Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

8
Computerized Tomografi Scanning (CT Scan) Computerized Tomografi Scanning (CT Scan) adalah pemeriksaan radiologi dari irisan tubuh secara Computerized. Prinsip utama CT-Scan adalah Tomografi yaitu, pemotretan dari suatu irisan tubuh dengan mengaburkan gambaran di atas maupun dibawahnya. Kelemahan Tomografi adalah kekaburan bayangan di sekitar objek, sehingga kontras dan detail gambaran menjadi tidak optimal. Dengan adanya CT-Scan keadaan ini dapat diatasi. CT- Scan merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiologi dengan sistem pengambilan gambar dari suatu objek yang diperiksa secara crossectional. Dimana berkas X-Ray mengitari objek. Sinar X yang teratenuasi setelah menembus objek diteruskan ke detektor. Oleh photo multiplayer tube (PMT) sinar X diubah menjadi signal-signal elektron. Yang kemudian diperkuat oles DAS (Data Aquastion System) signal-signal listrik tersebut diubah menjadi data digital. Data inilah yang kemudian menjadi informasi di komputer dan secara matematika direkonstruksi. Hasil rekonstruksi akan ditampilkan dalam layar monitor berupa irisan-irisan dari objek dalam bentuk Grey Scale Images, yaitu skala dari hitam ke putih. Sumber X-Ray : CT-Scan menggunakan 2 tipe X-Ray, tipe yang sederhana yaitu X- Ray Tube menggunakan Fixed Anode, ukuran fokus antara 2-16mm. Pada tipe tube ini jumlah pembangkitan yang kecil dalam menahan panas. Tipe yang banyak digunakan adalah X-Ray tube Rotating Anode. Tipe ini dapat menghasilkan pembangkitan foto

Transcript of Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

Page 1: Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

Computerized Tomografi Scanning (CT Scan)

Computerized Tomografi Scanning (CT Scan) adalah pemeriksaan radiologi dari irisan tubuh

secara Computerized. Prinsip utama CT-Scan adalah Tomografi yaitu, pemotretan dari suatu

irisan tubuh dengan mengaburkan gambaran di atas maupun dibawahnya. Kelemahan

Tomografi adalah kekaburan bayangan di sekitar objek, sehingga kontras dan detail

gambaran menjadi tidak optimal. Dengan adanya CT-Scan keadaan ini dapat diatasi. CT-

Scan merupakan suatu teknik pemeriksaan secara radiologi dengan sistem pengambilan

gambar dari suatu objek yang diperiksa secara crossectional. Dimana berkas X-Ray mengitari

objek. Sinar X yang teratenuasi setelah menembus objek diteruskan ke detektor. Oleh photo

multiplayer tube (PMT) sinar X diubah menjadi signal-signal elektron. Yang kemudian

diperkuat oles DAS (Data Aquastion System) signal-signal listrik tersebut diubah menjadi

data digital. Data inilah yang kemudian menjadi informasi di komputer dan secara

matematika direkonstruksi. Hasil rekonstruksi akan ditampilkan dalam layar monitor berupa

irisan-irisan dari objek dalam bentuk Grey Scale Images, yaitu skala dari hitam ke putih.

Sumber X-Ray :

CT-Scan menggunakan 2 tipe X-Ray, tipe yang sederhana yaitu X-Ray Tube menggunakan

Fixed Anode, ukuran fokus antara 2-16mm. Pada tipe tube ini jumlah pembangkitan yang

kecil dalam menahan panas. Tipe yang banyak digunakan adalah X-Ray tube Rotating

Anode. Tipe ini dapat menghasilkan pembangkitan foto lebih banyak karena memiliki

kemampuan menahan panas yang sangat pesat.

Detektor :

Foto-foto X-Ray dikumpulkan oleh berbagai jenis detektor radiasi. Parameter yang

dipertimbangkan dalam memilih detektor untuk CT-Scan adalah Efisiensi, respon time,

Linierity, Tipe-tipe detektor yang dapat digunakan untuk CT-Scan dibagi 2 yaitu :

1. Detector Scientilasi

Kristal Scientilasi yang digunakan berfungsi menghasilkan kilatan-kilatan cahaya dari

foton-foton yang diserap. Cahaya tersebut kemudian dirubah ke dalam bentuk signal-

signal listrik. Detektor Scientilasi mempunyai kemampuan deteksi yang tinggi.

Amplitudo Signal output yang besar dan kecepatan yang sangat tinggi. Tipe dari

Page 2: Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

sistem detektor Scientilasi yang biasa digunakan untuk CT-Scan ada 2 tipe, yaitu :

Detector kristal Scientilasi dengan Photo Multiplier dan Detector Kristal dengan

Photo Diode.

2. Detector Ionisasi Gas

Beberapa sistem CT-Scan ada yang menggunakan detector ionisasi gas untuk

meningkatkan efisisensi detector, gas xenon diberi tekanan udara setinggi 20 atm

terdiri dari lempengan tungsten, yang bertindak sebagai anode untuk elektron-elektron

dan ionisasi chamber. Keuntungannya dapat menghasilkan resolusi spatial yang tinggi

dan sederhana, sedangkan kekurangannya adalah walaupun diberi tekanan udara

sangat tinggi tetap memiliki kemampuan deteksi yang rendah.

Perkembangan Generasi CT-Scan :

Berdasarkan kemajuan teknolohgi yang pesat CT-Scan mengalami perkembangan sebagai

berikut :

1. CT-Scan generasi pertama.

Pada CT-Scan generasi pertama digunakan berkas sinar X tipis tunggal ( pensil beam)

dengan jumlah detektor 1-2 detektor. Waktu yang dibutuhkan 4-5 menit untuk sekali

slice. Tube dan detektor berputar 180º.

2. CT-Scan generasi kedua.

CT-Scan generasi kedua mengalami peningkatan yang sangat baik. Berkas sinar X

yang digunakan berupa Fan Beam dengan jumlah 30 detektor atau lebih. Waktu

scanning lebih pendek dengan sekitar 15 detik per slice atau 10 menit untuk

pemeriksaan sampai dengan 40 slice.

3. CT-Scan generasi ketiga

Pada generasi ketiga memasukkan lebih dari 960 detektor berlawanan dengan X-Ray

tube yang bersama-sama berotasi mengelilingi pasien dengan sudut 360º untuk

membuat satu slice data. Waktu scanning berkurang secara signifikan yaitu 1 detik

untuk scanner generasi ketiga yang modern dapat digunakan untuk pemeriksaan full

body scanning.

4. CT-Scan generasi keempat

CT-Scan generasi keempat dikembangkan pada tahun 1980 dan memiliki Fixed Ring

sebanyak 4800 detektor. X-Ray tube berotasi 360 º selama pengumpulan data, rotating

anoda X-Ray tube memberikan waktu scanning lebih pendek yaitu dibawah 1 menit

untuk beberapa slice.

Page 3: Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

5. Elektron Beam CT-Scan

Pada generasi ini X-Ray tube bergerak mengelilingi pasien, dan sinar elektron

difokuskan pleh elektronmagnetif coil ke focal spot pada tungsten ring. Tidak ada

pergerakan sehingga pada saat ekspose bisa menghasilkan 50 MS per slice. (Daniel

Cartwiguna, ST, MM, M.ACC, 2006)

6. Helical CT-Scan

Pada awal tahun 1990 tipe baru dari scanner dikembangkan yaitu volume (helical atau

spiral) scanner yang menggunakan sistem slip ring.dengan sistem ini, pasien bergerak

perlahan secara terus menerus tanp[a berhenti melewati aperture gantry selama

perputaran 360 º dari X-Ray tube dan detektor. Dengan cara ini volume jaringan

diperiksa dan data dikumpulkan sehingga dapat menghasilkan gambaran 3 dimensi

(Bontranger, L Kenneth, 2001)

7. Multi Slice CT-Scan

CT-Scan generasi ketiga dan keempat dikembangkan sebelum tahun 1992 yang betul-

betul mempertimbangkan single slice scanner dapat menghasilkan gambaran 1 slice.

