Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

5
MATRIKS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI N A M A : MELDI AMIJAYA STAMBUK : E28110112 USULAN JUDUL TEKNIK PENGENDALIAN LALAT BUAH Bactrocera dorsalis Hend. DENGAN PENGGUNAAN ATRAKTAN ALAMI TUMBUHAN VITEKS (Viteks negundo L). UNTUK MENGURANGI POPULASI DI HAMPARAN PERTANAMAN CABAI DI KECAMATAN SIGI BIROMARU PERUMUSAN MASALAH Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru merupakan salah satu daerah sentra produksi cabai di Kabupaten Sigi dengan intensitas penanaman yang tergolong cukup tinggi karena lahan- lahan pertanian yang ada hampir tidak pernah diberokan. Keadaan tersebut menyebabkan tersedianya sumber makanan bagi hama lalat buah secara terus menerus sehingga kepadatan populasinya juga selalu meningkat. Cara pengendalian lalat buah yang dilakukan oleh petani cabai di desa tersebut adalah dengan menyemprotkan insektisida pada pertanaman cabai yang telah berbuah, dan biasanya dilakukan oleh orang per orang sehingga aplikasi insektisida tersebut menjadi tidak efektif karena selain larva lalat buah terlindung di dalam daging buah, penyemprotan insektisida yang dilakukan oleh orang per orang juga tidak dapat mengurangi populasi di hamparan pertanaman karena lalat buah dapat terbang dan berpindah dari pertanaman cabai yang

Transcript of Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

Page 1: Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

MATRIKS  PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

 

N A M A                     :          MELDI AMIJAYA

STAMBUK                :           E28110112

USULAN JUDUL

TEKNIK PENGENDALIAN LALAT BUAH  Bactrocera dorsalis Hend. DENGAN

PENGGUNAAN ATRAKTAN ALAMI TUMBUHAN VITEKS (Viteks negundo L).

UNTUK MENGURANGI POPULASI DI HAMPARAN PERTANAMAN CABAI DI

KECAMATAN SIGI BIROMARU

PERUMUSAN MASALAH

     Desa Jono Oge Kecamatan Sigi Biromaru merupakan salah satu daerah sentra produksi

cabai di Kabupaten Sigi dengan intensitas penanaman yang tergolong cukup tinggi karena

lahan-lahan pertanian yang ada hampir tidak pernah diberokan. Keadaan tersebut

menyebabkan tersedianya sumber makanan bagi hama lalat buah secara terus menerus

sehingga kepadatan populasinya juga selalu meningkat.

            Cara pengendalian lalat buah yang dilakukan oleh petani cabai di desa tersebut adalah

dengan menyemprotkan insektisida pada pertanaman cabai yang telah berbuah, dan biasanya

dilakukan oleh orang per orang sehingga aplikasi insektisida tersebut menjadi tidak efektif

karena selain  larva lalat buah terlindung di dalam daging buah,  penyemprotan insektisida

yang dilakukan oleh orang per orang juga tidak dapat mengurangi populasi di hamparan

pertanaman karena lalat buah dapat terbang dan berpindah dari pertanaman cabai yang

disemprot ke pertanaman cabai yang tidak dilakukan penyemprotan.

Salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan insektisida pada pengendalian

hama lalat buah adalah dengan penggunaan bahan pemikat  dari bahan-bahan alami tumbuhan

yang mengandung eugenol melalui pemasangan perangkap kemudian dilakukan pemasangan

bahan pemikat tersebut secara bersama-sama oleh seluruh petani cabai di lahan kebunnya

Page 2: Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

masing-masing,  minimal pada hamparan yang sama.  Terdapat beberapa jenis tumbuhan yang

mengandung eugenol seperti minyak cengkeh, ekstrak , dan tumbuhan viteks.  Penggunaan

bahan pemikat tersebut  telah banyak dilaporkan efektif dalam menarik lalat buah  sehingga

dapat digunakan secara meluas sebagai salah satu komponen dalam mengembangkan konsep

pengendalian hama terpadu pada komoditas tanaman cabai.

            Masalah yang dihadapi petani dalam rangka pengendalian hama lalat buah dengan

penggunaan bahan pemikat tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang

berkaitan dengan penggunaan bahan alami tumbuhan tersebut sebagai bahan pemikat lalat

buah, sedang disisi lain bahan dasar bahan pemikat lalat buah tersebut cukup banyak dijumpai

dan bahkan untuk tanaman selasih dan viteks banyak tumbuh liar di dataran kota Palu, agar

biaya pengendalian yang dikeluarkan petani dapat dikurangi, sehingga pendapatannya

meningkat.

