Contoh Studi Kelayakan Bisnis
-
Upload
strongeagle-generation -
Category
Documents
-
view
60 -
download
1
description
Transcript of Contoh Studi Kelayakan Bisnis
STUDI KELAYAKAN BISNIS( SKB )INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU
I. PENDAHULUANA. Latar BelakangUsaha makanan beragam jenisnya, salah satunya makanan skala rumah tangga ( home industry makanan ). Menurut Badan Pusat Statistik, usaha rumah tangga adalah usaha yang dijalankan oleh 1- 4 orang. Sementara, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPPOM) mendefinisikan industri rumah tangga sebagai suatu perusahaan pangan yang memiliki tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga otomatis. Bisa dikatakan bahwa modal utama menjalankan usaha makanan skala rumah tangga adalah tempat tinggal. Tidak peduli rumah sendiri, mengontrak, ataupun menumpang, selama masih ada rumah yang dapat ditempati, usaha makanan skala rumah tangga memungkinkan untuk dijalankan. Keberadaan usaha makanan sangat membantu dalam upaya ketahanan pangan yang sedang galak digalang oleh pemerintah. Adanya nilai tambah yang didapatkan serta daya simpan bahan pangan menjadi kunci utama yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi pemerintah untuk menunjang kelangsungan dari usaha makanan tersebut. Banyak diantara masyarakat yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya pada industri rumah tangga yang dia geluti. Industri rumah tangga juga telah terbukti lebih bertahan di tengah badai krisis ekonomi. Pada saat berbagai industri besar gulung tikar, namun industri rumah tangga ternyata lebih eksis. Namun tentu saja di berbagai sisi yang lain industri rumah tangga jauh lebih ketinggalan baik dalam aspek teknologi, marketing, dan aspek manajemen. Hal ini yang harus dipahami dan memerlukan perhatian lebih lanjut untuk pengembangan industri rumah tangga selanjutnya. Sehingga diharapkan produk-produk industri dapat bersaing dengan produk dari industri besar lainnya. Dengan demikian untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya Studi Kelayakan Bisnis ( SKB ) sehingga industri rumah tangga dapat mengetahui dan memperbaiki kekurangannya.
B. Tujuan1. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki industri rumah tangga yang diteliti2. Untuk memaparkan dan memperbaiki kekurangan yang ada pada industri rumah tangga.3. Untuk meningkatkan daya saing produk unggulan industri rumah tangga yang diteliti melalui aspek teknologi proses, manajemen maupun marketingnya.
II. PROFILE PERUSAHAANA. Nama dan Alamat PerusahaanNama Perusahaan : UD. Lancar JayaAlamat Perusahaan : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 No. 11 Makassar
B. Nama dan Alamat Penanggung JawabNama Penanggung Jawab : Mislan WibowoAlamat Penanggung Jawab : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 No. 11 Makassar
III. RANGKUMAN (ABSTRAK)UD. Lancar Jaya merupakan industri rumah tangga yang bergerak pada bidang pangan. Industri ini telah berdiri sejak tahun 1995 dengan jumlah pekerja sekarang yaitu 4 orang. Produk yang dihasilkan yaitu tahu putih.Sejak didirikan industri ini telah banyak mengalami kemajuan yang signifikan salah satunya adalah dengan pelebaran lokasi usaha. Walaupun lokasinya masih bersatu dengan rumah induk namun kini luas areal produksi mencapai 42 m2.
Industri ini dulu hanya merupakan industri dengan modal investasi awal sebesar Rp 1.500.000,00. Namun seiring berkembangnya waktu maka kapasitas produksi sekarang yaitu Rp 2.343.000,00/hari.Adapun bahan baku yang dipakai adalah kedelai local maupun kedelai impor. Industri ini mampu menghasilkan 12.000 potong tahu setiap harinya yang dipasarkan di daerah sekitar pasar Terong, pasar Panampu serta masyarakat sekitar.