Pada tahun 1998, 4 pengusaha pabrik CT mengumumkan multi slice scanner yang

mampu mebuat gambaran 4 slice sekaligus. Kecepatan gambaran adalah keuntungam

potensial dari pencitraan multi slice CT. Terutama ketika pergerakan pasien adalah

sebagai faktor pembatas keuntungan kedua yang berhubungan dengan kecepatan

gambaran yaitu kemampuan untuk mendapatkan slice yang tipis dengan cepat dalam

jumlah yang banyak. (Bontranger, L Kenneth, 2001)

8. Dual Source CT-Scan

DSCT ini dipublikasikan pada tahun 2005, keunggulan dual Source CT, terletak pada

dua unit X-Ray serta 2 unit detektor yang bekerja secara bersamaan. Pada single soft

scanner, satu irisan pencitraan dihasilkan setelah perputaran alat 180º. Namun pada

DSCT dengan dua rantai penggambaran yang saling tegak lurus DPT dihasilkan

informasi yang sama dalam putaran 90º hal tersebut menghasilkan resolusi temporal 2

kali lebih cepat, tenaga 2 kali lipat, serta menghasilkan dosis radiasi yang lebih kecil.

(DR. Nina I.S.H Supit, SP,RAD,2008).

Page 4: Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

Komponen CT-Scan :

Menurut Vinita Meryl (1986), komponen-komponen besar pada CT-Scan terdiri dari

komputer, Gantry, dan Table.

1. Komputer

Komputer adalah suatu bingkai dan fasilitas yang bekerja secara elektronis untuk

melaksanakan suatu pekerjaan secar cermat dengan kecepatan tinggi yang bekerja

berdasrkan instruksi yang terdapat dalam memori. Fungsi komputer pada CT-Scan

adalah mengumpulkan data, menampilkan gambar, menyiapkan gambar, menyimpan

gambar dan melakukan scan. Dilengkapi dengan DAS, Software 3D dan Multiplanner

rekonstruksi (MPR). Bentuk penyimpanan memori berupa magnetic tape, cassette

tape, dan optical disk. Magnetic tape yang umum dipakai dengan penyimpanan 250

memori gambar. Cassette tape dapat menyimpan 2000 memori gambar dan optical

disk dapat menyimpan hingga 9000 memori gambar. Saat ini yang banyak digunakan

ialah kombinasi magnetic tape dan optical disk yaitu, Magnetic Optical Disk.

2. Gantry

Gantry merupakan “rumah” dari tabung sinar-X berfungsi sebagai pembangkit sinar X

dengan kapasitas 2,1 juta HU (Housfield Unit) dengan tolerasi 4-5 juta HU,

dilengkapi dengan detektor dan kolimator, gantry dapat diatur kemiringannya antara -

30º sampai +30º. Kemiringan gantry diatur oleh system pengendali sudut.

3. Meja Pemeriksaan / Table

Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk mengatur posisi pasien dalam

pemeriksaan. Meja digerakkan secara otomatis oleh komputer pada saat pemeriksaan

berlangsung yang dapat digerakkan maju, mundur, keatas, dan kebawah. Meja terbuat

dari bahan karbon komposite rendah. Hal ini untuk menghindari artefak.

4. Artefak gambaran CT-Scan

Adapun artefak-artefak yang terdapat pada gambaran CT-Scan adalah sebagai berikut:

a. Streak Artefak

Berbentuk garis-garis vertical yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara

scanning permulaan atau awal dengan scanning akhir.

b. Beam Hardening Artefak

Berbentuk garis yang disebabkan perubahan komposisi spectrum sinar X akibat

adanya Nutrial yang lebih padat.

c. Partial Volume Artefak

Page 5: Computerized Tomografi Scanning CT-Scan

Artefak yang terbentuk pada daerah anatara kedua OS petrosum, disebabkan tidak

adanya korelasi yang tepat antara attenuasi dan absorpsi pada fokel yang tidak

homogen.

d. Noise

Bukan merupakan artefak yang sebenarnya, tetapi menggambarkan penurunan

resolusi dari suatu gambaran CT-Scan akibat ketidaktepatan penentuan CT

number. Noise dapat terjadi akibat posisi yang tidak tepat, adanya penghalang

radiasi optimal untuk mencapai detektor.

e. Shading/bayangan

Perubahan progresif dari densitas suatu bagian dengan bagian dengan bagian yang

lainnya pada suatu gambar. Penyebabnya respon detektor yang tidak sinkron dan

penurunan spektrum energi sinar X.

f. Moire Pattern

Berbentuk garis Radler halus yang biasanya ditemukan di dekat tulang padat.

g. Ring Artefak

Berbentuk cincin, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya keseimbangan

antara detektor yang berputar dengan tabung sinar-X.