 kelas X, 10 kelas

XI dan 8 kelas XII. Kelas XI terbagi atas beberapa kelas, yakni 5 kelas

IPS, 3 Kelas IPA, dan 2 kelas Bahasa. Kelas XII terbagi menjadi 8 kelas

yakni 4 kelas IPS, 3 kelas IPA, dan 1 kelas Bahasa. Guru sejarah

berjumlah tiga yaitu Suwandhi, Suprapti, dan Puniyem. Seluruh guru

sejarah telah tersertifikasi sehingga sudah mendapatkan predikat guru

profesional dengan jam mengajar minimal 24 jam pelajaran setiap minggu.

Suprapti merupakan guru sejarah yang paling senior karena telah

mengabdi hampir selama 26 tahun.

Suprapti merupakan guru sejarah lulusan Program Studi

Pendidikan Sejarah dari IKIP Semarang, sedangkan Puniyem adalah

lulusan dari Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Satya Wacana

Salatiga. Ia telah mengabdi selama kurang lebih 15 tahun. Satu lagi guru

sejarah yang masa pengabdiannya lebih pendek baru sekitar 9 tahun adalah

Suwandhi, guru yang akrab disapa pak Wandhi ini adalah lulusan dari

Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Satya Wacana Salatiga.

Page 122: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 122

Semua guru sejarah adalah lulusan dari program studi pendidikan sejarah

atau program studi keguruan. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi mereka

mempunyai kualitas yang baik dalam mengajar apalagi pengalaman

mengajar yang sudah lama menjadikannya lebih peka terhadap kebutuhan

peserta didik.

Metode mengajar yang dilakukan oleh guru di SMA Negeri 2

Salatiga belum mengoptimalkan beberapa sumber pembelajaran yang ada

di sekitar. Hal ini dipertegas oleh Suprapti yang lebih suka menggunakan

metode ceramah yang dirasa lebih efektif mengingat kemampuan peserta

didik dan alokasi waktu yang tersedia sangat terbatas. Dalam menjelaskan

materi pembelajaran Hindu Budha dan masa kolonial Belanda guru belum

memanfaatkan peninggalan-peninggalan sejarah jaman Hindu Budha dan

kolonial di Salatiga, begitu juga dengan menggunakan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran sejarah.

3) SMA Negeri 3 Salatiga

SMA Negeri 3 Salatiga berlokasi di Jalan Kartini No. 34 Salatiga.

Sarana transportasi menuju sekolah relatif mudah karena letaknya yang

berada di tengah kota. SMA 3 (Eks SPG) Salatiga menempati seluruh

Gedung serta lokasi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Salatiga sejak

dialihfungsikan. Sejak penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk

Sihang Gakko. Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan

sebagai Gauverment Jongens Normal School. Tahun 1945-1947 digunakan

untuk Sekolah Guru Laki-Laki (SGL).

Page 123: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 123

Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950

digunakan oleh tentara Belanda. Tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara

Nasional. Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru

(SGB) hingga tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1. Tahun 1959-1960

dipakai bersama-sama oleh SGB Negeri 1 dan SGTK Negeri. Tahun 1960-

1964 SGA dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991.

Tahun 1991 SPG Negeri Salatiga dialihfungsikan menjadi SMA 3

Salatiga. (diunduh dari http :/ /sman 3 salatiga. com/ index.php?pilih=

hal&id=9, pada tanggal 18 Mei 2011)

Peserta didik SMA Negeri 3 umumnya mempunyai tingkat

kecerdasan yang sebenarnya juga patut diperhitungkan. Wakil Kepala

Sekolah Bidang Kurikulum, Aris Kusmanto (wawancara tanggal 18 Mei

2011), diungkapkan bahwa rata-rata SKHU peserta didik yang diterima di

SMA Negeri 3 adalah 7,5. Mereka enggan untuk masuk ke SMA Negeri 1

karena berbagai alasan, misalnya karena SMA Negeri 1 dengan statusnya

sebagai RSBI dikenal biayanya relatif lebih mahal. Alasan yang lain

adalah karena ingin lebih berprestasi dengan tidak terlalu banyak saingan,

juga karena dari segi transportasi SMA Negeri 3 Salatiga relatif lebih

mudah dijangkau karena letaknya yang di tengah kota.

SMA Negeri 3 Salaatiga mempunyai misi “Unggul Prestasi Serasi

dalam Budi Pekerti Berdaya Saing Global”. Misi yang diharapkan dalam

mewujudkan visi sebagai berikut: (1) Menyediakan pelayanan belajar yang

efektif dengan sumber belajar yang memadai; (2) Melaksanakan

Page 124: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 124

remedial/pengayaan yang berkelanjutan. Penambahan jam pada pelajaran

yang diujikan secara nasional kepada peserta didik kelas X, XI, XII; (3)

Melaksanakan UHT (Ulangan harian terprogram) kepada peserta didik

kelas X, XI, XII pada semester I dan II; (4) Kerjasama dengan lembaga

bimbingan belajar untuk persiapan ke SPMB; (5) Pelatihan dan

mendorong peserta didik mengenal potensi diri untuk bersaing dalam

setiap even/kegiatan; (6) Menyediakan wahana pembinaan peserta didik

bidang non akademis, melalui kegiatan ekstrakurikuler; (7) Memasukkan

pelajaran bimbingan karier dan budi pekerti ke dalam kegiatan

intrakurikuler bagi peserta didik kelas X dan XI; (8) Menkoordinasi

pembinaan mental spiritual yang berkesinambungan; (9) Mengajak orang

tua/wali murid memberikan bimbingan dalam hal budi pekerti yang baik;

(10) Menyediakan wahana komunikasi, koordinasi antara sekolah, orang

tua, masyarakat dan instansi yang terkait untuk menunjang terlaksananya

program sekolah; (11) Memberikan pelatihan ketrampilan komputer bagi

peserta didik yang tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

sehingga peserta didik mampu mengidentifikasi, menggunakan dan

mereparasi macam-macam peralatan elektronika.

Kriteria yang dimiliki oleh SMA Negeri 3 Salatiga adalah kinerja

sekolah indikator terakreditasi A, rerata nilai Ujian Nasional 3 tahun

terakhir 75 dengan presentase 100 %. SMA 3 Salatiga telah melaksanakan

manajemen berbasis sekolah. Rata-rata satu kelas berjumlah 34 peserta

didik. Guru-gurunya hampir 90% memenuhi kualifikasi akademik S 1 dan

Page 125: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 125

telah sesuai dengan latar belakang pendidikan. Ada juga guru yang

berprestasi dari tingkat kota sampai dengan tingkat nasional misalnya

Saptono Nugrohadi yang meraih predikat guru berprestasi nasional Dinas

Pendidikan dan kebudayaan. Saptono Nugrohadi sekarang menjadi Kepala

Sekolah SMA Negeri 1 Salatiga.

Fasilitas belajar secara umum yang tersedia cukup memadai,

walaupun sarana penunjang pendidikan sejarah belum memadai secara

maksimal. LCD proyektor masih sangat terbatas, tidak semua ruang kelas

tersedia karena hanya ruang multimedia saja yang dipasang. Sarana

prasarana pendukung pembelajaran antara lain, laboratorium Fisika,

Kimia, Biologi, lapangan voli, lapangan basket, gedung pertemuan, dan

musholla. Laboratorium IPS sebenarnya sudah ada namun koleksi buku-

buku dan benda-benda sejarah penunjang pembelajaran masih kurang,

termasuk koleksi film-film sejarah yang masih langka.

Sumber pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan

peserta didik di SMA Negeri 3 Salatiga antara lain, akses internet.

Tuntutan pembelajaran yang berbasis IT menjadikan sekolah harus

memanfaatkan akses internet untuk mendukung kegiatan pembelajaran.

Guru maupun peserta didik di SMA Negeri 3 Salatiga dapat mengakses

internet sebagai sumber pembelajaran karena hotspot sudah terpasang di

ruang guru dan ruang multimedia. Guru dapat memanfaatkan akses

internet dari hotspot tanpa batas waktu untuk mengakses informasi

maupun sumber pembelajaran. SMA Negeri 3 Salatiga sudah banyak guru-

Page 126: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 126

guru yang memanfaatkan sumber pembelajaran dari internet termasuk

guru-guru mata pelajaran sejarah yaitu Suwardjo, Maryati dan Lestari.

Guru sejarah dapat memanfaatkan internet untuk mencari bahan

ajar atau sekedar menambah bacaan yang dapat mendukung penyampaian

materi pembelajaran. Agar pembelajaran lebih menarik maka dengan

memanfaatkan internet guru dapat menambah koleksi gambar-gambar atau

video dokumenter yang sesuai dengan materi ajar. Lain halnya dengan

guru, peserta didikpun dapat memanfaatkan internet tetapi diatur pada

jam-jam tertentu yaitu pada saat istirahat dan waktu usai jam pelajaran.

Oleh karena itu, mulai jam pulang sekolah yaitu pukul 14.15 mereka dapat

memanfaatkan internet untuk mencari bahan-bahan yang terkait dengan

materi pembelajaran ataupun untuk mencari bahan tugas sekolah. Namun

banyak juga yang memanfaatkan internet hanya untuk membuka situs

pertemanan facebook.

Pemanfaatan internet dikalangan peserta didik SMA Negeri 3

Salatiga diperoleh dari keterangan Sandi Tirta Prasadana kelas XI IPA 2

(wawancara tanggal 18 Mei 2011) yang menyatakan bahwa sebagian ia

menggunakan internet hanya sebatas untuk mencari bahan tugas,

selebihnya digunakan untuk membuka facebook, kompas.com atau

bolanews. Hal berbeda diungkapkan oleh Mutiara Bintang Timur kelas XI

IPA 4 (wawancara tanggal 18 Mei 2011) yang menyatakan bahwa dengan

adanya akses internet dapat membatu dalam menyelesaikan tugas sekolah

dan mengisi waktu untuk mencari informasi yang terkait dengan

Page 127: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 127

pembelajaran, terkait dengan facebook ia hanya sekedar membuka dan

tidak menggunakannya secara berlebihan. Ia mencari sumber bacaan

sejarah apabila diberikan tugas oleh guru.

Sumber pembelajaran lain yang dapat digunakan oleh guru dan

peserta didik adalah buku teks. Sama dengan sekolah menengah yang lain,

perpustakaan meminjamkan buku teks termasuk juga buku sejarah kepada

peserta didik dan wajib dikembalikan saat tahun ajaran selesai, apabila ada

buku yang dihilangkan maka wajib menganti dengan buku baru atau

membayar denda. Buku teks sejarah yang dipinjamkan adalah buku

terbitan Erlangga. Dari segi isinya, buku teks tersebut sudah cukup

lengkap dan bagus meskipun tampilannya agak kurang menarik dengan

keterbatasan gambar. Buku teks yang berasal dari penerbit lain, termasuk

buku sejarah bilingual juga disediakan oleh perpustakaan untuk

dimanfaatkan dengan cara dipinjam dengan batasan waktu tertentu.

Soendari (wawancara pada 18 Mei 2011) petugas perpustakaan

menyatakan untuk menambah bahan belajar sejarah, peserta didik banyak

meminjam buku teks yang bilingual, alasan mereka adalah dapat belajar

dua hal sekaligus yaitu belajar sejarah sambil belajar bahasa Inggris.

Namun banyak pula yang meminjam buku dari penerbit Yudistira dengan

alasan sebagai perbandingan saja. Sementara hampir semua guru

mengunakan buku pokok terbitan Erlangga karena isinya lengkap.

SMA Negeri 3 Salatiga belum memanfaatkan secara optimal buku-

buku teks elektronik atau sering disebut e-book. Hanya masing-masing

Page 128: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 128

guru dan peserta didik yang mengunduh e-book yang dapat memanfaatkan,

hal ini dikarenakan belum ada kebijakan dari sekolah untuk mencetaknya.

Namun direncanakan mulai tahun ajaran 2011/2012 akan segera

merealisasikan untuk mencetak buku elektronik termasuk e-book sejarah

agar dapat dimanfaatkan peserta didik secara massal. E-book merupakan

program dari Kementrian Pendidikan Nasional untuk meluncurkan buku

murah agar dapat dijangkau semua lapisan masyarakat dengan

pertimbangan bahwa e-book sudah melalui tahap penyaringan yang ketat

sehingga sisinya cukup lengkap dan bagus. Koleksi buku-buku sejarah

selain buku teks tidak begitu banyak hanya buku-buku dasar saja seperti

Sejarah Nasional Indonesia (SNI), Sejarah Indonesia Modern dan Sejarah

Kebudayaan Indonesia. Sedangkan koleksi novel sejarah sangat minim

sekali sebagian besar didominasi oleh novel fiktif biasa yang cocok untuk

bahan kajian mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

Menurut Sri Maryati, salah guru mata pelajaran sejarah SMA

Negeri 3 Salatiga, penggunaan materi ajar yang berasal dari sumber

pembelajaran berupa novel sejarah. Menurutnya permasalahan dalam

pembelajaran sejarah yaitu terbentur sedikitnya jam pelajaran sejarah yang

ada di kelas XI, sedangkan materi yang harus disampaikan sangat banyak.

Untuk kelas XI IPA guru berkewajiban menyampaikan materi dua Standar

Kompetensi dan 6 Kompetensi Dasar dengan alokasi waktu satu jam

pelajaran setiap minggu. Selain itu, guru belum mendapatkan rekomendasi

dari hasil penelitian ilmiah yang merekomendasikan novel-novel sejarah

Page 129: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 129

apa saja yang layak pakai sebagai sumber di sekolah. Oleh karena itu,

diperlukan penelitian ilmiah untuk menganalisis novel yang cocok

digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. (Catatan lapangan nomor

1, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal

18 Mei 2011).

Kurikulum sudah sepenuhnya mengacu pada KTSP. Jumlah

seluruh kelas tahun pelajaran 2010/2011 ada 28 kelas yang terdiri dari 10

kelas untuk kelas X, 10 kelas untuk kelas XI, dan 8 kelas untuk kelas XII.

Kelas XI terdiri dari 4 kelas untuk IPS, 5 kelas untuk IPA, dan 1 kelas

untuk Bahasa. Kelas XII terbagi menjadi 3 kelas IPA, 4 kelas IPS, dan 1

kelas Bahasa. Peserta didik berasal dari berbagai kalangan, namun yang

terbanyak adalah dari kalangan perkotaan. Guru sejarah di SMA Negeri 3

Salatiga ada 3 guru yaitu Suwardjo, Lestari, dan Sri Maryati. Suwardjo

dan Lestari merupakan guru lulusan dari Program Studi Pendidikan

Sejarah IKIP Semarang, sedangkan Maryati merupakan lulusan Program

Studi Pendidikan Sejarah Universitas Satya Wacana Salatiga. Sama

dengan dua sekolah negeri yang lain, guru di SMA Negeri 3 Salatiga

adalah lulusan jurusan kependidikan dan keguruan sehingga memang

benar-benar ahli dalam hal pembelajaran sejarah. Rata-rata pengabdian

ketiga guru senior ini telah lebih dari 20 tahun, bahkan Maryati ditahun

2011 ini sudah harus pensiun. Semua guru telah tersertifikasi sehingga

sudah berpredikat sebagai guru sejarah profesional. Semua guru harus

mengajar minimal 24 jam setiap minggu.

Page 130: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 130

Diperoleh keterangan yang diperoleh dari Suwardjo (wawancara

18 Mei 2011) bahwa model pembelajaran yang dilakukan sebagian besar

masih menggunakan metode ceramah karena dirasa lebih efektif dengan

kemampuan peserta didik dan alokasi waktu yang terbatas. Metode

pembelajaran lain sebagian kecil menggunakan diskusi dan penugasan.

Guru belum memanfaatkan secara optimal sumber belajar internet karena

dalam mengajar masih jarang menggunakan media pembelajaran berbasis

IT seperti power point atau flash. Begitu pula dengan sumber

pembelajaran di sekitar kota Salatiga berupa peninggalan Hindu Budha

dan kolonial Belanda yang belum dimanfaatkan dalam kegiatan

pembelajaran sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang

bersangkutan. Alasannya adalah alokasi waktu yang dibutuhkan besar

karena peninggalan-peninggalan sejarah tersebar di seluruh penjuru kota

Salatiga, selain itu program pembelajaran di luar sekolah membutuhkan

tambahan dana yang cukup besar. Guru juga belum sadar bahwa novel

sejarah dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Hal ini

dipertegas dari keterangan Maryati yang menyatakan dalam berbagai

workshop yang pernah diikuti tidak pernah ada narasumber yang

menyatakan tentang novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah.

b. Materi Sejarah Kelas XI (Pemerintahan Daendels di Indonesia)

Page 131: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 131

Sejarah merupakan mata pelajaran umum sehingga bukan hanya IPS

saja yang memperoleh pelajaran tetapi setiap jurusan di SMA harus

mendapatkan mata pelajaran sejarah. Keunikan dari pembelajaran sejarah di

Indonesia adalah perbedaan pembagian jam di masing-masing jurusan,

biasanya jurusan IPS dan Bahasa lebih banyak, sementara jurusan IPA lebih

sedikit menerima pembagian jam perminggu. Padahal apabila mengacu pada

mata pelajaran umum, seperti halnya Agama dan PKn maka tidak ada

perbedaan antara IPA, IPS, dan Bahasa terkait pembagian jam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran sejarah di SMA. Dampaknya Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar berbeda-beda sehingga isi materi pembelajaran menjadi

berbeda untuk setiap jurusan, meskipun jenjang kelasnya sama.

Materi pelajaran Sejarah di jurusan IPS objek peristiwa sejarah yang

dikaji lebih pendek kronologi dan periodisasinya namun materi dibahas secara

mendalam dan detail, hal ini hampir sama dengan jurusan Bahasa.

Kemungkinan pertimbangannya adalah, sejarah dalam paradigma pendidikan

di Indonesia sangat identik dengan pembelajaran IPS. Kondisi ini akan berbeda

dengan materi yang disampaikan pada jurusan IPA, biasanya kronologi dan

periodisasi lebih panjang, namun peristiwa sejarah yang disampaikan tidak

detail dan mendalam.

Kelas XI IPA mengulas materi dalam beberapa kelompok besar yakni

(1) perkembangan negara tradisional di Indonesia (Hindu Budha); (2)

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan dari masa VOC,

Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan

Page 132: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 132

Jepang; (3) proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia; (4)

terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia; (5) perkembangan masyarakat

Indonesia sejak Proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin; (6) pergantian

pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru. Standar

Kompetensi yang disampaikan pada semester pertama adalah “Menganalisis

perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan

kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia” sedangkan Standar Kompetensi pada semeseter dua

adalah “Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi

hingga lahirnya Orde Baru”.

Materi yang diberikan kepada peserta didik pada kelas XI IPA cukup

beragam, karena mengulas sejarah sejak munculnya kerajaan tradisional

bercorak Hindu dan Budha, perkembangan persebaran dan kerajaan Islam,

masuknya VOC dan praktik penjajahan Belanda yang didalamnya terdapat

materi pembangunan Jalan Raya Pos yang lebih dikenal dengan Jalan daendels,

dinamika pergerakan kebangsaan Indonesia, perkembangan masyarakat

Indonesia sejak Proklamasi sampai Demokrasi Terpimpin, dan pergantian

pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru.

Materi pokok yang menjadi objek penelitian adalah Pemerintahan

Daendels di Indonesia (1808-1811). Dalam buku-buku teks pelajaran

dijelaskan bahwa sejak tahun 1908 Daendels diangkat menjadi gubernur

jenderal wilayah Hindia Belanda. Bangkrutnya pemerintahan VOC akibat

korupsi para pegawainya dan salah urus serta merosotnya keadaan kota Batavia

Page 133: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 133

pada akhir abad ke 18, serta makin gencarnya ancaman Inggris atas Jawa,

memaksa pemerintahan Belanda mengirim seorang Gubernur Jendral baru

yaitu Herman Willem Daendels (1808-1811). Tugas utamanya dalah

mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Untuk mewujudkan upaya

tersebut perhatian Daendels hanyalah terhadap pertahanan dan ketentaraan.

Beberapa kebijakan yang dilakukannya untuk mencapai tujuan adalah

dengan kerja rodi orang-orang pribumi memperkuat pertahanan dengan cara

membangun ketentaraan, membangun Jalan Raya Pos, membangun pelabuhan,

dan membuat permusuhan raja-raja Jawa dengan Daendels. Di antara kebijakan

tersebut yang paling menyengsarakan rakyat dan terkenal ke seluruh dunia

adalah pembangunan Jalan Raya Pos yang menghubungkan antara barat dan

timur pulau Jawa. Jalan yang sangat terkenal monumental karena membentang

sejauh 1.000 km dari Anyer sampai Panarukan hanya dalam kurun waktu

kurang lebih satu tahun.

Gubernur Jendral Herman Willem Daendels (1808-1811), memerintah

Hindia Belanda dalam waktu yang cukup singkat (kurang lebih 3,5 tahun).

Warisan yang ditinggalkannya baik dalam bidang pemerintahan maupun

pembangunan fisik rintisannya mempunyai pengaruh yang sangat besar sampai

akhir abad ke-19. Gaya arsitektur di Hindia Belanda yang disebut sebagai

Indische Empire, merupakan rintisan dari Gubernur Jenderal Daendels

(Tjahjono, 1998: 110-111).

Kebijakan-kebijakan Daendels antara lain; Pertama, membangun

ketentaraan. Usaha memperkuat angkatan perang, Daendels melatih orang-

Page 134: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 134

orang Indonesia karena ada beberapa alasan mendasar yaitu tidak mungkin ia

menambahkan tentaranya dengan orang-orang yang didatangkan dari negeri

Belanda. Penambahan pasukan dari Belanda akan membutuhkan dana yang

sangat besar. Pembangunan angkatan perangnya dilengkapi dengan

pembangunan tangsi-tangsi atau benteng-benteng, pabrik mesiu dan juga

rumah sakit tentara (M.C Ricklefs, 2005: 171).

Kedua, pembangunan Jalan Raya Pos. Jalan Raya Pos adalah jalan

yang panjangnya kurang lebih 1000 kilometer yang terbentang sepanjang utara

Pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan. Dibangun pada masa pemerintahan

Gubernur Jenderal Daendels. Ketika baru saja menginjakkan kakinya di Pulau

Jawa, Daendels berencana untuk membangun jalur transportasi sepanjang

pulau Jawa guna mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Angan-angan

Daendels untuk membangun jalan yang membentang antara pantai Anyer

hingga Panarukan, direalisasikannya dengan mewajibkan setiap penguasa

pribumi lokal untuk memobilisasi rakyat, dengan target pembuatan jalan sesuai

jarak (kilometer) yang sudah disepakati.

Daendels mulai membangun jalan dari Buitenzorg menuju Cisarua dan

seterusnya sampai ke Sumedang. Pembangunan dimulai bulan Mei 1808. Di

Sumedang, proyek pembangunan jalan ini terbentur pada kondisi alam yang

sulit karena terdiri atas batuan cadas, akibatnya para pekerja menolak

melakukan proyek tersebut dan akhirnya pembangunan jalan macet. Akhirnya

Pangeran Kornel turun tangan dan langsung menghadap Daendels untuk

meminta pengertian atas penolakan para pekerja. Ketika mengetahui hal ini,

Page 135: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 135

Daendels memerintahkan komandan pasukan zeni Brigadir Jenderal von

Lutzow untuk mengatasinya. Berkat tembakan artileri, bukit padas berhasil

diratakan dan pembangunan diteruskan hingga Karangsambung. Sampai

Karangsambung, proyek pembangunan itu dilakukan dengan kerja upah. Para

bupati pribumi diperintahkan menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah tertentu

dan masing-masing setiap hari dibayar 10 sen per orang dan ditambah dengan

beras serta jatah garam setiap minggu (diunduh dari

http://sejarahkitablogspot.com, pada tanggal 13 Mei 2011).

Setibanya di Karangsambung pada bulan Juni 1808, dana tiga puluh

ribu gulden yang disediakan Daendels untuk membayar tenaga kerja ini habis

dan di luar dugaannya, tidak ada lagi dana untuk membiayai proyek

pembangunan jalan tersebut. Ketika Daendels berkunjung ke Semarang pada

pertengahan Juli 1808, ia mengundang semua bupati di pantai utara Jawa.

Dalam pertemuan itu Daendels menyampaikan bahwa proyek pembangunan

jalan harus diteruskan karena kepentingan mensejahterakan rakyat.

Para bupati diperintahkan menyediakan tenaga kerja dengan

konsekuensi para pekerja ini dibebaskan dari kewajiban kerja bagi para bupati

tetapi mencurahkan tenaganya untuk membangun jalan. Sementara itu para

bupati harus menyediakan kebutuhan pangan bagi mereka. Semua proyek ini

akan diawasi oleh para prefect yang merupakan kepala daerah pengganti

residen VOC. Dari hasil kesepakatan itu, proyek pembangunan jalan diteruskan

dari Karangsambung ke Cirebon. Pada bulan Agustus 1808 jalan telah sampai

di Pekalongan. Sebenarnya jalan yang menghubungkan Pekalongan hingga

Page 136: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 136

Surabaya telah ada, karena pada tahun 1806 Gubernur Pantai Timur Laut Jawa

Nicolaas Engelhard telah menggunakannya untuk membawa pasukan Madura

dalam rangka menumpas pemberontakan Bagus Rangin di Cirebon. Jadi

Daendels hanya melebarkannya. Tetapi ia memang memerintahkan pembukaan

jalan dari Surabaya sampai Panarukan sebagai pelabuhan ekspor paling ujung

di Jawa Timur saat itu (diunduh dari www.encycopeidiabritanica-

Hermanwillemdaendels.com. pada tanggal 13 Mei 2011)

Pekerjaan yang dijalankan dengan tangan besi Daendels dapat

diselesaikan hanya dalam waktu setahun saja (1808). Suatu prestasi yang luar

biasa pada zamannya. Karena itulah nama Daendels dan Jalan Raya Pos

dikenal dan mendunia hingga kini. Untuk orang Belanda pekerjaan

menyelesaikan jalan pos ini merupakan keberhasilan yang gemilang, namun

lain halnya dengan para pekerja rodi/pribumi, setiap jengkal jalan itu

merupakan peringatan terhadap penderitaan orang pribumi yang mati pada

waktu pembuatan jalan tersebut.

Ketiga, membangun pelabuhan setelah pembangunan jalan raya pos

dinyatakan selesai. Awalnya Daendels memerintahkan pembuatan perahu-

perahu kecil, karena perahu-perahu perang Belanda tidak mungkin dikirim dari

Belanda ke Indonesia. Selanjutnya membuat pelabuhan-pelabuhan sebagai

tempat bersandarnya kapal-kapal perang. Awalnya Daendels merencanakan

membangun pelabuhan di wilayah Banten Selatan. Pembuatan pelabuhan itu

mengakibatkan ribuan jiwa meninggal akibat kerja paksa dan malaria. Disini

terjadi pertentangan antara Daendels dan sultan Banten. Disamping itu

Page 137: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 137

pembuatan pelabuhan Merak mengalami kegagalan dan hanya usaha

memperluas pelabuhan di Surabaya yang cukup memuaskan (M.C Ricklefs,

2005: 171).

Keempat, membuat permusuhan dengan raja-raja Jawa. Daendels

mengasingkan Sultan Banten ke Ambon setelah dianggap gagal menyelesaikan

sejumlah besar pekerjaan yang harus dikerjakan di Banten Selatan.

Mangkubumi (perdana menteri Banten) yang dianggap tiang perlawanan

terhadap Belanda dibunuh dan mayatnya dibuang ke laut. Permusuhan juga

dilancarkan kepada raja di Jawa Tengah, Sultan Ngajogjakarta yang yang

menentang tata cara sopan santu antara orang Belanda dengan raja-raja Jawa

diserrbu dan isi keraton dirampas.

Terhadap raja-raja di Jawa, ia bertindak keras, tetapi kurang strategis

sehingga mereka menyimpan dendam kepadanya. Di mata Daendels, semua

raja pribumi harus mengakui raja Belanda sebagai junjungannya dan minta

perlindungan kepadanya. Bertolak dari konsep ini, Daendels mengubah jabatan

pejabat Belanda di kraton Solo dan kraton Yogya dari residen menjadi

minister. Minister tidak lagi bertindak sebagai pejabat Belanda melainkan

sebagai wakil raja Belanda dan juga wakilnya di kraton Jawa. Oleh karena itu,

Daendels membuat peraturan tentang perlakuan raja-raja Jawa kepada para

Minister di kratonnya. Jika di zaman VOC para residen Belanda diperlakukan

sama seperti para penguasa daerah yang menghadap raja-raja Jawa, dengan

duduk di lantai dan mempersembahkan sirih sebagai tanda hormat kepada raja

Page 138: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 138

Jawa, Minister tidak layak lagi diperlakukan seperti itu (M.C Ricklefs, 2005:

172) .

Minister berhak duduk sejajar dengan raja, memakai payung seperti

raja, tidak perlu membuka topi atau mempersembahkan sirih kepada raja, dan

harus disambut oleh raja dengan berdiri dari tahtanya ketika Minister datang di

kraton. Ketika bertemu di tengah jalan dengan raja, Minister tidak perlu turun

dari kereta tetapi cukup membuka jendela kereta dan boleh berpapasan dengan

kereta raja. Meskipun di Surakarta Sunan Paku Buwono IV menerima

ketentuan ini, di Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono II tidak mau

menerimanya. Daendels harus menggunakan tekanan agar Sultan Yogya

bersedia melaksanakan aturan itu.Tetapi dalam hati kedua raja itu tetap tidak

terima terhadap perlakuan Daendels ini. Jadi ketika orang-orang Inggris

datang, maka mereka bersama-sama dengan para raja "mengkhianati" orang

Belanda (www.encycopeidiabritanica-Hermanwillemdaendels.com. Diunduh

pada tanggal 13 Mei 2011).

Pernyataan perang dengan Keraton Yogyakarta diawali dari

Pemberontakan Raden Rangga (kepala pemerintahan sultan untuk wilayah luar

atau mancanegara). Pemberontakan ini menyebabkan dikeluarkannya

ultimatum oleh Daendels yang ditujukan kepada Hamengkubuwana II. Raja

harus menyetujui perubahan terhadap upacara istana yang berkaitan dengan

kedudukan minister Eropa, dan meminta pertanggungjawaban atas

pemberontakan Rangga. Sultan menolak sehingga pada bulan Desember 1810

Daendels bergerak menuju Yogyakarta dengan membawa 3.200 serdadu dan

Page 139: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 139

memaksa agar Hamengkubuwana turun tahta yang masih menjadi regent atau

wakil raja (Hamengkubuwana III).

Daendels melakukan perampasan uang sebesar 500.000 gulden.

Daendels kemudian memaksakan perjanjian-perjanjian baru yang melibatkan

pengabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemerintahan Belanda, kepada

Surakarta dan Yogyakarta. Sesuai dengan diterimanya kedaulatan maka uang

sewa daerah peisisir yang telah dibayarkan oleh Batavia sejak 1746

dihapuskan. Daendels juga menghapuskan insentif finansial yang paling

penting bagi istana-istana Jawa. Kebencian raja-raja Jawa terhadap Daendels

membuat raja-raja menjalin hubungan rahasia dengan Inggris agar dapat

mengusir Belanda dari Pulau Jawa (M.C Ricklefs, 2005: 172).

Kelima, menjual tanah-tanah rakyat kepada pengusaha swasta Belanda,

cina, maupun Arab. Kemudian munculah tanah-tanah partikelir yang dikelola

oleh pihak-pihak swasta. Para pengusaha swasta ini terkenal dengan

tindakannya yang kejam kepada rakyat Jawa. Para pengusaha dan pemilik

tanah memiliki hak-hak yang istimewa sehingga dapat dikatakan bahwa tanah

partikelir bagaikan negara dalam negara..

Keenam, pembangunan kota baru. Kota Batavia yang dulunya mendapat

julukan sebagai Queen of the East sudah lama sebelum datangnya Daendels

menjadi kota yang tidak sehat lagi. Setibanya Daendels di Batavia (5 Januari

1808), kotanya sebagian sudah merupakan daerah berawa dan dijangkiti

penyakit malaria serta kolera. Sebagai gebrakannya yang pertama, ia segera

memerintahkan untuk memindahkan pusat kota lama yang ketika itu sudah

Page 140: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 140

tidak sehat lagi ke daerah pedalaman yang disebut dengan Weltevreden. Pada

tgl 28 Pebruari 1809 ia segera mengusulkan untuk mendirikan sebuah Kantor

dan rumah kediaman Gubernur Jendral yang baru di Weltevreden (sekarang

daerah Jatinegara). Gedung yang baru tersebut terkenal dengan sebutan

‘Gouvernements Hôtel’ (Tjahjono, 1998: 110-111).

Daendels menghendaki bangunan yang berskala monumental tersebut

segera dikerjakan sebelum musim hujan tiba. Bangunan tersebut merupakan

gedung yang tebesar pada jamannya di Jawa. Tingginya 3 lantai, terdiri dari

gedung utama dengan luasan 242 x 84 kaki, sedangkan gedung sayapnya

dengan ukuran 80 x 84 kaki (lebar fasade keseluruhannya kurang lebih 150

M). Gedung dibagian belakang digunakan sebagai kantor, tempat tinggal para

pelayan, kandang kuda dan tempat penyimpanan kereta.

Di depan bangunan tersebut terdapat sebuah tugu yang dipuncaknya

terdapat patung singa, yang menurut banyak pengamat mirip dengan yang ada

di taman Waterloo di Belgia. Tidak diragukan lagi bahwa gedung yang

dirancang oleh Daendels untuk kantor Gubernur Jenderal ini merupakan

bangunan kantor yang terbesar yang pernah dibangun di Hindia Belanda. Di

depan bangunan terdapat lapangan luas yang dinamakan ‘Paradeplaats’ pada

tahun 1828 berganti nama menjadi ‘Waterlooplein’ (sekarang menjadi

lapangan banteng) dan ‘Koningplein’ (sekarang Medan Merdeka)

‘Gouvernements Hôtel’ yang berskala monumental ini menunjukkan ambisi

dari seorang penguasa yang ingin menunjukkan kekuasaannya lewat bangunan

fisik pemerintahan (Pauline D Millone, 1996: 407).

Page 141: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 141

Karya sastra novel yang berjudul “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” ini

digunakan untuk memberkikan gambaran bagaimana pembangunan Jalan Raya

Pos yang dikenal dengan Jalan Daendels yang tidak dapat diperoleh peserta

didik dari kajian buku teks dengan kajian yang singkat. Isi novel yang

memberikan banyak kajian tentang sejarah sosial dan sejarah perkotaan akan

meningkatkan minat peserta didik mempelajari sejarah masa pemerintahan

Daendels di Indonesia. Pemahaman terhadap novel ini diharapkan

meningkatkan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah berupa

Jalan Raya Pos dan ikut merasakan bagaimana penderitaan yang dialami oleh

orang-orang pribumi pada masa penjajahan.

c. Isi Novel “ Jalan Raya Pos Jalan Daendels” karya Pramoedya Ananta Toer

1) Gambaran umum Pramoedya Ananta Toer

Novel “Jalan Raya Pos Jalan Daendels” merupakan salah satu

novel sejarah karya Pramoedya Ananta Toer. Digunakannya novel ini

tidak lepas dari berbagai pertimbangan terutama yang terkait dengan diri

pengarang. Pramoedya Ananta Toer atau yang sering dikenal dengan

nama Pram adalah tokoh fenomenal dalam sejarah kesusastraan Indonesia.

Pramoedya Ananta Toer dilahirkan di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6

Februari 1925 sebagai anak sulung dalam keluarganya. Nama asli

Pramoedya adalah Pramoedya Ananta Mastoer, sebagaimana yang tertulis

dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul “Cerita

Dari Blora”. Secara luas dikenal sebagai salah satu pengarang yang

produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan

Page 142: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 142

lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.

(diunduh dari http :// lenteramayapada. blogspot.com/2009/03/biografi-

pramoedya- ananta-toer11.html pada 18 Mei 2011)

Hal-hal yang menarik dari Pramoedya Ananta Toer antara lain,

Pertama, Pram adalah salah satu penulis prosa terbaik di Indonesia bahkan

di dunia karena dunia internasional mengakuinya sehingga ia pernah

dicalonkan sebagai salah satu pemenang hadiah nobel. Kedua,

keterlibatannya dalam organisasi Lekra menyebabkan ia menjadi sosok

yang menyimpang pada jaman organisasi itu berjaya, paling tidak bagi

kelompok manifesto kebudayaan, kelompok seniman yang berseberangan

dengannya. Ketiga, pada masa Orde Baru berjaya, ia harus menjalani nasib

sebaliknya pada jaman sebelumnya yaitu mendekam di Pulau Buru. Buku-

bukunya pun tidak boleh beredar di Indonesia. Keempat, Pram menerima

hadiah Magsaysay, hal yang kemudian menimbulkan pro dan kontra di

kalangan sastrawan. Kelima, ketika Orde Baru runtuh munculah kebebasan

termasuk juga terhadap karya-karya Pram sehingga mulai banyak dikaji

dalam berbagai penelitian. (Acep Iwan Sadi, 2000: 286).

Hal menarik dari karya sastra Pramoedya Ananta Toer adalah

ketika membicarakan sejarah dan kekuasaan. Dalam karya-karyanya Pram

menempatkan dua hal tersebut sebagai suatu yang sangat erat berkaitan.

Sejarah bagi Pram adalah sebuah perjuangan untuk menciptakan wacana

baru dalam masyarakat yang telah dikungkung oleh wacana lain yang telah

mapan. Pengungkapan hal ini, ia sering menggunakan dua frase penting

Page 143: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 143

dari Maxim Gorki, yakni “the people must know their history” dan “if the

enemy does not surrender be must be destroyed” (masyarakat harus

mengetahui sejarah mereka dan jika musuh tidak mau mengalah, ia harus

dihancurkan).

Frase kedua memberikan petunjuk yang pertama yakni bagaimana

sejarah itu dimaknai. Sejarah harus disikapi sebagai suatu yang dialektis,

sesuatu yang boleh diubah karena nilai sebuah peristiwa dalam sejarah

selalu tidak bisa lepas dari kekuasaan atau wacana tertentu yang

mengungkungnya. Jika terdapat pihak lain yang menolak wacana baru

tersebut maka apabila tidak mau menyerah harus dihancurkan. Oleh

karena itu, menurut Pram sastra harus bersifat revolusioner. Paham

revolusioner Pram telah membawanya pada konflik panjang dua kubu

seniman dan cendekiawan antara manifesto politik dengan manifesto

kebudayaan pada pra G 30 SPKI sekitar tahun 1960-an. Di satu pihak

adalah para seniman dan cendekiawan yang bergabung dalam Lembaga

Kesenian Rakyat (Lekra), berafiliasi pada Partai politik PKI, bersemboyan

bahwa politik sebagai Panglima (Manifesto Politik), dan berpedoman pada

paham realisme sosialis dan Marxisme Leninisme.

Melalui rubrik Lentera, Pramoedya Ananta Toer dan teman-teman

sastrawan seideologi menganyang musuh-musuhnya yang umumnya

adalah pendukung Manifesto Kebudayaan dan penulis di majalah Sastra

asuhan H.B Jassin, misalnya H.B Rendra, Sutan takdir Ali Sjahbana, Titie

Said, Bur Rasuanto, atau pengikut Manifesto Kebudayaan karena

Page 144: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 144

bersebreangan dengan ideologi Manifesto Politik dan semboyan politik

sebagai Panglima. Menurut Pramoedya Ananta Toer (dikutip Soediro

Satoto, 2000: 229), “ tidak ada satupun kekuatan yang bisa`menyalahkan

Manipol yang merupakan rumusan tepat dari gerak hidup masyarakat dan

bangsa Indonesia”. Sebaliknya para pendukung Manifesto Kebudayaan

bahwa politik sebagai Panglima merupakan sumber arogansi kekuatan dan

kekuasaan yang memasung kreativitas para seniman.

