Contoh Proposal
-
Upload
dede-van-reza -
Category
Documents
-
view
69 -
download
0
description
Transcript of Contoh Proposal
A. Judul: Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal Tahun Pelajaran 2008/2009
B. Latar Belakang MasalahBahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan
digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mengidentifikasi diri dan
bekerjasama. Berbahasa berarti komunikasi antara manusia satu dengan manusia
yang lain (Kridalaksana, 2001: 21). Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut
untuk menguasai aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari membaca
(reading skills), mendengarkan atau menyimak (listening skills), menulis (writing
skills) dan berbicara (speaking skills). Keempat keterampilan tersebut dapat dibagi
menjadi dua keterampilan dasar yaitu komprehensi atau bersifat reseptif
(membaca dan mendengarkan) dan ekspresi (menulis dan berbicara). Oleh sebab
itu, berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling
produktif dan membutuhkan banyak latihan dan pemahaman di dalam melakukan
kegiatan tersebut (Tarigan, 1985: 2).
Dalam dunia pendidikan pengajaran bahasa Indonesia banyak mengalami
permasalahan. Hal ini disebabkan adanya kekurangan siswa dalam
mempergunakan bahasa secara baik dan benar. Pada umumnya ketidakmampuan
siswa dalam mempergunakan bahasa Indonesia ini tampak pada pemakaian
kalimat dalam penulisan karangan. Dalam sebuah karangan itu harus ada pesan
yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca sehingga kalimat yang
digunakan adalah kalimat yang baik dan benar. Hal ini bertujuan agar kalimat
yang baik itu dapat mengantar pembaca kepada maksud yang ingin disampaikan
penulis. Oleh sebab itu, untuk membuat suatu karangan yang baik, seseorang
harus mengetahui dan memahami pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan
lainnya yang dapat mendukung penulisan karangan yang baik (Tarigan, 1993: 37).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 270) keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang dirasa sulit dikuasai karena kemampuan menulis
menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan di luar bahasa itu
sendiri akan menjadi isi karangan yang runtut dan padu. Penulis dituntut dapat
menguasai tiga kemampuan berbahasa yang lainnya, seperti kemampuan
membaca, mendengarkan dan berbicara. Hal ini disebabkan bahwa keempat aspek
1
keterampilan itu tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling berkaitan. Apabila dalam
pembelajaran mendengarkan, tidak dapat dipisahkan dengan keterampilan menulis
sebagai bukti pemahamannya begitu pula dengan keterampilan yang lain.
Menulis sangat penting dalam dunia pendidikan karena tulisan sebagai
suatu hasil itu merupakan alat komunikasi yang sifatnya tidak langsung, tidak
seperti berbicara. Selain itu menulis dapat memudahkan para pelajar dalam
berpikir. Dalam kegiatannya, penulis dituntut untuk mengembangkan, menyusun
kata-kata dalam tingkat yang lebih tinggi yaitu kalimat yang tepat kemudian
dikembangkan menjadi paragraf yang padu serta menghasilkan suatu wacana yang
baik. Kegiatan menulis memerlukan suatu proses di dalam pembelajarannya
sehingga para siswa membutuhkan peran dan sarana yang memadai dalam
kegiatan pembelajarannya.
Alkaidah (1989: 370) menyatakan bahwa keterampilan menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang paling rumit. Rumitnya menulis
disebabkan adanya keterlibatan keterampilan lainnya, di antaranya keterampilan
menyusun pikiran dan perasaan yang menggunakan kata-kata dalam bentuk
kalimat yang tepat serta menyusunnya dalam satu paragraf. Kerumitan dalam
menulis menjadikan siswa cenderung kurang menyukai kegiatan menulis.
Kesulitan untuk menulis yang dialami siswa disebabkan juga adanya kesulitan
dalam mengembangkan ide yang telah muncul dalam benak mereka. Selain itu
pengajaran menulis yang berjalan selama ini cenderung membosankan bagi siswa.
