Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

47
CLEARANCE USULAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA - 2012

Transcript of Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Page 1: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

CLEARANCE USULAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN DAN

PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA - 2012

Page 2: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

DASAR HUKUM PELAKSANAAN CLEARANCE DASAR HUKUM PELAKSANAAN CLEARANCE PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

BAB. 4 : Ketentuan Dalam Pengalokasian Anggaran.4.2 : Pengalokasian Anggaran Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Secara umum pengalokasian anggaran untuk pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara, berpedoman kepada Permen PU nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Dasar perhitungan alokasi adalah perhitungan biaya pembangunan/ renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.02/2011 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga :

Page 3: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

DASAR HUKUM PELAKSANAAN CLEARANCE PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

Dalam rangka optimasi pembangunan bangunan gedung negara, K/L yang akan melaksanakan pembangunan baru bangunan gedung negara, selain harus melengkapi perhitungan kebutuhan biaya pembangunan bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat , juga harus melengkapinya dengan dokumen clearance (persetujuan prinsip) dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendayaangunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Sedangkan untuk pekerjaan renovasi bangunan gedung negara, K/L/ harus melengkapi dengan dokumen perhitungan biaya renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.

Page 4: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (1)

Clearance atas pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah persetujuan prinsip yang diberikan oleh KemenPU, KemenPAN&RB, dan BPKP, yang menyatakan boleh tidaknya (go or not) dilanjutkan proses alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan pembangunan gedung.

Clearance atas pengadaan tanah dan pembangunan gedung adalah persetujuan prinsip yang diberikan oleh KemenPU, KemenPAN&RB, dan BPKP, yang menyatakan boleh tidaknya (go or not) dilanjutkan proses alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah dan pembangunan gedung.

Clearance bertujuan untuk membatasi alokasi anggaran pengadaan tanah dan pembangunan gedung , yang hanya dapat dialokasikan/ dilaksanakan sepanjang sangat diperlukan (urgent) dengan besaran, luasan, dan fasilitas sesuai peraturan perundangan yang berlaku (azas kepatutan dan kepantasan)

Clearance bertujuan untuk membatasi alokasi anggaran pengadaan tanah dan pembangunan gedung , yang hanya dapat dialokasikan/ dilaksanakan sepanjang sangat diperlukan (urgent) dengan besaran, luasan, dan fasilitas sesuai peraturan perundangan yang berlaku (azas kepatutan dan kepantasan)

4

Page 5: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Clearance yang diberikan oleh KemenPU *), KemenPAN&RB, dan BPKP akan dijadikan salah satu dokumen pendukung untuk pengalokasian anggaran K/L TA 2012, dan menjadi salah satu syarat untuk memproses usul pembukaan blokir (apabila masih diblokir).

Clearance yang diberikan oleh KemenPU *), KemenPAN&RB, dan BPKP akan dijadikan salah satu dokumen pendukung untuk pengalokasian anggaran K/L TA 2012, dan menjadi salah satu syarat untuk memproses usul pembukaan blokir (apabila masih diblokir).

*) Disamping memberikan clearance, Kementerian PU tetap memberikan analisis perhitungan kebutuhan biaya pembangunan gedung, sesuai ketentuan yang selama ini telah berlaku (termasuk setelah ditetapkannya Perpres Nomor 73/2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara). Analisis perhitungan kebutuhan biaya Satker daerah juga dapat menggunakan perhitungan Dinas Cipta Karya setempat.

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (2)

5

Page 6: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Kegiatan Yang Termasuk Kriteria Dibatasi, sesuai surat edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011, yaitu:1.Pengadaan tanah untuk pembangunan gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai ;2.Pembangunan/pembelian gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai.

Kegiatan Yang Termasuk Kriteria Dibatasi, sesuai surat edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011, yaitu:1.Pengadaan tanah untuk pembangunan gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai ;2.Pembangunan/pembelian gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan, gedung pertemuan, gedung parkir pegawai, gedung diklat pegawai dan asrama pegawai.

KEGIATAN YANG PERLU DI CLEARANCE

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (3)

6

Page 7: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

1. Rehab, renovasi gedung dan pembangunan gedung lanjutan

2. Gedung yang terkait dengan pelayanan masyarakat seperti Gedung Sekolah, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan, Pos Jaga, Gudang, Gedung Parkir, Gedung diklat, Kandang, Tempat Pelelangan Ikan, Gedung yang akan diserahkan kepada masyarakat/Pemda (gudang beras, rumah potong hewan), dan sejenisnya

3. Rumah tahanan, LAPAS, transmigrasi, rumah singgah, rusunawa, rusunami, dan sejenisnya

4. Laboratorium, selasar, pos satpam/jaga, bengkel/workshop, menara pengawas, gedung promosi, gedung arsip, dan sejenisnya

5. Data center

1. Rehab, renovasi gedung dan pembangunan gedung lanjutan

2. Gedung yang terkait dengan pelayanan masyarakat seperti Gedung Sekolah, Puskesmas, Pelayanan Kesehatan, Pos Jaga, Gudang, Gedung Parkir, Gedung diklat, Kandang, Tempat Pelelangan Ikan, Gedung yang akan diserahkan kepada masyarakat/Pemda (gudang beras, rumah potong hewan), dan sejenisnya

3. Rumah tahanan, LAPAS, transmigrasi, rumah singgah, rusunawa, rusunami, dan sejenisnya

4. Laboratorium, selasar, pos satpam/jaga, bengkel/workshop, menara pengawas, gedung promosi, gedung arsip, dan sejenisnya

5. Data center

KEGIATAN YANG TIDAK MEMERLUKAN CLEARANCE

CLEARANCE PENGADAAN TANAH/GEDUNG (4)

