Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

18
BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYUSUNAN DAN PENATAAN NASIONAL PROPINSI DAN KOTA A. Kebijakan Nasional Penataan Kawasan 1) Pada kawasan yang menurun produktivitas ekonominya dan kawasan potensial lainnya 2) Meningkatkan aksesibilitas, keterkaitan serta fasilitas kawasan 3) Penataan dan Konservasi ruang dalam bentuk kota 4) Berwawasan budaya lokal 5) Mengembangkan kapasitas institusi serta tumbuhnya kesadaran pemerintah, komunitas lokal dan perangkat hukum yang baik dalam rangka good governance and management 6) Mendorong terwujudnya Arsitektur dan Tradisi Budaya Lokal 7) Menggerakkan terjadinya investasi pada kawasan lama dan kawasan potensial lainnya. B. Strategi

Transcript of Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Page 1: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

BAB II

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYUSUNAN DAN

PENATAAN NASIONAL PROPINSI DAN KOTA

A. Kebijakan Nasional Penataan Kawasan

1) Pada kawasan yang menurun produktivitas ekonominya dan kawasan

potensial lainnya

2) Meningkatkan aksesibilitas, keterkaitan serta fasilitas kawasan

3) Penataan dan Konservasi ruang dalam bentuk kota

4) Berwawasan budaya lokal

5) Mengembangkan kapasitas institusi serta tumbuhnya kesadaran pemerintah,

komunitas lokal dan perangkat hukum yang baik dalam rangka good

governance and management

6) Mendorong terwujudnya Arsitektur dan Tradisi Budaya Lokal

7) Menggerakkan terjadinya investasi pada kawasan lama dan kawasan potensial

lainnya.

B. Strategi

1) Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal

2) Meningkatkan kualitas dan integrasi fungsi sarana dan prasarana sertan

pengembangan aksesibilitas kawasan.

3) Melakukan identifikasi kawasan yang signifikan secara sejarah, kultural dan

ilmu pengetahuan

Page 2: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

4) Mengembangkan wujud kawasan yang memberdayakan aktivitas sosial dan

budaya setempat.

5) Mendorong pengembangan kawasan yang kontekstual

6) Menyusun aspirasi dan permasalahan komunitas lokal

Page 3: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara
Page 4: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Tabel 2.1 HUBUNGAN KERJA PUSAT-PUSAT-PROPINSI-KABUPATEN

PERSIAPAN & PENYUSUN

PROGRAMPERENCANAAN

PELAKSANAANKonstruksi

O & M EVALUASI

PUSA

T

Penyusunan Pedoman umum dan Pelaksanaan

Penyiapan rencana dan program

Pelaksanaan kegiatan di lapangan

Serah terima O & M Kepada Kota/Kabupaten

Evaluasi Kebijakan, strategi sasaran dan manfaat

Penetapan Kawasan Kota Baru

Penyusunan dokumen lelang fisik

Supervisi pelaks Konstruksi di lapangan

Serah terima asset kepada kota/Kabupaten

Penyusunan LK, PO, DIP dan organisasi proyek

Koordinasi dengan instansi pusat lainnya

Pelaporan dan dokumentasi Bantuan teknis pengelolaan

Koordinasi dan Desentralisasi tingkat nasional

Pengawasan dam pengendalian

PRO

PIN

SI

Meneruskan Usulan ke Departemen

Pembahasan rencana dan program

Pelaksanaan monitoring dan koordinasi di tingkat Propinsi

Bantuan O & M kepada Kota/Kabupaten

Evaluasi

Program

Dan

Manfaat

Persiapan sharing pembiayaan

Penyusunan program pembiayaan

Pelaporan monitoring progress ke pusat

Bantuan teknis pengelolaan

Diseminasi ke kota / kabupaten

Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan

KA

BU

PAT

EN

Identifikasi kawasan Pembahasan rencana Pembentukan tim Direksi/Koordinasi di tingkat Pelaksanaan

Pembentukan organisasi pengelolaan kws

Evaluasi

Pelaksanaan

Kegiatan

Usulan ke propinsi dan pusat

Penyiapan program pelaksanaan di lap.

