Consumen behavior inaz savitri adlina

7

Click here to load reader

Transcript of Consumen behavior inaz savitri adlina

Page 1: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 1

I. PROFIL

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk dimulai pada tahun 1958 yang merupakan

cikal bakal toko Matahari di area Pasar Baru, Jakarta. Didirikan oleh Bapak Hari Darmawan,

yang reputasi dan pengalamannya sangat terkenal di pasar domestik dan internasional. Beliau

adalah seorang pengusaha yang dihormati dalam industri ritel. Logo Matahari diciptakan

pada tahun 1972, dan pada tahun ini juga Matahari menjadi pelopor konsep Department Store

di Indonesia. Tahun 1975, Matahari mengubah target pasarnya menjadi kelas menengah dan

banyak menjual pakaian dalam negeri.

Pada tahun 1996, pemegang saham mayoritas Matahari diubah tangan dari Bapak Hari Dar

mawan ke LIPPO GROUP - Indonesia. Transisi kepemilikan membawa Matahari ke struktur

dan strategi bisnis baru. Tahun 1998, Kantor Pusat Matahari dipindahkan dari jalan

Samanhudi, Jakarta Pusat ke Menara Matahari, Karawaci Tangerang. Selanjutnya pada tahun

2002, Matahari membentuk Tim Manajemen Baru, dan menetapkan bisnis inti yaitu Matahari

Department Store dan Matahari Supermarket. Matahari menjadi Unit Bisnis yang transparan

dan independen. Pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007 Matahari mendapatkan Gold Award

bergengsi di Asia Pasik Ritel Top 500 Awards.

Saat ini Matahari dipimpin oleh Benjamin J. Mailool, seorang mantan banker dan CEO bisnis

property. Matahari menjadi ujung tombak dominasi pasar di dalam industri untuk menjadi

peritel modern terkemuka di Indonesia dalam semua aspek ritel. Per kuartal pertama tahun

2008, Matahari Putra Prima sudah mempunyai 79 departmen store, 38 hypermarket, 31

supermarket, 46 outlet farmasi, dan lebih dari 88 hiburan keluarga di lebih dari 50 kota di

Indonesia.

Di Kota Surabaya sendiri, Matahari Department Store terbagi di enam tempat, yaitu City of

Tomorrow, Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza, Tunjungan City, Pakuwon dan Royal Plaza.

Target yang akan saya analisis adalah Matahari Department Store di Tunjungan Plaza.

Page 2: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 2

II. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

VISI :

Matahari menjadi perusahaan retail utama pilihan konsumen.

MISI :

Secara konsisten menawarkan beragam produk bernilai dan tepat guna dengan pelayanan

terbaik guna meningkatkan kualitas dan gaya hidup konsumen.

III. ANALISIS

Berdasarkan buku “Why We Buy” oleh Paco Underhill, saya akan menganalisis 4 hal dari

Matahari Department Store di Tunjungan Plaza Surabaya, antara lain :

1. Lelaki yang Berbelanja

2. Yang Diinginkan Wanita

3. Tiga Hal Utama

4. Anak

Chapter VIII – Lelaki yang Berbelanja

Sekilas gambaran dari buku “Why We Buy”, wanita memiliki daya tarik lebih tinggi

mengenai berbelanja. Bahkan, mereka cenderung menghabiskan waktu lebih banyak di toko

karena menikmati saat-saat berbelanja. Waktu tersebut dihabiskan untuk bertanya, memeriksa

barang, membandingkan produk dan harga serta berinteraksi dengan pelayan. Di lain sisi,

saat berbelanja pria memiliki satu misi yang akan dibeli, ketika mereka tidak berhasil

Bagan 1 Matahari Department Store untuk Pria

Page 3: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 3

menemukan apa yang diinginkan, maka mereka akan membuat pilihan untuk mencari hingga

mendapatkan barangnya atau menyerah begitu saja.

