contoh latar blakang

8
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi hal- hal yang melatarbelakangi pengambilan judul penelitian, rumusan masalah, yang membahas permasalahan yang muncul terkait dengan diadakannya penelitian ini, tujuan penelitian yang berisi tujuan dari diadakannya penelitian ini, serta manfaat penelitian dalam bidang akademis dan praktis. 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sedang berbenah dalam sektor pariwisata. Hal ini ditunjukkan dengan adanya target peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara, sekitar 13% dibandingkan tahun lalu. 1 Salah satu kawasan yang menjadi daerah tujuan wisata di NTB adalah Kawasan Wisata Senggigi. Kawasan wisata ini terletak pada posisi sekitar 12 kilometer dari utara Kota Mataram. Merupakan kawasan pesisir yang terbentang hampir sepanjang 10 km dengan hamparan pasir putih. 2 Kawasan Wisata Senggigi mulai dikembangkan pada tahun 1980-an, ditandai dengan berdirinya Pondok Senggigi sebagai hotel yang pertama. Kawasan ini semakin berkembang seiring dengan berkembangnya pariwisata di Pulau Bali, karena menjadi daerah kunjungan lanjutan dari wisatawan yang datang mengunjungi Pulau Bali. Perkembangan kawasan ini sempat redup pada awal tahun 2000, karena adanya kerusuhan etnis di daerah Mataram, kemudian disusul bom Bali I 1 http://liburan.info/content/view/561/43/lang,indonesian/, diakses tanggal 28 April 2010, pukul 13.00 wita 2 http:/www.lombokgilis.com, diakses tanggal 1 Maret 2009, pukul 19.00 wita

description

cara membuat latar belakang yang baik

Transcript of contoh latar blakang

Page 1: contoh latar blakang

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini terdapat empat komponen yaitu latar belakang yang berisi hal-

hal yang melatarbelakangi pengambilan judul penelitian rumusan masalah yang

membahas permasalahan yang muncul terkait dengan diadakannya penelitian ini

tujuan penelitian yang berisi tujuan dari diadakannya penelitian ini serta manfaat

penelitian dalam bidang akademis dan praktis

11 Latar Belakang

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

sedang berbenah dalam sektor pariwisata Hal ini ditunjukkan dengan adanya

target peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara sekitar 13

dibandingkan tahun lalu1 Salah satu kawasan yang menjadi daerah tujuan wisata di

NTB adalah Kawasan Wisata Senggigi Kawasan wisata ini terletak pada posisi

sekitar 12 kilometer dari utara Kota Mataram Merupakan kawasan pesisir yang

terbentang hampir sepanjang 10 km dengan hamparan pasir putih2 Kawasan

Wisata Senggigi mulai dikembangkan pada tahun 1980-an ditandai dengan

berdirinya Pondok Senggigi sebagai hotel yang pertama Kawasan ini semakin

berkembang seiring dengan berkembangnya pariwisata di Pulau Bali karena

menjadi daerah kunjungan lanjutan dari wisatawan yang datang mengunjungi

Pulau Bali Perkembangan kawasan ini sempat redup pada awal tahun 2000

karena adanya kerusuhan etnis di daerah Mataram kemudian disusul bom Bali I

1 httpliburaninfocontentview56143langindonesian diakses tanggal 28 April 2010 pukul1300 wita2 httpwwwlombokgiliscom diakses tanggal 1 Maret 2009 pukul 1900 wita

2

(2002) dan II (2005) Sebagai kawasan wisata andalan Provinsi NTB Senggigi

masih relatif alami pantainya yang indah dengan pasir berwarna putih debur

ombaknya yang tidak terlalu besar dan keindahan pemandangan bawah laut

semakin membuat kawasan wisata ini menjadi tempat yang menarik bagi para

wisatawan domestik maupun mancanegara

Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung sepenuhnya

perkembangan Kawasan Wisata Senggigi hal ini tersurat dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) NTB3 pasal 41 ayat 2 yang menyebutkan

ldquoObjek daerah tujuan wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikembangkan pada SWP Pulau Lombok meliputi kawasan wisata Senggigidan sekitarnya Suranadi dan sekitarnya Gili Gede dan sekitarnya BenangStokel dan sekitarnya Dusun Sade dan sekitarnya Selong Belanak dansekitarnya Kuta dan sekitarnya Gili Sulat dan sekitarnya Gili Indah dansekitarnya Rinjani dan sekitarnyaldquo

Selain itu pemerintah NTB sebenarnya telah melakukan berbagai kegiatan

dalam skala Nasional dan Internasional dalam mempromosikan pariwisata di

NTB seperti diadakannya Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2009 di

