CONTOH NASKAH PANTOMIM

26
AYO SEKOLAH Suatu malam, Adi sedang belajar matematika. Dengan serius dia menghitung soal-soal pekerjaan rumahnya. Tak terasa hari sudah mulai larut malam. Mungkin karena sulitnya soal, Adi berpikir keras, hingga akhirnya dia tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi …. Pagi menjelang, tiba-tiba Adi bangun dan tersentak kaget. Jam weker di meja belajarnya sudah menunjukkan pukul 06.30. Terlambat, pikir Adi. Dengan terburu-buru dia pergi ke kamar mandi, tak lupa gosok gigi, dan karena sudah terlambat Adi hanya cuci muka saja. Kemudian dia berganti pakaian dengan seragam sekolahnya. Waduh, sudah jam 06.30 lewat! Dengan lebih cepat lagi, dia mengambil tas sekolahnya, menyambar sepeda pancalnya, lalu berangkat dengan cepat. Di perjalanan Adi ngebut. Salip kanan, salip kiri, meluncur dengan cepat, tapi tak lupa menyapa tetangga. Tiba-tiba ada penyeberang jalan, dia mengerem mendadak sepedanya. Namun, untung tak dapat diraih, malang menimpanya. Tabrakan tak bisa dihindari. Adi jatuh bergulung-gulung, tapi anehnya dia tidak apa-apa, luka pun dia tidak merasa, sepedanya juga baik-baik saja. Dia langsung bangun dan mengambil sepedanya. Sembari membungkuk-bungkuk, dia meminta maaf dan menjelaskan mengapa terburu-buru; karena terlambat ke sekolah. Wah! Sudah jam 7, rasanya kena marah Pak Guru. Adi meneruskan perjalanannya. Dia pacu sepedanya, tapi kali ini dia tidak berani mengebut. Sampai akhirnya, gerbang sekolah sudah kelihatan. Dengan wajah penuh ketakutan, dia menoleh ke kanan ke kiri. Mungkin ada teman yang terlambat juga. Sesampai di depan sekolah, Adi membuka gerbang. Terkunci. Waduh, bagaimana ini? Dia melihat-lihat ke dalam lalu menggapai atas pagar, siapa tahu kelihatan penjaga sekolah. Sepi …, tidak ada seorang pun di dalam sekolah. Tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang. Ternyata Joko teman sekelasnya.

description

NASKAH PANTOMIM

Transcript of CONTOH NASKAH PANTOMIM

Page 1: CONTOH NASKAH PANTOMIM

AYO SEKOLAH

Suatu malam, Adi sedang belajar matematika. Dengan serius dia menghitung soal-soal

pekerjaan rumahnya. Tak terasa hari sudah mulai larut malam. Mungkin karena sulitnya soal,

Adi berpikir keras, hingga akhirnya dia tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi ….

Pagi menjelang, tiba-tiba Adi bangun dan tersentak kaget. Jam weker di meja belajarnya

sudah menunjukkan pukul 06.30. Terlambat, pikir Adi. Dengan terburu-buru dia pergi ke kamar

mandi, tak lupa gosok gigi, dan karena sudah terlambat Adi hanya cuci muka saja. Kemudian dia

berganti pakaian dengan seragam sekolahnya.

Waduh, sudah jam 06.30 lewat! Dengan lebih cepat lagi, dia mengambil tas sekolahnya,

menyambar sepeda pancalnya, lalu berangkat dengan cepat.

Di perjalanan Adi ngebut. Salip kanan, salip kiri, meluncur dengan cepat, tapi tak lupa

menyapa tetangga. Tiba-tiba ada penyeberang jalan, dia mengerem mendadak sepedanya.

Namun, untung tak dapat diraih, malang menimpanya. Tabrakan tak bisa dihindari. Adi jatuh

bergulung-gulung, tapi anehnya dia tidak apa-apa, luka pun dia tidak merasa, sepedanya juga

baik-baik saja. Dia langsung bangun dan mengambil sepedanya. Sembari membungkuk-

bungkuk, dia meminta maaf dan menjelaskan mengapa terburu-buru; karena terlambat ke

sekolah.

Wah! Sudah jam 7, rasanya kena marah Pak Guru. Adi meneruskan perjalanannya. Dia

pacu sepedanya, tapi kali ini dia tidak berani mengebut. Sampai akhirnya, gerbang sekolah sudah

kelihatan. Dengan wajah penuh ketakutan, dia menoleh ke kanan ke kiri. Mungkin ada teman

yang terlambat juga.

Sesampai di depan sekolah, Adi membuka gerbang. Terkunci. Waduh, bagaimana ini?

Dia melihat-lihat ke dalam lalu menggapai atas pagar, siapa tahu kelihatan penjaga sekolah. Sepi

…, tidak ada seorang pun di dalam sekolah. Tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang. Ternyata

Joko teman sekelasnya.

Ah, ternyata hari ini tanggal merah, hari libur. Lega dan malu bercampur jadi satu

perasaan dalam hati Adi. Akhirnya, Adi pulang dengan tersenyum malu.

Sesampainya di rumah, Adi mengambil buku dalam tasnya untuk dibaca hingga akhirnya

tertidur di meja belajarnya.

Tiba-tiba … “Adi, bangun! Kamu tidak berangkat sekolah? Ayo bangun, Nak!” ibunya

membangunkan. Antara sadar dan tidak, Adi menunjuk kalender. “Hari ini libur, Bu”. “Lho, hei,

lihat lagi kalendernya, ini bukan hari libur! Ayo bangun. Kamu sudah terlambat!”

Ha! Iya, hari ini bukan hari libur. Waduh, kurang lima menit lagi bel sekolah. Aduh Mak,

ini kenyataan, yang tadi adalah mimpi. Wah, terlambat lagi ….

