contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

9
MAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA  Disusun Oleh : Kelompok A Hery Kristanto : ( 111 021 018 ) Eko Setia Saptono : ( 111 021 007 ) Rama Ristianto : ( 111 021 044 ) LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2013

Transcript of contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

Page 1: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 1/9

MAKALAH PRODUKTIVITAS

ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

 

Disusun Oleh :

Kelompok A

Hery Kristanto : ( 111 021 018 )

Eko Setia Saptono : ( 111 021 007 )

Rama Ristianto : ( 111 021 044 )

LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

YOGYAKARTA

2013

Page 2: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 2/9

PERANCANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATANMODEL COOPERATIVE LEARNING (CL)

Page 3: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 3/9

Iwan Sonjaya, Kuspriyanto, Aciek Ida Wuryandari,

Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer 

Sekolah Teknik Elektro dan InformatikaInstitut Teknologi Bandung

[email protected][email protected], [email protected] 

In the effort increasing quality of education to result graduate which high grade quality and acceptable in industrial and

 business environment, required the improvement of quality both facilities and teacher, but then improvement of facilitiesand teachers disproportionate with growth of students. Lack of interaction between teacher and student in consequence of 

restrictiveness facilities and time of interaction became main restrictiveness, one alternative solution to overcome by usingweb based learning system, besides need to develop learning model of cooperative learning to prepare the graduation who

have the ability of hard skill and soft skill as according to demand industrial and business environment. Step of design isliterature study, requirement analysis, prototyping design , implementation of prototyping and testing of prototyping with

UML modeling system.. By the using the facility of web domain as maximum as possible, learning using model of webcooperative learning is expected to increase the motivation and collaboration in learning activity so the improvement of 

ability of hard skill and soft skill can be reached.

Keywords: web based learning, cooperative learning, soft skill

1. Pendahuluan

Perkembangan internet dalam beberapa tahun terakhir inimemungkinkan dunia pendidikan saat ini untuk 

memanfaatkan teknologi internet dalam proses pembelajaran, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dalam

upaya meningkatkan mutu dan layanan pendidikan gunamenghasilkan lulusan yang berkualitas dan terserap dalam

dunia usaha/dunia industri (DU/DI), diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas dari sarana dan

 prasarana serta pengajar, tetapi peningkatan jumlah saranadan pengajar tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah

 pelajar ehingga waktu dan tenaga yang dialokasikan oleh pengajar kepada pelajarnya semakin terbatas[22], secara

otomatis peningkatan kualitas pendidikan yang diharapkantidak akan tercapai. Kurangnya interaksi antara pengajar 

dan pelajar serta keterbatasan ruang dan waktu menjadikendala utama. Untuk itu perlu ada metoda lain yang

dapat menangani kondisi tadi. Salah satunya sistem pembelajaran atau dengan menggunakan teknologi

internet. Proses pembelajaran dengan menggunakan

teknologi internet tetap mengacu kurikulum SMK yang berlaku saat ini. Salah satu unsur utama yang harus ada

dalam pembelajaran menggunakan internet adalah adanya

interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi dapat

 berlangsung dengan memanfaatkan fasilitas yang ada diinternet, tetapi sistem dan pembelajaran yang digunakanumumnya masih mengacu pada sistem pembelajaran

dengan model pembelajaran yang berpusat pada pengajar/guru (teacher centered learning ) yang lebih

 bersifat searah seperti pada sistem pembelajaran tatapmuka dikelas, sehingga siswa kurang dipacu untuk lebih

aktif menggali materi pelajaran yang ada, selain itu diSMK saat ini, model pembelajaran yang digunakan oleh

 para guru umumnya masih banyak menggunakan model pembelajaran kompetisi dan individual untuk memacu

 para siswanya dalam proses pembelajaran sehingga parasiswa akan saling bersaing dan saling mengalahkan teman.

