CONTOH Panduan Asesmen Pasien1
-
Upload
bintanks-emank-kejora -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
description
Transcript of CONTOH Panduan Asesmen Pasien1
PANDUAN ASESMEN PASIEN
PANDUAN ASESMEN PASIEN
DEFINISI Asesmen Pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk membuat keputusan terkait : Status kesehatan pasienKebutuhan perawatanIntervensi Evaluasi Asesmen Awal Pasien Rawat Inap adalah tahap awal dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi data pasien dalam 24 jam pertama sejak pasien masuk rawat inap atau bisa lebih cepat tergantung kondisi pasien dan dicatat dalam rekam medis Asesmen Awal Pasien Rawat Jalan adalah tahap awal dari proses dimana dokter mengevaluasi data pasien baru rawat jalan Asesmen Ulang Pasien adalah tahap lanjut dari proses dimana dokter, perawat, dietisien mengevaluasi ulang data pasien setiap terjadi perubahan yang signifikan atas kondisi klinisnya. Asesemen Individual adalah isi minimal dari asesmen yang ditentukan oleh departemen / KSM terkait. Rekam Medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien DPJP adalah seorang dokter / dokter gigi yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien. DPJP juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan, kejelasan dan kebenaran serta ketepatan waktu pengembalian dari rekam medis pasien tersebut Case Manager adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan atas setiap pasien. Tujuannya untuk menjamin mutu asuhan keperawatan dari pasien tersebut.
Keperawatan adalah seluruh rangkaian proses asuhan keperawatan & kebidanan yang diberikan kepada pasien yang berkesinambungan yang di mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi dalam usaha memperbaiki ataupun memelihara derajat kesehatan yang optimalDietisien adalah seorang profesional medis yang mengkhususkan diri dalam dietetika, studi tentang gizi dan penggunaan diet khusus untuk mencegah dan mengobati penyakit.RUANG LINGKUPKetegori Asesmen PasienAsesmen MedisAsesmen KeperawatanAsesmen GiziKomponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan rawat jalan adalah asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait status medis pasien. Khusus pasien rawat inap, asesmen pasien terkait status kesehatan, intervensi, kebutuhan keperawatan, dan gizi. Untuk dapat berhasil memberikan terapi / asuhan yang berorientasi kepada pasien, dalam prakteknya, dokter, perawat dan dietisien harus memiliki pengetahuan dan keahlian dalam melakukan asesmen pasien. Asesmen pasien diperoleh dari pasien dan sumber-sumber lain (misalnya: profil terapi obat, rekam medis, dan lain-lain). Asesmen pasien dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan dan permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Proses asuhan kepada pasien saling berhubungan/ terjadi kolaborasi antara dokter, perawat dan gizi. Sulit untuk dimengerti bahwa dokter dapat menyembuhkan pasien tanpa bantuan asuhan keperawatan dan terapi gizi.
Dalam asesmen, pasien dan keluarga harus diikutsertakan dalam seluruh proses, agar asuhan kepada pasian menjadi optimal. Pada saat evaluasi, bila terjadi perubahan yang signifikan terhadap kondisi klinis pasien, maka harus segera dilakukan asesmen ulang. Bagian akhir dari asesmen adalah melakukan evaluasi, umumnya disebut monitoring yang menjelaskan faktor-faktor yang akan menentukan pencapaian hasil-hasil nyata yang diharapkan pasien.
Alur Masuk Rawat Inap
Alur Masuk Rawat Jalan
Asesmen Ulang
Asesmen ulang didokumentasikan pada lembar SOAP (Subjektif, Objektif , Asesmen, Planning). Bagian subyektif ( S ) : berisi informasi tentang pasien yang meliputi informasi yang diberikan oleh pasien, anggota keluarga, orang lain yang penting, atau yang merawat. Jenis informasi dalam bagian ini meliputi:
Keluhan/gejala-gejala atau alasan utama pasien datang ke rumah sakit, menggunakan kata-katanya sendiri (keluhan utama).
Riwayat penyakit saat ini yang berkenaan dengan gejala-gejala (riwayat penyakit saat ini).
Riwayat penyakit dahulu (pada masa lampau).
Riwayat pengobatan, termasuk kepatuhan dan efek samping (dari pasien, bukan dari profil obat yang terkomputerisasi).
Alergi.
Riwayat sosial dan/atau keluarga.
Tinjauan/ulasan sistem organ
Bagian objektif ( O ) : berisi informasi tentang pemeriksaan fisik, tes tes diagnostik dan laboratorium dan terapi obat Bagian asesmen ( A ) menilai kondisi pasien untuk diterapi.
