Contoh Mini Projek

download Contoh Mini Projek

of 9

description

ert

Transcript of Contoh Mini Projek

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dan ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin (Greenspan et.al dikutip dari Rizal, 2008). Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006, seseorang didiagnosa menderita Diabetes Mellitus jika mempunyai kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Manifestasi klinis Diabetes Mellitus yang sangat khas adalah meningkatnya frekuensi berkemih (poliuria), rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, serta penurunan berat badan ( Price, 2005). Dalam suatu analisis yang dilakukan olah Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 menyebutkan bahwa penderita Diabetes Mellitus yang berjumlah 194 juta jiwa atau 5 ,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia yang berusia 20 hingga 79 tahun menderita DM dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa. Menurut estimasi data WHO maupun IDF (International Diabetes Federation), memaparkan data angka kasus diabetes di Indonesia berdasarkan hasil survey tahun 2008 menempati urutan ke empat tertinggi di dunia setelah Cina, India dan Amerika, yaitu 8,4 juta jiwa dan diperkirakan jumlahnya melebihi 21 juta jiwa pada tahun 2025 mendatang. Dalam profil Kesehatan Indonesia tahun 2005, Diabetes Mellitus berada pada urutan ke enam dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia (Departemen Kesehatan RI, 2007). Berdasarkan informasi American Diabetes Association (ADA) 2005, ada peningkatan drastis komplikasi penyakit diabetes sejak 2001 hingga 2004. Pada 2001, penderita diabetes mellitus beresiko mengalami penyakit kardiovaskuler hingga 32%. Sedangkan pada tahun 2004 angkanya meningkat 11%, yaitu mencapai 43%. Begitu juga dengan resiko yang mengalami hipertensi. Tahun 2001, 38% penderita diabetes mellitus mengalami hipertensi. Tahun 2004 angkanya mencapai 69% atau meningkat 31% (Wulandari, 2009). Dengan demikian sebetulnya kematian pada Diabetes terjadi tidak secara langsung akibat hiperglikemianya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Apabila dibandingkan dengan orang normal, maka penderita DM 5 x Iebih besar untuk timbul gangren, 17 x Iebih besar untuk menderita kelainan ginjal dan 25 x Iebih besar untuk terjadinya kebutaan (Permana, 2009). Menurut Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Sidartawan Soegondo, resiko kematian penderita diabetes 4 - 5 kali lebih besar dibandingkan nondiabetik dengan penyebab kematian 50% akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 30% akibat gagal ginjal. Mereka yang mengidap Diabetes Mellitus banyak yang menderita penyakit jantung koroner dengan prognosis lebih buruk bila mendapat serangan Infark Miokard Akut atau IMA (Sahab, 2006). Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dan didukung oleh teori, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mendorong seseorang untuk berupaya dalam melakukan pencegahan tehadap penyakit DM dan menghindari komplikasinya. Oleh karena itu, penulis menjadi tertarik untuk melakukan konseling mengenai pola makan pada penderita diabetes melitus berhubungan dengan upaya pencegahan komplikasi DM oleh penderita DM di Puskesmas Teladan Medan.

1.2. Perumusan Masalah

1.2.1Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam mini project ini adalah meningkatkatnya persentase komplikasi pada pasien DM.

1.2.2.Analisis sebab akibat masalah Penyakit DM merupakan penyakit kronis yang membutuhkan penatalaksanaan yang tepat. Penatalaksanaan DM diantaranya adalah pola makan yang tepat untuk penderita DM, aktivitas fisik berupa olah raga, dan pengobatan yang rutin. Apabila hal tersebut sudah diikuti oleh penderita DM maka pencegahan terhadap komplikasi akan tercapai. Oleh karena itu, penulis membuat mini perojek berupa konseling pengaturan pola makan pada pasien DM untuk mencegah terjadinya komplikasi DM pada pasien DM di Puskesmas Teladan Medan.

1.3.Tujuan

1.3.2.Tujuan Umum Melaksanakan kegiatan internship berupa mini project sebagai usaha kesehatan masyarakat (UKM) di Puskesmas Teladan.

