contoh aporan-akhir-21
-
Upload
rahab-gonzales -
Category
Documents
-
view
201 -
download
0
Transcript of contoh aporan-akhir-21
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 1/56
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
INTENSIFIKASI USAHA PETERNAKAN ITIK DALAM
RANGKA PENINGKATAN PENDAPATAN
RUMAH TANGGA PINGGIR KOTA
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc 19640529 198903 2 001
Dr. Ir. Sumiati, M.Sc 19611017 198603 2 001
Ir. Anita S. Tjakradidjaja, M.Rur.Sc 196109301986032003
Peneliti Utama
Peneliti Anggota
Peneliti Anggota
Dibiayai oleh
Direktorat lenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan NasionalSesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah KompetitifPengabdian Kepada
Masyarakat Mono Tahun Nomor: 187/SP2H/PPM/DP2MNII I I2010,
tanggal 24 Agustus 2010
PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
INSTITUT PERTANIAN BOGORNovember 2010
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 2/56
HALAMAN PENGESAHAN
1. 1udul
2. Unit Lembaga Pengusul
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap
b. 1enis Kelamin
c. NIP
d. Pangkat/Golongan
e. 1abatan
f Alamat Kantor
g. Telp/Faks
h. Alamat Rumah
i. Telp/Faks/E-mail
4. 1umlah Anggota Tim Pengusul
a. 1umlah Anggota
b. Nama Anggota I1bidang keahlian
c. Nama Anggota II/bidang keahlian5. Rencana Belanja Total
a. Dikti
b. Perguruan Tinggi
c. Kredit Usaha
d. Sumber lain
6. Belanja Tahun Pertama
a. Dikti
b. Perguruan Tinggi
7. Tahun Pelaksanaan
Bogor, 23 November 2010
Mengetahui,
Kepala Centras
Dr. Ir. Suryahadi, DEA
NIP 19561124 198103 1 002
: Intensifikasi Usaha Petemakan Itik
dalam rangka Peningkatan Pendapatan Rumah
Tangga Pinggir Kota: Pusat Studi Hewan Tropika (Centras), LPPM-
IPB dengan Kelompok Tani Terpadu SETIA
WARGI, Desa Muara 1aya, Kecamatan
Caringin. Kabupaten Bogor
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc
Perempuan
19640529 1989032001
Lektor kepala/IVa
Kepala Divisi Agribisnis dan Ekofarming
Pusat Studi Hewan Tropika (Centras), LPPM,
IPB, Baranangsiang, Bogor.
: TIp/fax (0251) 8350413
: 11Sholeh Iskandar, Gg 07
RT03/RW04, Kayumanis, Bogor
: (0251) 7531237
Dosen 2 orang,
Dr.Ir. Sumiati, MSc / Nutrisi Unggas
Ir. Anita Sardiana, MRurSc / Fisiologi Temak
: Rp 48.000.000,-
: Rp 48.000.000,-
2010
Ketua Tim Pengusul
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc
NIP 19640529 1989032001
Menyetujui
Ketua LPPM -IPB
Prof Dr. Ir. Bambang Pramudya, M.Eng
NIP.19500301 197603 1 001
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 3/56
DAFTARISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN 1
DAFTAR lSI 11
DAFTAR TABEL 111
DAFTAR LAMPlRAN V
I. PENDAHULUAN 1
II . TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Usaha Petemakan Itik 3
2.2. Petemakan Rakyat 32.3. Deskripsi Itik di Indonesia 4
2.4. Sistem Pemeliharaan Itik 5
2.5. Itik Petelur 7
2.6. Itik Pedaging 8
2.7. Pakan Itik 9
2.8. Penyakit pada Itik dan Pengendaliannya 11
III. TUJUANDANMANFAAT 17
IV. METODE PENELITIAN 18
4.1. Desk Study dan Survey 18
4.2. Formulasi dan Pembuatan Pakan 18
4.3. Pelatihan dan Pendampingan Petemak (Feeding Trial) 18
4.4. Analisis Data 18
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 21
5.1. Karakteristik Petemak Itik dan Potensi Pakan Itik di Desa
Muara Jaya, Kecamatan Caringin, Bogor 21
5.2. Formulasi Pakan Itik Komplit untuk Pemeliharaan Secara Intensif 21
5.3. Transfer Teknologi Tentang: Penyusunan Ransum Itik,
Manajemen Pemeliharaan Itik Secara Intensif 23
5.4. Tingkat Kelayakan Usahatemak Itik Secara Intensif 24
5.4. 1.Komponen dan Struktur Biaya 26
5.4.2.Pendapatan 27
5.4.3. Aliran Laba-Rugi dan Arus Kas 30
ii
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 4/56
5.4.4. Analisis Break Even Point 31
VI. KESIMPULAN 32
DAFTAR PUSTAKA 33
LAMPlRAN 34
iii
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 5/56
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kelebihan dan kekurangan dari Sistem Pemeliharaan Sistem Ekstensif,Semi Intensif dan Intensif 6
2. Produktivitas Itik Sampai Umur 48 Minggu 8
3. Kebutuhan Ransum Itik Berdasarkan Umur per Ekor per Hari 11
4. Karakteristik Petemak Itik Kelompok Tani Setia Wargi 21
5. lumlah Itik yang Dipelihara dan Luas Kandang Petemak 22
6. Sistem Pemeliharaan dan Curahan Waktu dalam Usaha Petemakan Itik 22
7. lenis Pakan Itik yang Biasa Digunakan oleh Petemak KT Setia Wargi 22
8. Kebutuhan Zat Makanan Itik Periode Bertelur 23
9. Perkiraan Kasar lumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik 24
10. Formulasi Ransum Itik Periode Layer 24
11. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari DOD (Kategori I) 26
12. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari Dara (Kategori II) 27
13. Rincian Biaya Investasi (Kategori I) 28
14. Biaya Operasi Per Periode (Kategori I) 28
15. Rincian Biaya Investasi (Kategori II) 29
16. Biaya Operasi Per Periode (Kategori II) 29
17. Pendapatan Bersih Us aha Temak Itik Petelur 29
18. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi Usaha Temak Itik Petelur 31
iv
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 6/56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Materi Pelatihan "Analisis Kelayakan Finansial" 31
2. Materi Pelatihan "Penyusunan Ransum Itik Komplit" 41
3. Pelatihan Recording 49
v
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 7/56
I. PENDAHULUAN
Salah satu kegiatan Kelompok Tani Terpadu SETIA WARGI di Desa Muara Jaya,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor adalah betemak itik. Bagi anggota kelompok,
betemak itik merupakan warisan dari generasi pendahulu, karena lingkungan sekitar
yang sesuai untuk memelihara unggas air. Betemak itik juga bisa dijadikan sebagai
usaha pokok keluarga. Usaha petemakan itik yang dilakukan selama ini oleh anggota
kelompok tani adalah dengan sistem semi intensif. Sepanjang siang hari itik
digembalakan di sawah, atau dilepas di pekarangan dan pada malam hari itik
dikandangkan.
Seiring dengan makin berkurangnya lahan sawah, petemak itik semakin terbatasdalam mencari lokasi penggembalaan. Petemak itik yang selama ini sangat tergantung
dari pakan sisa-sisa panen padi di sawah, terpaksa mengurangi jumlah itik yang
dipelihara Sebagai ilustrasi pada tahun 2005 luas panen lahan sawah di Kecamatan
Caringin 2.642 ha. Tahun 2007 berkurang 2,16 persen menjadi 2.585 ha. Us aha
petemakan itik yang semula bisa dijadikan usaha pokok, kini hanya menjadi usaha
sampmgan, atau sebagai usaha pokok namun dengan penghasilan yang semakin
menurun.
Berkurangnya lahan sawah, menyebabkan ketersediaan lahan penggembalaan itik
semakin terbatas, dan jumlah itik yang dipelihara petemak semakin berkurang. Bahkan
beberapa petemak itik, tidak bisa mempertahankan usahanya karena kesulitan mencari
pakan. Beberapa permasalahan yang dihadapi petemak itik yang hanya mengandalkan
pakan dari sawah antara lain: (1) berkurangnya lahan sawah mengakibatkan
ketersediaan pakan makin berkurang dan jumlah itik yang dipelihara semakin sedikit,
(2) Penggembalaan itik yang jaraknya jauh dari rumah bisa menyebabkan itik kelelahan,
dan menjadi lumpuh, (3) beberapa itik sering bertelur saat digembalakan (seharusnya
pagi hari), sehingga tercecer di lahan penggembalaan.
Permasalahan tersebut menyebabkan lokasi penggembalaan semakin jauh, waktu
yang diperlukan petemak untuk mencari lahan sawah semakin bertambah, jumlah itik
yang lumpuh akibat kelelahan semakin banyak, dan produksi telur akibat tercecer makin
banyak. Di sisi lain, permintaan akan produk petemakan itik, terutama itik potong,
semakin meningkat. Pemesanan itik potong oleh pedagang pengumpul sering tidak bisa
1
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 8/56
dipenuhi. Oleh karena itu diperlukan sumber pakan baru untuk menyelamatkan usaha
petemakan itik sebagai sumber pendapatan keluarga.
Kekurangan-kekurangan yang dihadapi petemak yang berusaha secara serru
intensif bisa diatasi melalui pemeliharaan itik secara intensif dengan peningkatan
managemen pemeliharaan, pemberian pakan, dan recording produksi yang baik. Pada
pemeliharaan itik secara intensif, terbatasnya lahan penggembalaan bisa diatasi melalui
menyusunan ransum itik sendiri. Manajemen pemeliharaan itik dibedakan antara itik
muda dengan itik dewasa petelur (layer). Itik muda dipelihara secara semi intensif dan
itik dewasa petelur dipelihara secara intensif. Pembedaan ini untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pakan dari sisa panen padi di lahan sawah dan meningkatkan
produksi itik petelur akibat berkurangnya stress perjalanan untuk mencapi pakan dan
tercecemya telur di lahan penggembalaan.
Pemeliharaan itik secara intensif memerlukan input yang harus dibeli dari luar,
sehingga diperlukan perhitungan kelayakan usaha. Kelayakan usaha hanya bisa
dianalisis bila petemak memiliki pencatatan (recording) yang lengkap mengenai
pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan petemak berasal dari penjualan hasil produksi
usahanya berupa telur, itik potong, pullet dan itik afkir. Sedangkan pengeluaran usaha
adalah semua pengeluaran untuk membeli bahan pakan, obat dan vaksin.
Recording yang lengkap juga membantu petemak untuk meningkatkan kualitas
genetik populasi itiknya sehingga produktivitasnya bisa meningkat. Sedangkan analisis
kelayakan us aha bisa digunakan oleh petemak itik untuk menyusun proposal
pembiayaan usaha ke lembaga keuangan formal, seperti bank pertanian yang baru-baru
ini diluncurkan oleh IPB.
Melalui program transfer ilmu dan teknologi berbasis masyarakat (IbM),
diharapkan pemahaman petemak tentang usahatemak itik secara intesif bisa meningkat.
