contoh ppt

12
PROFIL BERPIKIR MATEMATIS SECARA RIGOROUS SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DITINJAU DARI KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EXTROVERT DAN INTROVERT RESKI WATI SALAM 147785064

description

RESKI

Transcript of contoh ppt

Pengembangan Aplikasi Mobile Learning sebagai media pembelajaran Matematika

Profil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan IstilahPROFIL BERPIKIR MATEMATIS SECARA RIGOROUS SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH STATISTIKA DITINJAU DARI KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EXTROVERT DAN INTROVERT Profil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan Istilahpendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

Pendidikan matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi

Alternatif untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah dengan melakukan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir matematis rigornya. Setiap individu bisa dipastikan memiliki kemampuan yang berbeda-beda, karena setiap individu sudah terlahir dengan keunikan dan karakteristik tersendiri NCTM: Problem solving is corner stone of school mathematics. Without the ability to solve problems, the usefulness and power of mathematics ideas, knowledge, and skill are severely limitedAlimoradi dkk (dalam Oktaviyanthi, 2011:43) dalam hasil penelitian mereka menyarankan bahwa wawasan mengenai kepribadian anak didik mutlak perlu dilakukan oleh pendidik karena jika tidak pendidik tidak akan mengetahui efek dari kepribadian siswa yang mana yang bisa menunjang perkembangan kognitif dan afektifnya selama pembelajaran berlangsung.Latteral (2007) Memahami karakter siswa baik dalam motivasi, minat, kepribadian, cara siswa memperoleh informasi, dan sifat-sifat unik lain pada siswa menjadi bagian yang cukup penting untuk mendapatkan efektifitas pembelajaran matematikaJung membagi tipe kepribadian menjadi dua yaitu extrovert dan introvertProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan IstilahBagaimana profil berpikir matematis secara rigorous siswa SMA dalam menyelesaikan masalah statistika ditinjau dari kecendrungan kepribadian extrovert ?Bagaimana profil berpikir matematis secara rigorous siswa SMA dalam menyelesaikan masalah statistika ditinjau dari kecendrungan kepribadian introvert?

Profil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan IstilahProfilBerfikir RigorousPemecahan Masalah MatematikaPola KeprbadianExtrofertIntrofertProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan IstilahMendeskripsikan profil berpikir matematis secara rigorous siswa SMA dalam menyelesaikan masalah statistika ditinjau dari kecendrungan kepribadian extrovert Mendeskripsikan profil berpikir matematis secara rigorous siswa SMA dalam menyelesaikan masalah statistika ditinjau dari kecendrungan kepribadian introvert?

Profil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianLatar BelakangPertanyaan PenelitianManfaat PenelitianTujuan PenelitianBatasan IstilahSebagai acuan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan berpkir matematis secara rigorous siswanyaHasil penelitian ini bisa menjadi pengetahuan tambahan bagi guru dan calon guru akan teori berpikir matematis secara rigorous dalam kegiatan pembelajaran matematikaUntuk melatih kemmpuan berpikir matemais secara rigorous siswa dalam menyelesaikan masalah matematika di kehidupan sehari-hariProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBerfikir Matematis Secara RigorousPemecahan Masalah MatematikaTipe Kepribadian introvertTipe Kepribadian ExtrovertPolya (1973)Hudojo (1990)Syaban (2007)pemecahan masalah sebagai usaha mencari jalan keluar dari kesulitan guna mencapa tujuan yang tidak begitu mudah untuk dicapai.masalah sebagai pernyataan kepada seseorang dimana orang tersebut tidak mempunyai aturan/hukum tertentu yang segera dapat digunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebutSuatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan dengan prosedur rutin yang sudah diketahui oleh siswa.Dua Kategori Masalah (Polya; 1973)Problem to find, problem to prove, we draw a parallel between these two kinds of problems. The aim of a problem to find is to find a certain object, he unknown of the problemThe aim of a problem to prove is to show conclusively that a certain clearly stated asseraion is true, or else to show that is false.