Guru dalam menyampaikan materi menulis khususnya menulis cerita kurang
bahkan tidak menggunakan terobosan-terobosan baru, misalnya menggunakan
media pendidikan. Kurangnya praktik menulis di sekolah juga menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan kurang terampilnya siswa dalam menulis. Siswa akan
berlatih menulis narasi satu sampai dua kali dalam satu semester, yaitu pada saat
pembelajaran menulis narasi saja.
Dalam proses pembelajaran siswa SD peranan guru masih sangat besar
sehingga guru harus memberi pengalaman kepada siswa agar mereka lebih mudah
mempelajari dan memahami suatu hal yang diajarkan daripada memberikan ilmu
yang ada dalam buku secara terus menerus. Kemampuan berpikir anak terlebih
siswa kelas IV SD lebih cenderung bersifat emosional saja daripada
2
mengembangkan kemampuan imajinatifnya. Dalam pembelajaran menulis
terutama karangan narasi dibutuhkan suatu pemahaman siswa dalam
mengembangkan runtutan peristiwa atau hal-hal yang dialami. Oleh karena itu,
tugas guru dalam memperkenalkan penulisan karangan narasi dengan media
komik strip ini selayaknya akan menambah daya kreativitas siswa dan
memberikan nilai kemudahan kepada siswa khususnya kelas IV SDN 1
Gondoharum, Kendal. Setelah siswa mengenal media pembelajaran tersebut maka
akan mendapatkan suatu stimulus yang akan digunakannya dalam kegiatan
menulis suatu paragraf maupun karangan khususnya narasi.
SD Negeri 1 Gondoharum ini merupakan sekolah rintisan unggulan di
masa yang akan datang karena sekolah ini selalu berusaha meningkatkan mutu
dan kualitas siswa dari segi pendidikan pada umumnya dan keagamaan sesuai
dengan visi dan misi sekolah tersebut. Para siswanya diharapkan mampu
berkompetensi dalam ilmu pengetahuan disertai dengan moral yang luhur serta
nilai-nilai agama Islam yang selalu dijunjung tinggi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis sangat tertarik untuk
memilih judul penelitian Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran
Menulis Narasi di Kelas IV SD Negeri Gondoharum dengan alasan sebagai
berikut.
1. Sekolah yang dipilih adalah sekolah yang benar-benar menjadi unggulan
di lingkup kelurahan Gondoharum, Kendal yaitu SD Negeri 1
Gondoharum. SDN 1 Gondoharum merupakan SD yang memiliki
karakteristik tersendiri yaitu dalam kegiatan pembelajarannya
menggunakan sistem pengajaran yang terstruktur dan moving class.
2. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan menulis
narasi sebagai suatu keterampilan yang dianggap lebih bersifat produktif
dan membutuhkan suatu metode dan media pembelajran yang khusus
dan menarik perhatian siswa.
3. Siswa kelas IV SD melakukan kegiatan pembelajaran menulis narasi
untuk pertama kali sesuai dengan Kompetensi Dasarnya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang digunakan.
3
C. Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti dapat
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Jenis metode yang digunakan dalam menulis narasi kelas IV SD.
2. Pembelajaran menulis narasi kelas IV SD dengan menggunakan media
komik strip.
3. Hambatan-hambatan dalam pengajaran menulis narasi kelas IV SD
dengan media komik strip.
4. Pengaruh media komik strip dalam pembelajaran menulis narasi kelas IV
SD.
5. Hasil pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah menggunakan
media komik strip.
D. Pembatasan Masalah1. Penerapan media komik strip dalam kegiatan pembelajaran menulis
narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal.
2. Tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil pembelajaran
siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah menggunakan
media dalam menulis narasi.
3. Hambatan-hambatan pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah
menggunakan media komik strip.
E. Rumusan Masalah1. Bagaimanakah penerapan media komik strip dalam kegiatan pembelajaran
menulis narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal?
2. Bagaimanakah tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil
pembelajaran siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah
menggunakan media dalam menulis narasi?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui dalam pembelajaran menulis
narasi sebelum dan sesudah menggunakan media komik strip?