Pramoedya Ananta Toer dalam perjalanan hidup dan karier seninya

pernah merasakan berbagai penghargaan, salah satunya adalah

penganugerahan hadiah Magsaysay yang berlangsung di Manila tanggal

31 Agustus 1995. Penghargaan ini mengundang banyak reaksi keras oleh

para seniman, termasuk sastrawan, dan cendekiawan pendukung

Manifesto Kebuadayaan. Sejak berlangsungnya penganugerahan Hadiah

Magsaysay kepada Pramoedya Ananta Toer pada tanggal 31 Agustus 1955

sampai awal september 1995 tidak kurang dari 70 artikel , berita, transkrip

wawancara, ataupun surat pernyataan yang menentang penganugerahan

tersebut.

Condongnya pemikiran Pram terhadap politik sebagai ideologi

sastranya terlihat dalam ceramah pada seminar Sastra yang

diselenggarakan oleh fakultas sastra Universita Indonesia Jakarta pada 26

Januari 1963, ia berkata, “Politik adalah Panglima, sebab tanpa politik

kebudayaan dan sastra tidak dapat menentukan haluan yang besar”

(Soediro Satoto, 2000: 231). Sebaliknya dalam kesempatan lain, ketika

Page 145: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 145

Pram berceramah di Fakultas Sastra UGM Yogyakarta pada tanggal 2

April 1964 (dikutip Soediro Satoto, 2000: 231), ia berkata:

sastra sebagai ide selalu mendahului politik, tetapi sastra sebagai praktik sosial selalu tertinggal dari praktik politik. Sastrawan pada hakekatnya adalah politik individual, sedangkan politik merupakan pernyataan objektif dari organisme-organisme sosial. Karena itu apabila para sastrawan tidak ingin ketinggalan dalam perkembangan politik maka para sastrawan haruslah aktif dalam perjuangan rakyat dan revolusinya

Berdasarkan pernyataan-pernyataan Pram dalam ceramahnya di

beberapa tempat tersebut menunjukkan bahwa di satu sisi Pram adalah

penganut paham politik orang yang tidak berpolitik. Di sisi lain, Pram

tunduk kepada paham politik sebagai Panglima (Soekito, 1995: 12-13).

Pertarungan ideologi telah membawa Pram pada ideologi komunis, tetapi

Wiratmo Soekito berpendapat bahwa Pram tidak berideologi Komunis, hal

itu didasarkan pada novel yang berjudul Cerita dari Blora (1952), karya

yang ditulis lima tahun sebelum bergabung bersama Lekra. Isi di

dalamnya Pramoedya menentang pemberontakan Komunis 1948 di

Madiun.

Dhaniel Dhakidae (Dhakidae, 1995: 94), menilai bahwa peristiwa

sastra penganugerahan Hadiah Magsaysay kepada sastrawan Indonesia

Pramoedya Ananta Toer bukan sekedar “badai dalam cangkir” yang

diandaikan bahwa kontroversi tentang peristiwa tersebut hanya terbatas

dalam bidang sastra. Meskipun demikian peristiwa penganugerahan

tersebut juga mempengaruhi berbagai bidang kehidupan sastra.

Page 146: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 146

Novel-novel sejarah yang dibuat oleh Pramoedya Ananta Toer

mengungkap sejarah yang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah. Hal

tersebut menjadi salah satu dari banyak alasan pemilihan hasil karya sastra

Pramoedya Ananta Toer sebagai sumber pembelajaran sejarah. Pandangan

politik Pramoedya sangat menentukan gaya bahasa, gaya bercerita, tema-

tema yang disajikan dalam setiap karya-karyanya, dan setiap karya

mempunyai cirri khas yakni bernada satire (sindiran) terhadap bangsa

Indonesia. Menurutnya sejarah bukan hanya menjadi milik orang-orang

besar dan kota-kota besar saja tetapi sejarah bermula dari desa, kota kecil

bersama-sama rakyat lapisan bawah bersama-sama menciptakan sejarah

baru. (Acep Iwan Sadi, 2000: 288-289).

Berdasarkan paham politik yang dianut Pramoedya Ananta toer,

karya-karya yang dibuat mencerminkan kecenderungan isinya ke arah

ideologinya yaitu paham komunis dan anti pemerintah Orde Baru. Penjara

yang mengkungkung Pramoedya pada masa Orde baru memberikan

inspirasi terhadap karya-karyanya, diantaranya novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels”. Intisari dari isi novel adalah bentuk sindiran kepada

pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia. Menurutnya Indonesia adalah

bangsa yang kaya tetapi lemah. Bangsa yang sejak lama diperintah oleh

bangsa-bangsa lain.

2) Garis Besar Isi Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

Page 147: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 147

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mengisi kekosongan

literatur tentang Jalan Raya Pos dalam khazanah buku-buku berlatar

belakang sejarah dewasa ini. Karya sastra seperti novel memiliki

keunggulan dan mempunyai karateristik yang tidak sama dengan buku

sejarah, geografi, matematika, ataupun politik. Sebelum menghasilkan

suatu karya dalam bentuk novel, penulisnya telah melewati berbagai tahap

yang tidak diketahui orang di luar lingkungannya. Penulis dimungkinkan

telah melakukan pengembaraan, melibatkan diri, membaca, menyelidik,

memilih data, bahkan telah mengasingkan diri. Sebuah novel umumnya

terdapat segala unsur kehidupan yang bergabung erat walaupun tersusun

dalam bentuk kronologis.

Pengkajian novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” yang dilakukan

harus diawali dengan upaya menemukan rahasia yang terkandung dalam

novel. Menurut Wellek dan Warren (dikutip Sahlam Mohamad Saman,

2001: 3) bahwa pengkajian karya sastra harus ditegakkan konsep “the

wholeness” sebagaimana yang diungkapkannya “A literary work is not a

simple object but rather a hightly complex organization of stratified with

multiple meanings and relationship”.

Keseluruhan itu dianggap akan memantapkan nilai kepanduan

organik suatu karya, namun faktor relationship atau hubungan dengan

beberapa hal eksternal seperti pengarangnya, masyarakat atau lingkungan,

serta milieu harus dilaksanakan ketika sebuah kajian terhadap novel

dilakukan. Hal ini dikarenakan sebuah novel termasuk novel “Jalan Raya

Page 148: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 148

Pos, Jalan Daendels” adalah “a whole system of signs, serving a spesific

aesthetic purpose”. Setiap pengarang pasti menyelipkan nilai yang

dipercaya dan diyakini ke dalam karyanya, begitu juga pendangan hidup

dan falsafahnya (Sahlan Mohamad Saman, 2001: 5).

Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels dikenal dan selalu diajarkan di

bangku-bangku sekolah namun tidak ada buku yang secara khusus

mengungkap sejarah pembuatan dan sisi-sisi kelam di balik pembuatan

Jalan Raya Pos. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” merupakan

sebuah reportase sejarah tentang pembangunan Jalan Raya Pos yang

diprakarsai Maarschalk en Gouverneur General Meester Herman Willem

Daendels pada 1809.

Jalan Raya Pos atau yang lebih dikenal sebagai Jalan Daendels

merupakan proyek yang sangat prestisius saat itu, tepatnya untuk

persiapan menghadapi serbuan Inggris yang ingin menguasai Jawa. Jalan

ini membentang 1000 kilometer di bagian utara Pulau Jawa dari Anyer di

Provinsi Banten saat ini sampai Panarukan di Jawa Timur. Dibangun

hanya dalam waktu satu tahun dengan mengerahkan tenaga rodi rakyat

Hindia Belanda. Karya ini berupa Reportase yang disajikan dalam bentuk

tuturan perjalanan ini bisa katakan sebagai pesan terakhir Pengarang

(Pramoedya Ananta Toer) untuk bangsa Indonesia. Sebuah tulisan bernada

satire tentang bangsa Indonesia yang kaya tetapi lemah dan terjajah.

Karya sastra ini ditulis dengan mengalir, tanpa pembagian bab.

Pada halaman-halaman awal penulis menguraikan awal ketertarikannya

Page 149: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 149

pada Jalan Raya Pos yang memakan banyak korban jiwa para pekerja

paksa yang digolongkan sebagai genosida. Ada beberapa genosida yang

awalnya dilakukan oleh Jan Pietersz Coen (1621) di Bandaneira, Daendels

dengan Jalan Raya Posnya (1808), Cuulturstelsel alias Tanampaksa pada

masa Pemerintah Kolonial Belanda (1830-1870), genosida pada zaman

Jepang di Kalimantan, genosida yang dilakukan oleh Raymond Westerling

(1947) hingga genosida terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia di awal-

awal pemerintahan Orde Baru (Pramoedya Ananta Toer, 2010: 5-6).

Pramoedya Ananta Toer kemudian mengurai sejarah tercetusnya

ide pembuatan Jalan Raya Pos di benak Daendels, setelah itu membagi

karya sastranya ini berdasarkan kota-kota yang dilewati dan berada di

sepanjang Jalan Raya Pos. Pramoedya mencatat dan mengurai 39 kota

yang berada dalam jalur Jalan Raya Pos, baik kota-kota besar seperti

Batavia, Bandung, Semarang, Surabaya, maupun kota-kota kecil yang

namanya jarang terdengar oleh masyarakat umum seperti Juwana, Porong,

Bangil.

Secara rinci penulis mengungkap sejarah terbentuknya kota,

dampak sosial saat dibangunnya Jalan Raya Pos, hingga keadaan kota-kota

tersebut pada masa kini. Inilah salah satu hal yang menarik dari Isi novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” karena selain menyajikan pembangunan

Jalan Raya Pos juga tentang sejarah kota dari masa ke masa, sehingga

diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman dan pengetahuan

dengan membaca dan menjadikan novel ini sebagai sumber pembelajaran

Page 150: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 150

sejarah. Pengetahuan baru terkait dengan sejarah kota-kota kecil di Jawa

juga diharapkan membuat karya ini lebih menarik apabila dijadikan

sebagai sumber pembelajaran sejarah. Novel ini telah menggunakan

pendekatan sejarah perkotaan secara detail yaitu penyusunan data sesuai

dengan pokok masalah berdasarkan dokumen tertulis maupun tidak

tertulis. Tujuannya adalah untuk mendapat gambaran yang menyeluruh

mengenai proses-proses, faktor-faktor dan segi-segi masyarakat kota di

waktu lampau dan kini serta fungsi kota dalam masyarakat.

(Abdurrachman Surjomihatdjo, 1979: 158)

Selain hal-hal diatas, masih banyak terdapat fakta-fakta yang

menjadi pesan sejarah menarik dalam pembangunan Jalan Raya Pos dalam

karya ini. Hal yang dirasa penting misalnya ketika pembangunan jalan

sampai di kota Sumedang pembangunan jalan harus melalui daerah yang

sangat berat untuk ditembus, yaitu di daerah Ciherang Sumedang, yang

sekarang dikenal dengan nama Cadas Pangeran. Pekerja paksa harus

memetak pegunungan dengan peralatan sederhana, seperti kampak,

cangkul, atau sabit. Akibat medan yang sangat berat, maka untuk pertama

kalinya ada angka jumlah korban yang jatuh mencapai 5.000 orang

(Pramoedya Ananta Toer, 2010: 70).

Selanjutnya pada saat pembangunan jalan sampai di daerah

Semarang, Daendels mencoba menghubungkan Semarang dengan Demak.

Medan yang sulit kembali menghadang. Medan yang berat itu bukan

hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga karena

Page 151: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 151

sebagian dari wilayah adalah laut pedalaman atau teluk-teluk dangkal.

akibatnya kerja paksa untuk pengerukan rawa menjadi hal utama.

Meskipun angka-angka korban di daerah ini tidak pernah dilaporkan,

mudah diduga betapa banyak para pekerja paksa yang kelelahan dan

kelaparan itu menjadi korban malaria (Pramoedya Ananta Toer, 2010: 94).

Sumber Inggris melaporkan seluruh korban yang tewas akibat

pembangunan Jalan Raya Pos sebanyak 12.000 orang (Pramoedya Ananta

Toer, 2010: 23). Jumlah tersebut adalah yang berhasil dicatat, diyakini

jumlah korban lebih dari itu. Menariknya isi novel ini adalah

pengungkapan sisi-sisi kelam di balik pembangunan Jalan Raya Pos yang

sangat sedikit sekali disinggung dalam buku teks sejarah. Pram juga

senantiasa menyelipkan penggalan kenangan-kenangan masa muda dirinya

pada kota-kota di sepanjang Jalan Raya Pos yang pernah di singgahi. Ada

kenangan yang pahit, mengesankan, dan lucu yang pernah dialaminya di

berbagai kota yang ditulisnya di novel ini.

Sebut saja pengalaman lucu ketika masa muda penulis yang sedang

bertugas sebagai tentara di daerah Cirebon. Dalam kegelapan malam

secara tak disengaja ia pernah buang hajat di sebuah tungku dapur yang

disangkanya kakus, padahal tungku itu masih berisi sisa singkong rebus

untuk rangsum para laskar rakyat (Pramoedya Ananta Toer, 2010: 79).

Cerita-cerita lucu bermanfaat untuk membangkitkan minat peserta didik

belajar sejarah panjang bangsa Indonesia pada masa Daendels. Banyak isi

menarik dan menyajikan hal-hal yang baru itulah kenapa penulis

Page 152: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 152

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah pendamping buku teks dalam mempelajari

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah kolonial Belanda masa

pemerintahan Herman William Daendels.

d. Analisis Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Dandels”.

1) Tema dan Topik

Tema novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dinyatakan secara

eksplisit karena dengan hanya membaca dapat secara langsung mengetahui

apa tema dari novel itu. Secara langsung dan jelas tema yang diangkat

Pramoedya Ananta Toer adalah tentang sejarah kota-kota di Jawa yang

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos pada masa pemerintahan Gubernur

Jenderal Daendels. Tema novel yang diangkat bersifat mengikat setiap

peristiwa yang dihadirkan,. Buktinya semua cerita tentang novel adalah

seputar pembangunan Jalan Raya Pos yang dibagi dalam kota-kota yang

dilewati pembangunan jalan. Hal ini diperjelas bagaimana Pramoedya

Ananta Toer menceritakan sejarah, ekonomi, sosial budaya, maupun

kehidupan sosial masa kini kota-kota yang dilewati pembangunan jalan.

Apapun cerita penulis tentang kisah perjalanannya dan sejarah serta seluk

beluk kota-kota yang pernah disingahinya pasti di awal maupun ujung

cerita selalu mengacu dan kembali pada tema utama yaitu pembangunan

Jalan Raya Pos.

Pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari isi novel, sebagai salah

satu contoh tema utama diletakkan di awal cerita adalah pada saat penulis

Page 153: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 153

bercerita tentang kota Bogor yang pada masa kolonial Belanda disebut

dengan Buitenzorg terjemahan dari bahasa Perancis San Souci yang

artinya tanpa beban pikiran, santai saja. Dijelaskan bahwa 22 kilometer di

selatan depok, Jalan Raya Pos sampai di Bogor. Pembangunan dari

Batavia sampai Bogor diberitakan lancar artinya tidak ada korban yang

jatuh. Sesuatu yang tidak mungkin mengingat adanya kerja paksa,

birokrasi kompeni yang korup, dan pembesar pribumi yang sama

korupnya. Setelah menjelaskan tema utama tentang pembangunan Jalan

Raya Pos, penulis kemudian bercerita tentang kota Bogor pada umumnya.

Bogor terkenal di dunia internasional karena Kebun Rayanya yang

memilki koleksi tumbuhan terkaya di dunia, Bogor juga terkenal karena

istananya tempat para gubernur jenderal silih berganti tinggal di istana

megah yang sekarang menjadi istana negara.

Bogor juga memiliki curah hujan yang tinggi rata-rata setahun 432

cm, sehingga Bogor dijuluki Kota Hujan. Cerita kemudian kembali jauh

kebelakang menelusuri sejarah Bogor yang merupakan ibukota Kerajaan

Padjajaran, dulunya bernama Pakuan didirikan 1335 Saka atau 1433

masehi. Cerita perjalanan penulis disampaikan pula pada bagian akhir

cerita tentang Bogor, ia pernah menghadiri pertemuan di Kota Bogor

bahkan setelah keluar dari penjaran di Pulau Buru ia menghadiri

perkawinan seorang anak Wakil Presiden Adam Malik. Daya ingatnya

tentang suatu tempat sangat tinggi, misalnya penulis ingat di salah satu

sudut istana Bogor terdapat patung wanita “Si Denok” hasil pahatan

Page 154: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 154

seniman Trubus. Patung “Si Denok” adalah patung kesayangan Bung

Karno (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 56-57).

Sebaliknya, contoh tema cerita tentang kota yang diletakkan di

belakang atau ujung cerita dapat dicontohkan pada saat penulis bercerita

tentang kota Priangan. Dikatakan bahwa Priangan berbeda dengan Jawa

Tengah, pendudukanya adalah etnis Sunda yang bahasanya digambarkan

seperti orang menyanyi. Kehidupan yang damai membuat penduduk

Priangan tidak pernah berniat untuk meninggalkan dari gunung-

gunungnya di Priangan. Mereka tidak menyukai kekerasan, raja-raja yang

berkedudukan di wilayah ini dalam mencapai posisi sebagai “nomor satu”

dengan memecahkan segala persoalan secara damai caranya dengan dialog

bersama. Pada masa Sultan Agung memerintah Mataram, pernah berusaha

menaklukan raja-raja di Priangan dalam upaya menggunakan jalan darat

menuju Batavia agar memperoleh kemenangan melawan VOC. Upaya

Mataram tidak mengalami hambatan yang berarti karena raja-raja Priangan

tidak menyukai kekerasan.

Bumi Priangan masyarakatnya berbeda dengan wilayah lain di

wilayah timurnya, Jawa Tengah, Jawa Timur, sampai Bali yang

menceritakan sejarahnya dengan perang. Hal yang sama pernah dialami

kompeni Belanda karena secara mudah masuk ke Priangan (orang Belanda

menyebutnya dengan “Si Jelita”). Priangan dijadikan pundi-pundi uang

untuk membiayai kekuasaan dan keuntungannya melalui Koffiestelsel alias

Tanampaksa Kopi. Masuknya Kompeni Belanda menyebabkan pergaulan

Page 155: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 155

seks dengan penduduk Pribumi, sehingga menyebarkan “darah Eropa”

dalam kehidupan Pribumi. Setelah diceritakan secara umum gambaran

Priangan, barulah di bagian akhir diceritakan bagaimana pembangunan

Jalan Raya Pos yang melewati kota ini.

Jalan Raya Pos menjurus ke tenggara sejauh kurang dari 10

kilometer sampai ke Ciawi sampai di kaki Gunung Pangrango. Untuk

menghindari wilayah yang bergunung-gunung Jalan Raya Pos membelok

ke Timur menyusuri Ci Liwung sampai di Cisarua. Di sepanjang jalan

terdapat banyak kebun teh dan banyak pohon kopi yang ditebang karena

Koffiestesel telah dihapus akibat menurunnya harga kopi di pasaran

internasional. Pembangunan Jalan Raya Pos dilanjutkan dengan rute

Cisarua-Cigeneng sepanjang 22 kilometer memotong punggung gunung

Pangrango. Saat jalan raya dibuat Cisarua adalah milik tuan tanah

Riemsdijk. Pembangunan jalan raya yang menanjak dapat dibayangkan

berapa banyak korban berjatuhan karena kecelakaan, kelelahan, kehabisan

tenaga atau kelaparan. Pembuatan Jalan Raya Pos di sekitar Cisarua adalah

pembuatan jalan bukan sekedar melebarkan dengan membelah punggung

gunung yang terjal (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 58-59).

Dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” adalah tentang sejarah kota-kota yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos yang berjarak kurang lebih 1.000 kilometer

dari Anyer sampai Panarukan. Tema-tema bersifat mengikat pada setiap

cerita dan peristiwa tentang kota-kota yang dilewati pembangunan Jalan

Page 156: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 156

Raya Pos. Tema utama sebagian besar diletakkan di awal cerita dan hanya

sedikit yang diletakan di bagian akhir cerita dari masing-masing kota.

2) Amanat

Pesan yang ingin disampaikan Pramoedya Ananta Toer melalui

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat dikategorikan pesan yang

sifatnya eksplisit yaitu penyampaian pesan yang berhubungan dengan

gagasan utama cerita. Pesan yang ingin disampaikan pada intinya bahwa

Indonesia di masa lampau pernah mengalami sejarah kelam ketika

pembangunan Jalan Raya Pos karena rakyat dipaksa melakukan kerja

paksa demi menyelesaikan proyek Gubernur Jenderal Daendels.

Pentingnya sejarah bagi perkembangan kehidupan manusia, maka penulis

melalui novelnya memberi pesan agar tidak melupakan sejarah.

Sejarah mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama

mengenai keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin, sistem

perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal

penting lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah,

manusia dapat mempelajari apa saja yang mempengaruhi kemajuan dan

kejatuhan sebuah negara atau sebuah peradaban. Selain itu, manusia juga

dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik, pengaruh dari

filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang bermacam-

macam, sepanjang zaman. Pentingnya belajar sejarah ditulis oleh seorang

filsuf dari Spanyol, George Santayana yang mengungkapkan bahwa

“Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk

Page 157: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 157

mengulanginya.” (Diunduh dari https:// korananakindonesia. Wordpress

.com, pada 21 Juni 2011)

Filsuf dari Jerman, George Wilhelm Friedrich Hegel

mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah bahwa “Inilah yang

diajarkan oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan

tidak pernah belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat

darinya.” Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya,

Winston Churchill, yang mengatakan bahwa “Satu-satunya hal yang kita

pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya.”

Begitu pula dengan Jasmerah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan

Sejarah) adalah bunyi salah satu semboyan yang dikumandangkan

Soekarno yang harus diperhatikan benar oleh para generasi muda

Indonesia. Semboyan ini tentunya bukan sekedar omong kosong belaka.

Dengan mengetahui sejarah bangsanya maka seeorang dapat menghargai

kehebatan dan jerih payah pendahulunya dalam membangun negeri ini

dengan keringat darah. Bila manusia benar mengahayati arti sejarah maka

dapat membuat menciptakan semangat kebangsaan dan nasionalisme yang

kuat yang dapat membabat habis benih-benih pepecahan bangsa. (diunduh

dari https://korananakindonesia. wordpress.com, pada 21 Juni 2011).

Masa-masa kelam yang pernah dialami ini janganlah dilupakan

begitu saja tetapi harus dicari makna di balik peristiwa itu. Apabila sejarah

itu dilupakan maka akan semakin sering terjadi pengulangan sejarah,

karena manusia tidak pernah belajar dari sejarah. Menurut penulis

Page 158: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 158

pengulangan genosida terus terulang begitu juga pada masa Orde Baru

yang dibangun di atas luka genosida yang menelan ratusan, bahkan jutaan

manusia. Luka genosida yang dimaksudkan adalah pembantaian terhadap

orang-orang yang terlibat dari Gerakan 30 S PKI pada masa awal Orde

Baru berkuasa (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 6).

Fakta-fakta yang dihadirkan dari tuturan perjalanan penulis ini

ditujukan untuk membuka ingatan yang satire, bahwa bangsa Indonesia

adalah bangsa yang kaya tetapi lemah. Bangsa yang dikatakan sebagai

bangsa sejak lama bermental diperintah oleh bangsa-bangsa lain. Bangsa

yang penguasanya dianggap lebih “asyik” memupuk ambisi berkuasa dari

pada mengusahakan kesejahteraan rakyat. Dengan kesadaran rakyat akan

kondisi bangsa Indonesia sekarang yang masih dikuasai bangsa asing,

meskipun hanya dalam bidang ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

kesadaran pembaca untuk ikut berpartisipasi memajukan bangsanya.

3) Penokohan

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” secara jelas menceritakan

kisah perjalanan dari penulis yaitu Pramoedya Ananta Toer. Tokoh yang

dihadirkan dalam novel adalah tokoh sentral yaitu Pramoedya Ananta Toer

atau penulis itu sendiri. Tokoh sentral sifatnya protagonis karena

menghadirkan pesan-pesan dan nilai-nilai positif melalui amanat dalam

setiap sekuel peristiwa. Penjelasan setiap pembangunan Jalan Raya Pos

dan sejarah, kondisi sosial, budaya di kota-kota yang dilewati dari Anyer

sampai Panarukan, tokoh utama terpusat pada penulis (Pramoedya Ananta

Page 159: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 159

Toer), tokoh sentral ini yang memberikan berbagai pesan baik secara

eksplisit maupun implisit pada penjelasan atau ceriteranya terhadap suatu

kota tertentu. Tokoh sentral adalah penulis dapat dibuktikan dari salah

satu bagian cerita berikut:

Kata meneer Guru-sudah tak dapat kuingat lagi namanya Marsrchalk en Gouverneur Generaal, Mr. Herman Willem Daendels, Sang Tuan Besar Guntur memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos melalui panjatahan para bupati yang kabupatennya dilalu jalan ini....Tempat kelahiranku, Blora, tidak dilalui Jalan Raya Pos. Dalam liburan-liburan panjang aku suka bersepeda kemana-kemana, antaranya menjelajahi ruas Jalan Raya Pos Rembang-Lasem, ruas jalan yang habis-habisnya kukagumi: lebar, bersih, diapit pepohonan asam rindang, dan lalu lintas tak putus-putusnya....Kekagumanku mungkin sama waktu melihat auto bahn pertama kali di Jerman pada 1960....Anehnya, sejak kecil tidak pernah Jalan Raya Pos alias Jalan Daendels jadi pokok percakapan dalam keluarga, diantara teman-teman, bahkan tidak sewaktu kami mengembarai wilayah sekitar ruas Rembang-Lasem. Lebih aneh lagi kalau diingat, ibuku semasa gadis tiggal bersama ayah dan ibu tirinya tepat di sudut baratdaya alun-alun Rembang. Ayahku tinggal di pavilyun dua lantai di sebelah kanan rumah kakek. Bibiku, adik ibuku yang tinggal serumah dengan kakek, mengajar di sekolah gadis “kartini School” dalam kompel kabupaten di sebelah timur alun-alun (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 8-9)

Selain tokoh utama, penokohan disajikan dalam bentuk tokoh

lataran yaitu tokoh yang hanya berfungsi sebagai latar suatu peristiwa. Isi

novel yang hanya berkisah tentang perjalanan Pramoedya Ananta Toer

menyebabkan tokoh lain dalam cerita didominasi oleh tokoh lataran,

misalnya tokoh Daendels dan Napoleon. Hal ini dapat dibutikan dari

bagian cerita berikut:

Ia diangkat jadi Gubernur Jenderal Hindia oleh Lodewij Napoleon pada 1808 untuk menyelamatkan Jawa, satu-satunya pulau besar yang belum dikuasai Inggris....Daendels dianggap orang paling tepat. Sikapnya tidak kenal kompromi juga dianggap cocok untuk melakukan perombakan-perombakan sesui dengan mutiara-mutiara

Page 160: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 160

yang dihasilkan oleh Revolusi Perancis. Banyak yang diharapkan dari dirinya oleh Lodewijk Napoleon. Ia diharapkan memulai babak baru dalam pemerintahan di Hindia, putus arang dari pemerintahan sebelumnya. Ia diharapkan memerangi penyalahgunaan kekuasaan, membenahi perdagangan dan pertanian” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 19).

Dari kutipan di atas dapat digambarkan bahwa Napoelon adalah

sosok yang mempunyai ambisi tinggi, namun mempunyai pola pikir yang

kritis dan cermat, buktinya saat menunjuk Daendels harus didasarkan pada

berbagai pertimbangan. Sedangkan Daendels adalah tokoh yang

digambarkan sebagai sosok yang keras hati dan keras kepala, tidak mau

menerima perbedaan pendapat, angkuh, dan kejam.

Tokoh lain yang berfungsi sebagai tokoh lataran, antara lain Sultan

Ageng, JP Coen, Soekarno, hal itu disebutkan dalam bagian cerita sebagai

berikut:

Banten semasa pemerintahan Sultan Ageng dalam paroh kedua abad 17 adalah kerajaan pribumi pertama yang secara tidak sadar menyerap kekuatan dari Eropa....sultan memerintahkan pembangunan kapal-kapalnya menurut model Eropa sehingga mampu menempuh pelayaran jarak jauh, menjelajahi seluruh Nusantara, Filipina, dan India...Dalam satu tahun setelah menguasai Jayakarta, Coen telah mendatangkan 800 orang Tionghoa untuk usaha pembangunannya....untuk keamanan Batavia, Coen membangun 4 benteng masing-masing dinamai dengan nama-nama batu mulia. Sehingga penduduk menamai kota ini dengan sebutan kota Intan....Dalam perang dingin antara Timur dan Barat, Dunia Kedua dan Dunia Pertama, Soekarnolah yang menemukan Dunia Ketiga, Dunia Harapan yang terlepas dari Timur dan Barat, Komunisme dan Kapitalisme....Pandangan jauh Soekarno yang membuat Indonesia menjadi mercusuar Asia Afrika. Dan ini bukan penampilan Soekarno dalam sejarah umat manusia. Penampilan yang pertama adalah semasa muda ia merintis dan berhasil dengan gemilang melahirkan nasion Indonesia....”(Pramoedya Ananta Toer, 2005: 35-66).

Page 161: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 161

Dari kutipan di atas mengambarkan watak tokoh lataran dalam

novel. Sultan Ageng digambarkan sebagai tokoh yang tidak kolot karena

bersedia menerima hal-hal yang berasal dari Belanda, meskipun demikian

ia tetap anti pada penjajahan Belanda. Sebagai seorang raja, ia mempunyai

prinsip yang kuat namun idealismenya yang tinggi tidak diimbangi dengan

kekuatan yang dimiliki. Tokoh Soekarno jelas digambarkan sebagai sosok

nasionalis, tegas, dan berani menentang segala bentuk penjajahan.

Metode penyampaian watak tokoh disampaikan dalam dua metode

sekaligus. Pertama, metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian

watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.

Metode ini dapat dibuktikan dari bagian cerita berikut:

….sang Marsrchalk en Gouverneur Geneeral van Indie ini, yang diagungkan di Hindia sebagai pengalas dasar perombakan-perombakan di Hindia, penggalang Jalan Raya Pos yang takkan pernah lepas dari namanya, ternayata sejak paroh kedua abad lalu semakin lama dimunculkan sebagai tokoh kontroversial. Ia juga digambarkan sebagai orang yang berhati baja sekaligus berkepala angin, tak punya kekuatan untuk menghadapi argumentasi, baik dan buruk, benar dan salah, dan langsung mengancam dengan bentakan akan menembak mati lawan berargumentasi. Ia seorang pengagum Napoleon, dan ia bayangkan dirinya sebagai Napoleon kecil. Lingkungan dan bawahannya harus melaksanakan perintahnya, dengan gambaran diri layaknya Napoleon kecil, dengan karier militernya, beberapa kali melakukan coup terhadap negaranya sendiri....malah di bidang kemiliteran, bidangnya sendiri, sebagai jenderalpun ia mulai dipertanyakan keunggulannya. Dan dengan bukti-bukti. Sebagai administrator yang hebat? pemberontakan Banten dan Cirebon disodorkan sebagai bukti kegoblokannya. Demikian halnya dengan pembangkangan Sultan Sepuh, Yogyakarta, dinilai sebagai akibat kecerobohannya dan ketidaktahuannya tentang tradisi kolonial” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 16)

Page 162: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 162

Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh

melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan

pengarang. Pengambaran tokoh yang lain termasuk tokoh sentralnya

banyak digambarkan melalui pemikirannya dan lakuan tokoh. Sebagai

contoh dapat terlihat dari bagian cerita berikut:

….dalam masa pendudukan militeris Jepang bukan tanpa mempertaruhkan jiwanya, ia (Soekarno) pergunakan kelamahan Jepang yang membutuhkan bantuan kaum nasionalis, untuk melaksanakan pendidikan politik secara massal, yang tak pernah terjadi semasa kolonial Hindia Belanda, dan secara psikologis menaikkan harga diri manusia Indonesia di depan Hegemoni kekuasaan-kekuasaan penjajah Barat....semua yang diupayakan bermuara pada kemerdekaan nasional pada 17 Agustus 1945, tanpa mengucurkan darah setetespun (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 66).

Dari kutipan dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui watak

Soekarno harus terlebih dahulu berpikir dan memahami teks. Watak yang

digambarkan dalam cerita, Soekarno adalah sosok yang cerdik, pandai

memanfaatkan kesempatan, penuh pertimbangan dalam bertindak, dan

sabar menunggu sesuatu yang tepat untuk bertindak.

4) Alur (Plot)

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Dandels” ini menggunakan alur

tematik. Apabila salah satu bagian cerita dihilangkan, maka cerita akan

tetap dapat dipahami. Tema pokok adalah sejarah pembangunan Jalan

Raya Pos melalui kota-kota yang dilewati pembangunan Jalan. Tema

pokok itulah yang menjadi acuhan dalam cerita meskipun karateristik

setiap kota yang diceritakan berbeda. Sebagai contoh, dalam menceritakan

antara kota Semarang dengan Demak hal yang menjadi penghubung

Page 163: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 163

adalah tema cerita namun kareteristik kedua kota pasti berbeda. Jadi

apabila karateristik yang berkaitan dengan kota Demak tidak disampaikan,

pembaca tetap memahami cerita.

Penulis mengungkapkan pembangunan Jalan Raya Pos di awal

cerita dari kota Semarang. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari penggalan

cerita berikut

Tetapi untuk mencapai Semarang, ibukota Jawa Tengah, Jalan Raya Pos meninggalkan pantai utara karena tertumbuk oleh rawa-rawa pantai yang luas sepanjang 30 kilometer penuh sampai ke Semarang. Maka jalan agak dilengkungkan ke tenggara. Itupun tidak langsung membelah kota Semarang tetapi sedikit di selatannya (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 87). Cerita tentang kota Semarang kemudian dilanjutkan dengan

mendeskripsikan sejarah karateristiknya dari masa ke masa. Cerita dimulai

dari wilayah geografis Semarang sebelum berubah menjadi kota, asal mula

nama semarang yang dikaitkan dengan cerita pelayaran Cheng Ho,

Semarang pada masa VOC dan Pemerintah Kolonial Belanda, perjuangan

rakyat Semarang melawan Jepang, dan perkembangan Semarang masa

Kerajaan Mataram.

Begitu pula dengan deskripsi tentang kota Demak, penulis

menyampaikan tema utama pada bagian awal cerita. Hal tersebut dapat

ditunjukkan dari penggalan cerita berikut

Barang 28 kilometer sedikit sorong ke timurlaut, Jalan Raya Pos mencapai Demak….medan yang sangat sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya yang tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga sebagian dari padanya adalah laut pedalaman, atau teluk-teluk dangkal. Untuk bisa membikin jalan kerja pengurukan menjadi hal pekerjaan pokok….Daendels juga diberitakan memerintahkan penggalian kanal di sebelah utara Jalan Raya Pos, bukan saja untuk

Page 164: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 164

mendapatkan tanah galian buat menimbun Jalan Raya Pos, melainkan juga untuk menghubungkan Kali Serang di timur dengan Kali Tuntang di barat untuk lalu lintas air…(Pramoedya Ananta Toer, 2005: 94) Cerita tentang kota Demak bukan hanya mengenai pembangunan

Jalan Raya Pos, melainkan tentang sejarah dan karateristik kota. Cerita

dimulai dari sejarah Demak masa Majapahit, Islamisasi di pantai utara

Jawa, Demak masa diperintah Raden Patah, pembangunan masjid Agung

Demak, perkembangan kota masa VOC, dan kondisi sosial ekonomi masa

diterapkan Cultuurstelsel. Pembaca akan tetap memahami hubungan

antara kota Semarang dan Demak seandainya sejarah dan karateristik kota

tidak disampaikan asalkan di setiap deskripsi kota selalu mengungkapkan

sejarah pembangunan Jalan Raya Pos. Jadi disimpulkan bahwa tema

utama novel yang menjadi acuhan untuk menghubungkan cerita bukan

deskripsi panjang tentang sejarah kotanya.

5) Latar (setting)

Latar dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” adalah kota-

kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos. Sesuai alur cerita, latar

dapat disajikan sebagai berikut.

(1) Blora‐Rembang (Jawa Tengah), menceritakan pembangunan Jalan Raya Pos,

kelahiran Boedi Oetomo pada awal abad 20, Peranan Rembang pada masa

Portugis pada abad‐16, latar sosialnya adalah perkembangan kota Rembang

sebagai kota pesisir dengan mata pencaharian mayoritas penduduknya

nelayan.

Page 165: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 165

(2) Lasem, menceritakan kota awal mula kota Lasem pada masa Majaphit pada

abad ke‐13, masa kolonial Belanda pada abad ke‐19 terlihat dari perang

Diponegoro, Jawa masa Daendels abad ke‐19, Perancis masa pemerintahan

Napoleon Bonaparte pada abad ke‐18 sampai awal abad ke 19, dan

perjalanan Daendels menuju Indonesia pada awal abad ke‐19. Sedangkan

latar sosial adalah perkembangan kota mulai dari fungsi kota Lasem sebagai

pusat perlawanan terhadap Kompeni pada abad ke‐18, fungsi Lasem sebagai

kota penghasil beras sehingga banyak ekspor, wilayah Juwana sebagai kota

pusat kerajinan tembaga dan kuningan di seluruh Hindia, rusaknya hutan jati

karena ekspor terus menerus, dan banyaknya korban akibat pembangunan

Jalan Raya Pos yang berusaha melewati medan berat di kota ini.

(3) Anyer, menceritakan Anyer sebelum dan sesudah letusan Krakatau pada

akhir abad ke‐19, perjuangan rakyat Banten bersama Sultan Banten

berjuang melawan kompeni Belanda pada abad ke‐19, kebijakan awal dari

Daendels dan pembangunan Jalan Raya Pos di kota ini. Sejarah sosial adalah

lancarnya sarana transportasi setelah pembangunan Jalan Raya Pos, Anyer‐

Jakarta yang biasanya ditempuh 4 hari diringkas menajdi 1 hari. Sejarah Pers

di Indonesia dimulai dengan diterbitkan Bataviasche Koloniale Courant.

(4) Cilegon, diceritakan pemberontakan rakyat pada akhir abad ke‐19 atau

tepatnya 1887. Sejarah sosial yang ditampilkan adalah gagalnya Daendels

membangun Benteng karena Malaria, perkembangan kota Cilegon sebagai

daerah industri yaitu banyak didirikan pabrik besi baja Cilegon.

(5) Banten, diceritakan pendaratan bangsa Portugis di Banten pada abad awal

abad ke‐16, kedatangan bangsa Belanda pada akhir abad ke‐16, Banten

Page 166: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 166

pada masa Islam pada abad ke‐17, Banten masa Sultan Ageng pada

pertengahan abad ke‐17, pemberontakan DI TII Jawa Barat pada

pertengahan abad ke‐20. Latar sosialnya adalah kerasnya watak rakyat

Banten terhadap penindasan bangsa asing, buktinya perlawanan rakyat yang

besar melawan Belanda. DI TII juga merupakan gerakan ketidakpuasan

sebagian rakyat Banten terhadap pemerintah Republik Indonesia.

(6) Serang, diceritakan inspirasi Multatuli sehingga menghasilkan karangan Max

Havelaar pada awal abad ke‐20, kebijakan Presiden Soekarno membangun

patung Multatuli pada pertengahan abad ke‐20. Latar sosialnya adalah

perkembangan pendidikan di Serang, serang adalah kota yang melahirkan

intelektual pribumi pertama yang menamatkan HBS 5 tahun, dan pribumi

pertama yang duduk di anggota Dewan Hindia, Pemerintah Agung Hindia,

dan satu‐satunya pribumi yang jadi delegasi Belanda di Volkenbond.

(7) Tangerang, diceritakan masa kolonial Belanda pada abad ke‐19, masa

ekonomi liberal pada akhir abad ke‐19. Latar sosial adalah pergolakan dan

perlawanan dari gerombolan penduduk untuk menghadapi kolonial dan

tuan tanah, perkembangan industri topi bambu, perkembangan industri

kecap, Tangerang pada masa kini yang berubah menjadi kota industri di

samping perdagangan dan pemukiman buruh dan birokrat yang bekerja di

Jakarta, serta jalur lalu lintas yang padat antara Tagerang‐Jakarta.