Bagian plan ( P ) berisi rencana pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan, rencana terapi yang akan diberikan dan rencana pemantauan khusus yang akan dilakukan untuk menili perkembangan kondisi pasien. Dengan format dokumentasi yang sistematik, konsisten dan seragam tersebut maka lembar SOAP akan menjadikan rencana berbagai asuhan pasien menjadi lebih efisien. Catatan SOAP adalah format yang akan digunakan pada keseluruhan tindakan medik, keperawatan dan gizi dalam rencana terapi / terapeutik serta asuhan pasien.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa terkadang dibutuhkan konfirmasi pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan radiodiagnostik. Semua catatan hasil pemeriksaan penunjang tersebut harus disimpan dalam rekam medis pasien.TATA LAKSANAAsesmen Medis
DPJP secara menyeluruh dan sistematis mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dengan melakukan : AnamnesisKeluhan utamaRiwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit dahulu dan terapinyaRiwayat AlergiRiwayat penyakit dalam keluargaRiwayat pekerjaanRiwayat tumbuh kembangPemeriksaan FisikGeneralisKepalaMataTHT LeherMulutJantung & pembuluh darahThoraks, paru paru, payudaraAbdomenKulit dan sistem limfatikTulang belakang dan anggota tubuhSistem sarafGenitalia, anus dan rebtumLokalisInspeksiPalpasiPerkusiAuskultasiLakukan deskripsi terhadap status lokalisSkrining NyeriSemua pasien yang masuk ke rawat inap harus dilakukan skrining nyeri. (lihat Panduan Manajemen Nyeri) Asesmen Keperawatan
Asesmen awal keperawatanSerangkaian proses yang berlangsung saat pasien masuk rawat inap untuk dilakukan pemeriksaan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
Keluhan utama:
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu: DM, HT, jantung, paru, dll
Riwayat alergi ya, tidak, penyebab dan reaksi
Kenyamanan nyeri:
Digunakan Skala 1 10Kualitas terbakar, tajam, tumpul, tertekan, dll
Waktu hilang timbul, terus menerus, lamanya
Lokasi
Aktifitas dan istirahat :
Bedrest, ambulasi di tempat tidur, ambulasi jalan
Ambulasi jalan tidak ada kesulitan ,penurunan kekuatan otot,sering jatuh
Tidur menggunakan 1bantal, 2 bantal, >2 bantal
Proteksi :
Status mental orientasi baik, disorentasi, gelisah, tidak respon
Resiko jatuh tidak resiko, rendah, tinggi
Nutrisi :
Tinggi badan ,berat badan, lingkar lengan kiri
Status gizi kurang, normal, over weight,obesitas
Nafsu makan menurun, baik, meningkat
Kondisi berhubungan dengan makan mual, muntah, anoreksia, disfagia dll
Eliminasi :
BAB normal,konstipasi/obstipasi,diare,colostomy,iliostomi
BAK normal, retensi, hematuri, disuri, inkontinensia dll
Respon emosi : Takut, tegang, marah, sedih, menangis, senang, gelisah
Respon kognisi pasien / keluarga: Menginginkan informasi penyakit, pengobatan, perawatan, diet, biaya, dll
Sistim sosio spiritual:
Ketaatan menjalankan ibadah rutin, kadang-kadang.
Kondisi rumah lantai 1, lantai 2 dll
Luas rumah
Asesmen Gizi
Status nutrisi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Universal Screening Tool (MUST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menata laksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi, atau obesitas. Untuk pasien anak > 5 tahun menggunakan grafik CDC dan < 5 tahun dengan grafik Z Score ( WHO, 2005 )
Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Kelima langkah MUST adalah sebagai berikut:
Pengukuran alternatif: Jika tinggi badan tidak dapat diukur, gunakan pengukuran panjang lengan bawah (ulna) untuk memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan tabel dibawah ini .Pengukuran dimulai dari siku (olekranon) hingga titik tengah prosesus stiloideus (penonjolan tulang di pergelangan tangan), jika memungkinkan, gunakanlah tangan kiri. Untuk memperkirakan IMT, dapat menggunakan pengukuran lingkar lengan atas (LLA)Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 terhadap siku, dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur tidak terlalu menempel terlalu ketat
Langkah 3: adanya efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien, dan berikan skor (rentang antara 0-2). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit/tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, diberikan skor 2
Langkah 4: tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2 dan 3 untuk menilai adanya risiko malnutrisi :
Skor 0= risiko rendah
Skor 1= risiko sedang
Skor 2= risiko tinggi
Langkah 5: gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini :
Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum dengan usia > 75 (tiap tahun).