Pantai Senggigi yang melibatkan pengusaha-pengusaha pariwisata luar negeri

Promosi keindahan Pantai Senggigi dilakukan ke luar negeri dan didalam negeri

dengan promo Visit Lombok Sumbawa 2012 tetapi potensi yang ada tersebut

tidak dimanfaatkan secara maksimal yang terlihat dari kondisi fisik Kawasan

Wisata Senggigi

Pada kenyataan di lapangan terdapat beberapa bangunan yang mangkrak dan

ditelantarkan sehingga memberikan kesan daerah yang tidak terawat Bangunan

3 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 11 tahun 2006

3

yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan

adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik

bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif

digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti

ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata

Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka

mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat

mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada

kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco

Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang

yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada

Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi

Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa

tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta

yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak

swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta

menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan

di beberapa tempat terlihat tidak terawat

Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan

ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang

terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih

4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah

4

kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri

khas tertentu

Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW

Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai

kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan

Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan

pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat

kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia

peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan

masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi

Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap

perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal

Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki

hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6

sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development

Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya

httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister

Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita

5

BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut

misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif

kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah

ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata

Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan

kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak

diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya

lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat

yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur

Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi

penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan

tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada

pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah

Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus

diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung

secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan

tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat

dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim

karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa

7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 2: contoh latar blakang

2

(2002) dan II (2005) Sebagai kawasan wisata andalan Provinsi NTB Senggigi

masih relatif alami pantainya yang indah dengan pasir berwarna putih debur

ombaknya yang tidak terlalu besar dan keindahan pemandangan bawah laut

semakin membuat kawasan wisata ini menjadi tempat yang menarik bagi para

wisatawan domestik maupun mancanegara

Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung sepenuhnya

perkembangan Kawasan Wisata Senggigi hal ini tersurat dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) NTB3 pasal 41 ayat 2 yang menyebutkan

ldquoObjek daerah tujuan wisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dikembangkan pada SWP Pulau Lombok meliputi kawasan wisata Senggigidan sekitarnya Suranadi dan sekitarnya Gili Gede dan sekitarnya BenangStokel dan sekitarnya Dusun Sade dan sekitarnya Selong Belanak dansekitarnya Kuta dan sekitarnya Gili Sulat dan sekitarnya Gili Indah dansekitarnya Rinjani dan sekitarnyaldquo

Selain itu pemerintah NTB sebenarnya telah melakukan berbagai kegiatan

dalam skala Nasional dan Internasional dalam mempromosikan pariwisata di

NTB seperti diadakannya Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) 2009 di

Pantai Senggigi yang melibatkan pengusaha-pengusaha pariwisata luar negeri

Promosi keindahan Pantai Senggigi dilakukan ke luar negeri dan didalam negeri

dengan promo Visit Lombok Sumbawa 2012 tetapi potensi yang ada tersebut

tidak dimanfaatkan secara maksimal yang terlihat dari kondisi fisik Kawasan

Wisata Senggigi

Pada kenyataan di lapangan terdapat beberapa bangunan yang mangkrak dan

ditelantarkan sehingga memberikan kesan daerah yang tidak terawat Bangunan

3 Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor 11 tahun 2006

3

yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan

adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik

bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif

digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti

ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata

Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka

mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat

mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada

kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco

Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang

yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada

Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi

Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa

tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta

yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak

swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta

menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan

di beberapa tempat terlihat tidak terawat

Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan

ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang

terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih

4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah

4

kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri

khas tertentu

Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW

Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai

kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan

Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan

pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat

kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia

peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan

masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi

Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap

perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal

Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki

hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6

sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development

Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya

httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister

Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita

5

BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut

misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif

kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah

ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata

Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan

kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak

diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya

lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat

yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur

Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi

penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan

tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada

pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah

Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus

diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung

secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan

tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat

dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim

karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa

7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 3: contoh latar blakang

3

yang tidak terselesaikan ini telah berumur beberapa tahun hal ini terlihat dengan

adanya tanaman-tanaman liar yang tumbuh pada bangunan dan perubahan fisik

bangunan Banyak bangunan ini berada di sekitar bangunan yang masih aktif

digunakan sehingga citra kawasan wisata sangat terganggu dengan keadaan seperti

ini Selain itu dapat dilihat di sepanjang pantai yang ada di Kawasan Wisata

Senggigi yaitu adanya pedagang kaki lima dan gubuk-gubuk liar Mereka

mengambil hampir separuh dari daerah pantai untuk berjualan Hal ini sangat

mengganggu wisatawan yang datang untuk berwisata di kawasan ini Pasar seni pada

kawasan ini terdapat pada dua tempat yaitu pada Dusun Senggigi dan Dusun Loco

Pasar seni pada Dusun Senggii ternyata tidak dapat menampung semua pedagang

yang berkeinginan untuk berjualan di pasar ini sebaliknya pasar seni yang ada pada