TUJUAN DAN KEGUNAAN

TUJUAN

1.      Petani sadar dan mengetahui bahwa terdapat teknik pengendalian lalat buah selain penggunaan

insektisida, yang dapat mengurangi dampak negatif penggunaan insektisida tersebut, dan

mengurangi biaya pengendalian sehingga pendapatannya dapat ditingkatkan.

2.      Petani dapat membuat ekstrak tumbuhan viteks secara sederhana tetapi memiliki efektivitas

tinggi dalam memikat lalat buah.

3.      Timbulnya usaha kecil menengah (UKM) di  daerah sasaran program praktek kerja lapangan

berupa pembuatan bahan pemikat lalat buah dari  bahan alami tumbuhan dengan harga yang

lebih murah sehingga dapat dijangkau oleh petani.

KEGUNAAN

     Kegunaan   yang dapat diperoleh  petani setelah kegiatan program PKL ini selesai

adalah :

1.      Terjadinya  adopsi  teknologi  dalam  pengendalian  lalat buah karena bertambahnya

pengetahuan dan keterampilan petani

2.      Petani lebih mudah mendapatkan bahan pemikat lalat buah, karena dapat  meramu  bahan-

bahan tersebut dari bahan utama ekstrak dari tumbuhan viteks secara sederhana.

Page 3: Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

3.      Mengurangi penggunaan dan ketergantungan insektisida dalam pengendalian  lalat buah,

sehingga dampak negatif akibat penggunaan insektisida dapat dikurangi.

RINGKASAN METODOLOGI

 (i).  Pembuatan bahan pemikat lalat buah            Pembuatan bahan pemikat lalat buah yang berupa tumbuhan viteks, dilakukan dengan cara:

1.      daun tumbuhan dicuci dan dipotong-potong kecil supaya lebih mudah untuk di blender,2.      daun  yang sudah dipotong-potong kecil kemudian diblender, dan perbandiganya 5kg daun

viteks dengan 1liter air, Masing-masing daun tumbuhan  yang telah diblender  di masukkan ke dalam wadah baskom plastik kemudian dtambahkan / direndam   air suling (air aquades) sebanyak 1 liter.  Waktu direndaman dilakukan selama 1 x 24 jam, atau 2 x 24 jam.

3.      Selanjutnya dilakukan penyulingan secara sederhana,  yaitu  menggunakan botol untuk menampung hasil sulingan, sedangkan pada bagian mulut botol dipasang kertas saring.   Larutan ekstrak yang telah direndam kemudian dimasukkan ke dalam botol saring melalui mulut botol yang telah dipasang kertas saring. Hasil saringan tersebut kemudian disimpan untuk dijadikan sebagai bahan pemikat

(ii).  Pembuatan  bahan  perangkap dari bekas botol minuman air mineral  (aqua)

            Bahan perangkap berupa botol bekas minuman air mineral  dibuat dengan cara:

 memotong mulut botol tersebut, kemudian mulut botol dimasukkan menghadap ke

dalam.  Agar potongan tersebut tidak goyang maka sebelum dimasukkan terlebih dahulu

dioleskan lem perekat sehingga pada saat dimasukkan dapat merekat pada potongan botol

liannya.  Selanjutnya diberi kawat sebagai tempat untuk menggantungkan pada tanaman yang

akan diaplikaskan

Gambar  1.  Model perangkap tipe steiner trap yang dimodifikasi yang terbuat dari botol bekas

minuman air mineral

(iii).   Cara mengaplikasikan ketanaman cabai

                 Cara mengaplikasikan daun viteks ketanaman cabai yaitu:

     Didalam 1 hektar tanaman cabai kita memasang 25  perangkap tipe steiner,setelah itu kita

memgambil kapas yang berukuran kecil ,kemudian dicelup kedalam atraktan daun viteks yang

sudah siap untuk di aplikasikan ketanaman.setelah itu kita masukkan kapas kedalam

perangkap yang sudah tersedia, setelah semua terpasang kita tinggal menunggu lalat buah

Page 4: Contoh matrix magang agroteknologi pertanian

datang dan terperangkap kedalam perangkap yang sudah tersedia.kerena atraktan daun viteks

ini mengandung bahan aktif metil eugenol yang mampu menarik datangya lalat buah.

LOKASI PKL

DESA JONO OGE ,KECAMATAN SIGI BIROMARU DAN LABORATORIUM

HAMA PENYAKIT.

KESEDIAAN SEBAGAI PEMBIMBING

NamaDosen : Kesediaan :

Bersedia/Tidakbersedia

TandaTangan :

Palu,                                        2011  

Disetujui:

Ketua Program Studi                                                Yang Bersangkutan

                …………………………………                                  ………………………………