cntoh skripsi

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari- hari, untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Di Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menyatakan, diantara penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum absorbs nutrisi pada saluran pencernaan,disamping fungsi psikis dan sosial. Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Sedangkan berdasarkan laporan Profil Kesehatan Gigi menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaannya atau murid sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi, dengan nilai rata-rata tidak masuk sekolah karena sakit gigi adalah 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Hal terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut personal. Hal ini begitu penting karena kegiatannya dilakukan di rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung

Transcript of cntoh skripsi

Page 1: cntoh skripsi

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan

generasi bangsa yang kuat. Selain itu kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal. Di

Indonesia, laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Depkes RI menyatakan, diantara

penyakit yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah

tertinggi meliputi 60% penduduk. Gigi dan mulut merupakan investasi bagi kesehatan seumur

hidup. Peranannya cukup besar dalam mempersiapkan zat makanan sebelum absorbs nutrisi pada

saluran pencernaan,disamping fungsi psikis dan sosial. Penyakit gigi yang banyak diderita

masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Sedangkan berdasarkan laporan Profil

Kesehatan Gigi menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaannya atau

murid sekolah tidak masuk sekolah dengan alasan karena sakit gigi, dengan nilai rata-rata tidak

masuk sekolah karena sakit gigi adalah 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi

walaupun tidak menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja.

Hal terpenting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah kesadaran dan perilaku

pemeliharaan hygiene mulut personal. Hal ini begitu penting karena kegiatannya dilakukan di

rumah tanpa ada pengawasan dari siapapun, sepenuhnya tergantung dari pengetahuan,

pemahaman, kesadaran serta kemauan daripihak individu untuk menjaga kesehatan mulutnya.

Pemeliharaan kesehatan gigi danmulut tersebut sangat erat kaitannya dengan kontrol plak atau

menghilangkan plak secara teratur.

Plak merupakan lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung bakteri,melekat pada

permukaan gigi dan selalu terbentuk di dalam mulut dan bila bercampur dengan gula yang ada di

dalam makanan yang kita makan, akan membentuk asam. Asam ini akan berada di dalam mulut

dalam jangka waktu yang lama, karena gula hasil fermentasi membuat plak menjadi lebih

melekat. Plak atau debris di permukaan gigi dapat dipakai sebagai salah satu indikator

kebersihan mulut. Pembersihan yang kurang baik dapat menyebabkan plak makin melekat dan

akan menjadi karang gigi setelah mengalami klasifikasi (pengapuran)

Telah sejak lama (sejak tahun 1951) pemerintah Indonesia mengupayakan usaha

peningkatan pengetahuan kesehatan gigi anak usia sekolahdasar melalui Usaha Kesehatan Gigi

Page 2: cntoh skripsi

Sekolah (UKGS).Program UKGS tersebut merupakan upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut

pada anak Sekolah Dasar (SD)yang menitik beratkan pada upaya penyuluhan dan gerakan sikat

gigi masal, sertapemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada setiap murid.

Usia sekolah dasar (6-12tahun) dipilih karena merupakan periode usia yang penting bagi

perkembangan manusia. Pada usia ini anak mulai mengalami perubahan yang cepat dalam

menerima informasi, mengingat, membuat alasan, dan memutuskan tindakan. Pada usia

inilahanak mulai belajar tentang semua kompetensi diri.

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Usia

sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak,

termasuk di antaranya menyikat gigi. Kemampuan menyikatgigi secara baik dan benar

merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan

alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi danwaktu penyikatan yang tepat.

Kelompok anak usia sekolah dasar ini termasuk kelompok rentan untuk terjadinya kasus

kesehatan gigi dan mulut, sehingga perlu diwaspadai atau dikelola secara baik dan benar. SKRT

2001 menunjukkan hanya 9,3% penduduk yang menyikat gigi sangat sesuai anjuran program

(menyikat gigi setelah makan pagi dan sebelum tidurmalam) dan 12,6% penduduk menyikat gigi

sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah makan pagi atau sebelum tidur malam). Sebagian

besar penduduk (61,5%)menyikat gigi kurang sesuai anjuran program (menyikat gigi setelah

bangun tidur), bahkan 16,6% tidak menyikat gigi. Keadaan ini menyebabkan perlu ditingkatkan

program sikat gigi masal sesuai anjuran program di sekolah dengan mempertimbangkan sarana

dan media informasi terutama pada usia dini, karenaperilaku merupakan kebiasaan yang akan

lebih terbentuk bila dilakukan pada usia dini.