7

Page 8: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

DATA KEGIATA

N K/L YANG PERLU

CLEARANCE

KEMENPAN& RB

DESK PENELAAHAN BERSAMA (DJA)

DESK PENELAAHAN BERSAMA (DJA)

CLEARANCE (Catatan

Penelaahan Desk

Bersama)

K/L MENGUSULKAN REVISI RKA-KL

UNTUK PEMBUKAAN

BLOKIR (*)

TINDAK LANJUT CLEARANCE DENGAN DESK BERSAMA

8

Penelaahan dilakukan bersama, dijadwalkan secara terpusat, dengan menggunakan data/dokumen yang dilengkapi K/L (tidak ada kunjungan lokasi)

Penelaahan dilakukan bersama, dijadwalkan secara terpusat, dengan menggunakan data/dokumen yang dilengkapi K/L (tidak ada kunjungan lokasi)

Page 9: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ASPEK DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L

Penilaian secara umum terkait urgensi pengadaan tanah dan/atau pengadaan/pembelian gedung dalam rangka efisiensi (analisis manfaat dan biaya, misalnya dengan membandingkan biaya pengadaan dengan biaya sewa/kontrak, dengan mempertimbangkan organisasi yang bersifat adhoc/sementara

TOR Analisis manfaat dan biaya secara

ringkas/sederhana Bukti Kepemilikan Tanah NJOP dari lingkungan sekitar sebagai

pembanding harga rencana pengadaan tanah

Surat Keterangan peruntukan dari instansi yang berwenang (bukan cagar budaya, DAS sejenisnya)

Kontrak perjanjian sewa atau penggunaan gedung milik instansi lain (jika masih menyewa).

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (1)

1.BPKP

9

Page 10: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ASPEK DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L

Kebutuhan ruang kerja yang efisien dan efektif disesuaikan dengan perkembangan struktur organisasi, tupoksi, dan jumlah pegawai

Data pegawai Data asset tanah dan bangunan Data struktur organisasi unit/satker

yang mengadakan gedung/tanah Indikator Kinerja Utama Outcome dari hasil pembangunan

gedung dan/atau pengadaan tanah

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (2)

2.KEMENPAN&RB

10

Page 11: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ASPEK DATA/DOKUMEN YANG HARUS DISIAPKAN K/L

1. Kesesuaian dengan RTRW2. Kebutuhan Luas Tanah dan

Bangunan3. Perkiraan Kebutuhan Biaya

pembangunan BGN (analisis perhitungan kebutuhan biaya dapat dilakukan setelah adanya persetujuan clearance)

A. Informasi tentang lahan :1. Peta lokasi 2. Dokumen Kepemilikan/Sertifikat

Tanah 3. Surat Keterangan Rencana

Kota/KabupatenB. Informasi tentang Bangunan

1. Struktur organisasi pengguna bangunan

2. Jumlah personel pengguna bangunan dengan proyeksi 5 tahun ke depan

3. TOR/Dokumen perencanaan/spesifikasi bangunan

ASPEK PENILAIAN CLEARANCE TA 2012 (3)

3.KEMENPU

11

Page 12: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN UNTUK PEMBANGUNAN BARU

Page 13: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

SISTEMATIKA KEBUTUHAN LUAS BANGUNAN DAN BIAYA UNTUK PEMBANGUNAN BARU BANGUNAN GEDUNG NEGARA

KAPASITAS BANGUNAN :

1. STRUKTUR ORGANISASI

2. JUMLAH PERSONIL

3. FASILITAS PENUNJANG

ORGANISASI RUANG, BESARAN RUANG = LUAS

TOTAL BANGUNAN

BIAYA PEKERJAAN STANDAR

BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

HARGA SATUAN BANGUNAN PER M2

TOTAL BIAYA YANG DIPERLUKAN

1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK

2. BIAYA PERENCANAAN

3. BIAYA PENGAWASAN/ MK

4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

ANALISIS

Page 14: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)
Page 15: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)
Page 16: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)
Page 17: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

PERHITUNGAN BATAS MAKSIMAL PERENCANAAN BANGUNAN

NO URAIAN SATUAN BESARAN

1 LUAS LAHAN M2 2,500.00

2 KOEFESIEN DASAR BANGUNAN (KDB) % 40%

3 KOEFESIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) % 2.00

4 GARIS SEMPADAN (GSB) dari jalan M2 10.00

5 LUAS TAPAK BANGUNAN MAKSIMAL M2 1,000.00

6 LUAS LANTAI GEDUNG MAKSIMAL M2 5,000.00

7 KETINGGIAN BANGUNAN (20M2) LT 4.00

Page 18: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Nomor Surat Permohonan :

Tanggal :

I. DATA UMUM PEMOHON *)

I.1 Kementerian / Lembaga :

I.2 Nama :

I.3 Jabatan :

I.4 Satker / Satminkal :

I.5 Alamat :

II. DATA UMUM BANGUNAN *)

II.1 Nama Bangunan :

II.2 Lokasi Bangunan :

II.3 Luas Tanah :

II.4 Luas Lahan yang telah terbangun :

III. DATA KETERANGAN RENCANA KOTA *) terlampir tidak terlampir

III.1 KLB :

III.2 KDB : %

III.3 Ketinggian Maksimum : lantai

IV. TABEL STRUKTUR ORGANISASI PENGGUNA GEDUNG *)

No

1 Menteri / Ketua Lembaga

2 Wakil Menteri

3 Eselon IA / Anggota Dewan

4 Eselon IB

5 Eselon IIA

6 Eselon IIB

7 Eselon IIIA

8 Eselon IIIB

9 Eselon IV

10 Staff

V. TABEL KEBUTUHAN RUANG-RUANG KHUSUS / PELAYANAN MASYARAKAT *)

No.

