Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

download Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

of 8

Transcript of Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    1/8

    Hal. 1/8

    Sabtu, 17 Oktober 2009

    CONTOH KASUS ETIKA BISNIS

    I. PENDAHULUAN

    I.1. LATAR BELAKANG

    Pada kondisi saat ini, setiap pelaku bisnis jelas akan semakin berpacu dengan

    waktu serta negara-negara lainnya, agar terwujudnya suatu tatanan perekonomian yang

    saling menguntungkan. Tentunya semua perusahaan harus sudah mengacu kepada

    implementasi GCG yang sudah bisa ditawar-tawar lagi, sehingga dapat dikatakan bahwa

    bisa atau tidak bisa yang pada akhirnya tetap berusaha dan bukan merupakan suatu

    kebutuhan. Selain itu, memang belum adanya sangsi yang tegas dari pihak regulaordalam hal ini pemerintah yaitu jika bagi perusahaan yang tidak menerapkan GCG.Dibeberapa negara maju, GCG saat ini sudah dianggap sebagai

    sauatu asset perusahaan yang sangat bermanfaat, misalnya GCG akan dapatmeningkatkan nilai tambah bagi pemenang saham dan mempermudah akses ke pasar

    domestik maupun ke luar negeri (global) serta tidak kalah pentingnya dapat membawah

    citra perusahaan yang positif dari masyarakat

    I.2. PENJELASAN TENTANG ETIKA BISNIS.

    Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan

    kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita

    menjalankan bisnis secara adil , sesuai dengan hukum yang berlaku tidak tergantung pada

    kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.

    Etika bisnis dibagi dalam:

    1. Descriptive ethics :is concerned with describing, characterizing and studyingthe morally of a people, a culture, or a society. It also compares ancontracts

    different moral codes, systems, practices, beliefs, and value ( A. Buchhholtz and

    B.Rosenthal, 1998)

    2. Normative ethics: concerned with supplying and justifying a coherent moral

    system ofthinking and judging. Normative etuncov develop,and basic principles

    that are intended to guide behavior, actions, and decisions.(R.DeGeorge, 2002)

    Menurut Caroll dan Buchholtz ethics is the discipline that deals with whatis good and bad and with moral duty and obligation. Ethics can also be

    regarded as aset of moral principles or values. Morality is a doctrine system

    of moral conduct .Moral conduct refer to that which relates to principles of

    right and wrong behavior that takes place within a business context . Business

    ethics, therefore is concerned with good and bad or right an d wrong behavior

    that takes place within a business context. Concepts of right and wrong are

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    2/8

    Hal. 2/8

    increasingly being interpreted today to include the more difficult and subtle

    questions of fairness, justice, and equity. Ethics is a philosophical termderived from the Greek word ethos meaning character or custom. This definition

    is germane to effective leadership in organization in that it connoteorganization

    I.3. PENJELASAN TENTANG MEMBANGUN BUILT TO BLESS COMPANY.

    Ingin diberkati adalah keinginan yang wajar, ingin menjadi berkat bagi orang lain adalah

    keingginan yang mulia. Menurut Peter Straub, kadang-kadang. apayang harus engkau

    kerjakan adalah kembali ke awal dan melihat segalanya dalam sebuah cara pandang yangbaru. Jim Collin (2001), implementasi konsep membuat perusahaan menjadi perusahaan

    yang Good to Great. Dimana kriteria perusahaan agar bisa dipilih sebagai perusahaan

    yang Good to Great adalah seperti berikut :

    1. Perusahaan menunjukkan pola kinerja baik yang ditemukan titik transisi menuju kekinerja hebat. Kinerja hebat di definisikan sebagai kumunikasi total hasil saham

    paling sedikit 3 kali dari pencapaian pasar secara umum, mulai dari titik transisi (T)

    dalam 15 tahun kemudia Sedangkan kinerja baik hanya menghasilkan 1.25 kali dari

    pencapaian pasar secara umum selama 15 tahun sebelum titik transisi (T-15). Rasioantara kumulatif hasil saham padaT+15dan T-15 harus lebih dari 3.

    2. Pola kerja kinerja Good to Great harus merupakan upaya pergeseran perusahaan

    (company ) itu sendiri bukan karena kecenderungan industri (industry event). Dengan

    kata lain,perusahaan harus menunjukkan pola tidak hanya relatif terhadap pasar,tetapi juga terhadap industrinya.

    3. Perusahaan adalah perushaan yang sudah cukup lama beroperasi setidaknya 25 tahunsebelum titik transisi, dan merupakan perusahaan terbuka setidaknya dalam 10 tahun

    4. Titik transisi sudah terjadi pada tahun 1985, dan tahun 2000 adalah tahunanalisis.

    5. Perusahaan sudah masuk dalam daftar peringkat FORTUNE 500 pada tahun 1995

    yang diterbitkan tahun 1996.

    6. Perusahaan masih menunjukkan kecenderungan naik dengan kemiringan hasil saham

    kumulatif relatif terhadap pasar pada titik awal transisi harus sama lebih

    baik dari 3/1 yang dipersyaratkan untuk memenuhi kriteria 1 pada fase T+15. Ini

    berlaku untuk T+15 yang jatuh sebelum tahun 1996. Dari keenam kriteria tersebut

    tadi masih dilakukan seleksi dalam 4 tahap yaitu: Tahap pertama menghasilkan

    1.435 perusahaan dari seluruh FORTUNE 500(1965-1995) Tahap kedua tersaring 126

    perusahaan Tahap ketiga menjaring 19 perusahaaan yang tersisa, dan Tahap keempat

    menghasilkan 11 perusahaan yang berkriteria Good to Great the man behind the

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    3/8

    Hal. 3/8

    gun. Bila pimpinan puncak tidak memiliki unsur BMF, maka perusahaan itu tidak

    mungkin menjadi perusahaan yang berlandaskan spriritual (spiritual company).

    I.4. Contoh Kasus Sebagai Pelaku Bisnis

    Pada tahun 1990 an, kasus yang masih mudah diingat yaitu Enron. Bahwa Enron adalah

    perusahaan yang sangat bagus dan pada saat itu perusahaan dapat menikmati booming

    industri energi dan saat itulah Enron sukses memasok enegrgi ke pangsa pasar yang

    bergitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil

    menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Dan data yang

    ada dari skilus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring

    dengan booming indutri energi, akhirnya memosisikan dirinya sebagai energy merchantsdan bahkan Enron disebut sebagai spark spead Cerita pada awalnya adalah anggota

    pasar yang baik, mengikuti peraturan yang ada dipasar dengan sebagaimana mestinya.

    Pada akhirnya Enron meninggalkan prestasi dan reputasinya baik tersebut, karenamelakukan penipuan dan penyesatan.. Sebagai perusahaan Amerika terbesar ke delapan,

    Enron kemudian kolaps pada tahun 2001.

    I.5. TUJUAN PEMBAHASAN.

    Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk :1. Penerapakan peranan etika bisinis dalam implementasi sebagai good corporat

    governance

    2. Penerapakan membangun built to bless dalam implementasi sebagai good corporate

    governance

    II. PEMBAHASAN

    Berbisnis dengan etika dan atau etika berbisnis, sebenarnya keberadaan etika

    bisnis tidak hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana atau remeh atau,

    Bisakah kita melakukan etika berbisnis/ tidak melanggar hukum untuk meningkatkankinerja divisi kita ? jawabannya pasti bisa Jurnal Business and Society Review (1999),

    menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik

    yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value added sampai dua-

    tiga kali dari pada perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa. Bukti lain, seperti

    riset yang dilakukan oleh DePaul University (1997), menemukan bahwa perusahaan yangmerumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika

    memiliki kinerja finansial (berdasarkan penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari

    perusahaan lain yang tidak melakukan hal serupa. Sebuah studi selama 2 tahun yang

    dilakukan The Performance Group, sebuah konsorium yang terdiri dari Volvo, Unilever,

    Monsato, Imperial Chemical Industires, Deutsche Bank, Electolux, dan Gerling,

    menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan

    environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan,

    mendobrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak ataupersetujuan investasi.

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    4/8

    Hal. 4/8

    II.1. PERANAN ETIKA BISNIS DALAM PENERAPAN GCG

    1. Nilai Etika Perusahaan ( Company Ethics Value)

    Kepatuhan pada kode etik ini merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan

    dan memajukan reputasi perusahaan sebagai karyawan dan para pimpinan perusahaan

    yang bertanggung jawab, dimana pada akhirnya akan memaksimalkan nilai pemegang

    saham. Beberapa nilai-nilai etika perusahaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip GCG,

    yaitu kejujuran, tanggung jawab, saling percaya, keterbukaan dan kerja sama. Sebagai

    contoh yang sering kita ketahui yaitu kode etik yang harus dipatuhi oleh seluruhkaryawan dan pimpinan perusahaan, antara lain masalah informasi rahasia dan bentuan

    kepentingan.

    2. Code of Corporate and Business Conduct

    Kode etik dalam tingkah laku berbisnis di perusahaan (code of corporate and business

    conduct) merupakan implementasi salah satu prinsip Good Corporate Governance

    (GCG). Kode etik tersebut menuntut karyawan & pimpinan perusahaan untuk melakukan

    prakter-praktek etik bisnis yang terbaik di dalam semua hal yang dialakukan atas namapeusahaan. Dengan tujuan agar prinsip etika bisnis menjadi budaya perusahaan

    (corporate culture), maka seluruh karyawan dan para pimpinan perusahaan akan berusaha

    memahami dan berusaha mematuhi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh

    dilakukan dalam aktivitas bisnis perusahaan. Pelanggaran atas kode etik merupakan hal

    yang serius, bahkan dapat termasuk kategori pelanggaran hokum.

    Contoh :Di Indonesia dengan Topik : The Challenges of Legal Profession in The Corrupt Society

    (Gayus Lumbuun, 2008), yang memaparkan

    (1)penegakan hokum pembrantas korupsi,

    (2)substansi/norma hukum kebijakan pemberantas KKN,

    (3)kelembagaan/ struktur hukum pemberantas KKN,

    (4)budaya hukum (legal culture dalam kebijakan pemberantas KKN.

    Dari keempat unsur hukum tersebut, maka unsure ketiga dari sistem hukum yang sangat

    berpengaruh dalam implementasi UU tentang tindak pidana korupsi adalah masalah

    budaya hukum yang terkait dengan pemberantas KKN. Budaya hukum disini dapat

    dikelompokkan kedalam 2 hal yaitu:

    budaya yang menyimpang dan

    budaya sebagai karekter entitas.

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    5/8

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    6/8

    Hal. 6/8

    a. Gap Inc, mendapat Social reporting Award. Gap melporkan kinerja dan ketaatan

    3.000 pabrik pemsok di 50 negara terhdap aturan yang tela ditetapkan.b. Chroma Technology Corp. Meraih Living Economy Award, perusahaan yang

    menerapkan konsep kepemilikan karyawan, kebijakan upah yang pantas.c. Dell Inc, memperoleh Environmental Progress Award, menawarkan jasalayanan

    gratis untuk mendaur ulang komputer yang eprnah dipakai perusahaan pada setiap

    pembelian komputer baru.

    d. Cliff Car Inc, menyabet General Excellence Award atas komitmennya dan

    konsisten terhadap pelestarian lingkungan.

    e. King Arthur Flour, mencapai Social Legacy Award, kerena menyerahkan

    kepemilikan saham perusahaan 100 persen.

    2. Kinerja Spiritual melahirkan perusahaan yang Built to BlessDalam hasil pengamatan saya selanjutnya, kedua kinerja tersebut belumkah seluruhnyamencerminkan kesuksesan menyeluruh dalam perusahaan. Ada factor ketiga yang patut

    menjadi bahan renungan setiap pimpinan dan pemegang saham yakni Kinerja Spiritual.Ini selaras dengan kecerdasan manusia yang memiliki tiga cakupan yakni Intelektual,

    Emosional, dan Spriritual. Kecerdasan Spiritual yang dimiliki pimpinan dan manusia ada

    dalam perusahaan akan menjadi peusahaan untuk memiliki Kinerja Spiritual.terjadi,

    maka akan ada padanan yang serasi antara manusia sebagai subjek dan organisasi sebagairanah subjek. Salah satu aspek yang sangat penting dalam membawa perusahaan menjadi

    perusahaan BERKAT (A Built to Bless-Blessing Company) adalah memperdalam dan

    memperindah (depth and beauty) landasan berbisnis yang berada di atas etika dan moral

    standar yakni unsur spiritualitas yang bersumber pada tata nilai keimanan yang disebut

    keyakinan (belief). Etika dan moral hanya berlandasan pengertian baik-buruk dan benar-salah dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG). Perusahaan yang Built to

    Bless, sudah menyentuh aspek yang saya sebut sebagai sisi spiritual yang bersumber

    kepada Tuhan (God) yang akhirnya menelurkan prinsip baru yang banyak dikenalsebagai God Corporate Governance (GODCG). Oleh karena itu, landasan dari moral,

    etika, falsafah perusahaan yang akan langgeng karena memiliki sifat transendensi harus

    berakar pada landasan spiritual sebagai sumber segala kebijakan. Saya yakin, semuaKitab Suci dari semua agama mengajarkan landasan spiritual yang jauh lebih dalam dari

    landasan mental dan moral. Untuk pedoman berperilaku khususnya dalam dunia bisnis,

    tidak ada dogmatika yang sangat berbeda.