Dusun Loco hanya ditempati oleh beberapa pedagang sehingga terkesan sepi

Selanjutnya jika berjalan melewati Kawasan Wisata Senggigi ada beberapa

tempat yang kurang mendapat perawatan Pemerintah menggangap pihak swasta

yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari sektor pariwisata sehingga pihak

swasta harusnya merawat semua fasilitas yang telah ada sebaliknya pihak swasta

menganggap hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sehingga menyebabkan

di beberapa tempat terlihat tidak terawat

Dari semua bangunan yang ada hanya beberapa bangunan yang menggunakan

ciri khas daerah Lombok Ciri khas daerah Lombok terlihat dari bangunan yang

terbuat dari atap kayu dan ilalang4 Ini menyebabkan kurang adanya nilai lebih

4 Sasongko Ibnu Atlas Kontinuitas Sistem Penyelesaian Sasak Indonesia Studi Kasus DesaPuyung Pulau Lombok ndash Indonesia Institut Teknologi Nasional - Malang DepartemenPerencanaan Kota dan Daerah

4

kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri

khas tertentu

Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW

Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai

kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan

Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan

pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat

kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia

peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan

masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi

Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap

perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal

Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki

hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6

sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development

Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya

httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister

Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita

5

BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut

misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif

kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah

ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata

Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan

kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak

diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya

lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat

yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur

Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi

penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan

tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada

pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah

Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus

diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung

secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan

tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat

dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim

karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa

7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 4: contoh latar blakang

4

kawasan wisata Senggigi dibandingkan dengan tempat wisata yang mempunyai ciri

khas tertentu

Dalam pengelolaan kawasan tiga hal yang harus diperhatikan adalah

perencanaan pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan Meskipun dalam RTRW

Provinsi NTB dan RDTR telah dicantumkan arah perencanaan Senggigi sebagai

kawasan wisata namun dalam pelaksanaannya ternyata tidak sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan dan dalam pengendaliannya masih perlu ketegasan

Berdasarkan teori pengelolaan kawasan5 terdapat 13 indikator dalam keberhasilan

pengelolaan kawasan Faktor-faktor tersebut adalah partisipasi masyarakat

kelembagaan infrastruktur keterlibatan swasta transportasi sumber daya manusia

peraturan dan kebijakan pengelolaan lahan peluang pekerjaan kemitraan

masyarakat pemerintah dan swasta finansialkeuangan dan manajemen promosi

Pada faktor kelembagaan terdapat dua hal mendasar yang berpengaruh terhadap

perkembangan pariwisata yaitu kaitannya dengan lembaga formal dan nonformal

Maksud dari lembaga formal dalam hal ini adalah kumpulan orang yang memiliki

hubungan kerja dan mempunyai tujuan bersama serta memiliki struktur organisasi6

sebagai contoh pembanding di Bali terdapat Bali Tourism Development

Coorporation (BTDC) yang mengelola kawasan wisata Nusa Dua Dengan adanya

httptranslategooglecoidtranslatehl=idamplangpair=en|idampu=httpwwwfabutmmydownloadConferenceSemiarSENVAR52004SPS501pdf diakses tanggal 15 Juni 2010 pukul 1300 wita5 Setiawan B Definisi dan Cakupan Urban Planning dan Urban Management (Magister

Perencanaan Kota dan Daerah UGM 2002) hal36httporganisasiorgpengertian_definisi_dan_arti_organisasi_organisasi_formal_dan_informal_belajar_online_lewat_internet_ilmu_manajemen diakses tanggal 17 Desember 2010 pukul 1500wita