IV. ANALISIS INDUSTRIA. Prospek Masa DepanProspek masa depan dari industri tahu ini cukup baik, mengingat tahu merupakan makanan yang cukup digemari masyarakat, dan juga salah satu bahan tambahan dalam produksi bakso yang belakangan ini menjamur.Prospek dikatakan cukup baik karena dalam pemasaran selama ini tidak mengalami kendala yang berarti justru produsen sering kewalahan dalam menerima pesanan tahu karena kapasitas produksi kurang memadai. Hal ini dikarenakan bahwa industri tahu UD. Lancar Jaya sudah berumur kurang lebih 15 tahun sehingga telah mempunyai langganan tetap yang mencakup pedagang tahu dan pengusaha bakso di sekitar Makassar timur.Yang diharapkan adalah usaha ini akan dapat meningkatkan kapasitas produksi sehingga dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi. Namun kendalanya adalah lokasi. Peningktan kapasitas produksi ini hendaknya harus seiring dnegan pelebaran lokasi sehingga ruang produksi lebih layak dan mampu menghasilkan produk yang lebih berkualitas.Seiring dengan peningkatan kapasitas produksi maka diharapkan adanya diversifikasi produk untuk mendukung produk utama dan mencegah kebosanan dari konsumen.
B. Analisis PersainganSelama ini UD. Lancar Jaya belum pernah melakukan analisis persaingan karena mereka beranggapan bahwa dengan produksi yang telah mereka jalankan masih tetap belum dapat memenuhi permintaan pelanggan secara keseluruhan.Anggapan ini tentu saja keliru karena tidak selamanya hanya UD. Lancar Jaya yang memiliki pelanggan terbesar. Ke depannya akan muncul lebih banyak pesaing dengan berbagai cara promosi untuk menarik langganan. Sehingga analisis persaingan tetap diperlukan untuk mengetahui apa saja yang dilakukan pesaing dalam menarik perhatian konsumen. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan atau acuan dalam penetapan harga produk, cara promosi, pelayanan dan lain sebagainya.
C. Segmentasi PasarDalam hal segmentasi pasar, UD. Lancar Jaya tidak spesifik dalam menentukan target pasar. Mereka melayani siapapun yang ingin membeli produk mereka. Namun sebenarnya produk tahu putih ini diperuntukkan untuk tahu bakso karena teksturnya yang lebih keras dibandingkan tahu putih biasa. Karena banyak masyarakat yang juga menyukai tahu putih ini maka tahu ini dipasarkan di sekitar pasar
Terong dan pasar Panampu untuk dipasarkan pedagang tahu pada ibu-ibu rumah tangga untuk selanjutnya dikonsumsi oleh seluruh keluarga sebagai masakan sehari-hari.
V. DESKRIPSI USAHAA. ProdukProduk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah berupa tahu. Dengan deskripsi sebagai berikut :Warna : putihBentuk : kotakTekstur : lunakRasa : normalBau : normal
B. Jasa PelayananJasa pelayanan dari perusahaan ini belum ada. Hal ini dikarenakan pelangganlah yang datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk. Biasanya juga untuk pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana transportasi menggunakan becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan.
C. Lokasi UsahaLokasi usaha industri ini masih bersatu dengan rumah pemilik yaitu terletak di belakang rumah. Dengan luas area usaha sekitar 42 m2 (6 x 7 m). Dengan luas area seperti itu maka lokasi usaha terasa lebih sempit karena adanya mesin atau bak produksi sehingga pekerja kurang leluasa dalam bergerak ditambah lagi suasana yang panas di dalamnya. Seharusnya memang dilakukan pelebaran lokasi usaha yang memang sedang diusahakan oleh pemilik usaha tersebut. Selain untuk membuat pekerja merasa nyaman juga kesempatan peningkatan kapasitas produksi menjadi terbuka lebar.
D. Personalia dan Perlengkapan KantorSampai saat ini perusahaan belum mempunyai adminstrasi pembukuan yang baik sehingga perlengkapan kantor belum ada. Hal itu disebabkan karena system manajemen perusahaan yang kurang maksimal. Perusahaan selama ini tidak pernah melakukan pembukuan aktivitas perusahaan seperti pembelian bahan baku, gaji pekerja, pengeluaran perusahaan, penyusutan mesin, total penjualan, dll.Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam mencari informasi tentang data – data perusahaan seperti, stok bahan baku, aliran keluar masuk dana perusahaan.Sebaiknya pada perusahaan membuat adminitrasi pembukuan yang terperinci agar apabila sewaktu – waktu perusahaan membutuhkan data, maka data mudah di dapat secara efektif dan efisien.