“Ayo, sekolah!!” bentak ibunya.

Page 2: CONTOH NASKAH PANTOMIM

“SORE YANG SIAL”

Saat sore menjelang saya keluar rumah untuk berjalan-jalan mencari udara segar tiba-tiba

bertemu dengan satu keluarga yang harmonis mereka sedang menikmati jalan-jalan sore dengan

anak mereka dan berpapasan dengan saya. Saya menyapa orang tua anak itu dengan senyuman

yang tulus dari hati. Lantas saya bermain dengan anak mereka dengan lelucon-lelucon aneh,

sehingga membuat anak itu tertawa dan saya menggendongnya. Setelah itu saya melanjutkan

jalan-jalan saya, asik berjalan saya melihat batu kecil didepan saya dan dengan spontan

menendangnya. Batu itu melambung tinggi dan mengenai kaca diseberang jalan…

duaaaaaaaaaang….kacanya pecah. Saya lari terbirit-birit, setelah jauh dari tempat kaca itu pecah

saya beristirahat dan kelelahan karena berlari.tiba-tiba saya ingin buang air kecil karena

kelelahan berlari ketakutan tadi. Selesai buang air kecil saya menarik retsleting celana saya

dengan tergesa-gesa, tidak sengaja sangkut dengan yang itu,,,….^_^.

Saya berteriak keras dan berusaha untuk melepaskanya, berapa menit kemudian terlepas

dan retsleting celana saya bisa dinaikan tapi saya berjalan agak aneh dari sebelumnya karena

kesakitan, dan seya mengambil sesuatu di saku celana…..taram…..

CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN

Cucitangan sebelum makan merupakan salah satu tema yang digarap sebagai ide dasar

pantomim ini. Amel dan Naraya sebagai peraga atau pemainnya memiliki karakter yang berbeda,

dimana Amel sebagai anak yang mandiri, seseorang yang menghargai waktu, dan selalu

melakukan hal-hal yang baik pula. Berbeda jauh dengan Naraya yang merupakan tergolong anak

manja, sesuka hatinya melakukan kegiatan apapun, dan yang pasti tidak menghargai waktu.

Cucitangan sebelum makan diawali dari minggu pagi yang cerah dimana Amel sendang

mencuci bajunya, ditengah-tengah kegiatannya Naraya berkunjung kerumah Amel, karena begitu

sibuknya Amel, sampai tidak tahu kalau Naraya sudah cukup lama mengetuk pintu rumahnya.

Beberapa kali diketuknya pintu rumah Amel, barulah Amel mendengarnya dan secepat mungkin

membukakan pintu. Amel mulai mencari kunci pintu di saku bajunya dan membuka pintu,

setelah pintu dibuka ternyata tidak ada seorangpun yang berdiri di depannya, Amel dengan

bingung mencari. Ternyata apa yang Amel cari telah jatuh terkena pintu. Naraya dengan sekuat

tenaga memanggil Amel, dengan harapan akan menolongnya. Amel dengan perasaan bersalah

menolong Naraya, sembari berdiri dan membersihkan bajunya Naraya mengajak Amel bermain

tanah di samping rumah Amel.

Amel melihat jam tangannya memastikan apakah sudah waktunya untuk bermain,

ternyata jam tangannya menunjukkan pukul 09.00, yaitu waktu untuk bermain, tidak lupa Amel

mengunci pintun dan dengan riang gembira mereka bermain tanah. Amel mendapat tugas

mengambil tanah dan meletakkannya diatas meja, dengan cekatan Naraya mulai membuat

pondasi istana tanah yang akan mereka buat. Amel dan Naraya senang sekali bermain bersama,

sampai akhirnya perut Naraya berbunyi menandakan bahwa Naraya lapar. Naraya meminta

permainan ini diakhiri dan bergegas makan. Amelpun melihat jam tangannya memang waktunya

makan siang, Amel mulai berfikir dan memutuskan makan siang dirumahnya, dengan hati riang

gembira Naraya menyetujui.

Page 3: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Bergegaslah Amel membuka pintu rumah dan mereka mulai menuju dapur dimana

tempat makanan berada, dengan cepat Naraya langsung mengambil nasi, lauk-pauk, dan mulai

memakan makanan yang ada. Amel dengan spontan menegur Naraya meminta untuk cucitangan

dulu sebelum makan. Naraya menolak permintaan temannya itu sembari terus makan dengan

rakus. Amelpun meninggalkan Naraya sejenak memcucitangannya dengan sesekali bermain buih

yang ada di tangan, selesai mencuci tangan Amel bergegas mengambil makanan, dan mulai

memakannya bersama Naraya dimeja makan rumahnya. Naraya dengan kejailannya sesekali

menggoda Amel yang makan dengan tenang, namun amel dengan sabar menyikapi ulah

temannya itu.

