CITRA LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK...
Transcript of CITRA LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK...
CITRA LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK HUKUM
DI MATA MASYARAKAT
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyru:atan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Ill Ill Ill llll'lll!!a..
Ull I
Oleh:
KONSENTRASI PERBANDINGAN HUKUM
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB JDAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGEIU
SY ARIF I-IIDA YATULLAH
JAKARTA
2009M/1430 H
I PE R~·~_;;~~\~~;;;;~,·;.~~~-·1 I I '., ;· •• ":.···' 1 ·)''.·~:. /\
. ..-·-·-······
CITRA LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK HUKUM
DI MATA MASYARAKAT
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukurn
Untuk Mernenuhi Persyaratan Mernperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)
Oleh:
AHMADRAMZY NIM: 105043201318
mbingan
Drs. amin Aini MA. NIP: 196303051991031002
KONSENTRASI PERBANDINGAN HU KUM
PROGRAM STUIH PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
J?AKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M / 1430 H
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi berjudul "CITRA LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK HUKUM DI MATA MASYARAKAT" telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIJ\I) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 7 Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum (Perbandingan Hukum). ' ·
PAN/TIAN UJIAN
Jakarta, 7 Desember 2009 <an, t{tas Syariah clan Hukum
\
I. Ketua : Dr.I-I. A. Mukri Adji, MA. NIP. 195703121985031003
2. Sek!'etaris : Dr.I-I. Muhammad Taufiki, M.Ag. NIP. 196511191998031002
3. Pembimbing : Drs. Noryamin Aini, MA. NIP. 196303051991031002
4. Penguji I : Asep Saifudin Jahar, MA.,Ph.D NIP. 196912161996031001
5. Penguji II : Drs. Abu Thamrin, SIL M.Hum. NIP. 196509081995031001
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cant:1mkan
sesuai dengan ketentuan yang ·berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayntullah Jakarta.
3. Jika dikemuclian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatu!lah Jakarta.
Ciputat, 07 Desember 2009
AHMADRAMZY
iv
Assalamu 'a/aikum Wr. Wb.
~JI .:r-)1 .&1 r KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah n1emberikan
nikmat clan karunia-Nya sehingga dengan izin clan ridho-Nya penulis clapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai yang cliharapkan. Shalawat serta salam
sclalu tercurahkan kepacla Nabi Muhammad SAW. clengan kehaclirannya telah
memberikan pencerahan, ketenangan clan kenyamanan hiclup manusia. Dan ticlak lupa
pula kepacla para sahabatnya clan orang-orang yang telah mengikuti clan mentaati
ajaran-Nya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna atau boleh
dikatakan masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun demildan
dengan segala keterbatasan dau kemampua11 yang dimiliki penulis, maka penulis
berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini clapat bermanfaat bagi semua pihak.
Dan juga penulis menyaclari bahwa tidak .akan pernah sanggup claim mengatasi
berbagai macam hambatan yang mengganggu lancarnya penulisai1 ini tanpa aclanya
bantuan clan clukungan yang bersifat materil maupun spirituil baik secai·a lai1gsung
maupun tidak langsung.
v
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhorsmat:
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakmia dan Pembantu
Dekan I, II, dan III yang telah membimbing dan memberikan ilmu kepada
penulis.
2. Dr. H. Alunad Mukri Adji, MA. selaku Ketua Program Studi Perbandingan
Mazhab dan Hukum, Bapak Dr. H. Muha1nmad Taufiki, M.Ag. selaku Selcretaris
Program studi Perbandingan Mazhab dan Hukum yang telah membimbing,
meluangkan waktu dan mengarahkan segenap aktifitas yang berkenaan dengan
Program Studi.
3. Drs. Noryamin Aini, MA., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan dan nasehat kepacla pe11ulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Pihak-pihak dari Kantor Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan data dan informasi yang
berkenaan dengan skripsi penulis.
5. Karyawan Perpustakaan Utama dan .Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum
yang telah memberikan fasilitas dan membantu meminjamkan buku-bukunya
sehingga memperoleh informasi yang dibntuhkan.
6. Para Dasen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selmna masa pencliclikan berlangsung.
'"
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan segala pengorbanannya baik materil
maupun formil dan do'a serta motifasi yang tiada henti-hentinya sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi tepat pada waktunya.
8. Teman-teman Faki.lltas Syariah dan Hukum ldmsusnya Kemsentrasi Perbandingan
Hukum angkatan 2005, dan kepada semua pihak, terima kasih telah memberikan
inspirasi dan bantuan serta dukungannya.
Jakarta: 07 Desember 2009 M 21 Dzul Hujjah 1430 H
Penulis,
AHMADRAMZY
DAFTARISI
Lembar Persetujuan .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. . . . . .. .. . . . . .. . . .. .. . .. .. . .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. ii
Lem bar Pengesahan .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. . . .. .. .. . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. iii
Lembar Pernyataan ...................................... .' ...... :...................... ... iv
Kata Pengantar ................. ;.. . .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . . .. .. .. . . .. .. . .. .. .. .. . .. . .. .. v
Daftar Isi . . . .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. ... viii
BABI PENDAHULUAN
A. La tar Belakang Masalah ...................................................... .
B. Pembatasan Masalah ............................................................ 8
C. Perumusan Masalah ............................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 9
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................. I 0
F. Metode Penelitian ................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan ........................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI CITRA POLIS! SEBAGAI
PENEGAK HUKUM
A. Fungsi dan Tujuan Kepolisian ............................................ 21
B. Tugas dan Wewenang Polisi .............................................. 2~
C. Profesionalisme Polisi ....................................................... 32
D. Persepsi Masyarakat Terhadap polisi ................................. 38
E. Polisi Menurut Islam ...................................... .................... 44
BAH III BIOGRAFI POLRES METRO .JAKARTA SELATAN
BAB IV
BABV
A. Visi dan Misi .................................................................. ...... 49
B. Satuan dan Bagian Kesatuan ................................................. 53
C. Struktur Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan ................. 69
D. Wilayah Tugas POLRES Jakarta Selatan ...... ...................... 70
CITRA POLRES METRO JAKARTA SELATAN DI
MATA MASYARAKAT
A. Identitas Responden Penelitian ............................................ 71
B. Interaksi Masyarakat Jakaiia Selatan dengan Lembaga
Kepolisian ........................................................................... 73
C. Citra Polisi di Mata Masyarakat Jakarta Selatan .................. 84
I. Polisi sebagai Pelayan Masyarakat .............................. 85
2. Polisi sebagai Pelindung Masyarakat .......................... 87
3. Polisi sebagai Pengayom Masyai·akat .......................... 89
PENUTUl'
A. Kesimpulan ........... :............................................................ 93
B. Saran .. . ....... ..... .... . .... ........ .... .. .. . ....... ...... ... ............ ... ......... 95
Daftar Pustaka ... . .. . .. .. . . ..... ... .... .... . .... ..... ..... ..... ... . .... . ...... ... . .. . .. . .. .. . ... . .. . ... .. .... .. ..... 97
Lampiran ............................ .......................................................... ........................ 99
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Ma~alah
Pola penegakkan hukum dipengaruhi oleh tingkat perkembangan
masyarakat, tempat hukum tersebut berlaku atau diberlakukan. Dalam masyarakat
sederhana, pola penegakkan hukumnya dilaksanakan melalui prosedur dan
mekanism.e yang sederhana pula. Nanmn, ·dalam masyarakat modern yang bersifat
rasional dan memiliki tingkat spesialisasi dan. diferensiasi yang begitu tinggi,
pengorganisasian penegakan hukumnya menjadi begitu kompleks dan sangat
birokratis. 1
Semakin modern suatu masyarakat, maka akan semakin kompleks dan
scmakin birokratis proses penegskkan hukumnya. Sebagai . akibatnya, yang
memegang peranan penting dalam proses penegakan hukum bukan hanya
manusia yang menjadi aparat penegak hukum, namun juga organisasi yang
mengatur dan mengelola operasionalisasi proses penegakan hukum.
Kondisi penegakkan hukum dalam masyarakat bukan hanya ditentukan
oleh faktor tunggal melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memherikan
kontribusi secara bersama-sama terhadap kondisi tersehut. Namun, faktor mana
1 Bambang Sutiyoso, Aktua/ita Hukum Dalam Era Reformasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), h. 60.
1
2
yang paling domiimn mempunyai pengaruh tergantung pac\a konteks sosial dan
tantangan~tantangan yang dihadapi masyarakat bersangkutan.
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dapat
dibedakan dalam dua ha!, yaitu faktor-faktor yang tetdapat dalam sistem hukum
clan faktor-faktor di luar sistem. hukum. Adapun faktor-faktor dalam sisten'
hukum meliputi faktor hukumnya (unc\ang-unc\ang), faktor penegak hukum, dan
fakto, sarana dan prasarana. Sedangkan faktor-faktor di l.uar sistem hukum yang
memberikan pengaruh adalah faktor kesadaran hukum masyarakat, perkembangan
masyarakat, kebudayaan, clan faktor politik dan penguasa Negma.2
Realitas penegakkan hukum dalam masyarakat yang sedang mengalami
proses modernisasi juga c\ipengaruhi faktor-faktor majemuk tersebut. Dengan
demikian, kondisi penegakkan hukum yang masih buruk dalam masyarakat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. 3
Kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah, . baik dikalangan
terclidik maupun di seputar masyarakat yang kurang berpenc\idikan, bahkan juga
di kalangan aparat penegak hukum senditL Indikator rendahnyil kesaclaran hukum
masyarakat dapat c\ilihat dari banyaknya tinc\akan main hakim sendiri yang te1jadi
dalam masyarakat, baik yang dilakukan masyarakat pada umumnya maupun
2 Soerjono Sukanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: Rajawali, 1983), h. 4-5.
3 Bambang Sutiyoso, Akmalita Hukum Dalam Era Re/ormasi, h. 61.
3
c!ilakukan aparat penegak hukum. Para pelaku kejahatan yang tertangkap basah ·
saat melakukan kejahatai1, terutania pelaku kejahatan kesu.silaan, pencurian, clan
persantetan c!ihakimi senc!iri oleh masyarakat.
O!eh karena itu, sinkronisasi clan integritas para penegak hukum, hakim,
jaksa, polisi clan pengacara perlu c!itingkatkan. Masih ac!anya aparat penegak
hul<um yang memanfaatkan jabatannya baik secara langsung maupun tidal<
langsung untuk memperkaya c!iri senc!iri atau orang lain demi kepentingan
pribac!inya senc!iri, sehingga mengabaikan komitmennya untuk menegakkan
kebenaran dan keac!ilan yang berc!asarkan hukum. Hal ini berkaitan c!engan
renc!ahnya gaji maupun fasilitas yang mereka terima, yang amat tic!ak seimbang
c!engan jabatan, tugas clan tanggung jawab serta martabat profesi (professional
pride) yang harus mereka pertahankan di mata masyarakat. Hal ini merupakan
keac!ilan tersenc!iri yang suc!ah berlangsung lama di Negara Indonesia.4
Kai au diamati dengai1 cermat, pad a dekade terald1ir ini telah te1j adi
pergeseran keseimbangan kerja clan pelalcsanaan tugas polisi, yang secara singkat
diistilahkan sebagai rasionaliasi po/isi yang mengandung aspek; spesialisasi,
sentralisasi, komunikasi, komputerisasi, efisiensi teldmologi. Betbagai penelitian
menggambarkan bahwa betapapun model rasionalisasi itu dikembangkan tetap
4 Adnan Buyung Nasution, Arus Pemikiran Konstitusiona/isme; Hukum dan Peradi/an, !Jakarta: Kata Hasta Pustaka, 2007), h. 86.
4
saja suksesnya tugas polisi itu tetap bertumpu pada informasi serta dukungan atau
partisipasi masyarakat.5
Pada talmn 1961 Palisi Republik Indonesia (Polri), dinyatakan sebagai
bagian dari ABRI dan bertanggung jawab langsung ·kepada Presiden selaku
Panglima tertinggi ABRI sesuai sistem yang dianut UUD 1945 pada waktu itu.
Pada tanggal 1 Juli 1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI dikembalikan
menjadi Kepala Kepolisian Negara RI (Kapolri). Kedudukai1 Polri sebagai bagian
dari ABRI pada waktu itu masih tidak berubah dengan alasan integritas, sehingga
segala ha! ikhwal yang berlaku di lingkungan TNI/ ABRI juga diberlakukan di
lingkungan Polri. Misalnya, masalah pendidikan, sistem anggaran clan keuangan,
materiil dan persoalanlainnya serta hampir semua tugas-lugas Polri berdasarkan
petunjuk dan perintah Panglima ABRI. Kedudukan Polri dalam sistem
pemerintahan Orde Baru hanya sebagai alat kekuasaan dan merupakan sub-
ordinal dari TN!/ ABRI, sehingga meninggalkan ciri dan jati diri polisi sebagai
pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat dan sebagai aparat penegak
hukum.6
' Robert Baldwin, Ricard Kinsey, Police Powers and Politics; Kewenangan Polisi dan Politik, (Jakarta: Cipta Manunggal, 2002), h. xv-xvi.
6 Pudi Rahadi, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Polislj, (Surabaya: Laksbang Mediatama, 2007), h. 2-3.
5
Akibat kebijakan pemerintah yang diskriminatif clalam memperlakukan
institusi Polri,7 maka menjadikan Polri tidak dapat berkembang di dalam
menanggulangi kejahatan dengan. modus baru, sehingga lambat laun Polri
ditinggalkan masyarakat dan diremehkru1 oleh pel).egak. hukum lainnya Qaksa,
hakim dan advokat) karena dianggap kurang profesional.
Tuntutru1 rakyat di era reformasi agar Polri bersikap mandiri tanpa adanya
intervensi dari pihak manapun dan profesional dalam menjalankan tugas, serta
pelaksanaan fungsi dan peran sebagai aparat penegak hukum, pelindung,
pengayom dan pelayan masyarakat terjawab saat Presiden RI pada upacara HUT
Bhayangkara ke 54 tanggal 1 Juli 2000 meremaskru1 reorganisasi Polri keluar clari
Departemen Pertahanan dru1 TNI/ ABRI, untuk selanjutnya menjadi institusi
inclependen dan mandiri yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden
selaku Kepala negara. Di samping kebijakan Presiden pada saat pidato tersebut,
dasar hukum yang juga dijadikan sebagai legitimasi bagi Polri adalah Pembukaan
UUD 1945 (alenia 4), Pasal 30 UUD 1945, Interuksi Presiden No. 2 tahun 1999
tentang Pemisahan Polri dari TNI/ ABRI, UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri dan
K-::bijakan strategis Kapolri 2001-2004.8
7 Kelemahan Polri disebabkan oleh kebijakan pemerintah orde baru yang sengaja tnembesarkan institusi Orde Baru dan cenderung mengabaikan Polti, seperti adanya pembedaan petnberian fasilitas oleh pemerintah. Misalnya, anggaran pembangunan Polri kecil, adanya intruksi pembubaran Korps BrLnob, anggaran kapal patroli dan pesawat udara yang minim, dan lain-lain. Lihat : Pudi Rahadi, Hukum Kepo/isian (Profesionalisme dan Reformasi Polisi), h. 3-4.
8 Ibid, h. 6-7.
6
Aktualisasi fungsi dan vitalitasisasi serta upaya penataan reformasi Polri
hendaknya diarahkan pada pemuliaan profesi fungsi pemerintahan lainnya,9
sehingga pembenahan fungsi kepolisian selaina 11roses reforrnasi tidak
diintervensi oleh politik atau fungsi pernerintahan lainnya. Pelaksanaan tugas
Polri yang mencakup tugas perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat
di samping tugasnya sebagai alat negara penegak hukum membuka wawasan
yang lebih luas ke arah pemberdayaan masyarakat, namun tetap menitikberatkan
kepada orientasi profesi dengan pertimbangan obyektif clan rasional. Pergc:seran
dari lingkup tugas kepolisian clan penegakan lrnkum yang sempit ke arah lingkup
yang lebih luas mencakup pemeliharaan ketertiban clan pelayanan sosial dalam
rangka politik kriminal. Hal ini menuntut kesecliaan pemolisian ke arah metode
"community policing" (Kegiatan Polisi Bermasyarakat). 10
Menurut penelitian Transparency International Indonesia (TI!) pada tahun
2008 menjelaskan bahwa indeks suap institusi publik paling tertinggi di mata
msyarakat adalah lembaga kepolisian yaitu 48 %, selanjutnya DLLAJR clan
Imigrasi. Hal ini perlu adanya kesadaran intitusi kepolisian clan pengguna jasa
kepolisian untuk mengurangi dan meminimalisir praktik suap yang te1:jacli. Selain
Tl! juga melakukan survei, institusi pemerintahan mana yang harus diprioritaskan
9 Ibid, h. 9.
10 Satjipto Raharjo, Palisi Indonesia Baru, (Jakarta: Gramedia, 2000), h. 34.
7
untuk dibersihkan dari korupsi. Data menunjukkan lembaga kepolisian clalam
base pelaku bisnis menempati posisi ke clua setelah institusi hukurn, yaitu 22 %,
pada base tokoh masyarkat kepolisian menernpati posisi kc lirna, yaitu 15%,
sedangkan pada base pejabat publik kepolisian menern.pati posisi ke dua sama . .
dengan kejaksaan, yaitu I 9%. 11
Kerjasama polisi clan masyarakat selalu mengenal pasang-surut yang hal
ini clitcntukan olch baik buruknya prilaku petugas di lapangan. Petugas yang
semakin santun, berpendidikan lebih tinggi, memahami visi clan misi kepolisian
yang hakiki, akan langsung mengangkat ke1jasama masyarakat. Intinya besar-
kecilnya partisipasi masyarakat sebenarnya terletak pada prilaku polisi sendiri.
Hal ini menandai perubahan kualitatif arah kegiatan polisi menuju terpuruknya
citra kepolisian. Polisi yang mementingkan kepentingan pribadi akan bersikap
tidak peduli dengan keterpurukan itu. Hal ini merupakan awal menurunnya
integritas, kredibilitas dan akuntabilitas polisi.
Paradigma barn Polri menuju era kemandirian clan profesional merupakan
tantangan ~ang tidak ringan mengingat keterbatasan sumber claya manusia,
minimnya anggaran dan peralatan yang difniliki Polri selama ini. Polisi sebagai
pengawal negara hingga kini dinilai belum menunjukkan kine1janya sebagai
pelindung, pengayom clan pelayan masyarakat.
11 Frcnky Simanjuntak, Mengukur Tingkat Korupsi di Indonesia: Jndeks Persepsi Korupsi Jndoensia 2008 dan Jndeks Suap, (Jakarta: Transparency International Indonesia, 2008), h. l 7-2 l.
8
Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis berniat unluk
mengadakan penelitian tentang bagaimana citra polisi sebagai penegak hukum di
mata masyarakat . Karena polisi memiliki peran yang penting dalam proses
penegakan hukum sebelum dan pada saat perkara digelar di muka persidangan. ' '
Oleh sebab itu, penulis memberi judul skripsi ini dengan judul skripsi "CITRA
LEMBAGA KEPOLISIAN SEBAGAI PENJrGAK lIUKUM DI MATA
MASY ARAKA T".
B. Pcmbatasan Masalah
Permasalahan penegakkan hukum yang bertumpu pada integritas para
aparal pencgak hukum, yang rneliputi hakim, jaksa, polisi clan pengacara. Agar
permasalahan tidak melebar maka penulis akan membatiisi penelitian hanya pada
persepsi atau panclangan masyarakat Jakarta Selatan terhadap polisi clan
kepolisian resort metro Jakarta Selatan, yakni tentang:
1. Persepsi masyarakat Jakarta Selatan terhadap kine1ja lembaga kepolisian pacla
tahun 2009 dan sebelunmya.
2. lnteraksi masyarakat Jakarta Selatan dengan lembaga kepolisian resort metro
Jakarta Selatan.
3. Citra lembaga kepolisian sebagai penegak lrnkum, pelindung, pengayom clan
pelayan di mata masyarakat Jakarta Selatan.
9
C. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain sebagai
berikut:
I. Bagaimana interaksi masyarakat Jakarta Selatan d1;11gan lembaga kepolisian
selama ini?
2. Bagaimana persepsi masyarakat Jakarta Selatan terhaclap citra lembaga
kepolisian?
D. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Aclapun tujuan yang ingin clicapai clari penelitian ini skripsi ini antara lain
sebagai bcrikut :
I. Untuk mengetahui bagaimana hubungan clan interkasi masyarakat Jakarta
Selatan cle1iganlembaga kepolisian sebagai penegak hukum.
2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Jakatia Selatan terhaclap citra lembaga
kepolisian sebagai penegak hukum.
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah membeti!GU1 pengetalrnan clai1
informasi tentang bagaima'na masyarakat memahami tenta:i1g lmkum .· terutama
tentang polisi clat1 kepolisian serta sebagai penambah bahan literatur atau bahan
bacaan di perpustakaan Faku!tas Syari'ah clan I-Iukum UJN Syarifl-Iidayatullah.
10
E. Tinjauan Ka,jian Tcrdahuln
Dalam kajian terdahiI!u ini penulis akan mengeksplorasi skripsi yang
telah ada, yaitu skripsi yang berjudul :
I. Judul skripsi "Meningkatkan Citra Palisi Melalui 3 (tiga) Penampilan POLRI , ,
di Polda Merta Jaya ", Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Skripsi ini
ditulis oleh Nursyah Putra. Skripsi ini · membahas tentang bagaimana cara-
cara atau upaya-ilpaya Polda metro jaya meningkatkan citra polisi di mata
masyarakat meliputi penampilan personil, penampilat\ kesatuan dan
penampilan operasionil. 3 (tiga) penampilai1 inilah yang dijadikan oleh
penulis sebagai tolak ukur citra polisi di mata masyarakat. Dalam
kesimpulan skripsinya penulis mengungkap bahwtl belum optimalnya 3
(tiga) penampilan di atas mempengaruhi buruknya citra polisi di mata
masyarakat.
2. Judul Skripsi "Optima!isasi Peranan Fungsi Pengamanan Kepolisian dalam
Upaya Peningkatan Citra Palisi di Polres )vfetro Jakarta Selatan ",
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (I'TIK), Skripsi ini ditu!is oleh Chaidir.
Hasil penelitian skripsi ini mengungkapkan bahwa fungsi pengamanan yang
dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Selata11 cukup baik, meski masih
terdapat kendala, yaitu kecilnya anggaran clan kurang optimalnya
kemampuan intelejen. Skripsi yang ditulis oleh Chaidir hanya terfokus pada
bagaimana fungsi pengamanan polisi dapat membangun clan !lleningkatkan
I I
citra polisi di mata masyarakat Jakarta Selatan. Dengan jumlah responclens
30 orang, Chaidir mencoba mengeneralisasikan bahwa masyarakat Jakarta
Se!atan menilai bal1wa pengamanan yang telal1 dilakuhm oleh Polres Jakarta
Selatan Cukup Baik dan masih cliperlukan optimalisasi fungsi-fungsi ' .
kepolisian lainnya guna membangun citra positif polisi di mata masyarakat.
Dari kedua skripsi yang telah cliuraikan di atas, penul:is berpendapat bal1wa
skripsi yang akan ditulis ini" berbeda clengan skripsi di alas. Penulis akan meneliti
seberapa baik citra polisi Polres metro Jalcarta Selatan di mata masyaralcat Jakarta
Selatan. Tolak ukur yang dipalcai penulis adalah tugas dan wewenang polisi,
bukan 3 (tiga) penampilan POLRI clan fungsi keamanan sebagaimana skripsi di
atas. Selain itu penulis juga akan meneliti pengetahuan masyarakat .Ja!:arta
Selatan terhadap tugas clan wewenang yang dimiliki oleh polisi. Oleh karena itu
penulis memberi judul skripsi ini clengan juclul "CITRA LEMBAGA
KEPOLISIAN SEBAGAI PENEGAK HUKUM SI MATA MASYARAKAT".
F. Metode Penelitian
Di clalam mengungkapkan segala permasalahan clan pembahasan yang
berkaitan clengan materi penulisan, malca data-data atau info1111asi yang akurat
sangat di butuhkan. Untuk itu perlu cligunakan sarana penelitian beberapa
kegiatan ilmial1 yang mendasar kepacla metocle penelitian. Agar clapat
mempelajari setiap gejala atau fakta yang menjadi permasalahan, clalam penulisan
ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
12
I. Jen is Data
Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini adalah
data kualitatif dan kuantitatif yakni, menggali secarn mendalam permasalahan
yang dianalisis. Adapun pendekatan yang dipakai melalui pendekatan empiris ' .
yakni dengan melihat dari sudut pandang masyarakat.
2. Jenis Penelitian
a) Penelitian lapangan
b) Penelitian pustaka
3. Sumber data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Sumber data primer, yaitu bahan-bahan utama yang bersifat mengikat
bernpa data yang diperoleh dari angket yang disebarkan. kepada
masyarakat Jakarta Selatan.
b) Sumber data sekunder, yakni bahan-bahan yang dapat memberi
penjelasan dalam · menganalisis data primer, yaitu data-data yang
diperbleh dari ihnu hukum, Undang-Undang d:an data-data lain yang
masih relevan dan dapat menunjang penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan :
a) Survei, yalmi telmik pengwnpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimk:m daftar pertanyaan ( angket) untuk diisi sendiri oleh
13
Pengguna jasa kepolisian metro Jakarta Selatan. Penulis menggunakan
angket dengan skala ordinal, yaitu pengukuran yang telah menyediakan
alternatif jawaban dengan beberapa skala sesuai kebutuhan. Angket
diberikan kepada 100 responden sebagai sampel dengan menggunakan . ' '
metode non random, yaitu angket diberikan tertuju langsung kepada
rcsponden secara aksidentil di sekitar !cantor Polres Jakarta Selatan.
b) Studi dokumentasi naskah. cara mengambil data tersebut yakni dengan
pen el usuran naskah.
4. Metode pengolahan Data
Sebelum data yang telah terkumpul diolah, maka penulis melakukan
pemisahan data antara data kuantitif dan data kualitatif. Data kuant;tatif diolah
dengan program SPSS 16;0 dan Microsoft Excel. Data yang ada akan clihitung
mean, presentase, clan stanclar deviasinya. Sedangkan data kualitatif diolah
dengan cara penelusuran naskah dan mengabil data yang akan clibutuhkan.
5. Metocle Analisis Data
Data kuantitatif yang telah terkumpul cla11 cliolah kemudian akan
dianalisis dengan menggunakan analisis statistik cleskritif yang merupakan
hasil tabulasi, sehingga menjadi kalimat agar memuclahkan pemahaman
terhadap data yang telah diolah.
6. Teknikpenulisan
Teknik penulisan dalam skripsi ini disesuaikan clenagn ketentuan yang
berlaku di Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hiclayatullah Jakarta.
14
Adapun buku pedoman penulisan yang digunakan adalah buku peclom2n
penulisan skripsi Fakultas Syari'ah clan Hukum yang cliterbitkan oleh UIN
Jakarta Press.
F. Sistcmatika Penulisan
Untuk sistematika penulisan, seluruh skripsi 1111 terdiri dari lima bab,
Adapun sistematikanya sebagai berikut:
BABI Berisikan latar belakang masalah, Pembatasan masalah, Perumusan
Masai ah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinj auan Kaj ian Terdahulu,
Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan.
BAB II Mencleskripsikan Tentang Fungsi clan Tujuan Kepolisian, Tugas clan
Wewenang Polisi, Profesionalisme Polisi, Persepsi Masyarakat
Terhaclap Polisi, Polisi Me1iurut Islam.
BAB III Mencleskripsikan Tentang Biografi Kepolisian Reso1t Metro Jakarta
Selatan, yang berisi tentang Visi dan Misi, Bagian clan Saluan, serta
Struktur Kepolisian Resort Metro Jakatta Selatai1.
BAB IV Menjelaskan tentai1g Identitas Respondens Penelitian, Interaksi
masyarakat Jakarta Selatai1 clengan Lembaga Kepolisian, Citra Polisi
sebagai Pelayan, Pelinclung clan Pengayom Masyarakat di Mata
Masyarakat Jakarta Selatan. ·
BAB V Penutup; Kesimpulan clan Sai·ai1
BAB II
LANDASAN TEORI CITRA ETIK POLISI SEBAGAI
PENEGAK HUKUM
Citra eti k Polisi sebagai penegak hukum yang dimaksud di sini adalah citra
yang lebih baik, tentunya. Sesaat memangku jabatan kepolisian Republik Indonesia
Jendral Awaloedin ( 1978-1982) bertekad memperbaiki citra polisi di mata rakyat.
Menurut Beliau, sangat banyak tugas penegak hukum yang harus dijalankan oleh
polisi membawa resiko, bahwa ketertiban masyarakat sangat bergantung padanya.
Ketergantungan yang demikian itu berarti, bahwa mutu . penegakan hukum yang
dijalankan oleh polisi akai1 sangat mempengaruhi mutu ketertiban yang terdapat
dalam masyarakat pu!a. 1
Polisi pada era reformasi harus profesional dalam bidang penegakan hukum,
seiring dengan munculnya paradigma baru budaya polisi yang berwatak sipil dalam
melaksanakan tugas pokoknya. Tugas pokok polisi adaJ.ah sebagai pelindung
masyarakat, mengayomi masyarakat, serta melayani rnasyarakat. Sebagai pelindung
masyarakat, polisi hams melindungi masyarakat dari berbagai gangguan, termasuk
memberikan perlindungan kepada tersa.ngka/pelaku kejahatan yang diduga
melakukan perbuatan tindak pidana dari pengeroyokan masyarakat. Mengayomi
masyarakat artinya membimbing dan mengarahkan masyarakat agar berprilaku tertlb
1 Anton Tabah, Palisi Pelaku dan Pemikir (Jakarta: PT Gramcdia Pustaka Utama, 1993), h. 216-218.
16
dan teratur. Sedangkan Polisi sebagai pelayan masyarakat tentunya diartikan dalam
ha! yang positif, misalnya melayani sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan norma hukum dan agama yang berlaku. Pe!ayanan yang
diberikan tanpa pamrih, tanpa mengaharapkan pemberian dari. masyarakat.2
Citra menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah gambaran, gambaran
yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk.3
Menurut Purwoto S.Ganda Subrata, etis atau etika merupakan falsafah moral
untuk mendapat petunjuk tentang perilaku yang baik, berupa nilai nilai luhur dan
aturan-aturan pergaulan yang baik,dalan1 hiclup bermasyarakat clan kehiclupan
'b cl' 4 pn a i.
Dalam Kam us Besar Bahasa Indonesia, pengertian etik ( etika) clirumuskan
sebagai :
a. llmu tentang apa saja yang baik clan buruk, dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak)
b. Kumpulan azas atau nilai yang berkenaan clengan akhlak.
c. Nilai-nilai mengenai benar dan salah yang clianut oleh suatu golongan atau
masyarakat umum
2 Pudi Rahadi, Hukum Kepolisian (/'rofesiona/isme dan .Rejbrmasi Palisi); (Surabaya: Laksba·1g Mediatama, 2007), h. 277-278.
3 W.J.S. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 216.
" lskandar Kami!, Pe1oman Peri/aku Hakim dan Maka/ah Berkaitan, (Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2007), h. 22
17
Secara sistematis, etika dibedakan menjadi etika umum dan etika klrnsus.
Etika khusus selanjutnya dibedakan lagi menjadi etika individual dan sosial. Etika
umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti pengertian etika,
fungsi etika dan sebagainya. Di lain pihak, etika khusus menerapkan prinsip-prinsip ' "
dari moral itu pada masing-masing kehidupan manusia. Etika khusus yang individul
memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri, dan etika sosial membicarakan
tentang kewajiban manusia sebagai anggota umat manusia. Dua je11is etika khusus
tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan Iainnya. Etika sosial ini bm1yak sekali
pembidangannya, seperti etika keluarga, etika politik, etika lingkungan hidup dan
etika profesi. 5
Dalam kamus besar Bahasa Indonesfa dijelaskan bahwa profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran dan
sebagainya) tertentu. Profesi dapat dibedalcan menjacli 2 ( dua), yaitu profesi pacla
umumnya seperti diuraikan dalam pengertian profesi di atas clan profesi Iulrnr.
Pengertian profesi yang Iuhur, yaitu profesi yang pada haldkatnya merupakan suatu
pelayanan pacla manusia atau masyarakat. Motivasi utama dalam rnenjalankan profesi
yang luhur aclalah kesediaan yang bersangkutan untuk melayani sesamanya. Conteh
profesi ini adalah rohaniawan, dokter, wartawan, hakim, advokat, notaris, jaksa, clan
I .. 6
]JO ISL
' C.S.T. Konsil, Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Prqfes1 Hukum, (Jakarta: Fradnya Paramita, 2006), h. 4.
6 !bid, h. 6-7.
18
Dalam mejalankan profesi agar tetap berada dalam kerangka nilai-nilai moral
maka diperlukan aturan (code of conduct) berupa etika.7 1-Iakekat setiap profesi
tercennin dari !code etiknya yang berupa suatu ikatan, suatu aturan (tata) atau norma
(kaidah) yang harus diindahkan yang berisi petunjuk-petunjuk kepada para anggota
organisasi profesi tentang larangan-larangan, yaitu apa yang tidak boleh diperbuat,
tidak saja dalam menjalankan profesinya, tetapi juga mengatur prilaku mereka dalam
masyarakat. 8
Dengan demikian definisi Citra Etik adalah gambaran dalam melaksanahtn
nilai-nilai moral (baik dan buruk) dalam kehidupan. Citra etik terdapat dalam setiap
pekerja;in atau profesi, begitu juga profesi Palisi. Citra etik clalam pekerjaan atau
profesi juga disebut dengan kocle etik profesi. Kacie etik profesi aclalah suatu tuntutan,
bimbingan atau pedoman moral atau kesusilaan untuk suatu profesi tertentua atau
merupakan dafta kewajiban clalam menjalankan profesi yang clisusun oleh para
anggota profesi itu sendiri clan mengikat mereka clalam praktik. Dengan clemikian
kode etik berisi nilai-nilai etis yang ditetapkan sebagai sarana pembimbing clan
pengendali bagaimana seharusnya pemegang profesi berprilaku dalam n1enjalankan
profesinya. Jadi nilai-nilai yang terkandung dalam kode etik profesi adalah nilai-nilai
etis.9
7 Sadjijono, Etika Profesi Kepo!isian, Suatu Te/aah Filosofis, Konsep dan lmplementasinya da/am Pe/aksanaan Tugas, (Surabaya: Alfina, 2006), h. 10.
'Liliana Tedjosaputro, Etika Profesi dan Profesi Hukum, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), h. 76.
9 Pudi Rahadi, Hukum Kepolisian (Profesionalisme dan Reformasi Po!isi), h. 146-147.
19
Kode etik bagi profesi kepolisian tidak hanya didasarkan pada kebutuhan
profesional, tetapi juga telah diatur secara normatif dalam UU RI No. 2 tahun 2002
tentang Polri yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2006 tentang
Kode Etik Profesi Polri, sehingga Kode Etik Profesi Polri berlaku mengikat bagi
setiap anggota Polri. 10
Dalam Pasal 34 dan 35 UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Po!ri disebutkan
bahwa : (1) sikap dan prilaku pejabat Polri terikat pada kode etik profesi Polri; (2)
Kode etik profesi Polri dapat menjadi pedoman bagi pengemban fungsi kepolisian
lainnya dalam melaksanakan tugas .sesuai dengan peraturan perundaiig-undangan
yang berlaku dilingkungannya; dan (3) ketentuan mengenai kode etik profesi Polri
diatur dengan Keputusan Kapolri. Selajutnya dalam pasal 35 disebutkan: (1)
Pelanggaran te·haclap kode etik profesi Polri O!eh pejabat Polri diselesaikan oleh
komisi kode etik Polri; clan (2) Ketentuan mengenai susunan organisasi clan tata ke1ja
komisi kode etik Polri diatur dengan Keputusan Kapolri.
Kode etik tidak hanya mengatur etika kepribadian, kelembagaan clan
kenegaraan bagi setiap anggota Polri, tetapi juga mengatur etika clalam lmbungan
clengan masyarakat. Dalam pasal I angka 9 Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2006
tentang Kode Etik Profesi Polri disebutkan bahwa : "Etika dalam hubungan dengan
masyarakat adalah sikap moral anggota Polri yang senantiasa memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat". Selai\jutnya clalam pasal IO Kocle Etik
'°Ibid, h. 147-148.
20
Profesi Polri dikatakan bahwa : "Dalam etika hubungan dengan masyarakat maka
anggota Polri waJib:
a. Menghormati harkat dan martabat manusia melalui penghargaan serta
perlindungan terhadap hak asasi manusia.
b. Menjunjung tinggi prinsip kebebasan dan kesamaan bagi semua warga
negara.
c. Menghindarkan diri dari perbuatan tercela dan menjunjung tinggi nilai
kejujuran, keadilan dan kebenaran demi pelayanan pada masyarakat.
d Menegakkan hukum demi menciptakan tartib sosial serta rasa aman
publik.
e. Meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat.
f Afelakukan tindakan pel'fama kepolisian sebagaimana diwajibkan dalam
tugas kepolisian, ba.ik sedang bertugas maupun di luar dinas. "
Nilai~nilai moral tersebut di atas memberikan arahan dan pedoman kepada
setiap anggota Polri dalam pelaksanaan tugas penegakan hukum dan pemeliharaan
Kamtibmas. Nilai-nilai yang terkandung sangat tinggi, sehingga jika dijalankan
dengan baik akan dapat memberikan rasa senang dan tenang kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan Polisi berkaitan dengan penegakan hukum. Hal ini tentunya
sesuai dengan slogan Polri yang berbunyi "Tekadku Pengabdian Terbaik" clan slogan
"Mengayomi dan Melayani Masyarakat".
Mengapa persoalan citra Polri se.lalu muncul? Karena begitu dekatnya polisi
dengan masyarakat, !Tiaka masyarakat pun menaruh banyak harapan kepada polisi
21
schingga dcngan dcmikian kinc1:ia (pe1:fim11a11ce) polisi pun mcndapal banyak
pcrhatian. Hasil interaksi antara harapan masyarakat dan kine1:ja (tugas clan
wcwcnang) Polri itulah yang membuahkan citra polisi. 11
A. Fungsi dan Tujuan Kcpolisian
Dalam kctcntuan umurn UU Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 Tentang
Kcpolisian Negara RI (Polri) terdapat rumusan mengenai definisi clari berbagai ha!
yang berkaitan clcngan polisi, termasuk penge1iian kepolisian. Hanya saja clefinisi
tcntang kcpolisian ticlak dirurnuskan secara lengkap karena menyangkut soal fungsi
dan lcmbaga polisi sesuai yang diatur dalam pcra!uran perundang-undangan.
Sclcngkapnya Pasal I ayat l-3 Undang-Undang RI No.2 Tahun 2002 Tentang
Kcpolisian Negara RI (Polri) bcrbunyi:
Dalam undang ut'dang ini yang dimaksucl dengan: I. Kcpolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dcngan peraturan
pcrundang undangan. 2. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah pegawai ilegeri
pacla Kcpolisian Republik Indonesia 3. Pcjal;at Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah ai1ggota Kepolisian
republik Indonesia ynng berdasarkan undang- undang memiliki wewenang umum Kcpolisian.
Menurut Sacljijono, istilah "polisi" clan "kepolisian" mengandung pengertian
yang berbeda. lstilah "polisi" aclalah sebagai organ atau Jr~mbaga pemerintah yang
ada dala111 negara, sedang istilah "kepolisian" adalah sebagai organ clan sebagai
!'ungsi. Scbagai organ, yakni suatu lembaga pemerintah yang terorganisasi clan
11 Anton Tabalt, f'o!J:,; f'e!aku dan f'emikir (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 213.
22
tcrstruktur clalam organisasi negara. Scclangkan sebagai fungsi, kepolisian berarti
tugas clan wewenang serta tanggung jawab lembaga atas kuasa unclang-unclang untuk
mcnyclcnggarakan fungsinya antara lain pcmeliharaan kearnanan clan ketertiban
masyarakat, pcncgakan hukum, peli!1clung, pengayom clan pejayan masyarakat. 12
Di cl a lam Black's Law Diclionary clisebutkan, bahwa "Police is a branch of
the goverrnent which is charged with the preservation of public order and tranquility,
the promotion of the public health, safety and morals and the prevention, detection,
and punishment of crimes". 13 Arti kepolisian clisini clitekankan kepada tugas-tugas
yang harus clijalankan sebagai bagian clari pemerintalrnn, yakni memelilmra
keamanan, ketertiban, ketentraman masyarakat, mencegah clan menindak pelaku
kejahatan.