E. Latar Belakang Identitas PengusahaNama Pemilik : Mislan WibowoTempat Tanggal Lahir : Lamongan , 1 Januari 1965Alamat : Jl. Korban 40.000 jiwa Lorong 1 Nomor 11Nomor Telepon : (0411) 459057Pendidikan Terakhir : Sekolah DasarPengalaman Usaha : Usaha KrupukPelatihan yang pernah diikuti : Penyuluhan Keamanan Pangan
VI. RENCANA OPERASI/PRODUKSIA. Proses Produksi1. Bahan- Kedelai
- Air- Air cuka2. Alat- Mesin penggiling- Ketel uap- Bak- Cetakan- Kain penyaring- Ember- Pisau- Gayung- Wajan- Selang / pipa3. Proses Pembuatan Tahu- Perendaman kedelai selama 4 jam- Penggilingan kedelai basah untuk mendapatkan sari kedelai- Pemasakan sari kedelai dengan menggunakan uap panas sampai mendidih- Penyaringan untuk memisahkan sari kedelai masak dengan ampas- Penambahan cuka pada sari kedelai- Proses penggunpalan yang berlangsung sekitar 30 menit- Pencetakan dengan cara mengepres gumpalan tahu dan air untuk dipisahkan- Diamkan kurang lebih 30 menit- Setelah padatan tahu terbentuk, tahu dipotong-potong lalu dibungkus dan didinginkan- Tahu siap dipasarkan
B. BangunanBangunan tempat produksi masih bersatu dengan rumah tangga. Luas tempat produksi 6m x 7m. Ketinggian bangunan sekitar 5 meter. Bangunan berdinding batako dengan lantai semen plester. Di bagian pojok belakang terdapat pintu keluar yang berbatasan dengan tanah lapang dan terdapat pula 4 jendela berjeruji besi pada salah satu bagian dindingnya. Sebenarnya masih ada sedikit kekurangan mendasar pada lantai semen plester.Lantai semen plester dibuat miring untuk memudahkan air mengalir. Namun, hal itu justru membuat air menggenang di beberapa sisi bangunan sehingga yang terjadi industri terlihat sedikit kumuh. Hal ini bisa disiasati dengan membuat saluran air pada lantai sehingga air mengalir lancar tanpa tergenang.
C. Mesin- Dua buah mesin penggilingMesin penggiling ini berfungsi untuk menghaluskan biji kedelai. Kapasitas mesin penggiling adalah 5 kg kedelai untuk sekali giling. Mesin penggiling berbahan dasar besi dan menggunakan listrik sebagai tenaga penggerak utama. Adapun gambar mesin penggiling dapat dilihat pada lampiran.- Dua buah ketel uapKetel uap yang dipakai adalah jenis ketel uap sederhana yang berbentuk tabung dengan bahan dasar stainless steel dengan ukuran tabung berdiameter 1 meter dengan tinggi 2 meter. Ketel uap dapat menampung air hingga 1570 liter. Fungsi ketel uap adalah memanaskan air untuk menghasilkan uap yang selanjutnya dipakai untuk proses pemasakan sari kedelai. Bahan bakar yang dipakai adalah tempurung kelapa. Untuk satu hari kerja menghabiskan kurang lebih 14 karung tempurung kelapa. Adapun gambar ketel uap dapat dilihat pada lampiran.- Satu buah gensetGenset merupakan alternative tenaga penggerak untuk mesin penggiling apabila listrik padam. Genset berbahan bakar solar dengan 1 liter solar mampu menggerakan mesin selama 2 jam. Daya genset ini sebesar 6000 watt.
D. Sumber Bahan BakuMenggunakan kedelai local maupun kedelai impor yang di pasok dari toko Gunung Jati yang berada di Jalan Terong. Perusahaan biasanya menggunakan kedelai local untuk proses produksi, namun apabila ketersediaan kedelai local tidak mencukupi, maka perusahaan menggunakan kedelai impor. Penggunaan kedelai local lebih disukai karena produk tahu hasil produksi lebih bagus kualitasnya. Adapun harga kedua jenis kedelai tersebut relative sama.
