contoh penjelasan skenario

7
SKENARIO Dokter andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kaheksia, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak puas. KLARIFIKASI KATA KUNCI Seorang pasien laki laki setengah baya Berjalan tertatih-tatih dan terus batuk dihadapannya. Dokter enggan melakukan anamnesis dan langsung memerikasa pasien. Dokter hanya menyarankan minum obat dan memberikan resep. Wajah mereka tampak tidak puas. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari ruang dokter tanpa mengucapkan salam. Dokter menyarankan bertanya pada apoteker PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING 1. Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus di atas? 2. Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan kaidah dasar bioetik,prima facia,( gunakan tabel kriteria KDB). 3. Bagaimana jika kasus tersebut di atas, kita melihatnya dalam perspektif islam (Etika Islam). 4. Jelaskan isu lain (jika ada isu hukum dan HAM).

description

share

Transcript of contoh penjelasan skenario

Page 1: contoh penjelasan skenario

SKENARIO

Dokter andi menerima seorang pasien laki-laki setengah baya, tampak kaheksia, berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di hadapannya. Pasien itu ditemani oleh anak perempuannya yang kurus. Dokter tersebut enggan melakukan anamnesis dan langsung memeriksa si pasien. ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter Andi hanya menyarankan minum obat dengan teratur, dan memberikan resep. Si anak bertanya lagi tentang cara minum obat, tapi dokter Andi menyarankan bertanya pada tugas apotek tempat mengambil obat. Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari kamar dokter tanpa mengucapkan salam. Wajah mereka tampak tidak puas.    

KLARIFIKASI KATA KUNCI         Seorang pasien laki laki setengah baya

         Berjalan tertatih-tatih dan terus batuk dihadapannya.

         Dokter enggan melakukan anamnesis dan langsung memerikasa pasien.

         Dokter hanya menyarankan minum obat dan memberikan resep.

         Wajah mereka tampak tidak puas.

         Merasa diremehkan, sang ayah dan anaknya keluar dari ruang dokter tanpa mengucapkan

salam.

         Dokter menyarankan bertanya pada apoteker

          

    PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING

1.      Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus di atas?

2.      Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan kaidah dasar bioetik,prima

facia,( gunakan tabel kriteria KDB).

3.      Bagaimana jika kasus tersebut di atas, kita melihatnya dalam perspektif islam (Etika Islam).

4.      Jelaskan isu lain (jika ada isu hukum dan HAM).

 

JAWABAN PERTANYAAN

1.      KDB yang terkait dalam scenario

•         Beneficence

pada skenario kita dapat mengetahui bahwa dokter tidak menghargai hak-hak pasien secara

keseluruhan dan tidak maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasein, pasien serta

anaknya tidak puas dengan pelayanan yang diberikan dokter Andi .

•          Non maleficence

pada skenario kita dapat mengetahui bahwa dalam mengobati pasien dokter sangatlah tidak

proporsional dan menghindari misrepresentasi dari pasien.

•         Justice:

Page 2: contoh penjelasan skenario

pada skenario kita tidak dapat menentukan justice tidaknya dokter tersebut karena tidak ada 2

atau lebih hal yang bisa dibandingkan.

•         Autonomy

dokter tidak memanfaatkan autonomi pasien dan tidak  melaksanakan imformed consent

dengan baik, dokter tersebut langsung memeriksa pasiennya tanpa menganamnesis terlebih

dahulu.

  2.      Prima Facia

 

AUTONOMI

      Pada skenario pasien tidak mendapatkan haknya secara keseluruhan dimana dokter

enggan melakukan anamnesi dan langsung memeriksanya dan dokter lebih menyarankan

pasien untuk bertanya pada petugas apotek, sehingga pasien merasa diremehkan dan tidak

puas dengan pelayanan dokter.

TABEL KDB (Kaidah dasar bioetik)

         1. BENEFICIENCE

Page 4: contoh penjelasan skenario

  1      4.      JUSTICE

PERSPEKTIF ISLAM

1. Prinsip niat / intention (qa’idat al qasd)

            Tiap tindakan dinilai berdasarkan niatnya. Prinsip ini meminta dokter untuk

berkonsultasi dengan hati nuraninya. Seorang dokter dapat melakukan suatu prosedur dengan

alasan mungkin masuk akal namun sesungguhnya memiliki niatan yang berbeda namun

tersembunyi

2         2.      Prinsip kepastian / certainty (qa’idat al yaqeen)

Page 5: contoh penjelasan skenario

•      Ketidak pastian dalam kedokteran : baik pada diagnosis,pemilihan terapi  tdk mencapai

standar YAQEEN yang diminta oleh hukum. Kepastian (yaqeen) yang merupakan suatu

situasi dimana sama sekali tidak ada keraguan, tidak ada dalam kedokteran.

•      Kemungkinan dan relativitas:  Semua hal (dalam Kedokteran) bersifat suatu kemungkinan dan

relatif.

3. Prinsip kerugian / harm( qa’idat al dharar)

Intervensi Medis:  Intervensi medis dibolehkan dengan prinsip dasar bahwa jika muncul suatu kelainan, seharusnya dihilang kan. Namun,  dokter sebaiknya tidak menyebabkan adanya kerugian pada saat melakukan pekerjaannya.

Menyebabkan luka untuk menghilangkan luka: suatu luka/kelainan sebaiknya tidak boleh dihilangkan dengan prosedur medis yang akan menyebabkan luka dengan derajat yang sama sebagai efek samping.

4. Prinsip kesukaran / difficulty (qa’idat al mashaqqat)

Keperluan melegalisir yang dilarang: intervensi medis yang awalnya dilarang akan dibolehkan atas nama prinsip kesulitan jika ada keperluan darurat.  Kesulitan (dalam hal medis) diartikan sebagai kondisi apapun yang akan menyebabkan adanya gangguan serius pada kesehatan fisik dan mental jika tidak segera disembuhkan

5        5.     Prinsi kebiasaan / custom     ( qa’idat al a’aadat)

•      Standar perawatan yang diterima secara umum:  Telah menjadi kebiasaan umum untuk

menuliskan suatu panduan praktik untuk perawatan klinis  (standar pelayanan)

•      Kebiasaan memiliki Autoritas: prinsip dasar adalah bahwa kebiasaan memiliki kekuatan

hukum, dengan demikian standar yang diterima secara umum untuk perawatan klinis

dianggap kuat oleh hukum.