Sesuai clengan kamus umum bahasa Indonesia, bahwa polisi diartikan,
pcrlama scbagai baclan pemerintvh yang bertugas mernclihara keamanan clan
ketcrtiban urnum (seperti menangkap orang yang melanggar unclang-undang dsb.),
kcdua, sebagai anggota clari baclan pemerintahan tersebut di alas (pegawai negara
yang bertugas mcnjaga keamanan clsb.). 14
Istilah Kcpolisian clalam Pasal 1 angka 1 tersebut cli atas mcngandung dua
pcngertian, yakni fungsi polisi clan lembaga Polisi. Pengertian tcntang fungsi polisi
12Sadjijono, Hukum Kepolisian (Perspektif Kedudukan dan Hubungannya dalam Hukum Ad111i11istrasi), (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2006) h. 6.
13 Henry Ca1nbe\I Black, Black's Lall' Dictionruy lvith l)ronounciations, (\Vest Publishing "'?.:.
Co. USA, l 979), Fifth Edition, h. I 041.
1•1 W.J.S. Ptir\\lodanninto, Krunus Unuun Bahasa Indonesia, h. 763.
23
tcrclapat dalarn pasal 2 Undang Undang RI No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara RI (Polri) yang berbunyi:
"Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pcrnel iharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, pcrlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat".
Pcngertian kcpolisian sebagai fungsi tersebut diatas sebagai salah satu fungsi
pcmerintahan Negara, di bidang pemcliharaan keamananan clan ketertiban
nrnsyarakat, pcncgakan hukum, pelinclung, pengayom clan pclayanan kepacla
111asyarakat. Scdang pengertian kepolisian sebagai lembaga aclalah organ pemerintah
yang ditctapkan scbagai suatu lembaga yang diberikan kewenangan menjalankan
l'ungsinya bcrdasarkan peraluran perundang undangan. Jacli, apabila kita
rnembicarakan persoalan kepolisian berarti berarti berbicara tentang fungsi dan
lcrnbaga kcpolisian.
Fungsi Kcpolisian ditemukan melalui penguraian climensi fungsi Kepolisian
yang tenliri dari dirncnsi yuridis clan sosiologis. Dalam dimensi yuridis fi.mgsi
Kcpolisian terdiri atas fungsi Kepolisian Umum clan fungsi Kepolisian Klrnsus. 15
F1111gsi Kepo/isian Umum berkaitan dengan kewenangan Kepolisian
bcrdasarkan undang-undang clan atau peraturan perundang-undangan yang meliputi
scrnua lingkunt'an kuasa hukum yaitu: (l) Lingkungan kuasa soal-soal yang termasuk
kompctcnsi Hukum Publik; (2) Lingkungan kuasa orang; (3) Lingkungan kuasa
15 Pudi Rahadi, l/11ktt1J1 Kepo/isian (Profesiona/isn1e dan Refor11u1si l?o/ri, h. 56
24
lcmrat; dan (4) Lingkungan kuasa waktu. 16 Scdang pcngcmban fungsi Kcpolisian
Umum, scsuai unclang-undang ini adalah Kepolisian Negma Republik Indonesia,
schingga tugas dan wcwcnangnya dengan sendirinya akan mencakup keempat
lingkungan kuasa terse but. Selain dilihat dari tataran fungsi .Kepolisian, kcwenangan
Kepolisian Negara Republik Indonesia juga mencakup tataran represif, preventif, dan
pre-empt if
Fungsi Kepo/isian Khusus, berkait dengan kewenangan Kcpolisian yang oleh
ntau atas kuasa undang-undang secara khusus ditentukan untuk satu lingkungan
kuasa. Baclan-baclan pemerintahan yang oleh atau atas kuasa unclang-undang diberi
wcwcnang untuk melaksanakan fungsi Kepolisian Khusus di biclangnya masing-
masing clinamakan alat-alat Kepolisian Khusus. Kepolisian Khusus, sesuai clengan
unclang-unclang yang menjacli clasar hukumnya, beracla clalam lingkungan instansi
tcrlcntu scpcrti antara lain: Bea Cukai, Imigrasi, Kehutanan, Pengawasan Obat clan
ivlakanan, Patent dan Hak Cipta. Di antara pejabat pengemban fungsi Kepolisian
I<.lmsus, ada yang cliberi kewenangan represif yustisial selaku penyiclik clan c1isebut
sebagai penyiclik pegawai negeri sipil. 17
Dalarn dimensi sosiologis, fungsi Kepolisian tercliri atas peke1:jaan-pekerjaan
tcrtcntu yang dalarn praktek kehidupan masyarakat clirasakan perlu clan acla
manfoatnya, guna mewujudkan keamanan clan kelertiban di lingkungannya, sehingga
16 Mo1110 l(e!ana, A,fe111Gha111i Undang-11nda11g Kepo!isian Republik Indonesia, Jakarta: Sin<ir Gradifndo, 2004), h. 61.
17 Pudi Rahadi, !iulaon Kcpolisian (Profesionalis1ne dan Reforn1asi J>ofri, h. 58.
25
dilri waklu kc waklu dilaksanakan atas dasar kcsadaran dan kcnrnuan masyarnkat
sendiri sccara swakarsa serta kemudian melembaga dalam tata kchidupan masyarakat.
Fungsi Kcpolisian sosiologis dalam masyarakat hukum adat clapat disebutkan antara
lain: penguasa adat dan kepala desa. Sedangkan yang tumbuh dan berkcmbang sesuai
kcbutuhan masyarakat antara lain berbagai bentuk satuan pengamanan lingkungan
baik lingkungan pcmukiman, pendidikan maupun lingkungan kerja. Sctiap
pcngemban fungsi Kepolisian dalam rnelaksanakan tugasnya scsuai dasar hukumnya
masing-masing bersifat otonom. Dengan demikian hubungan antar pengemban fungsi
Kcpolisian bcrsifat fungsional dan saling melengkapi c!engan mengembangkan azas
l ._,. · IR su ')S!u1ar1tns.
Fungsi Kcpolisian seperti cliatur c!alam Pasal 2 UU Nomor 2 Tahun 2002
<1dalah mcnjalankan salah salu fungsi pcmerintahan negara dalam tugas pcnegakan
hukum selain perlindungan, pengayoman clan pelayanan masyarakat. Hal tersebut
dipcrtegaskan dalam Pasal 14 Ayat (!) huruf g UU Kepolisian bahwa polisi
bcrwenang rnelakukan penyidikan terhaclap semua tinclak pidana. Hal demikian
mcnyatakan bahwa polisi aclalah penyidik clan berwenang melakukan penyiclikan
tindak pidana yang scbelumnya didahului oleh tindakan penyelidikan oleh
I. l'k 19 pen ye 1c 1 •.
'" !hid. h. 58-59.
19 C.S.T. Konsil, Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Pro/esi Hukum, h. 137.
26
Dalam mcnjalankan fungsi sebagai aparat penegakan hukum, polisi wajib
mcmahami azas-azas hukum yang digunakan sebagai bahan pcrtimbangan dalam
pclaksanaan tugas, yaitu scbagai berikut:20
a. Asas legalitas, dalam melaksanakan tugasnya sebagai penegak hukum
wajib tunduk pada hukum.
b. Asas kcwajiban, merupakan kewajiban polisi dalam menangani
pcnnasalahan dalam masyarakat yang bersifat diskresi, karena belum diatur
dalarn hukum.
c. Asas partisipasi, dalam rangka mengamankan lingkungan masyarakat polisi
rncngkoordinasikan pengamanan swakarsa untuk meWl\judkan ketaatan
hukum di kalangan masyarakat.
d. Asas prcventif, selalu mengedepankan tindakan pencegahan dari pada
penindakan (represif) kepada masyarakat.
c. Asas subsidiaritas, melakukan tugas instansi lain agar tidak menimbulkan
permasalahan yang lebih besar sebelum ditangani oleh instmsi yang
mcrn bidangi.
Scianjutnya mengenai tujuan Polri disebutkan dalam Pasal 4 Undang-Undang
RI No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI (Polri) yang menyatakan bahwa:
"Kepolisian Negara Republik Indonesia berlujuan untuk mewujudkan kcamanan dalam ncgeri yang meliputi terpeliharanya keamanan clan ketertiban rnasyarakat, tertib clan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman clan
20 Bisri Jlham, Sistem Hukwn Indonesia, (Jakarta: Grafindo Pcrsada, 2004), h. 32.
27
pclayanan masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat clengan menjunjung tinggi hak asasi manusia".21
Pcrnyataan tcntang tujuan Kepolisian sangat penting artinya bagi
pembcntukan jati diri Kepolisian, karena tujuan akan mcmberi batasan clan arch
tentang apa yang harus dicapai mela!ui penyelenggaraan l\Jngsi Kepolisian clalam
kescluruhan pe1juangan bangsa untuk mencapai tujuan nasional. Kejclasan tujmu1
Kcpolisian akan rnemberikan pula kejelasan visi clan misi yang cliemban Polri
schingga pada gilirannya akan merupakan pctunjuk clan peclornan bagi pencntuan
mctocle pelaksanaan tugasnya secara tepat.
Tujuan negara scbagai perwujudan clari falsafah/icleologi suatu ncgara sclalu
mcnjacli acuan bagi tujuan Kepolisian. Dengan demikian, tiap negara mempunyai
tujuan Kcpolisian sencliri yang khas clan terikat clengan falsafah/ideologi negara clan
tujuan ncgara yang dapat diketahui dari konstitusi atau Undang-Unclang Dasar
Negara yang bcrsangkutan. Dalam mencapai tujuan Kepolisian, falsafah/icleologi
negara scnantiasa mcnjiwaidan mewamai sikap atau perilaku Kepolisian, baik sikap
dan pcri!aku pcrorangan maupun organisasi Kepolisian, sehingga membentukjati cliri
Kcpolisian yang diwujuclkan clalam ajaran atau konsepsi Kepolisian, azas Kepolisian
dan Kode Etik Kepolisian. Pcrubahan paradigma ketatanegaraan di Indonesia yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Perubahan Kedua,
Ketctapan MPR Nomor VI/MPRJ2000 dan Kctetapan MPR Nomor VIl/2000 dalam
-------------21 C.S.T. Konsil, Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Proj?si Hukum, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 2006), h. I 30.
29
Konsekucnsi dari pelaksanaan salah satu fungsi pemerintahan tersebut, maka
kcdudukan kcpolisian berada di bawah Prcsiden yang secara ketatanegaraan tugas
pcmcrintahan mcrupakan tugas lembaga eksekutif yang dikcpalai oleh Prcsidcn. Dan
jika dilihat dari sistem ketatanegaraan berdasarkan UUD 1.945, lembaga kepolisian
merupakan lembaga pemerintahan (regeringsorganen). Dengan dipisahkannya Polri
dari TN! maka sccara kelembagaan dapat clikatakan kcpolisian sebagai lembaga
administrasi (administrative organen), karena tugas di bidang kearnanan dan
kctertiban umum merupakan tugas clan wewenang administrasi. Konsekuensi logis
scbagai lcmbaga pemerintahan inilah, institusi kepolisian kedudukannya kemudian
ditempatkan di bawah Presiden selaku kcpala pemerintahan. 24
Dala111 Pasal 13 Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2002 Tcnlang Kcpolisian
Ncgarn Rl (Polri) clisebutkan, bahwa Tugas Pokok Kcpolisian Ncgarn Rcpublik
Indonesia adalah: 25
a. Memclihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
b. Menegakkan hukum; clan
c. Memberikan perlindungan, pcngayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat.
Subslansi tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
bersumber dari kewajiban umum kepolisian lll1tuk menjamin keamanan umum.
Sedangkan substansi tugas pokok menegakkan hukum bersumber dari ketentuan
" Pucli Rahardi, l/11k11111 Kepolisian, (Pro/esionalisme clan Re/otmasi Po/ri), h. 25.
25 C.S.T. Konsil, Christine S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Pro/es/ H11k11111, (Jakarta: Pradnya l'aramita, 2006), h. 136, lihat juga Pudi Rahardi, H11k11111 Kepo/isian, (Profesionalisme clan Refotmasi Po/ri), h. 67.
30
peraturan perundang-undangan yang memuat tugas pokok Polri dalam kaitannya
dengan peradilan pidana, contoh KUHP, KUHAP dan berbagai Undang-undang
terlenln lainnya. Seianjutnya substansi tugas pokok Polri untuk memberikan
perlindungan, pengayoman clan pelayanan kepada masyarakat bersumber dari . . kedudnkan dan fungsi kepolisian sebagai bagian dari fungsi pemerintahan negara
yang pada hakekatnya bersifat pelayanan publik (public service) yang termasuk
dalam kewajiban umum kepolisian.26
Adapun rincian tugas Polisi dari pasal 13 di atas terdapat lebih spesifik dalam
pasal 14. Ketentuan dalam pasal 14 ayat 1 huruf a s/d f merupakan kelompok tugas
J'OLRI yang bersumber dari tugas pokok "memelihara keamanan dan ketertiban
mmyarakat" dan merupakan fungsi-fungsi teknis dalam rangka pelaksanaan
kewajiban umum Kepolisian. Setiap anggota/pejabat Polri harus memahami tugas-
tugasnya sehingga dapat diaplil:asikan di lapangan tanpa menemui banyak kendala
dan halangan.
Tugas Pcnyelidikan dan penyidikan yang harns dilaksanaka11 oleh penyelidik
clan penyidik (Pcjabat Polri atau menurut istilah KUHAP "Pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia) meliputi kegiatan:27
I. Mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana;
2. Menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan;
26 Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian, (Profesionalisme dan Refotmasi Po/rt), h. 68.
27 Pudi Rahardi, Hukwn Kepolisian, (Profesionalisme dan Refotmasi Polri), h. 71 -72.
31
3. Mencari serta mengumpulkan bukti;
4. Membuat terang tentang tindak pidana yang te1jadi;
5. Menentukan tersangka pelaku tindak pidana.
Undang-undang RI No. 8 tahun 1981 tentang I-fokum .Acara Piclana (KUHAP)
memberikan peran utama kepacla Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk
rnelaksanakan tugas penyeliclikan clan penyiclikan tindak piclana (secara umurn) tanpa
batasan lingkungan kuasa, sepanjang masih termasuk dalam lingkup hukum publik,
sehingga pacla clasarnya Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh KUHAP diberi
kewenangan untuk melakukan penyeliclikan clan penyiclikan terhadap semua tindak
piclana. Namun demikian KUHAP masih memberikan kewenangan kepada Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu untuk melakukan penyiclikan sesuai clengan wewenang
khusus yang diberikan oleh Unclang-undang yang menjacli da8ar hukumnya masing
masing (Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No. 8 Tahun 1981).
Mengenai kewenangan um um yang dipunyai Polri berdasarkan Pasal 15 (1)
Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara RI (Polri) tersebut
di alas dapat dijelaskan lebih lanjut dalam .uraian berikut. Bahwa rumusan Pasal 15
ayat (1) huruf a merupakan legitimasi bagi kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai "Pejabat yang berwenang" menerima laporan dan pengaduan dalam rangka
pelaksanaan tugas Kepolisian. Di samping itu, Pasal 15 ayat (1) huruf a ini
merupakan pula penegasan dari kewenangan penyelidik dan penyidik sebagaimana
dimaksud Pasal 5 ayat (I) dan Pasal 7 ayat (1) KUHAP (UU No. 8 tahun 1981) yaitu
"Menerima laporan dan pengaduan dan seseorang tentang adanya tindak pidana".
32
Dengan demikian dapat disimak bahwa kewenangan Polri dalarn menerima laporan
dan pengaduan, rnempunyai dua sumber yaitu: (I) sebagai kewajiban umum
Kepolisian menurut UU No. 2 Tahun 2002; dan (2) sebagai kewajiban dalam rangka
proses pidana rnenurut KUHAP.28
Kewenangan umum untuk memberikan bantuan pengamanan juga dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan instansi lain serta kegiatan masyarakat pada u•numnya.
Namun demikian pengguman kewenangan ini hanya atas permintaan instansi yang
berkepentingan atau atas permintaan masyarakat. Bantuan pengamanan oleh Polri
tersebut diberikan untuk memperkuat pengamanan yang dilakukan secara internal
oleh instansi atau masyarakat yang bersangkutan. Kegiatan masyarakat yang sifatnya
masal dan berpotensi menimbulkan gangguan biasanya dimintakan · bantuan
pengamanan kepada Polri selaku institusi pemelihara dan penjaga Kamtibmas.
Pengamanan oleh Polri tersebut di samping sebagai pelaksanaan tugas Poiri selaku
pemelihara Kamtibmas, juga sebagai wujud pemberian pelayanan umum yang baik
dari institusi kepolisian kepada masyarakat. 29
C. Profcsionalismc Polisi
Profesi Polri adalah profesi mulia (nobile ofjicium) sebagaimana profesi
profesi terhormat lainnya yang memberikan perlindungan dan pengayoman kepada
28 Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian: (Profesionalisme dan Refotmasi Polri), h. 76.
29 Anton Tabah, Palisi Pe/aku don Pemikir, h. 95.
33
masyarakat, dan jasanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.30 Sebagai suatu profesi
maka diperlukan upaya. pemolisian profesi, karena polisi ri1erupakan ·suatu pekerjaan
yang memiliki status sosial yang tinggi dan bergengsi. Di samping itu juga, polisi
sebagai profesi merupakan suatu pengkhususan (spesialisasi) yang mempersyaratkan
pendidikan formal yang dapat dipertanggungjawabkan. Profesi Polri memiliki standar
persyaratan yang ketat untuk masuk, dan merupakan · suatu organisasi yang
mengembangkan sendiri suatu pengetahuan teoritis. Kepolisian juga merupakan suatu
badan yang mempunyai dan melaksanakan kode etik dan memiliki otonomi politik
untuk mengontrol nasibnya sendiri.31
Adapun ukuran profesionalisne Polri memiliki kriteria dan ciri-ciri yang
hampir sama dengan profesi yang lain, Profesi6nalisme Kepolisim1 mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:32
I. Jujur, taat terhadap kewajiban dan senantiasa menghormati hak-hak orm1g
lain.
2. Tekad di dalam jiwanya, setiap amal perbuatan dilandasi 6leh niat untuk
beribadah dan merupakan pengabdian diri nya kepada dan bagi
kepentingan orang lain sebagai bukti adanya kepedulian terhadap
lingkungan sekitamya.
30 Ronny R Nitibaskara, Palisi dan Korupsi, (Jakarta: Radjawali I'ress, 2005), h. 359.
" Bibit Samad Irianto, Pemikiran Menuju Polri yang Profesiona/, Mandiri, Berwibawa dan Dicintai Rakyat, (Jakatta: Restu Agung, 2006), h. 174.
32 Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian, (Profesionalisme dan Refotmasi Polrl), h. 204-205.
34
3. Memiliki sifat, watak dan akhlak serta kepribadian yang baik dengan
berlandaskan pada Taqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4. Amal perbuatannya senantiasa diawali dengan niat dan itikad baik dan
untuk mencapai tujuan dilakukan dengan cara ya11g baik clan benar.
5. Tidak akan pernah berniat jelek terhadap tugas yang dipercayakan
kepadanya, oleh masyarakat dan negara maupun bangsa berdasarkan
hukt<m yang berlaku.
6. Memiliki kebanggaan pada profesinya dengan mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadinya.
Masih berkaitan dengan profesionalisme Polri, menurut Anton Tabah,33 di
dunia ini terdapat lima syarat yang harus dipenuhi oleh institusi kepolisian agar
profesional, yaitu:
I. Well Motivated, yaitu seorang calon anggota polisi harus memiliki
motivasi yang baik ketika dia menjatuhkan pilihan untuk menjadi polisi.
Motivasi tersebut ikut memberi warna p,emolisian seorang anggota polisi
dalam mengembangkan kariernya. Well motivated dapat dipantau sejak
awal, yakni ketika dilakukan rekruitmen di institusi kepolisian.
