CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA...

13
CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: DEWI RAGIL WIDYASARI NIM. 0810650039-65 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2013

Transcript of CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA...

Page 1: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

DEWI RAGIL WIDYASARI

NIM. 0810650039-65

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2013

Page 2: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI

Dewi Ragil Widyasari, Noviani Suryasari, Nurachmad S

Jurusan Arsitektur Teknik Universitas Brawijaya

Jalan MT.Haryono 167, Malang 65141, Indonesia

ABSTRAK Convention hall yang direncanakan akan mewadahi beberapa aktivitas yang berbeda dalam satu

bangunan, bahkan satu ruang. Sebuah ruang yang mewadahi beragam aktivitas harus mempertimbangkan

dan memperhatikan konsep fleksibilitas (ekpansibilitas, konvertibilitas dan versatilitas). Aspek

fleksibilitas ruang dapat dicapai dengan tiga cara yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas dan versatilitas,

fleksibilitas ruang dibutuhkan karena hall digunakan untuk beragam jenis aktivitas. Sebagai ruang yang

ekspansibel, partisi sebagai sekat dapat dibuka jika diperlukan ruang yang lebih luas. Versatilitas

memungkinkan ruangan digunakan untuk konser musik, pertemuan atau resepsi. Salah satu sistem untuk

mencapai fleksibilitas ruang pada convention hall adalah dengan menggunakan partisi. Bentuk dan

tampilan bangunan mencerminkan fungsi yang diwadahi bangunan tersebut. Setiap bangunan akan

memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Bentuk dan tampilan menggunakan konsep

transformasi dari bangunan di kawasan Agrowisata Wonosari yang terdiri dari beberapa gaya sehingga di

ambil prinsip desain dari bangunan yaitu keseimbangan, dominasi dan irama serta unsurnya yaitu atap,

kolom, bukaan.

Kata kunci: Convention hall, fleksibilitas, ekspansibilitas, konvertibilitas, versatilitas, kontekstual

lingkungan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan wadah untuk

mengadakan pertemuan-pertemuan yang

tujuannya adalah untuk menghasilkan suatu

kebijakan yang dapat meningkatkan

kualitas diberbagai sektor di Malang.

Convention hall yang direncanakan akan

mewadahi beberapa aktivitas yang berbeda

dalam satu bangunan, bahkan satu ruang.

Maka dari itu perlu diperlukan bagaimana

ruang tersebut mewadahi keragaman

aktivitas yang ada di dalamnya. Sebuah

ruang yang mewadahi beragam aktivitas

harus mempertimbangkan dan

memperhatikan konsep fleksibilitas

(Toekio, 2000). Untuk itu convention hall

di Agrowisata Wonosari ini harus dirancang

memiliki fleksibilitas yang baik.

bangunan convention hall

diusahakan memiliki konteks dengan

lingkungan sekitarnya agar memilki unity

bangunan lainnya kawasan di Agrowisata

Wonosari. Hal ini juga dikarenakan bentuk

bangunan selain berhubungan dengan

fungsi yang diwadahi juga harus

menyesuaikan dengan lokasi dimana

bangunan tersebut berada.

Rumusan Masalah

Bagaimana rancangan bangunan

Convention hall yang dapat mewadahi

beberapa aktivitas yang berbeda di kawasan

Agrowisata Wonosari-Lawang?

Pembatasan Masalah

1. Bangunan konvensi (convention hall)

adalah bagian dari pengembangan

fasilitas dikawasan Agrowisata

Wonosari, yang juga terdiri dari

fasilitas penunjang lain yaitu kantor

Page 3: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

pengelola, homestay, restoran dan

pendopo penerima.

2. Fokus perancangan adalah pada

perancangan fungsi bangunan

konvensi, dalam hal ini dibatasi pada

aspek fungsi, aktivitas dan penataan

ruang yang dapat memfasilitasi

beragam kegiatan yaitu kegiatan

pertemuan, pagelaran, pameran dan

banquet

3. Lingkup perancangan bangunan

konvensi juga akan

mempertimbangkan kondisi

lingkungan sekitar (konteks kawasan

Agrowisata Wonosari) yang memberi

pengaruh pada bentuk dan tampilan

bangunan konvensi.

4. Ruang lingkup pelayanan: Malang

Raya dan daerah yang berada

disekitarnya seperti Surabaya,

Lumajang, Pasuruan.

Tujuan

Rancangan bangunan Convention hall

yang dapat mewadahi beberapa aktivitas

yang berbeda di kawasan Agrowisata

Wonosari-Lawang.

Manfaat

1. Bagi kalangan praktisi:

a. Memberikan alternatif rancangan dan

referensi bagi desain selanjutnya

b. Sebagai sarana penyedia kebutuhan

fasilitas pertemuan, rapat dan diklat

c. Sebagai sarana pengembangan daerah

agrowisata Wonosari dari segi fasilitas

yang yang tersedia.

2. Bagi kalangan akademis:

a. Meningkatkan kemampuan dan

kepekaan dalam proses perancangan.

b. Menerapkan teori dan prinsip desain

yang telah didapat terhadap desain

yang akan dibuat.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Convention Hall

Batasan-batasan umum mengenai

kegiatan yang berlangsung pada pertemuan

yang modern yang dikemukakan oleh

Lawson (1981) antara lain:

1. Terjadi pada tempat yang spesifik

2. Menyangkut pelayanan makanan dan

minuman

3. Dilengkapi oleh penunjang teknis

spesial seperti peralatan audio-visual

4. Membutuhkan transportasi

5. Membutuhkan penginapan

6. Melibatkan pameran suatu produk

7. Membutuhkan sajian hiburan bagi

peserta konvensi

Menurut M. Kesrul (2004) fasilitas ruang

konferensi/ pertemuan antara lain:

a. Peralatan telekomunikasi dan

presentasi lengkap

b. Podium

c. Meja kursi selengkapnya pada area

peserta

Dalam hal ini podium dapat diartikan

sebagai area panggung, sedangkan pada

area peserta ditekankan adanya fasilitas

meja dan kursi untuk peserta dan tidak

dibatasi untuk penataan bentuk yang

digunakan Ada beberapa bentuk ruang

pertemuan yang lazim digunakan misalnya

bentuk sejajar dan bertrap seperti pada

auditorium dapat dilihat di bawah ini:

1) Ruangan yang berbentuk hall

2) Auditorium

Akustika dalam ruangan yang perlu

diperhatikan menurut Mediastika

1) Area panggung

2) Akustik lantai panggung

3) Area penonton

4) Akustik lantai area penonton

5) Akustik plafon area penonton

6) Akustik dinding area penonton

Pola sirkulasi convention hall

a. sirkulasi ruang luar pada convention hall

biasanya memutari bangunan dan

terdapat pemisahan antara sirkulasi

pengunjung dengan sirkulasi pengelola.

Page 4: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

b. sirkulasi dalam bangunan convention

hall perletakan ruang utama menyebar

dengan orientasi ke arah lobby yang

merupakan titik awal pemecahan

sirkulasi dalam ruang. .

Fleksibilitas ruang

Fleksibilitas ruang adalah dimana

suatu ruang dapat digunakan untuk

beberapa aktivitas yang berbeda karakter

dan dapat dilakukan pengubahan susunan

ruang tanpa mengubah tatanan bangunan.

Menurut Toekio (2000), terdapat tiga

konsep fleksibilitas yaitu ekspansibilitas,

konvertibilitas, dan versalitilitas.

a. Ekspansibilitas

Konsep ekspansibilitas berarti

desain ruang yang dapat menampung

pertumbuhan melalui perluasan.

Desain dapat berkembang sesuai

dengan kebutuhan. Perkiraan terhadap

kebutuhan di masa depan di atasi

dengan adanya ruang-ruang fleksibel

yang dibatasi dengan pembatas

temporer.

b. Konvertibilitas

Konsep konvertibilitas berarti

desain ruang yang dirancang untuk

memungkinkan adanya perubahan

orientasi dan suasana sesuai dengan

keinginan pelaku tanpa melakukan

perombakan besar-besaran terhadap

ruang yang sudah ada. Salah satu

caranya dengan menggunakan dinding

partisi. Contohnya adalah pada

pengubahan orientasi ruang pameran

yang bisa diletakkan pada tengah

ruang atau tepi ruangan.

c. Versatilitas

Konsep versatilitas berarti

fleksibilitas sebuah wadah dengan cara

penggunaan wadah multi fungsi untuk

menampung multi aktivitas pada waktu

yang berbeda. Adanya ruang multi

fungsi ini dapat dimanfaatkan untuk

berbagai macam aktivitas misalnya

pesta, rapat, seminar, dan sebagainya.

