Contoh Produk Pengolahan Dengan Proses Penguapan
-
Upload
boellovers -
Category
Documents
-
view
1.300 -
download
29
description
Transcript of Contoh Produk Pengolahan Dengan Proses Penguapan
Contoh Produk Pengolahan dengan Proses Penguapan/ Evaporasi
1. Selai/ Jam
Selai atau jam adalah produk makanan yang kental atau setengah padat yang
dibuat dari campuran 40 bagian berat buah dan 60 bagian berat gula. Selai termasuk
dalam golongan makanan semi basah berkadar air sekitar 15 – 40% dengan tekstur yang
lunak dan plastis. Pengertian yang lain adalah produk makanan yang terbuat dari lumatan
daging buah-buahan dicampur dengan gula dengan perbandingan 3 : 4. Campuran ini
kemudian dipanaskan dengan suhu tertentu hingga mencapai kekentalan tertentu. Kadar
kekentalan atau padatan terlarut (soluble solid) diukur dengan refraktometer. Untuk selai
yang terbuat dari buah anggur, jeuk, nanas, stroberi dan sejenisnya, kadar kekentalannya
tidak kurang dari 68% dan untuk selai dari apel tidak kurang dari 65%.
Jenis buah untuk pembuatan selai adalah buah yang mengandung pektin dan asam
yang cukup untuk menghasilkan selai berkualitas baik. Buah yang dapat digunakan antara
lain sirsak, nanas, srikaya, stroberi, pepaya, tomat, durian, dan mangga. Untuk
memperoleh selai dengan aroma baik sebaiknya digunakan buah dengan tingkat
kematangan yang tinggi (benarbenar matang). Pengolahan selai buah dapat juga
menggunakan campuran buah setengah matang dengan buah yang benar-benar matang.
Buah setengah matang akan memberi pektin dan asam yang cukup yang dapat
memperbaiki konsistensi selai yang dihasilkan, sedangkan buah yang matang penuh akan
memberikan aroma yang diinginkan.
Gula yang ditambahkan berfungsi selain sebagai penambah cita rasa, juga
berfungsi sebagai pengawet. Perbandingan gula dengan buah harus tepat. Jika terlalu
sedikit gula, buah-buahan tidak akan matang sempurna dan akibatnya selai menjadi
mudah berfermentasi dan tidak tahan lama. Sebaliknya jika terlalu banyak gula, selai
akan menjadi terlalu kental dan membentuk kristal.
Selai yang bermutu baik mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni konsisten, warna
cemerlang, distribusi buah merata, tekstur lembut, flavor buah alami, tidak mengalami
sineresis (keluarnya air dari gel) dan kristalisasi selama penyimpanan.
Pengolahan selai secara umum meliputi persiapan bahan, pemasakan dan
pengemasan sedangkan untuk tahap yang lebih rinci dapat dilihat pada diagram alir
dibawah ini.
Buah
Pengupasan
Penghancuran
Penyaringan
penambahan gula (55%)
pemanasan hingga mengental
pengisian ke dalam botol
penutupan botol
pasteurisasi 30 menit
pendinginan
Selai Buah
Gambar Diagram Alir Pembuatan Selai skala Rumah tangga
Bahan
Buah matang (90%), tidak banyak mengandung air, rasanya manis, dan
harum. Kondisi ini akan mempersingkat proses pengentalan selai dan
mencegah terjadinya reaksi browning (kecokelatan) akibat pengolahan
yang terlalu lama.
Gula pasir sekitar 60%. Selain menambah rasa manis juga dapat
mempercepat terbentuknya gel.
Pengental
Pengawet
Alat
Timbangan
Gelas ukur
Mesin pemarut/penggiling (blender)
Pisau
Saringan
Pengaduk kayu
Panci
Kompor
Alat pengukus atau pasteurisasi
2. Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal
sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa
dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama
bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang
terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium
oksida) untuk menghilangkan ketidakmurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan
dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan
sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan
didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang
dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses
kristalisasi (Anonimk, 2010).
Menurut Kuswuri (2009), proses pembuatan gula dari tebu melalui beberapa
tahap dimulai dari lahan sampai ke emplasemen gilingan, mengesktrak nira di gilingan,
pemurnian nira, penguapan, kristalisasi, puteran sampai pengepakan gula dalam karung.
Tahapan proses pembuatan gula diantaranya adalah :
Penggilingan
Pemurnian
Penguapan/ Evaporasi
Kristalisasi Pengeringan Penyaringan
Pengemasan
Pemutaran
Gambar Diagram Alir Proses Pembuatan Gula Skala Pabrik
Uraian Proses sebagai berikut:
1. Penggilingan
Menurut Moerdokusumo (1993), stasiun gilingan bertujuan untuk
mengekstraksi kandungan sukrosa dalam tebu sebanyak mungkin dengan cara
pemerahan atau pembilasan. Hasil penggilingan tebu adalah nira mentah dan
ampas tebu. Nira mentah yang dihasilkan, selanjutnya diproses ke stasiun
pemurnian. Ampas tebu yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai bahan bakar
untuk keperluan energi di stasiun gilingan, proses dan listrik perusahaan.
2. Pemurnian
Dalam proses pemurnian kotoran-kotoran non gula diendapkan dengan
bantuan kapur tohor setelah nira mentah dipanasi dengan suhu awal 55oC.