Disatu sisi ini hal ini sangat posistif sehingga siswaterpacu menjadi yang terbaik, namun sisi negatifnya

adalah siswa tidak mempunyai  social skill  dan kurang

dapat menghargai perbedaan antar siswa serta toleransi,

sementara siswa SMK yang setelah lulus dipersiapkanuntuk memasuki dunia kerja, dimana dalam dunia kerja

tidak hanya dituntut kemampuan “hard skill ” saja tetapi perlu juga “ soft skill ” seperti kemampuan bekerjasama

dalam tim dan berkomunikasi. Sehingga perlu kiranyadirancang sistem pembelajaran berbasis web yang

memasukan unsur-unsur model cooperative learning .

2. Tinjauan E-Learning 

2.1 Pengertian e-learning 

Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning  dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan

 banyak pihak adalah sebagai berikut.a.  E-learning  merupakan suatu jenis belajar mengajar 

yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kesiswa dengan menggunakan media internet, intranet

atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001]. b.  E-learning  adalah sistem pendidikan yang

menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung

 belajar mengajar dengan media internet, jaringankomputer, maupun komputer   standalone

[LearnFrame.Com, 2001].

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistematau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi

informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebutsebagai suatu e-learning .

Keuntungan menggunakan e-learning diantaranya :

• menghemat waktu proses belajar mengajar,

• mengurangi biaya perjalanan,

• menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan

(infrastruktur, peralatan, buku),

• menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,

• melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu

 pengetahuan.

2.2 Manfaat Internet sebagai Media Pendidikan

Page 4: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 4/9

Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi.

Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara

interpersonal (misalnya e-mail dan chatting ) atau secaramasal, yang dikenal one to many communication

(misalnya mailing list ). Internet juga mampu hadir secarareal time audio visual seperti pada metoda konvensional

dengan adanya aplikasi teleconference.Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media

 pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yangkhas, yaitu

a. sebagai media interpersonal dan massa, b. bersifat interaktif,

c. memungkinkan komunikasi secara sinkron maupunasinkron.

Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukankomunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila

dibandingkan dengan hanya menggunakan mediakonvensional.

Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami

keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapatmenikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk , ”nyantri”,

”usrah” dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi

melalui e-mail , mailing list , dan chatting .  Mailing list 

dapat dianalogikan dengan ”usrah”, dimana pakar akan

 berdiskusi bersama anggota mailing list . Metoda inimampu menghilangkan jarak antara pakar dengan pelajar.

Suasana yang hangat dan non formal pada mailing list 

ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif seperti

 pada metoda ”usrah”. Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi :

• arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat;

• kemudahan mendapatkan resource yang lengkap,• aktifitas pembelajaran pelajar meningkat,

• daya tampung meningkat,• adanya standardisasi pembelajaran,

• meningkatkan learning outcomes baik kuantitas/kualitas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwainternet bukanlah pengganti sistem pendidikan.

Kehadiran internet lebih bersifat sebagai pelengkap.

Metoda konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapatdimodifikasi ke bentuk lain. Metoda talk  dan chalk 

dimodifikasi menjadi online conference. Metoda

”nyantri” dan ”usrah” mengalami modifikasi menjadi

diskusi melalui mailing list .

3. Konsep Cooperative Learning 

Cooperative learning  (CL) merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok 

kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota

kelompok harus saling bekerja sama dan salingmembantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam

CL, belajar dikatakan belum selesai jika salah satuteman dalam kelompok belum menguasai bahan

 pelajaran. Unsur-unsur dasar dalam CL adalahsebagai berikut[15].

a. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadapsiswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya,

selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam

mempelajari materi yang dihadapi.

 b. Para siswa harus berpandangan bahwa merekasemua memiliki tujuan yang sama.

c. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawabdi antara para anggota kelompok.

d. Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap

evaluasi kelompok.e. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka

memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.f. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan

secara individual materi yang ditangani dalamkelompok kooperatif.

3.1 Tujuan cooperative learning 

Model CL dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting sebagai

 berikut.a. Prestasi akademik.

 b. Penerimaan terhadap perbedaan individu.c. Pengembangan keterampilan sosial.

3.2 Prinsip-Prinsip Cooperative Learning 

a. Prinsip ketergantungan positif ( positive

interdependence). b. Tanggung jawab perseorangan (individual 

accountability).c. Interaksi tatap muka ( face to face promotion

interaction).d. Partisipasi dan komunikasi ( participation

communication).

3.3 Langkah-langkah cooperative learning 

Langkah-langkah atau mekanisme untuk pembelajaran

dengan model CL menurut David Horsnby dapatdijelaskan dengan gambar berikut.

Gambar 3.1 Mekanisme pembelajaran dengan model CL.

3.4 Pendekatan dalam Cooperative Learning 

Page 5: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 5/9

Walaupun prinsip dasar CL tidak berubah, terdapat

 beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat

 pendekatan CL[2]. Di sini akan diuraikan secara ringkasmasing-masing pendekatan tersebut.

a. Student Teams Achievement Division (STAD). b. Investigasi kelompok.

c. Pendekatan struktural.d. Jigsaw.

3.5 Cooperative Learning Tipe Jigsaw

CL tipe  jigsaw adalah suatu tipe CL yang terdiridari beberapa anggota dalam satu kelompok yang

 bertanggung jawab atas penguasaan bagianmateri belajar dan mampu mengajarkan bagian

tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya[2].Pada model CL tipe  jigsaw, terdapat home group dan

 focus group.  Home group, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan,

asal, dan latar belakang yang beragam. Focus group, yaitu

kelompok siswa dari anggota home group berbeda yangditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik 

tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang

 berhubungan dengan topiknya untuk kemudiandijelaskan kepada anggota home groupnya. Hubungan

antara home group dan  focus group digambarkan sebagai berikut[1].

Gambar 3.23 Ilustrasi kelompok  jigsaw.

3.6 Peran Siswa dalam Cooperative Learning 

Dalam CL siswa mempunyai berperan dalam proses pembelajaran sebagai berikut.

a. Merencanakan.

 b. Menerangkan.c. Bertanya.

d. Mengkritik. 

e. Merangkum.. f. Mencatat.

g. Penengah.

3.7 Peran Pengajar dalam Cooperative Learning  

Pengajar  dalam metoda  pembelajaran kooperatif  tidak  lagi

memberikan  ceramah  didepan kelas,  tapi  dapat  memiliki

 berbagai  peran sebagai berikut.

a. Fasilitator.

 b. Model.c. Pelatih (coach).

3.8 Keunggulan Cooperative Learning.

Keunggulan CL sebagai suatu strategi pembelajaran di

antaranya:a. melalui CL siswa tidak terlalu menggantungkan pada

guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaankemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi

dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain, b. dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan

ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal danmembanding-kannya dengan ide-ide orang lain,

c. dapat membantu anak untuk respek pada orang lain danmenyadari akan segala keterbatasannya serta

menerima segala perbedaan,d. dapat membantu memberdayakan seriap siswa untuk 

lebih bertanggung jawab dalam belajar,e. CL merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk 

meningkatkan prestasi akademik sekaliguskemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa

harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan

yang lain, mengembangkan keterampilan mengatur waktu, dan sikap positif terhadap sekolah,

f. dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk 

menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerimaumpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan

masalah tanpa takut membuat kesalahan, karenakeputusan yang dibuat adalah tang-gung jawab

kelompoknya,g. dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan

informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadinyata,

h. interaksi selama kooperatif berlangsung dapatmeningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan

untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.

4.Analisis Dan Perancangan Sistem

4.1 Deskripsi Desain Pembelajaran berbasis Web 

Model CL

Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan CL, maka CL yang akan dibuat di dalam

lingkungan web terbagi dalam enam fase tahapan yakni :

• menyampaikan tujuan,

• menyajikan informasi,

• mengorganisasikan siswa dalam kelompok-

kelompok,•  pelaksanaan pembelajaran,

•  presentasi, refleksi dan publikasi,

•  penilaian dan evaluasi.

4.1.2 Desain Perangkat CL

Untuk mengimplementasikan CL di dalam lingkunganweb dibutuhkan pembangunan dan pengembangan

 beberapa perangkat yang mendukung. Berikut gambaranumum dari kriteria perangkat yang dibutuhkan.

• Dapat mendukung aktifitas semua aktor yang

 berhubungan dengan pembelajaran model CL

(pengajar, pelajar, teman, admin).

• Dapat digunakan untuk semua metoda pembelajaran

model CL.

Page 6: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 6/9

• Dapat menggunakan jaringan intranet maupun

internet.

• Dapat digunakan untuk pembelajaran lokal maupun

 jarak jauh.

• Dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran.

4.2 Analisis Kebutuhan

Berikut deskripsi dan analisis dari desain sistem pembelajaran   berbasis web untuk mendukung proses

 pembelajaran dengan pendekatan CL.

4.2.1 Peran SDM

Orang yang terkait dengan pembelajaran dan perannya

dalam kegiatan pembelajaran ini ditunjukkan pada Tabel4.1.

Tabel 4.1 Peran orang yang terkait dengan sistem.Orang

Terkait

Peran

Pelajar  Mengikuti pembelajaran

model CL Mencari/mempelajari

sumber/materi belajar yg sesuai

Mencari sumber informasi

Mengajukan pertanyaan

Berkolaborasi di dalamkelompok 

Aktif dalam diskusi

Saling berhubungan dengan

 pelajar lain baik  face-to-face

maupun melalui e-mail 

Berkomunikasi dengan

 pengajar atau praktisi berpengalaman

dibidang yang sesuai.

Pengajar  Merencanakan pembelajaran

Mengatur sumber belajar 

dan situs terkait

Menampilkan dan

memperbaharui informasi

 pembelajaran

Memunculkan topik diskusi

Melayani koreksi (baik  face-to-face atau melalui e-mail )

Memberikan saran kepada

 pelajar 

Menilai pelajar 

Memantau kemajuan pelajar 

Membuat dan mengatur kelompok 

Admin Menata fasilitas

 pembelajaran

Menata data user  Melayani bantuan teknis

Desain ini memperkaya cara mengajar dimana pelajar sebagai pusat ( student centered learning ), peran di atas

didasarkan pada teori kognitif yang menekankan aktifitaseksplorasi secara aktif, konstruktif dalam pemecahan

masalah. Pelajar diharapkan mencari dan memilih

informasi yang tersedia sesuai dengan langkahnya sendiri,menurut kebutuhan dan pilihannya sendiri. Pengajar hanya

sebagai fasilitator dan pemandu dalam proses belajar.

4.3 Pemodelan Sistem

4.3.1 Use case dan Diagram Use casea. Use case dan Aktor

Untuk menjelaskan use case dan aktor yang terkait dengan

sistem ini, dipertimbangkan peran dan fungsi yang telah

diuraikan di atas. Berikut skenario dari proses pembelajaran berbasis web ini.

Pelajar harus mendaftarkan informasi lengkap kedalam sistem, dan profil belajarnya untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran. Juga harus mengikuti petunjuk dan prosedur kegiatan pembelajaran,membuat jadwal dan mengerjakan tugas, menjawab

 pertanyaan, membuat laporan atau presentasi, danmengerjakan aktifitas lain yang mendukung proses

 pembelajaran sesuai acuan pengajar.

Pengajar bertanggungjawab dalam membuat kerangka

 pembelajaran dari mata pelajaran yang menjadi

tanggung jawabnya , resource terkait, catatan penting,dan format evaluasi, membuat jawaban yang diminta

oleh pelajar, menampilkan hasilnya dan menilai tugasdan laporan pelajar. Memeriksa kesesuaian antara

 pengerjaan tugas dengan jadwal yang telah ditetapkan

sebelumnya. Admin diberikan wewenang yang tinggi dalam

membuat kelas, menambahkan pengajar dan pelajar  baru ke database, mendaftarkan mata pelajaran

tertentu, mengatur daftar pelajar untuk mata pelajaran tertentu dan daftar mata pelajaran yang

ditangani pengajar tertentu.

b. Diagram Use case 

Mengelola user 

Mengelola kelas

Mengelola matapelajaran

Mengelola kelompok Outline pembelajaran

Pengumuman

Dokumen pendukung

Agenda

Link referensi

Tugas

Latihan

Forum

Chat

Mengelola kategori matapelajaran

Guru

Admin

Siswa

Login

<<include>>

Pesan

Gambar 4.1. Diagram use case sistem.

4.3.2 Diagram Aktifitas

Diagram aktifitas  menggambarkan berbagai alir aktifitas

dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan

 bagaimana berakhir. Suatu aktifitas dapat direalisasikanoleh satu use case atau lebih, aktifitas menggambarkan

 proses yang sedang berjalan, sedangkan use casemenggambarkan bagaimana aktor   menggunakan sistem

Page 7: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 7/9

untuk melakukan aktifitas. Contoh diagram aktifitas dapat

dilihat sebagai berikut.

Mulai

Pilih daftar 

 pelajaran

Isi form

deskripsi

Pilih deskripsi

 pelajaran

Pilih isi deskripsi

 pelajaran

Tampilkan dafta r komponen

 pembelajaran

Tampilkan deskripsi

 pelajaran

Tampilkan form tambah/edit

deskripsi pelajaran

Tampilkan pesan deskripsi pelajaran belumada

tidak dilanjutkan

Ambil data deskripsi

 pelajaran

Simpan de skripsi ke

database

Ambildat a pelajaran

yang ada

ada

tidak ada

Selesai

cek datadeskripsi

 pelajaran

DatabaseWebAktor

Gambar 4.2. Diagram aktifitas dari use case membuatdeskripsi mata pelajaran (aktor : pengajar).

4.3.3 Diagram Kelas

Kelas adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasiakan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari

 pengembangan dan desain berorientasi obyek. Kelas

menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem,sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi

keadaan tersebut (metoda/fungsi).

a. Diagram kelas untuk use case login.

User 

formLogin

userid : String

 password : String

submit()

return verifikasi()

formOtoritas

userid : String

verifikasi user()

verifikasi ditolak()

open()

formUser 

userid password

status

cek userid()

cek password()cek status()

save()

update()delete()

Gambar 4.3 Diagram kelas untuk use case login.

4.3.4 Diagram Sequence

Diagram sequence  biasa digunakan untuk 

menggambarkan skenario atau rangkaian langkah yangdilakukan sebagai respons dari sebuah event  untuk 

menghasilkan keluaran  tertentu. Diawali dari apa yangmemicu aktifitas tersebut, proses dan perubahan apa saja

yang terjadi secara internal dan keluaran  apa yangdihasilkan. Contoh diagram sequence pada desain e-

learning ini dapat dilihat sebagai berikut.

: User : formLogin : formUser : formOtoritas

submit( )

cek userid( )

cek password( )

cek password( )

return verifikasi( )

verifikasi us er( )

verifikasi ditolak( )

return verifikasi( )

Gambar 4.4 Diagram sequence untuk use case login.

5. Implementasi Dan Pengujian Sistem

Pada tahapan ini aplikasi sistem pembelajaran berbasis

web model CL diimplementasikan berdasarkan padarancangan yag telah dilakukan pada tahapan sebelumnya.

Prototipe aplikasi ini dirancang dan diimplementasikan

 pada intranet pada SMK Negeri 25 Jakarta.

5.1 Modul Permulaan

Ketika situs pembelajaran dibuka, pengguna akan

dihadapkan pada informasi awal kategori mata pelajaranyang tersedia dan info lainnya, juga disediakan form login

 bagi yang sudah terdaftar dan pilihan pendaftaran bagiyang belum terdaftar.

Gambar 5.1 Halaman utama dan login.

5.2 Modul Pengembangan

Di dalam model pengembangan pelajar dapat

menggunakan web untuk berkomunikasi dengan anggotakelompoknya sesuai model pembelajaran CL, selain itu

siswa dapat berkomunikasi dengan para ahli/praktisi yangmemiliki pengalaman dan pengetahuan yang sesuai

dengan topik pelajaran, dan dengan menggunakan e-mail ,chat room, atau forum untuk melakukan komunikasi

dengan orang lain baik secara individu ataupun kelompok.

Page 8: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 8/9

Gambar 5.2 Komunikasi antara pelajar/pengajar 

Dalam forum diskusi tersebut pelajar dapat saling berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan anggota kelompok 

lain yang membahas/mempelajari topik yang sama ( focus

 group), pelajar bertanggung jawab atas bagian dari tugaskelompok yang diberikan kepadanya, sehingga melalui

 proses sharing informasi tersebut pelajar dapat memahami

materi pelajaran secara utuh dan berkewajibanmenjelaskan kepada kelompok asalnya (home group).Proses selanjutnya adalah menyusun dan mengumpulkan

tugas baik kelompok maupun individu ke dalam sebuahdokumen dalam format yang disepakati (ms.word, pdf,

HTML), sehingga proses pengumpulan tugas dapatdilakukan dengan meng-upload file tersebut.

Gambar 5.3 Pengumpulan file tugas kelompok.

5.3 Modul Pelengkap

Pada modul ini dimaksudkan agar pelajar dapatmengerjakan latihan/kuis untuk memberikan gambaran

sejauhmana penguasaan materi yang telah dikuasainya.

Setelah mengerjakan kuis pelajar dapat langsung melihathasilnya, soal yang diberikan oleh pengajar ditampilkansecara acak dan mempunyai batasan waktu dalam

 pengerjaan ujian (tanggal aktifasi latihan, maksimum pengulangan yang diizinkan dan durasi pengerjaan

latihan). Pengajar dapat melihat kemajuan atau aktifitasyang dilakukan pelajar melalui alur pembelajar yang dapat

dilihat oleh setiap pengajar sebagai penanggung jawab

matapelajaran.

Gambar 5.4 Contoh latihan/kuis dalam bentuk pilihan

ganda.

5.4 Hasil pengolahan data kuisioner.

Dari kuisioner yang disebarkan kepada responden, setelahmenggunakan aplikasi pembelajaran berbasis web dengan

model Cl diperoleh hasil sebagaimana ditunjukan grafik  berikut.

3,83

4,384,10 4,10

3,703,93 4,00

3,75

4,18

3,884,13

4,38

3,633,80

3,903,73

3,85

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 14 15 16 17

No. Pertanyaan

      R    a     t    a   -    r    a     t    a

Gambar 5.5 Grafik hasil kuisioner penelitianBerdasarkan hasil kuisioner bagian A dan B, diperoleh

nilai rata-rata jawaban dari responden diatas 3 (skala 5),dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran

 berbasis web dengan menggunakan cooperative learning 

membawa dampak positif untuk proses pembelajaran baik 

dari sisi akademik maupun dari sisi soft skill .

6. Kesimpulan

Berdasarkan pada masalah yang timbul, hasil analisis dan perancangan serta pengujian sistem pembelajaran berbasis

web model CL, maka jika prototipe sistem pembelajaran

 berbasis CL model CL diimplementasikan, kesimpulanyang dapat diambil sebagai berikut.

1. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CLini akan melengkapi dan memperkaya metoda dan

model pembelajaran yang telah ada.2. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL

ini akan memacu siswa untuk berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga sejalan dengan

 paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa( student centered learning ).

3. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CLselain meningkatkan pestasi akademik juga akan

mengembangkan dan melatih pelajar dalamketerampilan sosial seperti bekerjasama dalam

kelompok dan berkomunikasi.4. Sebagai solusi alternatif dari kurangnya interaksi

 pelajar dengan pengajar akibat keterbatasan sarana dan prasana serta tenaga pengajar untuk mendukung proses

 pembelajaran.

Page 9: contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS  ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

7/28/2019 contoh-jurnalMAKALAH PRODUKTIVITAS ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

http://slidepdf.com/reader/full/contoh-jurnalmakalah-produktivitas-analisis-dan-pengukuran-kerja 9/9

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Arends, Richard. I. (1997), Classroom Instruction

and Management , McGraw Hill Companies, NewYork.

[2] Arends, Richard. I. (2007),  Learning to Teach,McGraw Hill Companies, New York.

[3] Batatia, Hadj (2005),  A Model For An Innovative Project-Based Learning Management System For 

 Engineering Education, University Mirail,Toulouse.

[4] Boud, D. and Feletti, G.I. (1991), The Challenge of 

 Problem-Based Learning , Kogan Page, London.

[5] Chute, Alan G. (1999),  Handbook of Distance

 Learning , McGraw Hill, New York.

[6] Derntl, Michael and Motschnig-Pitrik, Renate(2003),  Patterns for Blended, Person-Centered 

 Learning: Strategy, Concepts, Experiences, and 

 Evaluation, Department of Computer Science and

Business Informatics, University of Vienna, Austria.

[7] Diamond, R.M. (1998),  Design and Assessing Course and Curiculla: A Practical Guide, Jossey

Bass Inc., San Francisco.

[8] Empy Effendi, Hartono Zhuang (2005),  E-

learning : Konsep dan Aplikasinya, Penerbit ANDI,

Yogyakarta.[9] Fowler, Martin (2004), UML Distilled: A Briefs

Guide to the Standard Object Modeling Language,

Pearson Education Inc., New York.

[10] Gentry, Edna (2002),  Problem-based Classrooms,Alabama Supercomputing Program Inspire

Computational Research in Education, University of Alabama, Huntsville.

[11] Hartley Darin E. (2001), Selling e-Learning ,American Society for Training and Development,

 New York.[12] Lie, Anita (2005), Cooperative Learning:

mempraktekkan cooperative learning di ruang-

ruang kelas, Penerbit grasindo, Jakarta.

[13] Pressman , Roger S.(1997), Software Engineering : A

 Practitioner Approach, McGraw-Hill, New York 

[14] Sanjaya, Wina (2006), Strategi Pembelajaran

 Berorientasi Standar Proses Pendidikan, KencanaPrenada Media, Jakarta.

[15] Slavin, Robert (1995), Cooperative Learning 

Theory, Allyn and Bacon Publisher, Massachusetts.

[16] Slavin, Robert (1994),  Educational Psychology:Theory and Practice, Allyn and Bacon Publisher,Massachusetts.

[17] Thompson, M., McLaughlin, C.W., and Smith, R.G.(1995),  Merril Physical Science Teacher , Glencoe

McGraw Hill, New York.[18] Yulaelawati, Ella (2004),  Kurikulum dan

 Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi, Pakar Raya, Bandung.

[19] ______________ (2004),  Integrating ICT into

 Educations, UNESCO Asia and Pacific Regional

Bureau for Education 920 Sukhumvit Rd.,Prakanong Bangkok 10110, Thailand.

[20] ______________ (2004), Laporan Bechmarking diQUT & USQ, Learning Resourch Center,

Departemen Kesehatan Indonesia.

[21] ______________ (2004), Pelaksanaan pendidikan

dan pelatihan, Kurikulum SMK Edisi 2004.

[22] ______________ (2004), Rencana StrategisPendidikan Menengah Kejuruan 2004-2009,

Dikmenjur.[23] ______________ (2001), Kerangka Teknologi

Informasi Nasional : TI untuk Pendidikan, TimKoordinasi Telematika Indonesia.

[24] ______________ (2001), Glossary of e-Learning 

Terms, LearnFrame.Com, 10 Januari 2006, 14.23

WIB.[25] Brandt, Sheila et Al. (2003),  Learning Management 

Systems Overview, Ocotillopaper,http://www.mcli.dist.maricopa.edu/ocotillo/papers/i

ndex.php?yr=0203&id=3, 20 Nopember 2006,10.30 WIB.

[26] Divaharan, shanty (2003),  An attempt to enhance

the quality of cooperative learning through peer 

assessment , Australian Journal of Educational

Technology, Vol.3,http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet3/divaharan.html, 

20 Nopember 2006, 12.30 WIB.

[27] McLoughhlin, C. (2002), Computer supported 

teamwork: An integrative approach to evaluating 

cooperative learning in an online environment ,Australian Journal of Educational Technology,

Vol.18,http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet18/McLoughkin.h

tml, 20 Nopember 2006, 12.30 WIB.[28] Neo, Mai (2004), Cooperative learning on the web:

 A group based, student centered learning 

experience in the Malaysian classroom, Australian

Journal of Educational Technology, Vol.20, 171-190,  http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet20/neo.html,

20 Nopember 2006, 12.30WIB.