A Ruang Utama1………2………

B Ruang Penunjang1……

C Ruang Fasilitas Lainnya

1……………….

VI. KETERANGAN / INFORMASI LAIN-LAIN **)

Catatan :

*) Wajib diisi

**) Tidak wajib diisi

( )

Lampiran Surat

KELENGKAPAN DATA CLEARENCE

Jakarta, ………………… 2011

Pemohon,

Jumlah Personil Keterangan

Nama Ruang

ttd + cap

Struktur Organisasi Pengguna Gedung (terlampir)

Jabatan

KeteranganLuasan

(m2)

FORM KELENGKAPAN DATA K/L PEMOHON CLEARANCE

Page 19: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Standar Luas BGN

Gedung Kantor Klasifikasi Tidak Sederhana

seluas 10 m2/personil

Gedung Kantor Klasifikasi Sederhana

seluas 9.6 m2/personil

Ruang Khusus atau Rg. Pelayanan

Masyarakat dihitung tersendiri

Rincian Standar Luas Ruang Terlampir

Gedung KantorGedung Kantor

Page 20: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

STANDAR LUAS BANGUNAN GEDUNG KANTORA. RUANG UTAMA

R. TAMU R. RAPAT R. TUNGGUR.

ISTIRAHAT

R. SEKRET R. STAF R. SIMPAN R. TOILETJML STAF

CATATAN

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 28.00 40.00 40.00 60.00 20.00 15.00 24.00 14.00 6.00 247.00 8

2 16.00 14.00 20.00 18.00 10.00 10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 2

3 16.00 14.00 20.00 18.00 10.00 10.00 15.00 10.00 4.00 117.00 5

4 16.00 14.00 20.00 9.00 5.00 7.00 4.40 5.00 3.00 83.40 2

5 14.00 12.00 14.00 12.00 5.00 7.00 4.40 3.00 3.00 74.40 2

6 14.00 12.00 10.00 6.00 5.00 5.00 4.40 3.00 3.00 62.40 2

7 12.00 6.00 3.00 3.00 24.00 0

8 12.00 6.00 3.00 21.00 0

9 8.00 8.80 2.00 18.80 4

B. RUANG PENUNJANG

1 140 m2 Kapasitas 100 orang

2 90 m2 Kapasitas 75 orang

3 40 m2 Kapasitas 30 orang

4 Ruang Studio 4 m2/ orang Pemakai 10% dari staf

5 Ruang Arsip 0.4 m2/ orang Pemakai seluruh staf

6 2 m2/ 25 orang Pemakai Pejabat Es. V sd Es. III dan seluruh staf

7 Musholla 0.8 m2/ orang Pemakai 20% dari jumlah personel

C. SIRKULASI 25% X (JUMLAH A + B)

Keterangan:-

-

-

JABATAN

LUAS RUANG (m2)KETERANGAN

R. KERJA

R. PENUNJANG JABATANR. PELAYANAN

JABATANJML

R. Toilet bersama

1 12

Menteri/ Ketua Lembaga

R.Staf pada setiap jabatan diperhitungkan

berdasarkan jumlah personel @ 2,2 - 3 m2/

personel, sesuai dengan tingkat jabatan

Eselon IA/ Anggota Dewan

Eselon IB

Eselon IIA

Eselon IIB

Eselon IIIA

Eselon IV

JENIS RUANG LUAS KETERANGAN

1 2 3

Luas ruang kerja untuk Satuan Kerja dan Jabatan Fungsional dihitung tersendiri sesuai dengan kebutuhan di luar standar luas tersebut di atas.

Untuk bangunan gedung kantor yang memerlukan ruang-ruang khusus atau ruang pelayanan masyarakat, seperti Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara,kebutuhannya dihitung tersendiri, di luar standar luas tersebut di atas.

Wakil Menteri K/L

Ruang Rapat Utama Kementrian

Ruang Rapat Utama Es. I

Ruang Rapat Utama Es. II

WC/ Toilet

Standar luas ruang tersebut diatas merupakan acuan dasar, yang dapat disesuaikan berdasarkan fungsi/sifat tiap eselon/jabatan.

Eselon IIIB

Page 21: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

TIPE PENGGUNA

LUAS (m2)

BANGUNAN

TANAH

KHUSUS Menteri 400 1.000

Pimpinan Lembaga Tinggi Negara

A Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal

250 600

Pejabat yang setingkat

Anggota Lembaga Tinggi Negara/Dewan

B Direktur/Kepala Pusat/Kepala Biro 120 350

Pejabat yang setingkat

Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/d dan IV/e

C Kepala Sub Direktorat/Kepala Bagian/Kepala Bidang 70 200

Pejabat yang setingkat

Pegawai Negeri Sipil Gol. IV/a dan IV/c

D Kepala Seksi/Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang 50 120

Pejabat yang setingkat

Pegawai Negeri Sipil Gol. III

E Pegawai Negeri Sipil Gol I dan Gol II 36 100

STANDAR LUAS RUMAH NEGARA

Page 22: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Keterangan:1.Untuk:

- Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2000m2.

- Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1000m2.- Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.2.Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:

- DKI Jakarta : 20 %- Ibukota Provinsi : 30 %- Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %- Pedesaan : 50 %

3.Untuk rumah susun negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basemen dan/atau halaman.

Keterangan:1.Untuk:

- Rumah Jabatan Gubernur disetarakan dengan Rumah Tipe Khusus, kecuali luas tanah 2000m2.

