CONTOH METODE

11
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian adalah Observasional - kasus-kontrol,-case-control- yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh antara keadaan lingkungan fisik rumah penghuni kasus tuberkulosis paru dan yang bukan kasus tuberculosis (kontrol) di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. 3.1.1 POPULASI Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita tuberkulosis paru di kecamatan Tanggulangin kabupaten Sidoarjo yang mendapat pengobatan di puskesmas Kecamatan Tanggulangin berdasarkan data dari Puskesmas Tanggulangin antara bulan Januari sampai bulan Desember 2008, yang rumahnya tidak mengalami perubahan baik sebelum maupun sesudah terdiagnosis tuberkulosis, yaitu sebanyak 50 orang. 3.1.2 SUBYEK PENELITIAN Pada penelitian ini tidak ditarik sampel, subyek penelitian meliputi seluruh populasi yaitu sebesar 50 orang penderita kasus, dan ditambah 50 orang kontrol.(tidak menderita tuberculosis paru) 1

Transcript of CONTOH METODE

Page 1: CONTOH METODE

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian adalah Observasional - kasus-

kontrol,-case-control- yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh antara keadaan lingkungan

fisik rumah penghuni kasus tuberkulosis paru dan yang bukan kasus tuberculosis (kontrol)

di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.

3.1.1 POPULASI

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita tuberkulosis paru di kecamatan

Tanggulangin kabupaten Sidoarjo yang mendapat pengobatan di puskesmas Kecamatan

Tanggulangin berdasarkan data dari Puskesmas Tanggulangin antara bulan Januari sampai

bulan Desember 2008, yang rumahnya tidak mengalami perubahan baik sebelum maupun

sesudah terdiagnosis tuberkulosis, yaitu sebanyak 50 orang.

3.1.2 SUBYEK PENELITIAN

Pada penelitian ini tidak ditarik sampel, subyek penelitian meliputi seluruh populasi

yaitu sebesar 50 orang penderita kasus, dan ditambah 50 orang kontrol.(tidak menderita

tuberculosis paru)

Kontrol adalah penduduk yang tidak menderita tuberkulosis pada Kecamatan

Tanggulangin yang berkunjung ke Puskesmas Tanggulangin, yang kondisi rumahnya tidak

mengalami perubahan antara bulan Januari – Desember 2008., diambil secara simple

random sampling

3.1.3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo pada bulan Pebruari 2009 sampai dengan April 2009. Jadwal dalam

tahap-tahap perencanaan hingga pelaksanaan penelitian dimuat dalam tabel III.1.

1

Page 2: CONTOH METODE

Tabel III.1

Susunan jadwal pelaksanaan proses penelitian tahap demi tahap

Tanggal Kegiatan

Januari 2009 Persiapan sampai dengan penulisan

Proposal

1- 15 Pebruari 2009 Pengajuan ijin lokasi

15-28 Pebruari

2009

Persiapan alat,kuesioner dan pelatihan

petugas

1-15 Maret Persiapan lapangan

15 Maret- 15 April

2009

Pelaksanaan dilapangan

15 – 30 April 2009 Penulisan Lapoiran

3.1.4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

(1) Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara. Rumah

responden akan langsung diperiksa secara visual untuk kepadatan kamar, pencahayaan

dan ventilasi. Untuk data kelembaban diukur dengan Hygrometer, sedangkan suhu

diukur menggunakan Thermometer ruangan. Responden juga akan di wawancara dengan

acuan kuisioner.

Dalam penelitian ini, prosedur observasi dibantu oleh Bagian Pemberantasan

Penyakit Menular dan Bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tanggulangin, serta

perangkat desa terkait.

b. Data sekunder

Data sekunder didapatkan dari data yang ada di Puskesmas kecamatan

Tanggulangin kabupaten Sidoarjo, yaitu seluruh data tentang pasien yang menderita

2

Page 3: CONTOH METODE

penyakit TB paru selama tahun 2008, baik yang masih dalam pengobatan, maupun yang

sembuh dalam tahun 2008.