Anak-anak biasanya mempunyai kecenderungan untuk membersihkan gigi (menyikat

gigi) hanya pada bagian-bagian tertentu saja yang disukai, yaitu permukaan labial gigi anterior

dan permukaan oklusal gigi molar bawah. Perilaku menyikat gigi anak terbentuk melalui proses

belajar, baik mencontoh maupun bimbingan orang tua atau pengasuhnya. Pendidikan cara-cara

penyikatan gigi bagi anak-anak perlu diberikan contoh suatu model yang baik serta dengan

teknik yang sederhana mungkin. Penyampaian pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak-

anak harus dibuat semenarik mungkin, antara lain melalui penyuluhan yang atraktif tanpa

Page 3: cntoh skripsi

mengurangi isi pendidikan, demonstrasi secara langsung, program audio visual, atau melalui

sikat gigi massal yang terkontrol.

Desa Padang Loang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Patampanua,

Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan dengan luas wilayah 2889 km yang dihuni oleh 3.144 jiwa

(788 Kepala keluarga). Di Desa Padang Loang ini terdapat tiga sekolah dasar yaitu Sekolah

Dasar Inpres Padang Loang dengan jumlah siswa 112, Sekolah Dasar 260 Banga dengan jumlah

siswa 136 dan Sekolah DasarInpres Palita dengan jumlah siswa 129, dimana setiap sekolah dasar

ini belum memiliki Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Di Desa Padang Loang juga terdapat

satu Pusat Kesehatan Desa (PusKesDes) yang tidak mempunyai tenaga kesehatan gigi dan mulut

serta letak cukup jauh dari ketiga Sekolah Dasar tadi. Berdasarkan data yang diperoleh dari

kantor desa setempat, bahwa di Desa PadangLoang khususnya pada anak sekolah dasar belum

mempunyai data tentang status kesehatan gigi dan mulut.

Oleh sebab itu, penelitian ini penting untuk dilakukan sebab selain peneliti tertarik

melakukan penelitian di Desa Padang Loang dengan tujuan menemukan efek penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut terhadap status kesehatan gigi dan mulut, khususnya dalam

menurunkan indeks plak pada anak sekolah dasar, juga dapat berfungsi sebagai pendataan status

kesehatan gigi dan mulut anak sekolah di Desa Padang Loang tersebut. Sehingga plak yang

merupakan salah satu sumber permasalahan pada gigi ini dapat dicegah sedini mungkin.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penulis mengangkat sebuah penelitian dengan judul “Efek

Penyuluhan. Penyikatan Gigi dengan Metode Demonstrasi terhadap Penurunan Indeks Plak pada

Murid Kelas VI Sekolah Dasar di Desa Padang Loang, Kecamatan Patampan.

 

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, diajukan permasalahan:

1. Adakah efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap penurunan

indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar?

 

2. Adakah efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap penurunan

indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar berdasarkan jenis kelamin?

Page 4: cntoh skripsi

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap

penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolahdasar

 

2. Untuk mengetahui efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap

penurunan indeks plak pada murid kelas VI sekolahdasar berdasarkan jenis kelamin

 

1.4 HIPOTESIS PENELITIAN

 1. Terdapat efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap penurunan

indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar

 

2. Terdapat efek penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap penurunan

indeks plak pada murid kelas VI sekolah dasar berdasarkan jenis kelamin

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Untuk mahasiswa

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti saat melakukan

penelitian.

2. Untuk instansi

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan

untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Untuk masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek

penyuluhan penyikatan gigi dengan metode demonstrasi terhadap penurunan indeks

plak terutama pada murid kelas VI sekolah dasar.

Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai data status kesehatan gigi dan

mulut khusus pada murid sekolah dasar di daerah tempat dilakukannya penelitian.

Page 5: cntoh skripsi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK

Penyuluhan adalah proses belajar secara non formal kepada sekelompok masyarakat

tertentu, dimana pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu

pengetian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak

merupakan salah satu usaha menanamkan pengertian kepada anak sejak usia dini bahwa

kesehatan gigi tidak kalah pentingnya dengan kesehatan tubuh secara umum. Penyuluhan

kesehatan gigi bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perorangan dan masyarakat guna

tercapainya tingkat kesehatan gigi yang lebih baik di masa mendatang. Penyuluhan kesehatan

gigi ini tidak semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi merupakan tanggung

jawab semua pihak.

