Contoh Verbatim

9
VERBATIM PENDAHULUAN Nama : Budi (nama samaran) Umur : 19 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Status : Belum menikah, anak pertama di antara dua kakak beradik Pekerjaan : Mahasiswa Tempat : Asrama mahasiswa Waktu : 06.15-07.05 Durasi : 50 menit Catatan : Konselor dan konseli sudah saling mengenal sebelumnya dan tinggal satu asrama. Percakapan ini telah direncanakan sebelumnya. OBSERVASI Percakapan berlangsung pada malam hari di asrama tempat konselor dan konseli tinggal. Percakapan yang berlangsung selama 50 menit ini mengambil tempat di kamar konseli (kamar dengan kapasitas empat orang). Situasi asrama pada waktu percakapan cukup ramai. Anak-anak asrama menyibukkan diri dengan kegiatan- kegiatan seperti membuat tugas, belajar, dan bermain gitar dan PRAKTEK PASTORAL Page 1

description

Latihan membuat verbatim

Transcript of Contoh Verbatim

Page 1: Contoh Verbatim

VERBATIM

PENDAHULUAN

Nama : Budi (nama samaran)

Umur : 19 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah, anak pertama di antara dua kakak beradik

Pekerjaan : Mahasiswa

Tempat : Asrama mahasiswa

Waktu : 06.15-07.05

Durasi : 50 menit

Catatan : Konselor dan konseli sudah saling mengenal sebelumnya dan tinggal satu

asrama. Percakapan ini telah direncanakan sebelumnya.

OBSERVASI

Percakapan berlangsung pada malam hari di asrama tempat konselor dan konseli tinggal.

Percakapan yang berlangsung selama 50 menit ini mengambil tempat di kamar konseli (kamar

dengan kapasitas empat orang). Situasi asrama pada waktu percakapan cukup ramai. Anak-anak

asrama menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan seperti membuat tugas, belajar, dan bermain

gitar dan bermain game. Tetapi segala macam aktivitas di asrama tidak mengganggu jalannya

percakapan karena aktivitas-aktivitas itu berlangsung di luar kamar konseli dan di kamar-kamar

yang lain. Karena percakapan ini telah dipersiapkan sebelumnya maka pada waktu percakapan

berlangsung, tidak ada orang lain di kamar konseli selain konselor dan konseli. Sebelum

percakapan dimulai pintu kamar dikunci. Konselor dan konseli duduk berhadapan di atas dua

tempat tidur susun yang bersisian (dua tempat tidur susun untuk empat orang). Keadaan kamar

pada waktu itu sedikit berantakan. Sepatu-sepatu dari penghuni kamar tidak tersusun dan di

PRAKTEK PASTORAL Page 1

Page 2: Contoh Verbatim

VERBATIM

pinggiran tempat tidur terdapat baju-baju yang telah dipakai namun hanya tergeletak begitu saja,

selimutpun tidak dilipat.

JALANNYA PERCAKAPAN

Setelah konselor dan konseli masuk ke kamar konseli, konselor menutup pintu kamar

sambil konseli mengawali percakapan dengan bertanya “jadi kita akan mulai dari mana?”

Ko 1 : (sambil berjalan menuju tempat tidur, lalu duduk berhadapan dengan konseli) Sebelumnya

saya mau bertanya dahulu bagaimana kabar kamu? Tapi ini bukan basa-basi ya (sambil

tersenyum bergurau)

Ki 1 : Iya, saya tahu (sambil tertawa). Kabar saya baik-baik saja, sama seperti hari-hari

sebelumnya.

Ko 2 : Baguslah kalau bagitu. Sekarang ceritakanlah sedikit pada saya tentang bagaimana

kegiatan perkuliahanmu?

Ki 2 : Kegiatan perkuliahan berjalan seperti biasanya dan sudah banyak dosen-dosen yang

memberi tugas. Selain itu ada beberapa mata kuliah pula yang sedikit sulit untuk saya ikuti.

Ko 3 : Kamu katakan sedikit sulit? Apakah ini ada hubungannya dengan cuti kuliah yang kamu

ambil?

Ki 3: Ya, saya rasa juga begitu (Ki terlihat sedikit murung)

Ko 4 : Saya bisa merasakan apa yang kamu rasakan saat ini. Memang tidak mudah

menyesuaikan diri dengan teman-teman dan juga dengan perkuliahan, setelah sebelumnya cuti

kuliah.

Ki 4 : (Ki mulai tersenyum) Ah kamu, seperti tidak mengenal saya saja (sambil tersenyum).

Memang awalnya sedikit kaku, tetapi dua tiga hari setelah saya masuk kuliah saya sudah bisa

menyesuaikan diri. Bahkan saya sekarang punya banyak teman dekat adik-adik semester yang

sebelumnya sama sekali tidak mengenal saya. Hanya mengenai perkuliahan, saya memang harus

PRAKTEK PASTORAL Page 2

Page 3: Contoh Verbatim

VERBATIM

banyak belajar lagi, saya yakin saya dapat meyesuaikan diri dalam perkuliahan, seperti pula saya

dapat menyesuaikan diri dengan teman-teman.