2. Well Educated, yaitu untuk mendapatkan polisi yang baik maka harus
dididik untuk · menjadi polisi yang baik. Hal ini menya11gkut sistem
pendidikan, kurikulum clan proses belajar mengajar yang cuki.p ketat,
disiplin yang rumit di lembaga pendidikan kepolisian.
''Anton Tabah, Membangun Polisiyang Kuat;(Jakarta: Mitra Hardhakusuma, 2001), h. 5-8.
35
3. Well Trained, yaitu perlu dilakukan pelatihan sccara terus-rnenerus bagi
anggota polisi melalui proses managerial yang ketat agar pendidikan dan
pelatihan yang sinkron man1pu menjawab berbagai tantangan kepolisian
aktual dan tantangan di masa depan.
4. Well Equiped, yakni menyangkut penyediaan sarana dan prasarana yang
cukup bagi institusi kepolisian, serta penyecliaan sistem dan sarana
teknologi kepolisian yang baik agar anggota polisi dapat menjalankan
tugas dengan baik.
5. Well fare, yalmi diberikan kesejahteraan kepada anggota polisi dengan
baik, menyangkut gaji, tunjangan dan penghasilan lain yang sah yang
cukup untuk menghidupi polisi dan anggota keluarganya.
Selanjutnya menurut Sadjijiono, khusus untuk kondisi Indonesia untuk
rnencapai profesionalisme Polri, syarat-syarat yang telah dikernukakan oleh para ahli
tersebut di atas perlu ditambah dengan aspek yang berkaitan dengan pengorganisasian
clan pengawasan kepolisian. Hal ini didasarkan pada kondisi Polri yang dihaclapkan
pada kultur, idiologi bangsa dan karakteristik masyarakat Indonesia yang beragam.
Adapun mutu kepolisian yang ideal di Indo;1esia meliputi: 34
I. Motivasi dan moralitas yang baik clari calon anggota clan setiap anggota
Polri, yang dapat ditelusuri sejak rekruitmen calon anggota hingga
rnemasuki masa clinas kepolisian.
l·•sadjijiono, Fungsi Kepo/isian dalam Pelaksanaan Good Governance (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2005) h. 236-237.
36
2. Dasar pendidikan umum dan pendidikan kepolisian yang memadai, yakni
dasar pendidikan umum yang berorientasi pada relevansi kebutuhan
tugas, sedangkan pendidikan kepolisian harus sesuai dengan kurikuium
yang berorientasi pada tugas utama kepolisian. dan tantangan tugas di
masa depan.
3. Melakukan pelatihan secara rutin dan berkelm~utan.
·1. Memiliki keahlim1 dan mampu menggunakan pe:ralatan yang memadai
sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
5. Pemberian kesejahteraan yang cukup berdasarkan kebutuhan normal
dalam masyarakat, yang berorientasi pada gradasi golongan kepangkatan
dan masa berdinas.
6. Pengorganisasian yang efektif yang berorientasi pada tugas dan
wewenang serta struktur ketatanegaram1. Hal ini dimaksudkan untuk
mewujudkan kepolisian yang benar-benar mandiri.
7. Adan ya pengawasan yang baik dalam sistem organisasi.
Dengan demikian maka wujud profesionalisme Polri dapat dilihat dalam
pelaksm1aan tugas dan wewenang kepolisian yang harus didukung oleh kecakapan
tcknis kepolisian yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan serta pengalm11an-
37
pcngalaman tugas. Hal tersebut merupakan landasan bagi penilaian kualitas profesi
Polri yang menurut D.P.M Sitompul, menganclung makna:35
a. Profesi Polri berkaitan clengan jarninan hak clan kewajiban setiap warga
Negara yang berorientasi pada kepentingan \tmtm).
b. Pelakanaan tugas/profesi Polri terkait dengan kepastian hukum dan
keaclilan.
c. Profesi Polri dibatasi oleh ketentuan peraturan perunclang-unclangan
sehingga memerlukan kemahiran clan penguasaan hukum.
cl. Adanya pengawasan yang ketat atas perilaku :Pribacli anggota Polri
melalui Kocle Etik Profesi Polri.
Sciring dcngan terjadinya perubahan pai·acligma di tubuh Polri, yakni dari
sosok polisi yang sebetumnya bersikap militeristis karena menj acli bagian dari ABRI,
kemudian menjadi polisi sipil setelah pisah dari ABRI, masyarnkat menghenclaki agar
Polri meningkatkan profesionalismenya clalam menjalankan tugas dan kewajiban baik
sebagai pemelihara Kamtibmas mattpun. sebagai aparat penegak hukum. Ukuran
profesionalisme yang henclak cliraih oleh institusi Polri harus memenuhi kriteria atau
ciri-ciri profesionalisme POLRI profesionalisme sebagaimana tersebut di bawah ini:36
a. Keterampilan yang diatur berdasarkan atas pengetahuan teoritis.
35Sitompul DPM, Maja/ah Bhayangkara Edisi Khusus, Dies Nata/is J;e 56, (PTIK: Jakarta, 2002), h. 16.
36 Legge and Exley, Profesionalism and Modernism Police, (New York, 1995), h. 323.
38
b. Memperoleh pendidikan tinggi dan latihan kemampuan yang diakui oleh
rekan sej awatnya.
c. Adanya organisasi profesi yang menjamin berlangsungnya budaya profesi
melalui persyaratan untuk memasuki organisasi. tersebut (ketaatan pada
Kode Etik Profesi).
d. Adanya nilai khusus yang harus diabdikan pada kemanusiaan.
Jadi, seorang profesional hidup dari profesinya dan secara terns menerus
berusaha meningkatkan keahlian ilmunya sendiri. Berangkat dari definisi tersebut
maka tampak jelas bahwa para ilmuwan dapat disebut sebagai profesional.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana rumusan profesionalisme yang harus
diterapkan di lingkungan Polri. l'rofesionalistne Polri wujuclnya aclalah merupakan
dasar-dasar sikap, cara berpikir, tindakan dan perilaku yang clilanclasi oleh ilmu
kepolisian yang diabdikan pada kemanusiaan dalarn w1tjud terselenggaranya
keamanan dan tegaknya hukum. Jadi, terciptanya rasa aman dan kebenaran demi
tegaknya hukum adalah hakekat tujuan jiwa pengabdian clan profesionalisme Polri
yang benar clengan berlandasankan pacla prinsip penuntun yang wajib dipedomani
oleh setiap personil Pold yaitu Pancasila, Tribrttta dan Catur Prasetya.37
D. Pcrscpsi Masynraknt Tcrhadap Polisi
. Sulit rasanya memisahkan keeratan hubungan antm·a masyarakat dengan
polisi. Polisi clan masyarakat bagaikan air dengan ikannya. Ticlak ada masyarakat
"Awaloedin Djamin, Prinsip-prinsip Penuntun Polri, (Jakarta: PTIK, 1961) h. 49.
39
. tanpa. polisi. Sebaliknya, keberadaan polisi tidak dapat dilepaskan dari
masyarakatnya. Dimana ada masyarakat, di situlah terclapat institusi yang
namanya polisi (ubi societas ubi politie). Polisi merupakan sebuah institusi
hukum yang cukup tua. keberaclaannya, setua usia kehiclupan bermasyarakat
clalam sejarah manusia.
Polisi (mulai clalam bentuknya yang amat sederhana sampai polisi
modern) climanapun di clunia ini umumnya mempunyai clua peran sekaligus.
Pertama, polisi aclalah institusi yang bertugas menjaga clan mcrnelihara
keamanan clan ketertiban masyarakat, agar tercapai kehidupan am:rn, tentram,
clan clamai (police as a maintenance order office1). Kedua, polisi aclalah institusi
yang berperan dalam penegakan hukum clan norma yang hiclup di masyurnkat
(police as a enforcement order officer). Pada pelaksanaan peran clemikian, polisi
adalah institusi yang clapat memaksakan berlakunya hukum. Manakala hukum
clilanggar, terutama oleh prilaku menyimpang yang namanya kejahatan, maka
cliperlukan peran polisi guna memulihkan keaclaan (restitution in integrumj
clengan memaksa si pelanggar hukum untuk menanggung akibat dari
perbuatannya.38
Ada al&san P,enting untuk mempertahankan perlunya mengkaji pertukaran
antara polisi Indonesia clengan masyarakatnya, bahkan sampai kepacla alasan
teoritis. Alasan teoritis climaksud mengatakan, bahwa hasil kerja yang clicapai
oleh suatu lembaga dalam masyarakat, tidak sepenuhnya merupakan prestasi
38 Pudi Rahardi, Hukwn Kepo/isian, (Profesionalisme don Refotmasi Po/ri), h. 173-174.
40
lembaga bersangkutan, melainkan merupakan hasil pertukaran antara berkerjanya
. . 39 lembaga tersebut dengan lingkungam1ya.
Singkat kata, "hasil ke1]'a polisi tidak bisa dinilai secara berdiri sendiri
clan absolut". Arti absolut sendiri di sini melihat prestasi polisi semata-mata
sebagai hasil karya para anggota polisi sendiri. Ahli-ahli berpendapat demikian.
Lebih tepat dikatakan, bahwa prestasi ke1ja polisi merupakan fungsi dari keadaan
di sekelilingnya. Baik berupa hambatan maupun dukungan dan dorongan. !tu
berarti bahwa terdapat suatu pertukaran yang erat antara polisi dengan
lingkungan, masyarakat dan bangsanya. Itulah yang menentukan hasil kerja clan
prestasi polisi ."0 Suatu keberhasilan kerja dan prestasi sangat dimungkinkan
clapat mempengaruhi dan membentuk citra polisi da11 kepolisian di mata
rnasyarakat.
Palisi merupakan organ paling depan bagi ditegakkannya kembali hukurn
yang dilanggar. Dalam sistem peradilan pidana (criminal justice system), polisi
bertugas mengurai benang rnwetnya sebuah kasus kejahatan, mulai dari proses
penyelidikan dan penyiclikan, pembuatan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dan
menyerahkan kepada kejaksaah. Dalam pelaksanmm tugas ini polisi,
profesionalisme daµ nama baik polisi dipertaruhkan dalam menangkap tersangka
pelaku kejahatan. Sebab bila polisi tidak berhasil menangkap penjahat, maka
39 Anton Tabah, Palisi Pe/aku dan Pemikir, h. 82.
40 Ibid, h. 83
41
keselamatan masyarakat akan terancam.41 Selain itu kine1ja polisi juga harus
ditunjang oleh kesepahaman persepsi dalam setiap menangani kasus kejahatan
dengan institusi penegak hukum lainnya seperti kejaksaan dan kebakiman,
karena masih dalam sebuah sistem guna menangkap clan memenjarakan pelaku
kejahatan "integrated criminal justice system".
Bagaimanapun polisi adalah tokoh ambivalen. Di satu pibak, Polisi dicari
oleh masyarakat, di lain pihak masyarakat yang sama itu pula berusaha untuk
menjauhi dan tidak mau oerhubungan dengan polisi. Sikap masyarakat yang
"mendambakan" dan sekaligus "menolak" itu kiranya cukup bisa dimcngcrti,
oleh karena tugas polisi di satu pihak melindungi, mengayomi clan melayani,
seclang di pihak lain pihak polisi juga harus menclisiplinkan masyarakat itu.
Karena begitu dekatnya polisi dengan masyarakat, maka masyarakat pt;n
menaruh banyak harapan kepada polisinya, sehingga dengan demikian kineria
(pe1jormance) polisi pun lalu banyak menadapat perhatian. Kaitan antara atau
basil interaksi antara harapan dan kinerja itulah yang membuahkan citra polisi.4:!
Kondisi riil pelayanan publik dan pelaksanaan tugas penegakkan hukum,
klrnsusnya di lingkungan organisasi Polri, hingga saat ini masih belum
memuaskan 111asyll;rakat atau dengan kata lain masih jauh dari predikat pelayanan
yang bermutu. Seperti yang diungkapkan oleh Satjipto Raharjo, Pakar Hukum
•11 M. Khoirudin dan Sadjijono, Mengenal Figur Palisi Kita, (Yogyakarta: LaksBang
PreSSindo, 2006), h. 26.
·12 ibid, h. 212-213
42
dan Staff ahli Kapolri, bahwa "Polisi Indonesia barn be!ajar menjadi polisi sipil
kurang lebih 6 tahun sejak tahun 1999 dengan melepaskan diri dari doktrin
militer. Pimpinan Polri senantiasa melakukan koreksi di tubuh Polri clengan
harapan agar Polisi menjacli lebih profesional".
Mengenai pelayanan publik yang clilakukan oleh polisi kepada
masyarakat ini pernah diteliti oleh Lembaga Survei Indonesia pacla tahun 2005.
Penilaian publik terhadap kine1ja kepolisian ini terangkum dalam survei nasional
yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2.8 Juli hingga 2 Agustus
2005. Survei ini mengambil sampel 1.396 responden nasional dengan metode
multistage random sampling clan wawancara tatap muka, dengan margin of error
2,6 persen clan tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil survei LSI ini
memperlihatkan, penilaian responclen terhaclap kine1ja kepolisian secara umum
memang masih baik, yaitu 69 persen menilai baik. Nanmn, jika membandingkan
dengan survei sebelumnya pacla Februari 2005, responclr~n yang menilai kine1ja
kepolisian baik menurun menjadi 62 persen. Seclangkan persentase yang meni!ai
buruk kinerja kepolisian justru meningkat clari 23 persen menjacli 28 persen,
berarti kine1ja kepolisian memburuk. Lebihjelasnya lihat: tabel di bawah ini43 :
" Lembaga Survei Indonesia (LSI), Kinerja Kepolisian, http://www.lsi.or.id/risei/39/kinerjakepolisian, diakses pada tanggal 4 Agustus 2009.
43
?itcnangkappe_n:(dundupan '811111111!1111!1111!1111!11J48
Menangkappenjudi '8111!1111!1111!1111!1111!1111!1111!1111!1111!1B82
Pelayanan berkualitas yang diberikan oleh insta,nsi kepolisian sangat
ditentukan oleh para pelaksana pelayanan di lapangan dan loket-loket yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Bahkan juga perlu dibuka pintu
pc la ya nan yang jelas dan terukur bagi masyarakat, karena dengan jelas tercantum
syarat dan biaya. Hal itu sesuai slogan yang selama ini didengungkan oleh polri
"Tekadku Pe/ayanan Terbaik" atau slogan "Melindungi dan Melayani".
Memang cukup banyak yang harus diluruskan tMtang persepsi warga
masyarakat terhadap polisi dan profesinya. Karena dapat saja penilaian tersebut
bersifat apriori yang sengaja dan menjelek-jelekan institusi kepolisian. Dalam
rnenilai sikap atau persepsi masyarakat terhadap polisi haruslah secara
proposional. Harns dipahami bahwa polisi bukan sekedar penegak hukum, . '
melainkan juga sebagai pemelihara keanmnan dan ketertiban masyarakat.
44
E. Polisi Mcnurut Islam
Dalam dunia Islam sendiri adanya lembaga kepolisian telah cukup dikenal.
Lembaga ini telah mulai dikenal atau ada pada zaman pemerintahan khalifah
Urnar bin Khatab antara tahun 634-644 M. Kepolisian pada waktu itu dikenal
A hdast dan kepalanya disebut Shahib ul Ahdast. Hal ini disebutkan dalam sebuah
buku tentang kepemimpinan Umar bin Khatab sebagai berikut44 :
a. Perkara-perkara pertentu seperti perzinahan dan pencurian diadili oleh
para qadhi, sedangkan penindakan hukum pendahuluan berada dalam
juridiksi kepolisian. Jawatan kepolisian ditempatkan di atas kedudukan
yang tetap disebut Ahdats pada waktu itu, sedangkan kepala kepolisian
disebut Shahib-ul-Ahdats.
b. Ketentuan yang perlu juga diadakan dan pejabat-pejabat diangkat
disenrna tern pat untuk menjalankan kewajiban-kewajiban
pemeriksaan, misalnya memeriksa berat dan ukuran, keamanan
kebebasan jalan dari rintangan-rintangan berupa pendirian rumah
diantaranya, pencegahan pemuatan meJebihi batas atas binatang-
binat11ng, ,larangan penjualan minuman keras untuk umum dan
sebagainya.
'14 Syibu Nu'mani, Umar yang Agung Sejarah dan Kepemimpinan Khalifah, Bandung, Pustaka
Perpustakaan Salman !TB, 1981, ha!. 324.
45
Tugas ,sosial Polisi dalam Islam adalah untuk menjaga keselamatan jiwa
raga dan harta benda setiap warga masyarakat serta Jingkungan dalam dari segala
bentuk gangguan yang akan menimbalkan keresahan dan mengganggu ketertiban
masyarakat umum. Tugas ini dilaksanakan dengan jalan memberikan
. perlindungan dan pertolongan kepada setiap Warga masyarakat yang
membutuhkan.
Memberikan pertolongan dan perlindungan kepada orang-orang yang
memperlukannya adalah merupakan suatu perbuatim yang mulia dan sangat
terpuji. Seperti difirmankan Allah SWT dalam Surat An .. Nisa' ayat 75 :
-:: ,,,. ----- )¢ ... .; ... .,, ,,.# ' ~ ,..; ® ~ _:£1:, ..tJ <):? GJ J..,... lj t) j _:[b ..tJ (~
Artinya : Jviengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah davz (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri Ini (Mekah) yang za/im penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami peno/ong dari sisi Engkau!".
Surat Al-Maidah ayat 2 :
46
~ ~
:Jil ol :Jili).f\3 '\~3J.jl3~~1 JP i)3~ -13 L.c:J}1J\3)\ J~ i)3~3
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'arsyi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pu/a) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan · dari Tuhannya dan apabila kamu Tel ah menye/esaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolongmenolonglah kamu dalam (m~ngerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Kemudiari hadits Nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad meriwayatkan
clari Anas Ibn Malik, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda:45
Artinya : "To long (belalah) sa11daramu yang dza/im, maupun yang didzalimi ". Dikatakan wahai Rasulullah Saw, menolong orang yang didzalimi itu dapat kami pahami, namun bagaimana kami bisa menolong orang yang berhuat dzalim? Beliau bersabda : "cegah dan laranglah dia dari berbuat dzalim, begit11lah menolongnya ".
Selain itu Allah juga memerintahkan umatnya untuk saling menasihati
kepacia jalaq · ke\Jaikan, saling memberikan petunjuk kebenaran inilah
perintahnya, seperti yang termaktub da!am Surat al-Ashr ayat 1-3 :
"Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah; Ringkasan Tafiir lbnu Katsir, (J<tkarta: Gema Insani Press, 1999), h. 14. Judul asli "Taisiru al-Aliyyu/ Qadir Ii fkhlisari Taf!;ir lbn Katsir, Ji/id 2" (Riyadh: Maktabah Ma'arif, 1989).
47
... /. ,,,,, • J. ,,, • J,- ,,, -;:.... -;: _,,.... "' J "" ... i""' ef - ,,. .. ,.,
~I l};;i;j ly..I~ u;.;'.\11 ':ii) Qr J} &-i~I 0} ~!JiFJlj
c'r'.l' • ~-1L i· ·~ 1,:, : ::_ i{, i· ' 1,:, ~il.,r.--- : r Y J '-r"" : .YP Y J
Artinya : "Demi masa (1). Sesungguhnya manusia itu benar-benar da/am kerugian (2), Kecuali orang-orang yang beriman dan menge1jakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran(3) ".
Maka jelaslah ha! tersebut di atas, secara tidak langsung, juga
mendasari tugas yang dilakukan oleh polisi selaku pelindung, pengayom clan
pelayan masyarakat. Selain itu dengan Jebih dekatnya tugas polisi (kepolisian)
clengan masyarakat untuk saling tolong menolong dalam mengurangi clan
rneminimalisir kejahatan atau prilaku yang tidak menyenangkan clan di
pandang oleh masyarakat sebagai prilaku yang menyimpang. Dengan kata lain,
clapat disebutkan bahwa tugas selaku pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat adalah tugas yang telah dimanahkan clan dipcrintahkan oleh agama
Islam.
BAB III
BIOGRAFI KEPOLISIAN RESORT METRO JAKARTA SELA TAN
Dengan Pembangunan Community Policing, Polres Metro Jakarta Selatan
selalu siap untuk melindungi mengayomi dan melayani masyarakat. Alas dasar itu
Polres berusaha membangun sinergi penyelenggaraan keamanan, melalui cara:
1. Membangun Kemitraan.
2. Terciptanya lingkungan kerja, dengan adanya bantuan fungsional kepolisian
masyarakat dan lingkungan ke1ja, yang pada akhirnya terbentuk lingkungan
makro dengan luas wilayah, jumlah penduduk, terbangunnya pranata hukum
dan pranata sosial.
3. Terbentuknya sinergi dengan potensi masyarakat.
4. Membangun jaringan intelejen keamanan internal kewilayahan untuk
menemukan akar gangguan, rengendapan masalah keamanan, ambang
gangguan dan dapat teratasi setiap gangguan nyata yang te1jadi.
Pembangunan Masyarakat Patuh Hukum :
1. Ke1jasama dengan institusi Penegak hukum dan departemen yang membawahi
PPNS, Pemc,la se~ta kelompok masyarakat peduli pada kesadaran hukum dan
keadilan.
2. Terwujudnya Penegakkan Keadilan Masyarakat, terutama memiliki strategi
pencegahan tindak kriminal, penerapan yang konsisten pada proseclur
penanganan pelaku tinclak criminal sesuai hukum dan HAM.
49
3. Terwujudnya 7 Dimensi Pelayanan Masyarakat yang mencakup :
• Berkomunikasi berbasis kepedulian;
• Cepat Tanggap;
• Kemudahan pemberian Informasi;
• Proseclur yang efisien dan efektif;
• Biaya yang formal dan wajar;
• Kemuclahan penyelesaian urusan; clan
• Lingkungan fisik tempat ke1ja yang kondusif.
A. Visi clan Misi POLRI
!stilah visi dan misi di lingkungan masyarakat tidak lagi sebagai ha! barn,
tetapi di lingkungan Kepolisian Negara RI istilah tersebut belum lama digunakan,
kecuali clalam ha! tertentu seperti perumusan kebijakan pimpinan pada tingkat
Mabes clan sampai pacla tingkat Polda. 1
Visi merupakan nilai kerohanian bagi setiap insan anggota Polri clan wajib
clijabarkan dalam kehidupannya baik sebagai hamba tuhan maupun sebagai
hamba hukum.2 Visi Polri adalah cita-cita yang harus divvujudkan dalam setiap
clerap langkah kehidupan setiap anggota Polri untuk mengayunkan langkah . ' .
sebagai pelindung, pengayom dan pelayanan masyarakat maupun sebagai
1 Pudi Rahadi, Hukum Kepo/isiflll (Profesiona/isme dan Reflmnasi Palisi), (Surabaya: Laksbang Mediatama, 2007), h. 267.
2 Kinarto, Po!ri Mandiri, Meremmgi Kritik terhadap Polri, buku 4, Cipta Manunggal, Jakarta. ·. !999;h.4
50
penegak hukum. Visi Polri harns diwujudkan mdalui pelaksanaan tugas di
lapangan sesuai bidangnya seperti di bidang operasional berseragam atau tidak
berseragam. Selaku pribadi, di manapun polisi bertugas harus menyadari bahwa
Polri adalah salah satu institusi pemerintah yang diberi wewenang oleh negara
untuk melayani masyarakat. Misi adalah rumusan tugas yang ditetapkan namun
bersifat umum untuk dilaksanakan dan masih bersifat abstrak. Agar misi tersebut
dilaksanakan maka tentllnya setiap pemimpin wajib menetapkan tugas pokok clan
selanjutnya membuat program kegiatan yang bersifat tindakan clan kegiatan.3
Visi POLRI aclalah Polri yang mampu menjadi pelindung Pengayom dan
Pelayan Masyarakat yang selalu clekat clan bersama-sama masyarakat, se11a
sebagai penegak hukum yang profesional clan proposional yang selalu
menjunjung tinggi supermasi hukum clan hak azasi manusia, Pemelihara
keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan clalam negeri dalam suatu
kehidupan nasional yang clemokratis dan masyarakat yang sejahtcra.
Sedangkan misi POLRI aclalah berdasarkan uraian Visi sebagaimana
tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang jabaran Misi Polri kedepan aclalah
sebagai berikut :
• Memberikan perlinclungan, pengayoman clan pelayanan kepacla masyarakat . . (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas
clari gangguan fisik rnaupun psykis.
'Jbic/, h. 26
51
• Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan
preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan
hukum masyarakat (Law abiding Citizenship).
• Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung
tinggi supremasi hukum dan hale azasi manusia menuju kepada adanya
kepastian hukum dan rasa keadilan.
• Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap
memperhatikan norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku dalam bingkai
integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional dalam mencapai
tujuan Polri yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapal
menc!orong meningkatnya gairah ke1ja guna mencapai kesejahteraan
masyarakat
• Meningkatkan upaya konsolidasi kedalam (internal Polri) sebagai upaya
menyamakan Visi clan Misi Polri kedepan.
• Memelihara soliditas institusi Polri dari btrbagai pengaruh external yang
sangat merugikan organisasi.
• Melanjutlqn opyrasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna
menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Meningkatkan kesadaran hukum clan kesadaran berbangsa dari masyarakat
yang berbhineka tunggal ika.
52
Sasaran : Dalam rangka mewujudkan Visi clan Misi Polri maka
ditetapkan sasaran yang hendak dicapai adalah :
Biclang Kamtibmas
• Tercapainya situasi Kamtibmas yang kondosif bagi penyelenggaraan
pembangunan nasional.
• Terciptanya suatu proses penegakan hukum yang konsisten dan berkeaclilan,
bebas KKN clan menjunjung. tinggi hak azasi manusia.
• Terwujuclnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan
kemampuan profesional yang tinggi serta mampu bertindak tegas adil clan
berwibawa.
• Kesadaran hukurn dan kepatuhan hukurn rnasyarakat yang rneningkat yang
terwujucl clalarn bentuk partisipasi aktif dan dinarnis rnasyarakat terhadap
upaya Binkarntibrnas yang sernakin tinggi.
• Kine1ja Polri yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai clemokrasi sehingga disegani dan menclapat dukungan kuat
clari rnasyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehiclupan yang lebih aman
clan tertib.
Bidang Keamanan Qalam Negeri
• Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial
yang intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan
bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ilea.
53
• Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila clan UUD 1945.
Filosofi: Disimak dari kandungan nilai Pancasila clan Tribrata secara
filosofi memuat nilai-nilai kepolisian sebagai abcli utama, sebagai warga negara
telaclan clan wajib menjaga kete1tiban pribacli rakyat.
B. Satuan clan Bagian Kcsatuan
BAGIAN OPERASIONAL
Bagian Operasional aclalah salah satu Unsur pembantu pimpinan dan
pelaksana staf Polres Metro Jakarta Selatan, yang bei:acla di bawah Kapolres.
Bagian Operasional dipimpin oleh KaBagOps berpangkat Ajun Komisaris Besar
Polisi (AKBP), yang bertanggung · jawab kepacla Kapolres clan clalam
pelaksanaan tugas sehari-hari clibawah kenclali Wakiipolres.
Bagian Operasional bertugas menyelenggarakan aclministrasi dan
pengawasan oprasional, perencanaan clan pengenclalian operasional Kepolisian,
pelayanan fasilitas clan perawatan tahanan . clan pelayanan atas permintaan
perlinclungan saksi/korban kejahatan clan permintaan bantuan pengamanan proses
peraclilan clan pengapmnan khusus lainnya.
Kabag Operasional clalam melaksanakan tugas kewajibannya clibantu oleh :
1. Kepala Sub Bagian Pembinaan Operasional, disingkat Kasubbag Binops.
2. Kepala Sub Bagian Perawatan Tahanan, disingkat Kasubbagwattah.
54
BAGIAN ADMINISTRASI
Bagian Administrasi adalah salah satu unsur pembantu pimpinan dru1
pelaksana staf di Polres Metro Jakarta Selatan yang beracla dibawah Kapolres
Metro Jakarta Selatan, bertugas membina clan menyelenggarakan manajemen
biclang Personel Polres.
Bagian Administrasi (BagMin) dipimpin oleh Kepala Bagian
aclministrasi disingkat Kabagmin berpangkat Ajun Komisaris Besar polisi
(AKBP) bertanggung jawab kepacla Kapolres Metro Jakarta Selatan dan clalam
pelaksanaan tugas sehari-hari clibawah kenclali Wakapolres Metro Jakarta
Selatan.
BAGIAN BINA MITRA
Tugas, Fungsi dan Peranan Binamitra
1. Tugas Binamitra aclalah Mencipatakan situasi clrui kondisi masyarakat yang
marnpu menolak, menangkal, mencegah, clan menru1ggulangi terjaclinya
gangguan Kamtibmas terutama mengusahakrui ketaatan masyarakat terhadap
hukum dan peraturan perundang-unclangan yang berlaku.
2. Fungsi Bin~mitr'\ aclalah Sebagai juru penerru1g dan penyuluh dalrui1 rangka
melaksanakan pembinaan kesadaran hukum dan ketaatan masyarakat kepada
hukum clan perundang undangan yang berlaku serta menjadikru1 masyarakat
agara mampu mengamankan clirinya sendiri clan lingkungan.
55
3. Pcranan Binamitra adalah Segala usaha dan kegiatan sebagai pengayom,
pelindung, pembimbing, pendorong, pengarah, pelayan dan penggerak
masayarakat.
·SATUANINTELKAM
Tugas Pokok clan fungsi
I. Tugas Pokok
1. Sebagai Mata dan Telinga kesatuan Polri yang berkewajiban melaksanakn
deteksi dini dan memberikan peringatan masalah clan perkembangan
masalah dan perubahan kehidupan sosial dalam masyarakat.
2. Mengidentifikasi ancaman, gangguan, atau hambatan terhadap
Kamtibmas.
3. Melaksanakan pengamatan terhadap sasaran-sasaran te11entu dalam
masyarakat di bedang lpoleksosbudhankam bagi kepentingan yang
membahayakan masyarakat khususnya dalam kegiatan kontra Intelijen
4. Menciptakan kondisi tertentu yang menguntungkan dalam masyarakat
bagi pelakasanaan tugas Polri.
Dalam melaksanakan tugasnya Sat Intelkam merniliki unit ke1ja scbagai
berikut :
• Unit Bidang Sosial Ekonomi
• unit Bidang Sosial Budaya
• Unit Bidang Keamanan
• Unit Bidang Politik
• Unit Jihandak (Perijinan Senjata clan Bahan Peladak)
• Unit Undercover
• Unit POA (Pengawasan Orang asing)
II. Fungsi
56
Pengamanan dan penggalangan untuk keperluan pelaksanaan tugas dan
fungsi kepolisian, terutama penegakan hukum, pembinaan kamtibmas, serta
kcpcrluan tugas bantuan pertahanan dan kekuatan sosial.
SATUAN RESKRIM
FUNGSI TEKNIS RESKRIM
Dasar
• Undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana, LN tahun 1981 No. 76 T. LN. No. 3209.
• Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
• Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
• Surat Keputusan kapolri No.Pol. : Skep/1674/XI/l 998 tentang Naskah
Sementara Buku Petunjuk Induk Reserse Polri.
57
• Surat Keputusan Kapolri No.Pol. : Skep/1205/IX/2000, tentang Revisi
Himpunan Juklak dan Juknis Proses Penyidikan Tindak Pidana.
Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Tugas Pokok Reserse Polri adalah melaksanakan penyelidikan,
penyidikan dan koordinasi serta pengawasan terhadap Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS) beerdasarkan Undang-undang No. 8 tahun 1981 dan peraturan
perunc!angan lain.
2. · Fungsi
Menyelenggarakan segala usaha, kegiatan dan pek<~rjaan yang berkenaan
dengan peke1jaan fungsi Reserse Kepolisian dalam rang;ka penyidikan tindak
pic!ana sesuai dengan Undang-unc!ang yang berlaku, dan sebagai Korwas PPNS
serta pengelolaan Pusat Informasi Kriminal (PIK.).
SA TUAN NARKOBA
Tugas Pokok dan Fungsi :
• Kasat Narkoba
• Memimpin, mengendalikan dan melakukan pengawasan terhadap
penanganan kasus-kasus tindak pidana narkoba di lingkungan Polrc!;
Metro Jakarta Selatan.
58
• Melakukan pembinaan s~mber daya di \ingkungan Sat Narkoba dalam
rangka efektifitas pelaksanaan tugas.
• Melaksanakan koordinasi baik ke luar maupun ke: dalam di lingkungan
Sat Narkoba dalam rangka efektifitas pelaksanaan tugas.
• Sat narkoba dipimpin oleh Kasat Narkoba be11anggung jawab kepada
Kapolres Metro Jakarta Selatan.
• Kanit I Narkotilrn
• Menyelenggarakan kegiatan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
narkotika.
• Memirnpin, Mengendalikan dan mengawasi serta mengkoordinasikan
kegiatan operasional di lapangan dalam rangka keberhasilan Tugas.
• Bertanggungjawab atas jalannya proses penyidikan perkara termasuk
pelaksanaan gelar perkara.
• Mengkaji clan menganalisis perkara dalam rangka mengungkap jaringan
narkotika.
• Melakukan Pembinaan satuan unit operasional di lingkungan unit
narkotika. ,
• Unit Narkotika di pimp in oleh Ka Unit Narkotlka yang bertanggung jawab
kepada Kasat narkoba.
59
• Kanit II Psikotropilrn
• Menyelenggarakan kegiatan penyelidikan clan penyidikan tindak pidana
Psikolropika.
• Memimpin, Mengendalikan dan mengawasi serta mengkoordinasikan
kegiatan operasional di lapangan dalam rangka keberhasilan
• Bertanggung jawab alas jala1111ya proses penyidikan perkara termasuk
pelaksanaan gelar
• Mengkaji clan menganalisis perkara dalam rangka mengungkap jaringan
psikotropika
• Melakukan Pembinaan satuan unit operasiona), di lingkungan unit
Psikotropika ..
• Unit Narkotika dipimpin oleh Ka Unit Narkotlka yang bertanggung jawab
kepada Kasal Narkoba.
• Kasat III Obat Bahun Berbahaya
a. Memberikan bimbingan tekhnis dalam pelaksanaan tugas dan unit BA YA
Sat Narkob,a Polres Metro Jakarta Selatan di bidang bahan-bahan
berbahaya meliputi bahan-bahan kimia, industri, pcrtanian clan fannasi
yang terdiri dari : Obat-obatan, makanan, minuman obat tradisional clan
kosrnetika yang menggunakan bahan kirnia menyirnpang dari ketentuan.
b. Menyelenggarakan dan rnelaksanakan unit obat clan Baya yang rneliputi :
60
1. Melakukan penyelidikan untuk menemukan tindak pidana yang
menyangkut penggunaan bahan-bahan kimi.a yang menyimpang dari
peraturan.
2. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidm1a b.erdasarkan scientific
crime investigation (kejahatan meracik clan menyimpan) dibidang
obat-obatan kimia, minuman obat tradisional, kosmetika yang
menggunakan bahan-bahan kimia, yang meny:irnpang dari peraturan
peraturan dan mengajukan berkas perkara kepada penuntut umum.
3. Melakukan analisa kriminalitas terutama modus operandi guna
mengungkap jaringan peredaran bahan-bahan berbahaya.yang
rneny1111pang dari peraturan/ ketentuan yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
4. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pernerintah clan pihak
swasta lainnya seperti : Departemen Perdagangan dan perindustrian,
Bapedal, Depkes, Badan POM, Imigrasi, Farmasi, Puslabfor Polri,
Lab Sukopindo.
• Kanit IV BINLUH
Bertugas menangani pembinaan atau penyuluhan Narkoba dalam
. rangka pencegahan dan rehabilitasi penyalahgunaan Narkoba antara Iain:
1. Pembinaan :
a. Melaksanakan koordinasi dengan panti rehabilitasi.
61
b. Memberikan arahan kepada orang tua tersangka/ keluarga tersangka.
2. Menyiapkan administrasi tersangka/ korban Narkoba yang akan dikirim
ke Rehabilitasi.
3. Penyuluhan Melakukan penyuluhan terhadap remaja, masyarakat/
warga, tokoh masyarakat serta Pelajar/ mahasiswa.
4. Kanit Binluh dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan dan penyuluhan
hasilnya clilaporkan kepada Kasat Narkoba.
SA TUAN SAMAPTA
Tugas Pokok dan Fungsi
I. Tugas Pokok
I. Mernberikan Perlinclungan, Penganyornan dan Pelayanan Masyarakat.
2. Mencegah dan menangkal segala bentuk gangguan kamtibmas baik
berupa kejahatan maupun Pelanggaran serta gangguaan keterertiban
lainnya.
3. Melakukan tindakan Represif Tahapan awal (Repawal) terhadap semua
bentuk ganguan Karntibmas Jai1mya guna rnemelihara keamanan dan
Ketertib.an Masyarakat.
4. Melindungi keselarnatan orang, harta benda dan rnasyarakat.
5. Melakuan Tindakan ReperesifTerbatas (Tipiring clan Penegakan Perda)
6. Pemberclayaan Dukungan Satwa dalam tugas Oprasional Polri.
7. Melaksanakan SAR terbatas.
62
Dalam pelaksanaan tugasnya Sat Samapta memiliki unit sebagai berikut :
Unit Patroli yaitu Bentuk operasional Polri yang merupakan perwujudan
tindakan menghilangkan faktor niat atau pencegahan terhadap bertemunya niat
dan kesempatan.
Pengendali Massa (Dahnas) yaitu kegiatan dengan memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap sekelompok masyarakat yang
sedang menyampaikan pendapat I aspirasi didepan umum guna mencegah
rnasuknya pengaruh pihak tertentu atau provokator.
Pcnjagaan markas yaitu Pelaksanaan tugas kepolisian yang bersifat
preventif guna mengamankan markas komando maupun !ingkungan sekitarnya.
II. Fungsi Samapta
Fungsi Samapta merupakan sebagian fungsi Kepolisian yang bersifot
preventif yang merupakan keahlian dan ketera111pilm1 khusus yang tel ah
dikembangkan lagi mengingat masing-masing tugas yang tergabung dalam
fungsi Samapta perlu menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat.
Perumusan dan Pengembangan Fungsi Samapta meliputi
Pelaksa1man }ugas Polisi Umum, menyangkut segala upaya pekerjaan dan
kegiatan Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, Patroli, Pengamanan terhadap Hak
Penyampaian Pendapat dimuka unrnm (PPDU). Pembinaan Polisi Pariwisata,
· Pembinaan Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP), SAR Terbat'.is, TPTKP,
TIPIRING, dan !'ERDA, Pengendalian Massa (Dalmas), Negoisasi, Pengamanan
64
UR TELEMATIKA
Tu gas
Ur telematika bertugas menyelenggarakan pelayanan telekonmnikasi,
pengumpul dan pengolahan data serta penyajian informasi termasuk infonnasi
kriminal dan pelayanan mul.timedia. Urusan Telematika adalah Pelaksanaan
Staf Khusus Pimpinan yang bertugas membantu pimpinan clalam
menyelenggarakan jaringan Komunikasi Radio, penyajian clan pengolahan
Informasi Data baik Material maupun personil.
Kepala Urusan Telematika clisebut Kaur Telematika. Dijabat oleh
perwira berpangkat A jun Komisaris Polisi secara struktural bertanggung jawab
Jangsung kepacla Kapolres Metro Jakarta Selatan clalam pelaksanaan tugas
sehari hari clan pembinaan personil clibawah kenclali Wakapolres.
Proseclur dan Pelaksanaan Tugas
I. Perencanaan :
a. Kaur Telematika membuat program kegiatan yang meliputi pembinaan
Personil clan bimbingan telmis kepacla Operator Polres clan Polsek.
b. Merencanakan pemeliharaan sarana clan prasarana yang berkaitan . '
clengan alat komunikasi baik Komunikasi radio, telepon maupun Data.
c. Mengoptimalkan jaringan Komunikasi yang acla, sehingga clapal
mendukung tu gas kepolisian di lapangan secara efektif clan efisien.