Menurut Budiharto (1998), terdapat beberapa jenis penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

namun yang paling sering digunakan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan

metode ceramah dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode bermain. Yang paling

pentingnya adalah lama waktu penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada anak usia

sekolah dasar, biasanya anak hanya bisa berkonsentrasi penuh dalam waktu sekitar 20 menit.

Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang optimal,  penyampaian penyuluhan kesehatan gigi

pada anak ini hendaknya tidak melebihi waktu tersebut.

Salah satu manfaat penyuluhan kesehatan kesehatan gigi dan mulut yaitu penambahan

pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan

tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun

masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan nilai kesehatan gigi dan mulutnya sehingga

dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku sehat. Penyuluhan diharapkan dapat

memberi manfaat yang berkesinambungan dengan sasaran perubahan konsep sehat pada aspek

pengetahuan ,sikap dan perilaku individu maupun masyarakat.

Page 6: cntoh skripsi

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior ).

Pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktuk organisasi, dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan seseorang untuk menyusunformulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaianterhadap suatu materi

atau objek.

Page 7: cntoh skripsi

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu pengalaman,

ekonomi, lingkungaan sosial, pendidikan, paparan media dan informasi, akses layanan

kesehatan.

 

1) Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman, baik pengalaman pribadi maupun dari

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran.

2) Ekonomi (pendapatan)

Faktor pendapatan keluarga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pokok dan

sekunder dalam keluarga. Keluarga denganstatus ekonomi baik akan lebih baik

tercukupi bila dibandingkan dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini

akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan kebutuhan informasi pendidikan

yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.

3) Lingkungan Sosial ekonomi

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi satu

dengan yang lain, individu yang dapat berinteraksi dengan lebih banyak dan baik,

maka akan lebih besar mendapatkan informasi.

4) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan sangat berpengaruh dalam pemberian respon terhadap

sesuatu yang datangnya dari luar.Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang

lebih rasional terhdap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan

yang akan mereka dapatkan

5) Paparan Media dan Informasi

Melalui berbagai mediam baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat

diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar di media

massa (TV, Radio, Majalah) akan memperoleh informasi yang lebih banyak

dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media massa.

6) Akses Layanan Kesehatan atau Fasilitas Kesehatan

Mudah atau sulitnya dalam mengakses layanan kesehatan tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya dalam bidang kesehatan.

Page 8: cntoh skripsi

 

Sikap

 Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang atau tidak senang,

setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik, dan sebagainya). Sikap belum merupakan

suatu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap

relatif konstan dan agak sukar berubah sehingga jika ada perubahan dalam sikap berarti

adanya tekanan yang kuat.

Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman

pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa,

Institusi pendidikan maupun lembaga agama. Dengan perkataan lain, sikap merupakan

perubahan yang meniru perilaku orang lain karena orang lain tersebut dianggap

sesuai dengan dirinya.

 

Perilaku

 

Salah satu manfaat penyuluhan ialah tercapainya perubahan perilaku individu,

keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan

sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

merupakan salah satu tujuan dilakukannya penyuluhan kesehatan.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan

sikap menjadi suatu perbuatan nyata dibutuhkan factor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain fasilitas. Tindakan adalah niat yang sudah direalisasikan dalam

bentuk tingkah laku yang tampak dan memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang

memungkinkan. Dari pandangan biologis tindakan merupakan suatu kegiatan atau

aktivitas organisme yang bersangkutan.

Page 9: cntoh skripsi

Tindakan mempunyai beberapa tingkatan :

a) Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagaiobjek sehubungan

dengan tindakan yang akan diambil.

b) Respons terpimpin (guided response) yaitu tingkah laku yangdilakukan sesuai

dengan urutan yang benar dan sesuai denganyang telah dicontohkan.

c) Mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapatmelakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis atau sesuatuitu sudah merupakan kebiasaan.

d) Adopsi (adoption) yaitu tindakan yang sudah berkembangdengan baik, sudah

dimodifikasi tanpa mengurangi kebenarantindakan tersebut.