Melalui kegiatan pendampingan dalam melalukan intensifikasi usaha temak itik,
petemak akan semakin paham dan memiliki experince yang selanjutnya bisa diterapkan
pada usahatemaknya, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin meningkat.
2
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 9/56
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Peternakan Itik
Usaha petemakan adalah suatu usaha produksi yang di dasarkan pada proses
biologis dari pertumbuhan temak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, maka
manusia melakukan campur tangan langsung untuk mengendalikan dan menguasai
pertumbuhan hewan temak (Cyrilla dan Ismail, 1988).
Berdasarkan pola pemeliharaan usaha temak di Indonesia. Mubyarto (1989)
mengklasifikasikannya menjadi 3 kelompok yaitu: (1) petemakan rakyat dengan cara
pemeliharaan yang tradisional. Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota
keluarga petemak diminta keterampilan petemak masih sederhana dan menggunakan
bibit lokal dalam jumlah dan mutu yang relatif terbatas. Tujuan utama pemeliharaan
sebagai heawan kerja dalam membajak sawah atau tegalan, (2) Petemakan rakyat
dengan cara pemeliharaan yang semi komersil. Keterampilan yang dimiliki petemak
dapat dikatakan lumayan. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat
cenderung meningkat. lumlah temak yang dimiliki 2-5 ekor temak besar dan 5-100 ekor
temak kecil terutama ayam. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah pendapatan
keluarga dan konsumsi sendiri. (3) Petemak komersil, usaha ini dijalankan oleh
golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, saran produksi
dengan teknologi yang agak modem. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan temak
terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar.
2.2. Peternakan Rakyat.
Definisi petemakan dalam Undang-Undang No.6 tahun 1967 disebutkan bahwa
petemakan adalah pengusahaan temak. Menurut UU No 6 tahun 1967 usaha petemakanterdiri dari usaha petemakan rakyat dan perusahaan petemakan. Petemakan rakyat
menurut UU No.6 tahun1967 adalah petemakan yang dilakukan oleh rakyat, antara lain
petani disamping usaha pertaniannya. SK Menteri Pertanian No. 3621 90 menetapkan
skala usaha budidaya itik Alabio adalah: (1) petemakan rakyat dengan skala maksimum
15.000 ekor campuran, sedangkan (2) perusahaan petemakan dinas 15.000 ekor
campuran. Petemakan rakyat tidak memerlukan izin tetapi cukup surat tanda daftar
oleh Dinas Petemakan Dati-II. Berdasarkan Sensus Pertanian batas minimal dan
3
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 10/56
maksimal usaha petemakan temak unggas, khususnya itik Alabio, berturut-turut ialah >
50 ekor dan 15.000 ekor.
Dalam pembangunan petemakan nasional, petemakan rakyat temyata masih
memegang peranan sebagai asset terbesar, tetapi sampai saat ini tipologinya masih
bersifat sambilan (tradisional) yang dibatasi oleh skala usaha kecil teknologi sederhana
dan produknya berkualitas rendah (Soehadji, 1995). Menurut Aziz (1993) petemakan
rakyat memiliki ciri-ciri (1) Skala usahanya relatif kecil, (2) merupakan usaha rumah
tangga, (3) dilakukan sebagai usaha sampingan, (4) menggunakan teknologi sederhana
sehingga produktifitas rendah dan mutu produk tidak seragam, serta (5) bersifat padat
karya dan basis organisasi kekeluargaan
2.3. Deskripsi Itik di Indonesia
Sejarah pemeliharaan atau keberadaan itik di Indonesia sudah ribuan tahun. Hal
ini ditunjukan ditemukannya fosil (carving depicting duck) disitus candi Hindu di Jawa
Tengah yang dibangun lebih dari 2000 tahun yang lalu. Berdasarkan catatan Robinson,
itik Indonesia kemungkinan terbentuk dari asal bangsa yang sekarang menghasilkan
bangsa yang berproduksi tinggi di Eropah seperti Indian Runner dan Khaki Campbell.
Itik yang kita kenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas mallard).
Dalam habitatnya itik liar lebih suka atau sering hidup berpasangan, tetapi setelah jinak
sifatnya berubah menjadi suka berganti pasangan. Sifat-sifat itik adalah bersifat aquatik.
Selain itu dalam hal makanan, itik bersifat omnivorus (pemakan segala). Itik dapat
menyebar ke kawasan yang luas karena dibanding dengan unggas jenis lainnya, itik
mempunyai keunggulan sebagai berikut :
6. Mampu mempertahankan produksi telur lebih lama dibandingkan dengan ayam.
7. Bila dipelihara dengan sistem pengelolaan yang sederhana sekalipun, itik masih
mampu berproduksi dengan baik.
8. Tingkat kematian (mortalitas) itik umumnya kecil, dan itik dianggap lebih tahan
terhadap penyakit,
9. Itik selalu bertelur dipagi hari. Dengan demikian kegiatan pengambilan telur
hanya dilakukan sekali sehari sehingga petemak dapat melakukan kegiatan
lainnya.
10. Dengan pakan berkualitas rendah itik masih dapat berproduksi.
4
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 11/56
Secara anatomis kaki itik relatif pendek dibanding tubuhnya,sedang jari-jari kaki
antara satu dengan lainnya dihubungkan dengan selaput renang. Maka meskipun sudah
dijinakkan, itik cenderung lebih senang hidup dekat dengan air karena sifatnya yang
akuatik. Selain itu itik tergolong pemakan biji-bijian, umbi-umbian, serangga dan
binatang kecil. Paruhnya yang lebar tertutup selaput yang peka, dengan pinggiran paruh
yang merupakan plat bertanduk membuat itik mudah mencari makan di lingkungan
tanah sawah, rawa, dan sungai. Bulu itik berbentuk konkaf dan tebal menghadap ke
tubuh. Bulu itu berminyak sehingga bila itik sedang berada di air, bulu itu berminyak
sehingga bila itik sedang berada di air, bulu itu akan berdaya guna menghalangi
masuknya air dan menghambat rasa dingin.
2.4. Sistem Pemeliharaan Itik
Sistem perkandangan yang digunakan para petemak dalam memelihara temak
itik umumnya adalah sistem litter (hamparan). Bahkan kandang yang digunakan juga
tampak seadanya tanpa mempertimbangkan lebih jauh tentang rasa aman, kebersihan
kandang agar terbebas dari penyakit. Pemberian alas berupa sisa-sisa penggergajian
kayu yang halus, sekam padi dan penambahan sedikit kapur merupakan hal yang sesuai
untuk kandang litter. Penggunaan kapur yang dicampurkan dalam bahan litter berfungsi
untuk menyerap amoniak yang berasal dari kotoran itik dan kapur tersebut juga dapat
membunuh bibit penyakit yang berasal dari kotoran yang bercampur dengan urine.
Sistem pemeliharaan itik dikategorikan kedalam tiga macam yaitu secara
ekstensifl tradisional, semi intensif, dan intensif. Pada pemeliharaan ekstensif, temp at
pemeliharaan kelompok itik berpindah-pindah untuk mencari tempat penggembalaan
yang banyak tersedia pakannya. Pemeliharaan semi intensif adalah pemeliharaan
dengan cara mengurung itik pada saat-saat tertentu, biasanya pada malam hari sampai
pagi hari. Setelah itu dilepas disekitar halaman kandang atau digembalakan ditempat
penggembalan yang dekat.
5
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 12/56
Tabel 1. Kelebihan dan kekurangan dari Sistem Pemeliharaan Sistem Ekstensif,
Semi Intensif dan Intensif
PertimbanganSistem pemeliharaan
Ekstensif Semi intensif Intensif
1. Pengadaan pakan Sebagian besar Sebagian besar oleh Seluruhnyaitik dari alam, petemak, selebihnya disediakan oleh
selebihnya itik mencari sendiri petemak
disediakan
petemak
2. Pengadaan Tidak perlu Perlu Perlu
kandang
3. Pengawasan Sulit Cukup mudah Mudah
terhadap temak
4. Penggunaan Tidak efisien Kurang efisien Efisien
energi pakan
5. Produksi telur Rendah Cukup tinggi Tinggi
6. Penyeleksian Sulit Cukupmudah Mudah
7. Teknologi yang Mudah Cukup sulit Sulit
dipakai
8. Penanggulangan Sulit Cukup mudah mudah
penyakit
9. Pengembangan Sulit Cukup mudah Mudah
usaha
10. Efisien lahan Rendah Cukup tinggi Tinggi11. Investasi yang Rendah Cukup tinggi Tinggi
ditanam
* Sumber : Hardjosworo dan Rukmiasih (2003).
Sistem Pemeliharaan Intensif. Pemeliharaan intensif adalah pemeliharaan
secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Petemak menggunakan pnnsrp
mendapatkan keuntungan yang sebesar mungkin, dengan biaya dan resiko yang sekecil
mungkin. Memelihara itik secara intensif dengan dikandangkan ialah betemak tanpa air
(pemeliharaan itik sistem kering), seratus persen dikurung dan tidak diberi air untuk
berenang. Air disediakan hanya untuk air minum.
Keuntungan cara pemeliharaan intensif ini adalah lahan yang diperlukan relatif
kecil, dapat memelihara dalam jumlah yang banyak, penanganan dan pengawasan dapat
lebih mudah, tidak tergantung pada musim, produksi maksimal dapat mencapai 85 %,
kotorannya dapat dimanfaatkan dan memungkinkan petemak memilih lokasi yang lebih
dekat dengan daerah pemasaran. Walaupun biaya pakan cukup tinggi tetapi karena
6
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 13/56
jumlah pemeliharaan dan produksinya cukup tinggi pula maka petemak masih dapat
menikmati keuntungan.
Pemeliharaan Semi Intensif. Pemeliharaan serm intensif bisa juga disebut
pemeliharaan semi tradisional, tapi prinsip-prinsip modem juga sudah mulai dipakai.
Dalam pemeliharaan semi intensif, petemak sudah memakai perhitungan cermat untuk
mendapatkan hasil telur yang semaksimal mungkin. Prinsip petemakan moderen mulai
digunakan antara lain jenis itik yang dipelihara mulai diseleksi (wama bulu, bentuk
badan serta fisik lain). Makanan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan variasi usia
perkelompok sudah dilakukan, tetapi prinsip tradisional seperti lokasi dan temp at
(lanting, dirawa atau didanau), bahan makanan dan cara pemeliharaan yang dilepas
masih tetap dipertahankan pada pemeliharaan semi intensif, dengan sistem
pemeliharaan semi intensif ini produksi telur dapat mencapai 200 butir per ekor Itahun.
Disamping itu angka kematian itik bisa ditekan dan kontinuitas produksi bisa terjamin
serta kualitas telur bisa diperbaiki.