Sosialisasi ke masyarakat Menerima serah terima O & M dan asset

Penyuluhan dan pembuatan kesepakatan dengan masyarakat

Sosialisasi ke masyarakat Koordinasi pelaksanaan instansi terkait dengan

Menyediakan biaya O & M kawasan

Persiapan sharing pembiayaan

Koordinasi & kesepakatan dengan instansi terkait

Pengendalian pelaksanaan Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan kws

Page 5: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Penyiapan organisasi di Kota / Kab.

Penyiapan dan serah terima lahan

Pelaporan progress ke pusat dengan tembusan ke propinsi

Penyusunan Perda/SK kepala Daerah ttg peraturan kws

Page 6: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

C. Masalah Konservasi

1) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1992.

2) Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Kota setempat, terutama dalam hal

penanganan konservasi dan Built-Heritage di dalamnya.

3) SK Bupati terutama tentang penanganan kawasan kota Baru

D. Landasan Hukum dan Kebijakan yang Terkait dengan Upaya

Penataan dan Konservasi

1) Undang-undang Nomor 50 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Lingkungan Hidup.

3) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

4) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan ruang.

5) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.

6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup.

9) Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksana

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

10) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor No. 63/PRT/1993 tentang Perencanaan

Tata Ruang.

Page 7: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

11) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Kota.

12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987.

13) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau di Wilayah Perkotaan.

14) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1992 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyusunan Peraturan Daerah tentang Rencana Kota.

15) Peraturan Daerah tentang Rencana Kota dan tentang Rencana Tata Ruang Kota.

16) Peraturan Daerah tentang Pola Dasar Pembangunan.

17) Aspek Legal menyangkut Kepemilikan/penguasaan Tanah dan Bangunan

UUPA Nomor 5 Tahun 1960

PP Mendagri Nomor 2 Tahun 1970

PP Nomor 40 Tahun 1996

E. Kebijakan dan Program Pembangunan Kabupaten Nunukan

1. Kebijaksanaan Pembangunan Kota

Dalam Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Nunukan, Kebijaksanaan pembangunan

yang akan ditempuh pemerintah daerah adalah meningkatkan kualitas sumber daya

manusia sebagai kekuatan utama pembangunan dan sekaligus sebagai modal dasar dalam

upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan

pembangunan dalam bidang ekonomi yang merupakan prioritas dan penggerak utama

pembangunan daerah tetap akan diupayakan semaksimal mungkin atau sedemikian rupa

melalui sektor perdagangan serta sektor pertanian dan jasa.

Page 8: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Sedangkan pembangunan di sektor-sektor lain diharapkan dapat menunjang dalam

melengkapi pembangunan yang sedang dilaksanakan dan tetap mengarah pada

pencapaian tujuan pembangunan daerah. Berdasarkan hal tersebut, maka strategi dan

kebijaksanaan pembangunan Kabupaten Nunukan ditempuh hal-hal sebagai berikut:

Keserasian wilayah dalam tatanan sebagai wilayah pemukiman yang sehat dan

sejahtera.

Penataan penguasaan tanah perkotaan agar pemanfaatannya dapat diwujudkan untuk

kepentingan pembangunan dan masyarakat dengan tetap memperhatikan hak-hak

rakyat atas tanah, disamping untuk mencegah penelantaran dan pemusatan

penggunaan tanah yang dapat merugikan kepentingan rakyat.

Penyediaan sarana dan prasarana fasilitas perkotaan dan peningkatan serta perbaikan

lingkungan permukiman, perbaikan lingkungan usaha, lingkungan kerja dan kegiatan

ekonomi lainnya menuju terwujudnya pengelolaan perkotaan yang lebih efisien dan

efektif.

Penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung sektor perhubungan baik

perhubungan darat, laut dan udara serta sektor perdagangan baik dalam negeri

maupun luar negeri, sektor industri serta sarana dan prasarana lainnya yang dapat

mendukung arus barang dan jasa serta mempersiapkan pusat-pusat pelayanan baik

ekonomi maupun sosial yang disesuaikan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota

(RDTR) Kota Nunukan.

2. Kebijaksanaan Pengendalian Kota

Untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan dan sebagai perwujudan berbagai

sasaran pembangunan, maka kebijaksanaan pengendalian kawasan diarahkan pada

Page 9: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

pengendalian aspek keseimbangan sarana dan prasarana, pemanfaatan sumber-sumber

daya baik alam maupun buatan serta pelestarian fungsi lingkungan hidup serta budaya.