1.3.3.Tujuan Khusus a.Meningkatkan pemahaman penderita DM terhadap pentingnya pengontrolan kadar gula darah melalui pengaturan pola makan DM yang sesuai b.Mengetahui tingkat pemahaman penderita DM tentang penyakitnya

1.4. Manfaat 1.4.1. Penderita DM Penderita DM mengerti dan memahami pola makan yang sesuai untuk penderita DM

1.4.2. Peserta Intership Melatih kemampuan peserta untuk manajemen suatu kegiatan dan mengulang kembali ilmu-ilmu medis yang telah dipelajari.

1.4.3. Puskesmas Teladan Sebagai masukan bagi puskesmas untuk melakukan konseling terhadap pasien DM sehingga mereka bisa mengontrol kadar gula darahnya dan terhindar dari kompilkasi DM

BAB 3 METODE

3.1. Persiapan Surat Permohonan Surat permohonan dilakukannya Konseling Pola Makan Pada Pasien DM oleh Puskesmas Teladan ditujukan kepada pasien DM puskesmas Teladan Medan. 2.Alat dan Bahan a.Leaflet b.Food model c.LCD d.Komputer (Laptop) e.Pointer 3.Tempat Ruangan/Aula konseling Puskesmas Teladan Medan 4.Tenaga a.Tenaga pelatih/narasumber b.Tenaga administrasi c.Tenaga penyedia alat

3.2. Pengumpulan Peserta Konseling Sebelum dilakukan konseling, puskesmas menyampaikan surat permohonan dilakukannya konseling. Narasumber menunggu pasien di ruangan konseling, pasien masuk satu per satu ke dalam ruangan konseling untuk diberikan konseling pola makan pada pasien DM, dan menunjukkan contoh porsi makanan yang boleh dikonsumsi pasien melalui food model. Sasaran: pasien DM

BAB 4 LAPORAN KONSELING 3.1. Laporan Konseling Pengaturan diet pada penderita DM tipe 2 Table 1. Daftar peserta No Nama Umur (tahun) KDGs (mg/dL) BB (kg) TB (cm) Kebutuhan kalori/hari Ny. Zainun 66 256 49 148 1470 Ny. Nur Hayati 58 309 58 153 1740 Ny. Tiamas 69 280 59 163 1770 Tn. Suhardi 60 369 74 164 1500 Ny. Ernawati 55 301 40 142 1600 Ny. Manita 62 340 43 147 1700 Tn. Hendra 56 295 44 166 2100 Tn. Ramdhan 66 276 67 157 1700 Tn. Jafur 76 315 59 155 1400 Tn. Oloan 56 390 68 162 1800 Tn. Sabaruddin 70 298 55 170 2100 Tn. Abd. Rahman 73 350 56 162 1600 Tn. Hercules 56 330 60 160 1800 Ny .Intan 53 358 62 155 1300

20 3.1.Contoh menu sehari diet DM Table 2. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 2100 Kalori Waktu Nama Masakan Nama Bahan Berat (g) URT PagiNasi putih Beras 100 gelas Telur dadar Telur 40 1butir Sup sawi + wortel + tahu Sawi 100 Wortel 25 Tahu 50 biji Minyak 5 sdm Pepaya 100 1 potong Snack susu 200 1 gelas Siang Nasi putih 200 1 gelas Daging sambal Daging 50 1 potong Tahu 50 potong Cah jagung muda + Kembang kol Jagung muda 100 Kembang kol 50 Minyak 100 1 sdm Snack Pisang 100 2 buah sedang Malam Nasi putih Beras 150 gelas Semur ikan Ikan 50 1 potong Kecap Tempe goring tempe 50 Sayur bening jagung muda+sawi+tauge Jaging muda 100 Sawi Tauge Minyak goreng 10 1 sdm Apel Apel 100 1 buah

22 Table 4. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1700 Kalori Waktu Nama Masakan Nama Bahan Berat (g) URT PagiNasi putih 100 gelas Telur dadar Telur 75 2 butir Sayur bening labu+sawi Labu 50 Sawi Minyak 5 sdm Snack Susu +Pepaya Susu 200 1 gelas Papaya 100 1 potong Siang Nasi putih 150 gelas Asam padeh ikan Ikan 50 1 potong Tumis kangkung Kangkung 100 Minyak 5 sdm Snack Pisang Pisang ambon 100 2 buah Malam Nasi putih 150 gelas Sop ayam+wortel+tahu Ayam 50 1 potong Wortel 50 Tahu 50 biji Sayur bening sawi+tauge Sawi Tauge Apel Apel 100 1 buah