Pemeliharaan ekstensif atau tradisional. Itik yang dipelihara umumnya tidak
banyak, rasio jantan dan betina tidak diperhitungkan, juga perkandangan. Itik bebas
mencari makan sendiri. Makanan hanya diberikan kalau benar-benar keadaan
memungkinkan, misalnya ada limbah dapur atau sisa bahan lain. Petemak tidak pemah
mau ikut campur dalam kegiatan itik, kecuali telur yang dihasilkan dan petemak
memerlukan daging itik itu sendiri. Sistem pemeliharaan seperti ini tidak akan
memberikan keuntungan yang berarti dan petemak tidak pemah merasa rugi. Untuk
menjaga kelestariannya petemak menetaskan beberapa telur itik pada induk ayam atau
itik Manila (Entok).
Umumnya petemak memelihara itik setelah musim panen padi, dengan
memanfaatkan sisa-sisa hasil panen. Sistem ini akan diterapkan kembali seiring dengan
musim tanam berikutnya. Walaupun mas a pemeliharaan sangat pendek dan produksinya
rendah, rata-rata 50% dari total pro duksi , tetapi keuntungan yang diperoleh petemak
cukup tinggi. Sistem ini sangat tergantung pada musim (panen), jumlah pemeliharaan
terbatas dan produksinya rendah.
2.5. Itik Petelur
Tujuan pemeliharaan itik dewasa petelur harus sudah mulai ditetapkan
sebelumnya. Apakah sebagai penghasil telur konsumsi atau sebagai penghasil telur
7
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 14/56
tetas atau anak itik. Bila tujuan pemeliharaan itik petelur hanya untuk memperoleh telur
konsumsi saja, tidaklah perlu untuk mencampurkan itik pejantan pada kelompok itik
petelur. Namun, penerapan yang dilakukan oleh para petemak itik yang masih
menggunakan sistem pemeliharaan ekstensif tradisional biasanya masih tercampur
dengan itikjantan yang berfungsi untuk pemimpin dalam penggembalaan.
Masa dewasa itik betina pada umur enam bulan, dengan masa bertelur 8-10 bulan
per tahun sampai mencapai umur 3,5 tahun, setelah itu diafkir. Itik petelur yang baik,
produksi telumya bisa mencapai 275 butir per ekor/tahun. Produksi telur dipengaruhi
oleh 2 faktor penting, yaitu genetik dan lingkungan. Selain itu, umur dari itik juga
menentukan jumlah produksi telur. Pada saat mencapai dewasa kelamin dan
selanjutnya, jumlah telur akan naik. Berikut ini tabel yang menjelaskan tentang
produktivitas itik sampai umur 48 minggu.
Tabel 2. Produktivitas Itik Sampai Umur 48 Minggu
Kriteria Keterangan
Umur dewasa kelamin 172-180hari1
Bobot telur 58,4 - 60 g2
Clucth 14 - 20 butir'
Produksi telur selama 6 bulan 128 butir I ekor'
Produksi telur selama 12 bulan 248 butir I ekor'
Bobot badan saat bertelur 1693,8 - 1520,1 g /ekor'
Konsumsi pakan sampai umur 8 minggu 3560,5 kg I ekor'
Konversi ransum sampai umur 8 minggu 4,01 kg I ekor'
Sumber: 1. Abdul (1992)
2 . Prasetyo dan Susanti (2006)
2.6. Itik Pedaging
Daging itik merupakan salah satu sumber daging yang sudah diterima oleh
masyarakat. Salah satu bentuk bahwa daging itik dikenal adalah pemanfaatan sebagai
bahan baku masakan, yaitu sate daging itik dan daging itik bakar/panggang. Dengan
demikian, permintaan daging itik sebagai bahan untuk dikonsumsi masyarakat relatif
besar.
Itik yang sering dimanfaatkan sebagai penghasil daging biasanya bertipe jantan.
Namun, tipe betina juga bisa dijadikan sebagai itik pedaging, tetapi yang sudah
memasuki masa afkir (kurang berproduksi lagi). Berat badan yang dicapai oleh itik
jantan pada umur 0, 4, 8 dan 16 minggu, menurt Chaves dan Lasmini (1978), dapat
8
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 15/56
mencapai 37 gram, 623 gram, 1.405 gram dan 1.560 gram, sedangkan pada umur 6
bulan dapat mencapai bobot 1.750 gram.
Penyeleksian bibit sangat penting dalam menentukan temak itik yang digunakan,
apakah jantan atau betina. Karena dengan menyeleksi bibit inilah, usaha petemakan
kita diarahkan ke petelur atau pedaging. Selain itu, tipe pemeliharaannya juga mesti
diperhatikan, apakah semi intensif, intensif maupun ekstensif. Penyeleksian bibit ini
bisa dikenal dengan istilah sexing (penentuanjenis kelamin).
Untuk mencapai keberhasilan dari suatu usaha budidaya petemakan itik, salah
satunya ditentukan faktor penyeleksian bibit yang baik. Bibit itik biasanya bisa
didapatkan dengan cara memelihara induk itik maupun dengan membeli bibit yang ada
di pasar hewan. Di temp at inilah, proses pembelian bibit dan penyeleksian bibit dapat
dilakukan oleh para petemak, apakah mereka memilih bibit untuk petelur atau pedaging.
2.7. Pakan Itik
Petemak umumnya menyusun ransum sendiri dengan menggunakan bahan pakan
lokal. Bahan-bahan tersebut mudah diperoleh dan murah dibanding bahan pakan lain
seperti tepung udang, bungkil kedelai, dan sebagainya. Masing-masing petemak
memilki kemampuan dalam menyusun ransum itiknya kemampuan ini tidak berdasar
kandungan nutrisi yang ada namun semata-mata karena pengalaman mereka yang cukup
lama. Menurut Setioko (1992), dalam menyusun ransum hendaknya menggunakan
bahan pakan yang bermutu, murah dan tersedia sepanjang waktu serta tidak bersaing
dengan manusia. Bahan pakan lokal yang umum digunakan oleh petemak itik antara
lain dedak, padi, keong air, bekicot, dan beberapa hijauan seperti ganggang dan azolla.
Untuk di daerah lahan kering seringkali diberikan gaplek (Rohaeni, 1996).
Amrullah (2004), menyatakan bahwa komponen bahan pakan yang dapat dicema,
diserap, serta bermanfaat bagi tubuh disebut zat makanan. Zat makanan itu ada enam
jenis yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
Itik sebagaimana temak lainnya tidak mampu untuk membuat atau memenuhi
kebutuhan gizinya sendiri, ia harus mengambilnya dari luar tubuhnya yaitu dari ransum.
Dari ransum yang dikonsumsi akan diperoleh energi, protein, lemak, dan asam -asam
amino, vitamin dan mineral. Kesemuanya itu dibutuhkan untuk mempertahankan
hidupnya dan untuk produksi. Bila ransum yang dikonsumsi tidak mengandung
kebutuhan yang cukup untuk hidup pokok dan produksi, maka itik dengan nalurinya
9
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 16/56
akan menyelamatkan hidupnya terlebih dahulu. Unsur-unsur gizi yang diperoleh dari
ransum digunakan dahulu untuk mempertahankan hidup sehingga produksi terhenti
(Rasyaf, 1993).
Wahju (1997) menyatakan bahwa, selain didasarkan atas kandungan nilai gizi
juga diperhitungkan keseimbangan antara protein dan Energi Metabolis (EM) yang
mempunyai hubungan erat dalam menentukan pertumbuhan dan produksi itik.
Anggorodi (1995) menyatakan, protein adalah unsur pokok alat tubuh dan
jaringan lunak tubuh aneka temak unggas. Zat tersebut diperlukan untuk pertumbuhan,
pengelolaan dan produksi telur serta merupakan bagian semua enzim dalam tubuh dan
menurut Murtidjo (1998), fungsi protein bagi itik antara lain adalah metabolisme
kedalam fungsi tubuh yang normal, hormon-hormon reproduksi dan pertumbuhan.
Energi ransum yang dikonsumsi hewan dapat digunakan dalam 3 cara yang
berbeda yaitu dapat menyediakan energi untuk kerja, dapat dirubah menjadi panas atau
dapat disimpan sebagai jaringan tubuh. Energi ransum yang melebihi energi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dan fungsi-fungsi lainnya dalam tubuh
disimpan dalam bentuk lemak. Kelebihan energi metabolis tidak dapat dikeluarkan oleh
tubuh hewan. (Anggorodi, 1985).
Rasyaf (1993) menyatakan bahwa, unsur nutrisi kedua yang penting sekali adalah
energi. Energi dibutuhkan untuk segala aktifitas tubuh dan segala sesuatu yang
berjaitan dengan itu. Begitu pentingnya energi ini, sehingga protein akan diubah
menjadi energi bila energi yang dimakan kurang dan cadangan makanan berupa lemak
juga tidak ada lagi. Bahkan itik akan berhenti makan bila ia merasa kebutuhan
energinya telah terpenuhi.
Istilah "kualitas Telur" semula hanya diartikan untuk menilai gizinya, penilaian
dari luar, dan sifat-sifat lain yang dapat menentukan bahwa telur ini lebih baik daripada
yang lain. Akan tetapi kalau sifat-sifat dari telur itu dihubungkan dengan kualitas
tinggi, maka "kualitas telur" itu tidak dapat diberikan definisi dengan istilah yang
mudah. Kisaran luas antara sifat fisik dan kimia telur menentukan kualitas telur secara
keseluruhan (Wahyu, 2004).
Faktor makanan hanya sedikit berperanan terhadap komposisi kuning telur.
Umumnya defisiensi dari protein makanan cenderung menurunkan produksi telur, tetapi
tidak kualitas kuning telur. Kartadisastra (1994), menyatakan jumlah kebutuhan
10
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 17/56
ransum temak harus disesuaikan dengan laju pertumbuhan dan perkembangan umur
temak itu sendiri.
Tabel3. Kebutuhan Ransum Itik Berdasarkan Umur per Ekor per Hari
Umur (minggu) Kebutuhan (gram) Umur (minggu) Kebutuhan (gram)
1 8 5 40
2 15 6 50
3 25 7 60
4 35
2.S. Penyakit pada Itik dan Pengendaliannya
Pencegahan (pengendalian) penyakit adalah salah satu kewajiban yang
takterhindarkan apabila usaha temak itik diharapkan memberi keuntungan. Berbagai
cara pengendalian dilakukan antara lain pemeliharaan kesehatan dan kebersihan
lingkungan petemakan maupun vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang sulit diobati.
Penyakit itik pada dasamya terbagi dua yaitu penyakit tidak menular dan penyakit
tidak menular. Penyakit tidak menular disebabkan oleh buruknya tata laksana
pemeliharaan, seperti keracunan, pemeliharaan kesehataan dan kebersihaan yang buruk,
kekurangan vitamin dan mineral, dan lain sebagainya.
Strees (Cekaman). Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai
faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalnya;
kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah tempat, pertukaran pakan
dan lain-lain. Obat untuk menanggulangi "stress" tidak ada. Yang dapat dilakukan
petemak adalah menghindari segala gangguan yang mungkin menimbulkan "stress"
dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan petemakan.