Risiko sedang
Observasi:
Catat asupan makanan selama 3 hari
Jika asupan adekuat, ulangi skrining : pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap 2-3 bulan).
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan nutrisi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi secara teratur
Risiko tinggi
Tatalaksana:
Rujuk ke ahli gizi
Perbaiki dan tingkatkan asupan nutrisi
Pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi: Pada pasien di rumah sakit (tiap minggu), pada pasien rawat jalan (tiap bulan), masyarakat umum (tiap bulan).
Untuk semua kategori:
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan
Catat katagori risiko malnutrisi
Catat kebutuhan akan diet khusus dan ikuti kebijakan setempat
Asesmen Gizi Pasien Anak
Asesmen Gizi Pasien Anak > Lima Tahun
Menggunakan grafik CDC dengan rumus :
% IBW = ( BB Aktual / BB Ideal) x 100 %
Klasifikasi % IBW :
Obesitas
: > 120 % BB Ideal
Overweight: > 110 % - 120 % BB Ideal
Gizi Normal: 90 % - 110 % BB ideal
Gizi Kurang : 70 % - 90 % BB Ideal
Gizi Buruk : < 70 % BB Ideal
Asesmen Gizi Pasien Anak < Lima Tahun
Dengan melihat grafik Z Score WHO 2005 : BB / TB, BB / U. TB/U. Usia O 2 tahun laki laki warna biru dan perempuan warna merah muda. Usia 2 5 tahun laki laki warna biru dan perempuan warna merah muda.
Kriteria :
>3 SD
: Obesitas
2 SD 3 SD: Gizi Lebih
2 SD 2 SD: Gizi baik
2 SD - - 3 SD: Gizi kurang
- 3 SD: Gizi buruk
Asesmen Individual
Asesmen Risiko JatuhRisiko jatuh pada pasien dewasa:
Pencegahan risiko jatuh pasien dewasa:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda terkunci
Menutup pagar tempat tidur/brankard
Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
Letakkan tanda Kewaspadaan Jatuh pada panel informasi pasien
Pastikan pasien memiliki stiker warna kuning penanda risiko tinggi jatuh pada gelang identifikasi
Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan keluarga.
Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan Morse Fall Scale (Skala jatuh morse) sebagai berikut:Faktor risikoSkalaPoinSkor pasien
Riwayat jatuhYa25
Tidak0
Diagnosis sekunder (2 diagnosis medis)Ya15
Tidak0
Alat bantuBerpegangan pada perabot30
Berpegangan pada perabot15
Tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring0
Terpasang infuseYa20
Tidak0
Gaya berjalanTerganggu20
Lemah10
Normal/tirah baring/imobilisasi0
Status mental Sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki15
Sadar akan kemampuan diri sendiri0
Total
Kategori
Risiko Tinggi = 45
Risiko Rendah = 25-44
Tidak ada Risiko = 0-24Asesmen risiko jatuh pada anak-anak
Pencegahan risiko jatuh pasien anak-anak:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi roda terkunci
Pagar sisi tempat tidur/brankard dalam posisi berdiri/terpasang
Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan
Berikan penjelasan kepada orang tua tentang pencegahan jatuh
Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko tinggi jatuh pada gelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi pasien.
Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty sebagai berikut:Faktor RisikoSkalaPoinSkor Pasien
UmurKurang dari 3 tahun4
3 tahun 7 tahun 3
7 tahun 13 tahun2
Lebih 13 tahun1
Jenis KelaminLaki laki2
Wanita1
DiagnosaNeurologi4
Respiratori, dehidrasi, anemia, anorexia, syncope3
Perilaku2
Lain lain1
Gangguan KognitifKeterbatasan daya piker3
Pelupa, berkurangnya orientasi sekitar2
Dapat menggunakan daya pikir tanpa hambatan1
Faktor LingkunganRiwayat jatuh atau bayi / balita yang ditempatkan di tempat tidur4
Pasien yang menggunakan alat bantu/ bayi balita dalam ayunan3
Pasien di tempat tidur standar2
Area pasien rawat jalan1
Respon terhadap pembedahan, sedasi, dan anestesiDalam 24 jam3
Dalam 48 jam2
Lebih dari 48 jam / tidak ada respon1
Penggunaan obat-obatanPenggunaan bersamaan sedative, barbiturate, anti depresan, diuretik, narkotik3
Salah satu dari obat di atas2
Obatan obatan lainnya / tanpa obat1
TOTAL
Kategori:
Skor:7-11 Risiko Rendah (RR)
12 Risiko Tinggi (RT)Asesmen Nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Gambar NRS (Numerical Rating Scale)
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 10
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari).
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).
Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES Pain Scale sebagai berikut:
Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan memperingan nyeri kepada pasien.
Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri :
Lokasi nyeri
Kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
Onset, durasi, dan faktor pemicu
Riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal akan rasa nyeri.
Asesmen ulang nyeri: dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
Asesmen ulang nyeri adalah prosedur menilai ulang derajat nyeri pada pasien yang bertujuan untuk mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan terkait penatalaksanaan nyeri yang telah diberikan, dengan interval waktu sesuai kriteria sebagai berikut :
15 menit setelah intervensi obat injeksi
1 jam setelah intervensi obat oral atau lainnya
1 x / shift bila skor nyeri 1 3
Setiap 3 jam bila skor 4 -6
Setiap 1 jam bila skor nyeri 7 10
Dihentikan bila skor nyeri 0
Tatalaksana nyeri:
Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana nyeri kepada pasien yang sadar / bangun
Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri 4. Asesmen dilakukan 1 jam setelah tatalaksana nyeri sampai intensitas nyeri 3
Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling tidak menimbulkan nyeri
Nilai ulang efektifitas pengobatan
Tatalaksana non-farmakologi
Berikan heat / cold packLakukan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh pasien
Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas dengan irama / pola teratur, dan atau meditasi pernapasan yang menenangkan
Distraksi / pengalih perhatian
Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
Menenangkan ketakutan pasien
Tatalaksana nyeri
Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika merasa nyeri sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah
Asesmen Tahap TerminalSerangkaian proses yang berlangsung saat pasien mulai masuk rawat inap di ruang intensive care. Pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
Pemeriksaan fisik yaitu :
Pernafasan:
Irama nafas,
Suara nafas tambahan
C, sesak nafas,
Batuk, sputum,
Alat bantu nafas, mode, sao2
Kardiovaskuler:
Irama jantung,
Akral,
pulsasi,
Perdarahan,
Cvc,
Tekanan darah nadi, map, suhu,
Lain-lain
Persyarafan
GCS,
Kesadaran,
ICP,
tanda tanda peningkatan TIK,
konjungtiva,
lain lain.
Perkemihan
Kebersihan area genetalia,
Jumlah cairan masuk,
Buang air kecil,
Produksi urine
Pencernaan
Nafsu makan,
Ngt,
Porsi makan,
Minum,
Mulut,
Mual, muntah,
Buang air besar,
Lain lain
Muskuloskeletal/Intergumen
Kemampuan pergerakan sendi,
Warna kulit,
Odema,,
Dekubitus,
Luka,
Kontraktur,
Fraktur,
Jalur infuse,
lain lain.
Asesmen Kebutuhan RohaniTahapan asesmen kebutuhan rohaniBimbingan doa yang diinginkan
Kunjungan Spiritual yang diinginkan pasien
Tanggapan Terhadap Kebutuhan Spiritual
Metode Kunjungan yang Diharapkan
Kebutuhan Rohani Pasien
Asesmen Kebutuhan PrivasiPrivasi yang diinginkan
Pada saat wawancara klinis
Pada saat pemeriksaan fisik
Pada saat perawatan
Lain-lain
Asesmen PediatrikPenting untuk melakukan pemeriksaan sistematis karena anak sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal. Amati adanya pergerakan spontan pasien terhadap area tertentu yang di lindungi. Tahapan asesmen berupa:Keadaan umum:
Tingkat kesadaran, kontak mata, perhatian terhadap lingkungan sekitar
Tonus otot: normal, meningkat, menurun/fleksid
Respons kepada orang tua/pengasuh: gelisah, menyenangkan
Kepala:
Tanda trauma
Ubun ubun besar (jika masih terbuka): cekung atau menonjol
Wajah:
Pupil: Ukuran, kesimetrisan, refleks cahaya
Hidrasi: air mata, kelembaban mukosa mulut
Leher: kaku kuduk
Dada:
Stridor, retraksi sela iga, peningkatan usaha napas
Auskultasi: suara napas meningkat/menurun, simetris kiri dan kanan, ronki, mengi (wheezing); bunyi jantung: regular, kecepatan, murmur
Abdomen: distensi, kaku, nyeri, hematoma
Anggota gerak:
Nadi brakialis
Tanda trauma
Tonus otot, pergerakan simetris
Suhu dan warna kulit, capillary refillNyeri, gerakan terbatas akibat nyeri