Penyelesaian soal matematika yang tidak segera ditemukan cara atau teknik yang digunakan secara langsung untuk menyelesaikannya.Profil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBerfikir Matematis Secara RigorousPemecahan Masalah MatematikaTipe Kepribadian introvertTipe Kepribadian ExtrovertKinar (2000)Berfikir matematis secara rigorous sebaga perpaduan dan pemanfaatan operasi mental untuk:Memperoleh pengetahuan tentang pola dan hubungan Menerapkan peralatan dan skema yang diperoleh secara cultural untuk menguraikan pengetahuan tersebut dan representasi abstraknya untuk membentuk pemahaman dan pengertianMentransformasi dan menggeneralisasi munculnya konseptualisasi dan pemahaman tersebut kedalam gagasan koheren, logis dan jaringan ide. Merencanakan penggunaan ide-ide tersebut untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan penurunan pengetahuan baru dalam berbagai konteks dan bidang aktifitas manusiaMelakukan pemeriksaan kritis, analitis, introspeksi dan pemantauan struktur, operasi dan proses berpikirnya untk pemahaman dirinya dan integrasi intrinsiknya.Pengertian berfikir rigorous sebagaimana dikutip dari ELF (2011) yaitu Rigourous thinking is a disclipned, consideral approach and process to thinking that involves questioning ones own assumptions in the pursuit of intellectually honest answer and solutionsDalam melakukan berpikir matematis secara rigorous, Kinard dan Kozulin (2008) juga membagi tiga level fungsi kognitif yaitu Lavel 1: fungsi kognitif umum untukberfikirkualitatif Lavel 2: Fungsi kognitif untk berpikir kuantitatif dengan ketelitian Lavel 3: Fungsi kognitif untuk berpikir logis relasional abstrak Berdasarkan beberapa pendapat para ahli level fungsi kognitif yang telah dituliskan diatas, penelitian ini menggunakan tiga level fungsi kognitif berdasarkan pendapat Kinard dan KozulinProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBerfikir Matematis Secara RigorousPemecahan Masalah MatematikaTipe Kepribadian Extrovert & introvertAllport (2003)personality is a dynamic organization, inside the person, of psychophysical system that creates the persons characteristicpatterns of behavior; thought and feelings. Eusenk (1982)kepribadian sebagai totalitas pola perilaku yang nyata atau potensi dari organism yang ditentukan oleh gen dan lingkungan; kepribadian berasal dan berkembang melalui interaksi fungsional dari empat sector utamayaitu sektor kognitif, sektor konotatif (karakter), sektor afektif (tempramen) dan sector somasis (keadaan tubuh). Jung membedakan manusia menjadi dua tipe yaitu extrovert dan introvertSuryabrata (1983:) menyebutkan bahwa orang extrovert terutama dipengaruhi oleh dunia luar objektif yaitu dunia diluar dirinya. Orang extrovert bersikap positif terhadap masyarakat, seperti: hatinya terbuka, mudah bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. Sedangkan orang introvert dipengaruhi oleh dunia subjektif yaitu dunia didalam dunianya sendiri. Orientasi orang introvert tertuju kedalam pikirn dan perasaan serta tindakan-tindakan yang ditentukan oleh factor subjektif. Orang introvert,penyesuaiannyadengan dunialuar kurang baik, jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain dan kurang dapat menarik hati orang lain. Orang extrovertTipe pribadi yang suka akan dunia luarSuka bergaul Menyenangi interaksi Senang bersosial Senang beraktivitas dengan orang lain Berfokus pada dunia luarAction oriented

Orang introvert Tipe pribadi yang suka dunia dalam (diri sediri)\Senang menyendiri dan suka merenungSenang membaca dan menulisTidak begitu suka bergaul dengan banyak orangMampu bekerja sendiriPenuh konsentrasi dan fokus Bagusdalampengelolahan data scara internal dan pekerjaan backofficeProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKABAB IIII METODE PENELITIANProfil BerpikirMatematisRigorousPerbedaan KepribadianSubjek PenelitianPendekatan & Jenis PenelitianInstrumen Penelitian & Prosedur Pengumpulan DataTeknik Analisis DataPenelitian deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatifPeneliti akan memilih dua siswa dari hasil penggolongan siswa berdasarkan angket kecendrungan pola kepribadian yang telah diberikan untuk mewakili masing-masing kecendrungan pola kepribadianInstrumen UtamaPenelitiInstrumen PenelitianAngket Kecendrungan Pola KepribadianTes Kemampuan Matematika SiswaPedoman WawancaraProsedur Pengumpulan Dataterdapat 12 prosedurReduksi DataPenyajian DataPenarikan Simpulan

Thanks for your Attention