CONTOH PARAGRAF ANALOGI

download CONTOH PARAGRAF ANALOGI

If you can't read please download the document

description

Bahan Ajar

Transcript of CONTOH PARAGRAF ANALOGI

CONTOH PARAGRAF ANALOGI

Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak mudah digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun yang ingin merusak dan menghancurkan tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah.Tiang yang bermutu rendah akan mudah dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan keimanan yang dimiliki seseorang. Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian, keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik.

Sifat manusia ibarat padi. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan seharusnya sifatnya seperti padi, menjadi rendah hati. Sepertipadi yang berisi, tangkainya akanmerunduk. Sebaliknya,jika tidak berilmu, ia akan sombong, menegakkan kepalanya. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikianlah manusia yang tidak berilmu . Jadi, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian hendaknya meniru sifat padi yang berisi.

Perawatan tanaman dilakukan dengan saksama, yaitu diberi pupuk, disirami, dan disiangi rumput yang mengganggunya. sehingga tanaman tumbuh subur dan berkualitas baik. Jika berbuah dapat dinikmati dengan rasa puas. Begitu pula manusia. Sejak bayi, sang ibu memperhatikan gizi, memberi kasih sayang dan pendidikan yang layak,serta menghindari hal-hal negatif. Kelak si anak menjadi orang yang berguna dan keberadaannya dibutuhkan orang.Jadi, merawat dan membesarkan anak hingga menjadi orang yang berguna seperti merawat tanaman untuk memperoleh kualitas yang baik.

Apabila kita ingin pergi ke lantai kedua kita pasti harus mendaki tangga untuk mencapainya. Ketika menaiki tangga tersebut, kita harus melangkahkan kaki satu per satu pada anak tangga itu. Kita tidak perlu membuang-buang waktu untuk mencari jalan pintas agar lebih cepat sampai di lantai kedua. Jika kita terlalu sibuk mencari jalan pintas, justru kita akan lebih lama sampai di lantai kedua. Begitu juga dengan kesuksesan. Manusia harus melalui tahapan demi tahapan untuk mencapai suatu kesuksesan. Manusia harus sabar menapaki satu per saturintangan yang ada di depannya. Manusia tidak perlu sibuk mencari jalan pintas untuk mncapai kesuksesannya. Terlalu sibuk mencari jalan pintas akan menyita waktu yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan itu. Manusia harus berani menghadapi rintangan jika ingin mencapai kesuksesan seperti seseorang yang harus menaiki tangga untuk sampai di lantai kedua.

Seseorang yang belajar sama halnya dengan mengasah pisau yang tumpul. Pisau yang tumpul apabila diasah sedikit demi sedikit berangsur tajam. Demikian halnya belajar, apabila rajin mengulang dan penuh ketekunan, kita akan menguasai materi yang kita pelajari. Jadi, belajar sama halnya dengan mengasah pisau tumpul.

Nakhoda kapal harus mampu menjadi pemimpin yang baik. Ia harus bijaksana dalam mengambil keputusan. Ia memiliki tanggung jawab terhadap semua penumpang. Sama halnya dengan kepala rumah tangga. Kepala rumah tangga harus bijaksanadalam bertindak. Ia memiliki tanggung jawab terhadap seluruh anggota keluarga.Demikianlah kesamaan nakhoda kapal dan kepala rumah tanggayang bertanggung jawab terhadap anggota yang dipimpin.

Sebuah pedati berjalan menuju suatu tempat, rodanya akan berputar sesuai arah tersebut. Rodanya akan menempuh jalan yang keadaannya beragam. Ada jalan yang lurus mulus, ada yang berbelok-belok, berlobang-lobang. Ada yang becek, penuh batu kerikil. Bila melewati jalan yang kondisinya bagus, pedati akan melaju tenang. Akan tetapi bila menempuh jalan yang kondisinya buruk tentu memerlukan kehati-hatian agar jalan pedati tidak oleng dan jangan sampai celaka dan kondisi roda haruslah kuat pula supaya tidak patah sebelum sampai di tujuan dengan selamat. Begitu pula kehidupan yang dilalui oleh manusia. Adakalanya lancar berhasil ada pula yang sulit penuh cobaan dan masalah yang memerlukan kesabaran dan kekuatan hati.Apakah seseorang akan berputus asa?Sangat bergantung pada kekuatan dan ketegaran hatinya.Jadi kehidupan manusia itu ibarat perputaran roda pedati menuju suatu tempat dengan beragam kondisi jalan yang ditempuhnya.