VII. RENCANA PEMASARANA. Penetapan HargaCara yang dipakai pengusaha dalam penetapan harga bukan dengan persentase keuntungan yang terperinci namun dengan penetapan harga kedelai tertinggi yang masih dapat memberikan keuntungan yang cukup memadai. Harga tahu yang dipatok per bungkusnya (1 bungkus berisi 10 potong tahu) adalah Rp 3.000,00. Harga ini masih memberikan keuntungan ketika harga kedelai naik sebesar Rp 7.000,00/kg. namun ketika harga kedelai melebihi itu maka harga tahu perbungkus akan naik pula. Demikian halnya bila harga kedelai merosot jatuh dikisaran Rp 5.000,00/kg maka perusahaan akan meraup keuntungan yang lebih besar. Estimasi keuntungan yang di dapat perhari adalah Rp 1.257.000,00 dengan rincian :Total produksi tahu/ hari = 1200 bungkusTotal penjualan tahu/hari = 1200 bks x Rp 3.000,00 = Rp 3.600.000,00Biaya-biaya :Bahan baku kedelai 280 kg x Rp 6.500,00 = Rp 1.820.000,00Tenaga kerja 4 orang x Rp 35.000,00 = Rp 143.000,00Bahan bakar 14 karung x Rp 25.000,00 = Rp 350.000,00Listrik = Rp 25.000,00Penyusutan mesin = Rp 5.000,00 = Rp 2.343.000,00 Laba/ hari = Rp 3.600.000,00 – Rp 2.343.000,00 = Rp 1.257.000,00 Laba/bulan = Rp 1.257.000,00 x 30 = Rp 37.710.000,00
B. Pelaksanaan DistribusiPelaksanaan distribusi belum dilakukan secara maksimal. Hal ini dikarenakan pelangganlah yang datang ke tempat produksi secara langsung untuk membeli produk. Biasanya juga untuk pelanggan di wilayah pasar Terong maupun Panampu, sarana transportasi menggunakan becak namun biaya angkut ini dibebankan kepada pelanggan karena jarang terjadi pembelian dalam jumlah yang besar. Pembelian individu hanya berkisar beberapa bungkus sedangkan pedagang pasar hanya beberapa ember per hari.
C. PromosiPromosi juga belum pernah dilakukan karena seperti pada awal telah disebutkan, perusahaan telah mempunyai langganan tetap. Bahkan, perusahaan sering kewalahan dalam menerima permintaan pelanggan yang melebihi kapasitas produksi.
D. Pengembangan ProdukSelama ini perusahaan belum melakukan pengembangan produk sama sekali. Penyebab utamanya adalah kapasitas produksi tahu putih saja belum bisa memenuhi keseluruhan permintaan pelanggan, oleh sebab itu perusahaan belum berfikir untuk mengembangkan produk.Namun demikian, sebenarnya ada solusi pengembangan produk yang tidak memerlukan biaya tinggi karena hanya memanfaatkan barang yang sudah ada. Pengembangan yang dimaksud adalah pengelohan limbah tahu yang berupa ampas tahu. Ampas tahu ini bisa diolah menjadi sejenis tempe yang lazim disebut tempe gembus/menjes. Pengembangan ini dinilai efektif karena selain memanfaatkan bahan sisa juga karena jenis tempe semacam ini belum popular di daerah Makassar dan sekitarnya. Sehingga hal ini dapat ditempuh untuk meningkatkan nilai ekonomis ampas tahu pada khususnya dan keuntungan perusahaan pada umumnya.
VIII. PERENCANAAN ORANGA. Struktur OrganisasiPerusahaan tidak mempunyai struktur organisasi yang baik. Status yang ada hanyalah pemilik perusahaan dan pekerja. Pemilik mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh terhadap perusahaan. Tanggung jawab tersebut diwujudkan dalam pengawasan langsung terhadap pekerja selama proses produksi dan juga sekali waktu membantu proses produksi. Pemilik mempunyai wewenang untuk Sedangkan pekerja bertanggung jawab pada proses produksi. Selain itu pekerja juga mempunya kewajiban untuk melayani pembeli yang datang langsung ke areal produksi.