Makan siangpun telah usai Amel langsung menuju dapur untuk mencuci piring dan

peralatan makan yang digunakan, berbeda dengan Naraya yang menyusul dibelakang amel

ternyata hanya untuk menaruh peralatan makannya untuk dicucikan oleh Amel, dan dengan

tanpa bersalah langsung bermain sepeda di depan halaman rumah Amel dengan tangan penuh

sisa-sisa makan. Amel dengan sabar menyikapi perbuatan temannya sembari berfikir tak apalah

berbuatat baik akan mendapatkan kebaikan pula. Setelah mencuci peralatan makan Amel

bergegas menuju halaman rumahnya, dengan latang Naraya mengajak Amel bersepeda

bersamanya, Amel menganggukkan kepala bertanda bahwa menyetujui ajakan. Mereka dengan

hati yang gembira bersepeda mengitari halaman rumah Amel yang cukup luas itu. Cukup lama

kegiatan itu berlangsung sampai tiba-tiba perut Naraya sakit dan merasa kalau ingin buang air

besar, bergegaslah Naraya menuju kamar mandi rumah Amel dan secepat mungkin langsung

memasuki kamar mandi itu. Amel menyusul di belakang Naraya sembari khawatir dengan

keadaan Naraya. Amel dengan hati yang resah mengetuk pintu kamar mandi memastikan bahwa

Naraya dalam keadaan baik. Narayapun bergegas keluar dari kamar mandi berkata bahwa baik-

baik saja, berselang tidak lama Naraya bergegas memasuki kamar mandi lagi karena merasakan

bahwa memang ingin buang air besar lagi. Kegiatan itu berulang-ulang beberapa kali, dan disela-

sela kegiatan itu Amel mulai berfikir penyebab sakit perut Naraya. Ternyata sakit itu diakibatkan

bahwa Naraya tidak cucitangan sebelum makan, pastilah kuman, penyakit yang ada menyerang

perut Naraya sehingga mengakibatkan sakit perut yang berkepanjangan.

Melihat temannya kesakitan Amel bergegas mengajak Naraya kedokter terdekat untuk

meminta obat agar Naraya segera sembuh dari sakitnya. Sesampainya di dokter akibat sakit perut

Naraya terditeksi dan hasilnya sama dengan apa yang difikirkan Amel, yaitu Naraya tidak

mencucitangan sebelum makan. Naraya dengan mimik muka malu bercampur sedih, kecewa

bahwa tadi tidak mendengarkan perkataan temannya. Dengan kejadian tersebut Naraya berjanji

bahwa akan selalu mencuci tangan sebelum makan.

Cerita ini diharap dapat dijadikan pedoman bahwa cucitangan sebelum makan termasuk

upaya menjadikan hidup sehat, dan mencegah terjadinya sakit, dengan hal sekecil ini memiliki

dampak yang cukup besar. Diharap dengan pantomim yang mengusung tema cucitangan sebelum

makan dapat memberi contoh yang baik bagi semua kalangan.

Peraga/ pemain:

1. Naraya

2. Amel

Page 4: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Antara Aku, Nyamuk dan KekasihkuIde Cerita : @ MIMEPenulis Naskah: Andy Sri Wahyudi

Tokoh :Pemuda Borju / si BorjuStatus : Seorang pengusaha, BangsawanKarakter : Sombong, sok ganteng, menang sendiriKostum : Mengenakan kemeja, celana panjang, bersepatu dan berdasi.

Pemuda DesaStatus : Ketua Pemuda Karakter : Jujur dan pemberaniKostum : Mengenakan baju batik, celana kain sopan, bersepatu sandal dan berkaus kaki

Gadis ManisStatus : Gadis remaja yang centil dan cantikKarakter : Perayu, manja dan suka mengadu dombaKostum : Mengenakan rok selutut, t-shirt cerah dan rambut berkepang dua

Tokoh imajiner: Nyamuk Taman

Setting : Sebuah Taman di tengah kota

Properti : Bangku Panjang

PementasanMusic pembuka : Mozart EanecleaneMusic berganti : Serenada

1. Si Pemuda Borju datang dengan langkah tegap dan mimik wajah yang congkak, selalu menyepelekan orang yang dilihatnya.

Suara burung-burung berkicauan.Si Pemuda borju sedikit merespon suara burung dengan mendongak lalu tersenyum tipis, ia berhenti sejenak, memasukan tangan kanan di saku celana, dan melihat jam tangan. Gayanya bak peragawan, berjalan mondar-mandir gelisah menunggu seseorang, sesekali masih melihat jam tangan. Dilihatnya sekuntum bunga lalu dipetiknya, diciumnya, dan dipasang di saku kemejanya. Ia tersenyum lalu mengambil sisir dari saku celana belakang, menyisir rambutnya dengan penuh percaya diri. Setelahnya dikembalikan sisir di saku celana. Lalu meludah dikedua telapak tangan untuk sedikit merapikan rambut dan membasahi alis. Mimik wajah semakin tampak congkak. Ia berjalan ke arah bangku taman, duduk menunggu sendirian, sambil membaca koran yang kebetulan tergeletak di bangku taman.Music Pengiring bernuansa tradisional

2. Pemuda Desa datang, berjalan penuh percaya diri dan tak banyak tingkah. Ia tersenyum setiap kali bertemu dengan orang-orang. Menengok ke kanan dan ke kiri seperti menantikan seseorang. 

3. Sesekali si pemuda Borju melihat Pemuda Desa sambil nyengir dan menyepelekan.4. Pemuda Desa akhirnya duduk di bangku taman berdampingan dengan si Pemuda Borju.

Mereka berdua harap-arap cemas.5. Suara nyamuk terdengar, mendatangi dua lelaki yang tengah menunggu. Keduanya mulai

terganggu, sesekali mengibaskan tangan untuk mengusir nyamuk. Namun semakin lama makin mengganggu, kedua lelaki mulai resah. Si Borju sebel, lantaran nyamuk itu terus menggangu. Ia menggulung Koran menjadi pentungan untuk mengusir nyamuk. Demikian juga dengan si Pemuda Desa, ia sebel dengan denging suara nyamuk, berkali ditepuki nyamuk itu tapi nggak pernah kena. Hingga Nyamuk itu menempel di jidat si Borju lalu di tepuknya jidat si Borju oleh Pemuda Desa. Si Borju tidak terima lalu mebalas memukulnya, hingga terjadi pukul-pukulan.

6. Pertikaian mereka terhenti ketika seorang gadis manis muncul tiba-tiba, kedua pemuda itu melongo seperti patung melihat kehadiran sang Gadis.

