contoh karya tulis bali
-
Upload
taufik-iman-utomo -
Category
Documents
-
view
290 -
download
9
description
Transcript of contoh karya tulis bali
LAPORAN
PERJALANAN OBYEK WISATA KE JOGJAKARTA
Disusun sebagai syarat
Guna untuk mengikuti Ujian Nasional
Tahun Pelajaran 2012/2013
Oleh:
TAUFIK IMAN UTOMO
25
XI IPA 2
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 GIRIMARTO
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
i
PERSETUJUAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh pembimbing sebagai salah satu syarat dalam
menempuh Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013 SMA Negeri 1 Girimarto.
Girimarto, 31 Januari 2013
Pembimbing,
Suwati, S.Pd
NIP: 19741009 199803 2 002
ii
PENGESAHAN
Karya tulis ini telah di sahkan oleh Kepala Sekolah kami guna memenuh tugas
dan syarat dalam menempuh Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013 SMA
Negeri 1 Girimarto.
Girimarto, 31 Januari 2013
Kepala SMA N 1 Girimarto
Dra. Titi Handayani, M.Pd
NIP: 19600712 198603 2 009
iii
MOTTO
A. Aku hidup di kota gaplek , makanan faforitku terbuat dari gaplek, tapi
semangatku bukan seperti gaplek yang mudah patah, tapi seperti gathot
yang ulet dan penuh sensasi
B. Jadilah orang besar maka kesuksesan akan mengikutimu
iv
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya.
2. Pembaca yang budiman.
v
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas segala limpahan Rahmat
dan Hidaya-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan baik yang
berjudul “Laporan Perjalanan Obyek Wisata Yogyakarta.
Karya tulis ini disusun untuk memenuhi syarat Ujian Sekolah dan Ujian
Nasional tahun 2012/2013 yang diberikan berupa pengadaan sebuah kunjungan
dengan menulis hasil berupa laporan pengamatan.
Penulis dalam menyelesaikan laporan ini banyak mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin meenyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dra. Titi Handayani, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Girimarto
yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis
untuk mengikuti kunjungan karya wisata tahun 2012.
2. Suwati, S.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penyelesaian karya wisata ini.
3. Orang tua dan keluarga penulis yang senantiasa mendukung dan
mendoakan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya wisata.
Demikian Laporan Karya Wisata ini, tentu tidak lepas dari kesalahan dan
kekuranga.
Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan
karya wisata ini.
Semoga dapat diterapkan, dan berguna bagi masyarakat, terutama para
pelajar.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… v
KATA PENGANTAR…………………………………………………... vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Tujuan……………………………………………………………. 1
C. Manfaat………………………………………………………….. 1
D. Metode Pengumpulan Data……………………………………… 1
BAB II ISI
A. Borobudur ……………………………………………………... 2
B. Taman Pintar…………………………………………………..... 5
C. Malioboro ……………………………………………………..... 8
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………… 11
B. Kritik dan Saran………………………………………………… 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 12
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Karya tulis ini bermanfaat bagi siswa karena dapat menjadikan kita
sebagai ganerasi penerus bangsa yang mempunyai wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas. Dengan diadakannya study tour tersebut
siswa dapat meningkatkan potensi dalam kegiatan belajar, sebagai syarat
mengikuti Ujian Nasional serta dapat berguna untuk masa yang akan
datang.
Agar siswa bertanggung jawab dan menjadi contoh siswa-siswi
yang lain.
Dan dapat menjadikan siswa kreatif dalam mengembangkan bakatnya.
B. Tujuan Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah:
Mengagungkan kebesaran Tuhan.
Untuk mengenal obyek-obyek wisata jogjakarta .
Untuk memperluas pengetahuandi bidang kepariwisataan Indonesia.
Untuk menumbuhkan sikap menghargai nilai-nilai budaya bangsa.
Untuk mengenal dan menghayati wawasan wiyata nisantara,
memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan, meningkatkan cinta
tanah air.
C. Manfaat
Siswa dapat mengenal lebih jauh sejarah obyek wisata Jogjakarta.
Siswa dapat mencintai peninggalan budya.
D. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi: mengamati secara langsung.
b. Kaji pustaka: mengkaji buku atau lain-lain yang berisi penjelasan
obyek wisata yang terkait.