Selain itu, perlu adanya peningkatan intensitas pembangunan. maka dalam pembangunan

jangka panjang, kawasan tersebut dihadapkan pada tantangan untuk tetap meningkatkan

aktifitas pengelolaan dan rehabilitasi sumber daya alam dan buatan sehingga akan

menjamin pembangunan yang berkelanjutan, dengan tujuan :

Perkembangan diarahkan untuk dapat menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat

baik secara spiritual maupun materiil yang tercermin dengan terciptanya kualitas

kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Agar pertumbuhan dan perkembangan kota/kawasan dapat dikendalikan, sehingga

pembangunan yang dilaksanakan tidak melewati kemampuan lahan yang tersedia

yang pada gilirannya keseimbangan antara kemampuan lahan dengan kegiatan

manusia dapat terwujud.

Agar perkembangan kota dapat diarahkan sedini mungkin, sehingga Pemerintah

Daerah mempunyai pedoman dasar dalam usaha pengendalian kegiatan

pembangunan.

Agar pertumbuhan kota/kawasan dapat diarahkan dengan mengembangkan potensi

kawasan/kota dan mengatasi permasalahannya, sehingga dapat diwujudkan suatu

kawasan yang teratur dan serasi.

Sebagai akibat dari laju perkembangan fisik serta pengaruh dari aktifitas sosial dan

ekonomi di kawasan perencanaan, terlihat kecenderungan perubahan pada wajah kawasan

perencanaan yang merupakan kawasan baru serta kawasan yang memiliki potensi yang

strategis dalam rangka mendukung pembangunan Kabupaten Nunukan, maka diperlukan

Page 10: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

adanya pengendalian dan penataan yang ketat dalam penanganan dan pengelolaan

kawasan ini.

3. Program Pembangunan/Pengendalian Kola

Untuk mencapai sasaran dalam melaksanakan berbagai kebijaksanaan tersebut diatas,

maka program pembangunan pada kawasan perencanaan yang akan dilaksanakan oleh

masyarakat bersama-sama dengan Pemerintah Daerah berdasarkan program-program

yang telah ditetapkan sebelumnya yang mengacu pada pola dasar pembangunan daerah

produk-produk rencana tata ruang.

Produk-produk pembangunan yang tersebut diatas ditetapkan melalui proses perencanaan

yang mekanismenya dimulai dari tingkat Kelurahan melalui musyawarah yang diikuti

oleh tokoh-tokoh masyarakat sebagai penyalur aspirasi masyarakat secara keseluruhan.

Upaya-upaya penataan yang akan dilaksanakan pada kawasan perencanaan ini

diharapkan dapat menghasilkan program-program pembangunan dan penataan kawasan

yang lebih terarah dan terpadu.

Pelaksanaan pembangunan di segala bidang, khususnya pembangunan fisik baik yang

dilaksanakan oleh masyarakat maupun pemerintah terus berdasarkan program-program

yang telah ditetapkan seperti Pola Dasar Pembangunan Kabupaten Nunukan dan produk-

produk rencana tata ruang (RTRW, RDTR).

Dalam penyusunan kawasan nantinya harus didukung oleh perangkat-perangkat

pengendalian serta strategi kebijakan pembangunan. Perangkat pengendalian serta

kebijakan yang dikeluarkan dalam rangka pembangunan kawasan disesuaikan dengan

Page 11: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

rencana tata ruang dan pemanfaatan ruang yang telah ada sebelumnya. perangkat -

perangkat pengendalian, antara lain berupa:

Mekanisme perizinan mendirikan bangunan, yang didalamnya diatur insentif dan

disinsentif bagi masyarakat yang akan mendirikan bangunan.

Desain-desain serta aksesoris bangunan yang disesuaikan dengan sasaran yang ingin

dicapai dalam pengembangan kawasan.

4. Uraian Kebijaksanaan dan Program Lain

a. Kebijaksanaan Spatial

Dalam Pola Dasar Pembangunan Daerah pelaksanaan perencanaan Tata Ruang

dirancang untuk pencapaian sasaran pengembangan dan pemerataan pertumbuhan

dalam bentuk penetapan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan jaringan

transportasi/komunikasi secara efisien dan efektif keseluruh kegiatan usahan

masyarakat.