Page 5: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Kemunculan Gadis diiringi suara musik ceria dan suara siulan

7. Sang gadis berlari kecil, menari riang dan centil, kedua pemuda tersadar lalu berdandan merapikan diri masing-masing. Sang gadis berjalan dengan anggun mendekati dua pemuda yang tampak malu-malu. Lalu mengajak dua pemuda itu duduk di bangku taman, duduk diapit dua pemuda.

8. Sang gadis tampak senang, dua pemuda terlihat malu duduk bersanding dengan seorang gadis manis. Diam-diam pemuda Desa dan Pemuda Borju itu menggerakkan kakinya agar menyentuh kaki si Gadis, tapi dihindarinya kedua kaki pemuda itu. Maka kedua kaki pemuda itu yang bersentuhan, mereka berdua sangat gembira. Ditariknya lagi kaki mereka dengan cepat lantaran malu. (Jeda) Kali ini gantian tangan mereka yang bermain-main hendak menyentuh tangan sang Gadis, namun lagi-lagi sang gadis menghindarinya, dan tangan tangan mereka bersentuhan, saling beremasan. (Jeda) keduanya menengok dan tersadarkan, lalu sama-sama terkejut. Kedua pemuda itu melompat dari bangku, sementara tangan mereka masih berpegangan seperti orang beradu panco.

Suara seekor nyamuk kembali terdengar

9. Nyamuk itu mengganggu kedua pemuda dan gadis manis dengan bersuara semaakin keras dan sesekali menggigit pipi leher. Kedua pemuda itu marah, lantas dikejarnya si nyamuk itu hinggga sang gadis terjatuh. Dua pemuda itu kaget dan berebut ingin menolong sang gadis, hingga terjadi perkelahian lantaran keduanya ingin menjadi pahlawan. Si gadis berdiri sendiri, tak disangka ia berdiri di tengah perkelahian dua Pemuda itu. Keduanya saling memukul tak peduli si gadis berada ditengah perseteruan itu. Keduannya terpental karena sama sama kena pukulan.

Adegan Perkelahian digarap dengan gerak lamban /slomotion diiringi musik mission imposible/ musik pengiring yang mendukung aksi perkelahian.

10. Sang Gadis bengong melihat kedua pemuda itu jatuh tersungkur. Beberapa saat kemudian kedua pemuda bangun dengan sempoyongan, kembali mereka bersiap mengumpulkan tenaga untuk bertarung lagi. Kali ini pertarungan bergaya cowboy, mereka beradu tembak:

a. Pemuda Borju lebih dulu menembak dengan dua pistolnya, namun pemuda Desa berhasil mengindari setiap peluru dan menangkisnya dengan tangan berkali-kali, beberapa peluru ada yang hanya disentil.

b. Sang gadis berteriak-triak melihat kejadian itu, sesekali menutup matanya dengan tangan. Hingga suara tembakan selesai ia masih menutup tangan. Pelan-pelan ia mengintip di sesela jari. Ia merasa senang ketika sang pemuda Desa selamat.

c. Pemuda Desa giliran menembaki dengan pistol andalannya, si Borju tak bisa menghindar semua peluru berserang ditubuhnya. Tapi satu persatu peluru dicabutinya dengan tenang, dan keduanya saling maju menembak hingga jarak paling dekat.

Tiba - tiba musik berubah musik ala Cina atau Spanyol

11. Dua pemuda berpandangan tajam, berputar saling menantang. Mereka bersiap tarung kembali, kini keduanya menghunus pedang. Sang Gadis terkejut dan menutup mata. Mereka berduel dengan sengit hingga saling tertusuk pedang.

Mereka saling pamer kekuatan karena pedang yang menembus tubuh tak membuat mereka mati. Akhirnya keduanya terpental tak sadarkan diri ketika saling memukul dada.Pertarungan terjadi dalam berbagai gaya dan gerak yang terkoreografi.

12. Perlahan sang gadis membuka mata, wajahnya terlihat sedih sekali melihat kedua pemuda itu jatuh tak berdaya di atas tanah. Gadis itu meangis dan berjalan mendekati kedua pemuda, diangkatnya tangan kedua pemuda itu lalu dilepaskannya lagi. Tangan si Borju sempat memantul naik turun ketika dilepaskan lalu terjatuh lemas. Keduanya mati. Sang Gadis bersedih, ia menangis tersedu.

Terdengar suara dengingan nyamuk yang semakin mendekat. Nyamuk itu terbang memutari sang gadis yang tengah bersedih.

Page 6: CONTOH NASKAH PANTOMIM

13. Si Nyamuk menarik tangan sang Gadis, namun sesekali lepas karena sang Gadis menolaknya. Si Nyamuk terus berjuang, hingga tarikan ke tiga, sang Gadis menuruti ajakan si Nyamuk meski malu-malu. mereka berjalan berkeliling taman, Sang Gadis mulai tresenyum sambil berlarian kecil. Si Nyamuk mengajak sang Gadis menari-nari hingga di atas bangku taman.

Adegan ini lebih diperjelas gerakan tari riang dipandu oleh nyamuk yang selalu memegang tangan sang Gadis. Tarian semakin mesra berubah gerakan dansa (diiringi lagu Sway cipt:….)

14. Si Nyamuk mulai nakal, kini ia tak hanya memegang tangan akan tetapi mulai merambat ke rambut, wajah, leher, lengan, dada, perut, pinggang, paha lalu…., dan sang gadis semakin menikmatinya. Si Nyamuk bergerilya ke seluruh tubuh sang Gadis.