Pemeriksaan neurologis
Asesmen Kulit dan Kelamin Tahapan asesmen kulit dan kelamin adalah sebagai berikut:
Keluhan Utama
Perjalanan penyakit
Riwayat obat
Riwayat penyakit menular seksual
Anamnesa infeksi menular seksual
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Status Generalis
Keadaan umum
Gizi
Lain-lain
Lokasi
Keterangan gambar
Diagnosa banding
Status Lokalis
Lokasi
Effloresensi Pada Kulit
Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual
Diagnosa Kerja
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
Pengobatan
Topikal
Sistemik
Tindakan
Jenis tindakan
Asesmen NeurologisDilakukan pada pasien dengan cedera kepala atau gangguan neurologis. Pemeriksaan status neurologi awal digunakan sebagai dasar untuk memantau kondisi pasien selanjutnya. Tahapan asesmen berupa:
Tanda vital: nilai keadekuatan ventilasi (kedalaman, kecepatan, keteraturan, usaha napas)
Mata: ukuran dan refleks cahaya pupil
Pergerakan: apakah keempat ekstermitas bergerak simetris
Sensasi: Nilai adanya sensasi abnormal (curiga cedera spinal)
Status kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS): secara akurat menggambarkan fungsi serebri:
Pada anak kecil, GCS sulit dilakukan. Anak yang kesadaranya baik dapat memfokuskan pandangan mata dan mengikuti gerakan tangan pemeriksa, merespons terhadap stimulus yang diberikan, memiliki tonus otot normal dan tangisan normal
Glasgow Coma Scale Dewasa
MataTerbuka spontan
Terbuka saat dipanggil /diperintahkan
Terbuka terhadap rangsang nyeri
Tidak merespons4
3
2
1
VerbalOrientasi baik
Disorientasi / bingung
Jawaban tidak sesuai5
4
3
Suara yang tidak dapat dimengerti (erangan,teriakan)
Tidak merespons2
1
PergerakanMengikuti perintah
Melokalisasi nyeri
Menarik diri (withdraw) dan rangsang nyeri
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Tidak merespons6
5
4
3
2
1
Total skor : mata + verbal + pergerakan = 3 15
Skor 13 15 = ringanSkor 9 - 12 = sedangSkor 3 - 8 = beratGlasgow Coma Scale Anak
>Usia 2 tahun< usia 2 tahunSkor
MataTerbuka spontan
Terbuka terhadap suara
Terbuka terhadap rangsang nyeri
Tidak meresponsTerbuka spontan
Terbuka saat di panngil
Terbuka terhadap rangsang nyeri
Tidak merespons4
3
2
1
VerbalOrientasi baik
Disorientasi / bingung
Jawaban tidak sesuai
Suara yang tidak dapat di mengerti (erangan , teriakan)
Tidak meresponsBerceloteh
Menangis, gelisah
Menangis terhadap rangsang nyeri
Merintih, mengerang
Tidak merespons5
4
3
2
1
PergerakanMengikuti perintah
Melokalisasi nyeri
Menarik diri (withdraw) dari rangsang nyeri
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Tidak merespons
Pergerakan normal
Menarik diri (withdraw) terhadap sentuhan
Menarik diri (withdraw) dari rangsang nyeri
Fleksi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Ekstensi abnormal anggota gerak terhadap rangsang nyeri
Tidak merespons6
5
4
3
2
1
Total skor: mata + verbal + pergerakan = 3-15
Skor 13-15 = ringan
Skor 9-12 = sedang
Skor 3-9 = berat
Asesmen Rehabilitasi MedikTahapan Asesmen adalah sebagai berikut:
Data DasarKeluhan UtamaRiwayat PenyakitPemeriksaan FisikPemeriksaan NeurologisPemeriksaan MuskoloskeletalDiagnosisDiagnosis KlinisDiagnosis FungsionalDaftar Masalah Kedokteran Fisik&RehabilitasiR1 (Mobilisasi)
R2 (ADL)
R3 (Komunikasi)
R4 (Psikologis)
R5 (Sosial Ekonomi)
R6 (Vokasional)
R7 (Lain-lain)
Status lokal
Pemeriksaan penunjang (EMG-NCV, Biofeedback, Pemeriksaan KFR lain, Laboratorium, Radiologi)
Perencanaan
Tindak lanjut program kedokteran fisik dan rehabilitasiPerawat anak dan neonatesPenting untuk melakukan pemeriksaan karena anak atau bayi sering tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal dan amati adanya pergerakan spontan anak atau bayi terhadap area tertentu yang dilindungi.Tahapan asesmen keperawatan anak dan neonatus :Identitas meliputi nama, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal dirawat, tanggal pengkajian dan diagnose
Keluhan utama :
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis dll
Riwayat alergi
Pertumbuhan dan perkembangan