- Rumah Jabatan Bupati/Walikota disetarakan dengan Rumah Negara Tipe A, kecuali luas tanah 1000m2.- Rumah Jabatan Gubernur/Bupati/Walikota dapat ditambahkan luas ruang untuk Ruang Tamu Besar/Pendopo yang dihitung sesuai kebutuhan dan kewajaran.2.Sepanjang tidak bertentangan dengan luasan persil yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah, toleransi kelebihan tanah yang diizinkan untuk:

- DKI Jakarta : 20 %- Ibukota Provinsi : 30 %- Ibukota Kabupaten/Kota : 40 %- Pedesaan : 50 %

3.Untuk rumah susun negara yang dibangun dalam wujud rumah susun, luas per unit bangunannya diperhitungkan dengan mengurangi luas garasi mobil (untuk tipe Khusus, A, dan B). Kebutuhan garasi mobil disatukan dalam luas parkir basemen dan/atau halaman.

Page 23: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

PERKIRAAN JUMLAH PEGAWAI MINIMAL 5 TAHUN KEDEPAN

2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Pegawai

PERKIRAAN BESARAN RUANG

(m2)PER-

ESELONJML

A. RUANG UTAMA

1 Menteri/ Ketua Lembaga 1 247.00 247 m2 8 8 9

2 Wakil Menteri K/L 1 90.00 90 m2 5 5 6

3 Eselon IA/ Anggota Dewan 8 117.00 936 m2 5 40 48

4 Eselon IB 5 83.40 417 m2 2 10 15

5 Eselon IIA 48 74.40 3,571 m2 2 96 144

6 Eselon IIB 0 62.40 - m2 2 - -

7 Eselon IIIA 216 24.00 5,184 m2 1 216 432

8 Eselon IIIB 0 21.00 - m2 0 - -

9 Eselon IV 432 18.80 8,122 m2 4 1,728 2,160

10 Satpam/ staff outsourcing - 2.20 462 m2 210 210

JUMLAH - A 711 19,029 m2 2,313 3,024 7.87

KETERANGANSTAFJML

TOTAL

DILENGKAPI DENGAN STRUKTUR

ORGANISASI, JMLH PEGAWAI DIPREDIKSI MINIMAL SD 5 TAHUN

KEDEPAN

JML STAF/ ESELON SESUAI DENGAN

KEBUTUHAN INSTANSI

DIHITUNG BERDASARKAN

RENCANA PENERIMAAN /

PENSIUN PEGAWAI

NO JABATAN/ NAMA RUANG ESELON

SATUAN RUANG JMLH BESARAN

RUANG

PERSONEL

NO URAIANTAHUN

KETERANGAN2016

CONTOH

Page 24: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

B. RUANG PENUNJANG

1R. Rapat Utama Kementerian

1 ruang 140.00 140.00 m2

2 R, Rapat Utama Es. I 9 ruang 90.00 810.00 m2

3 R. Rapat Utama Es. II 48 ruang 36.00 1,728.00 m2 1.2m2/org,…@30 org

4 Wc/Toilet 2,961.00 org 0.08 236.88 m2 2 m2/ 25 org

5 R. arsip 2,313.00 org 0.40 925.20 m2 0.4 m2/org (staf)

6 R.Ibadah/ Mushola 604.80 org 0.80 483.84 m20.8 m2/org (20% x personel)

7 R. Studio/ Workshop 231.30 org 4.00 925.20 m2 4 m2/org (10%xstaf)

JUMLAH - B - 5,249.12 m2

JUMLAH - A+ B 24,277.92 m2

Sirkulasi x total luas lantai 25% 6,069.48 m2

TOTAL LUAS RUANG/ LANTAI 30,347.40 m2

LUAS RATA-RATA PERORANG DARI TOTAL LUAS BANGUNAN 10.04 m2 termasuk r.rpt w amen

JUMLAH LUAS

1

2

m225% m2

m2m2

m2

KEB. PARKIR MOBIL: 1 MOBIL/ 100 Orang (DKI Jakarta)

DIBULATKAN 30,340

SIRKULASI

LUAS RUANG PENUNJANG

LUAS TOTAL RUANG/LANTAI

- LUAS FASILITAS LAINNYA

- -

30,347

C. RUANG FASILITAS LAIN SESUAI DENGAN TUPOKSI

NAMA RUANG TOTAL LUAS

Page 25: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

25

Analisis Nomor : 3LAMPIRAN SURAT Nomor :

Tanggal :

ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARANAMA BANGUNAN : GEDUNG - ATAHUN DIBANGUN : 2011JUMLAH TINGKAT : 3 Lantai LEMBAGA :LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN : 20,000.00 m2 PEMAKAI :LUAS LANTAI BASEMENT : 2,500.00 m2 ALAMAT :KOEFISIEN TINGKAT BGN 1.12

:KLASIFIKASI BANGUNAN : Tidak Sederhana

I. DASAR ANALISIS1.

2. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 = 3 000 000Rp

II. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN STANDARA. Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar = Koefisien Tingkat Bangunan x HSBGN

Biaya Satuan Pekerjaan Standar = 1.120 x Rp 3,000,000 =

B. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar = Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan StandarBiaya Pekerjaan Standar = 20,000.00 x Rp 3,360,000

=

III. KEBUTUHAN BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

A. Analisis Komponen Pekerjaan Non Standar

max.