Suara Nyamuk mulai mengganas, sesekali terdengar suara desahan.Mereka bercumbu dengan penuh gairah hingga sang Gadis terkulai lemas, lalu pingsan. Nyamuk pergi meninggalkan sang Gadis. Nging…. Nging….

****

15. Kedua Pria terbangun, mereka terkejut melihat gadis yang pingsan. Mereka kebingungan dan semakin terkejut saat melihat sang Gadis hamil, mereka saling tuduh. Kemudian keduanya berusaha tenang dan mencoba memeriksa perut sang gadis dengat alat stetoskop. Terdengar suara Nyamuk dari dalam perut sang Gadis.

Dua pemuda itu bingung dan saling mengelak, mereka pergi meninggalkan sang Gadis.

16. Sang Gadis terbangun, ia terkejut melihat dirinya telah hamil dalam waktu yang singkat. Ia bingung, tapi tiba-tiba perutnya sakit sekali seperti hendak melahirkan. Ternyata benar.

Suara Nyamuk semakin terdengar keras. Sang Gadis siap-siap dengan posisi melahirkan, ia berusaha sekuat tenaganya.Maka lahirlah si jabang Bayi Nyamuk*. Suara Nyamuk terdengar seperti Bayi.Si Bayi Nyamuk langsung terbang, sang Gadis kaget lalu menariknya dengan benang dari ari-arinya. Seperti bermain layang-layang dengan lihai. Pelan-pelan ditariknya dan digendong dalam pelukan sang gadis. Disayang dan dibelainya bayi nyamuk nan mungil itu. Sang gadis tiba-tiba menangis menyesali perbuatannya dengan si Nyamuk. ia mulai bingung, ia putuskan membuang si Bayi nyamuk dalam kardus.

Lalu pergi…

17. Dua Lelaki datang lagi menemukan si bayi. Si Pemuda Desa penasaran mendengar suara tangis Banyi Nyamuk. ia dekati kardus sumber suara tangis itu, lalu dibuka dan mengambil si Bayi.

Pemuda Desa memberikan bayi kepada si Borju, di timangnya si bayi. Tapi ia tak mau lama menimangnya, lalu diberikan lagi pada Pemuda Desa tapi tak mau menerima. Mereka saling menuduh. Si Borju dengan nekad melemparkan si bayi pada Pemuda Desa, tangkapnya dan terjadi saling lempar bayi. Adegan ini digarap dengan lebih dinamis, masuk adegan yang janggal dan hiperbolis. Kadang si bayi luput dari tangkapan lalu menancap dalam tanah, temangsang di pohon saking kuat melemparnya, hingga bisa berubah kock bulu tangkis.

18. Sang Bayi akhirnya terbang berputar-putar hingga sang Gadis datang, ia bersiul lalu diikuti suara nyamuk kecil lalu digendongnya si bayi.

Terdengar suara nyamuk besar mendekati sang Gadis dan menggandengnya.

19. Dua pemuda terdiam menatap Gadis yang berjalan mesra dengan Nyamuk…

Page 7: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Naskah PantomimBengkel Mime Theatre

Kupersembahkan Buat:mbah Harjo Karyono(Alm), Kakekku (alm), Pakde Misrhal Hadi (alm)

yang menginspirasi Naskah  ini  juga para pejuang disemua bangsa.

Sang VeteranBuah Karya: Andy Sri Wahyudi

Ah, mengapa harus ada perang dan kenangan?

Kini aku hanya duduk terpaku memandangi cerita masa lalu yang selalu datang menghantu. Aku masih ingin bicara tentang perjuangan, cinta dan cita-cita tapi masa jaya telah berlalu dan pekik merdeka telah berubah tawa. Sungguh, Sulit kulupakan desing peluru dan ledakan granat, juga Rohayati, gadis manis yang abadi dalam pelukan mudaku. Tak ada yang tahu masih ada bara api dalam tubuh rapuh ini. Lalu untuk apa dan siapa bara api dan perjuanganku…?

No

Setting dan Properti

Musik Lampu Tokoh Kostum Adegan

LAMUNAN SEHARI-HARI

1 Panggung  Kosong

Suara Kereta Api

Warna biru redup

Sang Veteran

Berseragam coklat dengan atribut  merah putih di lenggannya, Garuda di dada kiri, dan nama: Suryadi, di dada kanan. Mengenakan berpeci ala Veteran Indonesia. Tanpa sepatu.

Suara batuk-batuk Tokoh: Sang Veteran.

2 Panggung kosong

Hening General menerangi Tokoh

Sang Veteran Kostum

Sang Veteran selalu sama hingga

Sang  Veteran berjalan pelan sambil sesekali terbatuk.  Ia berhenti memandang jauh ke arah diagonal. Diam.  Tiba-tiba terdengar suara tawa

Page 8: CONTOH NASKAH PANTOMIM

akhir cerita yang mengejek dari luar panggung.

3 Panggung kosong

Hening General menerangi bagian tengah panggung lebih luas

Sang Veteran

Badut

Badut: Topi panjang ke atas berwarna merah, ber-Kace warna kuning. Baju dalam biru muda tanpa lengan, bercelana panjang warna kuning dan ungu berbentuk tidak lazim: Lobang bagian atas membesar melingkari pinggang disambung dengan gasper dicantelkan ke bahu.  Bersepatu besar warna kuning.

Kostum Badut tidak berubah hingga akhir cerita.

Seorang Badut datang dengan tawa ejekannya sambil membawa kursi kayu yang diangkat ke atas. Badut berjalan sambil berputar-putar lalu berhenti meletakkan kursi. Badut berlari kecil memutari kursi sambil bersenandung riang: lalalalala…

Badut berhenti dihadapan Sang Veteran yang masih diam, ia mengejeknya dengan menirukan suara batuk. Dan tertawa lagi sambil menuding dan berlari kecil memutar Sang Veteran, ia berhenti sebentar dan semakin keras menertawai lalu berlari pergi.

