Contoh Proposal

18
PROPOSAL PERLAKUAN INVIGORASI BENIH DENGAN METODE MATRICONDITIONING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MELON (Cucumis melo L.) TRIYANA AGUS SAFARI

description

Proposal

Transcript of Contoh Proposal

2

PROPOSAL PERLAKUAN INVIGORASI BENIH DENGAN METODE MATRICONDITIONING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MELON (Cucumis melo L.)TRIYANA AGUS SAFARI

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2015

DAFTAR ISI

1PENDAHULUAN

1Latar Belakang

2Tujuan

2Hipotesis

3TINJAUAN PUSTAKA

3Tanaman Melon

3Matriconditioning

4METODE PENELITIAN

5Pembuatan Matriconditioning dan Perlakuan Benih.

5Parameter pengamatan

7RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA

7Rencana Kegiatan

7Rencana Anggaran Biaya

8DAFTAR PUSTAKA

9LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN9Lampiran 1 Rencana anggaran biaya

9Lampiran 2 Rencana kegiatan

PENDAHULUANLatar Belakang

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam family cucurbitaceae atau kelompok tanaman labu-labuan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2015), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 mencapai 248.8 juta jiwa, sedangkan konsumsi buah melon Indonesia mencapai 34.06 kg/kapita/tahun Departemen Pertanian (Deptan 2013). Tahun 2013 produksi melon di Indonesia hanya sebesar 125,207 ton sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan melon di dalam negeri (BPS 2015). Buah melon harus di impor dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, konsumsi buah melon yang terus bertambah dari tahun ke tahun sangat mendukung perkembangan melon di Indonesia.Melon (Cucumis melo L.) termasuk komoditas Hortikultura yang memerlukan penanganan yang intensif seperti penanganan suhu, tanah, air, kelembapan, dan ketinggian tempat dari suatu wilayah (Margianasari et all. 2012). Selain dari syarat tumbuh, faktor yang dapat mempengaruhi produksi dari melon tersebut adalah kualitas benih melon. Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, dan terawat dengan baik, sehingga mampu menghasilkan melon yang berproduksi tinggi di lapangan (Frajnanta 2004). Pemberian perlakukan (treatment) terhadap benih. Perlakukan benih dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih dan memilih benih yang bernas agar benih dapat tumbuh cepat, seragam dan sehat serta salah satu perlindungan awal tanaman terhadap serangan hama dan penyakit terutama pada stadia bibit (Pertaniansehat.com 2012). Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatan produksi tanaman melon adalah uji invigorasi benih dengan Matri-conditioning.

Matriconditioning adalah salah satu cara untuk memperlakukan benih sebelum tanam sehingga benih dapat terangsang proses metabolisme dan siap berkecambah, tetapi struktur penting embrio belum muncul. Matriconditioning digunakan untuk conditioning benih dalam media padat yang lembab, terutama dengan kekuatan matrik, tanpa pelarut osmotik dan membedakan ini dari osmoconditioning yang menggunakan pelarut organik dan inorganik (Koes dan Ramlah, 2011).TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Matriconditioning terhadap peningkatan produksi tanaman melon.Hipotesis

Perlakuan invigorisasi dengan Matriconditioning dapat meningkatkan vigor dan viabilitas benih melon serta peningkatan produksi.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Melon

Tanaman melon tumbuh dengan baik pada suhu 20C30C, kelembaban udara ideal antara 70-80%, pH tanah antara 5,8 7,2, tanah liat berpasir yang kaya bahan organik, dan tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah karena ada dasarnya membutuhkan air yang cukup banyak (Istiayarno, 2013).

MatriconditioningMenurut Khan et al. (1990) banyak cara yang dapat digunakan untuk untuk memperbaiki perkecambahan benih yaitu presoaking, matriconditioning, wetting and drying, humidifying, osmoconditioning, aerasi oksigen, dan pregermination. Conditioning yang sudah terbukti efektif dan paling mudah dilakukan adalah matriconditioning. Matriconditioning adalah perlakuan hidrasi terkontrol yang dikendalikan oleh media padat lembab dengan potensial matriks rendah dan potensial osmotik yang dapat diabaikan. Conditioning yang efektif dan paling mudah dilakukan adalah matriconditioning. Matriconditioning berbeda dengan osmoconditioning atau priming. Matriconditioning adalah istilah yang sesuai untuk conditioning yang menggunakan media yang memiliki potensial matriks.