(2) Pengolahan Data

Data mentah yang didapat dari hasil wawancara berdasarkan kuisioner yang diolah

ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi secara manual.

(3) Analisa Data

a. Data Kelayakan Hunian Berdasarkan Kepadatan Hunian, Pencahayaan Dan Ventilasi

Untuk kepadatan hunian, pencahayaan dan ventilasi dikategorikan dalam skala nominal yaitu tidak memenuhi syarat dan memenuhi syarat (lihat tabel III.2), masing- masing variabel diberikan nilai

minimal 1 dan maksimal 2, sehingga dari ketiga variabel (kepadatan, pencAhayaan, dan

suhu) diperoleh nilai tertinggi 6.

Penetapan skor kategori keadaan fisik rumah subyek penelitian, sebagai berikut

:

a. Memenuhi Syarat : skor 5 - 6

b. Tidak memenuhi syarat : skor 3 - 4

Tahap berikut data diuji hipotesa mengunakan analisis komparatif dua sampel independen data nominal dengan rumus Kai Kuadrat dua sampel. Namun data tersebut juga diberikan skoring yang dapat diperingkatkan, maka data tersebut juga sekaligus merupakan data ordinal. Oleh karena itu data - data tersebut juga diuji hipotesa menggunakan rumus Mann Whitney Test dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Tabel III.2

Kategori data nominal untuk kepadatan hunian, pencahayaan dan ventilasi

No Variabel Keadaan yang didapat Kategori Skor

1. Kepadatan

hunian

a. Jumlah kamar sesuai

dengan jumlah

Memenuhi

syarat

2

3

Page 4: CONTOH METODE

penghuni

b. Jumlah kamar tidak

sesuai dengan jumlah

penghuni

Tidak

memenuhi

syarat

1

2. Pencahayaan a. Cukup terang Memenuhi

syarat

2

b. Kurang terang /

cenderung gelap

Tidak

memenuhi

syarat

1

3. Ventilasi a. Ventilasi cukup (≥10%

dari luas lantai

ruangan)

Memenuhi

syarat

2

b. Ventilasi tidak cukup

(<10% dari luas lantai

ruangan)

Tidak

memenuhi

syarat

1

Sumber : Parameter Survey Kesehatan Nasional 2002 (modifikasi)b. Data Kelembaban dan Suhu

Suhu dan kelembaban dikategorikan dalam skala interval berdasarkan data mentah kelembaban dalam satuan persen dan suhu dalam satuan derajat Celcius, kemudian data tersebut diuji hipotesa menggunakan analisis komparatif dua sampel independen data interval dengan rumus t-test dua sampel.

c. Semua variabel yang dianalisa gabungan (Kepadatan hunian, ventilasi, pencahayaan alami) dinyatakan sebagai faktor yang dikatagorikan dalam 2 resiko (+ atau-), dihitung Ratio Odds=RO, dengan, ketentuan sebagai berikut: :

KASUSKONTROL RESIKO

+RESIKO

-

RESIKO + A bRESIKO - C d

4

Lanjutan tabel III.2

Page 5: CONTOH METODE

Bila RO =1, maka pajanan bukan sebagai faktor resiko. Bila RO >1, maka pajanan merupakan faktor resiko. Bila RO <1, maka pajanan merupakan faktor protektif.

RO =adbc

3.1.5 Variabel Penelitian

(1) Variabel Dependen

Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian penyakit TB

paru pada penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin.

(2) Variabel independen

Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah sanitasi rumah, yang

dilihat dari masing-masing variabel sanitasi (ventilasi, suhu, kepadatan penghuni,

penerangan alami, kelembaban) .

3.2. DEFINISI OPERASIONAL

3.2.1 Kepadatan hunian

Merupakan jumlah kamar di dalam rumah dibanding dengan jumlah penghuni

rumah, dapat dilihat dalam tabel III.3.