23 Table 5. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1500 Kalori Waktu Nama Masakan Nama Bahan Berat (g) URT PagiNasi putih 100 gelas Ayam goring Ayam 50 1 potong Sayur bening sawi Sawi Minyak 5 sdm Snack Pepaya +susu Pepaya 100 1 potong sedang Susu 200 1 gelas Siang Nasi putih 150 gelas Tumis ikan+tempe Ikan 50 1 potong Tempe 50 1 potong Cah jagung muda + Minyak 5 sdm Sayur bening lobak+tauge Lobak Tauge Snack Pisang Pisang ambon 50 1 buah Malam Nasi putih 100 gelas Semur telur Telur 40 1 butir Kecap 25 Sayur bening bayam Bayam 50 Minyak 5 1 sdm Apel Apel 100 1 buah

24 3.2.Daftar Bahan Makanan Penukar Daftar bahan makanan penukar yang digunakan adalah bahan makanan penukar II yaitu suatu daftar nama bahan makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang yang diberikan oleh rumah sakit. Setiap kelompok bahan makanan mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama. Menurut (Arisman, 2002) bahan makanan dikelompokkan menjadi 7 bagian yaitu: a.Golongan 1 : Bahan Makanan Sumber Karbohidrat1 Satuan Penukar = 175 kalori , 4 gr protein, 40 gr karbohidrat Tabel 6. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat Bahan Makanan URT Berat (gr) Nasi gls 100 Nasi tim 1 gls 200 Bubur beras 2 gls 400 Nasi jagung gls 100 Talas 1 bj bsr 200 Ubi 1 bj sdg 150 Roti putih 4 iris 80 b.Golongan 2 : Bahan Makanan Sumber Protein Hewani1 Satuan Penukar = 95 kalori, 10 gr protein, 6 gr lemak Tabel 7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Bahan Makanan URT Berat (gr) Daging sapi 1 ptg sdg 50 Daging ayam 1 ptg sdg 50 Telur ayam 2 btr 60 Ikan segar 1 ptg sdg 50 Udang basah 0 gls 50

c.Golongan 3 : Bahan Makanan Sumber Protein Nabati1 Satuan Penukar = 80 kalori, 6 gr protein, 3 gr lemak, 8 gr karbohidrat Tabel 8 . Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati Bahan Makanan URT Berat (gr) Kacang hijau 20 sdm 25 Kacang kedele 20 sdm 25 Kacang merah 20 sdm 25 Oncom 2 ptg sdg 50 Tahu 1 bj bsr 100 Tempe 2 ptg sdg 50 d.Golongan 4 : Sayuran1.Sayuran A Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat. 2.Sayuran B 1 Satuan Penukar 1 gls (100 gr) = 25 kalori , 1 gr protein, 5 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, papaya muda. 3. Sayuran C 1 Satuan Penukar 1 gls (100 gr) = 50 kalori, 3 gr protein, 10 gr karbohidrat Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.

26 e.Golongan 5 : Buah-buahan1 Satuan Penukar = 40 kalori, 10 gr karbohidrat Tabel 9. Makanan Penukar dari Sumber Buah-buahan Bahan Makanan URT Berat (gr) Alpukat 1 bh bsr 50 Apel 1 bh bsr 75 Belimbing 1 bh bsr 125 Duku 15 bh 75 Jambu air 2 bh sdg 100 Jambu biji 1 bh sdg 100 Jeruk manis 1 bh bsr 100 Mangga 1 bh sdg 50 Nanas 1/6 bh sdg 75 Papaya 1 ptg sdg 100 Pir 1 bh 100 Pisang ambon 1 bh sdg 75 Pisang raja 2 bh kcl 50 Semangka 1 ptg sdg 150 f.Golongan 6 : Susu1 Satuan Penukar = 110 kalori, 7 gr protein, 9 gr karbohidrat, 7 gr lemak Tabel 10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Bahan Makanan URT Berat (gr) Susu sapi 1 gls 200 Susu kambing 1 gls 150 Susu kental manis 1 gls 100 Tepung susu skim 4 sdm 20 Yoghurt 1 gls 200