Rasa nyaman Neonatal Infant Paint Scale (NIPS) rentang 0-7 semakin tinggi score semakin nyeri
Dampak hospitalisasi (Psikososial): orang tua,anak tenang, takut, marah, sedih, menangis, gelisah
Pemeriksaan fisik :
B1
Nafas spontan, RR, jenis dipsnoe, kusmaul, ceyne stoke dll
Suara nafas bersih, vesikuler, stridor, wheezing, ronchi dll
Alat bantu oksigen
B2
Nadi, tensi, CRT
Irama jantung teratur/tidak teratur, S1/S2 tunggal
Acral hangat, kering, merah, pucat dingin
Conjungtiva anemis ya/tidak
B3
Kesadaran composmentis, somnolen, delirium, apatis, stupor, coma
Istirahat tidur, gangguan tidur banyak siang hari, lebih banyak malam hari, tidak tidur, tidur terus
Sklera mata icterus, hiperemis
Panca indera tidak ada gangguan/ada
Tingkat kesadaran berespon terhadap nyeri ya/tidak
Tangisan kuat, lemah, tidak ada, melengking, merintih
Kepala lingkar kepala, kelainan ada/tidak ada dan ubun-ubun datar ,cekung /cembung
Pupil bereaksi terhadap cahaya ya/tidak
Gerakan lemah, paralise, aktif
Kejang subtle, tonik klonik
Reflek rooting ada/tidak
B4
Kebersihan bersih, kotor, dan secret ada/tidak
Produksi urine, jam,warna jernih, keruh, bau
Gangguan anuri, oliguri, retensi, inkontinensia, nokturia dll
Alat bantu kateter, cystotomi dll
B5
Nafsu makan baik, menurun dan frekuensi
Minum jenisnya dan cara minum menetek, peroral, sonde lambung, muntah, puasa
Anus ada/tidak
Bab berapa kali perhari, konsistensi, warna, ada darah/lender
Perut tegang, kembung, nyeri tekan, peristaltic berapa kali permenit
BB lahir, MRS, saat ini berapa gram, reflek rooting ada/tidak ada
Kelainan labio schizis, palato schizis, gnato schizis
Lidah lembab kering, kotor, selaput lendir kering, lesi
B6
Pergerakan sendi bebas, terbatas.
Warna kulit pucat, icterus, sianotik, hiperpigmentasi
Integritas utuh, kering, rash, bullae, pustule, kemerahan, ptechiae, lesi
Kepala bersih, kotor, bau.Tali pusat kering, basah, pus, kemerahan, bau
Turgor baik, sedang, jelek
Oedem tidak ada/ada
Kekuatan otot 0, 1, 2, 3, 4, 5
Alat genital
Laki-laki testis sudah/belum turun, rugae jelas/tidak jelas, hipospadi ada/tidak ada
Perempuan labia mayor sudah menutupi labio minor, labia mayor dan minor sama menonjol
Sosial ekonomi
Biaya perawatan sendiri, perusahaan
Status anak diharapkan/tidak diharapkan
Kontak mata ya/tidak
Menggendong ya/tidak
Perawat jiwaPenting untuk melakukan pemeriksaan pada pasien dengan masalah kesehatan jiwa karena kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini,tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda.Banyak pasien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi.Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi. Tahapan asesmen keperawatan jiwa :Keluhan utama : Riwayat penyakit sekarang
Alasan dirawat : marah-marah, ngomel-ngomel, tidak mau bicara, menyendiri, tidak mau makan minum, tidak mau mandi, susah tidur, gelisah, reaksi lepas obat dll.
Pernahkah mengalami gangguan jiwa
ya/tidak
Pengobatan sebelumnya : berhasil/tidak
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : ada/tidak
Trauma sebelumnya : penolakan, tekanan, kegagalan, konflik, kehilangan dll
Psikososial
Faktor keluarga: acuh, sabar, keras dll
Hubungan social: dominasi, tergantung,menarik diri, dalam batas normal
Konsep diri: kebingungan, harga diri rendah
Spiritual: menjalankan/tidak
Status Mental
Kesan umum:rapi/tidak
Kesadaran:berubah, sopor, stupor dll
Proses berpikir
Bentuk : nonrealistic/realistic
Arus : inkohern, kohern, aslong, dll
Persepsi: waham, ptm, obsesi dll
Afek/emosi:datar, tumpul, dangkal
Psikomotor : meningkat, menurun, dalam batas normal
Kemauan : meningkat/menurun
Perawat kritisSerangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap di ruang kritis(ROI, ICU, High care) pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien, antara lain :
Pemeriksaan fisik yaitu :
Pernafasan:
irama nafas,
suara nafas tambahan
sesak nafas,
batuk, sputum,
alat bantu nafas, mode, SaO2
kardiovaskuler
irama jantung,
akral,
pulsasi,
perdarahan,
CVC,
tekanan darah nadi, MAP, suhu,
lain lain
Persyarafan: .