Untuk mencapai tujuan seseorang dalam kehidupannya dapat disamakan dengan mendaki gunung sampai ke puncak, memerlukan kerja keras dan semangat yang tinggi.Banyak rintangan dan masalah yang kita hadapi dalam kehidupannya. Demikian juga ketika mendaki gunung, kita harus melintasi jalan yang licin, melalui semak-semak, dan akar-akar pohon yang mengganggu perjalanan kita, udara yang dingin, atau kita akan bertemu dengan binatang buas sebelum mencapai puncak gunung. Jadi, mencapai puncak gunung sama sulitnya dengan ketika seseorang ingin sukses dalam kehidupannya,harus melalui cobaan dan ujian yang berat.

TUGAS MANDIRI TERSTRUKTUR DAN TUGAS MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Hari masih pagi. Bel istirahat pertama baru dibunyikan. Seorang teman tiba-tiba menyentuh lenganku. Bu, aku mau curhat katanya lirih tapi sangat serius. Ekspresinya mengisyaratkan kalau ia tidak menginginkan orang lain mendengar. Tak kalah serius aku cepat menoleh ke arahnya. Kudengarkan curahan hatinya per kata tanpa sebuah pun terlewat. Ternyata ia sedang bimbang. Terlihat di mejanya empat tumpukan buku tugas murid-muridnya. Masih ada empat dari enam kelas X yang tugas-tugasnya belum dikoreksi. Salahkah jika saya hanya menandatangani tugas-tugas ini lalu saya masukkan ke daftar nilai tanpa saya baca satu-satu dengan teliti? akhirnya ia berterus terang.

Problem seperti di atas sering dihadapi guru-guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Bukan karena teman saya seorang guru yang malas sehingga mengemukakan niatnya seperti itu. Bukan pula karena ia lebih disibukkan oleh tugas-tugas domestik. Keputusan mengutarakan keinginannya pada teman saja bisa diterjemahkan kalau ia ragu-ragu mengambil keputusan. Artinya, ada sebuah idealisme yang tidak mudah untuk diujudkan, ada sebuah masalah yang perlu dicari jalan keluarnya, ada sebuah hambatan dalam mengekspresikan diri menjadi guru bahasa Indonesia yang profesional. Ia sadar betul bahwa tugas-tugas yang telah dikerjakan harus segera kembali kepada siswa. Para siswa ingin mengetahui komentar atau nilai yang diberikan guru. Para siswa yang pernah memperoleh nilai baik ingin mengulangi perasaan senang dan puasnya, sedangkan siswa yang belum bagus ingin melihat perubahan atau perbedaan hasil setelah berusaha lebih keras daripada sebelumnya. Tugas-tugas semakin menjadi beban guru jika dikerjakan di buku tugas, bukan lembaran-lembaran lepas. Alasannya, buku tugas akan digunakan setelah pembelajaran KD berikutnya.

Salah satu ciri implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Kendidikan (KTSP) adalah pemberian tugas-tugas mandiri. Tugas ini terdiri atas tugas mandiri terstruktur (TMT) dan tugas mandiri tidak terstruktur (TMTT). Kedua tugas mandiri ini diberikan setelah siswa menyelesaikan suatu kegiatan belajar dalam sebuah mata pelajaran tertentu.

Tugas mandiri terstruktur adalah tugas yang harus diselesaikan seorang siswa dengan batas yang telah ditentukan oleh guru. Misalnya tugas harus dikumpulkan pada pertemuan minggu berikutnya atau beberapa hari setelah pembelajaran. Kegiatan tugas mandiri terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator, tutor, teman belajar. Strategi yang disarankan adalah diskoveriinkuiri dan tidak disarankan dengan strategi ekspositori.. Metode yang digunakan seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah, eksplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

Tugas mandiri tidak terstruktur merupakan tugas yang diselesaikan dan dikumpulkan pada batas maksimum yang telah ditentukan oleh guru dan siswa boleh mengumpulkannya kapan saja yang penting antara rentang batas maksimum yang telah ditentukan. Misalnya tugas paling lambat satu minggu sebelum ulangan tengah semester, satu minggu sebelum ulangan akhir semester, atau dua minggu sebelum ujian nasional, dll. Strategi yang digunakan adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan, observasi lingkungan, atau proyek.

Kompetensi dasar (KD) mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X semester 2 berjumlah 18. Jika setiap KD diakhiri dengan pemberian tugas mandiri terstruktur berarti ada 18 TMT yang harus dikoreksi guru. Dalam satu semester biasanya dilakukan tiga kali ulangan harian (UH). Seandainya tugas mandiri tidak terstruktur (TMTT) diberikan sekali dalam satu semester, maka di semester 2 seorang guru bahasa Indonesia kelas X harus mengoreksi pekerjaan siswa sejumlah 22 X 6 kelas X 32 siswa. Jumlah tersebut belum termasuk ulangan tengah semester (UTS) dan ulangan akhir semester (UAS). Jika disederhanakan ada 24 pekerjaan per siswa yang harus dikoreksi seorang guru bahasa Indonesia kelas X di semester 2. Bisa dibayangkan betapa seorang guru bahasa Indonesia harus menyediakan waktu untuk mengoreksi tugas sebanyak itu di samping tugas 24 jam mengajar per minggu, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan penilaian atau pengukuran kemajuan belajar siswa, menganalisis hasil ulangan, memberikan remedial teaching dan memberikan program pengayaan, serta membuat nilai rapor baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap setiap siswa yang diampu.

Dalam pendekatanWhole Languagedikatakan bahwa tidak setiap tugas selalu harus dikoreksi ,dibaca teliti, atau dinilai satu-satu. Artinya, untuk beberapa KD guru dapat membagi siswa dalam kelompok dan guru memberi nilai atau respons per kelompok. Lebih baik tugas tetap diberikan walaupun tidak setiap tugas dibaca cermat dan dinilai daripada siswa tidak melakukan aktivitas pembelajaran yang dituntut setiap KD. Ini dilakukan agar setiap siswa memiliki kompetensi setiap KD. Guru wajib memiliki kemampuan memilah tugas-tugas yang harus dikoreksi secara teliti, satu-satu, dan diberi nilai serta tugas yang cukup ditandatangi dan diulas secara klasikal atau kelompok. Begitu saya menjawab kegalauan seorang teman.

B. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasidari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatanpendahuluan,kegiataninti,dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a.menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisikuntuk mengikuti prosespembelajaran;

b.mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yangakan dipelajari;

c.menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensidasar yang akan dicapai;

d.menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuaisilabus.

2. Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, sertamemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat danperkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi,dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasiyang luas dan dalam tentang topik/tema materiyang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar darianeka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajarlain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpesertadidik serta antara peserta didik dengan guru,lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b. Elaborasi

Dalarn kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentuyang bermakna;

2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberiantugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupuntertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindaktanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajarankooperatif can kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secarasehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) rnenfasilitasi peserta didik membuat laporaneksplorasi yang dilakukan balk lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan r iasi; kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatanyang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c.Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatandalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yangtelah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperolehpengalaman yang bermakna dalam mencapaikompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan pesertadidik yang menghadapi kesulitan, denganmenggunakan bahasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapatmelakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi Iebihjauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didikyang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atausendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadapkegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c. memberikan umpan balik terhadap proses danhasil pembelajaran;

d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentukpembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas balk tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e. menyampaikanrencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Maaf Bu, saya terlambat lagi

Sudah buru-buru tetap saja begini

Agar kamu tidak terlambat

Persiapkan segalanya dengan cermat

Maafkan saya karena bangun kesiangan

Tadi malam habis begadang

Sebagai siswa harus haruslah disiplin

Mengutamakan belajar dari yang lain

Lain kali tidak saya ulangi

Cukup terlambat sekali ini

Sekarang isi poin pelanggaranmu

Jaga semangat menuntut ilmu

Saya akan terus bersemangat Bu

Demi sebuah cita-citaku

( Karya: Nida Nur A. dan Sivia Puspita A. XII IS 1)

Guru Siswa Saling Memuji

Sungguh engkau siswa yang pintar

Pasti engkau rajin belajar

Terima kasih guru teladan

Kau ajari kami kesopanan

Kan kubawa kau terbang tinggi

Menjadi siswa berbudi pekerti

Semua jasa tak kan kulupa

Di hati terus akan bertahta

Meski deras ombak menerjang

Teruslah jelang hidup dengan berjuang

Telah kugapai bintang di angkasa

Semua karna engkau guru berjasa

Kutahu engkau setuju keinginanku

Jangan jadikan aku mantan gurumu

Bak merpati setia selalu

Sampai kapan pun aku pasti mengenangmu

( Oleh : Amelia Cintia Salsabila dan Luky Sagita Dewi,

XII IS 3)

Nasihat untuk Teman

Jika kau tak ingin hidup lagi

Cobalah cari arti hidup ini

Sudah kucari arti hidup ini

Yang kuingin sekarang hanyalah mati

Tetapi jika kau ingin mati

Jangan sampai kau mencoba bunuh diri

Jika aku tidak bunuh diri

Aku tak tahu harus bagaimana lagi

Cobalah kau shalat di malam gelap

Mencari petunjuk untuk hati yang kalap

Kuadukan semua pada-Mu malam nanti

Berharap menemukan arti hidup ini

( Penyusun: Febha Hageng R., M. Nailur Robich, XII IA 5)