Perkecambahan benih dimulai saat terjadi imbibisi air ke dalam benih. Tingkat imbibisi yang terjadi dipengaruhi oleh komposisi benih, impermeabilitas lapisan luar benih, dan ketersediaan air. Ketersediaan air untuk imbibisi tergantung pada potensial air sel. Potensial air sel tersebut merupakan hasil dari tiga potensial yaitu tekanan matriks dinding sel, konsentrasi osmotik sel, dan tekanan turgor sel (Copeland dan McDonald 2001).Media yang digunakan untuk matriconditioning harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. memiliki potensial matriks yang tinggi dan potensial osmotik yang dapat diabaikan, 2. kelarutan dalam air rendah dan dapat utuh selama matriconditioning, 3. merupakan bahan kimia inert dan tidak beracun, 4. kapasitas daya pegang air yang cukup tinggi, 5. kemampuan aerasi tinggi, mampu untuk tetap kering, dan bebas dari serbuk, 6. memiliki permukaan yang cukup luas, 7. kerapatan ruang yang besar dan kerapatan isi yang rendah, dan 8. mampu menempel pada permukaan benih. Bahan-bahan yang berkarakteristik seperti itu diantaranya adalah kalsium silikat, Micro-Cel E, dan Zonolit vermikulit (Khan et al. 1990).Berbagai penelitian yang sudah dilakukan membuktikan bahwa perlakuan matriconditioning dapat meningkatkan viabilitas dan vigor benih lebih baik dibandingkan dengan perlakuan hidrasi lain. Matriconditioning terbukti berhasil memperbaiki viabilitas dan vigor benih kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Matriconditioning mampu menurunkan waktu perkecambahan dan meningkatkan daya perkecambahan benih serta meningkatkan kemampuan tumbuh dan produksi di lapangan (Khan et al. 1990).

Astuti (2009) melaporkan bahwa perlakuan matriconditioning efektif untuk meningkatkan viabilitas dan vigor benih pada tolok ukur daya berkecambah, indeks vigor, dan kecepatan tumbuh relatif, terutama benih yang diberi perlakuan matriconditioning plus minyak cengkeh 0.1 % atau matriconditioning plus Benlox 0.1 %. Rachmawati (2009) menyatakan bahwa 11 perlakuan matriconditioning plus bakterisida sintetik ataupun nabati (Agrept 0.2 % atau minyak serai wangi 1 %) terbukti dapat meningkatkan mutu fisiologis dan patologis benih padi. Perlakuan matriconditioning plus bakterisida sintetik (Agrept 0.2 %) ataupun nabati (minyak serai wangi 1 %) memperlihatkan peningkatan pada peubah vigor benih.

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di Laboratorium dan di lahan. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dan diulang 3 kali. dengan empat perlakuan , yaitu tanpa matriconditioning (M0), matriconditioning dengan Jeramii (M1), Matriconditioning dengan abug gosok (M2), dan matriconditioning dengan gergaji (M3). Materi yang digunakan adalah benih baru (benih yang baru dipanen) dan benih lama benih yang telah disimpan 8 bulan pada suhu 28-32oC benih Sky Rocket.

Bahan Matriconditioning diperoleh dari :

1. Serbuk gergaji berasal dari usaha meubel dan merupakan campuran dari berbagai jenis serbuk gergajian kayu.

2. Abu gosok diperoleh dari pembakaran sekam padi yang didapat dari penggilingan padi.

3. Jerami padi diperoleh dari lahan sawah petani. Jerami yang panjang kemudian dicacah dengan tujuan untuk memudahkan saat perlakuan matriconditioning.

Pembuatan Matriconditioning dan Perlakuan Benih.

Semua bahan matriconditioning ditimbang menggunakan timbangan analitik sebanyak 150 gram pada setiap matri. Bahan yang sudah ditimbang sebanyak 150 gram tersebut kemudian dimasukkan kedalam plastik sebanyak 12 plastik setiap matri lalu dicampurkan dengan benih 100 gram juga 50 ml aquades. Bahan matrikonditioning yang telah dicampurkan dengan benih tersebut kemudian di diamkan selama 24 jam pada ruang dingin.

Parameter pengamatan

Kadar air benihKadar air benih (berdasarkan basis basah) diamati pada awal periode simpan dan pada setiap periode, dengan menggunakan pemanasan oven pada suhu 105OC.selama 2 x 24 jam.

Daya berkecambah benihSebanyak 50 butir benih dari setiap ulangan ditanam pada media pasir halus. Pengamatan dilakukan pada hari ke tiga, empat dan lima setelah tanam. Selain untuk pengujian daya berkecambah benih, perlakuan ini juga digunakan untuk tolok ukur kecepatan tumbuh benih. Pengamatan dilakukan atas dasar kriteria kecambah normal, abnormal dan mati. Kecambah normal dikelompokkan menjadi dua yaitu kecambah normal kuat dan normal lemah. Jumlah kecambah normal pada hari ke 4 (kumulatif), merupakan data keserempakan tumbuh benih.

Kecepatan tumbuh benih.