B. Informasi Partner
C. Latar Belakang Anggota TeamNo Nama Umur (th) Pendidikan
terakhirAlamat
1 Supardi 35 SMA Jl. Regge Lr.2 no.32 Ponijan 41 SMP Jl. Rappokaling no 123 Mansyur 30 SMA Jl. Korban Lr.34 Ramelan 38 SD Jl. Pierre Tendean
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPenanaman modal dalam suatu usaha atau proyek , baik untuk usaha baru maupun perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan usaha. Salah satu tujuan dan pada umumnya merupakan tujuan dari semua usaha ialah mencari keuntungan (profit). Dalam arti seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinya jenis usaha ini sengaja didirikan untuk membantu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan.Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu difikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanam di proyek tersebut agar segera kembali.Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka apapun tujuannya (baik profit, social maupun gabungan dari keduanya), hendaknya apabila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi.
B. Fokus MasalahTelah dipaparkan sebelumnya bahwa suatu usaha itu didirikan tentu dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, yang pada umumnya adalah mencari keuntungan. Dan terkadang dalam praktiknya yakni dalam menjalankan usaha, tentu akan menemui suatu kendala, hambatan-hambatan dan resiko yang mungkin timbul setelah usaha berjalan. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu keadaan ketidakpastian atas masa depan, baik di bidang ekonomi, hokum, politik, budaya perilaku dan perubahan lingkungan masyarakat.Dengan demikian, perlu untuk dilakukan pengidentifikasian terhadap masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi dan di cari solusi alternative pemecahan atas masalah-masalah yang telah teridentifikasi.Dalam kesempatan ini penulis mencoba untuk menganalisis dan melakukan studi atas usaha warnet yang ada di Stabat Kabupaten Langkat dengan nama Arfa-Net sebagai pembelajaran dan kemudian menilai layak atau tidak usaha ini untuk dijalankan bahkan mungkin dilakukan pengembangan usaha.C. TujuanAdapun tujuan dari dilakukannya studi ini terhadap usaha warnet ini adalah:1. Untuk mengetahui kondisi usaha dan dampak/masalah yang mungkin terjadi dari didirikannya usaha ini baik dari aspek hukum, pemasaran, keuangan, lingkungan dan lain sebagainya.2. Setelah diketahui kondisi usaha dari berbagai aspek, maka dapat diputuskan usaha ini layak atau tidak untuk dilanjutkan dan dikembangkan.
D. Landasan TeoriLandasan teori atas pembahasan ini dapat dilihat dalam buku studi kelayakan bisnis, yaitu adalah sebagai berikut:1. Aspek HukumMeliputi kelengkapan surut-surat dan keabsahan dokumen perusahaan.2. Aspek PemasaranMeliputi strategi pemasaran yang dilakukan.3. Aspek Keuangan Meliputi penilaian biaya-biaya apa saja dan seberapa besar biaya tersebut dikeluarkan.4. Aspek Operasional Meliputi tempat lokasi usaha.
5. Aspek Sosial EkonomiMeliputi pengaruh usaha terhadap keadaan ekonomi dan dan social terhadap masyarakat secara keseluruhan.6. Aspek ManajemenMeliputi pengelola dan struktur organisasi yang ada.7. Aspek Dampak LingkunganMeliputi dampaknya usaha yang dijalankan terhadap lingkungan sekitar.
E. Metodologi Pemecahan1. Pendekatan PenelitianPendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan empiris, yaitu pendekatan yang dititikberatkan pada penggalian, pemaparan, penjelsan dan penafsiran terhadap gejala-gejala empiric.2. Penentuan DataAdapun yang menjadi sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian langsung kelapangan seperti wawancara.b. Data sekunder yaitu berupa data yang mendukung data primer, yaitu terdiri dari: buku studi kelayakan bisnis karangan Kasmir, S.E., MM. dan Jakfar, S.E., MM.
3. Pengolahan Data dan Analisis DataPada permasalahan ini, data-data yang diperoleh dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Jika data berupa data kuantitatif, cara pengolahannya dan analisisnya menggunakan bantuan statistic. Jika jenis datanya berupa data kualitatif, cara pengolahan dan analisinya tidak dapat dilakukan dengan bantuan statistic, tetapi dilakukan secara naratif dalam bentuk cerita (nonstatistic).