4
F. Tujuan Penelitian1. Mendeskripsikan penerapan media komik strip dalam kegiatan
pembelajaran menulis narasi kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung
Kendal.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan media komik strip berdasarkan hasil
pembelajaran siswa kelas IV SDN 1 Gondoharum sebelum dan sesudah
menggunakan media dalam menulis narasi.
3. Mendeskripsikan hambatan-hambatan pembelajaran menulis narasi
sebelum dan sesudah menggunakan media komik strip.
G. Manfaat penelitian1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah awal
untuk penelitian lebih lanjut demi peningkatan kualitas di bidang
pendidikan, khususnya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan berbagai aspek keterampilan berbahasa yang ada di dalamnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sekolah memperoleh tambahan informasi dalam upaya
mengembangkan wawasan dan dapat membantu guru bidang studi Bahasa
dan Sastra Indonesia dalam menerapkan media pembelajaran terutama
penulisan karangan narasi di SD. Penelitian ini dapat menambah
pengalaman dan membuka wawasan untuk meningkatkan apresiasi siswa
dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia serta siswa dapat lebih
mengembangkan kreativitas dirinya dan keterampilan menulis yang
bersifat produktif sebagai salah satu aspek dalam empat keterampilan
berbahasa.
b. Bagi Peneliti
Media untuk menuangkan gagasan ilmiah yang bisa
dipertanggungjawabkan secara akademik serta sumbangan bagi
peningkatan mutu pendidikan.
5
G. Kajian Teori
1. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan Ana Nurjanah (2007) PBSI UAD dengan judul Keefektifan
Media Film Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas
XII SMK Negeri 4 Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara kemampuan menulis narasi siswa kelas XII SMKN 4
Yogyakarta yang diajar dengan menggunakan media film dan siswa yang
diajar tanpa menggunakan media film. Penggunaan media film efektif dalam
pembelajaran menulis narasi siswa kelas XII SMKN 4 Yogyakarta
dibandingkan dengan pembelajaran menulis narasi siswa tanpa menggunakan
media film. Hal ini terbukti dari data penelitian yang dihitung dengan
menggunakan uji-Scheff dengan bantuan komputer, diperoleh nilai F sebesar
409.892, dba (derajat beda antar kelompok) = 2, dbd (derajat beda dalam
kelompok) = 63, dba dan dbd digunakan untuk menemukan F tabel. F tabel
yang ditemukan sebesar 4.000 pada taraf 5% dan 7.08 pada taraf 1%. Jadi F
teoritik lebih besar daripada F tabel pada taraf 5% maupun 1%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film efektif dalam
pembelajaran menulis narasi siswa kelas XII SMK Negeri 4 Yogyakarta.
Penelitian Nurjanah berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti. Nurjanah meneliti tentang pengaruh penggunaan media film dalam
keterampilan menulis narasi sedangkan penelitian yang akan dilakukan
peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan media komik strip. Namun secara jelas efek dari penggunaan
media film dalam pembelajaran menulis narasi dapat dijadikan acuan dalam
penelitian.
Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Yhenie
Kumalasari (2007) PBSI UAD dengan judul Penggunaan Media Benda dan
Proses Pembayangan Dalam Pengajaran Menulis Karangan Deskripsi di
Kelas II Bahasa MAN 1 Yogyakarta (Studi Perbandingan) menyimpulkan
bahwa terdapat perbandingan pengajaran menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media benda dan proses pembayangan di kelas II (XI) Bahasa
6
MAN 1 Yogyakarta sebesar 8,25 atau lebih besar dari nilai tabel pada taraf
signifikasi 5% yaitu 5,99 yang berarti ada perbandingan antara pengajaran
menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media benda dan proses
pembayangan. Nilai perbandingan yang signifikan berarti pengajaran menulis
karangan deskripsi menggunakan media benda lebih berhasil daripada
menggunakan proses pembayangan.
Berdasarkan kesimpulan penelitian Kumalasari terdapat perbedaan
antara penelitian yang telah dilakukan Yhenie Kumlasari dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti. Penelitian di atas menekankan pada efektifitas
media benda untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi sedangkan
penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah pelaksanaan pembelajaran
menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Gondoharum Kendal dengan
menggunakan media komik strip untuk mengetahui peningkatan yang terjadi
setelah dilakuakn tindakan. Namun secara jelas efek dari penggunaan media
yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis dapat dijadikan
acuan dalam penelitian.
