CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu...

90
CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia (S1) Program Studi Sastra Indonesia Disusun Oleh SRI WAHYUNI NIM: 044114025 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Transcript of CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu...

Page 1: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI

KARYA ANDREA HIRATA TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia (S1)

Program Studi Sastra Indonesia

Disusun Oleh

SRI WAHYUNI

NIM: 044114025

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

Page 2: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

ii

Page 3: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

iii

Page 4: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

iv

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

• Keluargaku, Bapak Tukijan, Ibu Agustina Tukirah, dan kedua

adikku Dwi Puji Rahayu dan Tri Agung Purwanto, serta keluarga

besarku

• Orang-orang yang peduli dan sangat menyayangiku...

Page 5: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Sri Wahyuni Nomor Mahasiswa : 044114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : ”CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dan bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : Desember 2009 Yang menyatakan,

Sri Wahyuni

Page 6: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Desember 2009

Penulis,

Sri Wahyuni

Page 7: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

vii

ABSTRAK

Wahyuni, Sri. 2009. Citra Pendidikan Nilai Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

Pendekatan Sosiologi Sastra

Penelitian ini menganalisis citra pendidikan nilai yang terjadi dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Pendekatan yang digunakan dalam novel ini adalah pendekatan sosiologi sastra yang bertumpuan bahwa karya sastra mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. Citra pendidikan nilai yang dibahas peneliti, merupakan cerminan kehidupan suatu kelompok masyarakat di suatu daerah, yakni Belitung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk menganalisis tokoh dan penokohan dan citra pendidikan nilai dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Hasil analisis tokoh dan penokohan, menunjukan bahwa tokoh utama novel ini adalah Ikal, Lintang, dan Mahar. Kehadiran Ikal, Lintang, dan Mahar dalam novel Laskar Pelangi paling banyak diceritakan, sebagai pelaku ceritanya langsung maupun sebagai pencerita beberapa tokoh yang lainya. Tokoh tambahan novel ini adalah Sahara, Syahdan, Kucai, Trapani, Borek/Samson, A Kiong, Harun, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, dan A Ling. Citra pendidikan nilai di Belitung juga ditunjukan secara nyata, dan hal itu mempengaruhi perilaku tiap-tiap tokohnya dalam mengahadapi suatu peristiwa.

Citra pendidikan nilai yang terjadi dalam novel Laskar Pelangi, merupakan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai berisi tentang: penghargaan pada nilai kemanusiaan, penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan hidup pada perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran, tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian, dan kelestarian alam.

Citra pendidikan nilai yang ada dalam novel ini adalah kejujuran, tekad kuat, penemuan identitas, bertanggung jawab, bekerja keras, keikhlasan, menepati janji, dapat dipercaya, beradaptasi, baik hati, kebijaksanaan, keramahan, kesabaran, dan silaturahmi.

Citra pendidikan nilai menurut Andrea Hirata dalam novelnya Laskar Pelangi adalah citra pendidikan nilai yang menggambarkan tentang kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. Citra pendidikan nilai harus mencerminkan kualitas pendidikan yang bermutu.

Page 8: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

viii

ABSTRACT

Wahyuni, Sri. 2009. The Image of Education Value as seen in Andrea Hirata’s Laskar Pelangi

Literature Sociological Approach

This study analyzes image of education value as reflected in Andrea Hirata’s Laskar Pelangi. This study applies the literature sociological approach which focuses on the description that a literary work portrays the life of a society. In this study, image of education value shows the portrayal of a society life in Belitung. The method of this study is descriptive method. This method is used to analyze the character and characterization of the novel. It is also used in order to analyze image of education value in Laskar Pelangi written by Andrea Hirata . The analysis of the character and characterization shows that the major characters in the novel are Ikal, Lintang, and Mahar. In the novel, they appear more often than others, who play the story itself and play as a narrator for others. While the minor characters in the novel are Sahara, Syahdan, Kucai, Trapani, Borek/Samson, A Kiong, Harun, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, and A Ling. Image of education in Belitung is also clearly shown, and that influences the characters’ behaviors in coping with a happening.

Image of education value in Laskar Pelangi novel are problems when it's happens in life time. Education value is contain pride of humanity value, pride of human right, different things of pride, different things of problem in living, brotherhood, polite, democration, honesty, responsibility, justice, struggle hard, spirituality, and the everlasting of nature.

Image of education value in this novel are involves character building, such as honesty, strong willed, self-identity, responsibility, hard working, sincerity, keeping on a promise, trustworthy, adaptation, kindness, be wish, be friendly, to be patient, and good relationship.

Image of education value according to Andre Hinata in his Laskar Pelangi novel are image of education when it's drawed quality of education in Indonesia, just for Belitung society. Image of education value must be to reflect quality of education.

Page 9: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih yang

dicurahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Semuanya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasi kepada :

1. Ibu Susilowati Endah Peni Adji, S.S., M.Hum, sebagai pembimbing I,

yang dengan sabar membimbing penulis selama proses pembuatan skripsi

ini.

2. Ibu Dra. Fr. Tjandrasih Adji, M.Hum, sebagai pembimbing II, yang

setulus hati membimbing penulis dan memberikan masukan dan kritik

kepada penulis.

3. Para dosen yang telah mengajar dan membagi ilmunya kepada penulis

selama penulis menyelesaikan studinya di USD. Pak Rahmanto, Pak

Praptomo, Pak Heri Antono, Pak Ari, Bu Peni, Bu Tjandra, Pak Santosa,

Pak Putu, Pak Arwan, Pak Heri Madiyanto, Pak Heri Santoso, dan semua

dosen yang pernah mengajar penulis.

4. Staf Fakultas Sastra, terima kasih atas bantuannya.

5. Perpustakaan USD dan segenap karyawannya, terima kasih atas bantuanya

selama ini.

6. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan

dukungan dan semangat. Mama terima kasih doanya.

7. Mas Joko, yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan doa.

Page 10: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

x

8. Teman-teman seperjuangan angkatan ’04 Sastra Indonesia, senang bisa

kenal dan berteman dengan kalian semua.

9. Terima kasih untuk rekan-rekan yang tak bisa disebutkan satu persatu,

yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doanya. Semua yang

kenal denganku dan mengenalku, tetap semangat!!!

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Penulis

berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca dan peminat karya

sastra.

Penulis

Page 11: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………...……………………………………..i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………ii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………..…………………...iii

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................v

ABSTRAK.............................................................................................................vi

ABSTRACT...........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR.........................................................................................viii

DAFTAR ISI...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................4

1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................4

1.5 Tinjauan Pustaka.................................................................................5

1.6 Landasan Teori.....................................................................................6

1.6.1 Tokoh dan Penokohan.......................................................6

1.6.2 Sosiologi Sastra.................................................................10

1.6.3 Citra Pendidikan Nilai.....................................................12

1.7 Metode Penelitian...............................................................................14

1.7.1 Metode Penelitian.............................................................14

1.7.2 Pengumpulan Data...........................................................15

1.8 Sumber Data.......................................................................................15

1.9 Sistem Penyajian................................................................................16

BAB II ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN

DALAM NOVEL LASKAR PELANGI...................................................17

2.1 Tokoh dan Penokohan.......................................................................17

2.2 Tokoh Utama......................................................................................18

2.2.1 Ikal........................................................................................18

Page 12: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

xii

2.2.2 Lintang.................................................................................22

2.2.3 Mahar...................................................................................28

2.3 Tokoh Tambahan...............................................................................32

2.3.4 Sahara...................................................................................32

2.3.5 Syahdan................................................................................33

2.3.6 Kucai.....................................................................................34

2.3.7 Trapani.................................................................................36

2.3.8 Borek/Samson......................................................................37

2.3.9 A Kiong................................................................................38

2.3.10 Harun.................................................................................40

2.3.11 Flo.......................................................................................41

2.3.12 Bu Mus...............................................................................43

2.3.13 Pak Harfan.........................................................................46

2.3.14 A Ling.................................................................................48

2.4 Rangkuman.........................................................................................48

BAB III CITRA PENDIDIKAN NILAI

DALAM NOVEL LASKAR PELANGI...................................................50

3.1 Pengantar............................................................................................50

3.2 Citra Pendidikan Nilai.......................................................................51

3.2.3 Kejujuran.............................................................................51

3.2.2 Tekad Kuat..........................................................................52

3.2.3 Penemuan Identitas.............................................................55

3.2.4 Bertanggung Jawab............................................................56

3.2.5 Bekerja Keras......................................................................58

3.2.6 Keikhlasan...........................................................................62

3.2.7 Menepati Janji.....................................................................63

3.2.8 Dapat Dipercaya..................................................................63

3.2.9 Beradaptasi..........................................................................64

3.2.10 Baik Hati............................................................................64

3.2.11 Kebijaksanaan...................................................................66

3.2.12 Keramahan........................................................................67

Page 13: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

xiii

3.2.13 Kesabaran..........................................................................68

3.2.3.14 Silaturahmi.....................................................................69

3.3 Rangkuman.........................................................................................69

BAB IV PENUTUP..............................................................................................70

4.1 Kesimpulan.........................................................................................70

4.2 Saran....................................................................................................76

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................77

Page 14: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tidak terjadi di ruang hampa melainkan berada dalam realita

perubahan sosial yang sangat dahsyat. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu

subsistem dari keseluruhan pendidikan yang terdiri dari sentra keluarga, masyarakat,

media, dan sekolah (Lie, 2005:1)

Dalam memetakan masalah pendidikan perlu diperhatikan realitas pendidikan

itu sendiri yaitu pendidikan sebagai sebuah subsistem yang sekaligus juga merupakan

suatu sistem yang kompleks. Gambaran pendidikan sebagai sebuah susbsistem adalah

kenyataan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang berjalan

dengan dipengaruhi oleh berbagai aspek eksternal yang saling terkait satu sama lain.

Aspek politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan, bahkan ideologi yang

sangat erat pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan,

begitupun sebaliknya. Pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukkan

bahwa pendidikan di dalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling

mempengaruhi secara internal, sehingga dalam rangkaian input-proses-output

pendidikan, berbagai perangkat yang mempengaruhi tersebut perlu mendapatkan

jaminan kualitas yang layak oleh berbagai stakeholder yang terkait (Handayani).

Page 15: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

2

Pendidikan di Indonesia masih sangat memberatkan masyarakat. Pendidikan

yang dinilai mahal oleh masyarakat ekonomi lemah membuat masyarakat

beranggapan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat mewah. Hanya orang-orang

yang berekonomi kecukupan yang mampu mengenyam pendidikan. Anggapan yang

mungkin sampai saat ini terus berada dalam benak masyarakat Indonesia, khususnya

masyarakat Belitung. Namun, hal itu tidaklah menjadi kendala bagi anak-anak

Belitung yang mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Dengan mengangkat persoalan pendidikan, penulis ingin mengungkapkan

citra pendidikan niali dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Novel ini

diangkat dari kisah nyata penulisnya. Novel Laskar Pelangi menceritakan kisah masa

kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin di

Belitung (Prov. Bangka Belitung). Anak miskin ini mencoba memperbaiki masa

depan dengan menempuh pendidikan dasar dan menengah di sebuah lembaga

pendidikan Muhammadiyah. Bersebelahan dengan sebuah lembaga pendidikan yang

dikelola dan difasilitasi begitu modern pada masanya, lembaga pendidikan

Muhammadiyah tampak tidak ada apa-apanya dibanding dengan sekolah-sekolah PN

Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka, para anak Belitung ini tersudut dalam

ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah

kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah mereka.

Kesulitan terus-menerus dialami oleh sekolah kampung itu. Sekolah yang

dibangun atas jiwa keikhlasan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah

tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga

Page 16: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

3

sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan. Sekolah yang

hampir ditutup oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid

itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tidak

pernah mendapatkan rapor. Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur

di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah yang rusak, ruang kelas

beralas tanah, atap yang bocor, berbangku seadanya, jika malam dipakai untuk

menyimpan ternak, bahkan kapur tulis pun terasa mahal bagi sekolah yang hanya

mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga

para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain.

Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota

Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitung yang luar biasa ini tak meyerah

walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Misalnya Lintang, seorang anak kuli

kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilimeter pulang pergi

untuk mengenyam pendidikan, bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu

Negeri di akhir jam sekolah. Atau Mahar seorang pesuruh tukang parut kelapa

sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan

sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka

dalam karnaval 17 Agustus. Begitu juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang

begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.

Penulis tertarik mengkaji novel ini karena mengangkat sebagian dari citra

pendidikan nilai yang ada di Indonesia yang tertuang dalam sebuah novel dan penulis

ingin mengungkapkan secara rinci citra pendidikan nilai dalam novel Laskar Plelangi

Page 17: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

4

karya Andrea Hirata. Untuk mengungkapkan citra pendidikan niali tersebut, terlebih

dahulu penulis akan menganalisis struktur penceritaannya yang dibatasi pada unsur

tokoh dan penokohan saja.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah tokoh dan penokohan novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata?

1.2.2 Bagaimanakah citra pendidikan nilai dalam novel Laskar Pelangi Karya

Andrea Hirata?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan tokoh dan penokohan novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata.

1.3.2 Mendeskripsikan citra pendidikan nilai dalam novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai dunia

pendidikan dalam pandangan ilmu sastra.

1.4.2 Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan kepada ilmu-ilmu sosiologi

tentang citra pendidikan yang diterapkan dalam sebuah karya sastra yang

berbentuk novel.

Page 18: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

5

1.4.3 Hasil penelitian ini diharapkan memberikan referensi terhadap ilmu

pendidikan

1.5 Tinjauan Pustaka

Novel Laskar Pelangi adalah novel pertama dari tetralogi karya Andrea

Hirata. Novel ini telah diresensi oleh beberapa orang, antara lain oleh Hernadi Tanzil

dengan judul resensinya “Berpetualang Bersama Laskar Pelangi” yang dimuat dalam

www.google.com, yang membahas tentang keseluruhan kisah Laskar Pelangi yang

tersaji dengan sangat memikat. Pembaca akan dibuat tercenung, menangis, dan

tertawa bersama kepolosan dan semangat juang para Laskar Pelangi.

Ia juga menyebutkan bahwa novel Laskar Pelangi sangat berpotensi untuk

memperluas wawasan pembacanya. Lingkungan Kampung Melayu Belitung yang

digambarkan secara jelas dan memikat membuat pembaca novel ini akan mengetahui

kondisi lingkungan dan kondidi sosial budaya masyarakat Kampung Melayu Belitung

yang hidup di bawah garis kemiskinan yang ironisnya ternyata berdampingan dengan

komunitas masyarakat gedong PN Timah yang hidup dengan segala kemewahan dan

fasilitas yang lebih dari cukup.

Kemunculan nama-nama latin dari tumbuh-tumbuhan sepertinya akan

membuat kelancaran membaca ini menjadi sedikit tersendat. Kisah ini dikemas dalam

bentuk fiksi maka batas antara fakta dan fiksi kiranya tak perlu diperdebatkan. Pada

intinya novel Laskar Pelangi menyampaikan pesan mulia bahwa kemiskinan

bukanlah alasan untuk berhenti belajar dan bukan tak mungkin sebuah sekolah kecil

Page 19: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

6

dengan segala keterbatasannya ternyata mampu melahirkan kreativitas-kreativitas

yang melampaui sekolah-sekolah favorit yang telah mapan baik dari segi fisik

maupun pengajarnya.

1.6 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (i) tokoh dan

penokohan, (ii) sosiologi sastra, (iii) citra pendidikan nilai.

1.6.1 Tokoh dan Penokohan

1.6.1.1 Tokoh

Dalam novel ini akan dianalisis unsur tokoh karena dengan menganalisis

unsur tokoh tersebut akan ditemukan bentuk dari citra pendidikan dalam novel

Laskar Pelangi.

Tokoh menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2002:165), adalah orang(-

orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dan tindakan.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai

pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Keadaan ini justru sering (dapat) berakibat kurang menguntungkan para tokoh cerita

itu sendiri dilihat dari segi kewajarannya dalam bersikap dan bertindak

(Nurgiyantoro, 2002:167).

Page 20: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

7

Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah

merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan

manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan

(Nurgiyantoro, 2002:167). Tokoh cerita dilihat dari segi peranan dan tingkat

pentingnya, dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama

adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.

Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku

kejadian maupun yang dikenai kejadian sekaligus berhubungan dengan tokoh lain.

Sedangkan tokoh tambahan pemunculannya dalam keseluruhan cerita lebih sedikit,

tidak terlalu penting, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh

utama, secara langsung atau pun tidak langsung (Nurgiyantoro, 2002:176).

1.6.1.2 Penokohan

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002:165). Istilah penokohan lebih

luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab ia mencakup masalah siapa

tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, dan bagaimana penempatan dan

pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang

jelas kapada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan

pengembangan tokoh dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002:166)

Page 21: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

8

Menurut Nurgiyantoro (2002:195-214), ada tiga teknik pelukisan tokoh, yaitu

teknik ekspositori, teknik dramatik, dan catatan tentang identifikasi tokoh, yang akan

dijabarkan berikut ini:

a. Teknik Ekspositori

Teknik ekspositori disebut juga teknik analitis, pelukisan cerita dilakukan

dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung.

Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca

secara tidak berbelit-belit, melainkan begitu saja dan langsung disertai

deskripsi kehadirannya, yang mungkin berupa sikap, sifat, watak, tingkah

laku, atau bahkan juga ciri fisiknya.

b. Teknik Dramatik

Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik mirip dengan yang

ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung. Ada 8 wujud

penggambaran teknik dramatik, yaitu:

(1) Teknik Cakapan

Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita biasanya juga

dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.

(2) Teknik Tingkah Laku

Teknik tingkah laku menyaran pada tindakan nonverbal, fisik. Apa yang

dilakukan orang dalam wujud tindakan dan tingkah laku, dalam banyak

dapat dipandang sebagai menunjukan reaksi, tanggapan, sifat, dan sikap

yang mencerminkan sifat-sifat kediriannya.

Page 22: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

9

(3) Teknik Pikiran dan Perasaan

Teknik pikiran dan perasaan dapat ditemukan dalam teknik cakapan dan

teknik tingkah laku. Artinya, penuturan itu sekaligus untuk

menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh. Teknik pikiran dan perasaan

dapat juga berupa sesuatu yang tidak pernah dilakukan secara konkret

dalam bentuk tindakan dan kata-kata, dan hal ini tidak dapat terjadi

sebaliknya.

(4) Teknik Arus Kesadaran

Teknik arus kesadaran berkaitan erat dengan teknik pikiran dan perasaan.

Arus kesadaran merupakan sebuah teknik narasi yang berusaha

menangkap pandangan dan aliran proses mental tokoh, di mana tanggapan

indera bercampur dengan kesadaran dan ketidaksadaran pikiran, perasaan,

ingatan, harapan, dan asosiasi-asosiasi acak.

(5) Teknik Reaksi Tokoh

Teknik reaksi tokoh dimaksudkan sebagai reaksi tokoh terhadap satu

kejadian, masalah, keadaan, kata, dan sikap-tingkah-laku orang lain, dan

sebagainya yang berupa rangsangan dari luar diri tokoh yang bersangkutan

(6) Teknik Reaksi Tokoh Lain

Reaksi tokoh lain dimaksudkan sebagai reaksi yang diberikan oleh tokoh

lain terhadap tokoh utama, atau tokoh yang dipelajari kediriaannya, yang

berupa pendangan, pendapat, sikap, komentar, dan lain-lain. Reaksi tokoh

Page 23: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

10

juga merupakan teknik penokohan untuk menginformasikan kedirian

tokoh kepada pembaca.

(7) Teknik Pelukisan Latar

Suasana latar sekitar tokoh sering dipakai untuk melukiskan kediriannya.

Pelukisan suasana latar dapat lebih mengintensifkan sifat kedirian tokoh

seperti yang telah diungkapkan dengan berbagai teknik yang lain.

(8) Teknik Pelukisan Fisik

Pelukisan keadaan fisik tokoh, dalam kaitannya dengan penokohan

memang penting. Keadaan fisik tokoh perlu dilukiskan, terutama jika ia

mempunyai bentuk fisik khas sehingga pembaca dapat menggambarkan

secara imajinatif.

Dalam penelitian ini, penulis hanya menganalisis masalah tokoh dan

penokohan saja, sedangkan tema, alur, dan latar sudah cukup dijelaskan dalam

penggambaran dan analisis penulis.

1.6.2 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari

akar kata sosio (Yunani) (socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman) dan

logi (logos berarti sabda, perkataan, perumpaman). Perkembangan berikutnya

mengalami perubahan makna, sosio/socius berarti masyarakat, logi/logos berarti

ilmu. Jadi sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan (evolusi)

masyarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari keselurahan jaringan hubungan

Page 24: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

11

antarmanusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Sastra berasal

dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan

instruksi. Akhiran tra berarti alat, sarana. Jadi, sastra berarti kumpulan alat mengajar,

buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik. Makna kata sastra lebih spesifik lagi

menjadi kumpulan hasil karya sastra yang baik. Jadi sosiologi sastra adalah

pemahaman terhadap totalitas karya sastra disertai dengan aspek-aspek

kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya (Ratna, 2003:1-2)

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan mengapa sastra memiliki

kaitan erat dengan masyarakat, dengan demikian harus diteliti dalam kaitannya

dengan masyarakat. Pertama, karya sastra ditulis oleh pengarang, diceritakan oleh

tukang cerita, disalin oleh penyalin, sedangkan subjek tersebut adalah anggota

masyarakat. Kedua, karya sastra hidup dalam masyarakat, menyerap aspek-aspek

kehidupan yang terjadi dalam masyarakat, yang pada gilirannya juga difungsikan oleh

masyarakat. Ketiga, medium karya sastra baik lisan maupun tulisan dipinjam melalui

kompetensi masyarakat, yang dengan sendirinya mengandung masalah-masalah

kemasyarakatan (Ratna, 2003:332-333).

Hubungan antara sastra dan masyarakat dalam ilmu sastra disebut sosiologi

sastra. Sosiologi sastra adalah suatu telaah sosiologis terhadap suatu karya sastra.

Sosiologi sastra merupakan satu telaah sastra yang objektif dan ilmiah tentang

manusia dalam masyarakat dan tentang sosial serta proses sosialnya (Semi, 1989:52).

Menurut Damono, sosiologi sastra merupakan sebuah pendekatan yang menganggap

Page 25: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

12

sastra sebagai lembaga sosial yang diciptakan oleh sastrawan yang juga bagian dari

anggota masyarakat (2002:2).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sosiologi dan sastra mempunyai saling

keterkaitan meskipun bidang yang dimilikinya sama. Manusia dan masyarakat adalah

salah satu dunia dari sosiologi dan sastra. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari

masyarakat beserta isinya, sedangkan sastra merupakan cerminan masyarakat.

Dengan demikian, sebuah karya sastra bisa dikaji secara sosiologi yaitu dikenal

dengan tinjauan sosiologi sastra. Dalam hal ini novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata dapat dikatakan sebagai bentuk karya sastra sosiologis, karena cerita yang

dipaparkan merupakan cerminan kehidupan masyarakat.

1.6.3 Citra Pendidikan Nilai

Menurut Kamus Besar Basaha Indonesia (2008:270), citra adalah rupa;

gambar; gambaran.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

latihan, proses perbuatan, cara mendidik (KBBI, 2008:326).

Pendidikan nilai adalah usaha untuk membantu peserta didik untuk menyadari

dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral dan keseluruhan hidup

mereka (Mardiatmadja, 1986:56).

Page 26: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

13

Citra pendidikan nilai adalah gambaran usaha untuk membantu peserta didik

untuk menyadari dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral dan

keseluruhan hidup mereka.

Pendidikan nilai harus berisi tentang: penghargaan pada nilai kemanusiaan,

penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan hidup

pada perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran, tanggung jawab,

keadilan, daya juang, kerohanian, dan kelestarian alam (Lie, 2005:92).

Dalam sebuah pendidikan tidak cukup dengan ilmu pengetahuan yang

diberikan saja, tetapi harus juga dibekali oleh ilmu-ilmu lain, seperti pendidikan

sosial dan kemasyarakatan, pendidikan nilai kemanusiaan, pendidikan budi pekerti,

dan pendidikan moral.

Pendidikan sosial mengutamakan kemampuan lidah, kemampuan lingua,

kamampuan bahasa dengan segala gejalanya, sedangkan pendidikan kemasyarakatan

bergerak dari diri sendiri ke luar dan dari luar ke diri sendiri. Tidak mutlak, tapi selalu

relatif dan situsional (Lie, 2005:60)

Budi pekerti sering diartikan sebagai moralitas yang mengandung pengertian

antara lain, adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Budi pekerti dapat dianggap

sebagai sikap dan perilaku yang membantu orang dapat hidup lebih baik (Suparno,

2005:111)

Pendidikan moral adalah keseluruhan proses dan usaha-usaha pengembangan

budi pekerti, atau dengan kata lain, pendidikan moral adalah seluruh proses dan

semua usaha orang-orang dewasa untuk membantu orang-orang muda, agar hati

Page 27: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

14

mereka semakin tulus dan tindakan-tindakan mereka semakin berkenan di hati Tuhan

dan sesama (Hadiwardoyo, 2005:92).

Dari citra pendidikan nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

menyeimbangi pendidikan yang bersifat teoritis harus dibekali juga dengan

pendidikan yang bersifat membentuk pribadi manusia yang lebih baik lagi. Dengan

begitu, keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan akhlak dapat tercipta, dan saling

menopang satu sama lain.

Penelitian ini difokuskan pada pendidikan nilai yang meliputi kejujuran, tekad

kuat, penemuan identitas, bertanggung jawab, bekerja keras, keikhlasan, menepati

janji, dapat dipercaya, beradaptasi, baik hati, kebijaksanaan, keramahan, kesabaran,

dan silaturahmi.

1.7 Metode Penelitian

1.7.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan yakni metode diskriptif untuk

menganalisis data. Metode diskriptif adalah metode yang melukiskan sesuatu yang

digunakan untuk memaparkan secra keseluruhan hasil analisis yang dilakukan (Keraf,

1981:93). Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah pertama membaca novel yang akan dianalisis, kedua mencari rumusan

masalah yang akan diteliti, ketiga mengumpulkan data-data dengan cara teknik catat

atau mencatat hal-hal yang mendukung rumusan masalah. Data tersebut akan

Page 28: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

15

dianalisis dan diinterpretasikan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut dideskripsikan

dalam bentuk laporan penelitian.

1.7.2 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

catat yakni mencatat data yang berasal dari buku-buku maupun artikel yang memuat

hal-hal yang berhubungan dengan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan

masalah ssiologi sastra. Peneliti mengmpulkan data yang diperoleh kemudian

mencatatnya pada buku atau kertas (Sudaryanto, 1993). Teknik ini digunakan penulis

untuk mencatat data-data yang menjadi bagian dari novel Laskar Pelangi dan

berhubungan dengan masalah penelitian di atas.

1.8 Sumber Data

Sumber data terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder.

1.8.1 Sumber data primer

Judul Buku : Laskar Pelangi

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : Bentang Pustaka, Yogyakarta

Tahun Terbit : 2005

Halaman : xviii + 534 halaman

Page 29: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

16

1.8.2 Sumber data sekunder

Sumber data seunder berupa hasil penelitian, artikel dari internet, dan pustaka-

pustaka lain yang berhubungan dengan obek penelitian ini.

1.9 Sistem Penyajian

Sistematika dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut. Penelitian ini

dibagi menjadi 4 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II berisi analisis

struktur yang meliputi tokoh dan penokohan. Bab III berisi analisis tentang citra

pendidikan di Indonesia. Bab IV penutup berisi kesimpulan dan saran.

Page 30: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

17

BAB II

ANALISIS TOKOH DAN PENOKOHAN NOVEL LASKAR PELANGI

KARYA ANDREA HIRATA

Pada bagian ini akan dianalisis tokoh dan penokohan saja. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui pengagambaran tiap tokohnya. Seluruhnya akan

diuraikan sebagai berikut.

2.1 Tokoh dan Penokohan

2.1.1 Tokoh

Menurut Sudjiman (1988:16), tokoh adalah individu rekaan yang

mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Tokoh

pada umumnya berwujus manusia, tetapi dapat pula berwujud binatang atau benda

yang diinsankan. Menurut Nurgiyantoro (2002:176), dilihat dari segi peranan atau

tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting

dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendomonasi sebagian besar

cerita, dan sebaliknya, ada tokoh(-tokoh) yang hanya dimunculkan sekali atau

beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang

relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh utama cerita (central

character, main character), sedang yang kedua adalah tokoh tambahan

(peripheral character).

Tokoh yang ada dalam novel Laskar Pelangi meliputi tokoh utama dan

tokoh tambahan. Menurut Nurgiantoro (2002:176-177), tokoh utama adalah tokoh

Page 31: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

18

yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang

dikenai kejadian, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang dalam

keseluruhan cerita lebih sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika

ada keterkaitanya dengan tokoh utama, secara langsung maupun tidak langsung.

Tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah Ikal,

Lintang, dan Mahar sedangkan tokoh tambahannya adalah Sahara, Syahdan,

Kucai, Trapani, Borek, A Kiong, Harun, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, dan A Ling.

2.1.2 Penokohan

Penokohan merupakan penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh

berdasarkan penggambaran ciri-ciri lahir, sifat, dan sikap batin dalam cerita

(Sudjiman, 1988:23). Dengan adanya penggambaran tersebut, dapat diketahui

pula watak tokoh-tokoh yang ada dalam novel yang akan dianalisis.

Dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata terdapat beberapa jenis

penamaan berdasarkan dari sudut pandang dan tinjauanya. Dalam penelitian ini

penulis akan memaparkan tokoh-tokoh yang ada dalam novel Laskar Pelangi dan

menganalisis tokoh-tokoh yang berkaitan citra pendidikan nilai.

2.2 Tokoh Utama

2.2.1 Ikal

Secara fisik, Ikal mempunyai tinggi badan yang tidak terlalu tinggi dan

tidak terlalu pendek. Ia juga mempunyai rambut yang ikal. Hal ini digambarkan

Page 32: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

19

menggunakan teknik dramatik (teknik reaksi tokoh lain dan pelukisan fisik), yang

dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(1) … Tingginya (A Ling) tak kurang dari 175 cm, jelas lebih tinggi dariku (Ikal).(hlm.269)

(2) Umumnya Bu mus mengelompokan tempat duduk kami

berdasarkan kemiripan. Aku dan Lintang sebangku karena kami sama-sama berambut ikal….(hlm.13)

Ikal berasal dari keluarga yang miskin dan bersaudara banyak. Ayahnya

adalah seorang buruh tambang dan saudara-saudara Ikal adalah kuli di pasar pagi

dan kuli kopra di pesisir pantai. Hal ini digambarkan menggunakan teknik

ekspositori dan teknik dramatik (teknik pikiran dan perasaan), yang dapat dilihat

dalam kutipan berikut ini:

(3) … Aku (Ikal) tahu beliau (ayah Ikal) sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkan pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan hal itu bukan perkara gampang bagi keluarga kami.(hlm.2-3)

(4) “Kasihan ayahku…”

maka aku tak sampai hati memandang wajahnya. “Barang kali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli…”(hlm.3)

Ikal sangat menyayangi dan menghormati ibunya. Ia akan berkata jujur

walaupun dengan kejujuran itu mempermalukan dirinya sendiri. Hal ini

digambarkan menggunakan teknik dramatik (teknik tingkah laku dan reaksi tokoh

lain), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

Page 33: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

20

(5) Ketika ibuku bertanya tentang tanda itu aku tak berkutik, karena pelajaran Budi Pekerti Kemuhammadiyahan setiap Jumat pagi tak membolehkan aku membohongi orang tua, apalagi ibu. Maka dengan amat sangat terpaksa kutelanjangi kebodohanku sendiri….(hlm.82)

(6) “Namanya A Ling…!” bisiknya ketika kami sedang khatam Al-

Qu’ran di masjid Al Hikmah. Jantungku (Ikal) berdetak kencang. “Seangkatan dengan kita di sekolah nasional!”…. “Jangan sampai tahu ibuku,” kataku cemas, “bisa-bisa aku kena rajam. (hlm.253)

Ikal adalah salah satu murid yang pandai di kelasnya. Ia selalu mendapat

rengking dua dan mempunyai rival berat dalam pelajaran, yaitu sahabatnya

sendiri, Lintang, yang selalu menduduki rengking pertama di kelasnya. Hal ini

digambarkan menggunakan teknik ekspositori, yang dapat dilihat dalam kutipan

berikut ini:

(7) Aku belajar keras sepanjang malam, tapi tak pernah sedetik pun, sedetik pun bisa melampaui Lintang. Nilaiku sedikit lebih baik dari rata-rata kelas namun jauh tertinggal dari nilainya. Aku berada di bawah bayang-bayangnya sekian lama, sudah terlalu lama malah. Rangking duaku abadi, tak berubah sejak caturwulan pertama kelas satu SD. Abadi seperti lukisan ibu menggendong anak di bulan. Rival terberatku, musuh bebuyutanku adalah temanku sebangku, yang aku sayangi. (hlm.122)

Ikal mempunyai bakat pada seni khususnya puisi. Ia menulis puisi sebagai

tugas pelajaran kesenian yang diserahkan kepada Bu Mus. Hal ini digambarkan

menggunakan teknik dramatik (teknik pikiran dan perasaan), yang dapat terlihat

dalam kutipan berikut ini:

(8) Pesona hakiki Pangkalan Punai membayangiku menit demi menit sampai terbawa-bawa mimpi. Mimpi ini kemudian kutulis menjadi sebuah puisi karena sebagai bagian program, kami harus menyerahkan tugas untuk pelajaran kesenian berupa karangan,

Page 34: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

21

lukisan, atau pekerjaan tangan dari bahan-bahan yang didapat dari bahan-bahan yang didapat di pinggir pantai. (hlm.181)

Ikal memiliki cita-cita sebagai pemain bulu tangkis dan menjadi penulis,

tapi ia malah menjadi tukang sortir di salah satu kantor pos yang ada di Jakarta.

Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik (teknik pikiran dan perasaan),

yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(9) … Dan aku senang sekali memiliki cita-cita atau arah masa depan yang sangat jelas, yaitu: menjadi pemain bulu tangkis yang berprestasi dan menjadi penulis berbobot….(hlm.342)

(10) Dan kembali aku termangu-mangu menatap tiga karung surat

tadi. Setelah terpuruk akibat dikhotbahi nyonya itu aku masih harus bekerja keras menyortir semuanya karena pukul delapan seluruh pengantar kilat khusus termin pertama akan berangkat dan karena aku adalah pegawai pos, tukang sortir, bagian kiriman peka waktu, shift pagi, yang bekerja mulai subuh.(hlm.438)

Dari kutipan (1)-(10) di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh Ikal

mempunyai tinggi badan yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek dan ia

juga mempunyai rambut yang ikal (1-2). Ikal berasal dari keluarga berekonomi

rendah. Ayahnya adalah seorang buruh tambang yang bergaji kecil, sedangkan

saudara-saudara Ikal bekerja menjadi kuli (3-4). Ikal sangat menghormati dan

menyayangi ibunya. Pelajaran kemuhammadiyahan tidak memperbolehkannya

bohong, apalagi kepada ibu (5-6). Ikal mempunyai bakat seni, khususnya pada

puisi. Ia menyerahkan karya puisinya sebagai tugas kesenian (8). Ikal termasuk

anak yang pintar. Ia selalu menduduki peringkat kedua di kelasnya (7). Cita-

citanya adalah ingin menjadi pemain bulu tangkis dan penulis yang berbobot (9),

tapi ia malah menjadi tukang sortir di salah satu kantor pos yang ada di Jakarta

(10).

Page 35: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

22

2.2.2 Lintang

Secara fisik, Lintang berwajah manis dan berambut merah keriting.

Tubuhnya tak terawat dan kotor. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran

teknik dramatik (pelukisan fisik dan reaksi tokoh lain), yang terdapat dalam

kutipan berikut ini:

(11) Aku mengenal para orang tua dan anak-anaknya yang duduk di depanku. Kecuali seorang anak lelaki yang kotor berambut keriting merah yang meronta-ronta dari pegangan ayahnya….(hlm.3)

(12) “Ayo yang lain, jangan hanya anak Tanjong keriting (Lintang) ini

saja yang menjawab,” perintah Bu Mus.(hlm.122)

(13) Meskipun rumahnya paling jauh tapi kalau datang ia (Lintang) paling pagi. Wajahnya manis senantiasa bersinar walaupun baju, celana, dan sandal cunghai-nya buruknya minta ampun. Namun sungguh kuasa Allah, di dalam tempurung kepalanya yang ditumbuhi rambut gimbal awut-awutan itu tersimpan cairan otak yang encer sekali… Dibalik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin, serta berbau hangus, dia memiliki an absolutely….(hlm.108-109)

Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, yaitu sebuah wilayah paling

timur di Sumatra. Ia adalah anak pertama dari enam bersaudara. Ia anak laki-laki

satu-satunya. Ia tinggal bersama empat belas anggota keluarga yang hidup dalam

satu rumah. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik dramatik

(pelukisan latar) dan teknik ekspositori, yang terdapat dalam kutipan berikut ini:

(14) Keluarga Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nun jauh di pinggir laut. Menuju ke sana harus melewati empat kawasan pohon nipah, tempat berawa-rawa yang dianggap seram di kampung kami. Selain itu di sana juga tak jarang buaya sebesar pangkal pohon sagu melintasi jalan. Kampung pesisir itu

Page 36: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

23

secara geografis dapat dikatakan sebagai wilayah paling timur di Sumatra….(hlm.11)

(15) Selain empat orang itu ikut pula dalam keluarga ini dua adik

laki-laki ayah Lintang, yaitu seorang pria muda yang kerjanya hanya melamun saja sepanjang hari karena terganggu jiwanya dan seorang bujang lapuk yang tak dapat bekerja keras karena menderita burut akibat persoalan kandung kemih. Maka ditambah lima adik perempuan Lintang, Lintang sendiri, dan kedua orangtuanya, seluruhnya berjumlah empat belas orang. Mereka hidup bersama, berdesak-desakan di dalam rumah sempit memanjang itu.(hlm.99-100)

Ayah Lintang adalah seorang nelayan semacam petani penggarap karena

tidak memiliki perahu. Sedangkan ibunya adalah seorang keturunan bangsawan

kerajaan lama Belitong. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik

dramatik (reaksi tokoh dan pelukisan latar), yang terdapat dalam kutipan berikut

ini:

(16) Tidak seperti kebanyakan nelayan, nada bicaranya pelan. Lalu beliau bercerita pada Bu Mus bahwa kemarin sore kawanan burung pelintang pulau mengunjungi pesisir. Burung-burung itu hinggap sebentar di pucuk pohon ketapang demi menebar pertanda bahwa laut akan diaduk badai. Cuaca cenderung semakin memburuk akhir-akhir ini maka hasil melaut tak pernah memadai. Apalagi ia (ayah Lintang) hanya semacam petani penggarap, bukan karena ia tak punya laut, tapi karena ia tak punya perahu.(hlm.10-11)

(17) Ibunya Lintang, seperti halnya Bu Mus dan Sahara, adalah

seorang N.A. Itu adalah singkatan dari Nyi Ayu, yakni sebuah gelar bangsawan kerajaan lama belitong khusus bagi wanita dari ayah seorang K.A atau Ki Agus. Adat istiadat menyarankan gelar itu diputus pada seorang wanita sehingga Lintang dan adik-adik perempuannya tak menyandang K.A. dan N.A. di depan nama-nama mereka….(hlm.97)

Lintang adalah seorang anak yang ramah dan senang membantu teman

yang kesulitan dalam memahami pelajaran. Kepintarannya tidak membuatnya

Page 37: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

24

sombong dan mau berbagi ilmu dengan teman-temannya. Hal ini dapat dilihat

melalui penggambaran teknik dramatik (tingkah laku dan reaksi tokoh lain), yang

terdapat dalam kutipan berikut ini:

(18) Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas ia menyalamiku dengan kuat seperti pegangan tangan calon mertua yang menerima pinangan….(hlm.12)

(19) Jika kami kesulitan, ia mengajari kami dengan sabar dan selalu

membesarkan hati kami. Keunggulannya tidak menimbulkan perasaan terancam bagi sekitarnya, kecemerlangannya tidak menerbitkan iri dengki, dan kehebatannya tidak sedikit pun mengisyaratkan sifat-sifat angkuh. Kami bangga dan jatuh hati padanya sebagai seorang sahabat dan seoarng murid yang cerdas luar biasa. Lintang yang miskin adalah mutiara, galena, kuarsa, dan topas bagi kelas kami.(hlm.109)

Lintang adalah seorang anak yang pemberani, pantang menyerah, dan

rajin. Tak pernah sehari pun ia membolos sekolah, walaupun hanya untuk

menyanyikan lagu Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Hal ini dapat dilihat

melalui penggambaran teknik ekspositori, yang terdapat dalam kutipan berikut ini:

(20) “Tapi sudah dari setengah perjalanan sudah, aku (Lintang) tak

‘kan kembali pulang gara-gara buaya bodoh ini, tak ada kata bolos dalam kamusku, dan hari ini ada tarikh Islam, mata pelajaran yang menarik. Ingin kudebatkan kisah ayat-ayat suci yang memastikan kemenangan Byzantium tujuh tahun sebelum kejadian. Sudah siang, aku maju sedikit, aku pasti terlambat tiba di sekolah.” (hlm.88)

(21) Lintang memang tak memiliki pengalaman emosional dengan

Bondega seperti yang aku alami, tapi bukan sekali itu ia dihadang buaya dalam perjalanan ke sekolah. Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun dia bolos….(hlm.93)

(22) … Suatu hari rantai sepedanya putus dan tak bisa disambung lagi

karena sudah terlalu pendek sebab terlalu sering putus, tapi ia (Lintang) tak menyerah. Dituntunnya sepeda itu puluhan

Page 38: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

25

kilometer, dan sampai di sekolah kami sudah siap-siap akan pulang. Saat itu adalah pelajaran seni suara dan dia begitu bahagia karena masih sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri di depan kelas. Kami termenung mendengarkan ia bernyanyi dengan sepenuh jiwa, tak tampak kelelahan di matanya yang berbinar jenaka. Setelah itu ia pulang dengan menuntun sepedanya lagi sejauh empat puluh kilometer.(hlm.94)

Lintang adalah anak yang pintar dan genius. Ia selalu mendapatkan nilai-

nilai yang jauh di atas rata-rata. Kegeniusan ini mengantar Lintang pada lomba

kecerdasan antarsekolah. Lintang mampu mengaharumkan nama sekolah

Muhammadiyah yang menjuarai perlombaan itu. Hal ini dapat dilihat melalui

penggambaran teknik dramatik (reaksi tokoh lain), yang terdapat dalam kutipan

berikut ini:

(23) “Lintang mampu menjawab sebuah pertanyaan matematika

melalui paling tidak tiga cara, padahal aku hanya mengajarkan satu cara. Dan dia menunjukan padaku bagaimana menemukan jawaban tersebut melalui tiga cara lainnya yang tak pernah sedikit pun aku ajarkan! Logikanya luar biasa, daya pikirnya meluap-luap. Aku sudah tak bisa lagi mengatasi anak pesisir ini Ibunda Guru.”(hlm.123)

(24) Untuk biologi, matematika dan semua variannya: ilmu ukur,

aritmetika, aljabar, dan ilmu pengetahuan alam bahkan Bu Mus berani bertanggung jawab untuk memberi nilai sempurna: sepuluh. Kehebatan Lintang tak terbendung, kepiawaiannya mulai kondang seantreo kampung. Dan yang lebih mendebarkan, karena reputasi itu, kami dipertimbangkan untuk diundang mengikuti lomba kecerdasan antarsekolah yang dapat menaikan gengsi sekolah setinggi rasi bintang Auriga. Sudah lama kami tak diundang dalam acara bergengsi ini karena prestasi sekolah selalu di bawah rata-rata.(hlm.124)

(25) Seperti Mahar, Lintang berhasil mengharumkan nama perguruan

Muhammadiyah. Kami adalah sekolah kampung pertama yang menjuarai perlombaan ini, dan dengan sebuah kemenangan mutlak. Air yang menggenang seperti kaca di mata Bu Mus dan laki-laki cemara angin itu kini menjadi butir-butiran yang

Page 39: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

26

berlinang, air mata kemenangan yang mengobati harapan, pengorbanan, dan jerih payah.(hlm.383)

Lintang mempunyai cita-cita menjadi seorang matematikawan. Harapan

itu harus ia pendam karena ia tak bisa melanjutkan sekolah dan harus

menganggung nafkah keluarganya setelah ditinggal mati ayahnya. Hal ini dapat

dilihat melalui penggambaran teknik dramatik (teknik pikiran dan perasaan).

(26) … Lintang sendiri bercita-cita menjadi seorang matematikawan.

Jika ini tercapai ia akan menjadi orang Melayu pertama yang menjadi matematikawan, indah sekali.(hlm.344)

(27) Seorang anak laki-laki tertua keluarga pesisir miskin yang

ditinggal mati ayahnya, harus menanggung nafkah ibu, banyak adik, kakek-nenek, dan paman-paman yang tak berdaya, Lintang tak punya peluang sedikit pun untuk melanjutkan sekolah. Ia harus mengambil alih menganggung nafkah paling tidak empat belas orang, karena ayahnya, pria kurus yang berwajah lembut itu, telah mati, karena pria cemara angin itu kini telah tumbang. Jasadnya dimakamkan bersama harapan besarnya terhadap anak lelaki satu-satunya dan justru kematiannya ikut membunuh cita-cita agung anaknya itu. Maka mereka berdua, orang-orang hebat dari pesisir ini, hari ini terkubur dalam ironi.(hlm.430)

Lintang memenuhi harapan ayahnya untuk tidak menjadi nelayan. Ia

bekerja sebagai sopir truk. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik

dramatik (reaksi tokoh lain, dan pelukisan fisik), yang terdapat dalam kutipan

berikut ini:

(28) “Jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak menjadi nelayan….”(hlm.472)

(29) Pria kemarin yang menyapaku, yang menyetir tronton itu, salah

satu dari puluhan sopir truk yang tinggal di bedeng ini, duduk di atas dipan, dekat tungku, berhadap-hadapan denganku. Ia kotor, miskin, hidup membujang, dan kurang gizi, ia adalah Lintang (hlm.468)

Page 40: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

27

Dari kutipan (11) sampai (29) di atas, dapat disimpulkan bahwa Lintang

adalah tokoh yang berwajah manis dan berambut keriting (11-12). Penampilannya

sangat sederhana. Tubuhnya tak terawat, kotor, dan berbau hangus (13). Lintang

berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nun jauh di pesisir pantai, yaitu sebuah

wilayah paling timur di Sumatra (14). Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.

Lintang mempunyai lima adik perempuan dan ia tinggal bersama empat belas

anggota keluarga lainnya (15). Ayah Lintang adalah seorang nelayan yang bekerja

sebagai petani penggarap karena ia tidak memiliki perahu (16). Sedangkan ibunya

adalah seorang keturunan bangsawan kerajaan lama Belitong (17). Lintang adalah

sosok yang ramah (18) dan suka menolong teman yang mengalami kesulitan

dalam memahami pelajaran. Ia tidak segan untuk berbagi ilmu kepada temannya

(19). Lintang adalah seorang anak yang pemberani, pantang menyerah, dan rajin.

Tak pernah sehari pun ia membolos sekolah, walaupun hanya untuk menyanyikan

lagu Padamu Negeri di akhir jam sekolah (20-22). Lintang adalah anak yang

pintar dan genius (23). Ia selalu mendapatkan nilai-nilai yang jauh di atas rata-rata

(24). Kegeniusan ini mengantar Lintang pada lomba kecerdasan antarsekolah.

Lintang mampu mengaharumkan nama sekolah Muhammadiyah yang menjuarai

perlombaan itu (25). Lintang mempunyai cita-cita menjadi seorang

matematikawan (26). Harapan itu harus ia pendam karena ia tak bisa melanjutkan

sekolah dan harus menganggung nafkah keluarganya setelah ditinggal mati

ayahnya (27). Lintang memenuhi harapan ayahnya untuk tidak menjadi nelayan.

Ia bekerja sebagai sopir truk (28)

Page 41: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

28

2.2.3 Mahar

Mahar adalah anak yang pekerja keras. Ia memiliki tangan yang

berminyak dan kuku-kuku yang cacat. Ia juga berpenampilan etnik dengan

aksesori-aksesorinya Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik

(pelukisan fisik), dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(30) … Tampak jelas jari-jari kurusnya yang berminyak seperti lilin dan ujung-ujung kukunya bertaburan bekas-bekas luka kecil sehingga seluruh kukunya hampir cacat. Sejak kelas dua SD Mahar bekerja sampingan sebagai pesuruh tukang parut kelapa di sebuah toko sayur milik seorang Tionghoa miskin. Tangannya berminyak karena berjam-jam memeras ampas kelapa sehingga tampak licin, sedangkan jemari dan kukunya cacat karena disayat gigi-gigi mesin parut yang tajam dan berputar kencang….(hlm.134-135)

(31) … Mahar dengan aksesori-aksesori etniknya ibarat orang yang

dititipi Engelbert Humperdink suara emas yang diwarisi Salvador Dali sikap-sikap nyentrik….(hlm.141)

Mahar adalah seniman yang imajinatif dan penuh dengan ide-ide gila yang

kreativ. Ia menciptakan hal-hal yang tidak biasanya. Hal ini digambarkan

menggunakan teknik dramatik (tingkah laku).