Matahari Department Store merupakan salah satu toko ritel yang memperhatikan kebutuhan

pria dalam berbelanja. Pihak Matahari menata ruangan dengan sangat minimalis sehingga

memudahkan kaum pria dalam menemukan apa yang mereka cari. Tata letaknya pun sangat

diperhatikan dan digolongkan berdasarkan merek produk. Selain itu, Matahari juga

menyediakan SPG yang dapat menunjukan letak-letak barang jika kurang jelas. Bahkan SPG

tersebut dapat dimintai pendapat dalam memilih suatu barang kepada pria yang berbelanja

ssendirian.

Delapan puluh enam persen wanita akan melihat label harga dibandingkan dengan tujuh

puluh dua persen pada pria. Sehingga pembelian pada pria lebih mudah ditingkatkan

dibandingkan dengan wanita. Meski pria tidak menikmati berbelanja namun kekuatan

pembelian pada pria terus meningkat. Dengan pertumbuhan perempuan di tempat kerja, pria

menjadi lebih terlibat dalam dunia belanja. Transisi ini sulit bagi pria, tetapi dapat dibuat

lebih mudah oleh toko jika mereka mau bekerja sama.

Menurut Paco Underhill, cara pertama yang dapat dilakukan untuk mengikat pria dalam

kegiatan berbelanja adalah dengan pengekangaan pasif, atau dapat dikatakan mencari cara

memikat yang berhubungan dengan pria. Sebaiknya sebuah toko men-setting tokonya dengan

dilengkapi kursi dan televisi yang stay tune di channel ESPN sehingga istrinya dapat

berbelanja tanpa pria dibelakangnya. Toko juga dapat merencanakan untuk berlokasi di depan

toko komputer, sehingga pria dapat menghabiskan waktunya di sana. Selain itu, toko juga

dapat membuat program pemberian edukasi kepada pria tentang bagaimana membeli barang

untuk wanita atau barang yang mungkin dapat membuat wanita tertarik.

Bagan 2 Letak J.Co yang Berdekatan dengan Matahari

Page 4: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 4

Matahari sendiri, sudah menerapkan pengekangan pasif. Hal tersebut terlihat adanya bangku-

bangku kecil yang ditempatkan di dalam toko. Meski tidak dilengkapi dengan TV dan

channel ESPN, namun pria bisa membiarkan teman wanitanya terus berbelanja tanpa harus

“mengekor” kemana-mana. Bahkan di Tunjungan Plaza, letak Matahari berdekatan dengan

kedai kopi seperti Excelso atau J.Co yang dapat digunakan untuk menunggu.

Cara kedua adalah membuat pria terlibat dalam berbelanja. Meski terbilang sulit, toko

sebaiknya membuat bagian yang benar-benar untuk pria. Tempatnya dapat ditandai dengan

gambar, tema atau warnanya karena pria menyukai konstruksi. Dan hal tersebut sudah

diterapkan oleh Matahari Tunjungan Plaza.

Chapter IX – Yang Diinginkan Wanita

Bagan 3 Desain Matahari untuk Pria

Bagan 4 Kosmetik untuk Wanita di Matahari

Page 5: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 5

Berdasarkan data yang dicantumkan di buku “Why We Buy?”, Paco Underhill banyak

menemukan toko kecil perangkat keras yang tutup karena tidak mampu menarik hati wanita.

Meskipun pria memasuki pasar ritel, wanita masih tetap mendominasi. Tiga dekade terakhir

ini, kehidupan perempuan berubah drastis. Hubungan wanita dengan belanja banyak

berevolusi.

Fungsi berbelanja sebagai kegiatan sosial tampaknya tidak berubah. Wanita masih senang

berbelanja dengan teman-temannya dan meminta pendapat tentang apapun yang akan dibeli.