Page 9: CONTOH NASKAH PANTOMIM

4 Sebuah Kursi Kayu selalu ada di panggung, letaknya tidak berubah hingga akhir cerita.

Hening Fokus menerangi Sang Veteran di tengah Panggung

Sang Veteran

Sang Veteran berjalan pelan ke arah kursi kayu lalu duduk dan suara batuknya masih keluar sesekali.

Dari saku bajunya diambil sebotol obat-obatan, dikeluarkan beberapa butir ke telapak tangan kirinya lalu ditelan. Ia mengambil secangkir air di samping bawah kursi, meminumnya dengan hati-hati.  Ia kembali terbatuk pelan.

Diam sebentar memandang jendela rumah yang masih tertutup.  Perlahan ia beranjak dari kursi kayu, berjalan mendekati jendela lalu dibukanya jendela itu.

5 Hening Lampu warna biru menerangi Panggung.

Sang Veteran

 Sang Veteran menatap ke luar jendela. Perlahan ia tersenyum, seperti melihat kebahagiaan masa lalu.  Lalu perlahan ia menghormat.

6 Terdengar Lagu Indonesia Raya versi lama cipt: WR Supratman

Lampu general menerangi Sang Veteran

Sang Veteran

Kemudian Ia berjalan  di seputar kursi sambil mengikuti irama lagu dengan menggerakkan tangannya seperti dirigen. Hingga ia terbawa emosi, mengepalkan tangan dan mengacung-acungkan. Tubuhnya yang sudah tua mulai kelelahan. Ia berhenti sejenak. Dan kembali menghormat.

7Kereta dari kursi kayu yang dirangkai dan

Lagu Indonesia Raya versi lama cipt: WR Supratman

Lampu warna merah menerangi panggung bagian belakang.

Ir. Soekarno

Drs. Mohamad Hatta

Badut

Ir. Soekarno: Berpeci Hitam, Kemeja dan Celana panjang warna putih.

Sebuah kereta dari kursi kayu ditarik oleh Badut melintas di belakang sang Veteran. Kereta itu membawa dua pemimpin bangsa Indonesia: Soekarno - Hatta yang tengah

Page 10: CONTOH NASKAH PANTOMIM

beroda. Dan berhias bendera merah putih.

Bersepatu pantofel hitam

Drs Mohamad Hatta: Berpeci Hitam, berkacamata frame bundar. Kemeja dan Celana panjang warna putih. Bersepatu pantofel hitam.

menghormat kepada rakyatnya.

8 Lagu Indonesia Raya semakin lirih terdengar hingga berhenti. Hening

Lampu general meredup menyinari sang Veteran

Sang Veteran

Setelah kereta melintas membawa dua pemimpin, batuk batuk sang Veteran semakin menjadi. Lalu berjalan mengambil secangkir air minum di samping bawah kursi. Lega…

PERAYAAN KEMERDEKAAN

9 Suara Drum band

Lampu general meredup menyinari sang Veteran

Sang Veteran

Tiba-tiba terdengar suara drumband perayaan kemerdekaan dari kejauhan seperti suara drumband hantu. Sang Veteran menengadahkan wajah dan matanya mencari arah datangnya suara drumband tersebut. Dia sedikit berlari menengok ke arah jendela, berlari lagi ke arah samping kanan, ia semakin khusyuk mendengar suara itu. Ia tersenyum, berjalan terbungkuk sambil menggerakkan kedua tangannya menabuh genderang. Lalu berhenti mematung, pose tangannya

Page 11: CONTOH NASKAH PANTOMIM

menabuh genderang.

10

Hening Lampu general mulai terang. Menyinari panggung.

Badut

Sang Veteran

Si badut muncul dengan tawanya, ia menabuh genderang dengan riang sambil berbaris menyamping mendekati sang Veteran yang masih terdiam. Ia berhenti dan melihat sang Veteran, memandangi dengan heran dan tertawa kecil. Kemudian si Badut menaruh stick drum di kedua tangan sang Veteran dan mengalungkan drum ke leher sang Veteran. Si Badut menyuruh memukul dengan peragaan tangannya sambil tertawa-tawa menuding sang Veteran. Badut bergegas pergi.

11

Suara Drum

Lampu general semakin terang.

Veteran/ Tentara Muda

Sang Veteran membalikan badan dan tubuhnya berubah tegap. Ia menabuh drum dengan gagah seperti masa mudanya ketika pekik merdeka menggema dimana-mana

12

Paduan Drum dan terompet

Lampu General semakin terang

Dua orang Tentara

Dua Tentara: Celana pendek coklat komprang, peci coklat, kemeja coklat dan sepatu hitam.

Dua tentara masuk panggung meniup terompet seirama dengan bunyi drum sang Veteran. Mereka berbaris dengan penuh semangat.

(adegan ini di koreografi agar tertata)

13

Setangkai Bendera

Suara Paduan

Lampu General

Rakyat: petani,

Petani: kaos putih,

Muncul Petani mengibar-kibarkan

Page 12: CONTOH NASKAH PANTOMIM

merah putih

Drum dan terompet

semakin terang

Pemuda Pelajar, Pedagang, gadis remaja

bercelana hitam komprang, berpeci sekenanya, berselempang sarung tanpa alas kaki.

Pedagang: mengenakan kain kebaya, berjarik.

Pemuda pelajar: berbelangkon, jas dasi kupu-kupu, bersepatu dan celana panjang rapih.