BAB IIPEMBAHASAN
A. Mengenal Arfi-NetArfi-net adalah jenis usaha warung internet yang menyediakan layanan jasa internet seperti browsing, chatting, dan gamming, dan jasa print/cetak dokumen. Berlokasi di kawasan pertokoan perempatan jalan raya kota Stabat yang dekat dengan sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, perkantoran, pasar dan pemukiman penduduk.Fasilitas dan peralatan yang dimiliki warnet ini adalah 16 unit computer layar datar Pentium IV senilai Rp 64 jt, 10 webcam, sebuah gedung tingkat dua dengan sebuah papan nama yang bertuliskan Arfi_Net, sebuah mesin genset dan sebuah kamar mandi. Adapun bentuk organisasi usaha ini adalah organisasi garis/lini yakni terdiri dari seorang pemilik usaha dan 3 orang operator.Berikut merupakan bagan organisasi usaha ini:
Tingkat balas jasa dalam usaha ini adalah berupa gaji dan bingkisan padahari-hari tertententu seperti hari raya dan sebagainya.
B. Analisis Kelayakan Usaha Arfi-Net Dari Berbagai Aspek
1. Aspek HukumBerdasarkan tanya jawab yang kami lakukan usaha ini merupakan usaha Firma (Fa) dan memliki izin kepemilikan yang sah dan ada tanda daftar usaha. Sehingga jika dinilai dari aspek ini, usaha ini dinyatakan layak untuk didirikan.
2. Aspek PemasaranMasih berdasarkan data wawancara, bahwa usaha-usaha yang dilakukan untuk pemasaran atas usaha ini hanyalah dengan spanduk atau papan nama di depan gedung, tidak ada penambahan usaha promosi lain. Sedangkan untuk tarif dan pelayanan, usaha ini mengenakan tariff standar artinya sama dengan tariff yang dikenakan oleh pesaing, dan pelayanan juga sama, artinya tidak memiliki suatu keistimewaan.Namun jika diperhatikan dari peluang pasarnya, usaha ini cukup ramai dengan kunjungan pelanggan dengan data omzet 500.000 rupiah per hari, dengan rata-rata pelanggan pelajar dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan lokasi usaha yang stategis dan sedikitnya pesaing yang menyediakan jenis usaha yang sama dan lokasi benar-benar dekat dengan sasaran pelanggan yang cukup banyak jumlahnya.Untuk lebih jelas, maka penulis memaparkan hasil analisis data yang telah terkumpul, yaitu sebagai berikut:No. Item yang dinilai Kriteria penilaian
Kurang baik Sedang Baik1. SDM √2. Pesaing √3. Konsumen √4. Teknologi √5. Harga √6. Promosi √7. Lingkungan bisnis √8. Ketersediaan modal √9. Pangsa pasar √10. Rencana pemasaran √
Total bobot 2 3 5
3. Aspek Keuangan Modal untuk usaha warnet ini plus biaya operasional selama 1 bulan pertama adalah Rp 55 jt dengan laba bersih rata-rata Rp 6 jt per bulannya. Sehingga usaha akan BEP (break event point) pada bulan kesepuluh (6 jt x 10 = 60 jt).Kurun waktu untuk pulang pokok adalah sekitar 10 bulan atau biasa dikatakan bahwa PP (Payback Period)-nya adalah kurang dari 1 tahun, sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 3 tahun. Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.- Prehitungan Keuntungan Bersih per bulan = omzet- biaya operasional = 15.000.000 – 9.000.000 = 6.000.000
Dan keuntungan bersih per tahun adalah 6000.000 x 12 = 72.000.000- Membandingkan dengan rate onReturn Rata-rata EAT = Rp 60.000.000
Rata-rata investasi = Rp 50.000.000 2 = 25.000.0000
ARR = 60.000.000 25.000.000
=24%
- Diketahui bahwa total PV = Rp 250.000.000 Sehingga dapat dihitun NPV = total PV – Investasi = 250.000.000 – 50.000.000
= 200.000.000
Dngan demikian investasi yang dilakukan dapat dikatakan layak karena hasil NPV adalah positif yaitu Rp 200.000.000,-.
4. Aspek OperasionalLetak usaha ini cukup baik karena terdapat pada pusat keramaian dan dekat dengan sekolah, pasar dan pusat perkantoran sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi sangat dekat dengan target pelanggan yaitu pelajar dan masyarakat umum.Gedung warnet ini memiliki halaman atau parkir yang tidak cukup luas untuk menampung kendaraan pelanggan, sehingga mengurangi kepuasan para pelanggan. Dan 15 bilik yang tersedia ternyata tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan atas jasa internet ini terutama ketika sore hari dan masa-masa ujian sekolah.Untuk itu dapat dinilai bahwa gedung dan jumlah penyediaan bilik kurang memuaskan pelanggan, sedangkan bagi letak lokasi usaha ini sendiri cukup memuaskan.
5. Aspek Sosial EkonomiSecara ekonomi, usaha ini tidak cukup banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar karena hanya menyerap 3 orang tenaga kerja. Sedang dari segi social, usaha ini sangat membantu untuk berkembangnya daera kecamatan Stabat ini dengan penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat. Para pelajar jadi lebih mudah untuk menemukan bahan pembelajaran yang mungkin tidak ditemukan didalam buku pelajaran sekolah.
6. Aspek ManajemenStruktur organisasi usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri dari pemilik usaha/pemodal, manajer dan 3 orang pekerja/pengelola. Sehingga bentuk organisasi yang diilih pun adalah organisasi garis atau lini. Dan pemilihan bentuk organisasi ini sesuai dengan usaha warnet ini yang berskala kecil dan tidak memiliki banyak karyawan.
7. Aspek AmdalUsaha ini tidak memiliki dampak negative secara fisik terhadap lingkungan sekitar. Tidak ada polusi
udara yang ditimbulkan ataupun polusi suara (kebisikan), hanya saja ketika listrik padam suara genset mungkin agak sedikit bising. Namun suara ini tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar bahkan jarang terjadi.Akses segala informasi yang mudah dan cepat, dapat juga berdampak negative terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengawasan moral pribadi. Secara nonfisik, informasi yang tidak senonoh seperti maraknya situs porno yang sangat mudah diakses dari internet merupakan ancaman bagi etika moral generasi kita karna bisa dikatakan sebagian besar pengguna internet ini adalah kalangan pelajar. Untuk itu, terlihat di dinding setiap bilik Arfi-net ini tulisan larangan keras bagi yang membuka situs tersebut. BAB IIIKESIMPULAN
Adapun hasil analisis usaha ini adalah sebagai berikut:
3. Aspek Keuangan Modal untuk usaha warnet ini plus biaya operasional selama 1 bulan pertama adalah Rp 55 jt dengan laba bersih rata-rata Rp 6 jt per bulannya. Sehingga usaha akan BEP (break event point) pada bulan kesepuluh (6 jt x 10 = 60 jt).Kurun waktu untuk pulang pokok adalah sekitar 10 bulan atau biasa dikatakan bahwa PP (Payback Period)-nya adalah kurang dari 1 tahun, sedangkan nilai ekonomis dari peralatan adalah 3 tahun. Dapat disimpulkan bahwa PP lebih kecil dari umur investasi sehingga usaha ini dinilai dari PP-nya adalah baik.- Prehitungan Keuntungan Bersih per bulan = omzet- biaya operasional = 15.000.000 – 9.000.000 = 6.000.000 Dan keuntungan bersih per tahun adalah 6000.000 x 12 = 72.000.000- Membandingkan dengan rate onReturn Rata-rata EAT = Rp 60.000.000
Rata-rata investasi = Rp 50.000.000 2 = 25.000.0000
ARR = 60.000.000 25.000.000
=24%
- Diketahui bahwa total PV = Rp 250.000.000 Sehingga dapat dihitun NPV = total PV – Investasi = 250.000.000 – 50.000.000
= 200.000.000
Dngan demikian investasi yang dilakukan dapat dikatakan layak karena hasil NPV adalah positif yaitu Rp 200.000.000,-.
4. Aspek OperasionalLetak usaha ini cukup baik karena terdapat pada pusat keramaian dan dekat dengan sekolah, pasar dan pusat perkantoran sehingga dapat dikatakan bahwa lokasi sangat dekat dengan target pelanggan yaitu
pelajar dan masyarakat umum.Gedung warnet ini memiliki halaman atau parkir yang tidak cukup luas untuk menampung kendaraan pelanggan, sehingga mengurangi kepuasan para pelanggan. Dan 15 bilik yang tersedia ternyata tidak cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan atas jasa internet ini terutama ketika sore hari dan masa-masa ujian sekolah.Untuk itu dapat dinilai bahwa gedung dan jumlah penyediaan bilik kurang memuaskan pelanggan, sedangkan bagi letak lokasi usaha ini sendiri cukup memuaskan.
