Contoh kasus hiperlipidemia

9
Contoh kasus : Ny. RT (55th) seorang anggota parlemen menjalani general check up rutin. Ny. RT rajin berjalan setiap pagi sejauh 1 km. Ayah Ny. RT meninggal pada usia 35th karena penyakit myocardial infarction, ibunya masih hidup dan sehat-sehat saja sampai saat ini. Ny. RT mempunyai 3 saudara kandung, saudara pertama menderita hipertensi, saudara keduanya menderita diabetes, dan saudara ketiga (perempuan) meninggal pada usia 45th karena penyakit myocardial infarction. Satu tahun yang lalu Ny. RT mendapatkan warfarin 5mg untuk mengatasi kondisi VTE yang dideritanya. Pada pemeriksaan diketahui tekanan darahnya 150/90mmHg. Tinggi badannya 150cm, berat badannya 67kg, random blood glukose level 6mmol/L. Hasil pemeriksaan lipid puasa: Total kolesterol 7.5mmol/L LDL-cholesterol 3.9mmol/L HDL-cholesterol 1.0mmol/L Trigliserida 2.0mmol/L I. Tujuan Penatalaksanaan Terapi a. Menurunkan LDL dan meningkatkan HDL b. Menurunkan tekanan darah c. Mencegah terjadinya VTE II. Diskripsi Kasus dan Analisis Kasus 1. Subjektif

description

asd

Transcript of Contoh kasus hiperlipidemia

Page 1: Contoh kasus hiperlipidemia

Contoh kasus :

Ny. RT (55th) seorang anggota parlemen menjalani general check up rutin. Ny. RT rajin

berjalan setiap pagi sejauh 1 km. Ayah Ny. RT meninggal pada usia 35th karena penyakit

myocardial infarction, ibunya masih hidup dan sehat-sehat saja sampai saat ini. Ny. RT

mempunyai 3 saudara kandung, saudara pertama menderita hipertensi, saudara keduanya

menderita diabetes, dan saudara ketiga (perempuan) meninggal pada usia 45th karena

penyakit myocardial infarction. Satu tahun yang lalu Ny. RT mendapatkan warfarin 5mg

untuk mengatasi kondisi VTE yang dideritanya.

Pada pemeriksaan diketahui tekanan darahnya 150/90mmHg. Tinggi badannya 150cm, berat

badannya 67kg, random blood glukose level 6mmol/L.

Hasil pemeriksaan lipid puasa:

Total kolesterol 7.5mmol/L

LDL-cholesterol 3.9mmol/L

HDL-cholesterol 1.0mmol/L

Trigliserida 2.0mmol/L

I. Tujuan Penatalaksanaan Terapi

a. Menurunkan LDL dan meningkatkan HDL

b. Menurunkan tekanan darah

c. Mencegah terjadinya VTE

II. Diskripsi Kasus dan Analisis Kasus

1. Subjektif

Ny.RT seorang anggota parlemen senang berjalan setiap pagi sejauh 1km, mempunyai

riwayat penyakit keluarga, ayah kandung meninggal mendadak usia 35th karena penyakit MI,

saudara pertama menderita hypertensi, saudara kedua menderiata diabetes melitus, saudara

ketiga meninggal pada usia 45th karena penyakit MI.

2. Obyektif

 Tanda vital

Tekanan darah = 140/80 mmHg

Page 2: Contoh kasus hiperlipidemia

Klasifikasi tekanaan darah orang dewasa

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic

Normal <120 Dan <80

Prehipertensi 120-139 Atau 80-89

Tahap 1 hipertensi 140-159 Atau 90-99

Tahap 2 hipertensi ≥160 atau ≥ 100

Pasien termasuk dalam kategori hipertensi stage 1.

 Data laboratorium

Hasil pemeriksaan lipid puasa

No Pemeriksaan lipid puasa Pasien (mmol/L) Normal (mmol/L)

1 total kolesterol 7,5 ≤5,18

2 LDL-cholesterol 3,9 <3,36

3 HDL-cholesterol 1,0 ˃0,91

4 Trigliserida 2,0 <1,8

Jadi, terjadi peningkatan LDL-cholesterol.

Konsentrasi VLDL =trigliserid /5

= 2,0/5= 0,4

Konsentrasi LDL = kolesterol total –(VLDL +HDL )

= 7,5-( 0,4 + 1,0 )

= 6,1

random blood glucose level 6 mmol/L, pasien gula darahnya normal.