 Faktor perilaku memegang peranan penting dalam mempengaruhi kesehatan gigi

dan mulut seseorang termasuk tentang bagaimanamenjaga kebersihan gigi dengan

menyikat gigi. Belum optimalnya status kesehatan gigi dan mulut di sekolah dasar

umumnya disebabkan oleh karena perilakunya belum menunjukkan perilaku sehat.

2.2 METODE PENYULUHAN

Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one waymethod )

dan metode sokratik (two way method ). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif

sedangkan siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat.

Ceramah merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan

gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah dasar.

Yang termasuk metode ini antara lain :

a. Metode ceramah

b. Siaran melalui radio

c. Pemutaran film/terawang (slide)

d. Penyebaran selebaran

e. Pameran.

Page 10: cntoh skripsi

Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik.

Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan

latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam

menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan

kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode

demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan

atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi.

Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana

melakukan suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan

suatu prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswadapat mencoba pengetahuan

yang diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukana lat-alat dan biaya yang besar serta

perencanaannya memakan waktu yang lama.

Yang termasuk metode ini adalah :

a. Wawancara

b. Demonstrasi

c. Sandiwara

d. Simulasi

e. Curah pendapat

f. Permainan peran (roll playing)

g. Tanya jawab.

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan

dengan teliti untuk memperlihatkan berbagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

atau menggunakan suatu prosedur.

Demonstrasi adalah suatu cara mensajikan bahan pengajaran/penyuluhan dengan cara

mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan sesuatu atau

mempertunjukkan suatu proses.

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa demonstrasi adalah salah satu

cara menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau

menunjukkan suatu proses atau prosedur.

Page 11: cntoh skripsi

Tujuan metode demonstrasi ialah :

- Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatud engan prosedur

yang benar, misalnya memperlihatkan bagaimana cara membersihkan gigi dan gusi yang

benar, alat dan bahan apa yang digunakan, bentuk dan tipenya, dan bagaimana cara

menggunakannya.

- Meyakinkan kepada kelompok bahwa ide tersebut bisa dilaksanakan setiap orang.

- Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba sendiri dengan prosedur yang

didemonstrasikan.

Keuntungan metode demonstrasi ialah:

- Dengan demonstrasi proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan lebih

berkesan secara mendalam sehingg amendapatkan pemahaman atau pengertian yang

lebih baik dansempurna, terlebih bila peserta dapat turut serta secara aktif melakukan

demonstrasi.

- Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan membaca atau mendengar karena

presepsi yang jelas diperoleh dari hasil pengamatan.

- Benda-benda yang digunakan benar-benar nyata sehingga hasrat untuk mengetahui lebih

dalam dan rinci dapat dikembangkan.

- Peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta.

- Dengan mengamati demonstrasi, masalah atau pertanyaan yang ada dapat terjawab

 Kerugian metode demonstrasi yaitu :

- Demonstrasi merupakan metode yang tidak efektif apabila alat atau benda yang

diperagakan termasuk alat berat atau tidak dapat diamati dengan jelas karena agak rumit,

atau jumlahnya terbatas sehingga hanya beberapa orang yang mempunyai kesempatan

untuk mempraktikkannya.

- Apabila bendanya kecil, benda itu hanya dapat dilihat secara nyata oleh beberapa orang

yang berdekatan dengan pembicara.

- Kurang cocok untuk jumlah peserta yang banyak.

Page 12: cntoh skripsi

  Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting.

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik didalam menyampaikan bahan

pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu

memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip

bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapat diterima atau ditangkap melalui panca

indera.

Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi kemampuan belajar,

memperkuat daya ingat, memperbesar minat, dan mempermudah penghayatan. Alat peraga

langsung yang dianggap paling efektif untuk anak-anak adalah model. Model yaitu alat peraga

yang dapat dilihat dan di amati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru

aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan menelitinya. Alat peraga

langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau mempelajari suatu bahan pendidikan

sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk belajar.

Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi perubahan figur

tokoh (model) akan berpengaruh pada diri anak, dimana tokoh ibu akan digantikan dengan tokoh

guru. Untuk itu didalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu adanya kerja sama yang baik

dengan guru. Menurut Piaget, pola perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium

Sensorimotorik (0-18 atau24 bulan), Stadium Praoperasional (1-7 tahun), Stadium operasional

konkrit (7-11tahun), Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Makin tinggi

umuranak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai tujuan-tujuan yangdikenal

sebagai tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod menyatakan, ada beberapa teori tentang

proses perubahan perilaku antara lain: pengembangan serta penyebaran(research development

and dissemination), dan perubahan sikap (Attitude Change).