Kekurangan (defisiensi) Vitamin A. Makanan (pakan) yang tidak cukup
mengandung vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada itik dan
akhimya mengganggu pertumbuhan. Itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki
lemah, mata tertimbun lendir wama putih dan mudah terkena infeksi. Pada anak itik
umur sekitar 4 minggu yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal
dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir.
Sedang pada itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibat-kan penurunan produksitelur, tubuh mengurus dan lemah. Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang
11
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 18/56
sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit kekurangan vitamin A
umumnya terjadi karen a petemak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang
miskin vitamin A.
Brooder Pneumonia. Penyakit Brooder Pneumonia umumnya menyerang anak
itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak
atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang panas
sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang
penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pemafasan terlihat sulit dan mata selalu
mengeluarkan air. Pencegahan terhdap penyakit ini pada anak itik dapat dilakukan
dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk buatan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking soda dalam satu
quart (1,136 liter) air minum selama 12jam untuk mengurangi penyebaran penyakit.
Rickets Duck. Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium
dan Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik.
Penyakit ini biasanya dinamakan "Rickets duck". Itik yang terserang penyakit ini
mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya. Pencegahan hanya
bisa dengan memberikan pakan yang cukup mengundang minural Calsium, Fosfor dan
vitamin D. Ke dalam ransum (pakan) itik hams ditambahkan 2 % tepung tulang dan itik
hams mendapat sinar matahari langsung.
Antibiotika Dermatitis. Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-
obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik menjadi
kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya.
Pencegahaan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya.
Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian "laxative" (obat pencahar) ring an
seperti "molasses" dapat memulihkan kondisi temak itik yang menderita dalam 4-6 hari.
Mycosis. Penyakit "Mycosis" pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau tak
sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter)
kandang itik. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam
beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam
waktu seminggu. Pencegahaan hanya bisa dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan
dan kebersihan kandang yang baik. Lantai (litter) kandang secara berkala dijemur,
diusahakan tidak lembab dan diberi kapur, terutama dimusim penghujan. Pengobatan
12
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 19/56
penyakit Mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang
dicampurkan kedalam air minum atau pakan itik.
Botulism (Limberneck). Penyakit Botulism pada umumnya terjadi karena itik
makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai
yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu "Clastrididium
Botulinium". Kuman tersebut memproduksi racun. Tanda-tanda itik yang terserang
penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegag atau lunglai setelah itik
memakan bangkai 1-3 hari.
Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak
memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih mungkin temak itik yang sakit
dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik menceret dan kuman beserta racunnya
dapat ikut keluar dari saluran penceman. Pengobatan secara tradisional yang dapat
membantu menyembuhkan yaitu dengan memberi: minyak kelapa satu sendok makan
dan air minum yang bersih. Minyak kelapa yang menbuat itik haus dan ingin minum
sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan
daya kerj anya berkurang, dengan demikian angka kematian akan menurun.
Keracunan Garam. Penyakit keracunan garam umumnya terj adi bila air itik atau
air kolam mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu
berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih sering terj di di lokasi
petemakan dekat pantai/tambak yang aimya tercemar garam. Temak itik tidak begitu
tahan terhadap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau
4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian.
Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh VIruS,
bakteri atau kuman yang bisa ditularkan melalui kontak langsung atau lewat udara.
Fowl Cholera (kolera itik). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri "Pasteurella
Avicia". Kandang yang basah serta lembab mempercepat penularan. Penyakit yang
menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian sampai 50%, sedang
pada itik dewasa menimbulkan kematian kurang dari 50%. Gejala penyakit ini adalah:
sesak nafas, pial bengkak, dan panas, j alan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit
kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari
kelompoknya. Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah, dan itik akan
13
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 20/56
mati secara mendadak. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera.
Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat
Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.
Fowl Pox (Cacar). Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang
disebabkan oleh virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-
benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu sepertikaki dan kepala.
Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam bentuk "diptherie" dan kematian
terjadi karena itik kesulitan makan dan minum. Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara vaksinasi yang disuntukan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa
benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan itu
sampai berdarah kemudian mengolesinya dengan yodium tingture (6-10 %).
White Eye (Mata Memutih). Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini
menyerang itik segala umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan.
Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang
lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.
Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah: cairan putih bening keluar
dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi
kekuning-kuningan, itik sulit bemafas, lemah dan akhimya lumpuh. Bila sampai
kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari. Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan
dengan antibiotika yang dicampur kedalam air minum atau pakan. Antibiotika yang
senng digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline
(aureomycin) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air
minum akan membantu mengontrol penyakit White Eye.
Coccidiosis. Coccdiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyarang itik.
Gejala itik yang diserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan menurun
drastis dan akhimya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang membawa coccidia
dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah pada
anak itik.
Untuk pencegahan dan atau pengobatan penyakit COccidiosis dapat dipakai
obat-obatan seperti: "furazolidone, nitrofurazone atau nicardbazin". Obat-obatan
tersebut dicampurkan kedalam pakan itik atau dilaturkan kedalam air minum. Untuk
membantu kontrol penyakit Coccidiosis, berikan vitamin A dengan konsentrasi tinggi.
14
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 21/56
Coryza. Penyakit Coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya
adalah semacam microorganisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal pergantian
musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak langsung antara itik yang sakit
dengan itik yang sehat. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular ini
adalah keluamya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit
White Eye. Anak itik berumur 1 minggu sampai 2 bulan merupkan yang paling sering
menderita. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.
Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan "Streptomycin Sulphat"
secara individual dengan disis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya.
Penyuntikan dapat diulang sekali dalam sehari untuk selama beberapa hari, dengan
dosis Streptomycin setengah dari dosis diatas.
Salmonellosis. Penyakit Salmonellosis menyerang itik segala umur dan dapat
menyebabkan angkan kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah kuman "Salmonella
Anatis", melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman
tersebut. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah: keluamya kotoran dari
mata dan hidung dan menceret. Itik yang bisa sembuh sendiri cukup berbahaya cukup
berbahaya sebagai sumber penyakit, maka sebaiknya disingkirkan saja. Pencegahan
hanya bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan. Secara berkala
dilakukan pembersihan kandang agar kandang bebas dari kuman Salmonella.
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan "Furazolidone".
Sinusitis. Penyakit Sinusitis menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan
kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang
buruk, kekurangan mineral dalam pakannya dan tidak tersedianya kolam untuk bermain.
Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder. Tanda-tanda itik yang
terserang penyakit ini adalah: terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar
cairan jemih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan
benjolan di bawah dan di depan mata. Pencegahan hanya bisa dilakukan dengan tata
laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi itik yang sakit ada;lah disuntuk
dengan antibiotika (strepto-mycin) ke dalam sinus yang menderita. Dosis pada itik
dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc
aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih muda,
15
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 22/56
dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti tm dilakukan sekali dalam 48 jam sampai
sembuh.
Aflatoksikosis. Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan
oleh "Aflatoksin" yang dihasilkan oleh "Asperqillus Flavus". Aflatoksin menyerang
hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membesar. Tanda-tanda itik yang
terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit
kaki danjari, terhuyung-huyung, akhimya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih
muda terserang penyakit ini dibanding itik dewasa. Pencegahan bisa dilakukan dengan
pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang,
pembersihan kandang agar bebas dari serangga. Pengobatan hanya bisa diusahakan
dengan memberikan anti biotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakannya.
16
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 23/56
III. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dari kegiatan transfer ilmu dan teknologi berbasis (IbM) adalah:
1. Mengetahui karakteristik petemak itik dan potensi pakan itik di di Desa Muara
Jaya, Kecamatan Caringin, Bogor.
2. Menformulasi pakan itik komplit untuk pemeliharaan secara intensif.
3. Transfer teknologi tentang: penyusunan ransum itik, managemen pemeliharaan itik
secara intensif
4. Mengetahui tingkat kelayakan usahatemak itik secara intensif.
Manfaat utama ditujukan bagi petemak yaitu:
1. Petemak dapat menyusun ransum itik menggunakan bahan pakan yang ada dilokasi, dengan kualitas yang memenuhi persyaratan kebutuhan nutrisi itik dan
dengan biaya yang minimum
2. petemak mampu membuat recording performance usahanya yang meliputi
performan reproduksi, performan produksi dan manajemen.
3. Berdasarkan recording tersebut, petemak mampu menganalisis kelayakan usaha
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh pembiayaan usaha dari lembaga
keuangan.
4. Berdasarkan recording petemak mampu meningkatkan genetik populasi itiknya
untuk meningkatkan produktivitas petemakannya, sehingga pendapatannya dapat
meningkat.
17
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 24/56
IV. METODE PENELITIAN
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tentang Intensifikasi Usaha
Petemakan Itik dalam rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Pinggir Kota
adalah:
4.1. Desk Study dan Survey
Desk study menelusuri dan mengevaluasi data sekunder dan studi yang terkait.
Melaksanakan survey data lapangan untuk memperoleh data kondisi sosial ekonomi
petemak.
4.2. Formulasi dan Pembuatan Pakan
Dalam kegiatan ini dikaji tentang kandungan nutrien bahan pakan potensial,
formulasi dan pembuatan ransum itik, dan cara pembuatan pakan itik.
4.3. Pelatihan dan Pendampingan Peternak (Feeding Trial)
Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan petemak yang meliputi:
a. Manajemen pemeliharaan itik secara intensif yang meliputi feeding (pemberian
pakan), breeding (seleksi induk yang baik) dan manajemen (perkandangan dan
kesehatan temak).
b. Pengetahuan bahan baku pakan itik, baik pakan sumber protein maupun pakan
sumber energi.
c. Formulasi dan pembuatan pakan itik
d. Recording usahatemak itik yang meliputi performan reproduksi (daya tetas, laying
period, rasio j antan betina); performan produks (hen day, feed convertion ratio) dan
performan managemen (mortalitas).
e. Analisis kelayakan usaha temak itik
4.4. Analisis Data
Data primer dan sekunder yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui tingkat
keuntungan usaha temak itik dan formulasi ransum yang bisa meminimumkan biaya.
18
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 25/56
a. Analisis kelayakan Usaha Secara intensif
Kriteria kelayakan yang digunakan yaitu :
1. Nilai Manfaat Sekarang ( Net Present Value/ NPV)
n Bt~Ct
NflV = Lt-l
(1+ ill
Keterangan :
NPV = Net Present Value sampai dengan tahun ke-t
n Periode us aha (tahun)
t Tahun
Bt Penerimaan pada tahun ke-t
Ct Biaya tahun ke-t
1 Tingkat suku bungal tahun
Nilai NPV memiliki arti :
NPV > 0 maka usaha peternakan itik Alabio layak untuk dilaksanakanl
menguntungkan.
NPV < 0 maka usaha peternakan itik tidak layak untuk dilaksanakan/
merugikan.
NPV = 0 maka usaha peternakan itik Alabio impas antara biaya dan manfaat.
2. Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/ IRR)
NPV
Keterangan
IRR = Internal Rate of Return
II Suku bunga yang rendah
Iz Suku bunga yang tinggi
NPV 1 = Nilai NPV yang tinggi (positif)
NPV 2 = Nilai NPV yang rendah (negatif)
19
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 26/56
Nilai IRR memiliki arti :
IRR > suku bunga yang berlaku, maka us aha petemakan itik Alabio layak
dilaksanankan
IRR < suku bunga yang berlaku, maka usaha petemakan itik Alabio tidak layak
dilaksanakan
IRR = suku bunga yang berlaku, maka usaha petemakan itik Alabio impas tidak
untung atau rugi
b. Analisis program linier
Ransum yang dibuat dibedakan untuk itik layer (petelur) dan ransum untuk
pembesaran itik sari DOD (day old duck) sampai pulet (itik dara siap bertelur).
Bahan yang digunakan sesuai dengan potensi pakan di lokasi.
pembatasnya adalah kenutuhan energi, protein dan kalsium.
Kendala
Persamaan program linier yang digunakan adalah sebagai berikut
Minimumkan
Kendala pembatas:
C = CIXI + C2X2 + .....+ en Xn
EIXI + E2X2 + + EnCn 2 : EPIXI + P2X2 + + PnCn 2 : PKIXI + K2X2 + + KnCn 2 : K
Dimana C = biaya ransum yang akan diminimumkan (Rp)
Ci = harga bahan baku pakan ke -i (Rp)
Xi = jumlah bahan baku pakan ke -i yang digunakan
Ei = kandungan energi bahan baku pakan ke -i (kkal)
Pi = kandungan protein bahan baku pakan ke -i (%)
Ki = kandungan kalsium bahan baku pakan ke -i (%)
E = kandungan energi minimum dalam ransum (kkal)
P = kandungan protein minimum dalam ransum (%)
K = kandungan kalsium minimum dalam ran sum (%)
20
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 27/56
v. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Peternak Itik dan Potensi Pakan Itik di Desa Muara Jaya,
Kecamatan Caringin, Bogor
Karakteristik anggota KT Setia Wargi dilihat berdasarkan umur, pendidikan
formal dan lama betemak itik (pengalaman). Kisaran umur anggota KT Setia Wargi
antara 17 sampai 47 tahun. Kisaran tersebut masih berada pada usia produktif. Sebagian
besar anggota KT Setia Wargi berpendidikan SMP atau SMA dan pengalaman dalam
betemak itik antara 5 sampai 20 tahun. Secara rinci karakteristik anggota KT Setia
Wargi dapat dilihat pada Tabel4.
Tabel 4. Karakteristik Peternak Itik Kelompok Tani Setia Wargi
No NamaUmur Pendidikan Lama Beternak
(tahun) Formal (tahun)
1 Ade Sarifudin 30 SMA 10
2 Sarja 45 SD 15
3 Agus Candra 17 SMP 2
4 Damu 20 SMP 10
5 Wahyu Nurdin 33 SMA 5
6 Alam Saefudin 35 SMP 5
7 Ade Hasanudin 30 SMA 58 Endi Kusnadi 34 SMP 5
9 Arifin Suhendar 33 SMP 10
10 Empung Sumitra 47 SMA 15
11 Encep Sudarcep 35 SMP 15
12 Munijar 43 SD 20
13 Andi 40 SMA 5
14 Gandi 40 SMA 10
15 Deni Iskandar 44 SD 20
lumlah itik yang dipelihara oleh anggota KT Setia Wargi bervariasi. Sebagian
besar memelihara berkisar antara 1 sampai 10 ekor (60 %). Luas kandang yang dimiliki
petemak antara 10 sampai 20 m2. Pada Tabel 5 dapat dilihat persentase jumlah petemak
berdasarkan jumlah itik yang dipelihara dan luas kandang yang dimilikinya.
21
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 28/56
TabelS. Jumlah Itik yang Dipelihara dan Luas Kandang Peternak
No Uraian Jumlah Peternak (orang)Persentase
(%)
1 lumlah Itik (Ekor) 1-109 60
10-20 5 33
>20 1 7
Total 15 100
2 Luas Kandang (m2) <10 2 13
10-20 10 67
>20 3 20
Total 15 100
Kegiatan ini dimaksudkan agar petemak dapat memelihara itik secara intensif.
Karena sebagian besar petemak masih memelihara secara ekstensif. Para petemak
masih mengangon itiknya ke sawah. Hal tersebut dapat menghabiskan waktu petemak
selama 1 sampai 9 jam per hari untuk mengangon. Sistem pemeliharaan dan curahan
waktu dalam usaha petemakan itik dapat dilihat pada Tabel 6 dan pada Tabel 7 dapat
dilihat beberapajenis pakan yang biasa digunakan oleh anggota KT Setia Wargi.
Tabel6. Sistem Pemeliharaan dan Curahan Waktu dalam Usaha Peternakan Itik
No UraianJ umlah Peternak Persentase
(orang) (%)
1 Sistem Pemeliharaan Ekstensif 6 40
Semi Intensif 9 60
Intensif 0
Total 15 100
2 Curahan Waktu 1-3 jam/hari 2 13
(Diangon) 4-6 jam/hari 5 33
7-9 jam/hari 8 54Total 15 100
Tabel 7. Jenis Pakan Itik yang Biasa Digunakan oleh Peternak KT Setia Wargi
No Jenis Pakan
1 Dedak
2 Gabah
3 Keong sawah
4 Limbah rumah tangga
22
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 29/56
5.2. Formulasi Pakan Itik Komplit untuk Pemeliharaan Secara Intensif
Berbagai jenis bahan pakan bisa digunakan untuk membuat formula pakan temak
itik. Pengambilan keputusan bahan pakan mana yang akan digunakan untuk temak itik
yang kita pelihara tergantung kepada beberapa faktor yang hams dipertimbangkan,
diantaranya adalah ketersediaan bahan tersebut.
Saat ini, bahan pakan yang digunakan untuk temak itik di Indonesia sebagian
besar diimpor dari luar negeri. Padahal di Indonesia yang sebagian besar penduduknya
hidup dari pertanian dan perikanan, banyak bahan pakan yang dapat berasal dari
kegiatan pertanian dan perikanan tersebut, contohnya dedak padi, bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, tepung singkong, tepung daun singkong, tepung ikan, tepung
cangkang udang, tepung kerang, tepung cangkang telur, dan masih banyak lagi.
Kebutuhan zat makanan setiap jenis itik maupun setiap periode pemeliharaan
sangat penting diketahui, karen a sangat diperlukan dalam membuat formula pakan itik.
Tanpa mengetahui kebutuhan zat makanan dari temak itik yang mau kita buatkan
formula pakannya, tidak mungkin suatu formula pakan akan tersusun. Kebutuhan zat
makanan untuk itik periode bertelur disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Kebutuhan Zat Makanan Itik Peri ode Bertelur
Zat makanan Jumlah
Energi (Kkal/kg) 2860,00
Protein (%) 18,00
Kalsium (%) 3,50
Fosfor (%) 0,42
Metionin (%) 0,34
Lisin (%) 0,93
Sebelum menyusun ransum, selain kebutuhan zat makanan, yang penting
diperhatikan adalah batas penggunaan bahan -bahan makanan di dalam pakan. Dari
praktek sehari -hari dalam membuat formulasi pakan, perkiraan kasar jumlah bahan
pakan yang biasa digunakan dapat dilihat pada Tabel 9. Maka diperoleh formulasi
pakan itik komplit yang dapat dilihat pada Tabel10.
23
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 30/56
Tabel9. Perkiraan Kasar Jumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik
Bahan pakan Jumlah dalam pakan (%)
Jagung kuning 50- 60
Tepung gaplek 30
Dedak halus 20- 30
Bungkil-bungkilan 15 - 30
Tepungikan 5 - 15
Minyak sid 7
Tepung daun 3-5
Premiks 0,5
Tabell0. Formulasi Ransum Itik Periode Layer
Bahan makanan Jumlah (%)
Jagung kuning 56,00
Dedak padi 13,00
Meat Bone Meal (MBM) 1,85
Bungkil kedelai 11,03
Tepungikan 7,00
Minyak 4,20
CaC03 6,32
L-lysin 0,00Dl-methionin 0,10
Premix 0,50
Jumlah 100,00
5.3. Transfer Teknologi Tentang: Penyusunan Ransum Itik, Manajemen
Pemeliharaan Itik Secara Intensif
Kegiatan edukasi dan pendampingan
petemak yang dilakukan terdiri atas dua
kegiatan, yaitu:
1. Pelatihan Recording, Kelayakan Usaha
dan Penyusunan Ransum Komplit.
2. Pendampingan Petemak dalam
Introduksi Teknologi Tepat Guna
Optimasi Pemberian Ransum Komplit.
Dalam kegiatan pelatihan petemak, materi yang diberikan meliputi recording,
analisis kelayakan usaha, penyediaan bahan baku ransum itik, pembuatan formulasi
24
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 31/56
ran sum itik, pengenalan teknologi
pengolahan ransum itik dan penerapan
teknologi penyediaan ransum itik. Kegiatan
pendampingan petemak merupakan uji coba
lapang di tingkat petemak berupa materi
yang telah diberikan pada saat pelatihan
agar petemak dapat melihat dampak dari
teknologi ransum dan manipulasi nutrisi
yang telah disesuaikan dengan kondisi petemak.
Kegiatan pelatihan dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2010 di Kelompok Tani
Setia Wargi (KT Setia Wargi), Desa Muara Jaya, Kecamatan caringin, Kabupaten
Bogor. Peserta kegiatan berasal dari anggota
KT Setia Wargi sebanyak 15 orang.
Materi pelatihan meliputi :
1. Penyusunan Recording
2. Analisis Kelayakan Usaha
3. Pembuatan Ransum Itik Komplit
Materi pelatihan secara rinci dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Kegiatan pendampingan petemak dilakukan dari bulan 18 Oktober sampai 18
November 2010. Petemak yang didampingi merupakan petemak yang mengikuti
kegiatan pelatihan. Pendampingan petemak
dilakukan dengan pembuatan demonstrasi
penggunaan ransum (Feeding Trial) di
petemakan yang dapat ditinjau dan diamati
oleh petemak. Uji coba dilakukan pada tiga
orang anggota kelompok yaitu Ade
Saefudin, Empung Sumitra, dan Wahyu
Nurdin. Sebanyak 10 ekor betina dan satu
ekor jantan pada masing-masing petemak.
25
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 32/56
Dari hasil uji coba lapang ini maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum
komplit dapat meningkatkan produksi telur sekitar 20 sampai 30 persen.
5.4. Tingkat Kelayakan Usahaternak Itik Secara Intensif
Analisis keuntungan dilakukan dalam dua kategori, yaitu pemeliharaan mulai dari
DOD (kategori I) dan pemeliharaan mulai dari itik dara (kategori II).