(31) Mahluk ini bukan acanthopholis, sauropodomorphas, kera anthropoid, dinasaurus atau saurus-saurus semacamnya, dan bukan pula mahluk-mahluk prasejarah seperti yang telah kita kenal. Sebaliknya, Mahar membuat sebuah cetakan fosil kelelawar raksasa semacam Palaeochiropterxy tupaiodon tapi dengan bentuk yang dimodifikasi sehingga tampak ganjil dan mengerikan. Anatomi mahluk itu tentu tidak pernah teridentifikasi oleh para ahli karena ia hanya ada di kepala Mahar, di dalam imajinasi seorang seniman.(hlm.145)

(32) … Ia tak pernah kehabisan ide. Kreativitasnya tak terduga, unik,

tak biasa, memberontak, segar, dan menerobos. Misalnya, ia melatih kera peliharaannya sedemikian rupa sehingga mampu

Page 42: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

29

berperilaku layaknya seorang instruktur. Maka dalam sebuah penampilan, keranya itu memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang dalam pertunjukan biasa hal itu seharusnya dilakukan sang kera….(hlm.145-146)

Ia menciptakan gerakan tarian yang dipakai untuk lomba karnaval 17

Agustus-an. Dengan tarian itu, sekolah Muhammadiyah berhasil mendapat trofi

Penampil Seni Terbaik. Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik

(pikiran dan perasaan, dan reaksi tokoh lain), dapat dilihat dalam kutipan berikut

ini:

(33) Setelah itu, setiap sore, di bawah pohon filicium, kami bekerja

keras berhari-hari melatih tarian aneh dari negeri yang jauh. Sesuai dengan arahan Mahar tarian ini harus dilakukan dengan gerakan cepat penuh tenaga. Kaki dihentak-hentakkan ke bumi, tangan dibuang ke langit, berputar-putar bersama membentuk formasi lingkaran, kemudian menunduk seperti sapi akan menanduk, lalu melompat berbalik, lari semburat tanpa arah dan mundur kembali ke formasi semula dengan gerakan seperti banteng mundur. Kaki harus mengais tanah dengan garang. Demikian berulang-ulang. Tak ada gerakan santai atau lembut, semua cepat, ganas, rancak, dan patah-patah. Mahar menciptakan koreografi yang keras tapi penuh nilai seni. Asyik ditarikan dan merupakan olah raga yang menyehatkan.(hlm.227)

(34) Sebaliknya kami, delapan ekor ternak dalam koreografi hebat itu,

tetap tak tahu semua kejadian yang menggemparkan itu, dan kami juga masih tak tahu ketika Mahar diarak warga Muhammadiyah setelah sekolah menerima trofi bergengsi Penampil Seni Terbaik tahun ini. Trofi yang setelah dua puluh tahun kami idamkan dan selama itu pula bercokol di sekolah PN. Baru pertama kali ini trofi itu dibawa pulang oleh sekolah kampung. Trofi yang tak ‘kan membuat sekolah kami dihina lagi.(hlm.247)

Kesenangan Mahar akan dunia supranatural membuat nilai-nilai ujiannya

merosot tajam. Ia terancam tidak dapat mengikuti Ebtanas. Ia yakin bahwa dunia

Page 43: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

30

gelap dapat membantunya lulus ujian. Hal ini digambarkan menggunakan teknik

dramatik (reaksi tokoh lain dan reaksi tokoh) dan dapat dilihat dalam kutipan

berikut ini:

(35) Artinya Ananda tidak punya sebuah rencana yang positif, tak pernah lagi mau membaca buku dan mengerjakan PR karena menghabiskan waktu untuk kegiatan perdukunan yang membelakangi ayat-ayat Allah.” Bu Mus mulai terdengar seperti warta berita RRI pukul 7. Lintasan berita: “Nilai-nilai ulanganmu merosot tajam. Kita akan segera menghadapi Ebtanas. Nilaimu bahkan tak memenuhi syarat untuk melalui caturwulan tiga ini. Jika nanti ujian antara-mu masih seperti ini, Ibunda tidak akan mengizinkanmu ikut kelas caturwulan terakhir. Itu artinya kamu tidak boleh ikut Ebtanas.”(hlm.350)

(36) “Aku mencari hikmah dari dunia gelap Ibunda dan penasaran

karena keingintahuan. Tuhan akan memberikan pendamping dengan cara yang misterius….”(hlm.351)

(37) Semua orang merubung ingin tahu. Beberapa peminat, termasuk

aku, sampai naik ke atas dahan-dahan rendah fillicium agar dapat membaca pesan Tuk. Tangan Mahar gemetar memegang gulungan kertas keramat itu dan wajah Flo memerah girang, ia melonjak-lonjak tak sabar menunggu kejutan yang menyenangkan. Semua orang merasa tegang dan sangat ingin tahu. Mahar perlahan-lahan membuka gulungan kertas itu dan di sana, di kertas itu tertulis dengan jelas: INILAH PESAN TUK BAYAN TULA UNTUK

KALIAN BERDUA, KALAU INGIN LULUS UJIAN:

BUKA BUKU, BELAJAR!!(hlm.424)

Mahar bercita-cita menjadi sutradara dan seorang penasihat spiritual. Tapi

ia malah menjadi seorang penulis novel. Hal ini digambarkan menggunakan

teknik dramatik (arus kesadaran dan reaksi tokoh lain), dapat dilihat dalam

kutipan berikut ini:

(38) Sedangkan Mahar sendiri mengaku bahwa ia mampu menerawang masa depannya. Dan dalam terawangannya itu ia dengan yakin mengatakan bahwa setelah dewasa ia akan menjadi

Page 44: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

31

seorang sutradara sekaligus seorang penasihat spiritual dan hypnotherapist ternama.(hlm.343)

(39) Aku terutama bangga pada sahabat lamaku Mahar Ahlan bin

Jumadi Ahlan bin Zubir bin Awam, cicit langsung tokoh besar pendidikan Belitong, Zubair. Ia meluncurkan bukunya hari ini. Sebuah novel tentang persahabatan yang indah….(hlm.489-490)

Dari kutipan (30) sampai (39) di atas, dapat disimpulkan bahwa Mahar

adalah anak yang pekerja keras. Ia bekerja sebagai tukang parut kelapa. Ia

memiliki tangan yang berminyak dan kuku-kuku yang cacat karena disayat gigi-

gigi mesin parut (30). Ia juga berpenampilan etnik dengan aksesori-aksesorinya

(31). Mahar adalah seniman yang imajinatif. Ia menciptakan sebuah karya dengan

imajinasinya (32). Ia penuh dengan ide-ide gila yang kreatif (33). Ia menciptakan

gerakan tarian yang dipakai untuk lomba karnaval 17 Agustus-an. Dengan tarian

itu, sekolah Muhammadiyah berhasil mendapat trofi Penampil Seni Terbaik (34).

Mahar juga gemar pada hal-hal yang berbau supranatural (35). Kegemaran itu

membawa dampak buruk untuknya. Nilai-nilai ujiannya merosot tajam, dan ia

terancam tidak dapat mengikuti Ebtanas (36). Keyakinannya terhadap dunia gelap

membuatnya berpikir untuk meminta bantuan seorang dukun agar mendapat nilai

yang bagus (37).

2.3 Tokoh Tambahan

2.3.1 Sahara

Sahara adalah wanita yang cantik. Ia memakai jilbab dan mempunyai

tubuh yang ramping. Ayahnya bekerja di PN sebagai seorang Taikong. Hal ini

dapat dilihat melalui penggambaran teknik dramatik (pelukisan fisik), yang

terdapat dalam kutipan berikut ini:

Page 45: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

32

(40) Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami. Dia secantik grey cheeked green, atau burung punai lenguak. Ia ramping, berjilbab, dan sedikit lebih beruntung. Bapaknya seorang Taikong, yaitu atasan para Kepala Parit, orang-orang lapangan di PN….(hlm.75)

Sahara adalah gadis yang temprament. Ia juga pintar. Sahara pantang

berbohong. Cita-citanya ingin menjadi seorang pejuang hak-hak asasi wanita. Hal

ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik dramatik (reaksi tokoh, tingkah

laku, dan pikiran dan perasaan), dalam kutipan berikut ini:

(41) … Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak pernah segan mencakar. Jika marah ia akan mengaum dan kedua alisnya bertemu. Sahara sangat temprament, tapi ia pintar. Peringkatnya bersaing dengan Trapani… .(hlm.75)

(42) … Sifat lain Sahara yang paling menonjol adalah kejujurannya

yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan ke dalam lautan api yang berkobar-kobar, tak satu pun dusta akan keluar dari mulutnya.(hlm.75)

(43) … Sahara misalnya, ia ingin menjadi pejuang hak-hak asasi

wanita. Dia mendapat inspirasi cita-citanya itu dari penindasan luar biasa terhadap wanita yang dilihatnya di film-film India….(hlm.342-343)

Dari kutipan (40) sampai (43) di atas, dapat disimpulkan bahwa Sahara

adalah wanita yang cantik. Ia memakai jilbab dan mempunyai tubuh yang

ramping. Ayahnya bekerja di PN sebagai seorang Taikong (40). Sahara adalah

gadis yang tempramen. Jika marah alisnya akan bertemu dan tak segan mencakar.

Ia juga pintar dan peringkatnya bersaing dengan Trapani (41). Sahara menjunjung

tinggi kejujuran. Ia pantang berbohong (42). Cita-citanya ingin menjadi seorang

pejuang hak-hak asasi wanita (43).

Page 46: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

33

2.3.2 Syahdan

Syahdan adalah seorang anak yang bertubuh kecil. Ia berasal dari keluaga

miskin. Ayahnya adalah seorang nelayan yang bekerja di bagan dan gudang

kopra. Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik dramatik (pelukisan

fisik dan reaksi tokoh lain), yang terdapat dalam kutipan berikut ini:

(44) Tubuh Syahdan yang kecil terlonjak-lonjak di atas batang sepeda Pak Harfan saat ia bersusah payah mengayuh pedal….(hlm.197)

(45) Seperti Lintang, Syahdan yang miskin juga anak seorang

nelayan… Penghasilan ayahku (Ikal) lebih rendah dibandingkan penghasilan ayah Syahdan yang bekerja di bagan dan gudang kopra, penghasilan Syahdan sendiri sebagai tukang dempul perahu, serta ibunya yang menggerus pohon karet jika digabungkan sekaligus….(hlm.67-68)

Syahdan bercita-cita ingin menjadi seorang aktor ternama. Namun, ia

malah menjadi Manager di sebuah perusahaan terkemuka. Hal ini dapat dilihat

melalui penggambaran teknik dramatik (reaksi tokoh) dan teknik ekspositori, yang

terdapat dalam kutipan berikut ini:

(46) Tak ada angin tak ada hujan, tanpa ragu dan malu-malu, Syahdan ingin menjadi aktor… Ia ingin menjadi aktor, tak bisa diganggu gugat.(hlm.343)

(47) … Ia kembali ke Indonesia dan dua tahun kemudian, Syahdan,

pria liliput putra orang Melayu, nelayan, jebolan sekolah gudang kopra Muhammadiyah telah menduduki posisi sebagai Information Technology Manager di sebuah perusahaan multinasional terkemuka yang berkantor pusat di Tangerang….(hlm.478-479)

Dari kutipan (44) sampai (47) di atas, dapat disimpulkan bahwa Syahdan adalah

seorang anak yang bertubuh kecil (44). Ia berasal dari keluaga nelayan yang

Page 47: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

34

miskin. Ayahnya adalah seorang nelayan yang bekerja di bagan dan gudang kopra

(45). Cita-cita Syahdan adalah ingin menjadi aktor ternama (46), tapi kemudian ia

bekerja di sebuah perusahaan terkemuka sebagai Manager (47).

2.3.3 Kucai

Kucai adalah seorang anak yang menderita rabun jauh. Ayahnya adalah

seorang pensiunan tukang bagi beras di PN Timah dan ketua Badan Amil masjid.

Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan fisik dan pelukisan

latar), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(48) Kucai sedikit kurang beruntung. Kekurangan gizi yang parah ketika kecil mungkin menyebabkan ia menderita miopia alias rabun jauh. Selain itu pandangan matanya tidak fokus, melenceng sekitar 20 derajat. Maka ia tak memandang lurus ke depan artinya yang ia lihat adalah benda di samping benda yang persis di depannya dan demikian sebaliknya, sehingga saat berbicara dengan seseorang ia tidak memandang lawan bicaranya tapi ia menoleh ke samping. Namun, Kucai adalah orang yang paling optimis yang pernah aku jumpai. Kekurangannya secara fisik tak sedikit pun membuatnya minder….(hlm.69)

(49) … Kenyataannya memang begitu. Seperti kebanyakan politisi jika ia bicara tatapan matanya dan gayanya sangat meyakonkan walaupun dungunya minta ampun. Kualitas kepolitisiannya itu mungkin menurun dari bapaknya. Beliau adalah seorang pensiunan tukang bagi beras di PN Timah dan telah bertahun-tahun menjabat sebagai ketua Badan Amil masjid kampung.(hlm.70)

Kucai bercita-cita ingin menjadi anggota dewan. Maka ia pun terpilih

menjadi ketua salah satu fraksi di Belitong. Hal ini digambarkan menggunakan

teknik dramatik (arus kesadaran dan reaksi tokoh), yang dapat dilihat dalam

kutipan berikut ini:

Page 48: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

35

(50) … Kucai menyadari bahwa dirinya memiliki sedikit banyak kualitas sebagai seorang politisi yaitu bermulut besar, berotak tumpul, pendebat yang kompulsif, populis, sedikit licik, dan tak tahu malu, maka cita-citanya sangat jelas: ia ingin jadi seorang wakil rakyat, anggota dewan.(hlm.342-343)

(51) Kucai selalu berpakaian safari karena cita-citanya untuk menjadi

anggota dewan rupanya telah tercapai. Ia telah menjadi politisi walaupun hanya kelas kampung. Ia menjadi seorang ketua salah satu fraksi di DPRD Belitong….(hlm.490)

Dari kutipan (48) sampai (51) di atas, dapat disimpulkan bahwa Kucai

adalah seorang anak yang menderita rabun jauh karena kekurangan gizi pada

waktu kecil (48). Ia memiliki jiwa oportunis yang bermulut besar. Ayahnya

adalah seorang pensiunan tukang bagi beras di PN Timah dan ketua Badan Amil

masjid (49). Kucai adalah seorang yang bermulut besar, berotak tumpul, populis,

dan tak tahu malu. Ia ingin menjadi anggota dewan (50). Ia pun menjadi anggota

dewan yaitu sebagai ketua salah satu fraksi di Belitong (51).

2.3.4 Trapani

Trapani adalah anak yang tampan. Tubuhnya tinggi dan berkulit putih.

Warna pakaiannya selalu serasi. Ayahnya adalah seorang operator di PN. Hal ini

digambarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan fisik), yang dapat dilihat

dalam kutipan berikut ini:

(52) Duduk di pojok sana adalah Trapani. Namanya diambil dari nama

kota pantai di Sisilia. Nyatanya ia memang seelok kota pantai itu. Ia mempesona seumpama bondol peking. Si rapi jali ini adalah maskot kelas kami. Seorang perfeksionis berwajah seindah rembulan. Ia tipe pria yang langsung disukai wanita melalui sekali pandang. Jambul, baju, celana, ikat pinggang, kaos kaki, dan sepatunya selalu bersih, serasi warnanya, dan licin. Ia tak

Page 49: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

36

bicara jika tak perlu dan jika angkat bicara ia akan menggunakan kata-kata yang dipilih dengan baik. Baunya pun harum.(hlm.74)

(53) Di antara pendukung kami ada Trapani dan ibunya, kedua anak

beranak ini saling bergandengan tangan. Aku melihat pelajar-pelajar wanita berbisik-bisik, tertawa cekikikan, dan terus-menerus meliriknya karena semakin remaja Trapani semakin tampan. Ia ramping, berkulit putih bersih, tinggi, berambut hitam lebat, di wajahnya mulai tumbuh kumis-kumis tipis, dan matanya seperti buah kenari muda: teduh, dingin, dan dalam.(hlm.366)

(54) … Ayahnya adalah seorang operator vessel board di kantor

telepon PN sekaligus tukang sirine….(hlm.74-75) Trapani adalah anak yang pendiam, tapi pintar. Cita-citanya ingin menjadi

guru di pedalaman. Hal ini digambarkan menggunakan teknik ekspositori (55) dan

teknik dramatik (reaksi tokoh) (56), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(55) Trapani agak pendiam, otaknya lumayan, dan selalu menduduki peringkat ketiga….(hlm.75)

(56) … Cita-citanya ingin jadi guru yang mengajar di daerah terpencil

untuk memajukan pendidikan orang Melayu pedalaman, sungguh mulia….(hlm.74)

Dari kutipan (52) sampai (56) di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh

Trapani digambarkan sebagai anak yang tampan. Warna pakaiannya selalu serasi

dan berbau harum (52). Tubuhnya tinggi dan berkulit putih. Rambutnya hitam

lebat. Ia juga memiliki kumis tipis (53). Ayahnya adalah seorang operator di PN

(54). Trapani adalah anak yang pendiam, tapi pintar. Ia selalu mendapat rengking

ketiga di kelasnya (55). Cita-citanya ingin menjadi guru di pedalaman Belitung

(56).

2.3.5 Borek/ Samson

Page 50: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

37

Borek/ Samson adalah tokoh yang digambarkan terobsesi memiliki otot

besar. Ia bercita-cita ingin menjadi tukang sobek karcis dan sekuriti di Bioskop.

Hal ini dapat dilihat melalui penggambaran teknik dramatik (tingkah laku dan

reaksi tokoh), yang terdapat dalam kutipan berikut ini:

(57) Sejak itu Borek tidak tertarik lagi dengan hal lain dalam hidup ini selain sesuatu yang berhubungan dengan upaya membesarkan ototnya. Karena latihan keras, ia berhasil, dan mendapat julukan Samson….(hlm.78-79)

(58) Cita-cita yang paling sederhana adalah milik Samson. Ia memang

sangat pesimis dan hanya ingin menjadi tukang sobek karcis sekaligus sekuriti di Bioskop Kicong karena ia bisa dengan gratis menonton film. Ia memang hobi menonton film. Selain itu profesi tersebut dapat memelihara citra machonya.(hlm.343-344)

Dari kutipan (57) sampai (58) di atas, dapat disimpulkan bahwa Borek/

Samson adalah tokoh yang terobsesi memiliki otot yang besar. Karena latihan

keras, ia pun berhasil membesarkan ototnya (57). Ia bercita-cita ingin menjadi

tukang sobek karcis dan sekuriti Bioskop, supaya ia dapat menonton film dengan

garatis (58).