2.3 PLAK GIGI

Plak gigi adalah endapan lunak, tidak berwarna, dan mengandung anekaragam bakteri

yang melekat erat pada permukaan gigi. Plak tidak dapat dibersihkandengan hanya kumur-

kumur, semprotan air atau udara, tetapi plak hanya dapatdiberihkan dengan cara mekanis.

Sampai saat ini cara mekanis yang paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan

menyikat gigi.  

Page 13: cntoh skripsi

 Plak dapat digambarkan sebagi lapisan yang kadang-kadang tebalnya sampai 2 mm pada

semua permukaan mulut, terutama pada permukaan gigi dan sering juga pada permukaan

gingival dan lidah.

Jika jumlahnya sedikit plak tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan

disclosing atau sudah mengalami diskolorisasi oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga

mulut. Jika menumpuk, plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu kekuningan dan kuning.

2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKKAN PLAK GIGI

Menurut Carlsson yang dikutip dalam buku ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan

jaringan pendukung gigi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan plak gigi adalah

sebagai berikut ;

- Lingkungan fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitarnya, struktur

permukaan gigi yang jelas terlihat setelah dilakukan pewarnaan dengan larutan

disclosing. Pada daerah terlindung karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi yang

letaknya salah, pada permukaan gigi dengan kontur tepi gusi yang buruk, pada

permukaan emaily ang banyak cacat, dan pada daerah pertautan semen toemail yang

kasar,terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.

- Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi pada permukaan gigi

yang tidak terlindung. Pemeliharaan kebersihan mulut dapat mencegah atau mengurangi

penumpukan plak pada permukaan gigi.

  Pengaruh diet terhadap pembentukan plak telah diteliti dalam dua aspek, yaitu

pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai sumber makanan bagi bakteri di dalam

plak. Jenis makanan, yaitu keras dan lunak, mempengaruhi pembentukan plak pada

permukaan gigi. Ternyata plak banyak terbentuk jika kita lebih banyak mengkonsumsi

makanan lunak, terutama makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa, karena akan

menghasilkan dekstran dan levan yang memegang peranan penting dalam pembentukan

matriks plak.

Kariogenitas makanan tergantung pada beberapa faktor, misalnya konsentrasi sukrosa,

sifat perlekatan makanan pada permukaan gigi, kecepatan pembersihan rongga mulut dan

kualitas pembersihan.

Page 14: cntoh skripsi

 

2.5 MIKROORGANISME PLAK GIGI

Mikroorganisme yang ditemukan pada plak bervariasi tergantung individu dan posisi di

dalam mulut, serta umur plak itu sendiri. Plak muda (1-2 hari) sebagian besar tersusun atas

bakteri gram positif dan bakteri gram negatif berbentuk kokus dan bantang. Organism ini biasa

bertumbuh pada pelikel mukopolisakarida amorf dengan tebal kurang dari 1 mikron. Pelikel ini

melekat pada email, sementum atau dentin.

Setelah bertumbuh 2 hingga 4 hari, terjadi perubahan jumlah dan tipe mikroorganisme

dalam plak. Bakteri gram negetif kokus dan bakteri gram positif batang bertambah banyak,

sedangkan bacilli fusiformis dan filament semakin jelas. Pada hari ke-4 hingga ke-9, ekologi

mikroorganisme plak menjadi semakin kompleks dengan bertambahnya jumlah bakteri motil

seperti spirilla danspirochete.

2.6 KONTROL PLAK

Plak tidak dapat dibersihkan dengan hanya kumur-kumur, semprotan air atau udara,

tetapi plak hanya dapat diberihkan dengan cara mekanis. Sampai saat ini cara mekanis yang

paling efektif untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi.

American Dental Association (ADA) menganjurkan bentuk sikat gigi yang baik harus

mempunyai :

a. Kepala sikat kecil, panjangnya 1-1,25 inci (2,5– 3 cm). Lebarnya 5/16-3/8 inci, dengan 2-

4 baris serabut sikat, tiap serabut terdiri dari 5-12 berkas.

b. Permukaan serabut sikat datar/rata.

c. Serabut sikat elastis.

 Dokter gigi menyarankan menggunakan sikat gigi dengan kepala kecil agar dapat

menjangkau setiap bagian mulut dengan mudah. Menggunakan sikat gigi dengan bulu yang

lembut, bulu yang keras dapat merusak gigi dan gusi. Bulu sikat sebaiknya sintesis karena dapat

menyerap bakteri. Sikat gigi sebaiknya diganti kira-kira setiap dua atau tiga bulan.

Page 15: cntoh skripsi

 Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan dan

menghaluskan permukaan gigi-geligi, serta memberikan rasa nyaman dalam rongga mulut,

karena aroma yang terkandung di dalam pasta tersebut nyaman dan menyegarkan. Pasta gigi

biasanya mengandung bahan-bahan abrasif, pembersih, bahan penambah rasa dan warna, serta

pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan bahan pengikat, pelembab, pengawet. Fluor dan air.

Bahan abrsif dapat membantu melepaskan plak dan pelikel tanpa menghilangkan lapisan email.

 Penggunaan fluor pada pasta gigi adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja

dengan cara menghambat metabolism bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat

melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit.

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 JENIS PENELITIAN

 Jenis penelitian yang digunakan adalah

quase eksperimental lapangan

4.2 DESAIN PENELITIAN

 Penelitian ini menggunakan

pre and posttest design with control group

 

4.3 WAKTU PENELITIAN

Waktu dilakukannya penelitian

Pada 1 Maret – 15 April 2012

4.4 SUBJEK PENELITIAN

  Jumlah subjek yang akan diteliti pada seluruh murid kelas VI di Desa Padang Loang adalah

50 murid, dengan masing-masing jumlah murid pada setiap sekolah ialah SD Inpres Padang

Loang 15 murid, SD Negeri 260 Banga 16 murid dan SD Inpres Palita 19 murid

 

4.5 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian di sekolah dasar se-Desa Padang Loang, Kecamatan Patampanua

Page 16: cntoh skripsi

4.6 KRITERIA SAMPEL

 1. Kriteria Inklusi :

a) Hadir pada saat penelitian dilakukan

b) Bersedia ikut saat penelitian dilakukan

2. Kriteria Eksklusi :

a) Sampel tidak sedang menggunakan alat ortodontik 

4.7 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

  1. Alat Kaca mulut (mirror ), sonde, pingset, gelas,nierbecken, sikat gigi, alat tulis menulis,

masker,handskun, handuk putih dan model peraga rahang atas dan rahang bawah

2. Bahan

  Disclosing solution, alcohol 70%, air, pasta gigi, dan kapas

4.8 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

 1.Penyuluhan tentang penyikatan gigi adalah suatu bentuk pemberian informasi seputar

penyikatan gigi secara langsung kepada kelompok perlakuan.

2. Menurunkan indeks plak adalah kemampuan sampel dalam menurunkan indeks atau skor

plaknya yang dihitung dengan menggunakan indekd PHP

4.9 PROSEDUR PENELITIAN

 1. Sampel dipilih sesuai kriteria sampel.

2.Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa

penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan yang kelompok kontrol yang

tidak mendapat perlakuan.

3.Penelitian dilakukan 1 hari di tiap sekolah, dimana peneliti melakukan:

a. Pengukuran indeks plak indeks pertama pada kedua kelompok.

Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya plak, dengan menggunakan larutan pewarna

plak / disclosing solution. Penggunaannya dengan cara mengoleskan kapas yang telah ditetes

idisclosing solution pada permukaan gigi-gigi yang menjadi indeks penelitian, yaitu permukaan

labial pada gigi anterior atas dan bawah, permukaan bukal gigi posterior rahang atas, dan

Page 17: cntoh skripsi

permukaan lingual gigi posterior rahang bawah. Bila ada gigi indeks sampel ada yang rusak atau

hilang tetap dimasukkan sebagai sampel.

4.10 KRITERIA PENILAIAN

Penilaian penurunan plak gigi diperoleh dari kemampuan sampel menurunkan atau

menghilangkan jumlah plak yang diukur dengan menggunakan PHP indeks (Patient Hygiene

Performance). Gigi yang diperiksa adalah gigi: 6 1 66 1 6 Pemeriksaan dilakukan secara

sistematis pada : Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas Permukaan labial gigi insisif

pertama kiri bawah Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas Permukaan bukal gigi

molar pertama kiri atas Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah Permukaan lingual gigi

molar pertama kanan bawah Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial

atau lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi, yaitu :

distalG : 1/3 tengah gingivaM : mesialC : 1/3 tengahI/O : 1/3 tengah insisal/oklusal