5

BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut

misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif

kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah

ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata

Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan

kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak

diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya

lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat

yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur

Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi

penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan

tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada

pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah

Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus

diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung

secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan

tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat

dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim

karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa

7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 5: contoh latar blakang

5

BTDC dapat dilihat pengaruh positif yang terjadi pada kawasan wisata tersebut

misalnya taman yang tertata rapi akses yang lancar keamanan yang kondusif

kondisi jalan yang nyaman bangunan tertata rapi mengikuti master plan yang telah

ada kebersihan terjaga dan akomodasi pariwisata lengkap Kawasan Wisata

Senggigi hingga saat ini terdapat berbagai kegiatan seperti jasa pijat penyewaan

kano dan ban pedagang asongan tato temporer dan cat kuku tapi kegiatan ini tidak

diatur oleh lembaga tertentu tetapi oleh perseorangan Dampak dari tidak adanya

lembaga formal tersebut mengakibatkan para pedagang bebas berjualan di tempat

yang mereka inginkan sehingga menimbulkan kesan tidak rapi dan tidak teratur

Selain itu juga menimbulkan aksi premanisme terlihat dari adanya indikasi

penyetoran sejumlah uang kepada oknum tertentu agar bisa berjualan di kawasan

tersebut Aksi premanisme ini dapat terjadi dengan mudah karena tidak ada

pembinaan dan aturan yang tegas dari pemerintah

Permasalahan partisipasi masyarakat juga menjadi hal penting yang harus

diperhatikan Partisipasi masyarakat berarti kemauan rakyat untuk mendukung

secara muntlak program-program pemerintah yang dirancang dan ditentukan

tujuannya oleh pemerintah7 Dapat juga diartikan sebagai kerja sama antara rakyat

dengan pemerintah dalam merencanakan melaksanakan melestarikan dan

mengembangkan hasil pembangunan Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

pengelolaan kawasan memerlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam Kawasan Wisata Senggigi dirasakan sangat minim

karena apa yang disampaikan oleh masyarakat untuk pemerintah hanya berupa

7 Sutrisno Menuju Masyarakat Partisipatif (kanisius Jakarta 1995) hal 206

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 6: contoh latar blakang

6

sebuah keinginan bukan sebagai suatu hal penting yang harus ditindaklanjuti hal ini

terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang merasa tidak dilibatkan dalam

perencanaan revitalisasi Kawasan Wisata Senggigi

Karena aspirasi yang tidak tersampaikan maka komunikasi menjadi tidak baik

antara masyarakat pemerintah dan pihak swasta dalam mengelola Kawasan Wisata

Senggigi Akibat dari komunikasi yang minim tersebut mengakibatkan pengelolaan

Kawasan Wisata Senggigi belum tercapai secara maksimal Masing-masing pihak

melakukan kegiatannya secara sendiri-sendiri dan tidak ada sinergi yang positif dari

ketiga pihak yang berkepentingan tersebut

Pemerintah Daerah Lombok Barat sepertinya belum dapat memecahkan

masalah yang ada di kawasan ini walaupun sudah ada upaya untuk meningkatkan

jumlah kedatangan wisatawan Hal ini dapat dikarenakan pemerintah tutup mata

terhadap masalah kelembagaan dan aspirasi masyarakat Pemerintah terus

berusaha melakukan perbaikan fisik (revitalisasi) tanpa memperbaiki akar dari

permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya ketegasan pemerintah dalam

menerapkan aturan-aturan Apabila keadaan ini terus terjadi dikhawatirkan

Kawasan Wisata Senggigi akan semakin tenggelam serta kehilangan pesona

alaminya Dengan berbagai hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait dengan

ldquoAspek Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan

Wisata Senggigi Nusa Tenggara Baratldquo yang ditujukan untuk dapat mengelola

kawasan agar memberikan keuntungan ekonomi tanpa merusak lingkungan dan

tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal sehingga semuanya dapat berlanjut Hasil

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 7: contoh latar blakang

7

penelitian ini nantinya diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu rekomendasi

terkait pengelolaan Kawasan Wisata Senggigi ke depan

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah disampaikan dapat

dirumuskan beberapa permasalahan diantaranya

a Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

c Bagaimanakah kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian terhadap pelaksanaan dari perencanaan Kawasan Wisata

Senggigi

13 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus

131 Tujuan Umum

Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui bagaimana

pengelolaan kawasan wisata yang berkelanjutan khususnya ditinjau dari aspek

kelembagaan dan partisipasi masyarakat pada kawasan wisata tanpa mengurangi

kualitas lingkungan yang ada

132 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan

Page 8: contoh latar blakang

8

a Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

perencanaan Kawasan Wisata Senggigi

b Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan dari perencanaan yang telah dibuat pada Kawasan Wisata

Senggigi ditinjau dari

c Untuk mengetahui kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian yang dilakukan pada saat melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat pada Kawasan Wisata Senggigi

14 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat akademis

dan manfaat praktis

141 Manfaat Akademis

Untuk dapat memberikan sumbangan pada pengembangan ilmu pengetahuan

mengenai pariwisata serta menambah referensi pustaka bagi penelitian

selanjutnya

142 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

pengelolaan kawasan wisata khususnya ditinjau dari aspek kelembagaan dan

partisipasi masyarakat kepada praktisi pemerintah serta masyarakat umum

sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan aktivitas pengelolaan

kawasan wisata untuk peningkatan pariwisata sekaligus mempertahankan kualitas

lingkungan serta dapat memperlihatkan adanya perbedaan antara teori

perencanaan pemerintah dengan kenyataan dilapangan