Kontekstual bangunan dengan

lingkungan

Brent C. Brolin dalam bukunya

Architecture in Context (1980)

menjelaskan, kontekstualisme adalah

kemungkinan perluasan bangunan dan

keinginan mengaitkan bangunan baru

dengan lingkungan sekitarnya.

Dengan kata lain, kontekstualisme

merupakan sebuah ide tentang perlunya

tanggapan terhadap lingkungannya serta

bagaimana menjaga dan menghormati jiwa

dan karakter suatu tempat.

Untuk mewujudkan dan

menciptakan arsitektur kontekstual, sebuah

desain tidak harus selamanya kontekstual

dalam aspek form dan fisik saja, akan tetapi

kontekstual dapat pula dihadirkan melalui

aspek non fisik, seperti fungsi, filosofi,

maupun teknologi.

METODE PERANCANGAN

Gagasan dan Pendefisian Masalah

Proyeksi peningkatan dan

optimalisasi lahan dengan tujuan untuk

menambah nilai tambah pendapatan

dilakukan dengan melanjutkan pembuatan

master plan Wisata Agro Wonosari. pada

perancangan convention hall ini

menggunakan metode programatik melalui

pendekatan penataan ruang yang

menampung beberapa aktifitas yang

berbeda di sekitar kawasan Agrowisata

Wonosari-Lawang. Metode programatik

tersebut adalah bagian dari metode

keseluruhan yang digunakan yaitu metode

dengan tahapan-tahapan: pendefisian

masalah, pengumpulan data, analisis,

sintesis dan perancangan.

Pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data akan

ditentukan data apa yang akan dicari

kemudian dengan cara apa data tersebut

didapat. Data-data tersebut terdiri atas data

primer dan data sekunder.

1. Data primer

Page 5: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

Survei data primer adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan

melihat secara langsung ataupun

berinteraksi langsung dengan objek yang

diamati.

a. Observasi lapangan dan dokumentasi

Pengamatan langsung pada tapak

perancangan untuk mengetahui kondisi

eksisting tapak dan kondisi fisik

kawasan berupa bangunan yang ada

pada sekitar tapak perancangan.

Merekam informasi pada eksisting

berupa angin, kebisingan, matahari,

pencahayaan, sirkulasi.

b. Wawancara

Wawancara akan dilakukan kepada

pihak Agrowisata Wonosari untuk

mendapatkan data mengenai kondisi

sekitar tapak perancangan. Kemudian

wawancara juga dilakukan pada

pengunjung Agrowisata Wonosari

yang melakukan kegiatan pertemuan di

aula yang terdapat di Agrowisata

Wonosari.

2. Data sekunder

Pengambilan data yang tidak dapat

dilakukan melalui observasi langsung yang

mendukung proses penelitian.

a. Studi literatur

Untuk mendapatkan data-data yang

bersifat teori maupun non-teori yang

dapat menunjang pembahasan dalam

rangka memecahkan permasalahan, data

yang dibutuhkan berupa literatur yang

berhubungan dengan tinjauan umum dan

tinjauan khusus tentang convention hall

yang didapatkan dari buku, jurnal dan

arsip pemerintah daerah.

b. Studi komparasi

Yaitu dengan mengadakan studi

perbandingan dengan objek sejenis.

Dalam menentukan objek komparasi

tersebut ditentukan kriteria sebagai

acuan, sebagai berikut:

1). Kesesuaian dengan fungsi

2). Kapasitas yang setara dengan objek

rancangan

3). Memiliki fungsi yang sama

Pengolahan data

Pada pengolahan data digunakan

metode programatik sebagai metode umum

perancangan dimana dilakukan analisa dan

sintesa pada data. Analisis terdiri dari

analisis yang sifatnya makro dan analisis

yang sifatnya mikro, sedangkan sistesis

adalah proses penggabungan hasil analisis

untuk mendapatkan konsep atau acuan

desain. Dalam hal ini yang menjadi fokus

adalah analisis dan konsep/ acuan desain

terkait dengan penataan ruang dengan

berbagai ragam jenis aktivitas (fleksibilitas

ruang) dan terkait dengan tampilan

bangunan.

a. Tahap analisis

Pada tahap ini akan dianalisa data-data

yang diperoleh kemudian dipilih dan

dipilah sesuai dengan data yang diperlukan

dalam perancangan convention hall.