(8) Batavia, diceritakan pembangunan kota Batavia oleh JP Coen pada awal

abad ke‐17, perkembangan VOC dari abad ke‐17 sampai 18, masa perang

dunia II pada abad ke‐20, penyerangan Mataram atas Batavia pada abad ke‐

17, pembangunan kota baru oleh Daendels yang dinamakan Weltevreden

Page 167: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 167

pada awal abad 19, pertentangan Belanda dengan Spanyol, kebangkitan

Jakarta setelah masa kemerdekaan pada pertengahan abad ke‐20. Latar

sosialnya adalah perkembangan pemukiman Tionghoa di Batavia karena

masuknya imigran setelah kebijakan Coen untuk mendatangkan wanita

Eropa sebagai istri para serdadu dan pejabat Kompeni, perkembangan

Batavia sampai Jakarta sekarang menjadi kota perdagangan, perkembangan

pembangunan kota Batavia sehingga mendapat julukan “Ratu Timur” karena

kemegahan bangunannya yang berdampak pada kemakmuran, menurunnya

nasib petani karena didesak oleh pembangunan industri, perluasan wilayah

Batavia menjadikan pertumbuhan penduduk yang pesat, dan penduduk

yang multi rasial dan multi etnis di Batavia.

(9) Meester Cornelis/Jatinegara, diceritakan asal mula nama Meester Cornelis

yang merupakan penghargaan terhadap cornelis yang menjadi imam

Katholik bagi orang‐orang Portugis pada pertengahan abad ke‐17 tepatnya

tahun 1661, tempat penahanan penulis pada tahun‐tahun masa revolusi

nasional (1947‐1949), tempat tahanan penulis masa Orde Lama (1960‐

1961), dan penjara pada masa orde Baru (1967‐1998). Latar sosialnya adalah

kondisi tahanan pada masa Orde Lama dan masa Orde Baru,

berkembangnya Jatinegara menjadi kota dengan gedung‐gedung baru yang

berdesakan antara instansi pemerintahan dan perdagangan. Serta

perkembangan wilayah DKI menjadi tempat yang semrawut tidak terkendali

pertumbuhannya.

(10) Depok, diceritakan tentang Depok pada masa VOC yang merupakan

tanah milik C. Chastelein pada abad ke‐17, masa kemerdekaan dan revolusi

Page 168: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 168

kemerdekaan pada pertengahan abad ke‐20. Latar sosialnya adalah

perkembangan pengkristenan dan larangan adanya komunitas Tionghoa di

Depok, serta perkembangan Depok menjadi kota universitas atau perguruan

tinggi dan kota administrasinya di Bogor.

(11) Buitenzorg atau Bogor, diceritakan Kebun Raya Bogor dengan koleksi

tumbuhan terkaya di dunia, istana Bogor yang dibangun sebagai penganti

istana lama dua lantai yang dihancurkan gempa bumi pada 11 Oktober

1834. Latar sosialanya adalah rata‐rata hujan Bogor adalah 432 cm sehingga

mendapat julukan “Kota Hujan” sehingga menjadi kota tujuan wisata karena

kenyamanannya, tanahnya subur karena berada di kaki Gunung Salak

sehingga dimanfaatkan untuk perkembunan kopi, teh, kina pada masa

kolonial.

(12) Priangan, diceritakan serbuan Mataran ke Batavia yang harus melewati

dan melawan penguasa‐penguasa di Priangan pada awal abad ke‐17, masa

kolonial Belanda dan penerapan Koffiestelsel atau Tanampaksa Kopi pada

abad ke‐19. Latar sosialnya adalah kondisi tanah‐tanah yang didominasi

pegunungan berdampak pada kehidupan masyarakat yang tidak menyukai

kekerasan. Karateristik wilayah berbeda dengan kota‐kota di Jawa Tengah,

Jawa Timur, dan Bali. Terjadinya percampuran antara darah Eropa dan

Pribumi karena pergaulan seks, kondisi geografis dan faktor etnis Sunda

menjadikan gadis‐gadis Priangan tampak cantik, letaknya di punggung

gunung Pangrango sehingga banyak kebun teh dan kebun kopi, serta

banyaknya sumber mata air panas 43 derajat celcius dengan kadar garam

rendah menjadikan potensi wisata di Priangan.

Page 169: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 169

(13) Cianjur, diceritakan kenangan penulis sebagai seniman Lekra sebelum

peristiwa Gerakan 30 S PKI, dan kondisi para tahanan politik pada masa

Orde Baru pada abad ke‐20. Latar Sosialnya adalah alam Cianjur yang unik di

bagian utara mengalir sungai‐sungai ke utara sampai ke Laut Jawa dan di

bagian selatan mengalir Samudera Hindia sehingga Cianjur terkenal sebagai

daerah yang subur dan penghasil besar terbesar.

(14) Bandung, latar dihadirkan dari kota Bandung yang dikenal sebagai Parijs

van Java karena letaknya ketinggian rata‐rata 700 meter di atas permukaan

laut, Bandung sebagai pusat militer pada abad ke‐20, Bandung pada masa

revolusi kemerdekaan pada abad ke‐20, dan pelaksanaan Konferensi Asia

Afrika pada abad ke‐20. Latar sosialnya adalah keindahan Bandung yang

letaknya di bawah Gunung Tangkubanperahu sehingga kotanya dingin dan

nyaman yang menjadi tujuan wisata.

(15) Sumedang, diceritakan berbagai kasus genosida yaitu masa JP Coen

pada awal abad ke‐17, masa pembangunan Jalan Raya Pos awal abad ke‐19,

genosida pasca perang Jawa pada abad ke‐19 sampai abad ke‐20, genosida

pada masa revolusi kemerdekaan yang dilakukan Westerling pada abad ke‐

20, dan genosida yang dilakukan oleh Orde Baru terhadap pelaku Gerakan

30 S PKI pada abad ke‐20. Latar Sosialnya adalah letak Sumedang di kaki

Gunung Burangrang dan Tunggul di Utara dengan Gunung Calancang di

Selatan membuat tanah di Sumedang sangat subur penduduknya berkulit

cerah dengan kulit yang lembut, wanitanya terlihat lebih menarik dari pada

bagian pulau Jawa yang lain.

Page 170: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 170

(16) Cirebon, diceritakan Cirebon pada masa Islam pada abad ke‐15 yaitu

muncul nama Sunan Gunung Jati yang dikatakan sebagai pendiri kota

Cirebon, perkembangan Cirebon masa VOC pada abad ke‐17 sampai abad

ke‐18 yang menyebabkan kehilangan kewibawaanya karena VOC banyak

mengambil wilayahnya, perlawanan rakyat Cirebon terhadap kebijakan VOC

pada akhir abad ke‐18, perkembangan Cirebon masa Tanampaksa pada

abad ke‐18, kondisi perjuangan di Cirebon pada masa revolusi kemerdekaan

pada pertengahan abad ke‐20. Latar sosial adalah Cirebon dilanda

keresahan sosial dengan banyaknya kegagalan panen, wabah pes, bencana

kelaparan, penjarahan, dan perampokan pada abad ke‐17 sampai abad ke‐

18 sehingga terjadi pergolakan antara rakyat dengan Kompeni, sultan, dan

penduduk Tionghoa.

(17) Tegal, diceritakan peranan kota Tegal ketika masih menjadi bagian dari

Kerajaan Mataram pada abad ke‐17, perkembangan kota Tegal pada masa

VOC pada abad ke‐17 sampai abad ke‐18. Latar sosialnya adalah dengan

tanah yang subur dan hasil bumi yang melimpah kota‐kota di pesisir

terutama Tegal menjadi sasaran perompak, Tegal adalah gudang beras Jawa

Tengah dan memasok beras ke bagian Timur Nusantara.

(18) Pekalongan, diceritakan perkembangan pekalongan setelah perjanjian

antara VOC dan pakubuwana III dengan hasil jatuh ke tangan Belanda pada

pertengahan abad ke‐18, pekalongan masa Tanampaksa pada abad ke‐19,

peristiwa pergolakan dan perlawanan melawan Jepang pasca proklamasi

kemerdekaan pertengahan abad ke‐20. Latar sosialnya adalah letak

pekalongan berada di pesisir pantai utara Jawa sehingga dinamakan tempat

Page 171: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 171

ikan “kalong”, mata pencaharian sebagian penduduk adalah nelayan, dan

Pekalongan sebagai salah satu komoditi batik gaya pesisir di Indonesia.

(19) Semarang, diceritakan sejarah asal mula Semarang sejak masa Cheng Ho

pada abad ke‐15, perkembangan Semarang masa perdagangan VOC pada

abad ke‐17 sampai abad ke‐18, Pertempuran 5 hari di Semarang pada masa

revolusi kemerdekaan pertengahan abad ke‐20 (1945‐1949). Latar

sosialanya adalah tidak lepasnya kota Semarang dari banjir tahunan karena

sejak dulu merupakan daerah genangan Kali Garang. Oleh karena itu,

secara periodik meskipun telah dibangun kanal banjir di barat dan timur

kota Semarang tetap terkena banjir 30 tahunan.

(20) Demak, diceritakan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa pada

abad ke‐16, pembangunan masjid Agung Demak pada abad ke‐16, Demak

masa VOC pada abad ke‐17 sampai abad ke‐18 karena hampir satu abad

menjadi daerah di bawah kekuasaan Kompeni Belanda, pelaksanaan

Tanampaksa dengan jumlah penduduk terbanyak yang tewas karena

kelaparan pada abad ke‐19. Latar sosialnya adalah letak wilayah Demak

yang rendah dan dulunya adalah rawa yang dikeringkan menyebabkan

banjir yang tetap mengancam.

(21) Kudus, diceritakan tentang Demak masa Islam dan Sunan Kudus pada

abad ke‐16. Latar sosialnya adalah munculnya Kudus sebagai kota dagang

dengan muncul para pedagang‐pedagang pribumi terutama fabrikan rokok

kretek, perkembangan pabrik rokok berpengaruh terhadap tenaga kerja

wanita yang bekerja di pabrik‐pabrik rokok, Perkembangan pabrik gula di

Kudus yang sudah mempunyai pabrik gula golongan tertua di Jawa yaitu di

Page 172: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 172

Rendeng, kondisi tanah Kudus yang subur telah menjadikannya sebagai

penghasil kapok terkemuka selama hampir satu abad, dan banyaknya

peninggalan‐peninggalan Islam sejak jaman Wali Songo diantaranya Menara

Masjid Kudus telah menjadikannya sebagai tujuan wisata Ziarah.

(22) Pati, diceritakan perkembangan kota Pati pada masa Islam pada abad

ke‐15, perkembangan sastra masa Islam pada abad ke‐15. Latar sosialnya

adalah perkembangan kota Pati sebagai penghasil kapok terkemuka,

perkembangan ekonomi masa kolonial ketika masih beroperasi 3 pabrik

gula, dan kawasan hutan jati menyebabkan daerah ini sebagai daerah

pencuri kayu jati.

(23) Juwana, perkembangan kota Juwana sebagai bandar perdagangan Cina

pada abad ke‐18 sampai abad ke‐19, nasib orang‐orang Cina di Juwana pada

masa Orde Baru pada abad ke‐20. Latar sosialnya adalah adanya adat Peh

Cun (sedekah laut) karena Juwana adalah wilayah dengan komunitas

Tionghoa yang lumayan banyak, wilayahnya di pesisir Pantai Utara Jawa

sehingga banyak mengembangkan produksi garam, dan terdapat tempat

pelelangan ikan yang setiap tahun meningkat.

(24) Tuban, diceritakan tentang Ekspedisi Pamalayu dan berbagai

penaklukan Kubilai Khan pada abad ke‐13, perkembangan Tuban pada masa

Majapahit pada abad ke‐13 sampai abad ke‐15 sebagai Kadipaten Tuban,

penyebaran Islam di Tuban pada abad ke‐15, kondisi Tuban masa VOC pada

abad ke‐17 sampai abad ke‐18 sebagai kota yang terdapat pos‐pos

pergantian kereta pos yaitu Selogentong, Pakis, Bedahan, Sesan, Sambaran,

Ralangan, Deket, Gemining, Ambanggambang. Latar sosialnya adalah

Page 173: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 173

perkembangan perdagangan dan budaya di Tuban akibat hubungannya

dengan Cina buktinya terdapat peninggalan penting yaitu kelenteng Kwan

Sing Bio di Pantai sebelah barat kota Tuban.

(25) Gresik, diceritakan perkembangan Islam dan peninggalan‐peninggalan

Islam pada awal abad ke‐15, pembangunan Benteng masa VOC pada

pertengahan abad ke‐18, Hancurnya pelabuhan Gresik pada masa

pemerintah kolonial Belanda pada abad ke‐19. Latar sosialnya adalah

perkembangan kota Gresik dalam bidang ekonomi sejak masa Daendels

yaitu dijadikan sebagai daerah kerajinan “bedil” sebagai pengembangan dari

kerajinan kuningan dan perunggu, Gresik menduduki peringkat tertinggi

dalam kesejahteraan rakyat karena pelabuhannya sebagai pusat lalu lintas

perdagangan antar pulau dan Internasional, kerajinan rakyatnya mencapai

tingkat tinggi, Gresik juga terkenal perikanan terbaik di seluruh Jawa Timur

diantaranya menjadi sentra produksi bandeng, perkembangan ekonomi di

kota Gresik setelah masa kemerdekaan sangat pesat dengan dibangunnya

pabrik Semen Gresik yang disusul oleh industri‐industri besar lainnya antara

lain pabrik aspal, petrokimia, pabrik payung, pabrik roda kereta api yang

merupakan pertama di Indonesia dan Asia, pabrik diothyl phitalate (DOP),

bahan pembuat plastik yang merupakan pertama di Indonesia. Peninggalan‐

peninggalan Cina seperti kelenteng Cina Tua dan makam‐makam lama

seperti halnya makan Maulana Malik Ibrahim, makan Sunan Giri, dan

benteng VOC di Mangare semakin memperkaya budaya Gresik.

(26) Surabaya, diceritakan pertumbuhan kota Surabaya pada masa

penyebaran Islam abad ke‐15, pertumbuhan kota sejak portugis dan Spanyol

Page 174: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 174

masuk ke Nusantara pada abad ke‐16, pertumbuhan dan perkembangan

kota Surabaya masa Mataram dan VOC pada abad ke‐17 sampai abad ke‐18,

perjuangan rakyat Surabaya pada abad ke‐20 yaitu perjuangan melawan

Jepang, Belanda, dan pada masa revolusi kemerdekaan mempertahankan

kemerdekaan dari Inggris dan Sekutu. Latar sosialnya adalah perkembangan

prasarana ekonomi dan perdagangan Internasional karena letaknya di

pinggir pantai yang memiliki muara yang dapat menampung sungai‐sungai

besar dari pedalaman. Surabaya terkenal pula dengan tambak bandeng

secara turun temurun, namun sekarang mulai terdesak oleh pembangunan.

(27) Sidoarjo, diceritakan tentang pertumbuhan kota pada masa Hindu yaitu

abad ke‐12, pertumbuhan dan perkembangan kota masa pemerintah

kolonial Belanda pada abad ke‐18 sampai 19. Latar sosialnya adalah

perkembangan ekonomi rakyat yang menggantungkan pada hasil laut,

buktinya adalah hasil‐hasilnya kerupuk, petis, trasi, dan bandeng.

(28) Porong, diceritakan asal muasal nama Porong dan pertumbuhannya

pada masa Hindu pada abad ke‐11, pertumbuhan kota masa kolonial

Belanda abad ke‐19. Latar sosialnya adalah wilayahnya yang terkenal

dengan banjir sehingga dibangun proyek Brantas.

(29) Bangil, diceritakan pertumbuhan kota pada masa kolonial pada abad ke‐

19. Latar sosialnya adalah jumlah penduduk yang padat karena letaknya

strategis yaitu pusat lalu lintas yang menghubungkan Surabaya di utara,

Pasuruan di timur, dan Malang di selatan. Pertumbuhan ekonomi ditopang

oleh perkebunan kopi dan pabrik gula, serta di wilayah timur dan utara

terdapat tambak‐tambak perikanan rakyat.

Page 175: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 175

(30) Pasuruan, diceritakan pertumbuhan kota masa Kerajaan Surapati dan

VOC pada abad ke‐17 sampai abad ke‐18. Latar sosialnya adalah kesuburan

wilayah Pasuruan sehingga cocok untuk pertanian, perkebunan, peternakan,

dan kerajinan rakyat.

(31) Probolinggo, diceritakan pertumbuhan kota pada masa Majapahit pada

abad ke‐3, perkembangan kota pada masa VOC abad ke‐17 sampai 18,

pertumbuhan kota masa pemerintah kolonial Belanda dan Inggris pada abad

ke‐19 yang disertai dengan pemberontakan. Latar sosialnya adalah

perkembangan pendidikan dengan dibangunnya Kweekschool atau Sekolah

Pendidikan Guru, pertanian didukung tanah yang subur membuat

Kabupaten Probolinggo menjadi salah satu gudang besar Jawa Timur,

pertumbuhan dan perkembangan kota juga tidak lepas dari pembangunan

industri kertas koran di Leces yang produksinya melampaui kebutuhan

dalam negeri.

(32) Besuki, diceritakan pertumbuhan kota pada masa Tanampaksa pada

abad ke‐19 yang merupakan penghasil tembakau. Latar sosialnya adalah

terserapnya tenaga kerja di perkebunan tembakau Na‐Oogst yang sampai

sekarang tujuan ekspor utama adalah Bremen, Jerman.

(33) Panarukan, diceritakan pertumbuhan kota pada masa VOC abad ke‐17

sampai abad ke‐18 dengan pembangunan benteng, perkembangan kota

masa pemerintah kolonial Belanda pada abad ke‐19 tepatnya masa

Tanampaksa karena Panarukan adalah pengekspor penting kopi ke luar

negeri. Sejarah sosialnya adalah masuknya agama Kristen pada waktu

Portugis datang petengahan abad ke‐16, para wanita terutama janda

Page 176: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 176

mencari perlindungan gereja untuk menghindari pembakaran janda dan

menyelamatkan anak‐anaknya dari keyatim‐piyatuan. Pembakaran janda

merupakan tradisi lama dalam agama Hindu.

6) Sudut pandang (point of view)

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” menggunakan sudut

pandang orang pertama (first person point of view), dengan ‘Aku sebagai

tokoh utama karena si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah

laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri,

maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya.

Sudut pandang dalam novel ini dapat dilihat dari penggalan cerita berikut:

Tempat kelahiranku, Blora, tidak dilalui Jalan Raya Pos. Dalam liburan-liburan panjang aku suka bersepeda kemana-mana, antaranya menjelajahi ruas Jalan Raya Pos Rembang-Lasem, ruas jalan yang tak habis-habisnya kukagumi: lebar, bersih, diapit pepohonan asam rindang, dan lalulintas tak putus-putusnya. Bis Bromo dan Tan seperti tak lelah-lelahnya pulang-balik Surabaya-Semarang. Tak jarang berjam-jam kunikmati pemandangan jalan raya ini dari pojok utara Alun-alun Rembang. Kekagumanku mungkin sama waktu melihat Auto Bahm pertama kali di Jerman pada 1960. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 8)

….karena takut pada Ayah, hanya bila ia tidak kelihatan saja, aku baru berani membongkari perpustakaaanya. Dengan diam-diam kuambil majalah atau buku yang ada gambarnya. Dengan kemampuan bahasaku yang minim, teks-teks gambar kadang beberapa halaman aku bacai. Sekali waktu terdapat gambar Daendels. Nama yang sudah kukenal itu dengan sendirinya menarik untuk membaca keterangan tentangnya.” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 15)

Penggalan cerita lain yang dapat menerangkaan bahwa si “aku”

adalah tokoh utama adalah sebagai berikut:

Page 177: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 177

....belum lagi membaringkan badan perutku melintir. Piket menunjukkan tempat kamar kecil. Tempat itu gelap tak tembus pandang. Kaki menggerayangi tahta kakus. Begitu mendapatkan ketinggian langsung nongkrong. Aneh, barang buangan itu jatuh memantulkan bunyi minor. Membersihkan diripun tangan gerayangan mencari sumur. Dan waktu membasuh itu korek logam itu jatuh dari kantong celana. Curiga dengan suara minor aku kembali ke kakus. Sinar api korek itu?masyaallah, ternyata yang kuberaki bukan tahta kakus tapi tungku dapur. Dan kotoranku jatuh ke dalam periuk rendah yang masih ada sisa singkong rebus. Celaka ini bisa jadi tuduhan aku agen provokator, dan tembak menembak bisa terjadi dan bisa merembet jadi tembak menembak antara tentara lawan laskar. Kopralku kutarik dari tikar di pendopo markas. Sekali lagi kami melarikan diri” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 79.

7) Gaya Bahasa

Bahasa yang digunakan penulis dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” secara garis besar tidak menggunakan tata bahasa baku

sebagaimana dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Bahasa yang

hiperbola juga dipakai penulis untuk mengungkapkan hal-hal tertentu,

seperti terlihat dari penggalan cerita berikut: “Jalan Raya Pos Banten

Lama-Serang nampaknya seperti semasa Daendels, lebar 7 meter diapit

hamparan kehijauan, dengan puncak pohon-pohon kelapa yang

bersentuhan dengan langit” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 39). Gaya

bahasa lain adalah personifikasi, hal tersebut dapat dilihat dari penggalan

cerita berikut:

Baiklah, kita memasuki wilayah Priangan atau Parahyangan, tempat para hyang (leluhur atau dewa) bersemayam. Jalan Raya Pos menjurus ke tenggara sejauh kurang dari 10 kilometer sampai ke Ciawi di kaki Gunung Pangrangro. Menghindari kenaikan-kenaikan punggung gunung, Jalan Raya Pos membelok ke timur, menyusuri Ciliwung dan barang 12 kilometer kemudian sampai di Cisarua (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 60)

Page 178: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 178

Gaya bahasa yang digunakan penulis adalah gaya bahasa yang

sifatnya satire (sindiran), bahwa kita adalah bangsa kaya tapi lemah.

Bangsa yang sejak lama bermental diperintah oleh bangsa-bangsa lain.

Bangsa Indonesia dengan kondisi alam yang subur dan memiliki sumber

daya alam melimpah ternyata belum bisa bangkit karena telah dibiasakan

bermental diperintah oleh bangsa asing yang selama berabad-abad

berkuasa atas Indonesia. Mental itulah yang menyebabkan sebagian besar

pemimpin di Indonesia tidak berani mengambil keputusan, kurang bisa

mandiri, kurang memiliki inisiatif untuk memajukan bangsanya.

2. Sajian Data

a. Pesan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels”

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dalam novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” adalah peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di kota-

kota di Pantai Utara Jawa yang dilalui oleh pembangunan Jalan Raya Pos.

Pesan sejarah yang ingin disampaikan di awali dari kota dimana titik awal

pembangunan jalan.

1) Anyer

Pesan sejarah yang disampaikan penulis melalui cerita tentang kota

Anyer terdapat dalam penggalan cerita berikut:

....maka orang sudah tak sempat mengingat lagi bahwa tempat ini pernah menjadi medan perlawanan rakyat melawan Kompeni Belanda, baik sebelum maupun sesudah Daendels. Anyer secara tradisional adalah bagian dari Kesultanan Banten. Dan secara tradisional pula Kesultanan Banten dan rakyatnya melawan penjajahan asing. Anyer tak terkecuali. Terhadap bombardemen

Page 179: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 179

dengan merian Kompeni, rakyat bertahan di balik perbentengan dari batang-batang kelapa yang kenyal terhadap peluru meriam. Bila terdesak, dengan perahu-perahu kecil mereka menyeberang ke Pulau Sangiang atau meneruskan perlawanan ke Lampung, yang secara tradisional adalah bagian dari Kesultanan Banten” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 28).

Dari penggalan cerita di atas diperoleh bahwa pesan sejarah yang

hendak disampaikan adalah gigihnya perlawanan rakyat Anyer yang pada

waktu itu termasuk wilayah Kesultanan Banten untuk melawan kekuasaan

bangsa asing mulai dari Portugis pada abad ke-16, Kompeni Belanda

(VOC) pada abad ke-17, dan masa kolonial Belanda pada abad ke-18.

2) Cilegon

Pesan sejarah yang ingin disampaikan oleh penulis dari cerita

tentang kota Cilegon terdapat dalam penggalan cerita berikut:

sekitar 19 kilometer ke barat, Jalan Raya Pos sampai ke Cilegon. Juga tempat ini secara tradisional merupakan wilayah Kesultanan Banten dengan tradisi perlawanannya terhadap Kompeni dan kolonialisme. Sejarah tak dapat melupakan betapa terjadi pemberontakan rakyat pada 1887 dengan dibunuhinya penduduk Eropa termasuk Asisten Residennya” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 30).

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan yang ingin

disampaikan dari peristiwa sejarah di kota Cilegon adalah perlawanan

rakyat melawan kolonialisme Belanda. Perlawanan terhadap penindasan

bangsa asing tidak hanya bisa dilakukan oleh para pemimpin besar tetapi

juga oleh petani dan rakyat kecil terbukti dengan meletusnya

pemberontakan petani pada tahun 1887.

3) Banten

Page 180: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 180

Pesan sejarah yang hendak disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Banten terdapat dalam penggalan cerita berikut:

....persaingan antara Banten dan Batavia sebagai bandar dagang tak pernah menyusut. Jadi dalam pemerintahan van Imhoff, seorang gadis Arab, Fatimah, oleh Kompeni Belanda dipersembahkan pada Sultan Arifin dari Banten. Begitu diperistri, Fatimah langsung melancarkan aksi-aksinya sesuai dengan yang dikehenddaki Kompeni Belanda. Langkah pertama adalah mengajukan dakwaan pada Sultan bahwa putra mahkota Banten berniat hendak menyerbu istana, membunuh Sultan, dan mengangkat diri sendiri sebagai Sultan Banten. Karena percaya pada Fatimah tanpa pikir panjang putera mahkota ditangkap, diserahkan pada kompeni dengan permintaan dibuang ke Ambon. Dengan senang hati Kompeni mengabulkan....Rakyat Banten yang pendapatnya tentang Sultan baru tidak dipinta, menjadi marah dan meledak pemberontakan besar pada Oktober 1750. Terkena sekali pukul tentara Ratu Fatimah hancur. Juga bala bantuan Kompeni yang didatangkan dari Batavia, termasuk kesatuan-kesatuan artilerinya. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 34)

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari penggalan cerita di

atas menunjukkan bahwa sebagai seorang pemimpin haruslah selalu hati-

hati dan waspada terhadap segala kemungkinan yang direncanakan musuh.

Selain itu sikap tidak mudah percaya terhadap perkataan orang juga harus

dimiliki, sikap kritis melihat sesuatu dengan bukti penting untuk

mengantisipasi upaya musuh melancarkan politik pecah belah. Sultan

Banten adalah korban dari politik pecah belah yang dilancarkan Kompeni

Belanda.

4) Serang

Pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Serang terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Serang masih berada dalam wilayah (Karisedenan) Banten, ibukota Kabupaten Lebak. Tempat ini menjadi masyur dalam

Page 181: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 181

sejarah Indonesia. Di sini pengarang Belanda Multatuli mendapatkan inspirasinya untuk menulis karya abadinya, Max Havelaar, yang memberikan kesaksian historis betapa orang Jawa teraniyaya oleh penjajahan Belanda....di pihak lain karya tersebut membangkitkan kesadaran pada para intelektual Pribumi akan keadaannya sebagai rakyat jajahan, yang dengan landasan pengetahuan dari pendidikan Eropa yang mereka terima, berkembang menjadi semangat nasional....Serang, ibukota Kabupaten Lebak, juga melahirkan intelektual Pribumi pertama, Pangeran Ahmad Djajadiningrat. Pribumi pertama yang menamatkan HBS 5 tahun, juga pribumi pertama yang pernah duduk sebagai anggota Dewan Hindia, Pemerintah Agung Hindia, dan satu-satunya yang pernah menjadi delegasi Belanda di Volkenbond. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 38-39)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah pengaruh Politik Etis pada awal

abad ke-20 terhadap perkembangan kaum intelektual Pribumi di kota

Serang, ibukota Kabupaten Lebak. Perjuangan melawan kolonial Belanda

mulai dilakukan bukan lagi didominasi dengan senjata tetapi dengan

pendidikan. Para intelektual pribumi mulai masuk dalam birokrasi Belanda

dan memperjuangkan aspirasi untuk lepas dari kesengsaraan dan menjadi

bangsa yang merdeka.

5) Tangerang

Pesan sejarah yang akan disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Tangerang terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Jalan Raya Pos dengan sejumlah tikungan ke tenggara dan timurlaut sejauh lebih dari 50 kilometer membawa orang sampai ke Tangerang. Wilayah ini pernah jadi pemusatan pemberontak yang berhasil mengulingkan Ratu Fatimah, gadis Arab itu, dari Kesultanan Banten. Pemimpinnya yang kharismatik, Kyai Tapa, meluaskan perlawanannya terhadap Kompeni Belanda sampai ke seluruh Priangan, dan untuk waktu lama mengusik Tanampaksa kopi, darah hidup Kompeni....penduduk yang tidak berdaya secara hukum menghadapi persengkokolan kolonial dan tuantanah,

Page 182: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 182

melahirkan para jawara atau para jagoan sebagai kekuasaan tandingan, dengan aksi-aksinya, yang menurut aturan hukum yang berlaku adalah kriminal. Mereka membentuk gerombolan-gerombolan yang menganggu kemapanan kolonial dan tuantanah. Namun perlindungan pada tuantanah tetap lebih unggul berbanding para jawara dengan gerombolannya. Tradisi jawara tanpa tuantanah dalam era kemerdekaan nasional menjadi sumber kriminalitas. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 40-41)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah perubahan sosial yang terjadi di

Tangerang pada abad ke-19 sampai abad ke-20 diakibatkan kesewenang-

wenangan pemerintah kolonial dan tuantanah terhadap rakyat. Perubahan

sosial ini terlihat dari munculnya para jawara yang melakukan tindakan-

tindakan kriminal untuk menganggu para tuantanah dan Pemerintah

Kolonial Belanda. Tindakan kriminal adalah cara mereka untuk

melakukan perlawanan dengan caranya sendiri, meskipun sebagian besar

gerakan disebabkan oleh faktor ekonomi.

6) Batavia

Pesan sejarah yang akan disampaikan penulis dari cerita di kota Batavia

terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Batavia berpenduduk multi‐rasial dan multi‐etnis sejak didirikan oleh Coen. Para tawanan perang tinggal di kamp‐kamp tawanan yang terbagi ras dan etniknya seperti kampung Bali, Kampung Jawa, Kampung Ambon, Kampung Bandan (mestinya: Banda), Bahasa Arab, Kampung Koja, Kampung Melayu, Kampung Bugis. Sebagian budak‐budak India yang dibebaskan Kompeni dinamakan Mardijkers, sedangkan orang‐orang Tionghoa yang berhasil menembus kebebasannya dan membangun Kampung Cina sendiri yang lebih terkenal dengan Pecinan. Pengertian Kamp ini kemudian diserap dalam bahasa Melayu/Indonesia menjadi kampung. Pergaulan antar‐ras dan antar‐etnik melahirkan lingua franca Melayu‐Betawi, juga apa yang kelak dinamai seni dan

Page 183: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 183

budaya Betawi yang mempunyai kecenderungan Tionghoa terutama dalam musik dan tari. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 48). Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah yang

ingin disampaikan penulis adalah menjelaskan multikultural di Batavia‐Jakarta

mulai abad ke‐17. Awalnya Batavia adalah pusat kamp tahanan yang berasal dari

berbagai suku bangsa yang berbeda. Munculnya budaya Betawi adalah satu

wujud akulturasi antar budaya karena adanya saling penghargaan antar masing‐

masing budaya yang berbeda sehingga melahirkan budaya baru.

7) Meester Cornelis/Jatinegara

Pesan sejarah yang akan disampaikan penulis dari cerita di kota Meester

Cornelis atau Jatinegara terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Semasa kekuasaan Kompeni Belanda, Meester Cornelis terdiri sepenuhnya atas tanah‐tanah swasta, dan pada pokoknya diperuntukkan perkebunan kelapa dan pertanian sawah, dan juga perkebunan tebu sebagai keluarbiasaan. Setelah Batavia memindahkan pusat pertahanan Batavia, tempat ini menjadi kota militer dengan tangsi‐tangsi besar dan pernah juga terdapat sekolah militer, yaitu kursus pendidikan perwira, dan sekolah teknik pembikinan senjata. Belanda juga mendirikan penjara pusat sipil yang besar di cipinang dan rumah tahanan luarbiasa Bukit Duri. (Pramoedya Ananta, 2005: 53)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah terjadinya perubahan tata kota di

Jatinegara yang semula berupa tanah-tanah partikelir (tanah milik swasta)

yang diperuntukkan untuk perkebunan berubah menjadi pusat militer dan

penjara pada abad ke-19. Berubahnya Jatinegara sebagai pusat pendidikan

militer (kursus pendidikan perwira dan teknik pembuatan senjata)

Page 184: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 184

membuat peranannya semakin besar dan strategis selama masa kolonial

Belanda.

8) Depok

Pesan sejarah yang akan disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Depok terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Depok sendiri semasa Kompeni Belanda alias VOC milik C. Chastelein, anggota Dewan Hindia alias Pemerintahan Agung Hindia, yang dibelinya 100 ringgit. Dengan surat wasiat tertanggal 13 Maret 1714 tanah swastanya ia serahkan kepada budak-budak beliannya yang beragama Kristen dan keturunannya, dengan syarat dengan selama-lamanya tanah tersebut menjadi milik dan garapan bersama, tanpa boleh dijual, disewakan, atau digadaikan. Syarat lain yang disebutkan adalah tak bolehnya orang Tionghoa tinggal di situ, tak boleh jual beli candu dan berjudi. Para budak yang dibebaskan berasal dari Bali, Sulawesi, dan Timor, dan lain-lain, sejumlah kira-kira 200 orang. Mereka juga diperlengkapi dengan sekitar 300 sapi, dan dua perangkat gamelan, serta 50 tombak berhiasan perak, dan sejumlah barang lain...dari masyarakat di luarnya mereka menuntut dipanggil “tuan’ seperti terhadap orang-orang Eropa. Untuk meningkatkan kekristenannya, pada Januari 1879 dibuka sebuah seminari. Dimulai dengan jatuhnya Hindia Belanda pada 1942, lebih-lebih semasa revolusi yang bersambung dengan kemerdekaan nasional, keeksklusifan masyarakat Kristen Depok tidak dapat bertahan terhadap perubahan politik. Juga status tanah mereka sudah tak bisa dipertahankan sesuai dengan surat wasiat Chastelein. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 55).

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah perubahan sosial masyarakat bekas

budak dan keturunannya di kota Depok pada abad ke-19. Sebagai akibat

dari pengkristenan yang diupayakan Belanda di wilayah jajahannya,

Chastelein sang pemilik tanah merelakan tanahnya untuk para budak yang

beragama Kristen. Tujuannya agar masyarakat beragama Kristen semakin

meningkat. Diberikannya tanah menjadikan kedudukan dan status para

Page 185: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 185

budak naik, tidak lagi menjadi budak tetapi berubah menjadi tuantanah

sehingga mereka meminta untuk dipanggil tuan layaknya orang Eropa.

9) Biutenzorg/Bogor

Pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Bogor terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Wilayah ini juga terkenal dengan tingginya curah hujan rata-rata dalam setahun 432 cm, sehingga kota Buitenzorg/Bogor mendapat julukan Kota Hujan. Kenyamanan udara membuat warga ibukota negara suka melarikan diri ke wilayah sini di waktu-waktu liburan. Disamping itu juga membuat terkenal adalah batu bertuliskan bertahun 1355 Saka (1433 Masehi) dengan inskripsi dalam bahasa Sunda Kuno dan batu dengan gambar dua tapak kaki di sampingnya. Karena kehadiran batu-batu tua tersebut, tempat keberadaannya dinamai Batutulis. Barang dua abad sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Jawa, Buitenzorg/Bogor menurut penyelidikan yang makin lama makin menentu merupakan ibukota Kerajaan Padjajaran, bernama Pakuan, didirikan pada 1355 Saka atau 1433 Masehi, sebagaimana tertulis dalam Batutulis tersebut. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 57)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah pertumbuhan dan perkembangan

kota Bogor dari masa Hindu, masa kolonial Belanda, sampai masa

Indonesia merdeka. Bogor sebagai kota yang diidamkan sebagai tempat

hunian karena kenyamanannya. Masa Hindu, Bogor diketahui sebagai

ibukota Kerajaan Padjajaran pastilah kota sebagai ibukota kerajaan adalah

kota yang nyaman. Masa kolonial Belanda dibangun rumah gubernur

jenderal dan Kebun Raya Bogor, ini menunjukkan bahwa Bogor adalah

tempat tinggal dan peristirahatan yang nyaman bagi orang-orang Belanda.

Sampai sekarang Bogor tetap menjadi tujuan wisata masyarakat ibukota

yang ingin mencari kenyamanan.

Page 186: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 186

10) Priangan

Pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Bogor terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Baiklah, kita memasuki wilayah Priangan atau Parahyangan, tempat para hyang (=leluhur atau dewa) bersemayam. Jalan Raya Pos menjurus ke tenggara sejauh kurang dari 10 kilometer sampai ke Ciawi di kaki Gunung Pangrangro. Menghindari kenaikan-kenaikan punggung gunung, Jalan Raya Pos membelok ke timur, menyusuri Ciliwung dan barang 12 kilometer kemudian sampai di Cisarua....Ruas Jalan Raya Pos Cisarua-Cugeneng, sepanjang 22 kilometer memotong punggung utara Gunung Pangrango, Kompeni menamainya waktu itu gunung-gunung Biru. Sewaktu jalan raya ini dibikin Cisarua adalah milik tuan tanah Riemsdijk. Dan justru di sini jalan raya itu mulai menanjak. Tak dapat dibayangkan berapa banyak korban berjatuhan karena kecelakaan, kelelahan, kehabisan tenaga, atau kelaparan. Ini adalah benar-benar pembikinan jalanan baru, tidak sekedar melebarkan. Pada waktu itu belum jadi kebiasaan menggunakan dinamit. Punggung gunung yang terjal berlipat-lipat itu harus dipapras dengan tenaga manusia. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 61)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah pada saat pembangunan Jalan Raya

Pos melewati Priangan telah menelan banyak korban jiwa penduduk

pribumi. Medan yang berat untuk menembus gunung membuat rakyat

tidak kuat karena kelaparan maupun kecelakaan, pembangunan jalan di

wilayah Priangan merupakan jalan baru bukan hanya sekedar melebarkan

sehingga beban kerja rakyat sangat berat.

11) Cianjur

Pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Cianjur terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Baru sekali kusinggahi tempat ini, hanya karena kebetulan bertemu dengan salah satu bekas tapol, salah satu pendiri Lekra yang

Page 187: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 187

sebelum peristiwa 30 September 1965 dipecat dari semua jabatan organisasi....tentu saja, eks tapol memang telah dibikin tak punya kepastian hukum sejak dirampas kebebasannya oleh Orde Baru. Lebih dari itu: kekalahan dan kemenangan di pengadilan pun bukan soal. Soalnya adalah benar atau tidak benar. Adil atau tidak adil. Dan mungkin aku boleh percaya bahwa ia masih tetap tegar. Tanpa ketegaran, sudah lama tapol atau eks tapol mati merana. Dan mungkin justru itu yang dikehendaki Orde Baru atau Horde Baru. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 62)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah pembunuhan karakter terhadap tokoh-

tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. Lekra

sebagai salah satu organisasi kesenian PKI pada masa Orde Baru harus

dibubarkan, termasuk para tokoh-tokoh dan pengikutnya yang selama

pemerintahan Soeharto banyak mendapatkan ketidakadilan dengan

dijadikan tapol tanpa proses peradilan.