Tabel III.3

Jumlah kamar tidur dibanding jumlah penghuni, yang memenuhi syarat dengan skor 2

No Jumlah kamar minimal Jumlah penghuni

1. Satu 2 orang

2. Dua 3 orang

3. Tiga 5 orang

4. Empat 7 orang

5. Lima atau lebih 10 orang

5

Page 6: CONTOH METODE

Sumber : Sutopo Patria Jati; Rumah Sehat

Apabila jumlah kamar didalam rumah dibanding dengan jumlah penghuni

rumah tidak sesuai dengan tabel tersebut di atas, maka dikatakan tidak memenuhi syarat

dan diberi skor 1.

3.2.2 Pencahayaan

Adalah kondisi pencahayaan alami yang masuk kedalam rumah melalui jendela,

atau genteng kaca, apakah sudah cukup terang, atau kurang terang sehingga didalam

rumah cenderung tampak gelap. Dalam penelitian ini peneliti tidak mengukur tiap rumah

menggunakan Lux Meter, sehingga data dikumpulkan hanya dari pengamatan di

lapangan dan wawancara.

3.2.3 Ventilasi

Ventilasi digunakan untuk pergantian udara, udara perlu diganti agar mendapat

kesegaran badan selain itu agar kuman-kuman penyakit dalam udara antara lain bakteri

dan virus dapat keluar dari ruangan sehingga tidak menjadikan penyakit.

Ventilasi yang baik, harus memenuhi syarat, yaitu luas lubang ventilasi tetap

minimal 5 % dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat

dibuka dan ditutup) minimal 5 % dari luas lantai. Jumlah keduanya menjadi 10% dari

luas lantai ruangan.

Dalam penelitian ini selain melakukan pengamatan langsung di lapangan,

ventilasi dinyatakan memenuhi syarat bila pada tiap kamar terdapat satu atau lebih

jendela yang menghadap langsung keluar. Bila pada kamar terdapat jendela namun tidak

berhubungan langsung dengan luar atau bahkan tidak ada jendela sama sekali, maka

dikategorikan sebagai tidak memenuhi syarat.

3.2.4 Kelembaban Udara

Secara umum selain diukur dengan Hygrometer, kelembaban udara dirumah

penduduk dievaluasi dari wawancara terhadap kondisi dinding rumah mereka, apakah

dinding rumah mereka tampak kering bersih, atau seperti ada bekas rembesan air, atau

bahkan berlumut. Dinding rumah yang menunjukkan gambaran seperti bekas rembesan

6

Page 7: CONTOH METODE

air atau bahkan berlumut, menunjukkan rumah tersebut memiliki kelembaban cenderung

tinggi. Pada survey dilapangan, pengukuran dengan Hygrometer akan menjelaskan

kelembaban udara rumah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 40-60 % dan kelembaban

udara yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu < 40 % atau > 60 % (Depkes RI, 1989).

3.2.5 Suhu

Suhu yang dimaksud merupakan keadaan panas atau dinginnya udara ada dalam

rumah dievaluasi dari hasil wawancara, apakah sering terasa panas, atau malah

cenderung terasa sejuk. Berdasarkan indikator pengawasan perumahan, suhu rumah yang

memenuhi syarat kesehatan adalah antara 20-25 ºC, dan suhu rumah yang tidak

memenuhi syarat kesehatan adalah < 20 ºC atau > 25 ºC.

Pengamatan dilapangan akan mengukur suhu kamar tiap rumah subyek penelitian

dengan Thermometer ruangan untuk nantinya dibandingkan apakah ada perbedaan antara

kasus dan kontrol.

3.3 KERANGKA KONSEP

Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 :

7

Page 8: CONTOH METODE

Yang Diteliti :

Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian

8

Penderita Positif TB Paru

Faktor yang mempengaruhi

Faktor Intrinsik-Usia-Jenis Kelamin-Imunitas

Faktor Ekstrinsik-Sosial ekonomi-Budaya-Pendidikan-Pekerjaanungan

Kepadatan hunian rumah

Ventilasi rumah Pencahayaan alami

rumah Kelembaban Suhu udara

Bukan Pundit TB Paru(Kontrol)

Kepadatan hunian rumah

Ventilasi rumah Pencahayaan alami

rumah Kelembaban Suhu udara

KOMPERATIF

Lingkungan