Tabel 11. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari DOD (Kategori I)
No Asumsi Nilai Satuan
1 Periode pemeliharaan DOD + Produksi 30 Bulan
2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1 000 ekor itik
3 Tenaga kerja 2 Orang4 TenagaAhli 1 Orang
S Hargajual
S .1. Telur per butir 1.000
S.2. Pupuk kandang (karungll00kg) 2S0.000
S.3. Itik tua per ekor 2S.000
6 Pemeliharaan itik umur Ihari 1.000 DOD
7 Itik mulai bertelur 6 bulan
- Itik 6-8 bulan SO% bertelur
- Itik 8-24 bulan 7S% bertelur
- Itik 24-30 bulan SO% bertelur
8 Pakan
AltematifI (Konsentrat: Dedak = 1:4) 2.S00 Rp/kg
AltematifII (Konsentrat: Dedak = 1:S ) 2.300 Rp/kg
AltematifIII (Keong: Dedak = 2:3) 2000 Rp/kg
9 Mortalitas 7%
10 Lama 1 bulan 30 hari
26
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 33/56
Tabel 12. Asumsi dan Parameter Perhitungan Itik Petelur dari Dara (Kategori II)
No Asumsi Nilai Satuan
1 Periode Produksi 24 Bulan
2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1 000 ekor itik
3 Tenaga kerja 2 Orang
4 TenagaAhli 1 Orang
S Hargajual
S .1. Telur per butir 1.000 Rupiah
S.2. Pupuk kandang (karungll00kg) 2.S00 Rupiah
S.3. Itik tua per ekor 12.S00 Rupiah
6 Pemeliharaan itik umur S bulan 31.000 Dara
mmggu
7 Itik mulai bertelur 6 bulan
- Itik 6-8 bulan SO% bertelur
- Itik 8-24 bulan 7S% bertelur
- Itik 24-30 bulan SO% bertelur
8 Pakan
AltematifI (Konsentrat: Dedak = 1:4) 2.S00 Rp/kg
AltematifII (Konsentrat: Dedak = 1:S ) 2.300 Rp/kg
AltematifIII (Keong: Dedak = 2:3) 2.000 Rp/kg
9 Mortalitas 2%10 Lama 1 bulan 30 hari
11 Itik Dara Betina (S bulan 3 minggu) 40.000 Rp/ekor
S.4.1. Komponen dan Struktur Biaya
Komponen biaya investasi usaha itik petelur terdiri dari sewa tanah, biaya
pembuatan kandang, biaya infrastruktur air dan listrik, peralatan penunjang lainnya,
pembelian bibit itik DOD (Day Old Duck), sekop, wadah pakan, dan temp at
penampungan telur. Biaya operasi meliputi pembelian pakan dan obat-obatan. Porsi
biaya terbesar usaha itik petelur adalah untuk pakan.
27
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 34/56
Tabel 13. Rincian Biaya Investasi (Kategori I)
SpesifikasiJumlah Harga
JumlahUmur Nilai
No Uraian Satuan persatuan Ekonomis PenyusutanNo Teknis
Fisik Fisik (RpNilai (Rp)
(th) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
1 Sewa Tanah 1.000.000
2 Kandang Paket 1.000 2000 2.000.000 5 400.000
3 Sumber air dan Utk sejumlah2.500.000 15 166.667
listrik ekor
4 Peralatan
penunjang 1.000.000 15 66.667
lainnya
5DOD
100 % betina1.000 4.500 4.500.000 2,50 1.800.000
umur 1 hari
6 Sekop 5 20.000 100.000 5,00 20.000
7 Wadahpakan 10 21.000 210.000 5,00 42.000
8 Temp at
penampungan 240.000 5,00 48.000
telur
Jumlah Ekor 1.000 11.550.000 2.543.334
Tabel14. Biaya Operasi Per Periode (Kategori I)
No. UraianSpesifikasi Jumlah Harga per
Jumlah Nilai (Rp)Teknis satuan satuan
1 Pakan
0-1 minggu gr/ekor/hr 20 2.500 350.000
1 minggu -1 bln gr/ekor/hr 40 2.300 1.932.000
1-6 bulan gr/ekor/hr 120 2.300 41.400.000
6-30 bulan gr/ekor/hr 160 2.300 264.960.000
2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000
3 Tenaga kerj a Orang 2 900.000 54.000.000
4 Tenaga Ahli (Koordinator) Orang 1 1.500.000 45.000.000
5 Keranjang telur dan Ekor 1.000 4.500 4.500.000transport
6 Air dan Listrik Bulan 30 90.000 2.700.000
7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 900 900.000
8 Pemeliharaan danEkor 1.000 1.000 1.000.000
perbaikan
Jumlah Ekor 418.242.000
Asumsi:
1. Penjualan tiap hari tetapi pendapatan di peroleh tiap 10 hari sekali
2. Modal Kerja = biaya operasi per 10 hari (= total biaya/360 x 10 )
28
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 35/56
Tabel15. Rincian Biaya Investasi (Kategori II)
JumlahHarga
Umur Nilai
No UraianSpesifikasi
Satuanpersatuan Jumlah
Ekonomis PenyusutanTeknis Fisik Nilai (Rp)
Fisik(Rp)
(th) (Rp)
1 Sewa1.000.000
rumahiTanah
2 Kandang Paket 1.000 2.000 2.000.000 5 400.000
3 Sumber air Utk
dan listrik sejumlah 2.500.000 15 166.667
ekor
4 Peralatan
penunjang 1.000.000 15 66.667
lainnya
5 Itik dara 100%
betina1.000 40.000 40.000.000 2 20.000.000umur5
bulan
6 Sekop 5 20.000 100.000 5 20.000
7 Wadahpakan 10 21.000 210.000 5 42.000
8 Temp at
penampungan 240.000 5 48.000
telur
JUMLAH Ekor 1.000 47.050.000 20.343.734.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (2001)
Tabel 16. Biaya Operasi Per Periode (Kategori II)
JumlahHarga
JumlahNo Uraian Spesifikasi Teknis
satuanper
Nilai (Rp)satuan
1 Pakan
6-30 bulan gr/ekor/hr 160 2.300 364.960
2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000
3 Tenaga kerj a Orang 2 900.000 43.200.000
4 TenagaAhliOrang 1 500.000 36.000.000
(Koordinator)
5 Keranjang telur danEkor 1.000 4.500 4.500.000
transport
6 Air dan Listrik Bulan 24 90.000 2.160.000
7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 900 900.000
8 Pemeliharaan danEkor 1.000 1.000 1.000.000
perbaikan
JUMLAH Ekor 2.000 354.220.000
Asumsi:
1. Penjualan tiap hari tetapi pendapatan di peroleh tiap 10 hari sekali
2. Modal Kerja = biaya operasi per 10 hari (= total biaya/360 x 10)
29
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 36/56
5.4.2. Pendapatan
Pendapatan bersih yang dihasilkan dari usaha itik petelur dari tahun pertama
hingga berakhimya masa proyek rinciannya dapat dilihat dalam Tabel 17. Pendapatan
bersih khusus pada tahun ke empat pada kategori I pendapatan bersih bemilai negative
karena adanya pembelian barn DOD.
Tabel17. Pendapatan Bersih Usaha Ternak Itik Petelur
Tahun Kategori I (DOD) Kategori II (Itik Dara)
Tahun Ke 1 -593.859.105 945.390.000
Tahun Ke 2 504.055.455 982.342.200
Tahun Ke 3 606.076.320 1.076.385.150
Tahun Ke 4 -291.458.505 1.002.765.000
Tahun Ke 5 460.180.455 606.802.200
Tahun Ke 6 600.451.320 951.190.350
Rata-rata per tahun 214.240.980 927.479.145
5.4.3. Aliran Laba-Rugi dan Arus Kas
Arus Kas dan Evaluasi Profitabilitas Rencana Investasi
1. Arus Kas
Arus kas untuk usaha itik petelur kategori I dan kategori II secara terperinci dapat
dilihat dalam lampiran.
2. Net BIC, IRR, NPV, dan Pay Back Periode.
Perhitungan net BIC, IRR dan NPV dan Pay Back Period untuk usaha itik petelur
kategori I dan kategori II menggunakan rumus dan cara perhitungan seperti yang
diuraikan pada lampiran
3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa usaha temak itik petelur pada kategori II
lebih menguntungkan dibandingkan dengan pengusahaan itik petelur pada kategori
1 . Nilai IRR untuk Kategori I sebesar 35% berarti usaha itu masih layak secara
finansial untuk terns diusahakan sampai tingkat suku bunga yang berlaku masih
dibawah 35%. Demikian juga untuk Kategori II, usaha tersebut masih layak untuk
diusahakan secara finansial sampai tingkat suku bunga yang berlaku masih dibawah
159%. Hasil perhitungan lengkap dapat dilihat pada Tabel18.
30
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 37/56
Tabel18. Evaluasi Profibilitas Rencana Investasi Usaha Ternak Itik Petelur
Kriteria Kategori I Kategori II
NPV Rp. 19.695.093 Rp. 179.405.378
Net B/C 1,42 5,94
IRR 34,76% 159%
PBP 2 tahun 7 bulan 8 bulan
Sumber: Hasil pengolahan data pnmer (2001)
5.4.4. Analisis Break Even Point
Analisis titik pulang pokoklimpas atau Break Even Point dari usaha itik petelur
dengan mempertimbangkan besamya biaya tetap, biaya variabel dan tingkat harga jual,
selama umur proyek didapatkan nilai rata-rata untuk skala usaha kategori I sebesar
Rp 31.003.288, atau sebesar 49.502 kg telur itik, sedangkan untuk skala usaha kategori
II sebesar Rp 45.022.355 atau sebesar 73.411 kg telur itik.
31
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 38/56
VI. KESIMPULAN
Karakteristik anggota KT Setia Wargi dilihat berdasarkan umur, pendidikan formal dan
lama betemak itik (pengalaman). Kisaran umur anggota KT Setia Wargi antara 17 sampai 47
tahun. Kisaran tersebut masih berada pada usia produktif. Sebagian besar anggota KT Setia
Wargi berpendidikan SMP atau SMA dan pengalaman dalam betemak itik antara 5 sampai 20
tahun. lumlah itik yang dipelihara oleh anggota KT Setia Wargi bervariasi. Sebagian
besar memelihara berkisar antara 1 sampai 10 ekor (60 %).
Kegiatan edukasi dan pendampingan petemak yang dilakukan terdiri atas dua
kegiatan. Kegiatan pelatihan dilakukan pada tanggal 13-17 Oktober 2010 di Kelompok
Tani Setia Wargi (KT Setia Wargi), Desa Muara laya, Kecamatan caringin, Kabupaten
Bogor. Peserta kegiatan berasal dari anggota KT Setia Wargi sebanyak 15 orang.
Kegiatan pendampingan petemak dilakukan dari bulan 18 Oktober sampai 18November 2010.
Petemak yang didampingi merupakan petemak yang mengikuti kegiatan pelatihan.
Pendampingan petemak dilakukan dengan pembuatan demonstrasi penggunaan ransum
(Feeding Trial) di petemakan yang dapat ditinjau dan diamati oleh petemak. Uji coba dilakukan
pada tiga orang anggota kelompok yaitu Ade Saefudin, Empung Sumitra, dan Wahyu Nurdin.