Analisa yang dilakukan antara lain:

1) Analisis fungsi

2) Analisis pelaku dan aktivitas

3) Analisis kebutuhan ruang

4) Analisis ruang (organisasi ruang,

hubungan antar ruang, sirkulasi,

fleksibilitas ruang) dan analisis

bangunan (struktur, akustik, bentuk

dan tampilan bangunan).

pendekatan kontekstual lingkungan

kawasan Agrowisata Wonosari.

Langkah-langkah yang perlu

dilakukan, yaitu:

a) Penentuan variabel (parameter)

Parameter yang digunakan

meliputi unsur desain (wujud,

material, atap, kolom, bukaan,

ragam hias) dan prinsip desain

(keseimbangan, irama dan

dominasi)

b) Penelusuran bangunan di kawasan

Agrowisata Wonosari

c) Penetapan acuan desain bentuk

dan tampilan bangunan

5) Analisis tapak

Page 6: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

b. Tahap sintesis

Pada tahap ini kesimpulan dari

analisis-analisis yang didapat akan

disintesakan ke dalam proses

pemilahan data yang merupakan solusi

dan acuan desain dari permasalahan

yang sudah ditentukan pada rumusan

masalah yang akan digunakan pada

perancangan convention hall

umumnya. Konsep/acuan desain yang

dihasilkan berupa konsep tapak,

konsep bentuk dan tampilan, konsep

ruang, konsep akustik, konsep struktur,

dan konsep utilitas. Dalam hal ini yang

menjadi fokus atau penekanan adalah

konsep ruang (flesibilitas ruang) dan

konsep bentuk/tampilan bangunan.

Tahap perancangan

Pada tahap perancangan ini terdiri

dari tiga tahap yamg meliputi:

1. Tahap skematik

Pada tahap ini, hasil analisa-sintesa

digunakan dalam membuat desain

skematik. Proses transformasi dari hasil

sintesa ke dalam bentuk sktesa-sketsa ide

perancangan diwujudkan berupa skematik

dengan mengatur penataan ruang dalam

berdasarkan aktifitas yang diwadahi pada

convention hall, diwujudkan berupa

skematik desain bangunan yang kontekstual

dengan lingkungan.

2. Tahap Pengembangan Rancangan

Tahap ini merupakan tahap yang

dilakukan untuk mengembangkan hasil

desain skematik dari proses analisa-sintesa

untuk menjawab permasalah utama.

Aplikasi dalam tahap pradesain ini

merupakan hasil transformasi desain

dengan menggunakan metode pragmatik,

yaitu mengembangkan berbagai

kemungkinan penataan ruang yang sesuai

dengan konsep serta standar/syarat

perancangan convention hall dan juga

desain bangunan yang kontekstual dengan

lingkungan. Dalam tahap ini,

pengembangan desain menggunakan teknik

sketsa dan permodelan (dua dimensi dan

tiga dimensi).

Tahap pengembangan rancangan

berupa site plan, layout plan, denah,

tampak, potongan, perspektif interior dan

eksterior, serta detail-detail arsitektural.

Hasil rancangan desain tersebut kemudian

dievaluasi kembali untuk menguji

kesesuaian antara hasil analisa dengan teori

yang ada berdasarkan parameter teori.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran umum Agrowisata Wonosari

Kawasan Agrowisata Wonosari

termasuk dalam Kebun Wonosari,

terbentang dari batas kawasan hutan

perhutani sampai dengan Afdeling Gebuk

Lor. Luas kebun teh Wonosari adalah 370,3

ha, sedangkan luas Agrowisata Wonosari

sendiri adalah 10,85 ha dimana secara

administratif Agrowisata ini masuk dalam

wilayah dua kecamatan yaitu Singosari dan

Lawang, Kabupaten Malang.

Analisa fleksibilitas ruang

Hall 1 (Konvensi (konferensi, seminar,

workshop, rapat)

Kegiatan konvensi yang diwadahi

ditentukan terdiri dari beberapa kapasitas:

kapasitas 500 (24 x 30 m)

untuk kegiatan pagelaran dengan banyak

penonton, bisa diterapkan kelas vestifal

sehingga dapat menampung banyak

Gambar 1 masterplan Kawasan Agrowisata

Wonosari

Page 7: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

untuk kegiatam konferensi, seminar

dengan skala besar

untuk kegiatan gathering perusahaan yang

biasanya membutuhkan kapasitas besar

kapasitas 200 (24 x 12 m

kapasitas 200 (24 x 18) dengan panggung

panggung pertemuan

panggung pertemuan memiliki ketinggian

rata-rata 60-80 cm, hal ini untuk

mengakomodasi kegiatan yang berupa

kegiatan pertemuan sehingga memberikan

kenyamanan visual bagi peserta

panggung pagelaran

panggung pagelaran biasanya memiliki

ketinggian yang lebih dari pada panggung

untuk kegiatan pertemuan antara 1- 1,3 m, hal

ini dikarenakan aktivitas penonton yang

berdiri dan cenderung berkumpul di area

panggung

Ruang 2 dan 3

Konvensi (konferensi, seminar, workshop, rapat

kapasitas 90 (6 x 15 m)