GCS,
Kesadaran,
ICP,
tanda tandapeningkatan TIK,
konjungtiva,
lain lain.
Perkemihan :
kebersihan area genetalia,
jumlah cairan masuk,
buang air kecil,
produksi urine
Pencernaan :
nafsu makan,
NGT,
porsi makan,
minum,
mulut,
mual, muntah,
buang air besar,
lain lain
Musculoskeletal/intergumen:
kemampuan pergerakan sendi,
warna kulit,
odema,,
dekubitus,
luka,
kontraktur,
fraktur,
jalur infuse,
lain lain.
KebidananSerangkaian proses yang berlangsung saat pasien awal rawat inap pemeriksaan akan dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi masalah kebidanan pada pasien, antara lain :
Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh ibu yang menyebabkan adanya gangguan, diantaranya adalah :
After pain (mules-mules pada perut)
Masalah pengeluaran pengeluaran lochea
nyeri pada bekas jahitan
Nyeri dan tegang payudara karena bendungan AS
Cemas karena belum bisa bertemu bayinya
Riwayat Keluhan
Apa saja yang pernah dirasakan oleh ibu
Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus
Teratur
Tidak teratur
Lama
Volume
Keluhan saat haid
Riwayat Perkawinan
Status
Berapa kali
Umur menikah
Tahun menikah
cerai
Riwayat Obstetri
Kehamilan keberapa
Umur kehamilan
Jenis persalinan
Penolong
BBL
Keadaaan anak sekarag
menyusui
Riwayat KB
Kapan
Jenis
Lamanya
Riwayat Hamil Ini
ANC yang sudah dilakukan, keluhan serta tindakan apa yang sudah didapatkan
Riwayat Penyakit yang Lalu
Penyakit apa yang pernah diderita oleh ibu dan mendukung dengan keadaannya sekarang
Riwayat Alergi
Apakah pernah mengalami alergi
Riwayat Penyakit Keluarga
Apa saja penyakit yang pernah diderita oleh keluarga yang berhubungan kasus saat ini yang derita oleh ibu
Riwayat Ginekologi
Apakah pernah mengalami gangguan kesehata reproduksi
Kebutuhan Biopsikososial
Pola makan
Pola minum
Pola eliminasi
Pola istirahat
Psikologi
Dukungan social
spiritual
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Meliputi pemeriksaan tekanan darah , nadi, temperature, pernafasan, keadaan umum pada setiap kasus.Tekanan darah dan nadi harus diukur setiap seperempat jam pada periode pemulihan sesaat pascaoperasi. Suhu harus diukur setiap 2 jam (myles, 2009). Suhu yang melebihi 380C pasca pembedahan hari ke 2 harus dicari penyebabnya. Yakinkan pasien bebas demam selama 24 jam sebelum keluar dari rumah sakit. Jika ada tanda infeksi atau pasien demam, berikan antibiotika sampai bebas demam selama 48 jam ( sarwono,2008).
Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara focus sesuai dengan kasus yang dikerjakan
Pemeriksaan kebidanan
Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus kebidanan mulai dari abdomen sampai dengan genetalia
Prosedur Invasif
Alat yangterpasang saat itu, meliputi : infuse intravena, central line, dower Catether, selang NGT
Kontrol Resiko Infeksi
Apakah mengalami infeksi : MRSA, TB dll dan tindakan apa yang sudah dilakukan
D. DOKUMENTASI
Rekam Medis
Mendokumentasikan pemeriksaan pasien merupakan langkah kritikal dan penting dalam proses asuhan pasien. Hal ini umumnya dipahami pelaksana praktek kedokteran bahwa jika anda tidak mendokumentasikannya, anda tidak melakukannya. Dokumentasi adalah alat komunikasi berharga untuk pertemuan di masa mendatang dengan pasien tersebut dan dengan tenaga ahli asuhan kesehatan lainnya. Alasan lain mengapa dokumentasi sangat kritikal terhadap proses asuhan pasien didaftarkan pada Gambar 1-2. Saat ini, beberapa metode berbeda digunakan untuk mendokumentasikan asuhan pasiendan PCP, dan beragam format cetakan dan perangkat lunak komputer tersedia untuk membantu farmasis dalam proses ini. Dokumentasi yang baik adalah lebih dari sekedar mengisi formulir; akan tetapi, harus memfasilitasi asuhan pasien yang baik. Ciri-ciri yang harus dimiliki suatu dokumentasi agar bermnanfaat untuk pertemuan dengan pasien meliputi: Informasi tersusun rapi, terorganisir dan dapat ditemukan dengan cepatREFERENSI