Dalam pencapaian sasaran tersebut ditetapkan beberapa wilayah pembangunan

sebagai pusat produksi yang saling menunjang guna percepatan pertumbuhan

ekonomi serta pengembangan wilayah. Adapun pusat pembangunan wilayah terbagi

dalam :

Page 12: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Wilayah pembangunan bagian Selatan dengan pusat pengembangan di Ninukan

Selatan, yang meliputi : Kecamatan Nunukan Selatan, kecamatn …….jenis

Kegiatan Usaha yang dikembangkan seperti Tanaman pertanian/perkebunan,

kapas, buah-buahan, tebu, jambu mete, kopi, peternakan (ternak kecil),

perikanan/pertambkan, industri (agroindustri, aneka industri dan industri besar),

perdagangan, pengangkutan dan perbankan.

Wilayah pembangunan bagian Tengah dengan pusat Kecamatan Nunukan

pengembangan di Kecamatan ……., yang meliputi : Kecamatan ….., jenis usaha

yang dikembangkan yaitu : industri kecil dan menengah, perdagangan,

pengangkutan, perbankan dan perusahaan jasa lainnya.

Wilayah pembangunan bagian Utara dengan pusat pengembangan di Kecamatn

……yang meliputi : Kecamatan …….. Kegiatan usaha yang dikembangkan yaitu

tanaman pertanian, , kehutanan, industri (agroindustri dan industri pariwisata),

perdagangan dan transportasi.

Wilayah pembangunan bagian Barat dengan pusat pengembangan di kecamatan

……..yang meliputi : Kecamatan ……. Usaha yang dikembangkan adalah

tanaman perkebunan, ,kelapa, , kehutanan, perikanan, industri kecil dan

menengah, perdagangan serta transportasi.

Wilayah . pembangunan bagian Timur dengan pusat pengembangan di Sei

Nyamuk yang meliputi : Kecamatan Sebatik Barat, Sebatik Timur Sebati utara.

Jenis usaha yang dikembangkan yaitu perkebunan Sawit, peternakan, perikanan /

tambak, industri kecil dan rumah tangga, perdagangan, parawisata serta

transportasi.

Page 13: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Untuk mengoptimalkan pengwilayahan pembangunan diatas dilakukan dengan

peningkatan jasa pelayanan, sarana dan prasarana melalui pusat pembangunan ke

daerah-daerah belakangnya (hinterland) yang ditetapkan atas dasar berbagai

pertimbangan terutama faktor geografis dan daya dukung lahan.

b. Pembangunan Sektoral

Sasaran pembangunan sektoral dilaksanakan meliputi keseluruhan sektor kegiatan

usaha, terbagi dalam :

Usaha peningkatan industri tanaman pangan yang ditempuh melalui 4 (empat)

usaha pokok yaitu intensifikasi, diversifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi

tanaman pangan.

Pelaksanaan Undang-undang Pokok Agraria.

Pengembangan penanaman modal/investasi dari berbagai sumber.

Menggalang kegiatan usaha perkoperasian.

Membangun fasilitas perumahan perkotaan dan pedesaan.

Pembangunan dan pengembangan potensi sektor pertambangan.

Peningkatan peranan kepariwisataan sebagai salah satu penghasil devisa negara.

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan,

Mempercepat proses industrialisasi terutama agroindustri, industri kecil, kerajinan

dan rumah tangga khususnya di daerah pedesaan.

Peningkatan pembangunan sektor pendidikan

Peningkatan pembangunan sektor kesehatan dan keluarga berencana ke pedesaan.

Pembangunan dan pelestarian sumber daya alam dalam lingkungan hidup.

Page 14: Contoh BAB II Kota Baru Lap Antara

Usaha peningkatan dan perluasan kegiatan penerangan atau informasi keseluruh

pelosok pedesaan.

c. Pembangunan Oleh Swasta dan Masyarakat.

Peranan swasta dan masyarakat dalam mewujudkan bangunan fisik dapat kita lihat

dalam bentuk pembangunan perumahan berskala besar (real estate). Sebagai dasar

dalam mendirikan bangunan tersebut harus berdasarkan pada aturan-aturan atau

produk hukum berlaku, seperti :

Rencana Deatail Tata Ruang yang ada (RDTL).

Peraturan tentang izin mendirikan bangunan (IMB).

Peraturan Bangunan Setempat (PBS).

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Peraturan Bangunan Khusus.