12) Cimahi

Pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dari cerita tentang

kota Cimahi terdapat dalam penggalan cerita berikut berikut:

Sebelum 1913 tempat ini bernama Cikolot. Perubahan nama ini terjadi semasa pemerintahan Gubernur Jenderal van Heutsz di Bandung dibangun tempat pemusatan tentara Hindia dan di Cikolot dibangun tangsi besar KNIL dengan rumah sakit militer yang juga besar. Sejak itu Cimahi menjadi kota militer....Dalam ngomong-ngomong dengan mereka seorang prajurit bercerita tentang banyaknya garong merajalela di sekitar. Yang dimaksudkan adalah kelompok bersenjata-bersenjata yang tidak bergabung dengan tentara dan laskar. Dalam vakum kekuasaan, mereka melakukan perampokan di mana saja bila dianggap tidak ada penjagaan tentara atau laskar. Biasanya mereka bersenjata api pendek. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 63)

Dari penggalan cerita di atas, pesan sejarah yang ingin

disampaikan adalah perubahan sosial kota Cianjur menjadi kota militer.

Page 188: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 188

Selain itu, terjadi kekacauan keamanan di Cimahi yang dilakukan oleh

kelompok-kelompok bersenjata. Kelompok ini oleh orang Cimahi disebut

dengan garong (gabungan romusaha ngamuk) pada masa Revolusi

Kemerdekaan. Garong merupakan kelompok yang orientasi utama pada

ekonomi sehingga menganggu keamanan dan ketentraman penduduk

maupun orang-orang Belanda.

13) Bandung

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dalam ceritanya tentang

kota Bandung terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Kota Bandung sendiri semasa masa kolonial dimashurkan sebagai Parijs van Java, juga pusat kemiliteran abad 20....Bandung, ibukota Priangan, semasa era kemerdekaan nasional juga mashur di dunia, sebagai ibukota Asia-Afrika, karena disinilah untuk pertama kali diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika, 1955....Bandung juga terkenal sebagai kota ‘Lautan Api’ karena semasa Revolusi kota ini menjadi ‘Lautan api’ dalam mempertahankan kemerdekaan nasional. Priangan si Jelita yang ribuan tahun hidup dalam kedamaian nyatanya tak segan berlumuran dan terbakar demi kemerdekaan nasional. Setiap orang Indonesia kenal lagu revolusi Halo-halo Bandung itu. Sekali-kali juga diperdengarkan di forum-forum internasional. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 65)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah peranan kota Bandung pada masa

revolusi fisik tahun 1945-1950. Kota Bandung juga berperan penting

dalam perpolitikan internasional seperti pernah menjadi tuan rumah

penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Masa Orde Baru

peranan kota ini juga mencolok terutama sebagai pusat militer pemerintah.

14) Sumedang

Page 189: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 189

Pesan sejarah yang disampaikan oleh penulis dari cerita tentang

kota Sumedang terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Daendels dalam pembangunan Jalan Raya Pos menghadapi banyak kesulitan dengan penguasa Pribumi setempat terutama dalam melaksanakan bagian Cadas (Jurang) Pangeran. Penduduk Sumedang bangga terhadap perlawanan ini. Untuk mengenangnya telah didirikan patung Pangeran Kornel berhadapan dengan Daendels. Dalam berjabat tangan, Pangeran Kornel memberikan tangan kirinya sedang tangan kananya memegang hulu keris. Dalam pembikinan inilah untuk pertama kali ada angka jumlah kurban yang jatuh 5.000 orang. Bahwa angka yang diberikan begitu bulatnya telah menunjukkan tidak rincinya laporan, hanya taksiran. Mungkin kurang, mungkin lebih. Setidak-tidaknya ini adalah genosida tidak langsung demi pembangunan, demi kelangsungan penjajahan dan kebesaran, kekayaan dan kemajuan Eropa....Genosida tak langsung dilakukan kekuasaan Belanda di Hindia setelah usai Perang Jawa 1825-1930. Akibat perang besar selama 5 tahun itu Hindia Belanda bangkrut, dan kebangkrutannya membikin Nederland mengalami krisis keuangan. Gubernur Jenderal Van den Bosch memberlakukan Tanampaksa atau Cultuurstelsel. Tak lain dari petani yang dikerahkan untuk kerjapaksa. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 70-71)

Dari penggalan cerita di atas, pesan sejarah yang disampaikan

penulis adalah politik kolonial Belanda telah menimbulkan kesengsaraan

bagi rakyat. Kebijakan masa Dandels maupun Tanampaksa telah membuat

banyak korban meninggal, peristiwa itu oleh penulis dikatakan sebagai

“genosida tidak langsung”. Selain itu, pesan sejarah yang lain adalah

perlawanan penguasa Pribumi dan rakyat melawan segala penindasan oleh

Daendels maupun pemerintah kolonial Belanda. Pangeran Kornel

merupakan tokoh legendaris yang telah menjadi simbol perlawanan rakyat

Sumedang. Perlawanan itu dikenang sebagai peristiwa Cadas Pangeran.

15) Cirebon

Page 190: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 190

Pesan sejarah yang disampaikan oleh penulis dari cerita tentang

kota Cirebon terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Dalam peralihan Hindu ke Islam, Cirebon menempati lembaran penting dalam sejarah Indonesia yang tak dapat lepas dari nama anumerta: Sunan Gunungjati. Malah ia dipercaya sebagai pendiri Cirebon. Sebenarnya ia adalah seorang Arab yang pada mulanya bermukim di tengah-tengah masyarakat pedagang Pribumi yang telah memeluk Islam. Namanya yang panjang, Syeh Nuruddi Ibrahim Ibn Maulana Israel....Para sultan Cirebon dipercaya keturunan penyebar Islam ini....pada abad ke-18 sejak 1719 bahkan sampai 1805 wilayah Cirebon dilanda keresahan yang nampak tak ada akhirnya: kegagalan panen, wabah pes, bencana kelaparan, perampokan, dan penjarahan, dan dengan sendirinya pembunuhan. Di bawah pimpinan Mirsa, rakyat yang menganggap Kompeni, sultan, dan penduduk Tionghoa sebagai biang keladi kesengsaraan mereka, memberontak. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 76)

Dari penggalan cerita di atas pesan sejarah yang disampaikan

penulis adalah proses Islamisasi di kota Cirebon yang mengakibatkan

peralihan dari Hindu ke Islam pada abad ke-18. Selain itu, perlawanan

Pribumi terhadap penindasan sultan yang sewenang-wenang, Kompeni

Belanda, dan Penduduk Tionghoa karena ketiga kelompok besar itu

dianggap sebagai pihak yang menyebabkan kesengsaraan rakyat. Bentuk

perlawanan dilakukan rakyat dengan berbagai cara diantaranya

perampokan, penjarahan, dan pembunuhan. Perlawanan-perlawanan itu

digunakan sebagai simbol menentang semua kebijakan kolonial dan

perdagangan penduduk Tionghoa.

16) Brebes

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Brebes terdapat dalam penggalan cerita berikut;

Page 191: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 191

Kali Pamali yang memungkinkan wilayah Brebes menjadi daerah gula, mengairi sejumlah besar kebun dan tebu dan berdirinya tiga pabrik gula. Satu pabrik di antaranya berdiri di ketanggungan Barat, semasa kolonial sebuah tanah swasta. Letnan Gubernur Jenderal Raffles menghadiahkannya pada seorang bupati Brebes yang berjasa kepadanya. Sebagian tanah tersebut kemudian ditebus kembali oleh pemerintah kolonial sedang sisanya telah pecah-belah dijual pada perorangan. (Pramoedya, 2005: 80)

Dari penggalan cerita di atas pesan sejarah yang disampaikan

penulis adalah pertumbuhan dan perkembangan kota Brebes. Tanah yang

sekarang menjadi kota Brebes adalah tanah milik swasta pada masa

kolonial Belanda abad ke-19. Tanah itu berubah status pada masa Inggris

pimpinan Raffles, karena Brebes (sekarang) dahulunya adalah tanah

pemberian Raffles kepada bupati yang telah berjasa kepadanya.

17) Tegal

Pesan sejarah yang disampaikan oleh penulis dari cerita tentang

kota Tegal terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….baik sebelum maupun setelah ofensif Mataram ke Batavia, 1629, Tegal adalah gudang beras Jawa Tengah, dan memasok ke bagian timur Nusantara. Juga dalam mengekspornya, para pedagang antar pulau selalu harus waspada terhadap bajak-lanun....konon orang Tionghoa sudah bermukim di kota bandar ini sejak sebelum abad ke-10. Bisa dipercaya karena posisi Tegal sebagai gudang beras, dan sampai bangkrutnya VOC dan berganti jadi Hindia Belanda....dalam ofensif Mataram pada 1628 dan 1629 Tegallah yang diperintah Mataram menyediakan beberapa kapal pengangkut dan panglima sekaligus....Tegal tak dapat dipisahkan dari peristiwa sejarah yang sebagai kelanjutan dari jatuhnya Laut Jawa ke tangan Kompeni, juga merasuknya ke pedalaman wilayah Kerajaan Jawa. ....terhalau oleh pasukan Trunojoyo yang seperti air bah menerjang dari Surabaya ke Mataram, ditinggalkan oleh para pangeran dan perabot kerajaan, Amangkurat melarikan diri ke utara....ia menuju Tegal meminta bantuan VOC. Itu terjadi pada 1677. Sebelumnya, pada tahun itu juga benteng yang dibangun trunojoyo di surabaya jatuh ke tangan Belanda pada 13 April 1677. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 82-83).

Page 192: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 192

Dari penggalan cerita di atas, disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah peranan kota Tegal pada masa Kerajaan

Mataram abad ke-17 yaitu sebagai gudang beras dan penyedia kapal

pengangkut prajurit pada saat Mataram berusaha menyerang Kompeni di

Batavia. Pesan sejarah lain yang disampaikan bahwa Tegal adalah tempat

palarian Amangkurat dari Mataram setelah pemberontakan Trunojoyo

pada abad akhir abad ke-17.

18) Pekalongan

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Pekalongan terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Sudah semasa Daendels wilayah Pekalongan berpenduduk jauh lebih rapat dari wilayah-wilayah lain. Pada 1743, wilayah ini melalui perjanjian antara VOC dengan Paku Buwono II jatuh ke tangan Belanda. Demikian juga sepanjang pesisir utara sampai ke Pasuruan di Jawa Timur....di dalam kota, ibukota, berdiri Monumen 3 Oktober 1945, antara pemuda bersenjata tajam dan berbambu runcing melawan tentara Jepang dan Kempetei yang bersenjata api. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 85)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah jatuhnya seluruh pesisir utara pantai

Jawa sampai Pasuruan Jawa Timur kepada Belanda tidak terkecuali

Pekalongan pada pertengahan abad ke-18. Pesan lain yang disampaikan

adalah perjuangan rakyat Pekalongan melawan Jepang masa Revolusi

Kemerdekaan pada Oktober 1945. Dengan senjata yang tradisonal, rakyat

Pekalongan tetap maju berjuang melawan Jepang yang memiliki

Page 193: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 193

persenjataan modern. Bentuk perjuangan rakyat yang harus dijadikan

inspirasi bagi generasi bangsa.

19) Semarang

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Semarang terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Para sejarawan Cina dan Indonesia juga belum mendapat kesepakatan, toh Semarang tak bisa dilepaskan nama Sam Po Toa Lang atau Cheng Ho atau Cheng He, Laksamana besar Cina yang dengan armada besar dari 26 wakang (kapal layar besar) dengan 1000 awak setiap kapalnya melakukan pelayaran 7 kali ke barat Cina dalam abad ke-15....setelah jatuh ke tangan VOC atau Kompeni Belanda pada Januari 15 Januari 1678, maka mulai 1743 Semarang menjadi tempat kedudukan Gubernur Pantai Utara-Timur Jawa. Semasa Daendels menjadi kedudukan kepala Landrostambt, dan semasa Raffles menjadi kedudukan Residen...Itu semasa Jepang. Semasa Revolusi tentu lain lagi, dua bulan setelah Proklamasi, tepatnya 14 Oktober, Jepang menolak menyerahkan senjatanya pada para pemuda. Dan itu pertikaian bersenjata. Pertempuran dengan Jepang tidak hanya terjadi di kota, juga merambah ke tempat-tempat di luar dan sekitarnya....Peringatan pertempuran 5 hari diabadikan dalam Monumen Tugu Muda di depan Gedung Lawangsewu, sedang gedung Kompetei di Simpanglima kini dijadikan museum Kodam IV Diponegoro. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 89)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah Semarang mmerupakan daerah tujuan

pendaratan ekspedisi Cina di pulau Jawa karena nilai strategis pelayaran

dan perdagangan yang dimilikinya pada abad ke-15. Nilai sejarah lain

yang ingin disampaikan adalah perkembangan dan fungsi kota Semarang

masa VOC dan Raffles sebagai kota pusat kekuatan VOC dan kolonial di

pulau Jawa setelah Batavia. Perjuangan rakyat dan para pemuda di kota

Semarang masa Revolusi Kemerdekaan dengan adanya perlawanan

Page 194: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 194

terhadap Jepang yang diperingati melalui Monumen Tugu Muda juga

disampaikan sebagai pesan sejarah.

20) Demak

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dalam cerita kota Demak

terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Melemah dan berantakannya Majapahit memberi kesempatan pada Demak untuk muncul sebagai Kerajaan Islam pertama di Jawa. Rajanya, yang selama ini dianggap Raden Patah (dari Fattah, yang berarti kemenangan), berasal dari koloni Cina di Palembang. Semula ia bernama Jin Bun....Boleh jadi semasa raja pertama Demak kota ini merupakan pelabuhan sebagaimana halnya dengan kota Jepara, mengingat kerajaan ini berorientasi ke laut. Malah salah seorang putera tertua, yang oleh Portugis dikenal dengan nama Pati Unus, pada 1512 telah menyerang Portugis di Malaka, dan kalah. Lima tahun setelah itu raja pertama Demak wafat....Pajang menderita kekalahan mutlak pada tahun 1604. Lebih seabad kemudian, pada 1746, Demak berada dalam kekuasaan Kompeni Belanda, VOC, dan abad selanjutnya pada 1848/49 Demak sebagai kabupaten dengan penduduk 336.000 jiwa; karena genosida tidak langsung Cultuurstelsel alias Tanampaksa, dua pertiga penduduknya tewas.... Sewaktu Daendels melanjutkan usahanya mnghubungkan Semarang dengan Demak, medan sangat sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga sebagian daripadanya adalah laut pedalaman, atau teluk-teluk dangkal. Walau angka-angka tidak pernah dilaporkan, mudah diduga berapa banyaknya pekerja paksa yang kelelahan dan lapar itu menjadi makanan empuk malaria yang ganas itu. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 94)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis tentang kota Demak antara lain, sejarah awal

mula Kerajaan Demak yaitu masa pemerintahan Raden Patah pada abad

ke-15, sejarah perlawanan Kerajaan Demak melalui Pati Unus terhadap

keberadaan Portugis di Malaka karena dianggap sebagai saingan dagang

pada awal abad ke-16, sejarah Demak pada masa dikuasai oleh pemerintah

Page 195: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 195

kolonial Belanda melalui kebijakan Cultuurstelsel pada abad ke-19. Masa

Cultuurstelsel inilah rakyat Demak menderita kelaparan karena lahan

tanaman padi harus diganti tanaman yang berorientasi pada ekspor yaitu

tebu. Pesan sejarah yang utama adalah beratnya medan berupa rawa-rawa

yang harus dilalui pada saat pembangunan Jalan Raya Pos menyebabkan

banyak rakyat meeninggal, terutama akibat malaria.

21) Kudus

Pesan sejarah yang ingin disampaikan oleh penulis dari cerita

tentang kota Kudus terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Barang 22 kilometer arah serong ke timurlaut Jalan Raya Pos sampai ke Kudus, sebuah nama yang berasal dari bahasa Arab yang berarti: bersih, suci, murni. Sudah dari namanya orang sudah menduga bahwa kota ini menempati matarantai penting dalam penyebaran matarantai penting dalam penyebaran Islam tingkat pertama di Jawa. Dan memang tidak keliru. Disini pada abad ke-16, Sunan Kudus berkedudukan, bukan hanya sebagai penyebar Islam, juga sebagai politikus yang ikut memainkan kekuasaan dalam Kerajaan Demak….yang paling mengesankan pendatang adalah menara (minaret) masjid Kudus, sedang bagi penduduk setempat adalah makan Pangeran atau Sunan Kudus….Kudus juga memiliki pabrik gula dari golongan tertua di Jawa, yaitu Rendeng. Berarti perkebunan tebu sudah berkembang pada abad 19”. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 95)

Dari penggalan cerita di atas pesan sejarah yang disampaikan

penulis dari kota Kudus antara lain, sejarah penyebaran Islam di Kudus

yang dilakukan oleh salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kudus pada abad

ke-16 dan sejarah praktek pelaksanaan Cultuurstelsel atau Tanampaksa

pada abad ke-19 oleh pemerintah kolonial Belanda yang dampaknya

adalah munculnya pabrik-pabrik tebu di wilayah Kudus

22) Juwana

Page 196: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 196

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Juwana terdapat dalam penggalan cerita dari kutipan berikut:

….semula kota ini berkembang pesat sebagai kota Bandar dan kota dagang. Banyak penduduknya terutama yang Tionghoa menjadi kaya-raya berkat perdagangan dan penyaluran candu untuk konsumsi setempat maupun diteruskan ke pedalaman. setelah pemerintah kolonial memonopolinya, proses kemunduran berjalan dengan cepat. Pembukaan jalan kereta api Semarang-Juwana membuat pengangkutan melalui laut beralih ke darat. Juga di bidang administrasi mengalami kemerosotan. Semula berstatus keasisten-residenan, kemudian tinggal jadi kabupaten dan mulai 1 Januari 1902 tinggal jadi distrik atau kawedanan. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 99)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang ingin disampaikan penulis adalah sejarah kota Juwana sebagai kota

perdagangan pada masa kolonial Belanda abad ke-19 yang didominasi

oleh penduduk Tionghoa. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangn kota

yang diwarnai hubungan pertentangan Tionghoa dengan kolonial setelah

Perang Cina abad ke-18 menjadi pesan sejarah lain.

23) Rembang

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Rembang terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….teluk ini sejak dahulu menjadi tempat galangan kapal. Armada Pati Unus, yang menyerang Portugis ke Malaka pada 1 Januari 1513, nampaknya juga dibuat disini. Serangan itu memang dipatahkan Portugis….Rupa-rupanya di Teluk Rembang ini juga dibangun armada-armada Ratu Kalinyamat untuk membantu para pejuang yang melawan Portugis. Mula-mula membantu Johor pada 1550 dalam penyerangan ke Malaka, kemudian membantu Aceh pada 1573 dan 1574. Diperkirakan di Teluk Rembang armada Trenggono dibikin. Ratusan perahu dengan membawa ribuan prajurit yang dikirimkan untuk mengislamkan Pasuruan di Jawa Timur, yang berakhir dengan kekalahan. Meriam-meriamnya tidak

Page 197: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 197

berdaya menghadapi penduduknya yang mengukuhi Shiwaisme. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 11)

Dari penggalan cerita di atas, pesan sejarah yang disampaikan

penulis adalah sejarah peranan kota Rembang sebagai pusat armada perang

pada saat Kerajaan Demak menyerang Portugis di Malaka pada abad ke-

16. Tujuan penyerangan adalah demi kepentingan perdagangan pada abad

ke-16, armada Ratu Kalinyamat saat menyerang Portugis dan membantu

sesama kerajaan Islam pada abad ke-16. Serta peranan kota Rembang

dalam proses Islamisasi Pasuruan masa Sultan Trenggono pada abad ke-

16, meskipun berakhir dengan kegagalan.

23) Tuban

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Tuban terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….dari pelabuhannya ini, pada 1275, Raja Singasari, Kertanegara, mengirimkan ekspedisi militer Pamalayu untuk menaklukan wilayah-wilayah Sumatera dan Singapura yang dulunya bernama Tumasik. Tujuan penaklukan adalah untuk menanggulangi ekspansi pengaruh Kubilai Khan dari Utara.…Raja Mongol dari Kerajaan Langit, ternyata tidak dapat dibendung. Berkali-kali sejak 1276 ia mengirimkan utusan kepada Kertanegara agar sendiri datang mengadap Beijing. Utusan terakhir telah meluapkan kemarahannya sehingga tak segan-segan ia menciderai wajah sang utusan….Kerajaan mengirimkan ekspedisi penghukuman dengan kekuatan 20.000 prajurut Mongol, Cina, dan Tar, diangkut dengan 1.000 kapal….sesampainya di Singasari ternyata Kertanegara telah tewas akibat pemberontakan raja bawahannya dari Kediri, Jayakatwang. Menantu Kertanegara menggunakan balatentara Kubilai Khan untuk menyerang Kediri….itulah yang kemudian menjadi raja pertama Majapahit….munculnya nama baru ini berkat diangkatnya kawan seperjuangan Wijaya menjadi adipati mancanegara Tuban….pengangkatan tersebut terjadi pada 1293….tidak puas dengan hanya mendapatkan wilayah kadipaten di luar kekuasaan langsung, Ranggalawe yang menjadi tulang punggung berdirinya Majapahit, karena tak diangkat menjadi

Page 198: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 198

mahapatih, angkat senjata dan berontak….tujuhpuluh lima kilometer ke timur, Jalan Raya Pos mencapai Sidayu atau Sedayu. Semasa VOC diantara dua kota tersebut terdapat pos-pos pergantian kereta pos, yaitu Silogentong, Pakis, Bedahan, Sesan, Sambaran, Ralangan, Deket, Gemining, Ambangambang dan lain-lain. Namun tempat-tempat tersebut tinggal jadi desa atau dusun pantai Kabupaten Lamongan, yang telah kehilangan artinya yang penting dan terhapus dari peta. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 101).

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis dari penuturannya tentang kota Tuban antara

lain, sejarah Tuban sebagai kota Pelabuhan pada masa Kerajan Singasari

pada abad ke-13, sejarah munculnya Kerajaan Majapahit yang didirikan

oleh Raden Wijaya pada abad ke-13, dan pemberontakan Ranggalawe

kepada Majapahit karena ketidakpuasan terhadap jabatan yng diterimanya

hanya sebagai Adipati Mancanegara Tuban. Selain itu, pesan sejarah lain

adalah pertumbuhan dan perkembangan kota Tuban semenjak jaman VOC

sampai dengan kondisi yang sekarang. Secara garis besar pesan yang

ingin disampaikan adalah peranan penting kota Tuban semasa jaman

tengah dalam sejarah Jawa.

24) Gresik

Pesan sejarah yang disampaikan oleh penulis dari cerita tentang

kota Gresik terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….Gresik sebuah kota tua, juga Bandar tua pada selat yang memisahkan Jawa dari Madura. kota ini juga masyhur karena adanya makam Malik Ibrahim, yang ada batu nisannya terpahat kata-kata antara lain: wafat pada hari Senin, hari kedua pada bulan Rabiul awal tahun 822 atau tahun 1419 Masehi….dalam rangka Pan Islamisme alamiah, yaitu perlawanan para pedagang Islam terhadap hegemoni laut Spanyol dan Portugis, yang di Jawa berbetuk penyebaran agama Islam pada tingkat awal, Malik

Page 199: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 199

Ibrahim dipromosikan sebagai wali pertama yang menyebarkan Islam….semasa Daendels, kota yang masyhur akan kerajinan kunigan dan perunggu ini disulap menjadi sentra pembikinan bedil, seiring dengan Semarang yang disulap menjadi produsen peluru. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 105-106)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah sejarah masuknya Islam di wilayah

Gresik yang diperkirakan abad ke-15 dengan ditemukannya makam Malik

Ibrahim, sejarah perlawanan para pedagang Islam terhadap ancaman

perdagangan dari Spanyol dan Portugis pada abad ke-16. Selain itu pesan

sejarah yang lainnya adalah pertumbuhan dan perkembangan kota pada

masa Daendels yaitu abad ke-19 yang berubah menjadi pusat kerajinan

senjata atau ‘bedil’.

25) Surabaya

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota Surabaya terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….kemajuan kehidupan Surabaya terhenti dan kemudian surut dengan munculnya Portugis dan Spanyol yang telah merajai lautan dan menghalau para pedagang Asia/Islam. Kemunduran ini kemudian diakhiri dengan pukulan kematian dari pedalaman. Seorang raja pedalaman yang tebelakang, yang hanya tau berkuasa, kelak terkenal dengan gelarnya Sultan Agung, menyerang negara Bandar Surabaya yang sedang memudar itu dengan tentara darat sebesar 90.000 orang….pada 1625 itu Surabaya ditaklukan oleh Mataram. Hanya saja tidak melalui perang . Mataram tidak bisa menerobosi perbentengan kota. Sungai yang menjadi alur pelayaran dari pedalaman ke kota diracuni dengan berbagai bangkai. Surabaya dilanda wabah….Surabaya akhirnya takluk melalui diplomasi. Putra terpenting Adipati Surabaya yang bernama Pangeran Pekik di sandera ke Mataram. Dialah yang membudayakan Mataram….pada segi yang lain Surabaya tidak lagi jadi pusat perdagangan Nusantara dan Internasional….nasib Pangeran Pekik di Mataram tidak jauh beda dari negara kota Bandar mereka, negara kelahiran yang ia cintai. Ia dan seluruh

Page 200: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 200

keluarganya dihabisi di Mataram karena alasan-alasan sepele. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 110)

Dari Kutipan di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah yang

disampaikan penulis dari adalah sejarah pertumbuhan dan perjalanan kota

Surabaya pada masa VOC dan dikuasi oleh Mataram abad ke-17, sejarah

penaklukan Kerajaan Mataram terhadap wilayah-wilayah sekitar termasuk

Surabaya pada abad ke-17.

26) Sidoarjo

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Sidoarjo terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Sebuah batu prasasti yang dikeluarkan Raja Erlangga pada 959 C atau 1047 Masehi, menyebutkan tempat ini bernama Kahuripan, yang menjadi pusat pemerintahan Raja Erlangga. Batu prasasti yang dinamai Kelagen itu juga menyebutkan tentang perintah sang raja untuk menyalurkan limpahan air dari sungai besar disebabkan banyaknya tanggul-tanggul yang bobol, dan para petani melarikan diri karena kehilangan mata pencaharian. Rakyat bergembira dengan kepedulian raja. Dengan pembetulan tanggul-tanggul tersebut penderitaan para petani menjadi berkurang….dari prasasti tersebut dapat diketahui bahwa masalah air telah ditangani pada abad 11. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 117).

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah sejarah masa Kerajaan Medang Kamulan

ketika diperintah oleh Raja Erlangga (Airlangga) pada abad ke 11 yang

kebijakan-kebijakannya sangat mempedulikan rakyatnya. Sidoarjo masa

Kerajaan Medang Kamulan merupakan pusat pemerintahannya dengan

nama Kahuripan. Setelah Kerajaan dipisah menjadi dua antara Panjalu dan

Kediri, Kahuripan dijadikan sebagai ibukota dari Panjalu.

27) Porong

Page 201: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 201

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Porong terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Konon nama porong berasal dari nama pemerintahan Erlangga pada abad 11, yang pada mulanya adalah nama galangan air pengendali banjir. Sebuaj jembatan besar membentangi sungai ini, yang karena dirusakkan banjir diperbarui pada 1850. Sepuluh tahun kemudian, 1860, kembali banjir meruntuhkannya. Pemerintah kolonial dengan berbagai cara telah membangun galangan air yang terkenal dengan nama Delta-Werken. Semasa kemerdekaan nasional menjadi bagian dari Proyek Brantas. Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah sejarah pembangunan galangan

pengendali banjir yang sudah dilakukan sejak abad ke-11 yaitu masa

pemerintahan Raja Erlangga. Pembangunan galangan air tersebut

dilanjutkan pada masa kolonial pada abad ke-19, dan masa kemerdekaan

nasional pada abad ke-20.

28) Bangil

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Bangil terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….bahkan menjadi pusat lalulintas yang menghubungkan Surabaya di utara. Pasuruan di timur dan Malang di selatan. Juga berpenduduk cukup banyak, malah pernah kenjadi kabupaten dengan kebun-kebun kopi bersebaran. Juga kebun-kebun tebu dengan pabrik gulanya sekalian. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 119)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah sejarah perkembangan Bangil pada masa

pemerintah kolonial Belanda pada abad ke-19. Pertumbuhan kota karena

Page 202: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 202

letak yang strategis sehingga dan tanah yang subur, maka dimanfaatkan

sebagai lahan perkebunan.

29) Pasuruan

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Pasuruan terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….Bangil sekarang bukan lagi kabupaten, hanya sebuah kecamatan (onderdistrict)….tempat ini pernah menjadi pusat kerajaan semasa VOC, tidak sampai melahirkan dinasti, kemudian lenyap selama-lamanya. Kerajaan berumur pendek ini, 1686-1706, adalah kerajaan Surapati….percintaanya dengan puteri sang Endeleer anggota Dewan Hindia sampai gadis itu hamil menyebabkan ia dikirim ke sel-sel bawah tanah Stadhuis di Batavia. Di sini ia membuat persekutuan perlawanan, mendobrak penjaranya dan melakukan perlawanan. Untuk dapat mengetahui cara perang gaya Eropa, sebentar ia bisa mengabungkan diri dengan angkatan perang Kompeni sampai mencapai pangkat letnan. Begitu merasa cukup mengetahui dan berpraktek gaya Eropa mulai ia mempersatukan para pelawan Kompeni, bergerak ke timur, menarik para pelawan VOC dari Kraton Kartasura, menggelar perang semu, yang mengakibatkan pasukan Kompeni di bawah komando Kapten Tack masuk dalam perangkat dan dibatantai. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 119-121)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan penulis adalah sejarah perlawanan Untung Surapati

yang berasal dari Pasuruan (Kerajaan Surapati) terhadap VOC pada akhir

abad ke-17 sampai awal abad ke-18. Strategi perang yang tepat

membuatnya dapat memporak-porandakan pasukan Belanda.

30) Probolinggo

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Probolinggo terdapat dalam penggalan cerita berikut:

….dalam tahap awal kekuasaan VOC, Probolinggo pernah dijadikan ibukota Provinsi Oosthoek (Jawa Timur), kemudian jadi

Page 203: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 203

ibukota karisidenan. Semasa keerdekaan nasional status administrasinya adalah ibukota kabupaten bernama sama. Tempat ini berganti nama dari Banger menjadi Probolinggo menjelang abad 18. Pemerintah kolonial berusaha menyelamatkan pelabuhan Probolinggo dengan menggali saluran sepanjang 1 kilometer ke arah laut dengan turao dan tanggul batu….Probolinggo yang terletak di tepi Selat Madura ini mencatat peristiwa tragis di masa pemerintahan peralihan Inggris pada 18 Juni 1813….pada waktu itu kota ini milik seorang Tionghoa yang membelinya dari pemerintah semasa Daendels seharga sepuluh juta dolar dengan cara mencicil….Mayor Tionghoa pemiliknya menanggani tanah terlantar tersebut dengan intensif sehingga dalam sepuluh tahun bukan saja cicilannya menjadi lunas, juga tanah tersebut berubah jadi tanah pertanian yang subur, membikin Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi terkaya di Jawa. Sukes Mayor Tionghoa-tuantanah tersebut membuatnya kaya raya berlebihan, suka berpesta dengan para pejabat kolonial sehingga membuat petani terperas tidak dapat lagi menahan kegeramannya…pada hari tersebut ia membuat pesta kecil yang dihadiri oleh Letkol Inggris Frazer dan istrinya, Kapten McPherson dan Cameron, dan Letnan Robertson dan Cameron dri Resimen 78 tentara Inggris….Perwira Inggris yang selamat melarikan diri ke rumah Mayor Tionghoa tersebut dan mengerahkan penghuni rumah dan penduduk Tionghoa untuk membela rumah tersebut. Sia-sia. Probolinggo dihancurka sama sekali oleh pemberontak. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 124-125).

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan oleh penulis adalah sejarah pertumbuhan dan

perkembangan kota Probolinggo pada masa VOC abad ke-17 sampai abad

ke-18 dan masa kolonial Belanda abad ke-19, serta sejarah perlawanan

rakyat Probolinggo terhadap pemilik tanah partikelir yang dianggap

menyebabkan kesengsaraan rakyat, dalam hal ini adalah tuantanah

Tionghoa pada awal abad ke-19.

31) Panarukan

Pesan sejarah yang disampaikan penulis dari cerita tentang kota

Panarukan terdapat dalam penggalan cerita berikut:

Page 204: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 204

Kota ini menjadi akhir dari Jalan Daendels karena pada masa menjadi pelabuhan terpenting di bagian tertimur pantai utara pulau Jawa. Pada 1859 pelabuhan dibuka untuk perdagangan umum, tetapi karena longsor ditarik kembali dan tak pernah diperbaiki lagi. Sebagai pengantinya dibangun dermaga yang menusuk ke laut. Dengan prasarana timpang ini Panarukan tetap jadi pengekspor kopi dan gula ke luar negeri, juga jadi tempat penumpukan hasil pertanian dari sepanjang pantai Selat Bali. Semasa VOC disini juga ada benteng Kompeni sebagai terjemahan siap perang….Laporan petualang Inggris yang pernah datang kemari bersama armada Demak pada 1546 masih belum bisa dikukuhkan. Yang sudah pasti setelah kerajaan-kerajaan Hindu Jawa berjatuhan dan muncul kerajaan-kerajaan Islam masyarakat Panarukan belum memeluk Islam. Beberapa tahun kemudian, 1559, orang-orang Portugis datang lagi, masyarakat Panarukan juga belum memeluk Islam, juga pada 1595 waktu pertama kali Belanda menyingahi. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 128)

Dari penggalan cerita di atas disimpulkan bahwa pesan sejarah

yang disampaikan oleh penulis adalah sejarah Panarukan sebagai kota

pelabuhan dan perdagangan pada masa kolonial Belanda begitu pula pada

masa Daendels abad ke-19. Disampaikan pula pertumbuhan kehidupan

keagamaan mulai dari masa Portugis sampai dengan awal Belanda di

Indonesia pada abad ke-16.

b. Pemahaman guru terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai sumber pembelajaran sejarah

Bagaimana pemahaman guru sejarah terhadap novel sejarah dan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terlihat dari data hasil wawancara

dan observasi dengan guru sejarah. Pemahaman Endah Harini tentang

novel sejarah dijelaskan sebagai berikut

“Menurut saya novel sejarah itu adalah semacam novel-novel biasa yang banyak cerita fiktifnya, namun ada hal yang membedakan

Page 205: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 205

yaitu menggunakan latar cerita sejarah, misalnya jaman Majapahit atau masa penjajahan dan ada tokoh-tokoh sejarahnya. Tapi saya belum pernah membaca, ya meskipun di perpustakaan mungkin ada. Saya pun belum tahu benar judul-judul novel yang dikategorikan novel sejarah.” (Catatan lapangan nomor 2 wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011)

Atas dasar itulah Endah Harini belum menggunakan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran pendamping buku teks. Pemahamannya

tentang pengertian novel sudah tepat yaitu menggunakan sejarah sebagai

latar cerita, tetapi ia belum pernah membaca novel-novel sejarah karena

keterbatasan literatur yang dimilikinya, meskipun diperpustakaan

sebenarnya telah disediakan. Ia juga mengalami kesulitan menyebutkan

judul-judul novel sejarah, sehingga ia belum bisa memahami makna dan

pengertian novel sejarah itu secara keseluruhan.

Sedangkan pemahamannya terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai pembelajaran sejarah, ia jelaskan bahwa:

Saya sudah membaca novel Jalan Raya Daendels ini. Yang saya pahami dari novel ini adalah isinya memuat pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan dan sejarah dari kota-kota yang dilalui Jalan Raya Pos. Tetapi pembangunannya hanya dijelaskan sedikit pada bagian awal atau akhir dari deksripsi kota, korban-korban juga yang diceritakan akibat pembangunan hanya di kota-kota tertentu. Tidak seperti novel-novel yang lain yang pernah tak baca, novel ini berisi perjalanan penulis yang disisipkan tentang sejarah kota. Isinya juga banyak cerita pribadi. Inti novel saya sudah paham, tetapi jujur saja harus ekstra membaca soalnya sejarah kotanya dari berbagai periode tidak difokuskan pada satu periode saja. (Catatan lapangan nomor 2 wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011)

Dari pernyataan di atas, Endah Harini sudah cukup memahami

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Pemahamannya terhadap isi

Page 206: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 206

novel adalah sejarah pembangunan Jalan Raya Pos dan sejarah dari kota-

kota yang dilalui pembangunan jalan. Namun pesan sejarah yang

disampaikan dalam setiap cerita dari kota-kota yang dilalui oleh

pembangunan Jalan Raya Pos belum dipahami secara menyeluruh.

Pernyataan berbeda disampaikan Suprapti tentang bagaimana

pemahamannya terhadap novel sejarah. Ia menjelaskan bahwa dirinya

kurang memahami pengertian tentang novel sejarah, menurutnya mungkin

secara umum novel sejarah adalah novel yang ceritanya mengambil cerita

sejarah. Pengertian secara pasti tentang novel sejarah belum diketahui

karena ia pernah baca definisi secara tepat dari novel sejarah. Ia juga

menyatakan bahwa “novel sejarah sebagai sumber pembelajaran adalah

hal yang baru dan belum pernah saya dapatkan selama dibangku

perkuliahan dan di kegiatan pelatihan serta seminar. Paling-paling benda-

tentang benda purbakala sebagai sumber belajar. Ini cukup unik dan patut

kita coba di pembelajaran selanjutnya” (Catatan lapangan nomor 2,

wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16

Mei 2010).

Pemahaman Suprapti terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sudah cukup baik. Ia menjelaskan bahwa:

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dari judulnya saya awalnya mengira-ngira bahwa sisinya tentang pembangunan Jalan Daendels. tapi ternyata setelah saya baca, pembangunan jalan sama korban-korban hanya dibahas dibagian kecil tiap kota. Saya awalnya juga tidak menyangka kalau isinya malah sejarah kota. Saya jadi binggung karena memuat peristiwa sejarah yang beragam, tidak fokus pada pembangunan jalan saja. Jadi menurut saya sebenarnya malah memuat banyak Kompetensi Dasar nanti.

Page 207: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 207

Saya sama sekali belum paham bagaimana cara menggunakan novel ini sebagai sumber belajar apalagi bagaimana cara menggunakan belum pernah saya dapatkan dari seminar-seminar, sehingga tadi dikelas anak hanya saya suruh baca dan bertanya apabila ada sesuatu yang belum jelas” (Catatan lapangan nomor 2, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2010).

Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa secara garis basar

pemahaman Suprapti terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

belum menyeluruh. Pemahamannya tentang novel ini adalah sejarah kota-

kota, namun pesan-pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis pada

setiap kota belum dipahami. Kisah penulis di berbagai kota yang dilewati

pembangunan jalan dengan menyampaikan berbagai pesan-pesan sejarah

belum dipahami secara baik. Sehingga masih binggung bagaimana

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dengan baik.

Belum mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan novel

dari berbagai seminar yang ia ikuti menjadi salah satu kendala juga.

Hal senada juga disampaikan oleh Sri Maryati mengenai

pemahamannya terhadap novel sejarah. Menurutnya novel sejarah adalah

novel yang menjadikan sejarah sebagai peristiwa yang diceritakan oleh

penulis di dalam tulisannya, tetapi pernyataan itu menurut pendapat

pribadinya tanpa ada dasar teori yang jelas, karena ia sendiri belum pernah

membaca definisi novel sejarah atau jenis novel sejarah, sehingga

mengalami kesulitan menyebutkan salah satu judul novel sejarah

Indonesia (Catatan lapangan nomor 2, wawancara dengan Sri Maryati,

lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Page 208: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 208

Pemahaman Maryati terhadap novel sejarah “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah juga sudah cukup baik.