Sebanyak 10 ekor betina dan satu ekorjantan pada masing-masing petemak. Dari hasil uji coba
lapang ini maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum komplit dapat meningkatkanproduksi telur sekitar 20 sampai 30 persen.
Analisis keuntungan dilakukan dalam dua kategori, yaitu pemeliharaan mulai dari
DOD (kategori I) dan pemeliharaan mulai dari itik dara (kategori II). Selama periode
usaha 10 tahun dan dengan biaya investasi sebesar Rp. 11.550.000 (kategori I), Rp.
47.050.000 (kategori II), Net Present Value yang diperoleh sebesar Rp. 19.695.093
(kategori I), dan Rp. 179.405.378 (kategori II), dengan Net BIC, kategori I, 1,42, dan
kategori II, 5,94. Nilai Internal Rate of Return pada periode us aha yang sama(kategori I) adalah 34,76%, dan pada kategori II, sebesar 159%. Sedangkan PBP, pada
kategori I, 2 tahun 7 bulan, dan pada kategori II, 8 bulan. Secara umum us aha
petemakan itik Alabio "Bina Karya Temak" layak untuk dilaksanakan karena nilai Net
Present Value positif dan nilai Internal Rate of Return lebih besar dari tingkat suku
bunga yang berlaku.
32
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 39/56
DAFTAR PUSTAKA
Amarullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Biro Pusat Statistik. 2001. Sensus Pertanian 2001. BPS . Jakarta.
Cyrilla, L. dan A. Ismail. 1988. Us aha Petemakan. Jurusan Sosial Ekonomi Petemakan.
Fakultas Petemakan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gretinger, J.P. 1986. Analisa Ekonomi Proyek - Proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta.
Kadariah, Karlina, L., dan Gray, C. 1999. Pengantar Evaluasi proyek. FE-UI. Jakarta.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Murtidjo, Bambang Agus. 1992. Mengelola Itik. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Samosir, D. J. 1983. Ilmu Temak Itik. Penerbit P.T. Gramedia, Jakarta.
Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Petemakan: Kumpulan Pemikiran. USESE
Foundation dan Pus at Studi Pembangunan IPB. Bogor.
Shane S. M. 1998. Buku Pedoman Penyakit Unggas. American Soybean Association.
Singapore.
Soehadji. 1995. Membangun Petemakan Tangguh. Orasi Ilmiah. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Soekartawi, A. Sohardjo, John L.D., J.B. Hardake. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian
untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.
33
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 40/56
LAMPlRAN
34
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 41/56
Lampiran 1. Materi Pelatihan "Analisis Kelayakan Finansial"
~I§I§ 1\1:1.4~ ~ r:1~~§I..u_
1)41)4U§~ ITII\ I)I:TI:LU~
[)II\~L()MI)()I\ T~I T~~I)A[)U iHIAWA~t71
[)~iA MUA~A JA~A I\~(;~T~ (;A~I~t7I~
13()t7()~
Oktober 2010
Oleh:
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc
PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)
LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
35
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 42/56
Pengertian Analisis Finansial
Analisis finansial merupakan suatu anal isis yang membandingkan antara biaya dengan
penerimaan yang diperoleh, untuk menentukan apakah suatu usaha akan
menguntungkan. Analisis kelayakan finansial menggunakan arus kas (cashflow)
selama umur investasi (kandang, alat, itik produktif).
Penilaian kelayakan ada 2 eara, yaitu:
1. menggunakan discounted criteria (kriteria diskonto): NPV (net present value)
dan IRR (internal rate of return)
2. undiscounted criteria (kriteria non-diskonto), tidak memasukkan time value of
money (nilai waktu terhadap uang): RIC (revenue cost rasio), dan IFC (income
over feed cost)
I. Net Present Value (NPV)
NPV merupakan selisih antara present value dari pada benefit dan present value dari
biaya. Suatu usaha dinyatakan menguntungkan jika NPV nilainya lebih besar dari nol.
Nilai NPV sama dengan nol, berarti usaha tidak untung atau rugi. Jika NPV lebih keeil
dari nol, usaha rugi.
Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut:
n
NPV::: i: Bt~Ct
t-l
Keteranqan .
NPV ::: Net Present Value sampai dengan tahun ke-t
n ::: Periode usaha (tahun)
::: Tahun
Bt ::: Penerimaan pada tahun ke-t
Ct ::: Biaya tahun ke-t
::: Tingkat suku bungal tahun
36
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 43/56
II. Internal Rate of Return (IRR)
IRR atau tingkat pengembalian internal, adalah tingkat diskonto pada saat NPV sama
dengan nol. Ni1ai IRR menunjukkan tingkat keuntungan dari suatu usaha tiaptahunnya dan menunjukkan kemampuan usaha tersebut mengembalikan bunga
pinjaman. Jika IRR suatu usaha lebih besar atau sama besar dengan tingkat diskonto,
maka usaha tersebut dapat dikatakan layak. Jika IRR lebih keeil dari tingkat diskonto
yang berlaku, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus meneari
IRR adalah sebagai berikut:
NPV
Keterangan
IRR = Internal Rate of Return
1 1 = Suku bunga yang rendah
1 2 = Suku bunga yang tinggi
NPV1 = Nilai NPV yang tinggi (positif)
NPV2 = Nilai NPV yang rendah (negatif)
III. RIC (revenue cost rasio)
Revenue-cost ratio atau perbandingan penerimaan dan biaya suatu usaha
menunjukkan kemampuan modal yang ditanam untuk menghasilkan penerimaan.
Apabila nilai RIC lebih besar dari satu, menunjukkan bahwa usaha tersebut
menguntungkan. Apabila nilai RIC sama dengan 1, maka usaha tidak untung dan tidak
rugi, dan bilai nilai R/Ckurang dari 1, menunjukkan bahwa usaha rugi. Rumus meneari
RIC adalah sebagai berikut:
R / C = penerimaan
Biaya
37
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 44/56
IV. PBP (Pay Back Period)
PBP adalah menghitung seberapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan
investasi dan modal kerja yang ditanam dalam suatu usaha. Usaha dikatakan layak
apabila nilai PBP lebih pendek dari waktu yang disyaratkan. Sedangkan kalau PBP
lebih lama dari yang disyaratkan kegiatan tidak layak.
V. Cara Menghitung Kelayakan Finansial.
Perhitungan kelayakan finansial dilakukan secara manual atau dengan bantuan
komputer yaitu menggunakan program Excel Window. Asumsi teknis diperlukan untuk
menghitung kelayakan finansial, seperti contoh pada Tabel 1.
label 1. Contoh Asumsi dan Parameter Perhitungan usaha Itik dari DOD
No Asumsi Nilai Satuan
1 Periode Produksi 30 Bulan
2 Bangunan (kandang) 2.000.000 Rp/1000 ekor itik
3 Tenaga kerja 4 Orang
4 Tenaga Ahli 1 Orang
5 Harga jual
5.1. Telur per butir 600
5.2. Pupuk kandang (karung/100kg) 180000
5.3. Itik tua per ekor 12500
6 Pemeliharaan itik umur 1hari 1000 DOD
7 Itik mulai bertelur 6 bulan
- Itik 6-8 bulan 50% bertelur
- Itik 8-24 bulan 75% bertelur
- Itik 24-30 bulan 50% bertelur
8 Pakan
Alternatif I (Konsentrat: Dedak = 1:4) 1.150 Rp/kg
Alternatif II (Konsentrat: Dedak = 1:5) 1.040 Rp/kg
Alternatif III (Keong: Dedak = 2:3) 715 Rp/kg
9 Mortalitas 7%
10 Lama 1 bulan 30 hari
38
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 45/56
Komponen biaya investasi usaha itik petelur terdiri dari sewa tanah, biaya pembuatan
kandang, biaya pembelian air dan listrik, peralatan penunjang lainnya, pembelian bibit
itik DOD (Day Old Duck), sekop, wadah pakan, dan tempat penampungan telur. Biaya
operasi adalah untuk pembelian pakan dan obat-obatan. Porsi biaya terbesar usaha
itik petelur adalah untuk pakan (Contoh Tabel 2). Pendapatan bersih dari usaha itik
petelur dari tahun pertama hingga berakhirnya masa usaha seperti pada contoh Tabel
4.
label 2. Rincian Biaya Investasi
Uraian SatuanJumlah Harga
Nilai (Rp)Umur Penyusutan
No Satuan (Rp/sat) (th) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7
1Sewa
375.000rumahITanah
2 Kandang Paket 1.000 250 2.000.000 5 400.000
3Sumber air dan
Paket 250.000 15 16.667listrik
4Peralatan
250.000 15 16.667
lainnya
5 DOD100%
1.000 4.500 4.500.000 2,50 1.800.000betina
6 Sekop 5 20.000 100.000 5,00 20.000
7 Wadah pakan 10 21.000 210.000 5,00 42.000
8 Penampung telur 240.000 5,00 48.000
Jumlah Ekor 2.000 7.925.000 2.343.334
39
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 46/56
label 3. Biaya Operasi Per Peri ode
No. Uraian SatuanJumlah Harga
Nilai (Rp)satuan Rp/sat
1 Pakan
0-1 minggu gr/ekor/hr 20 1.040 145.600
1 minggu -1 bin gr/ekor/hr 40 1.040 873.600
1-6 bulan gr/ekor/hr 120 1.040 18.720.000
6-30 bulan gr/ekor/hr 160 1.040 119.808.000
2 Obat dan vaksin Ekor 1.000 1.500 1.500.000
3 Tenaga kerja Orang 4 300.000 36.000.000
4 Tenaga Ahli Orang 1 500.000 15.000.000
5Keranjang telur dan
Ekor 1.000 4.500 4.500.000transport
6 fA,.irdan Listrik Bulan 30 30.000 900.000
7 Penunjang Produksi Ekor 1.000 300 300.000
8Pemeliharaan dan
Ekor 1.000 1.000 1.000.000perbaikan
JUMLAH Ekor 2.000 198.747.200
label 4. Pendapatan Bersih Usaha Jarnak Itik Petelur
lahun Kategori I (DOD)
Tahun Ke 1 - 39.590.607
Tahun Ke 2 33.603.697
Tahun Ke 3 40.405.088
Tahun Ke 4 - 19.430.567
Tahun Ke 5 30.678.697
Tahun Ke 6 40.030.088
Rata-rata per tahun 14.282.732
40
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 47/56
Lampiran 2. Materi Pelatihan "Penyusunan Ransum Itik Komplit"
1)~I3UAT~ ~~iUM ITII\I)H~LU~
[)II\~L()MI)()I\ T~I T~~I)A[)U iHIA WA~t71
[)~iA MUA~A JA~A I\~(;AMAT~ (;A~I~t7I~
13()t7()~
Oktober 2010
Oleh:
Dr. Ir. Sumiati, M.Sc
PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)
LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2010
41
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 48/56
I. PENDAHULUAN
Saat ini peternakan itik mulai diminati oleh banyak peternak, bukan hanya sebagai
usaha sampingan, bahkan sudah banyak peternak menjadikan peternakan itik ini
menjadi suatu usaha yang utama. Perkembangan yang baik tersebut dipieu oleh
tingginya permintaan produk ternak itik, baik telur maupun daging, karena mulai
banyak konsumen yang menyukai produk tersebut.