2.3.6 A Kiong

A Kiong adalah tokoh yang mempunyai bentuk wajah kotak dan lebar. A

Kiong memiliki mata sipit dan hampir tak mempunyai alis. Hal ini dapat dilihat

melalui penggambaran teknik dramatik (pelukisan fisik), yang terdapat dalam

kutipan berikut ini:

(59) Tapi jika melihat A Kiong, siapa pun akan maklum kenapa nasibnya berakhir di SD kampung ini. Ia memang memiliki penampilan akan ditolak di mana-mana. Wajahnya seperti baru keluar dari bengkel ketok magic, alias menyerupai Frankenstein.

Page 51: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

38

Mukanya lebar dan berbentuk kotak, rambutnya serupa landak, matanya tertarik ke atas seperti sebilah pedang dan ia hampir tak punya alis. Seluruh giginya tonggos dan hanya tinggal setengah akibat digerogoti phyrite dan markacite dari air minum. Guru mana pun yang melihat wajahnya akan tertekan jiwanya, membayangkan betapa susahnya menjejalkan ilmu ke dalam kepala aluminiumnya itu. (hlm.68)

A Kiong adalah termasuk anak yang cepat menangkap pelajaran. Ia

bercita-cita ingin menjadi seorang kapten kapal. Hal ini dapat dilihat melalui

penggambaran teknik dramatik (arus kesadaran dan reaksi tokoh), yang terdapat

dalam kutipan berikut ini:

(60) Tapi tak dinyana, sekian lama waktu berlalu, rupanya kepala kalengnya cepat juga menangkap ilmu….(hlm.69)

(61) … A Kiong ingin menjadi kapten kapal, mungkin karena ia

senang berpergian atau mungkin topi kapten kapan yang besar dapat menutupisebagian kepala kalengnya itu….(hlm.342-343)

Ayah A Kiong bekerja sebagai petani sawi. A Kiong berasal dari keluarga

Kong Hu Cu. Kemudian A Kiong memeluk agama Islam dan mengganti nama

menjadi Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman. Hal ini dapat dilihat melalui

penggambaran teknik dramatik (pelukisan latar dan reaksi tokoh lain), yang

terdapat dalam kutipan berikut ini:

(62) Sebangku dengan Syahdan adalah A Kiong, sebuah anomali. Tak tahu apa yang merasuki kepala bapaknya, yaitu A Liong, seorang Kong Hu Cu sejati, waktu mendaftarkan anak laki-laki satu-satunya itu ke sekolah Islam puritan dan miskin ini. Mungkin karena keluarga Hokian itu, yang menghidupi keluarga dari sebidang kebun sawi, juga amat miskin.(hlm.68)

(63) Ia memeluk Islam, disunat, dan mengucapkan kalimat syahadat

disaksikan Pak Harfan dan Bu Mus. Bu Mus menganugrahkan sebuah nama: Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman. Nama

Page 52: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

39

yang sangat hebat. Artinya tentara Allah, orang yang mendapat ampunan dan cahaya….(hlm.465)

A Kiong adalah tokoh yang naif dan mudah terhasut oleh orang lain. Selain itu, A

Kiong juga baik hati, ramah dan setia kawan terhadap sahabatnya. Hal ini dapat dilihat

melalui penggambaran teknik dramatik (tingkah laku dan reaksi tokoh), yang terdapat

dalam kutipan berikut ini:

(64) Dia sangat naif dan tak peduli seperti jalak kerbau. Jika kita

mengatakan bahwa dunia akan kiamat besok maka ia pasti akan bergegas pulang untuk menjual satu-satunya ayam yang ia miliki, bahkan meskipun sang ayam sedang mengeram. Dunia baginya putih dan hidup adalah sekeping jembatan papan lurus yang harus dititi. Namun, meskipun wajahnya horor, hatinya baik luar biasa. Ia penolong dan ramah, kecuali pada Sahara.(hlm.68-69)

(65) Rupanya A Kiong menagkap keputusasan dalam nada suaraku. Ia

adalah siswa yang tak terlalu pintar tapi ia setia kawan. Sepanjang masih bisa diusahakan ia tak’kan pernah membiarkan sahabatnya patah harapan….(hlm.256)

Dari kutipan (59) sampai (65) di atas, dapat disimpulkan bahwa A Kiong

memiliki fisik yang sedikit aneh. Wajahnya berbentuk kotak dan lebar. Ia

memiliki mata yang sipit dan hampir tak mempunyai alis (59). A Kiong termasuk

anak yang cepat menangkap pelajaran dan ia bercita-cita ingin menjadi seorang

kapten kapal (60-61). Ayah A Kiong bekerja sebagai petani sawi. A Kiong berasal

dari keluarga Kong Hu Cu sejati (62). Kemudian A Kiong memeluk agama Islam

yang disaksikan oleh Pak Harfan dan Bu Mus. Ia juga mengganti namanya

menjadi Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman (63). A Kiong adalah tokoh

yang naif dan mudah terhasut oleh orang lain. Selain itu, A Kiong juga baik hati,

ramah dan setia kawan terhadap sahabatnya (64-65).

Page 53: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

40

2.3.7 Harun

Harun adalah seorang pria berumur lima belas tahun. Ia agak terbelakang

mentalnya sehingga tidak bisa menangkap pelajaran sama sekali. Ia juga

mempunyai hobi mengunyah permen asam jawa. Harun memiliki rambut model

Chairil Anwar. Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan

fisik dan arus kesadaran), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(66) Kami tersentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang pria kurus tinggi berjalan terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnya sangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan ke dalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf X sehingga jika berjalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanita gemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah memeganginya. Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya….(hlm.6-7)

(67) … Harun adalah seorang pria santun, pendiam, dan murah

senyum. Ia juga merupakan teman yang menyenangkan. Model rambutnya seperti Chairil Anwar dan pakaianya selalu rapi….(hlm.76-77)

(68) Harun mempunyai hobi mengunyah permen asam jawa dan sama

sekali tak bisa menangkap pelajaran membaca atau menulis….(hlm.77)

Dari kutipan (66) sampai (68) di atas, dapat disimpulkan bahwa tokoh

Harun adalah seorang pria yang berumur lima belas tahun. Kakinya berbentuk

huruf X dan agak keterbelakangan mental (66) sehingga ia tidak bisa menangkap

pelajaran membaca atau pun menulis. Harun adalah pria yang santun, pendiam,

dan murah senyum. Ia memiliki model rambut seperti Chairil Anwar dan selalu

berpakaian rapi (67). Hobinya adalah mengunyah permen asam jawa (68).

Page 54: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

41

2.3.8 Flo

Flo adalah gadis yang tomboi. Ia berambut pendek. Selain itu, Flo juga

gadis yang cantik. Ia suka menolong dan sangat rendah hati. Flo adalah anak yang

penuh semangat dan rajin. Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik

(pelukisan fisik, tingkah laku, dan reaksi tokoh), yang dapat dilihat dalam kutipan

berikut ini:

(69) Flo tak suka menerima dirinya sebagai seorang perempuan. Mungkin karena pengaruh dari saudara-saudara kandungnya yang seluruhnya laki-laki atau karena suatu ketidakseimbangan dalam kimia tubuhnya. Maka ia memotong rambut dengan model lurus pendek dan ia belajar mengubah ekspresi wajah cantiknya agar mereflesikan serangai laki-laki. Ia bercelana jeans, kaos oblong, dan membuang anting-anting yang dibelikan ibunya….(hlm.47-48)

(70) Ternyata Flo adalah pribadi yang sangat menyenangkan. Ia

memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Ia cantik dan sangat rendah hati, sehingga kami betah didekatnya. Ia tak pernah segan menolong dan selalu rela berkorban. Terbukti bahwa di balik sifatnya keras kepala tersimpan kebaikan hati yang besar.(hlm.359)

(71) Aneh, di sekolah Muhammadiyah yang tak punya fasilitas apa

pun Flo sangat bersemangat. Ada sesuatu yang menggerakkannya. Ia tak pernah sehari pun bolos dan bersikap sangat santun kepada para pengajar. Konon bapaknya sampai mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah kami dan Bu Mus. Ia datang lebih pagi dari siapa pun, menyapu seluruh sekolah, menimba berember-ember air dan menyiram bunga tanpa diminta. Sekolah ini adalah jembatan jiwa baginya.(hlm.359)

Ayah Flo adalah seorang yang amat terpelajar. Ia adalah insinyur dan

seorang Mollen Bas sebagai kepala semua kapal keruk yang bekerja di PN. Flo

Page 55: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

42

berasal dari keluarga yang berada. Ini terbukti pada peralatan sekolahnya yang

lengkap serta tas yang dipakainya berbeda-beda setiap harinya. Hal ini

digambarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan latar, dan reaksi tokoh

lain), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(72) Bapak Flo adalah orang hebat , seseorang yang amat terpelajar. Ia adalah insinyur lulusan terbaik dari Technische Universiteit Delf di Holland dari Fakultas Werktuiqbouwkunde, Maritieme techniek & technische materiaalwetenschappen, yang artinya kurang lebih: jago teknik.(hlm.46).

(73) Bapaknya—seorang Mollen Bas, kepala semua kapal keruk—

duduk di sebuah kursi besar semacam singgasana sehingga tubuh kecilnya tenggelam. Kakinya terbungkus sepatu mahal De Carlo cokelat yang sangat elegan, tergantung berayun-ayun lucu….(hlm.46).

(74) Pada hari-hari pertama kami terkagum-kagum dengan berbagai

perlengkapan sekolahnya yang menurut ia biasa saja. Ia memiliki enam macam tas yang dipakai berbeda-beda setiap hari….(hlm.357-358).

Dari kutipan (69) sampai (74) di atas, dapat disimpulkan bahwa Flo adalah

seorang gadis cantik dan tomboi. Rambutnya pendek dan senang memakai celana

jeans dan kaos oblong (69). Flo juga pribadi yang menyenangkan. Ia rendah hati,

suka menolong dan baik hati (70). Flo adalah anak yang penuh semangat dan

rajin. Ia tidak pernah bolos sekolah, dan sangat santun kepada para pengajar (71).

Ayah Flo adalah seorang yang amat terpelajar. Ia adalah insinyur dan seorang

Mollen Bas sebagai kepala semua kapal keruk yang bekerja di PN (72-73). Flo

berasal dari keluarga yang berada. Ini terbukti pada peralatan sekolahnya yang

lengkap serta tas yang dipakainya berbeda-beda setiap harinya (74).

2.3.9 Bu Mus

Page 56: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

43

Bu Mus adalah seorang wanita muda yang memakai jilbab.

Penampilannya sangat sederhana. Ia sangat ramah kepada siapa pun. Hal ini

digambarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan fisik, reaksi tokoh, dan

reaksi tokoh lain), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(75) … Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari atau Bu Mus….(hlm.1-2).

(76) … Bu Mus yang berpakaian paling sederhana dibanding guru-guru lain mengangguk-angguk takzim….(hlm.382).

(77) Bu Mus mendekati setiap orangtua murid di bangku panjang tadi,

berdialog sebentar dengan ramah, dan mengabsen kami….(hlm.9).

(78) … Maka Bu Mus mengambil inisiatif sambil tersenyum

bersahabat. “Baiklah, selamat datang di kelas kami, setelah ini pelajaran kemuhammadiyahan, silakan Ananda (Flo) duduk di sana dengan Sahara”(hlm.355).

Bu Mus digambarkan sebagai guru yang pandai dan penuh dengan

karismatik. Ia mengajarkan semua mata pelajaran. Bu Mus juga seorang pekerja

keras. Bekerja keras dalam mencari nafkah dan bekerja keras melatih murid-

muridnya. Hal ini digambarkan menggunakan teknik ekspositori dan teknik

dramatik (reaksi tokoh), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(79) Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi—jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikkan….(hlm.30-31).

Page 57: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

44

(80) N. A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri), namun beliau bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya—K. A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong—untuk terus mengobarkan pendidikkan Islam. Tekad itu memberikan kesulitan hidup yang tak terkira, karena kami kekurangan guru—lagipula siapa yang rela diupah beras 15 kilo setiap bulan? maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau sendiri yang mengajar semua mata pelajaran—mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya. (hlm.29-30).

(81) … Bu Mus pontang-panting mengumpulkan contoh-contoh soal

dan bekerja sangat keras melatih kami dari pagi sampai sore. Bu Mus melihat lomba ini sebagai media yang sempurna untuk menaikkan martabat sekolah Muhammadiyah yang bertahun-tahun selalu diremehkan….(hlm.364).

Bu Mus adalah seorang guru yang bijak dalam memberikan nasehat

kepada murid-muridnya. Ia juga selalu mengajarkan kedisiplinan dalam hal

ibadah atau pun penyerahan tugas sekolah. Hal ini digambarkan menggunakan

teknik dramatik (reaksi tokoh lain), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(82) Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah Ananda sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah lindungilah para pemimpin kami? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya, Allah lindungilah anak buah kami…”(hlm.73-74).

(83) “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”

demikian Bu Mus selalu menasehati kami. Bukankah itu kata-kata yang diilhami surat An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu oleh umat. Tapi jika yang mengucapkan Bu Mus kata-kata itu demikian berbeda, begitu sakti, berdengung-dengung di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa terlambat sahalat. (hlm.31).

Page 58: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

45

(84) “Kali ini Ibunda tidak memberimu nilai terbaik untuk

mendidikmu sendiri,” kata Bu Mus bijak pada Mahar yang cuek saja

“Bukan karena karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apa pun kita harus memiliki disiplan.” (hlm.190).

Dari kutipan (75) sampai (84) di atas, dapat disimpulkan bahwa Bu Mus

digambarkan sebagai wanita muda yang berjilbab dan berpenampilan sangat

sederhana (75-76). Ia juga digambarkan sebagai guru yang ramah kepada siapa

pun (77-78). Bu Mus digambarkan sebagai guru yang pandai, penuh dengan

karismatik dan memiliki pandangan jauh ke depan (79). Ia mengajarkan semua

mata pelajaran. Selain itu, Bu Mus juga seorang pekerja keras. Bekerja keras

dalam mencari nafkah dan bekerja keras melatih murid-muridnya (80-81). Bu

Mus adalah seorang guru yang bijak dalam memberikan nasehat kepada murid-

muridnya (82). Ia juga selalu mengajarkan kedisiplinan dalam hal ibadah atau pun

penyerahan tugas sekolah (83-84).

2.3.10 Pak Harfan

Pah Harfan adalah seorang kepala sekolah. Ia digambarkan sebagai bapak

tua berwajah sabar. Ia memiliki kumis yang tebal dan jenggot yang lebat.

Penampilan Pak Harfan sangat sederhana. Cara berpakaiannya pun biasa saja. Hal

ini digamabarkan menggunakan teknik dramatik (pelukisan fisik), yang dapat

dilihat dalam kutipan berikut ini:

(85) … Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A.

Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari atau Bu Mus….(hlm.1-2).

Page 59: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

46

(86) Pak Harfan, seperti halnya sekolah ini, tak susah digambarkan.

Kumisnya tebal, cabangnya tersambung pada jenggot lebat berwarna kecokelatan yang kusam dan beruban. Hemat kata, wajahnya seperti Tom Hanks, tapi hanya Tom Hanks di dalam film di mana ia terdampar di sebuah pulau sepi, tujuh belas bulan tidak pernah bertemu manusia dan mulai berbicara dengan sebuah bola voli….(hlm.20-21).

(87) Hari ini Pak Harfan mengenakan baju takwa yang dulu pasti

berwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. Kaus dalamnya berlubang di beberapa bagian dan beliau mengenakan celana panjang yang lusuh karena terlalu sering dicuci. Seutas ikat pinggang plastik murahan bermotif ketupat melilit tubuhnya. Lubang ikat pinggang itu banyak berderet-deret, mungkin telah dipakai sejak beliau berusia belasan.(hlm.21).

Pak Harfan adalah seorang laki-laki yang memiliki silsilah Kerajaan

Belitong. Selain menjadi kapala sekolah di perguruan Muhammadiyah, ia juga

menjadi petani palawija. Hal ini digambarkan menggunakan teknik dramatik

(pelukisan latar), yang dapat dilihat dalam kutipan berikut ini:

(88) K.A. pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar K.A. mengalir dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selama puluhan tahun keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri pada garda depan pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahun mengabdi di sekolah Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pun demi motif syair Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidang kebun palawija di pekarangan rumahnya.(hlm.21).

Dari kutipan (85) sampai (89) di atas, dapat disimpulkan bahwa Pak

Harfan digambarkan sebagai bapak tua berwajah sabar, yang berprofesi sebagai

kepala sekolah di perguruan Muhammadiyah (85). Ia memiliki kumis yang tebal

dan jenggot yang lebat berwarna kecokelatan dan beruban (86). Penampilan Pak

Harfan sangat sederhana. Cara berpakaiannya pun biasa saja (87). Pak Harfan

Page 60: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

47

adalah seorang laki-laki yang memiliki silsilah Kerajaan Belitong. Selain menjadi

kapala sekolah di perguruan Muhammadiyah, ia juga menjadi petani palawija

(88).

2.3.11 A Ling

A Ling adalah gadis keturunan Tionghoa. Ia gadis yang cantik dan postur

tubuhnya ramping dan tinggi. Hal ini dapat digambarkan menggunakan metode

dramatik (pelukisan fisik dan reaksi tokoh lain).

(89) Ia mengulum senyum, manis sekali tak terperikan... Tubuhnya

yang ramping bertumpu di atas sepasang sandal kayu berwarna biru. Cantik rupawan melebihi mayoret mana pun. Tingginya tak kurang dari 175 cm, jelas lebih tinggi dariku.(hlm.269).

(90) ”Aku membaca puisimu, Bunga Krisan, di depan kelas!” katanya

serius. ”Puisi yang indah....” (hlm.271).

Dari kutipan (89) dan (90) di atas, dapat disimpulkan bahwa A Ling

adalah gadis keturunan Tionghoa. Ia gadis yang cantik dan memiliki postur tubuh

yang ramping dan tinggi (89). Ia juga menyukai karya sastra, khususnya puisi

yang dikirimkan padanya (90).

2.4 Rangkuman

Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam novel

Laskar Pelangi terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah Ikal, Lintang, dan Mahar. Meraka

digambarkan sebagai anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi,

Page 61: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

48

terutama Lintang. Tokoh tambahannya adalah Sahara, Syahdan, Kucai, Trapani,

Borek/Samson, A Kiong, Harun, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, dan A Ling.

Tokoh utama dan tokoh tambahan dalam novel ini digambarkan sebagai

tokoh yang jujur, mempunyai tekad kuat, memiliki tingkat kecerdasan yang

berbeda-beda, bertanggung jawab, bekerja keras, ikhlas, menepati janji,

beradaptasi, baik hati, sikap kebijaksanaan, keramahan, dan memiliki kesabaran.

Setiap tokoh yang dianalisis peneliti memang memiliki karakter yang

berlainan, tetapi ada beberapa tokoh yang memiliki karakter yang hampir sama,

yaitu semangatnya dalam mengenyam pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan

terjadinya citra pendidikan nilai di Belitung.

Page 62: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

BAB III

CITRA PENDIDIKAN DALAM NOVEL LASKAR PELANGI

KARYA ANDREA HIRATA

Pada bab ini akan dianalisis citra pendidikan dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Gambaran-gamabaran pendidikan yang ada dalam novel ini,

akan dibahas lebih lanjut oleh penulis.

3.1 Pengantar

Menurut Kamus Besar Basaha Indonesia (2008:270), citra adalah rupa;

gambar; gambaran.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik (KBBI, 2008:326).

Pendidikan nilai adalah usaha untuk membantu peserta didik untuk

menyadari dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral dan

keseluruhan hidup mereka (Mardiatmadja, 1986:56).

Citra pendidikan nilai adalah gambaran usaha untuk membantu peserta

didik untuk menyadari dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral

dan keseluruhan hidup mereka.

Pendidikan nilai harus berisi tentang: penghargaan pada nilai

kemanusiaan, penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan,

kemampuan hidup pada perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi,

Page 63: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

51

kejujuran, tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian, dan kelestarian alam

(Lie, 2005:92).

Untuk menciptakan manusia yang berkualitas, sebuah pendidikan tidak

hanya cukup dengan kurikulum standar nasional saja yang diberikan, tetapi juga

harus dibekali oleh nilai-nilai pendidikan lainya, seperti nilai agama, nilai moral,

dan nilai budi pekerti. Karena kualitas seseorang berpendidikan tidak hanya

diukur dengan nilai ujian dan angka diraponya. Pendidikan yang baik mestinya

menyeimbangkan pelajaran ilmu pasti dengan tuntunan agama, perilaku moral,

dan budi pekerti. Pendidikan seperti itu, akan mencetak menusia-manusia yang

tidak hanya encer otaknya tapi juga memiliki mentalitas yang baik

dikepribadiannya.

Citra pendidikan nilai yang akan dibahas pada bab ini adalah kejujuran,

tekad kuat, penemuan identitas, bertanggung jawab, bekerja keras, keikhlasan,

menepati janji, dapat dipercaya, beradaptasi, baik hati, kebijaksanaan, keramahan,

kesabaran, dan silaturahmi. Hal tersebut akan dipaparkan oleh penulis.

3.2 Citra Pendidikan Nilai

3.2.1 Kejujuran

Sekolah Muhammadiyah yang tak hanya menekankan pelajaran ilmu pasti

juga mengajarkan tentang kejujuran. Kejujuran ini tercermin dalam pelajaran Budi

Pekerti yang mereka dapatkan di tiap minggunya. Citra pendidikan nilai ini dapat

dilihat pada kutipan berikut ini:

Page 64: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

52

(91) Ketika ibuku (ibu Ikal) bertanya tentang tanda itu aku tak berkutik, karena pelajaran Budi Pekerti Kemuhammadiyahan setiap Jumat pagi tak membolehkan aku membohongi orang tua, apalagi ibu. Maka dengan amat sangat terpaksa kutelanjangi kebodohanku sendiri….(hlm.82).

(92) … Sifat lain Sahara yang paling menonjol adalah kejujurannya

yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan ke dalam lautan api yang berkobar-kobar, tak satu pun dusta akan keluar dari mulutnya.(hlm.75).

(93) ”Jangan kau campuradukkan imajinasi dan dusta, kawan. Tak

tahukah engkau, kebohongan adalah pantangan kita, larangan tiu bertalu-talu disebutkan dalam buku Budi Pekerti Muhammadiyah.(hlm.186).

Pelajaran Budi Pekerti sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Melalui pelajaran Budi Pekarti, siswa diajarkan hal yang baik dan buruk.

Kebohongan atau ketidakjujuran adalah sikap hidup yang buruk, sedangkan

kejujuran adalah sikap hidup yang baik.

3.2.2 Tekad Kuat

Pendidikan menjadikan seseorang memiliki pribadi yang kuat dan daya

juang yang tinggi. Daya juang yang dimiliki ini dapat ’mengalahkan’ alam dan

diri sendiri, sehingga memberikan semangat yang besar dalam diri kita. Hal ini

dapat dilihat pada kutipan berikut ini:

(94) Lintang memang tak memiliki pengalaman emosional dengan Bondega seperti yang aku alami, tapi bukan sekali itu ia dihadang buaya dalam perjalanan ke sekolah. Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah bolos. Delapan puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. Jika kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan tiba malam hari di rumahnya. Aku sering merasa ngeri membayangkan perjalanannya. (hlm.93).

Page 65: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

53

Lintang adalah pribadi yang mempunyai daya juang yang tinggi.

Keinginan untuk mendapatkan pendidikan membuatnya kadang-kadang harus

mempertaruhkan nyawa. Perjalanan ke sekolah yang jauh di tempuhnya dengan

suka cita dan tanpa mengeluh sedikit pun. Semangatnya bersekolah sangat besar

dan ia tak pernah rela bila harus membolos sekali pun. Lintang adalah sosok yang

pantang menyerah demi mendapatkan haknya untuk bersekolah.

(95) Kesulitan itu belum termasuk jalan yang tergenang air, ban sepeda yang bocor, dan musim hujan berkepanjangan dengan petir yang menyambar-nyambar. Suatu hari rantai sepedanya putus dan tak bisa disambung lagi karena sudah terlalu pendek sebab terlalu sering putus, tapi ia tak menyerah. Dituntunnya sepeda itu puluhan kilometer, dan sampai di sekolah kami sudah bersiap-siap akan pulang. Saat itu adalah pelajaran seni suara dan dia begitu bahagia karena masih sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri di depan kelas....Setelah itu ia pulang dengan menuntun sepedanya lagi sejauh empat puluh kilometer.(hlm.94).

Semangat tinggi yang dimiliki Lintang tidak pernah membuatnya putus

asa. Walaupun sering mendapatkan kendala ketika ia berangkat ke sekolah tapi

tak menyurutkan semangatnya untuk mendapatkan ilmu. Bahkan ia sangat

bahagia ketika hanya sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri di akhir jam

pelajaran sekolah.

(96) N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, atau kami memanggilnya Bu Mus, hanya memiliki selembar ijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri), namun beliau bertekad melanjutkan cita-cita ayahnya—K.A. Abdul Hamid, pelopor sekolah Muhammadiyah di Belitong—untuk mengobarkan pendidikan Islam. Tekad itu memberinya kesulitan hidup yang

Page 66: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

54

tak terkira, karena kami kekurangan guru—lagi pula siapa yang rela diupah beras 15 kilo setiap bulan?....(hlm.29-30).

Tekad kuat juga ditunjukan oleh Bu Mus yang melanjutkan cita-cita

ayahnya untuk mengobarkan pendidikan Islam di Belitung. Meskipun mengalami

banyak kesulitan, Bu Mus tidak pantang menyerah. Dengan berbekal ijazah SKP

(Sekolah Kepandaian Putri), ia menjadi guru di sekolah Muhammadiyah.

Semangatnya terus berkobar demi melanjutkan cita-cita ayahnya.

(97) ”Aku (Ikal) harus mendapatkan beasiswa itu!” demikian kataku

dalam hati setiap berada di depan kaca. Aku bener-benar bertekad mendapatkan beasiswa itu karena bagiku ia adalah tiket meninggalkan hidupku yang terpuruk. Lebih dari itu, aku merasa berhutang pada Lintang, A Ling, Pak Harfan, Bu Mus, Laskar Pelangi, Sekolah Muhammadiyah, dan Herriot. Kemudian tes demi tes yang mendebarkan berlangsung selama berbulan-bulan, dimulai dengan sebuah tes penyaringan pertama di sebuah stadion sepak bola yang dipenuhi peserta. Hampir tujuh bulan kemudian aku berada pada tahap yang disebut penentuan terakhir di sebuah lembaga yang hebat di Jakarta. Wawancara akhir ini dilakukan oleh seorang mantan menteri yang berwajah tampan tapi senang bukan main pada rokok (hlm.460).

Ikal menjalani tes demi tes untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Prancis.

Tes-tes itu dijalaninya dengan tekad yang kuat. Semua dilakukannya untuk

mewujudkan cita-citanya.

3.2.3 Penemuan Identitas (Kecerdasan)

Penemuan identitas di sini ditekankan pada tingkat kecerdasan anak.

Pendidikan membantu seseorang mengembangkan dirinya. Dalam pengembangan

Page 67: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

55

diri, membantu seseorang menemukan keahliannya dalam bidang masing-masing.

Dengan demikian membantu menemukan dirinya.

(98) ”13 kali 6 kali 7 tambah 83 kurang 39!” tantang Bu Mus di depan kelas.

... Sementara Lintang, tidak memegang sebatang lidi pun, tidak berpikir dengan cara orang kebanyakan, hanya memejamkan mata sebentar, tak lebih dari 5 detik ia bersorak. ”590” `Tak sebiji pun meleset, meruntuhkan semangat kami yang sedang belepotan memegangi potongan lidi, bahkan belum selesai perkalian tahap pertama....(hlm.107).

(99) ”18 kali 14 tambah 11 tambah 14 kali 16 kali 7!”

Kami bekecil hati, termangu-mangu, menggenggami lidi, lalu kurang dari tujuh detik, tanpa membuat catatan apa pun, tanpa keraguan, tanpa ketergesa-gesaan, bahkan tanpa berkedip, Lintang berkumandang. ”651.952!” ”Purnama! Lintang, bulan purnama di atas dermaga Olivir, indah sekali! Itulah jawabanmu, kemana kau bersembunyi selama ini...?” Ibu Mus bersusah payah menahan tawanya. Ia menatap Lintang seolah telah seumur hidup mencari murid seperti ini. Ia tak mungkin tertawa lepas, agama malarang itu. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kami terpesona dan bertanya-tanya bagaimana cara Lintang melakukan semua itu...(hlm.107).

Di sekolah Muhammadiyah, Lintang di kenal sebagai anak yang genius. Ia

mampu menjawab seluruh pertanyaan matematis dengan cepat dan tanpa

menggunakan alat bantu apa pun. Lintang adalah pribadi yang pintar dan genius.

(100) ... Mahar memiliki hampir setiap aspek kecerdasan seni yang tersimpan dalam persediaan amunisi kreativitas dalam lokus-lokus di kepalanya. Kapasitas estetika yang tinggi melahirkannya sebagai seniman serba bisa, ia seorang pelantun gurindam, sutradara teater, penulis yang berbakat, pelukis natural, kareografer, penyanyi, pendongeng yang ulung, dan pemain sitar yang fenomenal.(hlm.139-140).

Page 68: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

56

(101) Fosil di atas batu apung tipis itu dibuat begitu orisinal sehingga mengesankan seperti temuan paleontologi yang autentik. Ia (Mahar) menggunakan semacam lapisan karbon untuk memperkuat kesan purba pada setiap detail fosil itu. Lalu karyanya dibingkai dengan potongan-potongan balok lapuk yang sudut-sudutnya diikat tali pohon jawi agar kesan purbanya benar-benar terasa.

....

Dan ia mendapat angka sembilan, tak ada lawannya. Angka itu adalah nilai kesenian tertinggi yang pernah dianugrahkan oleh Bu Mus sepanjang karier mengajarnya. Bahkan Lintang sekalipun tak berkutik (hlm.145)

Mahar adalah salah satu anak yang cerdas. Kecerdasannya ini terletak

pada kecerdasan seni. Ia menghasilkan seni-seni yang bermutu. Mahar adalah

seniman yang serba bisa dan mempunyai kreativitas yang tinggi.

3.2.4 Bertanggung jawab

Pendidikan membantu peserta didiknya menjadi pribadi yang bertanggung

jawab. Tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

Tanggung jawab terhadap diri sendiri misalnya disiplin dalam mengerjakan

sesuatu, sedangkan tanggung jawab terhadap orang tua misalnya mendahulukan

kewajiban (sebagai anak) daripada hak, dan tanggung jawab terhadap lingkungan

adalah bersikap baik terhadap lingkungan.

(102) Karena kecewa sebab karyanya di anggap tak jujur, Mahar setengah hati menyerahkan karyanya kepada Bu Mus sehingga terlambat....

”Kali ini Ibunda tidak memberimu nilai terbaik untuk mendidikmu sendiri,” kata Bu Mus dengan bijak pada Mahar yang cuek saja.

”Bukan karena karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apa pun kita harus memiliki disiplin.”(hlm.189-190)

Page 69: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

57

Tanggung jawab sangat diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu.

Dengan bertanggung jawab, kedisiplinan akan tercipta dengan sendirinya. Mahar

mendapatkan nilai yang kurang baik karena ia tidak disiplin ketika

mengumpulkan tugas yang diberikan oleh Bu Mus. Meskipun kecewa, tetapi

Mahar hanya diam saja ketika Bu Mus menasehatinya.

(103) Nilai-nilai rapor Mahar dan Flo hancur karena agaknya mereka sulit berkonsentrasi sebab terikat pada komitmen-komitmen kegiatan organisasi, dan lebih dari itu, karena semakin tergila-gila dengan hal mistik....

Lalu tak tahu siapa yang memulai tiba-tiba mereka muncul dengan satu gagasan yang paling sangat absurd. Karena tak ingin kehilangan sekolah dan tak ingin meninggalkan hobi klenik maka mereka berusaha menggabungkan keduanya. Mahar dan Flo mencari jalan keluar mengatasi kemerosotan nilai sekolah melalui cara yang mereka kuasai, yaiu melalui jalan pinas dunia gaib perdukunan (Tuk Bayan Tula). Sebuah cara tidak masuk akal yang unik, lucu, dan mengandung mara bahaya.(hlm.403-404)

Sebagai seorang pelajar, kewajibannya adalah belajar. Dengan belajar

secara tekun, pelajaran sesulit apapun dapat diselesaikan dengan mudah. Sebagai

pelajar juga harus memiliki rasa tanggung jawab, dengan tidak mencontek,

mencari ’bocoran’, dll. Kebiasaan seperti itu akan membawa dampak buruk bagi

kehidupan di masa mendatang.

Lintang harus berhenti sekolah karena ayahnya meninggal. Ia harus

menanggung nafkah keluarganya. Sekarang, ia adalah harapan satu-satunya untuk

menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu dilakukan karena ia adalah anak laki-

laki pertama di keluarganya yang dapat diandalkan.

Page 70: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

58

(104) Seorang anak laki-laki tertua keluara pesisir miskin yang ditinggal mati ayahnya, harus menganggung nafkah ibu, banyak adik, kakek-nenek, dan paman-paman yang tak berdaya, Lintang tak punya peluang sedikit pun untuk melanjutkan sekolah. Ia sekarang harus mengambil alih menanggung nafkah paling tidak empat belas orang, karena ayahnya, pria kurus berwajah lembut itu, telah mati, karena pria cemara itu telah tumbang. Jasadnya dimakamkan bersama harapan besarnya terhadap anak lelaki satu-satunya dan justru kematiannya ikut membunuh cita-cita agung anaknya itu. Maka, mereka berdua, orang-orang hebat dari pesisir ini, hari ini terkubur dalam ironi (hlm.430).