Tetapi ia belum bisa menilai keefektifan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” apabila digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Ia

menjelaskan bahwa

“pemahaman saya tentang novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sekilas dilihat dari judulnya tentu saja isinya tentang Jalan Daendels yang dari Anyer sampai Panarukan dengan dilatari sejarah kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos di sekitar Pantai Utara Jawa. Cukup tepat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah apabila materi yang disampaikan sudah sampai pada Kompetensi Dasar yang sesuai. Tapi apakah tipe novel seperti ini efektif atau tidak saya belum tau karena belum pernah baca kriteria novel sejarah, tetapi dikelas saya lihat anak-anak serius membaca” (Catatan lapangan nomor 2, wawancara dengan Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Setelah membaca novel “Jalan Pos, Jalan Daendels” Endah Harini

mengaku kesulitan dalam memahami alur cerita yang ada di dalam novel

tersebut, menurutnya alur cerita di dalam novel seolah-olah hanya bertutur

pengalaman si penulis dengan latar peristiwa yang beraneka ragam,

dimana satu sekuel kota dengan kota lainnya memiliki latar sejarah yang

berbeda-beda, hal ini tidak seperti apabila kita membaca novel-novel pada

umumnya.secara lengkap ia menjelaskan bahwa:

Saya sedikit mengerti isi novel ini yakni tentang pembangunan Jalan Raya Pos, tetapi setelah saya baca agak banyak, lama-lama binggung dengan alur ceritanya karena berisi sejarah kota dengan beragam peristiwa sejarah. alur cerita menurut saya maju mundur. Isinya juga tentang perjalanan penulis saya contohkan di bagian depan isi, penulis bercerita tempat kelahiranya di Blora dan tahunya dia dengan sosok Daendels. Jadi saya harus membaca berulang-ulang untuk mengetahui maksud si penulis di dalam tulisannya ini. Selain itu karena biasanya novel banyak peristiwa fiktif maka saya membadingkan dengan buku atau sumber sejarah

Page 209: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 209

yang lain. Nampaknya novel ini bukanlah sebuah novel yang ringan dan mudah dibaca. Mungkin perlu strategi khusus. (Catatan lapangan nomor 3, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Endah Harini

dapat memahami pesan novel dengan cara membacanya berulang-ulang.

Hal itu disebabkan karena pesan yang ingin disampaikan penulis dalam

novel beragam yaitu setiap kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos.

Anggapannya bahwa novel cenderung fiktif, maka ia melakukan

perbandingan dengan cara membaca buku sejarah atau sumber sejarah

yang lain untuk mendapatkan pesan sejarah. Cukup kesulitan untuk

memahami pesan yang terkandung menyebabkan Endah Harini

berkesimpulan bahwa novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” bukan

novel ringan dan mudah dibaca atau dipahami sebagaimana novel-novel

fiktif yang ada, meskipun demikian ia mengakui alur cerita yang tidak

runtut dan maju mundur bukan sebuah halangan untuk menggunakan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran

sejarah.

Suprapti mengaku harus membaca secara berulang-ulang untuk

memahami pesan penulis yang termuat di dalam novel “Jalan Pos, Jalan

Daendels”, ia mengaku menemui kesulitan untuk menemukan maksud

pesan penulis yang ada di dalam alur ceritanya. Suprapti menjelaskan

bahwa:

seperti yang tadi saya katakan, awalnya saya hanya mengira isinya adalah pembangunan Jalan itu. Tapi ternyata pembangunan jalan itu hanya dijelaskan sedikit, dan banyak sejarah kotanya. Sejarah

Page 210: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 210

kota dijelaskan bukan fokus pada satu peristiwa sejarah tapi malah dari waktu ke waktu sehingga membuat saya cukup binggung. Alur cerita yang terkadang tidak runtut membuat saya kurang memahami sebenarnya pesan sejarah apa yang ingin disampaikan. Makanya saya baca berulang-ulang, dan memang menurut saya cara itu merupakan salah satu cara yang terbaik untuk memahami pesan novel ini.” (Catatan lapangan nomor 3, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Dari keterangan di atas disimpulkan bahwa Suprapti kurang

memahami pesan yang akan disampaikan dari isi novel. Oleh karena itu,

untuk dapat memahami ia membaca isi novel secara berulang-ulang dari

kota-kota yang diceritakan penulis. Pendapat Suprapti terhadap novel

senada dengan Endah Harini yaitu masih kurang paham terhadap alur

ceritanya karena isi novel tidak fokus pada satu peristiwa yaitu

pembangunan Jalan Raya Pos di kota-kota yang dilalui, tetapi di setiap

kota diceritakan berbagai peristiwa sejarah dengan periodisasi yang

berlainan sehingga pesan sejarah yang terkandung dapat memuat Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang lain.

Cara berbeda dilakukan Sri Maryati untuk memahami isi novel. Ia

menjelaskan bahwa:

cara memahami novel ini memang harus baca secara keseluruhan, namun karena waktu yang tidak memungkinkan saya coba memahaminya dengan membaca satu per satu sekuel cerita. Menurut saya itulah cara yang cukup efektif karena memang menurut pemahaman awal saya si penulis ingin menyampaikan pesan perbagian cerita yakni per kota-kota yang dibahas. Setelah selesai pencarian pesan, saya baru melanjutkan ke sekuel cerita selanjutnya. Intinya memang sejarah kota-kota yang dilalui Jalan Raya Pos itu dan yang pasti adalah pengalaman penulis. Di sampul belakang saya sempat baca, nada bahasa adalah satire, jadi saya simpulkan sendiri bahwa isinya sindiran pada pemerintah mungkin didasari oleh kekecewaan Pramoedya masa Orde Baru. Buktiny ia menyatakan genosida terbesar justru terjadi pada masa Orde Baru”

Page 211: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 211

(Catatan lapangan nomor 3, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Dari keterangan Maryati, disimpulkan bahwa ia cukup baik

memahami isi novel. Cara pemahaman tidak dilakukannya dengan

membaca berulang-ulang isi novel, karena menurutnya itu tidak efektif.

Oleh karena itu, cara pemahamannya dengan membaca setiap bagian cerita

novel yaitu setiap kota-kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos.

Cara yang seperti itu menurutnya lebih efektif, karena penulis berusaha

menyampaikan setiap pesan novel dari cerita tentang kota-kota itu. Gaya

bahasa yang dipake penulis, sudah bisa dipahami oleh Sri Maryati yaitu

tulisan bernada sindiran terhadap pemerintah Orde Baru.

Penemuan pesan-pesan sejarah dari masing-masing guru sejarah di

SMA Negeri 1, 2, dan 3 Salatiga berbeda satu sama lain, mengenai

penyebabnya belum diketahui secara pasti, akan tetapi diperkirakan

disebabkan oleh tingkat pemahaman masing-masing guru terhadap isi

cerita novel. Penemuan pesan sejarah dari novel “Jalan Pos, Jalan

Daendels” menurut Endah Harini adalah sejarah kota-kota di pulau Jawa

yang dilalui oleh Jalan Raya Pos dimulai dari Anyer di Jawa Barat sampai

Panarukan di Jawa Timur, dengan periodisasi sejarah bervariatif dari abad

ke-16 pada awal kedatangan bangsa Barat di Banten, masa kolonial

Belanda abad ke-18 sampai 19, pada masa revolusi fisik tahun 1945,

sampai seputar peristiwa sejarah terbaru abad ke-20. Ia juga menjelaskan

bahwa:

Page 212: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 212

Menurut saya kejadian atau peristiwa sejarah yang direkam oleh penulis di dalam ceritanya disampaikan secara tidak berurutan waktu kejadiannya, contohnya begini saat penulis cerita tentang Anyer cerita diawali dari letusan Krakatau itu kan akhir abad ke-19, cerita selanjutnya tentang pembangunan Jalan pada awal abad 19. Jadi kurang memerhatikan aspek kronologisnya. Menurut saya sangat jelas terlihat bahwa si penulis lebih menekankan pada ruang tempat peristiwa terjadi sementara waktunya agak diabaikan. makanya ketika membaca novel tersebut, saya seperti membolak-balik buku sejarah untuk menemukan urutan ceritanya (Catatan lapangan nomor 4, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMAN.1 Salatiga. Tanggal 14 Mei 2011).

Secara garis besar, Endah Harini mengetahui pesan sejarah yang

disampaikan yaitu sejarah kota-kota yang dilalui Jalan Raya Pos. Namun yang

menjadi permasalahan adalah kurang pemahaman secara menyeluruh terhadap

pesan yang terkandung dalam novel karena urutan waktu kejadian yang tidak

kronologis. Menurutnya pembaca akan lebih mudah memahami pesan apabila

penulis tidak hanya memperhatikan tempat kejadian peristiwa tetapi lebih

fokus pada urutan waktu terjadinya peristiwa itu.

Pesan sejarah yang didapatkan oleh Suprapti setelah membaca novel

“Jalan Pos, Jalan Daendels” adalah rentang ruang yang luas dan waktu

kejadian yang sangat panjang dari abad ke-14 sampai dengan abad ke-20.

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa

seperti yang tadi saya katakan itu, awalnya memang saya kira isinya cuma terkait pembangunan jalan, namun setelah saya baca berulang-ulang kalau menurut saya pesan sejarah yang ingin disampaikan sejarah kota-kota dengan tempat yang banyak yaitu 39 kota dan rentang waktu yang sangat panjang juga, ada peristiwa sejarah dari mulai abad 14 sampai 20, walaupun hanya penggalan-penggalan cerita aja tapi itu sudah mewakili pesan yang disampaikan penulis novel ini”. (Catatan lapangan nomor 4, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Page 213: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 213

Adapun pesan sejarah yang ia temukan antara lain, pulau Jawa

menjadi panggung sejarah berbagai peristiwa penting di bidang politik

yaitu berbagai kekuasaan pribumi dan rakusnya bangsa kulit putih

terhadap tanah pulau Jawa yang subur, perlawanan penduduk lokal, serta

geliat ekonomi dan bisnis di pulau Jawa. Hampir sama dengan Endah

Harini, Suprapti juga kesulitan untuk memahami pesan sejarah karena alur

cerita yang tidak urut atau runtut dan tidak fokus pada satu periodisasi

sejarah. (Catatan lapangan nomor 4, wawancara dengan Suprapti, lokasi

SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Pesan sejarah yang didapatkan Maryati dari novel “Jalan Pos, Jalan

Daendels” adalah peristiwa yang terjadi di kota-kota di pulau Jawa yang

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos, dengan rentang waktu pada abad ke-

15 sampai dengan abad ke-20. Menurutnya, pesan sejarah yang

disampaikan penulis di dalam cerita antara lain pertumbuhan,

perkembangan, bahkan kemerosotan kota-kota di pulau Jawa, berbagai

bentuk perlawanan penguasa lokal dan penduduk lokal terhadap penguasa

Belanda pada abad ke-19 sampai abad ke-20, sejarah perekonomian

(perkebunan, perdagangan) di pulau Jawa pada masa penjajahan bangsa

Barat pada abad ke-19 sampai dengan abad ke-20. (Catatan lapangan

nomor 4, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga,

tanggal 18 Mei 2011).

Sedangkan strategi yang akan digunakan Endah Harini dalam

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” untuk kegiatan

Page 214: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 214

pembelajaran adalah dengan meminta peserta didik membaca satu demi

satu bagian novel tersebut kemudian meminta peserta didik mencatat

pesan-pesan sejarah yang penting dan menurut mereka menarik, sekaligus

diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal dalam novel yang dirasa

belum jelas dan belum bisa dipahami. Ia kemudian meminta peserta didik

untuk mencari dampak positif dan negatif dari isi novel terutama sebagai

dampak dari pembangunan Jaln Raya Pos. Menurutnya kendala yang akan

ditemui dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” adalah tidak cukupnya waktu bagi peserta didik

untuk dapat menyelesaikan bacaan novel sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan karena isi novel yang cukup tebal. Pemahaman peserta didik

juga kurang karena alur cerita novel tidak runtut dengan periodisasi dan

kronologi sejarah yang sangat luas. (Catatan lapangan no 5, wawancara

dengan Endah Harini, lokasi di SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei

2011)

Suprapti mempunyai strategi yang hampir sama dalam

menggunakan novel sejarah “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, ia akan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca dan

selanjutnya diberi kesempatan bagi mereka yang ingin mempresentasikan

hasil yang diperoleh setelah membaca novel. Menurutnya tanpa adanya

tantangan bagi peserta didik untuk mempresentasikan maka diyakini tidak

akan sungguh-sungguh apabila diminta untuk membaca novel. Kendala

yang akan dihadapi dalam menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Page 215: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 215

Daendels” dalam kegiatan pembelajaran menurutnya adalah persiapan

guru yang dirasa kurang karena banyak tugas yang lain membuat tidak

fokus untuk membaca dan memahami isi novel. Selain itu, novel yang

cukup tebal sehingga peserta didik sebagian besar sudah lelah apabila

membaca secara keseluruhan. (Catatan lapangan nomor 5, wawancara

dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011)

Sri Maryati mempunyai cara yang sama dalam menggunakan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels yaitu peserta didik diberikan

kesempatan untuk membaca novel kemudian menulisnya di kertas yang

selanjutnya disampaikan di depan kelas. Menurutnya kendala yang akan

ditemui pada saat menggunakan novel ini sebagai sumber pembelajaran

adalah kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pesan sejarah secara

keseluruhan karena waktu yang terbatas untuk menyelesaaikan bacaan

novel yang cukup tebal untuk bahan bacaan di kalangan peserta didik

setingkat Sekolah Menengah Atas. (Catatan lapangan nomor 5, wawancara

dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

c. Apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan Daendels”

sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah

Beragam pendapat disampaikan oleh guru sejarah terhadap isi

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Endah Harini menjelaskan bahwa

“novel karangan Pramoedya ini memiliki tingkat kesulitan dalam hal

pemahaman isi yang cukup tinggi, tadi saya katakan bahwa novel ini

Page 216: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 216

bukanlah novel yang ringan mengingat gaya penurutan dan gaya ceritanya

yang unik, yang berbeda dengan penulis Indonesia lainnya.” (Catatan

lapangan nomor 6, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1

Salatiga, tanggal 14 Mei 2011). Menurutnya isi novel ini memiliki

kekayaan nilai sejarah yang tinggi, sehingga jarang ditemui pada novel-

novel di Indonesia lainnya bahkan novel sejarah Pramoedya yang lain

belum tentu mempunyai kekayaan sejarah yang sama. Pesan sejarah yang

sangat banyak merupakan kelebihan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” karena peserta didik banyak mendapatkan pengetahuan dan

pesan sejarah yang tidak mereka peroleh dari buku teks sejarah.

Keunikannya inilah yang menjadikan novel ini perlu dipelajari dan

isinya dibahas sebagai salah satu sumber pembelajaran sejarah. Hal ini

dikarenakan isinya sangat relevan dengan peristiwa-peristiwa sejarah

yang terjadi di pulau Jawa pada rentang waktu yang sangat panjang pada

abad ke-15 sampai dengan abad ke-20. Ia berpendapat sangat jarang

novelis memiliki kekayaan wawasan sejarah sebaik Pramoedya, dengan

kelugasan dan kesederhanaan cara penyampaiannya, namun memuat pesan

sejarah yang sangat banyak.

Terkait dengan isi novel, Endah Harini menyampaikan lagi

kelemahan novel yang ada pada alur ceritanya yang maju mundur.

Alangkah baiknya jika periodisasi kronologi sejarahnya diperhatikan agar

peserta didik mudah membaca karena sejarah tidak bisa dipisahkan dari

kronologi dan periodisasi. Menurutnya Pramoedya sangat terikat pada

Page 217: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 217

urutan ruang sehingga para pembaca novelnya yang memiliki orientasi

sejarah dengan urutan waktu sebagai pedoman pemahaman cerita sejarah,

mereka harus berpikir agar dapat mengikuti alur ceritanya. Hal itu yang

sepertinya menjadi kelemahan dalam pengaplikasian novel ini dalam

kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Meskipun menurutnya bukan

kelemahan yang berarti. (Catatan lapangan nomor 6, wawancara dengan

Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011).

Pengalaman lain yang dialami Suprapti adalah kesulitan dalam

menginterpretasikan isi dan pesan yang ditulis oleh Pramoedya di dalam

novelnya “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Lebih lanjut ia jelaskan

bahwa kisah dan peristiwa sejarah yang disajikan pengarang ditulis dengan

gaya penulisan novel yaitu lebih bebas tidak seperti halnya tulisan dalam

buku teks sejarah. Menurutnya yang membedakan dengan kaidah

penulisan sejarah ilmiah adalah kuat tidaknya keterkaitan peristiwa dengan

temporal (waktu terjadinya peristiwa) dan spacial (tempat peristiwa). Oleh

karena itu, karyanya perlu diinterpretasikan ulang dengan konsep

pemahaman sejarah yaitu berdasarkan pendekatan ruang dan waktu yang

lebih runtut sehingga mudah apabila diaplikasikan dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas yang fungsinya sebagai sumber pembelajaran

pendamping buku teks sejarah. (Catatan lapangan nomor 6, wawancara

dengan Suprapti, lokasi SMA Neger 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Sedangkan menurut Sri Maryati, pendapatnya mengenai isi novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dijelaskan bahwa

Page 218: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 218

Menurut kacamata saya novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” ini merupakan novel yang spektakuler dan sangat menarik untuk dibaca terutama untuk kalangan pedidik karena banyak informasi sejarah yang selama ini tidak dalam buku teks, dengan membaca ini anak-anak juga pasti akan bertambah pemahaman dan pengetahuan tentang sejarah kota di Jawa, meskipun konsekuensinya mereka kesulitan dalam mereka memahami secara utuh”. (Catatan lapangan nomor 6, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMAN.3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Dari pernyataan di atas, Sri Maryati berpendapat bahwa isi novel

memuat bayak peristiwa sejarah kota-kota di Jawa yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Daendels ini. Pengetahuan-pengetahuan yang

mungkin tidak akan di dapat apabila hanya menggunakan buku teks

sejarah sebagai sumber pembelajaran. Isi novel yang tidak fiktif belaka

dan menghadirkan peristiwa-peristiwa sejarah menjadi daya tarik

tersendiri. Oleh karena itu, sangat baik apabila guru membaca dan

memahami pesan sejarah yang tekandung walaupun hanya sekedar sebagai

pengetahuan. Meskipun menurutnya banyak kelebihan dalam novel namun

untuk mencari pesan sejarah memerlukan tingkat kecermatan membaca

dan pemahaman yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan gaya penulisan dan

gaya bahasa yang dipakai penulis bukanlah bahasa yang simple dan mudah

dimengerti apalagi oleh peserta didik. Peristiwa sejarah dari kota-kota

inilah yang menyebabkan novel ini memiliki keunikan tersendiri

dibandingkan novel lain. (Catatan lapangan nomor 6, wawancara dengan

Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Selain pendapatnya terhadap isi novel, Sri Maryati mengaku

bahwa:

Page 219: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 219

Pada awalnya saya agak malas untuk membaca novel ini. Penyebabnya karena bahasanya menurut saya yang agak aneh saja dan berbelit. Awalnya saya juga terjebak ruang di dalam penulisan cerita-ceritanya di dalam novel ini, namun akhirnya saya menemukan cara yaitu dipahami satu persatu dan sadar bahwa banyak sekali pesan sejarah yang ada dalam isi novel. (Catatan lapangan nomor 6, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011). Menurut pendapat Endah Harini, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

memiliki isi cerita yang syarat dengan pesan sejarah, akan tetapi untuk

mengambil pesan sejarah yang terkandung dalam cerita novel, pembaca perlu

memiliki wawasan pengetahuan sejarah yang cukup baik. Penyebab utama

karena dalam novel sering tidak mencantumkan tahun peristiwa sejarah terjadi.

Sebagaimana yang ia jelaskan bahwa

Terkadang penulis hanya menuliskan peristiwa sejarah saja tanpa diberi tahun yang jelas, saya ambilkan contoh di kota Banten peristiwa DI/TII tidak diberikan tahun yang jelas, kemudian di Serang penulisan buku Ma Havelaar oleh Multatuli juga tanpa tahun yang jelas. Masih banyak peristiwa lain yang penyampaiannya seperti itu. (Catatan lapangan nomor 7, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011 ).

Oleh karena itu, diperlukan proses interpretasi ulang cerita dalam novel

dengan menggunakan data sejarah dari arsip dan dokumen pendukung yang

lain. Pesan sejarah yang ingin disampaikan pengarang adalah sejarah sosial,

seperti perlawanan petani di wilayah Cilegon terhadap penguasa tanah‐tanah

partikelir pada abad ke‐20, perlawanan pemimpin lokal dan rakyat di

Parahyangan terhadap pemerintahan Daendels yang mengeksploitasi ekonomi

dan tenaga penduduk pribumi untuk pembukaan Jalan Raya Pos pada abad ke‐

19. Pesan sejarah sosial berupa bahwa penjajahan asing itu tidak selamanya

buruk, akan tetapi memiliki juga nilai kemanusiaan, seperti pada terbentuknya

Page 220: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 220

komunitas budak yang dimerdekakan di daerah Depok pada abad ke‐18, dan

masih banyak lagi pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini

(Catatan lapangan nomor 7, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri

1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011 ).

Menurut Suprapti, pesan sejarah yang termuat di dalam novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sangat kaya dan beragam, novel ini berusaha memuat

berbagai pesan sejarah dari Anyer di ujung barat pulau Jawa sampai Panarukan

di ujung timur pulau Jawa, novel ini memuat berbagai pesan sejarah dari

berbagai kejadian dengan rentang waktu yang sangat panjang, dari abad ke‐14

sampai abad ke‐20. Ia juga menjelaskan bahwa

penyampaian peristiwa sejarah yang saya tangkap dari novel ini memang tidak secara detail dan lengkap dari satu peristiwa sejarah tertentu, mungkin bisa saya katakan sebagai cuplikan‐cuplikan peristiwa sejarah di kota‐kota itu, namun saya rasa sudah mampu memberikan suguhan cerita sejarah yang menarik, dan memberian wawasan pengetahuan sejarah tentang kota‐kota yang dilalui Jalan Raya Pos. (Catatan lapangan nomor 7, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011 ).

Suprapti juga menemukan berbagai kejadian‐kejadian menarik yang

menurutnya mungkin tidak akan ia dapatkan dari buku‐buku teks sejarah saja,

misalnya perjalanan Daendels sehingga sampai di Jawa, perluasan kota Batavia

yang menjadi Jakarta sekarang ini, peristiwa Cadas Pangeran di Cianjur, ataupun

asal mula suatu kota yang awalnya adalah tanah milik perorangan seperti kota

Depok. Selain itu, ia juga menemukan istilah‐istilah yang kemudian menjadi

popular pada puluhan tahun kemudian, seperti, Paris van Java (julukan Bandung

karena keindahannya), garong (Gabungan Romusha Ngamuk) di Cimahi, atau

ada istilah diselong yang sebenarnya berasal dari anak cucu Untung Surapati

Page 221: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 221

yang dibuang ke Ceylon karena melakukan perlawanan kepada Belanda. Bagi

pembaca yang tidak memiliki latar belakang disiplin ilmu sejarah, buku ini cukup

menarik untuk dibaca karena kekayaan nuansa di dalam tulisannya. Terkait

dengan peserta didik, ia mengatakan bahwa novel ini cocok bagi mereka yang

memang benar‐benar menyukai sejarah, namun bagi mereka yang hanya

sekedar kewajiban mengikuti pelajaran sepertinya terlalu berat. (Catatan

lapangan nomor 7, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga,

tanggal 18 Mei 2011 ).

Isi dan pesan sejarah yang terkandung di dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” menurut Sri Maryati sangat menarik, dan mampu

menumbuhkan daya afeksasi pembaca. Cerita perjalanan penulis yang dikemas

dengan memanfaatkan latar sejarah sebagai unsur kekuatan novel. Lebih lanjut

ia menjelaskan bahwa “menurut pandangan saya setelah membaca novel ini

ditemukan ada kekhasannya yaitu cara bercerita dengan latar sejarah mampu

memberikan nuansa romantic Indonesia tempo dulu, atau lebih tepatnya

romatisme sejarah kota‐kota di Jawa pada masa lampau.” (Catatan lapangan

nomor 7, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal

18 Mei 2011).

Romatisme sejarah yang dimaksudkan Maryati adalah peristiwa‐

peristiwa perlawanan rakyat dan penguasa terhadap kolonialisme bangsa Barat,

suasana sosial beberapa kota di Jawa yang ditandai dengan pertumbuhan dan

perkembangan kota, romantisme Parahyangan beberapa ratus tahun yang lalu,

dan semua peristiwa sejarah yang bersetting pada abad ke‐15 sampai dengan

abad ke‐20. Isi novel mampu memberikan suasana berbeda bagi pembaca di

Page 222: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 222

kalangan peserta didik yang terbiasa menghadapi kebekuan bahan bacaan pada

buku teks sejarah di sekolah. Menurutnya peserta didik juga dapat memperoleh

banyak pengetahuan dari kota‐kota di Jawa yang dilalui oleh Jalan Raya Pos.

Daya tarik yang ada menurutnya membuat peserta didik mulai menyukai mata

pelajaran sejarah karena seolah‐olah mereka diajak “berjalan‐jalan” mengelilingi

kota‐kota di Jawa dari Anyer sampai Panarukan. Pesan sejarah disampaikan

dengan bahasa yang sederhana namun sarat makna, sehingga mampu

membangkitkan dan menumbuhkan kenangan pembaca akan Jawa tempo dulu.

(Catatan lapangan nomor 7, wawancara dengan Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3

Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Mengenai penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran

mata pelajaran sejarah di kelas, Endah Harini berpendapat bahwa penggunaan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber belajar merupakan

sebuah penawaran yang menarik, mengingat hal ini merupakan hal yang baru.

Menurutnya novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” baik apabila digunakan

sebagai sumber pembelajaran karena nilai sejarah yang sangat beragam

sehingga dapat membeikan pengetahuan baru bagi peserta didik. pengetahuan

baru itu yang akan membuat peserta didik semakin tertarik untuk belajar

sejarah. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa

Menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” adalah sebuah terobosan baru dalam pengembangan sumber pembelajaran sejarah. saya jujur belum pernah menggunakan novel sejarah apapun sebagai sumber belajar, oleh karenanya saya sangat tertarik ketika dimulai penggunaan novel sejarah sebagai sumber melalui penelitian ini. Anak‐anak nantinya juga memiliki banyak pengetahuan tentang berbagai peristiwa sejarah pada kota‐kota yang dilalui Jalan Raya Pos, sayangnya Jalannya tidak lewat Salatiga. Apalagi anak‐anak yang berasal dari salah

Page 223: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 223

satu kota itu kan merasa tertantang untuk mengetahui seluk beluk kotanya. (Catatan lapangan nomor 8, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei 2011)

Dari pernyataan di atas memang ada ketertarikan dengan digunakannya

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran

pendamping buku teks. Endah Harini tetap mengharapkan adanya rekomendasi

novel‐novel yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dari pihak terkait

atau mungkin ada penelitian yang ilmiah tentang itu. Menurutnya hal itu

dianggap penting agar guru‐guru di sekolah mempunyai rambu‐rambu

pemanfaatan novel sejarah dalam kegiatan belajar mengajar karena belum

semua guru paham tentang novel sejarah. Selama ini pandangan para guru

hanya menganggap bahwa novel adalah sumber sekaligus media pembelajaran

untuk sastra atau bahasa Indonesia, meskipun novel tersebut menggunakan

latar atau tokoh sejarah di dalam penggambaran ceritanya. (Catatan lapangan

nomor 9, wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal

14 Mei 2011).

Pendapat berbeda disampaikan Suprapti terhadap novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” apabila digunakan sebagai sumber

pembelajaran sejarah. ia menjelaskan bahwa:

Penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran memang hal yang bagi saya atau mungkin guru-guru yang lain di Salatiga adalah hal yang baru. Karena dari dulu setiap ketemu MGMP tidak pernah membicarakan hal ini sebagai sumber pembelajaran. Saya cukup senang dengan adanya penelitian ini karena setidaknya menghasilkan gambaran umum dan pengetahuan bagi saya pribadi kalau ada sumber pembelajaran berupa novel. Akan tetapi menurut pandangan saya, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels ini” isinya sangat luas tidak terfokus pada satu kajian Kompetensi Dasar yaitu masa Daendels, sehingga peserta didik terlihat kesulitan untuk

Page 224: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 224

memahami isinya. Menurut saya novel ini cocok untuk para mahapeserta didik sejarah yang membutuhkan kajian lebih kritis. Tapi ini sudah cukup bagus untuk memulai, dan tantangan bagi saya dan teman-teman guru sejarah SMA Negeri 2 Saltiga untuk mengembangkannya. (Catatan lapangan nomor 9, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011)

Suprapti juga menambahkan perlunya kegiatan semacam workshop atau

seminar tentang pemanfaatan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran.

Kegiatan ini sangat penting agar guru‐guru di sekolah memiliki kesamaan

persepsi dan pemahaman tentang cara menggunakan novel sejarah yang baik,

efektif, dan tentunya dapat menggali hal‐hal menarik dalam cerita novel agar

dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sejarah.

Selain itu, dengan seminar atau workshop, guru mengetahui manfaat novel

sejarah apabila digunakan dalam kegiatan pembelajaran. (Catatan lapangan

nomor 9, wawancara dengan Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 18

Mei 2011).

Sri Maryati yang dari awal sudah tertarik dengan penggunaan novel

berpendapat berbeda terkait penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah. ia menjelaskan bahwa;

Saya tertarik dengan terobosan baru penggunaan novel sebagai pembelajaran sejarah, mungkin guru‐guru sejarah di SMA lain yang pak Ana teliti juga berpendapat sama seperti saya. Penggunaan novel ini merupakan hal yang pertama saya lakukan selama sebagai guru dan mengajar di SMA Negeri 3 Salatiga. ini merupakan sesuatu yang menarik bagi saya. Terkait dengan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels ini” digunakan sebagai sumber pembelajaran saya juga sangat mendukung. Seperti yang tadi saya katakan, novel ini sebagai salah satu cara mencairkan kebekuan pada peserta didik yang selama ini dominan menggunakan buku teks. Isi dan pesan sejarah yang adapun dapat menambah wawasan bagi peserta didik. (Catatan lapangan nomor 9,

Page 225: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 225

wawancara dengan Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Menurut pendapat Sri Maryati dalam rangka mengurangi kendala dalam

penggunaan novel sejarah, guru‐guru perlu diberi pembekalan bagaimana cara

menggunakan novel sejarah sebagai sumber belajar agar efektif dan efesien bagi

peserta didik, serta mempunyai pemahaman cara‐cara menggali nilai‐nilai

sejarah dari novel sejarah yang akan digunakan. Usulan itu disampaikan karena

ia mengaku selama dibangku perkuliahan sendiri belum pernah diberikan materi

perkuliahan dan referensi untuk memanfaatkan novel sebagai sumber belajar

atau materi sejarah. Oleh karena itu, hal‐hal teknis dan strategi pemanfaatan

sangat penting diberikan pembekalan kepada guru‐guru agar memiliki latar

pengetahuan yang sama dalam penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran. Cara itu dinilainya akan sangat penting guna mengatasi kendala‐

kendala teknis mengingat guru‐guru memiliki tingkat kemampuan yang tidak

sama. Ia juga sangat mendukung perlunya semacam workshop tentang

penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah di Sekolah

Menengah Atas kota Salatiga. (Catatan lapangan nomor 9, wawancara dengan

Sri Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

Endah Harini memberikan penjelasan bahwa sebuah stategi

pemanfaatan sumber belajar yang baru dan belum pernah dicoba seperti halnya

penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” hendaknya diawali dengan

sebuah kegiatan sosialisasi bagi guru‐guru sejarah di Salatiga. Sosialisasi ini

bertujuan agar para guru memiliki pengetahuan untuk menggunakan sumber

dengan baik dan pemilihannya sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi

Page 226: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 226

Dasar yang diajarkan, agar nantinya mampu mengatasi kendala‐kendala dalam

kegiatan pembelajaran di kelas. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sangat

diperlukan kegiatan‐kegiatan seperti seminar atau workshop dengan tema

penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Kegiatan‐kegiatan tersebut berguna untuk semakin mengasah

kemampuan guru‐guru dalam mencari strategi yang tepat saat pembelajaran di

kelas ketika menggunakan novel sejarah, sasaran utama agar tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Hal terpenting dari kegiatan

seminar atau workshop menurutnya adalah memberi bekal pengetahuan dan

pengalaman kepada guru, sehingga dapat membimbing peserta didik

menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran dengan baik.

Selanjutnya ia berpendapat bahwa sebuah TOR (Term of Reference) sangat

penting sebagai arahan dalam penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai sumber pembelajaran. (Catatan lapangan nomor 10,

wawancara dengan Endah Harini, lokasi SMA Negeri 1 Salatiga, tanggal 14 Mei

2011).

Pendapat senada dikemukakan oleh Suprapti yang menyarankan

diadakan semacam seminar atau workshop agar penggunaan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran dapat lebih maksimal. Begitu pula dengan

penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Ia mengatakan butuh persiapan yang matang agar

dalam memanfaatkan novel itu lebih terencana sehingga dapat

mengatisipasi segala kekurangan dalam novel, serta mempunyai strategi

Page 227: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 227

khusus agar peserta didik tertarik dengan novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels. (Catatan lapangan nomor 10, wawancara dengan Suprapti,

lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Suprapti menambahkan bahwa diperlukan dukungan yang baik dari

pihak-pihak terkait, misalnya dengan pengadaan novel-novel sejarah

sebagai sumber bacaan bagi guru dan peserta didik. Novel-novel sejarah

yang ada hendaknya baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas,

sehingga guru dan peserta didik memiliki kekayaan sumber yang beragam

dan memiliki alternatif bahan bacaan. Penekanan yang dilakukan guru

sejarah terhadap peserta didik akan pentingnya membaca novel dapat

menumbuhkan gairah dan minat membaca. Selain itu, secara perlahan

akan menumbuhkan daya afeksasi sejarah di kalangan peserta didik

Sekolah Menengah Atas kota Salatiga. Hasil yang diharapkan dari para

peserta didik yaitu agar mereka memiliki kecintaan pada sejarah dan

budaya bangsanya sendiri. Menurut Suprapti rasa nasionalisme tinggi

terhadap bangsa dan negara salah satunya diwujudkan dengan

penghargaan terhadap pelajaran sejarah, termasuk benda-benda

peninggalan sejarah. (Catatan lapangan nomor 10, Wawancara dengan

Suprapti, lokasi SMA Negeri 2 Salatiga, tanggal 16 Mei 2011).

Pendapat senada diungkapkan Sri Maryati, ia butuh persiapan dan

rencana yang panjang untuk menganalisis dahulu isi dan pesan sejarah

sebelum menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai

sumber pembelajaran sejarah. Menurutnya dengan terlebih dahulu di

Page 228: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 228

analisis guru dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan pertanyaan

yang diajukan peserta didik. Sangat dimungkinkan apabila guru

menghendaki peserta didik mempelajari terfokus pada pembangunan Jalan

Raya Pos dan dampak yang ditimbulkan, guru dapat langsung

menunjukkan kepada peserta didik bagian-bagian yang harus dipelajari.

Terbukti bahwa tanpa persiapan yang matang ia sempat kesulitan ketika

menentukan bagaimana cara yang baik menggunakan novel ini.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa pasti terdapat kelebihan,

kelemahan, dan kendala dalam setiap penggunaan sumber pembelajaran.

Menurutnya mekipun banyak kendala dan kelemahan tetapi novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” layak dikembangkan untuk digunakan kembali

sebagai sumber pembelajaran. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” ini

mempunyai banyak kelebihan yang pokok antara lain menambah

pengetahuan peserta didik tentang kota-kota yang dilalui pembangunan

Jalan Raya Pos, banyak hal-hal baru yang tidak ada dalam buku teks

sejarah ada dalam isi novel, dan bahasa novel yang tidak kaku membuat

mudah bagi peserta didik memahami pesan sejarah yang disampaikan

penulis.

Berkaitan dengan penggunaan novel sejarah secara luas, Sri

Maryati menambahkan bahwa diperlukan sebuah program yang terpadu

antar Sekolah Menengah Atas di kota Salatiga dengan standar TOR (Term

of Reference), dan workshop bersama. Kegiatan tersebut diharapkan akan

mampu menyamakan persepsi dalam penggunaan novel sejarah sebagai

Page 229: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 229

sumber belajar dikalangan guru sejarah Sekolah Menengah Atas di kota

Salatiga. Ia juga berharap pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) sejarah kota Salatiga agar lebih aktif membahas penggunaan

sumber-sumber pembelajaran baru termasuk penggunaan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran. Selanjutnya ia menginginkan adanya

sebuah program terpadu antara bidang studi sejarah dan bahasa Indonesia

untuk membantu menganalisis novel-novel sejarah, sehingga guru sejarah

akan lebih mudah sekaligus memantapkan penggunaan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran sejarah di kalangan guru dan peserta didik.

Sebuah kegiatan penyeleksian novel sejarah yang baik akan sangat penting

guna membangun karakter peserta didik yang gemar membaca,

menghargai sejarah dan budaya bangsanya sendiri, serta menumbuhkan

upaya melestarikan budaya lokal daerahnya dalam kerangka melestarikan

budaya nasional. (Catatan lapangan nomor 10, wawancara dengan Sri

Maryati, lokasi SMA Negeri 3 Salatiga, tanggal 18 Mei 2011).

d. Relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.

Terdapat beragam pengetahuan sejarah yang terkandung dalam isi

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Pengetahuan sejarah yang utama adalah

sejarah kelam pembangunan Jalan Raya Pos dan sejarah kota‐kota yang dilewati

pembangunan jalan di sekitar pantai utara pulau Jawa mulai dari Anyer sampai

Panarukan. Pengetahuan tentang sejarah kota disajikan dengan kronologi dan

Page 230: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 230

periodisasi yang sangat luas. Oleh karena itu, pengetahuan sejarah dalam novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mencangkup beberapa Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam kurikulum mata pelajaran sejarah di

Sekolah Menengah Atas.

Seluruh pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” memuat dua Standar Kompetensi yaitu, “Menganalisis

perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan

kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia” dan “Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia

sejak masa Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru”. Sedangkan penggolongan

Kompetensi Dasar (KD) akan dimulai dari titik awal pembangunan Jalan yaitu

kota Anyer.

1) Anyer

Pengetahuan sejarah yang terdapat dari deskripsi tentang kota Anyer

sebagian besar sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”.

Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam penggalan cerita berikut

Pada 5 Januari 1808 Daendels selamat sampai di Jawa. Ia mendarat di Anyer tanpa surat identitas dan surat tugas, karena telah hilang dalam pelayaran penyamarannya….tetapi Anyer yang didarati Daendels bukan Anyer yang sekarang. Pantai dan beberapa desanya telah disapu habis oleh gelombang pasang letusan Krakatau 1883….Jadi waktu Daendels menginjakkan kaki pertama kali di Anyer, tempat ini adalah sebuah Bandar yang ramai, tempat pertemuan antar kapal‐kapal layar Cina yang hendak pulang meneruskan pelayaran ke barat….Keberhasilannya sampai di Jawa saja ia berhak menggunakan gelar Maarschalk van Holland berdasarkan amanat lisan (semua dokumen telah hilang dalam pelayaran) dari Raja Belanda, Lodewijk Napoleon….pertama kali diterbitkan surat kabar dengan tujuan mempropagandakan kebijakannya: Bataviasche Koloniale Courant….Pada 1809 terlaksana

Page 231: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 231

pembangunan Jalan Raya Pos, Anyer‐Panarukan, sekitar 1.000 kilometer, dalam waktu satu tahun. Satu rekor dunia pada masanya. Anyer‐Batavia yang pernah ditempuhnya selama 4 hari, setelah ruas Jalan Raya Pos tersebut selesai, dapat ditempuh hanya dalam 1 hari. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 29‐30) Pengetahuan sejarah sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)

“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan:

dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan

Pendudukan Jepang”. Oleh karena itu, pengetahuan sejarah dari deskripsi

tentang kota Anyer dapat digunakan oleh guru sebagai sumber pembelajaran

sejarah sesuai dengan materi ajar tentang “Pemerintahan Daendels di

Indonesia”.