Pada suhu tersebut dimaksudkan untuk melemahkan bakteri dan menurunkan
viskositas nira. Salah satu senyawa organik non gula yang disebut dengan
dekstran dapat berpengaruh terhadap kesulitan proses maupun bentuk dari
kristal yang dihasilkan. Disamping dekstran ada pula bahan terlarut yang
dapat menyebabkan kesulitan proses pemurnian nira antara lain yaitu amilum
atau strach, sehingga perlu upaya strach removal untuk maksud
mengeliminasinya (Sunantyo, 1995).
3. Penguapan/ Evaporasi
Fungsi dari stasiun penguapan adalah meningkatkan konsentrasi larutan gula
dalam nira. Nira encer dari stasiun pemurnian diuapkan dengan menggunakan
evaporator multi effect. Nira dipanaskan dengan menggunakan uap panas
yang berasal dari uap bekas penggerak turbin gilingan. Nira encer yang
mempunyai brix 15 diuapkan airnya sampai mencapai brix 60. Setelah itu
akan dihasilkan material yang dinamakan nira pekat. Selanjutnya nira pekat
ditambah SO2 sehingga dicapai pH tertentu (Anonimq, 2010).
4. Kristalisasi
Pengkristalan bertujuan untuk memisahkan sakarosa dari larutannya dengan
cara mengkristalkan molekul-molekul sakarosa dalam pan kristalisasi dan
diusahakan hasil kristalisasi yang memenuhi syarat yang dikehendaki.
5. Pemutaran
Pada proses ini gula dipisahkan dari stroop (larutannya). Pemisahan gula ini
menggunakan alat puteran gula yang menggunakan gaya centrifugal.
Pemisahan gula dilakukan dengan proses karbonatasi yakni mereaksikan gula
dengan gas karbon. Sehingga gula dengan stroop dapat terpisah. Hasil
pemisahan berupa gula, stroop, dan tetes tebu. Tetes tebu dan stroop
merupakan limbah dari proses pembuatan gula.
6. Pengeringan
Fungsi dari pengeringan ini adalah untuk menguapkan kadar air pada bahan
sehingga memudahkan proses selanjutnya. Pengeringan dilakukan dalam
tabung getar, di mana gula akan bergetar/bergerak sehingga mempercepat
pengeringan karena seluruh kristal terkena hembusan udara panas dari
pengering gula. Pendinginan berfungsi agar gula menjadi dingin setelah
melalui proses pengeringan karena telah dilewati panas. Pendinginan gula
dikerjakan dengan menghembuskan udara dingin sampai suhu gula sama
dengan suhu gudang.
7. Penyaringan
Setelah dingin dan kering, gula disaring untuk memisahkan antara gula halus,
gula kasar dan gula SHS (Superior High Sugar). Fungsi dari penyaringan ini
supaya didapatkan bentuk gula yang diinginkan. Gula halus dan gula kasar
akan dilebur kembali, sedangkan gula SHS ditimbang dan dikemas.
8. Pengemasan
Pengemasan berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap produk dari
segala macam kerusakan yang terjadi baik untuk produk pangan maupun
produk non pangan.
3. Jeli
Jeli adalah produk yang hamper sama dengan selai, bedanya jeli dibuat dari
campuran 45 bagian sari buah dan 55 bagian berat gula. Kadar padatan terlarutnya tidak
kurang dari 65%. Karena terbuat dari sari buah-buahan, jeli bersifat jernih, transparan,
bebas dari serat dan bahan lain. Jika dikeluarkan dari kemasan tampak seperti agaragar,
lembut, kukuh, dan dapat dengan mudah dikerat dengan pisau.
Kandungan pektin sangat penting terutama dalam pembuatan jeli. Untuk itu
banyak digunakan pectin komersial yang dibedakan atas dua macam, yang berbentuk
bubuk berwarna putih dan cairan. Pektin komersial biasanya dibuat dari buah apel
pilihan, kulit jeruk, kulit dan hati apel sisa (dari limbah pengalengan apel). Pektin bubuk
untuk sari buah yang ditambahkan dalam keadaan dingin, sedangkan pektin cairan
ditambahkan dalam sari buah atau campuran gula yang mendidih. Dengan pemanasan
pektin yang terkandung dalam buah akan terekstrak keluar. Pemanasan tidak boleh
berlebih akan menyebabkan pektin menjadi rusak.
Tingkat keasaman buah juga penting karena asam akan menarik sari pektin dari
buah. Buah yang kurang asam perlu ditambah dengan air jeruk lemon atau asam sitrun
pada saat akan mulai dimasak. Perpaduan gula, asam, dan pektin inilah yang karena
dipanaskan membentuk jalinan (matriks) sehingga jeli, selai, dan produk olahan buah
yang lain menjadi kental atau pekat.
Buah
Pengupasan
Penghancuran
Penyaringan (Ambil yang jernih)
penambahan gula (55%)
Evaporasi dengan pemanasan hingga mengental
pengisian ke dalam botol
penutupan botol
pasteurisasi 30 menit
pendinginan
Jeli Buah
Gambar Diagram Alir proses Pembuatan Jeli
Bahan
Buah matang (90%), tidak banyak mengandung air, rasanya manis, dan
harum. Kondisi ini akan mempersingkat proses pengentalan selai dan
mencegah terjadinya reaksi browning (kecokelatan) akibat pengolahan
yang terlalu lama.
Gula pasir sekitar 55%. Selain menambah rasa manis juga dapat
mempercepat terbentuknya gel.
Pengental
Pengawet
Alat
Timbangan
Gelas ukur
Mesin pemarut/penggiling (blender)
Pisau
Saringan
Pengaduk kayu
Panci
Kompor
Alat pengukus atau pasteurisasi