Ko 5 : Saya sudah menduganya, pasti kamu tidak akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi

dengan teman-teman dan proses perkuliahan. Kalau kamu mendapat kesulian mengenai

perkuliahan dengan senang hati saya akan membantu kamu. Kita bisa belajar bersama.

Ki 5 : Ya, terimakasih banyak buat tawaranmu. Saya pasti akan sangat membutuhkan bantuanmu

(Ki terlihat begitu bersemangat)

Ko 6 : Sekarang kamu terlihat begitu bersemangat. Oh ya, saya ingin tahu apa yang menjadi

alasanmu kuliah di fakultas teologi ini?

Ki 6 : Alasan saya masuk di fakultas teologi adalah sebagai panggilan, saya rindu untuk

melayani Tuhan meskipun saya tahu saya punya banyak kekurangan. Sejak taman kanak-kanak

saya sudah memiliki cita-cita kalau suatu saat nanti saya akan menjadi pendeta. Cita-cita itu terus

berlanjut sampai saya kelas 2 SMA. Seringkali saya mendengar orang berkata kalau penghasilan

pendeta itu kecil, tetapi saya yakin Tuhan pasti akan mencukupi kebutuhan saya.

Ko 7 : Saya kagum dengan semangat yang kamu miliki dalam mewujudkan cita-citamu itu. Pasti

semangat itu yang mendorong kamu untuk tetap selalu bersemangat meskipun kamu mengambil

cuti kuliah bukan?

Ki 7 : Ya kamu benar, semangat itu mendorong saya juga sewaktu saya menghadapi masa-masa

sulit sewaktu cuti.

Ko 8 : Kamu katakan tadi masa-masa sulit sewaktu kamu cuti. Memangnya apa yang terjadi

sewaktu kamu cuti?

Ki 8 : Sewaktu saya cuti banyak hal yang terjadi. Lingkungan tempat saya berada (konseli

tinggal dengan neneknya) membawa pengaruh yang cukup besar buat saya. Saya mulai coba

merokok dan minum minuman keras, sebab semua teman-teman saya disana melakukan hal itu.

Pernah suatu ketika saya mabuk dan diantar pulang oleh teman saya. Sesampainya di rumah,

nenek saya memergoki saya sedang muntah dan dalam keadaan mabuk. Saya pun mendapat

teguran keras dari nenek saya dan ia juga memberi masukan dan arahan pada saya serta

PRAKTEK PASTORAL Page 3

Page 4: Contoh Verbatim

VERBATIM

mendukung saya untuk meninggalkan semua hal-hal negatif ini. Saya bersyukur bahwa Tuhan

selalu mengingatkan saya sehingga saya tidak kehilangan semangat untuk melanjutkan kuliah.

Ko 9 : Syukurlah kalau kamu sadar bahwa apa yang kamu perbuat itu tidak baik. Pasti hal ini

tidak lepas dari dukungan orang tua dan keluargamu juga bukan?

Ki 9 : Ya mereka sangat mendukung saya. Sejak kecil mereka selalu mendukung saya dan

mengatakan kalau kelak saya akan menjadi seorang pendeta. Tetapi justru sewaktu kelas 3 SMA,

saya sendirilah yang mulai meragukan untuk kuliah di sini. Hampir semua teman-teman saya

berkuliah di fakultas hukum UNIMA, dan lagi ibu saya adalah seorang pegawai di sana. Karena

itu sebelum saya masuk di sini, sebelumnya saya sudah mendaftar di fakultas hukum UNIMA.

Ko 10 : Kalau demikian mengapa kamu tidak jadi kuliah disana?

Ki 10 : Saya yakin kalau ini adalah rencana Tuhan. Sulit bagi saya sebelumnya untuk mengerti

kenapa saya tidak diterima, karena kamu tahu saya punya koneksi di sana. Bahkan beberapa

taman saya pun saya bantu dengan memberikan nomor mereka kepada ibu saya, dan mereka

semua lulus. Tetapi kemudian saya sadar kalau sesungguhnya Tuhan tidak menghendaki saya

untuk berkuliah di sana.

Ko 11 : Saya senang karena kamu mampu menilai setiap hal dan menarik pelajaran positif dari

dalamnya.

Ki 11 : (konseli langsung menyambung pembicaraan) Namun saya ingin bercerita sedikit

kepadamu tentang kekurangan yang saya miliki. Saya tidak pandai berdoa dan juga berkhotbah.