III. Pemilihan Terapi Rasional

Ny. RT dari data laboratorium dapat dikategorikan mengalami hyperlipidemia type 2a,

karena nilai LDL-nya menunjukkan kenaikan sedang untuk nilai HDLnya normal.

Terapi yang tepat untuk Ny. RT adalah obat-obatan yang mampu menurunkan kadar LDL,

maka dari itu dipilih obat golongan statin(yang merupakan drug’s of choise). Obat golongan

statin ini bekerja dengan cara meningkatkan katabolisme dari LDL dan menghambat sintesis

Page 3: Contoh kasus hiperlipidemia

dari LDL yang mana obat golongan statin ini menyela konversi HMG-CoA menjadi

mevalonat, sehingga tahap biosintesis kolesterol sedikit terhambat oleh penghambatan HMG-

CoA reduktase. Maka dari itu diharapkan pada akhir terapi diperoleh kadar LDL dalam darah

berkurang dengan parameter goal terapi kadar LDL < 130mg/DL atau 3.36 mmol/L. Alasan

menggunakan parameter kadar LDL tersebut karena Ny. RT mengalami Hyperlipidemia

dengan lebih dari 2 faktor penyebab yaitu: penyakit turunan dari ayah kandungnya, umur

55th yang kemungkinan awal terjadinya menopause dan hipertensi tingkat satu(stage 1)

tekanan darahnya yaitu150/90mmHg.

Untuk menurunkan tekanan darah dapat digunakan obat antihipertensi golongan ACE

inhibitor seperti farmotenR 12.5mg(captopril). Alasan pemilihan golongan obat antihipertensi

ini karena pasien mengalami hyperlipidemia dengan kadar LDL yang meningkat. Selain obat

golongan ACE inhibior, seperti diuretik thiazid tidak dianjurkan karena akan meningkatkan/

memacu sintesis trigliserida dan LDL serta akan menurunkan kadar HDL dalam darah.

Sedangkan untuk golongan beta bloker akan memacu sintesus trigliserida dan menurunkan

kadar HDL dalam darah. Maka dari itu apabila digunakan obat seperti thiazid atau beta

bloker penurunkan kadar LDL menjadi terhambat atau tidak tercapai hasil yang dikehendaki.

IV. Evaluasi Terpilih

1. Terapi non farmakologi:

Di lihat dari ketidaksesuaian pada berat badan dan tinggi badan pasien yaitu BB 67kg

sedangkan tingginya hanya 157 cm, Ny. RT ini mungkin bisa dikatakan obesitas, maka dari

itu disarankan kepada Ny. RT agar melakukan modifikasi gaya hidup yaitu:

a. olahraga ringan seperti tetap menekuni berjalan santai di pagi hari, untuk pasien yang

mengalami hyperlipidemia tidak dianjurkan untuk olahraga keras karena ditakutkan akan

terjadi shock atau mungkin terjadi hypnoe karena adanya timbunan lemak dalam pembuluh

darah yang mengakibatkan sempitnya pembuluh darah mak dari itu pasokan oksigen ke

dalam organ tubuh juga berkurang sehingga sulit untuk bernapas dan akhirnya bisa

meninggal mendadak.

b. mengurangi konsumsi lemak jenuh

c. perbanyak konsumsi fiber atau serat

2. Untuk terapi farmakologi :

Digunakan obat lipitor dengan kandungan zat aktif atorvastatin yang merupakan obat

golongan statin yang dapat digunakan untuk terapi hyperlipidemia yang dialami oleh Ny. RT

Page 4: Contoh kasus hiperlipidemia

di mana kadar LDLnya menunjukkan kenaikan atau lebih dari batas normal. Lipitor ini

bekerja dengan cara meningkatkan katabolisme dari LDL, sehingga LDL dalam darah cepat

termetabolisme atau terurai, disamping itu zat aktif atorvastatin ini dapat menghambat

sintesis LDL dengan jalan menghambat HMG-CoA reduktase yang mengubah HMG-CoA

menjadi mevalonate, sehingga jalan biosintesis cholesterol de-novo menjadi terhambat, yang

mengakibatkan LDL sukar terbentuk sehingga kadar LDL dalam darah menjadi kecil. Hal ini

(menurunnya kadar LDL dalam darah) adalah keadaan yang diinginkan dalam terapi

hyperlipidemia.

Untuk mengatasi masalah VTE yang timbul karena penumpukan kolesterol(LDL) dalam

pembuluh darah, dapat digunakan obat warfarin (tetap menggunakan dosis semula).