3.2.3.5 Bekerja Keras

Pendidikan membawa seseorang berani bekerja keras dan memiliki sikap

hidup yang baik. Dengan bekerja keras, seseorang dapat mencapai apa yang yang

diinginkan atau yang dicita-citakan. Bekerja keras dalam mengerjakan suatu hal,

membawa dampak yang baik bagi kehidupan.

Bu Mus adalah guru yang pekerja keras. Selain mengajar, ia juga bekerja

menerima jahitan. Upahnya sebagai guru di sekolah Muhammadiyah tidaklah

cukup untuk menghidupi keluarganya. Setiap hari setelah mengajar, ia menjahit.

Sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajarnya.

(105)...Maka selama enam tahun di SD Muhammadiyah, beliau (Bu Mus) sendiri yang mengajarkan semua mata pelajaran—mulai dari Menulis Indah, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Ilmu Bumi, sampai Matematika, Geografi, Prakarya, dan Praktik Olahraga. Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik-adiknya.(hlm.29-30).

Pak Harfan adalah seorang kepala sekolah Muhammadiyah. Ia memiliki

silsilah Kerajaan Belitung. Meskipun ia adalah seorang kepala sekolah, tidak

Page 71: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

59

membuatnya hidup serba kecukupan, karena gajinya tidak cukup untuk

menghidupi keluarganya. Ia harus bekerja sebagai petani palawija.

(106) K.A. pada nama depan Pak Harfan berarti Ki Agus. Gelar K.A. mengalir dalam garis laki-laki silsilah Kerajaan Belitong. Selama puluhan tahun keluarga besar yang amat bersahaja ini berdiri pada garda depan pendidikan di sana. Pak Harfan telah puluhan tahun mengabdi di sekolah Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pun demi motif syair Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidang kebun palawija di pekarangan rumahnya.(hlm.21).

Lintang juga seorang yang pekerja keras. Setelah ia pulang sekolah, ia

langsung bergabung bersama temen-temennya menjadi kuli kopra. Pekerjaan ini

ia lakukan demi membantu orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari.

(107)... Jika tiba di rumah ia (Lintang) tak langsung istirahat melainkan segera bergabung dengan anak-anak seusia di kampungnya untuk bekerja sebagai kuli kopra....(hlm.94-95).

Mahar adalah seorang anak yang pekerja keras. Ia bekerja sampingan

sejak dari kelas dua SD. Ia bekerja sebagai pesuruh tukang parut. Ia memiliki

jemari dan kuku yang cacat karena tersayat parut.

(108) ... Tampak jelas jari-jari kurusnya yang berminyak seperti lilin dan ujung-ujung kukunya bertaburan bekas-bekas luka kecil sehingga seluruh kukunya hampir cacat. Sejak kelas dua SD Mahar bekerja sampingan sebagai pesuruh tukang parut kelapa di sebuah toko sayur milik seorang Tionghoa miskin. Tangannya berminyak karena berjam-jam memeras ampas kelapa sehingga tampak licin, sedangakan jemari dan kukunya cacat karena disayat gigi-gigi mesin parut yang tajam dan berputar kencang....(hlm.134-135)

Page 72: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

60

Mendapatkan sesuatu tanpa usaha adalah hal yang mustahil. Semula

Mahar tidak menyadarinya, dan ketika ia sadar, ia mulai berusaha

mendapatkannya. Ia bekerja keras untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

Dimulai dari menulis artikel, kemudian menjadi penulis buku, dan akhirnya

menjadi narasumber budaya, semua itu ia dapatkan dengan bekerja keras.

(109) Mahar pernah menganggur dan setiap hari, tanpa usaha, mengunggu takdir menyapanya...Ternyata cara berpikir itu tidak berhasil.

Maka ia mulai berusaha menulis artikel-artikel kebudayaan Melayu. Artikelnya menarik bagi para petinggi lalu dipercaya membuat dokumentasi permainan anak tradisional. Dokumen itu berkembanga ke bidang-bidang lain seperti kesenian dan bahasa yang membuka kesempatan riset kebudayaan yang luas dan memungkinkannya menulis beberapa buku.

Jika dulu ia tidak menulis artikel maka ia tak’kan pernah menulis buku. Melalui buku-buku itu ia tertakdirkan menjadi narasumber budaya....(hlm.476-477).

Ikal berhasil memperoleh beasiswa dari pemerintah Perancis karena usaha

kerasnya. Demi mendapatkan beasiswa itu, ia belajar keras. Memang motivasinya

tidaklah murni, karena ia ingin membalaskan dendam Lintang. Sahabatnya

sebangku selama 9 tahun, yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Ikal

bekerja keras demi mendapatkan beasiswa itu, meskipun mengalami banyak

kesulitan, namun ia berhasil.

(110) Aku benar-benar bertekad mendapatkan beasiswa itu, karena bagiku ia adalah tiket untuk meninggalkan hidupku yang terpuruk. Lebih dari itu, aku merasa berhutang pada Lintang, A Ling, Pak Hrafan, Bu Mus, Laskar Pelangi, Sekolah Muhammadiyah, dan Herriot.

....

Page 73: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

61

Maka tak lama kemudian aku telah menjadi mahasiswa...Aku lega terutama karena aku telah membayar utangku pada Sekolah Muhammadiyah, Bu Mus, Pak Harfan, Lintang, Laskar Pelangi, A Ling, bahkan Herriot dan Edensor....(hal.460-462).

.

Syahdan yang sering disia-siakan oleh teman-temannya di Laskar Pelangi,

mempunyai cita-cita sebagai aktor. Setelah lulus SMA, ia pun pergi ke Jakarta,

dan mewujudkan mimpinya itu. Walaupun ia tidak mempunyai keahlian apa pun,

ia tetap berjuang dan bekerja keras. Mimpinya itu pun menjadi nyata, ketika ia

berhasil menjadi aktor.

(111) Lain pula ceritanya dengan Syahdan. Syahdan yang kecil, santun, dan lemah lembut agaknya memang ditakdirkan untuk menjadi pecundang yang selalu menerima prerintah. Jika kami membentuk tim, ia pasti menjadi orang yang paling tak penting. Ia adalah seksi repot, tempat penitipan barang, pengurus konsumsi, pembersih, tukang angkat-angkat, dan jika makan paling belakang. Ia adalah kambing hitam tempat tumpahan semua kesalahan, dia tak pernah sekalipun dimintai pertimbangan jika Laskar Pelangi mengambil keputusan, lalu dalam lomba apa pun ia selalu kalah. Lebih dari itu, ia sangat menyebalkan karena sangat gagap teknologi. Ia sama sekali tak bisa diandalkan untuk hal-hal berbau teknik, bahkan untuk membetulkan rantai sepeda yang lepas saja ia sering tak becus. Cita-citanya untuk menjadi aktor sangat tidak realistis, maka kami tak pernah berhenti menyadarkannya dari mimpi itu, bahkan bertubi-tubi mencemoohnya. Namun tak disangka di balik kelembutannya ternyata Syahdan adalah seorang pejuang. Semangat juangnya sekeras batu satam. Setelah lulus SMA ia berangkat ke Jakarta. Dengan map di ketiaknya ia melamar untuk menjadi aktor dari satu rumah produksi ke rumah produksi lainnya, hanya bermodalkan satu hal: keinginan! Itu saja. Aneh, setelah lebih dari setahun akhirnya ia benar-benar menjadi aktor! (hlm.477-478)

3.2.6 Keikhlasan

Page 74: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

62

Nilai keikhlasan banyak memberikan dukungan dan pembentukan aspek

emosional berupa motivasi dalam kehidupan, rasa saling peduli terhadap sesama,

dan berbuat sesuatu tanpa pamrih dan tidak meminta balasan apapun. Rasa ikhlas

yang dimiliki dapat membawa seseorang lebih tegar menghadapi segala

permasalahan hidup.

(112) ...A Ling telah memberi racun cinta sekaligus penawarnya. Aku (Ikal) siap menyesuikan diri dengan kenyataan baru. Aku sudah ikhlas meninggalkan cetak biru kehidupan indah asmara pertamaku yang bertaburan wangi bunga dalam ritual pembelian kapur tulis.(hlm.335).

(113) Kami melepas seorang sahabat genius asli didikan alam, salah seorang pejuang Laskar Pelangi lapisan tertinggi. Dialah (Lintang) ningrat di antara kami. Dialah yang telah menorehkan prestasi paling istimewa dan pahlawan yang mengangkat derajat perguruan miskin ini.(hlm.431).

3.2.7 Menepati Janji

Sikap hidup lain yang mencerminkan citra pendidikan adalah menepati

janji. A Ling menepati janjinya bertemu dengan Ikal yang mengunggunya di

halaman kelenteng. Walaupun terlambat, A Ling berusaha menepati janjinya itu

dan menemui Ikal yang telah lama menunggunya.

(114) Sudah 25 menit aku (Ikal) mematung di sini, tak ada tanda-tanda kehadiran A Ling....

....

Dadaku sesak karena rindu dan marah, aku naiki sadel sepeda, sudah tak tahan ingin berlalu dari neraka ini. Namun ketika aku akan mengayuh sepeda, aku mendengar persis di belakangku suara itu... Inilah suara yang sejuk seperti angin selatan, suara

Page 75: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

63

terindah yang pernah ku dengar seumur hidupku, laksana denting harfa dari surga.

....

... Ia datang dari arah yang sama sekali tak ku duga karena sebenarnya dari tadi ia sudah berada di dalam kelenteng memperhatikanku....(hlm.266-269).

3.2.8 Dapat Dipercaya

Citra pendidikan nilai juga ditunjukan pada sikap hidup yang dapat

dipercaya. dapat dipercaya merupakan sikap hidup yang baik. Di percaya dalam

suatu hal menjadi kebanggan tersendiri. Sepeti halnya Ikal, yang mendapat

kepercayaan dari teman-temanya untuk menjadi sekertaris dalam organisasi yang

bersahabat dengan hantu. Kepercayaan yang diberikan tidak boleh

disalahgunakan, dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

(115) Ketika aku ditawari posisi itu, aku segera menyambarnya. Meskipun tak ada honornya sepeser pun tapi aku merasa terhormat manjadi sekertaris dari sebuah gerombolan orang-orang yang bersahabat dengan hantu. Aku bangga karena jabatan itu menunjukkan bahwa aku punya cukup integritas untuk memegang uang, artinya paling tidak aku bisa dipercaya walaupun hanya dipercaya oleh orang-orang yang sudah tidak lurus pikirannya.(hlm.362)

3.2.3.9 Beradatasi

Citra pendidikan nilai yang lain tercermin pada kemampuan beradaptasi

seseorang. Meskipun Flo berasal dari keluarga yang mampu, namun di sekolah

Muhammadiyah ia mampu menyesuaikan diri dengan cepat. Tak ada

Page 76: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

64

kecanggungan saat berkumpul bersama teman-temannya. Ia tak pernah membeda-

bedakan teman.

(116) Ternyata Flo adalah pribadi yang sangat menyenangkan. Ia memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Ia cantik dan sangat rendah hati, sehingga kami betah berada didekatnya. Ia tak pernah segan menolong dan selalu rela berkorban. Terbukti bahwa dibalik sifat keras kepala tersimpan kebaikan hati yang besar.(hlm.359).

3.2.3.10 Baik Hati

Lintang, seorang anak yang cerdas di kelasnya. Ia mengajari teman-

temannya yang mengalami kesulitan. Kecerdasan yang dimilikinya tidak

membuatnya sombong. Ia senang dapat berbagi ilmu dengan teman-temanya.

(117) Jika kami kesulitan, ia (Lintang) mengajari kami dengan sabar dan selalu membesarkan hati kami. Keunggulanya tidak menimbulkan perasaan terancam bagi sekitarnya, kecemerlangannya tidak menerbitkan iri dengki, dan kehebatannya tidak sedikit pun mengisyaratkan sifat-sifat angkuh. Kami bangga dan jatuh hati padanya sebagai seorang sahabat dan sebagai seorang murid yang cerdas luar biasa. Lintang yang miskin duafa adalah mutiara, galena, kuarsa, dan topas yang paling berharga bagi kelas kami.(hlm.109).

Meskipun Mahar adalah anak yang sulit ditebak, ia adalah anak yang baik

hati. Ia merancang kostum dan asesoris yang digunakan pada karnaval 17

Agustusan. Rancangannya sangat berbeda dan lain dari yang lain. Sebuah

terobosan baru yang dilakukan oleh sekolah Muhammadiyah lewat tangan-tangan

kreatif yang dimiliki Mahar.

(118) Inilah rancangan adiguna karya Mahar. Secara umum kami tidak tampak seperti sapi. Dilihat dari belakang kami lebih mirip manusia keledai, dari samping seperti ayam kalkun, dari atas

Page 77: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

65

seperti sarang burung bangau. Jika dilihat dari wajah, kami seperti hantu.

Aksesoris yang tampak biasa adalah untaian kalung. Juga sesuai dengan rancangan Mahar, kami akan memakai kalung besar yang terbuat dari benda-benda bulat sebesar bola pingpong berwarna hijau....(hlm.232-233).

A Kiong juga memiliki sifat yang baik hati. Ia membantu Ikal. Ketika

sahabatnya itu meminta tolong padanya, tidak sedikit pun keraguan untuk

menolongnya. Meskipun A Kiong tidak terlalu pintar, tetapi ia memiliki sifat yang

baik.

(119) Rupanya A Kiong menagkap keputusasan dalam nada suaraku. Ia adalah siswa yang tak terlalu pintar tapi ia setia kawan. Sepanjang masih bisa diusahakan ia tak’kan pernah membiarkan sahabatnya patah harapan….(hlm.256).

Bu Mus adalah seorang guru yang baik hati. Ia selalu mengingatkan

anak-anak muridnya untuk menjalankan shalat tepat pada waktunya. Kata-kata

yang diucapkan Bu Mus begitu berbeda, anak-anak muridnya akan menyesal jika

terlambat menjalankan shalat.

(120) “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”

demikian Bu Mus selalu menasehati kami. Bukankah itu kata-kata yang diilhami surat An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu oleh umat. Tapi jika yang mengucapkan Bu Mus kata-kata itu demikian berbeda, begitu sakti, berdengung-dengung di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa terlambat sahalat. (hlm.31).

Page 78: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

66

Meskipun Flo memiliki pribadi yang keras kepala, tetapi ia baik hati. Ia

senang menolong teman. Teman-temannya sangat menyukainya, sehingga mereka

betah berada di dekat Flo.

(121) Ia (Flo) cantik dan sangat rendah hati, sehingga kami betah berada di dekatnya. Ia tak pernah segan menolong dan selalu rela berkorban. Terbukti bahwa di balik sifatnya keras kepala tersimpan kebaikan hati yang besar (hlm.359).

3.2.11 Kebijaksanaan

Bu Mus adalah seorang guru yang bijaksana dalam memberikan nasehat

kepada murid-muridnya. Ia selalu mengingatkan anak-anak muridnya supaya

menjalankan ibadah tepat pada waktunya.

(122) Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah Ananda sering mendengar di berbagai upacara petugas sering mengucap doa: Ya, Allah lindungilah para pemimpin kami? Jarang sekali kita mendengar doa: Ya, Allah lindungilah anak buah kami…”(hlm.73-74).

(123) “Kali ini Ibunda tidak memberimu nilai terbaik untuk

mendidikmu sendiri,” kata Bu Mus bijak pada Mahar yang cuek saja “Bukan karena karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apa pun kita harus memiliki disiplan.” (hlm.190).

(124)“Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,”

demikian Bu Mus selalu menasehati kami. Bukankah itu kata-kata yang diilhami surat An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu oleh umat. Tapi jika yang mengucapkan Bu Mus kata-kata itu demikian berbeda, begitu sakti, berdengung-dengung di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa terlambat sahalat. (hlm.31).

Page 79: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

67

Sahara juga memiliki sifat yang bijak. Ia memberikan nasehat kepada

temannya supaya tidak menyerah dalam menggapai cita-cita. Menurut Sahara,

setiap cita-cita adalah doa.

(125) ”Cita-cita adalah doa, Dan,” begitulah nasehat bijak Sahara. ”Kalau Tuhan mengabulkan doamu, dapatkah kaubayangkan apa jadinya perfilman Indonesia?” (hlm.343).

3.2.12 Keramahan

Bu Mus adalah seorang guru muda yang ramah. Ketika pendaftaran murid

baru, ia beramah tamah dengan para orang tua murid. Selain itu, ia juga murah

senyum.

(126) Bu Mus mendekati setiap orangtua murid di bangku panjang tadi, berdialog sebentar dengan ramah, dan mengabsen kami….(hlm.9).

(127) … Maka Bu Mus mengambil inisiatif sambil tersenyum bersahabat.

“Baiklah, selamat datang di kelas kami, setelah ini pelajaran kemuhammadiyahan, silakan Ananda (Flo) duduk di sana dengan Sahara”(hlm.355).

Keramahan juga ditunjukan oleh Lintang. Ketika Ikal menghampirinya di

dalam kelas, Lintang menunjukkan sikap yang bersahabat. Ia menyalami Ikal

dengan pnuh semangat.

(128) Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas ia menyalamiku dengan kuat seperti pegangan tangan calon mertua yang menerima pinangan….(hlm.12).

3.2.13 Kesabaran

Page 80: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

68

Kesabaran digambarkan oleh Bu Mus dan Mahar. Ketika salah satu

muridnya, Harun, yang mempunyai keterbelakangan mental, bertanya kepada Bu

Mus dengan pertanyaan yang sama sepanjang tahun, Bu Mus selalu menjawabnya

dengan sabar. Begitu juga yang dilakukan Mahar, ketika menghadapi Harun saat

bermain musik.

(129) ... Jika Bu Mus menjelaskan pelajaran, ia (Harun) duduk tenang dan terus-menerus tersenyum. Pada setiap pelajaran apa pun, ia akan mengacung sekali dan menanyakan pertanyaan yang sama, setiap hari, sepanjang tahun, ”Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran?”

”Sebentar lagi Anakku, sebentar lagi...,” jawab Bu Mus sabar, berulang-ulang, puluhan kali, sepanjang tahun, lalu Harun pun bertepuk tangan (hlm.77).

(130) Insiden sempat terjadi pada awal pembentukan band ini karena Harun bersikeras menjadi drumer padahal ia sama sekali buta nada dan tak paham konsep tempo.

”Dengarkan musiknya, Bang, ikuti iramanya,” kata Mahar sabar (hlm.147).

3.2.14 Silaturahmi

Citra pendidikan nilai yang lain adalah hubungan silaturahmi yang tetap

terjaga. Anggota Laskar Pelangi tetap menjalin silaturahmi meskipun sudah

sekian tahun berpisah. Rasa kekeluargaan masih sama seperti waktu mereka

mengenyam pendidikan bersama di sekolah Muhammadiyah.

(131) Setelah acara peluncuran buku, aku, Nur Zaman, Mahar, dan Kucai mengunjungi ibu Ikal untuk bersilaturahmi sekalian menanyakan kabar anaknya di rantau orang....(hlm.491)

3.3 Rangkuman

Page 81: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

69

Hasil penelitian pada bab ini mendeskripsikan tentang citra pendidikan

nilai. Citra pendidikan nilai adalah gambaran usaha untuk membantu peserta didik

untuk menyadari dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral dan

keseluruhan hidup mereka.

Pendidikan nilai berisi tentang: penghargaan pada nilai kemanusiaan,

penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan

hidup pada perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran,

tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian, dan kelestarian alam.

Citra pendidikan nilai yang ada dalam novel Laskar Pelangi adalah

kejujuran, tekad kuat, penemuan identitas, bertanggung jawab, bekerja keras,

keikhlasan, menepati janji, dapat dipercaya, beradaptasi, baik hati, kebijaksanaan,

keramahan, kesabaran, dan silaturahmi.

Page 82: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

BAB IV

PENUTUP

Bab yang terakhir ini akan dibagi menjadi dua bagian, yakni (1)

kesimpulan dan (2) saran. Kesimpulan yang di maksud merupakan gabungan

pemikiran dari Bab I sampai Bab III. Sedangkan bagian saran berisi masukan-

masukan bagi pembaca yang hendak mengadakan penelitian dengan pustaka yang

sama dengan pustaka yang digunakan oleh penulis, yakni novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata.

4.1 Kesimpulan

Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan sebuah karya sastra

yang di dalamnya sarat akan kehidupan sosial, yakni kehidupan sosial yang

dialami oleh penulisnya sendiri. Andrea Hirata menuturkan dengan jujur dan

lugas mengenai apa yang yang pernah ia lihat dan ia rasakan melalui tokoh-tokoh

yang ada dalam Laskar Pelangi. Permaslahan yang di angkat juga tidak jauh dari

permasalahan yang akrab di seputar kehidupan penulisnya. Melihat konsis

tersebut, maka peneliti melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan

sosiologi sastra.

Tokoh di dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni tokoh utama dan

tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi, ada tiga yaitu, Ikal,

Lintang dan Mahar. Sedangkan tokoh tambahannya adalah Sahara, Syahdan,

Kucai, Trapani, Borek/Samson, A Kiong, Harun, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, dan A

Ling.

Page 83: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

71

Tokoh Ikal mempunyai tinggi badan yang tidak terlalu tinggi dan tidak

terlalu pendek dan berambut ikal. Ia berasal dari keluarga berekonomi rendah.

Ayahnya adalah seorang buruh tambang yang bergaji kecil, sedangkan saudara-

saudara Ikal bekerja menjadi kuli. Ikal sangat menghormati dan menyayangi

ibunya. Pelajaran kemuhammadiyahan tidak memperbolehkannya bohong, apalagi

kepada ibu. Ikal juga mempunyai bakat seni, khususnya pada puisi. Ia

menyerahkan karya puisinya sebagai tugas kesenian kepada Bu Mus. Ia termasuk

anak yang pintar. Ia selalu menduduki peringkat kedua di kelasnya. Cita-citanya

adalah ingin menjadi pemain bulu tangkis dan penulis yang berbobot, namun ia

malah menjadi pegawai di salah satu kantor pos di Jakarta sebagai tukan sortir.

Tokoh Lintang digambarkan sebagai tokoh yang berwajah manis dan

berambut keriting. Penampilannya sangat sederhana. Tubuhnya tak terawat, kotor,

dan berbau hangus. Lintang berasal dari Tanjong Kelumpang, desa nun jauh di

pesisir pantai, yaitu sebuah wilayah paling timur di Sumatra. Ia adalah anak laki-

laki satu-satunya. Lintang mempunyai lima adik perempuan dan ia tinggal

bersama empat belas anggota keluarga lainnya. Ayah Lintang adalah seorang

nelayan yang bekerja sebagai petani penggarap karena ia tidak memiliki perahu.

Sedangkan ibunya adalah seorang keturunan bangsawan kerajaan lama Belitong.

Lintang adalah sosok yang ramah dan suka menolong teman yang mengalami

kesulitan dalam memahami pelajaran. Ia tidak segan untuk berbagi ilmu kepada

temannya. Lintang adalah seorang anak yang pemberani, pantang menyerah, dan

rajin. Tak pernah sehari pun ia membolos sekolah, walaupun hanya untuk

menyanyikan lagu Padamu Negeri di akhir jam sekolah. Lintang adalah anak yang

Page 84: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

72

pintar dan genius. Ia selalu mendapatkan nilai-nilai yang jauh di atas rata-rata.

Kegeniusan ini mengantar Lintang pada lomba kecerdasan antarsekolah. Lintang

mampu mengaharumkan nama sekolah Muhammadiyah yang menjuarai

perlombaan itu. Lintang mempunyai cita-cita menjadi seorang matematikawan.

Harapan itu harus ia pendam karena ia tak bisa melanjutkan sekolah dan harus

menganggung nafkah keluarganya setelah ditinggal mati ayahnya. Lintang

memenuhi harapan ayahnya untuk tidak menjadi nelayan. Ia bekerja sebagai sopir

truk.

Tokoh Mahar diceritakan sebagai anak yang pekerja keras. Ia bekerja

sebagai tukang parut kelapa. Ia memiliki tangan yang berminyak dan kuku-kuku

yang cacat karena disayat gigi-gigi mesin parut. Ia juga berpenampilan etnik

dengan aksesori-aksesorinya. Mahar adalah seniman yang imajinatif. Ia

menciptakan sebuah karya dengan imajinasinya. Ia penuh dengan ide-ide gila

yang kreatif. Ia menciptakan gerakan tarian yang dipakai untuk lomba karnaval 17

Agustus-an. Dengan tarian itu, sekolah Muhammadiyah berhasil mendapat trofi

Penampil Seni Terbaik. Mahar juga gemar pada hal-hal yang berbau supranatural.

Kegemaran itu membawa dampak buruk untuknya. Nilai-nilai ujiannya merosot

tajam, dan ia terancam tidak dapat mengikuti Ebtanas. Keyakinannya terhadap

dunia gelap membuatnya berpikir untuk meminta bantuan seorang dukun agar

mendapat nilai yang bagus.

Tokoh Sahara digambarkan sebagai wanita yang cantik. Ia memakai jilbab

dan mempunyai tubuh yang ramping. Ayahnya bekerja di PN sebagai seorang

Taikong. Sahara adalah gadis yang tempramen. Jika marah alisnya akan bertemu

Page 85: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

73

dan tak segan mencakar. Ia juga pintar dan peringkatnya bersaing dengan Trapani.

Sahara menjunjung tinggi kejujuran. Ia pantang berbohong. Cita-citanya ingin

menjadi seorang pejuang hak-hak asasi wanita

Tokoh Syahdan digambarkan sebagai seorang anak yang bertubuh kecil. Ia

berasal dari keluaga nelayan yang miskin. Ayahnya adalah seorang nelayan yang

bekerja di bagan dan gudang kopra. Cita-cita Syahdan adalah ingin menjadi aktor

ternama, tapi kemudian ia bekerja di sebuah perusahaan terkemuka sebagai

Manager.

Sedangkan tokoh Kucai digambarkan sebagai seorang anak yang

menderita rabun jauh karena kekurangan gizi pada waktu kecil. Ia memiliki jiwa

oportunis yang bermulut besar. Ayahnya adalah seorang pensiunan tukang bagi

beras di PN Timah dan ketua Badan Amil masjid. Selain itu, Kucai adalah

seorang yang bermulut besar, berotak tumpul, populis, dan tak tahu malu. Ia ingin

menjadi anggota dewan. Ia pun menjadi anggota dewan yaitu sebagai ketua salah

satu fraksi di Belitong.

Tokoh Trapani digambarkan sebagai anak yang tampan. Warna

pakaiannya selalu serasi dan berbau harum. Tubuhnya tinggi dan berkulit putih.

Rambutnya hitam lebat. Ia juga memiliki kumis tipis. Ayahnya adalah seorang

operator di PN. Trapani adalah anak yang pendiam, tapi pintar. Ia selalu mendapat

rengking ketiga di kelasnya. Cita-citanya ingin menjadi guru di pedalaman

Belitong.

Borek/ Samson digambarkan sebagai tokoh yang terobsesi memiliki otot

yang besar. Karena latihan keras, ia pun berhasil membesarkan ototnya. Ia bercita-

Page 86: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

74

cita ingin menjadi tukang sobek karcis dan sekuriti Bioskop, supaya ia dapat

menonton film dengan gratis.

Tokoh A Kiong diceritakan sebagai tokoh yang memiliki fisik yang sedikit

aneh. Wajahnya berbentuk kotak dan lebar. Ia memiliki mata yang sipit dan

hampir tak mempunyai alis. A Kiong termasuk anak yang cepat menangkap

pelajaran dan ia bercita-cita ingin menjadi seorang kapten kapal. Ayah A Kiong

bekerja sebagai petani sawi. A Kiong berasal dari keluarga Kong Hu Cu sejati.

Kemudian A Kiong memeluk agama Islam yang disaksikan oleh Pak Harfan dan

Bu Mus. Ia juga mengganti namanya menjadi Muhammad Jundullah Gufron Nur

Zaman. A Kiong adalah tokoh yang naif dan mudah terhasut oleh orang lain.

Selain itu, A Kiong juga baik hati, ramah dan setia kawan terhadap sahabatnya.

Tokoh Harun adalah seorang pria yang berumur lima belas tahun. Kakinya

berbentuk huruf X dan agak keterbelakangan mental, sehingga ia tidak bisa

menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Harun adalah pria yang santun,

pendiam, dan murah senyum. Ia memiliki model rambut seperti Chairil Anwar

dan selalu berpakaian rapi. Hobinya adalah mengunyah permen asam jawa.

Tokoh Flo digambarkan sebagai seorang gadis cantik dan tomboi.

Rambutnya pendek dan senang memakai celana jeans dan kaos oblong. Flo juga

pribadi yang menyenangkan. Ia rendah hati, suka menolong dan baik hati. Flo

adalah anak yang penuh semangat dan rajin. Ia tidak pernah bolos sekolah, dan

sangat santun kepada para pengajar. Ayah Flo adalah seorang yang amat

terpelajar. Ia adalah insinyur dan seorang Mollen Bas sebagai kepala semua kapal

keruk yang bekerja di PN. Flo berasal dari keluarga yang berada. Ini terbukti pada

Page 87: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

75

peralatan sekolahnya yang lengkap serta tas yang dipakainya berbeda-beda setiap

harinya.

Tokoh Bu Mus digambarkan sebagai wanita muda yang berjilbab dan

berpenampilan sangat sederhana. Ia juga digambarkan sebagai guru yang ramah

kepada siapa pun. Bu Mus digambarkan sebagai guru yang pandai, penuh dengan

karismatik dan memiliki pandangan jauh ke depan. Ia mengajarkan semua mata

pelajaran. Selain itu, Bu Mus juga seorang pekerja keras. Bekerja keras dalam

mencari nafkah dan bekerja keras melatih murid-muridnya. Bu Mus adalah

seorang guru yang bijak dalam memberikan nasehat kepada murid-muridnya. Ia

juga selalu mengajarkan kedisiplinan dalam hal ibadah atau pun penyerahan tugas

sekolah.

Tokoh Pak Harfan digambarkan sebagai bapak tua berwajah sabar, yang

berprofesi sebagai kepala sekolah di perguruan Muhammadiyah. Ia memiliki

kumis yang tebal dan jenggot yang lebat berwarna kecokelatan dan beruban.

Penampilan Pak Harfan sangat sederhana. Cara berpakaiannya pun biasa saja. Pak

Harfan adalah seorang laki-laki yang memiliki silsilah Kerajaan Belitong. Selain

menjadi kapala sekolah di perguruan Muhammadiyah, ia juga menjadi petani

palawija.

Tokoh A Ling diceritakan sebagai gadis keturunan Tionghoa. Ia gadis

yang cantik dan memiliki postur tubuh yang ramping dan tinggi. Ia juga menyukai

karya sastra, khususnya puisi yang dikirimkan padanya.

Page 88: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

76

Citra pendidikan nilai adalah gambaran usaha untuk membantu peserta

didik untuk menyadari dan mengalami nilai-nilai, menyumbangkan secara integral

dan keseluruhan hidup mereka.

Pendidikan nilai berisi tentang: penghargaan pada nilai kemanusiaan,

penghargaan atas hak asasi manusia, penghargaan pada perbedaan, kemampuan

hidup pada perbedaan, persaudaraan, sopan santun, demokrasi, kejujuran,

tanggung jawab, keadilan, daya juang, kerohanian, dan kelestarian alam.

Citra pendidikan nilai yang ada dalam novel Laskar Pelangi adalah

kejujuran, tekad kuat, penemuan identitas, bertanggung jawab, bekerja keras,

keikhlasan, menepati janji, dapat dipercaya, beradaptasi, baik hati, kebijaksanaan,

keramahan, kesabaran, dan silaturahmi.

4.2 Saran

Penelitian ini membahas masalah citra pendidikan dengan menggunakan

pendekatan sosiologi sastra. Penelitian lain yang dapat dilakukan pada novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah dari segi bahasa dengan menggunakan

penelitian gaya bahasa. Selain itu, juga dapat dilakukan penelitian dengan

menggunakan psikologi sastra yang membahas liku-liku konflik batin tokoh.

Page 89: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

77

DAFTAR PUSTAKA

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

----------------------------. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas.

Jakarta: Pusat Pembinaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hadiwardoyo, Purwa, M.S.F. 2005. Artikel ”Pendidikan Moral di Perguruan

Tinggi” dalam buku Pelangi Pendidikan Tinjauan dari Berbagai Perspektif. Editor Slamet Soewandi, dkk. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Handayani. 2008. ” Problematika Sistem Pendidikan di Indonesia dan Gagasan

Berbasis Syari’ah”, http://formmit.org/social/224-problematika-sistem-pendidikan-indonesia-a-gagasan-based-syaria-education.html, didownload tanggal 04 November 2008

Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang Pustaka Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Yogyakarta: Nusa Indah dan Kanisius Lie, Anita, dkk. 2005. Pendidikan Nasional dalam Reformasi Politik dan

Kemasyarakatan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Mardiatmadja, B.S, Dr. Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press Ratna, Nyoman Kutha. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar Semi, Atar. 1989. Kritik Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa Bandung. Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa : Pengantar

Penelitaian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta : Duta Wacana Univercity Press

Page 90: CITRA PENDIDIKAN NILAI DALAM NOVEL LASKAR PELANGI … · mencerminkan kehidupan dalam suatu masyarakat. ... pendidikan di Indonesia, khususnya masyarakat Belitung. ... Aspek politik,

78

Suparno, Paul, S.J. 2005. Artikel ”Filosofi Pendidikan Budi Pekerti” dalam buku Pelangi Pendidikan Tinjauan dari Berbagai Perspektif. Editor Slamet Soewandi, dkk. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Tanzil, Hernadi. Resensi Laskar Pelangi. www.google.com, didownload tanggal

21 Oktober 2008 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama