Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

14
contoh makalah yang ada catatan kaki & daftar pustaka KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang informasi tentang catatan kaki dan daftar pustaka. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Gelumbang, 18 Oktober 2011 penyusun

Transcript of Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

Page 1: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

contoh makalah yang ada catatan kaki & daftar pustaka

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang catatan kaki dan daftar pustaka. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua orang yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Gelumbang, 18 Oktober 2011

penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................IDaftar Isi..........................................................................................II Bab 1 Pendahuluan                   i.       Latar Belakang..................................................................1                  ii.       Masalah.............................................................................1

Page 2: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

                 iii.       Tujuan...............................................................................1

Bab 2 Pembahasan 1.HUKUM INTERNASIOAL........................................................2 A. Pengertian Hukum Internasional.....................................2 B. Sejarah dan Perkembangan Hukum Internasional.....4 C. Sumber-sumber Hukum Internasional.......................8 D. Subyek Hukum Internasional.....................................9 E. Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional 12

Bab 3 Penutup                   i.       Kesimpulan .......................................................................13                  ii.       Saran.................................................................................13

Daftar Pustaka...........................................................................14

BAB 1PENDAHULUAN

          i.   Latar Belakang

Hukum adalah sesuatu sistem aturan yang mengikat seseorang dan

dikukuhkan oleh pemerintah. Jika seseorang atau suatu kelompok

melanggar hukum yang berlaku maka dia akan mendapat sanksi.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut kami menyajikan salah satu

materi tentang hukum.

         ii.   Perumusan Masalah

Bagaimana siswa bisa mengerti tentang hukum internasional.

        iii.   Tujuan

Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang hukum

internasional, serta macam-macam pembagiannya.

Page 3: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

BAB 2PEMBAHASAN

HUKUM INTERNASIOAL

A. Pengertian Hukum Internasional

Pada dasarnya yang dimaksud hukum internasional dalam pembahasan

ini adalah hukum internasional publik, karena dalam penerapannya,

hukum internasional terbagi menjadi dua, yaitu: hukum internasional

publik dan hukum perdata internasional.

Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum

yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara,

yang bukan bersifat perdata.

“Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas

hukum yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara,

dengan perkataan lain, hukum yang mengatur hubungan hukum perdata

antara para pelaku hukum yang masing-masing tunduk pada hukum

perdata yang berbeda”(Kusumaatmadja, 1999).

Awalnya, beberapa sarjana mengemukakan pendapatnya mengenai

definisi dari hukum internasional, antara lain yang dikemukakan oleh

Grotius dalam bukunya De Jure Belli ac Pacis(Perihal Perang dan Damai).

Menurutnya “hukum dan hubungan internasional didasarkan pada

kemauan bebas dan persetujuan beberapa atau semua negara. Ini

ditujukan demi kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri

di dalamnya ”.

Page 4: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

Sedang menurut Akehurst : “hukum internasional adalah sistem hukum

yang di bentuk dari hubungan antara negara-negara”

Definisi hukum internasional yang diberikan oleh pakar-pakar hukum

terkenal di masa lalu, termasuk Grotius atau Akehurst, terbatas pada

negara sebagai satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan

subjek-subjek hukum lainnya.

“Hukum internasional dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam hubungan-hubungan antara mereka satu dengan lainnya, serta yang juga mencakup :a. organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional satu dengan lainnya, hubungan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau antara organisasi internasional dengan negara atau negara-negara ; dan hubungan antara organisasi internasional dengan individu atau individu-individu ;b. peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-subyek hukum bukan negara(non-state entities) sepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu dan subyek hukum bukan negara tersebut bersangkut paut dengan masalah masyarakat internasional” (Charles Cheny Hyde).

Sejalan dengan definisi yang dikeluarkan Hyde, Mochtar

Kusumaatmadja mengartikan ’’hukum internasional sebagai keseluruhan

kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau

persoalan yang melintasi batas-batas negara, antara negara dengan

negara dan negara dengan subjek hukum lain bukan negara atau subyek

hukum bukan negara satu sama lain’’. (Kusumaatmadja, 1999; 2)

Berdasarkan pada definisi-definisi di atas, secara sepintas sudah

diperoleh gambaran umum tentang ruang lingkup dan substansi dari

hukum internasional, yang di dalamnya terkandung unsur subyek atau

pelaku, hubungan-hubungan hukum antar subyek atau pelaku, serta hal-

hal atau obyek yang tercakup dalam pengaturannya, serta prinsip-prinsip

dan kaidah atau peraturan-peraturan hukumnya.

Sedangkan mengenai subyek hukumnya, tampak bahwa negara tidak

lagi menjadi satu-satunya subyek hukum internasional, sebagaimana

pernah jadi pandangan yang berlaku umum di kalangan para sarjana

sebelumnya.

B. Sejarah dan Perkembangan Hukum Internasional

Page 5: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

Hukum internasional sebenarnya sudah sejak lama dikenal

eksisitensinya, yaitu pada zaman Romawi Kuno. Orang-orang Romawi

Kuno mengenal dua jenis hukum, yaitu Ius Ceville dan Ius Gentium,Ius

Ceville adalah hukum nasional yang berlaku bagi masyarakat Romawi,

dimanapun mereka berada, sedangkan Ius Gentium adalah hukum yang

diterapkan bagi orang asing, yang bukan berkebangsaan Romawi.

“Dalam perkembangannya, Ius Gentium berubah menjadi Ius Inter

Gentium  yang lebih dikenal juga dengan Volkenrecth (Jerman), Droit de

Gens (Perancis) dan kemudian juga dikenal sebagai Law of

Nations(Inggris)*)

“Sesungguhnya, hukum internasional modern mulai berkembang pesat

pada abad XVI, yaitu sejak ditandatanganinya Perjanjian Westphalia 1648,

yang mengakhiri perang 30 tahun (thirty years war) di Eropa. Sejak saat

itulah, mulai muncul negara-negara yang bercirikan kebangsaan,

kewilayahan atau territorial, kedaulatan, kemerdekaan dan persamaan

derajat. Dalam kondisi semacam inilah sangat dimungkinkan tumbuh dan

berkembangnya prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum internasional**)

__________*)Kusamaatmadja Mochtar, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung:Putra Abardin, 1999), p.50.**)Phartiana I Wayan, Pengantar Hukum Internasional, (Bandung:Mandar Maju, 2003),p.44.

Perkembangan hukum internasional modern ini, juga dipengaruhi oleh

karya-karya tokoh kenamaan Eropa, yang terbagi menjadi dua aliran

utama, yaitu golongan Naturalis dan golongan Positivis.

Menurut golongan Naturalis, prinsip-prinsip hukum dalam semua sistem

hukum bukan berasal dari buatan manusia, tetapi berasal dari prinsip-

Page 6: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

prinsip yang berlaku secara universal, sepanjang masa dan yang dapat

ditemui oleh akal sehat. Hukum harus dicari, dan bukan dibuat. Golongan

Naturalis mendasarkan prinsip-prinsip atas dasar hukum alam yang

bersumber dari ajaran Tuhan. Tokoh terkemuka dari golongan ini adalah

Hugo de Groot atau Grotius, Fransisco de Vittoria, Fransisco Suarez dan

Alberico Gentillis. (Mauna, 2003 ; 6)

Sementara itu, menurut golongan Positivis, hukum yang mengatur

hubungan antar negara adalah prinsip-prinsip yang dibuat oleh negara-

negara dan atas kemauan mereka sendiri. Dasar hukum internasional

adalah kesepakatan bersama antara negara-negara yang diwujudkan

dalam perjanjian-perjanjian dan kebiasaan-kebiasaan internasional.

Seperti yang dinyatakan oleh Jean-Jacques Rousseau dalam bukunya Du

Contract Social, La loi c’est l’expression de la Volonte Generale, bahwa

hukum adalah pernyataan kehendak bersama. Tokoh lain yang menganut

aliran Positivis ini, antara lain Cornelius van Bynkershoek, Prof. Ricard

Zouche dan Emerich de Vattel.

Pada abad XIX, hukum internasional berkembang dengan cepat, karena

adanya faktor-faktor penunjang, antara lain : (1) Setelah Kongres Wina

1815, negara-negara Eropa berjanji untuk selalu menggunakan prinsip-

prinsip hukum internasional dalam hubungannya satu sama lain,

(2). Banyak dibuatnya perjanjian-perjanjian (law-making treaties) di

bidang perang, netralitas, peradilan dan arbitrase, (3). Berkembangnya

perundingan-perundingan multilateral yang juga melahirkan ketentuan-

ketentuan hukum baru.

Di abad XX, hukum internasional mengalami perkembangan yang

sangat pesat, karena dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut: (1).

Banyaknya negara-negara baru yang lahir sebagai akibat dekolonisasi dan

meningkatnya hubungan antar negara, (2). Kemajuan pesat teknologi dan

ilmu pengetahuan yang mengharuskan dibuatnya ketentuan-ketentuan

baru yang mengatur kerjasama antar negara di berbagai bidang, (3).

Banyaknya perjanjian-perjanjian internasional yang dibuat, baik bersifat

bilateral, regional maupun bersifat global, (4). Bermunculannya

organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa

Page 7: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

dan berbagai organ subsidernya, serta Badan-badan Khusus dalam

kerangka Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyiapkan ketentuan-

ketentuan baru dalam berbagai bidang.(Mauna, 2003; 7)

C. Sumber-sumber Hukum Internasional

Pada azasnya, sumber hukum terbagi menjadi dua, yaitu: sumber

hukum dalam arti materiil dan sumber hukum dalam arti formal. Sumber

hukum dalam arti materiil adalah sumber hukum yang membahas materi

dasar yang menjadi substansi dari pembuatan hukum itu sendiri.