2. Kerangka Teori
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media menurut Hamalik (1986: 23) adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dengan tujuan untuk lebih mengaktifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Media itu
sendiri dapat berupa media elektris dan nonelektris. Media elektris adalah
media yang menggunakan listrik sedangkan media nonoelektris adalah media
yang tidak menggunakan listrik, misalnya, gambar, papan tulis, modul, dan
lain-lain.
Media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach dan Ely dalam (Arsyad, 2002:
3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Arsyad dalam bukunya Media Pendidikan (1996: 3) menyatakan
pengertian media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
7
‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima. Sadiman
(2005: 19) berpendapat “Media merupakan perpaduan antara hardwere
(perangkat keras) dan softwere (perangkat lunak) yang digunakan untuk
menyampaikan informasi.
Soeparno (1988: 2) menyatakan pengertian “media adalah suatu alat
yang digunakan sebagai saluran (channel) untuk menyampaikan suatu pesan
(massage) atau informasi dari sumber (resourse) kepada pembacanya
(recivier).”
Menurut Hamalik (1989: 109) terdapat lima macam jenis media
pendidikan atau media pembelajaran yaitu: 1) alat-alat audio visual meliputi
media tanpa proyeksi (gambar dan kartu), media pendidikan tiga dimensi
(globe, museum), media pendidikan yang menggunakan teknik (komputer,
TV), 2) bahan cetakan atau bacaan, 3) sumber-sumber masyarakat, 4)
kumpulan benda-benda, 5) kelakuan yang dicontohkan guru.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat atau sarana yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan interaksi,
pengetahuan, keterampilan siswa, dan memudahkannya dalam menerima suatu
pesan pembelajaran.
b. Media Komik Strip
Berhadapan dengan komik selama ini terkonotasikan sebagai sesuatu
yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak serius, santai, hiburan ringan, lucu
dan lain-lain yang tidak terlalu memberatkan. Komik hadir dengan gambar-
gambar dalam panel-panel (kotak-kotak) secara berderet yang disertai balon-
balon teks tulisan dan membentuk sebuah cerita. Adapun struktur komik itu
seperti unsur pembangun karya sastra yaitu penokohan, alur, tema dan moral,
gambar dan bahasa. Unsur yang terakhir inilah yang menjadikan komik
sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
terutama dalam menulis narasi kelas IV SD.
Komik strip merupakan salah satu jenis komik dan dapat digunakan
sebagai salah satu media pembelajaran yang berbasis visual tidak
8
diproyeksikan atau media grafis. Media grafis merupakan media pandang atau
dua dimensi yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan
pembelajaran. Hal ini disebabkan adanya aspek gambar dan bahasa sebagai
unsur komik secara nyata dapat ditatap serta kedua unsur tersebut merupakan
media representasi komik itu sendiri.
Pengertian komik strip menurut Nurgiyantoro (2005: 434) adalah
komik yang hanya terdiri dari beberapa panel gambar saja, namun dilihat dari
segi isinya telah mengungkapkan sebuah gagasan yang utuh. Hal ini
disebabkan bahwa komik strip hanya melibatkan satu fokus pembicaraan saja,
seperti tanggapan terhadap berbagai peristiwa dan isu-isu mutakhir atau cerita
singkat dari berbagai pengalaman, dongeng dan hiburan anak. Komik strip
secara mudah dapat ditemukan dalam berbagai majalah anak dan surat kabar.