1. Alat Pengkondisi Udara 20% 100 20.00 2. Elevator/Escalator 12% 100 9.00 3. Tata Suara (Sound System) 6% 100 6.00 4. Telepon/PABX 6% 100 5.00 5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 11% 100 5.00 6. Elektrikal 12% 100 5.00 7. Sistem Proteksi Kebakaran 12% 100 5.00 8. Penangkal Petir Khusus 5% 100 5.00 9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 4% 100 2.00

10. Interior (Termasuk furniture) 25% 100 2.00 11. Gas Pembakaran 2% 100 2.00 12. Gas Medis 4% 100 4.00 13. Pencegahan Bahaya Rayap 3% 100 3.00 14. Pondasi Dalam 12% 100 10.00 15. Fasilitas Penyandang Cacat 8% 100 5.00 16. Sarana/Prasarana Lingkungan 8% 100 5.00

93.00

Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar 93.00 % x 1.120 x Rp 3,000,000 =Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 20,000.00 x Rp 3,124,800 =

3% 5.00% 3% 5.00%

3 124 800Rp 62 496 000 000Rp

2% 4.00% 1% 3.00% 7% 10.00%

2% 2.00% 15% 2.00% 1% 2.00%

7% 5.00% 7% 5.00% 2% 5.00%

3% 6.00% 3% 5.00% 6% 5.00%

BOBOTTERBANGUN

NILAI (%)

min.

10% 20.00% 8% 9.00%

67 200 000 000Rp

NO. URAIAN PEKERJAANTERHADAP SELURUH

BANGUNAN DISULKAN

FUNGSI BANGUNAN/ RUANG KANTOR

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta

3 360 000Rp

CONTOH !!!analisis 2012

< 4 LT;4-8 LT;> 8 LT; atauKHUSUS/GREEN

Page 26: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

26

B. Analisis Biaya Pekerjaan Basement

NOBOBOT

(%)NILAI (%)

120 13.39

C. Analisis Biaya Peningkatan Mutu

KOMPONEN PEKERJAAN max.

1 Lantai 30% 201,600,000 0.30

2 Dinding 30% 403,200,000 0.60

604,800,000 0.90

JUMLAH NILAI PEKERJAAN NON STANDAR (%) max. 107.29

D. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar =2. Biaya Pekerjaan Basement = 3. Biaya Peningkatan Mutu = +

=IV. BIAYA PEKERJAAN FISIK

1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR =2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR = +

=Dibulatkan =

V. KEBUTUHAN BIAYA PEMBANGUNAN 1. =2. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI =3. BIAYA MANAJEMEN KONSTRUKSI =4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN = +

TOTAL BIAYA PEMBANGUNAN =

1. ……………………………..

2. ……………………………..

Catatan :

Ajuan biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.

KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAANGEDUNG DAN RUMAH NEGARA

A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNISTINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA

IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM

NIP. 110053282

TERBILANG : seratus empat puluh tiga milyar tujuh ratus tiga puluh enam juta rupiah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

MENGETAHUI : DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

BIAYA KONSTRUKSI FISIK 139 301 000 000Rp 3 709 000 000Rp

17 000 000Rp 709 000 000Rp

143 736 000 000Rp

67 200 000 000Rp 72 100 800 000Rp

139 300 800 000Rp 139 301 000 000Rp

JUMLAH

150

62 496 000 000Rp 9 000 000 000Rp 604 800 000Rp

72 100 800 000Rp

10% 15% 30% 10.00

10% 15% 30% 20.00

NOPEKERJAAN PROSENTASE PENINGKATAN MUTU BOBOT YANG

DITINGKATKAN (%)BIAYA (Rp.)

NILAI (%)BOBOT KOMPONEN min. DIUSULKAN

PEKERJAANLUAS (M2)

HSBGN (Rp.)

BIAYA (Rp.)

Basement (per m2)……1(satu) lapis;..(>1 lapis, hitung tersendiri) 2,500.00 3,000,000 9,000,000,000

Page 27: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

1. Keputusan Presiden RI No. 42 th. 2002:

Pasal 14 ayat 4 butir d:Harga satuan pembangunan bangunan gedung negara ditetapkan oleh kabupaten/kota.

2. Permen PU No. 45/PRT/M/2007. Ped. Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Bab IV bagian B:Standar harga satuan tertinggi untuk bangunan gedung Negara ditetapkan secara berkala untuk setiap Kab./Kota oleh Bupati/ setempat

DASAR HUKUM PENETAPAN DASAR HUKUM PENETAPAN HARGA SATUAN BANGUNAN HARGA SATUAN BANGUNAN

GEDUNG NEGARA GEDUNG NEGARA

Page 28: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Pembiayaan Pembiayaan Pembangunan BGN:Pembangunan BGN:

Biaya Pembangunan BGN:Biaya Pembangunan BGN: Biaya Pekerjaan Standar (per m2 biaya Biaya Pekerjaan Standar (per m2 biaya Konstruksi FisikKonstruksi Fisik)) Biaya Pekerjaan Non StandarBiaya Pekerjaan Non Standar

Standar Harga Satuan Tertinggi per M2:Standar Harga Satuan Tertinggi per M2: Standar Harga BGN Klasifikasi Sederhana, Tidak Sederhana, dan KhususStandar Harga BGN Klasifikasi Sederhana, Tidak Sederhana, dan Khusus Standar Harga Bangunan Rumah NegaraStandar Harga Bangunan Rumah Negara Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan Ditetapkan oleh Bupati/Walikota secara berkala/tahun berdasarkan

spesifikasi teknis dan klasifikasi BGNspesifikasi teknis dan klasifikasi BGN

Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:Prosentase Komponen Biaya Pembangunan:Diperhitungkan dariDiperhitungkan dari Bangunan SederhanaBangunan Sederhana Bangunan Tidak sederhanaBangunan Tidak sederhana Bangunan KhususBangunan Khusus