65
d. Membuat laporan bulanan kepada Kabid Telematika Polda Metro Jaya
tentang kondisi dan situasi Alat Komunikasi yang tergelar scrta
mengevaluasi dukungan Alkoim terhadap keberhasilan Tugas
Oprasiaonal Kepolisian
2. Pelaksanaan :
a. Melaksanakan Pembinaan Fungsi Konrnnikasi clan lnformasi dalam
rangka peningkatan pelayanan Oprasional Kepolisian clan penyajian
Data Personil yang dibutuhkan oleh pimpinan.
b. Operator Komlek secara strnktural dibawah tanggung jawab Kaur
Telematika,tetapi secara fungsional dibawah kendali Ka SPK clan
Kabag Ops Polres Metro Jaksel.
c. Melakukan Koordinasi dengan Bid Telematika Polda Metro Jaya yang
berkaitan dengan pemeliharaan clan perbaikan Alkom Organik
cl. Menyiapkan Komunikasi Markas untuk keperluan kegiatan yang
bersifat Internal Polres
e. Melakukan Pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana komunikasi
yang ada di polres Metro Jaksel
f. Memberikan laporan clan masukan kepada p1mpman tentang
perkembangan dan konclisi sarana dan prasarana komunikasi yang acla.
Pcngawasan chm Pcngcndalian
66
1. Kaur Telematika melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap
penggunaan Alat Komunikasi yang efektif dan efisien.
2; Melakukan pengawasan dan peagendalian terhadap jaringan komunikasi
Data yang tergelar baik yang bersifat oprasional maupun pembinaan.
3. Melakukan kontrol secara berkala ke Satuan penguna baik po Ires maupun
polsek agar kondisi Alkom yang digunakan selalu dalam keadaan baik dan
siap Operasional
Dalam melakukan kegiatan rutin baik yang bersifat operasional maupun
penbinaan Kaur Telematika di bawah pengawasan wakapolres.
Pclaksanaan :
!. Melakukan koordinasi dengan Polda Metro Jaya yang berkaitan dengan
kegiatan Operasional Kepolisian di kewilayahan serta pengguna jaringan I
Frequensi Komnnikasi.
2. Melakukan koordinasi dan menjalin kerjasama lintas sekto:·al dalam ha!
pembinaan komunikasi Radio di lingkungan masyarakat yang mendukung
tu gas kepolisian di lapangan baik yang terorganisir :maupun tidak.
Pembinaan Komunikasi
Ur Telematika telah melakukan penggalangan terhadap masyarakat
berupa bantuan Komunikasi, adapun partiisipasi masyarakat berupa informasi
yang secara aktif disampaikan kepada Polres Metro Jakarta Selatan sangat
67
membantu menghimpun informasi yang berkaitan dengan situasi kamtibmas d·
wilayah Polres Metro Jakarta Selatan. Untuk membcrikan perkuatan hukum
terhadap informasi yang disampaikan oleh masyarakat, urusan Telematika
mendata dan memberikan Call sign terhadap masyarnkat yang berperan aktif
membantu memberikru1 informasi Kamtibmas di wilayah Polres Metro Jakarta
Selatan.
Um um
Urusan Telernatika Polres Metro Jakarta Selatan rncrupakan unsur star
khusus pembantu pimpinan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
rnernberikan dukungan operasional berupa sarana komunikasi ke seluruh jajaran
bagia, fungsi dan Polsek wilayah Polres Metro Jakarta Selatan.
Maksud dan Tujuan
Memberikan garnbaran yang lebih detail tentang Peran dan Fungsi
BANKOM Telematika Polres Metro Jakarta Selalan dalarn memberikan
dukungan sarana komunikasi kepada masyarakat untuk kelancaran tugas-tugas
Kepolisian di l~pangan.
Dasar
68
• Unclang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
• Skep Kapolri No. Pol : Skep/737002005 clan Peraturan Kapolri No. Pol. : 30
tahun 2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Pedoman Fonnn Silaturahmi
Kamtibmas dengan kegiatan ORMAS adalah memberikan Informasi melalui
Radio Komunikasi pada POLRJ (Polsek sampai dcngan Polda) tentang
KAMTIBMAS di masyarakat.
• Sprin Kapolres Metro Jakarta Selatan No. Pol. : SPRIN/1577Nil/2007
tanggal 3 !Juli 2007 tentang Penggunaan Call Sign Komunikasi Radio Mitra
Polri di Jajaran Polres metro Jakarta Selatan.
Ruang Lingkup
BANK.OM (Bantuan Komunikasi) sebagai wadah mengkompulir
masyarakat yang senang I hobby berkomunikasi Jewat radio, terbatas di wilayah
hukum Po Ires Metro Jakarta Selatan clan jajarannya.
69
C. Struktur Kcpolisian Resort Metro Jakarta Selatan
KAPOLRES Kornbespol Drs. Ga tot Pramono. M. Si. --WAKAPOLRES
AKBP. Drs. Krb Erlangga AW.
I I I
KABAGOPS I\ABAG BINAMITRA . ..\KBP. Dwi Irianto, AKBP. Sucipto, Sik.,M.Si.
I I I •
KASATINTELKAM KASAT RESKRIM KA SAT NARKOBA
Kompol. Antonius Ko1npol. Subandi, Kompol. Dodi 01,vi, Sik. Sik - Rahinawan
I I I
KAUR TELEMATIKA KANITP30 KAURDOKKES
Al<P. Nuzul l<unn<1n AKP. Barcljo Ko1npol. Suprastiono
--
I
KABAGMIN ,l,.KBP. Emawall
Tarigan. SH.
[KASl\TSAMA Kompol. Uy
Rafe'i
PTA KASATLANTAS
un Ko1npol. Asan Untoro
r AKP~1 TAUD
1dang IS. L
70
D. Wilayah Tugas POLRES Jakartl1 Sclatan
Peta Gcografis
Polrcs Metro Jakarta Sclatan :
Kee.
BAB IV
CITRA POLRES METRO JAKARTA SELAT AN
DI MATAMASYARAKAT
A. Idcntitas Rcsponden Pcuclitian
Penelitian mengenai citra Polres Metro Jakarta Selatan mulai pada
tanggal 16-20 November 2009 dengan jumlah sampel I 00 responden dari
masyarakat Jakarta Selatan yang berada di sekitar kantor Polres Metro Jakai1a
Selatan. Indentitas responden di sini perlu disampaikan karena latar belakang
responden dapat mempengaruhi jawal;mn pertanyaan yang terdapat dalam angkct.
ldentitas responden dalam ha! ini dibagi menjadi 2 ( dua) bagian, yaitu pcrtama,
asal-usul responden, meliputi usia, jenis kelan1in, status perkawinan, agama dan
tempat tinggal. Kedua, faktor sosia!-ekonomi yang meliputi pendidikan, profesi
dan penghasilan bulanan.
Apabila responden dikelompokkan berdasarkan jcnis kelamin maka
responden terdiri dari 63 Pria dan 37 wanita. Sebagian responden adalah
penducluk asli Jakarta selatan be1jumlah 57 orang clan se:bagian lainnya aclalah
. penclucluk peqclatang. Sedangkan apabila dikelompokkan berdasarkan marital . . .
status, sebagian besar responclen belum menikah, 39 orang sudah menikah, I
orang janda akibat cerai dan 2 orang janda akibat cerai mati. selain itu, sebagian
besar responclen memeluk agama Islam, 5 orang beagama Katolik, 8 orang
beragama Prostestan clan I orang beragama Hindu.
Pengelornpokkan responclen berclasarkan faktor sosial-ekonomi. Pertarna,
berclasarkan tingkat pencliclikan. Dari 100 responclen, 42 orang mempunyai
· pengalaman di lembaga pencliclikan agama clan lainnya ticlak mempunyai
pengalaman pencliclikan di lembaga pendidikan agama. Tingkat pendidikan
responden bervariatif, mulai dari tidak tamat SD sampui jenjang pendidikan S-2.
Responden yang pendidikannya tidalc tamat SD 1 orang, tamat SD 5 orang, tamat
SLTP 9 orang, tamat SLTA berjumlah 44 orang, tamat diploma 11 orang, tamat
S-1 be1jumlah 28 orang clan 1 orang tamat S-2, lihat grafik I di bawah ini :
Grnfik l : Tinglrnt Pen<lidikan Responden
50 T 4.; -1 _,,___________ ---··-·---~------- .. -·-------------···-·----.. --------------------·-"- _,,,., ..
~I 0 · .................. c ......................... _.............. ------- ---------·--
~~ ~ ; -- . ------.. ···-··. -··--·--·-···--------
30 i. ' 25 T
~o t
15 j. ................. . ................... , __ I
l ~ j =~:~~-~=~I.=,.-- ----1-·-.- ---,- ......,.
'fidnk ·rnn1nt Tn1nnt 'fn1nnt Tmnnt Tntnnt Tmnnt SD SLTP SLTA Dip!omn Sl
SD
'fn1nnt S2
11 J11mlnh
Kedua, jenis pekerjaan clan penghasilan. Dari sekian responden,
responden yai1g berkerja berjumlah 51 orang clan 49 orang tidak berkerja.
Scbagian besar rata-rata penghasilan responden di atas Rp. 1.000.000,-/Bulan,
dcngan demikian kebutuhan rumah tangga relatif dapat terpenuhi. Jenis
peke1jaan responden rata-rata adalah karyawan swasta di bidang perdagangan
73
dan responden lainnya terdiri dari berbagai macam profesi pekerjaan, ada yang
menjadi sopir, dosen, dokter, seniman dan sebagainya. Apabila dari jenis-jenis
peke1jaan tersebut dikaitkan dengan lembaga kepolisian, 11 orang me:1yatakan
pekerjaannya sangat tidak terkait dengan lembaga kepolisian, 15 orang
peke1jaanya tidak terkait dengan lembaga kepolisian, 12 orang menyatakan
terkait dan 13 orang lainnya pekerjammya tercliri dari agak, cukup lumayan,
lumayan, cukup banyak, sangat banyak terkait dan tidak bisa dipisahkan dengan
lembaga kepolisian.
B. Interaksi Masyarakat Jakarta Selatan dcngan Lembaga Kcpolisian
Interaksi sosial adalah Hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
individu, kelompok, individu-kelompok, atau kelompok-kelompok. 1 Hal ini
ditentukan dengan kontak sosial dan komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung, misalkan orang-orang yang bertatap muka tidak saling bicara atau
tidak menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing
sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalarn
perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan.
Terdapat dua syarat terjadinya interaksi sosial. Pertama, adanya kontak ' .
sosial (social contact) yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antm
individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, sua1u
1 Gillin dan Gillin, Cultural Sosio/ogy; a revision of An Introduction to Sociology, (New York: The Macmillan Company, 1954), h. 489.
74
kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung. Kedua, adany2.
komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan ..
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. orarig yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut.2
Interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak
masalah dalam masyarakat. Sebagai contoh, dapat dibahas interaksi sosial yang
berlangsung antara pelbagai suku bangsa, antara golongan-·golongan yang disebut
mayoritas dan minoritas, antara golongan terpelajar dengan golongan agama dan
seterusnya. Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidvpan sosial kearena
tanpa interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama.3
Interaksi sosial juga terjadi antar individu (orang dengan polisi), antar
kelompok (masyarakat dengan lembaga kepolisian) dan individu dengan
kelompok. Oleh karena itu, dapat terjadi interaksi antara masyarakat sebagai
pengguna jasa lembaga kepolisian dengan lembaga kepolisian dalam menjalani
kehidupan sehari~hari. Interaksi atau hubungan masyarakat dengan lembaga
kepolisian harus terjaga sebaik mungkin demi menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat itH sendiri. Pola hubungan atau interaksi lembaga kepolisian dengan
masyarakat telah didesign sedemikian rupa yang telah climasukkan dalam visi
2 Soe1jono Soekanto, Sosiologi suotu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Pcrsada, 2006), h. 62.
3 Ibid, h. 58
75
clan misi lembaga kepolisian. Fungsi lembaga kepolisian aclalah sebagai pelayan,
pelinclung clan pengayom masyarakat. Oleh karena itu, interaksi baik secara
langsung maupun ticlak langsung clengan masyarakat pasti te1jacli. Penjelasan
berikut aclalah sebagian potret interaksi masyarakat Jakarta Selatan clengan
lembaga kepolisian.
Dari 100 responclen yang clijaclikan sampel oleh peneliti, sebagian besar
responclen pernah berhubungan atau berurusan dengan lembaga kepolisian. Hal
ini. terlihat clari 65 orang yang menyatakan pernah berurusan clengan lembaga
kepolisian clalam berbagai hal. Responden yang berurusan clengan kepolisian I 9
orang berurusan mengenai kehilangan, 1 orang berurusan mengenai sengketa
tanah, 4 orang berurusan mengenai utang-piutang, 1 orang berurusan mengenai
sengketa clagang, 21 orang mengenai pelanggaran lalu lintas, 6 orang berurusan
mengenai narkoba, 29 orang berurusan mengenai perpanjangan STNK/SIM clan
17 orang berurusan mengenai buat surat keterangan berkelakuan baik. Sedangkan
responden yang berurusan dengan kepolisian 38 orang sebagai pelapor, 16 orang
sebagai korban, 13 orang sebagai tersangka, 4 orang sebagai saksi, 8 orang
sebagai pendamping korban, 2 orang sebagai kuasa hukum clan 9 orang sebagai
penjenguk tersangka.
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat pernah
berinteraksi dengan lembaga kepolisian, meskipun urusannya beragam. Oleh
karena itu, masyarakat juga dapat menilai bagaimana ldne1ja lembaga kepolisian
melalui pelayanan yang selama ini diberikan oleh polisi. Pelayanan yang telah
76
cliberikan oleh pihak kepolisian clapat clirasakan secara langsung maupun ticlak
langsung oleh masyarakat.
Jika clilihat clari data yang acla, sebagian besar, bei:jumlah 56 responclen
mengetahui pelayanan lembaga kepolisian. Pengetahuan rnengenai pelayanan ini
sebagian besar cliclapat clari menonton clan membaca berita, serta menclengarkan
cerita. Jacli pengetahuan masyarakat tenlang pelayanan lembag<1 kepolisian
clidapat secara ticlak langsung, meskipun responden sebagian besar bcrurusan
langsung clengan lembaga kepolisian dalam berbagai hal. Hal ini dapal dililrnt
grafik 2 di bawah ini:
70 60 50 -10 .rn 20 JO
0
Grafik 2. Pcngctalrnan l\IasyarakafTerha !l:'ip Pelayauan Kepolisian
•••••••••••
lnleraksi yang te1:jacli antara masyarakal dengan lcmbaga kcpolisian dan
pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan lembaga kepolisian dapat dijudikan
dasar dalam menilai bagaimana prestasi kinerja lembaga kepolisian dalam
77
melaksanakan tugasnya. Penilaian terhadap kinerja lembaga kepolisian yang
dilakukan oleh penulis hanya terbatas pada masalah-masalah yang dipandang
mempunyai urgensi dalam kehidupan bermasyarakat, seperti pemberantasan
korupsi, premanisme, ketertiban lalu lintas, jaminan keamanan bagi masyarakat.
Berikut ini akan dijelaskan hal tersebut, kemudian dijelaskan penilaian
masyarakat secara umum terhadap kinerja lembaga kepolisian pada tahun 2009
dan bagaimana bila kine1ja tersebut dibanding tahun sebelumnya.
Dari data angket yang telah dikumpulkan Respondcn yang menilai kine1ja
kepolisian dalam memberantas kornpsi sebanyak 13 orang menilai sangat tidak
baik, 28 orang menilai tidak baik, 16 orang menilai sedikit baik, 21 orang menilai
cukup baik, 16 orang menilai baik, 6 orang menilai sangat baik. Kinerja lembaga
kepolisian dalam pemberantasan korupsi dinilai oleh masyarakat cukup baik,
karena mean pada tabel 1 di bawah hanya menunjukkan angka 3, 17, berarti mean
hanyak sedikit ke arah positif dari nilai standar 3, karena menggunakan skala
penilaian 7 !criteria. Hal ini dapat dilihat dalam tabel I di bawah ini :
Tabel 1 : Kinerja Kepolisian Memberantas Korupsi
Kriteria Frequency Percentase Sangat tdk setuju 13 13.0 Tidak setuju 28 28.0 Kurang Setuju 16 16.0 Agak Setuju 21 21.0 Cukup setuju 16 16.0 Setuju 6 6.0 Sangat Setuju 13 13.0 Total 100 100.0 Mean 3.17 52.83
78
\ Standar Dcviasi 1.477 ___ ] Sedangkan kine1ja Iembaga kepolisian dalam pemberantasan preman dan
pe1judian sebanyak 13 orang menilai sangat tidak baik, 11 orang menilai tidak
baik, 15 orang menilai sedikit baik, 23 orang menilai cukup baik, 29 orang
menilai baik, 9 orang menilai sangat baik. Data ini meri.unjukkan bahwa kinerja
lcmbaga kepolisian dalam memberantas premanisme dan perjudian di mata
masyarakat adalah baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada label 2, dengan mc;an
3,71 clan stanclmi deviasi 1,533, kine1ja kepolisian dalam ha! pemberantasan
premanisme clan perjudian dapat clinilai positif atau baik.
Tabel 2 : Kine1ja Kepo!isian Memberantas Premanisme dan Perjudian.
-· Kritcria Frequency Pcrccntasc Sangat tdk setuiu 13 13.0 Ticlak setuju 11 11.0 Kurang Setuju 15 15.0 --Agak Setuju 23 23.0 Cukup setuju 29 29.0 Setuju 9 9.0 Sangat Setuju 13 13.0 Total JOO 100.0 Mean 3.71 61.83 Standar Deviasi 1.533
Responelen yang menilai kinerja kepolisian scbagai polisi lalu lintas
sebanyak 13 orang menilai sangat tidak baik, 20 orang menilai tidak baik, 26
orang menilai seclikit baik, 19 orang menilai cukup baik, 14 orang menilai baik, 8
orang menilai sangat baik. Pada tabel 3 di bawah menunjukkan bahwa kinerja
79
lembaga kepolisian sebagai polisi lalu lintas cukup baik, karena posisi mean
hanya selisih sedikit dengan nilai standar 3, yaitu 3,25.
Tabel 3 : Kinerja Kepolisian Sebagai Polisi Lalu Lintas (Polantas).
--Kriteria Frequency Percentase -
Sangat tdk setuiu 13 i 13.0
Tidak setuju 20 20.0
Kurang Setuiu 26 26.0
Agak Setuju 19 19.0
Cukup setuju 14 14.0
Setuju 8 8.0
Sangat Setuju 13 13.0
Total 100 100.0 Mean 3.25 54.17 --1 Standar Deviasi 1.466 _i
Responden yang menilai kine1ja kepolisian dalam melaksanakan
kcamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) sebanyak 5 orang menilai
sangat ticlak baik, 9 orang menilai ticlak baik, 21 orang menilai seclikit baik, 30
orang menilai cukup baik, 29 orang menilai baik, 6 orang menilai sangat baik.
Dengan clemikian, secara umum kine1ja lembaga kepolisian clalam menjaga
keamanan clan ketertiban masyarakat di mata masyarakat sudah baik.
Tabel 4 : Kinerja Kepolisian Menjaga Keamanan (Kamtibmas).
Kriteria Frequency Perc.~ntasc
Sangat tdk setui u 5 5.0 --Tidak setuju 9 9.0 --Kurang Setuju 21 21.0
Agak Setuj u 30 30.0
Cukup setuju 29 29.0 ------Setuju 6 6.0
Sangat Setuju 5 5.0
Total JOO 100.0
80
~M'-"-'e~a~n~~~~-~~-1-~~~~~3~.8~7~~~~--'----~~-6~4~.5~0 - :-1 Standar Deviasi __J 1.244 J
Responden yang menilai penggunaan jasa kepolisian guna menyelesaikan
perkara sebanyak 4 orang sangat tidak setuju, 9 orang tidak setuju, 8 orang
kurang setuju, 18 orang agak setuju, 13 orang lumayan setuju, 7 orang cenderung
seluju, 8 orang culrnp setuju, 29 orang setuju, 4 orang sangat setuju. Jadi secara
umum masyarakat masih mempercayai menggunakan lembaga kepolisian dalam
menyelesaikan perkara. Hal ini dapal dilihat dari positifnya mean 5,49 dari nilai
standar mean 4,5. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5 : Niat Masyarakat untuk Menggunakan Jasa Kepolisian.
