Contoh kasus pph pasal 22

2
CONTOH KASUS PPH PASAL 22 1. Kementerian Kehutanan membeli komputer untuk keperluan kantor dengan harga Rp 200.000.000,00 (harga tidak termasuk PPN dan/atau PPnBM). PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah : PPH Pasal 22 = Rp 200.000.000,00 × 1,5% = Rp 3.000.000,00 2. Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai kegiatan pengadaan barang modal berupa Mesin Absensi yang pada DIPA tersedia anggaran Rp110.000.000,00. Dana yang tersedia dalam DIPA sudah termasuk PPN-nya , sehingga untuk menghitung PPh Pasal 22 adalah : (100/110 x Rp110.000.000,00) x 1,5% = Rp 1.500.000,00 Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22, sehingga menjadi : (100/110 x Rp 110.000.000,00) x 1,5% x 200% = Rp 3.000.000,00 3. Kementerian Pertanian membeli mobil truk untuk keperluan pertanian dengan harga Rp 113.000.000,00 (harga tidak termasuk PPN dan/atau PPnBM). PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah : PPH Pasal 22 = Rp 113.000.000,00 × 1,5% = Rp 1.695.000,00 4. Kementrian Keuangan membeli 20 unit laptop dengan harga @ Rp 5.000.000,- PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah : Harga Pembelian : 20 unit x Rp 5.000.000,- = Rp 100.000.000,- PPH Pasal 22 = 1.5% x Rp 100.000.000,- = Rp 1.500.000,-

Transcript of Contoh kasus pph pasal 22

Page 1: Contoh kasus pph pasal 22

CONTOH KASUS PPH PASAL 22

1. Kementerian Kehutanan membeli komputer untuk keperluan kantor dengan harga Rp 200.000.000,00 (harga tidak termasuk PPN dan/atau PPnBM). PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah :

PPH Pasal 22 = Rp 200.000.000,00 × 1,5% = Rp 3.000.000,00

2. Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai kegiatan pengadaan barang modal berupa Mesin Absensi yang pada DIPA tersedia anggaran Rp110.000.000,00. Dana yang tersedia dalam DIPA sudah termasuk PPN-nya , sehingga untuk menghitung PPh Pasal 22 adalah :

(100/110 x Rp110.000.000,00) x 1,5% = Rp 1.500.000,00 Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 22, sehingga menjadi :

(100/110 x Rp 110.000.000,00) x 1,5% x 200% = Rp 3.000.000,00

3. Kementerian Pertanian membeli mobil truk untuk keperluan pertanian dengan harga Rp 113.000.000,00 (harga tidak termasuk PPN dan/atau PPnBM). PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah :

PPH Pasal 22 = Rp 113.000.000,00 × 1,5% = Rp 1.695.000,00

4. Kementrian Keuangan membeli 20 unit laptop dengan harga @ Rp 5.000.000,- PPh pasal 22 yang harus dipungut Bendahara sebagai pemungut pajak adalah :

Harga Pembelian : 20 unit x Rp 5.000.000,- = Rp 100.000.000,-

PPH Pasal 22 = 1.5% x Rp 100.000.000,- = Rp 1.500.000,-

Page 2: Contoh kasus pph pasal 22

Contoh kasus PPH Pasal 23

1. PT. Sumber Makmur membagikan dividen masing-masing Rp 10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sumber Makmur wajib memungut PPh Pasal 23.

PPh pasal 23 yang harus dipotong PT. Sumber Makmur adalah :=>15% x Rp 10.000.000,- = Rp 150.000,-=>20 x Rp 150.000,- = Rp 3.000.000,-

2. PT. Ribas Utama membayar bunga atas pinjaman membayarkan bunga kepada PT. Angin Muson sebesar Rp 90.000.000,-

PPh pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Ribas Utama adalah :=> 15% x Rp 90.000.000 = Rp 13.500.000,-

3. CV. Maju Mundur membayar Royalti kepada Tuan Hasan atas pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Hasan” sebesar Rp 1.000.000.000,- pada tanggal 2 Maret 2010

PPh pasal 23 yang harus dipotong CV. Maju Mundur :=> 15% x Rp 1.000.000.000,- = Rp 150.000.000,-

4. Wilma Kencana mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian tabungan yang diselenggarakan Bank XYZ pada tanggal 20 Januari 2010 PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank XYZ adalah : => 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-