Dalam penelitian ini digunakan komik strip yang diambil dari berbagai
majalah anak seperti Bobo rubrik Cergam Bobo, Paman Kikuk, Serial Iklan
Anak, Bona, dan Ceritera dari Negeri Dongeng. Adapun kriteria komik strip
yang digunakan adalah berupa petualangan, dongeng dan hiburan di saat
liburan. Hal ini disesuaikan dengan majalah yang sudah sering dikenal dan
dibaca oleh anak-anak sehingga dalam kegiatan pembelajarannya anak merasa
tertarik dan tidak terasa asing. Selain itu, kriteria atau nilai-nilai komik strip
yang dipilih dan digunakan sesuai dengan perkembangan siswa kelas IV SD
yang masih menyukai alam fantasi dan imajinasi tanpa mengurangi tujuan dari
pembelajaran yaitu menulis narasi. Itulah berbagai kelebihan komik strip
sebagai media pembelajaran menulis narasi terutama di kelas IV SD.
c. Pengertian Menulis
Menulis (writing) merupakan salah satu keterampilan dalam aspek
berbahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Menurut
Zulkifli dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan (2005: 53)
menyatakan bahwa menulis adalah menyatakan pikiran dan perasaan dengan
menggunakan tanda-tanda tulis. Untuk memenuhi persyaratan itu diperlukan
perbendaharaan kata yang sekadarnya dan perkembangan motorik yang
memadai.
9
Menulis menurut Marwoto (1997: 21) adalah kemampuan seseorang
untuk mengungkapkan ide, pikiran, ilmu pengetahuan dan pengalaman
hidupnya ke dalam bahasa tulis yang runtut, jelas, ekspresif, enak dibaca, dan
dipahami oleh orang lain. Widyamartaya (1993: 9) mengungkapkan menulis
adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan
dan menyusun pikirannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat
dipahami tepat seperti yang dimaksudkan pengarang.
Karangan sebagai hasil karya tulis mempunyai beberapa fungsi.
Menurut Marwoto (1987: 19) fungsi menulis yaitu untuk memperdalam
pemahaman suatu ilmu dan penggalan ilmu pengetahuan, untuk
menyumbangkan pengalaman, pengetahuan, ide-idenya yang berguna bagi
masyarakat secara luas, untuk meningkatkan prestasi kerja, mengembangkan
potensi, dan untuk memperlancar pengembangan ilmu teknologi dan seni.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
bertujuan untuk mengungkapkan ide, gagasan melalui bahasa tulis yang
mengandung suatu pesan untuk dipahami orang lain.
d. Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis berdasarkan jenis karangannya dapat dibagi
menjadi lima yaitu persuasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi dan narasi.
Pengertian persuasi adalah jenis karangan yang mengandung alasan-alasan,
bukti, fakta, dan ajakan (imbauan) agar pembaca mau menerima, mengikuti
pendapat atau kemauan dari penulis. Ciri karangan persuasi yaitu adanya
argumen (alasan dan bukti), adanya unsur imbauan atau ajakan, tidak ada
pertentangan atau konflik.
Eksposisi adalah karangan yang menerangkan atau menjelaskan pokok
pikiran yang dapat memperluas wawasan pembaca. Tujuan eksposisi adalah
pembaca memperoleh informasi dengan sejelas-jelasnya. Ciri karangan
eksposisi adalah a.) berisi penjelasan atau informasi. b.) menggunakan
contoh, gambar, peta, dan angka-angka c.) akhir karangan berupa penegasan.
Adapun karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat
10
ataupun menolak suatu pendapat, pendirian, maupun gagasan disebut
argumentasi. Ciri karangan argumentasi mengandung bukti dan kebenaran,
mempunyai alasan yang kuat, menggunakan bahasa denotatif, analisis rasional
(berdasarkan fakta), unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi. Deskripsi
adalah karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya
sehingga pembaca mencitrai (melihat, mendengar, merasakan, dan mencium)
apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya.
Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang terjadi
dalam kesatuan waktu dengan tujuan mengisahkan atau menceritakan
peristiwa sesuai apa yang terjadi (Nursisto, 1999: 39). Ciri karangan narasi
yaitu bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, berupa rangkaian peristiwa,
bersifat menceritakan.