Masalah utama yang dihadapi oleh peternak itik adalah harga ransum yang tinggi,
terutama jika peternak sangat tergantung pada ransum yang sudah jadi dari pabrik.
Disamping itu, ketidak tahuan peternak mengenai pembuatan ransum yang baik turut
menyumbang masalah yang dihadapi para peternak. Sebagian besar peternak itik di
Indonesia masih memelihara itiknya dalam skala keeil, sehingga usahanya tidak
efisien. Untuk mengatasi masalah tersebut, peternak itik perlu membentuk kelompok
supaya masalah-masalah yang ada bisa dihadapi bersama. Sebagai eontoh dalam
pembuatan ransum, akan lebih efisien jika pembuatannya seeara berkelompok,
sehingga harga ransum bisa ditekan sedemikian rupa, dibandingkan jika membuat
masing-masing dengan jumlah keeil.
Dalam membuat ransum itik ada beberapa syarat wajib yang harus dipenuhi, yaitu: (1)Pengetahuan mengenai bahan-bahan pakan yang bisa digunakan untuk menyusun
ransum itik; (2) Pengetahuan kebutuhan zat makanan untuk itik; (3)
Ketersediaan bahan pakan; (4) Mengetahui harga bahan pakan; (5) Mengetahui
pembatasan jumlah bahan pakan yang digunakan untuk membuat ransum; (6)
menguasai eara pembuatan ransum itik. Dengan demikian, dalam makalah pelatihan
ini akan dipaparkan syarat-syarat yang harus dikuasai atau diketahui tersebut.
42
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 49/56
II. BAHAN PAKAN UNTUK MEMBUAT RANSUM ITIK
Berbagai jenis bahan pakan bisa digunakan untuk membuat formula pakan ternak itik.
Pengambilan keputusan bahan pakan mana yang akan digunakan untuk ternak itik
yang kita pelihara tergantung kepada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan,
diantaranya adalah ketersediaan bahan tersebut (apakah selalu tersedia di sekitar
peternak?, atau apakah mudah untuk memperoleh bahan pakan tersebut?).
Disamping itu peternak harus mengetahui kandungan zat nutrisi serta harga dari bahan
pakan tersebut. Menurut sumbernya, bahan pakan untuk itik terdiri dari bahan pakan
asal hewan (disebut bahan pakan hewani) dan bahan pakan asal tanaman (disebut
bahan pakan nabati). Menurut kandungan nutrisinya, bahan pakan dapat digolongkan
menjadi 4 golongan, yaitu: bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber protein,
bahan pakan sumber mineral dan bahan pakan sumber vitamin. Selain bahan pakan
alami, sering juga ditambahkan tambahan pakan (feed additive) ke dalam formula
pakan ternak itik.
Saat ini, bahan pakan yang digunakan untuk ternak itik di Indonesia sebagian besar
diimpor dari luar negeri, misalnya jagung kuning, tepung ikan, bungkil kedelai, tepung
daging dan tulang (meat bone meal atau disingkat MBM) dan tepung gluten jagung
(corn gluten meal atau disingkat CGM). Padahal di Indonesia yang sebagian besar
penduduknya hidup dari pertanian dan perikanan, banyak bahan pakan yang dapat
berasal dari kegiatan pertanian dan perikanan tersebut, contohnya dedak padi, bungkil
kelapa, bungkil kacang tanah, tepung singkong, tepung daun singkong, tepung ikan,
tepung cangkang udang, tepung kerang, tepung cangkang telur, dan masih banyak
lagi.
43
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 50/56
III. KEBUTUHAN ZAT MAKANAN DALAM PAKAN ITIK
Kebutuhan zat makanan setiap jenis itik maupun setiap periode pemeliharaan sangat
penting diketahui, karena sangat diperlukan dalam membuat formula pakan itik. Tanpa
mengetahui kebutuhan zat makanan dari ternak itik yang mau kita buatkan formula
pakannya, tidak mungkin suatu formula pakan akan tersusun. Kebutuhan zat makanan
untuk itik periode bertelur disajikan pada Tabel 1.
label 1. Kebutuhan Zat Makanan Itik Peri ode Bertelur
Zat makanan Jumlah
Energi (Kkal/kg) 2 8 6 0
Protein (%) 1 8
Kalsium (%) 3 , 5
Fosfor (%) 0 , 4 2
Metionin (%) 0 , 3 4
Lisin (%) 0 , 9 3
44
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 51/56
IV. PEMBATASAN PENGGUNAAN BAHAN PAKAN DALAM
RANSUM
Sebelum menyusun ransum, selain hal tersebut di atas yang penting diperhatikan
adalah batas penggunaan bahan-bahan makanan di dalam pakan. Dari praktek sehari-
hari dalam membuat formulasi pakan, perkiraan kasar jumlah bahan pakan yang biasa
digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
label 2. Perkiraan Kasar Jumlah Bahan Pakan dalam Pakan Itik
Bahan pakan Jumlah dalam pakan (%)
Jagung kuning 50 - 60
Tepung gaplek 30
Dedak halus 20 - 30
Bungkil-bungkilan 15 - 30
Tepungikan 5 -15
Minyak sid 7
Tepung daun 3-5
Premiks 0,5
45
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 52/56
v. METODE PEMBUATAN RANSUM
Untuk memenuhi berbagai macam zat makanan , pakan ternak harus dibuat dari
campuran berbagai bahan pakan, karena tidak ada satupun bahan pakan yang
sempurna yang bisa memasok semua kabutuhan ternak. Banyak sekali bahan pakan
yang bisa digunakan sebagai penyusun pakan (seperti yang sudah dipaparkan pada
bab Bahan Pakan Untuk Ternak Itik).
Kandungan zat-zat makanan dari bahan-bahan pakan tersebut beragam. Keragaman
tersebut harus kita padukan sedemikian rupa, sehingga pakan yang kita buat akan
memenuhi syarat kebutuhan terhadap zat-zat makanan. Memadukan bahan pakan
yang sangat beragam itu ternyata sulit bila dilakukan hanya berdasarkan perasaan
saja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara atau metode tertentu. Dalam makalah ini
hanya akan dipaparkan satu metode saja yang mudah-mudahan dapat dipahami dan
diikuti oleh para peternak.
1. Metode Segi Empat (Square Methode) dari Pearson
Metode ini digunakan untuk menyususn sebuah ransum yang terdiri dari 2 bahan
makanan atau lebih untuk mendapatkan persentase zat makanan tertentu. Metode ini
praktis hanya untuk menentukan satu zat makanan dalam ransum tersebut.
Dibandingkan dengan metode lain, metode ini paling mudah dalam perhitungannya.
Cara ini mudah dilakukan, karena sekarang pabrik-pabrik makanan ternak membuat
konsentrat untuk ransum ayam. Konsentrat ini mengandung protein yang relatif tinggi
(Iebih kurang 36 %) dan bermutu baik serta mengandung mineral Ca dan P yang
cukup tinggi. Keuntungan pemakaian konsentrat ini adalah dapat menolong harga
ransum yang relatif menjadi murah untuk daerah yang berlebihan salah satu dari
bahan-bahan makanan, misalnya jagung kuning atau dedak padi.
Contoh Pembuatan Ransum Menggunakan 2 macam bahan makanan
Suatu contoh kita akan mencampurkan konsentrat yang mengandung protein 36 %
dengan jagung kuning yang telah digiling dan mengandung protein 9 %, untuk menjadi
pakan itik dengan protein 16 %. Dari hasil perhitungan kita harus mengetahui berapa
bagian konsentrat dan berapa bagian jagung yang harus kita campurkan. Pertama kita
cantumkan nama konsentrat dan angka kandungan proteinnya (36), terus di bawahnya
46
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 53/56
kita cantumkan nama jagung dan angka kandungan proteinnya (9%). Angka yang di
tengah adalah kandungan protein pakan itik yang akan kita buat (16). Setelah itu,
kurangkan angka protein konsentrat dengan angka protein pakan ayam kampung,
yaitu 36-16= 20, kita simpan angka tersebut di sebelah kanan bawah (Iurus dengan
nama jagung). Kemudian, kurangkan angka kebutuhan protein dengan angka protein
jagung, yaitu 16-9= 7, kita simpan angka tersebut di kanan atas (Iurus dengan nama
konsentrat). Angka 7 berarti besaran konsentrat dan angka 20 berarti bag ian jagung.
Untuk mengetahui berapa persentase konsentrat dan jagung harus kita campur, maka
angka bagian konsentrat (7) dan bagian jagung (20) harus kita jumlahkan, yaitu 7+20=
27 (jurnlah ke bawah). Dengan demikian bagian konsentrat adalah 6 dibagi 27 dan
bagian jagung adalah 21 dibagi 27. Untuk lebih jelasnya perhatikan skema di bawah
ini:
Konsentrat 36 (15 - 9 = 7 bagian konsentrat)
Jagung
~16//~
9 20 (36 - 15 = 20 bagian jagung)
Jumlah= 27
Persentase jagung dalam ransum = 20/27 x 100 % = 74 %
Persentase konsentrat dalam ransum = 7/27 x 100 % = 26 %
Jika kita ingin membuat pakan sebanyak 50 kg, maka pakan tersebut akan terdiri atas:
jagung = 74/100 x 50 kg = 37 kg
Konsentrat = 2 6/1 00 x 50kg = 13 kg
Jumlah pakan 50 kg
47
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 54/56
VI. CONTOH-CONTOH FORMULA PAKAN ITIK
label 3. Susunan Ransum Itik Periode Layer (contoh 1)
Bahan makanan Jumlah (%)
Jagung kuning 56,00
Dedak padi 13,00
Meat Bone Meal (MBM) 1,85
Bungkil kedelai 11,03
Tepungikan 7,00
Minyak 4,20
CaC03 6,32
L-Iysin 0,00
DI-methionin 0,10
Premix 0,50
Jumlah 100,00
label 4. Susunan Ransum Itik Periode Layer (contoh 2)
Bahan makanan Jumlah (%)
Jagung kuning 42,10
Dedak padi 22,00
Bungkil kedelai 15,50
Tepungikan 5,00
Minyak 7,00
CaC03 8,00
DI-methionin 0,20
Jumlah 100,00
48
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 55/56
Lampiran 3. Pelatihan Recording
PUSAT STUDI HEWAN TROPIKA (CENTRAS)
LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
2010
49
5/17/2018 contoh aporan-akhir-21 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/contoh-aporan-akhir-21 56/56
ProduksiItik
Itik Jual
JumlahPembelian Pakan (kg) Pemberian
TelurItik Dipotong
(ekor)No Tanggal Mati (ekor)
ItikPakan Limbah (ekor)
Gabah DedakPabrik Dapur
Pecah Utuh Dara Afkir Dara Afkir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Rata-rata
50