1
BAB II
ISI
1. BOROBUDUR
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di
Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih
100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40
km di sebelah barat laut Yogyakarta . Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh
para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk
bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya
dihiasi dengan2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan
ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya
terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan
mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma). Monumen
ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk
memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun
umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.
Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi
dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik
ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.
Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah
berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini
peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak
kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah,Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring
2
melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya
pengaruh Islam.
Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814
oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur
Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian
upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada
kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan
UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan
Dunia.[4] Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap
tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara
berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia
pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling
banyak dikunjungi wisatawan.
Nama Borobudur Stupa Borobudur dengan jajaran perbukitan Menoreh.
Selama berabad-abad bangunan suci ini sempat terlupakan. Dalam Bahasa
Indonesia, bangunan keagamaan purbakala disebut candi; istilah candi juga
digunakan secara lebih luas untuk merujuk kepada semua bangunan purbakala
yang berasal dari masa Hindu-Buddha di Nusantara, misalnya gerbang, gapura,
dan petirtaan (kolam dan pancuran pemandian). Asal mula nama Borobudur tidak
jelas, meskipun memang nama asli dari kebanyakan candi di Indonesia tidak
diketahui.
Nama Borobudur pertama kali ditulis dalam buku "Sejarah Pulau Jawa" karya
Sir Thomas Raffles.[9] Raffles menulis mengenai monumen bernama borobudur,
akan tetapi tidak ada dokumen yang lebih tua yang menyebutkan nama yang sama
persis. Satu- satunya naskah Jawa kuno yang memberi petunjuk mengenai adanya
bangunan suci Buddha yang mungkin merujuk kepada Borobudur adalah
Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada 1365.[10] Nama Bore-
Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, Kemungkinan ditulis Raffles dalam
tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore
(Boro); kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat
candi itu berdiri. Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan
3
dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba"–maka bermakna,
"Boro purba ".Akan tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal
dari istilah bhudhara yang berarti gunung.[11] Banyak teori yang berusaha
menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini
kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung"
(bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat
beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari
ucapan"para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur.
Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur".
Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di
mana bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara
dan beduhur artinya ialah "tinggi",atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang
berarti "di atas".
Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah
tinggi. Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar
doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan
pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama
Samaratungga, yang elakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan
raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam
prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan
tanah sima (tanah bebas pajak) oleh Çrī Kahulunan (Pramudawardhani) untuk
memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra.
Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal
muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari
wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra
dalam bahasa Sanskerta yang bearti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan
boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur
4
1. Taman pintar
Taman Pintar yang berlokasi di jalan Panembahan Senopati, Yogyakarta.
Taman pintar ini ditujukan bagi anak- anak Indonesia dan siapapun saja agar
tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam bidang sains dan teknologi.
Science center yang di sebut “TAMAN PINTAR” ini dibangun oleh gabungan
swasta dan pemerintah propinsi DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei
2006 dan diresmikan pada, 09 Juni 2007. Dengan motto “MENCERDASKAN
DAN MENYENANGKAN”. Siapapun bisa dengan leluasa memperdalam ilmu
pengetahuanya sekaligus menuntaskan rasa ingin tahu akan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan pendekatan ilmiah namun tetap menyenangkan.