Sumber hukum dalam arti formal adalah sumber hukum yang

membahas bentuk atau wujud nyata dari hukum itu sendiri. Dalam bentuk

atau wujud apa sajakah hukum itu tampak dan berlaku. Dalam bentuk

atau wujud inilah dapat ditemukan hukum yang mengatur suatu masalah

tertentu.

Sumber hukum internasional dapat diartikan sebagai:

1. dasar kekuatan mengikatnya hukum internasional;

2. metode penciptaan hukum internasional;

3. tempat diketemukannya ketentuan-ketentuan hukum internasional

yang dapat diterapkan pada suatu persoalan konkrit. (Burhan Tsani, 1990;

14)

Menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-

sumber hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam

mengadili perkara, adalah:

1. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang

bersifat umum, maupun khusus;

2. Kebiasaan internasional (international custom);

3. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui

oleh negara-negara beradab;

4. Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli yang

telah diakui kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional

tambahan. (Phartiana, 2003; 197)

D. Subyek Hukum Internasional

Page 8: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau

pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.

Pada awal mula, dari kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional,

hanya negaralah yang dipandang sebagai subjek hukum internasional

Dewasa ini subjek-subjek hukum internasional yang diakui oleh

masyarakat internasional, adalah:

1.  Negara

Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban

Negara, kualifikasi suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam

hukum internasional adalah:

a. penduduk yang tetap;

b. wilayah tertentu;

c. pemerintahan;

d. kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain

2. Organisasi Internasional

Klasifikasi organisasi internasional menurut Theodore A Couloumbis dan

James H. Wolfe :

a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global

dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah

Perserikatan Bangsa Bangsa ;

b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan

maksud dan tujuan yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank,

UNESCO, International Monetary Fund, International Labor Organization,

dan lain-lain;

c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan

maksud dan tujuan global, antara lain: Association of South East Asian

Nation (ASEAN), Europe Union.

1.      Palang Merah Internasional

Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah

satu jenis organisasi internasional. Namun karena faktor sejarah,

keberadaan Palang Merah Internasional di dalam hubungan dan hukum

internasional menjadi sangat unik dan di samping itu juga menjadi sangat

strategis. Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan

Page 9: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

organisasi dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima

orang berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant dan

bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan

oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di

banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di

masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu

kemudian dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International

Committee of the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa,

Swiss. (Phartiana, 2003; 123)

2.    Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional

berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah

Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah di

Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai

pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum

internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya,

tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada

bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan

moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci

dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.

Oleh karena itu, banyak negara membuka hubungan diplomatik dengan

Tahta Suci, dengan cara menempatkan kedutaan besarnya di Vatikan dan

demikian juga sebaliknya Tahta Suci juga menempatkan kedutaan

besarnya di berbagai negara. (Phartiana, 2003, 125)

E. Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional

Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana hubungan antara

hukum internasional dan hukum nasional, yaitu: teori Dualisme dan teori

Monisme.

Menurut teori Dualisme, hukum internasional dan hukum nasional,

merupakan dua sistem hukum yang secara keseluruhan berbeda. Hukum

internasional dan hukum nasional merupakan dua sistem hukum yang

terpisah, tidak saling mempunyai hubungan superioritas atau subordinasi.

Berlakunya hukum internasional dalam lingkungan hukum nasional

Page 10: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

memerlukan ratifikasi menjadi hukum nasional. Kalau ada pertentangan

antar keduanya, maka yang diutamakan adalah hukum nasional suatu

negara.

Sedangkan menurut teori Monisme, hukum internasional dan hukum

nasional saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut teori Monisme,

hukum internasional itu adalah lanjutan dari hukum nasional, yaitu hukum

nasional untuk urusan luar negeri. Menurut teori ini, hukum nasional

kedudukannya lebih rendah dibanding dengan hukum internasional.

Hukum nasional tunduk dan harus sesuai dengan hukum internasional.

(Burhan Tsani, 1990; 26)

BAB 3PENUTUP

I.    KesimpulanHukum internasional adalah hukum yang menyangkut hukum atau

aturan-aturan yang berada di luar negeri.

II.   SaranHendaknya semua orang mematuhi hukum yang berlaku supaya

tidak terjadi penyimpangan sosial.

Page 11: Contoh Makalah Yang Ada Catatan Kaki

DAFTAR PUSTAKA

Burhantsani, Muhammad. 1990. Hukum dan Hubungan Internasional. Yogyakarta: Liberty.

Kusamaatmadja, Mochtar. 1999. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Putra Abardin.

Mauna, Boer. 2003. Hukum Internasional; Pengertian, Peran dan Fungsi dalam Era Dinamika Global. Bandung: PT. Alumni.

Phartiana, I Wayan. 2003. Pengantar Hukum Internasional. Bandung: Mandar maju.