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    7/8

    Hal. 7/8

    III. KESIMPULAN DAN SARAN

    1. KESIMPULAN.

    1. Etika bisnis memegang peranan sangat penting dalam rangka implemetasi GCG.

    Sedangkan Code of Corporate and Business Conduct merupakan pedoman bagi

    seluruh karyawan dan para pimpinan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-

    hari Dan agar mudah disosialisakan kemua karyawan tanpa memandang level jabatan,

    maka dibuatkan beberapa sepanduk (slogan) dipasanga di tempattempat strategis

    dilingkungan perusahaan.

    2. Gerakan moral : bersih, transparan dan profesional mengandung mengandung nilai

    moral dan prinsip-prinsip dasar dari GCG yang bersifat universal.

    3. Implementasi GCG di perusahaan, harus dijunjung tinggi, karena

    kemajuanperusahaan, kepercayaan pelanggan, dan profit yang terus meningkat,pangsa pasar terus meluas, merupakan cita-cita bagi setiap perusahaan.

    4. Diperlukan integrasi moral yang tinggi dari para Aparat penegak hukum

    yangmenangani perkara korupsi dan jangan memberikan contoh yang kurangbaik,jangan membuat masyarakat tidak lagi percaya terhadap Aparat Penegak Hukum

    ( Undang-undang No. 20 tahun 2001) tentang Pemberantasn Tindak Pidana Korupsi.

    5. Gunakan kriteria bagi perusahaan Built to bless yaitu ada Lima Fase

    PerubahanPerusahaan dengan Kinerja Spiritual yang tinggi : fase BURUK (Bad)MAPAN (Establishes), HEBAT (Good to Great), LANGGENG ( Built to Last)

    dan BERKAT (Built to Bless = BLESSING)

    2. SARAN

    1. Untuk implementasi GCG, selain faktor individu, maka tidak kalah pentingnya suatuperusahaan harus mempunyai sistem, SOP (Standard Operation Procedure) pada

    setiap item pekerjaan.

    2. Dari aspek agama , perlunya menekankan kaidah atau norma-norma ajaranagama

    agar umatnya sensitif dalam menyikapi mana yang benar atau mana yang tidakbenar dan apa sangsinya jika kita selalu menabrak yang terkait dengan norma-norma

    agama. Dan sabagai bukti para penghuni Lapas , beberapa tokoh agama ( orang yang

    mempunyai pemahaman agama yang cukup baik ) ternyata sebagai penghuninya.

    3. Karena implementasi GCG sangat dominan ketika para pimpinan perusahaan betul-

    betul mensuport, memberikan teladan, dan mempunyai komitmen yang kuat dalam

    menjalankan aktivitas sehari-hari.

  • 7/30/2019 Contoh Kasus Etika Bisnis Dan Pembahasannya

    8/8

    Hal. 8/8

    4. Aparat penegak hukum, harus berani memberikan keyakinan bahwa korupsi bisa

    diberantas, namun kenyataan banyak para pejabat, profesi dan orang yangmempunyai latar belakang ilmu hukum, ternyata melakukan pelanggaran hukum, hal

    ini akan berpotensi membuat masyarakat tidak yakin kalau namanya korupsi bisadiberantas.

    IV. DAFTAR PUSTAKA

    1. Bambang Paulus, 2007, Built to Bless, PT Elex Media Kumputindo, Jakarta

    Buchholtz and B. Rosenthal, 2002, Business Ethics, Upper Saddle River, N,J Printece

    Hall.

    2. Gayus Lumbuun, 2008, The Challenges of Legal Profession in The Corrupt Sociaety.

    3. Indriyanto Seno Adji, 2007, Korupsi Kebijakan Aparatur Negara dan Hukum Pidana,

    CV Diadit Media , Jakarta.

    4. Jim Collins, 2001, Good to Great, Why Some Companies make the Leap and Others

    Dont Harper Business, An Imprint of Harper Collin, Published.

    5. R.Sims, 2003, Ethics and Corporate Social Responsibility-Why Giants Fall, C.T:

    Greenwood Press

    6. Tjager, I Nyoman, 2003, Corporate Govermance : Tantangan dan Kesempatan bagi

    Komunitas Bisnis Indonesia, PT .Prenhallindo, Jakarta Undang-undang No. 20, 2001,Pemberantasan Tindak Pindana Korupsi.