Taman Pintar adalah tempat wisata untuk anak- anak Yogyakarta ataupun
anak-anak Indonesia agar tumbuh ketertarikan untuk belajar dan kreatif dalam
bidang sains dan teknologi yang berlokasi di jalan Penembahan Senopati ,
Yogyakarta. Di taman pintar ini pengunjung tidak saja hanya bisa melihat
berbagai sains yang diperagakan melainkan mereka juga dapat menikmati,
mencoba dan beratraksi. Mereka dapat bermain dengan alat peraga sians yang
tersedia, sehingga dapat merasakan bagaimana sains itu. Di Indonesia, wahana
semacam ini di awali dengan berdirinya pusat peragaan (PP) IPTEK yang
berlokasi di TMII. Dari sinilah “Science Center” mulai berkembang yang lainya
di Indonesia selang puluha tahun kemudian. Science Center yang disebut Taaman
pinar
Taman Pintar ini di bangun oleh gabungan swasta dan Pemerintah Propinsi
DIY yang pembangunannya dimulai sejak Mei 2006 dan diresmikan oleh 2 materi
yakni menristik Kusmayanto Kadiman dan Mendiknas Bambang Sudibyo pada 9
Juni 2007. Semua peragaan iptek tidak hanya dilihat saja, akan tetapi juga bisa
dapat disentuh dan dicoba-coba oleh pengunjung sehingga taman pintar ini akan
merangsang rasa ingin tau, menumbuhkan kesadaran akan pentingnya iptek,
memancing kreatifitas, dan peningkatan gairah belajar mata ajaran ilmu-ilmu
dasar seperti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
5
Motto Taman Pintar nampak sederhana yakni tiga- N : “ Niteru Niroake,
Nambahi” sesungguhnya memiliki kedalaman fisiologinya Ki Hajar Dewantara.
Dalam konteks masa kini, filosofi itu ada konsekwensinya dengan proses transfer
teknologi yang mengacu pada konsep Three – A yaitu : “Adopt, Adapt, Adrance”
disebut taman pintar karena dikawasan ini siswa mulai prasekolah sampai SLTA
bisa dengan leluasa memperdalam pemahamanya soal materi pelajaran yang
diterima di sekolah dan berkreasi. Pendekatan untuk menyampaikan lmu
pengetahuan dan teknologi dilakukan melalui berbagai media dengan tujuan
meningkatkan prestasi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara garis
besar materi isi taman pintar terbagi menurut kelompok usia dan penekanan
materi. Terbagi atas usia tingkat prasekolah hingga taman kanak-kanak dan
sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sedangkan menurut penekanan materi
diwujudkan dalam interaksi antara pengunjung dan materi yang disampaikan
melalui anjungan yang ada. Salah satu dari sejumlah permainan yang disediakan
ditaman antara lain : permainan air yang memperkenalan bagaimana terjadinya
pelangi. Permainan yang tidak kalah menariknya adalah permainan parabola
berbisik. Masing-masing anak berdiri di depan parabola yang jaraknya 15 m,
kemudian mereka berbisik. Nah temannya yang jauh dari parabola itu nanti akan
mendengar. Itu namanya Leonvort perambatan pantulan gelombang suara, jadi
melalui media udara. Tersedia permainan pipa gaung. Konsep gaung adalah anak-
anak bisa berbisik / berbicara dari ujung- ujung pipa. Suara itu bisa merambat
melalui pipa, bisa dipantulkan sehingga bisa terdengar diujung satunya. Pipanya
dipendam, selain itu yang paling disukai anak-anak yaitu “gendang” dinding
berdandang,. Dinding ini menjelaskan kalau luas kecil permukaan itu menentukan
tinggi rendahnya nada. Missal : permukaan kecil berarti nada yang dihasilkan itu
kecil, jadi anak bisa belajar sendiri berbgai pengetahuan yang selama ini hanya
mereka peroleh dalam bentuk teori. . Latar Belakang Taman Pintar Sejak
terdirinya ledakan perkembangan sais, sekitar tahun 90-an, terutama teknologi
informasi pada giliranya telah menghantarkan peradaban manusia menuju area
tanpa batas
6
Perkembangan Sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan tentunya
menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi realitas perkembangan dunia semacam itu dan wujud kepedulian
terhadap pendidikan, maka pemerintah kota Yogyakarta menggas sebuah ide
untuk pembangunan “Taman Pintar” Dengan target pembangunan taman pintar
adalah memperkenalkan Science kepada siswa dari dini, harapan lebih luas,
kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa Indonesia tidak hanya menjadi
sasaran ekspoliasi pasar teknologi sendiri. Bangunan taman pintar ini dibangun
adanya keterkaitan yang erat anatara taman pintar dengan fungsi dan kegiatan
bangunan disekitarnya, seperti taman budaya dan Benteng Vrebuderg Sudibyo.
Pembangunan tahap II adalah gedung oval lantai I dan II. Serta gedung kotak
lantai I diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas
Bambang Sudibyodan Menristek Kusmanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengkubono X. Pembangunan tahap III adalah : gedung kotak
lantai II dan III tampak Presiden dan gedang memorabilia. Dengan selesainya
tahapan pembangunan, grand opening taman pintar dilaksanakan pada tanggal, 16
Desember 2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono.