Kritcria Frequency Pcrccnlas c Sangat tidak setuiu 4 4.0 Tidak setqju 9 9.0 Kurang setuju 8 8.0 Agak setl\iu 18 18.0 Lumavan setuju 13 13.0 Cenderung setuiu 7 7.0 Cul~':!P setuju 8 8.0 s· 29 29.0 etu1u Sang at setuj u 4 4.0 Total 100 t 100.0 Mean 5.49 61.00 Standar Deviasi 2.325
Responden yang percaya kepolisian memmgani pcrkara hukum seadil-
aclilnya sebanyak 12 orang sangat tidak percaya, 11 orang tidak percaya, 24
orang kurang percaya, 8 orang agak percaya, 13 orang lurnayan percaya, 4 orang
81
cenderung percaya, 7 orang cukup percaya, 16 orang percaya, 5 orang sangat
percaya.
Kepercayaan masyarakat dalam masalah penggunaan lembaga kepolisian
dalam menyelesaikan perkara tidak sebanding lurus dengan tingkat kepercayaa11
masyarakat bahwa lembaga kepolisian dapat menelesaikan perkara terscbut
secara adil. Data di tabel 6 menunjukkan angka mean yang berbeda dengan mean
yang terdapat pada tabel 5 sebelumnya. Pada tabel 6 memiliki mean 4, 49,
sedangkan pada tabel 5 di atas meannya 5,49, menurun satu poin, padahal skala
dan nilai standar yang digunakan sama. Data ini menunjukkan bahwa
kepercayaan yang selama ini diberilrnn oleh masyarakat kepada iembaga
kepolisian daiam penangganan perkara belum direspons secara baik oleh
lembaga kepolisian dengan menangani perkara atau kasus yang diadukan oleh
rnasyarakat secara adil.
Tabel 6 : Penanganan Kasus Oleh Kepolisian Secara Adil.
--Kritcria . Frequency Pcrccntnsc --
Sangat tidak JJercava 12 12.0 Tidak oercaya I I 11.0 Kurang JJercaya 24 24.0 Agak JJercaya 8 8.0 Lumavan oercava 13 13.0 Cenderung percava 4 4.0 Cukup percava 7 7.0 Perea ya 16 16.0 Sangat percava 5 5.0 Total 100 L 100.0 Mean 4.49 L 49.89 Standar Deviasi 2.513
82
Responden yang menilai kine1ja polisi selama tahun 2009 sebanyak 7
orang sangat tidak baik, 16 orang tidak baik, 23 orang sedikit baik, 33 orang
cukup baik, 15 orang baik, 16 orang sangat baik. Sedangkan apabila kine1ja
polisi di atas di hading dengan tahun sebelumnya sebanyak 7 orang sangat tidak
baik, 15 orang tidak baik, 26 orang sedikit baik, 36 orang cukup baik, 11 orang
baik, 16 orang sangat baik. Mean dari kedua data di atas menuntujukkan positif,
yaitu mean kine1ja kepolisian pada tahun 2009 adalah 3,55 clan mean kinerja
polisi apabila dibanding dengan tahun sebelumnya 3,44. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat menilai selama ini kine1ja lembaga kepolisian adalah cukup
baik dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Tabel 7 : Kinerja Kepolisian Pada Tahun 2009.
--Ifritc)'ia . Frequency Pcrccntasc ----Sangat tidak baik 7 7.0 Tidak baik 16 16.0 ·-Sedikit baik 23 23.0 Cukup baik 33 33.0
·-Baik 15 15.0 Sangat baik 6 6.0 -----·-Total 100 100.0 Mean 3.55 59.16 Standar Deviasi 1.366
Tabel 8 : Kine1ja Kepolisian dibanding dengan tahun sebelumnya.
83
Sangat baik 5 5.0 Total JOO 100.0 Mean 3.44 57.33 Standar Deviasi 1.225 -1
Dari data yang telah dijelaskan di alas, maka secara umum kine1ja
lembaga kepolisian dalam berbagai hal yang telah diurailrnn dapat dinilai cukup
baik karena persentase pada masing-masing kine1ja di antara 50%-66%,
meskipun sebagian kecil clari responden berpendapat kine1:ja lembaga kepolisian
tidak baik dan sangat tidak baik. Namun, apabila kine1ja Jembaga kepolisian pacla
tahun 2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nrnka penilaian cukup baik
rncningkat, sedangkan penilaian sangat baik sedikit menurun. Lebih jelasnya
clapat c!ibanclingkan 2 grafik di bawah ini :
-!O
3:'
3 ()
2:'
20
15
10
)
0
Grafik-l: Pcuilaiau l\fasyaralrnlTerlmdaJ> Klnc1ja · Lemba ga Ke11olisi:m talnm 2009
r i
-.Tnmlnh
Snngnt 1'idnk Sedikit Cnknp Baik tidl'lk bnik bnik baik bnik
San.g-<11 Bnik
..JO
35 30
20
15
10
0
Grafik5 : Penilaian M:1s)·m·almtTerlmdap Ki.11c1ja Lembaga Kepolishm dibmuling i11hun sebclumn)«l
+--------------7"'------------------ --------------------
S nngnt T i<I nk think bnik bnik
Sedikit bnik
Cukup bnik
Bnik Snagnt Baik
-J11mlnh
84
C. Citra Kcpolisian di Mata Masyaralrnt Jakarta Sclatnn
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan. dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlinclungan, pengayoman, clan pelayanan kepacla mm;yarakat demi terciptanya
keamanan clalam negeri. Keamanan dalam negeri adalah suatu keadaan yang
clitanclai dengan te1jaminnya keamanan clan ketertiban rnasyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, serta terse\enggaranya perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.
Inclikaior pei1ilaian terhaclap citra kepolisian yang digunakan oleh penulis
aclalah sesuai dengan fungsi kepolisian di alas. Pada bidang pemeliharaan
keamanan clan ketertiban masyarakat, clan penegaldcan hukum telah dijelaskan
pada interaksi kepolisian dengan masyarakat di atas. Maka selanjutnya indikator
8" ·'
penilaian citra kepalisian dibagi l11enjadi tiga bagian, yaitu kepolisian sebagai
pelaan, pelindung dan pengayo111 masyarakat. Berikut penjelasan secara u111u111
citra kepalisian pada masing-masing fungsi tadi, penilaian l11enggunakan 7
(tujuh) skala penilaian dengan nilai standar pada setiap indikator 3, 5. Di bawah
ini rnerupakan penjelasan singkat pada setiap indikator yang ada, dengan
rnenggunakan mean dan prosentase yang terdapat dalam tabr.l, penilaian dibagi
pacla tujuh kriteria (skala). Adapun tabel data penelitian masing-masing indikator
dapat dilihat pada lembar larnpiran.
1. Citra Palisi sebagai Pelayan Masyarakat
Di bawah ini aclalah beberapa inclikator yang cligunak:m dalam menilai citra
polisi sebagai pelayan masyarakat di mata masyarakat :
a. Dalam rnelakukan pekerjaan, polisi selalu melayani masyarakat dengan
baik.
b. Polisi clapat membantu saya dalam usaha penearian pemecahan masalah.
c. Palisi akan dengan senang hati berusaha membantu masyarakat
mengatasi masalah.
cl. Polisi sangat peka terhadap kebutuhan masyarakat.
c. Polisi . tidak rnerasa keberatan untuk mengutamakan kepcntingan
masyarakat.
f. Saya merasa puas alas semua pelayanan polisi kepada masyarakat.
g. Polisi cukup tanggap dalarn menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum yang meresahkan rnasyarakat.
86
h. Polisi sangat cekatan dalam mencegah segala bentuk gangguan yang
dapat meresahkan masyarakat
i. Saya merasa terbantu dengan keberadaan polisi dalam mencari serla
menggumpulkan barang bukti.
J. Saya merasa polisi sudah menjalani kewajiban.nya untuk menangani
permasalahan dalam masyarakat.
k. Saya merasa polisi memberikan pelayanan yang baik ketika saya dan
orang lain menegtirus surat-menyurat (STNK-SIM) di Kepolisian.
l. Polisi sudah melakukan pernbahan luar biasa untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat.
m. Polisi selalu melayani kebutuhan masyarakat tanpa mencari-cari alasan.
(;' c:
" :i
20
15
O" 10 e LL.
5
0.00
Grafilc 6 Citra pelayanan polisi
' 2.00 4.00 6.00
Citra pelayanan polisl
8.00
!Viaan =3.96 Std. Dev. =~ .499
N.,100
87
Dari grafik di atas, dari masing-masing tabe:i indikator citra polisi
sebagai pelayan masyarakat di lampiran nilai mean··nya mulai dari 3,65-4,25,
dengan demikian pada masing-masing fungsi pelayanan di alas dapat dinilai
bahwa citra pelayanan lembaga kepolisian baik, karena mengarah ke kanan
(positif) dari nilai standar skala 7, yaitu 3,5. Hal ini juga ditunjukkan pada
grafik 6, secara keseluruhan mean citra pelayanan lembaga kepolisian adalah
3,96, jadi secara keseluruhan citra pelayanan lembaga kepolisian menurut
masyarakat Jakarta selatan adalah baik.
2. Citra Polisi sebagai Pelindung Masyarakat
Di bawah ini adalah beberapa indikator yang digunakan dalam menilai citra
polisi sebagai pelindung masyarakat di mata masyarakat :
a. Saya merasa yakin bahwa polisi dapat melindungi masyarakat dari
gangguan keamanan.
b. Saya selalu merasa terlindungi (aman-nyaman) walaupun berada di
tempat konf1ik karena ada sosok polisi di dekat saya.
c. Saya sering merasa was-was walaupun di dekat saya ada polisi patroli.
d. Dalam situasi rusuh, polisi dapat melindungi masyarakat sekitar.
e. Dalam situasi apapun, polisi selalu bertindak tegas kepada orang
melanggar hukum.
88
f. Polisi melindungi semua lapisan masyarakat, tanpa ada pengecualian
(anak emas).
g. Polisi dapat menjamin keamanan masyarakat secara optimal-maksimal.
h. Polisi telah mampu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
1. Polisi selama ini telah memberikan PERLINDUNGAN yang baik
kepada 1rn1syarakat.
.J. Selama ini, polisi telah berperan sebagai penegak bukum yang ADIL.
k. Selama ini, polisi telah berperan sebagai penegak hukum yang
PROFESIONAL.
I. Dengan kehadiran polisi, saya merasa terlindungi dari hal-hal yang
>. " c:: " :J C'
" ~ u..
dapat mengganggu.
Grafik 7 Citra pelindung polisi
12.5
10.0
7.5
5.0
2.5
0.00 2.00 4.QQ 6.00
Cltra pelindung polls!
f<.-'ilan :::3.87 Std. Dev. =1.349
N=100
89
Dari grafik di alas dan mean dru·i masing .. masing tabel citra polisi
sebagai pelindung masyarakat yang terdapat dalam lampirann nilainya mulai
dari 3,25-4,13, dengan demikian pada masing .. masing fungsi lembaga
kepolisian sebagai pelindung masyarakat terdapat yang kurang baik, karena
ada bebernpa mean yang di bawah stru1dar 3,5. Penm polisi sebagai penegak
hukum yang aclil mempunyai mean 3,25, peran polisi clalam melinclungi
masyarakat tanpa pengecualian memmya 3,26 dan m<~an 3,28 terdapat padil
peran polisi sebagai penegak hukum ym1g profesional. Hal ini berm1i
masyarakat berpendapat bahwa citra lembaga kepolisian sebagai penegak
hukum yang adil, profesional clan dalam melindungi masyarakat tanpa
pengecualian adalah kurang baik di mata masyarakat.
Selain peran-peran di alas, penilaian masyarakat terhadap fungsi
lembaga kepolisian sebagai pelindung masyarakat 1dalah baik (positif).
Secara umum citra lembaga kepolisian sebngai pelinclung masyarakat dapat
clilihat pada grafik 7, dengan mean 3,87 clan standar cleviasi 1.349, maka
secara keseluruhan citra lembaga kepolisian sebagai pelindung masyarakat di
mata masyarakat Jakarta Selatan aclalah baik.
3. Citra Polisi sebagai Pengayom Masyarakat
Di bawah ini adalah beberapa indikator yang digunakan dalam menilai citra
polisi sebagai pengayom masyarakat di mata masyarakat :
90
a. Polisi telah memberikan kesan yang baik atau dapat menyenangkan
masyarakat.
b. Polisi akan tetap-terus berusaha menentramkan masyarakat clengan
segala ketulusan.
c. Polisi telah menjadi telada!1 yang baik bagi masyarakat sebagai
pengayom yang ramah.
d. Dalam bertindak, biasanya polisi mempertimbangkan benar salahnya
tindakan tersebut.
e. Saya merasa puas bahwa polisi telah mengarahkan masyarakat agar
berperilaku tertib-teratur.
f. Polisi telah membina masyarakat untuk kesejahteraan-kenyaman umum
(sosial).
g. Polisi telah memberikan pelatihan-bimbingan pada masyarnkat untuk
penanganan keamanan.
h. Polisi telah berperan sebagai pengayom yang baik dalam menangani
kelancaran lalu lintas.
1. Polisi telah mencontoh sikap simpatik-tulus ketika melayani kebutuhan
masyarakat. ' '
J. Polisi telah memberikan contoh dalam tata cara atau akhlak berbndara
yang baik.
k. Polisi telah memberikan keteladanan yang baik ketika menangani
perkara hukum.
91
!. Polisi telah menjadi penegak hukum yang baik ketika terjadi
pelanggaran hukum.
Nilai mean dari masing-masing tabel penilaian masyarakat terhadap
citra polisi sebagai pengayom ri1asyarakat di lampiran nilainya mulai dari
3,62-4,17, dengan demikian pada masing-masing fungsi lembaga kepolisian
sebagai pengayom masyarakat di atas dapat dinilai bahwa citra pengayom .
lembaga kepolisian baik, karena mengarah ke kanan (positif) dari nilai standar
3,5. Hal ini juga ditunjukkan pada grafik 8 di bawah, secara keseluruhan mean
citra lembaga kepolisian sebagai pengayom masyarakat adalah 3,83, jadi
secara keseluruhan citra lembaga kepolisian sebagai pengayom masyarakat di
mata masyarakat .Jakarta Selatan aclalah baik.
Grafik 8 Citra pengayom polisi
10.0
,., " c: '" :::> 7.5 0-
'" ~ u..
5.0
0.00 2.00 4.00 6.00
Citra pengayom polis!
8.00
tvlean :::3.83 Sid. Dev. =1.49
N=100
Apabila dibandingkan dengan penegak hukmn lainnya, seperti hakim
yang telah ditelili oleh sauclara Erli Dwi Retnowati dalam skripsi "Citra
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Sebagai Penegak Hukum Dalarn
Perscpsi Masyarakat", citra kepolisian sebagai penegak hukum lebih rendah.
Dengan penggunaan skala clan nilai standar yang sama, yaitu 7 skala dan nilai
standar 3,5, secara keseluruhan citra Jembaga kepolisian hanya mencapai nilai
mean tertinggi 3,98, sedangkan penilaian masyarakat terhadap citra hakim
memiliki mean 4,82. Hal ini menunjukkan bahwa citra hakim sebagai penegak
hukum lebih baik daripada lembaga kepolisian sebagai penegak hukum.
Jadi sccara kescluruhan citra lembaga kepolisian sebagai penegak
hukurn di rnata rnasyarakat Jakarta Selatan adalah baik. Selain itu apabila
clilihat clari perspektif Islam, lembaga kepolisian telah rnengamalkan sebagian
besar kanclungan surat An-Nisa ayat 75 dan surat Al-Maiclah ayat 2 yang telah
clijelaskan sebelumnya di bab II. Dengan clemikian, dalam perpektif Islam
lembaga kepolisian mempunyai peran yang cukup signifikan di tengah
masyarakat sebagai pelayan, pengayom dan pelindung rnasyarakat dalam
melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari. Pada saat ini, sesuai clengan data
yang telah .diuraikan di atas oleh penulis, lembaga kepolisian menjalankan
peran tersebut secara baik. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan,
sehingga konsep saling tolong-menolong, melindungi sesama, mencegah
seseorang berbuat aniaya clan melaym1i sesama dalarn Islam dapat bc1jalan
clengan baik.
A. Kcsimpulan
BABV
PENUTUP
Dalam ha! penulisan skripsi ini penulis membuat beberapa kesimpulan,
yakni sebagai berikut:
I. Persepsi masyarakat terhadap kine1ja lembaga kepolisian, meliputi
pemberantasan korupsi, premanisme, perjudian, dan Palisi sebagai Polisi lalu
lintas, Polisi dalam menjaga kearnanan dan ketertiban masyarakat
(kamtibmas) cukup baik. Apabila kinerja lembaga kepolisian pada tahun
2009 dibandingkan dengan tahun sebelumnya tidak ada peruoahan yang
cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kine1ja polisi tidak ada
peningkatan. Meskipun kine1ja lembaga kepolisian tidak ada peningkatan,
masyarakat rnasih cukup rnernpercayai penggunaan jasa lembaga kepolisian
dalam menyelesaikan perkara.
2. Interaksi lembaga kepolisian dengan masyarakat telah terjalin dengan baik,
karena masyarakat masih menggunakan jasa lembaga kepolisian dalam
berbagai ha!. Akan tetapi masih memerlukan perbaikan, karena pengetahuan
rnasyarakat mengenai pelayanan lembaga kepolisian lebih banyak berasal
dari melihat dan membaca berita, bukan secara langsung dirasakan ketika
masyarakat berurusan langsung clengan lembaga kepolisian. Perbaikan
tersebut dapat dilakukan dengan lebih meningkatkan pelayanan lembaga
94
kepolisian yang bersentuhan dan terkait langsung dengan masyarakat serta
memberikan informasi yang diperlukan oleh masyarakat sehingga dapat
terbangun interaksi yang lebih baik.
Meskipun pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan lembaga kepolisian
lebih banyak berasal dari melihat dan membaca berita, secara keseluruhan
masyarakat menilai kine1ja lembaga kepolisian dalam berbagai ha! cukup
baik. Dengan penilaian cukup baik dari masyarakat ini, lcmbaga kepolisian,
khususnya Kepolisian Resort Metro Jakarta Selatan harus berbenab diri clan
meningkatkan mutu pelayanan kepac!a masyarakat, s1;perti yang tercantum
dalam pasal 10 kode etik profesi Polri.
3. Citrn lembaga kepolisian di mata masyarakat
Lembaga kepolisian mempunyai tiga fungsi utama yaitu, pelayan, pelindung
dan pengayom masyarakat. Dari ketiga fungsi ini, hanya sebagian dari fungsi
pelindung yang mendapatkan penilaian negatif atau kurang baik di mata
masyarakat, sedangkan fungsi lainnya secara keseluruhan mendapatkan
penilaian baik di mata masyarakat. Masyarakat masih beranggapan bahwa
lembaga kepolisian belum dapat melaksanakan tugasnya secara adil dan
profesion~l secara optimal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa citra lernbaga kepolisian sebagai
penegak hukum di mata masyarakat Jakarta Selatan adalah baik. Meskipun
terdapat kekurangan dalam pelaksanaan tugasnya yang dinilai oleh
masyarakat kurang adil clan profesional, namun ha! ini c!apat tercover olch
95
fungsi-fungsi lainnya yang telah dilaksanakan lembaga kepolisian dengan
baik. Oleh karena itu, selanji1tnya kekurangan yang ada harus segera diatasi
dengan lebih meningkatkan profesionalitas clan keadilan dalam setiap
menjalankan tugas.
Peningkatan profesionalisme dapat terpenuhi apabila Well Motivated, Well
Educated, Well Trainee/, Well Equiped dan Well fare dilaksanakan dengan
baik. Sedangkan peningkatan keadilan salah satunya c!engan cara tidak
adanya pengecualian dalam penegakkan hukum, mernegang teguh prinsip
asas persamaan di muka hukum (equality before the /a\V).
B. Saran
I. Bagi Pemerintah, perlu ac!anya koorclinasi clan sinergitas antara lcmbaga
penegak hukum yang ada di Indonesia dalam menjalankan tugas clan
tanggung jawabnya. Sehingga masing-masing lembaga penegak hukum
c!apat melaksanakan tugas clan kewajibanya sccara optimal clan
berkesinambungan. Selain itu, pemerintah harus menc!ukung independensi
lembaga kepolisian scbagai penegak hukum, demi meningatkan citra
lembaga kepolisian yang ac!il, profesional clan inc!ependen di mata.
masyarakat. · Kekurangan kepolisian adalah kine1ja kepolisian secara.
profesional clan adil yang c!ipandang oleh masyarakat kurang baik.
2. Bagi Lembaga Kepolisian, perlu adanya pembenahan di berbagai sektor, salah
satunya adalah mutu sumber daya manusia yang hanclal clan profesional di
bidangnya. Peraturan perundang-undangan yang ada telah mengatur
sedemikian rupa masalah tugas, kewajiban, hak dan kode etik kepolisian,
akan te1api hal tersebut terkadang clilanggar oleh sebagian oknum aparat
kepolisian yang dapat berakibat pada menurunnya cilra lembaga kepolisian
sebagai penegak hukum di rnata masyarakat.
3. Bagi Masyarakat, harus selalu berperan aktif untuk membantu lembaga
kepolisian dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Peran aktif
masyarakat ini dapat berupa pengawasan terhadap kinerja lembaga
kepolisian, pelaporan apabila terdapat oknum aparat dan masyarakat yang
melanggar hukum, menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan, dan lain
sebagainya. Kurangnya peran masyarakat dalam memahami tugas dan fungsi
pclayanan rnasyakat dapal dilihat ketika masyakat lcbih mcngctahui
informasi pelayanan kepolisian secara tidak Jangsung dari membaca berita
clan melihat berita, bukan secara langsung. Dengan meningkatkan pcran
rnasyarakat secara langsung diharapkan kinerja lernbaga kepolisian lcbih
dapat berke1ja sccara optimal.
DAFTAR PUST AKA
Adnan Buyung Nasution, Arus Pemikiran Konstitusiona/isme; Hukum dan Peradilan,
Jakarta: Kata Basta Pustaka, 2007.
Amir Syamsudin, Integritas Penegak Hukum (Hakim, Jaksa, Polisi dan Pengacara),
Jakarta: Kompas, 2008.
Awaloedin Djamin, Prinsip-prinsip Penuntun Polri, Jakarta: PTIK, 1961.
Bambang Sutiyoso, Aktualita Hukum Dalam Era R~/imnasi, Jakarta: PT.
· RajaGrafindo Persada, 2004.
Bibit Samad Irianto, Pemikiran Memu·u Polri yang Profesional, Mandiri, Berwib11wa
clan Dicintai Rakyat, Jakarta: Rcstu Agung, 2006.
Gillin dan Gillin, Cultural Sosiology; a revision of An Introduction to Sociology, New
York: The Macmillan Company, 1954.
Henry Cambell Black, Black's Law DictionmJ1 with Pronounciations, Fifth Edition,
West Publishing & Co. USA, 1979.
Ilham Gunawan, Penegak Hukum clan Penegakan Hukum, Bandung: Angkasa, 1993.
Iskandar Kami!, Pedoman Perilaku Hakim dan J\1akalah Berkaitan, Jakarta:
Mahkamah Agung RI, 2007.
Kansil, C.S.T., Pokok-Pokok Profesi Hukum, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, Cel.3,
2006.
Kinarto, Polri Mandiri, Merenungi Kritik terhadap Po/ri, buku 4, Cipta Manunggal, Jakarta. 1999.
Legge and Exley, Profesiona/ism and Modernism Police, New York, 1995.
M. Khoirudin dan Sadjijono, Mengenal Figur Polisi kita, Yogyakarta: LaksBang
PreSSindo, 2006.
98
Mamo Kelana, Memahami Undang-undang Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta:
Sinar Gradifndo, 2004.
Pudi Rahadi, Hukum Kepolisian; Profesionalisme clan Reformasi POLRI, Surabaya:
LAKSBANG MEDIATAMA, 2007.
Robert Baldwin, Ricard Kinsey, Police Powers and Politics (Kewenangan Palisi dan Politik), Jakarta: Cipta Manunggal, 2002.
Ronny R Nitibaskara, Palisi dan Korupsi, Jakarta: Radjawali Press, 2005.
Sacljijono, POLRI Dan Good Governance, Surabaya: LAKSBANG MEDIATAMA, 2008.
Satjipto Raha1jo, Hukum clan Perubahan Sosial, Bandung: Angkasa, 1988.
, Masalah Penegakan Hukum, Bandung: Sinar Barn, 1990.
_____ ,Palisi Pelaku dan Pemikir, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Sitompul DPM, Majalah Bhayangkara Edisi Klmsus, Dies Nara/is ke 56, PTIK,
Jakarta, 2002.
Soe1jono Sukanto, Faktorfaktor yang Mempengamhi Penegakan Hukum, Jakarta:
Rajawali, 1983.
____ , Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: PT. RajaGrafinclo Persada, 2006.
W. T.S. Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986.
Peraturan Perundang-undangan :
Undang-unclang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia
LAMP IRAN
Data tabel Inclikator Lembaga Kepolisian Sebagai Pelayan, Pclinclung clan Pengayom
Masyarakat :
1. Lembaga Kepolisian Sebagai Pelayan Masyarakat
Tabel 1 : Dalam melakukan peketjaan, polisi selalu melayani masyarakat clengan baik
Kritcria Frcgucnc~ Pcrccntasc Sangat tclk setuju 12 12.0 Ticlak setuju 7 7.0 Kurang Setuiu 14 14.C -Agak Setuju 24 24.0 Cukup setuju 14 14.0 Setuju 20 20.0 Sangat Setuju 9 9.0 Total 100 100.0 -Mean 4.17 59.57 Standar Deviasi 1.804
Tabel 2 Polisi dapat membantu saya clalam usaha pencarian pemecahan rnasalah
--Kritcria Frcauencv Pcrccntasc
Sangat tdk setuju 5 5.0 ·-Tidak setuju 13 13.0 Kurang Setuju 25 25.0 Agak Setuju 16 16.0 Cukup setuju 18 18.0 Setuju 16 16.0
~Sangat Setuju 7 7.0 Total 100 100.0 Mean 4.05 57.86 Standar Deviasi 1.641
JOO
Tabel 3 : Palisi akan denagan senang hati berusaha membantu rnasyarakat mengatasi masalah
Kritcria Frequency Pcrcentas Sangat tdk setuju 9 9.0 -Tidak setuju 12 12.0 Kurang Sett\iU 20 20.0 Agak Setuju 18 18.0 Cuh1p setuju 19 19.0 Setuju 17 J 7.0 Sangat Setuju 5 5.0 Total JOO JOO.O Mean 3.97 56.7J Stanclar Deviasi 1.684
Tabel 4 : Palisi sangat peka lerhadap kebutuhan masyarakat
Kriteria Frcauency Perccntasc Sangat tclk setuiu 13 J3.0 --Tidak setuju 14 J4.0 -Kurang Setuiu 19 J 9.0 ·- -· Agak Setuju J9 I 9.0 Cukup setuju 12 J2.0 Setuiu · 16 J 6.0 Sangat Setuju 7 7.0 Total 100 100.0 Mean 3.79 54.14 Standar Deviasi 1.8 J 6 ~
Tabel 5 : P9lisi tidak merasa keberatan untuk mengutamakan kepentingan masyarakat
Kritcria Frcaucncv Pcrcentasc Sangat tdk setuju 15 J 5.0 -Tidak setuju 5 5.0 --Kurang Setuju 23 23.0 Agak Setuiu 18 18.0
I 0 I
.. Cukup setuju 17 17.0 Setuju 13 13.0 Sangat Setuju 9 9.0 Total 100 100.0 Mean 3.92 56.00 Standar Deviasi 1.818
Tabel 6 : Saya merasa puas atas semua pelayanan polisi kepada masyarakat
·-Kritcria Frcouencv Pcrcentase - --
Sangat tdk setuiu 16 16.0 Tidak setuju 14 14.0 Kurang Setuju 15 15.0 Agak Setuju 16 16.0 - --Cukup setuju 17 17.0 Setuju 12 12.0 - -Sangat Setuju 10 10.0 Total 100 100.0 Mean 3.80 54.29 Standar Deviasi 1.923 --
Tabel 7 : Polisi cukup tanggap dalam menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum yang meresahkan masyarakat
Kriteria Frequency Percentasc Sangat tdk setuju 12 12.0 Ticlak setuju 9 9.0 --Kurang Setuju 21 21.0 Agak Setuju 19 19.0 ~-
Cukup setuju 18 18.0 Setuju 12 12.0 Sangat Setuju 9 9.0 Total 100 !00.0 Mean 3.94 56.29
-Stanclar Deviasi 1.774
Tabel 8 : Polisi sangat cekatan clalam mencegah segala bentuk gangguan yang clapat meresahkan masyarakat
102
Kritcria Frcqucncv Pcrccntasc Sangat tdk setuju 13 13.0 Tidak setuju ii 11.0
-· Kurang Setuju 23 23.0 Agak Setuju 21 21.0 Cukuo setuiu 13 13.0 Setuju 13 13.0 Sangat Setuju 6 6.0 Total 100 100.C Mean 3.73 53.29 Standar Deviasi 1.728
Tabel 9 : Saya merasa terbantu dengan keberadaan polisi dalam mencari scrta menggumpulkan barang bukti
~- ·-------Kritcria Frequency Pcrccntasc --
Sangat tdk setuju 11 11.0 Tidak setuju 8 8.0
_ Kura1_1g Setu.i!:i__ 19 19.0 ----------Agak Setuju 18 18.0 Cukup setuju 18 18.0 -- --- --Setuju 19 19.0 Sangat Setuju 7 7.0 Total 100 100.0 Mean 4.09 58.43 Stanclar Deviasi 1.759
Tabel 10 : Saya merasa polisi sudah menjalani kewajibannya ur,tuk menangani permasalahan clalam masyarakat
Kritcria Frcauencv Pcrcentase Sangat tdk setuiu 11 11.0 Ticlak setuju 10 10.0 Kurang Setuju 21 21.0 Agak Setuju 16 16.0 --Cukup setuju 17 17.0 --Setuju 19 19.0 _.~~at Sctuju 6 6.0 Total 100 100.0 ~- --
Mean ==l Stanclar Deviasi
3.99
103
1.761
Tabel 11 : Saya merasa polisi memberikan pelayanan yang baik ketika saya clan orang lain menegurus surat-menyurat (STNK-SIM) di Kepolisian
--Kriteria Frecmencv Pcrccntasc ·-
Sangat tclk setuju 9 9.0 Tidak setuju 9 9.0
''
Kurang, Setuju 16 16.0 Ag,ak Setuju 14 14.0 Cukup setuju 24 24.0 __ ,, Setuju 22 22.0 Sangat Sctuju 6 6.0 .. Total 100 100.0 Mean 4.25 60.71 Standar Deviasi 1.720
Tabel l 2 : Polisi sudah melakukan perubahan luar biasa untuk meningkatkan
pelayanan masyarakat
Kritcria Frcguencl'. Pcrccntasc Sangat tdk setuju 7 7.0 Tidak setuju 13 13.0 Kurang Setuju 15 15.0 Agak Setuju 21 21.0 Cukup setuju 20 20.0 Setuju 19 19.0 Sangat Seti1ju 5 5.0 Total 100 100.0 Mean 4.11 58.71 Standar Deviasi 1.651
Tabel 13 Polisi selalu melayani kebutuhan masyarakat tanpa mcncari-cari
alasan
104
Kritcria Frcaucncy Percent, asc Sangat tdk se!!:1.ju 16 16.0 - ----Tidak setuju IO 10.0 Kurang Setuju 24 24.0 Agak Setuju 17 17.0 Cukup setuju 16 16.0 Setuju 10 10.0 Sangat Setuju 7 7.0 ----Total 100 100.0 -- ----Mean 3.65 52.14 Standar Deviasi 1.783
2. Lembaga Kepolisian Sebagai Pelindung Masyarakat
Tabel 14 : Saya merasa yr.kin bahwa polisi dapat melindungi masyarakat dari gangguan keamanan
Kriteria Frequency Pcrccntasc Sangat tdk setuju 9 9.0 Tidak setuju 6 6.0
·-Kurang Setuju 15 15.0 --Agak Setuju 23 23.0 --Cukup setuju 12 12.0 Setuju 27 27.0 Sangat Setuju 8 8.0 Total 100 100.0
f-· --Mean 4.36 62.29 Stanclar Deviasi 1.738
~-
Tabel 15 : Saya selalu merasa terlindungi (aman-nyarnan) walaupun berada di tempat konflik karena ada sosok polisi di clekat saya
Kritcria Frccrncncy Pcrccntasc --Sangat tdk setuju 13 13.0 Tidak setuju 7 7.0 Kurang Setuju 17 17.0 Agak Setuju 18 18.0 --Cukup setuju 17 17.0 --Setuju 20 20.0 ----
105
Sangat Setuju 8 8.0 Total 100 100. Mean 4.11 58.7 Stanclar Deviasi 1.825
Tabel 16 : Saya sering merasa was-was walaupun di clekat saya acla polisi
patroli
Kritcria Frequency Pcrccutasc ---San~t tclk setuju 13 13.0 Ticlak setu ju 10 10.0 Kurang Setuju 16 16.0 --Agak Setuju 18 18.0 Cukup setuju 15 15.0 Setuju 16 16.0 Saniiat Setuju 12 12.0 Total 100 100.0 Mean 4.08 58.29 Stanclar Deviasi 1.905 -·-
Tabel 17 : Dalam situasi rusuh, polisi clapat melindungi rnasyarakat sekitar
Kriteria Frequency Pcrccntasc Sangat tclk setuju 9 9.0 Tidak seluju 10 10.0 Kurang Setuju 18 18.0 Agak Setuju 23 23.0 Cukup setuju 20 20.0 Setuiu 16 16.0 Sangat Setuju 4 4.0 Total 100 100.0 Mean 3.99 57.00 -Stanclar Deviasi 1.617 --
107
Sangat Setuju 4 4.0 Total 100 100.0 Mean 3.86 55.14 Standar Deviasi 1.798
Tabel 21 : Polisi telah mampu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
Kritcria Frequencv Perccntase -· Sangat tdk setuiu 10 10.0
.
Ticlak setuju 7 7.0 --Kurang Setuju 17 17.0 Agak Setuju 25 25.0 Cukup setuju 12 12.0 Setuju 25 25.0 Sangat Setuju 4 4.0
·-Total 100 100.0 Mean 4.13 59.00 Standar Deviasi 1.686
Tabel 22 : Polisi selama ini telah memberikan PERLINDUNGAN yang baik kepada masyarakat
--Kritcria Frequency Pcrccntase
Sangat tdk setuju .
11 11.0 -Ticlak setuju 4 4.0 --Kurang Setuiu 19 19.0 --Agak Setuju 24 24.0 ----Cukup setuiu 18 18.0 -----Setuju 18 18.0 --Sangat Setuju 6 6.0 Total 100 100.0 Mean . 4.12 58.86 Standar Deviasi 1.671
Tabel 23 Selama ini, polisi telah berperan sebagai penegak hukum yang ADIL
Kritcria Frequency Pcrccntasc
11 0
Tabel 28 : Polisi telah menjadi teladan yang baik bagi masyarakat sebagai pengayom yang ramah
Kriteria Frequency Pcrcentasc I 1-- .
15 15 .0 Sangat tdk setuiu --Tidak setuju 12 12.0 Kurang Setuju 17 17.0 Agak Setuju 23 23.0 Cukup setuju 19 19.0 --Setuju 10 10.0 San~ Setuju 4 4.0 ~
Total 100 100.0 Mean 3.65 52.14 Standar Deviasi 1.690 -
Tabel 29 : Dalam bcrtindak, biasanya polisi mcmpertimbangkan bcnar salahnya timl<ikan tcrscbut
j- K~·ite_1_·i_ac-----1----F_• r_e~q'--ue~ncy - Pcrcentasc rsang; __ at tdk setuju 13 13 .0
--------1 Tidak setuju 11 11.0 Kurang Setuju 16 l----,..16_,. . ..,.0-----1
Agak Setu\1 24 I 24.0 Cuku setuju 20 20.0 Setuju 12 12.0 San at Setuju 4 4.0 Total 100 100.0 Mean 3.79 54.14 Standar Deviasi 1.671
Tabel 30 : Saya merasa puas bahwa polisi telah mengarahkan masyarakat agar berperilaku tertib-teratur
[ Kritcria Frequency Pcrccntasc
Sangat tdk setuju 14 Ticlak setuju 5 Kurang Setuju 11 Agak Setuju 22 Cukup setuju 20 Setuju 24 Sangat Setuju 4 Total 100 Mean 4.17 Standar Deviasi
111
PEFtPUSTl\K/v\N UT/\~~/\ Ull\J SY /-1H!D ,J/>J<Affl 1\
14.0 5.0 11.0 22.0 20.0 --24.0 4.0
100.0 59.57
1.758 --
Tabel 31 : Polisi telah membina masyarakat untuk kescjahteraan-kenyaman umum (sosial)
--Kriteria Frequency Pcrccntasc -
Sangat tdk setuju 11 11.0 Ticlak setuju 10 10.0 --Kurang Setuju 11 11.0 --Agak Setuju 21 21.0 -Cukup setuju 20 20.0 --Setui:!__ 21 21.0 - -Sangat Setuju 6 6.0 -Total 100 100.0 Mean 4.16 59.43 Stanclar Deviasi 1.756 -· -
Tabel 32 : Polisi telah memberikan pelatihan-bimbingan pada masyarakat utk penanganan keamanan
Kriteria Frequency Perccntasc .. --Sangat tdk sctuju 8 8.0 - --Ticlak setuju 10 10.0 ·-Kurang Setuju 16 16.0 - -Agak Setuju 21 21.0 Cukup setuju 21 21.0 Setuju 18 18.0 ---Sangat Setuju 6 6.0 Total 100 100.0 Mean 4.15 59.29
112
[~S_t_a_n_d_ar_· D_e_v_ia_s_i __ ~--------- 1.660 J
Tabel 33 : Polisi telah berperan sebagai pengayom yang baik dalam menangani kelancaran lalu lintas
~--· -----------Kritcria Frequency Pc rccn tasc
Sangat tdk setuju 10 10.0 Tidak setuju 8 8.0 Kurang Setuju 18 18.0 Agak Setuju 22 22.0 CukuE setuju 20 20.0 ---------Setuju 17 - 17.0 -·---Sangat Setuju 5 5.0 -Total 100 100.0 -Mean 4.05 57.86 -----------Standar Deviasi 1.66(
Tabel 34 : Polisi telah mencontoh sikap simpatik-tulus ketika melayani kebutuhan masyarakat
. Kritcria Frcguencv Pcrccntasc
Sangat tdk setuj u 16 16.0 --Tidak setuju 10 10.0 Kurang Setuju 21 21.0 --Agak Setuju 21 21.0 Cukup setuju 18 18.0 Setuju 9 9.0
_Sangat Setuju 5 5.0 Total 100 100.0 Mean 3.62 51.71 --Standar Deviasi 1.710
Tabel 35 : Polisi telah memberikan contoh dalam tata cara atau akhlak berkenclara yang baik
Kritcria Frequency -·--- -Sangat tdk setuju 19 Tidak setuju 10 Kurang Setuju 19
Agak Setuju 20 Cukuo setuiu 13 Setuju 14 Sangat Setuju 5 Total 100 Mean 3.60 Standar Deviasi 1.820
20.0 13.0 14.0 5.0
100.0 51.43
113
Tabel 36 : Polisi telah memberikan keteladanan yang baik ketika mcnangani perkara hukum
Kritcria Frcaucncy Pcrcentasc --· Sangat tclk setuju 18 18.0 Ticlak setuju 12 12.0 Kurang Setuiu 21 21.0 ·-
_Agak Setuju 18 18.0 Cukuo setuju 12 12.0 Setuju 16 16.0 ---Sangat Setuju 3 3.0 Total 100 100.0 Mean 3.54 50.57 Standar Deviasi 1.778
Tabel 37 :. Polisi telah menjacli penegak hukum yang baik ketika tcrjadi pelanggaran hukum
--Kriteria Freuuencv Perccntase
Sangat tdk setuju 18 18.0 Tidak setuju 12 12.0 .. Kurang Setuiu 17 17.0 Agak Setuju 22 22.0 Cukup setuju 10 10.0 Setuju 18 18.0 Sangat Setuiu 3 3.0 Total 100 100.0 -Mean 3.60 51.43 Standar Deviasi 1.798 ·-