contoh latar blakang
-
Upload
fahry-sains -
Category
Documents
-
view
226 -
download
1
description
Transcript of contoh latar blakang
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi hal-
hal yang melatarbelakangi pengambilan judul penelitian rumusan masalah yang
membahas permasalahan yang muncul terkait dengan diadakannya penelitian ini
tujuan penelitian yang berisi tujuan dari diadakannya penelitian ini serta manfaat
penelitian dalam bidang akademis dan praktis
11 Latar Belakang
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang
sedang berbenah dalam sektor pariwisata Hal ini ditunjukkan dengan adanya
target peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara sekitar 13
dibandingkan tahun lalu1 Salah satu kawasan yang menjadi daerah tujuan wisata di
NTB adalah Kawasan Wisata Senggigi Kawasan wisata ini terletak pada posisi
sekitar 12 kilometer dari utara Kota Mataram Merupakan kawasan pesisir yang
terbentang hampir sepanjang 10 km dengan hamparan pasir putih2 Kawasan
Wisata Senggigi mulai dikembangkan pada tahun 1980-an ditandai dengan
berdirinya Pondok Senggigi sebagai hotel yang pertama Kawasan ini semakin
berkembang seiring dengan berkembangnya pariwisata di Pulau Bali karena
menjadi daerah kunjungan lanjutan dari wisatawan yang datang mengunjungi
Pulau Bali Perkembangan kawasan ini sempat redup pada awal tahun 2000
karena adanya kerusuhan etnis di daerah Mataram kemudian disusul bom Bali I
1 httpliburaninfocontentview56143langindonesian diakses tanggal 28 April 2010 pukul1300 wita2 httpwwwlombokgiliscom diakses tanggal 1 Maret 2009 pukul 1900 wita
2
(2002) dan II (2005) Sebagai kawasan wisata andalan Provinsi NTB Senggigi
masih relatif alami pantainya yang indah dengan pasir berwarna putih debur
ombaknya yang tidak terlalu besar dan keindahan pemandangan bawah laut
semakin membuat kawasan wisata ini menjadi tempat yang menarik bagi para
wisatawan domestik maupun mancanegara
Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung sepenuhnya
perkembangan Kawasan Wisata Senggigi hal ini tersurat dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) NTB3 pasal 41 ayat 2 yang menyebutkan
ldquoObjek daerah tujuan wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikembangkan pada SWP Pulau Lombok meliputi kawasan wisata Senggigidan sekitarnya Suranadi dan sekitarnya Gili Gede dan sekitarnya BenangStokel dan sekitarnya Dusun Sade dan sekitarnya Selong Belanak dansekitarnya Kuta dan sekitarnya Gili Sulat dan sekitarnya Gili Indah dansekitarnya Rinjani dan sekitarnyaldquo
Selain itu pemerintah NTB sebenarnya telah melakukan berbagai kegiatan
dalam skala Nasional dan Internasional dalam mempromosikan pariwisata di
NTB seperti diadakannya Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2009 di
Pantai Senggigi yang melibatkan pengusaha-pengusaha pariwisata luar negeri
Promosi keindahan Pantai Senggigi dilakukan ke luar negeri dan didalam negeri
dengan promo Visit Lombok Sumbawa 2012 tetapi potensi yang ada tersebut
tidak dimanfaatkan secara maksimal yang terlihat dari kondisi fisik Kawasan
Wisata Senggigi
Pada kenyataan di lapangan terdapat beberapa bangunan yang mangkrak dan
ditelantarkan sehingga memberikan kesan daerah yang tidak terawat Bangunan
3 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 11 tahun 2006
3
yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan
adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik
bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif
digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti
ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata
Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka
mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat
mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada
kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco
Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang
yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada
Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi
Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa
tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta
yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak
swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta
menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan
di beberapa tempat terlihat tidak terawat
Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan
ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang
terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih
4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah
4
kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri
khas tertentu
Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah
perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW
Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai
kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan
Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan
pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat
kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia
peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan
masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi
Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal
Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki
hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6
sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development
Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya
httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister
Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita
5
BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut
misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif
kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah
ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata
Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan
kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak
diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya
lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat
yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur
Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi
penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan
tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada
pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah
Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung
secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan
tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat
dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim
karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa
7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
2
(2002) dan II (2005) Sebagai kawasan wisata andalan Provinsi NTB Senggigi
masih relatif alami pantainya yang indah dengan pasir berwarna putih debur
ombaknya yang tidak terlalu besar dan keindahan pemandangan bawah laut
semakin membuat kawasan wisata ini menjadi tempat yang menarik bagi para
wisatawan domestik maupun mancanegara
Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung sepenuhnya
perkembangan Kawasan Wisata Senggigi hal ini tersurat dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) NTB3 pasal 41 ayat 2 yang menyebutkan
ldquoObjek daerah tujuan wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikembangkan pada SWP Pulau Lombok meliputi kawasan wisata Senggigidan sekitarnya Suranadi dan sekitarnya Gili Gede dan sekitarnya BenangStokel dan sekitarnya Dusun Sade dan sekitarnya Selong Belanak dansekitarnya Kuta dan sekitarnya Gili Sulat dan sekitarnya Gili Indah dansekitarnya Rinjani dan sekitarnyaldquo
Selain itu pemerintah NTB sebenarnya telah melakukan berbagai kegiatan
dalam skala Nasional dan Internasional dalam mempromosikan pariwisata di
NTB seperti diadakannya Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2009 di
Pantai Senggigi yang melibatkan pengusaha-pengusaha pariwisata luar negeri
Promosi keindahan Pantai Senggigi dilakukan ke luar negeri dan didalam negeri
dengan promo Visit Lombok Sumbawa 2012 tetapi potensi yang ada tersebut
tidak dimanfaatkan secara maksimal yang terlihat dari kondisi fisik Kawasan
Wisata Senggigi
Pada kenyataan di lapangan terdapat beberapa bangunan yang mangkrak dan
ditelantarkan sehingga memberikan kesan daerah yang tidak terawat Bangunan
3 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 11 tahun 2006
3
yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan
adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik
bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif
digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti
ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata
Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka
mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat
mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada
kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco
Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang
yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada
Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi
Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa
tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta
yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak
swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta
menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan
di beberapa tempat terlihat tidak terawat
Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan
ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang
terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih
4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah
4
kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri
khas tertentu
Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah
perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW
Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai
kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan
Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan
pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat
kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia
peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan
masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi
Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal
Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki
hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6
sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development
Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya
httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister
Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita
5
BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut
misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif
kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah
ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata
Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan
kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak
diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya
lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat
yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur
Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi
penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan
tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada
pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah
Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung
secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan
tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat
dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim
karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa
7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
3
yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan
adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik
bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif
digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti
ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata
Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka
mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat
mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada
kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco
Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang
yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada
Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi
Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa
tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta
yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak
swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta
menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan
di beberapa tempat terlihat tidak terawat
Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan
ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang
terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih
4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah
4
kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri
khas tertentu
Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah
perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW
Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai
kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan
Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan
pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat
kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia
peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan
masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi
Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal
Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki
hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6
sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development
Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya
httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister
Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita
5
BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut
misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif
kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah
ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata
Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan
kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak
diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya
lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat
yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur
Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi
penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan
tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada
pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah
Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung
secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan
tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat
dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim
karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa
7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
4
kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri
khas tertentu
Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah
perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW
Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai
kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan
Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan
pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat
kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia
peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan
masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi
Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap
perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal
Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki
hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6
sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development
Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya
httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister
Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita
5
BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut
misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif
kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah
ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata
Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan
kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak
diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya
lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat
yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur
Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi
penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan
tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada
pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah
Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung
secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan
tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat
dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim
karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa
7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
5
BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut
misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif
kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah
ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata
Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan
kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak
diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya
lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat
yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur
Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi
penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan
tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada
pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah
Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus
diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung
secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan
tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat
dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim
karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa
7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
6
sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini
terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam
perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi
Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik
antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata
Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan
Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak
melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari
ketiga pihak yang berkepentingan tersebut
Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan
masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan
jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata
terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus
berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari
permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam
menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan
Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona
alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan
ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan
Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola
kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan
tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
7
penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi
terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat
dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya
a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata
Senggigi
13 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus
131 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana
pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek
kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi
kualitas lingkungan yang ada
132 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan
8
a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan Kawasan Wisata Senggigi
b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata
Senggigi ditinjau dari
c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam
pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang
telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi
14 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis
dan manfaat praktis
141 Manfaat Akademis
Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan
mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian
selanjutnya
142 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai
pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan
partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum
sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan
kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas
lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori
perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan