contoh cerpen singkat Fall for Her

6
Fall For Her Alan duduk tenang di atas jendela kamarnya. Kakinya bermain, membuat suara dengan daun pohon-pohon. Angin malam berhembus, meniup rambutnya. Ia tersenyum simpul. Tidak ada yang lebih baik dari ini. “Tuan muda,” terdengar suara lembut seorang perempuan disertai ketukan pintu kamarnya. “Hmm?” Alan bergumam. “Tuan dan Nyonya Jefferson memanggil anda untuk makan malam.” Alan mendengus kesal. Tidak bisakah pasangan tua itu memintanya di saat lain? “Aku tidak mau makan malam.” Jawab Alan. “Tapi tuan—” perempuan itu hampir saja membantah Alan, tapi Alan memotong kalimatnya. “Tapi apa?” Sahutnya. “Kurasa kau tidak dibayar untuk memaksaku makan, bukan?” Perempuan itu diam seribu bahasa. Ia bahkan tidak membuka mulutnya lagi untuk mencoba berkata sepatah kata. Meskipun ia dikenal sebagai kepala pembantu yang jabatannya cukup tinggi, Alan dapat membuatnya diam hanya dengan sebuah kalimat. “Aku akan membuat mie instan untukku sendiri.” Kata Alan lagi. Kadang, apa yang keluar dari mulut Alan tidak seluruhnya benar. Alan takkan meninggalkan jendela kamarnya sebelum ada seseorang yang menyeretnya turun. Ia juga takkan makan mie instan untuk makan malam, kecuali jika ia ketiduran dan terbangun tengah malam dengan keadaan kelaparan.

description

oke

Transcript of contoh cerpen singkat Fall for Her

Page 1: contoh cerpen singkat Fall for Her

Fall For Her

Alan duduk tenang di atas jendela kamarnya. Kakinya bermain, membuat suara dengan daun pohon-pohon. Angin malam berhembus, meniup rambutnya. Ia tersenyum simpul. Tidak ada yang lebih baik dari ini.

“Tuan muda,” terdengar suara lembut seorang perempuan disertai ketukan pintu kamarnya.

“Hmm?” Alan bergumam.

“Tuan dan Nyonya Jefferson memanggil anda untuk makan malam.”

Alan mendengus kesal. Tidak bisakah pasangan tua itu memintanya di saat lain?

“Aku tidak mau makan malam.” Jawab Alan.

“Tapi tuan—” perempuan itu hampir saja membantah Alan, tapi Alan memotong kalimatnya.

“Tapi apa?” Sahutnya. “Kurasa kau tidak dibayar untuk memaksaku makan, bukan?”

Perempuan itu diam seribu bahasa. Ia bahkan tidak membuka mulutnya lagi untuk mencoba berkata sepatah kata. Meskipun ia dikenal sebagai kepala pembantu yang jabatannya cukup tinggi, Alan dapat membuatnya diam hanya dengan sebuah kalimat.

“Aku akan membuat mie instan untukku sendiri.” Kata Alan lagi.

Kadang, apa yang keluar dari mulut Alan tidak seluruhnya benar. Alan takkan meninggalkan jendela kamarnya sebelum ada seseorang yang menyeretnya turun. Ia juga takkan makan mie instan untuk makan malam, kecuali jika ia ketiduran dan terbangun tengah malam dengan keadaan kelaparan.

Ditatapnya jendela rumah sebelah, yang tepat berhadapan dengan jendela kamarnya. Ia menunggu jendela itu dibuka oleh tetangganya- dan akhirnya kemauan itu terpenuhi.

“Sudah menunggu lama?” Seorang perempuan membuka jendela kamarnya, menatap Alan yang sedang tersenyum lebar.

“Tidak juga.” Jawab Alan, masih tersenyum.

“Aku habis makan malam.” Perempuan itu menjelaskan sambil memanjat agar bisa duduk di jendelanya.

“Tidak apa-apa, Jess.” Alan terkekeh. “Jangan merasa bersalah.”

Jessica Andrea Handerson, perempuan dengan rambut cokelat tua itu menaikan satu alisnya. Ia cukup kagum dengan kesimpulan yang dibuat oleh Alan. Lelaki muda itu tampaknya memiliki

Page 2: contoh cerpen singkat Fall for Her

hidup nyaris sempurna, dan akan jadi sempurna jika tidak mempunyai masa lalu kelam 8 tahun yang lalu.

Saat itu umurnya baru 6 tahun, tapi ia sudah mengalami kejadian amat tragis. Kejadian yang mungkin takkan pernah dilupakannya sampai kapanpun. Kejadian yang selalu teringat di benaknya, bahkan terbawa sampai mimpi.

“Alan sayang, kau bisa tunggu mama sebentar?” Itu kalimat terakhir ibunya, sebelum Alan melihat ada mobil dengan pengendara sakaw yang hampir menabrak ibunya.

Setelah itu, ia melihat ayahnya berlari, untuk menyelamatkan ibunya -tapi tidak berhasil. Bukannya keduanya selamat, tapi malah keduanya tertabrak, secara bersama-sama, di depan mata Alan.

Setelah itu Alan diadopsi oleh keluarga Jefferson, sepasang keluarga kaya raya yang tidak dikaruniai anak. Betapa bahagianya mereka saat mengetahui bahwa mereka dapat memiliki seorang anak, meskipun anak tiri. Kebahagiaan mereka bertambah besar, mengetahui tingkah laku dan sifat Alan yang baik. Tidak jarang Alan memenangkan lomba-lomba, yang jelas membuat keluarga Jefferson tersenyum bangga.

“Kau ikut pesta besok?” Tanya Jessica.

“Pesta apa?” Alan mengernyit.

“Pesta barbeque di rumah Celine. Kau tidak diundang?” Jessica balas mengernyit. Mana mungkin anak populer seperti Alan tidak diundang.

“Ah, ya!” Alan tersenyum lebar. “Aku lupa. Kau datang?”

“Ya,” jawab Jessica. “Kau?”

“Kurasa begitu. Aku harus membeli baju yang lebih baik daripada kaus oblong dan jaket yang biasa kukenakan.” Kata Alan. “Menurutmu bagaimana?”

“Entahlah, kau cocok dengan celana chino panjang, atau atasan kemeja kotak-kotak.” Jessica berpikir, melihat tubuh Alan.

“Chino dan kemeja kotak-kotak? Oke.” Alan tersenyum.

Jessica ikut tersenyum melihat Alan. Lelaki itu memang terlihat seperti lelaki biasa, ditambah dengan six-pack dibalik kaus oblongnya. Tapi ia memiliki daya tarik tersendiri, yang membuat wanita dapat jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya.

Auranya.

Page 3: contoh cerpen singkat Fall for Her

Alan bukan tipe lelaki yang suka pamer, meskipun banyak orang tau seberapa kaya ia. Ia hanya mengenakan baju, jaket, dan celana panjang saat jalan-jalan dengan teman-temannya. Saat disuruh berfoto, ia akan mengeluarkan sebuah senyuman amat lebar- -senyum palsunya.

Setiap malam, sebelum tidur, ia akan membenamkan wajahnya di bantal lalu mengucapkan kata-kata yang menjelek-jelekan dirinya. Waktu tidur menjadi waktu yang paling menakutkan baginya, karena bayangan tentang kematian orangtuanya muncul lagi. Tapi saat bangun pun tidak kalah menyeramkan. Alan seakan memiliki mimpi buruk yang takkah hilang meskipun ia sudah membuka mata.

“Kau sudah mengantuk?” Tanya Alan begitu Jessica menguap.

“Mm, ya.” Jawab Jessica. “Selamat malam.”

“Selamat malam juga.” Alan menyahut. “Semoga mimpi indah.”

“Ya, kau juga.”

Jessica melompat turun, mendarat di karpet kamarnya. Ia menutup jendelanya perlahan, sambil melihat wajah Alan. Alan sendiri juga melakukan hal yang sama, setelah Jendela kamar Jessica tertutup rapat. Ia mencintai wanita itu setengah mati.

Alan menggigit bibir bawahnya. Ia menatap rumah Jessica lagi, menunggu wanita itu keluar. Mereka berdua akan berangkat bersama ke pesta. Pakaian yang Jessica katakan semalam sudah ia pakai: chino dan kemeja merah, ditambah sebuah jam tangan, karena ia tidak mau pulang terlalu malam.

“Kau menungguku?” Terdengar suara perempuan, bersamaan dengan suara pintu.

Itu Jessica.

“Ah, ya!” Alan mengerjap, menatap Jessica dari kepala sampai ujung kaki. Menurutnya takkan ada wanita yang dapat membuatnya menyayangi seseorang lebih dari rasa sayangnya pada Jessica.

“Kau cantik.” Kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Alan, tapi Alan tidak menyesalinya.

Jessica menaikan satu alisnya, lalu tertawa kecil. “Kau keren.”

“Mau pergi bersamaku?” Tanya Alan lagi.

“Tentu saja.” Jessica mengangguk. “Tapi rumah Celine hanya 2 gang dari sini.”

“Oh, aku berniat mengajakmu jalan,” kata Alan. Dan saat inilah ia mengeluarkan auranya lebih banyak dari biasa. Jessica yakin, tidak akan ada satu wanita pun yang dapat menolaknya.

Page 4: contoh cerpen singkat Fall for Her

Alan menelan ludah. Ini saat yang paling menakjubkan selama 8 tahun terakhir.

Jess menunduk selagi keduanya berjalan. Pangerannya menunggunya di depan rumah, mengajaknya berjalan, dan bahkan tidak berani memegang tangannya karena terlalu menghormatinya. Ini saat paling bahagia baginya selama ia hidup.

“Demi Tuhan, Jess, awas!” Jessica spontan menoleh, melihat Alan berada tiga langkah di belakangnya.

“Ada apa?” Pikirnya.

Sebuah sinar menusuk matanya sehingga penglihatannya kabur. Telinganya mendengar bunyi kendaraan bermotor. Ia butuh sepersekian detik untuk mencerna, dan akhirnya mengetahui bahwa ada sebuah kendaraan yang dapat segera menabraknya.

Keringat Alan mengalir lewat dahinya. Ia tidak mau melihat orang yang ia sayang meninggal depan matanya -lagi. Sudah cukup kebodohannya dulu karena ia tidak menolong orangtuanya. Tapi sekarang, Jessica ada di depannya, dengan sebuah mobil di sebelahnya.

Ia harus membantunya.

Alan berlari cepat, memberikan dorongan di punggung Jessica sehingga wanita itu terjatuh satu langkah dari posisi awalnya. Alan sendiri hampir tidak punya waktu untuk bergerak. Hal terakhir yang ia rasakan hanya sebuah benda keras yang menghantamnya, dan Jessica yang meneriakan namanya.

Ia berhasil. Ia berhasil menolong orang yang dicintainya. Meskipun ia mengorbankan dirinya sendiri.