Data diperoleh dari substrat pengujian daya berkecambah benih. Setiap kali pengamatan, jumlah persentase kecambah normal dibagi dengan etmal (24 jam). Nilai etmal kumulatif diperoleh dari saat benih ditanam sampai dengan waktu pengamatan. Rumus yang digunakan adalah sbb:

KT = (Xi-Xi-1)

Ti

KT = Kecepatan tumbuh (%/etmal)

Xi = Persentase kecambah normal pada etmal ke i

Ti = Waktu pengamatan dalam (etmal)

Keserampakan TumbuhMetode yang digunakan sama dengan pengamatan daya berkecambah. Pengamatan kecambah benih dinyatakan sebagai persentase kecambah normal kuat pada hari-6. Keserampakan Tumbuh dihitung berdasarkan rumus:

KST= kecambah normal kuat pada hari ke 6 x 100%

Total benih yang ditanam

Panjang Akar PrimerKecambah yang dipanen diukur panjang akar primer dengan menggunakan mistar.

Bobot kering kecambahKecambah yang diperoleh pada uji daya tumbuh benih dikeringkan dalam inkubator pada suhu 60OC selama 3x24 jam, setelah itu dimasukkan ke dalam desikator dan setelah dingin ditimbang. Berat kering/kecambah dihitung dari bobot kering total dibagi jumlah kecambah.

Daya hantar listrik (DHL)DHL diamati dengan alat konduktometer tipe Methron E 38. Benih banyak 5 g diambil secara acak, masing- masing direndam pada air bebas ion selama 24 jam dengan volume air 50 ml di dalam botol gelas, kemudian diukur pada alat konduktometer. Sebagai blanko digunakan air bebas ion yang juga telah disimpan di dalam botol-botol gelas selama 24 jam.

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN BIAYA

Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan akan dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2015. Rencana kegiatan terlampir dan dapat dilihat pada lampiran 2.Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya meliputi semua biaya yang diperlukan selama penelitian berlangsung. Rencana anggaran biaya terlampir dan dapat dilihat pada lampiran 1.

DAFTAR PUSTAKAAstuti, D. 2009. Pengaruh Matriconditioning Plus Minyak Cengkeh terhadap Viabilitas, Vigor, dan Kesehatan Benih Padi (Oryza sativa) yang Terinfeksi Alternaria padwickii (Ganguly) M. B. Ellis. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. 41 hal

Badan Pusat statistic [BPS]. 2015. Produksi Melon Indonesia tahun 2013. http://www.bps.go.id. [8 Maret 2015].Badan Pusat statistik. 2015. Jumlah Penduduk tahun 2013. http://www.bps.go.id. [8 Maret 2015].

Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 2001. Principle of Seed Science and Technology. 4th ed. Kluwer Academic Publisher. Massachusetts. 467p.

Departemen Pertanian [Deptan]. Statistik Pertanian 2013. 2015. www.deptan.go.id. [8 Maret 2015].

Frajnanta. 2004. Melon. Penebar Swadaya: Jakarta.

Istiayarno, Lucius. 2013. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Melon. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/petunjuk-teknis-budidaya-tanamanmelon-7919 diakses pada tanggal [15 Maret 2015].

Khan, A. A., H. Miura, J. Prusinski, dan S. Ilyas. 1990. Matriconditioning of Seed to Improve Emergence. Proceeding of the Symposium on Stand Establishment of Horticultural Crops. Minnesota. p19-40.Koes, F dan Ramlah, A. 2011. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih.

Margianasari et all. 2012. Bertanam Melon Ekslusif dalam Pot. Penebar Swadaya: Jakarta.Pertanian Sehat Indonesia. 2012. Bagaimana Perlakuan dan Pemilihan Benih yang Baik. www. Pertaniansehat.com. [8 Maret 2015].

Rachmawati, A. Y. 2009. Pengaruh Perlakuan Matriconditioning plus Bakterisida Sintetis atau Nabati untuk Mengendalikan Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Terbawa Benih serta Meningkatkan Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 39 hal

LAMPIRANLampiran 1 Rencana anggaran biaya meliputi semua biaya yang diperlukan.NoUraianSatuanJumlahHarga/satuan (Rp)Biaya (Rp)

1. Sewa lahan dan alat-alatTriwulan 1250,000250,000

2. Benih MelonBiji1001,000100,000

3. Pupuk NPKkg104,50045,000

4. Pestisida Botol 135,00035,000

5. Alat tulispaket120,00020,000

6. Transportasi100,000

7. Komunikasi100,000

8. Pembuatan proposalbuah110,00010,000

9. Perbanyakan proposalbuah610,00060,000

10. Biaya lain-lain100,000

Total biaya820,000

Lampiran 2 Rencana kegiatan bulan September sampai Desember 2015.KegiatanSeptemberOktoberNovember

Pemberian perlakuan

Persiapan lahan

Penanaman

Pemupukan

Pemeliharaan

Panen