27 g.Golongan 7 : Minyak1 Satuan Penukar = 45 kalori, 5 gr lemak Tabel 11. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Bahan Makanan URT Berat (gr) Minyak goring 1 sdm 5 Minyak ikan 1 sdm 5 Margarin 1 sdm 5 Kelapa 1 ptg kcl 30 Kelapa parut 5 sdm 30 Lemak sapi 1 ptg kcl 5 Keterangan : Bh = buah Gr = gram Bj = biji Kcl = kecil Btg = batang Ptg = potong Btr = butir Sdg = sedang Bsr = besar Sdm = sendok makan Gls = gelas (240 ml) Sdt = sendok teh

BAB 5 DISKUSI

5.1. Evaluasi Proses Pelaksanaan Proses pelaksanaan konseling pengaturan pola makan pada pasien DM yang dilaksanakan pada tanggal 05 dan 09 Mei 2014 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan perencanaan. Konseling dilaksanakan di ruangan konseling Puskesmas Teladan Medan.

5.2. Evaluasi Prasarana Prasarana yang ada telah memadai, yaitu tempat, alat peraga (food model), dan bahan. Alat peraga (food model) yang tersedia cukup lengkap sehingga memudahkan pasien untuk memahami porsi makanan yang dibutuhkannya.

5.3. Evaluasi Peserta Penyuluhan Evaluasi konseling pengaturan pola makan pada pasien DM dilakukan dengan menanyakan terlebih dahulu bagaiman pola makan si pasien, kemudian penulis (konselor) menjelaskan tentang bagaimana seharusnya pengaturan pola makan yang tepat bagi penderita DM. Setiap pasien memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap apa yang penulis (konselor) jelaskan sehingga membutukahkan waktu yang lebih lama supaya pasien benar-benar paham pengaturan pola makan yang seharusnya mereka ikuti.

5.4. Evaluasi Secara Keseluruhan Kegiatan Konseling Pengaturan Pola Makan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Dari hasil evaluasi, pemaham pasien cukup baik. Hal ini terlihat dari, pengulangan penjelasan yang telah penulis (konselor) berikan dapat pasien jelaskan ulang dengan benar. 29 Untuk mengetahui keberhasilan konseling diharapkan kepada pihak puskemas untuk melakukan kegiatan tindak lanjut. Tindak lanjut dari konseling ini bertujuan untuk memantau dan menilai kepatuhan pasien terhadap pola makan yang telah dijelaskan sebelumnya melalui hasil pemeriksaan KGD pasien. Kegiatan konseling ini juga sebaiknya tetap dilakukan kepada setian pasien DM yang berobat ke Puskesmas Teladan Medan untuk mengurangi kejadian komplikasi pada pasien DM. Dalam hal ini,diperlukan kerjasama pasien DM dengan pihak penyelenggara kegiatan. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Pengaturan diet (pola makan) yang tepat bagi penderita DM dapat mencegah terjadinya komplikasi DM. Berdasarkan konseling DM yang telah penulis lakukan pada tanggal 5-7 Mei 2014 terhadap 14 pasien DM yang ada di Puskesmas Teladan Medan didapati bahwa 14 pasien tersebut memiliki kadar gula darah (KGD) yang tidak terkontrol, terlihat dari KGD sewaktu yang berada >200 mg/dl, selain itu kurangnya pemahaman mereka terhadap pengaturan pola makan yang tepat untuk penderita DM. Dengan konseling diet DM yang diberikan penulis, penderita DM menjadi lebih paham dan mengerti diet yang tepat bagi penderita DM sehingga komplikasi DM bisa dicegah lebih dini.6.2. Saran Konseling pengaturan pola makan pada pasien DM hendaknya dilakukan secara terus menerus, selain untuk melatih keterampilan sebagai kader kesehatan di sekolah, dapat juga diberikan materi-materi lain demi peningkatan mutu sumber daya manusia dengan siswa-siswi sebagai pilar generasi penerus bangsa.