Kapasitas 50 (6 x 9 m)

Analisis Tampilan Bangunan

Kontribusi bangunan sekitar terhadap

bangunan baru adalah sebagai patokan

secara visual bahwa suatu bangunan baru

yang ada merupakan bagian dari kawasan

tersebut, sehingga secara tidak langsung

pengunjung akan merasakan atmosfir yang

sama meskipun bangunan baru memiliki

fungsi atau ukuran yang berbeda. Untuk

menciptakan kesan tersebut maka perlu ada

benang merah antara bangunan baru dengan

bangunan sekitar yang telah ada

sebelumnya.

bangunan di kawasan Agrowisata Wonosari

1. wujud

Bentuk dasar geometri adalah persegi

empat

Gambar 2 Tampak bangunan eksisting

Page 8: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

2. Bahan

Menggunakan material seng, dinding,

kaca, kayu.

3. atap

Atap bangunan kebanyakan menggunakan

atap pelana dengan dominasi geometri

segitiga

4. Kolom

Kolom bangunan yang tampak jelas

terdapat pada bagian depan bangunan

terdapat dua tiang penyangga. Menegaskan

kekokohan bangunan

5. Bukaan

Bukaan terdiri pintu dan jendela dengan

bentuk persegi dengan kusen yang kecil dan

besar

Prinsip desain

1. Keseimbangan

Memiliki keseimbangan asimetris,

bagian kanan dan kiri tidak sama, tapi

secara kesuluruhan bangunan memiliki

sumbu garis yang bisa ditarik pada

bagian tengah

2. Irama

Irama terjadi karena adanya perulangan

bentuk elemen bukaan dengan posisi

yang sejajar

3. Dominasi

Memiliki dominasi pada bagian depan

dengan bidang dinding lebih menonjol

ke depan

Konsep perancangan

Konsep tapak

Exit

Entrance

Gambar 3 Konsep Sirkulasi Tapak

E

C

B

A

A

D

F

Keterangan

A. Parkir

B. Convention hall

C. Restoran

D. Home stay

E. Kantor Pengelola

F. Pendopo penerima

Page 9: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

Konsep Ruang

Ekspansibilitas

Konvertibilitas

Versatilitas

Konsep Bentuk dan tampilan

Gambar 4. Konsep Tata Massa

Tanaman

peneduh

Tanaman

pengarah (palm)

Gambar 5 Konsep Vegetasi

Partisi

Hall 2 Hall 3

Hall 1

Sistem hidrolik

panggung

X

Y

Z

X

Y

Z

Gambar 9 Layout ruang

Gambar 10 Konsep bentuk

Gambar 7 Pembagian ruang

Gambar 8 Penggunaan sistem hidrolik pada

panggung

Page 10: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

Hasil dan pembahasan desain

Gambar 11 Transformasi bentuk atap

Gambar 12 Siteplan

Gambar 13 Layout plan

Gambar 14 Denah

Gambar 15 Layout dan interior konser

Page 11: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

Gambar 17 Layout dan interior resepsi standing party

Gambar 18 Layout dan interior pertemuan

besar

Gambar 19 Perbedaan ketinggian panggung

Gambar 16 Layout dan interior resepsi round

table

Page 12: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam perancangan convention hall

yang mewadahi berbagai jenis kegiatan

yang berbeda dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Fungsi dari bangunan mempengaruhi

bentukan bangunan. Bentuk ruang

convention hall berbeda-beda sesuai

dengan fungsi yang akan diwadahi

2. Aspek fleksibilitas ruang dapat dicapai

dengan tiga cara yaitu ekspansibilitas,

konvertibilitas dan versatilitas,

fleksibilitas ruang dibutuhkan karena

hall digunakan untuk beragam jenis

aktivitas. Sebagai ruang yang

ekspansibel, partisi sebagai sekat dapat

dibuka jika diperlukan ruang yang

lebih luas. Versatilitas memungkinkan

ruangan digunakan untuk konser

musik, pertemuan atau resepsi. Dan

untuk konvertibilitas berlaku pada hall

2 dan 3 serta lobby yang digunakan

untuk kegiatan pameran produk.