Biaya Konstruksi FisikBiaya Konstruksi Fisik

Page 29: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Pembiayaan Pekerjaan Non-StandarPembiayaan Pekerjaan Non-Standar Dihitung berdasarkan rincian volume kebutuhan nyata dan harga pasar

yang wajar, dengan terlebih dahulu berkonsultasi kepada instansi Teknis Setempat;

Besarnya biaya perencanaan, manajemen konstruksi/pengawasan, dihitung berdasarkan billing-rate;

Total nilai biaya pekerjaan non-standar maksimum sebesar dari total biaya pekerjaan standar, dan dapat berpedoman pada

Jenis PekerjaanAlat Pengkondisian UdaraElevator/escalatorTata suara (Sound System)Telepon dan PABXInstalasi IT (Informasi dan Teknologi)Elektrikal Sistem Proteksi KebakaranPenangkal petir khususInstalasi Pengolahan Air LimbahInterior (termasuk Furniture)Gas PembakaranGas MedisPencegahan Bahaya RayapPondasi dalamFasilitas penyandang cacatSarana/prasarana lingkunganBasement (per m2)Peningkatan mutu

Biaya10-20% dari X

8-12% dari X3-6% dari X3-6% dari X

6-11% dari X7-12% dari X7-12% dari X

2-5% dari X2-4% dari X

15-25% dari X1-2% dari X2-4% dari X1-3% dari X

7-12% dari X3-8% dari X3-8% dari X120% dari Y

15-30% dari Z

150%

Page 30: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

HASIL CLEARANCE DARI KEMEN PU

1. LUAS BANGUNAN YANG DUTUHKAN

2. PERKIRAAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN, TERDIRI DARI :

a. BIAYA KONSTRUKSI FISIK

b. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI

c. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI/

MANAJEMEN KONSTRUKSI

d. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

Page 31: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ANALISIS KOMPONEN BANGUNAN UNTUK PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

Page 32: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

SISTEMATIKA PERHITUNGAN TINGKAT KERUSAKAN SISTEMATIKA PERHITUNGAN TINGKAT KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG NEGARABANGUNAN GEDUNG NEGARA

EXISTING BANGUNAN :

IDENTIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN UNTUK

MASING-MASING KOMPONEN.

KLASIFIKASI TINGKAT KERUSAKAN :

1.RINGAN

2.SEDANG

3.BERAT

HARGA SATUAN BANGUNAN PER M2

TOTAL BIAYA YANG DIPERLUKAN

1. BIAYA KONSTRUKSI FISIK

2. BIAYA PERENCANAAN

3. BIAYA PENGAWASAN/ MK

4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

BIAYA PEKERJAAN STANDAR

BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR

ANALISIS

Page 33: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

LINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNGLINGKUP PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG

Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian bangunan, komponen, bahan penggantian bagian bangunan, komponen, bahan

bangunan, dan/atau prasarana dan sarana bangunan, dan/atau prasarana dan sarana berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan bangunan gedung, dengan mempertimbangkan

dokumendokumen pelaksanaan konstruksi. pelaksanaan konstruksi.

Page 34: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG TERDIRI DARI :

• Rehabilitasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud

menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.

• Renovasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud

menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

• Restorasi Memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud

menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dengan tetap mempertahankan arsitektur bangunannya sedangkan struktur dan utilitas bangunannya dapat berubah

Page 35: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

ANALISA TINGKAT KERUSAKAN

1. Kerusakan ringan– Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada

komponen non-struktural, seperti penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dan dinding pengisi.

– Perawatan untuk tingkat kerusakan ringan, biayanya maksimum adalah sebesar 30% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

Page 36: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

2. Kerusakan sedang

• Kerusakan sedang adalah kerusakan pada sebagian komponen non-struktural, dan atau komponen struktural seperti struktur atap, lantai, dan lain-lain.

• Perawatan untuk tingkat kerusakan sedang, biayanya maksimum adalah sebesar 45% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

Page 37: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

3. Kerusakan berat

i. Kerusakan berat adalah kerusakan pada sebagian besar komponen bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya.

ii. Biayanya maksimum adalah sebesar 65% dari harga satuan tertinggi pembangunan bangunan gedung baru yang berlaku, untuk tipe/klas dan lokasi yang sama.

Page 38: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

4. Perawatan Khusus

• Untuk perawatan yang memerlukan penanganan khusus atau dalam usaha meningkatkan wujud bangunan, seperti kegiatan renovasi atau restorasi (misal yang berkaitan dengan perawatan bangunan gedung bersejarah),

• besarnya biaya perawatan dihitung sesuai dengan kebutuhan nyata dan dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Instansi Teknis setempat.

Page 39: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

No Kategori Kerusakan

Kriteria Kerusakan Uraian Kelayakan

IRoboh/Rusak Total/Rusak Berat

Bangunan roboh atau sebagian besar komponen struktural rusak

Tingkat Kerusakan antara 45 s/d 65 % atau diatas 65 %

1. Bangunan roboh total2. Atap jatuh 3. Balok, kolom, plat lantai patah4. Dinding, pintu/jendela sebagian besar runtuh/roboh5. Sebagian besar langit-langit runtuh6. Instalasi listrik rusak total

II Rusak Sedang

Bangunan masih berdiri, sebagian komponen struktural patah dan komponen non struktural rusak

Tingkat Kerusakan antara 30 s/d 45 %

1. Bangunan masih berdiri2. Sebagian rangka atap patah3. Balok kolom sebagian patah4. Sebagian kecil dinding, kusen pintu/ jendela runtuh/roboh5. Sebagian langit-langit lepas6. Sebagian besar instalasi listrik rusak / terputus