Gadis remaja: Rok kembang-kembang, kemeja bersepatu hak pendek dan berkuncir dua ekor kuda.

bendera merah putih kecil. Di susul Pedagang, pemuda pelajar, gadis remaja dan Badut.Tokoh tokoh itu muncul dari berbagai penjuru arah lalu berkumpul menjadi satu. Mereka berteriak: Merdeka..merdeka..merdeka…dengan gembira.

Dua tentara pergi di susul satu persatu tokoh pergi.

(Adegan perayaan ini harus dikoreografi agar tertata dengan bagus dan mendukung suasana)

14

Hening Lampu meredup berubah warna biru

Badut

Sang Veteran

Suasana kembali sepi, sang Veteran diam, berhenti memukul dan berubah menjadi tua.

Si Badut kembali menertawai lalu mendekati sang Veteran dan melepas atribut drumband satu persatu. Si Badut pergi sambil tertwa-tawa.

Sang Veteran sendirian.

Perang dan Kenangan

15

Hening Lampu berubah

Sang Veteran

Sang Veteran memandang ke satu

Page 13: CONTOH NASKAH PANTOMIM

warna Biru

arah dekat jendela. Ia berjalan mendekati sebuah foto yang menempel di dinding. Di ambilnya  foto itu dan kembali dipandangi sambil dibersihkan dari debu. Ia tersenyum, masih juga memandangi foto itu sambil berjalan lalu duduk di kursi. Perlahan ia mencium bingkai foto dan mendekapnya. Dipeluknya sebingkai foto itu dengan mata terpejam dalam.

16

Suara Bom dan tembakan

Lampu warna biru menerangi panggung.

Sang Veteran

Dari kejauhan terdengar suara Bom jatuh dari langit…ciuuuu…..ngg….Duaarrr…!!!dua – tiga kali bom itu berjatuhan dan membuat sang Veteran kadang terkaget dalam diam dan keterpejamannya. Lalu disusul suara rentetan tembakan, suara helicopter, suara letusan pistol.

17

Musik pengiring perang

Lampu warna merah menerangi bagian belakang  panggung.(menerangi kemunculan dua Tentara)

Dua orangTentara

Kostum masih sama

Dua orang tentara muncul dari samping, mereka mengendap-endap seperti hendak menyerang musuh (gerilya). Sesekali berhenti mengintai lalu meneruskan langkah. Tentara satu terus berjalan meninggalkan tentara 2. Tentara dua berhenti lalu berjalan mundur sambil sesekali menembak.

18

Musik pengiring perang

Lampu warna merah menerangi seluruh panggung

Sang Veteran

Sang Veteran perlahan berubah muda lagi lalu mengendap – endap sambil membawa senjata, bersama

Page 14: CONTOH NASKAH PANTOMIM

. dengan tentara dua.

19

Suara bom dan rentetan tembakan semakin menjadi

Sang Veteran

Tentara dua

Sang Veteran dan Tentara dua berlari lintang pukang, jatuh bangun. Hingga mereka berdua menyerah, angkat tangan.(Adegan ini perlu dikoreografi)

20

Suara rentetan tembakan

Lampu general menerangi panggung. tempat badut dan tentara 1 berkejaran.

Sang Veteran

Tentara dua

Badut

Tentara satu

Tentara satu: Tanpa sepatu, seragam tidak rapi, topi terpakai sekenanya.

Muncul tentara 1 berlari dikejar-kejar Badut. Kepala tentara satu dipukul dengan palu oleh Badut, sementara Tentara satu membalas menyerang dengan tembakan air. Mereka berdua berkejaran, saling memukul dan menembak dengan riang gembira.

Sang Veteran dan Tentara satu berhasil berlari dan tiarap mengendap-endap.

(Adegan ini perlu dikoreografi)

21

Suara rentetan tembakan dan Suara teriakan-teriakan ala anak-anak bermain tembakan dari mulut Badut dan Tentara 1.

Lampu merah menerangi sang veteran dan Tentara 2 di tempat berbeda.

Sang Veteran

Tentara dua

Badut

Tentara satu

Tubuh sang Veteran dan tentara 2 bergetaran dan Jatuh tersungkur setiapkali terdengar suara rentetan tembakan.

Tentara 2 berlari menyelamatkan diri.

(Adegan ini perlu dikoreografi)

22

Suara teriakan-teriakan ala anak-anak bermain tembakan dari Badut dan Tentara 1.

Lampu general menerangi ruag badut dan tentara 1.

Sang Veteran

Badut

Tentara satu

Si Badut menangis lantaran ditembaki oleh Tentara 1. Hingga tak sempat membalas.

23

Suara rentetan tembakan

Lampu merah menerangi sang Veteran

Sang Veteran

Badut

Sang Veteran sesekali masih jatuh bangun ketika terdengar rentetan tembakan.

Page 15: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Tentara satu

24

Suara Bazoka

Lampu berubah warna biru tua.

Sang Veteran

Badut

Tentara satu

Tentara 1 memperbaiki pistolnya lalu berbalik ingin menembak si Badut, tapi sudah dihadang dengan Bazoka dari palu oleh sang badut. BoooM…!

Tentara 1 jatuh terkapar bersamaan dengan dengan sang Veteran yang juga jatuh terkapar.

25

Lagu Padamu Negri (dari instrument biola)

Lampu warna biru tua menerangi panggung.

Sang Veteran

Badut

Tentara satu

Si Badut menyeret Tentara 2 keluar panggung. sang Veteran mencoba bangkit tapi jatuh lagi.

26

Hening Perawat

Sang Veteran

Perawat:  Seragam putih perawat lengkap. Bersepatu keds putih atau coklat.

(Kostum perawat tidak berubah hingga akhir cerita)

Sang Veteran bangkit dengan seluruh tenaga. Dan ketika akan terjatuh datanglah seorang perawat yang manis.ia berlari mendekap tubuh sang Veteran. Akhirnya ia terjatuh dalam dekapan Perawat manis. Diusapnya keringat di kening sang Veteran.