3. Salah satu sistem untuk mencapai

fleksibilitas ruang pada convention hall

adalah dengan menggunakan partisi

4. Bentuk dan tampilan menggunakan

konsep transformasi dari bangunan di

kawasan Agrowisata Wonosari yang

terdiri dari beberapa gaya sehingga di

ambil prinsip desain dari bangunan

yaitu keseimbangan, dominasi dan

irama serta unsurnya yaitu atap,

kolom, bukaan. Sedangkan ragam hias

tidak digunakan karena bangunan tidak

memiliki ragam hias yang spesifik.

Saran

Untuk para akademisi dan para

prakitisi proses desain akan berbeda-beda

pada setiap kasus atau kajian. Dalam kajian

ini perancangan desain memilki fokus pada

convention hall yang dapat mewadahi

beragam jenis aktivitas, sehingga eksplorasi

terhadap aspek bentuk, tata massa dan tata

ruang menyesuaikan dengan kepentingan

yang diwadahi. Dalam perancangannya

juga perlu diperhatikan dimana lokasi

tersebut dibangun, karena bnetuk suatu

bangunan tidak hanya bergantung dari

fungsi tetapi juga bergantung dengan lokasi

bangunan tersebut berada. Aspek

fleksibilitas tidak hanya dapat dicapai

dengan penggunaan partisi, namun

sekarang sudah digunakan teknologi yang

canggih untuk menunjang aspek tersebut

sehingga dalam perancangan selanjutnya

dapat diterapkan agar fleksibilitas ruang

dapat tercapai secara optimal. Konsep

transformasi yang digunakan dapat

menggunakan parameter lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Abdillah. 2010. Surabaya Exhibition

and Convention Centre. Skripsi

tidak dipublikasikan. Malang:

Universitas Brawijaya.

Ambarwati, Dwi R. 2012. Perancangan

Akustik Interior Gedung

Pertunjukan. Universitas Negeri

Yogyakarta: Jurnal Ilmiah.

Gambar 21 Perspektif eksterior

Gambar 20 Tampak bangunan

Page 13: CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA …arsitektur.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/06/Artikel-Ilmiah-fix.pdf · CONVENTION HALL DI KAWASAN AGROWISATA WONOSARI Dewi Ragil Widyasari,

Ardiani, Y Mila. 2009. Insertion. Surabaya:

Wastu Lanas Grafika

Brolin, C, Brent. 1980. Architecture In

Context. New York: Van Nostrand

Reinhold Company.

Chiara, Joseph. 1980. Time Saver Standart

second edition For Building Types. New

York: Graw Hill

Ching, Francis DK. 1985. Arsitektur:

Bentuk, Ruang, dan Tatanan.

Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Ching, Francis DK. 2000. Arsitektur:

Bentuk, Ruang, dan Tatanan.

Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Doelle, Leslie. 1986. Akustik Lingkungan.

Jakarta: Erlangga

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,

”Pedoman Teknis Penyelenggaraan

Fasilitas Parkir”, Departemen

Perhubungan, Jakarta, 1998.

Hedy C Indrani.2004. Optimasi Desain

Interior Untuk Peningkatan

Kualitas Akustik Ruang Auditorium

Multi-Fungsi. Dimensi Teknik

Arsitektur Vol. 35, No. 2

Ishar, H.K. 1992. Pedoman Umum

Merancang Bangunan. Jakarta: Gramedia

Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi No. KM

108/HM.703/MPPT-91, tentang

Ketentuan Usaha Jasa Konvensi,

Perjalanan Insentif dan Pameran.

Lawson, Fred. 1981. Confernce,

Convention and Exhibition

Facilities. London: The

Architecture Press

Lawson, Fred. 1998. Tourism and

Recreation Handbook of. Planning

and Design. London: The

Architectural Press

Mediastika, Christina E. 2005. Akustika

Bangunan. Jakarta: Erlangga

M. Kesrul. 2004. Meeting Incentive Trip

Conference Exhibition. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Mill, Edward D. 1976. Planning: Building

for Administration Entertainment

adn Recreation. London: Newness-

Butterworth

Shadily, Hassan. 2003. An English-

Indonesia Dictionary. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Toekio. 2000. Dimensi Ruang dan Waktu.

Bandung: Intermatra