Dengan kriteria penilaian:

0 = tidak ada plak 

1 = ada plak Skor tiap gigi = jumlah skor dari 5 bagian gigi Skor tiap individu = jumlah

skor 6 gigi indeks dibagi 6 Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP yaitu dengan

rumus : Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa Jumlah gigi yang diperiksa

Nilai yang dihasilkan adalah berupa angka. Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut

berdasarkan indeks plak PHP (Personal Hygiene Performance),yaitu :

Page 18: cntoh skripsi

- Sangat Baik = 0

- Baik = 0,1 – 1,7

- Sedang = 1,8 – 3,4

- Buruk = 3,5– 5

Jika pada gigi indeks sampel terdapat kerusakan atau gigi hilang, makayang dinilai hanya

gigi sisa yang masih baik dan utuh dan skor tiap individunyaadalah jumlah skor gigi sisa dibagi

dengan jumlah gigi tersebut. Gigi penggantidi sebelah mesial

4.11 DATA PENELITIAN

a. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan sendiri oleh peneliti selama penelitian berlangsung.

b. Pengolahan data

Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data dengan menggunakan SPSS for

Windows versi 15.0

c.Analisis data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data uji beda dengan

menggunakan uji

d. Penyajian data

Penyajian data pada penelitian ini berupa penyajian dalam bentuk tabel.

BAB V HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di sekolah dasar (SD) se-Desa Padang Loang yangmemiliki 3

SD, yaitu SD Inpres Padang Loang, SD Negeri 260 Banga dan SD Inpres Palita. Subjek

penelitian dibatasi hanya pada murid-murid kelas VI di ketiga SD tersebut

Pada hasil penelitian ini, peneliti membagi jumlah subjek di tiap sekolahdasar sama besar

ke dalam dua kelompok dengan tujuan memudahkan perbandingan 

jumlah subjek pada saat dilakukan perhitungan baik itu secara kuantitas maupunprosentase dari

tiap variable

 Tabel menunjukkkan sebaran jumlah sampel pada ketiga sekolahd asar yang menjadi

populasi penelitian. Di SD Inpres Padang Loang 15 subjek, 7orang dimasukkan ke dalam

kelompok kontrol dan 8 orang ke kelompok perlakuan.

Page 19: cntoh skripsi

Di SD Negeri 260 Banga terdapat 16 subjek, 8 orang dimasukkan ke dalam kelompok kontrol

dan 8 orang ke kelompok perlakuan. Di SD Inpres Palita terdapat 19 subjek, 10 orang

dimasukkan ke dalam kelompok kontrol dan 9 orang kekelompok perlakuan.

 BAB VI PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama sebulan di tiga sekolah yang berbeda. Pada hari pertama,

peneliti mendatangi sekolah untuk melakukan pengukuran skor plak awal pada kedua kelompok,

sekaligus memberikan intervensi berupa penyuluhan dan pelatihan cara sikat gigi yang benar

kepada kelompok perlakuan. Tujuh hari kemudian, peneliti kemudian mendatangi sekolah yang

sama untuk melakukan pengambilan data skor plak akhir pada kedua kelompok. Hal yang sama

dilakukanp ada tiap sekolah. Jumlah sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dan

posttest  pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada setiap sekolah dasar. Untuk

kelompok perlakuan, terjadi penurunan skor plak disemua kelompok sekolah dasar, yang mana

penurunan skor plak terbesar terjadi pada subjek kelompok Sekolah Dasar Inpres Palita, yaitu

sebesar 0.58(0.34), sedangkan penurunan skorplak terkecil terjadi pada subjek kelompok

Sekolah Dasar Negeri 260 Banga yaitusebesar 0.27 (0.21). Untuk kelompok kontrol justru terjadi

sebaliknya, yaitu terjad peningkatan skor plak pada semua kelompok sekolah dasar. Peningkatan

skor plak terbesar terjadi pada kelompok Sekolah Dasar Negeri 260 Banga sebesar 0.26(0.26),

dan peningkatan skor plak terkecil terjadi pada kelompok Sekolah Dasar InpresPadang Loang

sebesar 0.22(0.19)

Kemudian dilakukan uji t berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan penurunan plak pada murid kelas VI

sekolah dasar. Hal ini dilakukan dengan membandingkan skor plak rata-rata pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol dengan selisihskor plak rata-rata pretest dan posttest.