Hal ini merupakan fakta bahwa wanita adalah pembeli psikis dan emosional. Wanita

cenderung senang dalam ritual mencari dan membandingkan, bahkan berimajinasi dan

membayangkan menggunakan barang. Wanita menginginkan lebih banyak tempat berbelanja

daripada pria karena mengingkan pengalaman berbelanja yang lebih. Wanita butuh

lingkungan berbelanja dimana mereka dapat menghabiskan waktu dan berpindah dengan

nyaman.

Untuk itu Matahari menyediakan berbagai merek sehingga wanita bisa memilih dan memiliki

banyak referensi. Seperti pada kosmetik, Matahari dilengkapi dari Maybelline, Revlon, The

Body Shop, dan lain-lain.

Chapter XIII – Tiga Hal Utama

Dalam buku “Why We Buy?” dijelaskan bahwa desain mencakup tata letak toko, barang

dagangan atau produk di toko dan operasi yang berarti bagaimana hal-hal bekerja sama. Tiga

Hal Utama tersebut tampaknya terpisah, namun pada kenyataannya mereka berhubungan,

saling terkait dan saling tergantung, yang berarti bahwa ketika seseorang membuat keputusan

tentang salah satu diantaranya, maka dua keputusan lainnya harus dibuat juga.

Bagan 5 Pengoperasian Kasir di Matahari

Page 6: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 6

Kadang-kadang kekuatan atau kelemahan dari Tiga Hal Utama bukan keputusan yang besar

untuk menjadi sumber data. Misalnya, produk yang dapat mengatur dan mendesain toko

dapat menyebabkan efek dreaded butt-brush.

Matahari yang telah eksis sejak lama tentu belajar dari pengalaman dan hal tersebut sangat

nampak dari keputusan-keputusannya dalam menentukan tata letak, produk dan operasinya.

Untuk tata letak, Matahari terbilang sangat memudahkan pelanggannya untuk bergerak

dengan bebas dan nyaman karena jarak dari satu rak ke rak yang lainnya lebar. Penataan

produknya pun membuat pelanggan khususnya wanita mudah dalam meneliti tiap barang

yang ingin dibeli. Untuk operasinya, di tiap-tiap merek memiliki ketentuan sendiri-sendiri.

Apakah harus menggunakan nota atau langsung ke kasir. Khususnya untuk produk yang

mendapat diskon khusus. Tentunya hal tersebut memudahkan pelanggan.

Chapter XI – Anak

Pada buku “Why We Buy?” menyatakan bahwa anak merupakan hal utama yang harus

diperhatikan toko ritel. Pentingnya hal tersebut dikarenakan toko ritel kerap didatangi oleh

pelanggan yang datang dalam jumlah kelompok besar yang biasanya hubungan kekeluargaan

dan memiliki anak. Matahari sendiri merupakan toko ritel yang digolongkan toko yang

”welcome” kepada anak kecil. Matahari sendiri menjadi tempat belanja favorit keluarga

dikarenakan beberapa hal seperti, dapat dilihat dari mudahnya Matahari dimasuki trolli

bahkan kereta dorong bayi. Untuk ibu-ibu sosialita tentu saja hal tersebut sangat

memudahkan untuk tetap berbelanja dengan mengajak anak bayi.

Bagan 6 Matahari untuk Anak

Page 7: Consumen behavior   inaz savitri adlina

ANALISIS BERDASARKAN “WHY WE BUY”

PT MATAHARI DEPARTMENT STORE 7

Matahari sendiri memiliki tempat yang khusus untuk anak-anak. Biasanya ditempatkan di

lantai yang berbeda dengan barang-barang yang lainnyaa. Mulai baju, aksesoris, sepatu,

mainan hingga perlengkapan anak lainnya. Barang-barang buat anak kecil juga ditata rapi

khusus anak kecil sehingga dapat dijangkau dengan mudah. Mengenai childproofing, masih

ada barang pecah belah yang masih dapat terjangkau oleh anak kecil akan tetapi barang

tersebut tidak memiliki letak yang sama dengan barang khusus anak-anak.