5. Aspek Sosial EkonomiSecara ekonomi, usaha ini tidak cukup banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar karena hanya menyerap 3 orang tenaga kerja. Sedang dari segi social, usaha ini sangat membantu untuk berkembangnya daera kecamatan Stabat ini dengan penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat. Para pelajar jadi lebih mudah untuk menemukan bahan pembelajaran yang mungkin tidak ditemukan didalam buku pelajaran sekolah.
6. Aspek ManajemenStruktur organisasi usaha ini sangat sederhana yaitu terdiri dari pemilik usaha/pemodal, manajer dan 3 orang pekerja/pengelola. Sehingga bentuk organisasi yang diilih pun adalah organisasi garis atau lini. Dan pemilihan bentuk organisasi ini sesuai dengan usaha warnet ini yang berskala kecil dan tidak memiliki banyak karyawan.
7. Aspek AmdalUsaha ini tidak memiliki dampak negative secara fisik terhadap lingkungan sekitar. Tidak ada polusi udara yang ditimbulkan ataupun polusi suara (kebisikan), hanya saja ketika listrik padam suara genset mungkin agak sedikit bising. Namun suara ini tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar bahkan jarang terjadi.Akses segala informasi yang mudah dan cepat, dapat juga berdampak negative terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengawasan moral pribadi. Secara nonfisik, informasi yang tidak senonoh seperti maraknya situs porno yang sangat mudah diakses dari internet merupakan ancaman bagi etika moral generasi kita karna bisa dikatakan sebagian besar pengguna internet ini adalah kalangan pelajar. Untuk itu, terlihat di dinding setiap bilik Arfi-net ini tulisan larangan keras bagi yang membuka situs tersebut.
BAB IIIKESIMPULAN
Adapun hasil analisis usaha ini adalah sebagai berikut:
No. Aspek Kelayakan Hasil Studi1. Hukum Baik2. Pemasaran Cukup baik3. Keuangan Baik4. Operasional Cukup baik5. Sosial ekonomi Cukup baik6. Manajemen Baik7. Amdal Cukup baik
Dari hasil analisis yang telah disimpulkan di atas dapat dinyatakan bahwa usaha ini adalah layak untuk dijalankan, karena dapat memberikan keuntungan yang lumayan.
BAB IVSARAN
Adapun saran-saran untuk usaha ini adalah:1. Dari aspek pemasaran, sebaiknya dikerahkan lagi usaha promosi yang lebih intens, seperti:Ø melakukan kerja sama dengan phak sekolah dalam rangka pelatihan computer dan internet,Ø menambah jasa layanan seperti penjualan aksesoris computer, service computer, training computer dan penjualan makanan dan minuman ringan.Ø Memberikan specialprice pada hari tertentu sebagai penarik minat pelanggan.
2. Dari aspek keuangan, sebaiknya ditempatkan seorang akuntan khusus penangani bagian administrasi keuangan usaha, sehingga memudahkan dalam spelaporan informasi keuangan usaha sehingga dapat diambilan langkah-langkah perencanaan dalam pengembangan usaha dengan tepat.
3. Dari aspek operasional, sebaiknya dilakukan pembaharuan gedung yang dapatmemuat lebih banyak bilik sehingga dapat memenuhi permintaan jasa yang lebih banyak. Kemudian penataan fasilitas parker yang memadai. Dan untuk lebih dapat lebih memuaskan dan memberikan kenyamanan bagi para pelanggan ada baiknya ruangan dilengkapi dengan kipas angina atau ac.
4. Dari aspek social ekonomi, dengan diadakannya pelayanan tambahan berupa pengadaan pelatihan computer dan pelayanan-pelayanan lainnya, tidak menutup kemungkinan usaha ini dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak pula.
5. Dari aspek manajemen, untuk pengembangan usaha ini sebaiknya ditempatkan seorang yang ahli dalam bidang research & development atau konsultan yang dapat memberikan ide dan saran untuk dapat meluaskan usaha ini.
6. Dari aspek amdal, sebaiknya dari pihak warnet ini bias memberikan penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang akibat dan buruknya gambar-gambar yang ada pada situs porno, ataupun memblokir situs tersebut.