Hasilnya menggambarkan bahwa terdapat efek atau pengaruh dari pemberian penyuluhan

kesehatan gigi dan terhadap murid-murid sekolah dasar. Hal ini dapat dilihat pada tabel dengan

nilai p=0.01 (p<0.0 5berarti terdapat hubungan yang signifikan).Hasil ini sejalan dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh SimsonDamanik dan Evi D. Sinaga (2002). Penelitian

tersebut dilakukan terhadap murid-murid kelas VI di dua SD negeri Medan. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa penyuluhan dan pelatihan sikat gigi yang diberikan kepada anak-anak

sekolah dasarcukup efektif untuk menurunkan indeks plak gigi dan efek ini masih bertahan

Page 20: cntoh skripsi

sampai tiga minggu setelah penyuluhan dan pelatihan dilaksanakan.Selain itu, hasil penelitian

kesehatan gigi dan mulut pada siswa-siswi kelas I– VI SDN Kecamatan Palaran Kotamadya

Samarinda Propinsi Kalimantan Timuroleh Silvia Anitasari dan Liliwati (2005) menunjukkan

bahwa siswa-siswi yang sudah pernah mendapat penyuluhan dan pelatihan cara menyikat gigi

yang baik danbenar, didapati bahwa tingkat kebersihan gigi dan mulut mereka termasuk sedang.

Hal ini menunjukkan proses belajar yang mereka dapat melalui program penyuluhandan

pelatihan yang diberikan setiap tahun dapat dimengerti dan dipraktekkan olehsiswa dan siswi ini

BAB VII PENUTUP

7.1. SIMPULAN

Pemberian penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan kepada murid-murid

kelas VI sekolah dasar cukup efektif untuk menurunkan indeks plak gigi.

7.2. SARAN

1.Pengenalan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut hendaknya diberikan sejak usia dini.

2.Perlu upaya yang berkelanjutan dan sinergis antara pihak sekolah dan tenaga kesehatan gigi

agar murid-murid sekolah dasar bisa menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dengan baik dan

benar.

Page 21: cntoh skripsi

DAFTAR PUSTAKA

1. Said F, Rahmawati I, Hadayati S. Gambaran kebersihan gigi mulut danpengetahuan cara

menyikat gigi murid SD negeri Hapingin kelas IV dan VKecamatan Batang Alai Utara

Kabupaten Hulu Sungai Tengah. BuletinPenelitian RSUD Dr Soetomo 2009 Sep; 3(11): 148-

1502.

 

2. Situmorang N. Status dan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut murid sekolah di 8

Kecamatan di Kota Medan. Dentika Dental Journal 2008 Dec;2(3):115-9.3.

 

3. Darwita RR, Rahardjo A, Amalia R. Penerimaan guru SDN 03 Senen terhadap program sikat

gigi bersama di dalam kelas pada murid kelas 1 dan 2 . Cakradonya Dent J 2010 Dec;

2(2):159-250.4.

 

4. Hamsar A. Perbandingan sikat gigi yang berbulu halus (soft) dengan sikat gigiyang berbulu

sedang (medium) terhadap manfaatnya menghilangkan plak pada anak usia 9-12 tahun di SD

Negeri 060830 Kecamatan Medan Petisah tahun2005. Jurnal Ilmiah PANNMED. 2006

Jul; 1(1):20-3.5.

 

5. Hariyani N, Setyo L, Soedjoko. Mengatasi kegagalan penyuluhan kesehatan gigi pada anak

dengan pendekatan psikologi. Dentika Dental Journal 2008; 1(13):80-46.

 

6. Darwita RR, Novrinda H, Budiharto. Efektivitas program sikat gigi bersama terhadap risiko

karies gigi pada murid sekolah dasar. J Indon Med Assoc 2011Mei:204-97.

 

7. Riyanti E, Chemiawan E, Rizalda RA. Hubungan pendidikan penyikatan gigi dengan tingkat

kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi Sekolah Dasar IslamTerpadu (SDIT) Imam Bukhari.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran. 20058.

 

8. Rusli M, Gondhoyoewono T. Pengaruh metode bermain terhadap penyuluhan kesehatan gigi

dan mulut. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti. PDGIOnline9.

 

Page 22: cntoh skripsi

Soekidjo N. Promoso kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.10.

 

Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut melaluiperubahan perilaku

anak. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.Diunduh

dari:http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-2-10.pdf.