Sedangkan untuk terapi hipertensinya dapat diberikan obat anti hypertensi golongan ACE-

inhibitor yaitu captensin 12.5mg

V. Indikasi obat 

1. Lipitor : sebagai terapi taMbahan pada diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total

c-LDL, Apolipoprotein B, trigliserida pada pasien dengan hyperkolesterolimia heterozigous

& homozigous familial ketika respon terhadap diet dan pengukuran non farmakolog lainnya

tidak mencukupi.

2. Farmoten : hipertensi ringan sampai sedang ( sendiri atau dengan terapi tiazid ) dan

hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif ( tambahan );

setelah infark miokard; nefropati diabetic ( mikroalbuminuri lebih dari 30 mg per hari ) pada

diabetes tergantung insulin. 

3. Warfarin : profilaksis embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium,

profilaksis setelah pemasangan katup jantung prostetik, serangan iskemik serebral yang

transien.

VI. Dosis Obat

lipitor 10mg : 10mg sehari sekali (malam hari)

Farmoten : 12,5 mg 2 x sehari (pagi dan sore hari)

Warfarin : 5mg sehari sekali (malam hari di minum bersama lipitor)

VII. Kontra Indikasi

o Lipitor golongan statin : pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan dan

Page 5: Contoh kasus hiperlipidemia

menyusui.

o Farmoten 12,5 mg : hipersensitif terhadap penghambat ACE ( termasuk angiodema );

penyakit renovaskuler ( pastti atau dugaan ); stenosis aortik atau obstruksi keluarnya darah

dari jantung; kehamilan; porfiria

o Warfarin : kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis bakterial.

VIII. Efek Samping

• Lipitor golongan statin : Miositis yang reversibel merupakan efek samping yang jarang tapi

bermakna (lihat juga efek pada otot). Statin juga menyebabkan sakit kepala, perubahan nilai

fungsi ginjal dan efek saluran cerna (nyeri lambung, mual dan muntah).

• Farmoten : hipotensi; pusing, sakit kepala, letih, astenia, mual (terkadang muntah), diare

(terkadang kontipasi), kram otot, batuk kering yang persisten, gangguan kerongkongan,

perubahan suara, perubahan pencecap (mungkin disertai dengan turunnya berat badan),

stomatitis, dispepsia, nyeri perut; gangguan ginjal; hiperkalemia; angiodema, urtikaria, ruam

kulit (termasuk eritema multiforme dan nekrolisis epidermal toksik), dan reaksi

hipersensitivihtas, gangguan darah (termasuk trombositopenia, neutropenia, agranulositosis,

dan anemia aplastik), gejala – gejala saluran nafas atas, hiponatremia, takikardia, palpitasi,

aritmia, infark miokard, dan strok (mungkin akibat hipotensiyang berat), nyeri punggung,

muka merah, sakit kuning (hepatoseluler atau kolestatik), pankreatitis, gangguan tidur,

gelisah, perubahan suasana hati, parestia, impotensi, onikolisis, alopesia.

• Warfarin : perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun,

nekrosis kulit, purple toes, sakit kuning, disfungsi hati, mual, muntah, pankreatitis.

IX. Interaksi Obat

warfarin dengan atorvastatin dapat menurunkan protombin tetapi ini hanya berlangsung pada

awal terapi, dan hal ini tidak terlalu penting dalam terapinya. Artinya masih dapat digunakan

karena tidak menimbulkan interaksi yang dapat membahayakan pengobatan atau terapi.

X. Monitoring Terapi

1. monitoring subjektif : masih sering merasakan pusing atau tidak dan keluhan mudah lelah.

2. monitoring obyektif:

a. kadar LDL dalam darah ketika puasa harus < 130mg/Dl atau 3.36mmol/L 

b. tekanan darah turun menjadi 140/90 mmHg (JNC7)

3. monitoring efek samping dari obat yang diberikan yaitu sakit kepala, nyeri saluran cerna,

Page 6: Contoh kasus hiperlipidemia

hipotensi, perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit.

XI. KIE

• untuk obat hyperlipidemia (lipitor) diminum waktu malam hari menjelang tidur (sehari

ekali) karena produksi kolesterol paling banyak ketika istirahat.

• Penggunaan obat anti hipertensi captensin dapat mengakibatkan efek samping batuk kering.

• Sedangkan untuk obat anti hyperlipidemia dapat menyebabkan efek samping :myalgia,

influenza-like syndrome, weakness, rhabdomyolysis (jarang).