IIIRusak Ringan

Kelas A

Bangunan masih berdiri, Sebagian komponen non-struktural & arsitektural rusak

Tingkat Kerusakan antara 5 s/d 30 %

1. Sebagian besar penutup atap dan langit-langit lepas

2. Retak-retak pada plesteran kolom, balok, dan dinding tembok/dinding papan pecah/rusak

3. Penutup lantai lepas/terkelupas4. Sebagian instalasi rusak

Tingkat kerusakan 20 < s/d 30 %

Kelas B

1. Sebagian kecil penutup atap lepas2. Sebagian kecil retak-retak pada plesteran

kolom, tembok dan plesteran, serta dinding papan terlepas

3. Sebagian plesteran terkelupas4. Sebagian kecil instalasi rusak

Tingkat kerusakan 10 % s/d 20 %

Kelas C

1. Retak-retak kecil pada dinding tembok2. Sebagian plesteran terkelupas3. sebagian kecil daun pintu / jendela dan

engsel rusak

Tingkat kerusakan < 10 %

KRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNGKRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN GEDUNG

Page 40: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

K A T E G O R I R U S A K B E R A T

TINDAKAN YANG DIANJURKAN• BERSIHKAN LOKASI DAN BANGUN

KEMBALI

• BANGUNAN ROBOH TOTAL• ATAP JATUH• BALOK, KOLOM, DAN / ATAU ATAP

PATAH• SEBAGIAN BESAR LANGIT-LANGIT

RUNTUH• INSTALASI LISTRIK RUSAK TOTAL• PINTU / JENDELA RUSAK TOTAL

KOLOM PATAH

Page 41: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

K A T E G O R I R U S A K S E D A N G

TINDAKAN YANG DIANJURKAN

• BANGUNAN HARUS DIKOSONGKAN

• BANGUNAN DAPAT DIRUBUHKAN ATAU DILAKUKAN RESTORASI DAN PERKUATAN SECARA MENYELURUH SEBELUM DIHUNI KEMBALI

SEBAGIAN RANGKA ATAP PATAH

PINTU/ JENDELA RUSAK

SEBAGIAN KECIL LANGIT-LANGIT LEPAS

BALOK KOLOM SEBAGIAN PATAH

SEBAGIAN INSTALASI LISTRIK RUSAK / TERPUTUS

Page 42: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

K A T E G O R I R U S A K R I N G A N

TINDAKAN YANG DIANJURKAN

• BANGUNAN TIDAK PERLU DIKOSONGKAN, BOLEH DIHUNI KEMBALI SETELAH DILAKUKAN RESTORASI DAN PERKUATAN

• PERBAIKAN YANG BERSIFAT ARSITEKTUR AGAR DAYA BANGUNAN TERPELIHARA

RETAK-RETAK PADA BALOK SEBAGIAN INSTALASI RUSAK PENUTUP ATAP LEPAS

RETAK-RETAK PADA KOLOM

Page 43: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

43

Analisis Nomor : 3LAMPIRAN SURAT Nomor :

Tanggal :

ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA NAMA BANGUNAN : GEDUNG - BTAHUN DIBANGUN : 2011JUMLAH TINGKAT : 2 Lantai LEMBAGA :LUAS TOTAL LANTAI BANGUNAN : m2 PEMAKAI :LUAS LANTAI BASEMENT : m2 ALAMAT :KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN : 1.09

:KLASIFIKASI BANGUNAN : Tidak Sederhana

I. DASAR ANALISIS1.

2. Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) TA 2012 = 3 000 000Rp

II. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN STANDAR

A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Standar

NO. URAIAN PEKERJAANTERHADAP SELURUH

BANGUNAN

BOBOT (%)

NILAI (%)

1. PONDASI PONDASI 10.00% 30.00 3.00 2. STRUKTUR KOLOM, BALOK & RING BALK 27.00% - -

PLESTERAN 2.00% - - 3. ATAP RANGKA ATAP 8.00% 10.00 0.80

PENUTUP ATAP 2.00% 20.00 0.40 4. LANGIT-LANGIT RANGKA LANGIT-LANGIT 3.50% 10.00 0.35

PENUTUP LANGIT-LANGIT 4.50% 35.00 1.58 5. DINDING BATU BATA/ PARTISI 4.50% - -

PLESTERAN 1.75% - - KACA 1.25% 35.00 0.44 PINTU 1.00% 20.00 0.20 KOSEN 1.50% - -

6. LANTAI PENUTUP LANTAI 10.00% - - 7. UTILITAS INSTALASI LISTRIK 5.00% - -

INSTALASI AIR 1.50% - - DRAINASE LIMBAH 1.50% - -

8. FINISHING FINISHING STRUKTUR (CAT) 1.00% - - FINISHING LANGIT-LANGIT (CAT) 4.00% - - FINISHING DINDING 6.00% - - FINISHING PINTU/ KOSEN (CAT) 4.00% - -

100.00% 6.77

Jenis Peraw atan = PERAWATAN RINGAN RINGAN < 30%B.