Saya pertama kali berkhotbah dan berdoa ketika saya masuk di fakultas ini. Itu yang menjadi

kendala yang sangat mengganggu saya. Kalau boleh kira-kira apa yang harus saya lakukan

supaya kekurangan saya ini tidak menjadi hambatan saya dalam berkuliah?

Ko 12 : Kalau kamu minta pendapat saya, menurut saya yang dapat kamu lakukan adalah

menilai secara positif apa yang menjadi kekuranganmu itu. Janganlah kamu merasa rendah diri

tetapi berusahalah untuk belajar dan janganlah takut untuk salah atau ditertawakan orang. Kau

tahu, orang-orang yang sekarang telah berhasil, dahulunya mereka itu telah banyak kali berbuat

salah dan ditertawakan orang. Tetapi mereka mau maju den terus belajar dari setiap kesalahan

PRAKTEK PASTORAL Page 4

Page 5: Contoh Verbatim

VERBATIM

yang mereka perbuat sehingga akhirnya apa yang semula adalah kekurangan mereka selanjutnya

menjadi salah satu penentu dari keberhasilan mereka.

Ki 12 : Terima kasih untuk nasihatnya. Memang semuanya terletak pada diri saya sendiri untuk

bisa mengatasi kendala yang menghambat kuliah saya. Saya sadar bahwa saya harus lebih

banyak lagi belajar. (sambil tersenyum dan menganggukkan kepala)

Ko 13 : Kamu benar yang harus kamu lakukan sekarang adalah terus belajar dan jangan

menyerah.

Ki 13 : (Konseli tersenyum)

Ko 14 : Dari keseluruhan percakapan ini saya senang karena kamu mampu menilai segala

sesuatunya secara positif dan tidak menyerah meskipun kamu menghadapi permasalahan dan

tantangan. Dan sekarang saya ingin bertanya kepadamu, apakah kamu mendapat manfaat dari

percakapan ini?

Ki 14 : Ya. Saya senang dengan adanya percakapan ini karena kamu sudah bersedia untuk

mendengar semua cerita saya. Selain itu saya juga termotivasi dari percakapan ini untuk terus

maju dan tidak menyerah dalam menjalankan setiap aktifitas. Saya mendapat pelajaran yang

berharga untuk saya lakukan dalam kehidupan saya.

Ko 15 : Itulah yang saya harapkan terjadi dalam percakapan ini. Terakhir sebelum kita

mengakhiri percakapan ini, bolehkah saya berdoa untuk kamu?

Ki 15 : Ya, tentu saja. Saya senang sekali kalau kamu mau berdoa untuk saya.

Ko 16 : Baiklah, mari kita berdoa.

Percakapan pastoral selesai dan kamipun keluar dan ikut bergabung dengan teman-teman

yang lain.

PRAKTEK PASTORAL Page 5

Page 6: Contoh Verbatim

VERBATIM

ANALISIS

Analisis Fisik

Secara fisik konseli adalah seorang pemuda yang kuat. Meskipun postur tubuhnya tidak

besar, tetapi ia memiliki daya tahan tubuh yang baik. Selama di asrama konseli tidak pernah sakit

dan tidak pergi kuliah.

Analisis Psikologis

Dinilai secara psikologis, konseli adalah seorang yang selalu berpikir positif. Meskipun

menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan harapan, konseli mampu menarik pelajaran dari

apa yang menjadi permasalahannya. (Ki 5 dan Ki 7)

Analisis Spiritual

Secara spiritual konseli adalah seorang yang rajin berdoa. Konseli sering kali bertanya

bagaimana cara berdoa dan berkhotbah dan iapun rajin menghadiri persekutuan-persekutuan

ibadah. (Ki 8)

Analisis Sosiologis

Dinilai secara sosiologis konseli adalah seorang yang sangat pandai bergaul. Ia sangat

mudah untuk menyesuaikan diri. Bahkan untuk situasi dan lingkun gan yang baru baginya.

Konseli sendiri pun adalah orang yang ramah kepada semua orang. (Ki 3)

Analisis Teologis

Konseli memandang Allah sebagai pribadi yang selalu memberi kecukupan (Ki 4)

konseli tidak khawatir dengan keadaan yang akan ia hadapi nanti. Selain itu konseli memandang

bahwa kehidupan manusia ada dalam pengaturan rencana Tuhan (Ki 7)

PRAKTEK PASTORAL Page 6

Page 7: Contoh Verbatim

VERBATIM

EVALUASI MENYELURUH

Menurut saya percakapan pastoral ini berhasil dan tidak membutuhkan percakapan

lanjutan karena konseli memperoleh manfaat dari percakapan pastoral yang berlangsung dan

juga mendapatkan pelajaran-pelajaran yang berharga dalam kehidupannya (Ki 12). Sedangkan

bagi konselor, konselor mendapatkan banyak pelajaran berharga mengenai praktek konseling

pastoral dan juga berbagai respons dalam percakapan pastoral.

PRAKTEK PASTORAL Page 7