Lucas Country Emergency Medical Services. Tab 600: pre-hospital patient assessment. Oleh : Toledo; 2010
Montana State Hospital Policy and Procedure. Patient assessment policy; 2009
Patient assessment definitions
San Mateo Country EMS Agency. Patient assesment, routine medical care, primary and secondary survey; 2009
Danver Paramedic Division. Pre-hospital protocols; 2012
Malnitrition Advisory Group: a Standing Commitees of BAPEN, Malnutrition Universal Screening Tool (MUST), 2010
Sizewise. Understanding fall risk, prevention, and protection, USA: Kansas
Sentara Williamsburg Community Hospital. Pain assesment and management policy; 2006
National Instute of Health warren Grant Magnuson Clinical Center, Pain intensity instruments: numeric rating scale; 2003
Pain management. (diakses tanggal 23 Februari 2012), Diunduh dari: www.hospitalsoup.comCraig P, Dolan P, Drew K, Pejakovich P, Nursing assesment, plain of care, and patient education: the foundation of patient care. USA: HCPro, Inc; 2006
ASESMEN PASIEN
ASESMEN KEPERAWATAN
ASESMEN MEDIS
ASESMEN GIZI
RENCANA TERAPI BERSAMA
MENGEMBANGKAN
RENCANA ASUHAN
MELAKUKAN EVALUASI
MELAKUKAN ASESMEN ULANG BILA TERJADI PERUBAHAN SIGNIFIKAN TERHADAP KONDISI KLINIS PASIEN
Mulai
Pasien
Tandatangani persetujuan perawatan dalam RM 5 aK
Dietisien
Mengasesmen Status Gizi
DPJP
Mengasesmen awal medis :
Anamnesis & pemeriksaan fisik
Diagnosis kerja
Pemeriksaan penunjang
Rencana terapi
Skrining nyeri
Keperawatan
Mengasesmen awal Kprwt. :
Keluhan utama
Kenyamanan/aktivitas/proteksi
Pola makan & eliminasi
Respon emosi &kognisi
Sosio-spiritual
Perlu terapi gizi?
DPJP
Menulis Resep / alkes dalam lembar RPO
Meminta diagnosa penunjang
Asesmen Kebutuhan Rohani
Asesmen Risiko Jatuh
Asesmen Nyeri (bila ada)
Ya
Apoteker
Menyiapkan obat / alkes
Keperawatan
Asuhan Keperawatan. :
Data khusus/fokus
Masalah/dx keperawatan
Tgl / jam intervensi
Tgl/jam evaluasi (SOAP)
Dietisien
Kolaborasi Pemberian nutrisi
DPJP
Melakukan terapi sesuai PPK dan CP
DPJP/ Keperawatan /Dietisien
Mengasesmen ulang medis / keperawatan/gizi
Observasi tanda vital,nyeri & keluaran cairan harian
Perkembangan terintegrasi
Monitor harian
DPJP & Keperawatan
Merencanakan pemulangan pasien
DPJP/Keperawatan/Apoteker/Dietisienis
Memberikan edukasi kepada pasien / keluarga
DPJP
Meminta persetujuan masuk HCU / ICU
Perlu HCU / ICU?
Ya
Tidak
DPJP
Melakukan penanganan lanjutan
Mengisi Form Discharge Planning
Prosedur
HCU / ICU
Belum
Sembuh ?
Meninggal
DPJP
Menulis sebab kematian
Ya
Selesai
DPJP
Mengisi Form resume medis
Membuat surat rujuk balik / kontrol poli
Prosedur
kamar jenazah
Mulai
Pasien
Masuk Poliklinik
Keperawatan
Memeriksa kelengkapan administrasi
Mengentri data px ke divisi yang dituju
DPJP
Asesmen medis :Anamnesis & Pemeriksaan fisik
Prosedur
Penunjang
Prosedur
Tindakan/
One Day Care
Perlu Penunjang?
DPJP
Menulis surat dan entri work order
ya
tidak
Perlu Tindakan?
ya
tidak
Perlu MRS?
tidak
ya
DPJP
Menulis resep / surat kontrol / rujuk balik
Kasus Bedah?
DPJP
Menulis surat permintaan MRS
ya
Prosedur
Pendaftaran
di Sentral Admisi
DPJP Bedah
Menulis permintaan MRS
Mengentri acara op ke Sekt KSM (on line)
Selesai
Panduan Asesmen Pasien RSUD Dr. Soetomo 2