2) Cilegon

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Cilegon yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Sekitar 19 kilometer ke barat, Jalan Raya Pos sampai ke Cilegon….dari Cilegon ke baratlaut sebuah ruas alan 14 kilometer menghubungkanya dengan Merak dengan teluk bernama sama dengan dengan pulau Merak di lepas pantai. Untuk pertahanan menghadapi serbuan Inggris, juga Daendels membangun benteng di sini untuk mengawasi perariran Selat Sunda. Tetapi pembangunan benteng tersebut gagal total. Baik pekerja paksa Pribumi, serdadu infanteri maupun kesatuan artileri disapu habis oleh malaria. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 30) Pengetahuan sejarah di atas dapat digunakan oleh guru sebagai sumber

pembelajaran sesuai dengan materi ajar tentang “Pemerintahan Daendels di

Indonesia”. Sedangkan pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul

novel diantaranya tentang sejarah pemberontakan rakyat pada tahun 1887

Page 232: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 232

dengan dibunuhinya penduduk Eropa termasuk Asisten‐Residennya. Peristiwa

tersebut dikenal dengan pemberontakan petani Banten meskipun tetap sesuai

dengan Kompetensi Dasar “Membandingkan perkembangan masyarakat

Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda,

Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”.

Terdapat pula pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam

Kompetensi Dasar (KD) yang lain yaitu tentang pembangunan industri di kota

Cilegon yang dimungkinkan karena bantuan keuangan dari Uni Soviet pada

tahun 1960‐an atau masa Orde Lama. Sejak jatuhnya Orde Lama pembangunan

industri besi baja yang belum selesai menjadi rebutan banyak pihak. Pesan

sejarah tersebut dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis pergantian

pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru”.

3) Banten

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Banten yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Sepuluh kilometer ke barat Cilegom, Jalan Raya Pos sampai ke Banten, bekas pusat Kesultanan Banten. Tidak mengherankan, dengan berbagai alasan, Daendels dalam tahun pertama sebagai gubernur jenderal telah memporak‐porandakan kekuasaan Sultan Banten dan menyita bagian‐bagian tertentu wilayahnya. Ia curiga jangan‐jangan Banten bermain mata dengan Inggris sebagaimana halnya dengan Kerajaan Palembang. Bukan kebetulan apabila Daendels memerintahkan pembangunan jalan Anyer‐Batavia sebagai prioritas utama. Dengan adanya jalan ini secara teoritis tentaranya akan segera dapat didatangkan dari Batavia bila menyerbu Inggris. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 36). Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis

Page 233: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 233

perkembangan negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”.

Pengetahuan sejarah tersebut, antara lain, (a) Persekutuan Kerajaan Banten

terhadap Portugis untuk melawan Pan‐Islamisme sporadic terutama dari

Islamisasi Banten dari kerajaan Demak; (b) Kekalahan Portugis dari Kerajaan

Demak sehingga Banten menjadi bagian dari kerajaan Islam; (c) Sejarah proses

Islamisasi Kerajaan Demak ke seluruh Jawa Barat pada abad ke‐17; (d) Sejarah

Kesultanan Islam Banten yang melakukan perlawanan terhadap Kompeni

Belanda. Adapun pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam KD

“Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga

Demokrasi Terpimpin” adalah sejarah tentang DI/TII yang disampaikan melalui

pengalaman pribadi penulis.

4) Serang

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Serang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Dari Banten lama Jalan Raya Pos membelok ke selatan, disebabkan memang tidak bisa menembus ke timur, sebuah padang rawa‐rawa pantai yang seakan tidak ada tepinya, dan secara turun temurun menjadikan pembiakkan malaria yang mematikan. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 38) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel dapat

dimasukkan dalam KD “Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan

nasionalisme Indonesia”. Pengetahuan sejarah tersebut, antara lain, (a) Serang

yang merupakan ibukota Kabupaten Lebak tempat yang menjadi mashur dalam

sejarah Indonesia karena seorang pengarang Belanda Multatuli mendapatkan

inspirasinya untuk menulis karya abadinya, Max Havelaar, yang memberikan

Page 234: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 234

kesaksian historis tentang kekejaman Belanda terhadap orang Jawa; (b)

pengaruh politik Etis terhadap perkembangan intelektual pribumi sehingga

memunculkan intelektual Pribumi pertama yang berasal dari Serang yaitu

Pangeran Ahmad Djajadiningrat.

5) Tangerang

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Tangerang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut “Jalan Raya Pos dengan sejumlah tikungan ke tenggara dan

timurlaut sejauh lebih dari 50 kilometer membawa orang sampai ke Tangerang”

(Pramodeya Ananta Toer, 2005: 40).

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC,

Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan

Jepang”. Pengetahuan sejarah tersebut, antara lain, (a) Sejarah perlawanan

para Jawara di Tangerang melawan tuan tanah dan pemerintah kolonial; (b)

Sejarah pelaksanaan kebijakan Tanampaksa (Cultuurstelsel). Adapula

pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis

pergantian pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru”

yaitu cerita tentang pengalaman pribadi penulis sebagai tahanan politik masa

Orde Baru karena dianggap terlibat dalam Gerakan 30 S PKI. Penulis mengatakan

bahwa “Tapol, kematian, perampokan, kelaparan adalah salah satu metode

untuk mendirikan Orde Baru”. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 42)

Page 235: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 235

6) Batavia

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Batavia yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Duapuluh lima kilometer ke timur Jalan Raya Pos sampai di Batavia, kota yang dibangun oleh Jan Pietersz Coen….kembali pada Daendels, yang diagungkan sebagai pembuat Jalan Raya Pos alias Jalan Daendels. Dialah yang memperluas Batavia sampai ke pedalaman. Waktu itu Batavia, yang terkepung oleh rawa‐rawa pantai sangat tidak sehat. Untuk membuat Batavia menjadi sehat Daendels memerintahkan menghacurkan benteng‐benteng Kota Intan agar kota mendapatkan hawa yang lebih segar. Perluasan ke selatan menggunakan wilayah Gambir yang oleh Belanda dinamai Weltevreden….untuk menangkal serbuan Inggris tanpa benteng kota, ia pusatkan pertahanannya lebih ke selatan Weltevreden, ke Meester Cornelis. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 49)

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” tetapi dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC,

Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan

Jepang”, antara lain, (a) sejarah pembangunan kota Batavia oleh J.P Coen

menurut pola kota Belanda dengan sejumlah kanal, jalan raya, dan gedung; (b)

persaingan dagang antara Kompeni Belanda dengan Portugis, Inggris, dan

Spanyol memperbutkan kekuasaan atas jalan pelayaran internasional; (c)

lahirnya budaya Betawi karena percampuran ras diantara para tawanan perang

yang tinggal di Batavia secara turun temurun sejak masa J.P Coen.

Page 236: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 236

7) Meester Cornelis/Jatinegara

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Meester

Cornelis/Jatinegara yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” terdapat dalam penggalan cerita berikut.

Setelah Daendels memindahkan pusat pertahanan Batavia, kota ini menjadi kota militer dengan tangsi‐tangsi besar dan pernah juga terdapat sekolah militer, yaitu kursus pendidikan perwira, dan sekolah teknik pembikinan senjata….Semasa kekuasaan Kompeni, Jalan Raya Pos menghubungkan Masteer Cornelis dengan bagian Batavia kota sehingga dalam waktu pendek tempat ini juga jadi pemukiman yang menyenangkan, lebih sehat daripada di bagian kota lama. Kemudian juga jadi kota administrasi. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 54) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis pergantian

pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru”.

Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang pengalaman

penulis ketika menjadi tahahan politik saat dipenjara oleh Jenderal Nasution di

penjara Cipinang karena dianggap terlibat dalam Gerakan 30 S PKI.

8) Depok

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Depok yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut “Jalan Raya Pos membentang ke selatan sepanjang 22 kilometer

melalui Pasaminggu, Lentengagung dan Pondokcina sampai Depok”.

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan perkembangan

masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan

Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”, adalah

Page 237: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 237

cerita tentang perubahan sosial masyarakat bekas budak dan keturunannya di

kota Depok pada abad ke‐19. Sebagai akibat dari pengkristenan yang

diupayakan Belanda di wilayah jajahannya, Chastelein sang pemilik tanah

merelakan tanahnya untuk para budak yang beragama Kristen.

9) Buitenzorg/Bogor

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Bogor yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Duapuluh dua kilometer ke selatan Depok, Jalan Raya Pos sampai di Bogor. Semasa colonial lebih dikenal dengan nama Buitenzorg, terjemahan dari Perancis, Sans Souci yang berarti tanpa beban pikiran, santai saja.pembangunan Jalan Raya Pos dari Batavia sampai sini diberitakan lancer saja. Artinya tak diberitakan adanya korban yang jatuhrasanya tidak mungkin karena dasarnya adalah kerjapaksa, birokrasi Kompeni yang korup, dan pembesar‐pembesar Pribumi yang sama korupnya. Jadi sama halnya dengan pembangunan jarak Anyer‐Batavia, ‘aman‐aman saja’” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 56) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan

negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”. Pengetahuan sejarah

tersebut tentang ibukota Kerajaan Padjajaran, bernama Pakuan yang didirikan

1335 Saka atau 1433 Masehi seperti yang tercantum dalam Batu Tulis Bogor.

Selain itu, terdapat juga pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam KD

”Menganalisis pergantian pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai

lahirnya Orde Baru”. Pengetahuan sejarah terdapat dalam cerita penulis tentang

sosok Trubus seorang seniman yang hilang karena masuk dalam anggota Lekra,

organisasi seniman pendukung Soekarno yang sangat dimusuhi oleh Orde Baru.

Page 238: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 238

10) Priangan

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Priangan yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Baiklah, kita memasuki wilayah Priangan atau Parahyangan, tempat para hyang (=leluhur atau dewa) bersemayam. Jalan Raya Pos menjurus ke tenggara sejauh kurang dari 10 kilometer sampai ke Ciawi di kaki Gunung Pangrangro. Menghindari kenaikan‐kenaikan punggung gunung, Jalan Raya Pos membelok ke timur, menyusuri Ciliwung dan barang 12 kilometer kemudian sampai di Cisarua....Ruas Jalan Raya Pos Cisarua‐Cugeneng, sepanjang 22 kilometer memotong punggung utara Gunung Pangrango, Kompeni menamainya waktu itu gunung‐gunung Biru. Sewaktu jalan raya ini dibikin Cisarua adalah milik tuan tanah Riemsdijk. Dan justru di sini jalan raya itu mulai menanjak. Tak dapat dibayangkan berapa banyak korban berjatuhan karena kecelakaan, kelelahan, kehabisan tenaga, atau kelaparan. Ini adalah benar‐benar pembikinan jalanan baru, tidak sekedar melebarkan. Pada waktu itu belum jadi kebiasaan menggunakan dinamit. Punggung gunung yang terjal berlipat‐lipat itu harus dipapras dengan tenaga manusia…..titik tertinggi yang dilewati adalah puncak. Menurut laporan seorang perwira Inggris pada 1815, bila cuaca terang melalui jurang‐jurang yang menganga di bawah kaki. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 61) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan

negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”. Pengetahuan sejarah

tersebut adalah serbuan Sultan Agung ke Batavia dengan terlebih dahulu

menguasai Priangan. Bupati Sunda harus membayar mahal pada Mataram,

dengan kehormatan. Banyak putera‐putera mereka yang disandera dan di Jawa‐

kan.

11) Cinjur

Page 239: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 239

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Cianjur yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Hanya menuruni beberapa kilometer lereng timur Gunung Gede dan orang pun sampai ke Cianjur, 460 meter di atas permukaan laut….dari Cianjur ke timur sejauh 40 kilometer Jalan Raya Pos mendatar dan mendaki lagi waktu memasuki Padalarang. Pada waktu jalan ini diikin atau ditingkatkan Padalarang masih berupa dusun yang tidak berarti. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 62) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis pergantian

pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru”.

Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita penulis yang mengisahkan

tentang nasib salah seorang tahanan politik yang merupakan salah satu tokoh

pendiri Lekra. Pada masa Orde Baru tahanan politik yang dianggap terlibat

dalam Gerakan 30 S PKI dibuat tidak mempunyai kepastian hukum dan dirampas

kebebasanya.

12) Cimahi

Tidak banyak pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Cimahi

yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Hanya

disampaikan bahwa tiga kilometer ke tenggara, Jalan Raya Pos sampai ke

Cimahi. Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Merekonstruksi

perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi

Terpimpin”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang salah

satu bentuk perubahan sosial dalam masyarakat dengan munculnya kelompok

Page 240: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 240

yang disebut dengan garong (gabungan romusaha ngamuk) pada masa Revolusi

Kemerdekaan. Kelompok ini dapat dikategorikan sebagai salah satu sejarah lokal

di daerah Cimahi.

13) Bandung

Tidak banyak pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Cimahi

yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Hanya

disampaikan bahwa “Tak sampai lima kilometer ke tenggara, melalui lapangan

terbang Andir, Jalan Raya Pos sampai ke Bandung, di sebuah dataran tinggi

bekas kawah purba” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 64). Pengetahuan sejarah

yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat

dimasukkan dalam KD “Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia

sejak proklamasi hingga Demokrasi Terpimpin”. Pengetahuan sejarah tersebut

terdapat dalam cerita tentang, (a) Perjuangan kota Bandung pada masa Revolusi

Kemerdekaan yang dikenal sebagai ”lautan api”; (b) sejarah Bandung sebagai

tuan rumah Konferensi Asia Afrika yang pertama pada masa pemerintahan

presiden Soekarno. Pengetahuan sejarah yang akan mengambarkan bagaimana

posisi Indonesia menghadapi pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur; (c)

pandangan presiden Soekarno yang melahirkan nasion Indonesia dan

mengusahakan kemerdekaan yang muaranya pada proklamasi kemerdekaan 17

Agustus 1945.

14) Sumedang

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Sumedang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Page 241: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 241

Sekitar empatpuluh kilometer ke timur, sedikit ke timurlaut, Jalan Raya Pos sampai di kota Sumedang, melalui lembah dan bukit pertemuan kaki Gunung Burangrang dan Tunggul di utara dengan Gunung Calancang di selatan….Daendels dalam pembangunan Jalan Raya Pos menghadapi banyak kesulitan dengan penguasa Pribumi setempat terutama dalam melaksanakan bagian Cadas (Jurang) Pangeran. Penduduk Sumedang bangga terhadap perlawanan ini. Untuk mengenangnya telah didirikan patung Pangeran Kornel berhadapan dengan Daendels. Dalam berjabat tangan, Pangeran Kornel memberikan tangan kirinya sedang tangan kananya memegang hulu keris. Dalam pembikinan inilah untuk pertama kali ada angka jumlah kurban yang jatuh 5.000 orang. Bahwa angka yang diberikan begitu bulatnya telah menunjukkan tidak rincinya laporan, hanya taksiran. Mungkin kurang, mungkin lebih. Setidak‐tidaknya ini adalah genosida tidak langsung demi pembangunan, demi kelangsungan penjajahan dan kebesaran, kekayaan dan kemajuan Eropa….untuk berhasilnya proyek pembangunan jalannya, Daendels tidak bergeming melihat ribuan jiwa Pribumi melayang. Sekali lagi laporan orang Inggris pada 1815 itu: seluruh Jalan Raya Pos itu kurban tewas diperkirakan diperkirakan sejumlah 12.000 orang. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 69‐70). Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC,

Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan

Jepang”. Pesan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang, (a) Sejarah

genosida yang dilakukan oleh J.P Coen pada masa VOC; (b) Sejarah genosida

pada masa diterapkannya kebijakan Cultuurstelsel (Tanampaksa). Hal itu

terdapat dalam penggalan cerita “....di banyak daerah, demi panen komoditi

untuk membiayai penjajahan dan penjajah, ribuan petani Jawa tewas kelaparan

karena tak sempat menggarap sawah dan ladangnya. Tentu saja keluarganya

ikut tewas. Di Grobogan sampai‐sampai orang tak sempat menguburkan para

korban” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 71)

Page 242: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 242

15) Karangsembung

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Karangsembung yang

sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam

penggalan cerita berikut.

….Jalan Raya Pos Daendels menjulur berkelok dan bertikung ke timur, lebih kurang 100 kilometer ke Karangsembung, titik akhir tahap pertama pembangunan jalan ini. Sepanjang jalan tanahnya subur luar biasa….tempat ini dipilih Daendels karena sebelum ia berkuasa telah menjadi pusat pergudangan komoditi, yang dari sini diangkuti melalui darat ke Karawang atau diteruskan, juga lewat darat ke Batavia, dan bisa melalui sungai Ci Manis ke teluk Cirebon untuk melanjutkannya melalui angkatan laut ke Batavia, bahkan ke Cirebon saja. Sebelum jalanan ke Karangsembung selesai sepenuhnya, residen Cirebon memohon Daendels agar pembangunan diteruskan sampai ke ibukota Karisedenan Cirebon. Dan Daendels hanya cukup dengan mengangguk saja. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 74).

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD

“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah

penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris,

sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang” terdapat dalam cerita tentang

penghapusan Cultuurstelsel dan Koffiestelsel sehingga Karangsembung

kehilangan “vitalitasnya” terdesak oleh kota pelabuhan Cirebon.

16) Cirebon

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Cirebon yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Page 243: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 243

….Di Bandar ini terdapat pos militer penting sebelum apalagi semasa Daendels dan terdapat bagian kota dengan penduduk Eropa yang meninggali gedung‐gedung yang apik. Penduduknya yang cukup banyak. Beberapa tahun saja setelah kepergian Daendels sebagian terbesar penduduk kota Cirebon disapu oleh wabah pes….untuk menghindari kemungkinan bangkitnya lagi perlawanan rakyat, Daendels melarang orang Tionghoa untuk tinggal di pedalaman, semua bentuk penyewaan tanah dihapus, penyanderaan terhadap mereka yang tak mampu membayar hutang‐hutangnya dihapus….masih dalam usaha untuk menangkis ketidakpuasan rakyat Daendels menyunat kekuasaan dan wilayah para sultan Cirebon untuk lebih mengurangi beban rakyat. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 75) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis

perkembangan negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”

terdapat dalam cerita tentang Islamisasi di Cirebon yang pertama kali dilakukan

oleh Sunan Gunungjati. Penyebaran Islam kemudian dilakukan oleh

keturunannya yang bernama Hasanudin yang berhasil menaklukan Kerajaan

Banten dan mengiIslamkannya. Selain itu, terdapat pula pengetahuan sejarah

yang dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan perkembangan masyarakat

Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda,

Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”. Pengetahuan sejarah

tersebut terdapat dalam cerita tentang, (a) Sejarah Cirebon pada masa VOC

yang meyebabkan Kesultanan Cirebon kehilangan banyak wilayahnya; (b)

Sejarah perlawanan rakyat terhadap penindasan yang dilakukan oleh Sultan,

Kompeni Belanda, dan orang Tionghoa pada abad ke‐18.

Adapula pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan ke dalam KD

“Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga

Page 244: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 244

Demokrasi Terpimpin” yaitu terdapat dalam cerita tentang pengalaman penulis

dalam perjuangannya melalui Laskar Rakyat pada masa Revolusi Kemerdekaan.

Kenangan penulis akan memberikan gambaran kepada pembaca (peserta didik)

tentang kondisi pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan.

17) Tegal

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Tegal yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

….Sebelas kilometer kemudian, setelah Jalan Raya Pos mendekati pantai tibalah orang di Tegal, terletak di hampir terdalam garis teluk lebar. Kota dibelah oleh Jalan Raya Pos dari timur ke barat dan oleh kali Gung dari selatan ke utara sampai ke laut….Semasa colonial, Jalan Raya Pos, selain membelah kota juga membelah batas rasial. Sebelah utara jalan raya menjadi pemukiman Eropa, bagian selatannya pemukiman Tionghoa, dan di luar kedua‐duanya baru pemukiman Pribumi. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 82‐83). Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis

perkembangan negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”

terdapat dalam cerita tentang Kerajaan Mataram Islam. Diceritakan bagaimana

peranan kota Tegal pada saat Sultan Agung menyerang Batavia dan peristiwa

pemberontakan Trunojoyo terhadap Amangkurat.

18) Pekalongan

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Pekalongan yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Page 245: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 245

Enampuluh kilometer terus ke timur, Jalan Raya Pos mencapai Pekalongan….Dalam membangun jalan menuju ke Pekalongan para pekerjapaksa menerobos hutan belantara yang tidak sehat. Inggris lagi yang memberitakan: kurban yang tewas 4.000 orang waktu menerobos membikin jalan raya ini….Sudah semasa Daendels wilayah Pekalongan berpenduduk jauh lebih rapat dari wilayah‐wilayah lain. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 84) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dan dapat dimasukkan dalam KD “Merekonstruksi

perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi

Terpimpin” terdapat dalam cerita tentang pertempuran rakyat Pekalongan

melawan Jepang setelah Proklamasi Kemerdekaan. Pertempuran dikarenakan

Jepang menunda‐nunda perundingan dan mempersiapkan jebakan. Saat

berlangsung perundingan tentang pengambilalihan kekuasaan dan penyerahan

senjata, pihak Kempei dari luar gedung melakukan penembakan terhadap para

pemuda. Perlawanan rakyat diperingati setiap tanggal 3 Oktober.

19) Semarang

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Semarang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Tetapi untuk mencapai Semarang, ibukota Jawa Tengah, Jalan Raya Pos meninggalkan pantai utara karena tertumbuk oleh rawa‐rawa pantai yang luas sepanjang 30 kilometer penuh sampai ke Semarang. Maka jalan agak dilengkungkan ke tenggara. Itupun tidak langsung membelah kota Semarang, tetapi sedikit ke selatannya. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 87)

Page 246: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 246

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Merekonstruksi

perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi

Terpimpin”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang

pertempuran para pemuda melawan Jepang karena penolakan penyerahan

senjata oleh pihak Jepang. Pertempuran melawan Jepang pasca Proklamasi

Kemerdekaan lebih dikenal dengan Pertempuran 5 hari di Semarang dengan

Tugu Muda sebagai simbol peringatan.

20) Demak

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Demak yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Dalam pembangunan jalan sampai ke Demak sejumlah besar sungai pantai kecil-mengecil mengadang para pekerja. Bahkan Demak sendiri dibelah Kali Tuntang yang sedang-sedang saja besarnya. Sewaktu Daendels melanjutkan usahanya menghubungkan Semarang dan Demak, medan yang sangat sulit menghadang Sewaktu Daendels melanjutkan usahanya mnghubungkan Semarang dengan Demak, medan sangat sulit menghadang. Bukan hanya karena tanahnya tertutup oleh rawa-rawa pantai, juga sebagian daripadanya adalah laut pedalaman, atau teluk-teluk dangkal. Walau angka-angka tidak pernah dilaporkan, mudah diduga berapa banyaknya pekerja paksa yang kelelahan dan lapar itu menjadi makanan empuk malaria yang ganas itu….Dengan pengalian sejumlah kanal lain untuk pembuangan air, Daendels boleh bangga berhasil dapat dikeringkan lebih kurang 36.000 bau rawa, menjadi sawah. Dan tetap tidak diberitakan berapa yang tewas. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 94)

Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan

Page 247: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 247

negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”. Pengetahuan sejarah

tersebut terdapat dalam cerita tentang berdirinya Kerajaan Islam Demak sebagai

kerajaan Islam pertama di pulau Jawa di bawah kepemimpinan Raden Patah

(Fattah). Raja berasal dari koloni Cina di Palembang yang nama aslinya adalah Jin

Bun. Selain itu diceritakan tentang penyerbuan Pati Unus ke Malaka untuk

menyerang Portugis pada 1512. Pengetahuan sejarah yang lain dapat

dimasukkan dalam kD “Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia

di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris,

sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”. Pesan sejarah tersebut terdapat

dalam cerita tentang jumlah korban penduduk Demak yang diakibatkan

kebijakan Cultuurstelsel atau Tanampaksa masa Pemerintah Kolonial Belanda.

21) Pati

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Pati yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut. “Masih agak sorong ke timurlaut, Jalan Raya Pos sampai ke Pati

setelah menempuh jarak 20 kilometer melalui kaki selatan Gunung Muria….Pati

sebagai ibukota kabupaten mengalami pasang surut. Setelah Jalan Raya Pos

sampai ke sini sehingga yang semula tidak berarti menjadi penting.” (Pramoedya

Ananta Toer, 2005: 96)

22) Juwana

Pengetahuan sejarah dalam deskripsi tentang kota Juwana dapat

dimasukkan dalam KD “Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia

di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris,

sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”. Pengetahuan sejarah tersebut

Page 248: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 248

terdapat dalam cerita tentang perlawanan rakyat Pati untuk menghancurkan

segala sesuatu yang berbau Eropa dan orang‐orang Eropa, terutama para

pengusaha nila dengan Indigocultuurnya yang banyak memeras tenaga dan

waktu para petani. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 99).

23) Rembang

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Rembang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Jalan Raya Pos, Jalan Daendels membentang 1.000 kilometer sepanjang utara pulau Jawa, dari Anyer sampai Panarukan….Daendels memerintahkan untuk melebarkan sampai 7 meter. Semua batu untuk peninggian dan pengerasan, rakyat kecil, para petani, yang harus setor, tanpa imbalan….Jalan Raya Pos Rembang‐Lasem membentang menyusuri pantai….Sebelum Daendels, sebenarnya sudah ada jalan ke timur sampai ke Gresik. Jadi Jalan Raya Pos dari sini sampai ke Gresik bukan jalan baru. Daendels hanya memerintahkan pelebaran dan pengerasan. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 10‐12) Pengetahuan sejarah yang tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan

negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam) di Indonesia”. Pengetahuan sejarah

tersebut terdapat dalam cerita tentang Islamisasi yang dilakukan oleh Sultan

Trenggono dengan mengirimkan armada dari Teluk Rembang untuk

mengIslamkan Pasuruan di Jawa Timur. Selain itu, diceritakan tentang galangan

kapal Pati Unus dalam penyerangannya terhadap Portugis di Malaka.

24) Tuban

Pengetahuan sejarah yang terdapat dari deskripsi tentang kota Tuban

tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, namun dapat

Page 249: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 249

dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu‐

Buddha dan Islam)”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita

tentang, (a) Ekspedisi Pamalayu oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari

untuk menanggulangi pengaruh dari ekspansi Kubilai Khan; (b) Pemberontakan

Raja Kediri yaitu Jayakatwang terhadap Kertanegara; (c) Pendirian Kerajaan

Majapahit oleh Raden Wijaya; (d) Pemberontakan Ranggalawe terhadap Raden

Wijaya karena tidak puas dengan hanya mendapatkan wilayah kabupaten di luar

kekuasaan langsung.

25) Gresik

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Rembang yang sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” terdapat dalam penggalan

cerita berikut.

Lima kilometer di selatan kota Sedayu, Jalan Raya Pos harus menyeberangi Bengawan Solo, dan barang 22 kilometer ke selatan sampailah ke kota Gresik….semasa Daendels, kota yang masyhur akan kerajinan kunigan dan perunggu ini disulap menjadi sentra pembikinan bedil, seiring dengan Semarang yang disulap menjadi produsen peluru. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 105‐106) Pengetahuan sejarah yang idak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels”, dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan

negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam)”. Pengetahuan sejarah tersebut

terdapat dalam cerita tentang penyebaran Islam pertama di wilayah Gresik oleh

Malik Ibrahim, dibuktikan dengan adanya makam.

26) Surabaya

Pengetahuan sejarah yang terdapat dari deskripsi tentang kota Surabaya

tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, namun dapat

Page 250: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 250

dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu‐

Buddha dan Islam)”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita

tentang penyerangan Surabaya oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram.

Takluknya Surabaya melalui diplomasi ditandai dengan ditawannya Pangeran

Pekik. Dampaknya adalah ia membawa sastra Jawa Timur dan tangganada Pelok

ke Jawa Tengah.

Terdapat pula pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam KD

”Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga

Demokrasi Terpimpin”. Pesan sejarah tersebut terdapat dalam cerita penulis

tentang saat‐saat menjelang Proklamasi kemerdekaan dan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran 10 November 1945 merupakan

perjuangan heroik melawan sekutu dan Belanda yang berusaha menguasai

kembali Indonesia. Peringatan terhadap perjuangan rakyat Surabaya maka

setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

27) Sidoarjo dan Porong

Pengetahuan sejarah yang terdapat dari deskripsi tentang kota Sidoarjo

dan Porong tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”,

namun dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis perkembangan negara

tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam)”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat

dalam cerita tentang kebijakan dari Raja Erlangga di Kahuripan untuk

menyalurkan limpahan air dari sungai besar karena disebabkan oleh tanggul

yang bobol. Kebijakan tersebut termuat dalam Prasasti Kelagen pada 959 Saka

atau 1047 Masehi. Porong juga merupakan wilayah pemerintahan Erlangga pada

abad ke‐11yang mulanya adalah nama galangan air pengendali banjir.

Page 251: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 251

28) Pasuruan

Pengetahuan sejarah yang terdapat dari deskripsi tentang kota Sidoarjo

dan Porong tidak sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”,

namun dapat dimasukkan dalam KD “Membandingkan perkembangan

masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan

Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”.

Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang perlawanan

Untung Surapati dari Kerajaan Pasuruan terhadap Kompeni Belanda.

Perlawananya menggunakan gaya Eropa dengan taktik perang semu yang

mengakibatkan pasukan Kompeni di bawah Kapten Tack masuk dalam

perangkap. Untung Surapati merupakan salah satu pahlawan nasional.

29) Probolinggo

Pengetahuan sejarah yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” hanya menjelaskan tentang “Tigapuluh kilometer menyusuri

pantai Selat Madura sedikit serong ke tenggara, Jalan Raya Pos sampai ke

Probolinggo….sepanjang pantai selatan Madura, telah ada jalan yang bisa dilalui

kereta sebelum Daendels membangunnya, atau lebih tepat melebarkannya jadi

7 meter” (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 125).

Meskipun demikian, pengetahuan sejarah sebagian besar dapat

dimasukkan dalam KD “Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia

di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris,

sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”. Pengetahuan sejarah tersebut

terdapat dalam cerita tentang, (a) Pemberontakan rakyat terhadap tuan tanah

Tionghoa pada masa pemerintahan Inggris; (b) kemajuan pendidikan dengan

Page 252: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 252

didirikan Kweekschool atau Sekolah Pendidikan Guru pada tahun 1875 dan

sekolah lanjutan khusus anak‐anak pegawai negeri dan orang‐orang terkemuka.

Adapula pengetahuan sejarah lain yang dapat dimasukkan dalam KD

“Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam)”.

Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita tentang peninggalan dari

Kerajaan Majapahit yaitu Candi Jabung. Candi itu disebut dalam kitab

Negarakertagama dan pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk.

30) Kraksaan, Besuki, dan Panarukan

Pengetahuan sejarah dari deskripsi tentang kota Kraksaan, Besuki, dan

Panarukan yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

terdapat dalam penggalan cerita berikut.

Duapuluh dua kilometer ke timur, Jalan Raya Pos sampai ke Kraksaan, sebuah kota kecamatan (onderdistrict) yang terbelah oleh sebuah sungai kecil bernama sama….Duapuluh kilometer ke timur lagi sampai ke kota Besuki….Duapuluh delapan kilometer menyusuri pantai arah sedikit timurlaut, Jalan Raya Pos sampai ke terminal Panarukan. Kota ini menjadi akhir Jalan Daendels karena pada masanya menjadi pelabuhan terpenting di bagian tertimur pantai utara pulau Jawa. (Pramoedya Ananta Toer, 2005: 126‐127) Pengetahuan sejarah sebagian besar dapat dimasukkan dalam KD

“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan:

dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan

Pendudukan Jepang”. Pengetahuan sejarah tersebut terdapat dalam cerita

tentang, (a) Perkebunan tebu dan pabrik gula di Kraksaan pada masa

Cultuurstelsel; (b) Perkembunan tembakau naoogst di Besuki sejak masa

kolonial; (c) Pembangunan benteng pada masa VOC di Panarukan. Adapula

pengetahuan sejarah yang dapat dimasukkan dalam KD “Menganalisis

Page 253: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 253

perkembangan negara tradisional (Hindu‐Buddha dan Islam)” yaitu cerita

tentang upaya kristenisasi Portugis pada abad ke‐16 yang mendapatkan

sambutan masyarakat terutama wanita untuk menghindari pembakaran janda

seperti yang berlaku pada adat Hindu.

B. Pokok Temuan

1. Pesan sejarah yang terkandung di dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

Pesan sejarah yang terkandung dalam novel memiliki dimensi‐dimensi

meliputi kualitas‐kualitas seperti kemanfaatan, kebaikan, estetika, kemampuan

memuaskan kebutuhan, dan kesenangan yang cenderung menyerap aspek

kesejarahan berdasarkan nilai‐nilai kebenaran individu (obyektifitas) yang berakar

dalan diri serta diupayakan untuk direalisasikan yang dapat mewarnai kepribadian

kelompok atau kepribadian bangsa. Inti pesan sejarah yang ditemukan dalam novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” adalah tentang pembangunan Jalan Raya Pos dari

Anyer sampai Panarukan. Pembangunan Jalan ini merupakan periode kelam dalam

sejarah Hindia Belanda karena terjadi eksploitasi tenaga kerja Pribumi oleh

Daendels. Di samping itu masih terdapat beberapa pesan sejarah yang

berhubungan dengan sejarah kota‐kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos.

Pesan sejarah tersebut meliputi berbagai hal antara lain; (a) Sejarah pertumbuhan

dan perkembangan kota‐kota di Jawa yang dilalui oleh pembangunan Jalan Raya

Pos; (b) Perlawanan pemimpin lokal dan rakyat Pribumi melawan penjajahan

bangsa Asing; (d) Sejarah perubahan sosial masyarakat; (e) Sejarah Lekra dan

Gerakan 30 S PKI; (f) Sejarah peranan bangsa Indonesia dalam dunia internasional;

(g) Sejarah kerajaan Mataram masa Islam; (h) Sejarah masa Cultuurstelsel di Jawa;

Page 254: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 254

(i) Sejarah sosial ekonomi Jawa; (j) Sejarah kerajaan‐kerajaan Hindu Budha di

Indonesia; (k) Sejarah penyebaran Islam di Pulau Jawa.

2. Pemahaman guru terhadap sumber pembelajaran sejarah dengan menggunakan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”.

Terdapat beragam pemahaman guru bidang studi sejarah di Sekolah

Menengah Atas Negeri di kota Salatiga terhadap sumber pembelajaran

sejarah dengan menggunakan novel. Pemahaman sebagian besar guru

terhadap novel sejarah adalah novel dengan latar belakang cerita sejarah dan

di dalam isinya menyebutkan tokoh-tokoh sejarah. Pemahaman lain dari guru

tentang novel sejarah diartikan dengan novel yang mengambil cerita sejarah

ataupun novel yang menjadikan sejarah sebagai peristiwa yang diceritakan

oleh penulis di dalam tulisannya. Terkait dengan penggunaan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah, guru sejarah

di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga mempunyai beragam

pemahaman. Pemahaman guru ditentukan oleh rincinya pesan sejarah yang

ditemukan dalam isi novel. Selain itu, pemahaman guru ditentukan pula oleh

strategi yang dipakai oleh guru ketika menggunakan novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah.

3. Apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan pos Jalan Deandels, sebagai bahan

pendamping sumber pembelajaran sejarah.

Terdapat beragam apresiasi guru bidang studi sejarah di Sekolah Menengah

Atas Negeri di kota Salatiga terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai bahan pendamping sumber pembelajaran sejarah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian guru tertarik dan merasa tertantang untuk

Page 255: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 255

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Novel ini dianggap tepat karena dapat memberikan

pengetahuan tentang peristiwa sejarah pada kota‐kota yang dilalui pembangunan

Jalan Raya Pos. Menurut guru dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

mempunyai banyak pengetahuan dan pesan sejarah yang sulit didapatkan dari

buku teks sejarah. Pengungkapan cerita dari kisah perjalanan penulis dan sejarah

kota dengan menggunakan bahasa karya sastra (novel) yang cenderung tidak kaku

juga menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi adapula guru sejarah yang merasa

kurang cocok apabila novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” digunakan sebagai

sumber pembelajaran bagi peserta didik setingkat Sekolah Menengah Atas karena

beberapa pertimbangan yaitu kajian novel yang terlalu berat dengan kronologis

waktu yang tidak fokus pada satu periodisasi sejarah tertentu, sehingga

diperkirakan membuat mereka kesulitan untuk memahami pesan sejarah pada

novel. Oleh karena itulah, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dianggap lebih

cocok untuk kalangan akademisi misalnya mahasiswa.

4. Relevansi pengetahuan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” terhadap Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas.

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” kaya akan pengetahuan

sejarah yang dapat diperoleh oleh guru maupun peserta didik. Pengetahuan

sejarah tersebut sebagian besar tidak terdapat dalam buku teks sejarah.

Pengetahuan sejarah yang sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran pada materi

Page 256: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 256

tentang “Pemerintahan Daendels di Indonesia” sesuai dengan Kompetensi

Dasar (KD) yang bersangkutan. Sedangkan pengetahuan sejarah yang lain

relevan dengan dua Standar Kompetensi (SK) dan enam Kompetensi Dasar

(KD). Standar Kompetensi (SK) tersebut adalah “menganalisis perjalanan

bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan,

hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia” dan “merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa

Proklamasi hingga lahirnya Orde Baru”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD)

antara lain, (a) Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-

Buddha dan Islam) di Indonesia; (b) Membandingkan perkembangan

masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan

Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang; (c)

Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia;

(d) Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia; (e)

Merekonstruksi perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi

hingga Demokrasi Terpimpin; (f) Menganalisis pergantian pemerintahan dari

Demokrasi Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru

C. Pembahasan

Dipilihnya karya sastra sebagai sumber pembelajaran karena

menyajikan gambaran kehidupan yang merupakan interpretasi dari sebuah

kenyataan (Damono, 2003: 2). Oleh karena itu, digunakan sebuah karya sastra

dalam pembelajaran dimaksudkan untuk menyajikan sebuah gambaran

Page 257: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 257

kehidupan yang tersaji dalam pesan yang merupakan sebuah kenyataan. Jenis

karya sastra yang digunakan pastilah menyesuaikan dengan jenis

pembelajarannya, apabila pembelajaran sejarah maka jenis sastra haruslah

sastra sejarah. Secara umum dasar penggunaan sumber pembelajaran sejarah

hendaknya menggunakan sumber-sumber yang berasal dari karya-karya

sejarah seperti buku, artikel, film yang mengandung unsur sejarah. Oleh

karena itu karya sastra sejarah karena mengandung unsur sejarah dapat

digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Hal ini merujuk pada sebuah

pengertian yang disampaikan Sartono Kartodirdjo bahwa karya sastra sejarah

merupakan karya sejarah (historiografi) (Edi S. Ekadjati, 1983: 19).

Penggunaan karya sastra novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sebagai sumber pembelajaran sejarah dilatarbelakangi oleh upaya untuk

mengembangkan sumber pembelajaran yang menarik. Dalam novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” menghadirkan realitas berupa peristiwa sejarah

sehingga pengarang mencoba menterjemahkan peristiwa tersebut dengan

bahasa imajiner dengan maksud memahami peristiwa sejarah sesuai dengan

kadar kemampuannya, menjadikan karya itu sebagai sarana bagi pengarang

untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tanggapan mengenai peristiwa

sejarah, dan dapat digunakan oleh pengarang untuk menciptakan sebuah

peristiwa sejarah sesuai dengan pengetahuan dan daya imajinasinya

(Kuntowijoyo, 2006: 172). Selain itu, dalam novel sejarah pengarang berusaha

semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-

gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung. Hal-hal inilah

Page 258: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 258

yang menjadikan karya sastra sejarah mempunyai perbedaan dengan sumber

pembelajaran yang lain, strategi yang baik akan menjadikan karya sastra

sejarah sebagai sumber pembelajaran yang menarik.

Secara umum pesan sejarah dapat dikatakan sama dengan nilai-nilai

sejarah yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Nilai sejarah adalah

sejauh mana sumber daya arkeologi itu dilatarbelakangi oleh peristiwa sejarah

yang dianggap penting serta yang berkaitan secara simbolis dengan peristiwa

terdahulu dari segi sejarah. Nilai sejarah dapat juga diartikan sebagai sesuatu

yang dianggap baik dan bermanfaat dan dijunjung tinggi masyarakat

pendukungnya, terutama tercermin dalam tindakan dan perilaku yang positif,

serta makna dari peristiwa-peristiwa sejarah itu sendiri. Nilai-nilai yang

memiliki dimensi-dimensi meliputi kualitas-kualitas seperti kemanfaatan,

kebaikan, estetika, kemampuan memuaskan kebutuhan, dan kesenangan yang

cenderung menyerap aspek kesejarahan berdasarkan nilai-nilai kebenaran

individu (obyektifitas) yang berakar dalan diri serta diupayakan untuk

direalisasikan yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian

bangsa.

Pesan sejarah yang terdapat dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” diperoleh dan ditangkap oleh masing-masing guru berbeda-beda.

Perbedaan penangkapan terhadap pesan sejarah sangat tergantung oleh

kecenderungan menyerap aspek kesejarahan berdasarkan nilai-nilai kebenaran

individu (objektifitas) yang berakar dari dalam diri mereka masing-masing.

Pesan sejarah yang didapat masing-masing pembaca juga tergantung pada

Page 259: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 259

strategi bagaimana memahami secara menyeluruh isi dan pesan sejarah yang

terkandung dalam novel tersebut.

Dari penelitian yang telah dilakukan, pesan sejarah yang terdapat

dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sangat beragam. Pada dasarnya

pesan yang disampaikan pasti mengandung dimensi kemanfaatan dan estetika.

Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat diperoleh berbagai pesan sejarah yang

terkandung dalam novel. Pesan sejarah meliputi, sejarah pembangunan Jalan

Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.000 kilometer dengan

dikerjakan menggunakan kerja rodi rakyat pribumi. Penyampaian sejarah

pembangunan jalan ini bermanfaat bagi pembaca (guru dan peserta didik) agar

mengetahui latar belakang, tujuan, dan pelaksanaan pembangunan Jalan Raya

Pos. Pemahaman terhadap pesan sejarah akan bermanfaat pada penghargaan

yang tinggi pada sejarah. Penulis mengambarkan peristiwa sejarah

pembangunan Jalan Raya Pos dengan mendeskripsikan bagaimana

penderitaan dan kesengsaraan rakyat Pribumi karena harus membelah gunung,

menebang pohon, menutup rawa-rawa, menghadapi serangan malaria ganas,

maupun melewati jurang-jurang curam hanya untuk melaksanakan perintah

Daendels. Pesan sejarah itu akan bermanfaat untuk menumbuhkan kesadaran

pembaca termasuk peserta didik berperan serta ikut mengisi negara yang

sudah merdeka dengan hal-hal yang baik.

Selain sejarah pembangunan Jalan Raya Pos, masih banyak pesan

sejarang yang ditemukan dalam penelitian ini. Pesan sejarah paling paling

banyak terkandung adalah sejarah pertumbuhan dan perkembangan kota yang

Page 260: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 260

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos mulai dari Anyer sampai Panarukan dari

masa ke masa. Secara garis besar sejarah pertumbuhan dan perkembangan

kota-kota antara lain terlihat dari cerita yang disampaikan penulis tentang

Jakarta/Batavia berubah menjadi kota multietnis karena adanya penghargaan

dan penerimaan terhadap keberagaman budaya yang menghasilkan budaya

Betawi dengan segala keindahannya, perkembangan Jatinegara dari tanah-

tanah partikelir menjadi pusat militer kolonial Belanda, Bogor sebagai kota

tujuan wisata karena kenyamanan alamnya terbukti dengan dibangun istana

Bogor dilengkapi Kebon Raya Bogor, Cimahi sebagai pusat militer pada masa

kolonial, Semarang sebagai pusat kekuatan VOC dan kolonial yang kedua

setelah Batavia, Juwana menjadi kota dagang pada masa kolonial Belanda

abad ke-19 karena banyak penduduk Tionghoa, Gresik awalnya hanyalah

pusat pusat kerajinan kuningan dan perunggu namun diubah menjadi pusat

kerajinan senjata “bedil” pada masa Daendels, dan pertumbuhan kota Bangil

karena letaknya yang strategis karena berada di jalur yang menghubungkan

kota-kota besar di Jawa Timur.

Pesan sejarah yang dapat mewarnai kepribadian bangsa adalah

berbagai bentuk perlawanan pemimpin lokal dan rakyat pribumi melawan

penjajahan bangsa Asing. Dari novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

berbagai perlawanan disajikan untuk menginspirasi peserta didik agar

menghargai perjuangan bangsa untuk meraih kemerdekaan. Bentuk-bentuk

perlawanan tersebut antara lain, perlawanan rakyat di Anyer sebuah

perlawanan heroik melawan Kompeni Belanda, munculnya pemberontakan

Page 261: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 261

petani di Cilegon yang terkenal dengan “Pemberontakan Petani Banten” karya

monumental dari Sartono Kartodirdjo yang digambarkan sebagai sebuah aksi

perlawanan dengan melakukan pembunuhan terhadap Residen Belanda,

perlawanan rakyat Sumedang dengan pemimpinnya Pangeran Kornel

melawan kekejaman Daendels yang memaksakan pembangunan jalan dengan

medan yang sangat berat, peristiwa ini dikenal dengan peristiwa Cadas

Pangeran. Pada masa revolusi kemerdekaan diceritakan perlawanan rakyat

pekalongan terhadap Jepang hanya dengan senjata tradisional, sejarah

pertempuran rakyat Semarang yang terkenal dengan pertempuran 5 hari di

Semarang yang diperingati dengan dibangun monumen Tugu Muda,

perlawanan rakyat Bandung pada masa revolusi fisik dengan membakar kota

Bandung Selatan dan terkenal dengn peristiwa “Bandung Lautan Api”,

penyerangan Kerajaan Demak terhadap Portugis karena kepentingan

perdagangan, perlawanan Untung Surapati terhadap VOC dengan strategi

yang bagus berhasil memporak porandakan pasukan Kapten Tack, serta

perlawanan rakyat Probolinggo terhadap tuan tanah Tionghoa karena dianggap

sebagai biang kesengsaraan rakyat.

Pesan perubaan sosial masyarakat juga mewarnai isi dari novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai pesan sejarah yang mencerminkan

karateristik suatu wilayah kota. Sejarah perubahan sosial masyarakat,

misalnya munculnya jawara di Tangerang sebagai kelompok yang menjadi

sumber kriminalitas melawan kemapanan pemerintah kolonial dan para

tuantanah Tionghoa, perubahan sosial masyarakat bekas budak di kota Depok

Page 262: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 262

sebagai akibat dari pengkristenan yang dilakukan Belanda di wilayah

jajahannya. Perubahan sosial juga diwarnai dengan aksi-aksi kelompok yang

dikategorikan sebagai kriminalitas, peristiwa tersebut antara lain munculnya

garong yang merupakan singkatan dari gerombolan romusha ngamuk sebagai

kelompok yang menganggu keamanan rakyat pasca kemerdekaan di wilayah

Cimahi, orientasi garong adalah murni ekonomi dengan memanfaatkan

kondisi masyarakat dan pemerintah yang masih belum stabil. Pesan sejarah

tentang perubahan sosial masyarakat diakibatkan oleh pemberlakuan Politik

Etis pada awal abad ke-20 misalnya di wilayah Serang yang mencetak kaum

intelektual pribumi yang mulai memperjuangkan kemerdekaan melalui cara

yang berbeda yakni menyampaikan aspirasi setelah berhasil masuk dalam

birokrasi Belanda.

Secara rinci hasil analisis novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

menghasilkan berbagai pesan sejarah yang sangat beragam. Pesan‐pesan sejarah

lain yang berusaha disampaikan antara lain, sejarah Lekra dan Gerakan 30 S PKI yang

mendaatkan perlakuan tidak adil setelah peralihan kekuasaan dari Soerkarno

kepada Soeharto, pesan sejarah ini terlihat dari pengalaman penulis di kota Cianjur.

Sejarah peranan bangsa Indonesia dalam dunia Internasional, pesan terdapat dalam

penggalan cerita tentang kota Bandung yang berhasil menjadi tuan rumah dalam

penyelenggaraan KAA (konferensi Asia Afrika) tahun 1955. Pesan sejarah masa

kerajaan terdapat dalam penggalan cerita tentang sejarah Kerajaan Mataram

terlihat dari cerita di kota Tegal yang dinyatakan sebagai gudang beras Mataram dan

tempat pelarian Amangkurat dari serbuan pemberontak Trunojoyo serta sejarah

penaklukan Mataram atas Surabaya yang merupakan Bandar dagang besar pada

Page 263: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 263

awal abad ke‐17. Selain itu, terdapat pesan sejarah tentang awal mula kerajaan

Majapahit yang berhasil didirikan oleh Raden Wijaya dengan memanfaatkan tentara

Mongol untuk menyerang Jayakatwang, pesan ini diceritakan di bagian kota tuban.

Sejarah masa Cultuurstelsel di Jawa juga menjadi pesan wajib yang

menunjukkan dan mengambarkan sejarah kelam bangsa Indonesia di bawah

penjajahan Belanda. Pesan terdapat dalam penggalan cerita tentang kota Demak

dimana hampir sepertiga penduduknya tewas karena kebijakan Tanampaksa yang

sangat menyengsarakan disebabkan tanaman padi rakyat harus ditanami dengan

tanaman yang berorientasi ekspor misalnya tebu. Kebijakan cultuurstelsel sangat

mempengaruhi sejarah sosial ekonomi Jawa terutama pada masa kolonial, misalnya

muculnya banyak perkebunan‐perkebunan dan pabrik tebu di Demak, Brebes.

Disampaikan juga sejarah Islamisasi di Pulau Jawa, hal ini terdapat dalam penggalan

cerita tentang kota Kudus yang sejak abad ke‐16 melalui Sunan Kudus telah ada

proses Islamisasi, dan Gresik dengan Malik Ibrahim yang dianggap sebagai wali

pertama penyebar Islam.

Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa pemahaman guru

beragam tentang penggunaan novel sejarah dan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah. Upaya memperoleh

pemahaman guru yang baik terkait penggunaan novel sebagai sumber

pembelajaran sejarah harus dilakukan. Langkah awal yang harus dilakukan

adalah menyamakan pemahaman guru-guru bidang studi sejarah dalam

penggunaan novel sebagai sumber pembelajaran sejarah. Proses tersebut

sebagai bagian dari kegiatan peningkatan kemampuan dan kompetensi guru-

Page 264: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 264

guru di era persaingan global seperti sekarang ini. Upaya peningkatan

pemahaman guru dalam penggunaan novel sejarah bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan sumber pembelajaran

dalam rangka mempelajari sejarah yang ada di sekitarnya secara seluas-

luasnya. Pemahaman yang baik akan sangat bermanfaat untuk mendasari guru

agar memiliki pengetahuan ataupun wawasan yang luas dan mendalam dalam

menggunakan novel sebagai sumber pembelajaran sejarah. Tujuan utama

peningkatan pemahaman guru adalah memberikan fasilitas kemudahan bagi

peserta didik dalam mempelajari sejarah.

Peningkatan pemahaman guru bidang studi sejarah dapat dilakukan

dengan: (1) mengadakan lokakarya bagi guru dengan mendatangkan

narasumber-narasumber yang berkompeten dan berpengalaman dalam

menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran, seperti sejarawan,

peneliti, sastrawan, Balai Pelatihan Guru, pihak universitas, penerbit buku,

atau penulis sehingga guru mendapatkan pemahaman bagaimana cara

menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah; (2)

Pembuatan sejenis TOR (Term of Reference) atau guidance/petunjuk

pemanfaatan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah, sehingga

guru-guru memiliki persepsi yang sama tentang bagaimana menentukan cara

dan strategi dalam menggunakan novel sebagai sumber pembelajaran sejarah;

(3) Merekomendasikan novel-novel yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga; (4)

Membentuk kelompok-kelompok kerja yang beranggotakan guru-guru sejarah

Page 265: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 265

yang kegiatannya antara lain berupaya memfasilitasi guru dan peserta didik

dalam meningkatkan pemahaman dan apresiasi mereka terhadap novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran.

Meningkatnya pemahaman guru terhadap penggunaan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran sejarah akan mengarah pada fungsi novel

sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah, yaitu: (1) Meningkatkan

produktivitas pembelajaran dengan jalan mempercepat laju belajar dan

membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik, serta

mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih

banyak dalam membina dan mengembangkan semangat belajar peserta didik;

(2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang bersifat individual yang

mengurangi kontrol guru dan memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya; (3) Lebih memantapkan

pembelajaran dengan jalan penyajian informasi dan bahan secara lebih

konkret; (4) Memungkinkan belajar seketika yang mengurangi kesenjangan

pembelajaran antara realitas dengan pembelajaran verbal dan abstrak dengan

memberikan pengetahuan yang bersifat langsung; (5) Penyajian pembelajaran

yang lebih luas, yang menyajikan informasi yang mampu menembus batas

geografi.

Pemahaman guru dalam penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sejarah harus mengetahui nilai lebih dan daya saing novel

sejarah sebagai sumber pembelajaran ditinjau dari keriteria memilih sumber

belajar sejarah, novel sejarah umumnya memenuhi kriteria: (1) ekonomis,

Page 266: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 266

karena harganya yang murah; (2) praktis, karena novel sejarah tidak

memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) novel sejarah

mudah didapat di toko-toko buku dan di perpustakaan sekolah, dan di

perpustakaan daerah Salatiga; (4) novel sejarah sangat fleksibel sehingga

dapat dimanfaatkan untuk tujuan instruksional; (5) penggunaan novel sejarah

dapat mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar sehingga dapat

menumbuhkan motivasi dan minat belajar peserta didik karena novel sejarah

tidak semata-mata memberikan pemahaman sejarah, tetapi juga dialektika

antara masa lalu dengan kontemporeritas masyarakat sastra pada umumnya.

Dari keriteria tentang novel sejarah memperoleh kesimpulan bahwa

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” telah memenuhi kriteria dasar sebagai

sumber pembelajaran sejarah. Novel ini dapat diperoleh dengan harga yang

murah sehingga telah mencapai kriteria ekonomi. Kriteria Praktis sudah

tercapai karena novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” tidak memerlukan

pengelolaan yang rumit dan sulit karena hanya dianalisis untuk mencari nilai

atau pesan sejarahnya. Novel ini mudah didapat karena masih banyak dijual di

toko buku, disediakan di perpustakaan sekolah, maupun perpustakaan daerah

Salatiga. Kriteria fleksibel juga diperoleh karena dapat digunakan untuk tujuan

instruksional dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan Kompetensi Dasar

(KD) “Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesiadi bawah

penjajahan dari nasa VOC sampai Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris,

sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang”. Kriteria sebagai novel sejarah

juga tercapai karena dengan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mampu

Page 267: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 267

mendukung proses dan pencapaian tujuan pembelajaran. Peserta didik

mendapatkan banyak pengetahuan baru terutama sejarah kota-kota yang

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos yang tidak mereka dapatkan dari buku

teks sejarah sehingga menumbuhkan minat dan ketertarikan bagi mereka.

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” layak dijadikan sumber

belajar karena ditulis berdasarkan bukti sejarah sehingga dengan sendirinya

nilai dan pesan sejarah yang termuat dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun

memang isinya sangat terikat pada historical truth (kebenaran sejarah yang

sifatnya relatif) dimana pengarangnya dapat menggunakan masa lampau yang

luas untuk mendukung suatu gambaran sejarah yang sudah mapan. Selain itu,

novel ini mengandung banyak nilai dan pesan sejarah yang digolongkan

menjadi historical authenticity, historical faithfulness, dan authenticity of

local colour yang terdapat di dalamnya. Historical authenticity (keaslian

sejarah) adalah kualitas dari kehidupan batin, moralitas, heroisme,

kemampuan untuk berkorban, keteguhan hati, yang khas untuk suatu jaman.

Penulis novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” berhasil melukiskan secara

benar semangat jaman (zeitgeist) yang menjadi tugas bagi sejarawan lewat

peristiwa sejarah yang aktual. Isi dari cerita mengenai sejarah kota-kota yang

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos disajikan secara mendalam karena

merupakan penuturan perjalanan dari penulis. Selanjutnya yang dimaksud

dengan historical faithfulness (kesetiaan sejarah) ialah keharusan-keharusan

sejarah yang didasarkan pada basis sosial ekonomi rakyat yang sesungguhnya,

sebagai contohnya adalah gerakan-gerakan rakyat yang menentang penjajahan

Page 268: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 268

sehingga berdampak pada perubahan sosial, dan perkembangan ekonomi dari

kota-kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos. Serta Authenticity of

local colour yaitu deskripsi yang setia mengenai keadaan-keadaan fisik, tata

cara peralatan. Deskripsi fisik terlihat dari pengambaran fisik kota-kota yang

dilalui pembangunan Jalan Raya Pos.

Pengajaran sejarah bergantung pada beberapa faktor, salah satunya

adalah guru sebagai komponen yang sangat menentukan dalam implementasi

suatu strategi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya

berperan sebagai model tetapi juga berperan sebagai pengelola pembelajaran.

Guru sejarah dituntut untuk menciptakan inovasi dalam pengembangan

sumber pembelajaran yang dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sejarah pendamping buku teks merupakan salah satu bentuk

inovasi dalam pembelajaran sejarah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa apresiasi guru beragam terhadap

penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. sebagian besar guru menganggap bahwa novel ini

mempunyai nilai lebih apabila digunakan sebagai sumber pembelajaran

sejarah. Penggunaan novel sejarah “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dalam

kegiatan pembelajaran memberikan banyak keuntungan bagi guru dan peserta

didik, diantaranya mendapatkan banyak pengetahuan sejarah melalui pesan-

pesan sejarah dalam novel yang tidak ditemukan dalam buku teks.

Penggunaan novel sejarah membuat pembelajaran sejarah semakin dinamis

Page 269: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 269

karena dapat menjelaskan lebih detail dinamika yang terjadi di dalam

peristiwa sejarah, hal ini terlihat dari deskripsi sejarah yang detail dalam

menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan kota-kota yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos.

Novel ini mampu menjadi alat berdialektika dalam sejarah dengan

semangat zaman yang terkandung di dalamnya, hal ini terlihat dari deskripsi

tentang berbagai bentuk perlawanan rakyat dan pemimpin lokal peribumi

terhadap berbagai bentuk penjajahan bangsa asing. Novel sejarah “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” dapat mengajak peserta didik melihat suatu peristiwa

dengan cara pandang yang berbeda dengan apa yang dipaparkan dalam buku

teks sejarah, hal ini terlihat dari deskripsi tentang pembangunan jalan dengan

banyak korban rakyat peribumi yang tewas, baik karena kelelahan, kelaparan,

malaria, atau kecelakaan akibat medan yang berat. Cara pandang berbeda juga

dapat dilakukan oleh peserta didik ketika mendapati pesan sejarah yang

mengemukakan sejarah Lekra dan korban-korban akibat Gerakan 30 S PKI.

Fakta-fakta yang dianggap benar oleh penulis, mungkin saja dinilai peserta

didik sebagai fakta yang kurang tepat karena mempunyai cara pandang yang

berbeda.

Guru dituntut untuk menguasai materi sejarah dan isi novel sejarah

apabila digunakan sebagai sumber pembelajaran. Penguasaan sumber

bertujuan agar guru mampu menggali novel sejarah sesuai dengan perannya.

Penguasaan materi novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” yang baik

diperlukan kegiatan peningkatan apresiasi guru terhadap novel sejarah dengan

Page 270: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 270

memberikan pemahaman peran novel sejarah sebagai sumber pembelajaran

sejarah. Peran novel sejarah adalah: (1) Peran novel sejarah dalam

pembelajaran individual adalah pada pola pembelajaran yang menitik beratkan

pada peserta didik, guru hanya berperan sebagai penunjang/fasilitator,

sehingga peran novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sangat penting sebagai

sumber pembelajaran yang dapat dieksplorasi peserta didik dalam kegiatan

belajar individualnya, eksplorasi yang dimaksudkan adalah kemampuan untuk

meningkatkan pemahaman terhadap pesan sejarah dan pengetahuan yang

diperoleh peserta didik setelah membaca novel; (2) Peran novel sejarah dalam

belajar klasikal adalah pola komunikasi langsung antara guru dan peserta

didik, kualitas hasil belajar sangat bergantung pada kualitas guru, karena guru

merupakan sumber belajar yang utama, sehingga penguasaan guru terhadap

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pendamping sangat

penting guna meningkatkan kualitas hasil belajar. Penguasaan guru dapat

diwujudkan dengan memahami secara keseluruhan pesan sejarah yang

disampaikan sehingga mempunyai strategi yang tepat bagaimana

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah; (3) Peranan sumber belajar dalam kelompok: pada pola

ini sumber belajar berupa orang (guru) bekerjasama dengan sumber lainnya,

artinya adalah novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” merupakan salah satu

bagian dari sumber pembelajaran yang dapat digunakan guru sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Guru harus mampu bekerja sama dan berinovasi dengan

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”. Hal ini dikarenakan

Page 271: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 271

peranan guru selama ini hanya berfungsi sebagai sumber belajar tunggal,

padahal realitanya peserta didik membutuhkan tantangan baru yang dapat

membuat mereka lebih tertarik dalam kegiatan pembelajaran sejarah.

Pembelajaran sejarah dengan sumber novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sejalan dengan fungsi pembelajaran sastra (novel sejarah juga

merupakan salah satu bentuk karya sastra) antara lain: (1) Sebagai alat untuk

merangsang peserta didik dalam menggambarkan pengalaman, perasaan, dan

pendapatnya. Cerita novel yang berupa kisah perjalanan penulis dan banyak

dilukiskan gambaran tentang sejarah kota yang dilalui Jalan Raya Pos dapat

merangsang peserta didik mengambarkan pengalaman dan perasaan tentang isi

dan pesan sejarah yang disampaikan di setiap kota-kota yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos. Novel ini dapat pula merangsang peserta didik

untuk mengemukakan pendapatnya mengenai benar atau salah, suka atau tidak

suka terhadap pesan sejarah yang disampaikan penulis dalam novelnya

sehingga membuat mereka membaca sumber pembelajaran yang lain sebagai

pembanding; (2) Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai alat bantu

peserta didik dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan emosinya

dalam proses pembelajaran sejarah.

Kemampuan intelektual diketahui dari pengetahuan yang diperoleh

peserta didik dan kemampuan analisis dalam menemukan pesan sejarah yang

disampaikan penulis, sedangkan kemampuan emosi terlihat dari penghargaan

terhadap sejarah bangsa sehingga bersungguh-sungguh belajar sejarah setelah

mengetahui berbagai pesan sejarah bangsa dalam isi novel. pesan sejarah

Page 272: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 272

berhasil membuat empati peserta didik terhadap kondisi bangsa Indonesia

pada masa penjajahan; (3) Sebagai alat untuk stimulus dalam kegiatan

pembelajaran. Penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” adalah

sebagai sumber pembelajaran pendamping buku teks menarik minat peserta

didik karena bahasanya lebih mudah dipahami, tidak terlalu kaku dan ilmiah

sehingga novel sejarah terkesan tidak membosankan untuk dibaca. Isinya

memberikan gambaran peserta didik mengenai sisi kelam pembangunan Jalan

Raya Pos dan sejarah kota-kota yang tidak diperoleh dari buku teks.

Pengetahuan baru tentang sejarah kota seakan-akan membuat peserta didik

diajak berjalan-jalan dan berkeliling di kota-kota antara Anyer sampai

Panarukan. Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” itulah yang menjadi daya tarik dan rangsangan bagi peserta

didik untuk mengikuti pelajaran sejarah.

Fungsi sumber novel sejarah dalam pembelajaran sejarah adalah

sebagai media mempelajari budaya dan alat untuk mendidik manusia

seutuhnya, membentuk pengembangan imajinasi pada peserta didik dengan

pengisahan menjadi bagian dari pandangan tertentu. Fungsi tersebut sesuai

dengan fungsi sosial novel sejarah yaitu ikut membina masyarakat menjadi

manusia, yang memahami. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

mempunyai fungsi sebagai media mempelajari budaya, budaya yang

dimaksudkan adalah keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan

serta struktur-struktur kemasyarakatan, keagamaan yang membentuk ciri-ciri

khas sesebuah masyarakat. Novel ini juga dapat mendidik manusia seutuhnya

Page 273: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 273

dengan pemahaman terhadap pesan-pesan sejarah yang disampaikan, peserta

didik akan mempunyai penghargaan yang besar pada sejarah bangsanya.

Peserta didik menjadi manusia yang memahami sejarah panjang bangsanya.

Selain itu, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” juga mempunyai fungsi

pengembangan imajinasi peserta didik karena mampu membawa daya

imajinasi ke kondisi peristiwa yang sebenarnya sehingga menumbuhkan

empati kepada sejarah bangsa.

Novel sejarah dapat dijadikan sebagai sumber belajar karena dapat

memberikan kemudahan informasi, pengetahuan, pengalaman dan

keterampilan. Novel sejarah dapat digunakan secara sendiri ataupun bersama-

sama untuk memfasilitasi belajar baik secara langsung ataupun tidak langsung,

sebagian pesan di dalam isinya atau keseluruhan isinya, sehingga dapat

membantu peserta didik dalam proses pembelajaran sejarah sebagai bagian

dari kurikulum.

Penggunaan novel sejarah oleh sebagai sumber pembelajaran sejarah

di SMA Negeri kota Salatiga dapat menjadi wahana dalam pencapaian tujuan

pembelajaran yang mencakup ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Ranah pengetahuan yang dapat dicapai dengan penggunaan novel sejarah

sebagai sumber pembelajaran sejarah adalah: (1) Menguasai pengetahuan

tentang aktivitas-aktivitas manusia waktu yang lampau baik aspek internal

maupun eksternal; (2) Menguasai pengetahuan tentang fakta-fakta khusus dari

peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu, tempat dan kondisi pada waktu

peristiwa tersebut terjadi; (3) Mengetahui pengetahuan tentang unsur-unsur

Page 274: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 274

umum yang terlihat pada sejumlah peristiwa masa lampau; (4) Mengetahui

pengetahuan tentang unsur perkembangan dari peristiwa masa lampau yang

berlanjut yang menyumbangkan peristiwa masa lampau dengan masa kini; (5)

Menumbuhkan pengertian hubungan antara fakta, keterkaitan fakta, pengaruh

sosial dan kultural terhadap peristiwa sejarah dan sebaliknya.

Novel sejarah “Jalan Raya pos, jalan Deandels” menyajikan informasi

kesejarahan yang memiliki nilai-nilai atau pesan sejarah yang dikemas utuh

dalam bentuk cerita perjalanan penulis dan deskripsi sejarah kota-kota yang

dilalui Jalan Raya Pos. Sebuah jalan hasil dari kebijakan pemerintah kolonial

Belanda pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels abad ke-19.

Secara garis besar informasi kesejarahan dapat diklasifikasikan:

1. Pengetahuan yang dapat diperoleh tentang aktivitas manusia pada waktu

lampau antara lain tentang pembuatan Jalan Raya Pos masa Daendels dengan

mengerahkan kerja rodi rakyat pribumi, dalam pembangunan rakyat pribumi

menderita karena harus bekerja dengan tanpa upah dan waktu yang tidak

dibatasi dengan dihadapkan pada medan yang berat.

2. Pengetahuan tentang fakta‐fakta khusus dari peristiwa masa lampau sesuai

pengetahuan dengan waktu, tempat dan kondisi pada waktu peristiwa tersebut

terjadi. Contohnya adalah pengetahuan tentang perlawanan petani terhadap

pemerintah kolonial Belanda dan para pemilik perkebunan swasta yang merebut

tanah‐tanah pertanian milik mereka pada akhir abad ke‐19 sampai awal abad

ke‐20.

3. Pengetahuan tentang unsur‐unsur umum yang terlihat pada sejumlah peristiwa

masa lampau. Pengetahuan unsur‐unsur umum yang diperoleh antara lain

Page 275: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 275

tindakan sewenang‐wenang dan kekejaman Daendels terhadap rakyat pribumi

untuk memaksakan proyek pembangunan Jalan Raya Pos menyebabkan

munculnya perlawanan rakyat.

4. Pengetahuan tentang unsur perkembangan dari peristiwa masa lampau yang

berlanjut yang menyumbangkan peristiwa masa lampau dengan masa kini.

Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mengandung pengetahuan masa lampau

yang berguna bagi kehidupan masa kini. Pengetahuan tersebut terlihat dari

dampak yang ditimbulkan dari pembanguanan Jalan Raya Pos. Perkembangan

sarana transportasi di pulau Jawa akibat pembangunan Jalan Daendels

memberikan sumbangan terhadap peristiwa masa lampau baik positif maupun

negatif.

5. Pengetahuan hubungan antara fakta, keterkaitan fakta, pengaruh sosial dan

cultural terhadap peristiwa sejarah dan sebaliknya. Pengetahuan ini dapat

dilihat dari pesan sejarah antara lain, pembangunan Jalan Raya Pos

dilatarbelakangi kebijakan Daendels untuk memperlancar mobilisasi pasukan

Belanda ketika perang dengan Inggris atau pembangunan Jalan Raya Pos telah

menyebabkan banyaknya korban jiwa penduduk pribumi.

Semua kriteria dari ranah pengetahuan yang beragam dari sebuah

novel sejarah sudah ada dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”,

sehingga dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Oleh karena

itu, beragamnya pengetahuan sejarah menjadikan isi novel tidak fokus pada

satu Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD) tertentu. Sesuai

dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, maka pengetahuan

Page 276: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 276

sejarah relevan dengan Standar Kompetensi (SK) “Menganalisis perjalanan

bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan,

hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) yang relevan adalah

“Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan:

dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan

Pendudukan Jepang”. Relevan dengan SK dan KD menjadikan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran

sejarah pada materi ajar tentang “Pemerintahan Daendels di Indonesia”.

Pengetahuan sejarah yang lain tidak sesuai dengan judul novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels”, namun tetap relevan dengan dua Standar

Kompetensi (SK) dan enam Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi

(SK) tersebut adalah “Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara

tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara

kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia” dan

“Merekonstruksi perjuangan bangsa Indonesia sejak masa Proklamasi

hingga lahirnya Orde Baru”. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) antara lain,

(a) Menganalisis perkembangan negara tradisional (Hindu-Buddha dan

Islam) di Indonesia; (b) Membandingkan perkembangan masyarakat

Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia

Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang; (c) Menganalisis

proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia; (d)

Menganalisis terbentuknya negara Kebangsaan Indonesia; (e) Merekonstruksi

Page 277: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 277

perkembangan masyarakat Indonesia sejak proklamasi hingga Demokrasi

Terpimpin; (f) Menganalisis pergantian pemerintahan dari Demokrasi

Terpimpin sampai lahirnya Orde Baru.

Page 278: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 278

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara prinsip novel “Jalan Raya Pos, Jalan daendels” dapat digunakan

sebagai sumber pembelajaran sejarah. Novel ini mempunyai banyak pesan sejarah

yang berusaha disampaikan, pesan sejarah yang paling utama adalah sejarah

Hindia Belanda pada masa Daendels dengan salah satu kebijakannya membangun

Jalan Raya Pos. Cerita novel menyampaikan bagimana sisi-sisi kelam ketika

pembangunan Jalan Raya Pos yang mengakibatkan ribuan rakyat Pribumi

menderita bahkan tewas akibat eksploitasi tenaga kerja oleh Daendels. Praktek

eksploitasi terhadap tenaga kerja Pribumi bukan hanya dilakukan oleh Daendels

tetapi juga oleh para pembesar-pembesar Pribumi yang hanya menuruti perintah

atasan demi kepentingan mereka sendiri tanpa mempedulikan nasib rakyat. Secara

lebih luas pesan sejarah yang terkandung dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” adalah sejarah kota-kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos

meliputi sejarah pertumbuhan dan perkembangan kota dari masa ke masa dengan

periodisasi dan kronologis yang sangat luas dari abad ke-14 sampai abad ke-20,

dan sejarah perlawanan rakyat pribumi dan pemimpin lokal terhadap penjajahan

bangsa asing.

Penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran merupakan hal yang baru di kalangan guru-guru sejarah di Sekolah

Menengah Atas kota Salatiga. Penggunaan sumber yang sebelumnya belum

Page 279: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 279

pernah digunakan menyebabkan pemahaman guru beragam. Pemahaman guru

tentang novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran

masih sangat terbatas. Terbatasnya pemahaman guru hanya pada pesan yang

paling dominan dari isi novel yaitu tentang sejarah kota-kota yang dilalui oleh

pembangunan Jalan Raya Pos. Hal tersebut menyebabkan beragam pula cara dan

strategi guru untuk menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai

sumber pembelajaran.

Pemahaman yang beragam terhadap novel sejarah menyebabkan

perbedaan apresiasi. Setelah diberikan novel untuk dipelajari, guru sejarah di

Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga mempuyai apresiasi yang tinggi

dengan digunakannya novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah. Menurut pendapat mereka novel ini sangat baik dan

menarik apabila digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah karena sedikit

menghilangkan kebekuan peserta didik yang selama ini hanya menggunakan buku

teks sebagai sumber pembelajaran sejarah. Selain itu, novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” mempunyai pesan sejarah yang sangat banyak, sehingga akan

banyak pula pengetahuan sejarah yang diperoleh peserta didik. Banyak

pengetahuan sejarah dari novel yang tidak diperoleh dari buku teks sejarah.

Pengetahuan sejarah yang terdapat dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” tidak seluruhnya sesuai dengan judulnya yaitu tentang pembangunan

Jalan Raya Pos oleh Daendels. Pengetahuan sejarah tentang pembangunan Jalan

Raya Pos dan Daendels relevan dengan materi ajar “Pemerintahan Daendels di

Indonesia” yang masuk dalam Kompetensi Dasar (KD) “Membandingkan

Page 280: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 280

perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC,

Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan

Jepang”. Oleh karena itu, novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat

digunakan sebagai sumber pembelajaran ketika kegiatan pembelajaran sampai

pada Kompetensi Dasar (KD) tersebut. Sedangkan pengetahuan sejarah yang tidak

sesuai dengan judul novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat dimasukkan

dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dan

dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran ketika materi ajar sampai pada SK

atau KD bersangkutan.

B. Implikasi

Penggunaan karya sastra sejarah dalam bentuk novel dalam kegiatan

pembelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari

sejarah dan menjadi sumber pembelajaran yang efektif untuk menyampaikan

pesan dalam bentuk materi pembelajaran. Pembelajaran sejarah dengan

menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran akan mampu

menumbuhkan daya afeksasi peserta didik dalam mempelajari dan mencintai

sejarah bangsanya sendiri. Penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran akan mampu memperkaya khasanah pengetahuan sejarah guru dan

peserta didik. Pengetahuan akan diperoleh melalui sajian informasi peristiwa latar,

sehingga mereka mampu mengembangkan imajinasinya ke peritiwa-peristiwa

sejarah di masa lampau. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dapat

mengembangkan imajinasi tentang sejarah pembangunan Jalan Raya Pos dan

Page 281: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 281

berbagai peristiwa kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia. Sejarah kota-

kota yang dihadirkan dalam novel akan mampu membuat peserta didik tertarik

karena seolah-olah mereka diajak “jalan-jalan” di kota-kota yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos.

Penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber

pembelajaran sejarah mengharuskan guru mempunyai pemahaman yang besar

terhadap isi dan substansi novel. Pemahaman seorang guru menentukan pesan

sejarah yang ditemukan setelah membaca novel. Semakin banyak pesan sejarah

yang dapat digali oleh guru semakin besar pula pesan sejarah yang akan diperoleh

peserta didik. Selain itu, dengan pemahaman yang baik menjadikan guru

mempunyai strategi dan metode yang tepat ketika menggunakan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah. Penggunaan

strategi yang tepat sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh

karena itu, guru harus mempunyai rencana yang matang dalam pembelajaran

dengan menentukan novel sejarah yang sesuai dengan materi pembelajaran dalam

yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk

meningkatkan pemahaman guru terhadap novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sangat diperlukan seminar atau workshop yang membahas

bagaimana penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Novel sejarah yang baik dan berkualitas dapat menjadi buku sumber

penunjang dalam pembelajaran sejarah dalam upaya mengembangkan kreativitas

belajar mengajar guru dan peserta didik di dalam kelas. Guru mempunyai

apresiasi yang tinggi terhadap sumber belajar baru dan kaya akan pesan sejarah

Page 282: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 282

karena dianggap memungkinkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Meskipun demikian, pemilihan sumber baru hendaknya memperhatikan berbagai

pertimbangan terutama dari peserta didik. Pemilihan novel sejarah yang disertai

gambar-gambar ilustrasi dan fokus pada Kompetensi Dasar (KD) tertentu

dianggap akan lebih membuat peserta didik tertarik dan mudah untuk memahami

isinya. Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” mempunyai kriteria yang baik

apabila digunakan sebagai sumber pembelajaran. Banyak pengetahuan yang tidak

dapat diperoleh guru dan peserta didik hanya dalam buku teks sejarah. Akan tetapi

pengetahuan sejarahnya terlalu luas dan memuat beberapa Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD), oleh karenanya peserta didik maupun guru

akan kesulitan untuk memahami secara keseluruhan isi novel. Guru perlu

mengklasifikasikan pengetahuan sejarah sesuai dengan SK dan KD yang

bersangkutan sehingga dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah

yang lebih efektif.

C. Saran

1. Perlu adanya sosialisasi dan workshop pemanfaatan novel sejarah sebagai

sumber belajar bagi guru di kota Salatiga sebagai upaya peningkatan

kemampuan guru dalam penguasaan dan pemanfaatan novel sejarah sebagai

sumber belajar, dengan peneliti sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.

2. Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak terkait dalam pemanfaatan novel

sejarah sebagai sumber belajar.

Page 283: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 283

3. Perlu adanya komitmen yang kuat, keberanian dan peningkatan kreativitas dan

kemampuan teknis guru dalam memanfaatkan novel sejarah sebagai sumber

belajar.

4. Perlu adanya peningkatan peran organisasi profesi, pihak terkait serta peran

serta masyarakat dalam upaya pemanfaatan novel sejarah sebagai sumber

belajar.

5. Guru dalam memilih novel sejarah sebagai sumber pembelajaran harus fokus

pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tertentu.

6. Guru dalam memilih novel sejarah sebagai sumber pembelajaran harus

mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat menarik peserta didik, misalkan

memilih novel sejarah yang banyak gambar-gambar ilustrasi.

Page 284: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 284

Page 285: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 285

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdurrahman Surjomihardjo. 1979. Pembinaan Bangsa dan Masalah

Historiografi. Jakarta: Yayasan Idayu. Acep Iwan Saidi. 2000. Pramoedya Ananta Toer: Wacana Sejarah dan

Kekuasaan dalam Ideologi Realisme Sosialis. Surakarta: Muhamaddiyah University Press.

Ariel haryanto. 1983. Sastra, Sejarah, dan Sejarah Sastra. Basis. ____________. 1985. Perdebatan Sastra Kontekstual. Jakarta: Rajawali Press. Alex Sobur. 2006. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya. Amir Hamzah Sualeman. 1981. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Praktis.

Jakarta: Depdikbud. Arief S. Sadiman. 2005. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Aristo Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Arya Ronald. 2008. Kekayaan dan Kelenturan Arsitektur. Surakarta:

Muhammadiyah University Press. Ayatrohaedi. 1983. Karya Sastra Sebagai Sumber Sejarah. Jakarta: Depdikbud. Bakker, Anton. 1995. Kosmologi dan Ekologi. Filsafat Tentang Kosmos Sebagai

Rumah Tangga Manusia. Yogyakarta: Kanisius. Budianta, Melani., dkk. 2003. Membaca Sastra Indonesia. Magelang: Indonesia Colingwood, R.G. 1956. The Idea of History. New York: Galaxy Book. Depdiknas. 1995. GBPP Mata Pelajaran Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta:

Depdiknas. Edi. S. Ekadjati. 1983. Sumbangan Karya Sastra Sejarah Terhadap Sejarah di

Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Eddy Supangkat. 2001. Salatiga Kota Seribu Nuansa. Salatiga: Planet Salatiga.