Keraf (1985:135) membedakan narasi berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai menjadi dua yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah
pemikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya
adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah
membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris
mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada
pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan
dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan
atau pengertian pembaca.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif pertama-tama bertalian dengan tindakan atau perbuatan
yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa. Seluruh rangkaian itu
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Sasaran utama narasi sugestif adalah
berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu
pengalaman. Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang
disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal pembaca. Pembaca
menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara eksplisit.
11
3. Kerangka Pemikiran
Proses belajar mengajar merupakan salah satu segi yang perlu
diperhatikan karena banyak sekali kegiatan yang terjadi di dalamnya. Satu di
antaranya adalah penyampaian meteri pelajaran yang dapat menentukan
berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang berlangsung.
Penggunaan media komik strip anak diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan keterampilan menulis siswa, berkaitan dengan penelitian yang
berjudul “Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis
Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal”.
4. Hipotesis
Menurut Margono (2005: 67) hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap masalah penelitian yang secara teoritis diaanggap paling mungkin
paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis dapat berupa kalimat pernyataan
yang akan diuji tingkat kebenarannya.
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di depan, maka
hipotesis yang dapat diambil adalah adanya pengaruh media komik strip
dalam pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN 1 Gondoharum
Pageruyung Kendal sebelum menggunakan media komik strip dan setelah
menggunakannya.
H. Metode Penelitian
1. Populasi
Menurut Arikunto (1997: 115) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Margono (2005: 118) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
kita tentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 1
Gondoharum Pageruyung Kendal yang berjumlah 180 siswa tahun ajaran
2008-2009.
Tabel 1Populasi Penelitian
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah
12
L P1 I 13 15 282 II 20 13 333 III 17 11 284 IV 20 15 355 V 15 13 286 VI 14 14 28
Jumlah 100 80 180
2. Sampel
Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster)
yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 1996: 121).
Menurut Arikunto (1997: 117) sampel merupakan sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri 1 Gondoharum Pageruyung Kendal dengan tahun ajaran 2008-2009
yang berjumlah 35 siswa terdiri dari 20 laki-laki dan 15 perempuan.
Krecjie dalam (Sugiyono, 2002: 62) melakukan perhitungan ukuran
sampel didasarkan atas kesalahan 5% (taraf signifikasi 5%). Jadi sampel yang
diperolehmempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Dalam halaman
yang sama Sugiyono (2002: 62) mengemukakan:
”... sedangkan Harry King menghitung sampel tidak hanya didasarkan atas tingkat kesalahan 5% saja, tetapi bervariasi sampai tingkat kesalahan 15%. Dengan catatan batasan jumlah populasi paling banyak hanya 2000. dari sini dapat dihitung bahwa semakin besar tingkat kesalahan (taraf signifikasi) akan semakin kecil jumlah sampelnya”.
Dari uraian di atas peneliti menggunakan nomogram Harry King
dengan sampel 35 siswa dan taraf signifikasi 5% maka diperoleh perhitungan
bahwa jumlah sampel minimal adalah 61% kali perhitungan jumlah sampel.
Tabel 2Sampel Penelitian
Jumlah Sampel Taraf Signifikasi Persentase Sampel minimal35 siswa 5% 61% 21,35
= 22 siswa
Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling atau sampel bertujuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil
13
subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu. Dalam penelitian ini pengambilan sampel didasarkan
atas karakteristik dari pembelajaran narasi di kelas IV SD yang merupakan
langkah awal dalam pembelajaran menulis sesuai dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Menurut Arikunto (1998: 99) variabel adalah objek penelitian atau
titik penelitian.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab variabel terikat
sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media komik strip dan
variabel terikat adalah keterampilan menulis narasi siswa kelas IV SDN 1
Gondoharum Pageruyung Kendal.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara (interview)
Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara dapat dibedakan menjadi tiga ditinjau dari
pelaksanaannya:
1) Wawancara bebas yaitu pewawancara secara bebas menanyakan
apa saja, ettapi juga mengingat data yang akan dikumpulkan. Kebaikannya
adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai.
Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali dan
data yang didapatkan biasanya kurang sesuai dengan tujuan penelitian.