27

Suara tembakan.

Sang Veteran

Perawat

Si Perawat membangkitkan sang Veteran dan membawanya berlari.

Mereka berdua berlari diantara terjangan peluru. Dan…

28

Suara Bom

Sang Veteran

Perawat

Mereka berdua terjatuh.

29

Suara tembakan

Sang Veteran

Kemudian si Perawat bangkit dan

Page 16: CONTOH NASKAH PANTOMIM

Perawatmenolong sang Veteran muda.

30

Hening Sang Veteran

Perawat

Didudukannya sang Veteran di sebuah kursi. dirawatnya sang Veteran. Lengannya di bebat kain oleh Perawat. Mata sang Veteran selalu memandangi wajah si Perawat sambil menahan rasa sakit.

Si Perawat hendak bergegas pergi setelah membebat lengan, tapi sang Veteran segera meraih tangan si Perawat seperti melarangnya untuk pergi. Lalu beranjak mendekati si Perawat yang tampak tersipu malu. Sang Veteran semakin nakal, ia hendak menjawil janggut si Perawat, namun si Perawat sedikit menghindar.

Si Perawat berjalan menjauh, sang Veteran mengejarnya hingga mereka berkejaran.

31

Suara – suara tembakan

Sang Veteran

Perawat

Sang Veteran segera meraih tangan si Perawat untuk membawanya lari menghidari dari tembakan musuh dan ledakan granat.

Mereka bersembunyi.

32

Hening Sang Veteran

Perawat

Keadaan telah aman tak ada suara tembakan. Mereka muncul dari persembunyian dengan senyum yang merekah. Sang Veteran Muda kembali ingin menjawil janggut si perawat, tapi si perawat lari

Page 17: CONTOH NASKAH PANTOMIM

menghindar, sang Veteran mengejar dan meraih tangannya untuk mengajak ke sebuah taman kecil.

Mereka berhadapan, mereka berpandangan. Mereka Jatuh Cinta! Sang Veteran muda memetik sekuntum bunga lalu berjalan mendekat hendak menyelipkan bunga di antara rambut dan telinga perawat tapii….

33

Satu Tembakan menggema

Lampu berubah biru muda.

Sang Veteran

Perawat

Satu tembakan mengenai punggung Perawat seketika itu juga si Perawat jatuh lungsai dalam dekapan sang Veteran muda.

34

Lagu Putih- putih Melati

Lampu biru muda menerangi mereka berdua

Sang Veteran

Perawat

Sang Veteran mendekap erat tubuh Perawat dengan mata berkaca-kaca. Perlahan si Perawat lepas dari dekapannya, pergi sambil melambaikan tangan.

35

Hening Lampu perlahan berubah terang.

Sang Veteran

Badut

Sang Veteran kembali menua. Ia berjalan ke kursi kayu, duduk sambil mendekap sebingkai foto. Kembali ia memandangi foto itu sambil mengusap airmatanya.

Si badut datang dengan tawa ejekannya. Ia membawa jam weker lalu membunyikan di dekat telinga sang Veteran yang tengah melamun panjang.

Sang Veteran tersadar, perlahan ia beranjak dari tempat duduk

Page 18: CONTOH NASKAH PANTOMIM

mengembalikan foto ke dinding lalu duduk kembali sambil terbatuk-batuk. Ia mengambil segelas air untuk melegakan tenggorokannya.

36

Hening Lampu menerangi sang Veteran.

Sang Veteran

Sang Veteran terdiam.

Mas Kini dan Keresahan dan Para Penguasa Gila

37

Kursi Kayu

Musik bernuansa Industri

Lampu berubah-ubah: Hijau, biru, merah, kuning.

Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi.

Sang Veteran

Pejabat berdasi: telanjang dada, Berdasi, berhidung merah bulat diujungnya, berkacamata hitam, bersepatu hitam dan membawa tas warna silver mengkilap.

Orang-orang berdasi muncul, mereka tampak sibuk sekali. Berjalan hilir mudik. Sesekali berhenti dan tertawa sombong. Mereka berlari-lari saling mendahului berebut menjadi yang pertama. Mereka terus berjalan sambil menghitung uang dan sesekali tertawa sombong.

(Adegan ini perlu koreografi gerak)

38

Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri.

Suara deru kereta api dan peluit panjang

Lampu mulai focus berwarna sebagian biru dan merah.

Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi

Sang Veteran

Badut

Si Badut muncul menggeret kereta berputar sambil tertawa-tawa dan menuding-nuding sesuatu. Ia berhenti setelah berputar satu kali. Berhenti di pojok kiri depan, kereta melintang. Ia masih tertawa-tawa.

39

Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri.

Suara deru kereta api dan peluit panjang

Lampu warna biru menyinari panggung

Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi

Sang Veteran

Badut

Sang Veteran berjalan sambil terbatuk-batuk. Ia membuka pintu. Matanya tampak bingung dan wajahnya ketakutan.

Page 19: CONTOH NASKAH PANTOMIM

40

Kereta kayu datang mengusung benda-benda atau makanan ber merek terkenal dan elektronik produk luar negri.

Suara deru kereta api dan peluit panjang

Lampu warna biru menyinari panggung

Orang-orang berdasi atau Pejabat berdasi

Sang Veteran

Badut

Perawat.

Perawat datang membawa setangkai bunga, ia memandangi sang Veteran dari kejauhan, ia hendak memberikan setangkai bunga itu dari kejauhan. Setangkai bunga itu terjatuh.

Badut masih tertawa-tawa.

Page 20: CONTOH NASKAH PANTOMIM