Page 286: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 286

Frye, Nortthop. 1974. The Educated Imagination. Bloomington dan London: Indiana University Press.

Gabriel, R.H. 1991. Nilai Amerika: Pelestarian dan Perubahan, (terj). Paul

Surono Hargosoewoyo. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gerlach, dkk. 1980. Teaching and Media Systemic Aproach. New Jersey: Price

Hall inc. Englewood Clifs. Green, Keith dan Jill LeBihan. 1996. Critical Theory and Practice: A

Coursebook. Routledge: London. Hartono Kasmadi. 1996. Model-Model dalam Pengajaran Sejarah. Semarang:

IKIP Semarang Press. Heinich, R Michael Molenda, dkk. 1996. Intructional Media and Technologies for

Learning. Englewood cliffsm N.J Prentice Hall inc. Hudson, W.H. 1961. An Introduction to the Study of Literature. London: George

G. Harrap & Co. Ltd. Issac, Sthephen dan William B Michael. Handbook in Reseach and Evaluation.

California: EdITS publisher. Jabrohim, (ed.). 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita

Graha Widya.

Jauss, Hans Robert. 1982. Toward an Aesthetic of Reception. Minneapolis: the University of Minessota Press.

Kardiyat Wiharyanto. 2001. Model-Model Pembelajaran Sejarah. Semarang:

IKIP Semarang Press. Kuntowijoyo. 2006. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana. Lazar, Gillian. 1993. Literature and Language Teaching, Answer Guide Teachers

and Trainers. United Kingdom: Cambridge University Press. Luxemburg, Jan Van, Mieke Bal, Williem G. Wertsjein. 1989. Pengantar Ilmu

Sastra (penerjemah Dick Hartoko). Jakarta: PT. Gramedia. Miles, Matthew dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Peterjemah Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

Page 287: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 287

Millone, Pauline D. 1996. Indische Culture and its Relationship to Urban Life, dalam majalah “Comparative Studies in Society and History”, vol. 9, Juli-Otober 1996.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Oemar Hamalik. 1994. Media Pendidikan. 2007. Bandung: Citra Aditya Bakti. Pramoedya Ananta Toer. 2010. Jalan Raya pos Jalan Daendels. Jakarta: Lentera

Dipantara. . 2010. Larasati. Jakarta: Lentera Dipantara Ratna, Nyoman Kutha, S. U. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi

Fiksi dan Fakta. Denpasar: Pustaka Pelajar. Redyanto Noor. 1999. Perempuan Idaman Novel Indonesia: Erotik dan Narsistik.

Semarang: Penerbit Bendera. ____________. 2005. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo

Semarang. Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada Press. Sapardi Djoko Damono. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. ____________________. 2003. Sosiologi Sastra. Semarang: Magister Ilmu

Susastra UNDIP. Saripan Sadi Hutomo. 1983. Sastra Daerah dan Penulisan dalam Sejarah Lokal.

Jakarta: Depdikbud. Soediro Satoto. 1998. Tokoh dan Penokohan dalam Caturlogi Drama ‘Orkes

Madun’ Karya Arifin C. Noer. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

_____________. 2000. Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta:

Muhammadiyah University Press Subaryana. 1994. Pengajaran Sejarah dan Aktualisasi Nilai-Nilai Sejarah.

Yogyakarta: Kopertis Wilayah V. Sudarwan Danim. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia

Page 288: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 288

Sugihastuti. 2009. Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta. Suminto A Sayuti. 2002. “Sastra dalam Perspektif Pembelajaran: Beberapa

Catatan”, dalam Riris K. Toha-Sarumpaet (Ed). Sastra Masuk Sekolah. Magelang: Indonesia tera.

Sutopo, H.B. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press. Stanton, Robert. 1999. Dasar-Dasar Teori Fiksi (diindonesiakan oleh Suminto A.

Sayuti). Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Stokes, Jean. 2006. How to Do Media and Cultural Studies (diindonesiakan oleh

Santi Indra Astuti). Yogyakarta: Penerbit Bentang. Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomihardjo. 1985. Ilmu Sejarah dan

Historiografi Arah dan Perpektif. Jakarta: PT Gramedia Taufik Ismail. 2002. “Setelah Menguap dan Tertidur 45 Tahun” dalam Jabrohim

dkk. (Ed). 2002. Dinamika Global-Lokal dalam Perkembangan Sastra. Yogyakarta: Pertemuan Ilmiah Nasional Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia XIII.

Teeuw, A. 2003. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Tjahjono, G. 1998. Indonesia Heritage Architecture. Singapore: Archipelago

Press. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group. Vernon, G.M. (1965). Human Interaction: an Intruduction to Sociology. New

York: The Ronald Press Company. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1949. Theory of Literature. London: Penguin

Books Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran sejarah.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. __________. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan strategi serta Metode

Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depsikbud.

Page 289: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 289

Winarno Surachmat. 1990. Mewujudkan Nilai-Nilai Hidup dalam Tingkah Lak: Sebuah Ikhtisar Pedoman Metodologik. Bandung: Tarsito.

Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zaimar, Okke KS. 2005. “Strukturalisme dan Psikoanalisa” makalah Pelatihan

Kritik Sastra, 7-10 Desember 2005. Depok: Departemen Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Sumber Internet http://www.hati-beriman.blogspot.com, diunduh pada tanggal 2 Mei 2011). http://sma2salatiga.sch.id, diunduh pada tanggal 3 Mei 2011 http://lenteramayapada.blogspot.com/2009/03/biografi-pramoedya- ananta

toer11.html , diunduh pada tanggal 18 Mei 2011 http: //www.mail-archive. com/[email protected]/msg 00535. html,

diunduh pada tanggal 17 Juni 2011 http://fendy-studentsite.blogspot.com/2010/10/pengertian-tema-judul- topik. html,

diunduh pada tanggal 20 Juni 2011 http://pendidikan.infogue.com/pengertian_tema, diunduh pada tanggal 20 Juni 2011 https:// korananakindonesia. Wordpress .com, diunduh pada tanggal 21 Juni 2011 https://korananakindonesia. wordpress.com, diunduh pada tanggal 21 Juni 2011 http://abdurrosyid.wordpress.com/2009/07/29/unsur-unsur-intrinsik-dalam-prosa,

diunduh pada tanggal 20 Juni 2011 http:// belajarsejarah.com/?detail=beritanya&id=16&kode=4, diunduh pada

tanggal 20 Juni 201 www.encycopeidiabritanica-Hermanwillemdaendels.com. Diunduh pada tanggal

13 Mei 2011) http://sejarahkitablogspot.com, diunduh pada tanggal 13 Mei 2011.

Page 290: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 290

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA, OBSERVASI

DAN PENCATATAN DOKUMEN

1. Pedoman Wawancara

Wawancara guru

Tujuan Ketercapaian:

a. Mengetahui pemahaman guru terhadap novel sebagai sumber pembelajaran

sejarah

b. Mengetahui apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels”

Daftar Pertanyaan:

a. Mengetahui pemahaman guru terhadap novel sebagai sumber pembelajaran

sejarah:

1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang novel sejarah?

2. Apakah bapak/ibu telah memanfaatkan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sejarah?

3. Bagaimana cara bapak/ibu memanfaatkan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sejarah?

4. Bagaimana pemahaman Bapak/Ibu tentang novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels”?

Page 291: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 291

5. Bagaimana cara bapak/ibu memahami isi dan pesan sejarah yang

disampaikan oleh penulis dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”?

6. Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan isi dan pesan sejarah yang ada

di dalam novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” kepada peserta didik?

7. Strategi apa yang bapak/ibu gunakan dalam memanfaatkan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” dalam kegiatan pembelajaran?

8. Kendala-kendala apa saja yang bapak/ibu temukan dalam pemanfaatan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dalam kegiatan pembelajaran?

b. Mengetahui apresiasi guru sejarah terhadap novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels”:

1. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang isi novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels”?

2. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang isi pesan sejarah yang ada di

dalam novel “Jalan Raya Pos Jalan Daendels”?

3. Bagaimana pendapat bapak/ibu apabila novel “Jalan Raya Pos Jalan

Daendels” dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah

menengah atas?

4. Apakah harapan bapak/ibu apabila novel “Jalan Raya Pos Jalan Daendels”

dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah di sekolah menengah atas?

Page 292: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 292

2. Pedoman Observasi

Sekolah menengah atas negeri di kota Salatiga

1. Kondisi lingkungan sekolah menengah atas negeri kota Salatiga.

2. Daya dukung fasilitas pendidikan dan sumber pembelajaran yang dimiliki

Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga.

3. Kegiatan persiapan mengajar guru di Sekolah Menengah Atas Negeri kota

Salatiga.

4. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh guru sejarah di dalam kelas di

Sekolah Menengah Atas Negeri kota Salatiga dengan menggunakan novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”.

3. Pedoman Pencatatan Dokumen

1. Naskah Novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” 2. Silabus 3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mata pelajaran sejarah,

Page 293: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 293

Lampiran 2 DAFTAR INFORMAN

No Nama Instansi

1. Endah Harini S.Pd Guru Sejarah SMA Negeri 1

Salatiga 2. Dra. Suprapti Guru Sejarah SMA Negeri 2

Salatiga 3. Dra. Sri Maryati Guru Sejarah SMA Negeri 3

Salatiga

Page 294: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 294

Lampiran 3 DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 Peta kota Salatiga

(Sumber: http://www.salahati-berimanmap.blogspot.com)

Lokasi Penelitian

Page 295: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 295

Gambar 2

SMA Negeri 1 Salatiga tampak depan (Foto: TyoTemanggung/T2)

Gambar 3

Pintu gerbang SMA Negeri 2 Salatiga (Foto: TyoTemanggung/T2)

Page 296: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 296

Gambar 4

Pintu gerbang SMA Negeri 3 Salatiga (Foto: TyoTemanggung/T2)

Wawancara dengan Guru

Gambar 5

Peneliti wawancara dengan Endah Harini (guru sejarah SMA Negeri 1 Salatiga) (Foto: TyoTemanggung/T2)

Page 297: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 297

Gambar 6

Peneliti wawancara dengan Suprapti (guru sejarah SMA Negeri 2 Salatiga) (Foto: TyoTemanggung/T2)

Gambar 7

Peneliti wawancara dengan Sri Maryati (guru sejarah SMA Negeri 3 Salatiga) (Foto: TyoTemanggung/T2)

Page 298: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 298

Catatan Lapangan Nomor 1 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Penggunaan sumber pembelajaran berupa novel sejarah dalam kegiatan

pembelajaran belum pernah dilakukan meskipun sering membaca di berbagai

sumber yang menyarankan untuk mencoba menggunakan novel sejarah sebagai

salah satu sumber pendamping buku teks. Hal ini dikarenakan ia belum

mengetahui kriteria novel yang dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran dan

masih jarang novel yang dapat dipakai sebagai sumber pembelajaran sesuai

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang diberikan di kelas.

Selain itu, ia masih ragu keefektifan penggunaan novel karena peserta didik

kemungkinan akan dibingungkan antara fakta yang sebenarnya dan fiksi yang

termuat dalam isi novel.

Catatan Peneliti:

Sesuai dengan dokumen persiapan pembelajaran baik dalam Silabus maupun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Endah Harini belum pernah menggunakan

sumber pembelajaran dengan novel sejarah. Sumber pembelajaran yang selama ini

dipakai adalah buku teks sejarah dan sumber dari internet.

Page 299: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 299

Catatan Lapangan Nomor 1 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut Suprapti, penggunaan novel berlatar sejarah sebagai sumber

pembelajaran baru ia dengar, dan menurutnya untuk menjadikan efektif

penggunaan sumber tersebut pasti akan menemukan kesulitan. Dalam kegiatan

pembelajaran ia menggunakan buku teks dengan metode utama adalah ceramah

karena alokasi waktu yang terbatas dan disesuaikan dengan kemampuan peserta

didik. Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang diukur dari nilai siswa setelah

menjawab soal-soal Tes Tengah Semester atau Tes Akhir Semester menjadi beban

tersendiri bagi guru, di satu sisi mereka terbebani dengan keharusan menggunakan

sumber pembelajaran yang bervarisi, di sisi yang lain mereka terbebani dengan

kewajiban membuat siswa dapat menjawab soal test sesuai Standar Kometensi

dan Kompetensi Dasar.

Catatan Peneliti:

Berdasarkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dimiliki oleh Suprapti menunjukkan bahwa ia belum pernah menggunakan novel

sejarah sebagai sumber pembelajaran. Ia hanya menggunakan buku paket dan

LKS sebagai sumber dengan metode utama adalah ceramah. Hal tersebut

dikarenakan alokasi waktu pembelajaran sejarah di kelas XI IPA hanya 1 jam

pelajaran setiap minggu.

Page 300: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 300

Catatan Lapangan Nomor 1 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Sri Maryati mengungkapkan permasalahan dalam pembelajaran sejarah

yaitu terbentur sedikitnya jam pelajaran sejarah yang ada di kelas XI, sedangkan

materi yang harus disampaikan sangat banyak. Untuk kelas XI IPA guru

berkewajiban menyampaikan materi dua Standar Kompetensi dan 6 Kompetensi

Dasar dengan alokasi waktu satu jam pelajaran setiap minggu. Alokasi waktu

yang sedikit tersebut yang membuat Sri Maryati enggan menggunakan variasi

sumber yang lain selain buku teks sejarah. Ia juga belum pernah menggunakan

novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah. Menurutnya hal itu

dikarenakan guru belum mendapatkan rekomendasi dari hasil penelitian ilmiah

yang merekomendasikan novel-novel sejarah apa saja yang layak pakai sebagai

sumber di sekolah. Oleh karena itu, diperlukan penelitian ilmiah untuk

menganalisis novel yang cocok digunakan sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Catatan peneliti:

Berdasarkan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

dimiliki Sri Maryati memang benar bahwa sumber pembelajaran yang dipakai

adalah buku teks sejarah. Ia belum menggunakan variasi sumber termasuk novel

sejarah untuk sumber belajar.

Catatan Lapangan Nomor 2

Page 301: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 301

Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut pendapat Endah Harini novel sejarah itu adalah semacam novel-

novel biasa yang banyak cerita fiktifnya, namun ada hal yang membedakan yaitu

menggunakan latar cerita sejarah, misalnya jaman Majapahit atau masa

penjajahan dan ada tokoh-tokoh sejarahnya. Karena alasan itulah Endah Harini

belum menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran pendamping

buku teks. Pemahamannya tentang pengertian novel sudah tepat yaitu

menggunakan sejarah sebagai latar cerita. Pemahamannya terhadap isi novel

adalah sejarah pembangunan Jalan Raya Pos dan sejarah dari kota-kota yang

dilalui pembangunan jalan. Namun pesan sejarah yang disampaikan dalam setiap

cerita dari kota-kota yang dilalui oleh pembangunan Jalan Raya Pos belum

dipahami secara menyeluruh.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Endah Harini tentang novel sejarah cukup tepat, memang

novel sangat identik dengan karya fiktif sehingga pemahaman seperti itu adalah

sebuah hal yang biasa. Sementara pemahamannya tentang novel tidak sesuai

dengan apa yang ia ajarkan di kelas, dari hasil penelitian saat kegiatan

pembelajaran pemahaman Endah Harini cukup bagus karena dapat menjelaskan

pesan sejarah lain selain pembangunan Jalan Raya Pos.

Page 302: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 302

Catatan Lapangan Nomor 2 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti menjelaskan bahwa dirinya kurang memahami pengertian tentang

novel sejarah, menurutnya mungkin secara umum novel sejarah adalah novel yang

ceritanya mengambil cerita sejarah. Pengertian secara pasti tentang novel sejarah

belum diketahui karena ia pernah baca definisi secara tepat dari novel sejarah. Ia

juga menyatakan bahwa belum pernah menggunakan novel sejarah sebagai

sumber pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan belum pernah ia dapatkan selama

dibangku perkuliahan dan di kegiatan pelatihan serta seminar. pernyataan di atas

menunjukkan bahwa secara garis basar pemahaman Suprapti terhadap novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” belum menyeluruh. Pemahamannya tentang

novel ini adalah sejarah kota-kota, namun pesan-pesan sejarah yang ingin

disampaikan penulis pada setiap kota belum dipahami.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Suprapti tepat karena dari hasil pengamatan di kelas saat

kegiatan pembelajaran, ia agak kebinggungan bagaimana menggunakan novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, sehingga strategi yang dilakukan hanya

menyuruh peserta didik untuk membaca dan menanyakan seputar Jalan Daendels

saja tidak menyinggung sejarah kota.

Page 303: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 303

Catatan Lapangan Nomor 2 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut Sri Maryati novel sejarah adalah novel yang menjadikan sejarah

sebagai peristiwa yang diceritakan oleh penulis di dalam tulisannya, tetapi

pernyataan itu menurut pendapat pribadinya tanpa ada dasar teori yang jelas,

karena ia sendiri belum pernah membaca definisi novel sejarah atau jenis novel

sejarah, sehingga mengalami kesulitan menyebutkan salah satu judul novel

sejarah Indonesia. Pemahamannya tentang Novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sudah cukup baik. Secara garis besar ia mengungkapkan bahwa isinya

tentang Jalan Daendels yang dari Anyer sampai Panarukan dengan dilatari sejarah

kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos di sekitar Pantai Utara Jawa.

Catatan Peneliti:

Pernyataan dari Sri Maryati terkait pemahaman terhadap novel sejarah dan

novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” disampaikan dengan jujur sesuai dengan

pengetahuannya. Pemahamannya terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” memang cukup baik hal itu terbukti saat pengamatan saat pembelajaran

di kelas dimana Sri Maryati cukup komunikatif dengan peserta didik ketika

menyampaikan isi sejarah kota yang merupakan latar dari cerita tentang

pembangunan Jalan Raya Pos.

Page 304: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 304

Catatan Lapangan Nomor 3 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Endah Harini dapat memahami pesan novel dengan cara membacanya

berulang-ulang. Hal itu disebabkan karena pesan yang ingin disampaikan penulis

dalam novel beragam yaitu setiap kota-kota yang dilewati Jalan Raya Pos.

Anggapannya bahwa novel cenderung fiktif, maka ia harus melakukan

perbandingan dengan cara membaca buku sejarah atau sumber sejarah yang lain

untuk mendapatkan pesan sejarah. Cukup kesulitan untuk memahami pesan yang

terkandung menyebabkan Endah Harini berkesimpulan bahwa novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels” bukan novel ringan dan mudah dibaca atau dipahami

sebagaimana novel-novel fiktif yang ada.

Catatan Peneliti:

Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, Endah Harini telah

membaca novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” dua kali karena dengan hanya

membaca satu kali ia belum paham secara garis besar tentang isi novel. Dari hasil

pengamatan di kelas, ia memakai pengetahuannya yang diperoleh dari buku teks

sejarah untuk membandingkan dengan isi dalam novel.

Page 305: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 305

Catatan Lapangan Nomor 3 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti mengatakan bahwa ia kurang memahami pesan yang akan

disampaikan dari isi novel. Oleh karena itu, untuk dapat memahami ia membaca

isi novel secara berulang-ulang dari kota-kota yang diceritakan penulis. Pendapat

Suprapti terhadap novel senada dengan Endah Harini yaitu masih kurang paham

terhadap alur ceritanya karena isi novel tidak fokus pada satu peristiwa yaitu

pembangunan Jalan Raya Pos di kota-kota yang dilalui, tetapi di setiap kota

diceritakan berbagai peristiwa sejarah dengan periodisasi yang berlainan sehingga

pesan sejarah yang terkandung dapat memuat Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar yang lain.

Catatan Peneliti;

Pernyataan yang disampaikan Suprapti sesuai dengan diperoleh peneliti

dalam pengamatan saat penelitian. Ia memang membutuhkan membaca berulang-

ulang untuk memahami isi novel. Meskipun hanya membaca separoh novel

namun sudah dibaca sebanyak dua kali.

Page 306: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 306

Catatan Lapangan Nomor 3 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Dari keterangan Maryati, disimpulkan bahwa ia cukup baik memahami isi

novel. Cara pemahaman tidak dilakukannya dengan membaca berulang-ulang isi

novel, karena menurutnya itu tidak efektif. Oleh karena itu, cara pemahamannya

dengan membaca setiap bagian cerita novel yaitu setiap kota-kota yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos. Cara yang seperti itu menurutnya lebih efektif,

karena penulis berusaha menyampaikan setiap pesan novel dari cerita tentang

kota-kota itu. Gaya bahasa yang dipake penulis, sudah bisa dipahami oleh Sri

Maryati yaitu tulisan bernada sindiran terhadap pemerintah Orde Baru

Catatan peneliti :

Strategi atau cara yang dipakai Sri Maryati untuk memahami pesan sejarah

atau isi novel memang menggunakan tekhnik untuk memahami bagian per bagian

kota yang dilewati Jalan Raya Pos. Hal ini terbukti dari hasil pengamatan saat

penelitian, ia cukup menguasai pesan sejarah yang disampaikan penulis di tiap-

tiap kota yang dilalui pembangunan Jalan Raya Pos.

Page 307: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 307

Catatan Lapangan Nomor 4 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini M.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Penemuan pesan sejarah dari novel “Jalan Pos, Jalan Daendels” menurut

Endah Harini adalah sejarah kota-kota di pulau Jawa yang dilalui oleh Jalan Raya

Pos dimulai dari Anyer di Jawa Barat sampai Panarukan di Jawa Timur, dengan

periodesasi sejarah bervariatif dari abad ke-16 pada awal kedatangan bangsa Barat

di Banten, masa kolonial Belanda abad ke-18 sampai 19, pada masa revolusi fisik

tahun 1945, sampai seputar peristiwa sejarah terbaru abad ke-20.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Endah Harini tentang temuannya dari novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” sesuai dengan hasil pengamatan saat pembelajaran di kelas. Ia

menyampaikan pesan-pesan sejarah yang diperoleh dari novel terhadap peserta

didik sama dengan apa yang ia sampaikan.

Page 308: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 308

Catatan Lapangan Nomor 4 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Pesan sejarah yang didapatkan oleh Suprapti setelah membaca novel

“Jalan Pos, Jalan Daendels” adalah rentang ruang yang luas dan waktu kejadian

yang sangat panjang dari abad ke-14 sampai dengan abad ke-20. Adapun pesan

sejarah yang ia temukan antara lain, pulau Jawa menjadi panggung sejarah

berbagai peristiwa penting di bidang politik yaitu berbagai kekuasaan pribumi dan

rakusnya bangsa kulit putih terhadap tanah pulau Jawa yang subur, perlawanan

penduduk lokal, serta geliat ekonomi dan bisnis di pulau Jawa.

Catatan Peneliti:

Ketika wawancara memang banyak pesan sejarah yang dikatakan

diperoleh dari Suprapti setelah membaca novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

namun dalam proses pembelajaran di kelas ia hanya menyinggung tentang

pembangunan Jalan Raya Pos sedangkan tentang sejarah kota maupun perlawanan

tidak coba ia berikan petunjuk agar peserta didik mendapatkan pesan sejarah

sesuai dengan yang ia pahami.

Page 309: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 309

Catatan Lapangan Nomor 4 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Pesan sejarah yang didapatkan Maryati dari novel “Jalan Pos, Jalan

Daendels” adalah peristiwa yang terjadi di kota-kota di pulau Jawa yang dilalui

pembangunan Jalan Raya Pos, dengan rentang waktu pada abad ke-15 sampai

dengan abad ke-20. Menurutnya, pesan sejarah yang disampaikan penulis di

dalam cerita antara lain pertumbuhan, perkembangan, bahkan kemerosotan kota-

kota di pulau Jawa, berbagai bentuk perlawanan penguasa lokal dan penduduk

lokal terhadap penguasa Belanda pada abad ke-19 sampai abad ke-20, sejarah

perekonomian (perkebunan, perdagangan) di pulau Jawa pada masa penjajahan

bangsa Barat pada abad ke-19 sampai dengan abad ke-20.

Catatan Peneliti:

Sesuai dengan hasil pengamatan pada saat dilaksanakan kegiatan

pembelajaran menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” Sri Maryati

menyampaikan petunjuk kepada peserta didik agar mampu memahami dan

menemukan pesan-pesan sejarah sesuai dengan apa yang ia temukan. Misalnya

untuk menyampaikan perlawanan penduduk local, maka peserta didik diminta

membuka dan membaca pada halaman tertentu yang terdapat pesan sejarah

tersebut.

Page 310: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 310

Catatan Lapangan Nomor 5 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Strategi yang digunakan Endah Harini dalam menggunakan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” untuk kegiatan pembelajaran adalah dengan meminta

peserta didik membaca satu demi satu bagian novel tersebut kemudian meminta

peserta didik mencatat pesan-pesan sejarah yang penting dan menurut mereka

menarik, sekaligus diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal dalam novel

yang dirasa belum jelas dan belum bisa dipahami. Ia kemudian meminta peserta

didik untuk mencari dampak positif dan negatif dari isi novel terutama sebagai

dampak dari pembangunan Jaln Raya Pos.

Catatan Peneliti:

Pernyataan yang disampaikan Endah Harini terkait dengan strategi dalam

menggunakan novel untuk kegiatan pembelajaran sesuai dengan hasil

pengamanatan yang dilakukan peneliti saat berlangsung kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

Page 311: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 311

Catatan Lapangan Nomor 5 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti mempunyai strategi yang hampir sama dalam menggunakan

novel sejarah “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”, ia memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk membaca dan selanjutnya diberi kesempatan bagi

peserta didik yang ingin mempresentasikan hasil yang diperoleh setelah membaca

novel. karena menurutnya tanpa adanya tantangan bagi peserta didik untuk

mempresentasikan maka diyakini tidak akan sungguh-sungguh membaca novel.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Suprapti terkait dengan strategi dalam menggunakan novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” kurang sesuai dengan hasil pengamatan peneliti

saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Ia hanya meminta peserta didik untuk

membaca kemudian menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan

Jalan Raya Pos.

Page 312: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 312

Catatan Lapangan Nomor 5 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Sri Maryati mempunyai cara yang sama dalam menggunakan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels yaitu peserta didik diberikan kesempatan untuk

membaca novel kemudian menulisnya di kertas yang selanjutnya disampaikan di

depan kelas.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Sri Maryati terkait dengan penggunaan novel “Jalan Raya Pos,

Jalan Daendels” kurang sesuai dengan yang hasil pengamatan peneliti saat

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Peserta didik disuruh membaca novel

kemudian ditunjuk untuk membacakan pengetahuan yang diperoleh.

Page 313: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 313

Catatan Lapangan Nomor 6 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Endah Harini menjelaskan bahwa “Novel karangan Pramoedya ini

memiliki tingkat kesulitan dalam hal pemahaman isi yang cukup tinggi, tadi saya

katakan bahwa novel ini bukanlah novel yang ringan mengingat gaya penurutan

dan gaya ceritanya yang unik, yang berbeda dengan penulis Indonesia lainnya.

Menurutnya Isi novel ini memiliki kekayaan nilai sejarah yang tinggi, sehingga

jarang ditemui pada novel-novel di Indonesia lainnya bahkan novel sejarah

Pramoedya yang lain belum tentu mempunyai kekayaan sejarah yang sama. Pesan

sejarah yang sangat banyak merupakan kelebihan novel karena peserta didik

banyak mendapatkan pengetahuan dan pesan sejarah yang tidak mereka peroleh

dari buku teks sejarah.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Endah Harini sesuai dengan hasil pengamatan peneliti karena

dalam kegiatan pembelajaran di kelas ia cukup tertarik dengan penggunaan novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran. Ketertarikan

dapat terlihat dari bagaimana caranya memberikan petunjuk bagaimana

menggunakan novel.

Page 314: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 314

Catatan Lapangan Nomor 6 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti mengungkapkan kisah dan peristiwa sejarah yang disajikan

pengarang ditulis dengan gaya penulisan novel yaitu lebih bebas tidak seperti

halnya tulisan dalam buku teks sejarah. Menurutnya yang membedakan dengan

kaidah penulisan sejarah ilmiah adalah kuat tidaknya keterkaitan peristiwa dengan

temporal (waktu terjadinya peristiwa) dan spacial (tempat peristiwa). Oleh karena

itu, karyanya perlu diinterpretasikan ulang dengan konsep pemahaman sejarah

yaitu berdasarkan pendekatan ruang dan waktu yang lebih runtut sehingga mudah

apabila diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang fungsinya

sebagai sumber pembelajaran pendamping buku teks sejarah.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Suprapti tentang novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

sesuai dengan apa yang ia lakukan saat pembelajaran di kelas. Ia terlihat cukup

binggung dengan cerita dalam novel karena urutan kejadian yang tidak runtut.

Sehingga menympaikan kepada peserta didik juga tidak focus pada satu

Kompetensi Dasar.

Page 315: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 315

Catatan Lapangan Nomor 6 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Sri Maryati berpendapat bahwa isi novel memuat bayak peristiwa sejarah

kota-kota di Jawa yang dilalui pembangunan Jalan Raya Daendels ini.

Pengetahuan-pengetahuan yang mungkin tidak akan di dapat apabila hanya

menggunakan buku teks sejarah sebagai sumber pembelajaran. Isi novel yang

tidak fiktif belaka dan menghadirkan peristiwa-peristiwa sejarah menjadi daya

tarik tersendiri. Oleh karena itu, sangat baik apabila guru membaca dan

memahami pesan sejarah yang tekandung walaupun hanya sekedar sebagai

pengetahuan.

Catatan Peneliti:

Pernyataan Sri Maryati sesuai dengan hasil pengamatan peneliti yang

menemukan bahwa memang Sri Maryati cukup tertarik dengan novel “Jalan Raya

Pos, Jalan Daendels”. Hal itu terlihat dari banyaknya pesan sejarah yang ia

temukan dalam novel.

Page 316: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 316

Catatan Lapangan Nomor 7 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut Endah Harini pesan sejarah yang ingin disampaikan pengarang

adalah sejarah sosial, seperti perlawanan petani di wilayah Cilegon terhadap

penguasa tanah-tanah partikelir pada abad ke-20, perlawanan pemimpin lokal

dan rakyat di Parahyangan terhadap pemerintahan Daendels yang mengeksploitasi

ekonomi dan tenaga penduduk pribumi untuk pembukaan Jalan Raya Pos pada

abad ke-19. Pesan sejarah sosial berupa bahwa penjajahan asing itu tidak

selamanya buruk, akan tetapi memiliki juga nilai kemanusiaan, seperti pada

terbentuknya komunitas budak yang dimerdekakan di daerah Depok pada abad

ke-18, dan masih banyak lagi pesan sejarah yang ingin disampaikan penulis dalam

novel ini.

Catatan Peneliti:

Pesan sejarah yang diperoleh oleh Endah Harini sesuai dengan

disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Ia meminta kepada peserta didik untuk

mencari dampak negtif dan positif dari pembangunan Jalan Raya Pos.

Page 317: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 317

Catatan Lapangan Nomor 7 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti juga menemukan berbagai kejadian-kejadian menarik yang

menurutnya mungkin tidak akan ia dapatkan dari buku-buku teks sejarah saja,

misalnya perjalanan Daendels sehingga sampai di Jawa, perluasan kota Batavia

yang menjadi Jakarta sekarang ini, peristiwa Cadas Pangeran di Cianjur, ataupun

asal mula suatu kota yang awalnya adalah tanah milik perorangan seperti kota

Depok. Selain itu, ia juga menemukan istilah-istilah yang kemudian menjadi

popular pada puluhan tahun kemudian, seperti, Paris van Java (julukan Bandung

karena keindahannya), garong (Gabungan Romusha Ngamuk) di Cimahi, atau ada

istilah diselong yang sebenarnya berasal dari anak cucu Untung Surapati yang

dibuang ke Ceylon karena melakukan perlawanan kepada Belanda.

Catatan Peneliti:

Pengetahuan yang diperoleh Suprapti dari novel Jalan Raya Pos memang

cukup baik karena menemukan berbagai fakta-fakta yang sama sekali tidak

terdapat dalam buku teks sejarah. Namun dari hasil pengamatan peneliti saat

berlangsung kegiatan pembelajaran, ia belum mencoba agar peserta didik

membuka halaman novel yang sesuai dengan pesan yang ditemukan.

Page 318: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 318

Catatan Lapangan Nomor 7 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut Sri Maryati setelah membaca novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” diperoleh romatisme sejarah peristiwa-peristiwa perlawanan rakyat

dan penguasa terhadap kolonialisme bangsa Barat, suasana sosial beberapa kota di

Jawa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan kota, romantisme

Parahyangan beberapa ratus tahun yang lalu, dan semua peristiwa sejarah yang

bersetting pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-20.

Catatan Peneliti:

Pengetahuan dan pesan sejarah yang diperoleh Sri Maryati memang

diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran di kelas saat digunakan novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran sejarah. Setelah peserta

didik mengungkapkan hasil temuannya tentang pesan sejarah dalam novel, Sri

Maryati kemudian meminta peserta didik membuka isi novel yang berkaitan

dengan perlawanan rakyat.

Page 319: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 319

Catatan Lapangan Nomor 8 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Mengenai penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran mata

pelajaran sejarah di kelas, Endah Harini berpendapat bahwa penggunaan novel

“Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber belajar merupakan sebuah

penawaran yang menarik, mengingat hal ini merupakan hal yang baru.

Menurutnya novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” baik apabila digunakan

sebagai sumber pembelajaran karena nilai sejarah yang sangat beragam sehingga

dapat membeikan pengetahuan baru bagi siswa. pengetahuan baru itu yang akan

membuat peserta didik semakin tertarik untuk belajar sejarah.

Catatan peneliti:

Endah Harini memang memberikan apresiasi tinggi terhadap novel “Jalan

Raya Pos, Jalan Daendels” sebagai sumber pembelajaran. Hal ini terlihat dari

hasil pengamatan peneliti saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan novel, Endah Harini begitu bersemangat untuk menyampaikan

fakta-fakta yang kemungkinan tidak ada dalam buku teks sejarah.

Page 320: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 320

Catatan Lapangan Nomor 8 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut Suprapti novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels ini” isinya sangat

luas tidak terfokus pada satu kajian Kompetensi Dasar yaitu masa Daendels,

sehingga siswa terlihat kesulitan untuk memahami isinya. Menurutnya novel ini

cocok untuk para mahasiswa sejarah yang membutuhkan kajian lebih kritis. Ia

juga menambahkan bahwa penggunaan novel sudah cukup bagus untuk memulai,

dan tantangan baginya dan teman-teman guru sejarah SMA Negeri 2 Saltiga untuk

mengembangkannya. Meskipun sangat bagus karena banyak pesan sejarah yang

termuat tetapi karena daya kritis dan kemampuan peserta didik setingkat SMA

kurang maka menurutnya kurang efektif.

Catatan Peneliti:

Hasil pengamatan peneliti saat berlangsung kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels” masih banyak peserta didik

yang kurang bergairah untuk membaca suatu literature sejarah.

Page 321: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 321

Catatan Lapangan Nomor 8 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Terkait dengan novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels ini” digunakan

sebagai sumber pembelajaran sejarah, Sri Maryati sangat mendukung. Ia

mengatakan bahwa novel ini sebagai salah satu cara mencairkan kebekuan pada

peserta didik yang selama ini dominan menggunakan buku teks. Isi dan pesan

sejarah yang adapun dapat menambah wawasan bagi peserta didik.

Catatan Peneliti:

Ketertarikan Sri Maryati terhadap novel “Jalan Raya Pos, Jalan Daendels”

terlihat dari cara menyampaikan pesan-pesan sejarah yang belum berhasil

ditemukan oleh peserta didik dengan penuh semangat.

Page 322: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 322

Catatan Lapangan Nomor 9 dan 10 Sumber data : wawancara dengan Endah Harini S.Pd Tanggal : 14 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 1 Salatiga

Isi ringkasan data:

Endah Harini tetap mengharapkan adanya rekomendasi novel-novel yang

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dari pihak terkait atau mungkin ada

penelitian yang ilmiah tentang itu. Menurutnya hal itu dianggap penting agar

guru-guru di sekolah mempunyai rambu-rambu pemanfaatan novel sejarah dalam

kegiatan belajar mengajar karena belum semua guru paham tentang novel sejarah.

Selanjutnya ia berpendapat bahwa sebuah TOR (Term of Reference) sangat

penting sebagai arahan dalam penggunaan novel “Jalan Raya Pos, Jalan

Daendels” sebagai sumber pembelajaran

Catatan Peneliti:

Pernyataan Endah Harini sesuai dengan kondisi nyata dalam

pengembangan sumber pembelajaran sejarah. Memang selama ini belum ada

penelitian ilmiah tentang penggunaan novel sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Sebuah TOR (Term of Reference) juga belum ada sehingga belum ada acuhan

untuk menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah.

Page 323: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 323

Catatan Lapangan Nomor 9 dan 10 Sumber data : wawancara dengan Dra. Suprapti Tanggal : 16 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 2 Salatiga

Isi ringkasan data:

Suprapti juga menambahkan perlunya kegiatan semacam workshop atau

seminar tentang pemanfaatan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran.

Kegiatan ini sangat penting agar guru-guru di sekolah memiliki kesamaan

persepsi dan pemahaman tentang cara menggunakan novel sejarah yang baik,

efektif, dan tentunya dapat menggali hal-hal menarik dalam cerita novel agar

dapat menumbuhkan minat peserta didik dalam kegiatan pembelajaran sejarah.

Selain itu, dengan seminar atau workshop, guru mengetahui manfaat novel sejarah

apabila digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Suprapti menambahkan bahwa

diperlukan dukungan yang baik dari pihak-pihak terkait, misalnya dengan

pengadaan novel-novel sejarah sebagai sumber bacaan bagi guru dan peserta

didik. Novel-novel sejarah yang ada hendaknya baik dari segi kualitas maupun

segi kuantitas, sehingga guru dan siswa memiliki kekayaan sumber yang beragam

dan memiliki alternatif bahan bacaan.

Catatan Peneliti:

Harapan yang disampaikan Suprapti sesuai dengan realita yang terjadi

dalam pengembangan pembelajaran sejarah. sejauh yang ditemukan peneliti

memang belum pernah diselenggarakan semacam workshop atau seminar tentang

penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran.

Page 324: core.ac.ukcore.ac.uk/download/pdf/16507004.pdf · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 2 KARYA SASTRA NOVEL “JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS” SEBAGAI SUMBER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 324

Catatan Lapangan Nomor 9 dan 10 Sumber data : wawancara dengan Dra. Sri Maryati Tanggal : 18 Mei 2011 Peneliti : Ana Ngatiyono Mulai s.d jam : 11.00-11.30 WIB Lokasi : SMA Negeri 3 Salatiga

Isi ringkasan data:

Menurut pendapat Sri Maryati dalam rangka mengurangi kendala dalam

penggunaan novel sejarah, guru-guru perlu diberi pembekalan bagaimana cara

menggunakan novel sejarah sebagai sumber belajar agar efektif dan efesien bagi

peserta didik, serta mempunyai pemahaman cara-cara menggali nilai-nilai sejarah

dari novel sejarah yang akan digunakan. Ia juga sangat mendukung perlunya

semacam workshop tentang penggunaan novel sejarah sebagai sumber

pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas kota Salatiga. Sri Maryati

menambahkan bahwa diperlukan sebuah program yang terpadu antara SMA-SMA

di kota Salatiga dengan standar TOR (Term of Reference), dan workshop bersama

diharapkan akan mampu menyamakan persepsi dalam penggunaan novel sejarah

sebagai sumber belajar dikalangan guru sejarah SMA di kota Salatiga

Catatan Peneliti:

Harapan yang disampaikan Sri Maryati sesuai dengan realita yang

terjadi dalam pengembangan pembelajaran sejarah. sejauh yang ditemukan

peneliti memang belum pernah diselenggarakan semacam workshop atau seminar

tentang penggunaan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran. Sebuah TOR

(Term of Reference) juga belum ada sehingga belum ada acuhan untuk

menggunakan novel sejarah sebagai sumber pembelajaran sejarah.