( Rabu,26 Agustus 2009) . Logo Taman pintar Maknanya : Ø Kembang api adalah
simbolisasi dari intelegensi dalam imajinasi Ø Dalam bahasa Jawa, kembang api
menggambarkan “MLETIK = Pintar = PADHANG MAK BYAR = Pintar” Ø
Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai dengan
visi taman pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi, dan kreasi sains dalam
suasana yang menyenangkan. Ø Gambar logo yang keluar mengandung makna
“OUT WARD LOOKING”, selalu melihat keluar untuk terus belajar mengikuti
dinamika perubahan diluar dirinya. Ø Gambar logo tampak seperti matahari
mengandung makna menyinari sepanjang masa. Ø Efek Perspektif adalah
simbolisasi sesuatu yang tinggi “cita – cita”, pengharapan bak taman pintar akan
generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta dalam meraih cita- citanya Ø
Wahana gabungan HIJAU – BIRU melambangkan pertumbuhan tak terbatas Ø
Maskof taman pintar adalah burung hantu bernama tepi.
7
3.MALIOBORO
MALIBOORO Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan
bunga,Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan.
Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata
di jantung Kota Jogja. MALIOBORO Menyusuri Jalan Karangan Bunga dan
Surga Cinderamata di Jantung Kota Jogja Matahari bersinar terik saat ribuan
orang berdesak- desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya
berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan
riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga
teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak- anak berbaur
menjadi satu. Setelah menunggu berjam- jam, akhirnya rombongan kirab yang
ditunggu pun muncul. Diawali oleh Bregada Prajurit Lombok Abang, iring-
iringan kereta kencana mulai berjalan pelan. Kilatan blitz kamera dan gemuruh
tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin lewat. Semua berdesakan ingin
menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara yang terus
melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah. Itulah pemandangan yang
terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng putri bungsu Sultan Hamengku
Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Ribuan
orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang membentang dari utara ke
selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena
pada zaman dulu
ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi
karangan bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi
Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan
perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg,
dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai
dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian
Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya. Sebelum berubah
menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan
pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh
masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di
8
Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah
Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor
DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan
serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun
mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa
menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan
yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara
hingga Stasiun Tugu. Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut
nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro
merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa
memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata
unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi
penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan
kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki
lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti
batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur
kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan
dengan mudah. Jika pandai menawar, barang- barang tersebut bisa dibawa pulang
dengan harga yang terbilang murah. Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang
merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis,
Panggung Krapyak, kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah
menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan
Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar
dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro.
Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari
mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla
Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati. Malioboro
adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap
benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar
oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi
banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti
9
kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi
"Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan
banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan
hingga kini. Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan
Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak
menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun
seperti Jogja Java Carnival yang selalu dilaksanakan tiap bulan Oktober, Festival
Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan
Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China
(Imlek).
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada dasarnya Yogyakarta mempunyai sumber daya alam dan manusia
yang baik, yang paling menonjol yaitu pada obyek wisatanya. Dikarenakan obyek
wisatanya yang menarik dan mempesona banyak wisatawan dalam maupun luar
negeri yang datang berkunjung ke Yogyakarta. Semua ini menunjukkan bahwa
Indonesia mempunyai kekeyaan alam yang indah. Selain itu, kebudayaan di
Yogyakarta juga berbeda dengan kebudayaan kota - kota lain di Indonesia. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai beranekaragam kebudayaan.
B.Kritik & Saran
Dari hasil penyusunan karya tulis ini maka penulis bisa memberikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Kebudayaan merupakan warisan nenek moyang dan warisan kita bersama,
maka dari itu harus kita jaga dan lestarikan bersama.
2. Mengembangkan dan meningkatkan usaha Pemerintah dalam melestarikan
serta menjaga kebudayaan Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com/borobudur
www.wikipedia.com/taman-pintar-yogyakarta.html
www.yogyes.co.id/sejarah-dan-diskripsi-malioboro.html
12
LAMPIRAN
13