= Prosentase Tingkat Kerusakan x Koef. Lantai x HSBGN SEDANG > 30% - 45%

= 6.77% x 1.090 x 0.00 x Rp 3,000,000 = BERAT > 45% - 65%Biaya Pembongkaran = 0.00% x Rp. 221,379 = + KHUSUS > 65 %Biaya Satuan Pekerjaan Standar =

C. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Standar = Luas Lantai x Biaya Satuan Pekerjaan StandarBiaya Pekerjaan Standar = 450 x Rp 221,379 =

450 -

Analisis Kebutuhan Biaya Satuan Pekerjaan Standar

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara

JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN STANDAR (%)

Biaya Komponen Pekerjaan Standar

99 620 550Rp

0Rp 221 379Rp

100.00% 100.00% 100.00%

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

221 379Rp

50.00%

BOBOTMAKSIMUM

15.00% 30.00%

100.00% 30.00% 75.00%

100.00% 100.00%

FUNGSI BANGUNAN/ RUANG KANTOR

Berdasarkan pedoman satuan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Tahun Anggaran 2010 yang dikeluarkan oleh Biro Prasarana dan Sarana Kota Setda Provinsi DKI Jakarta

Page 44: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

44

III. KEBUTUHAN BIAYA PERAWATAN KOMPONEN PEKERJAAN NON STANDAR

A. Analisis Kerusakan Komponen Pekerjaan Non Standar

NO.TERHADAP SELURUH

BANGUNAN

BOBOT (%)

NILAI (%)

1. Alat Pengkondisi Udara 20.00% 5.00 1.00 2. Elevator/Escalator 12.00% 45.00 5.40 3. Tata Suara (Sound System) 6.00% 10.00 0.60 4. Telepon/PABX 6.00% - - 5. Instalasi IT (Informasi & Teknologi) 11.00% - - 6. Elektrikal 12.00% - - 7. Sistem Proteksi Kebakaran 12.00% 10.00 1.20 8. Penangkal Petir Khusus 5.00% - - 9. Instalasi Pengolahan Air Limbah 4.00% - - 10. Interior (Termasuk furniture) 25.00% - - 11. Gas Pembakaran 2.00% - - 12. Gas Medis 4.00% - - 13. Pencegahan Bahaya Rayap 3.00% - - 14. Pondasi Dalam 12.00% - - 15. Fasilitas Penyandang Cacat 8.00% 2.00 0.16 16. Sarana/Prasarana Lingkungan 8.00% 5.00 0.40

JUMLAH NILAI TINGKAT KERUSAKAN PEKERJAAN NON STANDAR (%) 8.76

Biaya Satuan Pekerjaan Non Standar 8.76% x 1.090 x 0.00 x Rp 3,000,000 =Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar 450 x Rp 286,452 =

B. Analisis Biaya Pekerjaan Basement

NO PEKERJAANLUAS (m2)

BIAYA (Rp.)

BIAYA PERBAIKAN

(Rp.)

Basement (per m2) 0 0 0

C. Analisis Biaya Peningkatan Mutu

max.

1 Lantai 30% 0

2 Dinding 30% 0

0

D. Kebutuhan Biaya Pekerjaan Non Standar1. Biaya Komponen Pekerjaan Non Standar =2. Biaya Pekerjaan Basement =3. Biaya Peningkatan Mutu = +

IV. BIAYA PEKERJAAN FISIK1. BIAYA PEKERJAAN STANDAR =

2. BIAYA PEKERJAAN NON STANDAR = +

=

Dibulatkan =

V. BIAYA PEKERJAAN PERAWATAN1. =2. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI =3. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI =4. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN = +

TOTAL BIAYA PERAWATAN =

1. ……………………………..

2. ……………………………..

BOBOT KERUSAKAN

(%)

10

HSBGN (Rp.)

3,000,000

100.00%

286 452Rp

100.00% 100.00%

NIP. 110053282Catatan :Biaya tersebut tidak mengikat pelaksanaan fisik dan perlu disesuaikan kembali dengan kondisi lapangan pada waktu pelaksanaan.

MENGETAHUI : DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

KASUBDIT PEMBINAAN PENGELOLAANGEDUNG DAN RUMAH NEGARA

A/N. TIM PELAKSANA KOORDINASI PENGELOLAAN TEKNISTINGKAT PUSAT DAN DKI JAKARTA

128 903 400Rp

IR. J. WAHYU KUSUMOSUSANTO, MUM

TERBILANG : tiga ratus satu juta rupiah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

KOEFESIEN BASEMENT (%)

120

14 000 000Rp 37 000 000Rp

-

301 000 000Rp

128 903 400Rp 0Rp 0Rp

128 903 400Rp

229 000 000Rp 21 000 000Rp

128 903 400Rp

BIAYA PERBAIKAN

(RP.)DIUSULKAN

30%

15% 20% 20

min.

15%

NOPROSENTASE PENINGKATAN MUTU

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

KOMPONEN PEKERJAAN

URAIAN PEKERJAANBOBOT

MAKSIMUM

100.00%

100.00% 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%

BIAYA KONSTRUKSI FISIK

BOBOT YANG DITINGKATKAN (%)

100

NILAI KERUSAKAN

(%)

-

99 620 550Rp

228 523 950Rp

229 000 000Rp

Page 45: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

Pemeliharaan & Perawatan:

• Umur bangunan : 50 tahun, depresiasi 2%/tahun, salvage value minimum 20%.

• Perawatan : tergantung tingkat kerusakan, ringan (30%), sedang (45%), atau berat (65%).

• Penentuan tingkat kerusakan dengan rekomendasi Instansi Teknis PU.

• Pemeliharaan per-m2/tahun BGN sebesar 2% dari harga standar per-m2 tertinggi yang berlaku.

Page 46: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

HASIL ANALISIS BIAYA DARI KEMEN PU

1. TINGKAT KERUSAKAN

2. PERKIRAAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN, TERDIRI DARI :

a. BIAYA KONSTRUKSI FISIK

b. BIAYA PERENCANAAN KONSTRUKSI

c. BIAYA PENGAWASAN KONSTRUKSI/

MANAJEMEN KONSTRUKSI

d. BIAYA PENGELOLAAN KEGIATAN

Page 47: Clearance, Analisa Komponen Pembangunan (Materi 2)

TERIMA KASIH