2) Wawancara terpimpin yaitu kegiatan wawancara yang dilakukan
dengan menyiapkan daftar pertanyaan lengkap dan terperinci sesuai dengan
informasi yang ingin didapatkan, seperti dalam wawancara terstruktur.
14
3) Wawancara bebas terpimpin yaitu dalam pelaksanannya
pewawancara hanya membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang
hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 1997: 145-146).
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah wawancara
terpimpin yang daftar pertanyaannya ditujukan kepada guru bahasa Indonesia
kelas IV SDN 1 Gondoharum Pageruyung Kendal sebagai responden utama
dan perwakilan siswa kelas IV terutama tentang pengetahuan menulis
karangan narasi dan hal-hal yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam
penelitian ”Penerapan Komik Strip Sebagai Media Pembelajaran Menulis
Narasi di Kelas IV SDN 1 Gondoharum Kendal”.
b. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan terhadap gejala-gejala atau objek yang akan diteliti,
baik tiu dalam keadaan yang sebenarnya atau sengaja dibuat (Surakhmad,
1980: 162). Menurut Arikunto (1997: 146) observasi merupakan pengamatan
langsung yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dapat dilakukan dengan
dua buah cara yaitu observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat
dengan tidak menggunakan instrumen penelitian dan observasi sistematis yang
menggunakan instrumen penelitian seperti daftar centang (check-list).
Margono (2005: 161) menambahkan observasi partisipan dan
observasi non partisipan. Observasi partisipan merupakan dalam kegiatan
pengamatan, pengamat atau observer ikut mengambil bagian dan berlaku
seperti orang-orang atau bagian yang akan diobservasi. Adapun observasi
yang dilakukan tanpa ikut dalam kehidupan yang diobservasi dan secara
terpisah hanya berkedudukan selaku pengamat saja dinamakan observasi non
partisipan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi sistematis
non partisipan yaitu dengan menyiapkan daftar pengamatan yang berkaitan
dengan data dan hanya mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan di
15
dalam kelas. Selain itu pencatatan dilakukan atas pengetahuan orang-orang
yang diamati yaitu guru dan siswa. Jadi peneliti hanya berlaku sebagai
pengamat saja atau observer.
c. Angket atau Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang mempergunakan angket ini adalah
teknik yang bersifat komunikasi tidak langsung. Angket merupakan daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti (Margono,
2005:167). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah pemberian
angket secara langsung kepada responden dan bersifat berstruktur atau tertutup
karena berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai sejumlah alternatif jawaban
yang disediakan. Responden dalam menjawab terikat pada sejumlah
kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik dalam arti lebih cermat dan sistematis untuk diolah. Variasi jenis
instrumen adalah angket, check-list, pedoman wawancara, dan pedoman
pengamatan.
Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara yang berupa
daftar pertanyaan, pedoman observasi berupa daftar centang (check-list) dan
angket atau kuesioner. Sebelum digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba
instrumen meliputi uji validitas dan reliabilitas instrumen. Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 1980:
132).
Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi yang digunakan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam Garis Basar Pokok Pengajaran
(GBPP) yaitu siswa terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk
mengungkapkan gagasan atau ide serta mengembangkannya dalam bahasa
16
tulis. Pengadaan instrumen juga dikonsultasikan kepada ahlinya dalam hal ini
adalah guru pembimbing. Hal ini bertujuan agar instrumen tetap memiliki
validitas yang tinggi.
6. Desain Penelitian
Adapun desain atau langkah-langkah dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa siklus (Siklus I, II, III, dst.) sedangkan tahapan-tahapan dalam setiap
siklus adalah sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun rancangan penelitian
dan rancangan tindakan. Rancangan penelitian berkaitan dengan
sistematika penyusunan proposal , penyiapan berbagai instrumen, serta
waktu dan tempat diadakannya penelitian. Rancangan tindakan berupa
perencanaan awal (Siklus I) yaitu berkaitan dengan pembelajaran menulis
narasi dengan media komik strip untuk meningkatkan kemampuan menulis
siswa kelas IV SD Negeri 1 Gondoharum Kendal.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini kegiatan pembelajaran menulis narasi terdiri dari
dua kegiatan yaitu kegiatan awal yang tanpa menggunakan komik strip
dan kegiatan kedua yang akan dilaksanakan tindakan dengan
menggunakan komik strip sebagai salah satu media pembelajaran menulis
narasi.
c. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan merupakan tahap yang sebenarnya tidak dapat
dipisahkan dari tahap pelaksanaan tindakan. Keduanya berlangsung pada
waktu yang sama. Pengamatan dilakukan ketika proses pembelajaran
menulis deskripsi berlangsung terhadap guru, siswa, maupun langkah-
langkahnya, baik yang menggunakan media atau tanpa menggunakan
media komik strip.
d. Refleksi
Dalam tahap ini dilakukan diskusi antara guru pelaksana dengan
peneliti setelah selesai melakukan tindakan. Apabila telah diketahui letak
17
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang baru selesai dilaksanakan
dalam satu siklus, guru pelaksana dan peneliti menentukan rancangan
untuk siklus kedua dengan upaya mengatasi hambatan atau akan
mengulangi kesuksesan untuk menguatkan hasil.
7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah teknik
analisis data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat. Penggunaan
teknik ini diterapkan pada data tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran
berupa data observasi dan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Adapun analisis deskriptif kuantitatif atau analisis statistik ini diwujudkan
dalam bentuk-bentuk tabel, pengujian hipotesis, dan menggunakan data-data
yang berbentuk angka untuk mengetahui tingkat keberhasilan komik strip
sebagai media pembelajaran menulis narasi di kelas IV SD pada khususnya.
Untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan pengaruh media
komik strip dalam pembelajaran menulis narasi digunakan analisis statistik
dengan uji t (Setiaji, 2006: 19). Uji t digunakan untuk menguji kebenaran
pernyataan hipotesis yaitu adanya pengaruh media komik strip yang bersifat
positif dalam pembelajaran menulis narasi di kelas IV SD Negeri 1
Gondoharum Kendal.
Dalam metodologi penelitian hipotesis yang dideskripsikan disusun
secara formal sebagai berikut.
1. Ho : b = 0 (besarnya b tidak berbeda dari nol, maka pengaruh media
komik strip pembelajaran menulis narasi sebesar nol, tidak ada). Hipotesis nol
(Ho) meliputi hipotesis yang meniadakan perbedaan antarkelompok.
2. Ha : b ≠ 0 (besarnya b tidak sama dengan nol maka pengaruh media
komik strip terhadap pembelajaran menulis narasi itu tidak sama dengan nol,
atau berarti pengaruh itu memang ada. Peneliti akan membuktikan bahwa
hipotesis alternatif benar atau b tidak sama dengan nol, dan sebaliknya ingin
membuktikan bahwa hipotesis nol atau b = nol ditolak atau salah dengan
menggunakan rumus uji t sebagai berikut.
18
(Sumber : Setiaji, Bambang. 2006. Panduan Riset Dengan Pendekatan
Kuantitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.)
Keterangan :
t : koefisien yang dicari
: nilai rata-rata kelompok 1
: nilai rata-rata kelompok 2
N : jumlah subyek
: taksiran varian
Jika nilai t < 2 , maka nilai b yang diperoleh kurang atau tidak
bermakna atau nilainya tidak berbeda dari nol. Nilai 2 diambil senada dengan
kecenderungan kurva normal dari suatu sebaran data. Secara normal atau
alami, nilai variabel tergantung (Y) akan tersebar di sekitar rata-rata. Sebesar
68 persen tersebar antara minus satu standar deviasi dari rata-rata sampai plus
satu standar deviasi di kanan rata-rata. Sebesar 95 persen dari nilai Y akan
tersebar secara alami normal minus 2 SD sampai plus 2 SD dari rata-rata.
Itulah sebabnya jika suatu variabel (X) dapat menggeser kecenderungan alami
variabel Y lebih besar dari 2, baik di kiri (minus)maupun di kanan rata-rata,
maka pengaruh X terhadap Y dianggap nyata pada taraf keyakinan 95 persen
(Setiaji, 2006:22).
19